Making
Indonesia
4.0
Agenda
1 Latar Belakang
6 Rencana Implementasi
2
Making
Indonesia 4.0
Latar Belakang
3
Making
Indonesia 4.0
1. Berdasarkan data ILO, rata rata pendapatan orang Indonesia naik 115% antara 2004-2015
Sumber: World Bank; IMF; A.T. Kearney 4
Making
Indonesia 4.0
2 China
Belanja
4.3 +55%
konsumen 3 Jepang
Belanja 4 Jerman
0.8 +10%
Pemerintah :
Indonesia
+ Investasi 2.8 +36% 10
di 2030
Pendorong
+ Ekspor Neto 0.0 0% pertumbuhan :
selanjutnya
Indonesia
PDB di 2016 8.9 16
di 2016
1.Dikarenakan ketidaktersediaan data, data ini hanya untuk tahun 1961 sampai 1995
2.Catatan: Periode bonus demografi adalah ketika rasio populasi angkatan kerja terhadap populasi non-angkatan kerja meningkat, yang
memiliki korelasi tinggi dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Rata-rata pertumbuhan PDB Indonesia tahun 1975 hingga 2016.
Sumber: World Bank; A.T. Kearney 6
Making
Indonesia 4.0
Catatan: Ekonomi riil adalah bagian dari ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa. Ekonomi keuangan difokuskan pada pembelian dan
penjualan di pasar keuangan.
Sumber: A.T. Kearney 7
Making
Indonesia 4.0
133 78 62 30 28 25 16
Produktivitas per Singapore Japan Malaysia Thailand China Indonesia India
pekerja2
1. Gartner "Forecast: Enterprise IT Spending by Vertical Industry Market, Worldwide, 2012-2018, 4Q14 Update“.
2. Dewan Konferensi “Output, Labor and Labor Productivity, 1950-2017”
Sumber: Gartner, Dewan Konferensi; A.T. Kearney 8
Making
Indonesia 4.0
China
-46%
India
+62% -6%
Peningkatan produktivitas
Indonesia lebih rendah
daripada peningkatan biaya
Indonesia tenaga kerja
2006 2008 2010 2012 2014 2016 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2006 2008 2010 2012 2014 2016
1.Biaya tenaga kerja satuan dan produktivitas didasarkan kembali pada 2005 – menjadi indeks
Sumber: Database Ekonomi Total “Output, Labor and Labor Productivity, 1950-2017”, Economist Intelligence Unit 9
Making
Indonesia 4.0
Vietnam 185
Thailand 123
Philippines 65
40 5.0
FDI (% of GDP)
35
FDI ($ billion) 4.5
20
19.5 3.4%
16.2 3.1% 3.2%
3.1%
15
3.0
10
2.7%
5
2.2% 2.2%
0 2.0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
10.5 -4 pp 7.2%
Pertanian / perikanan 14.5 14.1
22.1 -2 pp
7.2 7.5%
12.5 9.2
16.3 -5 pp 7.2%
Tambang & utilitas 23.0 21.7
25.2 10.2 +1 pp 9.6%
Manufaktur 12.4 9.8 +1 pp 9.8%
5.0 18.3
Konstruksi 4.8
17.0
19.7 10.0 +1 pp 10.1%
Perdagangan, Ritel & 18.6
Perhotelan dan Pariwisata 8.9
5.4
5.0
27.5 +8 pp 11.9%
Layanan lainnya 14.1 17.8 19.3
1. PDB Nominal
Sumber: World Bank, Reserve Bank of Australia, PBB, Economist Intelligence Unit, Badan Pusat Statistik Indonesia; A.T. Kearney 12
Making
Indonesia 4.0
Indonesia berada di 5 negara teratas dengan …sektor manufaktur perlu direvitalisasi untuk
pertumbuhan angkatan kerja paling pesat di 2030… menyerap pertumbuhan angkatan kerja
1 India 154
2 Nigeria 49 +30 juta
angkatan kerja
3 Pakistan 39 202
4 Ethiopia 28 28
5 Indonesia 28
10 Philippines 15
174
17 Brazil 9
39 United
States 5
2016 Tambahan 2030E
14
Making
Indonesia 4.0
Lapisan IoT
2
Konektivitas (Internet of Things)
Lapisan 1 AI
Logis (Artificial Intelligence)
Catatan: Penjelasan lebih detail mengenai masing-masing teknologi dapat ditemukan di dokumen ‘baselining workshop’
Sumber: A.T. Kearney 15
Making
Indonesia 4.0
Pendorong
skor produksi
(0-10) Singapore
Pendorong Peringkat Produksi 2
Struktur Peringkat Produksi 11
Malaysia
Indonesia Pendorong Peringkat Produksi 22
Struktur Peringkat Produksi 20
59 Pendorong Peringkat Produksi
38 Struktur Peringkat Produksi
Vietnam
Thailand
53 Pendorong Peringkat Produksi
48 Struktur Peringkat Produksi Pendorong Peringkat Produksi 35
Struktur Peringkat Produksi 12
Kamboja Philippines
91 Pendorong Peringkat Produksi Pendorong Peringkat Produksi 66
81 Struktur Peringkat Produksi Struktur Peringkat Produksi 28
Struktur skor
produksi (0-10)
Catatan: Pendorong produksi menunjukkan potensi untuk mengadopsi 4IR - terdiri dari faktor Permintaan, Teknologi & Inovasi, Kerangka Kerja Lembaga, Perdagangan & Investasi Global,
Sumber Daya Berkesinambungan; sementara Struktur produksi menunjukkan faktor-faktor saat ini terkait kemampuan untuk 4IR – terdiri dari skala dan kompleksitas produksi
Sumber: A.T. Kearney, World Economic Forum 16
Making
Indonesia 4.0
Revolusi Industri
Belanja Revitalisasi
Konsumen 4.3 +55% Ke-4 sektor
manufaktur
Belanja Memba-
Pemerintah 0.8 +10% ngun
Ekonomi Pasar Meraih
yang Tenaga Kembali
Kokoh Kerja Posisi Net
+ Investasi +36% yang
2.8 Lebih
Export
Baik
Meningkat-
kan Investasi
Meningkat
+ Ekspor Neto 0.0 0% -kan
Meningkat- Kekuatan
kan Belanja Keuangan
Pendorong
Negara Negara
pertumbuhan
PDB di 2016 8.9 selanjutnya
Aspirasi
18
Making
Indonesia 4.0
Making
Top 10 Ekonomi Dunia tahun 2030
Indonesia
4.0
~6x ~13xt
10+%
14.7% 13x
10.5% ekspor neto positif
8.7% ekspor neto negatif 5+%
6.4%
2.6%
0.8% KH 0.8%
PH LA MM
0.8
1.00
0.7
0.6
0.5
0.4
2008 2010 2012 2014 2016
2016 2030 2030
1. Biaya dalam USD untuk perbandingan global Moderat Aspiratif
2. Negara-negara G20 tidak termasuk Arab Saudi
Sumber: EIU, IMF, World Bank, UNESCO, A.T. Kearney 21
Making
Indonesia 4.0
3.4%
~4x ~7x
2.6%
2.0
2.0%
1.1% 1.1
0.6%
0.3%
0.3
JP SG CH MY TH
10 Prioritas Nasional
untuk “Making
Indonesia 4.0”
23
Making
Indonesia 4.0
1 Perbaikan aliran
material
• Indonesia masih tergantung impor
bahan baku dan komponen bernilai Makanan & minuman
tinggi Otomotif
Tekstil
• Meningkatkan suplai bahan baku Elektronik
Kimia
dasar domestik Migas & energi
• Membangun kemampuan Infrastuktur
manufaktur komponen bernilai
tinggi
Bahan baku mentah
industrial – Petrokimia,
Komponen bernilai
tinggi
•Terdapat potensi besar
untuk perbaikan zona
industri secara nasional
2
Logam Dasar (komponen elektronik, •Membuat zona baru Desain
dll.)
sejalan dengan Sektor
Prioritas dan membangun ulang
konektivitas diantara Zona
zona industri
Industri
Sumber: A.T. Kearney 28
Making
Indonesia 4.0
Mikro
70%
4 Hampir
Besar
Membangun platform
32%
pekerja Indonesia e-commerce secara
berada nasional,
Berdayakan 46% di perusahaan mengembangkan
UKM 5% mikro, kecil technology bank,
16% Menengah dan menengah serta fondasi bisnis
in 2015 bagi UMKM
Kecil
Sumber: A.T. Kearney 29
Making
Indonesia 4.0
5 Membangun
Infrastruktur
Digital Nasional
implementasi “Making Indonesia 4.0”
Fiber 5G
Data
center/
• Mempercepat pembangunan broadband
Cloud
speed dan kemampuan digital nasional
• Menyelaraskan standar digital dengan
norma dunia 6 Menarik Minat
Investasi Asing
• Bekerja sama dengan
manufaktur besar
FDI di Indonesia dunia serta menawarkan
tidak berkembang insentif menarik
29 29 29 29 • Membuka dialog dengan
(Milyar USD) 25 pemerintah asing untuk
19 berkolaborasi tingkat
16 nasional
2010 2013 2016
Sumber: A.T. Kearney 30
Making
Indonesia 4.0
7 Peningkatan
Kualitas SDM
satu cetak
biru pusat
inovasi
nasional
rintah
Membuat
Ekosistem
Industri
9 Insentif Investasi
Teknologi
Negara yang memberi insentif agresif
Produk lokal
kehilangan daya
Biaya tinggi (energi, tenaga
kerja, suku cadang tarif, dll)
Pasar Indonesia
saing Tidak ada tarif barang
untuk adopsi teknologi jadi
• €400Mn dana untuk sistem fisik siber, IoT,
dan penelitian teknologi 4IR lainnya Barang produksi ASEAN
• Subsidi pemerintah untuk industri pilihan,
khsnya. robotika dan and New Energy Vehicles Indonesia perlu Perlu
• Komitmen pemerintah sebesar SGD 3.2 menyederhanakan kebijakan koordinasi lebih
miliar selama 2016-2020 erat
dengan koordinasi antar
kementerian
Indonesia berkomitmen memberi
insentif di berbagai industri
Insentif
Subsidi
Dukungan
10 Harmonisasi
Peraturan &
Pajak pendanaan
• Tax holiday • Dukungan • Jaminan Kebijakan
• Pengurangan pemerintah • Suntikan Industri
pajak (Impor) • Hibah modal
Sumber: A.T. Kearney 32
Making
Indonesia 4.0
Textile &
Chemical
Apparel
Electronics Automotive
33
Making
Indonesia 4.0
Berdasarkan nilai
10 Besar kontribusi & potensi
ekonomi perdagangan
global Apa saja sektor industri Ukuran industri
utama untuk ekspor dan
Dua digit perdagangan? Potensi ekspor neto
ekspor
neto PDB
1. Output multiplier mencakup dampak peningkatan permintaan akhir di satu sektor, pada hasil keluaran dari sektor lain (misalnya rasio menunjukkan nilai tambah di sektor lain, yang
dihasilkan dari USD tambahan di sektor khusus yang disukai)
2. Ekspor Bruto + Impor Bruto
3. Input multiplier mempertimbangkan kekritisan sektor untuk sektor lain - mis. Logam Dasar banyak masuk ke Barang Logam, Otomotif, Elektronika
Sumber: A.T. Kearney 35
Making
Indonesia 4.0
Makanan &
Makanan & Minuman
Minuman
Kimiawi
Tekstil & Busana ~60%
PDB mnfkt
Elektronik, dll.
Tekstil, pakaian
Dampak ~65%
Barang LogamIndustri Mesin ekspor
Kayu & Furnitur Otomotif mnfkt.
Logam Dasar Barang Non-Logam Industri Alat
Industri Kertas Trans. (Oto) ~60%
pekerja
Farmasi Elektronik mnfkt.
Pengolahan Barang
Tembakau karet & plastik
Batubara, kilang
minyak & Gas Perhiasan &
Barang berharga Kimia
Rendah
Rendah Tinggi
Sumber: A.T. Kearney, World Bank, BPS
Kelayakan 36
Making
Indonesia 4.0
4
Kimia Menjadi pemain terkemuka di industri biokimia
5
Mengembangkan kemampuan pelaku industri
Elektronik
domestik
Belum adanya
Makanan
konsistensi
untuk bahan
&
dasar makanan Minuman
Rantai supply
yang tidak 4.0
efisien Pusat
Makanan &
Minuman di
pasar regional
Produsen makanan
kemasan terkemuka
Sumber: A.T. Kearney 38
Making
Indonesia 4.0
Jenis teknologi yang dapat digunakan pada value chain Value chain Mfg
Makanan Minuman
Logistik
Transportasi Penyimpanan – termasuk cold chain
• Maersk mengembangkan remote container management • Orbcomm menawarkan analytics yang
systems yang memberi data secara langsung lokasi, suhu, dan memungkinkan monitoring secara langsung dan
kondisi catu daya. Teknologi diharapkan dapat mengurangi mengelola asset dalam infrastruktur cold-chain
biaya, kemampuan operasional kendaraan dan mencegah sehingga kualitas dan kualitas operasional dapat
kerusakan produk terjaga
Sumber: Bloomberg, Forbes, Situs perusahaan, A.T. Kearney 40
Making
Indonesia 4.0
We are best
vegetable grower
from Australia
Tomato Cabbage Carrot
cherry
Low
Sumber: BMI, Situs perusahaan, A.T. Kearney 41
Making
Indonesia 4.0
Industry 4.0
Current 2030
Industry 4.0 Industry 2.0 Industry 1.0 Industry 4.0
Industry4.0
Industry 4.0 Industry 4.0 Industry 3.0 Industry 4.0
Sumber: A.T. Kearney 42
Making
Indonesia 4.0
• Penguatan kemampuan secara • Memperkuat daya saing produk • Memperkuat kemampuan produksi
menyeluruh fokus pada perbaikan makanan kemasan sederhana – dan memperkuat posisi Indonesia di
Aktivitas sektor hulu pertanian menengah di pasar ASEAN pasar global untuk makanan kemasan
utama • Familiarisasi sektor pertanian & • Meningkatkan kemampuan teknis modern dan lebih kompleks
mamin dengan teknologi 4IR dan teknologi di sektor pertanian dan • Mengembangkan penggunaan
makanan minuman teknologi 4IR di sektor pertanian dan
mamin
Fokus kepada
Tekstil &
produksi
massal & pasar
Busana
kelas bawah Industri padat 4.0
karya
berkemampuan Peningkatan Memperbaiki
rendah produksi untuk daya saing biaya
memenuhi melalui
permintaan pasar peningkatan
domestik & produktivitas &
ekspor zonasi industri
yang efektif
3
Membangun desain pakaian fungsional dan
• Terbatasnya akses ke input bahan mentah & kemampuan produksi
ketergantungan tinggi pada impor
• Meningkatnya biaya tenaga kerja & biaya Mendirikan kelompok industri tekstil dan
energi yang lebih tinggi antar wilayah 4 mempromosikan integrasi vertikal misalnya
– Biaya listrik $10sen/kwh di Indonesia vs $7sen/kwh di perbaikan zonasi industri
Vietnam dan $6sen/kwh Bangladesh
– Upah tenaga kerja diperkirakan meningkat +9,5%/th
hingga 2020 5
Memperkuat dan memanfaatkan skala ekonomi
agar dapat bersaing di pasar global
• Pemain domestik terfragmentasi dengan
banyaknya UMKM
Sumber: A.T. Kearney 45
Making
Indonesia 4.0
Mengurangi impor bahan baku, Memenuhi sebagian besar Top 5 manufaktur tekstil di
menjadi sumber utama produksi permintaan lokal, pertumbuhan dunia, spesialisasi di functional
serat sintesis di region ekspor sebesar 15% tiap tahun clothing
Sumber: A.T. Kearney 47
Making
Indonesia 4.0
Otomotif
4.0
Optimisasi
Pemimpin
Biaya logistik yang tinggi produktivitas
regional dalam
sepanjang
produksi EV
rantai nilai
Pemimpin pusat
ekspor otomotif
Sumber: A.T. Kearney 48
Making
Indonesia 4.0
• Pergeseran 2W ke 4W
1 Meningkatkan produksi bahan baku dan komponen kunci,
contoh: baja, plastik, komponen elektronik
• Produksi terbesar ke-2 di ASEAN production
• Pasar domestik terbesar secara regional
2 Improve productivity by adopting technology mis. Zona
• Pergeseran industri ke EV industri
Logistik
Peningkatan Produksi
• Platform manufaktur dan logistik terpadu; pekerja dapat melacak waktu produksi logistik secara cepat, optimalisasi
palletization dan mengurangi waktu pengerjaan manual, sehingga produktivitas pabrik (shop-floor) meningkat.
Horizon 2 2025
Horizon 3 2030
Horizon 1 2021 10-15 10-15 tahun
5-10 5-10 tahun
3-5 3-5 tahun
Memulai produksi lokal
Memulai produksi lokal sepeda kendaraan listrik
Inisiatif Memperkuat produksi lokal motor listrik
utama kendaraan ICE1
• Meningkatkan kemampuan • Membuat rencana penghapusan • Membuat rencana penghapusan
produksi bahan baku (baja, kimia, motor berbahan bakar yang jelas; kendaraan berbahan bakar yang
dll) membangun infrastruktur & jelas; membangun infrastruktur &
• Meningkatkan produktivitas memberi insentif untuk adopsi memberi insentif untuk adopsi EV
kendaraan ICE dengan sepeda motor listrik • Mendukung perbaikan produksi
Aktivitas mengadopsi teknologi • Mendirikan pusat Litbang untuk komponen EV secara
utama • Memperkuat kemampuan komponen EV, terutama baterai, & berkelanjutan
manufaktur komponen local melakukan prototyping dengan • Membangun kemampuan
dengan mempercepat FDI dan cepat produksi domestik 4W EV di
transfer teknologi • Membangun kemampuan sepanjang rantai nilai
produksi domestik sepeda motor
listrik di sepanjang rantai nilai
Adopsi teknologi
yang rendah
Kimia
Kurangnya
kemampuan
Litbang
4.0
Pemimpin Optimisasi
Supply chain manufaktur pengunaan
yang mendasar biokimia bahan baku
dan zonasi
industri
Perbaikan produktivitas
Sumber: A.T. Kearney
disepanjang rantai nilai 52
Making
Indonesia 4.0
Horizon 3 By 2030
Horizon 1
Horizon 2 By 2025
By 2021 10-15 10-15 tahun
5-10 5-10 tahun
3-5 3-5 tahun
Meningkatkan produksi barang Menetapkan posisi sebagai pusat
Inisiatif kimia perantara bahan kimia khusus bio
Mengurangi ketergantungan
utama terkemuka
terhadap impor bahan kimia dasar
• Meningkatkan kapasitas produksi • Terus menguatkan produksi serat • Mengoptimalkan hasil biokimia
pemurnian nafta & bahan kimia sintesis untuk memenuhi permintaan
dasar (contoh: olefin & aromatik), • Memperkuat produksi produk domestik & ekspor
untuk menyalurkan industri hilir perantara (contoh: resin sintesis) • Konsolidasi industri kimia
Aktivitas • Meningkatkan efisiensi pabrik yang digunakan sebagai bahan baku spesialis untuk bersaing dengan
utama menggunakan teknologi 4IR di industri lain perusahaan multinasional
• Memperkuat produksi serat sintesis • Meningkatkan kemampuan untuk
untuk mendukung industri tekstil mengubah biomassa menjadi
biokimia dasar
Meningkatkan kontribusi
Mengurangi impor bahan penjualan resin & serat sintesis
Menjadi produsen biofuel &
kimia dasar (<30%) sebesar >1.5x1
bioplastic top 5 di dunia
1. Dari total kontribusi resin & fiber sintesis terhadap total penjualan kimia sebesar ~5% di tahun 2016
Sumber: A.T. Kearney 55
Making
Indonesia 4.0
Kurangnya
tenaga
terampil
Electronics
Aktivitas
dengan nilai 4.0
tambah rendah
(contoh:
assembly) Juara-juara
domestik yang Kemampuan
sangat berbakat manufaktur
Ketergantung-
an tinggi
terdepan
terhadap impor selain
komponen assembly
• Pasar domestik terbesar secara regional Menarik manufaktur top kelas dunia contoh:
1 mentargetkan 100 manufaktur terbaik dan menawarkan
• Produk elektronik adalah kunci dalam lintas
insentif yang menarik
sektor dibawah era 4IR
Kemampuan teknologi terdepan sepanjang rantai nilai Rantai nilai manufaktur otomotif
Logistik
Solusi IoT untuk industri termasuk lacak Augmented reality & drones mendukung
jarak jauh, monitor, dan kontrol armada manajemen gudang – dengan analisa big
transportasi data pada proses/kategori yang sederhana
manufacturing
4IR (Foundry)
prod. IoT Manufacturing
Mengurangi rasio impor untuk Memilik daya saing regional (top Mengembangkan para
komponen elektronik sebesar 3 di ASEAN) untuk produk fokus pengusaha nasional (2 – 3) yang
20% utama (contoh: IoT, EV) bernilai puluhan milyar
Sumber: A.T. Kearney 59
Making
Indonesia 4.0
60
Making
Indonesia 4.0
1. Manfaat dihitung berdasarkan perbedaan antara scenario aspirasional dengan scenario baseline dengan menggunakan model ekonomi A.T. Kearney
2. Dalam skenario baseline, petumbuhan PDB ril diperkirakan ~5% YoY antara 2018-2030, jumlah lapangan kerja tambahan di tahun 2030 diperkirakan sekitar 22 juta dengan manufaktur
berkontribusi sekitar ~16% dari total PDB Indonesia pada 2030
3. Implementasi Industri 4.0 diharapkan mampu menyerap 30~50% dari 30 juta angkatan kerja pada tahun 2030; Tenaga kerja lainnya telah diserap dalam scenario baseline
Sumber: World Bank, Badan Pusat Statistik Indonesia, Kementrian Perindustrian, A.T. Kearney 61
Making
Indonesia 4.0
Aspirasi ~7%
5.0
19.2
2.2 Dipercepat ~6%
4.9
2.4
13.2
1.3 18.0 Baseline ~5%
0.8
10.0 14.3
11.9
Making
Indonesia
2018 2022 2026 2030 4.0
1. PDB riil menggunakan tahun 2010 sebagai dasar, dengan asumsi inflasi sebesar 4-6%
Sumber: Pusat Badan Statistik, Kementrian Perindustrian, A.T. Kearney 62
Making
Indonesia 4.0
Making
Indonesia 163
4.0 9
6 2
1
25 32 44
1. Dikarenakan efek multiplier output, pertumbuhan ekspor neto di sektor manufaktur juga menyebabkan penambahan PDB di sektor lainnya, sehingga menghasilkan lapangan pekerjaan
di sektor-sector tersebut
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, Kementrian Perindustrian, A.T. Kearney 63
Making
Indonesia 4.0
61.0 56.2
Jasa 56.0 66.0
+5pp +10pp
Manufaktur 21.3 21.4 26.1
16.3
Rencana
Implementasi
65
Making
Indonesia 4.0
Presiden Mendag Men ESDM Menkeu Menristek Menpupera Menkop Menhub Mendagri
Korsel Dikti UKM
Industry
Tenaga ahli
atau mitra
20 ahli dari 5 Pejabat Mentan Ka Ka BKPM Menaker Menkominfo Men KKP Menkes Perwakilan kelemba-
swasta pemerintah Bappenas bisnis gaan
(KADIN/API
NDO)
Working Groups
Kelompok Kerja
Presiden
KINAS
5 Sektor
10 Prioritas Nasional Prioritas
Makanan & Tekstil &
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Minuman Busana
Otomotif Elektronik Kimia
Anggota
K/L
Industri1 Pendidikan1
1. Ilustrasi, tidak menyeluruh dan tidak merepresentasikan pemangku kepentingan yang nantinya akan duduk di KINAS
Sumber: A.T. Kearney 67
Making
Indonesia 4.0
KINAS melakukan
• Evaluasi berkala untuk inisiatif
Pembentukan endorsemen desain
yang diimplementasikan
Keseluruhan KINAS dan inisiatif, melakukan
• Pengambilan keputusan lintas
kelompok kerja sosialisasi dan peta
sektoral
jalan secara detil
Menunjuk anggota
10 Prioritas kelompok kerja 10 Desain detail inisiatif
prioritas nasional misalnya Desain program, • Implementasi penuh
Nasional dan menentukan insentif, masterplan, dsb.
tata kerjanya
Menunjuk anggota
Detail peta jalan industri
Inisiatif 5 kelompok kerja
dan menentukan
sektoral dan • Implementasi penuh
Sektor Prioritas menentukan tata program untuk setiap
sektor
kelolanya
Inisiatif kunci (MOI harus memimpin hingga kantor KINAS didirikan) Waktu
Misi
Pemim-
• Meningkatkan kemampuan suplai pin
komponen / komponen domestik Kemenperin Men ESDM Mentan Men KKP Men Kes
untuk mencapai target ekspor neto
(10% dari PDB pada tahun 2030) • Minyak & Gas • Logam Dasar • Elektronik
Industri Kunci
• Kimia • Pertanian/Perikanan
• Menganalisa bahan baku masa depan dan kebutuhan komponen utama untuk 5 sektor fokus, contoh:
Analisia permintaan – Bahan baku: kebutuhan kimia untuk tekstil, elektronik dan sektor otomotif, logam untuk sektor otomotif dan ’19 1H
yang mendatang elektronik, pertanian / perikanan untuk sektor makanan & minuman
– Komponen utama: kebutuhan komponen listrik dan logam untuk sektor otomotif
• Merancang database alur aliran material nasional termasuk kapasitas produksi, volume, harga, tarif, dll.
Mengembangkan database – Menyelaraskan pengkodean kategori produk ’19 2H
nasional untuk alur aliran – Menentukan sumber data dan protokol pembaruan data
material • Mengembangkan alat IT untuk pembaruan data secara berkala /’20
• Mulai memantau pasokan material / rasio suplai komponen inti setiap bulan
• Mengembangkan persyaratan utama / permintaan tarif, skema FTA, peraturan dan kebijakan; diserahkan ke
Implementasi satuan petugas prioritas nasional # 9 / # 10
‘20
Sumber: A.T. Kearney 73
Making
Indonesia 4.0
Misi
Pem-
• Membangun sebuah peta jalan zonasi
impin Kemenperin
industri nasional secara BPN Menpupera Men ESDM Menhub Menkominfo Menko Ekonomi
• Memetakan jejak manufaktur saat ini dan proyek investasi skala besar yang sedang berlangsung untuk 5
sektor fokus; lokasi, hasil produksi, dll.
• Memetakan kapasitas infrastruktur saat ini untuk zona manufaktur utama dan proyek infrastruktur skala besar
Memetakan dan meninjau jejak yang sedang berjalan; transportasi (jalan, pelabuhan, bandara), utilitas (listrik, gas, air, telekomunikasi) dan
dan infrastruktur manufaktur fasilitas produksi sumber daya (minyak & gas, pertambangan, perkebunan, dll.) ’19/’20
saat ini • Meninjau zona ekonomi industri yang berlaku saat ini; dampak ekonomi, kesenjangan insentif terhadap
negara-negara ASEAN lainnya
• Mengidentifikasi isu-isu kunci dari rencana zonasi nasional saat ini untuk membangun 5 sektor manufaktur
fokus yang kompetitif
• Mengembangkan peta jalan untuk 5 sektor fokus menuju tahun 2030; misalnya membangun sabuk industri
baru atau zona manufaktur
• Menentukan persyaratan utama untuk pembangunan infrastruktur termasuk transportasi dan utilitas; proyek
Mengembangkan peta jalan
baru dan revisi proyek yang sedang berlangsung
zonasi industri baru 2030 untuk ’19/’20
• Mengidentifikasi calon investor untuk zona manufaktur baru termasuk investor asing (berkolaborasi dengan
5 sektor fokus manufaktur
prioritas nasional # 6 TF)
• Menentukan kebutuhan investasi dan dampak ekonomi
• Mengembangkan rencana implementasi untuk peta jalan 5 sektor fokus
Misi
• Meraih peluang di dalam Pemi-
sustainability global dan tren mpin
Kemenperin Men LHK Men ESDM Mentan
teknologi bersih sembari memitigasi
risiko; misalnya EV, Biofuel / Bioplastik, Industri • Semua Sektor • Energi • Pertanian
energi terbarukan, teknologi emisi Kunci Manufaktur
rendah, dll.
Inisiatif Kunci (2018 - 2020) Waktu
Membangun Satuan Petugas • Menetapkan satuan petugas dan menetapkan anggota tim dan 1 pemimpin tim yang berdedikasi penuh
(taskforce) dan Rencana 3 • Detail rencana 3 tahun dengan hasil dan KPI triwulanan yang jelas; melapor ke KINAS setiap triwulan ’18
tahun • Mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pelaksanaan rencana
• Meninjau tren dan dampak sustainability global pada 5 sektor fokus (Makanan & Minuman, Tekstil & Pakaian,
Otomotif, Elektronik, Kimia)
Meninjau tren sustainability – Analisis peraturan / skema kebijakan utama; Perjanjian Paris, CDM (Mekanisme Pengembangan Karbon, JI
global yang terkait dengan 5 (Implementasi Bersama), EUROX, FIT (Feed In Tarif) untuk energi terbarukan dan peraturan sustainability ’19/’20
sektor manufaktur lainnya (misalnya melarang penggunaan minyak sawit, Insentif ZEV (Zero Emisi Vehicle))
– Identifikasi risiko utama untuk setiap sektor
– Identifikasi peluang dan persyaratan utama untuk menangkap peluang untuk masing-masing sektor
• Merancang ulang insentif untuk mempercepat investasi untuk bisnis sustainability dan diserahkan kepada
satuan petugas prioritas nasional # 9
Implementasi ’19/’20
• Mengembangkan rancangan kebijakan baru / draft amendemen kebijakan untuk bisnis sustainability;
diserahkan kepada satuan petugas prioritas nasional # 10
Misi
• Memperkuat 3,6 juta UMKM di nusantara Pemimpin
untuk meningkatkan produktivitas dan Kemenperin Menkop UKM
menciptakan peluang kerja dengan
mendirikan platform e-commerce dan Industri • Pertanian • Tekstil
technology bank untuk UMKM Kunci • Makanan & Minuman
• Mengembangkan konsep program log digital (sertifikat) UMKM; misalnya membangun database untuk merekam
SME digital log ’18 2H
jejak digital UMKM (misalnya masukan pengguna dari berbagai platform) dan memanfaatkan jejak digital
(certificate) program / ’19
UMKM untuk penilaian kredit untuk pembiayaan, sertifikat untuk referensi konsumen, dll.
• Mengamankan anggaran untuk platform e-commerce UMKM nasional dan technology bank untuk UMKM
• Merancang insentif dan mengakomodir peraturan; diserahkan kepada satuan petugas prioritas nasional #
Implementasi ’19/’20
9/10
• Menyiapkan entitas / organisasi dan meluncurkan program perdana di '19
Sumber: A.T. Kearney 76
Making
Indonesia 4.0
• Menentukan persyaratan utama platform digital untuk 5 sektor fokus manufaktur melalui perbandingan dengan
negara lain dan masukan dari para pemain industri; misalnya
Menentukan persyaratan utama
– Area prioritas dan persyaratan kualitas peluncuran fiber ’19/’20
untuk platform digital
– Persyaratan teknologi 4G / 5G & M2M / IOT berdasarkan waktu
– Kapasitas digital platform dan persyaratan fungsional mis. standar keamanan
• Memperbarui peta jalan pembangunan infrastruktur digital nasional dengan memasukkan berbagai
persyaratan industri
Memperbarui peta jalan – Memasukkan persyaratan untuk 5 sektor fokus manufaktur untuk platform digital
pembangunan infrastruktur – Memperbarui pencapaian penyebaran Fiber, 4G / 5G ’19/’20
digital nasional menuju 2030 – Menentukan standar utama dan deregulasi yang diperlukan untuk platform digital
– Mengidentifikasi investasi yang dibutuhkan dan manfaat ekonomi untuk mengimplementasikan peta jalan
– Menentukan dukungan pemerintah yang diperlukan untuk penyebaran infrastruktur yang optimal
• Merancang insentif untuk pencepatan investasi infrastruktur digital (termasuk FDI) dan menyusun
Implementasi amendemen / pembentukan kebijakan / peraturan yang diperlukan; diserahkan kepada satuan petugas prioritas ’19/’20
nasional # 9/10
Misi
• Meningkatkan investasi asing (yang Pemim-
masuk ke Indonesia) dengan menarik pin
produsen global terkemuka; misalnya Kemenperin Ka BKPM Mendag
menumbuhkan FDI 10% p.a.
Industri • Elektronik • Otomotif
Kunci • Kimia
Mengembangkan strategi • Mengembangkan strategi percepatan FDI dengan menyelaraskan peta jalan untuk 5 sektor fokus
percepatan FDI untuk – Menentukan area prioritas untuk FDI; produk, teknologi, dll.
’18 2H
mendorong Making Indonesia – Mengidentifikasikan target investor untuk mendukung area prioritas FDI
4.0 – Mendefinisikan berbagai pilihan insentif yang berpotensi untuk menarik investor asing
• Melakukan beberapa roadshow untuk para investor, mis. AS, Jepang, China, Korea, Eropa untuk mendukung
Making Indonesia 4.0 ’18 2H/
Roadshow untuk para investor – Mengembangkan daftar target perusahaan; misalnya 100 manufaktur global teratas ’19 1H/
– Memprioritaskan perusahaan target berdasarkan strategi percepatan FDI ’19 2H
– Mengembangkan materi negosiasi dan promosi
• Merancang dan melegalkan insentif untuk FDI; diserahkan kepada satuan petugas prioritas nasional # 9 ’18 2H/
Merancang insentif dan
• Menentukan penyesuaian kebijakan yang diperlukan mis. daftar negatif; diserahkan kepada satuan petugas ’19 1H/
penyesuaian kebijakan
prioritas nasional # 10 ’19 2H
Misi
• Meningkatkan keterampilan tenaga kerja secara Pem-
signifikan untuk beradaptasi dengan teknologi impin
Industri 4.0, dengan cara: Kemenperin Kemendikbud Menristek Dikti Menaker
– Meningkatkan sekolah kejuruan Industri 4.0
– Memperbaiki kurikulum pendidikan nasional Industri • Semua Sektor
– Memperkenalkan program mobilitas global Kunci
Inisiatif Kunci (2018 - 2020) Waktu
Membangun Satuan Petugas • Menetapkan satuan petugas dan menetapkan anggota tim dan 1 pemimpin tim yang berdedikasi penuh
(taskforce) dan Rencana 3 • Detail rencana 3 tahun dengan hasil dan KPI triwulanan yang jelas; melapor ke KINAS setiap triwulan ’18 1H
tahun • Mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pelaksanaan rencana
• Meninjau kurikulum pendidikan nasional saat ini dari sekolah dasar ke universitas
– Membandingkan dengan negara lainnya mis. Singapura, Malaysia, Korea, India
Memperbaiki kurikulum
– Menganalisa kesenjangan antara praktik global dan Indonesia
pendidikan nasional untuk
– Mendefinisikan isu-isu dan solusinya ’19/’20
mendukung Making Indonesia
• Mengembangkan konsep rancangan kurikulum pendidikan nasional yang baru; misalnya pendidikan STEAM
4.0
• Mengembangkan peta jalan implementasi dan diserahkan kepada kementerian masing-masing yaitu
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
• Mengembangkan program mobilitas bakat global untuk membawa talenta asing untuk mempercepat transfer
teknologi untuk mendukung Making Indonesia 4.0
Memperkenalkan program
– Membandingkan dengan negara lainnya mis. Singapura, AS ’19/’20
mobilitas global
– Menentukan elemen utama dari program mobilitas; misalnya insentif, izin kerja, dll.
• Mengembangkan peta jalan implementasi dan berkoordinasi dengan kementerian masing-masing
Misi
• Meningkatkan kemampuan RD&D1 Pemimpin
dengan membangun ekosistem yang
melibatkan pemerintah, sektor swasta, Kemenperin Menristek Dikti
dan universitas
Industri • Semua Sektor
Kunci
Inisiatif Kunci (2018 - 2020) Waktu
Membangun Satuan Petugas • Menetapkan satuan petugas dan menetapkan anggota tim dan 1 pemimpin tim yang berdedikasi penuh
(taskforce) dan Rencana 3 • Detail rencana 3 tahun dengan hasil dan KPI triwulanan yang jelas; melapor ke KINAS setiap triwulan ’18 1H
tahun • Mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pelaksanaan rencana
• Meninjau pusat penelitian publik dan swasta Indonesia yang berfokus pada 5 sektor fokus
– Meninjau bidang penelitian, ukuran investasi, pencapaian
– Membandingkan dengan praktik global
Mengembangkan peta jalan – Mengidentifikasi isu-isu dan solusinya
’19/’20
ekosistem RD&D1 • Mengembangkan peta jalan ekosistem RD&D1 nasional menuju 2030 dengan berfokus pada 5 sektor fokus
– Mendefinisikan kembali peran universitas, perusahaan, dan pusat penelitian publik
– Mendefinisikan tambahan investasi yang dibutuhkan dan dampak ekonominya
– Menentukan target-target pencapaian untuk membangun ekosistem RD&D1
• Meninjau insentif yang berlaku sekarang (pajak / fiskal dan lainnya) yang berkaitan dengan adopsi dan inovasi
Meninjau insentif yang sedang teknologi ’18
berlaku pada saat ini – Melakukan perbandingan terhadap praktek negara-negara lainnya /’19
– Meninjau insentif yang sedang berlaku sekarang dan mengidentifikasi masalah / solusinya
• Meninjau permintaan dari satuan petugas untuk prioritas nasional # 1-8 dan satuan petugas untuk sektor fokus
Meninjau dan menyelaraskan – Meninjau sisi ekonomi, contohnya dampaknya terhadap total anggaran (biaya pemerintah) vs. dampak ekonomi Aktivitas
permintaan insentif dari satuan Berkelanjutan
• Menyelaraskan permintaan dan memberikan masukan yang diperlukan
petugas (taskforce) lainnya
• Memprioritaskan permintaan berdasarkan urgensi dan dampak ekonomi
Aktivitas
Pemantauan • Memantau dampak dari insentif dan menunda / mempercepat beberapa insentif berdasarkan realisasi dampak Berkelanjutan
Misi
• Mendorong pelaku industri dan Pem-
investor asing untuk mempercepat impin
pelaksanaan Indonesia 4.0 dengan cara Kemenperin Menko Ekonomi Menkeu Mendag
menyelaraskan dan menyederhanakan
peraturan & kebijakan industri Industri • Semua Sektor
Kunci
Inisiatif Kunci (2018 - 2020) Waktu
Membangun Satuan Petugas • Menetapkan satuan petugas dan menetapkan anggota tim dan 1 pemimpin tim yang berdedikasi penuh
(taskforce) dan Rencana 3 • Detail rencana 3 tahun dengan hasil dan KPI triwulanan yang jelas; melapor ke KINAS setiap triwulan ’18 1H
tahun • Mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pelaksanaan rencana
• Meninjau peraturan dan kebijakan yang sedang berlaku terkait dengan 5 sektor fokus
Meninjau peraturan dan ’18 /
– Melakukan perbandingan terhadap praktek negara-negara lainnya
kebijakan industri yang berlaku ‘19
– Meninjau peraturan dan kebijakan yang sedang berlaku sekarang dan mengidentifikasi masalah / solusinya
Meninjau dan menyelaraskan • Meninjau permintaan dari satuan petugas untuk prioritas nasional # 1-8 dan satuan petugas untuk sektor fokus;
peraturan dengan masukan termasuk tarif, perjanjian perdagangan, daftar negatif FDI, pengaturan harga, dll. Aktivitas
dari satuan petugas (taskforce) • Menyelaraskan permintaan dan memberikan masukan yang diperlukan Berkelanjutan
yang lain • Memprioritaskan permintaan berdasarkan urgensi, dampak ekonomi dan risiko terhadap sektor lain
Aktivitas
Formalisasi insentif • Mendukung formalisasi peraturan & kebijakan di bawah proses hukum standar Berkelanjutan
• Memantau dampak perubahan peraturan & kebijakan. Jika diperlukan, melakukan perubahan terhadap Aktivitas
Pemantauan peraturan & kebijakan Berkelanjutan
1. Including processed products; in 2016: rice,(-USD 525 mn), sugar (USD 46 mn), starch (-USD 308 mn), cocoa (USD 698 mn), processed fruits & veggies (USD 255 mn), palm oil
(USD 14.4 bn), chicken, proxied by poultry (-USD 17 mn), processed seafood (USD 3.4 bn); 2. MSME entrepreneurs in agriculture and F&B sectors
Sumber: UN Comtrade, MIT, A.T. Kearney 83
Making
Indonesia 4.0