Anda di halaman 1dari 12

A.

PRE-EKLAMPSIA
1. Pengertian
Pre-eklampsia adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hipertensi,
proteinuria dan edema yang timbul selama kehamilan atau sampai48 jam
postpartum.Umumnya terjadi pada trimester 3 kehamilan.Pre-eklampsia
dikenal juga dengan sebutan Pregnancy Induced Hipertension (PIH) gestosis
atau toksemia kehamilan (Bobak & Jensen, 1995).
Pre-eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera
setelah persalinan (Mansjoer, dkk, 2007).
Pre-eklampsia adalah suatu sindroma klinis dalam kehamilan viable
(usia kehamilan >20 minggu dan/atau berat janin 500 gram) yang ditandai
dengan hipertensi, proteinuria dan edema. Gejala ini dapat timbul sebelum
kehamilan 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik (Achadiat, 2004).
2. Epidemiologi
Prevalensi pre-eklampsia bervariasi sesuai karakteristik populasi dan
definisi yang digunakan untuk menerangkanya (Chappell et all, 1999).
Terjadi kurang dari 5% dalam kebanyakan populasi, dan studi prospektif
menunjukan insiden dibawah 2,2%, bahkan pada populasi primigravida yang
diketahui prevalensinya lebih tinggi (Higgins et all, 1997 dalam asuhan
Kebidanan Persalinan & Kelahiran, 2006). (Anik, 2009)
3. Etiologi
Penyebab timbulnya pre-eklampsia pada ibu hamil belum diketahui
secara pasti, tetapi pada umumnya disebabkan oleh vasospasme arteriol.
Faktor-faktor lain yang diperkirakan akan mempengaruhi timbunya pre-
eklampsia antara lain: primigravida, kehamilan ganda, hidraminion, mola
hidatidosa, multigravida, malnutrisi berat, usia ibu kurang 18 tahun atau lebih
dari 35 tahun serta anemia.
Semua teori yang menjelaskan tentang preeklamsia harus dapat
menjelaskan pengamatan nahwa hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar
kemungkinannya timbul pada wanita dengan keadaan sebagai berikut :

1
a. Terpajan ke villus korion pertama kali.
b. Terpajan ke villus korion dalam jumlah yang sangat besar.
c. Sudah mengidap penyakit vaskular.
d. Secara genetik rentang terhadap hipertensi yang timbul saat hamil.
4. Tanda dan gelaja
Pre-eklampsia dinyatakan berat bila ada sutu diantara gejala-gejala berikut:
a. Hipertensi dengan tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, diukur
minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 Jam pada keadaan istirahat.
b. Proteinuria 5 gram/24 jam atau lebih, +++ atau ++++ pada pemeriksaan
kualitatif.
c. Oliguria, urine 400 ml/24 jam atau kurang.
d. Edema paru-paru, sianosis.
e. Tanda gejala lain yaitu sakit kepala yang berat, masalah penglihatan,
pandangan kabur dan spasme arteri retina pada funduskopi, nyeri retina
pada funduskopi, nyeri epigastrum, mual atau muntah serta emosi mudah
marah.
f. Pertumbuhan janin intrauterine terlambat.
g. Adanya HELLP Syndrome (H= Hemolysis, EL= Elevated Liver Enzym,
LP= Low Platelet Count)
Kriteria menentukan adanya edema adalah nilai positif jika pitting edema di
daerah tibia, lumbosakral, wajah (kelopak mata), dan tangan, terutama setelah
malam tirah baring.
Bila sulit menentukan tingkat edema, maka metode yang digunakan adalah
sebagai berikut:
+ = sedikit edema pada daerah kaki pretibia
++ = edema ditentukan pada ekstermitas bawah
+++ = edema pada muka, tangan, abdomen bagian bawah
++++ = anasarka disertai asites.
Protein positif artinya jumlah protein lebih dari 0,3 gram per liter urine 24
jam atau lebih dari 2 gram per liter sewaktu. Urine diambil dengan
penyadapan/kateter.

2
+ = 0,3 gram protein per liter
++ = 1 gram protein per liter
+++ = 3 gram protein per liter
++++ = > 10 gram per liter
Kenaikan berat badan berlebih jika berat badan naik dari 500 gram perminggu
atau 2000 gram per bulan.(Anik, 2009)
5. Diagnosis
Diagnosis preeklamsi ditegakkan berdasarakan, antara lain :
a. Penambahan berat badan yang berlebihan, bila terjadi kenaikan 1 kg
seminggu beberpa kali.
b. Edema
Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengakakan kaki, jari
tangan dan muka.
c. Hipertensi
1) Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg atau tekanan sistolik >30
mmHg atau tekanan diastolik >15 mmHg yang diukur setelah pasien
beristirahat selama 30 menit
2) Tekanan diastolik TM 2 yang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai
sebagai bakat preeklamsi. (Anik, 2009)
d. Protein uria
Apabila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau
pemeriksaan kualitatif menunjukkan +1 atau 2 atau kadar protein >1 g/l
dalam urine yang dikeluarkan dengan kateter atau porsi tengah, diambil
minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.
6. Komplikasi
Komplikasi ibu dengan pre-eklampsia atau PIH: cerebral vascular
accident, kardiopulmonari edema, insufisiensi renal shutdown, retardasi
pertumbuhan, kematian janin intrauterine yang disebabkan hipoksia dan
premature. PIH dapat berkembang secara progresif menjadi eklampsia yaitu
pre-eklampsia ditambah dengan kejang dan koma (Khattheryn & Laura,
1995). (Anik, 2009)

3
7. Klasifikasi preeklamsi
Klasifikasi preeklamsi dibagi menjadi dua golongan:
a. Preeklampsia Ringan
Preeklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria
dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
kehamilan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
pada penyakit trofoblas. Penyebab preeklampsia ringan belum diketahui
secara jelas. Penyakit ini dianggap sebagai “maladaptation syndrome”
akibat vasospasme general dengan segala akibatnya.
Gejala klinis preeklampsia ringan meliputi:
1) Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmhg atau lebih, diastol 15 mmhg
atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu
atau lebih atau sistol 140 mmhg sampai kurang 160 mmhg, diastole 90
mmhg sampai kurang 110 mmhg.
2) Proteinuria secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara
kualitatif positif 2 (+2)
3) Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau
tangan.

b. Preeklampsia berat
Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disetai
proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Gejala dan tanda preeklampsia berat, antara lain :
1) Tekanan darah sistolik >110 mmHg
2) Peningkatan kadar enzim hati atau/dan ikterus
3) Trombosit <100.000/mm3
4) Oliguria <400 ml/24 jam
5) Proteinuria > 3 gr/ liter
6) Nyeri epigastrum
7) Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat

4
8) Perdarahan retina
9) Odem pulmonum
8. Pencegahan
Pencegahan timbulnya pre-eklampsia berat dapat dilakukan dengan
pemeriksaan antenatal care secara teratur.Gejala ini dapat ditangani secara
tepat. Penyuluhan tentang manfaat istirahat akan banyak berguna dalam
pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti tirah baring di tempat tidur, tetapi
ibu masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari, hanya dikurangi diantara
kegiatan tersebut, ibu dianjurkan duduk atau berbaring.Nutrisi penting untuk
diperhatikan selama hamil, terutama protein.Diet protein yang adekuat
bermanfaat untuk pertumbuhan dan perbaikan sel dan transformasi
lipid.(Anik, 2009)
9. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan pre-eklampsia:
a. Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
b. Mencegah progesifitas penyakit menjadi eklampsia
c. Mengatasi atau menurunkan resiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan
janin terhambat, hipoksia sampai kematian janin)
d. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegara
mungkin setelah matur atau imatur jika diketahui bahwa resiko janin atau
ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.
Penatalaksanaan pre-eklampsia ringan (TD < 140/90 mmHg)
a. Dapat dikatakan tidak beresiko bagi ibu dan janin
b. Tidak perlu segera diberi obat anti hipertensi dan tidak perlu
dirawat, kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman: 140-150/90-
100 mmHg)
c. Istirahat yang cukup (berbaring 4 jam pada siang hari dan 8 jam pada
malam hari)
d. Diet rendah garam, tinggi protein
e. Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap 1
minggu

5
f. Indikasi dirawat, jika ada perubahan, tekanan darah tidak turun setelah 2
minggu rawat jalan
g. Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai pre-
eklampsia berat.
Penatalaksanaan pre-eklampsia berta (TD > 160/90 mmHg):
e. Konservatif berarti kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan
pemberian pengobatan medisinal (untuk kehamilan <37 minggu tanpa
disertai tanda-tanda impending eklampsia dengan keadaan janin baik).
f. Penanganan aktif:
1) Apabila ibu memiliki 1 atau lebih tanda tanda
2) Pemberian pengobatan medisinal :
a) Maka ibu harus dirawat dirumah sakit, khususnya kamar bersalin
b) Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30
menit, refleks patella setiap jam
c) Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL
(60-125 cc/jam) 500 cc
d) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
e) Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

Dosis awal · Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4


40%) dan larutkan dengan 10 ml aquades. Berikan
larutan tersebut secara IV selama 20 menit
· Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing 5 g
MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4 40%) IM di bokong
kanan dan kiri
Dosis Pemeliharaan Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan
larutkan dalam 500 ml larutan Ringer Laktat/Ringer
Asetat, lalu berikan secara IV dengan kecepatan 28
tetes/menit selama 6 jam dan diulang hingga 24
setelah persalinan atau kejang berakhir (bila eklampsi)

6
Lakukan pemeriksaan· Tekanan darah
tiap jam · Frekuensi nadi

· Frekuensi pernapasan

· Reflek patella

· Jumlah urine

Syarat pemberian· Tersedia Ca Glukonas 10%


MgSO4 · Frekuensi pernafasan>16 kali/menit
· Refleks patella (+)
· Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
Hentikan pemberian· Frekuensi pernafasan < 16 kali/menit
MgSO4, jika: · Refleks patella (-)
· Oliguria
Siapkan antidotum Jika terjadi henti nafas:
· Bantu pernafasan dengan ventilator
· Berikan Kalsium glukonas 1 g IV (10 ml dalam
larutan 10%) bolus dalam 10 menit
Berikan MgSO4 2 gr IV perlahan (15-20 menit). Bila setelah pemberian MgSO4
ulangan masih terdapat kejang, dapat dipertimbangkan pemberian diazepam 10
mg IV selama 2 menit.

f) Pemberian antihipertensi yaitu Nifedipin 10-20 mg per oral ,


diulangi setelah 30 menit, maksimal 120 mg dalam 24 jam.
3) Pengobatan Obstetri
a) Terminasi kehamilan: bila pasien belum inpartu dilakukan
induksi persalinan
b) Persalinan SC dilakukan apabila syarat induksi persalinan tidak
terpenuhi atau ada kontraindikasi persalianan per vagianam.

7
Seorang perempuan berusia 25 tahun, G1P0A0 datang ke PMB dengan usia
kehamilan 32 minggu, ibu mengeluh, kaki dan tangannya bengkak, sakit kepala,
dan pusing setelah dilakukan pemeriksaan oleh bidan KU baik, tekanan darah
140/90mmhg, nadi 78x/m, RR 24 x/m,suhu 360C,TFU 30 cm HPHT : 10 Januari
2018 TTP : 17 Oktober 2018.

S : Keluhan utama
Ibu mengatakan mengeluh pusing serta bengkak ditangan dan kakinya
HPHT :10 Januari 2018
TTP : 17 Oktober 2018
Imunisasi
TT 1 tanggal 25 April 2018
TT 2 tanggal 25 Mei 2018
O:
1. Tanda-tanda vital: TD : 140/90mmHg
N : 78x/menit
S : 36,0C
RR : 24x/menit
BB : 53,7kg
a. Kepala dan leher
Edema wajah : tidak Ada
Cloasma gravidarum + / -
Mata : simetris
Konjungtiva : pucat
Scelera : tidak ikterus/putih
Mulut : bersih,tidak adanya sariawan
Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : simetris, tidak ada wheezing
Payudara
Bentuk : simetris
Areola mammae : hiperpigmentasi

8
Puting susu : menonjol
Colostrum : belum ada
b. Abdomen
Bentuk : simetris
Bekas luka : tidak ada
Strie gravidarum : tidak ada
Palpasi Leopod
Leopold I : TFU 30 cm
TFU teraba dipertengahanantarapusatdanpx
Leopold II : Sebelah kiri teraba keras, memanjang, dan
rata seperti papan (PUKI)
Leopold III :Bagian terbawah janin teraba bulat keras melenting
(Kepala)
Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
( konvergen)
TBJ :-
Auskultasi DJJ : Pusctum maksimum kanan
Frekwensi : 145 kali per menit
c. Ekstremitas
Edema : ada
Varises : tidak ada
Refleks patela : positif
Kuku : bersih, tidak pucat
Genetalia luar
Tanda chadwich : tidak ada
Varises : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Kelenjar bartholini : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
d. Anus
Hemoroid : tidak ada

9
Pemeriksaan penunjang
 Golongan darah :A
 Hemoglobin : 11 g/dL
 Protein urin : +1
A:

1. Diagnosis Kebidanan
Ny. A dengan G 1P0 A0 umur kehamilan32 minggu, HPHT :10 Januari 2018 TTP
: 17 Oktober 2018dengan Pre eklamsia ringan
2. Masalah
Ibu mengeluh pusing dan bengkak pada tangan dan kakinya sehingga ia dan
suami merasa cemas dengan kehamilannya
3. Kebutuhan
Ibu membutuhkan KIE tentang preeklamsi
4. Diagnosa potensial
Ibu akan mengalami pre eklamsi berat dan eklamsia
5. Masalah potensial
Apabila pre eklamsia berat tidak segera diatasi tentu akan berpengaruh pada
janin dan sering terjadi keguguran, partus prematur, dan gangguan
pertumbuhan janin serta BBLR

6. Kebutuhan tindakan segera berdasarkan kondisi klien


a. Mandiri
Memberikan konseling tentang pre eklamsia ringan
b. Kolaborasi
Tidak ada
c. Merujuk
Tidak ada

10
PLANNING
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
2. Anjurkan ibu untuk istirahat
3. Anjurkan ibu untuk diet tinggi protein, rendah lemak, rendah garam, serta
banyak makan sayuran dan buah-buahan serta banyak minum
4. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang atau apabila ada masalah dan
kondisi tidak membaik ibu segera dating ketempat bidan atau kepuskesmas.

11
PELAKSANAAN
1. Memberitahu pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu
a. Ibu dalam kondisi yang kurang baik, ibu sedang mengalami pre eklamsi
ringan dimana salah satu cirinya yakni adanya peningkatan tekanan darah
dan adanya protein dalam urin
b. Keluarga harus ikut serta terlibat mengawasi dan selalu memberikan
dukungan kepada ibu agar ibu keadaan ibu kembali pulih
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat
a. Menjelaskan kepada ibu tentang pentingnya istirahat, tidur malam minimal
8-9 jam untuk memperbaiki tekanan darah ibu
b. Menganjurkan ibu untuk istirahat siang minimal 1 jam
c. Menganjurkan ibu untuk tidak bekerja terlalu berat dan selalu menjaga
ketenangan pikiran
d. Menganjurkan ibu untuk tidur dengan posisi miring untuk meningkatkan
aliran darah balik dan menambah curah jantung atau tidur dengan posisi
kaki lebih tinggi dibanding kepala untuk mengurangi pembengkaan pada
kaki
3. Menganjurkan ibu untuk diet tinggi protein, rendah lemak, rendah garam, serta
banyak makan sayuran dan buah-buahan serta banyak minum dimana hal ini
bertujuan untuk mengurangi tekanan darah. Ibu juga harus menjaga kenaikan
berat badan yang berlebihan.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang atau jika ibu ada
keluhan dan keadaan ibu tidak membaik ibu segera dating ketempat bidan atau
kepuskesmas.

12

Anda mungkin juga menyukai