BAB II
METODE PENDIDIKAN AGAMA
bahan pelajaran kepada murid. Irmansyah Aly Pandi mengemukakan metode atau
metodik adalah “cara sistematis yang digunakan oleh guru dalam menyajikan
metode adalah “cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
cara sistematis yang digunakan oleh guru dalam menyajikan bahan pelajaran
untuk mencapai tujuan, yaitu tujuan-tujuan yang diharapkan tercapai oleh siswa
dalam kegiatan belajar. Dengan demikian bahwa metode itu suatu cara yang
ditempuh dengan sistematis dimana dalam fungsinya terletak suatu tujuan tertentu
“merupakan bagian dari pendidikan yang suatu proses interaksi antara guru
Irmansyah Aly Pandi, Didaktik Metodik Pendidikan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional,
1984), hal. 71.
2
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya: Bina Ilmu, 2001), hal. 150.
3
Darwis A. Sulaiman, Pengantar Kepada Teori dan Praktek Mengajar, (Semarang: IKIP
Semarang, 1979), hal.16.
12
kata, “mengajar” yang berarti “perihal mengajar, segala sesuatu yang mengenai
mengajar.”4
yang diajarkan guru kepada anak didiknya. Dalam suatu hal, pengajaran berarti
sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Dengan demikian metode pengajaran itu
merupakan suatu cara atau menciptakan situasi yang merangsang anak didik
atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan”.5
melaksanakan tugasnya, dengan adanya metode maka seorang guru akan lebih
mudan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh sebab itu seorang guru harus
Ramly Maha, Perancangan Pembelajaran Sistem PAI, (Banda Aceh: IAIN Ar-Raniry,
2000), hal. 2.
5
Departemen Agama RI, Pelaksanaan Tugas Guru Agama, Tahun 1993/1994, (Jakarta:
Depag RI, 2000), hal. 77-78.
13
menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran yang akan diajarkan. Adapun
tugas atau guru dapat mencapai tujuan dengan tepat dan cepat. Hasilnya dapat
diyakini dan kalau perlu dapat diperiksa kembali jalan pengajaran itu. Hal pokok
yang dapat diambil dari fungsi metode pengajaran di atas adalah seorang guru
fungsinya, agar bahan pelajaran yang diajarkan dapat diterima dan dicerna oleh
siswa. Sehingga dengan penguasaan guru terhadap metode yang diterapkan dalam
belajar mengajar, baik langsung dalam kelas maupun di luar kelas, tanpa ada
Penggunaan metode dalam proses belajar tidak dapat dipisahkan dengan berbagai
Huzairi, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hal. 87.
14
adalah tujuan, materi, siswa, situasi kelas dan guru sebagai operator dalam
penggunaan metode yang tidak tepat akan menjadi hambatan yang paling besar
dapat membagi siswa dalam beberapa kelompok, yang terdiri dari beberapa orang
siswa yang kemudian dibimbing sesuai dengan judul pelajaran yang akan di
metode, media, guru, siswa, dan sebagainya. Untuk menerapkan metode reitasi
dalam proses pembelajaran bidang studi Agama Islam dapat diterapkan dengan
belajar mengajar berdaya guna dan pencapaian tujuan pembelajaran lebih cepat
dan tepat. Oleh karena itu tujuan penggunaan metode dalam pembelajaran PAI
dari sekian banyak metode yang dapat digunakan dalam pendidikan Islam.
Pendidikan hendaknya tidak fanatik terhadap satu metode saja, karena setiap
tujuan setiap materi pendidikan, latar belakang individual peserta didik, serta
Ponogoro, seperti yang dikutip oleh Hery Noer Aly, “Metode lebih penting
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hal. 207.
17
apapun dapat dipakai dengan ketentuan tidak bertentangan dengan materi yang
diajarkannya.
Metode pembelajaran agama Islam ditinjau kepada sifat materi dan bahan,
materi atau bahan pelajaran itu tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
tujuan tersebut. Karena banyak macam tujuan yang ingin dicapai, banyak alat
yang dapat dipergunakan dan banyak metode yang telah dikembangkan oleh
tokoh pendidikan untuk dipilih. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pendidikan
dengan satu metode yang paling tepat untuk satu materi atau bahan. Namun
10
kebijaksanaan yang tepat adalah setiap materi dipakai banyak metode yang sesuai
dengan materi tersebut. Supaya tujuan yang dicapai terlaksana dengan baik.
Maka dalam hal ini pemakaian metode adalah sangat menentukan, salah
pilih metode mungkin hasilnya menyimpang dari tujuan. Dari itu dalam proses
kombinasi antara metode yang satu dengan metode lainnya. Untuk menentukan
suatu metode perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain sebagai berikut:
dari metode yang digunakan, karena metode tidak selalu sama dalam setiap mata
pelajaran, sehingga menjadi salah satu jalan terpenting dalam membimbing dan
kepada mereka. Oleh karena itu, “seorang guru harus mampu melihat perbedaan
tersebut, sehingga dengan demikian dapat terpilihnya metode yang sesuai dan
bahwa tercapainya tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar sangat
tergantung pada pemilihan metode pengajaran yang tepat. Karena dalam proses
12
Tayar Yusuf dan Saiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,
(Jakarta: Grafindo Persada, 1995), hal. 7.
19
2. Sifat materi
tergantung dari materi yang diajarkan kepada siswa. Apabila antara materi dan
metode yang digunakan “tidak ada relevansinya, maka proses pembelajaran tidak
cocok untuk diterapkan. Akan tetapi perlu juga diperhatikan, dari kesemua metode
tersebut ada yang paling tepat dan cocok dengan materi yang diajarkan
menentukannya.
3. Kemampuan guru
akan berhasil. Misalnya seorang guru lebih mampu dalam berbicara, maka
metode yang baik digunakan adalah metode ceramah. Di samping itu perlu
dalam penerapan sebuah metode. Oleh karena itu, “kemampuan guru sangat
13
JM. Jafar, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, t.t), hal. 133.
14
20
diterapkan tidak sesuai dengan kemahiran guru tentunya tidak akan tercapai suatu
merupakan unsur terpenting dalam menerapkan metode yang sesuai. Dan di sini
pengajaran yang tersedia, “bila fasilitas yang tersedia sangat terbatas, misalnya
sarana baru pembantu agar proses belajar mengajar berhasil dan siswapun mampu
karena:
Jika fasilitas yang minim, tentunya penerapan metode apapun tidak tepat dan
proses belajar mengajar pun akan terganggu terhadap kemampuan siswa
dalam menyerap ilmu pengetahuan tersebut. Jika tidak dilakukan hal
demikian, maka siswa sampai kapanpun tidak dapat menerima pendidikan
yang diberikan oleh gurunya. Karena guru berhadapan langsung dengan
siswanya yang kemungkinan dapat dikembangkan dengan baik ke arah
pribadi yang sempurna.16
M. Ngalim Poerwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktik, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1991), hal. 111.
15
16
kesesuaian metode yang diterapkan. Jika metode yang digunakan tidak sesuai
dengan pelajaran yang dipelajarinya maka sudah barang tentu siswa tidak mampu
Disamping itu adanya interaksi yang baik juga akan merangsang siswa
dalam mengikuti pelajaran yang diajarkan, sehingga tujuan yang diinginkan dalam
pendidikan agama Islam ini pada setiap catur wulan disediakan alokasi waktu.
Demikian pula pada setiap pokok bahasan dicantumkan alokasi waktu yang dapat
bahasan/ sub pokok bahasan tersebut. Pemanfaatan waktu yang tersedia tidak
merupakan suatu yang kaku, tetapi bersifat luwes yang disesuaikan dengan taraf
masalah yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu jawaban atau satu cara
saja, tetapi perlu banyak pengetahuan dan berbagai cara pemecahan dalam rangka
mencapai yang terbaik. Lebih dari itu banyak juga masalah dewasa ini yang
memerlukan lebih dari seorang saja. Yakni masalah yang memerlukan pemikiran
pendidikan. Dalam dunia Islam seorang pendidik itu harus mampu mendidik anak
didik dalam segala aspek, tanpa meganggu aspek yang lain, misalnya guru tidak
22
boleh membangun satu sisi dengan mengorbankan sisi lain pada diri siswa. Akan
tetapi hasil dari didikan itu dapat dilihat dan diaplikasikan oleh anak didik.
mampu menjalankan fungsi dan peran mereka sebagai pendidik, pengajar, pelatih,
profesionalnya dengan baik, calon guru harus memiliki empat standar kompetensi
oleh seorang guru mulai dari kepribadiannya sampai komitnya terhadap Agama.
kegiatan atau hal-hal yang ada di sekitar kita. Adapun kompetensi profesional
pertama-tama yang paling penting adalah menguasai materi yang diajarkan. Tanpa
penguasaan materi, metode apapun yang kita kuasai, tetap tidak akan berhasil
dalam rangka mentranfer ilmu dan akan membuat minat belajar siswa
berikut:
membahas pemecahannya.
Dalam metode ini mata pelajaran yang paling sesuai yang digunakan
misalnya tentang masalah tauhid. Namun demikian metode ini juga mempunyai
langkah-langkah penyajian:
a. Persiapan
sudah termasuk tujuan pembelajaran khusus (TPK) dan materi yang akan
18
M. Robert, The Conditions Of Learning, (New York: Rinehart, Inc), hal. 24. Alih bahasa
oleh I. Nyoman Susila.
19
Huzairi, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1998), hal. 87.
24
Untuk penyajian materi perlu digunakan metode belajar yang sesuai untuk
b. Pembukaan
akan di diskusikan.
c. Inti
d. Penutup