Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesehatan dipandang sebagai suatu kondisi atau tingkat stabilitas sistem dan
di pandang sebagai suatu rentang dari sejahtera ke sakit. Stabilitas terjadi ketika
seluruh bagian sistem berada dalam kondisi harmonis sehingga keseluruhan tidak
tercapai maka akan terjadi kondisi sakit. Ketika energy yang dibutuhkan untuk
mendukung kehidupan tidak terrpenuhi akan terjadi kematian. Oleh karena itu, di
perlukan kesehatan untuk mengatasi masalah tersebut.

Pelayanana kesehatan adalah setiapa upaya yang menyelenggarakan sendiri


dan bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyebuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan,perorangan, keluarga, kelompok serta masyarakat. Pelayanan kesehatan
pada intinya bertujuan untuk memberi jasa pelayanan kepada sektoral secara intensif
dan terpadu, juga keterlibatan aktif masyarakat serta kemandirian perlu di
tingkatkan. Sehingga tujuan pembangunan nasional dan khususnya pembangunan
kesehatan dapt dicapai sesuai yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia
sehat 2011, lingkungan yang diharapkan adalah lingkungan yang konduksif bagi
terwujudnya keadaan sehat,tersediannya air bersih yang cukup, sanitasi lingkungan
yang memadai, perumahan dan permukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehiduoan bermasyarakat yang saling
tolong-menolong dengan memelihara budaya bangsa ( depkes RI 2002)

Upaya yang diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut diatas adalahh dengan
mengggunakan metode pendekatan komunitas yang didalamnnya telah mencakup
keluraga,sebagai unit terkecil dari suatu komunitas. Adapun keperawatan komunitas
merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok

1
resiko tinggi melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tindak kuratif
dan rehabilitatif. Fokus keperawatan kesehatan komunitas adalah komunitas secara
menyeluruh, dengan sasaran individu, keluarga dengan kontek pelayanan promosi
dengan memelihara kesehatan komunitas. Sedangkan pendekatan yang digunakan
adalah dengan pengkajian, analisa data, dan data diagnosis keperawatan,
perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi.

Pendekatan tersebut diatas merupakn salah satu bagian dari pelaksanaan dari
praktek belajar lapangan program akademi keperawatan pemerintah kabupaten pidie
yang mencakup keperawatan komunitas, keperawatan keluarga, dan keperawatan
gerontik. Pelaksanaannya dilaksanakan secara bersamaan di desa Lamkawe dalam
waktu 5 minggu mulai dari tanggal 03 Desember 2018 sampai dengan 05 januari
2019, dengan menggunakan konsep Neuman. Berdasarkan model teori neuman
pengkajian keperawatan menggambarkan bahwa komunitas merupakan suatu sistem
terbuka yang memiliki sumber energi dan mempunyai 5 variabel yang saling
mempengaruhi yaitu: biologis, psikologis, sosiokultural, spiritual dan
perkembangan.intra struktur dikelilingi oleh 3 lapisan sistem pertahanan. Ketiga
pertahanan tersebut bertujuan untuk melindungi intra struktur atau sumber energi dari
stressor yang dapat mempengaruhi komunitas. Stressor yaitu garis normal dan garis
pertahanan fleksibel.

Berdasarkan teori Neuman tersebut maka masalah untuk menentukan masalah


kesehatan yang umumnya terjadi dimasyarakat menggunakan metode observasi,
wawancara dengan perangkat desa dan masyarakat serta pengambilan data tersier
melalui fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, puskesmas pembantu dan
kegiatan posyandu. Sehingga didapat masalah berdasarkan subvariabel yaitu :
PUS,ibu hamil, balita, anak usia remaja, dewasa muda,dewasa lansia dan kebersihan
lingkungan kemudian disusun menjadi instrument pengumpulam data dalam bentuk
quisioner yang kemudian disebarkan pada 64 responden dan dari hasil pendataan
tersebut didapatkna beberapa masalah yaitu masalah lingkungan, penurunan derajat

2
kesehatan lansia, kebersihan wc, serta pengolahan air minum yang benar sesuai
dengan kriteria kesehatan.

B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Melaksanakan asuhan keperawatan ditingkat komunitas dengan pendekatan
proses keperawatan digampong Teumpeun Kecamatan kembang tanjong
kabupaten pidie
2. Tujuan khusus
Setelah praktek keperawatan komunitas, keluarga dan gerontik yang
dilaksanakan selama 5 minggu mulai dari tanggal 03 Desember sampai
dengan 05 januari 2019 mahasiswa/I diharapkan dapat :
a. Melakukan pengkajian keperawatan yang ada digampong Lamkawe
Kecamatan kembang tanjong kabupaten pidie
b. Menentukan masalah keperawatan komunitas digampong Lamkawe
Kecamatan kembang tanjong kabupaten pidie
c. Menyusun rencana keperawatn komunitas digampong Lamkawe
Kecamatan kembang tanjong kabupaten pidie
d. Memberi tindakan keperawatan komunitas digampong Lamkawe
Kecamatan kembang tanjong kabupaten pidie
a. Melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan yang telah
dilakukan dalam praktek keperawatan komunitas digampong
Lamkawe Kecamatan kembang tanjong kabupaten pidie
b. Melakukan dokumentasi terhadap semua kegiatan yang telah
dilakukan dalam praktek keperawatan komunitas digampong
Lamkawe Kecamatan kembang tanjong kabupaten pidie

3
4
BAB II
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DIGAMPONG
LAMKAWE KECAMATAN KEMBANG TANJONG KABUPATEN PIDIE

A. Pengkajian kesehatan komunitas


1. Tahap persiapan
Pelaksanaan kegiatan praktek belajar lapangan ( PBL) mahasiswa/i akper
pemkab pidie diawali dengan kontrak waktu dinas selama ± 5 minggu dan
membuat perencanaan kegiatan untuk setiap minggu. Salah satu kegiatan yang
direncanakan dilakukan pada minggu 1 adalah membuat pertemuan dengan
masyarakat yang bertujuan membentuk kelompok kerja dan merancang
instrument berupa quisioner kelompok kerja yang terbentuk merupakan
gabungan antara mahasiswa dan masyarakat.

2. Tahap pengkajian
a. Will set survey
Kegiatan awal mahasiswa/I selama minggu pertama digampong
Lamkawe adalah orientasi wilayah dengan melakukan willset survey dan
menggunakan format will set survey, kegiatan ini dilakukan untuk
mengetahui secara umum kondisi gampong Lamkawe khususnya.
Hasil willset survey yang dilakukan menunjukkan bahwa digampong
Lamkawe terdapat fasilitas kesehatan posyandu, sarana ibadah yaitu
meunasah dan adanya wc umum. Jenis usaha yang ditemukan digampong
Lamkawe sebagian besar adalah petani.

b. Analisis data sekunder


Mahasiswa/I melakukan pengumpulan data melalui wawancara dengan
kader,beberapa pemuka masyarakat, dan masyarakat gampong Lamkawe.

5
Data yang didapat adalah jumlah kasus dan jumlah kunjungan
berdasarkan jumlah golongan umur, jumlah ibu hamil, pus yang
menggunkakn alat kontra sepsi, dan jumlah balita dan bayi yang
mendapatkan imunisasi.
c. Hasil wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala gampong Lamkawe didapatkan Luas
wilayah gampong
 Sebelah utara dengan gp. Reung-Reung
 sebelah selatan dengan gp. Lamkawe
 sebelah barat dengan gp. Blang Cut
 sebelah timur dengan gp. Dayah Blang
d. Hasil survey kuesioner
Mahasiwa/I membuat instrument pengumpulan data berupa kuesioner
dari hasil data yang telah dikumpulkan yang akan dibagikan kepada
masyarakat digampong Lamkawe melalui metode sampling.

Setelah melakukan pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada


masyarakat, selanjutnya data diolah sehingga diperoleh beberapa masalah kesehatan
yang perlu mendapatkan intervensi. Oleh karena itu diadakan pertemuan dengam
masyarakat dalam bentuk loka karya mini, untuk mensosialisasikan kondisi kesehatan
masyarakat Lamkawe dan menyepakati kegiatan apa yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah kesehatan tersebut.pada pertemuan kali ini dihadiri oleh kepala
desa, perangkat desa, kader, dan masyarakat gampong Lamkawe.
Pada pertemuan tersebut disepakati beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam rentang waktu 5 minggu, dimana penanggung jawab tidak hanya dari
mahasiswa/I tetapi juga berasal dari masyarakat yang nantinya diharapkan terjalin
kerja sama yang baik dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut.

6
Hasil pengolahan data yang berasal dari kuesioner yang dibagikan kepada
sampel masyarakat gampong Lamkawe dapat dilihat dari beberapa tabel berikut :

Tabel 1.1 distribusi frekuensi penduduk berdasarkan pendidikan di gampong


Lamkawe

NO Pendidikan FREKUENSI PERSENTASE

1 Tidak Sekolah 2 3.92

2 SD/MI 27 52.94

3 SLTP 18 35.29

4 SLTA 27 52.94

DIPLOMA/PERGURUAN
5 11 21.57
TINGGI

TOTAL 51 100

1.2 distribusi frekuensi penduduk berdasarkan pekerjaan di gmpong Lamkawe

No PEKERJAAN FREKUENSI PRESENTASE

1 PNS/ BUMN/ TNI/ POLRI 12 23.53

2 PETANI 29 56.86

3 PEDAGANG 5 9.80

4 BURUH 7 13.73

5 NELAYAN 24 47.06

7
6 LAIN2 12 23.53

TOTAL 51 100

1.3 keadaan ventilasi rumah warga di gampong Lamkawe

NO VENTILASI RUMAH FREKUENSI PERSENTASE

1 Tidak ada ventilasi 4 7.84

2 Ada tidak mencukupi 11 21.57

3 Ada dan memadai 36 70.59

Total 51 100

1.4 sumber air warga gampong Lamkawe

NO SUMBER AIR KELUARGA FREKUENSI PERSENTASE

1 Air sungai/kolam 1 1.96

2 Air hujan 0 0

3 Air sumur/mata air 38 74.51

4 Sumur pompa 11 21.57

5 PAM/ledeng 1 1.96

6 Lain-Lain 0 0

Total 51 100

8
1.5 tempat BAB warga gampong Lamkawe

NO TEMPAT BAB FREKUENSI PERSENTASE

1 Sungai/kolam 3 5.88

2 Kebun/sawah 3 5.88

3 MCK Umum 18 35.29

4 WC/Jamban keluarga 24 47.06

5 Lain-Lain 3 5.88

Total 51 100

1.6 tempat pembuangan sampah warga gampong Lamkawe

NO TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH FREKUENSI PERSENTASE

1 Kebun 14 27.45

2 Sungai/danau 2 4

3 Ada tempat khusus 22 43

4 Lain-Lain 13 25

Total 51 100

9
1.7 cara penggunaan air minum warga gampong Lamkawe

CARA PENGGUNAAN AIR


NO MINUM FREKUENSI PERSENTASE

1 Dimasak 32 62.75

2 Tidak dimasak 3 6

3 Lain-Lain 16 31
Total 51 100

1.8 jarak tempat pembuangan air limbah dengan sumber air warga gampong
Lamkawe

JARAK TEMPAT PEMBUANGAN AIR


FREKUENSI PERSENTASE
NO LIMBAH DENGAN SUMBER AIR

1 <10 M 38 74.51

2 ≥10 M 13 25

Total 51 100

1.9 pemanfaatan pekarangan warga gampong Lamkawe

No Tersedianya lahan perkarangan Frekuensi Persentase

1 Ya 26 50.98

2 Tidak 25 49.02

Total 51 100

10
1.10 tempat pelayanan kesehatan yang sering di kunjungi keluarga gampong
Lamkawe

Tempat pelayanan
N0 kesehatan yang sering Frekuensi Persentase
dikunjungi keluarga

1 Pos yandu 5 9.80

2 Pustu 0 0

3 Puskesmas 39 76.47

4 Rumah Sakit 1 1.96

5 Klinik 5 9.80

6 lain-lain 1 1.96

Total 51 100

1.11 jenis penyakit yang dialami warga desa Lamkawe

No Nama penyakit Jumlah %


1 Osteoporosis 5 9,80%
2 Kolesterol 9 17,64%
3 Rematik 10 19,60%
4 Diabetes melitus 2 3,92%
5 Sakit gigi 4 7,84%
6 Sakit mata 3 5,88%
7 Hipotensi 1 1,96%
8 Gatal gatal 5 9,80%

11
9 Hipertensi 12 23,52%
Total 51 99,96%

Diagnosa Keperawatan

No Data Masalah

1. HASIL SURVEI :
 Septic tank yang terlalu
Resiko terjadinya penyakit
dekat dengan sumber air
(diare,keracunan) di gampong lamkawe
(20%)
kecamatan kembang tanjong
 Penggunaan jamban
berhubungan dengan lingkungan yang
umum (80%)
kurang sehat.

2. HASIL SURVEI :

 Sebanyak 73%
Resiko terjadinya penyakit pada
masyarakat membuang
masyarakat di gampong teumpeun b.d
air limbah di selokan
kurang nya motivasi masyarakat dalam
umum
memelihara kebersihan SPAL(saluran
 Dari hasil observasi
pembuangan air limbah).
masyarakat masih
kurang motivasi dalam
memelihara SPAL
khusus

12
3. HASIL SURVEI :
 Sebanyak 60%
Kurang pengetahuan masyarakat tentang
masyarakatt mengalami
hipertensi di gampong teumpeun b.d
hipertensi
kurang nya informasi tentang penyebab
 Sebanyak 40% masyara
hipertensi
kat mengeluh pusing dan
sakit kepala

MASALAH F KETERSEDIAAN P
NO A B C D E G
KESEHATAN SUMBER R
J
I
U
O
M
R
L
H I J K L I
A
T
H
A
s
1. Resik tinggi 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 3 3 39 I
terjadinya
penyakit(diare,DBD)
berhubungan dengan
lingkungan yang
kurang sehat.

13
Resiko terjadinya
penyakit pada
masyarakat di
gampong Pasi ie
2. leubeu b.d kurang nya 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 38 II
motivasi masyarakat
dalam memelihara
kebersihan
SPAL(saluran `
pembuangan air
limbah).

3. Kurang pengetahuan
lansia tentang
Rematoid Atritis di
gampong Pasi ie
leubeu b.d kurang nya
informasi tentang 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 2 2 37 III
penyebab Rematoid
Atritis
.

14
PRIORITAS MASALAH

Keterangan Huruf :
Keterangan Angka :
A : Sesuai dengan peran CHN 1=
Sangat Rendah
B : Sesuai dengan program pemerintahan 2=
Rendah
C : Sesuai dengan intervensi pendidikan 3=
Cukup
D : Resiko terjadi 4=
Tinggi

15
E : Resiko parah 5=
Sangat Tinggi
F : Minat masyarakat
G : Kemudahan untuk diatasi
H : Tempat
I : Dana
J : Waktu
K : Fasilitas
L : Petugas

16
Plan of Action (POA)

1. Intervensi yang telah disepakati


1. Resiko terjadinya penyakit (diare,) berhubungan dengan lingkungan yang
kurang sehat.
Pada diagnosa ini tujuan jangka panjang yang ingin dicapai yaitu
untuk menciptakan lingkungan yang sehat di desa Teumpeun kecamatan
kembang tanjong. Dan tujuan jangka pendek yaitu setelah dilakukannya
kegiatan atau intervensi diharapkam masyarakat mau membersihkan
lingkungannya dengan cara gotong royong bersama dan ikut berpartisipasi
untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di desa Lamkawe
kecamatan kembang tanjong.
2. Resiko terjadinya penyakit pada masyarakat di gampong Lamkawe b.d kurang
nya motivasi masyarakat dalam memelihara kebersihan SPAL (saluran
pembuangan air limbah).
Pada diagnosa ini tujuan jangka panjang yang ingin dicapai yaitu
untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang berbagai penyakit
yang di sebabkan oleh SPAL. Dan tujuan jangka pendek yaitu setelah
dilakukannya kegiatan atau intervensi masyarakat mampu mengolah SPAL
agar tidak berbahaya bagi kesehatannya.
3. Kurang pengetahuan lansia tentang Rematoid Atritis di gampong Lamkawe
b.d kurang nya informasi tentang penyebab Rematoid Atritis.
Pada diagnosa ini tujuan jangka panjang yang ingin dicapai adalah
lansia mengetahui tengtang penyakit rematoid atritis. Dan tujuan jangka
pendek yaitu setelah dilakukannya kegiatan atau intervensi lansia bias
mengetahui tentang penyakit rematoid atritis dan mampu mengeksplorasikan
dalam kehidupan sehari-hari.

17
2. Evaluasi
1. Masalah lingkungan
 Keadaan lingkungan masyarakat mulai bersih
 Masyarakat ikut berpartisipasi dan antusias dalam menjaga kebersihan
lingkungan dengan membersihkan halaman di sekitar rumah setiap hari
 Masyarakat mau mengikuti gotong royong

2. Masalah pengolahan SPAL


 Masyarakat mengetahui penyakit-penyakit yang disebabkan oleh SPAL
yang kotor
 Masyarakat mulai antusias dalam membersihkan SPAL
 Masyarakat mau membersihkan SPAL yang dekat dengan rumah masing-
masing
3. Masalah penyakit rematoid atritis
 lansia antusias dalam mempelajari tentang rematoid atritis
 lansia mulai mengerti tentang rematoid atritis

18
BAB III
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini kelompok akan membandingkan antar teori dengan


kenyataan yang didapatkan pada saat melaksanakan praktek keperawatan komunitas
di Lamkawe kecamatan kembang tanjong.Kegiatan praktek keperawatan komunitas
telah dilaksanakan oleh mahsiawa/i program keperawatan akademik keperawatan
pemerintah kabupaten pidie. Dari hasil kegiatan tersebut bila dikaitkan dengan
konsep pelayanan utama akan didapatkan faktor-faktor kekuatan, dan kelemahan
yang akan dibahas dalam tahapan asuhan keperawatan komunitas.
A. Faktor kekuatan
Faktor kekuatan yang mendukung dan memungkinkan dilaksanakannya
pengkaijian antara lain adanya peran serta camat, ,kader,kepala desa dan pihak terkait
lainnya. Potensi masyarakat sebagai sumber daya yang tinggi yaitu perangkat desa
tang tekoordinasi dengan baik, kepala dusun, kader dan tokoh masyarakat serta tokoh
agama yang terlibat dalam perencanaan kegiatam untuk mengatasi msalah yang
timbul di masyarakat bersama-sama dengan mahasiswa sebagai fasilitator.
B. Faktor kelemahan
Faktor kelemahan yang dirasakan dalam pelaksanaan tindakan antara lain
agak sulit untuk menghimpun msayarakat untuk setiap pelaksanaan kegiatan karena
masyarakat selalu bekerja dari pagi hingga sore hari sehingga sulit mengumpulkan
banyak warga untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa.

19
BAB IV
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang menyelenggarakan sendiri
atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok, serta masyarakat.

Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan yang ditujukan


pada masyarakat dengan sasaran individu, keluarga, dan kelompok dengan kontek
pelayanan promosi dengan memelihara kesehatan komunitas, mahsasiswa/i Akper
Pemkab Pidie dalam praktek keperawatan komunitas didesa Teumpeun Kecamatan
kembang tanjong kabupaten pidie menggunakan konsep Neuman. Konsep model
Neuman didasari teuri teori sistem yang terdiri dari individu,( berhubungan dengan
keluarga,pola hubungan dan peran, pola pertahanan dan koping),keluarga ( struktur
dan karakteristik keluarga, sosial ekonomi, dan budaya lingkungan, riwayat kesehatan
dan pemeriksaan fisik, proses tumbuh kembang individu dan keluarga) dan
kelompok.

Berdasarkan analisa hasil asuhan keperawatan komunitas di desa Teumpeun


kecamatan kembang tanjongdapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Asuhan keperawatan komunitas merupakan salah satuan alternativ pendekatan


pemecahan masalah kesehatan yang ditemukan pada masyarakat dengan
menggunakan metode proses keperawatan
2. Asuhan keperawatan komunitas dilakukan dengan menggunakan dua
pendekatan yaitu pendekatan keluarga dan pendekatan masyarakat. Dari hasil
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan
menyebar kuesioner didapatkan berbagai masalah kesehatan yang menjadi

20
perioritas utama yaitu : Resiko terjadinya penyakit(diare,) berhubungan
dengan lingkungan yang kurang sehat, Resiko terjadinya penyakit pada
masyarakat di gampong Teumpeun b.d kurang nya motivasi masyarakat
dalam memelihara kebersihan SPAL(saluran pembuangan air limbah),
Kurang pengetahuan lansia tentang Rematoid Atritis di gampong Teumpeun
b.d kurang nya informasi tentang penyebab Rematoid Atritis.
3. Tindakan yang telah dilakukan mahasiswa/i bersama dengan masyarakat
meliputi : kerja bakti massal ( gotong royong), penyuluhan tentang Rematik .
4. Pada akhir pelaksanaan praktek keperawatan komunitas mahasiswa dan
masyarakat yang diiwakili oleh perangkat desa untuk melakukan evaluasi
terhadap programm kerja yang telah dilaksanakan. Dari hasil evaluasi semua
yang direncanakan dalam mengatasi masalah yang ada dapat terlakasana
dengan baik
B. Saran
1) Diharapkan kepada perangkat desa agar dapar memberikan dukungan dan
motivasi kepada masyarakat untuk ikut serta dalam setiap pelaksanaan
program kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat didesa
Teumpeun kecamatan kembang tanjongdapat meningkat.
2) Diharapkan kepada kader kesehatan sebagi perpanjangan tangan
puskesmas di tengah-tengah masyarakat agr dapat lebih aktif dalam setiap
pelaksanaan program kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas dan
menginformasikan berbagi kegiatan tersebut kepada masyarakat.
3) Diharapka perkunya pembinaan yang berkelanjutan terhadap kegiatan
yang telah dicapai sehingga derajat kesehatan masyarakat di desa
Teumpeun kecamatan kembang tanjong dapat semakin meningkat dengan
melibatkan kader-kader desa Teumpeun kecamatan kembang tanjong
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana tindak lanjut dapat
tercapai.

21
4) Perlunya motivasi dan support yang lebih baik untuk meningkatkan
kesadaran msyarakat akan pentingnya hidup sehat dengan mewujudkan
prilaku hidup sehat yang diwujudkan dengan lingkungan yang bersih
masyarakat yang bebas dari penyakit-penyakit akibat lingkungan yang
tidak bersih

22
DAFTAR PUSTAKA

Suriani, Eko, Pendidikan kesehatan. Yogyakarta, Filtramaya, 2006

SoemiratSlamet, Juli, Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta, GADJAH MADA


UNIVERSITY PRESS, 2002

Depkes RI, Pelayanan Kesehatan, Jakarta, ImpresKesehatan, 2002

23
KEGIATAN

24
25
26

Anda mungkin juga menyukai