ANDI FATMASARI
B.15.07.138
ANDI FATMASARI
B.15.07.138
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb)
2016
i
v
ABSTRAK
Andi Fatmasari
iv
vi
ABSTRACT
The Effect of Kangoroo Mother Care (KMC) To Increase Body Temperature Low
Birth Weight Infants in Sawerigading Palopo General Hospital in 2016
Andi Fatmasari
KATA PENGANTAR
vi
viii
Penulis
Andi Fatmasari
vii
ix
DAFTAR ISI
viii
x
ix
xi
DAFTAR TABEL
x
xii
DAFTAR GAMBAR
xi
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xii
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xiii
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Proverawati, 2010).
Menurut WHO (2015) setiap tahun, 15 juta bayi lahir prematur (sebelum usia
usia muda saat hamil, ibu dengan Hb rendah dan kurangnya nutrisi selama
kejadian yaitu 39,6% (Raj et al). Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB)
masih tinggi, sekitar 56% dimana prematuritas juga merupakan salah satu
dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3% - 38 % dan lebih sering
1
xvi
2
berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi
dengan berat badan lahir lebih dari 2500 gram (Maryunani, 2013).
Data dari Dinas Kesehatan Kota Makassar pada tahun 2010 jumlah bayi
lahir dengan BBLR yaitu sekitar 2.247 bayi (1,78%) dan jumlah bayi lahir
mati di akibatkan oleh BBLR sekitar 186 (29,5%), asfiksia sekitar 143
(22,7%) dan lain-lain 215 (31,18%) hasil presentase di hitung berdasarkan dari
jumlah kematian neonatal umur 0-28 hari 629 bayi (Dinkes, 2013). Data dari
Dinas Kesehatan Kota Palopo angka kejadian BBLR adalah 57 bayi (Dinkes
Palopo, 2015) dan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Sawerigading
tahun 2015 terdapat 298 bayi yang lahir dengan BBLR (Rekam Medik RSU
Sawerigading Palopo).
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor
masa perinatal. Bayi dengan BBLR hingga saat ini masih merupakan masalah
masa bayi baru lahir. BBLR merupakan salah satu faktor utama dalam
usia kurang dari satu tahun untuk bayi yan BBLR 17 kali lebih besar
dibanding dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Akibat lain dari
xvii
3
kembang bayi BBLR perlu mendapat perhatian dari tim pelayanan kesehatan
terutama bidan agar dapat membantu proses tumbuh kembang bayi BBLR
Bayi dengan berat badan lahir rendah akan cepat mengalami kehilangan
panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan
relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematur harus dirawat didalam inkubator
inkubator, bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol
yang berisi air panas atau menggunakan metode kangguru yaitu perawatan
bayi baru lahir seperti bayi kangguru dalam kantung ibunya sehingga panas
dengan meletakkan bayi di dada ibu (kontak kulit bayi dan kulit ibu) sehingga
suhu tubuh bayi tetap hangat, perawatan metode ini sangat menguntungkan
terutama untuk bayi berat lahir rendah (Proverawati, 2010). Selain itu, bayi
yang menerima PMK akan memiliki respon stres yang rendah, tidur yang
teratur, kontrol kognitif yang baik serta dapat meningkatkan aritma sinus
ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah. Kontak erat dan
interaksi ibu dan bayi akan membuat bayi merasa nyaman dan aman, serta
suhu serta kenaikan berat badan pada BBLR yang dilakukan PMK
menunjukkan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu PMK sangat berguna
dirumah. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agudelo,
B. Rumusan Masalah
tahun 2016?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2016.
2. Tujuan Khusus
tahun 2016.
6xx
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat praktis
kangguru.
3. Manfaat institusi
BAB II
TINJAUAN PUATAKA
a. Pengertian
pada bayi baru lahir yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara
lain:
bayi baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut
2010).
2) Menurut Saifuddin (2001) bayi berat lahir rendah ialah bayi baru
lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram
kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan kurang dari
(Maryunani, 2013).
7
xxii
8
4) Bayi BBLR adalah bayi yang dengan berat badan kurang dari
dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama
2010).
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500
KMK) adalah bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan
kurang normal.
yaitu:
3) Post term : Umur hamil diatas 42 minggu (194 hari atau lebih)
(Maryunani, 2013).
masa kehamilan.
berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat badan bayi
sebagai berikut:
1) Faktor ibu
HIV/AIDS, TORCH
1 tahun)
istirahat
2) Faktor janin
c) Disautonomial familial
d) Radiasi
xxv
11
e) Kehamilan ganda/gamelli
f) Aplasia pankreas
3) Faktor plasenta
d) Infark
4) Faktor lingkungan
b) Terkena radiasi
mestinya
dalam inkubator
2) Hipoglikemia
Ismawati, 2010).
xxvii
13
3) Hiperglikemia
5) Gangguan imunologik
2010).
6) Ikterus
adalah suatu gejala yang sering ditemukan pada bayi baru lahir.
7) Masalah perdarahan
e. Perawatan BBLR
(Puspita, 2013).
bertambah coklat.
4) Pernapasan
2010).
5) Hipoglikemi
6) Menghindari infeksi
a. Pengertian PMK
melalui kontak kulit ke kulit untuk jangka waktu yang lama. Sangat
cocok untuk bayi prematur dan bayi dengan berat badan kurang dari
pada tahun 1979. Rey dan Martinez melaporkan skin to skin contact
PMK adalah kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus
Tujuannya adalah agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera
setelah lahir atau setelah bayi stabil. KMC dapat dilakukan di rumah
sakit atau di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap dapat dirawat
2013).
Penelitian yang dilakukan Jill Bey (2015) dari 117 bayi yang
fungsi otonom, tidur yang lebih baik dan kontrol kognitif yang lebih
baik.
dilaksanakan karena:
1) Waktu inisiasi (menit, jam, sejak lahir), yang ideal adalah tidak
dilakukan pemisahan
2) Dosis PMK
(Wikipedia, 2015).
b. Jenis PMK
1) PMK intermitten
Perawata Khusus (level II) dan intensif (level III). PMK tidak
2) PMK kontinu
ditingkatkan dari:
(Maryunani, 2013).
d. Manfaat PMK
2009).
xxxviii
24
bayinya.
bayinya
xxxix
25
sendiri
yang memerlukan
e. Pelaksanaan PMK
adanya kontak kulit dengan kulit antara bagian depan tubuh bayi
dengan dada dan perut ibu dalam baju kangguru. Dalam pengertian
1) Cara pertama
2) Cara kedua
tengadah (ekstensi)
(Maryunani, 2013).
3) Cara ketiga
3 kali sehari
(Maryunani, 2013).
Persiapan bayi:
PMK
(Maryunani, 2013).
Persiapan bayi
diganti
Posisi bayi
kenyamanan bayi
Memonitor bayi
a) Pernapasan
b) Keadaan umum
c) Gerakan bayi
d) Berat badan
3. Suhu Tubuh
a. Pengertian
2) Surface temperatur
orang muda normal, suhu oral pagi hari rata-rata adalah 36,7 ºC
– 37,1 ºC. Suhu normal pada bayi baru lahir 36,5-37,5 ºC (suhu
2) Umur. Pada bayi baru lahir, suhu tubuh masih belum menetap.
umur.
pria lebih tinggi dari pada wanita. Disamping itu suhu wanita
naik 0,1º-0,6ºC.
4) Gizi. Pada keadaan kurang gizi atau puasa, suhu tubuh lebih
rendah.
xlvi
32
suhu tubuh yang terdapat dalam tubuh, serta akibatnya pada laju
e. Pengukuran suhu
0,4ºC lebih rendah dari suhu mulut dan 0,5º-1ºC dibawah suhu
rektum.
dari bagian tubuh yang dapat disebut sebagai suhu tubuh. Ada tiga
Mempertahankan bayi baru lahir yang sakit atau kecil (berat lahir
2012):
1) Bayi haru tetap berpakaian atau diseliuti seiap saat, agar tetap
2) Rawat bayi kecildi ruang hagat (tidak kurang 25ºC dan bebas
5) Pada saat memindahkan bayi ditempat yang lain jaga bayi tetap
perawat
7) Ganti popok
dingin
3) Pemancar panas
a) Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat badan 1500 gram
atau lebih
4) Inkubator
Tabel 2.1
Klasifikasi Suhu Tubuh Abnormal
Temuan
Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi
1. Bayi terpapar 1. Suhu tubuh 32ºC Hipotermia sedang
suhu lingkungan 2. Gangguan nafas
yang rendah 3. Denyut jantung
2. Waktu timbulnya kurang dari 100
kurang dari 2 hari kali/menit
4. Malas minum
5. Letargi
1. bayi terpapar suhu 1. suhu tubuh 32ºC Hipotermia berat
(lingkungan yang 2. tanda lain
rendah hipotermia sedang
2. waktu timbulnya 3. kulit teraba keras
kurang dari 2 hari 4. nafas pelan dan
dalam
Tidak terpapar 1. suhu tubuh Suhu tubuh tidak
dengan dingin atau berfluktuasi antara stabil (lihat dugaan
panas yang 36-39ºC meskipun sepsis)
berlebihan berada disuhu
lingkungan yang
stabil
2. fluktuasi terjadi
sesudah periode
suhu stabil
Bayi berada 1. suhu tubuh 37,3ºC Hipertermia
dilingkungan yang 2. tanda dehidrasi
sangat panas, (elistisitas kulit
terpapar sinar turun, mata dan
matahari, berada di ubun-ubun besar
inkubator atau dan cekung, lidah
dibawah pemancar dan membran
sinar mukosa kering)
3. malas minum
4. frekuensi nafas
>60 kali/menit
5. denyut jantung >60
kali/menit
6. letargi
Sumber: Yongki, 2012
37li
yaitu:
sakit.
panas dapat berupa BBL yang basah setelah lahir, atau pada
3) Kegagalan termogulasi
B. Kerangka Konsep
Keterangan:
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
BBLR dengan meletakkan bayi di dada ibu (kontak kulit bayi dan ibu)
penerapan PMK, dilakukan pre test pengukuran suhu tubuh pada bayi
BBLR dan dilakukan post test pengukuran suhu setelah dilakukan PMK.
liv
40
clinical thermometer (Thermo One) pada daerah aksilla selama tiga hari
berturut-turut.
Kriteria Objektif:
Tidak : Jika suhu tubuh tidak mengalami peningkatan dari suhu awal
D. Hipotesis Penelitian
1. Ha (Hipotesis Alternatif)
2. Ho (Hipotesis Null)
2016.
lv
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
group pretest-posttest design, dalam rancangan ini terdapat pre test sebelum
Kelompok Eksperimen 01 X 02
Keterangan:
1. Lokasi
2. Waktu
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli tahun
2016.
41
lvi
42
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang lahir dengan
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua bayi BBLR yang diberikan
D. Pengumpulan Data
1. Data primer
menggunakan SPSS.
2. Data sekunder
Palopo. Data yang diperoleh adalah jumlah bayi BBLR pada tahun 2015
1. Pengolahan Data
sebagi berikut :
terlebih dahulu. Jika masih ada data yang tidak lengkap dan tidak
dikeluarkan.
nomor pertanyaan.
2014).
lviii
44
2. Penyajian Data
F. Analisa Data
1. Analisis Univariat
variabel.
2. Analisis Bivariat
penelituan dan menguji hipotesa dengan uji paired sample t test dengan
ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas. Data yang dimaksud
adalah sampel yang sama namun mempunyai dua data (Wiratna, 2014).
G. Etika Penelitian
komite etik penelitian belum dibentuk di suatu institusi, maka penenliti tetap
(Sulistianingsih, 2012):
3. Bertindak adil
sebelumnya.
46lx
dilakukannya penelitian.
menjadi responden.
lxi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Letak geografis
2. Sejarah
Dr. H. Kamrul Kasim, SH, MH. Banyak bagian bangunan tidak layak
47
lxii
48
undang No. 11 tahun 2002, maka RSU Sawerigading Kota Palopo ini pun
B. Hasil Penelitian
metode kangguru selama 2 jam yang dilaksanakan pagi hari jam 09.00 –
lxiii
49
dilakukan Pre Test pengukuran suhu tubuh pada bayi BBLR dan setelah
bayi BBLR.
Besar sampel dalam penelitian ini adalah 31 orang diambil dari semua
dan kemudian data diolah dan berdasarkan hasil pengolahan data, maka
berikut ini peneliti akan menyajikan analisa data univariat terhadap setiap
Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, maka hasil penelitian dapat
1. Analisis Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Gambaran Suhu Tubuh Pada Bayi BBLR Di RSU
Sawerigading Palopo Tahun 2016
suhunya meningkat 36,6-37,0 ºC (51,6%). Suhu tubuh bayi pada hari III
2. Analisis Bivariat
Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah suhu tubuh bayi,
Tabel 4.2
Distribusi Pengaruh Penerapan Metode Kangguru Terhadap
Peningkatan Suhu Tubuh Pada BBLR Di Rsu Sawerigading Palopo
Tahun 2016
Std.
Sig. (2-
Variabel PMK Mean Std.Deviation Mean t
tailed)
Eror
Suhu Pre 36,097 0,2073 -
0,0313 0,000
Tubuh Post 36,877 0,1839 24,978
Sumber: Uji Paired Sample T Test
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil uji statistik paired sample
t-test suhu tubuh bayi sebelum PMK dengan nilai mean = 36,097 dan standar
deviasi = 0,2073, sedangkan suhu tubuh bayi setelah PMK dengan nilai
mean= 36.877 dan standar deviasi = 0.1839. standar mean error sebelum dan
setelah PMK = 0,0313 dengan nilai t-value -24,978 dan p value = 0,000. Oleh
C. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan tabel 4.2 pasien bayi BBLR yang di beri PMK yang menjadi
dan standar deviasi 0,2073, sedangkan setelah dilakukan PMK mean sebesar
36,877 dan standar deviasi 0,1839. Hal ini menujukkan bahwa secara umum
telah terjadi peningkatan suhu tubuh akibat penerapan metode kangguru yaitu
sebesar 0,78.
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) mempunyai keterbatasan dalam
salah satu solusi pencegahan hipotermi pada BBLR. Prinsipnya adalah skin to
skin contact yaitu perpindahan panas secara konduksi dari ibu ke bayi
suhu tubuh dan mencegah terjadinya hipotermi pada bayi BBLR sehingga
sangat penting untuk diberikan kepada pasien bayi BBLR sebagai salah satu
secara mandiri oleh siapa saja, dimana saja dan relatif murah dalam
bahwa secara umum telah terjadi peningkatan suhu tubuh pada bayi BBLR
Hal yang sama dikemukakan oleh Hanifah dan Ernawati (2011) dari hasil
disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang realtif lebih luas dibandingkan
dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah kulit, dan kekurangan
terus menerus langsung dari kulit ibu, mendapatkan kehangatan udara dalam
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Angriani, dkk (2014)
suhu tubuh bayi yang normal, sementara 15 bayi yang tidak di PMK
mengalami hipotermi. Suhu tubuh ibu merupakan sumber panas yang efisien
Panas tubuh dihasilkan dari aktivitas metabolik dan pergerakan otot. Pada
lingkungan suhu dingin panas harus dipertahankan atau suhu tubuh akan
melalui proses evaporasi air (perubahan molekul air) yang disekresi oleh
kelenjar keringat dan juga melalui proses perspirasi (sekresi keringat), difusi
molekul air melalui kulit. Dalam pengaturan suhu tubuh kulit berperan
lxviii
54
(Syaifuddin, 2011).
Dengan meletakkan bayi tertelungkup di dada ibu akan terjadi kontak kulit
langsung ibu dan bayi sehingga bayi akan memperoleh kehangatan karena ibu
yang paling mendasar yaitu kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari
BAB V
A. Kesimpulan
tahun 2016 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh perawatan metode
Sawerigading Palopo tahun 2016 dengan nilai p value 0,000 < 0,005 yang
yang dialami oleh bayi setelah diberi perwatan metode kangguru yaitu rata-
B. Saran
dan mencegah terjadinya hipotermi pada bayi, terutama pada bayi yang
dengan BBLR.
55
lxx
DAFTAR PUSTAKA
Aguedelo, C & Rosello, D., 2014. Kangaroo Mother Care to Reduce Morbidity
and Mortality in Low Birth Weight, 4, p.1
Ariani Putri, A., 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Baley, J., 2015. Skin-to-Skin Care for Term and Preterm Infants in the Neonatal
ICU, 136 (3), p.597
Kumar,R, et al., 2015. A Case Control Study on Risk Factors Associated with
Low Birth Weight Babies in Eastern Nepal. V.2015, P. 1-2
Mansyur, N & Kasrida Dahlan, A., 2013. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa
Nifas. Bogor: Makara
Marmi dan Raharjo, K., 2012. Asuhan neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Maryunani, A., 2013. Buku Saku Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah.
Jakarta: TIM
Proverawati, A dan Ismawati, C., 2010. BBLR Berat Badan Lahir Rendah.
Yogyakarta: Nuha Medika
Rahmawati, Rosdan Andi Nur Jaya., 2010. Pengaruh Faktor Maternal Terhadap
Kejadian BBLR Studi Kasus Diwilayah Kerja Puskesmas Ampel I Boyolali
Tahun 2008. Under graduates thesis, Universitas Negri Malang.
Raj, S, et al, 2015. Low Birth Weight at Term and Its Determinants in a Tertiary
Hospital of Nepal. 10 (4), P. 4-10
Rekam Medik RSU Sawerigading Palopo., 2015. Angka Kejadian BBLR tahun
2015
Sudarti., 2010. Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Nuha
Medika
Sudarti & Fauziah, A., 2012. Asuhan Neonatus Risiko Tinggi dan Kegawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Sudarti & Fauziah, A., 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan
Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika
Sudarti & Khoirunnisa, E., 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika
Sunyoto, D., 2012. Statistik Kesehatan Analisis Data dengan Perhitungan Manual
dan Program SPSS. Yogyakarta: Nuha Medika
USAID., 2015. Kangoroo Mother Care Saves Newborns. Amerika: Maternal and
Child Health Integrated Program
Yeyeh Rukiah,A & Yulianti,L, 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: TIM
Lampiran 1
Kepada Yth.
Bapak/Ibu
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa program D.IV
Kebidanan STIKES Mega Buana Palopo:
NIM : B.15.07.138
Andi fatmasari
NIM B.15.07.138
lxxiv
Lampiran 2
Nama :
Alamat :
Palopo, 2016
Responden
(........................................................)
lxxv
Lampiran 3
LEMBAR PENILAIAN
Persalinan ke :
B. Data Bayi
BB Lahir : Kg
Lingkar Kepala : Cm
Lingkar Dada : Cm
Panjang Badan : Cm
Suhu Tubuh
Pre PMK Post PMK Pre PMK Post PMK Pre PMK Post PMK
lxxvii
Lampiran 4
Master Tabel
Pengaruh Perawatan Metode Kangguru (PMK) Terhadap Peningkatan
Suhu Tubuh Pada BBLR di RSU Sawerigading Palopo tahun 2016
Lampiran 5
ANALISIS UNIVARIAT
Frequency Table
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
N Correlation Sig.
Paired Differences
Pair 1 suhu
sebelumPMK -
-.7806 .1740 .0313 -.8445 -.7168 -24.978 30 .000
suhu setelah
PMK
lxxx
lxxxi
lxxxii
lxxxiii
lxxxiv
Lampiran 10
A. Identitas Diri
1. Nama : Andi Fatmasari
2. Nama Panggilan : Cece
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tempat/Tanggal Lahir : Tacipi, 02 Juni 1993
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. H. Hasan No.21 Palopo
B. Identitas Keluarga
1. Nama Ayah : A. Bakri Rahman
2. Nama Ibu : Darmawaticfv
C. Riwayat Pendidikan
1. Tamat SDN 135 Manurungge, Bone Tahun 2005
2. Tamat SMPN 1 Ulaweng, Bone Tahun 2008
3. Tamat SMAN 1 Ulaweng, Bone Tahun 2011
4. Tamat AKBID Muhammadiyah Makassar Tahun 2014
5. Mengikuti pendidikan D IV di STIKES Mega Buana Palopo Tahun
2015
lxxxv