Anda di halaman 1dari 88

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA ASUH DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA
BALITA USIA 12-36 BULAN DI PUSKESMAS WARA
KOTA PALOPO TAHUN 2020

NURFADILLAH NURWI
B.19.03.010

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
PALOPO
2020
SKRIPSI

HUBUNGAN POLA ASUH DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA
BALITA USIA 12-36 BULAN DI PUSKESMAS WARA
KOTA PALOPO TAHUN 2020

NURFADILLAH NURWI
B.19.03.010

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Terapan Kebidanan

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
PALOPO
2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN POLA ASUH DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA USIA 12-36 BULAN
DI PUSKESMAS WARA KOTA PALOPO TAHUN 2020

Nurfadillah Nurwi
B.19.03.010

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi dan


disetujui untuk diperbanyak sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Mega Buana Palopo

Palopo, November 2020

Tim Pembimbing

Pembimbing

(Resty Ryadinency, S.Gz., M.Gizi)

Mengetahui,
Dekan Program Studi Kebidanan

(Yuniar Dwi Yanti, S.ST., M.Keb)


NIDN. 0913068803
PENGESAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN POLA ASUH DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA USIA 12-36 BULAN
DI PUSKESMAS WARA KOTA PALOPO TAHUN 2020

Nurfadillah Nurwi
B.19.03.010

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji


pada tanggal dinyatakan telah memenuhi syarat
untuk diterima sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Mega Buana Palopo

Palopo, November 2020

Tim Penguji

Pembimbing : Resty Ryadinency, S.Gz., M.Gizi (..............................)

Penguji : Ayu Irawati, S.ST., M.Keb (..............................)

Mengetahui,
Rektor Universitas

(Dr. Hj. Nilawati Uly, S.Si., Apt., M.Kes)


NIDN. 0922017901
ABSTRAK

Hubungan Pola Asuh dan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian
Gizi Kurang Pada Balita Usia 12-36 Bulan di Puskesmas Wara Kota Palopo
Tahun 2020

Nurfadillah Nurwi

Latar belakang: Gizi kurang adalah kondisi kekurangan nutrisi yang diakibatkan
tidak mendapat cukup tenaga protein, kalori, atau zat gizi mikro dari kebiasaan
konsumsi pangan dan terjadi dalam periode yang lama. Tujuan: Untuk
mengetahui hubungan pola asuh dan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan
kejaadian gizi kurang pada balita usia 12-36 bulan di Puskesmas Wara Kota
Palopo Tahun 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian
cross secsional. Populasi dalam penelitian ini yaitu 90 dan sampel dalam
penelitian ini yaitu 34 responden. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive
sampilng. Pengumpulan data dengan antropometri dan kuesioner. Data yang telah
dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan program
SPSS versi 26 dan dianalisis dengan uji Chi-square serta disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi. Hasil: Analisis bivariat didapatkan ada hubungan pola
asuh dengan kejadian gizi kurang (p = ,017), dan riwayat pemberian ASI
eksklusif dengan kejadian gizi kurang (p = 0,37). Kesimpulan: Terdapat
hubungan pola asuh dan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan kejadian gizi
kurang pada balita usia 12-36 bulan di Puskesmas Wara
Kota Palopo tahun 2020.

Kata Kunci: Gizi kurang, Pola Asuh, Riwayat Pemberian ASI Eksklusif

v
ABSTRACT

The Relationship of Parenting and Exclusive Breastfeeding with Underweight in


Toddlers Aged 12-36 Monts in Puskesmas Wara Palopo in 2020

Nurfadillah Nurwi

Background: Underweight is a condition of nutritional deficiencies caused by


not getting enough protein, calories, or micronutrient energy from food
consumption habits and occurs over a long period time. Objective: To determine
the relationship of parenting and exclusive breastfeeding with underweight in
toddlers aged 12-36 monts in Puskesmas Wara Palopo in 2020. Method: This
study used and observational research method with a cross sectional. The
population in this study was 90 and the sample in this study was 34.The sampling
technique was puposuve sampling. Data collection was through anthropometry
and questionnaires. The data that has been collected is then processed and
analyzed using the SPSS version 26 program and analyzed using the Chi-square
test and presented in the from of a frequency distribution table section. Result:
Bivariate analysis showed that the relationship between parenting with
underweight (p=,017) and exclusive breastfeeding with underweihgt (p=,037).
Conclusion: There is a relationship between parenting and exclusive
breastfeeding with underweight in toddlers aged 12-36 monts in Puskesmas Wara
Palopo in 2020.

Keywords: Underweight, Parenting, Exclusive Breastfeeding

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan rahmat serta ridho-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Hubungan Pola Asuh dan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian
Gizi Kurang pada Balita Usia 12-36 Bulan di Puskesmas Wara Kota Palopo
Tahun 2020”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua
orang tua untuk dukungan moril dan materil yang diberikan. Penulis menyadari
bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan disebabkan terbatasnya
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis olehnya itu dengan rendah hati
mengharapkan saran dan kritik. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada
pembimbing Ibu Resty Ryadinency,S.Gz.,M.Gizi yang telah membimbing dan
memberikan arahan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
1. Bapak H. Rahim Munir Said, SP.,MM selaku Pembina Pendidikan
Universitas Mega Buana.
2. Ibu Dr. Hj. Nilawati Uly, S.Si.,Apt.,M.Kes selaku Rektor Universitas Mega
Buana Palopo.
3. Bapak Indra Amanah AN, SKM.,MPH selaku Wakil Ketua Bidang Akademik
Universitas Mega Buana Palopo.
4. Ibu Evawati Uly, S.Farm.,Apt selaku Wakil Ketua Bidang Keuangan
Universitas Mega Buana Palopo.
5. Bapak Andriyanto Dai, S.Kep.,NS.,M,Kep selaku Wakil Ketua Bidang
Kemahasiswaan Universitas Mega Buana Palopo.
6. Ibu Yuniar Dwi Yanti, S.ST., M.Kes selaku Dekan Prodi DIV kebidanan
Universitas Mega Buana Palopo.
7. Ibu Ayu Irawati, S.ST., M.Keb. selaku Penasehat Akademik.
8. Bapak dan Ibu dosen serta staf Universitas Mega Buana Palopo.

vii
9. Ibu Tenrigau Nursim, SKM selaku Kepala Puskesmas Wara Kota Palopo.
Yang tak lupa pula untuk saudara, teman-teman serta seluruh keluarga yang
telah membantu dan memberikan motivasi sehingga penulis menyelesaikan
skripsi ini.
Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan
rahmat, berkat dan karunia-Nya kepada kita semua dan memberikan imbalan
yang setimpal atas semua jeripayah dan pihak yang telah memberikan bantuan
dan dukungan kepada penulis serta senantiasa menambah ilmu pengetahuan yang
bermanfaat dan menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang selalu bersyukur.

Palopo, November 2020

Penulis

Nurfadillah Nurwi

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii
ABSTRAK........................................................................................................... iv
ABSTRAK............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B..Rumusan Masalah...................................................................................... 4
C..Tujuan Penelitian....................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 6
A. Balita.......................................................................................................... 6
B. Gizi Kurang............................................................................................... 7
C. Pola Asuh...................................................................................................14
D. Riwayat Pemberian ASI Eksklusif............................................................17
E. Kerangka Konsep.......................................................................................20
F. Defenisi Oprasional dan Kriteria Objektif.................................................21
G. Hipotesis Penelitian...................................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................23
A. Desain Penelitian.......................................................................................23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................23
C. Populasi dan Sampel..................................................................................23

ix
D. Instrumen Penelitian..................................................................................25
E. Pengumpulan Data.....................................................................................28
F. Pengolahan dan Penyajian Data.................................................................29
G. Analisis Data..............................................................................................31
H. Etika Penelitian..........................................................................................32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................34
A. Hasil Penelitian..........................................................................................35
B. Pembahasan...............................................................................................40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................44
A. Kesimpulan................................................................................................44
B. Saran..........................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


2.1 Kategori dan ambang batas status gizi 13
anak.............................................................................
2.2 Defenisi oprasional dan kriteria objektif........................... 24
4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di
39
Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020.......................
4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis
40
kelamin di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020.....
4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan ibu di
40
Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020.......................
4.4 Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu di
41
puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020.......................
4.5 Distribusi frekuensi berdasarkan pola asuh di Puskesmas
41
Wara Kota Palopo Tahun 2020.........................................
4.6 Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat pemberian ASI
42
eksklusif di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun
2020...................................................................................
4.7 Distribusi hubungan pola asuh dengan kejadian gizi
42
kurang pada balita di Puskesmas Wara Kota Palopo
Tahun 2020 (N=34)...........................................................
4.8 Distribusi hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif
43
dengan kejadian gizi kurang pada Balita di Puskesmas
Wara Kota Palopo Tahun (N=34).....................................

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konsep........................................................ 22

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal


Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4 Informed Consent
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Lampiran 6 Instrumen Penelitian
Lampiran 7 Master Tabel
Lampiran 8 Output SPSS
Lampiran 9 Output WHO Anthro
Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 11 Riwayat Hidup Peneliti

xiii
DAFTAR SINGKATAN

ASI : Air Susu Ibu


AKG : Angka Kecukupan Gizi
BB : Berat Badan
BBLN : Berat Bayi Lahir Normal
BBLL : Berat Bayi Lahir Lebih
BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah
DINKES : Dinas Kesehatan
H0 : Hipotesis Null
Ha : Hipotesis Alternatif
IMT : Indeks Massa Tubuh
KEMENKES RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
MP-ASI : Makanan Pendamping ASI
PB : Panjang Badan
SD : Standar Devisi
SDG’s : Sustainable Development Goals
SPSS : Statistical Product and Service Solutions
TB : Tinggi Badan
BB/U : Berat Badan/Umur
BB/TB : Berat Badan/Tinggi Badan
BB/PB : Berat Badan/Panjang Badan
UNICEF : United Nations Children’s Fund
WHO : World Health Organisation

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Balita adalah salah satu periode keemasan, dimana pada masa

tersebut merupakan masa kritis pada tahun pertama seorang anak.

Pertumbuhan dan perkembangan otak yang tidak optimal anak akan

menimbulkan terjadinya masalah gizi, seperti gizi kurang dalam waktu

lama walaupun kebutuhan gizi dikemudian hari dapat terwujud

(Kemenkes, 2018).

Gizi kurang merupakan suatu keadaan dimana kurangnya

mengkonsumsi energi dan protein selama periode waktu tertentu. Balita

yang gizi kurang memiliki risiko kematian lebih tinggi dengan mereka

yang berstatus gizi baik, dari proporsi gizi kurang (BB/U) secara

internasional mencatat 101 juta balita di dunia menderita gizi kurang

(UNICEF, 2018).

Beberapa bentuk kekurangan gizi dari sepertiga beban sakit ibu

dan anak yang menimbulkan dampak jangka panjang, termasuk

berkurangnya kemampuan mental dan kapasitas belajar yang buruk dan

meningkatnya risiko penyakit kronis yang berkaitan dengan gizi menjadi

salah satu penyebab kematian anak balita yaitu sekitar 65% (Indriani,

2018).

1
2

Data dari WHO seluruh badan kesehatan dunia menyatakan

proporsi balita penderita gizi kurang antara anak berusia < 5 tahun

menurun dari 25 % menjadi 14 % yang tinggal di kawasan Asia tenggara

dan Afrika. Angka gizi kurang dapat berdampak negatif pada

pengembangan negara-negara karena hubungannya dengan keteraturan

masa kanak-kanak risiko kematian, kapasitas belajar yang menurun

dikemudian hari (WHO, 2018).

Data Riset kesehatan dasar (2018) balita yang mengalami gizi

kurang sebesar 17,7% mencakup 3,9% balita gizi buruk dan 13,8% gizi

kurang. Sedangkan prevelensi nasional tahun 2007 gizi kurang 13,0% dan

gizi buruk 5,4% proporsi gizi kurang tahun 2013 tampak mengalami

peningkatan. Balita kekurangan gizi tahun 2013 mencapai 19,6%

mencakup 13.9% balita berstatus gizi kurang. Untuk mencapai sasaran

SDG’s tahun 2019 maka prevelensi gizi kurang harus menurun sebanyak

14% (Kemenkes RI, 2018).

Balita yang mengalami gizi kurang sebanyak 6.631, dengan

presentase 1,97% balita tahun 2017 sebanyak 1.977, dengan presentase

2,03% balita (Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, 2018).

Data dari Dinas Kesehatan Kota Palopo pada tahun (2019)

diperoleh balita yang bergizi baik adalah sebesar 97.461 berstatus gizi

lebih sebesar 1.072 dan 337 anak berstatus gizi kurang dari balita yang

diukur dari 12 Puskesmas. Pada tahun 2018, balita yang mengalami gizi

kurang sebesar 291 (Dinkes Palopo, 2019).


3

Pola asuh merupakan salah satu faktor penyebab masalah gizi. Pola

asuh yaitu penerapan praktek pengasuhan pada anak balita dalam bentuk

pemeliharaan kesehatan. Anak akan tumbuh dengan baik walaupun dalam

kondisi tidak mampu, jika ibu memberikan pola asuh yang baik dalam

kebiasaan pemberian makanan setiap hari (Munawaroh, 2015).

Salah satu penyebab utama gizi kurang pada balita terkait dengan

riwayat pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan. Pertumbuhan dan

perkembangan anak mayoritas dipengaruhi oleh jumlah ASI yang

diperoleh, termasuk energi dan nutrisi lain yang terdapat di dalam ASI

(Yuanta, 2018).

Penelitian yang dilakukan oleh Mustika (2017) pola asuh yaitu

sebagian risiko yang menyebabkan masalah gizi kurang pada balita usia

12-36 bulan di Teupa Selatan Kabupaten Simeuleu. Pola asuh memiliki

hubungan berdasarkan indeks TB/U anak balita dengan status gizi.

Berdasarkan penelitian Andriani (2015) balita yang pada masa bayi

tidak mendapatkan ASI eksklusif sangat rentan dengan gizi kurang

dibandingkan balita mendapat ASI eksklusif.

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wara kota Palopo yang

menunjukkan kejadian tertinggi gizi kurang dari 12 Puskesmas yang ada di

Kota Palopo, pada penelitian ini yang menjadi responden balita dengan

gizi kurang pada usia 12-36 bulan sebanyak 34 balita, dimana peningkatan

berat badan bayi akan bertambah 3 kali saat berusia 1 tahun, berat

badannya akan bertambah 4 kali lipat dalam 2 tahun dan 5 kali lipat pada
4

usia 3 tahun. Berdasarkan latar belakang maka ingin diteliti hubungan pola

asuh dan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan kejadian gizi kurang

pada balita usia 12-36 bulan di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah ada hubungan pola asuh dan riwayat

pemberian ASI eksklusif dengan kejadian gizi kurang pada balita usia 12-

36 bulan di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan pola asuh dan riwayat pemberian

ASI eksklusif dengan kejadian gizi kurang pada balita usia 12-36 bulan

di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pola asuh dengan kejadian gizi

kurang pada balita usia 12-36 bulan di Puskesmas Wara Kota

Palopo Tahun 2020.

b. Untuk mengetahui hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif

dengan kejadian gizi kurang pada balita usia 12-36 bulan di

Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020.


5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat ilmiah

Menambah wawasan tentang gizi kurang balita bagi peneliti

selanjutnya.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana dalam

memberikan informasi kepada tenaga kesehatan tentang hubungan

pola asuh dan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan kejadian gizi

kurang pada balita usia 12-36 bulan dan menjadi pengalaman bagi

peneliti untuk dapat menambah wawasan dalam bidang penelitian

mengenai gizi kurang pada balita.

3. Manfaat institusi

Hasil penelitian ini dapat diangkat sebagai studi pendahuluan

bagi peneliti selanjutnya dan juga sebagai referensi dalam menyusun

atau melanjutkan penelitian tentang hubungan pola asuh dan

pemberian ASI eksklusif dengan kejadian gizi kurang pada balita usia

12-36 bulan pada mahasiswa Universitas Mega Buana Palopo.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Balita

Balita merupakan usia anak 1 - 5 tahun yang terbagi dalam tiga

golongan, yaitu pertama usia (0-1 tahun) golongan dibawah 3 tahun (2-3

tahun) dan ketiga pra sekolah (4-5 tahun). Usia batita dan pra sekolah

merupakan usia yang pertumbuhannya tidak sepesat masa bayi, tetapi

aktivitas pada masa ini lebih tinggi dibanding masa bayi (WHO, 2018).

Balita merupakan kelompok yang rawan terjadi gizi kurang di

kalangan masyarakat karena akan mudah turun daya tahan tubuhnya

sehingga sangat mudah terkena penyakit infeksi, dan sebaliknya balita

yang menderita penyakit infeksi akan mengalami gangguan nafsu makan

dan penyerapan zat gizi (Apriyanto, 2016).

Penyebab gizi kurang adalah kurangnya pola asuh yang diberikan

pada balita yang dampaknya dapat menurunkan kecerdasan anak,

produktivitas, kreativitas yang berpengaruh pada kurangnya sumber daya

manusia (Rochmawati, 2016).

6
7

B. Gizi Kurang

1. Definisi gizi kurang

Gizi kurang adalah kondisi kekurangan nutrisi yang diakibatkan

rendahnya konsumsi energi protein, kalori, atau zat gizi mikro dari

kebiasaan konsumsi pangan dan terjadi dalam periode lama (Sodikin,

2013).

2. Faktor penyebab gizi kurang

a. Faktor langsung

Penyebab gizi kurang adalah infeksi suatu penyakit dan

asupan nutrisi. Asupan nutrisi berpengaruh pada status gizi,

apabila tubuh memperoleh asupan nutrisi yang dibutuhkan secara

maksimal maka kesehatan akan berlangsung dengan baik

sehingga status gizi pun akan optimal (Supariasa, 2017).

b. Penyebab tidak langsung

1) Pola asuh

Pola asuh akan berpengaruh pada keadaan gizi, seperti

kepedulian terhadap waktu untuk memperhatikan nutrisi

balita, penuh kasih sayang pada anak sehingga asupan

nurisinya anak menjadi lebih baik. (Putri, 2015).

2) Riawayat Pemberian ASI eksklusif

ASI mengandung nutrisi yang cukup untuk

mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Keputusan Menteri Kesehatan Tahun no 450 Tahun 2004 ASI


8

eksklusif merupakan hal yang dianjurkan untuk bayi baru lahir

sampai umur 6 bulan dan diwajibkan sampai anak berusia 2

tahun dengan memberikan MPASI (Sugito, Wardoyo dan

Mahmudiono, 2017).

3) Yang bersumber dari masyarakat secara tidak langsung

merupakan faktor penyebab gizi kurang, Sundaraj (2014)

yaitu:

a) Kesedian pangan dikeluarga

b) Pelayanan kesehatan yang tidak memadai

c) Tingkat pendidikan dan pengetahuan serta banyaknya

anggota keluarga

d) Faktor sosial budaya

4) Yang bersumber pada individu anak

a) Usia

Klasifikasi balita yaitu anak usia 1 – 2 tahun

(batita) dan usia (3-5 tahun). usia 1 - 2 tahun adalah

konsumen pasif karena balita mendapat makanan dari

yang diberikan ibunya. Pertumbuhan usia 1 - 2 lebih

besar dari masa usia 3 – 5 tahun karena memerlukan

jumlah makanan yang relatif tinggi. Karena itu jumlah

makan yang diberikan adalah porsi sedikit dengan

frekuensi sering (Kemenkes RI, 2018).


9

b) Riwayat berat lahir menurut Sudarti & Khoirunnisa

(2010) yaitu:

(a) Berat bayi lahir normal

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir

dari usia kehamilan 37 sampai 42 minggu dan berat

lahir 2500 - 4000 gram.

(b) Berat bayi lahir rendah

BBLR merupakan bayi yang dilahirkan

dengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang

usia kehamilan.

(c) Bayi berat lahir lebih

BBLL merupakan Bayi yang dilahirkan

dengan berat lahir > 4000 gram.

3. Penilaian status gizi bayi dan balita Hardiansyah & Supariasa (2017)

Penilaian status gizi berdaraskan antropometri yaitu berat badan

menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat

badan menurut tinggi badan (BB/TB), dan indeks massa tubuh

(IMT/U).
10

a) Indikator status gizi berdasarkan (BB/PB atau BB/TB)

BB/TB menjelaskan berat badan dibandingkan dari

pertambahan linear (PB atau TB) dan bisa untuk

mengklasifikasin status gizi kurus dan sangat kurus. Baku

digunakan sebagai baku antropometri Indonesia.

b) Panjang atau tinggu badan menurut umur (PB/U atau TB/U)

Ukuran panjang badan (PB) dipakai untuk anak umur 0

sampai 24 bulan yang diukur dalam keadaan terlentang,

sedangkan tinggi badan (TB) dipakai pada anak usia > 2

tahun dengan pengukuran posisi berdiri tegak. Bila balita uisa

0 - 24 bulan diukur dengan posisi berdiri tegak, hasilnya

ditambah 0,7 cm. begitu pula sebaliknya, bila balita usia di

atas 24 bulan diukur dalam posisi terlentang, hasilnya akan

dikurangi 0,7 cm.

4. Klasifikasi status gizi

Status gizi diklasifikasikan berdasarkan standar devisi unit

(Z-score) yang dipakai dalam memonitor pertumbuhan serta

status gizi.
11

Tabel 2.1
Klasifikasi dan ambang batas status gizi anak
Indeks Kategori Status Ambang Batas
Gizi (Z-Score)

Berat badan sangat <-3 SD


kurang (severely
underweight)
Berat Badan Berat badan kurang - 3 SD sd <- 2 SD
menurut Umur (underweight)
(BB/U) anak -2 SD sd +1 SD
umur 0 - 60 Berat badan normal
bulan Risiko Berat badan > +1 SD
lebih
Sangat pendek <-3 SD
(severely stunted)
Panjang Badan - 3 SD sd <- 2 SD
Pendek (stunted)
atau Tinggi Badan
menurut Umur Normal -2 SD sd +3 SD
(PB/U atau TB/U) Tinggi > +3 SD
anak umur 0 - 60
Bulan Gizi buruk (severely <-3 SD
wasted)
- 3 SD sd <- 2 SD
Gizi kurang (wasted)
Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Berat Badan
menurut Panjang Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD
Badan atau (possible risk of
Tinggi Badan overweight)
(BB/PB atau Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd + 3 SD
BB/TB) anak Obesitas > + 3 SD
umur 0 - 60
bulan Gizi buruk (severely <-3 SD
wasted)
Sumber: Standar antropometri anak, Peraturan menteri kesehatan republik
Indonesia (2020)

Syarat dalam penerapan standar antropometri WHO

(2018) sebagai berikut:

a. Umur dihitung dalam bulan penuh. Misalnya umur 1 bulan

29 hari dihitung sebagai umur 2 bulan.


12

b. Wasted (kurus) dan severy wasted (sangat kurus) adalah

status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan

menurut panjang badan atau berat badan menurut tinggi

badan (BB/TB).

c. Bila anak > 24 bulan diukur dalam keadaan terlentang hasil

pengukuran dengan mengurangi 0,7 cm. Ukuran tinggi

badan (TB) digunakan untuk umur diatas 24 bulan yang

diukur dengan posisi berdiri tegak.

d. Ukuran panjang badan (PB) digunakan pada balita usia 0

sampai dengan 24 bulan dengan posisi terlentang. Hasil

pengukuran dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm apabila

diukur dengan posisi berdiri tegak.

Secara umur rumus nilai Z-score yaitu

Z score = niai individu subyek – niai median buku rujukan


Nilai simpang baku rujukan

Nilai simpang baku rujukan merupakan selisi kasus dalam

standar + 1 SD atau - 1 SD. Bila Berat Badan / Tinggi

Badan pada kasus lebih besar dibanding median, sehingga

nilai simpang baku rujukannya diperoleh dengan

mengurangi + 1 SD dengan median. Tetapi jika Berat

Badan / Tinggi Badan kasus lebih kecil dibanding median,

maka nilai simpang baku rujukannya menjadi median

dikurangi dengan -1 SD.


13

5. Angka kecukupan gizi (AKG)

AKG merupakan banyaknya masing-masing zat gizi

esensial dari makanan yang tidak bisa dihasilkan oleh tubuh

sendiri, maka harus terpenuhi dari nutrisi makanan seperti

protein, lemak, karbohidrat, berbagai vitamin dan mineral

untuk mencegah defisiensi zat besi (Supariasa, 2017).

6. Pencegahan gizi kurang

a. Pemberian MP-ASI

Makanan pendamping ASI adalah pemberian

makanan pada bayi yang diiringi pemberian ASI serta

diberi pada bayi setelah usiar 6 bulan. Makanan

pendamping ASI mengandung nutrisi karena setelah umur

6 bulan ASI tidak bisa penuhi kebutuhan bayi

(Hardiansyah, 2017).

b. Pemberian ASI Eksklusif

Kasus gizi bisa dicegah pada balita sedini mungkin

yaitu dengan memberi ASI eksklusif dari bayi lahir hingga

umur 6 bulan tanpa makanan tambahan. (Sudilestari,

Laksmi, dan Purwanti 2018).

7. Akibat gangguan gizi kurang

Ada beberapa akibat gangguan terjadinya gizi kurang

menurut Arifin (2015)


14

a. Pada anak-anak KEP (Kekurangan Energi Protein)

menghambat pertumbuhan badan

b. Gampang terkena penyakit serta menenurunya kapasitas

kerja.

c. Rendahnya tingkat kecerdasan berfikir yang bersifat

menetap hingga dewasa akibatnya anak susah bersaing

karena kapasitas otaknya yang kurang dan kemampuannya

akan terlihat.

d. Kekurangan nutrisi pemicu utama kematian pada masa

balita.

C. Pola Asuh

1. Definisi pola asuh

Pola asuh yaitu hubungan dari orang tua dengan anak dalam hal

proses pembelajaran maupun pendidikan yang akan bermanfaat bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak (Habibi, 2015).

Pola asuh mempengaruhi status gizi anak karena ibu yang

mengatur rumah tangga sehingga ibu yang menyediakan makanan

untuk anaknya, namun jika ibu yang sibuk dan pengasuh yang

mengatur makanan anaknya maka akan dipastikan makanan tidak

mengandung gizi seimbang (Munawaroh, 2015).

Pola asuh adalah hubungan atau aktifitas dalam melakukan

pengasuhan antara anak dan orang tua. Mengasuh anak adalah cara
15

orangtua membentuk, melatih dan menjaga anak, dalam hal nutrisi,

sandang, kebutuhan mendasar, kebersihan dan semua hal yang

dibutuhkan seorang anak (Putri, 2018).

Pola pengasuhan erat kaitannya dengan status gizi yaitu

penerapan pola asuh makan yang kurang tepat menyebabkan

timbulnya gizi kurang atau gizi buruk, salah satunya ibu yang kurang

perhatian tidak mengerti pentingnya pemberian Air susu ibu, manfaat

posyandu dan kebersihan (Izhar, 2017).

2. Jenis-jenis pola asuh

Adapun jenis-jenis pola asuh, Jannah (2015)

a. Pola asuh demokratis

Pola asuh ini merupakan penerimaan orang tua atau pengasuh

dengan kapasitas seorang anak yang diberi keleluasan agar tidak

selalu berpegang pada orang tua atau pengasuh.

b. Pola asuh permisif

Pola asuh ini pusatnya pada anak, dimana anak menentukan

segala yang diinginkan dan mempunyai kebebasan yang sangat

luas, orangtua atau pendidik memiliki atauran tapi tidak pernah

dijalankan.

c. Pola asuh otoriter

Merupakan gaya mendidik anak yang berciri orangtua

memberikan kekangan dan bermacam ketentuan wajib dipatuhi


16

bagi anak, hingga membuat anak berpandangan selalu khawatir dan

minder dan ketidakpercayaan dari kemampuan diri.

3. Akibat dari kekurangan gizi pada anak akan menyebabkan berbagai

penyakit yang status gizinya tidak terpenuhi pengaruh tersebut tidak

terlepas dari pola asuh orangtua yaitu:

a. Pola asuh terhadap pemberian panganan pada anak merupakan

kebutuhan dasar, sehingga status gizi anak terpenuhi seperti

pemberian ASI dan pemberian makanan yang mengandung gizi

seimbang yang dibutuhkan anak balita (Sudargo, 2016).

b. Perilaku orang tua pada makanan anak, yaitu memberikan

makanan sesuai porsi besar kecilnya yang dikonsumsi agar

meningkatkan gizi pada anak cara makan yang sehat serta makanan

yang gizinya seimbang (Rochimiwati, 2013).

c. Pola asuh orang tua, dimana dapat berkembang dengan sebaik

baiknya, baik dari psikis maupun perkembangan psikologi pada

balita, orang tua harus menyediakan waktu, perhatian khusus serta

perlu adanya dukungan terhadap anak balita (jayanti,2014).

4. Hubungan pola Asuh dengan gizi kurang

Penelitian sebelumnya pola pengasuhan pada anak juga

berpengaruh pada status gizi anak yaitu gizi kurang. Beberapa anak

dengan gizi kurang atau buruk terlihat dijaga oleh pengasuh atau

neneknya yang berpendidikan rendah, sebaliknya ibu yang


17

berpendidikan memahami makna pemberian air susu ibu dan manfaat

posyandu memiliki status gizi normal (Aritonang, 2014).

Pola asuh orangtua kepada anak tidak bisa disepelehkan sebab

dapat berefek ke status gizi. Pola asuh dalam melibatkan kebiasaan

panganan diperlukan untuk menunjang pertumbuhan anak balita, anak

dapat tumbuhan dengan baik walaupun dalam keadaan kurang mampu

apabila orangtua memberikan pola asuh yang baik dalam pemberian

pangan sehari-hari. (Munawaroh, 2015).

Penelitian yang dilakukan Izhar (2017) Memiliki hubungan

antara pola asuh konsumsi dengan status gizi balita, yaitu pola asuh

konsumsi yang kurang baik mengalami status gizi dengan kategori

kurang.

D. Riwayat pemberian ASI eksklusif

1. Definisi

ASI eksklusif merupakan pemberian cuma ASI saja tanpa

membantu dengan konsumsi dan mineral penunjang lainnya untuk

bayi dari lahir sampai umur 6 bulan, kecuali vitamin dan obat-obatan

(WHO, 2018).

2. Manfaat pemberian ASI menurut Susilowati dan Kuspriyanto (2016)

a. ASI mengurangi kemungkinan berbagai penyakit kronik

dikemudian hari
18

b. Air susu ibu menunjang bayi untuk berkembang membentuk

dewasa dan menjadi percaya diri

c. Air susu ibu tidak rentan dari anafilaksis karena mendukung

pematangan pencernaan atau sebagai penghalang atau penyebab

anafilaksis.

d. Air susu ibu berada pada temperatur yang benar karena temperatur

ASI mengikuti temperatur tubuh ibu

e. ASI mengandung zat penangkal terhadap penyakit

f. Air susu ibu membuat kekebalan bayi dan mengandung kolostrum

g. Air susu ibu mengurangi risiko kematian neonatal karena dari ASI

bayi mendapatkan zat kekebalan tubuh dan tidak mudah menderita

diare dan penyakit infeksi lainnya.

h. Air susu ibu memiliki kualitas dan kuantitas zat gizi yang optimal.

Setelah ASI eksklusif enam bulan, ASI dapat diteruskan hingga 2

tahun.

3. Kandungan asupan dalam ASI

Kandungan ASI dibedakan menjadi 3 bagian Walyani (2015)

a. Kolostrum

Air susu ibu keluar setelah bayi lahir dari hari pertama hingga

hari ketiga. Warna kolostrum kuning jernih mengandung protein

tinggi yaitu immunoglobin dan laktoferin.

b. ASI transfigurasi (transisi)


19

Muncul hari keempat sampai hari ke sepuluh, susunan

disesuaikan kebutuhan bayi dan berwarna putih bening.

c. Air susu ibu (matur) keluar dari hari kesepuluh sampai seterusnya.

4. Hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan gizi kurang

Penelitian sebelumnya, balita yang tidak memperoleh Air susu

ibu, secara eksklusif tidak membantu zat pertumbuhan balita menjadi

bagus melainkan buruk dalam usia 6-24 bulan, maka pemberian Air

susu ibu (ASI) secara eksklusif berhubungan dengan gizi kurang umur

6-24 bulan (Pediatri, 2017).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya bayi yang

mendapatkan ASI secara eksklusif memungkinkan punya gizi lebih

baik dibandingkan yang ASI tidak eksklusif memiliki status gizi

kurang (Ida, 2016).


20

E. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian teori dan tujuan penelitian yang ingin dicapai,

maka kerangka konsep penelitian yang penulis rancang sebagai berikut;

Pola Asuh
Gizi Kurang
Riwayat pemberian
ASI eksklusif

Gambar 2.1 Kerangka konsep

Keterangan :

: Variabel independen

: Variabel dependen
21

F. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Tabel 2.2
Definisi operasional dan kriteria objektif
No Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur (Kriteria Objektif) Skala
1. Gizi Kondisi fisik balita Timbangan Antropometri 1. Gizi normal bila Z-scor -2 SD Ordinal
Kurang ditentukan dengan microtoice s/d 1 SD
melakukan 2. Gizi kurang bila Z skor -3 SD
pengukuran s/d <-2 SD
antropometri
menurut (BB/TB)
2. Pola Asuh Kemampuan keluarga Kuesioner Wawancara 1. Tidak : jika responden Nominal
dan masyarakat dalam menjawab skor > 50%
menyediakan waktu, 2. Ya : jika responden
perhatin dan menjawab skor ≤ 50%
perlindungan kepada
anak dapat
berkembang dengan
sebaik-baiknya.
Riwayat Pemberian ASI tanpa Kuesioner Wawancara 1. Ya: jika balita diberi ASI Nominal
pemberian menambah atau eksklusif
ASI mengubah dengan 2. Tidak: jika balita tidak diberi
ekskusif makanan atau ASI eksklusif
minuman lain,
diberikan setelah bayi
lahir sampai usia 6
bulan
22

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis null (Ho)

a. Tidak ada hubungan pola asuh dengan kejadian gizi kurang pada

balita di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020.

b. Tidak ada hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan

kejadian gizi kurang pada balita di Puskesmas Wara Kota Palopo

Tahun 2020.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian yang bersifat survey analitik

dengan menggunakan desain penelitian (cross secsional), dimana peneliti

akan mencari hubungan anatara pola asuh dan riwayat pemberian ASI

Eksklusif dengan kejadian gizi kurang pada balita usia 12-36 bulan di

Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanankan di wilayah kerja Puskesmas Wara

kota Palopo tahun 2020.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober

tahun 2020

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua balita yang ada di

Puskesmas Wara Kota Palopo tahun 2020 sebanyak 90 responden.

23
24

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah balita yang mengalami gizi kurang

pada usia 12-36 bulan di Puskesmas Wara kota Palopo sebanyak 34

responden.

Besar sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus

lameshow, dengan analitis kategorikal tidak berpasangan. Kesalahan

tipe II sebesar 10% maka Zβ = 1,282, kesalahan tipe I ditetapkan

sebesar 5% maka Zα = 1,960. Porsi pola asuh yang tidak baik 50%

(P1=0,5), proporsi pola asuh yang baik 10% (P 2=0,1), pada kelompok

yang nilainya merupakan hasil penelitian dari penelitian sebelumnya

(Rahmawati, 2019).

¿ ( P1−P2 )
Z α √ 2 PQ + Z β √ P1 Q1 + P2 Q2 2
¿

¿ ( 1,96 √ 2.0,3 .0,7+1,282


0,5−0,1 )¿
√0,5.0,5+0,1.0,9 2

¿ ( 1,96 √ 0,64807+1,282
0,4 )¿
√ 0,25+ 0,09 2

¿ ( 1,96 × 0,80502+1,282
0,4 )¿
×0,34 2

2
¿ ( 1,57785+0,74752
0,4 ) 2¿=( 2,32
0,4 ) ¿¿

= 33,64 dibulatkan menjadi 34

Keterangan:
25

P1 : Proporsi pola asuh yang baik

P2 : Proporsi pola asuh yang tidak baik

P : Proporsi total

Zα : Deviat baku alfa

Zβ : Deviat baku beta

Q1 : 1-P1

Q2 : 1-P2

Q : 1-P

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah

purposive sampling yaitu pengumpulan sampel berdasarkan tujuan

tertentu dengan mengamati karakter populasi.

D. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh

data informasi dari responden peneliti mengguanakan alat pengumpulan

data:

1. Gizi kurang

Mengumpulkan data gizi kurang dengan teknik pengukuran

antropometri berat badan menggunakan timbangan injak digital

ketepatan 0,1 kg dan pengukuran tinggi badan menggunakan

microtoice dengan ketepatan 0,1 cm, pengukuran panjang badan

dilakukan dengan mengukur panjang badan menggunakan alat ukur


26

panjang badan untuk anak < 1 tahun. Untuk melihat kejadian gizi

kurang dan dihitung melalui aplikasi WHO Anthro.

2. Pola asuh

Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner namun

sebelum menggunakan lembar kuesioner tersebut sebelumnya

dilakukan uji validitas dan reabilitas terlebih dahulu kemudian

diberikan kepada responden, untuk menilai pola asuh yang

dikumpulkan dari tanya jawab memakai lembar kuesioner. Setiap

jawaban responden diberikan penelitian untuk yang menjawab “ya”

diberi nilai 2 jika skor nilai ≤ 50% dan yang menjawab “tidak” diberi

nilai 1 jika skor > 50%, ini digunkan untuk mengetahui berapa skor

yang akan diperoleh setiap responden.

Kriteria tentang Pola Asuh

Jumlah pertanyaan total : 6 butir

Jumlah jawaban :2

Jumlah pilihan jawaban : Ya = 2

Tidak = 1

Pengukuran kriteria : Skor tertinggi = ¿ x 2) 100% = 100%

: Skor terendah = ¿x 1) 100% = 99%

Kriteria :2

Range : Skor tertinggi – Skor terendah = (100–

1) % = 99%
27

Kriteria objektif terbagi atas dua kategori (pola asuh baik dan pola

asuh tidak baik)

R
Interval (I) =
K

99
=
2

= 49,5% dibulatkan menjadi 50%

Nilai standar = (100-50)% = 50%

Kriteria Objektif

1. Pola Asuh tidak baik : Jika presentase jawaban responden ≤ 50%

2. Pola Asuh baik : Jika presentase jawaban responden > 50%

3. Riwayat pemberian ASI Eksklusif

Pengumpulan data memakai lembar kuesioner berisi pertanyaan

mengenai riwayat pemberian ASI eksklusif. Setiap jawaban responden

diberikan penelitian untuk yang menjawab “tidak” diberi nilai 2 dan

yang menjawab “ya” diberi nilai 1.


28

E. Pengumpulan Data

1. Data primer

Pengumpulan data terhadap responden menggunakan kuesioner

dengan metode wawancara mengenai pola asuh dan riwayat

pemberian ASI eksklusif. langkah awal dimana sebelumnya responden

diberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner serta meminta

responden untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi

responden (informed consent) dan menjawab bila ada hal-hal yang

tidak dimengerti responden, sebelum kuesioner dibagikan kepada

responden telah dilakukan uji validitas dan realibilitas. Adapun

penelitian dilakukan dengan bertemu secara langsung yaitu door to

door dan melakukan pengukuran antropometri menggunakan

timbangan dan microtoise, dalam melakukan pengumpulan data

terhadap responden.

2. Data sekunder

Pengumpulan data didapatkan dari Dinas kesehatan dan

Puskesmas Wara kota Palopo tahun 2020.


29

F. Pengolahan dan Penyajian Data

Data yang didapatkan dari teknik mengumpulkan data akan diubah

ke dalam tabel, selanjutnya data diolah melalui program komputer SPSS

versi 26 dan WHO Anthro yaitu:

1. Pengolahan data

a. Editing

Editing adalah kegiatan memperbaiki kebenaran data juga

dapat dilaksanakan pada tahap sebelum dan sesudah pengumpulan

dalam menganalisa atau mengecek data.

b. Coding

Coding atau pengodean yang menggantikan data berupa

kalimat atau huruf membentuk data angka atau numerik. Setelah

data diedit dan disunting maka dilakukan pengkodean.

c. Skoring

Menetapkan skor atau nilai untuk tiap-tiap detail pertanyaan

dan menentukan skor maksimum dan minimun. Jawaban yang

benar diberi skor 1 dan jawaban yang tidak diberi skor 2.

d. Entri data

Kegiatan memasukkan data yang sudah terkumpul kedalam

master tabel atau database komputer. Kemudian buat distribusi

frekuensi sederhana.
30

e. Tabulating

Mengelompokkan data berupa tabel untuk memudahkan

dalam pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Penyajian data

Data yang diolah akan disediakan berupa tabel distribusi

frekuensi dan tabel analisis 2 x 2 disertai penjelasan untuk dilihat

hubungan antara pola asuh dan pemberian ASI eksklusif dengan

kejadian gizi kurang.


31

G. Analisis Data

Data dikumpulkan dan dianggap bebas dari kekeliruan dapat

dimasukkan kedalam computer dengan menggunakan (SPSS) selanjutnya

dan menganalisis sebagai berikut:

1. Analisa univariat

Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis

setiap variabel dari hasil penelitian. Hasil analisis yang diperoleh

berupa informasi yang menjelaskan atau mendeskripsikan distribusi

frekuensi dari setiap variabel bebas terhadap variabel yang terikat.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilihat kaitan atau korelasi antara pola asuh

dengan gizi kurang dan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan gizi

kurang dalam bentuk tabulasi silang (crosstab) dengan bantuan

software uji statistic SPSS for windows, berguna untuk menguji

hubungan dua variabel yang menggunakan tingkat signifikan α = ,05.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-

square, namun karena syarat uji Chi-square tidak terpenuhi maka

hasil uji yang digunakan yaitu continuity correction apabila tabel 2 x

2 dan tidak ada nilai expected count > 5, sedangkan fisher’s exact

apabila tabel 2 x 2 dan didapatkan nilai expected count < 5.

Pengambilan keputusan berdasar p (Probabilitas) jika nilai p ≤ ,05

maka H0 ditolak bahwa ada hubungan antara pola asuh dengan riwayat

pemberian ASI eksklusif dengan kejadian gizi kurang.


32

H. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan bidang atau keahlian tentang

pengetahuan adat istiadat masyarakat, etika penelitian harus diperhatiakan

beberapa hal:

1. Respect for persons (prinsip menghormati harkat martabat manusia)

Peneliti mematuhi hak subjek penelitian, apakah subjek bersedia

berpartisipasi dalam penelitian ini, jika subjek penelitian setuju, maka

diberi informed consent (lembar persetujuan) kepada subjek

penelitian. Selain itu, peneliti merahasiakan identitas subjek dengan

melakukan pengkodean untuk menghormati harkat martabat manusia

sebagai individu yang memiliki kebebasan atau memilih dan secara

pribadi bertanggungjawab atas keputusannya sendiri.

2. Beneficence dan non maleficence (prinsip etik berbuat baik)

Sebelum dilakukan penelitian, peneliti menjelaskan prosedur,

tujuan dan manfaat penelitian kepada subjek. Penelitian ini

mengusahakan manfaat maksimal dengan risiko yang minimal,

peneliti sanggup melaksanakan penelitian sekaligus dapat menjaga

kesejahteraan subjek penelitian, serta tidak mencelakakan atau

melakukan hal-hal yang merugikan.


33

3. Keadilan (Justice)

Subjek penelitian tidak membedakan subjek yang satu dengan

subjek lainnya. Penelitian ini memandang subjek penelitian dengan

moral yang benar dan pantas, memperhatikan hak subjek penelitian,

serta distribusi seimbang dan adil dalam hal beban dan manfaat

keikutsertaan dalam penelitian


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

a. Lokasi penelitian

Puskesmas Wara terletak di Kecamatan Wara yaitu di kelurahan

Tompotikka yang letaknya di pusat Kota Palopo. Puskesmas Wara

mempunyai luas wilayah kerja ± 10,2 (km2), Puskesmas Wara yang

secara administrasif terdiri dari 5 kelurahan yaitu:

1) Kelurahan Tompotikka, terdiri dari 5 RW dan 18 RT

2) Kelurahan Dangerakko, terdiri dari 6 RW dan 20 RT

3) Kelurahan Boting, terdiri dari 9 RW dan 25 RT

4) Kelurahan Lagaligo, terdiri dari 9 RW dan 21 RT

5) Kelurahan Pajalesang, terdiri dari 5 RW dan 17 RT

Puskesmas Wara adalah Puskesmas yang berada di tengah Kota

Palopo Jl. Muin Sandewang No.20 B tepatnya di Kelurahan

Tompotikka Kecamatan Wara Kota Palopo. Puskesmas Wara mulai

diresmikan dan beroprasi pada tahun 1980 dengan keadaan geografis

yang cukup strategis pada jalur lintas Trans Sulawesi.

Jumlah kasus gizi kurang untuk 2019 sebanyak 97 balita

sedangkan untuk kasus gizi kurang pada tahun 2020 untuk sampai

bulan oktober sebanyak 40 orang balita.

34
35

Terdapat 19 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Wara Kota

Palopo yaitu Posyandu Edelweis, Posyandu Adenium, Posyandu Nusa

Indah, Posyandu Cempaka, Posyandu Dahlia, Posyandu Flamboyan,

Posyandu Seroja, Posyandu Tulip, Posyandu Bogenvill, Posyandu

Geranium, Posyandu Adenium, Posyandu Cempaka, Posyandu

Kamboja, Posyandu Anggrek, Posyandu Matahari, Posyandu

Anturium dan Posyandu Teratai.

2. Analisis univariat

a. Umur

Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Puskesmas Wara
Kota Palopo Tahun 2020
Umur Frekuensi Presentase (%)
< 24 Bulan 10 29,4
≥ 24 Bulan 24 70,6
Total 34 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diperoleh bahwa distribusi

responden menurut umur 34 responden yang diteliti, dimana yang

tertinggi berada pada kelompok umur ≥ 24 bulan yaitu 24 (70,6%)

orang, dan yang paling sedikit berada pada kelompok umur < 24 bulan

yaitu sebanyak 10 (29,4%) orang.


36

b. Jenis kelamin

Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin di
Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
Perempuan 14 41,2
Laki-laki 20 58,8
Total 34 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa distribusi responden

berdasarkan jenis kelamin dari 34 responden yang diteliti, dimana

jumlah balita perempuan sebanyak 14 (41,2%) orang dan balita laki-

laki sebanyak 20 (58,8%) orang.

c. Pendidikan ibu

Tabel 4.3
Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan ibu di Puskesmas Wara
Kota Palopo Tahun 2020
Pendidikan Ibu Frekuensi Presentase (%)
Tidak Sekolah 10 29,4
SD 3 8,8
SMP 9 26,5
SMA 9 26,5
Perguruan Tinggi 3 8,8
Total 34 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan distribusi responden

berdasarkan pendidikan ibu adalah kategori Tidak Sekolah sebanyak

10 (29,4%) orang, SD sebanyak 3 (8,8%) orang, SMP sebanyak 9

(26,5%) orang, SMA sebanyak 9 (26,5%) orang, dan Perguruan

Tinggi sebanyak 3 (8,8%) orang.


37

d. Pekerjaan ibu

Tabel 4.4
Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu di Puskesmas Wara
Kota Palopo Tahun 2020
Pekerjaan Ibu Frekuensi Presentase (%)
IRT 27 79,4
Wiraswasta 4 11,8
PNS 2 5,9
Honorer 1 2,9
Total 34 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa distribusi responden

dari pekerjaan ibu dengan kategori IRT sebanyak 27 (79,4%) orang,

Wiraswasta sebanyak 4 (11,8%) orang, PNS sebanyak 2 (5,9%) orang

dan Honorer sebanyak 1 (2,9%) orang.

e. Pola asuh

Tabel 4.5
Distribusi frekuensi berdasarkan pola asuh di Puskesmas Wara Kota
Palopo Tahun 2020
Pola Asuh Frekuensi Presentase (%)
Ya 19 55,5
Tidak 15 44,5
Total 34 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan dari 34 jumlah

responden yang diteliti, responden yang mempunyai pola asuh yang

baik sebanyak 19 (55,5%) orang, sedangkan yang memiliki pola asuh

yang tidak baik sebanyak 15 (44,5%) orang.


38

f. Riwayat pemberian ASI Eksklusif

Tabel 4.6
Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat pemberian ASI Eksklusif di
Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020
Riwayat Pemberian Frekuensi Presentase (%)
ASI Eksklusif
Ya 16 47,1
Tidak 18 52,9
Total 34 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari 34 jumlah

responden yang diteliti, responden yang mempunyai riwayat ASI

eksklusif sebanyak 16 (47,1%) orang, sedangkan yang riwayat tidak

ASI eksklusif sebanyak 18 (52,9%) orang.

3. Analisis bivariat

a. Hubungan pola asuh dengan kejadian gizi kurang

Tabel 4.7
Distribusi hubungan pola asuh dengan kejadian gizi kurang di
Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020 (N=34)
Pola Kejadian Gizi Kurang Total
Asuh Gizi Normal Gizi Kurang p
N % N % N %
Ya 14 73,7 5 26,3 19 100 ,017
Tidak 4 26,7 11 73,3 15 100
Sumber: Contunity correction, 2020

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa dari 34

responden yang diteliti, untuk kategori pola asuh yang baik dengan

kejadian gizi kurang sebesar 14 (73,7%) balita yang gizi normal dan 5

(26,3%) yang gizi kurang, sedangkan untuk kategori pola asuh yang

tidak baik dengan kejadian gizi kurang sebesar 4 (26,7%) balita yang

normal dan 11 (73,3%) balita gizi kurang.


39

Dari analisis statistik didasarkan pada uji Chi-square dengan

melihat nilai continuity correction diperoleh nilai p = ,017 dengan

demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara pola asuh dengan kejadian gizi kurang pada

balita di Puskesmas Wara Kota Palopo.

b. Hubungan riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian gizi

kurang

Tabel 4.8
Distribusi hubungan riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan
kejadian gizi kurang di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020
(N=34)
Riwayat Kejadian Gizi Kurang Total
Pemberian Gizi Normal Gizi Kurang
Asi N % N % N % p
Eksklusif
Ya 12 75,0 4 25,0 16 100 ,037
Tidak 6 33,3 12 66,7 18 100
Sumber: Contunity correction, 2020

Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa dari 34

responden yang diteliti, dengan kategori riwayat pemberian ASI

eksklusif dengan kejadian gizi kurang sebanyak 12 (75,0%) balita

yang gizi normal dan sebanyak 4 (25,0%) balita yang gizi kurang,

sedangkan untuk kategori tidak memiliki riwayat pemberian ASI

Eksklusif dengan kejadian gizi kurang sebanyak 6 (33,3%) balita

normal dan sebanyak 12 (66,7%) balita yang mengalami gizi kurang.

Dari analisis statistik didasarkan pada uji Chi-square dengan

melihat nilai continuity correction didapatkan nilai p = ,037 dengan

demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa


40

terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan

kejadian gizi kurang pada balita di puskesmas Wara Kota Palopo.

B. Pembahasan

1. Hubungan pola asuh dengan kejadian gizi kurang pada balita

Pola asuh ibu atau keluarga yang kurang baik merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan gizi kurang pada balita, sebagian besar ibu atau

pengasuh yang anaknya menolak makanan saat diberikan sehingga

kebutuhan anak dalam sehari tidak tercukupi sehingga pendidikan serta

pengetahuan ibu mempengaruhi cara orangtua dalam mengasuh anak.

Dibuktikan dari hasil uji statistik dilihat dari nilai p = ,017, dan dari hasil

wawancara 15 responden sebanyak 11% balita yang gizi kurang memiliki

pola asuh yang tidak baik dengan pendidikan ibu yang tidak sekolah

sebanyak 29,4% sedangkan hasil wawancara 19 responden sebanyak

26,3% yang memiliki pola asuh baik yang menderita gizi kurang. dan hasil

observasi dilapangan dari wawancara kuesioner sebanyak 15 balita yang

menderita gizi kurang menolak makanan saat diberikan.

Penelitian yang dilakukan Putri (2018) gizi balita salah satunya

dipengaruhi oleh praktek pola asuh ibu, pengasuhan anak merupakan salah

satu faktor yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan balita,

balita yang tidak diasuh dengan baik, misalnya kebutuhan gizi anak kurang

diperhatikan sangat mempengaruhi kesehatan fisiknya, dari hasil analisis


41

diperoleh nilai p = ,009 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

pola asuh orangtua dengan keadaan gizi kurang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Izhar (2017) analisis

statistik nilai p = ,022 dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan

antara pola asuh dengan kejadian gizi kurang. Pola asuh pada balita yang

dipraktikkan ibu terhitung banyak yang kurang baik akibatnya balita

mengalami gizi kurang, penyebabnya anak sering menolak makanan jika

diberikan sehingga ibu hanya memberikan jajanan yang disukai anaknya.

Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2015) menunjukkan ada

hubungan yang signifikan antara pola asuh keluarga dengan status gizi

balita (p=,045). Pola asuh yang tidak baik keluarga berpeluang 2,96 kali

lebih besar memperoleh gizi kurang dibanding pola asuh keluarga yang

baik. Keadaan umur balita yang masih terletak pada sesi ketergantungan

dalam perihal pemenuhan kebutuhan dasarnya terhadap orang tua atau

penjaga, membuat konsumsi makan sangat bergantung dengan metode

penjaga dalam mengasuh anak.

Pola asuh anak dalam memberikan konsumsi pangan sehari-hari

ditentukan dari berdasarkan pendidikan dan pengetahuan ibu tentang

konsumsi balita. Sebagian besar gizi kurang dapat dihindari jika ibu atau

pengasuh mengerti teknik pemberian makan, waktu pemberian makan

sehingga status gizi balita bisa lebih baik (Supariasa, 2015).

Beberapa pola asuh yang tidak baik yang berkaitan dengan teknik

ibu melibatkan anak yang sering menolak makanan jika diberikan,


42

keterlibatan ibu atau pengasuh lain dalam mengurus anak hal ini

diakibatkan karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran orang tua

tentang pemenuhan gizi anak dalam mengasuh anak.

2. Hubungan Riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian gizi kurang

pada balita

Balita yang semasa bayi tidak memperoleh ASI secara eksklusif

merupakan salah satu aspek pemicu gizi kurang, dari hasil uji statistik

menunjukkan sebagian besar bayi yang tidak memperoleh ASI secara

eksklusif pada masa bayi berisiko menderita gizi kurang karena tidak

mendatkan cukup nutrisi lengkap dari ASI serta dari hasil wawancara

dilapangan sebagian besar ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif

karena lebih memilih memberikan susu formula, dibuktikan dari nilai p

= ,037 dan dari hasil wawancara dari 18 responden yang anaknya tidak

mendapatkan ASI secara eksklusif sebanyak 66,7% menderita gizi kurang,

sedangkan hasil wawancara 16 responden balita yang mendapatkan ASI

eksklusif sebanyak 11,8% yang menderita gizi kurang.

Penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2015) pemberian ASI

eksklusif memiliki hubungan dengan kejadian gizi kurang. Hasil ini

dibuktikan dengan nilai p = ,029, dari anak yang berusia 1-5 tahun.

Sebagian besar responden tidak mendapatkan ASI eksklusif karena

sebagian ibu lebih memutuskan untuk memberikan susu formula serta

memberikan makanan tambahan pada balita usia < 6 bulan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif pada bayi selama


43

6 bulan pertama kehidupannya dapat mencegah gizi kurang dimana air

susu ibu sangat penting untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal

dimana kandungan dari ASI yang sangat kompleks sehingga dapat

memenuhi nutrisi pada bayi.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh sugioto (2016) hasil uji

statistik diperoleh nilai p = ,010 berpengaruh secara signifikan dengan

kejadian gizi kurang, ibu yang mempunyai balita dengan keadaan gizi

kurang, pada saat bayi anaknya tidak memperoleh ASI secara eksklusif

dari lahir sampai umur 6 bulan. Asi merupakan sumber gizi yang sangat

ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan

pertumbuhan bayi selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun.

Penyebab terjadinya gizi kurang pada balita adalah tidak mendapat

ASI secara eksklusif semasa bayi karena penyerapan dan metabolisme

mikronutrien. ASI memiliki kualitas dan kuantitas zat gizi yang optimal

yang mudah dicerna oleh bayi, ASI mengandung kolostrum yang

membantu pematangan kekebalan tubuh dan penyerapan nutrisi seperti

protein vitamin dan mineral dan enzim yang dibutuhkan oleh bayi. (Mery,

2012).

Balita yang semasa bayi tidak memperoleh ASI eksklusif karena

sebagian besar ibu memberikan susu formula dan makanan tambahan pada

usia < 6 tahun di Puskesmas Wara Kota Palopo tahun 2020.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan pola asuh dan riwayat

pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian gizi kurang pada balita usia 24-36

bulan di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020, maka peneliti dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan pola asuh dengan kejadian gizi kurang pada balita usia 12-

36 bulan di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020.

2. Ada hubungan riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian gizi

kurang pada balita usia 12-36 bulan di Puskesmas Wara Kota Palopo

Tahun 2020

B. Saran

Untuk mencegah terjadinya gizi kurang pada balita, diharapkan ibu

meluangkan waktu dalam hal memberikan kasih sayang serta perhatian pada

balitanya dengan melibatkan dan peduli akan pemberian makanan dengan

memperhatikan nutrisi dan zat gizi anak dalam penerapan pola asuh yang baik

serta perlu juga memperbaiki upaya dalam pengasuhan anak karena sangat

menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak balita. Perlu ditingkatkan

upaya bidan dalam memberikan konseling serta penyuluhan kepada ibu sedini

mungkin sejak masih dalam kandungan tentang pentingnya dan manfaat

pemberian ASI Eksklusif.

44
45
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R, & Wismaningsih, E, R, (2015). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif


dengan Kejadian Status Gizi Kurang pada Balita Umur 1-5 Tahun. Jurnal
Wiyata, 2,1

Aprianto, D, & Subagio, H, W, (2016). Pola Asuh Dan Status Gizi Balita Di
Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Gizi
Pangan, 11, 125-134

Aritonang, I, (2013). Perencanaan dan Evaluasi Program Intervensi Gizi


Kesehatan. Leoutikbook. Jakarta.

Dinas Kesehatan kota palopo. (2020). Data Jumlah Balita Gizi Kurang. Palopo

Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel. (2018). Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel
Sulawesi Selatan.

Fauziah, L, & Rahman, L, (2017). Faktor Risiko Kejadian Gizi Kurang Pada
Balita Usia 24-59 Bulan Di Kelurahan Taipa Kota Palu. Jurnal Ilmiah
Kedokteran, 4,3

Handayani. R, (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada


Anak Balita. Jurnal Endurance, 2, 217-224

Hardinsyah, & Supariasa, N, D, I. (2017). Ilmu Gizi Teori & Aplikasi.EGC :


Jakarta

Husna, R, & Nurizma, R, (2016). Hubungan Antara Pola Asuh Dan Pengetahuan
Orang Tua Terhadap Status Gizi Anak. Jurnal Farmasi Komunitas, 3, 57-
62

Irianti, B, (2018). Faktor- Faktor Yang Menyebabkan Status Gizi Kurang Pada
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sail Pekanbaru Tahun 2016. Jurnal
Kebidanan, 3, 95-98

Izhar, M, D, (2017). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan Pola Asuh


Makan Terhadap Status Gizi Anak Di Kota Jambi. Jurnal Kesmas Jambi,
1, 2

Kemenkes RI, (2018). Data Riset Kesehatan Presentasi Gizi Kurang

Khasanah, N, A & Wiwit, S, (2018). Karakteristik Ibu dengan Kejadian Gizi


Kurang Pada Balita 6-24 Bulan di Kecamatan Selat Kapuas. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 7, 1-8
Lestari, D, N, (2015). Analisis Determinan Status Gizi Balita di Yogyakarta.
Jurnal Gizi, 15, 22-29

Munawaroh, S, (2015). Pola Asuh Mempengaruhi Status Gizi Balita. Jurnal


Keperawatan, 6, 44-50

Mustika, W, & Syamsul, D, (2018). Analisis Permasalahan Status Gizi Kurang


Pada Balita Di Puskesmas Teupah Selatan Kabupaten Simeuleu. Jurnal
Kesehatan Global, 1, 127-136

Pediatri, S, (2017). Hubungan Riwayat Penyakit Infeksi dan Pemberian ASI


Eksklusif dengan Status Gizi Anak. Jurnal Kesehatan, 19,2

Permenkes, (2020). Kategori Ambang Batas Status Gizi Anak

Pratiwi, T, D, & Masrul, (2016). Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang. Jurnal Fk
Unand, 5, 3

Putri, R, M. (2018) Hubungan Pola Asuh OrangTua Dengan Status Gizi Pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bulang Kota Batam. Jurnal Bidan
Komunitas, 11, 107-116

Putri, R, F, & Sulastri, D, (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status


Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Jurnal
Kesehatan, 4, 1

Puskesmas Wara kota Palopo, (2020). Laporan bagian Gizi.

Puspasari, N, & Andriani, M, (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi


dan Asupan Makanan pada Balita dengan Status Gizi Balita (BB/U) usia
12-24 Bulan. Jurnal Gizi, 1, 369-378

Riskesdas, (2018). Status gizi anak balita berdasarkan indicator BB/TB. Jakarta

Sari, V, P. (2018). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Status Gizi Balita Di
Posyandu Kelurahan Wirogunan Kota Yogyakarta.

Sri. F, N. (2014). Hubungan Beban Kerja, Pengetahuan Dan Sikap Gizi Ibu, Serta
Pola Asuh Makan Dengan Status Gizi Balita Di Kota Bogor’, Institut
Pertanian Bogor.

Subekti, S, & Yulia, C. (2017). Pengetahuan Gizi Dan Pola Asuh Ibu Anak Balita
Gizi Kurang Di Kelurahan Pasteur Kecamatan Sukajadi Bandung. Jurnal
Gizi, 8, 58-74
Sudarti & Khoirunnisa, E. (2010) Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita.
Yogyakarta : Muha Medika

Sudilestari, A, A, A, & Laksmi, S, P, A, G & Purwanti, S, I. (2018) Hubungan


Riwayat Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Balita Usia 7-24
Bulan di UPT Puskesmas Susut I Kabuparen Bangli. Jurnal Gizi, 5, 82-90

Sugito,W,M & Wardoyo, S,A & Mahmudiono, T. (2017) Hubungan ASI


Eksklusif Dengan Kejadian Underweight di Jawa Timur Tahun 2016.
Jurnal Gizi, 1, 180-188

Sundaraj, P. (2015) Gambaran Karakteristik Ibu Dan Anak Terhadap Kejadian


Gizi Kurang Pada Anak Balita di Desa Sukawati Gianyar. Jurnal Gizi, 4,
102-112

Walyani, E, S. (2015). Perawatan Kehamilan dan Menyusui Anak Pertama agar


Bayi Lahir Sehat. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

WHO, (2018). Presentase Kejadian Gizi Kurang pada Anak Balita.


LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 2: Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2: Surat Izin Penelitian
Lampiran 3: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4: Informed Consent

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Responden

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi DIV Kebidanan

Universitas Mega Buana Palopo

Nama : Nurfadillah Nurwi

Nim : B.19.013.010

Alamat: Jl. Peda-peda

Hendak melaksanakan penelitian dengan judul : “Hubungan Pola Asuh

dan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Gizi Kurang pada

Balita Usia 12-36 Bulan di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2020”.

Penelitian ini bertujuan untuk kepentingan perkembangan Ilmu Kesehatan

Kebidanan yang menyangkut kejadian gizi kurang pada balita dalam rangka

penyelesaian tugas akhir bagi peneliti.

Bahwa penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang dapat merugikan

bagi responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan oleh responden

akan dijaga karena hanya akan digunakan untuk penelitian tidak untuk

dipublikasikan. Apabila responden tidak bersedia menjadi responden tidak akan

ada ancamanmaupun sanksi bagi responden. Apabila setelah menjadi responden


dan responden mengalami kerugian, responden dapat mengundurkan diri dan

tidak berpartisipasi dalam penelitian ini.

Saya sebagai peneliti mengucapkan banyak terima kasih atas kesediannya

menjadi responden dalam penelitian ini.

Peneliti

(Nurfadillah Nurwi)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Responden

Di Puskesmas Wara Kota Palopo

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Sarjana Terapan Kebidanan

Universitas Mega Buana Palopo, saya akan melakukan penelitian Hubungan Pola

Asuh dan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Gizi Kurang pada

Balita, untuk keperluan tersebut saya mohon bersedia, atau tidak bersedia ibu

untuk mengisi lembar kuesioner yang saya sediakan dengan kejujuran dan apa

adanya, jawaban ibu dijamin kerahasiannya.

Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan

partisipasinya kami ucapkan banyak terimah kasih.

Palopo, 2020

Penulis Responden

(Nurfadillah Nurwi) ( )
Lampiran 5: Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

KUESIONER

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA


BALITA USIA 12-32 BULAN DI PUSKESMAS BENTENG
PALOPO TAHUN 2020

Hasil uji validitas kuesioner penelitian tentang pola asuh

Tabel 1.2

Hasil Uji Validitas Kuesioner tentang pola asuh

Kode soal Person Correlation


No r-table Keterangan
pertanyaan (r-hitung)
1 P1 0,325 0,412 Valid
2 P2 0,325 0,041 Tidak Valid
3 P3 0,325 0,336 Valid
4 P4 0,325 0,432 Valid
5 P5 0,325 0,527 Valid
6 P6 0,325 0,525 Valid
7 P7 0,325 0,462 Valid
8 P8 0,325 0,221 Tidak Valid

Berdasarkan tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa hasil uji Correlation

Kuesioner tentang pola asuh di Puskesmas Benteng Palopo tahun 2020,

didapatkan hasil nilai r-hitung/pearson correlation > 0.325 maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat 2 pertanyaan yang tidak valid dan 6 pertanyaan yang

valid.
Reliability

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 37 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 37 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,583 ,478 9

Inter-Item Correlation Matrix


p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 Skor
p1 1,000 -,341 ,216 ,037 ,224 ,301 -,026 -,193 ,412
p2 -,341 1,000 -,421 -,244 -,081 -,139 -,064 ,404 ,041
p3 ,216 -,421 1,000 ,097 ,183 -,083 ,137 -,162 ,336
p4 ,037 -,244 ,097 1,000 -,090 ,380 ,097 -,016 ,432
p5 ,224 -,081 ,183 -,090 1,000 ,004 ,183 ,098 ,527
p6 ,301 -,139 -,083 ,380 ,004 1,000 ,337 -,172 ,525
p7 -,026 -,064 ,137 ,097 ,183 ,337 1,000 -,292 ,462
p8 -,193 ,404 -,162 -,016 ,098 -,172 -,292 1,000 ,221
Skor ,412 ,041 ,336 ,432 ,527 ,525 ,462 ,221 1,000
Item-Total Statistics
Squared
Multiple Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Correlatio Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation n Deleted
p1 20,65 6,901 ,253 . ,561
p2 20,62 7,908 -,135 . ,636
p3 20,68 7,114 ,173 . ,577
p4 20,49 6,812 ,268 . ,557
p5 20,38 6,575 ,381 . ,534
p6 20,78 6,730 ,404 . ,536
p7 20,68 6,781 ,312 . ,549
p8 20,73 7,425 ,061 . ,597
Skor 11,00 1,944 1,000 . ,084
Lampiran 6: Instrumen Penelitian

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN POLA ASUH DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA
USIA 12-36 BULAN DI PUSKESMAS WARA KOTA PALOPO TAHUN
2020

FORMULIR IDENTITAS RESPONDEN

Kode Responden : (Diisi oleh responden)

Alamat :

Jenis Kelamin :

Tanggal lahir :

Tanggal pengukuran :

Umur :

IDENTITAS RESPONDEN (IBU)

1. Nama :

2. Umur :

3. Pekerjaan :

4. Jumlah anak :

5. Alamat :

6. Pendidikan

: Tidak Sekolah

: SD

: SMP

: SMA

: Perguruan Tinggi
A. Gizi Kurang (Disii oleh peneliti)

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Tinggi badan :

Berat badan :

B. Pola Asuh

Petunjuk:

Bacalah dengan seksama, dan beri tanda  pada jawaban yang sesuai dengan

apa yang ibu alami dalam kehidupan sehari-hari.

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah ibu terlibat saat anak membutuhkan teman

bermain

2. Apakah ibu memberikan kebebasan anak untuk

berkreasi sesuai dengan keinginan anak

3. Apakah ibu sering mengawasi anak jika diberikan

makanan

4. Apakah anak ibu sering menolak makanan jika

diberikan

5. Apakah ibu menyerahkan perawatan anak sepenuhnya

pada pembantu
6. Apakah ibu memberikan langsung makanan

menggunakan tangan ibu sendiri

C. Kuesioner riwayat pemberian ASI eksklusif

Petunjuk:

Bacalah dengan seksama, dan beri tanda (×) pada jawaban yang sesuai

dengan apa yang ibu alami dalam kehidupan sehari-hari.

1. Apakah anak ibu mendapatkan ASI saja dari umur 0-6 bulan?

(a) Ya (b) Tidak


Lampiran 7: Master Tabel

MASTER TABEL
HUBUNGAN POLA ASUH DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA
BALITA USIA 12-36 BULAN DI PUSKESMAS WARA KOTA PALOPO

VARIABEL

INDEPENDEN
Umur Pd DEPENDEN
No Nama JK Pk Ibu
Balita Ibu RIWAYAT
PEMBERIAN
POLA ASUH TOTAL % KODE ASI
Gizi Kurang P1 P2 P3 P4 P5 P6       EKSLUSIF
1 An. MI 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 8 67 1 2
An.
2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 7 50 2 2
NM
An.
3 2 2 3 2 1 1 2 2 1 1 1 8 67 1 2
MH
An.
4 2 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 7 50 2 1
MG
5 An. AZ 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 6 50 2 2
6 An. FA 1 2 4 1 1 1 1 1 1 2 2 8 67 1 1
An.
7 2 2 3 1 1 1 2 2 2 2 2 11 92 1 1
MS
8 An. SA 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 6 50 2 2
9 An. RR 2 2 4 1 1 1 2 1 2 2 2 10 83 1 2
An.
10 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 50 2 1
MN
An.
11 1 1 3 3 2 2 1 2 1 2 1 9 75 1 2
HM
12 An. KN 2 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 7 50 2 2
An.
13 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 8 67 1 2
DM
14 An. NH 2 1 1 4 2 1 2 2 1 1 1 8 67 1 1
15 An. HS 2 2 4 1 2 1 1 1 1 1 1 6 50 2 2
16 An. IP 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 11 92 1 2
An.
17 2 2 4 1 2 1 1 1 1 1 1 7 50 2 2
MA
18 An. R 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 8 67 1 1
19 An. SP 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 10 83 1 2
20 An. A 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 7 50 2 2
An.
21 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 8 67 1 1
MP
An.
22 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 6 50 2 1
MR
23 An. A 1 2 5 1 1 1 2 1 2 1 1 8 67 1 2
24 An. LA 1 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 7 50 2 1
25 An. AR 1 1 5 3 1 1 1 1 2 2 1 8 67 1 1
An.
26 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 7 50 2 2
MF
27 An. FL 2 1 4 1 2 1 2 1 2 1 2 9 75 1 1
28 An. A 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 6 50 2 1
29 An. KR 1 1 4 1 1 1 2 1 1 2 1 8 67 1 1
30 An. N 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 7 50 2 2
31 An. 2 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 7 50 2 1
MN
An.
32 1 2 4 1 1 1 2 1 1 2 1 8 67 1 1
MAF
33 An. AS 2 1 3 1 1 1 2 1 2 2 1 9 75 1 1
34 An. J 2 1 5 2 2 1 1 1 1 2 2 8 67 1 2

Keterangan:

Umur: Jenis Kelamin: Pendidikan Ibu (Pd Ibu): Pekerjaan Ibu (Pk Ibu):
1. < 24 Bulan 1 Perempuan 1 Tidak Sekolah 1 IRT
2. ≥ 24 Bulan 2 Laki-laki 2 SD 2 Wiraswasta
3 SMP 3 PNS
4 SMA 4 Honorer
5 Perguruan tinggi

Gizi Kurang: Pola Asuh Riwayat Pemberian ASI Eksklusif


1 Gizi Normal 1 Tidak 1 Ya
2 Gizi Kurang 2 Ya 2 Tidak
Lampiran 8: Output SPSS

Frequencies

Statistics
Riwayat Pemberian Asi
Umur Jenis Kelamin Pendidikan Ibu Pekerjaan Ibu Pola Asuh Eksklusif
N Valid 34 34 34 34 34 34
Missing 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 24 Bulan 10 29,4 29,4 29,4
≥ 24 Bulan 24 70,6 70,6 100,0
Total 34 100,0 100,0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 14 41,2 41,2 41,2
Laki-laki 20 58,8 58,8 100,0
Total 34 100,0 100,0

Pendidikan Ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Sekolah 10 29,4 29,4 29,4
SD 3 8,8 8,8 38,2
SMP 9 26,5 26,5 64,7
SMA 9 26,5 26,5 91,2
Perguruan Tinggi 3 8,8 8,8 100,0
Total 34 100,0 100,0
Pekerjaan Ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 27 79,4 79,4 79,4
Wiraswasta 4 11,8 11,8 91,2
PNS 2 5,9 5,9 97,1
Honorer 1 2,9 2,9 100,0
Total 34 100,0 100,0

Pola Asuh
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 19 55,9 55,9 55,9
Tidak 15 44,1 44,1 100,0
Total 34 100,0 100,0

Riwayat Pemberian Asi Eksklusif


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 16 47,1 47,1 47,1
Tidak 18 52,9 52,9 100,0
Total 34 100,0 100,0

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pola_Asuh * Gizi_Kurang 34 100,0% 0 0,0% 34 100,0%
Riwayat_Pemberian_Asi_Ek 34 100,0% 0 0,0% 34 100,0%
sklusif * Gizi_Kurang
Pola_Asuh * Gizi_Kurang

Crosstab
Gizi_Kurang
Gizi Normal Gizi Kurang Total
Pola_Asuh Ya Count 14 5 19
% within Pola_Asuh 73,7% 26,3% 100,0%
% of Total 41,2% 14,7% 55,9%
Tidak Count 4 11 15
% within Pola_Asuh 26,7% 73,3% 100,0%
% of Total 11,8% 32,4% 44,1%
Total Count 18 16 34
% within Pola_Asuh 52,9% 47,1% 100,0%
% of Total 52,9% 47,1% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 7,438 a
1 ,006
Continuity Correction b
5,670 1 ,017
Likelihood Ratio 7,718 1 ,005
Fisher's Exact Test ,014 ,008
Linear-by-Linear Association 7,219 1 ,007
N of Valid Cases 34
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,06.
b. Computed only for a 2x2 table
Riwayat_Pemberian_Asi_Eksklusif * Gizi_Kurang

Crosstab
Gizi_Kurang
Gizi Normal Gizi Kurang Total
Riwayat_Pemberian_Asi_ Ya Count 12 4 16
Eksklusif % within 75,0% 25,0% 100,0%
Riwayat_Pemberian_Asi_
Eksklusif
% of Total 35,3% 11,8% 47,1%
Tidak Count 6 12 18
% within 33,3% 66,7% 100,0%
Riwayat_Pemberian_Asi_
Eksklusif
% of Total 17,6% 35,3% 52,9%
Total Count 18 16 34
% within 52,9% 47,1% 100,0%
Riwayat_Pemberian_Asi_
Eksklusif
% of Total 52,9% 47,1% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5,903a 1 ,015
Continuity Correctionb 4,349 1 ,037
Likelihood Ratio 6,107 1 ,013
Fisher's Exact Test ,020 ,018
Linear-by-Linear Association 5,729 1 ,017
N of Valid Cases 34
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,53.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 9: Output WHO Anthro

An. MI (Gizi Kurang)


Lampiran 10: Dokumentasi Penelitian

PENGUKURAN ANTHROPOMETRI
Lampiran 11: Riwayat Hidup Peneliti

RIWAYAT HIDUP PENELITI

A. Identitas Diri

1. Nama : Nurfadillah Nurwi


2. Tempat Tanggal Lahir : Cappasolo, 09 Oktober 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Peda-peda Lr.1 No.9 Kota Palopo
6. No. Hp : 0852-1373-8937
B. Nama Orang Tua
1. Ayah : Alm. Nurwi
2. Ibu : Mashura
C. Riwayat Pendidikan
1. Tamat SD di SDN 134 Cappasolo Kec. Malangke Tahun 2007
2. Tamat SMP di Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kota Palopo Tahun
2010
3. Tamat SMA di SMAN 3 Kota Palopo Tahun 2013
4. Tamat D3 Jurusan Akademi Kebidanan Kamanre Kota Palopo Tahun
2016
5. S1 Terapan Kebidanan di Universitas Mega Buana Palopo Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai