Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Bimbingan Konseling 1 (2) (2012)

Jurnal Bimbingan Konseling


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk

MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK FUN GAME UNTUK


MENGURANGI KECEMASAN BERBICARA DIDEPAN KELAS

Sri Purwati A Sugiyo, Imam Tajri

Prodi Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri


Semarang, Indonesia
Info Artikel
Sejarah Artikel: Abstract
Diterima Agustus 2012 Kecemasan berbicara di depan kelas merupakan salah satu ketakutan terbesar yang dialami oleh
Disetujui September 2012 manusia. Seringkali siswa merasa cemas apabila harus melakukan presentasi di depan kelas. Pada
Dipublikasikan November umumnya kecemasan berbicara di depan kelas bukan disebabkan oleh ketidakmampuan individu,
2012 tetapi sering disebabkan oleh adanya gangguan fisik, psikologis dan behavioral. Oleh karena itu
untuk membantu siswa yang mengalami kecemasan berbicara di depan kelas dapat dilakukan
Keywords: melalui model bimbingan kelompok dengan teknik fun game. Penelitian ini merupakan penelitian
Fun Game Group dan pengembangan yang bertujuan untuk menguji efektifitas model bimbingan kelompok dengan
Guidance Speaking teknik fun game untuk mengurangi kecemasan berbicara di depan kelas siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Brangsong. Analisis penelitian menggunakan uji-t, maka dapat disimpulkan bahwa
Anxiety
terdapat penurunan yang signifikan antara sebelum diberi layanan bimbingan kelompok dengan
teknik fun game dan sesudah diberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik fun game.
Penurunan tersebut menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik fun game
efektif untuk mengurangi kecemasan berbicara di depan kelas siswa. Sehingga diharapkan model
ini dapat digunakan konselor dalam pelayanan mengurangi kecemasan berbicara siswa.

Abstract
Anxiety about speaking in front of the class is one of the greatest fears experienced by humans. Students often
feel anxious whenever they have to give a presentation to the class. In general, anxiety about speaking in front
of the class is not caused by the inability of the individuals, but it is often caused by physical, psychological and
behavioral problems. Therefore, helping students who experience speaking anxiety when they have to speak in
front of the class can be done through group guidance using fun game techniques. The conducted study is a
research and development program aimed to test the effectiveness of group guidance using fun game techniques
to reduce anxiety about speaking in front of the class of Grade VII students at SMP Negeri 2 Brangsong.
Analysis of the data was performed using the t-test, it can be concluded that there was a significant decrease in
the level of anxiety after the guidance using fun game technique. The decline shows that group guidance using
fun game techniques was effective to reduce anxiety about speaking in front of the class of among students. It is
expected that this model can be used by counselors to reduce students’ speaking anxiety.

© 2012 Universitas Negeri Semarang

H
Alamat korespondensi:
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
Email: jurnalpps@unnes.ac.id
Sri Purwati dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 1 (2) (2012)

Pendahuluan diskusi. Namun konselor belum memberikan


perlakuan sebagai upaya untuk membantu siswa
Komunikasi menggambarkan bagaimana mengurangi kecemasan berbicara siswa. Sehingga
seseorang berinteraksi dengan lingkungan siswa kurang dapat mengaktualisasikan dirinya
sekitarnya untuk memperoleh informasi dan secara optimal.
menyelesaikan permasalahan yang dialaminya. Di Hal ini merupakan tugas konselor untuk
dalam proses belajar mengajar di kelas juga terjadi membantu mengatasi masalah siswa. Bantuan yang
komunikasi baik komunikasi verbal maupun diberikan kepada siswa agar efektif hendaknya
nonverbal antara guru dengan siswa dan antara mempertimbangkan relevansi antara jenis layanan
siswa dengan siswa yang lain. Siswa dituntut untuk dengan masalah yang dialami oleh siswa. Sehingga
berbicara, mengemukakan pendapat dan ide-idenya dengan bantuan yang tepat akan diperoleh
secara lisan di depan orang banyak. Hal ini perubahan tingkah laku yang diharapkan.
didukung oleh Parvis ( 2001) dalam Journal of Salah satu jenis layanan bimbingan dan
Environmental Health tentang The Importance of konseling yang diduga tepat dalam upaya
Communication and Public-Speaking Skills, memberikan bantuan kepada siswa adalah layanan
kesimpulan dari hasil penelitiannya adalah bahwa bimbingan kelompok karena sesuai dengan
hampir setiap profesi memerlukan berbicara di pendapat Romlah (2006) bahwa bimbingan
depan umum. kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan
Namun tidak jarang siswa merasa cemas yang berusaha membantu individu agar dapat
untuk mengungkapkan pikirannya secara lisan, baik mencapai perkembangannya secara optimal sesuai
pada saat diskusi kelompok, bertanya kepada guru, dengan kemampuan bakat, minat, serta nilai-nilai
maupun ketika harus berbicara di depan kelas saat yang dianutnya, dan dilaksanakan dalam situasi
mempresentasikan tugas. Kegiatan tersebut kelompok.
menuntut siswa untuk berbicara di depan umum, Namun kenyataan yang ada di SMP Negeri 2
dan ketika siswa merasa cemas saat melakukannya Brangsong, layanan bimbingan kelompok yang
dapat dikatakan siswa tersebut mengalami merupakan salah satu jenis layanan dalam
kecemasan dalam berkomunikasi atau berbicara di bimbingan dan konseling selama ini belum
terprogramkan dan belum dilaksanakan untuk
depan umum.
diaplikasikan ke siswa dalam upaya membantu
Sebuah penelitian di Amerika oleh Hunt,
mengentaskan permasalahan yang dialami oleh
Scott, Mc Croskey (1978) dalam (Sugiyo, 2005),
siswa. Selain itu, konselor sekolah juga belum
menunjukkan bahwa 10-20% mahasiswa Amerika
memberikan pelayanan kepada siswa sebagai upaya
menderita apprehensif dalam komunikasi.
untuk membantu siswa mengurangi kecemasan
Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa
berbicara mereka di depan kelas.
orang-orang yang apprehensif dalam berkomunikasi
Oleh karena itu, peneliti menganggap model
cenderung dianggap tidak menarik orang lain, tidak bimbingan kelompok dengan teknik fun game
kredibel dan jarang menduduki jabatan pemimpin. menjadi pilihan dalam pemberian layanan untuk
Dalam dunia pekerjaan atau bekerja ia cenderung mengurangi kecemasan berbicara di depan kelas
tidak puas, di sekolah ia cenderung malas, sehingga karena mempertimbangkan latar belakang sifat anak
orang yang demikian di duga sering mengalami yang mudah menangkap perintah melalui permainan
kegagalan dari pada keberhasilan. dengan teman sebayanya. Melalui layanan
Berdasarkan observasi di lapangan dan bimbingan kelompok dengan teknik fun game,
wawancara dengan guru bimbingan dan konseling anggota saling melakukan permainan
diperoleh informasi bahwa di SMP Negeri 2 menyenangkan yang secara tidak langsung
Brangsong khususnya kelas VII terdapat siswa yang mempunyai tujuan dapat mengurangi kecemasan
mengalami kecemasan berbicara di depan kelas, hal berbicara di depan kelas siswa.
ini ditandai masih terdapatnya siswa yang tidak Hal ini didukung oleh penelitian yang
berani maju ke depan kelas, terdapat siswa yang dilakukan Hosseini (2012) dalam International
cenderung diam ketika diberi kesempatan bertanya, Journal of Learning & Development tentang “
terdapat siswa yang terlihat gemetar, tegang, Game: Taking the Line of Least Resistance”, hasil
gelisah, cemas, gugup, muka pucat, duduknya tidak dari penelitiannya adalah bahwa permainan telah
tenang, mengalihkan pembicaraan, menggerak- terbukti menjadi faktor yang signifikan dalam
gerakkan anggota tubuh, memainkan alat tulis atau meningkatkan kinerja individu, konsep diri dan
yang lainnya, pandangan mata kosong, dan
mengeluarkan keringat dingin, terutama pada saat
diberi pertanyaan oleh guru atau disuruh maju dan
terdapat siswa yang hanya diam ketika sedang

82
Sri Purwati dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 1 (2) (2012)

[j| li
Bagan 1. Tahap-Tahap Pengembangan Model Kegiatan layanan bimbingan kelompok
mengurangi kecemasan berkomunikasi di depan merupakan bagian dari proses pendidikan. Oleh
umum. karena itu pengembangan model bimbingan
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah kelompok dengan teknik fun game untuk
menghasilkan model bimbingan kelompok dengan mengurangi kecemasan berbicara di depan kelas
teknik fun game yang efektif untuk mengurangi merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas
kecemasan berbicara di depan kelas siswa. proses dan hasil pendidikan. Mengingat penelitian
ini bertujuan menghasilkan model bimbingan
Metode kelompok dengan teknik fun game yang merupakan
salah satu produk pendidikan maka jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang digunakan ialah jenis penelitian
pengembangan. Berdasarkan adanya tahapan yang pengembangan. Dalam penelitian ini hanya sampai
akan dilaksanakan maka secara keseluruhan pada langkah ke enam seperti terlihat pada gambar
rancangan yang digunakan dalam penelitian ini 1.
adalah rancangan penelitian dan pengembangan Adapun rancangan model bimbingan
(research and development). Seperti dijelaskan oleh kelompok dengan teknik fun game akan terlihat
Borg & Gall dalam Samsudi (2009) yaitu seperti gambar 2.
“Educational research and development (R & D) is Dalam penelitian ini hanya sampai pada
a process used to develop and validate educational langkah ke enam yaitu tahap pertama studi
products". Maksud penggunaan istilah produk penduluan (kajian pustaka dan kajian empirik),
pendidikan (educational products) dijelaskan lebih tahap kedua perancangan model hipotetik
jauh, tidak hanya mencakup wujud material seperti bimbingan kelompok dengan teknik fun game untuk
buku-buku teks, film-film pembelajaran dsb, tetapi mengurangi kecemasan berbicara di depan kelas
juga berhubungan dengan pengembangan proses siswa, tahap ketiga uji kelayakan model hipotetik
dan prosedur, seperti pengembangan metode bimbingan kelompok dengan teknik fun game, tahap
keempat revisi model hipotetik bimbingan
mengajar atau metode untuk mengorganisasi
kelompok dengan teknik
pembelajaran.

83
Sri Purwati dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 1 (2) (2012)

Bagan 2. Rancangan Model Bimbingan Kelompok dengan Teknik Fun Game


fun game, tahap kelima uji lapangan meliputi uji dalam penelitian ini adalah dengan (1) mengambil
keterlaksanaan model dan uji efektifitas model, data secara langsung dari objek penelitian (data
tahap keenam revisi model bimbingan kelompok primer). Contoh : mewawancarai langsung konselor
dengan teknik fun game (model akhir). sekolah dan siswa yang menjadi subyek
Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian.(2) data didapat tidak secara langsung
rancangan penelitian pra-eksperimen bentuk One- dari objek penelitian (data sekunder). Contohnya
Group Pretest-Posttest Design (Samsudi, 2009). adalah pada penelitian yang menggunakan data
Dalam kegiatan eksperimen, hanya ada satu statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah,
kelompok yaitu kelompok eksperimen. Kelompok jenis data yang dibutuhkan adalah data primer
eksperimen ini mendapatkan perlakuan berupa kualitatif. Data diperoleh dari konselor sekolah dan
aplikasi model bimbingan kelompok dengan teknik siswa yang menjadi subyek atau sumber data.
fun game. Adapun teknik pengumpulan data dalam bentuk
Sampel penelitian diambil dengan angket dan wawancara.
menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan Teknik analisis data yang digunakan adalah
(purposive sampling) yaitu dilakukan dengan teknik analisis statistik deskriptif, teknik analisis
mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu deskriptif dan uji-t. Teknik analisis statistik
kriteria tertentu. Berdasarkan teknik tersebut maka deskriptif digunakan untuk menganalisis data
sampel diambil sebanyak 10 siswa dengan kriteria tentang profil kecemasan berbicara di depan kelas
siswa yang mengalami kecemasan berbicara di siswa. Analisis deskriptif digunakan untuk
depan kelas. menganalisis data tentang layanan untuk
Variabel yang akan diukur dalam penelitian mengurangi kecemasan berbicara di depan kelas
ini adalah variabel kecemasan berbicara di depan siswa yang telah diselenggarakan konselor di SMP,
kelas siswa. Sedangkan teknik pengambilan data penilaian tentang kelayakan model

84
Sri Purwati dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 1 (2) (2012)

hipotetik bimbingan kelompok dengan teknik fun ditetapkan untuk setiap kelasnya; (3) Layanan
game, dan keefektifan proses pelaksanaan model penempatan dan penyaluran : layanan ini diberikan
bimbingan kelompok dengan teknik fun game kepada semua siswa untuk memperoleh penempatan
berdasarkan uji lapangan. Uji-t digunakan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok
menganalisis perbedaan skor perolehan kecemasan belajar dan kegiatan ekstra kurikuler. Layanan ini
berbicara di depan kelas siswa SMP kelompok diberikan kepada seluruh siswa ketika ada jam
eksperimen sebelum dan sesudah diberikan bimbingan dan konseling di setiap kelasnya; (4)
perlakuan model bimbingan kelompok dengan Layanan konseling individual : layanan konseling
teknik fun game. individual ini diberikan kepada siswa yang memiliki
Untuk mengetahui keefektifan permasalahan guna membantu siswa mengentaskan
pengembangan layanan bimbingan kelompok masalah pribadinya. Layanan ini diberikan di luar
dengan teknik fun game, maka selanjutnya jam bimbingan dan konseling; (5) Layanan
pengolahan hasil prates, pascates dan uji-t konsultasi : layanan konsultasi ini untuk semua
dikerjakan dengan bantuan SPSS 16.0. siswa guna membantu siswa memperoleh wawasan,
pemahaman dan cara -cara yang perlu dilaksanakan
Hasil dan Pembahasan dalam menangai kondisi dan masalah siswa.
Layanan ini diberikan di luar jam bimbingan dan
Kondisi obyektif di lapangan ini diperoleh konseling; (6) Layanan mediasi : layanan ini
dari studi pendahuluan untuk mendapatkan data diberikan kepada siswa untuk menyelesaikan
awal tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan permasalahan dan memperbaiki hubungan antar
konseling di SMP Negeri 2 Brangsong serta sebagai mereka. Layanan ini diberikan di luar jam
pertimbangan untuk pengembangan layanan bimbingan dan konseling dan menyesuaikan dengan
bimbingan kelompok dengan teknik fun game untuk kegiatan siswa di sekolah.
mengurangi kecemasan berbicara di depan kelas Berdasarkan wawancara dengan guru
siswa kelas VII SMP Negeri 2 Brangsong. Secara pembimbing kelas VII dan kelas IX dinyatakan
lebih rinci hasil studi pendahuluan di lapangan akan bahwa kegiatan layanan bimbingan kelompok di
dijelaskan di bawah ini. SMP Negeri 2 Brangsong baik untuk kelas VII, VIII
Pelaksanaan layanan bimbingan dan maupun kelas IX selama ini belum pernah
konseling di SMP Negeri 2 Brangsong berdasarkan dilaksanakan maupun diprogramkan dan juga belum
studi pendahuluan adalah sebagai berikut : (1) pernah melaksanakan kegiatan sebagai upaya untuk
Konselor di SMP Negeri 2 Brangsong ada 9 orang mengurangi kecemasan berbicara di depan kelas
yang terdiri dari 1 orang lulusan S1 bimbingan dan siswa. Menurut guru pembimbing SMP Negeri 2
konseling, 1 orang lulusan S1 Psikologi dan 7 orang Brangsong, hal ini dikarenakan belum tersedianya
dari guru bidang studi yang merangkap menjadi fasilitas ruangan khusus untuk kegiatan layanan
guru pembimbing; (2) Fasilitas ruangan Bimbingan bimbingan kelompok dan keterbatasan jam yang
dan Konseling SMP Negeri 2 Brangsong kurang tersedia yang habis hanya untuk menyampaikan
memadai. Karena belum tersedianya ruangan khusus informasi penting dari sekolah dan melakukan
untuk layanan bimbingan kelompok maupun absensi siswa serta belum ditemukannya model
konseling kelompok; (3) Waktu pelaksanaan bimbingan kelompok yang efektif untuk membantu
layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 mengentaskan permasalahan siswa.
Brangsong adalah 1 jam pelajaran yaitu 45 menit Dari keterangan di atas dapat disimpulkan
dalam satu minggu untuk setiap kelasnya. bahwa layanan bimbingan kelompok untuk kelas
Keterlaksanaan layanan bimbingan dan VII belum pernah dilaksanakan dan belum ada
konseling di SMP Negeri 2 Brangsong selama ini upaya untuk membantu siswa mengurangi
adalah sebagai berikut : (1) Layanan orientasi : kecemasan berbicara di depan kelas mereka
layanan orientasi diberikan kepada siswa baru agar sehingga siswa mengalami tingkat kecemasan
memahami lingkungan baru terutama lingkungan berbicara yang tinggi.
sekolah untuk menyesuaikan diri, mempermudah Berdasarkan hasil kajian empirik pada studi
dan memperlancar peran siswa di lingkungan yang pendahuluan di atas maka dapat diketahui bahwa :
baru. Layanan ini diberikan ketika MOS untuk (1) SMP Negeri 2 Brangsong belum
seluruh siswa baru; (2) Layanan informasi : layanan memprogramkan kegiatan layanan bimbingan
informasi diberikan kepada semua siswa guna kelompok, sehingga upaya untuk membantu
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar,
karir dan pendidikan lanjutan. Layanan ini diberikan
secara klasikal ketika ada jam bimbingan dan
konseling sesuai dengan jadwal yang telah

85
Sri Purwati dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 1 (2) (2012)

Tabel 1. Rekap Skor Prates dan Pascates


Skor
Skor Skor
No Kode Prate Klasifikasi Klasifikasi
Pascates Penurunan
s
1 K-01 372 Sangat Tinggi 145 Sangat Rendah 227

2 K-02 411 Sangat Tinggi 182 Rendah 229

3 K-03 361 Tinggi 155 Sangat Rendah 206

4 K-04 363 Tinggi 162 Sangat Rendah 201

5 K-05 389 Sangat Tinggi 177 Rendah 212

6 K-06 391 Sangat Tinggi 169 Rendah 222

7 K-07 352 Tinggi 157 Sangat Rendah 195


8 K-08 365 Tinggi 164 Rendah 201

9 K-09 398 Sangat Tinggi 165 Rendah 233

10 K-10 409 Sangat Tinggi 183 Rendah 226

Rata-Rata 381,1 Sangat Tinggi 165,9 Rendah 215,2

mengentaskan permasalahan siswa belum secara mengurangi kecemasan berbicara di depan kelas
optimal; (2) dengan kurang optimalnya upaya untuk siswa. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel
membantu mengentaskan permasalahan siswa maka dan grafik 1.
siswa akan mengalami hambatan dalam Dari data di atas dapat diketahui bahwa ada
mengaktualisasikan diri khususnya belum adanya penurunan skor rata-rata dari skor yang sangat tinggi
upaya untuk membantu siswa dalam mengurangi bergerak ke skor rendah. Hal ini dikarenakan
kecemasan berbicara di depan kelas mereka beberapa hal sebagai berikut : (1) fun game
sehingga siswa masih mengalami tingkat kecemasan merupakan permainan yang menyenangkan bisa
berbicara yang tinggi. membuat siswa tertawa, menghilangkan ketegangan,
Dengan melihat terdapatnya lahan dan kekhawatiran, menghilangkan rasa takut berbicara
ruangan kosong di belakang ruang bimbingan dan di depan umum, dan menghilangkan rasa gugup; (2)
konseling yang bisa dimanfaatkan untuk bimbingan kegiatan bimbingan kelompok ini merupakan yang
kelompok, maka layanan bimbingan kelompok pertama kalinya bagi siswa sehingga siswa masih
dengan teknik fun game dapat dikembangkan di semangat dan antusias untuk mengikuti kegiatan
SMP Negeri 2 Brangsong dengan memanfaatkan bimbingan kelompok tersebut dan mengikuti
waktu di luar jam sekolah. rangkaian permainan dengan semangat.
Adapun hasil pengembangan dalam Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini adalah pengembangan layanan terdapat penurunan yang signifikan antara sebelum
bimbingan kelompok dengan teknikfun game yang diberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik
dikembangkan berdasarkan hasil analisis antara fun game dan sesudah diberi layanan bimbingan
temuan empiris/kondisi obyektif lapangan (yaitu kelompok dengan teknik fun game. Penurunan
tidak tersedianya ruang khusus untuk kegiatan tersebut menunjukkan bahwa layanan bimbingan
layanan bimbingan kelompok dan jam yang kelompok dengan teknik fun game efektif untuk
terbatas) dengan kaidah konseptual (yaitu kajian mengurangi kecemasan berbicara di depan kelas
teori dan hasil penelitian). siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penelitian ini memperkuat hasil penelitian
terdapat penurunan yang signifikan antara sebelum sebelumnya yang dilakukan oleh Singh (2010)
diberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik dalam International Journal Esl Students
fun game dan sesudah diberi layanan bimbingan Communication Apprehension And Their Choice
kelompok dengan teknik fun game. Penurunan
tersebut menunjukkan bahwa layanan bimbingan
kelompok dengan teknik fun game efektif untuk

86
Sri Purwati dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 1 (2) (2012)

I SKOR PRATES ■ SKOR PASCATES

Grafik 1. Penurunan Tingkat Kecemasan Berbicara Siswa

Of Communicative Activities, hasil penelitiannya menyenangkan untuk memunculkan dinamika


menunjukkan bahwa siswa memiliki tingkat yang kelompok, sehingga bisa diterima dan mudah
relatif tinggi untuk ketakutan bicaranya. Penelitian dilaksanakan oleh siswa untuk mengurangi
ini juga menunjukkan bahwa siswa lebih memilih kecemasan berbicara di depan kelas siswa; (3)
diskusi kelompok sebagai cara untuk mengurangi model bimbingan kelompok dengan teknik fun game
kecemasan berbicara mereka. efektif untuk mengurangi kecemasan berbicara di
Di dukung pula penelitian tentang Fun Game depan kelas siswa.
terhadap siswa SMP Negeri 2 Singaraja dilakukan
oleh Sarmini (2008), hasil penelitiannya Daftar Pustaka
menunjukkan bahwa Fun Game secara berkelompok
dapat meningkatkan kompetensi berbicara siswa. Hosseini, Moniro Sadat, dkk. 2012. “Game: Taking the
Penelitian tersebut tidak berkaitan langsung dengan Line of Least Resistance”. International Journal of
Learning & Development. Malaysia. 2(2):2012:258
penelitian ini, namun penelitian ini menunjukkan Parvis, Leo F. 2001. “The Importance of Communication
bahwa Fun Game dapat digunakan untuk and Public-Speaking Skills Journal Article”. Journal of
meningkatkan kompetensi berbicara siswa. Hal ini Environmental Health. 63(1):1 Romlah, T. 2006. Teori dan
berarti bahwa fun game dapat digunakan untuk Praktek Bimbingan Kelom- pok. Malang: Universitas Negeri
membantu siswa mengatasi permasalahan siswa. Malang. Samsudi. 2009. Disain Penelitian Pendidikan.
Semarang: UNNES Press.
Simpulan Sarmini, Ni Wayan. 2008. “The Implementation of Group
Storytelling and Fun Game Technique to
Improve Speaking Ability of Grade Eight
Selama ini SMP Negeri 2 Brangsong belum Students Of SMP Negeri 2 Singaraja”. GPSolo,
memprogramkan layanan bimbingan kelompok dan June 2010. 27(4):46
belum melaksanakan layanan untuk mengurangi Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
kecemasan berbicara di depan kelas siswa; (2) Kuantitatif, Kualitatif dan R & D).
model bimbingan kelompok dengan teknik fun game Bandung:Alfabeta.
merupakan model bimbingan kelompok yang
memanfaatkan permainan yang

87

Anda mungkin juga menyukai