A. Pendahuluan
Peran guru dalam mencerdaskan anak bangsa sangat strategis dan menentukan.
Profesi guru semakin mendapatkan tempat dengan adanya regulasi yang mengatur
profesi guru yaitu Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan
Dosen (UU No 14 Tahun 2005). Berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah
sebagai amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. UU No 20 Tahun 2003) dan UU No 14 Tahun 2005
dilakukan untuk meningkatkan karir, mutu, penghargaan dan kesejahteraan
guru.Dengan demikian, guru diharapkan lebih mampu bekerja sebagai profesional
dalam mengembang tugas dan tanggung jawabnya.
1. Guru yang akan naik pangkat dari Golongan III/a ke III/b wajib
melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan
kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit.
2. Guru yang akan naik pangkat dari Golongan III/b ke III/c wajib
melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan
kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya
inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya
teknologi/seni) dengan 4 angka kredit.
3. Guru yang akan naik pangkat dari Golongan III/c ke III/d wajib
melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan
1
kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya
inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya
teknologi/seni) dengan 6 angka kredit.
4. Guru yang akan naik pangkat dari Golongan III/d ke IV/a wajib
melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan
kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya
inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya
teknologi/seni) dengan 8 angka kredit.
5. Guru yang akan naik pangkat dari Golongan IV/a ke IV/b wajib
melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan
kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya
inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya
teknologi/seni) dengan 12 angka kredit.
6. Guru yang akan naik pangkat dari Golongan IV/b ke IV/c wajib
melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan
kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya
inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya
teknologi/seni) dengan 12 angka kredit (dan harus presentasi di depan tim
penilai).
7. Guru yang akan naik pangkat dari Golongan IV/c ke IV/d wajib
melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan
kolektif guru) yang besarnya 5 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya
inovatif (karya tulis ilmiah dengan 14 angka kredit.
8. Guru yang akan naik pangkat dari Golongan IV/d ke IV/e wajib
melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan
kolektif guru) yang besarnya 5 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya
inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya
teknologi/seni) dengan 20 angka kredit.
2
Pengembangan profesi guru melalui berbagai kegiatan ilmiah merupakan
kebijakan penting dalam promosi kenaikan pangkat/jabatan guru sesuai dengan
prestasi kerjanya. Guru yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik dalam :
kegiatan pendidikan, proses pembelajaran, pengembangan profesi dan kegaitan
penunjang proses pembelajaran diberikan angka kredit. Penggunaan angka kredit
jabatan fungsional guru sebagai persyaratan seleksi peningkatan karir bertujuan
untuk memberikan penghargaan secara adil dan profesional sebagai wujud
pengakuan profesi guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraannya. Angka
kredit pada hakekatnya merupakan simbol/lambang penilaian kualitas, dengan
demikian seharusnya seorang guru dengan jabatan/pangkat lebih tinggi
memiliki kualitas profesional yang lebih baik dibanding guru dengan
jabatan/pangkat dibawahnya.
Pengembangan profesi yang dapat dilakukan guru untuk memenuhi angka kredit
yang dipersyaratkan dapat berupa kegiatan : 1) Menyusun Karya Tulis Ilmiah; 2)
Menemukan Teknologi Tepat Guna; 3) Membuat alat peraga/bimbingan; 4)
Menciptakan karya seni; dan 5) Mengikuti Kegiatan Pengembangan Kurikulum.
Pilihan untuk kegiatan no 2 sampai dengan 5 petunjuk operasionalnya menurut
Widyoko (Makalah : 2 ; 2008) maka sebagian terbesar guru memilih kegiatan
menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) sebagai kegiatan pengembangan profesi.
Salah satu KTI yang sangat dianjurkan dilakukan oleh guru adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
3
B. Permasalahan
Sedikitnya 344 ribu dari 2,7 juta guru di Indonesia berada pada golongan IV/a.
Namun, dari jumlah tersebut baru sekitar 2.200 guru yang golongan IV/B ke atas.
Sisanya, menumpuk di golongan IV/a karena kesulitan mengumpulkan angka
kredit pengembangan profesi akibat belum mau dan mampu membuat karya tulis
ilmiah. Untuk mencapai golongan kepangkatan IV/b, guru yang memiliki
golongan IV/a harus mengumpulkan angka kredit dari unsur pengembangan
profesi yang besarnya 12. Berkembang di kalangan guru adanya anggapan bahwa
pengumpulan angka kredit dari unsur pengembangan profesi merupakan upaya
untuk menghambat profesiguru. Anggapan ini perlu diluruskan dan disikapi oleh
guru agar benar-benar dapat diberi gelar guru yang profesional.
PTK sebagai salah satu bentuk penelitian yang kebanyakan dilakukan oleh guru,
membawa banyak manfaat, diantaranya adalah membantu guru memperbaiki
mutu pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, meningkatkan rasa
percaya diri guru, serta memungkinkan guru secara aktif mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya. Dengan melakukan PTK, membuat guru
menjadi terbiasa meneliti dan menulis sehingga manfaat secara keseluruhan yang
akan diperoleh adalah berlangsungya inovasi pendidikan.
4
yang ditemui adalah banyaknya guru-guru yang terhambat oleh masalah penelitian
ini dalam proses pengajuan kenaikan pangkat, jabatan ataupun sertifikasi.
Penelitian tindakan kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi
sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946 dan kemudian gagasan
Lewin ini selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart,
John Elliot, Dave Debut, dan sebagainya. Berdasarkan pendapat yang mereka
kemukakan, jelas bahwa PTK merupakan salah satu bentuk penelitian di bidang
sosial, termasuk bidang pendidikan, yang menggunakan refleksi diri sebagai
metode utama oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk memperbaiki
berbagai aspek terutama derajat keahlian orang yang melaksanakannya.
5
guru berfungsi sebagai fasilitator saja. Misalnya, pada kegiatan eksperimen,
biarkanlah siswa yang melakukannya, mengamati hasil eksperimen, bahkan
sampai merumuskan pelaporan hasil eksperimen. Guru hanya membantu siswa
jika siswa mengalami kesulitan-kesulitan, serta meluruskan jika ada tindakan atau
konsep siswa yang salah.
Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk
meningkatkan profesionalisme seorang guru, antara lain :
1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap
terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Para guru menjadi reflektif
dan kritis terhadap apa yang ia dan muridnya lakukan.
2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru
tidak lagi sebagai seorang praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa
yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa adanya upaya perbaikan dan
inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya.
3. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru mampu memperbaiki
proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang
terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan oleh guru semata-mata
didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.
4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia
tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan
penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut
untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi
berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
Dalam setiap kegiatan, guru diharapkan dapat mencermati kekurangan dan
mencari berbagai upaya sebagai pemecahan.
Berdasarkan alasan di atas, jelaslah bahwa pelaksanaan PTK sangat penting bagi
seorang guru dalam rangka peningkatan profesionalismenya sebagai seorang
pendidik. Selain itu, yang menjadi tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan
dan peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses belajar-
mengajar, yang mana tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk
6
mendiagnosis keadaan, lalu kemudian mencoba secara sistematis sebagai tindakan
alternatif dalam memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas dan/atau
implementasi program sekolah yang sedang terjadi.
7
D. Kompetensi Guru Pembimbing (Konselor) Sekolah Dalam Pengembangan
Profesi Melalui PTK
8
lebih tinggi. Sebagai seorang pendidik psikologis seorang konselor harus
kompeten dalam hal :
1. Penguasaan konsep dan praksis pendidikan
2. Kesadaran dan komitmen etika profesi
3. Penguasaan konsep perilaku dan perkembangan individu
4. Penguasaan konsep dan praksis asesmen
5. Penguasaan konsep da praksis bimbingan dan konseling
6. Pengelolaan program bimbingan dan konseling
7. Penguasaan konsep dan praksis riset dalam bimbingan dan konseling
Perlu ada pengembangan profesi (penelitian) oleh guru BK sehingga layanan
bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh seorang konselor (berlatar
pendidikan bimbingan dan konseling yang idealnya memiliki sertifikasi konselor)
sesuai dengan tujuan BK. Paling tidak layanan diberikan oleh guru pembimbing
yang telah memperoleh pelatihan bimbingan dan konseling yang terakreditasi
ditugaskan oleh kepala sekolah untuk melakukan layanan bimbingan dan
konseling dengan dukungan penuh wali kelas, guru dan pimpinan sekolah sesuai
fungsi dan peran bimbingan dalam kapasitas dan kewenangannya masing-masing.
Para konselor perlu dukungan agar termotivasi mengembangkan diri sebagai
tenaga yang profesional dengan melanjutkan pendidikan untuk memperoleh
sertifikasi konselor dan melengkapi dengan berbagai aktivitas profesi. Para guru
pembimbing yang tidak berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling,
pimpinan sekolah, wali kelas dan guru perlu dukungan agar termotivasi untuk
belajar melakukan layanan bimbingan dan konseling secara benar. Upaya
pengembangan diri dapat dilakukan melalui kegiatan pengembangan staf secara
internal di sekolah, pertemuan pada MGBK di sanggar BK, mengikuti seminar,
workshop maupun pelatihan BK, terlibat dalam organisasi profesi dan
melanjutkan pendidikan. Guru BK (Konselor) sebagaimana guru mata pelajaran
lainnya dapat melakukan PTK dalam rangka pengembangan profesinya dengan
memahami terlebih dahulu karakteristik tugas pokok dan fungsinya. Tetapi
kenyataannya, dalam praktek pelaksanaan PTK tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Guru mulai mengalami kesulitan ketika mulai mengungkapkan
masalah dalam penelitiannya. Dalam hal ini pengalaman dan kemampuan guru
9
yang telah banyak membaca dan banyak menulis sangat menentukan. Ketika guru
tak banyak membaca dan tak banyak menulis, maka bisa dipastikan guru tersebut
akan mengalami kesulitan dalam mengungkapkan masalah penelitian tindakan
kelas, dan mencarikan solusinya.
Oleh karena itu, untuk bisa melaksanakan PTK dengan benar, para guru
(konselor) harus memulainya dengan melihat suasana kelas dan masalah-masalah
yang dihadapi siswa, membaca buku-buku referensi untuk memecahkan masalah,
menuliskan apa-apa yang dihadapi, dan dicarikan obatnya melalui berbagai
metode, strategi, atau media yang cocok diterapkan dalam pembelajaran,
mengamati dengan baik prosesnya sehingga terjadi penelitian yang benar-benar
tercatat hasilnya, dan melaporkannya dalam bentuk laporan PTK dengan
sistematika yang telah ditentukan. Tingkat kebenaran sebuah karya tulis ilmiah
antara rumusan masalah, tujuan, metode, dan hasil penelitiannya harus ada benang
merah yang saling menyatu sehingga menjadi konsisten dalam laporan
penelitiannya.
10
E. Penutup
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis kegiatan pengembangan
profesi yang dapat dilaksanakan oleh guru termasuk di dalamnya guru BK
(Konselor). Tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki mutu pendidikan dan
secara langsung akan meningkatkan profesionilatas seorang guru. Pelaksanaan
PTK oleh guru BK (Konselor) harus memperhatikan karakteristik bimbingan
konseling sebagai bidang ilmu dan berpedoman kepada syarat-syarat
pelaksanaannya. PTK bukan bertujuan untuk mengumpulkan angka kredit untuk
kenaikan pangkat dari golongasn IV/a ke tingkat yang lebih tinggi, tetapi dengan
melakukan PTK yang benar sesuai dengan aturan yang ada dan dituliskan
laporannya maka akan memberi kesempatan kepada guru untuk meningkatkan
karirnya.
Kita boleh berteori mengenai pengembangan profesi guru melalui PTK demi
peningkatan mutu pendidikan nasional, tetapi jika dianalisis, keberhasilannya
amat ditentukan oleh motivasi, dan tanggung jawab pribadi guru sebagai
kewajiban untuk meningkatkan derajat keprofesionalitasannya.
11
DAFTAR BACAAN
S. Eko Putro Widoyoko (2008). Penelitian Tindakan Kelas Dan Pengembangan
Profesi Guru. Makalah Seminar NasionalPeningkatan Kualitas Profesi Guru
Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Muhammadiyah Purworwjo.14
September 2008.
Suharjono, Aziz Husein, dkk. (1996). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di
Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta.
Depdikbud
12