SKIZOFRENIA PARANOID
Pembimbing :
Dibuat Oleh:
JAKARTA 2019
1
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
NIM : 11.2017.002
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. FH Pendidikan : S1
Umur : 31 Tahun Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Belum Menikah Agama : Islam
Pekerjaan : Penggangguran Tanggal masuk :
Alamat :
ANAMNESIS
Alloanamnesis pada hari sabtu 12 januari 2019 pukul 22.00
Autoanamnesis pada hari sabtu 12 januari 2019 pukul 22.00
Keluhan Utama
Pasien dibawa oleh ibu dengan keluhan tidak bisa diam selama kurang lebih 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit.
2
tidur, dan meskipun bisa hanya sebentar saja. Selama tidak dapat tidur, selalu ada yang
dilakukan oleh pasien seperti membongkar motor lalu ditinggal begitu saja, menaruh
peralatan masak yang digantung ke lantai, mencabuti daun dan lain-lain. Ibu juga mengatakan
bahwa kesehariannya pasien hanya duduk dan merokok saja, sehari pasien dapat
menghabiskan 2 bungkus lebih rokok. Ibu juga mengatakan pasien sulit untuk disuruh mandi
dan makan, pasien beberapa kali dapat mandi sendiri namun hanya seadanya saja atau
dimandikan secara paksa oleh ibu, sama halnya dengan konsumsi makanan. Selain itu, pasien
suka keluar rumah, dan berkeliling ke toko-toko atau warung makan untuk meminta uang,
dan pasien tidak marah jika tidak diberikan, lalu kemudian uang hasil memintanya diberikan
kepada ibunya lalu melanjutkan kebiasaan sehari-harinya. Ibu juga mengeluhkan bahwa
pasien suka berbicara sendiri dalam bahasa yang sulit dimengerti dan suka tertawa dan
tersenyum tanpa sebab yang jelas, dan pasien mengatakan bahwa pasien sering diberitahu
orang bahwa ayah pasien mati ditembak oleh orang tak dikenal.
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara, 3 saudara pasien adalah perempuan dan
semua sudah menikah. Pasien sekarang tinggal bersama dengan ibu
3
Pohon Keluarga Pasien
68 65
Tahun tahun
42 40 40 37 35
38 38 Tahun
Tahun tahun Tahun tahun Tahun
tahun
STATUS INTERNUS
Mata : mata cekung (+/+), konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : discharge (-/-)
Hidung : discharge (-/-), napas cuping hidung (-/-)
Mulut : sianosis (-), bibir kering (-)
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorak
Cor : BJ I, II murni reguler, Mur-mur (-) gallop (-)
Pulmo : Suara nafas normovesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
4
Abdomen : turgor kulit normal, bising usus (+) , nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas : edema (-/-) akral dingin (-/-)
STATUS NEUROLOGIS
Saraf kranial (I-XII) : Baik
Rangsang meningeal : Baik
Refleks fisiologis : (+) normal
Refleks patologis : Tidak ada
Motorik : Baik
Sensorik : Baik
Fungsi luhur : Baik
Gangguan khusus : Tidak ada
Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus otot (N), tremor (-),
distonia (-), disdiadokokinesis (-)
STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
Penampilan : Pasien seorang laki-laki, berusia 35 tahun, tampak sesuai usia,
menggunakan kaos berwarna merah dengan celana panjang motif tentara, tampak tenang
dan tidak terawat
Kesadaran : kompos mentis, tampak sadar penuh saat dilakukan wawancara
Perilaku : pasien berbaring dengan tenang diatas ranjang periksa IGD, dan menatap
wajah pemeriksa saat dilakukan wawancara.
Sikap Terhadap Pemeriksa : kooperatif
Pembicaraan : bicara baik dan spontan, volume dan intonasi cukup, artikulasi kurang
baik
5
Gangguan Persepsi
Halusinasi : ( + ) tanpak perilaku halusinatorik (tiba-tiba berbicara sendiri dengan
bahasa yang tidak jelas, lalu mengatakan kepada pemeriksa jika dia diberitahu ayahnya
mati ditembak)
Ilusi :(-)
Depersonalisasi : ( - )
Derealisasi :(-)
Proses Pikir
Arus Pikir
o Produktifitas : kaya ide
o Kontinuitas : flights of idea
o Hendaya Bahasa :(-)
Isi Pikir
o Preokupasi :(-)
o Waham : waham kejar ( + )
o Obsesi :(-)
o Fobia :(-)
Pengendalian Impuls
Baik ( pasien berbaring dengan tenang, berbicara dengan baik, beberapa kali memotong
pembicaraan pemeriksa untuk sebuah ide)
Daya Nilai
Daya Nilai Sosial : terganggu (pasien merasa tidak salah untuk minta minta uang di
warung-warung dan tempat makan)
Uji Daya Nilai : tidak terganggu (pasien mengumpulkan uang untuk diberikan kepada
ibu atau keponakan)
Daya Nilai Realita: tidak terganggu (pasien mengetahui bahwa sedang di rumah sakit
karena dibawa oleh ibunya)
6
Tilikan
Derajat 2 (kesadaran sedikit bahwa memiliki gangguan, tetapi menyangkal bahwa
memerlukan pertolongan)
Reliabilitas
Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Cek darah rutin (Hb, Ht, Trombosit, Leukosit)
Elektrolit darah (Na, K, Cl, GDS)
Fungsi ginjal (ureum kreatinin)
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian Khusus
Gangguan kejiwaan karena adanya:
Halusinasi auditorik berupa bisikan yang memberikan sebuah ide
Waham kejar berupa menyatakan bahwa ayah pasien mati ditembak oleh orang tak
dikenal
Perilaku kacau yang didapati dari alloanamnenis dimana pasien suka membongkar
motor, mencabuti daun dan meletakkan alat masak yang di gantung ke lantai
Bicara kacau yang didapati dari alloanamnesis dimana pasien suka bicara sendiri dengan
bahasa yang sulit untuk dimengerti
Gangguan merupakan gangguan fungsional karena:
Tidak ada gangguan kesadaran neurologis.
Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik, degeneratif, infeksi,
penyakit vaskuler, trauma, epilepsi, neoplasma, toxic, herediter).
Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif.
Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan dengan
adanya riwayat:Terdapat perilaku halusinatorik. Terdapat waham kebesaran
Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Tidak ada
Aksis III : Kondisi Medis Umum
Tidak ada
7
Aksis IV: Problem Psikososisal dan Lingkungan
Tidak ada.
Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global
GAF current: 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).
GAF HLPY: 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik).
DIAGNOSA MULTIAKSIAL
PENATALAKSANAAN
Non farmakologis
Farmakologis
PROGNOSIS