Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit menular
yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan merupakan penyebab utama
kesakitan dan kematian anak bawah lima tahun (Balita). Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) adalah penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran
napas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
adneksa seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2018, menunjukkan; prevalensi nasional ISPA: 9,3 % (13 provinsi di
atas angka nasional) dan Jawa Barat menduduki peringkat ke 7 dengan persentase 11,2 Commented [AA1]: Kasih data ISPA pada balita di riskesdas

%. Penyakit ini juga berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit.1
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) diklasifikasikan menjadi pneumonia dan
bukan pneumonia, berdasarkan gejalanya.2,3 Pneumonia atau sering disebut oleh umum
sebagai penyakit radang paru-paru bisa menyerang di semua tingkat umur. Berdasarkan
penelitian WHO 2012, pneumonia lebih banyak menyerang pada anak khususnya anak di
bawah 5 tahun dan diperkirakan mengakibatkan 1,1 juta kematian setiap tahunnya. WHO
(2012) juga klaim bahwa 2 balita meninggal setiap menit akibat pneumonia. Sedangkan,
menurut data UNICEF pada tahun 2013, diperkirakan sekitar 940.000 anak meninggal
akibat pneumonia.3 Commented [AA2]: Masuk dari angka internasional  nasional
 provinsi. Avoid jumping scope
Di Indonesia sendiri, Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012
menunjukkan proporsi kematian Pneumonia pada Balita yaitu 9,4 %. Riskesdas tahun
2018 juga menunjukkan prevalensi nasional Pneumonia : 2,0 % dengan 14 provinsi di
atas angka nasional dan provinsi Jawa Barat menduduki peringkat ke 4 dengan
persentase 2.6 %.
Mengacu pada salah satu target MDG 4 (Millenium Development Goal) yaitu
menurunkan angka kematian balita tahun 2015 menjadi 2/3 dari tahun 1990. Salah satu Commented [AA3]: Ganti jadi SDGs. Cari infonya

upaya yang dilakukan adalah dengan menurunkan angka kematian balita akibat
Pneumonia yang merupakan penyebab utama kematian balita. Agar upaya itu tercapai
diperlukan upaya pengendalian Pneumonia pada Balita yang menyeluruh, komprehensif,
dan terpadu.6 Secara umum, Program Pneumonia pada Balita sendiri telah dimulai sejak
tahun 1984 di Indonesia dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian

1
khususnya pada anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun kelihatannya angka
kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi.5 Commented [AA4]: Cari data upaya penanganan yang saat ini
berjalan untuk mencapai SDGs
UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan saat ini melaksanakan
program Pneumonia pada Balita. Program ini bertujuan meningkatkan cakupan temuan
dini dan tatalaksana Pneumonia pada Balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya
Kecamatan Cilamaya Wetan. Berdasarkan data pada periode Mei 2018 sampai dengan
April 2019 didapatkan 1206 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), yang terdiri
dari 5 kasus pneumonia dan 1201 kasus bukan pneumonia.
Pelaksanaan Program Pneumonia pada Balita yang dilakukan pada tahun 2018
tersebut telah memberikan hasil tetapi belum diketahui sejauh mana keberhasilannya.
Hal ini mendorong perlu dilakukannya evaluasi pada program tersebut untuk mengetahui
keberhasil program tersebut. Maka itu, sebuah evaluasi program perlu dilakukan untuk
Program Pneumonia pada Balita di UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya
Wetan periode Mei 2018 sampai dengan April 2019.
1.2 Rumusan Masalah Commented [AA5]: Susun sesuai sama scope aja dan kalau bisa
keluarin masalah di jawa barat
1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih menjadi masalah kesehatan di
Indonesia dan penyebab utama kematian anak bawah lima tahun (Balita).
2. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, menunjukkan; prevalensi
nasional ISPA: 9,3 % (13 provinsi di atas angka nasional) dan Jawa Barat menduduki
peringkat ke 7 dengan persentase 11,2 %.
3. Diperkirakan 1,1 juta kematian setiap tahunnya dan diperkirakan 2 balita meninggal
setiap menit akibat pneumonia menurut data WHO 2012
4. Prevalensi nasional Pneumonia : 2,0 %, terdapat 14 provinsi yang memiliki prevalensi
lebih tinggi dari skala nasional dan Jawa barat menduduki peringkat ke 4 secara
nasinal dengan prevalensi pneumonia 2,5 % menurut Riskesdas.
5. Penyakit Pneumonia memengang 9,4 % penyakit pada balita menurut SDKI 2012
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya masalah, penyebab masalah dan penyelesaian masalah dari
Program Pneumonia pada Balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya
Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan April 2019.

2
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya cakupan penemuan penderita Pneumonia pada Balita di wilayah


kerja UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei
2018 sampai dengan April 2019.
2. Diketahuinya cakupan penentuan diagnosis penderita Pneumonia pada Balita di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode
Mei 2018 sampai dengan April 2019.
3. Diketahuinya cakupan pengobatan penderita Pneumonia pada Balita di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mai
2018 sampai dengan April 2019.
4. Diketahuinya Jumlah rujukan kasus pneumonia di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai
dengan April 2019.
5. Diketahuinya cakupan penyuluhan baik secara kelompok maupun perseorangan
mengenai Pneumonia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan
Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan April 2019.
6. Diketahuinya pelatihan kader untuk mendeteksi dini penderita Pneumonia pada
Balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan
periode Mei 2018 sampai dengan April 2019.
7. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan penderita penderita Pneumonia
pada Balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya
Wetan periode Mei 2018 sampai dengan April 2019.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Evaluator
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh ketika kuliah.
2. Mengembangkan kemampuan, minat dan bakat dalam mengevaluasi suatu
program kesehatan di puskesmas.
3. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas tentang Program
Pneumonia pada Balita.
1.4.2 Manfaat Bagi Perguruan tinggi
1. Mengamalkan Tridharma perguruan tinggi
2. Memperkenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA kepada masyarakat.

3
3. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya dibidang
kesehatan.
1.4.3 Manfaat Bagi Puskesmas

1. Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan meningkatkan


kemampuan petugas dalam melakukan diagnosa dini, pengobatan yang tepat,
rujukan, dan upaya untuk mengurangi faktor resiko.
2. Adanya dukungan pendidikan dan pelatihan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, khususnya di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya
Kecamatan Cilamaya Wetan untuk dapat melaksanakan Program Pneumonia pada
Balita dengan lebih baik.
1.4.4 Manfaat Bagi Masyarakat
1. Mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik di Puskesmas.
2. Memperoleh pengetahuan dan informasi tentang penyakit Pneumonia pada Balita
sehingga dapat mengubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat.
3. Sebagai media komunikasi, informasi, dan edukasi tentang Pneumonia pada
Balita
1.5 Sasaran
Seluruh Balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan pada periode Mei 2018 sampai dengan April
2019.

4
BAB II

MATERI DAN METODE


2.1 Materi
Materi yang digunakan dalam Evaluasi ini berasal dari laporan bulanan Program
Penyakit Pneumonia pada Balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya
Kecamatan Cilamaya Wetan pada periode Mei 2018 sampai dengan April 2019, yaitu:
1. Temuan penderita Pneumonia pada Balita :
a. Penderita pneumonia dan pneumonia berat
b. Penderita bukan pneumonia
2. Ketepatan diagnosis penderita Pneumonia pada Balita
3. Pengobatan yang tepat sesuai SOP dengan pendekatan Manejemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS) untuk penderita penderita Pneumonia pada Balita
4. Rujukan penderita Pneumonia pada Balita
5. Penyuluhan penderita Pneumonia pada Balita:
a. Penyuluhan perorangan
b. Penyuluhan kelompok
6. Peran serta masyarakat melalui pelatihan dan pendidikan kader tentang penderita
Pneumonia pada Balita
7. Pencatatan dan pelaporan penderita Pneumonia pada Balita
2.2 Metode
Metode yang digunakan untuk mengevaluasi Program Pneumonia pada Balita di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya kecamatan Cilamaya Wetan periode Januari
2018 – Desember 2018 adalah dengan cara mengidentifikasi masukan, proses, keluaran,
lingkungan dan umpan balik yang kemudian akan dianalisis untuk mencari masalah serta
mengintepretasikan masalah tersebut melalui pendekatan sistem.

5
BAB III

KERANGKA TEORI
3.1 Kerangka Teori

Bagan 3.1 Pendekatan Sistem

Keenam unsur di atas saling berhubungan dan mempengaruhi, yaitu:


1. Masukan (input): kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
terdiri dari unsur tenaga (man), dana (money), sarana (material) dan metoda
(methode) yang merupakan variabel dalam melaksanakan evaluasi Program
Pneumonia pada Balita.
2. Proses (process): kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
terdiri dari unsur perencanaan (planning), organisasi (organizing), pelaksanaan
(actuating) dan pengawasan (controling) yang merupakan variabel dalam
melaksanakan evaluasi Program Pneumonia pada Balita.
3. Keluaran (output): kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem dari kegiatan pemberantasan penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan Akut.
4. Umpan balik (feedback): kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dalam Program Pneumonia pada Balita.

6
5. Dampak (impact): akibat yang dihasilkan oleh keluaran dalam pemberantasan
penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
6. Lingkungan (environment): dampak luar yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh terhadap Program Pneumonia pada Balita, terdiri dari
lingkungan fisik dan non fisik.
3.2 Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok Ukur yang dipakai dalam mengevaluasi Program Pneumonia pada Balita ini
adalah Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota dan
Pedoman Tatalaksana Pneumonia pada Balita tahun 2015.

7
BAB IV

PENYAJIAN DATA
4.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam evaluasi program ini berasal dari :
1. Wawancara dengan dokter dan koordinator P2M UPTD Puskesmas Cilamaya Commented [AA6]: Kepanjangannya apa

Kecamatan Cilamaya Wetan.


2. Laporan bulanan UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode
Mei 2018 sampai dengan April 2019.
3. Data kependudukan (demografi) dari Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai
dengan April 2019.
4.2 Data Umum
4.2.1 Data Geografis
4.2.1.1 Luas dan Batas Wilayah
1. UPTD Puskesmas Cilamaya terletak di Jl. Raya Cilamaya, Kecamatan
Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, 41358, Jawa Barat
2. Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya
Wetan adalah 6.158 Ha dengan kondisi fisik dataran rendah, didominasi
oleh sebagian besar persawahan seluas 3.140 Ha.
3. Batas-batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan
Cilamaya Wetan:
a. Sebelah utara : Laut Jawa
b. Sebelah selatan : Kecamatan Banyusari
c. Sebelah barat : Kecamatan Cilamaya Kulon
d. Sebelah timur : Kabupaten Subang
4. Jarak antara UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan ke
pusat kota Karawang adalah kurang lebih 42 km.
5. Kecamatan Cilamaya Wetan adalah salah satu kecamatan dari 30
kecamatan yang ada di Kabupaten Karawang. Terletak disebelah utara
kota kabupaten yang berjarak ± 34 KM dengan waktu tempuh ± 60 menit
menggunakan kendaraan roda empat.
6. Cilamaya mempunyai aliran sungai yang berfungsi mengaliri lahan
pertanian atau irigasi.

8
4.2.1.2 Wilayah Administrasi
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan
terdiri dari 7 desa, 33 Dusun, 73 RW dan 154 RT. Desa-desa tersebut adalah:
1. Desa Cikarang
2. Desa Cikalong
3. Desa Tegalsari
4. Desa Tegalwaru
5. Desa Mekarmaya
6. Desa Cilamaya
7. Desa Muara
4.2.2 Data Demografis
Jumlah penduduk di UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan
sampai Desember tahun 2018 sebesar 51.295 dimana Laki-laki sebanyak 24.441
jiwa dan Perempuan sebanyak 26.854 jiwa. Jumlah kepala keluarga sebesar
15.734 sampai Desember tahun 2018.
4.2.2.1 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Cilamaya Wetan terbanyak
adalah tamat SD, berjumlah 28.295 orang (54,41%).
4.2.2.2 Mata Pencaharian
Mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Cilamaya Wetan adalah petani
yakni berjumlah 30.777 orang (60 %).
4.2.3 Jenis Sarana Kesehatan
Jenis sarana kesehatan yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya
Kecamatan Cilamaya Wetan antara lain:
1. Puskesmas perawatan :1
2. Puskesmas pembantu :2
3. Polindes :3
4. BP pratama :3
5. BP madya/klinik 24 jam :8
6. Posyandu : 45
7. Posbindu :7
8. Praktek bidan : 17

9
4.3 Data Khusus
4.3.1 Masukan

A. Tenaga
1. Dokter : 3 orang
2. Perawat : 13 orang
3. Petugas P2M : 1 orang
4. Petugas lainnya : 18 orang
B. Dana
Dana untuk pelaksanaan Program Pneumonia pada Balita, pengadaan obat dan
sarana tersedia cukup. Dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) tingkat II
C. Sarana
1. Sarana Medis
a. Stetoskop : 2 buah

b. Termometer : 1 buah

c. Timbangan berat badan bayi : 1 buah

d. Timbangan berat badan dewasa : 3 buah

e. Sound timer : 1 buah

f. Senter : 2 buah

g. Antibiotik

 Amoxicilin Tablet 250mg : Tersedia cukup

 Amoxicilin Sirup 125mg/5ml : Tersedia cukup

h. Analgetik-antipiretik

 Paracetamol Tablet 500 mg : Tersedia cukup

 Paracetamol Syrup 120mg/5ml : Tersedia cukup

i. Antitusif- anti sesak

 Salbutamol Tablet 2 mg : Tersedia cukup

10
 Salbutamol Tablet 4 mg : Tersedia cukup

j. Sarana Non-Medis

 Gedung Puskesmas

o ruang pendaftaran : Ada

o ruang tunggu : Ada

o ruang untuk pemeriksaan pasien : Ada

 Mebel Puskesmas

o lemari arsip : Ada

o lemari obat : Ada

o meja periksa : Ada

o kursi : Ada

o spidol : Ada

o papan tulis : Ada

o komputer : Ada

o tempat tidur untuk memeriksa : Ada

o ruang tunggu : Ada

o Pedoman tatalaksana Pneumonia pada balita : Ada

o Brosur atau poster pneumonia pada balita : Ada

o Alat administrasi (buku, alat tulis) : Ada

D. Metode
1. Penemuan penderita pneumonia pada balita
Penemuan penderita pneumonia pada balita dilakukan secara pasif (passive
case finding) yaitu penemuan penderita pneumonia pada balita yang datang
berobat ke Balai Pengobatan Manajemen Terpadu Balita Sehat (MTBS)

11
UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan Kecamatan
Cilamaya Wetan yang menunjukkan gejala infeksi saluran penapasan yaitu :
a. Demam (38°C-40°C)
b. Batuk
c. Dengan atau tanpa kesulitan bernapas
2. Penentuan Diagnosis Pneumonia pada balita
Penegakan diagnosis pneumonia dan bukan pneumonia dilaksanakan melalui
anamnesa (mengajukan pertanyaan kepada ibu) dan pemeriksaan fisik Balita
dengan cara melihat dan mendengarkan pernapasan (saat Balita tenang, tidak
menangis, tidak meronta) dengan menghitung frekuensi napas menggunakan
sound timer selama 60 detik.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, diagnosis Pneumonia pada Balita
diklasifikasikan sesuai pedoman tatalaksana pneumonia pada Balita oleh
Depkes yaitu:
a. Golongan umur < 2 bulan : Commented [AA7]: Ini ada kategori pneumonia tidak berat
kah?

 Pneumonia berat: Adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke


dalam yang kuat (TDDK kuat) atau adanya napas cepat, dengan
frekuensi napas lebih 60 kali per menit atau lebih.

 Batuk bukan pneumonia (batuk, pilek biasa): Bila tidak disertai


tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang kuat atau tidak
adanya napas cepat, frekuensi napas kurang dari 60 kali per menit.

b. Golongan umur 2 bulan - < 5 tahun

 Pneumonia berat: Adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke


dalam (TDDK) pada saat anak menarik napas (saat diperiksa anak
harus dalam keadaan tenang, tidak menangis/meronta).

 Pneumonia: Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam


(TDDK). Adanya napas cepat, dengan frekuensi napas:

o 2 bulan - 12 bulan : ≥ 50x/menit.

o 12 bulan - 5 tahun : ≥ 40x/ menit.

12
 Batuk bukan Pneumonia: Bila tidak disertai tarikan dada bagian
bawah ke dalam (TDDK) atau tidak adanya napas cepat, dengan
frekuensi napas :

o 2 bulan - 12 bulan : < 50x/menit.

o 12 bulan - 5 tahun : < 40x/menit.

3. Pelayanan Pengobatan Penyakit Pneumonia pada Balita


a. Golongan umur < 2 bulan
 Pneumonia berat :
o Rujuk segera ke rumah sakit.
o Beri 1 dosis antibiotik (Kotrimoksasol).
o Obati demam, jika ada.
o Obati wheezing, jika ada.
o Anjurkan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI.
 Batuk bukan pneumonia :
o Nasihati ibu untuk tindakan perawatan di rumah /menjaga bayi
tetap hangat.
o Memberi ASI lebih sering.
o Membersihkan lubang hidung jika menggangu pemberian ASI.
o Anjurkan ibu kembali kontrol jika pernapasan menjadi cepat atau
sukar, kesulitan minum ASI, atau sakitnya bertambah parah.
b. Golongan umur 2 bulan - 5 tahun
 Pneumonia berat :
o Rujuk segera ke rumah sakit.
o Beri 1 dosis antibiotik (Kotrimoksasol).
o Obati demam, jika ada.
o Obati wheezing, jika ada.
 Pneumonia :
o Nasihati ibu untuk tindakan perawatan di rumah.
o Beri antibiotik (Kotrimoksasol/Amoksilin) selama 3 hari.
o Anjurkan ibu untuk kembali kontrol 2 hari atau lebih cepat bila
keadaan anak memburuk.
o Obati demam, jika ada.

13
o Obati wheezing, jika ada.
 Batuk bukan pneumonia :
o Jika batuk > 3 minggu rujuk.
o Nasihati ibu untuk tindakan perawatan di rumah.
o Obati demam, jika ada.
4. Rujukan Penderita Pneumonia pada Balita
Setiap bayi dan Balita dengan pneumonia berat dengan tanda bahaya umum
harus segera dirujuk ke Rumah Sakit.
a. Tanda bahaya yang perlu diwaspadai yang menyertai anak dengan batuk
pada umur < 2 bulan yaitu: kurang mau minum, kejang, kesadaran
menurun atau sukar dibangunkan, stridor pada waktu anak tenang,
wheezing, atau demam/terlalu dingin.
b. Tanda bahaya yang perlu diwaspadai yang menyertai anak dengan batuk
pada umur 2 bulan sampai 5 tahun yaitu: tidak bisa minum, kejang,
kesadaran menurun atau sukar dibangunkan, stridor pada waktu anak
tenang, atau gizi buruk.
5. Penyuluhan Mengenai Pneumonia pada Balita
a. Perseorangan
Menggunakan metode penyuluhan secara langsung kepada orang tua
penderita Pneumonia pada Balita saat membawa anaknya berobat di
UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan dengan
memberikan informasi mengenai tanda, bahaya dan cara mencegah
Pneumonia pada Balita.
b. Kelompok
Penyuluhan Pneumonia pada Balita dilaksanakan terhadap kelompok
masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan
Cilamaya Wetan melalui metode ceramah, diskusi kelompok dan poster,
minimal 1x/Bulan.
6. Pelatihan Kader
Pelatihan kader Posyandu dilaksanakan setahun empat kali dengan tujuan
memberikan pengetahuan kepada para kader berupa pengenalan mengenai
gejala penyakit bukan Pneumonia, Pneumonia dan Pneumonia Berat
berdasarkan perhitungan frekuensi napas dengan mengunakan sound timer
atau jam tangan, serta usaha – usaha pencegahan Pneumonia pada balita.
14
7. Pencatatan dan Pelaporan
Dilaksanakan dengan cara pengisian formulir Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP) dan dilakukan harian, bulanan, dan tahunan.
a. Kasus Pneumonia dan Pneumonia berat dilaporkan dalam formulir LB1
sebagai Pneumonia.
b. Kasus bukan pneumonia dilaporkan dalam formulir LB3 sebagai penyakit
ISPA.
4.3.2 Proses
A. Perencanaan

1. Penemuan penderita Pneumonia pada Balita: Akan dilaksanakan penemuan


kasus Pneumonia pada Balita oleh dokter umum atau perawat terhadap semua
pasien Balita yang dibawa oleh orang tuanya untuk berobat ke poli MTBS
UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan setiap hari kerja,
pukul 08.00-12.00 WIB.
2. Penentuan diagnosis Pneumonia pada Balita: Akan dilakukan penentuan
diagnosis Pneumonia pada Balita berdasarkan pedoman tatalaksana
Pneumonia pada Balita yang ada dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik oleh
dokter umum atau perawat yang bertugas di poli MTBS UPTD Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan setiap hari kerja, pukul 08.00-12.00
WIB.
3. Pelayanan pengobatan penderita Pneumonia pada Balita: Akan dilakukan oleh
dokter umum atau perawat yang bertugas di poli MTBS UPTD Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan setiap hari kerja, pukul 08.00-12.00
WIB, sesuai pedoman tatalaksana Pneumonia pada Balita.
4. Rujukan penderita Pneumonia pada Balita: Akan dilakukan rujukan bila
ditemukan penderita pneumonia berat dengan tanda bahaya umum ke Rumah
Sakit terdekat pada setiap hari kerja, pukul 08.00-12.00 WIB.
5. Penyuluhan Pneumonia pada Balita
 Perorangan: Akan dilaksanakan penyuluhan secara langsung melalui
teknik wawancara dan memberikan informasi mengenai Pneumonia pada
Balita kepada orang tua penderita yang datang berobat ke poli MTBS
UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan setiap hari kerja,
pukul 08.00-12.00 WIB.

15
 Kelompok: Direncanakan 1 kali dalam 3 bulan. Commented [AA8]: Justifikasinya? Pada bagian input dituliskan
minimal 1 kali 1 bulan soalnya
6. Pelatihan kader: Direncanakan 4x/ tahun.
7. Pencatatan dan pelaporan
 Pencatatan: Akan dilakukan setiap hari kerja
 Pelaporan: Akan dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan tahunan
oleh petugas P2 ISPA. Commented [AA9]: P2ISPA =P2M?

B. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab Program: dr. Aziz Gopur (Kepala Puskesmas)
2. Koordinator Program P2 ISPA : Perawat Novi Pahleni
3. Koordinator Pelaksana Program P2 ISPA : Perawat Novi Pahleni
C. Pelaksanaan Commented [AA10]: Bisa sertakan data dalam bentuk tabel
hasil pelaksanaan per bulannya untuk setiap item? Agar
pelaksanaan lebih lebih jelas.
1. Penemuan penderita Pneumonia pada Balita: dilakukan secara passive case
finding oleh dokter umum atau perawat di BPU dan MTBS UPTD Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan setiap hari kerja, pukul 08.00-12.00
WIB.
2. Penentuan diagnosis penderita Pneumonia pada Balita: dilakukan oleh dokter
umum atau perawat, bidan sesuai pedoman diagnosis Pneumonia pada balita di Commented [AA11]:
Commented [AA12R11]: Apakah perawat dan Bidan punya
poli MTBS UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan setiap kewenangan ini? Bila tidak it should be finding

hari kerja, pukul 08.00-12.00 WIB.


3. Pengobatan penderita Pneumonia pada Balita: dilakukan oleh dokter umum
atau perawat, bidan sesuai pedoman penatalaksanaan Pneumonia pada balita
di poli MTBS UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan setiap
hari kerja, pukul 08.00-12.00 WIB.
4. Rujukan penderita Pneumonia pada Balita: tidak dilakukan rujukan karena
tidak didapatkan kasus pneumonia berat sepanjang periode Januari 2018 -
Desember 2018 di UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan.
5. Penyuluhan Pneumonia pada balita : Penyuluhan perorangan dilakukan secara
langsung melalui wawancara orang tua penderita Pneumonia pada Balita yang
datang berobat pada setiap hari kerja, pukul 08.00-12.00 WIB oleh dokter
umum atau perawat. Penyuluhan kelompok dilaksanakan 1x/ 3 bulan sekali.
6. Pelatihan kader : Tidak dilakukan pelatihan kader sepanjang 2018.
7. Pencatatan dan pelaporan: Pencatatan dilaksanakan Pengisian formulir Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) yang dilakukan setiap

16
hari kerja dan jam kerja. Pelaporan kasus Pneumonia pada balita dilaporkan ke
Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan paling lambat setiap tanggal
5 di tiap bulan.
D. Pengawasan
1. Melalui pencatatan setiap hari dan pelaporan yang dilaksanakan dalam bentuk
laporan bulanan dan tahunan oleh petugas P2ISPA
2. Melalui pertemuan bulanan yang diadakan oleh kepala Puskesmas Cilamaya
12x/tahun. Commented [AA13]: 12x1 tahun atau 1 kali sebulan. Lihat hasil
laporannya, bulanan tidak sama dengan setahun 12 kali. Beri table
3. Supervisi kepala puskesmas 1x/ bulan kalender pelaksanaan pengawasan
Commented [AA14]: Jelaskan bentuk supervisinya seperti apa
4.3.3 Keluaran
1. Penemuan balita penderita pneumonia Jumlah Perkiraan Target Penemuan
Balita Penderita Pneumonia
= insiden pneumonia pada balita x jumlah balita
= 10 % x (10 %x 51.295) Commented [AA15]: Ini angka dari mana?

= 10 % x 5130
= 513 Balita
2. Penemuan kasus Pneumonia pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan :
 Pneumonia : 5 Commented [AA16]: Tuliskan apakah bayi balita, berat ringan
(in table)
 Bukan Pneumonia : 1201
3. Cakupan penemuan Balita penderita pneumonia di UPTD Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan April
2019. :
= (Jumlah balita penderita pneumonia yang ditemukan di wilayah kerja dalam
1 tahun ÷ jumlah perkiraan target penemuan balita penderita pneumonia) x
100%
= (5÷513) x 100%
= 0,97 %
4. Penentuan diagnosis pneumonia
= (Jumlah seluruh balita dengan gejala pneumonia sesuai dengan metode
diagnosis ÷ jumlah seluruh balita penderita pneumonia yang didiagnosis) x
100%
= (5 ÷ 5) x 100%

17
= 100%
5. Pelayanan pengobatan penderita pneumonia
= (jumlah kasus yang ditangani sesuai standard ÷ jumlah seluruh balita
penderita pneumonia yang diobati) x 100%
= (5 ÷ 5) x 100%
= 100 %
6. Rujukan penderita Pneumonia dilakukan
Tidak dilakukan rujukan penderita Pneumonia karena tidak didapatkan kasus
Pneumonia berat sepanjang periode Mei 2018 sampai dengan April 2019.
7. Penyuluhan
Penyuluhan perorangan: dilakukan pada setiap kali kunjungan penderita
dengan diagnosis Pneumonia pada balita Commented [AA17]: Sertakan poin poin materi penyuluhan
yang standar
Penyuluhan kelompok: tidak dilaksanakan
8. Pelatihan kader kesehatan
Pelatihan kader tidak dilakukan sepanjang periode Mei 2018 sampai dengan
April 2019.
9. Pencatatan dan pelaporan
100% dicatat pada formulir SP2TP setiap hari kerja dan jam kerja, 100%
dilaporkan ke Puskesmas Kecamatan paling lambat setiap tanggal 5 diawal
bulan
4.3.4 Lingkungan
1. Fisik
a. Kepadatan penduduk
= Jumlah penduduk ÷ luas wilayah
= 51.295 ÷ 61.58 km2
=832 orang/km2
Jadi wilayah Kecamatan Cilamaya Wetan termasuk wilayah yang padat.
b. Lokasi dan transportasi: Strategis karena terletak berdekatan jalan raya
dan sarana transportasi umum tersedia.
c. Polusi udara: Jalan di Cilamaya wetan banyak dilewati kendaraan besar
sehingga menimbulkan polusi udara. Serta jalan yang rusak dan berdebu,
asap dari industri dan kayu bakar yang dipakai sebagai alat masak didalam
rumah

18
d. Fasilitas kesehatan: tersedia fasilitas kesehatan yang lain seperti rumah
sakit, praktek dokter, praktek bidan dan balai pengobatan 24 jam. Namun
begitu, tidak ada kerja sama antara Puskesmas dengan fasilitas kesehatan
lain dalam Program Pneumonia pada Balita sehingga tidak ada koordinasi
cakupan penemuan Pneumonia bagi Balita yang berobat ke sarana
kesehatan lainnya yang menyebabkan cakupan penemuan Pneumonia
pada Balita di UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan
Kecamatan Cilamaya Wetan kurang dari tolok ukur 86%.
2. Non Fisik
a. Tingkat pendidikan: Menjadi hambatan dalam pelaksanaan pneumonia pada
balita karena sebagian besar penduduk mempunyai tingkat pendidikan
rendah yaitu tamat SD dan SMP. Commented [AA18]: Kenapa kalau SD dan SMP, apa yang
membuat hambatan apakah persepsi mereka pengetahuan atau
b. Sosial ekonomi: Tidak menjadi hambatan karena sebagian besar penduduk apa?

yaitu penduduk di Kecamatan Tegalwaru adalah petani dan pedagang. Commented [AA19]: Tambahkan data pendapatan per kapita
bila ada, UMR berlaku dll
c. Perilaku masyarakat dalam pemanfaatan Puskesmas: Ada.
Commented [AA20]: Maksudnya Ada?
4.3.5 Umpan Balik
1. Pencatatan kegiatan program : Setiap hari kerja
2. Pelaporan kegiatan program : Didapat dari pertemuan bulanan antara
kepala puskesmas, Koordinator P2 ISPA dan dari rapat kerja bulanan
puskesmas yang membahas laporan dari masyarakat.
4.3.6 Dampak
1. Langsung :
Menurunnya angka morbiditas dan mortalitas Pneumonia pada balita: belum
dapat dinilai.
2. Tidak langsung :
a. Pneumonia pada balita tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat:
belum dapat dinilai.
b. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat secara optimal: belum dapat
dinilai.

19
BAB V

PEMBAHASAN MASALAH
5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran

No Variabel Pencapaian Tolok Ukur Masalah


1 Penemuan penderita 0,97% 100% 87,2% Commented [AA21]: Ini perlu pembuktian sih. I mean apakah
memang kecil apakah kemampuan deteksinya yang rendah.
peneumonia Justifikasinya kurang kuat. Bisa jadi emang rendah angka
pneumonia ini.
2 Penentuan diagnosis 100% 100% -
pneumonia
3 Pelayanan pengobatan 100% 100% -
balita penderita pneumonia
4 Rujukan balita penderita Tidak ditemukan 100% -
pneumonia kasus pneumonia
berat
5 Penyuluhan
 Perseorangan  dilakukan pada  Menggunakan  (-)
setiap kali metode
kunjungan penyuluhan
penderita secara langsung
dengan kepada orang
diagnosis tua penderita
Pneumonia Pneumonia pada
Balita saat
membawa
anaknya berobat
di UPTD
Puskesmas
Cilamaya
Kecamatan
Cilamaya Wetan
dengan

20
memberikan
informasi
mengenai tanda,
bahaya dan cara
mencegah
Pneumonia pada
Balita.
 Kelompok  Tidak  Penyuluhan  (+)
dilakukan Pneumonia pada
Balita
dilaksanakan
terhadap
kelompok
masyarakat di
wilayah kerja
UPTD
Puskesmas
Cilamaya
Kecamatan
Cilamaya Wetan
melalui metode
ceramah, diskusi
kelompok dan
poster 1x/bulan.
6 Pelatihan kader Tidak dilakukan 4x/tahun (+)
7 Pencatatan dan Pelaporan dicatat pada formulir pengisian formulir (-) Commented [AA22]: Apakah on time?

SP2TP setiap hari Sistem Pencatatan


kerja dan jam kerja, dan Pelaporan
dilaporkan ke Terpadu Puskesmas
Puskesmas (SP2TP) dan
Kecamatan dilakukan harian,
bulanan, dan
tahunan.

21
5.2 Masalah Menurut Variabel Masukan
No Variabel Pencapaian Tolok Ukur Masalah
1 Tenaga  Dokter : 3 orang  Dokter : 1 orang (-)
 Perawat: 13 orang  Perawat: 1 orang
 Petugas P2M : 1 orang  Petugas P2M : 1 orang
 Petugas lainnya: 18 orang
2 Dana Dana berasal dari Anggaran Anggaran Pendapatan dan (-)
Pendapatan dan Belanja Daerah Belanja Daerah (APBD) tingkat
(APBD) tingkat II II
3 Sarana Sarana Medis Sarana Medis (-)
 Stetoskop 2 buah  Stetoskop 1 buah
 Termometer 1 buah  Termometer 1 buah
 Timbangan berat badan  Timbangan berat badan bayi
bayi 1 buah 1 buah
 Timbangan berat badan  Timbangan berat badan
dewasa 3 buah dewasa 1 buah
 Sound timer 1 buah  Sound timer 1 buah
 Senter 2 buah  Senter 1 buah
Antibiotik Antibiotik (-)

 Amoxicilin Tablet 250mg  Amoxicilin Tablet 250mg


Tersedia cukup Tersedia cukup
 Amoxicilin Sirup  Amoxicilin Sirup
125mg/5ml 125mg/5ml
Tersedia cukup Tersedia cukup
Analgetik-antipiretik Analgetik-antipiretik
(-)
 Paracetamol Tablet 500 mg  Paracetamol Tablet 500 mg
Tersedia cukup Tersedia cukup
 Paracetamol Syrup  Paracetamol Syrup
120mg/5ml 120mg/5ml
Tersedia cukup Tersedia cukup

22
Antitusif- anti sesak Antitusif- anti sesak (-)
 Salbutamol Tablet 2 mg  Salbutamol Tablet 2 mg
Tersedia cukup Tersedia cukup
 Salbutamol Tablet 4 mg  Salbutamol Tablet 4 mg
Tersedia cukup Tersedia cukup
Sarana Non-Medis Sarana Non-Medis (-)
 lemari arsip Ada  lemari arsip Ada
 lemari obat Ada  lemari obat Ada
 meja periksa Ada  meja periksa Ada
 kursi Ada  kursi Ada
 Komputer Ada  Komputer Ada
 Pedoman tatalaksana  Pedoman tatalaksana
Pneumonia pada balita : Pneumonia pada Balita:
Tidak Ada Ada
 Brosur atau poster  Brosur atau poster
Pneumonia pada balita: Pneumonia pada balita:
Tidak Ada Ada
 Alat administrasi (buku,  Alat administrasi (buku, alat
alat tulis) Ada tulis) Ada
4 Metode  Penemuan Penderita  Penemuan Penderita (-)
Pneumonia pada Balita Pneumonia pada Balita
Passive case finding Passive case finding
 Penentuan Diagnosis  Penentuan Diagnosis (-)
Pneumonia pada Balita Pneumonia pada Balita
Seusai buku pedoman Seusai buku pedoman
tatalaksana pneumonia tatalaksana pneumonia
pada balita 2015 pada balita 2015
 Pelayanan Pengobatan  Pelayanan Pengobatan (-)
Penyakit Pneumonia pada Penyakit Pneumonia pada
Balita Balita
Seusai buku pedoman Seusai buku pedoman
tatalaksana pneumonia tatalaksana pneumonia
pada balita 2015 pada balita 2015 (-)

23
 Rujukan Penderita  Rujukan Penderita
Pneumonia pada Balita Pneumonia pada Balita
Seusai buku pedoman Seusai buku pedoman
tatalaksana pneumonia tatalaksana pneumonia (-)
pada balita 2015 pada balita 2015
 Penyuluhan Mengenai  Penyuluhan Mengenai
Pneumonia pada Balita Pneumonia pada Balita
Seusai buku pedoman Seusai buku pedoman
tatalaksana pneumonia tatalaksana pneumonia (-)
pada balita 2015 pada balita 2015
 Pelatihan Kader  Pelatihan Kader
sesuai dengan Keputusan sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Menteri Kesehatan RI
Nomor Nomor
828/MENKES/SK/IX/2008 828/MENKES/SK/IX/2008
tentang Petunjuk Teknis tentang Petunjuk Teknis
Standar Pelayanan Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Minimal Bidang Kesehatan (-)
di Kabupaten/Kota di Kabupaten/Kota
 Pencatatan dan Pelaporan  Pencatatan dan Pelaporan
Seusai buku pedoman Seusai buku pedoman
tatalaksana pneumonia tatalaksana pneumonia
pada balita 2015 pada balita 2015

5.3 Masalah Menurut Variabel Proses Commented [AA23]: Tabelnya rapiin semua tabelnya biar + -
nya pas. Pencapaiannya detailin. Misal pencatatan tepat waktu apa
No Variabel Pencapaian Tolok Ukur Masalah gak hasilnya gimana. Yg ke detect pneumonia dari awal dateng apa
gak dll
1 Perencanaan  Penemuan penderita  Penemuan penderita (-)
Pneumonia pada Balita: Pneumonia pada Balita:
Akan dilaksanakan Akan dilaksanakan
penemuan kasus penemuan kasus
Pneumonia pada Balita Pneumonia pada Balita
Secara Passive case Secara Passive case
finding finding (-)

24
 Penentuan diagnosis  Penentuan diagnosis
Pneumonia pada Balita: Pneumonia pada Balita:
Akan dilakukan Akan dilakukan
penentuan diagnosis penentuan diagnosis
Pneumonia pada Balita Pneumonia pada balita
berdasarkan pedoman berdasarkan pedoman (-)
diagnosis Pneumonia diagnosis Pneumonia
pada balita pada Balita
 Pelayanan pengobatan  Pelayanan pengobatan
penderita Pneumonia penderita Pneumonia
pada Balita: pada Balita:
Akan dilakukan Akan dilakukan
pelayanan pengobatan pelayanan pengobatan (-)
Pneumonia pada Balita Pneumonia pada Balita
berdasarkan pedoman berdasarkan pedoman
tatalaksana Pneumonia tatalaksana Pneumonia
pada Balita 2015 pada Balita 2015
 Rujukan penderita  Rujukan penderita
Pneumonia pada Balita: Pneumonia pada Balita:
Akan dilakukan rujukan Akan dilakukan rujukan (-)
bila ditemukan penderita bila ditemukan penderita
pneumonia berat dengan pneumonia berat dengan
tanda bahaya umum ke tanda bahaya umum ke
Rumah Sakit Rumah Sakit
Penyuluhan Pneumonia pada Penyuluhan Pneumonia
Balita pada Balita
 Perorangan:  Perorangan: (+)

Akan dilaksanakan Akan dilaksanakan


penyuluhan secara penyuluhan secara
langsung kepada orang langsung kepada orang (+)

tua penderita yang datang tua penderita yang


berobat ke poli MTBS datang berobat ke poli
setiap hari kerja MTBS setiap hari kerja (-)

25
 Kelompok:  Kelompok:
Direncanakan 1 kali Direncanakan 1 kali
dalam 3 bulan. dalam 1 bulan. (-)
 Pelatihan kader:  Pelatihan kader:
Direncanakan 1x/ tahun. Direncanakan 4x/ tahun.
Pencatatan dan pelaporan Pencatatan dan pelaporan
 Pencatatan:  Pencatatan:
Akan dilakukan setiap Akan dilakukan setiap
hari kerja hari kerja
 Pelaporan:  Pelaporan:
Akan dilaksanakan dalam Akan dilaksanakan
bentuk laporan bulanan dalam bentuk laporan
dan tahunan oleh petugas bulanan dan tahunan
P2 ISPA oleh petugas P2 ISPA
2 Pengorganisasian Tidak terdapat struktur Terdapat struktur (+)
organisasi tertulis dan organisasi tertulis dan
pembagian tugas dalam pembagian tugas dalam
menjalankan Program menjalankan Program
Pneumonia pada Balita Pneumonia pada Balita
3 Pelaksanaan  Penemuan penderita  Penemuan penderita (-)
Pneumonia pada Balita: Pneumonia pada
Akan dilakukan secara Balita:
passive case finding dilaksanakan Secara
Passive case finding
 Penentuan diagnosis  Penentuan diagnosis
penderita Pneumonia Pneumonia pada (-)
pada Balita: Balita:
dilakukan oleh dokter dilakukan penentuan
umum atau perawat, diagnosis Pneumonia
bidan sesuai pedoman pada Balita
diagnosis Pneumonia berdasarkan pedoman
pada Balita . diagnosis Pneumonia
pada Balita (-)

26
 Pengobatan penderita  Pelayanan pengobatan
Pneumonia pada Balita: penderita Pneumonia
dilakukan oleh dokter pada Balita:
umum atau perawat, dilakukan pelayanan
bidan sesuai pedoman pengobatan
penatalaksanaan Pneumonia pada (-)
Pneumonia pada Balita Balita berdasarkan
pedoman tatalaksana
Pneumonia pada
Balita
 Rujukan penderita  Rujukan penderita
Pneumonia pada Balita: Pneumonia pada
Tidak melakukan rujukan Balita:
karena tidak ada kasus Akan dilakukan
pneumonia berat rujukan bila
ditemukan penderita (-)
pneumonia berat
dengan tanda bahaya
umum ke Rumah
Sakit
Penyuluhan Pneumonia Penyuluhan Pneumonia
pada Balita: pada Balita
 Penyuluhan perorangan  Perorangan:
dilakukan secara dilaksanakan (+)
langsung melalui penyuluhan secara
wawancara orang tua langsung kepada
penderita orang tua penderita (+)
Pneumonia pada
Balita yang datang
berobat ke poli MTBS
setiap hari kerja (-)

 Penyuluhan kelompok  Kelompok:


tidak dilaksanakan Direncanakan 1 kali

27
dalam 1 bulan.
 Pelatihan kader :  Pelatihan kader:
Tidak dilakukan Direncanakan 4x/
tahun.
Pencatatan dan pelaporan: Pencatatan dan pelaporan (-)
 Pencatatan dilaksanakan  Pencatatan:Akan
Pengisian formulir dilakukan setiap hari
Sistem Pencatatan dan kerja
Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP)
yang dilakukan setiap
hari kerja dan jam kerja
 Pelaporan kasus  Pelaporan:Akan
Pneumonia pada balita dilaksanakan dalam
dilaporkan ke UPTD bentuk laporan
Puskesmas Cilamaya bulanan dan tahunan
Kecamatan Cilamaya oleh petugas P2 ISPA
Wetan Kecamatan
Tegalwaru paling lambat
setiap tanggal 5
4 Pengawasan  Melalui pencatatan  Pencatatan setiap hari (-)
setiap hari dan dan pelaporan yang
pelaporan yang dilaksanakan dalam
dilaksanakan dalam bentuk laporan
bentuk laporan bulanan bulanan dan tahunan
dan tahunan oleh oleh petugas P2ISPA
petugas P2ISPA
 Melalui pertemuan  Melalui pertemuan (-)
bulanan yang diadakan bulanan
oleh kepala Puskesmas
Cilamaya 12x/tahun.
 Supervisi kepala  Supervisi kepala (-)
puskesmas 1x/ bulan puskesmas 1x/ bulan

28
5.4 Masalah Menurut Variabel Lingkungan
No Variabel Pencapaian Tolok Ukur Masalah
1 Fisik  Kepadatan penduduk  Kepadatan penduduk (+)
895 orang/km2 Tidak padat penduduk Commented [AA25]: Berdasarkan apa? Kepadatan berapa yang
gak padat
(wilayah Kecamatan
Cilamaya Wetan
termasuk wilayah
yang padat) Commented [AA24]: Berdasarkan apa?

 Lokasi dan  Lokasi dan (-)


transportasi: transportasi:
Strategis Strategis
 Polusi udara:  Polusi udara: (+)
Jalan di Cilamaya Tidak ada
wetan banyak dilewati
kendaraan besar dan
jalan yang rusak dan
berdebu.
 Fasilitas kesehatan:  Fasilitas kesehatan: (-)

tersedia fasilitas tersedia fasilitas


kesehatan kesehatan
2 Non Fisik  Tingkat pendidikan:  Tingkat pendidikan: (+)
sebagian besar Cukup (Tamat SMA) Commented [AA26]: Standarnya apa?

penduduk mempunyai
tingkat pendidikan
rendah yaitu tamat SD
dan SMP.
 Sosial ekonomi:  Sosial ekonomi: (-)
Cukup Cukup
 Perilaku masyarakat  Perilaku masyarakat (-)
pemanfaatan pemanfaatan
Puskesmas: Puskesmas:
Ada. Ada.

29
BAB VI

PERUMUSAN MASALAH
6.1 Masalah menurut keluaran
1. Cakupan penemuan Pneumonia pada Balita di UPTD Puskesmas Cilamaya
Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan April 2019. sebesar
0.97 persen dari target 100 persen. Commented [AA27]: Karena upaya promotif belum jalan dan
orang-orang belum tau, ada kemungkinan deteksi pneumonia lebih
2. Cakupan penyuluhan secara kelompok mengenai Pneumonia pada Balita di UPTD telat karena saat anak batuk2 orang berpikir batuk biasa. Hal ini
dapat mempengaruhi cakupan temuan juga
Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan
April 2019. sebesar 0 persen dari tolok ukur 100 persen.
3. Cakupan pelatihan bagi kader mengenai Pneumonia pada Balita UPTD Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan April 2019.
sebesar 0 persen dari target 100 persen. Commented [AA28]: Konklusi: upaya promotif belum
dilaksanakan baik ke masyarakat secara langsung dan kader. Hal ini
6.2 Masalah Menurut proses membuat masyarakat juga tidak memiliki pengetahuan cukup untuk
melakukan upaya preventif tingkat pertama (sebelum sakit).
1. Penyuluhan kelompok : Direncanakan 1x / 3bulan dengan mengunakan metode
ceramah, diskusi kelompok dan poster. Dari tolok ukur direncanakan 1x/bulan dengan
mengunakan metode ceramah, diskusi kelompok dan poster
2. Pelatihan Kader : direncanakan 1x/ tahun dengan materi pelatihan peningkatan
menejemen Program Pneumonia pada Balita dari tolok ukur direncanakan 4x/Tahun
dengan materi pelatihan peningkatan menejemen Program Pneumonia pada Balita,
Pelatihan MTBS, Pelatihan autopsy verbal balita dan pelatihan tatalaksana verbal
balita. Commented [AA29]: Ini gak detil begini di bagian perencanaan.
Please check
3. Pengorganisasian : Pengorganisasian Program Pneumonia pada Balita tidak
bersesuaian dengan tolok ukur dimana koordinator dan pelaksana Program Pneumonia
pada Balita dilakukan oleh petugas yang sama. Commented [AA30]: Jelaskan di tabel

4. Pelaksanaan : Penyuluhan secara kelompok mengenai Pneumonia pada Balita


dilaksanakan 1x/ 3 bulan tidak sesuai tolok ukur dan tidak dilaksanakannya pelatihan
bagi kader
6.3 Masalah Dari lingkungan
1. Fisik:
a. Kepadatan Penduduk : dengan Kepadatan penduduk 832 orang/km2, kecamatan
cilamaya wetan menjadi kecamatan yang dikategorikan padat. Berbeda dari tolok
ukur yang mengharuskan kawasan dengan kepadatan penduduk ringan hingga
sedang.

30
b. Polusi udara: Jalan di Cilamaya banyak dilewati kendaraan besar sehingga
menimbulkan polusi udara. Serta jalan yang rusak dan berdebu, asap dari industri
dan kayu bakar yang dipakai sebagai alat memasak Commented [AA31]: Gak ada di tabel atau pun di atas2. Re-
check
2. Non Fisik
a. Tingkat pendidikan: Menjadi hambatan dalam pelaksanaan Pneumonia pada
Balita karena sebagian besar penduduk mempunyai tingkat pendidikan rendah
yaitu tamat SD dan SMP. Commented [AA32]: Sehingga?

31
BAB VII

PRIORITAS MASALAH
Masalah menurut keluaran:
A. Cakupan penemuan penderita Pneumonia pada balita di UPTD Puskesmas Cilamaya
Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan April 2019. sebesar
0,97% dari tolok ukur 100%
B. Cakupan penyuluhan kelompok mengenai Pneumonia pada balita di UPTD
Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan
April 2019. sebesar 0% dari tolok ukur 100%.
C. Cakupan pelatihan bagi kader mengenai Pneumonia pada balita di UPTD Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan April 2019.
sebesar 0% dari tolok ukur 100%.
Dalam menetapkan prioritas masalah ditetapkan dengan teknik skoring sebagai berikut :
No Parameter Masalah
A B C
1 Besarnya masalah 1 5 5
2 Akibat yang ditimbulkan 5 4 5
3 Keuntungan sosial karena selesainya masalah 5 5 5
4 Teknologi yang tersedia dan dapat dipakai 1 5 3
5 Sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan masalah 1 4 3
Total 20 23 21

Koding :
5 = sangat penting; 4 = penting; 3 = cukup penting; 2 = kurang penting; 1 = tidak penting.

Dari masalah-masalah yang ditemukan di atas, ditentukan dua prioritas masalah


utama yang harus diselesaikan, yaitu:
1. Cakupan penyuluhan kelompok mengenai Pneumonia pada Balita di UPTD
Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan
April 2019. sebesar 0% dari tolok ukur 100%.
2. Cakupan pelatihan bagi kader mengenai Pneumonia pada Balita di UPTD Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan April 2019.
sebesar 0% dari tolok ukur 100%.

32
BAB VIII

PENYELESAIAN MASALAH
Masalah I
Cakupan penyuluhan kelompok mengenai Pneumonia pada Balita di UPTD Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan April 2019. sebesar
0% dari tolok ukur 100%.
Penyebab masalah:
1. Pemegang Program Pneumonia pada Balita juga memegang program lain sehingga
banyaknya beban tanggung jawab yang diemban akibatnya tidak dapat
memprioritaskan mana program yang harus dijalankan oleh programer
2. Pelaksanaan penyuluhan secara kelompok mengenai Pneumonia pada Balita 4 kali
dalam setahun dimana seharusnya sebulan sekali. Commented [AA33]: Diatas kayaknya tidak dilakukan
disampaikannya
3. Kurangnya dana dalam melakukan penyuluhan Commented [AA34]: Gak relate sm info dana di atas2

Penyelesaian masalah: Commented [AA35]: Pengadaan poster sebagai alternatif di


posyandu2 sehingga kalau gak ada orang yg ngajar masyarakat bisa
1. Menambah tenaga kerja dalam pemegang Program Pneumonia pada Balita baca dan kader bisa menjelaskan
Commented [AA36]: Siapa yang bertugas untuk memberikan
2. Memaksimalkan tenaga kerja yang ada seperti bidan desa, perawat dan dokter penyuluhan? Aku prefer untuk melibatkan semua stakeholder
secara bergantian untuk case ini jadi tidak saling
3. Melaksanakan penyuluhan secara kelompok sesuai dengan perencanaan dan dengan memberatkanmengingat penyuluhan bisa dilakukan perawat,
dokter, petugas kesmas, dll tidak harus si PJ langsung. Orang kesling
menggunakan bahasa yang mudah difahami dan sesuai dengan tingkat pendidikan pun bisa. Dan arahkan untuk penjelasan ke kader. Ini relate dengan
poin 2. Jadikan 1 poin saja.
masyarakat yang mayoritas rendah. . Commented [AA37]: Tidak bisa dijustifikasi begitu saja.
Masalah utamanya bahkan ini gak dilakukain. Apakah ada
4. Menentukan waktu, tempat dan bahan untuk melakukan penyuluhan kelompok tentang pengukuran yang menyatakan kalau penyuluhan ini gak efektif
sebelumnya ke masyarakat sehingga butuh metode baru?
Pneumonia pada Balita.
5. Mengajukan penambahan dana untuk Program Pneumonia pada Balita ke Dinas dan
membuat dana dari masyarakat untuk masyarakat Commented [AA38]: Kenapa harus ini?karena di atasnya
disampaikan dana tidak menjadi masalah. I prefer to delete this one
dikarenakan perlu justifikasi kuat
Masalah II

Cakupan pelatihan bagi kader mengenai Pneumonia pada Balita di UPTD Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan April 2019. sebesar
0% dari tolok ukur 100%.
Penyebab masalah :
1. Tidak adanya perencanaan pelatihan kader yang berdasarkan tolok ukur dimana harus
dilakukan 4 kali setahun.
2. Kurangnya kerja sama antar program dalam penjadwalan pelatihan kader

33
Penyelesaian masalah :
1. Menentukan waktu, tempat dan bahan untuk melakukan pelatihan kader sesuai dengan
yang telah direncanakan. Commented [AA39]: Poin 1 dan 3 so relate bisa disampaikan
saran yang lebih praktis misal: penjadwalan informasi pada saat
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh kader supaya apa yang posyandu sebelum mulai, kayak sosialisai 1 jam. Metode
disesuaikan tidak berbentuk ceramah saja tp ada pre dan post test
disampaikan dipahami dengan jelas dan kader-kader dapat membantu memberi jadi memahami kader sudah paham. Dan diawasi saat posyandu
apakah kader bisa menjelaskan. Pengadaan media sosialisasi
macam poster.
penyuluhan kepada masyarakat serta mendeteksi dini penderita Pneumonia pada
balita).
3. Kerja sama antar program lebih ditingkatkan dalam penjadwalan pelatihan kader.

34
BAB IX

PENUTUP
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan pada Program Pneumonia pada Balita di UPTD
Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan
April 2019. ditemukan hasil seperti berikut:
1. Masih belum berhasilnya pelaksanaan Program Pneumonia pada Balita karena masih
ada masalah-masalah di program ini
2. Cakupan penemuan Pneumonia pada Balita di UPTD Puskesmas Cilamaya
Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan April 2019. sebesar
0,97 persen dari target 100 persen.
3. Cakupan penyuluhan secara kelompok mengenai Pneumonia pada Balita di UPTD
Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan
April 2019. sebesar 0 persen dari tolok ukur 100 persen.
4. Cakupan pelatihan bagi kader mengenai Pneumonia pada Balita UPTD Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan periode Mei 2018 sampai dengan April 2019.
sebesar 0 persen dari target 100 persen.
5. Kepadatan penduduk Kecamatan Cilamaya 895 orang/km2, kecamatan cilamaya
wetan menjadi kecamatan yang dikategorikan padat. Berbeda dari tolok ukur yang
mengharuskan kawasan dengan kepadatan penduduk ringan hingga sedang.
6. Polusi udara yang ditimbulkan oleh kendaraan besar serta jalan yang rusak dan
berdebu, asap dari industri dan kayu bakar yang dipakai sebagai alat memasak.
7. Pengorganisasian Program Pneumonia pada Balita tidak bersesuaian dengan tolok
ukur dimana koordinator dan pelaksana Program Pneumonia pada Balita dilakukan
oleh petugas yang sama.
9.2 Saran
Agar Program Pneumonia pada Balita di UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan
Cilamaya Wetan pada periode yang akan datang dapat berhasil dan berjalan dengan baik,
maka Puskesmas sebaiknya memperbaiki masalah yang ada dengan penyelesaian
masalah sebagai berikut:
Disarankan kepada Kepala Puskesmas untuk :

35
1. Menyusun pembagian tugas dan tanggung jawab secara jelas dan tertulis mengenai
pelaksanaan penyuluhan, rincian tugas, serta membuat jadwal penyuluhan secara
teratur.
2. Memberdayakan tenaga kesehatan lainnya contohnya bidan ataupun dokter yang
sedang PTT di UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan untuk
diikutsertakan dalam Program Pneumonia pada Balita agar masing-masing jabatan
dalam program ini dapat dijalankan dengan baik dan lebih fokus.
3. Melaksanakan penyuluhan sesuai perencanaan dengan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami dan sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat yang mayoritas
rendah. Selain itu, dapat menggunakan kemudahan komputer seperti presentasi slide.
4. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh kader supaya apa yang
disampaikan dipahami dengan jelas dan kader-kader dapat membantu memberi
penyuluhan kepada masyarakat serta mendeteksi dini penderita pneumonia pada
balita.
5. Meningkatkan peran masyarakat seperti tokoh masyarakat untuk ikut serta berperan
dalam pengetahuan tentang Pneumonia pada Balita dan langkah langkah yang perlu
dilakukan.

Apabila saran ini dilaksanakan maka diharapkan masalah tersebut tidak akan terulang pada
pelaksanaan Program Pneumonia pada Balita di UPTD Puskesmas Cilamaya Kecamatan
Cilamaya Wetan pada periode berikutnya.

36
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Pedoman Tatalaksana Pneumonia pada Balita. 2015. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.
2. WHO. Evaluasi Program Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. 2012 Jakarta
3. Depkes RI. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut Untuk
Penanggulangan Pneumonia pada Balita. 2015. Jakarta.
4. Anonim. Pneumonia pada Balita Dalam Buletin Jendela Epidemiologi Vol. 3,
September 2015. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
5. Anonim. Millenium Development Goals (MDGs). Edisi tahun 2000. Diunduh dari
www.un.org/millenniumgoals, tanggal 27 Februari 2014.
6. Chalik A, dkk. Standar Penanggulangan Penyakit Pneumonia. Vol 8. Ed 1. Dinas
Kesehatan Propinsi DKI Jakarta. 2002.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk
Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

37

Anda mungkin juga menyukai