Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Makula adalah bagian kecil di tengah retina yang yang bertanggung

jaawab untuk penglihatan sentral yang tajam diperlukan untuk melakukan tugas

sehari-hari seperti membaca, mengemudi, dan membedakan warna. (CUHK,

2006)

Epiretinal membrane (ERM) adalah kondisi dimana terbentuk kerutan

yang sangat tipis pada permukaan retina sehingga mengganggu ketajaman

penglihatan. (Sheffield, 2012)

Epiretinal membran terbentuk ketika ditemukan sel pada retina yang

tumbuh dan berkembang secara tidak normal dann menyebabkan jaringan parut

pada retina. Epiretinal membran juga dikenal dengan cellophane maculopathy dan

macular pucker. (Retina Eyes Specialist, 2013)

Epiretinal membran pertama kali ditemukan oleh Iwanoff pada tahun

1865. Usia merupakan fakor resiko terbesar untuk terjadinya epiretinal membran.

Pada penelitian terbaru menunjukkan angka kejadian epiretinal membran di

Amerika Serikat sekitar 4% pada usia dibawah 60 tahun dan sekitar 14% pada

usia diatas 60 tahun. (Retina Eyes Specialist, 2013)

Gejala yang timbul pada epiretinal membran adalah penglihatan yang

kabur, pandangan yang terlihat bergelombang terutama pada garis yang lurus, dan

terdapat dark spot pada penglihatan, dan penglihatan ganda. (CUHK, 2006)

Epiretinal Membran Page 1


Tindakan bedah seperti vitrectomy merupakan pilihan terapi karena tidak

ada obat-obatan dan suplemen nutrisi yang dapat menyembuhkan epiretinal

membran. Komplikasi dari vitrectomy sangat sedikit, 1 dari 100 pasien setelah

operasi terjadi ablasio retina dan 1 dari 2000 pasien terjadi infeksi setelah operasi.

(ASRS, 2016)

Epiretinal Membran Page 2


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi

Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung

reseptor yang menerima rangsangan cahaya. Retina berbatas dengan koroid

dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas lapisan:

1. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang

yang mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut.

2. Membran limitan eksterna yang merupakan membrane ilusi.

3. Lapis nuklear luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan

batang. Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari

kapiler koroid.

4. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat

sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.

5. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel

Muller. Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retinal sentral.

6. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular dan tempat sinaps sel

bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion.

7. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.

8. Lapis serabut saraf, merupakan lapisan akson sel ganglion menuju ke arah

saraf optik. Didalam lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah

retina.

Epiretinal Membran Page 3


9. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan

badan kaca.

10. Lapisan epitel pigmen. (Ilyas, 2013)

Makula merupakan suatu area pada kutub posterior retina dengan diameter

sekitar 5-6 mm. Secara histologi merupakan area dengan lebih dari sau lapis sel

ganglion. Istilah makula berasal dari kata “macula lutea” yang berarti bintik

kuning, dikarenakan adanya warna kekuningan akibat pigmen karotenoid

(xantophyl). Secara topografi macula terdiri dari umbo, foveola, fovea, parafovea,

dan perifovea. Umbo adalah pusat dari foveola. Secara histologis terdiri dari suatu

lamina basal yang tipis, sel-sel Muller dan sel kerucut. Foveola merupakan area

pusat cekungan didalam fovea, dengan lokasi ± 4 mm kearah temporal dan ± 0,8

mm ke inferior dari pusat papil optic, dengan diameter sekitar 0,35 mm dan

ketebalan sekitar 0,10 mm pada pusatnya. Berisi sel-sel kerucut, sel-sel Muller

dan sel-sel glial. Fovea adalah pusat dari macula berupa cekungan dengan

diameter ± 1,5 mm. Pada daerah ini sel kerucut akan terdorong kea rah tepi,

lapisan pleksiforma luar ( lapisan Henle ) menjadi horizontal, sedangkat serat sel

Muller tersusun secara miring. Didalam fovea, dengan diameter 250-600 µm

terdapat fovea avascular zone (FAZ) atau capillary free zone. Parafovea setebal

0,5 mm, mengelilingi fovea. Parafovea terdiri dari sepuluh lapisan retina.

Perifovea mengelilingi parafovea setebal 1,5 mm, area ini merupakan bagian yang

paling luar dari makula. (Effendi, 2008)

Vaskularisasi makula disuplai oleh arteri retina sentralis, korio kapiler,

arteri silio retina yang berjalan dari papil nervus optikus ke makula. (Effendi,

2008)

Epiretinal Membran Page 4


Gambar 2.1 Anatomi Retina (dikutip dari The Foundation of the American

Society of Retina Specialists)

2.2 Definisi

Epiretinal membrane (ERM) adalah kondisi dimana terbentuk jaringan

parut atau kerutan pada permukaan retina. Epiretinal membran terbentuk ketika

ditemukan sel pada retina yang tumbuh dan berkembang secara tidak normal dann

menyebabkan jaringan parut pada retina. ((Retina Eyes Specialist, 2013)

2.3 Etiologi

Penyebab tersering Epiretinal membrane adalah usia yang dikaitkan

dengan posterior vitreous detachment (PVD) yaitu humor vitreous yang

merupakan cairan sepeti jelly yang mengisi rongga mata berpisah dari retina dan

sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. (Moorfields Eye Hospital, 2016)

Epiretinal Membran Page 5


Kondisi mata seperti retina yang robek, retinopati vascular, inflamasi

okuler, operasi pada mata seperti operasi pada ablasio retina, katarak, dan

cryotherapy, trauma pada mata, dan diabetes meningkatkan resiko untuk terjadi

epiretinal membrane. (Ting dan Kwok, 2005)

Gejala Klinis

Gejala timbul pada epiretinal membrane jika area macula atau peri-

makular terlibat. Gejala epiretinal membrane adalah penurunan ketajaman

penglihatan dan metamorphopsia yaitu penglihatan yang menyimpang dimana

garis yang lurus terlihat bergelombang. Adapun gejala lain yang timbul seperti

mikropsia, makropsia, dan diplopia. Beratnya gejala berhubungan dengan area

yang terlibat dan ketebalan ERM. (Ting dan Kwok, 2005)

Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang

 Optical Coherence Tomography (OCT)

Teknik pencitraan diagnostik dengan teknik pencahayaan dengan resolusi

5 mikron. Pemeriksaan OCT untuk menilai ketebalan retina.

Epiretinal Membran Page 6


Gambar 2.2 Epiretinal membrane dilihat dari ocular coherence tomography

(OCT).

 Fundus Photography untuk melihat oklusi vena pada retina

 Fluorescein Angiography adalah proses pengambilan foto retina dengan

injeksi zat pewarna fluorescein. Hasil foto dapat menggambarkan lokasi

kebocoran atau pendarahan di retina. (Retina Eyes Specialist, 2013)

Diagnosa Banding

 Macular hole

 Macular edema

 Tractional retinal detachment

Penatalaksanaan

Operasi vitrectomy adalah pilihan terapi pada epiretinal membran karena

tidak ada obat dan suplemen nutrisi yang dapat mengobati epiretinal membran.

Epiretinal Membran Page 7


Vitrectomy adalah prosedur operasi mata untuk mengeluarkan cairan vitreous dari

rongga mata dan membran atau jaringan parut dari makula. Resiko dari

svitrectomi sangat kecil dimana 1 dari 100 pasien setelah operasi terjadi ablasio

retina dan 1 dari 2000 pasien terjadi infeksi setelah operasi. (ASRS, 2016)

Prognosis

Penelitian menunjukkan antara 65% dan 90% pasien memiliki penglihatan

yang baik setelah dioperasi. Perbaikan penglihatan terjadi bertahap, dimana

perbaikan terjadi pada 6 minggu pertama setelah operasi sampai 6 bulan setelah

operasi. (Houston Retina Associates, 2012)

Epiretinal Membran Page 8

Anda mungkin juga menyukai