Makalah Hipertensi Gerontik 031
Makalah Hipertensi Gerontik 031
DATAR ISI
KATA PENGANTAR…..…………………………………………………………………………i
DATAR ISI……………………………………………………………………………………..…ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..
B. Tujuan………………………………………………………………………………
A. Definisi Hipertensi………………………………………………………………..
B. Proses Terjadinya Hipertensi pada Lansia………………………………………..
C. Proses Keperawatan………………………………………………………………
1. Pengkajian…………………………………………………………………….
2. Diagnosa………………………………………………………………………
3. Intervensi…………………………………………………………………….
4. Penatalaksanaan……………………………………………………………..
D. Metode Pendidikan Kesehatan…..……………………………………………….
E. Pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan pada lansia dengan hipertensi…….
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………………………...
REFERENSI…………………………………………………………………………………
LAMPIRAN SAP……………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia, dan dapat
memicu timbulnya penyakit degenerative seperti gagal ginjal dan gagal jantung kongestif.
Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang
semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Pada tahun
1980 penduduk lanjut usia berjumlah 7.7 juta jiwa atau 5.2% dari seluruh jumlah penduduk.
Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11.3 juta orang atau 8.9%.
Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15.1 juta jiwa pada tahun 2000 atau
7.2% dari seluruh penduduk. Diperkirakan pada tahun 2020 akn menjadi 29 juta orang atau
19.4%. hal ini menunjukan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari
waktu ke waktu. Angka harapan hidup penduduk Indonesia berdasarkan data biro pusat
statistic pada tahun 1968 adalah 45.7 tahun, pada tahun 1990 adalah 61.2 tahun, pada tahun
2000 jumlah harapan hidup adalah 69.05 tahun(BPS,2000).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui proses keperawatan pada lanjut usia yang menderita hipertensi
2. Tujuan Khusus
- Mengidentifikasi proses terjadinya hipetensi pada lanjut usia
- Mengetahui definisi, tanda dan gejala, dan komplikasi pada hipertensi
- Mengidentifikasi pengkajian, diagnosa, intervensi, dan penatalaksanaan pada lansia
dengan hipertensi
- Mengimplementasikan intervensi pada lanjut usia penderita hipertensi.
BAB II
TIJAUAN TEORI
A. Definisi Hipertensi
B. Proses Terjadinya Hipertensi pada Lansia
C. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas( istirahat)
b. Riwayat Kesehatan
c. Ekstermitas
d. Integritas Ego
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang
meledak, otot muka tegang ( khususnya sekitar mata ), peningkatan pola bicara
e. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit
ginjal )
f. Makanan / cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak
dan kolesterol, mual, muntah
Tanda : BB normal atau obesitas, edema, kongesti vena, peningkatan JVP ( jugularis
vena pressure), glikosuria
h. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing / pening, sakit kepala, episode kebas, kelemahan pada satu
sisi tubuh
Tanda : perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori
( ingatan ), respon motorik : penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optic
k. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri hilang timbul pada tungkai sakit kepala oksipital berat nyeri abdomen
l. Pernapasan
m. Riwayat merokok
n. Keamanan
o. Barthel Index
Barthel index adalah alat ukur yang menggambarkan kemampuan aktivitas sehari-hari
dan mobilisasi pada lanjut usia. Barthel index terdiri dari 10 pengkajian, yaitu makan,
bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan kembali lagi ke kursi roda, berdandan,
mandiri ke toilet, mandi, berjalan, duduk dan berdiri, berpakaian, buang air kecil
(BAK) dan buang air besar (BAB).
Example form:
Activity Score
Feeding
0 = unable
0 5 10
5 = needs help cutting, spreading butter, etc., or requires modified diet
10 = independent
Bathing
0 = dependent 0 5
5 = independent (or in shower)
Grooming
0 = needs to help with personal care 0 5
5 = independent face/hair/teeth/shaving (implements provided)
Dressing
0 = dependent
0 5 10
5 = needs help but can do about half unaided
10 = independent (including buttons, zips, laces, etc.)
Bowels
0 = incontinent (or needs to be given enemas)
0 5 10
5 = occasional accident
10 = continent
Bladder
0 = incontinent, or catheterized and unable to manage alone
0 5 10
5 = occasional accident
10 = continent
Toilet Use
0 = dependent
0 5 10
5 = needs some help, but can do something alone
10 = independent (on and off, dressing, wiping)
Stairs
0 = unable
0 5 10
5 = needs help (verbal, physical, carrying aid)
10 = independent
2. Diagnosa
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi,
iskemia miokard, hipertropi ventricular
b. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
c. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan
adanya tahanan pembuluh darah
d. Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output
3. Intervensi
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi,
iskemia miokard, hipertropi ventricular
- Kriteria hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
- Intervensi :
Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat
Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher, meninggikan
kepala tempat tidur.
- Tujuan : Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam
- Kriteria hasil :
- Intervensi :
- Kriteria hasil :
- Intervensi :
Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan
pemantau tekanan arteri jika tersedia
- Kriteria hasil :
- Intervensi :
- Kriteria hasil :
- Intervensi :
Berikan makanan kecil (kue bolu, crackers, pudding) sore hari dan / susu
hangat
- Kriteria hasil :
- Intervensi :
Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan klien
atas keberhasilannya
- Kriteria hasil :
- Intervensi :
- Kriteria hasil:
- Intervensi :
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
REFERENSI
Mahoney Fl, Barthel DW:Functional evaluation: the Barthel Index. Md State Med J 14:2, 1965.
van der Putten JJMF, Hobart JC; Freeman JA, Thompson AJ. (1999) Measuring the change
indisability after inpatient rehabilitation; comparison of the responsiveness of the Barthel Index
and Functional Independence Measure. Journal of Neurology, Neurosurgery, and Psychiatry,
66(4), 480-484. PubMed Link to abstract