Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE”

DI SUSUN OLEH :

NAJMIYATU ZUHRIYAH (1130120010)


BAB I PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Stroke atau cedera serebrovaskuler adalah kehilangan fungsi
otak yang di akibatkan oleh terhentinya suplai darah ke
bagian otak. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018,
prevalensi penyakit stroke di Indonesia meningkat seiring
bertambahnya umur. Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis
tenaga kesehatan terjadi pada usia >75 tahun (50,2%) dan
terendah pada kelompok usia 15-24 tahun (0,6%)
 Tujuan
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada
pasien dengan diagnosa medis Stroke
BAB II TINJAUAN TEORI
Konsep Dasar Stroke
 Pengertian
Stroke atau penyakit serebrovaskuler menunjukan adanya beberapa
kelainan otak baik secara fungsional maupun struktural yang disebabkan
oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh
sistem pembuluh darah otak
 Etiologi
▪ Trombosis serebri
Aterosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral
▪ Emboli serebri
Emboli serebri berasal dari suatu thrombus dalam jantung
▪ Hemoragi
Hemoragi dapat terjadi diluar durameter di bawah durameter
 Manifestasi
Gejala muncul akibat daerah otak tertentu tidak berfungsi akibat
terganggunya aliran darah ke tempat tersebut, Gejala tersebut antara
lain :
a. Umumnya terjadi mendadak, ada nyeri kepala
b. Parasthesia, paresis, Plegia sebagian badan
c. kehilangan control volunter terhadap gerakan motorik
d. Dysphagia
e. Kehilangan komunikasi
f. Gangguan persepsi
g. Perubahan kemampuan kognitif dan efek psikologis
h. Disfungsi Kandung Kemih
 Patofisiologi
Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan
edema dan nekrosis diikuti trombosis. Jika terjadi septik infeksi
akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi
abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh
darah yang tersumbat, menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh
darah. Hal ini akan menyebabkan perdarahan serebral, jika
aneurisma pecah atau ruptur. perdarahan yang luas terjadi
destruksi massa otak, peningkatan tekanan intrakranial dan yang
lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk serebri
atau lewat foramen magnum. Kematian dapat disebabkan oleh
kompresi batang otak, herniasi otak, dan perdarahan batang otak
sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak.
 Komplikasi
Komplikasi stroke meliputi hipoksia, penurunan aliran darah
serebral, embolisme serebral dan dekubitus, dll
 Penatalaksanaan
▪ Fase Akut
✓ Pertahankan fungsi vital
✓ Reperfusi dengan trombolityk atau vasodilation
✓ Pencegahan peningkatan TIK
✓ Mengurangi edema cerebral dengan diuretik
✓ Pasien di tempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup
dengan kepala tempat tidur agak ditinggikan sampai
tekanan vena serebral berkurang
▪ Post Fase Akut:
✓ Pencegahan spatik paralisis dengan antispasmodik
✓ Program fisiotherapi
✓ Penanganan masalah psikososial
➢ Pemeriksaan Penunjang
✓ Angiografi serebral
✓ Lumbal pungsi
✓ CT scan
✓ MRI
✓ USG Doppler
✓ EEG
BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPETRAWATAN

 Pengkajian
▪ Identitas Klien
▪ Keluhan utama
▪ Riwayat penyakit sekarang
▪ Riwayat penyakit dahulu
▪ Riwayat penyakit keluarga
▪ Pengkajian psikososiospiritual
▪ Pemeriksaan fisik
✓ B1 s/d B6
▪ Pengkajian Fungsi Serebral
▪ Status mental
▪ Fungsi Intelektual
▪ Kemampuan Bahasa
▪ Pengkajian Saraf Kranial
✓ Saraf 1 s/d 12
▪ Pengkajian Sistem Motorik
➢ Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif (Kode 0001)
2. Penurunan Kapasitas Adaptif Intracranial (Kode 0066)
3. Nyeri Akut (Kode 0077)
4. Gangguan Mobilitas Fisik (Kode 0054)
5. Resiko Jatuh (Kode 0143)
6. Defisit Perawatan Diri (Kode 0108)
7. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (Kode 0017)
8. Risiko Defisit Nutrisi (Kode 0032)
Intervensi Keperawatan
Manajemen jalan nafas
 Observasi :
a. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
b. Monitor bunyi nafas tambahan (misalnya gurgling, mengi, wheezing dan
ronkhi kering)
c. Monitor spetum (jumlah, warna dan aroma)
 Terapeutik :
a. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head tilt dan chin tilt (jaw thrust jika
curiga trauma servikal)
b. Posisikan semi-flower atau flower, Berikan minum air hangat
c. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu, Lakukan penghisapan lendir
d. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
e. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep Mc Gill, Berikan oksigen, jika
perlu
 Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Manajemen peningkatan tekanan kranial
 Observasi :
a. Identifikasi penyebab peningkatan TIK (misalnya lesi gangguan metabolism,
edema serebral)
b. Monitor tanda/gejala peningakatan TIK (misalnya ketekanan darah meningkat,
tekanan nadi melebar, bradikardia, pola nafas ireguler, kesadaran menurun)
c. Monitor status pernafasan, Monitor intake dan output cairan
 Teraputik :
a. Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang
b. Berikan posisi semifowler, Hindari maneuver valsava, Cegah terjadinya kejang
c. Hindari pemberian cairan IV hipotonik, Atur ventilator agar PaCO2 optimal
d. Pertahankan suhu tubuh normal
 Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsi, jika perlu, Kolaborasi pemberian
diuretic osmosis, jika perlu
Manajemen nyeri
 Observasi :
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respon nyeri non verbal
d. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
e. Monitor efek samping pengguanaan analgetik
 Terapeutik :
a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri,
b. Control lingkungan yang memperberat nyeri
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
 Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Dukungan Mobilisasi
 Observasi :
a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
b. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
c. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi
d. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
 Terapeutik :
a. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat
tidur)
b. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
c. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
pergerakan
Pencegahan jatuh
 Observasi :
a. Identifikasi factor resiko jatuh (mis. usia .65 tahun, penurunan tingkat
kesadaran, deficit kognitif, hipotensi ortostatik, gangguan keseimbangan,
gangguan penglihatan, neuropati).
b. Identifikasi risiko jatuh Identifikasi factor lingkungan yang meningkatkan risiko
jatuh
c. Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala
d. Monitor kemampuan berpindah dari tempat tigur ke kursi roda dan sebaliknya
 Terapeutik :
a. Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
b. Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu dalam kondisi terkunci
c. Pasang handrail tempat tidur
d. alur tempat tidur mekanisme pada posisi terendah
e. Dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan pasien
Dukungan Perawatan Diri
 Observasi :
a. Identifikasi kebiasan aktivitas perawatan diri sesuai usia
b. Monitor tingkat kemandirian
c. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian,
berhias, dan makan
 Terapeutik :
a. Sediakan lingkungan yang terapeutik (mis. suasana hangat,
rileks, privasi)
b. Siapkan keperluan pribadi (mis.parfum, sikat gigi, dan sabun
mandi)
c. Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
d. Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Manajemen Nutrisi
 Observasi :
a. Identifikasi status nutrisi, Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan
b. Identifikasi makanan yang disukai, Identifikasi kebutuhan kalori
dan jenis nutrient
c. Monitor asupan makanan
 Terapeutik :
a. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
b. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
c. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Kolaborasi :
Kolaborasi pemasangan akses vena sentral, jika perlu
Informasi dan Edukasi
1. Minum obat teratur
2. Memberi tahu keluarga tanda-tanda stroke jika serangan ber ulang
3. Rutin melakukan fisioterapi
4. Menghindari strees dan istirahat yang cukup
5. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
6. Anjurkan melakukan mobbbilisasi dini
7. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. duduk
ditempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur
ke kursi)
8. Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian nutrisi parenteral
Evaluasi

 Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah


dilaksanankan intervensi dan dibandingkan dengan Kriteria
evaluasi serta analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang telah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai