Anda di halaman 1dari 5

DRAMA MALIN KUNDANG

Narator : Ika Ayu Lestari


Tokoh Pemeran
Andika Rio Ardana berperan sebagai Malin Kundang
Dewi Ayu Purnamasari berperan sebagai Ibu dari Malin Kundang ( Bunda )
Cherlin Vionita berperan sebagai istri Malin Kundang (Dewi)
Ayu Ashitya berperan sebagai adik istri malin kundang ( Rosita )
Adri Widana berperan sebagai adik dari Malin Kundang (Nurhaida)
Agus Aditya Putra berperan sebagai teman dari Malin kundang (Sultan)
Watak
Malin Kundang : pintar, keras kepala , sombong , pekerja keras , dan durhaka pada orang
tua
Bunda : Sabar , penyayang , baik hati , dan tegar
Dewi : Mudah terpengaruh dari orang lain
Rosita : Mudah cemburu terhadap saudaranya sendiri
Nurhaida : Baik hati dan penyayang
Sultan : Suka menolong , baik hati dan bijaksana
Pesan Moral : 1. Jangan mudah pengaruh dengan harta
2. Jangan melupakan jasa seorang ibu yang tel;ah melahirkan dan
membesarkan kita karena ucapan ibu adalah do’a.
Property :1.naskah
2.tas di ikat dengan sarung
3.uang
4.baju-baju drama
Ringkasan :
di desa terpencil terdapat sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra
Barat. Dikarenakan kondisi keuangan yang memprihatinkan, sang Ayah pun memutuskan tuk
mencari nafkah di negeri sebrang dengan mengarungi lautan yang luas. Malin adalah orang yang
pintar, dan pekerja keras. Tetapi Malin juga nakal. Pagi – pagi sekali Malin pergi ke pantai untuk
menangkap ikan. Biasanya dia berlayar bersama temannya yang bernama Sultan. Sedangkan Ibu
dan adiknya mencari kayu dan menjualnya di penduduk desa atau pesara.lalu malin bertemu
degan sultan dan diajak oleh sultan untuk bekerja di luar kota. Sesampainya dirumah, Malin pun
bercerita dan meminta restu pada bundanya,untuk meminta ijin pergi ke luar kota. Dalam
beberapa jam setelah dari pejalanan ke luar kota Malin dan Sultan pun telah sampai di
kota,mereka terkejut melihat hal yang berbeda dari desa Malin dengan kota ini lalu malin dan
sultan pergi kerumah sultan dan memperkenalkan adiknya.hingga beberapa bilan malin pada
akhirnya menikah dengan dewi,kemudia mereka berbulan madu di suatu pulau yang
mempertemukan malin dengan ibu dan adiknya, namun malin tidak mengakui ibunya malin dan
malinpun dikutuk menjadi batu.
Babak 1 di desa terpencil terdapat sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah
Sumatra Barat. Dikarenakan kondisi keuangan yang memprihatinkan, sang
Ayah pun memutuskan tuk mencari nafkah di negeri sebrang dengan
mengarungi lautan yang luas. namun, Ayah Malin tidak pernah kembali ke
kampung halamannya sehingga Ibunya pun harus menggantikan posisi Ayah
Malin untuk mencari nafkah.
1. bunda : Malin! Dimana kamu?
2.nurhaida : Kak Malin baru mencari kayu dihutan Bunda. Sebentar pula pastilah kak
Malin kembali.
3.bunda : Ini sudahlah malam, kenapa Malin tak segera pulang , bukankah Jika
malam hutan itu menakutkan.
4.malin : (dengan tergesa-gesa) Malin pulang Bunda.
5.bunda : Darimana saja kamu Malin?
6.malin : Mencari kayu, syahadan menjualnya dan Inilah hasilnya (sambil
memberikan uangnya)
7.bunda : Jika hari menjelang malam kamu harus pulang malin.
8.nurhaida : Sudahlah Bunda. Yang penting kan Kak Malin sudah sampai dirumah ini.
Babak 2 Malin adalah orang yang pintar, dan pekerja keras. Tetapi Malin juga nakal.
Pagi – pagi sekali Malin pergi ke pantai untuk menangkap ikan. Biasanya dia
berlayar bersama temannya yang bernama Sultan. Sedangkan Ibu dan
adiknya mencari kayu dan menjualnya di penduduk desa atau pesara.
1.sultan : Hei Malin!
2.malin : Ya? (sambil menoleh ke arah Sultan)
3.sultan : Aku akan pulang ke kota. Aku sudah rindu kepada keluargaku disana.
4.malin : Wahh, kota kah? Aku ingin sekali ke kota.
5.sultan : Ehm, sepertinya kalau kamu ikut aku ke kota bisa lin,. Mau tidak kau?
6.malin
: Boleh saja : Disana banyak pekerjaan bukan?
7.sultan : tentu saja. Nanti aku kenalkan pada kedua adikku. Mereka elok-elok lin.
8.malin : baiklah. Kapan kita berangkat tan?
9.sultan : Secepatnya lin. Bagaimana kalau esok hari? Aku tunggu kau di sini.
10.malin : baiklah.
Babak3 Sesampainya dirumah, Malin pun bercerita dan meminta restu pada
bundanya.
11.malin : Bunda, Malin ingin merantau ke kota dengan Sultan.
12.bunda : bunda tak setuju lin! Bagaimana bisa kau meninggalkan Bunda dan
Nurhaida? Apa kau tak ingat apa yang telah terjadi pada Ayahmu?
13.malin : tak bisa Malin akan tetap pergi esok Bunda!
14.nurhaida : (menghapiri) iya kak malin?
15.malin :Aku akan merantau besok dengan Sultan. Dia akan pulang ke kota
16.nurhaida : Tapi kak, apakah Kak Malin tak memikirkan Bunda dan Nur ?
17.malin : Aku tak peduli, aku tetap akan pergi ke kota dengan atau tanpa ijin bunda
dan Nur !
Akhirnya Bunda setuju. Meski berat namun ia rela melepaskan Malin pergi
merantau
Babak 4 Dalam beberapa jam setelah dari pejalanan ke luar kota Malin dan Sultan
pun telah sampai di kota,mereka terkejut melihat hal yang berbeda dari desa
Malin dengan kota ini
18.malin : waaahhh ini yang namanya kota
19.sultan : iya lin, sudahlah ayo kita kerumahku
20.malin : Baiklah
Beberapa menit mereka tiba dirumah Sultan
21.sultan : inilah rumahku lin, cukup sederhana bukan
22.malin : bagus sekali tan (dengan rasa kagum di wajah nya)
23.sultan : lin kau bisa tinggal disini sampai kau berhasil mendapatkan uang yang
banyak
24.malin : terimakasih tan,kau memang sahabatku
Sultan pun memanggil kedua adiknya untuk diperkenalkan kepada Malin

25.sultan : Wi , Ros kemarilah


26.dewi&rosita : kak Sultan kembali,ada apakah? (sambil menghampiri Sultan dan Malin)
27.malin :siapa gerangan ini tan? (terkejut melihat perempuan nan elok itu)
28.sultan : inilah adik-adikku lin,aku kan berjanji padamu akan memperkenalkan
mereka sesampainya di kota
29.malin : ini mereka, Wah benar katamu tan. Mereka sangat elok (dengan mata
melotot)
30.sultan : Ini Malin, teman kak sultan. Malin, ini Dewi dan Rosita
31.dewi : (dengan wajah malu) Senang bertemu dengan kau.
32.rosita : Hai ( sambil tersenyum)
33.sultan : berkedip lin, sedari tadi melotot terus
34.malin : ah kau ini tan,
Babak 5 Setelah beberapa bulan Malin tinggal di kota dan bekerja di tempat ayahnya
Sultan,Malin dan Dewi pun saling menaruh hati,namun Rosita tampak
cemburu dengan Dewi.
Ketika Malin dan Dewi bebicara di ruang tamu
35.malin :Dewi kau amat cantik,tak adakah yang menginginkanmu
36.dewi : terimakasih lin, aku bukanlah tak mau ataupun tak ada,namun aku tak ingin
di kecewakan
37.malin : lelaki seperti apa yang kau inginkan Wi?
38.dewi : Aku hanya ingin lelaki yang sungguh mencintaiku dan mampu
menafkahiku,tak menelantarkanku lin
Sebelum Malin melanjutkan tiba-tiba datanglah Rosita

39.rosita : ehm ehm,rupanya sedang berbicara serius kalian,kak Dewi dipanggil kak
Sultan di dalam! (sambil bermuka sinis)
40.dewi : ada apa Ros? Kok sepertinya penting
41.rosita : mana aku mengerti kak,sudahlah sana
Dewipun menghampiri sultan di dalam rumah,sultan tampaknya akan
berbicara serius
42.dewi : ada apa gerangan kakakku?
43.sultan : apa kau mencintai Malin Wi,kulihat kalian dekat sekali?
44.dewi : kenapa pertanyaannya seperti itu?
45.sultan : kalaupun iya tak apa Wi,ayah pun setuju,aku tlah berbicara kepada
ayah,Malin seorang lelaki baik,tangguh,pekerja keras
46.dewi : Mungkin kak,Dewi takut Malin tak sama perasaannya denganku
47.sultan : baiklah,aku akan berbicara kepada Malin esok hari,sudah sana kembali
Dewi pun keluar dan dia melihat Rosita menguping di balik pintu
48.dewi : kenapa kau disini?
49.rosita : apakah kakak akan dijodohkan dengan Malin?
50.dewi : sssttttt.....berbicara apa kau Ros,tak lah ! (dengan muka marah dan suara
agak keras)
51.rosita : sudahlah kakak tak usah berbohong,aku mendengarnya di balik pintu tadi,
Dewi tak berkata apa-apa dan langsung meninggalkan Rosita
BABAK 6 Keesokan harinya sultan menemui Malin
52.sultan : lin ada yang ingin ku bicarakan pada kau
53.malin : apa itu Sultan ?
54.sultan : ayahku telah menjodohkanmu dengan Dewi,apakah kau bersedia?
55.malin : apa kau tak salah mengucap,aku akan menikah dengan Dewi?
56.sultan : iya lin,aku bersungguh-sungguh
57.malin : aku bersedia tan,aku memang sudah lama menaruh hati pada adikmu itu.
Dan setelah sultan mendengar jawaban Malin,Sultan pun mengatakan ke
ayahnya dan kedua adiknya,Dewi merasa bagia namun tak dengan Rosita ,
Ros kecewa,patah hati,namun tak ada yang bisa ros lakukan selain
menerima,dan hari pernikahan Malin dan Dewi pun ditetapkan dan
pernikahan itupun terlaksana dengan meriah,setelah pernikahan itu Malin
diberirumah dan harta yang banyak sehingga dia menjadi orang kaya.
BABAK 7 Sebermula,Dewi dan Malin berlayar ke sebuah pulau,yang mungkin ternyata
malapetaka baginya Malin,sesampainya di pulau itu
58.dewi : Begitu indah pulau ini,apa nama pulau ini Lin?
59.malin : aku tak tahu,aku tak pernah singgah di pulau ini (dengan suara ketakutan)
Malin hanya berharap tak ada yang melihatnya disini,namun sepertinya itu
tak mungkin,dari kejauhan teryata ada yang melihatnya,sesosok perempuyn
tak asing baginya,perempuan itupun berlari dan mendekatinya
60.nurhaida : kaaaakkkk Maaalliiiiiinnnnnnnnnnnn
61.dewi : sepertinya ada yang memanggilmu Lin
62.malin : ah tak ada,kau salah mendengarnya (keringat dingin bercucuran
dikeningnya)
63.nurhaida : kak Malin,ini benarkah kak Malin?
64.dewi : dia mengenalmu Lin,siap dia sebenarnya? (dengan muka kaget)
65.malin : aku tak mengenalnya,sungguh
66.nurhaida : ini aku Nurhaida kak,kenapa kau tak mengingatku,aku adikmu (menangis)
67.bunda : Nur ada apa?
68.nurhaida : kak Malin kembali Bunda
Bunda pun terkejut dan langsung menghampiri mereka bertiga
69.bunda : ini anakku Malin?(sambil menangis senang)
70.malin : tidak!!! Kau siapa ibu tua bangka,aku tak mengenalmu !
71.bunda : aku ibumu nak,aku yang telah mengandung dan melahirkan Malin,apa kau
tak ingat?
72.malin : Tak mungkin,tak usah mengarang cerita tua bangka,bundoku telah lama
mati
73.nurhaida : kak malin telah lupa kepada kita bunda (sambil menangis)
74.dewi :Malin ! siapa sebenarnya mereka?
75.malin : aku tak tahu,aku tak mengenalnya
76.bunda : dasar kau anak durhaka Malin ! aku bundamu !
Malin hanya diam
77.bunda : terkutuk kau Malin,hatimu telah jadi batu !
Seketika itu mendungpun datang,petir-petir menyambar,dan petir yang
besarpun menyambar Malin dan akhirnya malin menjadi batu.

Anda mungkin juga menyukai