Anda di halaman 1dari 6

KEDOKTERAN KELUARGA

PUSKESMAS

Disusun oleh:
Kelompok 5

Dwinanto Mulya Nugraha (1102013089)


Sarah Tri Wahyuni (1102013264)
Shelvin Dini Nawawi (1102013270)
Siti Aisyah Safira (1102013274)

Pembimbing: dr. Erlina Wijayanti, MPH, DiplDk

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 28 JANUARI – 01 MARET 2019
DEFINISI PUSKESMAS
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes No. 75 tahun
2014).

6 PROGRAM POKOK PUSKESMAS :


1. Promosi kesehatan.
2. Kesehatan lingkungan.
3. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular
4. Kesehatan Keluarga dan Reproduksi
5. Perbaikan Gizi masyarakat
6. Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan

PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN


Keadaan lingkungan baik fisik dan biologis pemukiman penduduk Indonesia belum baik,
baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air bersih dari fasilitas penyehatan lingkungan. Hal
ini berakibat masih tingginya angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit.
Peningkatan kesehatan lingkungan dimaksudkan untuk perbaikan mutu lingkungan hidup yang
dapat menjamin kesehatan, melalui kegiatan peningkatan sanitasi dasar serta pencegahan dan
penanggulangan kondisi fisik dan biologis yang tidak baik, termasuk berbagai akibat sampingan
pembangunan. Semua kegiatan penyehatan lingkungan dan pemukiman yang dilakukan oleh staf
puskesmas, sebaiknya dilaksanakan dengan mengikutsertakan masyarakat secara bergotong-
royong.
Upaya penyehatan lingkungan pemukiman adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan
lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat
umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran serta
masyarakat dan keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui analisis dampak lingkungan.
Secara umum, kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman bertujuan
untuk mengendalikan semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat, yang dapat
memberi pengaruh jelek terhadap kesehatan mereka. Secara khusus, program ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin masyarakat mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang optimal serta mencapai terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan
masyarakat, dan sektor lain yang berkaitan serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan
pelestarian lingkungan hidup.

1.1.4.1 Definisi
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia. Kesehatan lingkungan dapat diartikan sebagai upaya untuk
melindungi kesehatan manusia melalui pengelolaan, pengawasan, dan pencegahan faktor-faktor
lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan manusia. (Sumengen Sutomo, 1991)

1.1.4.2 Tujuan
Tujuan kesehatan lingkungan secara umum, antara lain:
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan
dan kesejahteraan hidup manusia.
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan institusi
pemerintah serta lembaga non pemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah
penyakit menular.

1.1.4.3 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan,
yaitu:
1. Penyediaan air minum
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Hygiene makanan, termasuk hygiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan

1.1.4.4 Sasaran Kesehatan Lingkungan


Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut:
a) Tempat Umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
b) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
c) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
d) Angkutan umum : kendaraan darat, laut, dan udara yang digunakan untuk umum
e) Lingkungan lainnya : misalnya bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dalam
keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran,
reactor/tempat yang bersifat khusus.

1.1.4.5 Kegiatan program kesehatan lingkungan


Program kesehatan lingkungan di Puskesmas meliputi :
1) Pembinaan TTU
2) Pembinaan TPM
3) Pemantauan Kualitas Air Bersih
4) Pengendalian Vektor

1.1.4.6 Indikator Kesehatan Lingkungan


1. Penggunaan Air Bersih
Air merupakan media penularan penyakit yang paling cepat, karena sifatnya yang fleksibel
untuk tempat berkembangbiak, maka dari itu perlu menjaga kualitas dan kuantitas air.
2. Rumah Sehat
Kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara
anggota keluarga/ tetangga sekitar.
3. Keluarga Yang Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Persediaan air yang bersih, kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah dan pengelolaan
air limbah.
4. Tempat Umum Dan Pengolahan Makanan (TUPM)
Makanan termasuk minuman yang tidak di kelola denbgan baik justru akan menjadi media
yang sangat efektif di dalam penularan penyakit saluran pencernaan(food borne deaseases).
Terjadinya peristiwa keracunan dan penularan penyakit akut yang sering membawa
kematian banyak bersumber dari tempat pengolahan makanan (TPM)

SURVEY JENTIK
Ada dua metode survei jentik yaitu :
a) Cara jentik tunggal (single larva method)
Survei ini dilakukan dengan mengambil satu jentik disetiap tempat genangan air yang
ditemukan ada jentiknya, untuk selanjutnya dilakukan identifikasi lebih lanjut mengenai
jenis jentik tersebut.
b) Cara Visual
Survei ini cukup dilakukan dengan melihat ada tidaknya jentik di setiap genangan air
tanpa melakukan pengambilan jentik. Dalam program pemberantasan penyakit DBD, survei
jentik yang biasa dilakukan adalah cara visual dan ukuran yang dipakai sebagai indikator
adalah House Index, Container Index, dan Breteau Index.
1. House Index adalah jumlah rumah dimana ditemukan positif jentik dari seluruh rumah
yang diperiksa.
House Index (HI) = Jumlah rumah yang ditemukan jentik x 100%
Jumlah rumah yang diperiksa
2. Container Index adalah persentase kontainer yang positif jentik dari seluruh kontainer
yang diperiksa.
Container Index (CI) = Jumlah container yang ada jentik x 100%
Jumlah container yang diperiksa
3. Breteau Index adalah jumlah rumah dengan jentik per 100 rumah di suatu daerah.
Breteau Index (BI) = Jumlah container dengan jentik x 100%
100 rumah
House Index (HI) lebih menggambarkan penyebaran nyamuk di suatu wilayah.

Langkah-langkah survey jentik meliputi :


1. Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes
aegypti diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya jentik.
2. Untuk memeriksa tempat penampungan air, yang berukuran besar seperti bak mandi,
tempayan, drum, ataupun bak penampungan air lainnya, maka diperlukan pengamatan
selama 1-2 menit untuk memastikan bahwa ada atau tidak ada jentik.
3. Untuk memeriksa tempat perkembangbiakan kecil seperti vas bunga/pot tanaman air,
botol yang airnya keruh, seringkali airnya dipindahkan ke tempat lain.
4. Untuk memeriksa jentik ditempat yang agak gelap atau airnya keruh digunakan senter.

Anda mungkin juga menyukai