DEFINISI
• TB MDR adalah M. Tubercuosis yang resisten minimal terhadap
rifampisin dan isoniazid dengan atau tanpa resisten terhadap OAT
lain. (WHO, 2016)
• Terdapat empat jenis kategori resistensi terhadap obat, yaitu (WHO,
2016) :
1. Mono resisten
2. Poli resisten
3. Multi Drug Resistant (MDR)
4. Extensively Drug Resistant (XDR)
5. Total Drug Resistant (TDR)
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR TERJADINYA RESISTENSI
1. Pemberian terapi TB yang tidak adekuat akan menyebabkan mutants
resisten.
2. Masa infeksius yang terlalu panjang akibat keterlambatan diagnosis akan
menyebabkan penyebaran galur resitensi obat.
3. Pasien dengan TB MDR diterapi dengan OAT jangka pendek akan tidak
sembuh dan akan menyebarkan kuman.
4. Pasien dengan OAT yang resisten terhadap kuman tuberkulosis yang
mendapat pengobatan jangka pendek dengan monoterapi akan
menyebabkan bertambah banyak OAT yang resisten (The amplifier
effect).
5. HIV akan mempercepat terjadinya terinfeksi TB mejadi sakit TB dan akan
memperpanjang periode infeksious. (Spigots)
Kriteria Suspek TB MDR
1. Pasien TB pengobatan kategori 2 yang gagal (kasus kronik)
2. Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi
3. Pasien TB yang pernah diobati pengobatan TB non DOTS
4. Pasien TB gagal pengobatan kategori 1
5. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tidak konversi setelah
pemberian sisipan
6. Pasien TB kambuh
7. Pasien TB yang kembali setelah lalai
8. Suspek TB yang kontak erat dengan pasien TB MDR
9. Pasien koinfeksi TB dengan HIV
Diagnosis TB MDR
Tabel 1. Kriteria untuk penetapan pasien TB RO yang akan diobati (Aditama TY et al, 2006)
Kriteria Keterangan
1. Pasien TB RO Pasien dewasa (≥15 tahun) yang terbukti TB RO berdasarkan pemeriksaan
genotipik (tes cepat) atau pemeriksaan fenotipik (uji kepekaan
konvensional).
Pasien anak (0-14 tahun) yang terdiagnosis secara klinis atau terbukti TB RO
menggunakan metode pemeriksaan genotipik atau fenotipik yang bias
diaplikasikan pada anak.
2. Bersedia menjalani Petugas kesehatan memberikan penjelasan yang cukup kepada pasien dan
program pengobatan keluarga.
menandatangani informed Pasien yang bersedia berobat menandatangani lembar informed consent.
consent Bagi pasien yang menolak pengobatan menandatangani informed refusal
Tabel 2 : Pasien TB RO dengan kondisi khusus (Aditama TY et al, 2006)
1. Penyakit penyerta yang berat Kondisi berat karena penyakit penyerta, berdasar riwayat penyakit
dan pemeriksaan laboratorium (contoh: ginjal, hati, epilepsi dan
gangguan jiwa)
2. Kelainan fungsi Kenaikan SGOT/SGPT > 3 kali nilai normal atau terbukti
Hati menderita penyakit hati kronik
D3 OAT tambahan Asam para aminosalisilat (PAS) Amoksilin clavulanat (Amx- Clv)*
Thioasetazon (T)*
Imipenem-silastatin (Ipm)*
Meropenem (Mpm)*
Paduan OAT untuk pasien TB RO terdiri dari paduan OAT standar dan paduan OAT
individual. Kedua paduan tersebut merupakan kombinasi dari OAT lini kedua dan lini
pertama.
Sesuai rekomendasi WHO 2016, prinsip paduan pengobatan RO harus terdiri dari
kombinasi sekurangnya 5 (lima) jenis OAT pada tahap awal, yaitu:
4 (empat) OAT inti yaitu OAT lini kedua yang terbukti masih efektif atau belum pernah
digunakan, yaitu: salah satu OAT dari grup A (golongan flurokuinolon), salah satu OAT
dari grup B ( golongan OAT suntik lini kedua, 2 OAT dari grup C (golongan OAT oral lini
kedua
1 (satu) OAT lini pertama yaitu Pirazinamid (grup D1), masuk sebagai bagian dari 5 obat
yang harus diberikan tetapi tidak dihitung sebagai obat inti.
• Paduan OAT standar diperuntukkan bagi pasien TB RR dan TB MDR di Fasyankes
Rujukan TB RO dan Fasyankes TB RO. Berdasarkan durasi pengobatan, Paduan OAT
standar dibedakan menjadi:
• Paduan OAT standar konvensional (20-26 bulan)
• Paduan OAT standar jangka pendek (9-11 bulan)
• Durasi pengobatan menggunakan OAT individual untuk pasien TB pre-XDR dan TB XDR minimal 24
bulan.
Paduan OAT standar: