Anda di halaman 1dari 10

BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pada akhir tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan Timur-Tengah mengalami
pergolakan politik berupa Revolusi, yang bertujuan untuk menumbangkan penguasa
otoriter di negara-negara kawasan Timur-Tengah, yang dimulai dari Tunisia menyusul
Mesir, Aljazair, Yaman, Bahrain, Libya dan negara-negara yang berada di Timur-
Tengah. Namun, baru tiga pemimpin negara yang harus meninggalkan jabatannya,
yakni mantan Presiden Tunisia Zine Abidin Ben Ali, mantan Presiden Mesir Hosni
Mubarak, dan mantan Presiden Libya Moammar Khadafi. Sedangkan pemimpin
negara lainnya belum dipastikan, karena negaranya masih bergejolak menuntut
pengunduran diri para pemimpin di negara-negara Timur-Tengah.
Revolusi Mesir pada tahun 2011 merupakan salah satu peristiwa yang
menggemparkan dunia, terutama di Timur Tengah khususnya. Karena revolusi
tersebut merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh rakyat Mesir untuk
menggulingkan pemimpin negara tersebut.
Revolusi tersebut bentuk kekecewaan rakyat Mesir kepada pemerintah Mesir
terutama presidennya yakni Hosni Mubarak. Kekecewaan tersebut dikarenakan
pemerintahan Hosni Mubarak yang buruk seperti tidak berjalannya ekonomi negara
dengan baik, rakyat banyak yang miskin dan tidak terurus kesejahteraannya, banyak
pengangguran, kekuasaan yang diktator, serta korupsi yang merajalela.
Kekuasaan Hosni Mubarak yang selama 3 dasawarsa memimpin negeri hadiah
sungai Nil tersebut telah berujung pada kondisi yang buruk. Tidak hanya dibidang
ekonomi saja yang efeknya praktis dirasakan oleh rakyat Mesir yang sebagian besar
kondisi ekonominya masih dibawah garis kemiskinan. Namun kondisi politik selama
kepemimpinan Hosni Mubarak juga memprihatinkan. Pers dibungkam dan presiden
memiliki hak untuk menangkap siapa saja tanpa tuduhan yang jelas, apabila ada
sesuatu hal yang dirasa mengkhawatirkan akan membahayakan bahkan akan
menggulingkan kekuasaannya sebagai presiden.
Tidak hanya dibidang politik dan ekonomi saja, namun dibidang agama juga
mengalami diskriminasi terutama terhadap penganut agama kristen koptik.
Bagaimana penyebab terjadinya revolusi Mesir secara mendalam, dan bagaimana
proses berjalannya revolusi, serta bagaimana akhir atau hasilnya dari revolusi tersebut

1
? Dalam makalah ini akan dikupas segala permasalahan yang masih menjadi
pertanyaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan terjadinya revolusi Mesir tahun 2011 ?
2. Bagaimana jalannya revolusi tersebut ?
3. Bagaimana akhir dari revolusi tersebut serta bagaimana hasilnya ?
C. Tujuan
1. Mengetahui penyebab terjadinya revolusi Mesir tahun 2011.
2. Mengetahui jalannya revolusi tersebut.
3. Mengetahui akhir dari revolusi Mesir tersebut serta hasilnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN
1. Penyebab Terjadinya Revolusi Mesir Tahun 2011
Salah satu transformasi yang sangat peting dalam abad ke 20 adalah
persaingan politik yang hampir tinggi disemua negara. Hal ini juga disertai dengan
semakin banyaknya negara yang mengadopsi sistem demokrasi. Dalam era ini,
bahkan negara-negara yang tadinya totaliterpun harus belajar menerapkan demokrasi
yang sesungguhnya.
Mesir merupakan salah satu diantaranya, era otoriter yang berpuluh-puluh
tahun di Mesir harus tumbang karena keinginan rakyat untuk menerapkan demokrasi
yang menekankan pada kebebasan untuk menyuarakan hak-hak politik masyarakat.
Keinginan rakyat Mesir untuk menciptakan atmosfir demokrasi di negaranya
bukanlah mimpi yang terjadi dalam satu malam melainkan sudah berpuluh-puluh
tahun lamanya, yang bermuara pada masa Hosni Mubarak berkuasa. Revolusi pun
bergulir pada tanggal 25 Januari 2011 dan kini Mesir sedang menikmati euforia
demokrasi di negaranya.1
Kesuksesan rakyat Tunisia menumbangkan rezim penguasa Ben Ali,
mengilhami rakyat Mesir, untuk melakukan hal yang sama, mengingat rakyat Mesir
memiliki persoalan yang sama, yakni kemiskinan dan pengangguran yang merajalela,
serta sifat kekuasaan otoriter Presiden Hosni Mubarak yang telah berkuasa selama
tiga puluh tahun lebih. Penyebab revolusi di Mesir dikarenakan seorang warga Mesir
membuat laman web di situs jejaring sosial tentang keadaan negaranya, sejak itu
warga tersebut menjadi korban dari kebrutalan rezim Mubarak yang disiksa sejumlah
polisi berpakaian sipil di suatu warung internet di Kota Alexandria.2
Seperti apa yang telah sedikit disinggung diatas, bahwa revolusi Mesir yang
terjadi pada tahun 2011 tersebut merupakan usaha penggulingan yang dilakukan oleh
rakyat Mesir terhadap presidennya yaitu Hosni Mubarak. Rezim Hosni Mubarak telah
melakukan hal-hal yang merugikan negara terutama berimbas kepada rakyatnya yang
sebagian besar masih berada pada garis kemiskinan.

1
Denda Anggia.2013.(Skripsi).Partai Kebebasan dan Keadilan Dalam Pemilihan Presiden Mesir Tahun
2012.Yogyakarta.UIN Sunan Kalijaga.Hlm.1
2
Tamburaka Ariadi.2011.Revolusi Timur Tengah.Jakarta.PT.Buku Seru.Hlm.75

3
Dalam berbagai bidang Hosni Mubarak melakukan pemerintahan yang otoriter
di Mesir baik itu di bidang politik, ekonomi, pendidikan, bahkan agama sekalipun.
Dalam bidang politik Mubarak menerapkan politik dengan tangan besi. Pers tidak
berani dengan enaknya memberitakan hal-hal yang berbau menggulingkan
pemerintahan rezim Mubarak. Karena pada saat itu Hosni Mubarak menerapkan
kebijakan yang despotik yaitu adanya undang-undang security act, yang berisi bahwa
pemerintah berhak menangkap siapa saja yang dicurigai tanpa adanya proses hukum.
Aparat selalu siap mengamati gerak-gerik warganya dan menangkap siapa saja yang
dianggap mencurigakan. Dengan adanya undang-undang tersebut, jelas bahwa pers
tidak ada yang berani menghembuskan berita-berita yang tidak baik mengenai
keburukan rezim Mubarak dari pada mereka harus mendekam di jeruji sel besi.
Mubarak selama menjabat sebagai presiden juga menjabat sebagai ketua
umum NDP (National Democratic Party), dimana NDP merupakan partai terbesar dan
terkuat di Mesir karena banyak didukung oleh pemerintah, sipil dan militer. Sehingga
wajar NDP menjadi partai yang paling berkuasa dan Mubarak sebagai ketua umum
terus dapat menjabat sebagai presiden hingga 3 dasawarsa, meskipun dalam masa
pemerintahannya Mubarak juga mengijinkan berdirinya partai-partai politik lain
namun keberadaan partai politik tersebut diberi batasan-batasan kontak dengan suatu
kelompok atau kepentingan kelompok di Mesir. Dalam kenyataannya dilapangan
ketika pemilihan umum, NDP banyak melakukan kecurangan seperti melakukan
intervensi birokrasi dalam lingkup nasional.
Semasa pemerintahan rezim Mubarak, NDP sebagai partai terbesar di Mesir
mendapat saingan dan serangan tajam dari sebuah kelompok yang bernama Ikhwanul
Muslimin. Ikhwanul Muslimin bukanlah sebuah partai politik, namun dia sebuah
organisasi semi politik yang memperjuangkan bidang-bidang sosial ekonomi yang
berlandaskan agama islam. Karena bukan sebuah partai politik, maka Ikhwanul
Muslimin beraliansi dengan berbagai partai politik seperti Partai Wafd, Partai Buruh
Sosialis, dan Partai Liberal. Aliansi tersebut pada akhirnya menjadi oposisi yang
paling kuat dan menyaingi NDP.
Dalam politik luar negerinya, Hosni Mubarak melakukan perjanjian damai
dengan Israel mengenai masalah Israel-Palestian. Hal tersebut dibuktikan dengan
pemerintah Mesir tidak membuka perbatasan di jalur Gaza dan tidak mengirimkan
bantuan logistik terhadap rakyat Palestinan. Mubarak menjalankan tiga fungsinya

4
sebagai presiden yakni mensejahterakan rakyat Mesir, menjaga kepentingan Israel dan
Amerika Serikat di Timur Tengah.
Hosni Mubarak yang berasal dari militer juga menerapkan kebijakan yang
fantastis dalam bidang ekonomi. Militer di Mesir pada masa rezim Hosni Mubarak
memeiliki peran dan kedudukan yang berbeda dengan militer di negara lain.
Kebijakan tersebut adalah memperbolehkan militer mengelola bidang-bidang
ekonomi dinegeri piramida tersebut. Militer di Mesir menguasai dan mengelola aneka
industri, mulai dari pariwisata, tekstil, lokomotif, bahkan sampai produk perawatan
rambut. Militer setempat mengelola industri mobil Hyundai, menghasilkan berbagai
barang, mulai dari air minum kemasan, sup kalengan, minyak, hasil pertanian, sampai
mengelola gas alam.
Sejak tahun 1981-1991, Mubarak mempertahankan simbiosis mutualisme
yang baik dengan Al-Azhar. Al-Azhar sebenarnya mengalami hal yang dilematis,
yaitu mengkritik pemerintah atau tunduk terhadap perintah negara. Pada akhirnya Al-
Azhar mengikuti perintah dari pemerintah Mubarak. Bukti konkretnya adalah pihak
berwenang Al-Azhar mengeluarkan fatwa yang mengabsahkan keluarga berencana,
perjanjian damai Mesir-Israel, dan keterlibatan Mesir dalam perang Teluk. Al-Azhar
juga menolak untuk memberikan fatwa terkait biaya bunga atas dana yang
diinvestasikan untuk pembangunan nasional seperti yang diinginkan oleh
pemerintah.3
Dalam bidang agama, di Mesir memang didominasi oleh agama Islam. Namun
diantara banyak agama yang ada di Mesir agama Kristen Koptik lah yang hanya
dipeluk oleh 10% warga Mesir yang paling mengalami di diskriminasi. Diskriminasi
tersebut terlihat pada masalah mengurus administratif KTP. Warga yang beragama
Islam akan sangat mudah mengurusnya, sedangkan warga yang beragama Kristen
Koptik akan sulit dan lama dalam proses pengurusannya. Selain hal tersebut warga
Kristen Koptik juga mengalami serangan dari golongan Islam Ekstrimis seperti teror,
pembakaran gereja, dan lain sebagainya. Pemerintah Mubarak memang menangani
hal tersebut, namun nampaknya penanganan hal tersebut sengaja diperlamban, tidak
segera dilaksanakan, dan pelaksanaanyapun tidak maksimal.

3
Rizfa Amalia.2012.(Skripsi).Kebijakan-kebijakan Hosni Mubarak di Mesir (1981-2011).Jakarta:Universitas
Indonesia.Hlm.36-37.

5
2. Jalannya Revolusi Mesir
Kondisi Mesir yang buruk seperti itu telah mendorong rakyat Mesir untuk
mengadakan sebuah revolusi. Revolusi untuk menggulingkan presiden mereka yang
memerintah Mesir dengan otoriter, tidak sesuai dengan bentuk negara yang mereka
jalankan. Sebuah revolusi yang akan menghasilkan sebuah negara demokrasi yang
benar-benar menjalankan pemerintahannya sesuai apa yang disebut dengan
demokrasi.
Awal mula munculnya revolusi di Mesir adalah munclnya grup-grup media
sosial. Pada mulanya muncul sebuah grup di facebook. Grup di facebook yang
membuat gerakan anti Mubarak tersebut semakin lama semakin banyak anggotanya
dan didalamnya mereka membahas kondisi Mesir yang semakin hari semakin buruk
dan merencanakan sebuah revolusi. Selain grup facebook, muncul juga sebuah
perkumplan yang membahas hal yang sama di grup twitter. Di media jejaring sosial
tersebut mereka saling bertukar pikiran, pendapat, mengutarakan kesengsaraan selama
ini, dan mencari solusi untuk menyelesaiakan permasalahan yang sedang terjadi di
Mesir.
Faktor lain yang sangat mendukung warga Mesir untuk segera mungkin
melakukan revolusi adalah peristiwa revolusi Tunisia yang berhasil menggulingkan
presiden Tunisia yakni Zine Al-Abidine Ben Ali pada tanggal 14 Januari 2011 yang
dikarenakan oleh permasalahan yang sama seperti apa yang dirasakan oleh warga
Mesir. Oleh sebab itu mumpung masih hangat-hangatnya warga Mesir tidak mau
menunda-nunda untuk mengadakan revolusi karena semakin lama ditunda efek
semangat revolusi dari revolusi Tunisia akan menjadi dingin dan pudar.
Pada tanggal 18 Januari 2011, seorang warga Mesir menyiram tubuhnya
dengan bensin dan membakar dirinya sendiri sebagai sebuah protes tindakan yang
sudah menemui jalan buntu untuk memperbaiki ekonominya.4 Kejadian yang sama
disusul pada tanggal 21 Januari 2011, bahkan kali ini 3 orang yang membakar dirinya
sendiri dengan alasan yang sama.
Pada selasa 25 Januari 2011, sesuai dengan kesepakatan yang sudah
ditetapkan di twiter, ribuan orang mulai berkumpul dilapangan tahrir untuk berunjuk
rasa. Tidak hanya di Kairo, namun juga di kota-kota besar lainnya seperti Ismailia,
Alexandria, Mansoura, Tanta, dan Suez. Bahkan beberapa jam kemudian sebagian

4
Musthafa Abd Rahman. “Dari Tunisia ke Mesir” Kompas, 27 Desember 2011.

6
besar demonstran pergi menuju kantor NDP. Tercatat 20.000-30.000 demonstran
mulai memadati Tahrir Squaer di Kairo. Mereka semua menginginkan agar Mubarak
turun dari jabatannya. Tuntutan pemuda yang sebagian besar dari demonstran adalah
demokrasi, pemilihan umum yang bersih, kemerdekaan, dan pergantian pemerintah.
Para demonstran meneriakkan “Turun Hosni Mubarak, Turun !” Polisi langsung
diturunkan untuk mengamankan Mesir dari demonstran yang jumlahnya sangat
banyak tersebut. Polisi menghalau demonstran dengan tongkat, tembakan gas air
mata, dan meriam air. Sementara para demonstran membalasnya dengan melempari
batu. Tanggapan Mubarak saat itu adalah langsung menutup akses twitter pada selasa.
Sayangnya masa sudah bergerak dan berbondong-bondong turun ke jalan untuk
memintanya mundur dari jabatannya. Setelah didemo besar-besaran selama dua hari,
Mubarak belum merasa terusik. Pada kamis 27 Januari 2011, demonstran semakin
brutal. Di Mesir bagian timur, tepatnya di Suez, para demonstran membakar pos polisi
yang berada disana. Dilanjutkan pada rabu malam, 28 Januari 2011, mereka kembali
membakar pos polisi dan kantor pemerintah Mesir. Selain itu mereka juga melempari
bom molotov ke dalam kantor cabang NDP di Suez.5
Polisi dan militer dalam jumlah banyak diturunkan secara bergantian untuk
menghadapi masa yang jumlahnya sangat banyak dan sudah berbuat anarkis tersebut.
Tindakan yang dilakukan lainnya adalah menutup semua operator penyedia jasa
internet, telepon, blackberry, dan sms. Hingga 29 Januari 2011 sudah tercatat 48
orang tewas dalam demonstrasi tersebut. Hal tersebut membuat pemerintah semakin
kencang memutar otak untuk menghentikan demonstrasi yang sudah kelewat batas
tersebut.
3. Berakhirnya Revolusi Mesir dan Hasilnya.
Gelombang demonstrasi yang semakin besar akhirnya memaksa NDP
menyatakan bersedia melakukan dialog dengan siapapun baik itu tokoh oposisi
maupun warga Mesir. Tindakan Mubarak untuk menghentikan demonstrasi adalah
menyatakan akan membentuk kabinet yang baru dengan ia tetap sebagai presiden dan
menunjuk kepala intelejen Mesir Oman Sulaiman sebagai wakil presiden yang selama
30 tahun ini telah kosong.
Pada akhirnya terjadi perundingan antara pemerintah dengan kelompok
oposisi yang didalamnya termasuk Ikhwanul Muslimin. Pihak pemerintah meminta

5
Rizfa Amalia.2012.(Skripsi).Kebijakan-kebijakan Hosni Mubarak di Mesir (1981-2011).Jakarta:Universitas
Indonesia.Hlm.51

7
agar pihak oposisi tetap mengakui Hosni Mubarak sebagai presiden Mesir hingga
pemilu September 2011 mendatang. Namun pihak oposisi menolaknya, mereka juga
menuntut undang-undang darurat yang diberlakukan sejak 1981 dicabut, pembubaran
parlemen, dan membebaskan para tahanan politik.
Tanggal 10 Februari 2011 menjadi hal yang menggembirakan bagi rakyat
Mesir. Pasalnya, rombongam militer yang sebelumnya berkumpul di Kantor
Kementerian Pertahanan menuju ke Tahrir Square. Di Tahrir Square, Mohammed
Hussein Tantawi, Panglima Militer merangkap Menteri Pertahanan mengumumkan
bahwa kekuasaan Mesir diambil alih oleh militer. Hal ini membuat para demonstran
merasa senang, karena secara tidak langsung presiden Hosni Mubarak telah
mengundurkan diri. Tetapi para demonstran masih menahan diri, karena pernyataan
tersebut baru dari pihak militer, bukan dari pemerintah secara langsung.
Malam harinya puluhan ribu orang Mesir menunggu pidato dari presiden
Hosni Mubarak. Pukul 20.11 waktu Mesir, presiden Mubarak akhirnya memulai
pidatonya. Namun setelah sekian lama tidaka ada kata “mundur” dari presiden
Mubarak. Mubarak justru akan tetap menjadi presiden hingga pemilihan presiden
September 2011 dan menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada Omar Sulaeman
selaku wakil presiden. Hal ini membuat rakyat semakin marah dan kecewa. Mereka
berjanji akan kembali dengan demonstrasi yang lebih besar.
Pada tanggal 11 Februari 2011, sebagian pengunjuk rasa berpindah ke depan
istana kenegaraan di Heliopolis bergabung bersama rakyat lainnya. Militer pun
bergabung dengan rakyat, tetapi tetap menjaga nama baik pemimpinnya dan
memastikan tidak ada bentrokan baik di Tahrir Square maupun di istana kenegaraan.
Kemudian pada pukul 16.04 wakil presiden Omar Sulaeman mengumumkan bahwa
presiden Mubarak telah mengundurkan diri dari jabatannya lewat sebuah stasiun
televisi di Mesir. Rakyatpun merayakan kemenangan mereka dengan bertakbir,
menari, menyanyi, dan menyalakan kembang api di jalan-jalan. Setelah presiden
Mubarak mengundurkan diri, Mahkamah Konstitusi langsung membekukan NDP. Hal
ini dilakukan atas permintaan rakyat yang takut jika NDP masih ada maka rezim
seperti Mubarak akan terus ada. Selain NDP, pejabat pemerintahan Mubarak juga
dicekal.

8
BAB III
KESIMPULAN

Terjadinya revolusi Mesir tidak terlepas dari keberhasilan revolusi di Tunisia.


Penyebab terjadinya revolusi Mesir adalah presiden Hosni Mubarak melakukan
pemerintahan yang otoriter di Mesir baik itu di bidang politik, ekonomi, pendidikan,
bahkan agama sekalipun. Dalam bidang politik Mubarak menerapkan politik dengan
tangan besi. Jalannya revolusi Mesir dimulai dengan munculnya grup-grup di media
sosial yang membentuk gerakan anti Mubarak. Selanjutnya pada tanggal 18 Januari
2011, seorang warga Mesir menyiram tubuhnya dengan bensin dan membakar dirinya
sendiri sebagai sebuah protes tindakan yang sudah menemui jalan buntu untuk
memperbaiki ekonominya.
Pada selasa 25 Januari 2011, sesuai dengan kesepakatan yang sudah
ditetapkan di twiter, ribuan orang mulai berkumpul dilapangan tahrir untuk berunjuk
rasa. Hingga 29 Januari 2011 sudah tercatat 48 orang tewas dalam demonstrasi
tersebut. Tanggal 10 Februari 2011 presiden Mubarak berpidato. Namun setelah
sekian lama tidak ada kata “mundur” dari presiden Mubarak. Hal ini membuat rakyat
semakin marah dan kecewa. Mereka berjanji akan kembali dengan demonstrasi yang
lebih besar. Pada tanggal 11 Februari 2011, sebagian pengunjuk rasa berpindah ke
depan istana kenegaraan di Heliopolis bergabung bersama rakyat lainnya. Kemudian
pada pukul 16.04 wakil presiden Omar Sulaeman mengumumkan bahwa presiden
Mubarak telah mengundurkan diri dari jabatannya lewat sebuah stasiun televisi di
Mesir.

9
DAFTAR PUSTAKA

Rizfa Amalia.2012.(Skripsi).Kebijakan-kebijakan Hosni Mubarak di Mesir


(1981-2011).Jakarta:Universitas Indonesia. File pdf. Diakses pada Kamis, 27
November 2014.
Denda Anggia.2013.(Skripsi).Partai Kebebasan dan Keadilan Dalam
Pemilihan Presiden Mesir Tahun 2012.Yogyakarta.UIN Sunan Kalijaga.
Tamburaka Ariadi.2011.Revolusi Timur Tengah.Jakarta.PT.Buku Seru.

Musthafa Abd Rahman. “Dari Tunisia ke Mesir” Kompas, 27 Desember 2011.


http://firdan-ardiansyah.blogspot.com/2011/02/perjalanan-revolusi-mesir.html.
Diakses pada Selasa, 9 Desember 2014 pukul 16.14.

http://fokus.news.viva.co.id/news/read/201539-wabah--revolusi-tunisia--
menular-ke-mesir. Diakses pada Selasa, 9 Desember 2014 pukul 16.14.

10

Anda mungkin juga menyukai