Anda di halaman 1dari 27

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum menjadi negara dengan bentuk pemerintahan kekaisaran,

Romawi merupakan negara dengan pemerintahan republik.Saat diperintah

oleh Julius Caesar, Romawi menjadi negara yang memiliki pasukan yang

sangat kuat walaupun jumlahnya sedikit. Selama tahun-tahun antara 58-51

SM, Caesar menggunakan pasukan itu menyerbu dan menaklukkan sisa

daerah Gaul, daerah yang kira-kira terdiri dari Perancis dan Belgia kini,

berikut bagian-bagian dari Swiss, Jerman, dan Negeri Belanda.

Menghancurkan Pompey pada tahun 48 SM, dan menjalin Cinta dengan

Cleopatra yang menghasilkan anak bernama Caesarion (47 SM).1

Meskipun jumlah pasukannya teramatlah sedikit, dia berhasil memukul

orang-orang Gallik dan sekaligus memperluas daerah kekuasaan Romawi

hingga menyentuh Sungai Rhine. Dia juga mengirimkan dua ekspedisi ke

Inggris, tetapi tidak berhasil menaklukkan secara permanen.

Perubahan negara kekaisaran dimulai pada saat Oktavianus berkuasa

atas seluruh wilayah Romawi setelah berhasil mengalahkan Musuh-

musuhnya termasuk Antonius, kakak iparnya sendiri. Oktavianus

merupakan ahli waris yang ditunjuk oleh Caesar sebelum kematianya, dan

naik tahta menjadi kaisar Romawi pada tahun 27 SM dan bergelar kaisar

Augustus. Pada masa pemerintahan kaisar Oktavianus Augustus, Romawi

1
Garrett G. Fagan. (1999). The History of Ancient Rome. United States of America: The Great
Courses, hlm.85.

1
mencapai masa kejayaan karena Augustus berhasil menciptakan

perdamaian di seluruh Romawi. Tatanan dalam pemerintahanya juga

diperbaharui dan lebih berpihak pada rakyat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang berdirinya Kekaisaran Prinsipat Romawi?

2. Bagaimana pemerintahan Kekaisaran Prinsipat Romawi dan Raja-raja

yang memerintah?

3. Bagaimana Kemunduran Kekaisaran Prinsipat Romawi?

4. Bagaimana hasil peradaban Kekaisaran Prinsipat Romawi?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan latar belakang berdirinya Kekaisaran Prinsipat Romawi.

2. Menjelaskanpemerintahan Kekaisaran Prinsipat Romawi dan Raja-raja

yang memerintah.

3. Menjelaskan Kemunduran Kekaisaran Prinsipat Romawi.

4. Menjelaskan hasil peradaban Kekaisaran Prinsipat Romawi.

2
BAB II. LATAR BELAKANG BERDIRINYA KEKAISARAN

PRINSIPAT ROMAWI

Julius Caesar memperluas dunia Romawi hingga Oceanus

Atlanticus, melancarkan serangan Romawi pertama ke Britania, dan

memperkenalkan pengaruh Romawi terhadap Gaul (Perancis kini), sebuah

pencapaian yang akibat langsungnya masih terlihat hingga kini. Julius

Caesar bertarung dan memenangkan sebuah perang saudara yang

menjadikannya penguasa terhebat dunia Romawi, dan memulai reformasi

besar-besaran terhadap masyarakat dan pemerintah Romawi. Dia menjadi

diktator seumur hidup, dan memusatkan pemerintahan yang makin

melemah dalam republik tersebut.

Setelah kembali dari Spanyol, Julius Caesar langsung membuat

banyak kebijakan dalam pemerintahan Republik Romawi. Kebijakan-

kebijakan yang Caesar keluarkan dimksudkan untuk memajukan

peradaban Romawi. Kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya yaitu

meningkatkan jumlah senat hingga sembilan ratus, membangun kembali

Korintus dan memindahkan 80.000 orang Italy ke Chartage, mendirikan

perpustakaan, Dokter-dokter terkemuka dan ilmuwan didorong untuk

tingga di Roma, kebiasaannya yang berhemat, memperbaiki dan

meningkatkan pelabuhan Ostia dan beberapa kebijakan lainnya.2

2
Pennell, Robert F. (1980). History of Rome from the Earliest Times Down to 476 AD. California:
Illinois State University, hlm. 65

3
Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Julius Caesar dalam

pemerintahannya justru malah membuat ketakutan para Senator Romawi.

Para senator khawatir akan Julius Caesar yang semakin berkuasa. Mereka

tidak siap untuk menyerahkan kekuasaan Romawi sepenuhnya kepada satu

orang saja. Para senator kemudian berumpul dan berunding diantaranya

yaitu Marcus Junius Brutus, Gaius Cassius Longinus, Decimus Junius

Brutus. Mereka mengkudeta kekuasaan Julius Caesar dengan cara

membunuhnya pada tanggal 15 Maret 44 SM.3

Brutus, yang sebelumnya pernah dimaafkan Julius Caesar, dibujuk

oleh para senator untuk menggulingkan Julius Caesar. Hari kematian

Julius Caesar ditentukan ketika ia menerima undangan Senat. Istri Julius

Caesar, Calpurnia, sempat melarang Julius Caesar. Namun Julius Caesar

tetap menerima undangan Senat dan datang dalam acara tersebut. Brutus

bersama anggota Senat menikam Julius Caesar puluhan kali. Kemudian

jasad Julius Caesar dikremasi.

Pembunuh yang membunuh Julius Caesar di tahun 44 SM tersebut

diragukan karena mereka menganggap diri mereka dari sebagai untuk

orang-orang yang menghapus Tiran.4 Tetapi pada kenyataannya, Julius

Caesar lebih dari seorang Tiran. Meskipun Julius otoriter dan memerintah

kekaisaran sebagai penguasa tunggal pada umumnya, tetapi Julius sudah

3
Robinson & Breasted. (1920). History of Europe: Ancient and Medieval. United States of
America: Ginn and Company, hlm.240.
4
Tiran ialah aristokrat yang bertindak sebagai penguasa tinggal di polis pada zaman Yunani Kuno
dan Romawi kuno.

4
banyak mendapat kepercayaan dan dukungan dari masyarakat Romawi.

Hal tersebut lah yang membuat pembunuhan tersebut eperti sia-sia.

Sebelum dibunuh, Caesar mampu meletakkan pengaruh yang

sangat besar dalam masyarakat Romawi. Julius Caesar memberlakukan

beberapa reformasi yang sangat dibutuhkan oleh republik Romawi.

Sementara itu, konspirasi yang membunuh Caesar tidak berpikir panjang

untuk kedepannya. Mereka tidak mempunyai ide dan bagaimana langkah

berikutnya yang harus diambil karena mereka hanya ketakutan terhadap

ambisi dan kekuasaan Caesar yang semakin besar. Mereka berasumsi

bahwa setelah Caesar dibunuh, kekuasaan akan kembali ke senat.5

Setelah Julius caesar dibunuh, pasukan tentara Caesar dibubarkan,

namun pengaruh Caesar masih ada dalam pasukan Romawi dan masih

merupakan kekuatan politik militer yang kuat. Latihan militer tetap

dijalankan yang dipimpin oleh Mark Anthony yang merupakan konsul

Caesar. Anthony sendiri bisa terhindar saat terjadi konspirasi pembunuhan

Caesar oleh Brutus dan Cassius karena berhasil melarikan diri keluar dari

istana6

Setelah mendengar bahwa Julius Caesar dibunuh oleh para

Senator, kerumunan yang terdiri dari masyarakat pendukung Caesar

masuk ke dalam istana. Para pasukan Romawi tidak dapat berbuat banyak

menghadapi amukan pendukung Caesar. Mereka masuk dan

5
Stewart C. Easton. (1966). The Western Heritage. United States of America: Holt, Rinehart and
Winston, INC, hlm. 101.
6
Edward MCNall Burns. (1955). World Civilizations. United States of America: W.W. Norton &
Company, Inc, hlm. 247.

5
mengancurkan rumah-rumah para konspirator. Sedangkan Brutus dan

Cassius melarikan diri dari kota untuk menghindari amukan pendukung

Caesar. 7

Pengganti Julius Caesar sendiri yaitu Oktavianus, yang merupakan

cucu angkat dari Julius Caesar. Karena kecakapannya, masyarakat

memberikan gelar Augustus kapada Oktavianus. Kematian Julius Caesar

sendiri menimbulkan persaingan yang sengit diantara pemuka politik dan

militer untuk menduduki kursi kekuasaan. Oktavianus terlibat persaingan

ini. Karena masih muda, Oktavianus dianggap remeh oleh lawannya

sedangkan Oktavianus sendiri merasa diuntungkan karena merupakan

cucu Julius Caesar.

Dengan kecakapannya, Oktavianus berusaha merebut kemenangan

politik dengan mencari dukungan pasukan Caesar dan menunjuk Mark

Anthony sebagai pendukung utamanya. Anthony ditunjuk karena

merupakan sahabat terdekat Caesar. Akhirnya kekuasaan Romawi dibagi

menjadi dua yaitu Mark Anthony menguasai negeri bagian timur dan

Oktavianus di bagian barat. Namun beberapa tahun kemudian hubungan

keduanya kurang akrab karena masalah perempuan. Mark Anthony malas-

malasan dan mabuk wanita dengan Cleopatra sedangkan Oktavianus rajin

mengurus pemerintahan dan memperkuat kedudukannya. Anthony

memperkuat militernya dengan menikahi Cleopatra yang merupakan ratu

7
Pennell, Robert F. Op.Cit, hlm. 66

6
Mesir pada saat itu tetapi pasukan Julius Caesar sebelumnya yang terkenal

kuat jatuh ke tangan Oktavianus.8

Akhirnya karena kondisi dan pandangan mereka berbeda, akhirnya

perang antara keduanya pun meletus. Perang antara Anthony dan

Oktavianus tersebut terjadi pada tahun 32 SM. Perang yang sangat

menentukan tersebut terjadi melalui perang laut di Actium pada tahun 31

SM dan secara mutlak dimenangka oleh Oktavianus. Sementara itu,

perasaan kecewa, putus asa, hilang akal dan cinta buta membuat Mark

Anthony bunuh diri bersama Cleopatra.9

Setelah berhasil mengalahkan Anthony dalam pertempuran di

Actium, Oktavianus menjadi penguasa di Romawi. Akhirnya, Oktavianus

mengembbangkan sistem pemerintahan dengan mengkombinasikan sistem

monarki dengan republik. Sistem pemerintahan tersebut dikenal dengan

sebutan “dyarchy” dan Oktavianus ditunjuk sebagai Princeps ataau warga

utama.10 Masyarakat Romawi tidak keberatan dan menerima sistem

pemerintahan asal secara formalitas sistem republik tetap berjalan. Namun

di tahun 27 SM, Oktavianus membuat pengumuman membangun kembali

sistem republik dan menyatakan mundur dari semua jabatannya. Tetapi

pada kenyataannya, Oktavianus tetap bertahan sebagai penguasa Spanyol,

Gaul dan Suriah. Karena kekuatan militer berada di ketiga wilayah

8
Carlton J.H. Hayes. (1956). History of Europe. United States of America: The Macmillan
Company, hlm. 43.
9
Wahjudi Djaja. (2015). Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern. Yogyakarta:
Ombak, hlm. 30.
10
Carlton J.H. Hayes. Op.Cit.

7
tersebut, kekuatan dan kekuasaan yang sesungguhnya masih berda di

tangan Oktavianus.

Dalam empat tahun kemudian diadakan pemungutan suara yang

dilakukan oleh Senat dan dihadiri oleh para pasukan Romawi. Dalam

pemungutan suara yang dilakukan, senat menetapkan Oktavianus bergelar

Augustus.11 Tetapi Oktavianus tidak pernah menganggap dirinya sebagai

raja. Secara teori Romawi tetap berbetuk republik dan Augustus hanya

sebagai princeps atau warga utama. Maka sejak saat itu berakhirlah sistem

pemerintahan republik dan sistem pemerintahan Romawi berubah

menjadi pemerintahan Kekaisaran Prinsipate dan Augustus sebagai

pendirinya.

11
Edward MCNall Burns. Op.Cit., hlm. 248.

8
BAB III. PEMERINTAHAN KEKAISARAN PRINSIPAT

ROMAWI DAN RAJA – RAJA YANG MEMERINTAH

Augustus menjadi pewaris tahta Romawi selama 44 tahun (31 SM-

14 M, masalah yang timbul adalah reorganisasi pemerintahan karena

sebelumnya sistem pemerintah berbentuk republik menjadi kekhaisaran

Prinsipat. Namun karena Augustus memiliki kecakapan dalam

menjalankan pemerintahan, masalah tersebut tidak begitu berarti baginya.

Tujuan dari perubahan sistem ini adalah tetap mempertahankan bentuk-

bentuk republik tetapi dengan memperkuat kekuasaan pemerintah melalui

peningkatan kekuasaanya sendiri. Walaupun sebagai pendiri kekhairasarn

Prinsipate, Augustus mampu membawa Kekhaisaran Romawi mencapai

puncak kejayaan.Augustus memberlakukan Senat atau Dewan Kota

dengan baik, mengurangi kekuatan politik tentara dengan memensiunkan

banyak prajurit yang telah berjuang cukup lama dengan memberikan uang

dan tanah untuk menjaga loyalitas. Selain itu Augustus juga mendorong

peningkatan nilai-nilai kekeluargaan.12

Para hakim masih dipilih menggunakan prosedur yang sama seperti

sebelumnya. Para senat dan majelis masih bertemu dalam debat dan

perundang-undangan meskipun dalam sistem kekaisaran ini sudah ada

warga negara pertama atau princeps. Secara teratur, Augustus mengadakan

konferensi kepada pasukannya sehingga memberinya komando tertinggi

12
Simons Adam. (2007). Sejarah Dunia Dari Mesir Kuno Hingga Tsunami Asia-Panduan Utama
Tentang Sejarah Dunia. Jakarta: Erlangga, hlm. 92.

9
kepada pasukan Romawi. Augustus menggunakan pasukan yang disiplin

disetiap daerah untuk menjaga pertahanan terhadap kaum bar-bar. 13

Kekuatan dan keberhasilan Augustus menjadi penguasa Romawi

terletak pada kekuatan angkatan bersenjata dan kekayaanya serta

kekuasaan atas kendali pemerintahan. Augustus mempunyai kekayaan

yang melimpah yang ia diperoleh dari warisan Caesar dan banyak

menerima barang rampasan yang diperolah dari kampanye-kampanye

militer. Selain itu, Augustus juga banyak mendapat warisan dari orang-

orang kaya Roma sebagai wujud kesetiaan kepada dirinya. Dengan

kekayaan yang melimpah ini, secara otomatis dapat meluruskan jalanya

dalam bidang politik. Augustus membayar gaji dan pensiun para

pegawainya dengan kekayaanya sendiri. Dengan uangnya sendiri, ia juga

banyak melakukan perbaikan sarana penyediaan air minum pembangunan

gedung-gedung pemerintahan yang megah diseluruh Roma yang semula

terbuat dari batu bata merah diubah menjadi marmer yang sangat indah.

Dalam perjalanan politiknya, Augustus banyak melakukan

serangkaian inovasi yang penting bagi angkatan bersenjata, ia

menghilangkan praktek yang dianggapnya berbahaya yaitu membiarkan

para jendral yang independen saling bersaing untuk membentuk angkatan

perang sekehendak mereka. Ia menjdikan dirinya sebagai satu-satunya

komandan dari seluruh kekuatan bersenjata Roma. Tujuan dari penguasaan

tunggal dalam angkatan bersenjata yakni agar Augustus dapat lebih mudah

13
Stewart C. Easton. Op.Cit., hlm. 106.

10
mendisiplinkan para jendaral yang berusaha untuk menjadi kaisar Roma.

Dalam sejarah kemiliteran Romawi, Augustus membuat angkatan

bersenjata dalam keadaan yang selalu siap dengan menciptakan satu legiun

khusus secara permanen yang ditempatkan di perbatasan propinsi agar

selalu siap apabila mendapati serangan dari luar.14 Selain itu juga, ia

melembagakan angkatan laut kedalam badan yang permanen dan

ditugaskan untuk mengawasi keamanan laku lintas laut dari ancaman para

bajak laut disekitar laut mediterania.

Augustus mengikuti jejak ayah angkatnya Julius Caesar yaitu

dengan mengurangi peluang perusahaan untuk mengambil keuntungan

pribadi yang merugikan pemerintahan Roma, warga negara dan

penduduknya.15 Sedangkan dalam pemerintahan, Augustus memberantas

korupsi. Augustus hanya mengangkat orang-orang yang terampil dan jujur

sebagai pegawai pemerintahan dan mereka hanya bertanggung jawab

kepada dirinya untuk mengantikan kedudukan para senat yang korup.

Oktavianus Augustus adalah kaisar yang dikenal dalam sejarah bukan

karena keberanian dan kecerdasanya, melainkan sebagai pemimpin yang

pandai dalam memilih pembantu-pembantunya yang mempunyai sifat

yang tidak terdapat dalam dirinya. Kecakapan inilah yang membuatnya

mempunyai pegawai-pegawai yang sangat loyal pada setiap kebijakanya.

Langkah selanjutnya yaitu melakukan standarisasi perpajakan, meskipun

masih terdapat pajak untuk barang-barang yang tidak bergerak, penjualan,

14
Carlton J.H. Hayes. Op.Cit., hlm. 46.
15
Arnold Toynbee. (2007). Sejarah Umat Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 377.

11
impor, dan barang lainya, namun beban pajak yang dikenakan pada setiap

perorangan tidak terlalu memberatkan. Untuk bertugas menarik pajak,

Kaisar mengangkat aparat pemerintah, penarikan pajak tersebut di

jalankan seadil mungkin serta semaksimal mungkin dijalankan agar tidak

menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat.

Masa pemerintahan Augustus ini menandai dimulainya “Pax

Romana” (Perdamaian Roma) yang berlangsung dan bertahan selama 2

abad (27 SM-180M).16 Dalam hal ini Romawi mengalami fase tanpa

peperangan paling lama dalam sejarah Barat, meskipun sesekali terjadi

perang perbatasan seperti halnya perang yang terjadi di hutan Tautoburger

pada tahun 9 M, dimana dalam peperangan ini orang-orang Barbar Jerman

yang dipimpin oleh Arminius (Herman) dapat mengalahkan pasukan

Romawi dan memaksa mereka menyingkir ke tepi Barat sungai Rhine.

Tetapi peperangan-peperangan yang terjadi hanya dalam skala kecil tanpa

dapat mengoyahkan “Pax Romana” di bawah kaisar Augustus.

Perjalanan politik augustus hampir berlangsung selama 60 tahun,

akan tetapi pada 19 August tahun 14 M, di sebuah kota kecil Campanian di

sekitar Nola, Augustus meninggal. Ia selalu siap, tenang, bahagia,tidak

pernah merasa ragu, dan selalu menyesali kesalahanya yang pernah dibuat

sewaktu ia menjadi pemimpin kekaisaran Romawi. Permasalahan yang

kemudian muncul pasca ia meninggal adalah kesulitan tentang siapa yang

akan mengantikanya karena tidak terdapat aturan yang pasti tentang

16
Stewart C. Easton. Op.Cit., hlm. 109.

12
pemilihan pengantinya. Permasalah inilah yang akan menganggu puncak

kekuasaan sampai akhir masa kekuasaan Princeps.

Berikut ini merupakan khaisar-khaisar pengganti setelah Augustus

meninggal:

1. Tiberius (14-37 M)

. Tiberius lahir pada tahun 42 SM, selama dua tahun ia hidup

bersama orang tuanya dalam pengasingan. Pada tahun 38 SM ibunya

Livia Drusilla membujuk ayahnya untuk menceraikanya dan

kemudian ibunya menikah dengan Oktavianus. Oleh karena itu,

Tiberius merupakan anak tiri dari kaisar Augustus. Tiberius naik tahta

pada usianya 55 tahun. kaisar Tiberius banyak menyalahgunakan

wibawa dan wewenang yang didapatkan dari ayah tirinya sehingga ia

cepat dikenal sebagai pengusa berakhlak bejat dan kejam, ia

menyingkirkan setiap orang yang dianggapnya berkhianat. Tiberius

menghabiskan waktu 11 tahun terakhir pemerintahanya di Capri.

Penganti dari Tiberius sendiri jatuh kepada cicit Augustus yaitu

Caligula.17

2. Caligula (37-41 M)

Setelah Tiberius meninggal, pemeritahan digantikan oleh

Caligula (37-41 M) yang saat itu masih muda dan tidak mempunyai

kecakapan dan pengalaman dalam menjalankan pemerintahan dan

17
Robinson & Breasted. Op.Cit., hlm. 251.

13
tidak bertahan lama karena menjadi gila.18 Penganti Tiberius adalah

Caligula, anak kemenakanya. Caligula menyerukan kekuasaan Priceps

yang tak terbatas, ia juga menuntut agar dirinya disebut sebagai dewa

dan mengusulkan agar kudanya sebagai konsul. Akibat kehidupanya

yang serba mewah, Roma mengalami kebangkrutan, untuk itu ia

memaksa orang kaya mewariskan hartanya kepada negara dengan

terlebih dahulu mengancam hukuman mati dan penyitaan harta benda

mereka. Tindakanya yang kejam dan pikiranya yang selalu berubah-

ubah hingga gila membuat seluruh Roma marah, bahkan pengawal

Pretorianya menjadi marah. Pada tahun 41 M Caligula dibunuh oleh

parwira pengawalnya sendiri dan langsung dikuburkan di kota Roma.

Pada saat kematianya, Caligula baru berusia 30 tahun sehingga belum

menentukan kaisar yang akan mengantinya.

3. Claudius (41-54 M)

Penganti Caligula sendiri yaitu Claudius (41-54 M) yang

merupakan paman Caligula diangkat menjadi kaisar pada usia 50

tahun. Claudius digambarkan sebagai orang yang bodoh dan tidak

mempunyai sopan santun, akan tetapi pada masa kekaisaranya

kepamongprajaan lebih diluaskan lagi serta dijadikan lebih berdaya

guna, dan kekuatan-kekuatan baru dilimpahkan kapada para gubernur

18
Stewart C. Easton. Op.Cit., hlm. 111.

14
di Provinsi luar. Claudius sendiri meninggal pada tahun 54 M karena

dibunuh istrinya yang terakhir.19

4. Nero (54-68 M)

Penganti Claudius adalah Nero (54-68 M) yang merupakan

putra Claudius, naik tahta pada usia 16 tahun. Kebakaran besar yang

melanda Roma pada tahun 64 M yang menyebabkan sebagian besar


20
kota Roma hancur. Dalam peristiwa ini Nero disangka sebagai

orang dibalik peristiwa tersebut, terlebih setelah ia menggunakan dalih

kebakaran tersebut untuk kembali mebangun kota Roma atas nama

kemasyuranya sendiri. Untuk kembali mengembalikan kepercayaan

rakyat Roma Nero membuka Campus Martius, gedung umum, dan

tamannya sendiri untuk menampung korban kebakaran tersebut.

Sarana kehidupan juga didatangkan dari Ostria dan kota-kota

tetangga, bahkan harga gandum pun diturunkan. Akan tetapi, semua

tindakan tersebut tidak mendapatkan simpati rakyat karena muncul

desasdesus bahwa saat terjadi kebakaran Roma, Nero menaiki mimbar

pribadinya untuk membandingkan dengan kehancuran Troya. Guna

mengalihklan perhatian rakyat terhadap dirinya atas tuduhan

pembakaran kota Roma, ia menyalahkan orang-orang Kristen dan

kemudian ratusan orang Kristen dibantai.

Akibat dari peristiwa tersebut Nero kehilangan dukungan dari

masyarakat Romawi. Ketidakpusasn Masyarakat Roma membuat

19
Stewart C. Easton. Ibid., hlm. 111.
20
Simons Adam. Op.Cit., hlm. 92.

15
terjadinya pemberontakan dimana-mana. Akibat tantangan yang

semakin besar, akhirnya Nero lari meningggalkan kota Roma dan

bersembunyi. Senat memvonis Nero mati karena bunuh diri dengan

menikam dirinya sendiri.21

5. Vespasianus (69-79 M)

Dalam melanjutkan pemerintahanya, ia juga melanjutkan

kebijakan yang dilakukan Claudius yaitu memberikan hak

kewarganegaraan kepada setiap provinsi, dan melimpahkan status

Latin kepada kota-kota diseluruh Spanyol. Vespasianus juga berusaha

memperbaiki kas negara yang bangkrut dengan memotong

pengeluaran dan mengutip pajak baru dan tindakan itu dilakukan

secara hati-hati dan tidak terlalu keras. Vespasianus mengeluarkan

Roma dari masa kekacauan, ia melakukan pengabdianya kepada

negara yang dapat dikatakan besar yakni menegakan hubungan baik

antara Senat dan Princeps. Pada tahun 79 M, Vespasianus digantikan

oleh anaknya Titus. Setelah kaisar Titus meninggal kemudian

digantikan oleh anak kedua dari Vespasianus yaitu Domitianus (81-96

M) yang merwarisi kekuasaan pada usia 29 tahun.22

6. Nerva (96-98 M)

Untuk pertama kalinya Senat menentukan pilihanya sendiri

seorang kaisar yang akan berkuasa dan menunjuk Nerva (96-98 M).

Pada pemerintahan Nerva terkenal dengan periode pemerintahan yang

21
Robinson & Breasted. Op.Cit., hlm. 254.
22
Stewart C. Easton. Op.Cit., hlm. 111.

16
kuat dan stabil dan mengawali pemerintahan “Lima Kaisar Baik”23

Nerva seorang pengacara tua terhormat akhirnya yang dipilih sebagai

kaisar penganti Domitianus. Kekaisaran Nerva inilah yang memulai

zaman lima kaisar baik. Meskipun masa pemerintahan Nerva

berlangsung singkat, namun ia mewariskan pendekatan yang rasional

terhadap masalah pengantian kaisar.

7. Trajanus (98-117 M),

Penganti langsung Nerva adalah Trajanus (98-117 M), ia adalah

seorang komandan di Spanyol meskipun namanya tidak banyak

dikenal nemun ia memberikan harapan yang besar kehidupan

Romawi. Dibawah kaisar Trajanus perbatasan kekaisaran mencapai

jangkauan yang paling jauh. Trajanus memimpin bergerak ke Dacia

diseberang sungai Donau dan pada akhir masa kekuasaanya ia

memimpin ekspedisi masuk Armenia dan Mesopotamia.24 Dalam

bidang pemerintahan, Trajanus melakukan perubahan terutama dalam

pemerintahan daerah kota-kota provinsi.

8. Hadrianus (117-138 M).

Pengganti Trajanus adalah Hadrianus (117-138 M).

Kebijaksanaan Hadrianus agak menyimpang dari apa yang dilakukan

oleh Trajanus. Karena merasa kekaisaran sudah terlampau luas , maka

ia melepaskan pangkalan Trajanus di Armenia serta Mesopotamia. Ia

23
Edward MCNall Burns. Op.Cit., hlm. 249.
24
Arnold Toynbee. Op.Cit., hlm. 375.

17
juga mundur dari wilayah Britania sebelah Utara karena di wilayah ini

Roma telah kehilangan satu legion utuh dalam perang perbatasan.25

9. Antoninus Pius (138-161 M) dan Marcus Aurelius (161-180 M)

Penerus Hadrianus atas kekaisaran Romawi yaitu Antonius Pius.

Antonius berasal dari Gaul, berusia 50 tahun ketika berhasil naik

tahta. Karena sangat menghormati dan menyayangi Hadrian, Antonius

diberikan gelar Pius sehingga ia biasa disebut Antonius Pius. Antonius

merupakan orang dengan penampilan tegas dan bijaksana.26

Setelah Antonius Pius, keuasaan Romawi berpindah ke Marcus

Aurelius. Zaman Marcus Aurelius banyak disibuki oleh permasalah

militer. Ia sering berada di perbatasan dan sering memimpin

tentaranya sendiri disela-sela pertempuran. Aurelius tetap

mempertahankan jabatan kaisar sebagai “Pontifex Maximus” dan

mempertahankan kontrol atas angkatan perang dan birokrasi berada di

tangan mereka sendiri. Selama beabad-abad juga dikembangkan

beberapa lembaga politik baru dan merintis adanya pemujaan terhadap

kaisar yang dipuja sebagai dewa seperti halnya pada masa Caesar

Setelah Pemerintahan Marcul Aurelius, masih banyak lagi kaisar

yang memerintah Romawi seperti Lucius Aurelius Verus (Marcus'la

beraber)(161-169), Commodus(180-192), Pertinad(192-193) dan

masih banyak lagi. Namun pemimpin-pemimpin selanjutnya makin

kurang cakap alam menjalankan pemerintahan sehingga kekaisaran

25
Stewart C. Easton. Op.Cit., hlm. 112.
26
Pennell, Robert F. Op.Cit., hlm. 76.

18
Prinsipat Romawi makin lama mengalami kemunduran. Kekaisaraan

Prinsipat sendiri berakhir di tahun 285 M dan berganti sistem

pemerintahan menjadi kekaisaran Dominat yang dimulai oleh kaisar

Diocletianus.

19
BAB IV. KEMUNDURAN KEKAISARAN PRINSIPATE ROMAWI

Sejak abad 4 Masehi kekaisaran Romawi mengalami kemunduran yang

disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa kaisar Romawi tidak memberikan

pimpinan yang baik bagi negaranya. Mereka lebih banyak mengutamakan

kehidupan mewah untuk menyenangkann diri. Daerah – daerah jajahan

banyak yang tidak puas dan mendorong penduduknya untuk melepaskan diri

dan mendirikan negara merdeka.

Lemahnya pertahanan Romawi. Pada mulanya masalah pertahanan

menjadi kewajiban warganya (Homo Romanicus), tetapi setelah mereka

banyak menikmati kekayaan diperoleh dari daerah jajahan dan mampu

menyewa tentara bayaran, soal pertahanan banyak dipercayakan kepada

tentara bayaran yang semangat dan tanggung jawabnya tidak sama dengan

warga Romawi asli. Sementara itu di Eropa sedang terjaid perpindahan

bangsa – bangsa (Volkenwanderung) yang disebabkan desakan – desakan

Hun di bawah Attilla (± 400 SM). Bangsa Jerman, Bangsa Vandal, dan

bangsa Goth mulai memasuki wilayah Romawi yang pertahanannya lemah.

Pecahnya kekaisaran Romawi menjadi dua. Dalam masa pemerintahan

Theodosius (378 – 395) kekaisaran dibagi atau Romawi Barat dan Romawi

Timur untuk kedua putranya yaitu Honorius (395-423 M) di Barat dan

Arcadius di Timur.27 Romawi Barat berpusat di Roma dan Romawi Timur

berpusat di Constantinopel. Sebelum terjadi pembagian pada dasarnya

27
Pennell, Robert F. Ibid, hlm. 81.

20
kekaisaran Romawi secara kebudayaan sudah berbeda. Romawi Barat

berbahasa dan berkebudayaan Latin, sedangkan Romawi Timur berbahasa

dan berkebudayaan Yunani.

Kekuasaan Romawi Barat jatuh pada tahun 476 oleh Odoakar, seorang

panglima tentara sewaan bangsa Jerman. Peristiwa tersebut dijadikan tonggak

sejarah Eropa untuk memisahkan zaman kuno dan abad pertengahan.

Sedangkan kekaisaran Romawi Timur masih dapat bertahan sampai

pertengahan abad 15. Pada tahun 1453 Constantinopel jatuh ke tangan bangsa

Turki. Peristiwa tersebut dijadikan tonggak sejarah untuk memisahkan abad

pertengahan dengan zaman baru.

21
BAB V. HASIL PERADABAN KEKAISARAN PRINSIPAT ROMAWI

1. Hukum

Hukum yang ada di Roma berjalan cukup fleksibel terhadap

kondisi-kondisi yang baru. Dibawah kekaisaran negara menempatkan

para advokat sebagai pegawai negeri yang disebut dengan Juris Consult

artinya mereka yang ahli dalam hukum. Mereka bertugas mengadaptasikan

hukum pada kebutuhan-kebutuhan khusus atau kasus-kasus khusus dan

menegakan keadilan serta memberikan keputusan-keputusan atas jiwa

hukum. Pelaksanaan hukum Roma mempunyai kelemahan-kelemahan

diantaranya di Roma tidak ada juri seperti di Athena, para hakim

mempunyai pendidikan legal yang sama. Disamping itu hukum roma dapat

dipakai untuk dapat menyalahgunakan kekuasaan negara. Akan tetapi

meskipun hukum Roma menekankan pada kekuasaan negara tetap

menekankan pada hak-hak terdakwa. Undang-undang hukum di Roma

dibuat dari waktu ke waktu atau terus diperbarui dan disempurnakan oleh

majelis.28

2. Arsitektur dan Seni

Arsitektur Romawi merupakan hasil dari tekhnik tinggi, bangsa

Romawi telah menggunakan lengkungan sebagai alas bangunan dan

mengkhususkan pembangunan pada bangunan-bangunan sekuler. Istana

Romawi yang besar dan banyak sekali istana-istana yang tersebar di

daerah Serbia (sekarang), balai kota dan pasar terdapat di tengah kota.

28
Stewart C. Easton. Op.Cit., hlm. 114.

22
Rumah dibuat bersusun hingga lima tingkat dan terdapat sekolah,

perpustakaan dan pemandian umum.29

Hasil peradaban lainnya yaitu dalam seni patung. Dalam seni patung,

bangsa Roamwi mengembangkan gaya realisme yang telah mereka warisi

dari dunia Helenistik, misalnya dapat dilihat dari patung setengah badan

kaisar Vespasianus yang dengan jelas menampilkan kekasaranya,

intelegensia yang superior dan kesenanganya akan humor.

3. Ilmu Pengetahuan

Ditemukannya tahun kabisat atau setahun ada 365 hari yang dipakai

diseluruh dunia hingga sekarang. Yang memperbarui kalender ini sendiri

yaitu Julius Caesar. Lalu dalam bidag kedokteran ditemukannya operasi

caesar dalam persalinan, disebut caesar karena Julius lahir melalui operasi

ini.30

4. Kebudayaan

Kebudayaan Romawi sangat dipengaruhi Hellenisme. Beberapa

abad lamanya bahasa Yunani menjadi yang banyak dipergunakan dan

banyak karya penulis Yunani dibaca di Romawi. Bangsa Romawi menjadi

yang banyak dipergunakan dan banyak karya penulis Yunani di baca di

Romawi. Bangsa Romawi juga percaya adanya dewa – dewa. Nama dewa

bangsa Yunani diganti dengan nama seperti Zeus diganti Jupiter,

Aphodite diganti Venus, dan sebagainya.

29
Simons Adam. Op.Cit, hlm. 92.
30
Wahjudi Djaja. Op.Cit, hlm. 29.

23
Dalam bidang sastra ahli yang terkenal adalah Titus Levius (59 –

17 M), mengarang sejarah Romawi dari sejarah kuno sampai gugurnya

Drutus, seseorang panglima Romawi yang menyerang bangsa Jerman.

Seorang penyair kenamaan adalah Vergelius Maro Publius (70 SM – 19

M) dengan karyanya Aeneis. Buku tersebut terdiri atas dua belas jilid dan

merupakan sebuah wiracarita (epos) untuk menghasilkan kebesaran

bangsa Romawi. Seorang sahabat Agustus bernama Cajus Meacenas (65

SM – 8 M) yang kaya raya berminat besar dalam kesenian khususnya

sastra. Ia banyak memberi bantuan dan melindungi kesenian sehingga bila

ada seseorang yang banyak memberikan bantuan atau perlindungan

terhadap kesenian atau pengetahuan maka ia diberi sebutan maecanas.

5. Kesusasteraaan

Banyak penulis Romawi, seperti halnya para seniman dan filsufnya

,meniru model-model Yunani. Para pengarang Romawi banyak

menampilkan tema-tema popular dan menulis sedemikian jelas dan efektif

sehingga dapat secara mudah mendapatkan pengemar. Para pengarang

masa kekaisaran tersebut antara lain, Vergil (70-19 SM), ia adalah yang

terbesar diantara para penulis Augustan. Horace (65-8 SM), ia adalah

penyair Augustan terbesar kedua, Hirace banyak menulis tentang tema-

tema yang menjadi kegemaran dari Augustus. Ovid (43-17 SM), ia adalah

penyair augustan terbesar ketiga, dalam tulisanya ia selalu mencurahkan

perhatianya pada kesenangan-kesenangan tetapi cenderung mengabaikan

24
etika. Tacitus (55-117 M), ia merupakan sejarawan terbesar Romawi karya

terbesarnya adalah Germania. Dalam karyanya ini, ia kurang menampakan

sejarah bangsa Jerman awal dari pada serangan Roma selanjutnya.

25
BAB VI. KESIMPULAN

Romawi merupakan sebuah negara yang mengalami dua periode

kekaisaran yaitu kekaisaran Prinsipat dan Dominat. Kekaisaran Prinsipate

dimulai sejak Kaisar Augustus sampai tahun 285 M. Sebelumnya

pemerintahan Romawi berbentuk Republik yang dipimpin oleh Julius Caesar,

namun terdapat konspirasi antara para senat yang dipimpin oleh Brutus dan

Casium yang kemudian membunuh Julius. Setelah kematian Julius, kaisar

Romawi akhirnya berada dibawah pimpinan Augustus yang sebelumnya

mampu mengalahkan Antonius dan Cleopatra dalam perang di laut Actium.

Pada masa kekaisaran Augustus kehidupan mengalami masa damai

yang berlangsung dalam jangka waktu lama, pada masa pemerintahanya pun

Romawi mencapai masa kejayaan. Ia banyak melakukan perubahan-

perubahan dalam pemerintahanya yang lebih berpihak kepada rakyat.

Augustus juga banyak melakukan mobilisasi angkatan bersenjata baik darat

maupun laut dalam rangka menajaga tiap perbatasan wilayah yang

dikuasainya. Semenjak kematian Augustus, pada kekaisaran Romawi tidak

terdapat lagi sosok kaisar yang dapat menyamai prestasi dirinya, bahkan

hanya menimbulkan kemunduran bagi Romawi. Pada masa kekaisaran

banyak meninggalkan hasil-hasil peradaban di- antaranya dalam bidang

hukum, arsitektur dan seni patung, agama, dan kasusastraan yang

mempengaruhi kehidupan Eropa maupun dunia selanjutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Arnold Toynbee. (2007). Sejarah Umat Manusia. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar
Carlton J.H. Hayes. (1956). History of Europe. United States of America:
The Macmillan Company
Edward MCNall Burns. (1955). World Civilizations. United States of
America: W.W. Norton & Company, Inc
Garrett G. Fagan. (1999). The History of Ancient Rome. United States of
America: The Great Courses
Pennell, Robert F. (1980). History of Rome from the Earliest Times Down
to 47 AD. California: Illinois State University.
Robinson & Breasted. (1920). History of Europe: Ancient and Medieval.
United States of America: Ginn and Company
Simons Adam. (2007). Sejarah Dunia: Dari Mesir Kuno Hingga Tsunami
Asia-Panduan Utama Tentang Sejarah Dunia. Jakarta:
Erlangga
Stewart C. Easton. (1966). The Western Heritage. United States of
America: Holt, Rinehart and Winston, INC.
Wahjudi Djaja. (2015). Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa
Modern. Yogyakarta: Ombak

27

Anda mungkin juga menyukai