Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TUGAS AKHIR

SIMULASI DAN UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH GUIDE VANES


DAN RUNNER TERHADAP KINERJA TURBIN OPEN FLUME
ALIRAN VORTEX

Disusun Oleh:

Riky Permana
NRP: 0231 1745 000 035

Calon Dosen Pembimbing:

Dr. Ridho Hantoro, S.T., M.T. NIP. 197611223 200501 1 001

PROGRAM STUDI LINTAS JALUR S-1


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA FTI-ITS

1. Judul : Simulasi dan Uji Eksperimental Pengaruh Variasi Guide Vanes dan
Runner terhadap Kinerja Turbin Open Flume Aliran Vortex
2. a. Nama : Riky Permana
b. NRP : 0231 1745 000 035
c. Jenis Kelamin : Laki laki
3. Jangka Waktu : 4 bulan
4. Pembimbing : Dr. Ridho Hantoro, S.T., M.T
5. Usulan Proposal ke : I
6. Status : Baru

Surabaya, 22 Oktober 2018

Pengusul,

Riky Permana
NRP 0231 1745 000 035

Menyetujui,
Pembimbing,

Dr. Ridho Hantoro, S.T., M.T


NIP. 197611223 200501 1 001

Mengetahui,
Kepala Laboratorium
Rekayasa Energi dan Pengkondisian Lingkungan

Gunawan Nugroho, S.T., M.T., Ph.D


NIP. 19771127 200212 1 002
I. Judul
Simulasi dan Uji Eksperimental Pengaruh Guide Vanes dan Runner terhadap Kinerja
Turbin Open Flume Aliran Vortex.

II. Mata Kuliah Pilihan Bidang Minat yang diambil


1) Rekayasa Hidrodinamika
2) Manajemen Energi
3) Kumputasi Dinamika Fluida
4) Mesin Fluida

III. Pembimbing
Dr. Ridho Hantoro, S.T., M.T

IV. Latar Belakang


Energi air sebagai sumber pembangkit listrik yang bersih, murah, dan ramah lingkungan
sangat penting untuk masa depan yang berkelanjutan; Menyadari fakta ini, energi hidro yang
besar masih kurang dimanfaatkan [1]. Potensi besar energi listrik dari tenaga air di Indonesia
hampir mencapai ±75000 MW. Sayangnya, hanya sekitar ±10% saja yang dapat dimanfaatkan
untuk PLTMH atau sebesar 7.500 MW. Umumnya pemanfaatan pembangkit tenaga air
memanfaatkan air terjun dengan head yang besar. Sedangkan untuk aliran sungai dengan head
yang kecil masih belum optimal. Kapasitas aliran tersebut merupakan metode pemanfaatan pico
hydro power dimana karakteristiknya memiliki tinggi air jatuh 1 – 6 meter atau debit aliran air
rata-rata 100-700 liter/detik [2]. Salah satu teknik penerapan sistem turbin adalah melalui
penggunaan aliran air vortex gravitasi. Aliran vortex selalu terjadi pada ketinggian air rendah
sehingga mempercepat aliran air dari lambat ke kecepatan tinggi dan memberinya energi kinetik
yang cukup tinggi untuk menghasilkan tenaga listrik [3].
Pada sistem ini terdiri dari kanal air, struktur tangki berpenampang cekung, dan turbin
[4]. Air masuk melalui kanal yang mengalir secara tangensial ke dalam basin untuk membentuk
pusaran air yang kuat. Pada saat air dialirkan ke tangki melalui saluran, turbin menghasilkan
daya poros dari pusaran gravitasi yang terjadi saat air terkuras di dasar tangki [5].
Dalam pengembangan pemanfaatan turbin dengan head yang rendah telah ada penelitan
yang dikembangkan diantaranya Singh dan Nestmann (2009) dalam penelitian “Experimental
optimization of a free vortex propeller runner for micro hydro application” menemukan bahwa
operasi turbin yang dioptimalkan secara eksperimen sedikit menyimpang dengan spesifikasi
desain free vortex. Penyimpangan ini dikaitkan dengan kemungkinan variasi dari sudut aliran
absolut pada masukan runner oleh sudut keluaran guide vanes hanya 45o [6]. Singh dan
Nestmann (2011), dalam penelitiannya “Experimental investigation of the influence of blade
height and blade number on the performance of low head axial flow turbines” menjelaskan
mengenai pengaruh parameter desain seperti profil sudu, tinggi sudu, dan jumlah sudu pada
kinerja turbin aliran axial ketinggian rendah. Mereka menyimpulkan bahwa jumlah sudu
merupakan parameter yang lebih berpengaruh daripada tinggi sudu [7]. Sreerag S.R (2016),
dalam penelitian “Effect of outlet diameter on the performance of gravitational vortex turbine
with conical basin ” menemukan rasio diameter keluaran dengan diameter tangki sebesar 30%
dapat memperoleh kecepatan tangensial pada basin yang besar [8]. Dan yang terbaru R. Dhakal
(2017) dalam penelitian “Computational and experimental investagation of runner for
gravitational water vortex power plant” menyimpulkan bahwa efisiensi tertinggi dari kinerja
turbin air didapat dari profile sudu melengkung [9]. Berdasarkan pada permasalahan dan
penelitian yang dikembangkan maka dijadikan referesi untuk pengembangan penelitian
selanjutnya.
Mengingat latar belakang ini, penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium untuk
memastikan kinerja turbin open flume aliran vortex dan menjelaskan bidang alirannya yang
dipengaruhi oleh parameter sudut guide vanes dan runner (jumlah sudu dan sudut sudu).
Diharapkan dari simulasi dan uji eksperimental ini akan didapatkan rekomendasi desain turbin
open flume aliran vortex berdaya optimal sebagai pembangkit listrik picohydro dengan
kecepatan aliran air yang rendah.

V. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang diambil dalam tugas akhir
ini yaitu sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh dari jumlah sudu runner terhadap karakteristik aliran dan
kinerjanya pada turbin open flume?
b. Bagaimana pengaruh sudut sudu runner terhadap karakteristik aliran dan kinerjanya
pada turbin open flume?
c. Bagaimana pengaruh sudut guide vanes terhadap karakteristik aliran dan kinerjanya
pada turbin open flume?

VI. Batasan Masalah


Dalam pelaksanaan tugas akhir ini terdapat batasan masalah yang diberikan agar
penelitian ini lebih terarah yaitu :
a. Jenis turbin yang digunakan adalah turbin propeller dengan aliran rendah dan
ketinggian 1,8 meter.
b. Perancangan yang dilakukan hanya sebatas perancangan guide vane dan sudu jalan
(runner). Komponen komponen lain yang menjadi sistem eksperimental turbin open
flume (seperti : geometri daft tube dan tangki penampang conical) tidak menjadi
bahasan dalam tugas akhir ini.
c. Jenis aliran dianggap free vortex dengan densitas air bernilai konstan, yaitu 1000
kg/m3
d. Dalam tugas akhir ini hanya dibatasi pada kondisi aliran dan efisiensi turbin sebagai
respon terhadap variasi guide vane dan runner.
e. Variasi sudut guide vane yang akan diamati adalah 25o, 45o, dan 65o.
f. Variasi jumlah sudu pada runner adalah 3, 4, dan 5 sudu dengan variasi sudut sudunya
sebesar 30o, 40o, dan 50o.

VII. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari tugas akhir ini yaitu sebagai berikut :
a. Mengetahui pengaruh dari jumlah sudu runner terhadap karakteristik aliran dan
kinerjanya pada turbin open flume .
b. Mengetahui pengaruh sudut sudu runner terhadap karakteristik aliran dan kinerjanya
pada turbin open flume.
c. Mengetahui pengaruh sudut guide vanes terhadap karakteristik aliran dan kinerjanya
pada turbin open flume.
VIII. Tinjauan Pustaka
Untuk menunjang pengerjaan Tugas Akhir ini digunakan beberapa pustaka yang menjadi
tinjauan, antara lain:
[1] P. Singh dan F. Nestmann, “Experimental Thermal and Fluid Science,” Experimental
optimization of a free vortex propeller runner for micro hydro application, vol. 33, pp.
991-1002, 2009.
Penelitian ini dilakukan langkah optimasi geometris yang dilakukan pada sudu runner.
Sudu yang telah dirancang menggunakan teori vortex bebas, dan beroperasi dengan
ketinggian dari 1,5 hingga 2 m dan debit sekitar 75 l/dt. Selanjutnya mengilustrasikan 3
tahap modifikasi geometris dilakukan pada runner dengan tujuan untuk mengoptimalkan
kinerja runner. Modifikasi ini terdiri dari perubahan sudut ujung (baik pada runner inlet
dan exit) serta sudut hub (pada runner inlet) dari sudu runner. Ditemukan bahwa kinerja
runner sangat sensitif terhadap perubahan sudut pengarah. Pada dua tingkat modifikasi,
debit meningkat pada kisaran 15-30%, sementara daya poros meningkat pada kisaran 12–
45%, sehingga memengaruhi karakteristik efisiensi.

[2] P. Singh dan F. Nestmann, “Renewable Energy,” Experimental investigation of the


influence of blade height and blade number on the performance of low head axial flow
turbines, vol. 36, pp. 272-281, 2011.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah blade memiliki pengaruh yang lebih
dominan daripada perubahan head dan kecepatan rotasi pada karakteristik aliran turbin.
Distribusi tekanan dan kecepatan dalam arah aliran turbin propeller digambarkan secara
grafis. Terutama, hubungan antara parameter tanpa dimensi seperti koefisien daya (P)

[3] S. Sreerag, C. Raveedran and B. Jinshah, "International Journal of Scientific & Engineering
Research," Effect of outlet diameter on the performance of gravitational vortex turbine
with conical basin, vol. 7, no. 4, 2016.
Melakukan analisa computational fluid dynamic (CFD) yang dilakukan menggunakan
ANSYS Fluent. Kecepatan tangensial dan radial pada bidang yang berbeda di bidang aliran
untuk diameter outlet yang berbeda akan diplot untuk mendapatkan desain optimal.
Diperoleh bahwa kecepatan tangensial maksimum diperoleh ketika diameter outlet
mendekati 30% dari diameter basin. Jadi ketika turbin gravitasi dengan tangki berbentuk
conical akan dibangun, diameter outlet yang 0,3 kali diameter tangki berpenampang
conical (0,3D) diharapakan akan memberikan output maksimum.

[4] R. Dhakal, S. R. Shakya, K. Khanal and T. R. Bajracharya, "Conference: 6th International


Conference on Renewable Energy Research and Applications," Computational and
experimental investagation of runner for gravitational water vortex power plant, vol. 6,
2017.
Menganalisa dengan menggunakan computational fluid dynamic (CFD) pada tiga desain
runner yang berbeda dengan profil sudu lurus, bengkok, dan melengkung, dan hasilnya
digunakan untuk mengevaluasi efisiensi masing-masing desain runner. Analisis CFD
menunjukkan profil sudu lengkung menjadi profil yang paling efisien, dengan efisiensi
puncak 82%, dibandingkan dengan 46% untuk runner sudu lurus, dan 63% untuk sudu
bengkok.

IX. Teori Penunjang


9.1 Teori Dasar Aliran
Air yang mengalir mempunyai energi yang dapat digunakan untuk memutar roda turbin,
karena itu pusat-pusat tenaga air dibangun di sungai- sungai dan di pegununguan-pegunungan.
Pusat tenaga air tersebut dapat dibedakan dalam 2 golongan, yaitu pusat tenaga air tekanan
tinggi dan pusat tenaga air tekanan rendah. Kaidah energi menyatakan bahwa suatu energi akan
dapat diubah menjadi bentuk energi lain. Arus air yang mengandung energi dan energi tersebut
dapat diubah bentuknya, misalnya perubahan dari energi potensial (tekanan) ke dalam energi
kinetis (kecepatan), atau sebaliknya. Artinya selanjutnya dari kaidah kekekalan energi adalah
apabila arus air dalam alirannya dilewatkan melalui turbin air, maka energi yang ada dalam air
akan diubah menjadi bentuk energi yang lain.
Vortex adalah massa fluida yang partikel-partikelnya bergerak berputar dengan garis arus
(streamline) membentuk lingkaran konsentris. Gerakan vortex berputar disebabkan oleh adanya
perbedaan kecepatan antara lapisan fluida yang berdekatan. Dapat diartikan juga sebagai gerak
alamiah fluida yang diakibatkan oleh parameter kecepatan dan tekanan. Vortex sebagai pusaran
yang merupakan efek dari putaran rotasional dimana viskositas berpengaruh didalamnya.
Pergerakan aliran fluida dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Translasi murni atau translasi irrotasional
b. Rotasi murni atau translasi rotasional
c. Distorsi atau deformasi murni, baik angular ataupun linier
Aliran irrotasional terjadi apabila elemen fluida di setiap titik tidak mempunyai
kecepatan sudut netto terhadap titik tersebut. Sebaliknya aliran rotasional terjadi apabila
elemen fluida mempunyai kecepatan sudut netto. Gerak vortex dapat dikategorikan sebagai
dalam aliran rotasional. Vortex digambarkan sebagai aliran yang bergerak dan berputar terhadap
sumbu vertikal sehingga terjadi perbedaan tekanan antara bagian sumbu dan sekelilingnya
Berdasarkan klasifikasi aliran berputar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari maka aliran
vortex dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Aliran vortex bebas
Ketika massa fluida bergerak secara alami (karena pengaruh gaya-gaya internal) dalam
sebuah kurva aliran, gerakan vorteks bebas akan muncul, dalam kasus ini tidak ada torsi
ataupun gaya eksternal yang mempengaruhi fluida. Vorteks bebas dikenal juga sebagai
potential vorteks
b. Aliran vortex paksa
Apabila suatu gaya diberikan pada suatu fluida dengan maksud membuat aliran fluida
berputar
9.2 Turbin Reaksi
Turbin reaksi bekerja dengan memanfaatkan perbedaan tekanan masuk dan keluar turbin.
Pada sisi masuknya energi tekanan sebanding dengan energi kinetik. Pada saat fluida melewati
sudu turbin, energi tekanan dan energi kinetiknya dirubah menjadi energi mekanis dan secara
bertahap tekanan yang keluar dari turbin berkurang. Jenis-jenis turbin reaksi diantaranya turbin
francis dan turbin propeller.
9.3 Konsep Turbin Open Flume
Secara umum tidak terdapat perbedaan mendasar antara turbin jenis ini dengan turbin
propeller biasa, hanya pada sistem turbin ini spiral case yang merupakan salah satu komponen
utama dari sistem turbin propeller yang biasanya tertutup, mempunyai bentuk terbuka sehingga
lebih dikenal sebagai turbin open flume (saluran terbuka) [10].
Turbin open flume merupakan salah satu jenis turbin reaksi (propeller), dimana perbedaan
antara tekanan inlet dan outlet digunakan untuk mendapatkan daya poros. Prinsip kerja turbin
open flume sangat sederhana. Air yang memiliki energi potensial masuk ke dalam ruang turbin
melalui guide vane selanjutnya memutar propeller. Sehingga menghasilkan daya turbin. Daya
turbin kemudian diteruskan oleh poros menuju alternator untuk diubah ke dalam energi listrik,
air yang telah memutar propeller keluar melalui draft tube. Bagian-bagian turbin open flume
dapat dilihat pada gambar 9.2

Gambar 9.1 Turbin open flume

Untuk dapat memanfaatkan sistem turbin ini, setidaknya dibutuhkan empat buah
komponen aliran utama, yaitu :
a. Spiral case terbuka
b. Guide vane (sudu pengarah)
c. Runner (sudu jalan)
d. Draft tube (pipa hisap)
Keempat komponen tersebut merupakan satu kesatuan sistem turbin propeller open flume
yang saat ini telah diaplikasikan. Berikut merupakan penjelasan mengenai masing masing
komponen.

9.3.1 Spiral Case


Spiral case berfungsi untuk membuat aliran air sebelum memasuki sudu pengarah
menjadi simetris dan seragam. Ada beberapa tipe dari lubang masuk (Inlet area) pada spiral
case, yaitu : lubang masuk tipe involute, lubang masuk tipe ramp dan lubang masuk tipe scroll.
Berbagai tipe tersebut dimaksudkan untuk lebih memaksimalkan kinerja dari turbin. Dengan
konstruksi lubang masuk dengan tipe involute, lubang masuk tipe ramp dan lubang masuk tipe
scroll dapat mengurangi efek dari turbulensi yang terjadi disekitar dinding lubang masuk dan
daerah antara lubang masuk.
Gambar 9.2 Saluran masuk spiral case

9.3.2 Guide Vane


Sudu pengarah merupakan komponen sistem turbin open flume yang berfungsi sebagai
pengarah utama aliran air yang telah melewati spiral case sehingga sudut kecepatan yang
dibutuhkan dalam perencanaan sudu jalan dapat terpenuhi [11]. Selain itu sudu pengarah juga
mempunyai fungsi tambahan sebagai gerbang yang mengatur debit air yang akan masuk ke
sudu jalan. Dalam perancangan sudu pengarah, jumlah sudu dan tinggi sudu pengarah
merupakan pertimbangan yang sangat penting untuk dilakukan, berikut adalah hubungan
empiris untuk memperhitungkan tinggi dan jumlah sudu yang sesuai

𝐻𝐺𝑉 = 0.4 𝐷𝑡 (pers 9.1)

𝜆 = 0.25𝐷𝑡 (pers 9.2)


𝐶
∝𝐺𝑣 = tan−1 𝑄/2𝜋𝑟2𝜃 ℎ (pers 9.3)
𝐺𝑉 𝐺𝑉

Dimana HGV adalah ketinggian sudu pengarah, 𝜆 adalah jarak sudu pengarah dengan sudu
turbin, ∝𝐺𝑣 adalah sudut sudu pengarah, 𝐶2𝜃 adalah kecepatan tangensial fluida pada masukkan
runner dan Q adalah flowrate. Aliran tangensial yang sesuai dengan runner digunakan untuk
menentukan pengaturan sudut.
1
𝑛 = 4 √𝐷 + (4 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 6) (pers 9.4)

Dimana n adalah jumlah sudu pengarah dan D adalah diameter turbin.

Gambar 9.3 Sudu pengarah


9.3.3 Runner
Runner atau biasa disebut sudu jalan adalah komponen utama dari sistem turbin open
flume karena pada komponen ini seluruh kecepatan radial akan diubah menjadi kecepatan axial
atau dalam arti lain disinilah tempat terjadi konversi energi kinetik air menjadi energi mekanik
yang pada akhirnya memutar poros. Pada sistem digunakan turbin berjenis propeller yang
merupakan turbin reaksi dengan aliran axial, yang biasanya digunakan untuk head rendah dan
debit tidak terlalu besar, dan turbin propeller masuk pada range turbin Kaplan hanya saja runner
blade yang berbeda. Turbin propeller mempunyai runner blades yang tidak dapat diatur dan
mempunyai atau tidak guide vanes yang dapat diatur untuk mendapatkan daya keluaran yang
optimal.
Komponen-komponen kecepatan dari sudu jalan ditentukan oleh segitiga kecepatan
yang terbentuk pada sisi inlet dan outlet dari setiap penampang radial yang dianalisi. Sebagai
ilustrasi dapat dilihat Gambar 9.4 menunjukkan diagram kecepatan dari turbin propeller.

Gambar 9.4 Diagram kecepatan untuk teori vortex

Gambar 9.5 Konfigurasi sudu runner


9.3.4 Draft Tube
Draft tube adalah saluran diffuser yang menghubungkan runner dan outlet. Fungsi utama
draft tube adalah untuk meningkatkan efisiensi turbin dengan mengubah energi kinetik menjadi
energi potensial secara menyeluruh dengan membuat head artificial. Perbedaan yang melalui
runner menjadi besar dengan adanya draft tube, dikarenakan efek hisap yang timbul dari
kontruksi ekspansi. Hasilnya adalah meningkatkan efisiensi turbin.
Draft tube dapat dirancang dengan berbagai cara yang berbeda, namun beberapa variasi
desain dipandang kurang penting dibandingkan dengan beberapa hal lain, seperti bentuk outlet
lingkaran atau segi empat dipandang kurang penting dibandingkan dengan luas penampang
luar. Akan tetapi pembentukan elbow merupakan salah satu masalah yang rumit dalam
merancang draft tube. Tantangan yang timbul adalah bagaimana membuat rancang yang
kecil/minor dan tanpa resiko terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh kavitasi.
Draft tube turbin yang paling sederhana adalah draft tube yang berbentuk kerucut, hal ini
biasanya dirancang vertikal yang mirip dengan kerucut terpotong atau lebih dikenal dengan
kerucut es krim terbalik. Pada dasarnya draft tube terdiri atas 3 macam berdasarkan sSumbu
vertikal poros runner yaitu straight conical draft tube, bell mouth draft tube dan elbow draft
tube.

Draft tube
TubrturbturTub
e
Gambar 9.6 Draft tube pada pembangkit turbin air

Perbedaan tekanan yang melalui runner menjadi besar dengan adanya draft tube, hal ini
dikarenakan efek hisap yang dari konstruksi ekspansi yang mana akan meningkatkan efisiensi
dari turbin. Draft tube dapat dirancang dengan berbagai cara yang berbeda, namun beberapa
variasi desain dipandang kurang penting dibandingkan dengan beberapa hal lain, seperti bentuk
dari outlet yang berupa lingkaran atau segi empat yang dipandang kurang penting jika
dibandingkan dengan luas penampang luar.
9.4 Parameter Perhitungan
Parameter perhitungan adalah besaran yang digunakan untuk mengetahui performansi
turbin. Berikut adalah parameter-parameter yang digunakan untuk mengetahui performansi
turbin.

a. Pengukuran Torsi
Torsi adalah gaya putar yang dihasilkan oleh poros engkol atau kemampuan motor untuk
melakukan kerja, tetapi disini torsi merupakan jumlah gaya putar yang diberikan ke suatu
mesin terhadap panjang lengannya.
𝑇 = 𝐹. 𝑟 (Pers 9.5)

Dimana : T = Momen Torsi (Nm)


F = Gaya pada poros = 𝐹 = (𝑚2 − 𝑚1 ) × 𝑔
r = Jari jari poros (m)

Gambar 9.7 Skema uji torsi

b. Daya Turbin
Perhitungan daya turbin ditransmisikan oleh poros dihasilkan oleh pergerakan sudu
turbin yang sebanding dengan torsi dikali kecepatan sudu.
𝑃𝑇 = 𝜔 × 𝑇 (Pers 9.6)
Dengan : PT = Daya aktual turbin (Watt)
𝜔 = Kecepatan sudut sudu (rad/s)
2𝜋𝑁
= 60
N = Putaran poros (rpm)
T = Momen Gaya (Nm)
c. Daya Potensi
Daya hidrolis yang dapat dihasilkan oleh turbin sesuai dengan kapasitas tinggi jatuh yang
diketahui adalah
𝑃𝐻 = 𝜌 × 𝑔 × 𝐻 × 𝑄 (Pers 9.7)
Dengan : PH = Daya Potensi (Watt)
𝜌 = Massa jenis air (kg/m3)
g = gravitasi (m/s2)
H = Tinggi jatuh air (m)
d. Effisiensi
Efisiensi turbin dapat dicari dengan persamaan
𝑃
𝜂 = 𝑃 𝑇 × 100% (Pers 9.8)
𝐻
X. Metodologi Penelitian
10.1 Tahapan Penelitian
Tahapan rencana penelitian dalam tugas akhir ini ditunjukkan pada gambar 10.1 berikut
ini :

Gambar 10.1 Diagram Alir Tugas Akhir

10.2 Studi Literatur


Studi Literatur dilakukan dengan mengumpulkan berbagai teori yang dapat menunjang
pengerjaan Tugas Akhir seperti mencari referensi sudu turbin propeller penampang
melengkung, aliran free vortex, dan khusunya pengaruh masing masing jumlah sudu, sudut
sudu, sudut guide vane terhadap kinerja turbin. Literatur yang digunakan berasal dari jurnal-
jurnal, buku, laporan tugas akhir yang telah dilakukan sebelumnya dan berbagai referensi
lainnya.
10.3 Identifikasi Perumusan
Pada penelitian ini dilakukan identifikasi masalah untuk menetukan parameter input dan
output yang merupakan variabel variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini sehingga dapat
diketahui parameter desain, operasi, dan performansi turbin open flume. Tabel 10.1
memperlihatkan parameter input dan output untuk rencanan penelitian.

Tabel 10.1 Parameter Penelitian


Parameter Input Parameter Output
Variabel tetap Variabel berubah Variabel diukur Variabel dihitung
Data Perencanaan o nsudu : 3,4, dan 5 o Kecepatan Putaran o Daya air yang
o Hgross : 1,8 m buah (rpm) mengalir (W)
o
o Htangki : 0,60 m o Sudut sudu : 30 , o Momen Puntir (kg) o Daya Poros (W)
o, o 3
o Hdischarge : 1,20 m 40 dan 50 . o Debit aliran (m /s) o Torsi (Nm)
o Dtangki:0.40 m o Sudut guide vane : o Total Head air (m) o Effisiensi
o o, o
o Dturbin : 0.12 m 25 , 45 dan 65 .

10.4 Pemodelan Masing-Masing Variasi Penelitian


Untuk dapat melakukan simulasi turbin open flume, perlu dilakukan pemodelan turbin
di sisi keluaran tangki untuk kebutuhan simulasi pada ANSYS Fluent. Pemodelan dirancang
menggunakan software Solidwork untuk masing-masing profil sudu dan guide vane.
10.5 Proses Simulasi
Langkah awal yaitu hasil pemodelan masing masing variasi penelitian dilakukan proses
meshing pada geometri. Hal ini bertujuan untuk membagi-bagi geometri menjadi bentuk yang
lebih kecil untuk kebutuhan perhitungan numerik pada simulasi ANSYS. Semakin besar jumlah
meshing akan semakin akurat dalam hasil yang dicapainya. Setelah dilakukan proses meshing,
dilanjutkan dengan post-prosesing. Pada tahapan ini, kondisi batas disesuikan dengan kondisi
uji eksperimental pada turbin open flume sebenarnya. Simulasi dilakukan dengan memasukkan
data inlet pada saluran masuk tangki berdasarkan hasil perubahan ketinggian air yang telah
diatur. Untuk mendapatkan hasil simulasi yang baik, perhitungan dilakukan dengan proses
iterasi sampai didapatkan hasil yang konvergen.
10.6 Pengambilan Data Kecepatan Tangensial Air.
Proses pengambilan data kecepatan tangensial air dapat ditunjukan pada hasil yang
diperoleh setelah post processing yang terdiri dari :
o Vector plot,
o Surface plot, dan
o Streamline.
10.7 Pembuatan Turbin Open Flume
Proses pengerjaan meliputi pembuatan komponen-komponen pada turbin open flume dan
instalasinya. Beberapa pekerjaan yang dilakukan adalah :
o Pembuatan runner turbin variasi jumlah dan sudut sudu.
o Pembuatan poros
o Pembuatan dudukan turbin dari bahan besi siku.
o Pembuatan tangki penampang conical dari besi.
o Pembuatan saluran masuk dan keluaran turbin.
10.8 Uji Eksperimental
Pada tahapan uji eksperimental ini dilakukan pengambilan data output yang kemudian
dapat dilakukan perbandingan hasil kecepatan aliran air simulasi dan eksperimental serta
dengan analisa perhitungan kinerja turbin open flume.
10.9 Validasi Data
Proses validasi ini merupakan perbandingan nilai dari simulasi dengan pengukuran yang
dilakukan, apabila nilai dari simulasi mempunyai selisih yang besar terhadap hasil pengukuran
maka dilakukan pengecekan kembali pada tahapan simulasi CFD.

10.10 Analisa
Pada tahap ini dilakukan analisa dari data yang telah didapat. Pada tahap ini analisa yang
dilakukan mencakupi karakteristik aliran air dan perhitungan kinerja turbin open flume.
10.11 Kesimpulan dan Penyusunan Laporan
Penyusunan dan penulisan laporan adalah tahap akhir dari metodologi. Pada tahap ini
seluruh hasil dan kesimpulan yang didapatkan disusun dalam bentuk laporan akhir

XI. Jadwal Kegiatan


Tugas akhir ini akan dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 11.1. Jadwal Kegiatan Tugas Akhir
BULAN
No. KEGIATAN Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Identifikasi
Perumusan

3 Pemodelan dengan
Solidwork

4 Pembuatan turbin
open flume
5 Proses simulasi
6 Uji eksperimental
7 Analisa dan
Pembahasan
8. Penyusunan
Laporan
DAFTAR PUSTAKA
[1] S. Dhakal, A. B. Timilsina, R. Dhakal and D. Fuyal, "Renewable and Sustainable
Energy Reviews," Comparison of cylindrical and conical basins with optimum position
of runner: Gravitational water vortex power plant, vol. 48, pp. 662-669, 2015.

[2] Sukardi, "Pembangkit Listrik Mikrohidro Tingkatkan Perekonomian Rakyat," 30 Mei


2018. [Online]. Available: https://indonesiadevelopmentforum.com/2018/blog/4452-
pembangkit-listrik-mikrohidro-tingkatkan-perekonomian-indonesia. [Accessed 9
Oktober 2018].

[3] O. Yakoob, A. Elbatran and Y. M. Ahmed, "Jurnal Teknologi," A Review on Micro


Hydro Gravitational Vortex Power and Turbine Systems, vol. 7, p. 69, 2014.

[4] S. Mulligan and P. Hull, Design and Optimisation of a Water Vortex Hydropower, 2010.

[5] Y. Nishi and T. Inagaki, Performance and Flow Field of a Gravitation Vortex Type
Water Turbine, 2017.

[6] P. Singh and F. Nestmann, "Experimental Thermal and Fluid Science," Experimental
optimization of a free vortex propeller runner for micro hydro application, vol. 33, pp.
991-1002, 2009.

[7] P. Singh and F. Nestmann, "Renewable Energy," Experimental investigation of the


influence of blade height and blade number on the performance of low head axial flow
turbines, vol. 36, pp. 272-281, 2011.

[8] S. Sreerag, C. Raveedran and B. Jinshah, "International Journal of Scientific &


Engineering Research," Effect of outlet diameter on the performance of gravitational
vortex turbine with conical basin, vol. 7, no. 4, 2016.

[9] R. Dhakal, S. R. Shakya, K. Khanal and T. R. Bajracharya, "Conference: 6th


International Conference on Renewable Energy Research and Applications,"
Computational and experimental investagation of runner for gravitational water vortex
power plant, vol. 6, 2017.

[10] T. D. Lumbantobing, Perancangan dan Simulasi Sudu-sudu Turbin Axial Saluran


Terbuka Berdaya 100 Watt Dengan Head 1 s/d 2 Meter, Bandung: Institut Teknologi
Bandung, 2010.

[11] S. Dixon and C. Hall, Fluid Mechanics and Thermodynamics of Turbomachinery,


Elsevier, 2010.

[12] P. Adhikari, A Study on Developing Pico Propeller Turbine for Low Head Micro
Hydropower Plants in Nepal, vol. 9, pp. 36-53.

Anda mungkin juga menyukai