Empat Teori Pers Dunia
Empat Teori Pers Dunia
NILAI
nilai didefinisikan sebagai konsepsi (pemikiran) abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Segala sesuatu yang diangap bernilai dalam kehidupan
masyarakat disebut nilai sosial.
MACAM-MACAM NILAI
Dalam pengalaman manusia, nilai material dan immaterial saling berhubungan. Nilai immaterial yang
menjadi landasan berpikir dari suatu tindakan yang akan menghasilkan sesuatu yang konkret (nilai
material). Nilai material merupakan perwujudan dari nilai immaterial.
Ajaran / ideologi
Membentuk:
Immaterial kepribadian
Gagasan martabat
tingkah laku
intelektual
Religi
NILAI
Kegunaan
Menghasilkan sesuatu
Material yang dapat digunakan
dan dinikmati oleh
Kenikmatan panca indera
Page21
NORMA SOSIAL
Norma berarti patokan atau aturan yang mempunyai sanksi-sanksi.
Tingkatan norma
1. CARA (USAGE)
norma yang paling lemah daya pengikatnya karena orang yang melanggarnya hanya mendapat sanksi
ejekan atau cemoohan saja.
2. KEBIASAAN (FOLKWAYS)
norma dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada cara karena kebiasaan merupakan
perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi bukti bahwa orang yang melakukannya
menyukai dan menyadari perbuatannya.
3. TATA KELAKUAN (MORES)
aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat pengawas atau kontrol, secara sadar atau
tidak sadar, oleh masyarakat kepada anggota-anggotanya.
4. ADAT ISTIADAT (CUSTOM)
tata kelakuan yang kekal dan kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat
meningkat menjadi adat istiadat atau custom.
5. HUKUM (LAW)
suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan,
perintah, kewajiban, dan larangan agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan.
Macam-macam norma
1. Norma Agama
norma yang berdasarkan kaidah atau ajaran agama tertentu
2. Norma Kesusilaan
norma yang didasarkan pada hati nurani dan akhlak manusia
3. Norma Kesopanan
norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku dalam masyarakat seperti cara
berpakaian, cara bersikap dalam pergaulan, dan berbicara.
4. Norma Kebiasaan
hasil dari perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehinga menjadi
kebiasaan.
5. Norma Hukum
himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat (negara).
Page21
INTERAKSI SOSIAL
INTERAKSI SOSIAL
hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling memengaruhi antara individu dan individu, individu
dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
1. KONTAK SOSIAL.
Kontak sosial ada yang bersifat primer atau langsung dan sekunder atau tidak langsung.
2. KOMUNIKASI
Faktor-faktor Keterangan
IMITASI suatu tindakan meniru orang lain
SUGESTI sugesti berlangsung apabila seseorang memberi pandangan atau sikap yang dianutnya
lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika si penerima sedang dalam
keadaan yang tidak netral sehingga tidak dapat berpikir rasional
IDENTIFIKASI kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru
secara keseluruhan). Identifikasi sifatnya lebih mendalam dibandingkan imitasi karena
dalam proses identifikasi, kepribadian seseorang dapat terbentuk.
SIMPATI suatu proses di mana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses
simpati, orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang lain dan
merasakan apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang lain tersebut.
EMPATI simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.
MOTIVASI proses memberi dorongan atau pengaruh kepada individu atau kelompok, sehingga
individu atau kelompok tersebut menuruti dorongan tersebut.
1. ASOSIATIF / MENYATUKAN:
Kerja sama,
Akomodasi,
Asimilasi,
Akulturasi
Page21
2. DISASOSIATIF / MEMISAHKAN:
kompetisi (persaingan +),
kontravensi (persaingan -),
konflik (pertentangan)
BENTUK INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF
1. KERJASAMA
Adalah suatu usaha bersama antar individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk-bentuk kerja sama:
a. Gotong royong
b. Bargaining
pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa antara 2 pihak atau lebih
c. Kooptasi
proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dan pelaksanaan politik organisasi
sebagai satu-satunya cara menghindari konflik yang bisa mengguncang organisasi
d. Koalisi
kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama
e. Joint venture
kerja sama dalam pengusahaan proyek tertentu
2. AKOMODASI
Akomodasi sebagai sebuah proses mengacu pada usaha-usaha manusia untuk meredakan
suatu pertentangan agar tercipta keseimbangan.
Akomodasi juga diartikan sebagi suatu cara untuk meredakan ketegangan atau menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan.
BENTUK-BENTUK AKOMODASI:
TOLERANSI bentuk akomodasi yang terjadinya tanpa persetujuan yang sifatnya formal,
tujuannya untuk menghindari perselisihan
KOMPROMI pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutan
MEDIASI mirip dengan arbitrasi, namun peran pihak ketiga netral, tidak punya
wewenang memutuskan perkara, hanya bersifat menasehati.
STALEMATE terjadi ketika pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang
hingga pada akhirnya pertikaian tersebut berhenti pada titik tertentu.
a. SEGREGASI
masing-masing pihak menghindar atau memisahkan diri untuk mengurangi ketegangan
b. ELIMINASI
pengunduran diri, mengalah
c. SUBJUGATION ATAU DOMINATION
pihak yang mempunyai kekuatan besar meminta pihak lain menaatinya
d. KEPUTUSAN MAYORITAS (MAJORITY RULE)
keputusan berdasarkan suara terbanyak
e. MINORITY CONSENT
golongan minoritas yang merasa tidak dikalahkan, namun dapat melakukan kegiatan bersama
Page21
f. KONVERSI
salah satu pihak yang bertikai mengalah dan menerima pendirian pihak lain
g. GENCATAN SENJATA (CEASE FIRE)
penangguhan permusuhan dalam jangka waktu tertentu
ASIMILASI
Usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan antar individu atau antar kelompok guna mencapai suatu
kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
AKULTURASI
Berpadunya dua kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak
meghilangkan ciri kepribadian masing-masing
1. Persaingan (kompetisi)
perjuangan berbagai pihak untuk mencapai suatu tujuan tertentu, namun jumlahnya terbatas
sehingga hanya dapat dimiliki pihak tertentu.
2. Kontravensi
suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai
oleh adanya ketidakpuasan dan ketidakpastian mengenai diri seseorang, rencana dan perasaan
tidak suka yang disembunyikan, atau kebencian dan keragu-raguan terhadap kepribadian
seseorang.
Bentuk-bentuk konflik:
Konflik Pribadi
Konflik Rasial
Konflik Antar Kelas Sosial
Konflik Politik
Konflik Internasional
Page21
PROSES SOSIALISASI DAN
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
SOSIALISASI
penanaman atau proses belajar anggota kelompok atau msyarakat tentang kebiasaan-kebiasaan di
dalam kelompok atau masyarakatnya.
suatu proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari suatu generasi ke generasi
lainnya dalam sebuah kelompok atau msyarakat.
Sosialisasi bertujuan: untuk membentuk diri seseorang agar dapat bertindak dan berprilaku sesuai dengan
nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat di mana ia tinggal.
4 TAHAP PERKEMBANGAN DIRI MANUSIA (TEORI ROLE TAKING) oleh George Herbert Mead:
1. PREPARATORY STAGE
tahap awal seorang anak belajar tentang peran.
Ia mulai meniru tapi kesadarannya akan peran masih kecil. Pengaruh dan campur tangan keluarga
sangat besar.
2. PLAY STAGE
dalam tahap ini seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada di
sekitarnya.
Ia mulai meniru perilaku orang-orang yang berinteraksi dengannya (significant others).
3. GAME STAGE
pada tahap ini, seorang anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankannya, tetapi telah
mengetahui peran yang dijalankan orang lain dengan siapa dia berinteraksi.
4. GENERALIZED OTHERS
anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas (generalized others), tidak
sekedar orang-orang terdekatnya (significant others).
Ia sudah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena sudah memahami peran
orang lain dan peran dirinya.
BENTUK-BENTUK SOSIALISASI
1. SOSIALISASI PRIMER
sosialisasi pada tahap-tahap awal kehidupan seseorang sebagai manusia, yaitu keluarga.
2. SOSIALISASI SEKUNDER
proses berikutnya yang memperkenalkan individu ke dalam lingkungan di luar keluarganya, seperti
sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.
Page21
TIPE SOSIALISASI
1. FORMAL
sosialisasi terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku
dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
2. INFORMAL
sosialisasi yang terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan.
POLA SOSIALISASI
1. SOSIALIASI REPRESIF
menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan.
2. SOSIALISASI PARTISIPATORIS
pola di mana anak diberi imbalan ketika berperlaku baik.
PERILAKU MENYIMPANG
KONFORMITAS DAN NONKONFORMITAS
KONFORMITAS
bentuk interaksi yang di dalamnya seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan
kelompok atau masyarakat di mana ia tinggal.
NONKONFORMITAS
perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai dalam masyarakat atau perilaku Deviance
disebut juga : PERILAKU MENYIMPANG.
1. PENYIMPANGAN PRIMER
penyimpangan yang masih dapat ditoleransi oleh masyarakat
2. PENYIMPANGAN SEKUNDER
penyimpangan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Penyimpangan ini dapat dilakukan oleh
kelompok dan individu.
Page21
2. Penyimpangan seksual
a. Perzinahan
b. Lesbianisme
c. Homoseks
d. Kumpul kebo
e. Sodomi
f. Transvetisme
g. Sadisme
h. Pedophilia
Page21
PENGENDALIAN SOSIAL
PENGENDALIAN SOSIAL
mekanisme untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan mengarahkan anggota masyarakat untuk
bertindak menurut norma dan nilai yang telah melembaga.
upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang di dalam masyarakat
MELALUI
A. INSTITUSI DAN NON INSTITUSI
INSTITUSI NON-INSTITUSI
cara pengendalian sosial melaui lembaga- cara pengendalian di luar institusi sosial yang ada,
lembaga sosial yang ada di dalam masyarakat seperti oleh individu atau massa yang saling tidak
mengenal.
FORMAL INFORMAL
pengendalian oleh lembaga-lembaga resmi yang pengendalian oleh kelompok kecil, akrab, bersifat
juga memiliki peraturan-peraturan resmi tidak resmi, dan tidak mempunyai aturan-aturan
resmi yang tertulis.
E. SOSIALISASI
melalui sosialisasi menginternalisasikan norma dan nilai. Jika nilai dan norma sosial itu sudah
menginternal dalam diri individu, maka di mana pun individu itu akan beperilaku konform
(menyesuaikan diri).
F. TEKANAN SOSIAL
pengendalian sosial dengan memanfaatkan kecenderungan manusia untuk mengikuti atau berperilaku
sesuai dan seirama dengan pandangan kelompoknya
STRATIFIKASI SOSIAL
STRATIFIKASI SOSIAL
pembedaan / pengelompokan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial secara bertingkat
pembagian masyarakat secara vertikal
MACAM-MACAM STATUS
ASCRIBED status seseorang yang diperoleh - Pangeran Charles adalah seorang putra
STATUS secara otomatis berdasarkan mahkota karena terlahir sebagai anak pertama
kelahiran/turun-temurun. Ratu Inggris,
- Diponegoro adalah seorang pangeran karena
dia terlahir sebagai putra Sultan Hamengku
Buwono III
- Ratu Inggris menjadi penerus tahta Kerajaan
inggris karena keturunan Raja Inggris.
ACHIEVED status yang dicapai seseorang Gelar Pendidikan, D3, S1, S2, dan S3.
STATUS dengan usaha-usaha yang
disengaja.
SIFAT STRATIFIKASI
DIFERENSIASI SUKU BANGSA Suku Sunda, Suku Jawa, Suku Batak, Suku
Palembang, Suku madura, Suku Papua, dll.
KONFLIK SOSIAL
KONFLIK(menurut Soerjono Soekanto)
suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan
menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan / atau kekerasan.
1. KONFLIK PRIBADI
konflik antara dua individu atau lebih karena perbedaan pandangan dan sebagainya
2. KONFLIK RASIAL
konflik karena perbedaan ras, seperti perbedaan ciri fisik, kepentingan, kebudayaan.
3. KONFLIK ANTAR KELAS SOSIAL
konflik karena perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada dalam masyarakat
4. KONFLIK POLITIK
konflik karena perbedaan kepentingan atau tujuan-tujuan politis seseorang atau kelompok
5. KONFLIK INTERNASIONAL
konflik karena perbedaan kepentingan yang kemudian berpengaruh pada kedaulatan negara.
1. KONSILIASI
pengendalian konflik dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan
pengambilan keputusan yang adil di antara pihak-pihak yang bertikai
2. MEDIASI
dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai
mediator. Pihak ketiga ini akan memberikan pemikiran atau nasihat-nasihatnya tentang cara terbaik
dalam menyelesaikan masalah.
3. ARBITRASI
umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau
terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu
untuk menyelesaikan konflik.
MOBILITAS SOSIAL
MOBILITAS SOSIAL (menurut Paul B. Horton)
suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya, atau gerak pindah dari strata
satu ke strata lainnya.
Bentuk-bentuk lain
a. MOBILITAS ANTARGENERASI
mobilitas dua generasi atau lebih.
b. MOBILITAS INTRAGENERASI
peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.
c. MOBILITAS GEOGRAFIS
perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain.
KELOMPOK SOSIAL
Faktor yang mendasari terjadinya kelompok sosial
Keterikatan dan ketergantungan antara manusia satu dengan yang lainnya mendorong manusia untuk
membentuk kelompok-kelompok masyarakat yang disebut kelompok sosial.
KELOMPOK SOSIAL
kumpulan individu yang memiliki hubungan dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan
tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa memiliki.
KOMUNITAS
merupakan kelompok-kelompok atau kesatuan-kesatuan atas dasar wilayah yang tidak
mempunyai kepentingan-kepentingan khusus tertentu.
KERUMUNAN
kelompok yang hidup sebentar saja karena kepentingannya tidak berlangsung lama.
Kerumunan ada beberapa jenis.
PAGUYUBAN (GEMEINSCHAFT)
bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya memiliki hubungan batin yang kuat,
bersifat alamiah, serta bersifat kekal.
o 3 tipe paguyuban:
1. berdasarkan ikatan darah atau keturunan
2. berdasarkan tempat tinggal
3. berdasarkan jiwa dan pikiran
PATEMBEYAN (GESSELSCHAFT)
bentuk kehidupan bersama di mana di antara anggotanya terdapat ikatan lahir yang
bersifat pokok dalam jangka waktu yang relatif pendek.
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
masyarakat yang terdiri atas beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang
berbeda-beda.
bentuk dari masyarakat modern yang anggotanya terdiri dari berbagai golongan, suku, etnis (suku
bangsa), ras, agama dan budaya. Mereka hidup bersama dalam suatu wilayah lokal dan nasional. Bahkan
mereka juga berhubungan dengan masyarakat internasional, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
1. HAM
2. GLOBALISME
3. DEMOKRATISASI
Perubahan sosial budaya didefinisikan sebagai perbedaan keadaan yang berarti dalam unsur masyarakat
dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Perubahan sosial adalah proses perkembangan unsur sosial
budaya dari waktu ke waktu yang mengakibatkan perbedaan yang berarti dalam masyarakat.
Terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial, yakni yang berasal dari dalam
serta yang berasal dari luar masyarakat.
Dampak peperangan hampir selalu menimbulkan terjadinya peru bahan sosial dalam masyarakat
Sumber : google
3) Pengaruh Perubahan Lingkungan Alam
Suatu perubahan dikatakan KECIL apabila perubahan itu tidak sampai membawa pengaruh yang
langsung atau berarti bagi masyarakat.
Sumber : google
Perubahan dalam mode pakaian
tidak akan sampai membawa perubahan yang
berarti bagi masyarakat, maka dianggap
sebagai perubahan yang kecil saja
3. Perubahan yang Dikehendaki (direncanakan /intended change) dan Perubahan yang Tidak
Dikehendaki (tidak direncanakan/ unintended change).
a. Adanya kontak dengan kebudayaan masyarakat a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
lain (difusi) yang lambat
b. Adanya sikap terbuka nterhadap karya serta b. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
keinginan orang lain untuk maju c. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada
c. Adanya Sistem pendidikan formal yang maju integrasi kebudayaan
d. Sikap berorientasi ke masa depan d. Adat dan kebiasaan
e. Sistem lapisan masyarakat yang bersifat terbuka e. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah
(open stratification) tertanam kuat (vested interests)
f. Adanya komposisi penduduk yang heterogen f. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau
g. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar sikap tertutup
untuk memperbaiki hidupnya g. Nilai bahwa hidup ini buruk dan tidak mungkin
h. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang dapat diperbaiki
kehidupan tertentu h. Hambatan yang bersifat ideologis
i. Sikap masyarakat yang sangat tradisional
LEMBAGA SOSIAL
E
B. DARI SEGI SISTEM NILAI
M
C. DARI SEGI PENERIMAAN MASYARAKAT
B
1) APROVED / SANCTIONED 2) UNSACTIONED INSTITUTIONS,
A
INSTITUTIONS, merupakan lembaga sosial yang ditolak
merupakan lembaga sosial yang diterima keberadaannya oleh masyarakat.
G
keberadaannya oleh masyarakat.Contohnya, Misalnya, kelompok preman, penodong,
sekolah. dan lain sebagainya.
A
Dalam hubungan antar-lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat adakalanya perubahan yang
sifatnya cepat tidak dapat diikuti oleh lembaga lain, dan hal ini akan berdampak pada adanya kesenjangan
budaya (culture lag).
1. LEMBAGA KELUARGA
a. Pengertian Keluarga
Lembaga keluarga dapat diartikan sebagai satuan sosial yang paling dasar dan terkecil dalam
masyarakat, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya.Keluarga dapat disebut sebagai masyarakat
dan bahkan lembaga karena dari keluarga juga terlahir suatu kebudayaan.Keluarga juga memiliki norma-
norma, kaidah-kaidah, tata nilai, dan tujuan-tujuan yang jelas.
b. Ciri-Ciri Keluarga
Keluarga merupakan suatu Gemeinscaftyang ciri-cirinya yaitu:
antar-anggota keluarga mempunyai hubungan yang intim dan hangat,
face to face, kooperatif,
anggota keluarga memperlakukan
anggota yang lain sebagai tujuan, bukan alat untuk mencapai tujuan
d. Macam-Macam Perkawinan
Secara umum, macam-macam perkawinan ini dapat dikategorikan kedalam empat macam perkawinan,
yakni sebagai berikut.
1) Monogami
Perkawinan jenis ini merupakan suatu perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan.
Perkawinan jenis ini merupakan tipe perkawinan yang ideal dan
menjadi tradisi sebagian besar umat manusia.
2) Poligami / Poligini
Poligami merupakan perkawinan antara seorang laki-laki dengan
beberapa perempuan.
Perkawinan jenis ini di Indonesia juga masih banyak kita jumpai.
3) Poliandri
Poliandri merupakan perkawinan antara seorang perempuan
dengan beberapa laki-laki sekaligus.
Masyarakat yang masih menganut poliandri, misalnya beberapa suku
bangsa di Tibet Tengah.
e. Group Marriage
Group Marriage merupakan perkawinan kelompok antara beberapa laki-laki dan beberapa
perempuan sekaligus. Perkawinan jenis ini masih kita jumpai dalam masyarakat primitif di Benua Afrika.
Jika menelaah jenis perkawinan berdasarkan asal suami atau istri, maka dapat diberikan
beberapa istilah berkaitan dengan hal ini.
Perkawinan antara seseorang dengan orang di luar golongannya disebut dengan EKSOGAMI.
Perkawinan dalam satu golongan disebut dengan ENDOGAMI.
Kemudian perkawinan dengan orang yang status sosialnya sebanding disebut dengan HOMOGAMI.
Sedangkan perkawinan dengan orang yang status sosialnya berbeda disebut dengan HETEROGAMI.
f. Bentuk-Bentuk Keluarga
Sebagai lembaga sosial, keluarga juga menentukan system kekerabatan, misalnya siapa saja yang
menjadi anggota keluarga.Sistem kekerabatan dalam keluarga ada yang bersistem konjugal dan system
konsanguinal.
Keluarga yang bersistem KONSANGUINAL menekankan pada pentingnya ikatan darah.
Sedangkan keluarga yang bersistem KONJUGALlebih menekankan pada pentingnya hubungan
perkawinan daripada ikatan darah.
Ada pula yang membedakan antara Keluarga Orientasi (family of orientation) dan Keluarga Prokreasi
(family of procreation).
Keluarga Orientasi
Merupakan keluarga inti yang saling melingkupi
EGO.Seorang EGO dilahirkan dalam satuk keluarga inti yang
terdiri dari dirinya sndiri, saudara-saudara sekandungnya
dan kedua orang tuanya.
Keluarga Prokreasi
Keluarga baru yang dibentuk EGO beserta istri dan anak-anaknya.
Kedua gambar diatas menunjukan adanya pembagian peran yang berbeda pada EGO :
- Pada saat EGO berada pada Keluarga Orientasi, EGO harus bersikap sebagai seorang anak yang taat
pada orang tua.
- Sedangkan pada saat EGO berada pada Keluarga Orientasi, EGO harus bersikap dan berperan sebagai
orang tua yang mengatur keluarganya.
POLA KETERANGAN
1) Pola LOKAL Pengantin baru harus tinggal terpisah baik dari orang tua pihak
laki-laki maupun dari pihak perempuan.
2) Pola NEOLOKAL Pola yang memberi kebebasan kepada mereka yang telah
melangsungkan pernikahan untuk tempat tinggal di tempat
baru yang mereka pilih.
3) Pola PATRILOKAL / VIRILOKAL Pola yang mengatur keluarga baru untuk menetap di
lingkungan keluarga suami
4) Pola MATRILOKAL / UXORILOKAL Pola yang mengatur keluarga baru untuk menetap bersama
dengan keluarga pihak wanita.
6) Pola PATRIMATRILOKAL Pola yang mengatur keluarga baru untuk menetap bersama
keluarga pihak pria, untuk selanjutnya menetap bersama
keluarga pihak wanita.
7) Pola BILOKAL Pola yang mengatur bahwa keluarga baru dapat menentukan
pilihan sendiri, apakah akan menetap bersama keluarga pihak
pria atau bersama pihak wanita.
dalam pola ini terdapat kelonggaran untuk memilih di mana
mereka akan menetap
8) Pola AVUNKULOKAL Pola yang mengatur keluarga baru untuk menetap bersama
kelurga paman dari pihak ibu, baik paman dari pihak ibu
pengantin pria, maupun dari pihak ibu pengantin wanita.
LEMBAGA PENDIDIKAN
KEGIATAN PENDIDIKAN
1) Pendidikan Informal
Pendidikan informal merupakan pendidikan yang berlangsung dalam keluarga sejak anak dilahirkan,
dimana seseorang secara sadar atau tidak, disengaja atau tidak, direncanakan atau tidak, memperoleh
sejumlah pengalaman yang berharga, sejak lahir hingga akhir hayatnya.
2)Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan secara formal dalam suatu lembaga
pendidikan formal.
3) Pendidikan Non-Formal
Di dalam lingkungan non-formal, masyarakat merupakan bentuktata kehidupan sosial yang terdiri dari
tata nilai dan tata budaya sendiri.Contoh :Proses Pendidikan Non Formal di Tempat Kursus
LEMBAGA POLITIK
Lembaga politik merupakan suatu badan yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan
dan wewenang, berkaitan dengan kehidupan politik, menyangkut tujuan dari keseluruhan masyarakat
agar tercapai suatu keteraturan dan tata tertib kehidupan dalam bermasyarakat.
Yang menjadi wilayah lembaga politik adalah negara, kekuasaan, pemerintahan, kegiatanpolitik
dan organisasi politik.Jadi, lembaga politik pada pokoknya memusatkan perhatian pada sekelompok
masalah yang menyangkut perjuangan kekuasaan dalam kehidupan bermasyarakat baik berupa
upayauntuk memperoleh kekuasaan maupun upaya mempertahankan kekuasaan.
LEMBAGA KEAGAMAAN
Agama merupakan sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan
dengan hal-hal yang suci dan mempersatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas moral yang
dinamakan umat.
Dalam konsep Sosiologi, agama merupakan gejala sosial yang umum, yang dimiliki oleh seluruh
masyarakat di dunia tanpa kecuali.Agama merupakan salah satu aspek dalam kehidupan sosial dan
bagian dari sistem sosial suatu masyarakat.Dengan demikian, agama merupakan suatu pandangan hidup
yang harus diterapkan dalam kehidupan individu maupun kelompok.
LEMBAGA EKONOMI
Lembaga ekonomi adalah lembaga sosial yang mengurusi masalah ekonomi berupa kebutuhan
atau kesejahteraan materiil, yakni dalam hal mengatur kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi baik
berupa barang maupun jasa yang diperlukan oleh masyarakat dalam rangka melangsungkan
kehidupannya secara wajar.
FUNGSI LATEN
Fungsi laten lembaga pendidikan adalah fungsi dari konsekuensi
lembaga pendidikan yang tidak dikehendaki dan dapat diramalkan, yaitu:
1) Perpanjangan masa ketidakdewasaan, dengan demikian menunda
peralihan masa kedewasaan anak.
2) Melunturnya budaya hormat dan berbakti kepada orang tua.
3) Menjadi saluran bagi mobilitas sosial dalam masyarakat.
4) Melemahnya pengawasan orang tua.
5) Mempertahankan sistem kelas sosial.
6) Tempat bernaungnya beberapa pendapat “kritis” di kampus.
4. LEMBAGA AGAMA 1) Sebagai pedoman umat manusia untuk berhubungan secara baik dengan
Tuhan maupun dengan sesama manusia.
2) Mendorong terciptanya norma-norma yang baik dalam masyarakat.
3) Memberikan kekuatan moral untuk mencari identitas diri dalam
masyarakat.
4) Mengendalikan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
5) Mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
6) Menciptakan kedamaian dan ketenteraman dalam masyarakat.
- Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang - Penelitian kuantitatif menunjuk suatu upaya
lebih mengutamakan pada masalah proses dan pencatatan data hasil penelitian dalam jumlah
makna/persepsi : tertentu (quantum = jumlah) yang biasanya
a. Permasalahan Masa Kini
dinyatakan dalam bentuk angka-angka atau
b. Memusatkan pada Deskripsi
c. Peneliti sebagai Alat Utama Riset (Human statistik
Instrument) - Penelitian kuantitatif menunjuk teknik
d. Purposive Sampling metodologi penelitian ilmiah yang berdasarkan
e. Pemanfaatan Tacit Knowledge pola kerja statistik dengan mengumpulkan,
f. Lebih Mementingkan Proses daripada menyusun, meringkas, dan menyajikan data-
Produk data dalam bentuk angka-angka atau statistik,
g. Makna sebagai Perhatian Utama Riset dan selanjutnya menarik kesimpulan-
kesimpulan dan mengambil keputusan-
keputusan yang logik dari pengolahan data-
datanya..
A. PENDAHULUAN
1) Judul penelitian
2) Latar Belakang
3) Identifikasi Masalah
4) Pembatasan Masalah
5) Perumusan Masalah
6) Tujuan Penelitian
7) Manfaat Penelitian
C. METODOLOGI PENELITIAN
1) Lokasi Penelitian
2) Waktu Penelitian
3) Bentuk Penelitian
4) Sumber Data
5) Teknik Pengumpulan Data
6) Teknik Cuplikan/Sampling
Menjelaskan cara pengambilan sampel, misalnya dengan purposive sampling dan snowball sampling.
7) Validitas Data
8) Teknik Analisis
D. KEPUSTAKAAN
Cara Memperolehnya 1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama atau
informan yang pertama kali.
2) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui informan-informan
lain, bukan informan yang pertama kali.
Jenis-jenis wawancara:
1) Wawancara Berstruktur
Wawancara berstruktur adalah kgiatan wawancara yang dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan sebelumnya.Tujuannya adalah suapaya wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari
tujuan yang sudah ditetapkan.
2) Wawancara Tidak Berstruktur
Wawancara tidak berstruktur adalah kegiatan wawancara yang tidak berpedoman kepada daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.Wawancara ini juga disebut wawancara bebas.
d. Tes
Tes adalah daftar pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
kecerdasan/pengetahuan, keterampilan, kemampuan, intelegensi, bakat, atau minat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.
4. Pengolahan Data
a. Pengolahan Data Kualitatif
Pengolahan data kualitatif dalam penelitian akan melalui tiga kegiatan analisis yakni sebagai berikut.
1) Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan.
2) Penyajian Data
Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yangtersusun sehingga
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.Penyajian
yang sering digunakan adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.
3) Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang
segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadisuatu konfigurasi tertentu.