Anda di halaman 1dari 28

NILAI DAN NORMA SOSIAL

NILAI

 nilai didefinisikan sebagai konsepsi (pemikiran) abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Segala sesuatu yang diangap bernilai dalam kehidupan
masyarakat disebut nilai sosial.

MACAM-MACAM NILAI

Menurut Dr. Notonegoro


1. Nilai material: segala sesuatu yang berguna bagi unsur fisik manusia
2. Nilai vital: segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan
aktivitas
3. Nilai kerohanian: segala sesuatu yang berguna bagi batin (rohani) manusia.

Menurut ahli-ahli sosiologi


1. Nilai immaterial: menggunakan nurani dan juga indera, akal, perasaan, kehendak, dan keyakinan.
Nilai immaterial adalah nilai yang sulit untuk berubah.
2. Nilai material: nilai yang berwujud, mudah dilihat, dan diraba, dan memiliki karakteristik mudah
berubah

Dalam pengalaman manusia, nilai material dan immaterial saling berhubungan. Nilai immaterial yang
menjadi landasan berpikir dari suatu tindakan yang akan menghasilkan sesuatu yang konkret (nilai
material). Nilai material merupakan perwujudan dari nilai immaterial.

Ajaran / ideologi
Membentuk:
Immaterial kepribadian
Gagasan martabat
tingkah laku
intelektual
Religi
NILAI

Kegunaan
Menghasilkan sesuatu
Material yang dapat digunakan
dan dinikmati oleh
Kenikmatan panca indera
Page21
NORMA SOSIAL
Norma berarti patokan atau aturan yang mempunyai sanksi-sanksi.

Tingkatan norma

1. CARA (USAGE)
norma yang paling lemah daya pengikatnya karena orang yang melanggarnya hanya mendapat sanksi
ejekan atau cemoohan saja.
2. KEBIASAAN (FOLKWAYS)
norma dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada cara karena kebiasaan merupakan
perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi bukti bahwa orang yang melakukannya
menyukai dan menyadari perbuatannya.
3. TATA KELAKUAN (MORES)
aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat pengawas atau kontrol, secara sadar atau
tidak sadar, oleh masyarakat kepada anggota-anggotanya.
4. ADAT ISTIADAT (CUSTOM)
tata kelakuan yang kekal dan kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat
meningkat menjadi adat istiadat atau custom.
5. HUKUM (LAW)
suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan,
perintah, kewajiban, dan larangan agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan.

Macam-macam norma

1. Norma Agama
norma yang berdasarkan kaidah atau ajaran agama tertentu
2. Norma Kesusilaan
norma yang didasarkan pada hati nurani dan akhlak manusia
3. Norma Kesopanan
norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku dalam masyarakat seperti cara
berpakaian, cara bersikap dalam pergaulan, dan berbicara.
4. Norma Kebiasaan
hasil dari perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehinga menjadi
kebiasaan.
5. Norma Hukum
himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat (negara).

Page21
INTERAKSI SOSIAL
INTERAKSI SOSIAL

 hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling memengaruhi antara individu dan individu, individu
dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.

CIRI-CIRI interaksi sosial (menurut Charles P. Loomis):

1. jumlah pelaku 2 orang atau lebih


2. adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang
3. adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang
4. adanya tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil dari interaksi tersebut

SYARAT terjadinya interaksi sosial

1. KONTAK SOSIAL.
Kontak sosial ada yang bersifat primer atau langsung dan sekunder atau tidak langsung.
2. KOMUNIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI interaksi sosial

Faktor-faktor Keterangan
IMITASI suatu tindakan meniru orang lain

SUGESTI sugesti berlangsung apabila seseorang memberi pandangan atau sikap yang dianutnya
lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika si penerima sedang dalam
keadaan yang tidak netral sehingga tidak dapat berpikir rasional

IDENTIFIKASI kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru
secara keseluruhan). Identifikasi sifatnya lebih mendalam dibandingkan imitasi karena
dalam proses identifikasi, kepribadian seseorang dapat terbentuk.

SIMPATI suatu proses di mana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses
simpati, orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang lain dan
merasakan apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang lain tersebut.

EMPATI simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.

MOTIVASI proses memberi dorongan atau pengaruh kepada individu atau kelompok, sehingga
individu atau kelompok tersebut menuruti dorongan tersebut.

BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

1. ASOSIATIF / MENYATUKAN:
 Kerja sama,
 Akomodasi,
 Asimilasi,
 Akulturasi
Page21
2. DISASOSIATIF / MEMISAHKAN:
 kompetisi (persaingan +),
 kontravensi (persaingan -),
 konflik (pertentangan)
BENTUK INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF

1. KERJASAMA
Adalah suatu usaha bersama antar individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk-bentuk kerja sama:
a. Gotong royong
b. Bargaining
pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa antara 2 pihak atau lebih
c. Kooptasi
proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dan pelaksanaan politik organisasi
sebagai satu-satunya cara menghindari konflik yang bisa mengguncang organisasi
d. Koalisi
kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama
e. Joint venture
kerja sama dalam pengusahaan proyek tertentu

2. AKOMODASI
 Akomodasi sebagai sebuah proses mengacu pada usaha-usaha manusia untuk meredakan
suatu pertentangan agar tercipta keseimbangan.
 Akomodasi juga diartikan sebagi suatu cara untuk meredakan ketegangan atau menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan.

BENTUK-BENTUK AKOMODASI:

TOLERANSI bentuk akomodasi yang terjadinya tanpa persetujuan yang sifatnya formal,
tujuannya untuk menghindari perselisihan
KOMPROMI pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutan

ARBITRASI cara menyelesaikan masalah dengan menggunakan pihak ketiga yang


memiliki wewenang memutuskan perkara

MEDIASI mirip dengan arbitrasi, namun peran pihak ketiga netral, tidak punya
wewenang memutuskan perkara, hanya bersifat menasehati.

KOERSI akomodasi menggunakan paksaan secara fisik maupun psikologis

KONSILIASI suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang


bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan.

STALEMATE terjadi ketika pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang
hingga pada akhirnya pertikaian tersebut berhenti pada titik tertentu.

ADJUDIKASI cara menyelesaikan masalah melalui pengadilan

a. SEGREGASI 
masing-masing pihak menghindar atau memisahkan diri untuk mengurangi ketegangan
b. ELIMINASI
pengunduran diri, mengalah
c. SUBJUGATION ATAU DOMINATION
pihak yang mempunyai kekuatan besar meminta pihak lain menaatinya
d. KEPUTUSAN MAYORITAS (MAJORITY RULE)
keputusan berdasarkan suara terbanyak
e. MINORITY CONSENT
golongan minoritas yang merasa tidak dikalahkan, namun dapat melakukan kegiatan bersama
Page21
f. KONVERSI 
salah satu pihak yang bertikai mengalah dan menerima pendirian pihak lain
g. GENCATAN SENJATA (CEASE FIRE)
penangguhan permusuhan dalam jangka waktu tertentu

ASIMILASI
Usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan antar individu atau antar kelompok guna mencapai suatu
kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

AKULTURASI
Berpadunya dua kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak
meghilangkan ciri kepribadian masing-masing

BENTUK INTERAKSI SOSIAL DISASOSIATIF

1. Persaingan (kompetisi)
perjuangan berbagai pihak untuk mencapai suatu tujuan tertentu, namun jumlahnya terbatas
sehingga hanya dapat dimiliki pihak tertentu.

2. Kontravensi
suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai
oleh adanya ketidakpuasan dan ketidakpastian mengenai diri seseorang, rencana dan perasaan
tidak suka yang disembunyikan, atau kebencian dan keragu-raguan terhadap kepribadian
seseorang.

3. Pertentangan atau Konflik


suatu perjuangan individu atau kelompok sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan
menentang pihak lain. Konflik biasanya terjadi karena adanya perbedaan pendapat, perasaan
individu, kebudayaan, kepentingan, dan terjadinya perubahan-perubahan sosial yang cepat yang
menimbulkan disorganisasi sosial.

Bentuk-bentuk konflik:
 Konflik Pribadi
 Konflik Rasial
 Konflik Antar Kelas Sosial
 Konflik Politik
 Konflik Internasional

Page21
PROSES SOSIALISASI DAN
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
SOSIALISASI
 penanaman atau proses belajar anggota kelompok atau msyarakat tentang kebiasaan-kebiasaan di
dalam kelompok atau masyarakatnya.
 suatu proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari suatu generasi ke generasi
lainnya dalam sebuah kelompok atau msyarakat.

Sosialisasi bertujuan: untuk membentuk diri seseorang agar dapat bertindak dan berprilaku sesuai dengan
nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat di mana ia tinggal.

4 TAHAP PERKEMBANGAN DIRI MANUSIA (TEORI ROLE TAKING) oleh George Herbert Mead:

1. PREPARATORY STAGE
tahap awal seorang anak belajar tentang peran.
Ia mulai meniru tapi kesadarannya akan peran masih kecil. Pengaruh dan campur tangan keluarga
sangat besar.
2. PLAY STAGE
dalam tahap ini seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada di
sekitarnya.
Ia mulai meniru perilaku orang-orang yang berinteraksi dengannya (significant others).
3. GAME STAGE
pada tahap ini, seorang anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankannya, tetapi telah
mengetahui peran yang dijalankan orang lain dengan siapa dia berinteraksi.
4. GENERALIZED OTHERS
anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas (generalized others), tidak
sekedar orang-orang terdekatnya (significant others).
Ia sudah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena sudah memahami peran
orang lain dan peran dirinya.

Faktor-faktor pembentuk kepribadian


1. warisan biologis (hereditas / keturunan)
2. lingkungan fisik
3. kebudayaan
4. pengalaman kelompok
5. pengalaman unik

MEDIA (AGEN) SOSIALISASI


1. keluarga
2. kelompok sepermainan (peer group)
3. sekolah
4. media massa

BENTUK-BENTUK SOSIALISASI
1. SOSIALISASI PRIMER
sosialisasi pada tahap-tahap awal kehidupan seseorang sebagai manusia, yaitu keluarga.
2. SOSIALISASI SEKUNDER
proses berikutnya yang memperkenalkan individu ke dalam lingkungan di luar keluarganya, seperti
sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.
Page21
TIPE SOSIALISASI
1. FORMAL
sosialisasi terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku
dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
2. INFORMAL
sosialisasi yang terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan.

POLA SOSIALISASI
1. SOSIALIASI REPRESIF
menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan.
2. SOSIALISASI PARTISIPATORIS
pola di mana anak diberi imbalan ketika berperlaku baik.

PERILAKU MENYIMPANG
KONFORMITAS DAN NONKONFORMITAS

 KONFORMITAS
bentuk interaksi yang di dalamnya seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan
kelompok atau masyarakat di mana ia tinggal.

 NONKONFORMITAS
perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai dalam masyarakat atau perilaku Deviance
disebut juga : PERILAKU MENYIMPANG.

 Faktor-faktor penyebab perilaku menyimpang:


1. Proses belajar
2. Sosialisasi yang tidak sempurna
3. Ikatan sosial yang berlainan
4. Sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan yang menyimpang
5. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial

 Sifat-sifat perilaku menyimpang

1. PENYIMPANGAN BERSIFAT POSITIF


penyimpangan yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial karena mengandung unsur
inovatif, kreatif, dan memperkaya alternatif.
2. PENYIMPANGAN BERSIFAT NEGATIF
tindakan-tindakan yang mengarah pada nilai-nilai sosial yang rendah dan berakibat buruk serta
mengganggu sistem sosial.

 Menurut Lemert ada dua macam penyimpangan:

1. PENYIMPANGAN PRIMER
penyimpangan yang masih dapat ditoleransi oleh masyarakat
2. PENYIMPANGAN SEKUNDER
penyimpangan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Penyimpangan ini dapat dilakukan oleh
kelompok dan individu.

 Macam-macam perilaku menyimpang

1. TINDAKAN KRIMINAL DAN KEJAHATAN


(Empat tipe kejahatan menurut Light, Keller, dan Calhoun):
A. KEJAHATAN TANPA KORBAN
tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain
B. KEJAHATAN TERORGANISASI
Page21
pelaku kejahatan merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara
untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum.
C. KEJAHATAN KERAH PUTIH
tipe kejahatan yang mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang
yang berstatus tinggi dalam rangka pekerjaannya.
D. KEJAHATAN KORPORAT
kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau
menekan kerugian.

Page21
2. Penyimpangan seksual
a. Perzinahan
b. Lesbianisme
c. Homoseks
d. Kumpul kebo
e. Sodomi
f. Transvetisme
g. Sadisme
h. Pedophilia

Page21
PENGENDALIAN SOSIAL
PENGENDALIAN SOSIAL

mekanisme untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan mengarahkan anggota masyarakat untuk
bertindak menurut norma dan nilai yang telah melembaga.
upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang di dalam masyarakat

SIFAT PENGENDALIAN SOSIAL:

1. Preventif pengendalian sosial sebelum terjadi pelanggaran


2. Represif pengedalian sosial yang ditujukan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum
pelanggaran terjadi. Pengendalian dilakukan setelah pelangaran terjadi.

CARA PENGENDALIAN SOSIAL

MELALUI
A. INSTITUSI DAN NON INSTITUSI

INSTITUSI NON-INSTITUSI
cara pengendalian sosial melaui lembaga- cara pengendalian di luar institusi sosial yang ada,
lembaga sosial yang ada di dalam masyarakat seperti oleh individu atau massa yang saling tidak
mengenal.

B. LISAN, SIMBOLIK, DAN KEKERASAN

LISAN DAN SIMBOLIK KEKERASAN


usaha mengajak atau membimbing anggota menenkankan pada tindakan atau ancaman yang
masyarakat agar dapat bertindak sesuai aturan- menggunakan kekuatan fisik. Tujuannya
aturan yang berlaku (persuasif). menimbulkan efek jera (koersif)

C. IMBALAN DAN HUKUMAN (REWARD AND PUNISHMENT

IMBALAN (REWARD) HUKUMAN (PUNISHMENT)


pemberian imbalan jika berperilaku sesuai nilai bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti
dan norma sosial yang berlaku (sifatnya sebelum pelanggaran terjadi.
preventif.

D. FORMAL DAN INFORMAL

FORMAL INFORMAL
pengendalian oleh lembaga-lembaga resmi yang pengendalian oleh kelompok kecil, akrab, bersifat
juga memiliki peraturan-peraturan resmi tidak resmi, dan tidak mempunyai aturan-aturan
resmi yang tertulis.

E. SOSIALISASI

melalui sosialisasi menginternalisasikan norma dan nilai. Jika nilai dan norma sosial itu sudah
menginternal dalam diri individu, maka di mana pun individu itu akan beperilaku konform
(menyesuaikan diri).

F. TEKANAN SOSIAL

pengendalian sosial dengan memanfaatkan kecenderungan manusia untuk mengikuti atau berperilaku
sesuai dan seirama dengan pandangan kelompoknya

LEMBAGA-LEMBAGA PENGENDALIAN SOSIAL:


- Polisi,
- Pengadilan,
- Adat, dan
- Tokoh masyarakat.

STRATIFIKASI SOSIAL
STRATIFIKASI SOSIAL
 pembedaan / pengelompokan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial secara bertingkat
 pembagian masyarakat secara vertikal

Penyebab Munculnya Stratifikasi Sosial:


adanya penilaian yang berbeda dari suatu kelompok terhadap kelompok lain berdasarkan sesuatu
yang dianggap lebih.

Dasar stratifikasi dalam masyarakat disebabkanoleh adanyaSESUATU YANG DIHARGAI LEBIH,


misalnya Kekayaan, Ilmu Pengetahuan (Pendidikan), atau Kekuasaan.

MACAM-MACAM STATUS

STATUS PENJELASAN CONTOH

ASCRIBED status seseorang yang diperoleh - Pangeran Charles adalah seorang putra
STATUS secara otomatis berdasarkan mahkota karena terlahir sebagai anak pertama
kelahiran/turun-temurun. Ratu Inggris,
- Diponegoro adalah seorang pangeran karena
dia terlahir sebagai putra Sultan Hamengku
Buwono III
- Ratu Inggris menjadi penerus tahta Kerajaan
inggris karena keturunan Raja Inggris.

ACHIEVED status yang dicapai seseorang Gelar Pendidikan, D3, S1, S2, dan S3.
STATUS dengan usaha-usaha yang
disengaja.

ASSIGNED status atau kedudukan yang Misalnya :


STATUS diberikan kepada seseorang yang - Drs. Moh. Hatta diberikan gelar sebagai
telah berjasa kepada masyarakat. BapakKoperasi Indonesia.
- Pemberian Gelar Sir. Dari Kerajaan Inggris
pada penyanyi Legendaris Elton John.
- Pemberian Gelar Kebangsawanan dari Keraton
Solo pada Manohara Odelia Pinot.
ROLE ATAU PERANPeran adalah tingkah laku yang diharapkan dariseseorang sesuai dengan status
(kedudukan) yang dimilikinya. Peranan merupakan aspek dinamis dari status. Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuaidengan statusnya, dia melaksanakan suatu peranan.

SIFAT STRATIFIKASI

1. STRATIFIKASI SOSIAL TERTUTUP


 bentuk strata yang anggota dari setiap stratanya sulit mengadakan mobilitas

2. STRATIFIKASI SOSIAL TERBUKA


 setiap anggota strata dapat bebas berpindah strata sosial, baik vertikal maupun horizontal.

3. STRATIFIKASI SOSIAL CAMPURAN


 kombinasi dari stratifikasi sosial terbuka dan tertutup
DIFERENSIASI SOSIAL
DIFERENSIASI SOSIAL

 klasifikasi masyarakat secara horizontal


 klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis.

BENTUK-BENTUK DIFERENSIASI SOSIAL KETERANGAN

DIFERENSIASI RAS Pembagian ras menurut Al Kroeber:


 AUSTROLID
Ras suatu kelompok manusia yang meiliki ciri-  MONGOLID
ciri fisik bawaan yang sama.  KAUKASID
 NEGROID
 KHUSUS

DIFERENSIASI SUKU BANGSA Suku Sunda, Suku Jawa, Suku Batak, Suku
Palembang, Suku madura, Suku Papua, dll.

DIFERENSIASI AGAMA Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha

DIFERENSIASI PROFESI Pedagang, Petani, PNS, Pengusaha

DIFERENSIASI GENDER LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

KONFLIK SOSIAL
KONFLIK(menurut Soerjono Soekanto)

 suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan
menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan / atau kekerasan.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KONFLIK

1. Perbedaan antar individu


2. Perbedaan kebudayaan
3. Perbedaan kepentingan
4. Perubahan sosial

BENTUK-BENTUK KONFLIK (menurut Soerjono Soekanto):

1. KONFLIK PRIBADI
konflik antara dua individu atau lebih karena perbedaan pandangan dan sebagainya
2. KONFLIK RASIAL
konflik karena perbedaan ras, seperti perbedaan ciri fisik, kepentingan, kebudayaan.
3. KONFLIK ANTAR KELAS SOSIAL
konflik karena perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada dalam masyarakat
4. KONFLIK POLITIK
konflik karena perbedaan kepentingan atau tujuan-tujuan politis seseorang atau kelompok
5. KONFLIK INTERNASIONAL
konflik karena perbedaan kepentingan yang kemudian berpengaruh pada kedaulatan negara.

CARA PENGENDALIAN KONFLIK

1. KONSILIASI
pengendalian konflik dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan
pengambilan keputusan yang adil di antara pihak-pihak yang bertikai

2. MEDIASI
dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai
mediator. Pihak ketiga ini akan memberikan pemikiran atau nasihat-nasihatnya tentang cara terbaik
dalam menyelesaikan masalah.

3. ARBITRASI
umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau
terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu
untuk menyelesaikan konflik.

MOBILITAS SOSIAL
MOBILITAS SOSIAL (menurut Paul B. Horton)

 suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya, atau gerak pindah dari strata
satu ke strata lainnya.

BENTUK-BENTUK MOBILITAS SOCIAL

1. MOBILITAS SOSIAL HORIZONTAL


peralihan individu atau objek-objek sosial dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya
yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang.

2. MOBILITAS SOSIAL VERTICAL


perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial tertentu ke kedudukan
sosial lainnya yang tidak sederajat. Ada dua jenis mobilitas vertikal: ke atas ( social climbing) dan ke
bawah (social sinking).

Bentuk-bentuk lain

a. MOBILITAS ANTARGENERASI
 mobilitas dua generasi atau lebih.
b. MOBILITAS INTRAGENERASI
 peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.
c. MOBILITAS GEOGRAFIS
perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain.

SALURAN MOBILITAS SOSIAL

 dalam gerak sosial ke atas terdapat saluran-saluran tertentu dalam masyarakat.


Proses gerak sosial vertikal melalui saluran-saluran tersebut disebut social circulation (sirkulasi sosial).
Saluran-saluran tersebut adalah:
1. Angkatan bersenjata
2. Lembaga-lembaga keagamaan
3. Lembaga pendidikan
4. Organisasi politik
5. Organisasi ekonomi
6. Organisasi keahlian
7. Saluran pernikahan

KELOMPOK SOSIAL
Faktor yang mendasari terjadinya kelompok sosial

Keterikatan dan ketergantungan antara manusia satu dengan yang lainnya mendorong manusia untuk
membentuk kelompok-kelompok masyarakat yang disebut kelompok sosial.

KELOMPOK SOSIAL

 kumpulan individu yang memiliki hubungan dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan
tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa memiliki.

Bentuk-bentuk kelompok sosial

 KOMUNITAS
 merupakan kelompok-kelompok atau kesatuan-kesatuan atas dasar wilayah yang tidak
mempunyai kepentingan-kepentingan khusus tertentu.

 KERUMUNAN
 kelompok yang hidup sebentar saja karena kepentingannya tidak berlangsung lama.
Kerumunan ada beberapa jenis.

Menurut Kingsley Davis:


1. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
a. FORMAL AUDIENCIES
b. PLANNED AND EXPRESSIVE

2. Kerumunan yang bersifat sementara


a. INCONVENIENT AGGREGATION
b. PANIC CROWD
c. SPECTATOR CROWD

3. Kerumunan yang melawan norma (lawless crowd)


a. ACTING MOBS
b. IMMORAL CROWD

 PAGUYUBAN (GEMEINSCHAFT)
 bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya memiliki hubungan batin yang kuat,
bersifat alamiah, serta bersifat kekal.
o 3 tipe paguyuban:
1. berdasarkan ikatan darah atau keturunan
2. berdasarkan tempat tinggal
3. berdasarkan jiwa dan pikiran

 PATEMBEYAN (GESSELSCHAFT)

 bentuk kehidupan bersama di mana di antara anggotanya terdapat ikatan lahir yang
bersifat pokok dalam jangka waktu yang relatif pendek.
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
masyarakat yang terdiri atas beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang
berbeda-beda.
 bentuk dari masyarakat modern yang anggotanya terdiri dari berbagai golongan, suku, etnis (suku
bangsa), ras, agama dan budaya. Mereka hidup bersama dalam suatu wilayah lokal dan nasional. Bahkan
mereka juga berhubungan dengan masyarakat internasional, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Multikuluturalisme tidak hanya bermakna keanekaragaman (kemajemukan), tetapi juga bermakna


kesederajatan antarperbedaan yang ada.
Maksudnya, dalam multikulturalisme terkandung pengertian bahwa tidak ada sistem norma dan
budaya yang lebih tinggi daripada budaya lain, atau tidak ada sesuatu yang lebih agung dan luhur
daripada yang lain.

KUNCI UTAMA MULTIKULTURALISME ADALAH SIKAP TOLERANSI DAN SALING MENGERTI.

3 hal yang mendorong pemikiran tentang multikulturalisme (menurut Tilaar):

1. HAM
2. GLOBALISME
3. DEMOKRATISASI

Faktor-faktor yang MENGHAMBATkeberagaman masyarakat Faktor-faktor yang MENDORONG


Indonesia keberagaman masyarakat
Indonesia

1. Menganggap budaya sendiri lebih baik (Etnocentrisme) 1. Keadaan geografis di Indonesia


2. Pertentangan antara budaya Barat dan Timur 2. Pengaruh kebudayaan asing
3. Kemajemukan (pluralisme) budaya dianggap hanya sebagai 3. Iklim yang berbeda
sesuatu yang eksotis (menarik) 4. Pembangunan
4. Pandangan yang paternalistis atau seksis  laki-laki lebih
unggul daripada perempuan, peran perempuan lebih rendah
disbanding laki-laki.
5. Mencari apa yang disebut indigenous culture, yaitu mencari
sesuatu yang dianggap asli.
6. Pandangan negatif penduduk asli terhadap orang asing yang
dapat berbicara mengenai kebudayaan penduduk asli.

Masalah-masalah yang timbul karena keanekaragaman budaya

1. Pola-pola pemikiran masyarakat yang tradisional.


2. Tidak mampu menerima lahirnya unsur-unsur budaya baru
3. Masyarakat yang mengagungkan tradisi masa lalu, menganggap bahwa tradisinya tidak perlu
diubah.
4. Timbulnya vested interest.
5. Rasa takut integrasi kebudayaan tergoyahkan.
6. Prasangka buruk terhadap unsur-unsur budaya asing yang masuk.
7. Selektif terhadap masuknya budaya asing.
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA

Perubahan sosial budaya didefinisikan sebagai perbedaan keadaan yang berarti dalam unsur masyarakat
dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Perubahan sosial adalah proses perkembangan unsur sosial
budaya dari waktu ke waktu yang mengakibatkan perbedaan yang berarti dalam masyarakat.

Faktor Terjadinya Perubahan Sosial

Terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial, yakni yang berasal dari dalam
serta yang berasal dari luar masyarakat.

a. Faktor dari Dalam


Faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri (faktor dalam), antara lain meliputi:
1) Perubahan Jumlah penduduk
2) Pertentangan (konflik) dan Pemberontakan (revolusi) di Masyarakat
3) Penemuan-penemuan baru dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Penemuan-penemuan baru yang terjadi dalam masyarakat dapat dalam bentuk 2 macam yaitu
discovery (penemuan) dan invention (diterima/diterapkan).
a. Discovery adalah penemuan baru baik berupa alat (fisik) maupun ide (non fisik). Misalnya
mesin penggilingan gabah yang menghasilkan beras.
b. Invention adalah kalau masyarakat sudah mengakui, menerima dan menerapkan penemuan
baru itu. Masyarakat menerima proses penggilingan gabah itu sehingga meninggalkan cara
lama dengan menumbuk padi. Dulu masyarakat membajak sawah dengan bantuan sapi, tetapi
sekarang memakai traktor tangan.
Dengan demikian discovery menjadi invention, walaupun memerlukan waktu yang lama untuk
proses adaptasi.

Gambar : Contoh Perubahan dari Discovery menjadi Invention


Sumber : www.google.com

b. Faktor dari Luar


Faktor yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri (faktor luar), antara lain dapat meliputi:
1) Pengaruh kebudayaan
2) Terjadinya Peperangan

Dampak peperangan hampir selalu menimbulkan terjadinya peru bahan sosial dalam masyarakat
Sumber : google
3) Pengaruh Perubahan Lingkungan Alam

Gambar : Bencana Banjir dapat


menyebabkan perubahan Sosial
Sumber : google

TIPE-TIPE PERUBAHAN SOSIAL

1. Perubahan Lambat (Evolusi) dan Perubahan Cepat (Revolusi)


 Jika perubahan sosial itu berlangsung secara lambat dan memerlukan waktu yang lama, di
dalamnya juga terdapat serentetan perubahan-perubahan kecil yang saling mengikuti secara
lambat, maka perubahan semacam itu dinamakan EVOLUSI.
 Apabila suatu perubahan terjadi secara cepat, di mana hal tersebut bahkan mampu mengenai
dasar-dasar atau sendi-sendi pokok dari kehidupan masyarakat (yaitu lembaga-lembaga
kemasyarakatan), maka perubahan tersebut dinamakan REVOLUSI.

2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar

 Suatu perubahan dikatakan KECIL apabila perubahan itu tidak sampai membawa pengaruh yang
langsung atau berarti bagi masyarakat.

Sumber : google
Perubahan dalam mode pakaian
tidak akan sampai membawa perubahan yang
berarti bagi masyarakat, maka dianggap
sebagai perubahan yang kecil saja

 Sebaliknya, suatu perubahan dikatakan BESAR apabila perubahan-perubahan tersebut mampu


membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat (khususnya lembaga-lembaga kemasyarakatannya).

3. Perubahan yang Dikehendaki (direncanakan /intended change) dan Perubahan yang Tidak
Dikehendaki (tidak direncanakan/ unintended change).

FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL

Faktor-faktor yang MENDORONG Jalannya Faktor-faktor yang MENGHAMBAT Jalannya


Proses Perubahan Sosial Proses Perubahan Sosial

a. Adanya kontak dengan kebudayaan masyarakat a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
lain (difusi) yang lambat
b. Adanya sikap terbuka nterhadap karya serta b. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
keinginan orang lain untuk maju c. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada
c. Adanya Sistem pendidikan formal yang maju integrasi kebudayaan
d. Sikap berorientasi ke masa depan d. Adat dan kebiasaan
e. Sistem lapisan masyarakat yang bersifat terbuka e. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah
(open stratification) tertanam kuat (vested interests)
f. Adanya komposisi penduduk yang heterogen f. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau
g. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar sikap tertutup
untuk memperbaiki hidupnya g. Nilai bahwa hidup ini buruk dan tidak mungkin
h. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang dapat diperbaiki
kehidupan tertentu h. Hambatan yang bersifat ideologis
i. Sikap masyarakat yang sangat tradisional

LEMBAGA SOSIAL

PENGERTIAN LEMBAGA SOSIAL


Dalam bahasa sehari-hari, pengunaan konsep atau istilah lembaga sosial,sering dikacaukan dengan
istilah institut atau badan sosial.
Untuk lebih jelas akan disajikan letak perbedaan kedua istilah tersebut. Lembaga adalah sistem norma
atau aturan-aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan badan atau institut
merupakan kelompok orang terorganisasi yang bertugas melaksanakan aktivitas tersebut.

BADAN, INSTITUT, ORGANISASI LEMBAGA, INSTITUSI

Institut Teknologi Bandung Pendidikan Teknologi


Institut Agama Islam Pendidikan Agama
Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penelitian Masyarakat
Penerangan Sosial dan Ekonomi
Penerbit Republika, Yayasan Abdi Bangsa Jurnalistik
Departemen Hukum Keamanan Negara
Divisi Siliwangi Perang
PSSI Olah Raga, Sepak Bola
TIPE-TIPE LEMBAGA SOSIAL
Untuk mengetahui berbagai macam tipe dari lembaga sosial, maka kita dapat mengacu pada teori
J.L.Gillin dan J.P.Gillin yang mengelompokkannya ke dalam beberapa tipe sebagai berikut.

A. DARI SEGI FUNGSI


T
1) OPERATIF INSTITUTIONS, 2) REGULATIVE INSTITUSIONS,
Merupakan lembaga sosial yang berperan Merupakan lembaga sosial yang bertujuan untuk
I dalam menghimpun pola-pola yang diperlukan memantau tata kelakuan yang terdapat dalam
untuk mencapai tujuan masyarakat yang masyarakat.
bersangkutan. Contohnya,lembaga hukum seperti kejaksaan,
P Misalnya lembaga industri. pengadilan, dan lain-lain.

E
B. DARI SEGI SISTEM NILAI

1) BASIC INSTITUTIONS, 2) SUBSIDIARY INSTITUTIONS,


lembaga sosial yang berperan dalam lembaga sosial yang berhubungan dengan
L memelihara dan mempertahankan tata tertib masalah-masalah sekunder.
dalam masyarakat. Contohnya, rekreasi.
E Contohnya, keluarga.

M
C. DARI SEGI PENERIMAAN MASYARAKAT
B
1) APROVED / SANCTIONED 2) UNSACTIONED INSTITUTIONS,
A
INSTITUTIONS, merupakan lembaga sosial yang ditolak
merupakan lembaga sosial yang diterima keberadaannya oleh masyarakat.
G
keberadaannya oleh masyarakat.Contohnya, Misalnya, kelompok preman, penodong,
sekolah. dan lain sebagainya.
A

D. DARI SEGI PERKEMBANGAN

1) Cresive Institutions, 2) Enacted Institutions,


S yakni lembaga sosial yang keberadaannya tidak yakni lembaga sosial yang dibentuk dengan
disengaja tumbuh dari adat-istiadat sengaja dalam rangka mencapai tujuan tertentu
O masyarakat. dalam masyarakat.
Contohnya, lembaga Contohnya, lembaga pendidikan.
S perkawinan dan kepemilikan.

I E. DARI SEGI PENYEBARAN

A 1) General Institutions, 2) Restricted Institutions,


merupakan lembaga sosial yang bersifat merupakan lembaga sosial yang hanya dikenal
L universal. olehmasyarakat tertentu saja.
Contohnya, lembaga agama. Contohnya, sekte dan sistem kepercayaan
tertentu

Hubungan Antar Lembaga Sosial

Dalam hubungan antar-lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat adakalanya perubahan yang
sifatnya cepat tidak dapat diikuti oleh lembaga lain, dan hal ini akan berdampak pada adanya kesenjangan
budaya (culture lag).

JENIS-JENIS LEMBAGA SOSIAL

1. LEMBAGA KELUARGA
a. Pengertian Keluarga
Lembaga keluarga dapat diartikan sebagai satuan sosial yang paling dasar dan terkecil dalam
masyarakat, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya.Keluarga dapat disebut sebagai masyarakat
dan bahkan lembaga karena dari keluarga juga terlahir suatu kebudayaan.Keluarga juga memiliki norma-
norma, kaidah-kaidah, tata nilai, dan tujuan-tujuan yang jelas.
b. Ciri-Ciri Keluarga
Keluarga merupakan suatu Gemeinscaftyang ciri-cirinya yaitu:
 antar-anggota keluarga mempunyai hubungan yang intim dan hangat,
 face to face, kooperatif,
 anggota keluarga memperlakukan
 anggota yang lain sebagai tujuan, bukan alat untuk mencapai tujuan

d. Macam-Macam Perkawinan
Secara umum, macam-macam perkawinan ini dapat dikategorikan kedalam empat macam perkawinan,
yakni sebagai berikut.

1) Monogami
Perkawinan jenis ini merupakan suatu perkawinan yang dilakukan
antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan.
Perkawinan jenis ini merupakan tipe perkawinan yang ideal dan
menjadi tradisi sebagian besar umat manusia.

2) Poligami / Poligini
Poligami merupakan perkawinan antara seorang laki-laki dengan
beberapa perempuan.
Perkawinan jenis ini di Indonesia juga masih banyak kita jumpai.

3) Poliandri
Poliandri merupakan perkawinan antara seorang perempuan
dengan beberapa laki-laki sekaligus.
Masyarakat yang masih menganut poliandri, misalnya beberapa suku
bangsa di Tibet Tengah.

Gambar Bentuk-bentuk Keluarga


Sumber : Dokumen pribadi

e. Group Marriage
Group Marriage merupakan perkawinan kelompok antara beberapa laki-laki dan beberapa
perempuan sekaligus. Perkawinan jenis ini masih kita jumpai dalam masyarakat primitif di Benua Afrika.
Jika menelaah jenis perkawinan berdasarkan asal suami atau istri, maka dapat diberikan
beberapa istilah berkaitan dengan hal ini.
 Perkawinan antara seseorang dengan orang di luar golongannya disebut dengan EKSOGAMI.
 Perkawinan dalam satu golongan disebut dengan ENDOGAMI.
 Kemudian perkawinan dengan orang yang status sosialnya sebanding disebut dengan HOMOGAMI.
 Sedangkan perkawinan dengan orang yang status sosialnya berbeda disebut dengan HETEROGAMI.

f. Bentuk-Bentuk Keluarga
Sebagai lembaga sosial, keluarga juga menentukan system kekerabatan, misalnya siapa saja yang
menjadi anggota keluarga.Sistem kekerabatan dalam keluarga ada yang bersistem konjugal dan system
konsanguinal.
 Keluarga yang bersistem KONSANGUINAL menekankan pada pentingnya ikatan darah.
 Sedangkan keluarga yang bersistem KONJUGALlebih menekankan pada pentingnya hubungan
perkawinan daripada ikatan darah.

Ada pula yang membedakan antara Keluarga Orientasi (family of orientation) dan Keluarga Prokreasi
(family of procreation).

 Keluarga Orientasi
Merupakan keluarga inti yang saling melingkupi
EGO.Seorang EGO dilahirkan dalam satuk keluarga inti yang
terdiri dari dirinya sndiri, saudara-saudara sekandungnya
dan kedua orang tuanya.
 Keluarga Prokreasi
Keluarga baru yang dibentuk EGO beserta istri dan anak-anaknya.

Kedua gambar diatas menunjukan adanya pembagian peran yang berbeda pada EGO :
- Pada saat EGO berada pada Keluarga Orientasi, EGO harus bersikap sebagai seorang anak yang taat
pada orang tua.
- Sedangkan pada saat EGO berada pada Keluarga Orientasi, EGO harus bersikap dan berperan sebagai
orang tua yang mengatur keluarganya.

ADAT MENETAP SETELAH MENIKAH (AMSM)

POLA KETERANGAN
1) Pola LOKAL Pengantin baru harus tinggal terpisah baik dari orang tua pihak
laki-laki maupun dari pihak perempuan.

2) Pola NEOLOKAL Pola yang memberi kebebasan kepada mereka yang telah
melangsungkan pernikahan untuk tempat tinggal di tempat
baru yang mereka pilih.

3) Pola PATRILOKAL / VIRILOKAL Pola yang mengatur keluarga baru untuk menetap di
lingkungan keluarga suami

4) Pola MATRILOKAL / UXORILOKAL Pola yang mengatur keluarga baru untuk menetap bersama
dengan keluarga pihak wanita.

5) Pola MATRIPATRILOKAL Pola yang mengatur keluarga baru untuk menetap di


lingkungan pihak wanita, selanjutnya menetap bersama
keluarga pria.

6) Pola PATRIMATRILOKAL Pola yang mengatur keluarga baru untuk menetap bersama
keluarga pihak pria, untuk selanjutnya menetap bersama
keluarga pihak wanita.

7) Pola BILOKAL Pola yang mengatur bahwa keluarga baru dapat menentukan
pilihan sendiri, apakah akan menetap bersama keluarga pihak
pria atau bersama pihak wanita.
dalam pola ini terdapat kelonggaran untuk memilih di mana
mereka akan menetap

8) Pola AVUNKULOKAL Pola yang mengatur keluarga baru untuk menetap bersama
kelurga paman dari pihak ibu, baik paman dari pihak ibu
pengantin pria, maupun dari pihak ibu pengantin wanita.

9) Pola NATALOKAL Adat yang menentukan bahwa pengantin baru tinggal


terpisah, suami sekitar pusat kediaman kaum kerabatnya
sendiri dan istri di sekitar pusat kediaman kaum kerabatnya
sendiri pula.

LEMBAGA PENDIDIKAN

KEGIATAN PENDIDIKAN
1) Pendidikan Informal
Pendidikan informal merupakan pendidikan yang berlangsung dalam keluarga sejak anak dilahirkan,
dimana seseorang secara sadar atau tidak, disengaja atau tidak, direncanakan atau tidak, memperoleh
sejumlah pengalaman yang berharga, sejak lahir hingga akhir hayatnya.
2)Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan secara formal dalam suatu lembaga
pendidikan formal.

3) Pendidikan Non-Formal
Di dalam lingkungan non-formal, masyarakat merupakan bentuktata kehidupan sosial yang terdiri dari
tata nilai dan tata budaya sendiri.Contoh :Proses Pendidikan Non Formal di Tempat Kursus

LEMBAGA POLITIK

a. Pengertian Lembaga Politik

Politik merupakan sesuatu yang


berhubungan dengan kekuasaan dalam rangka
mencapai atau mewujudkan cita-cita ideologi. Selain
karena unsur ideologi, politik juga merupakan suatu
cara bagaimana usaha mendapatkan kekuasaan dan
bagaimana mempertahankannya.

Gambar Gedung DPR/MPR sebagai pusat kegiatan


lembaga politik
Sumber :www.dpr.go.id

Lembaga politik merupakan suatu badan yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan
dan wewenang, berkaitan dengan kehidupan politik, menyangkut tujuan dari keseluruhan masyarakat
agar tercapai suatu keteraturan dan tata tertib kehidupan dalam bermasyarakat.
Yang menjadi wilayah lembaga politik adalah negara, kekuasaan, pemerintahan, kegiatanpolitik
dan organisasi politik.Jadi, lembaga politik pada pokoknya memusatkan perhatian pada sekelompok
masalah yang menyangkut perjuangan kekuasaan dalam kehidupan bermasyarakat baik berupa
upayauntuk memperoleh kekuasaan maupun upaya mempertahankan kekuasaan.

LEMBAGA KEAGAMAAN

Agama merupakan sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan
dengan hal-hal yang suci dan mempersatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas moral yang
dinamakan umat.
Dalam konsep Sosiologi, agama merupakan gejala sosial yang umum, yang dimiliki oleh seluruh
masyarakat di dunia tanpa kecuali.Agama merupakan salah satu aspek dalam kehidupan sosial dan
bagian dari sistem sosial suatu masyarakat.Dengan demikian, agama merupakan suatu pandangan hidup
yang harus diterapkan dalam kehidupan individu maupun kelompok.

LEMBAGA EKONOMI

Lembaga ekonomi adalah lembaga sosial yang mengurusi masalah ekonomi berupa kebutuhan
atau kesejahteraan materiil, yakni dalam hal mengatur kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi baik
berupa barang maupun jasa yang diperlukan oleh masyarakat dalam rangka melangsungkan
kehidupannya secara wajar.

C. Peran dan fungsi lembaga social


LEMBAGA SOCIAL PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA SOCIAL

1. LEMBAGA a) Fungsi Pengaturan Hubungan Biologis


KELUARGA b) Fungsi Reproduksi
c) Fungsi Sosialisasi
d) Fungsi Afeksi
e) Fungsi Ekonomi
f) Fungsi Pengawasan/Kontrol
g) Fungsi Proteksi
h) Fungsi Penentu Kedudukan dan Status

2. LEMBAGA FUNGSI MANIFEST


PENDIDIKAN 1) Transmisi kebudayaan.
2) Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
3) Integrasi sosial.
4) Inovasi sosial.
5) Perkembangan kepribadian anak.
6) Memberi landasan penilaian dan pemahaman status relatif.

FUNGSI LATEN
Fungsi laten lembaga pendidikan adalah fungsi dari konsekuensi
lembaga pendidikan yang tidak dikehendaki dan dapat diramalkan, yaitu:
1) Perpanjangan masa ketidakdewasaan, dengan demikian menunda
peralihan masa kedewasaan anak.
2) Melunturnya budaya hormat dan berbakti kepada orang tua.
3) Menjadi saluran bagi mobilitas sosial dalam masyarakat.
4) Melemahnya pengawasan orang tua.
5) Mempertahankan sistem kelas sosial.
6) Tempat bernaungnya beberapa pendapat “kritis” di kampus.

3. LEMBAGA a) Membentuk norma-norma kenegaraan berupa undang-undang yang


POLITIK disusun oleh legislatif.
b) Melaksanakan norma yang telah disepakati.
c) Memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik bidang pendidikan,
kesehatan, kesejahteraan, keamanan, dan lain sebagainya.
d) Mempertahankan kedaulatan suatu negara dari serangan bangsa lain.
e) Menumbuhkan kesiapan untuk menghadapi berbagai kemungkinan
bahaya.
f) Menjalankan diplomasi untuk berhubungan dengan bangsa lain, dan lain
sebagainya.

4. LEMBAGA AGAMA 1) Sebagai pedoman umat manusia untuk berhubungan secara baik dengan
Tuhan maupun dengan sesama manusia.
2) Mendorong terciptanya norma-norma yang baik dalam masyarakat.
3) Memberikan kekuatan moral untuk mencari identitas diri dalam
masyarakat.
4) Mengendalikan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
5) Mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
6) Menciptakan kedamaian dan ketenteraman dalam masyarakat.

5. LEMBAGA a. Menjaga kesetabilan kegiatan ekonomi dalam masyarakat.


EKONOMI b. Mengusahakan terpenuhinnya kebutuhan hidup setiap individu dalam
masyarakat.
c. Mengatur pendistribusian kebutuhan dalam masyarakat.
d. Menyelesaikan permasalahan-permasalahn yang bersifat ekonomi dalam
masyarakat.

MERANCANG DAN MELAKUKAN


PENELITIAN SOSIAL
PENGERTIAN PENELITIAN
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang menggunakan metode ilmiah, dilaksanakan secara
logis-rasional untuk menemukan fakta-fakta melalui suatu proses analisis dan pengujian.

A. PENELITIAN KUALITATIF B. PENELITIAN KUANTITATIF

- Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang - Penelitian kuantitatif menunjuk suatu upaya
lebih mengutamakan pada masalah proses dan pencatatan data hasil penelitian dalam jumlah
makna/persepsi : tertentu (quantum = jumlah) yang biasanya
a. Permasalahan Masa Kini
dinyatakan dalam bentuk angka-angka atau
b. Memusatkan pada Deskripsi
c. Peneliti sebagai Alat Utama Riset (Human statistik
Instrument) - Penelitian kuantitatif menunjuk teknik
d. Purposive Sampling metodologi penelitian ilmiah yang berdasarkan
e. Pemanfaatan Tacit Knowledge pola kerja statistik dengan mengumpulkan,
f. Lebih Mementingkan Proses daripada menyusun, meringkas, dan menyajikan data-
Produk data dalam bentuk angka-angka atau statistik,
g. Makna sebagai Perhatian Utama Riset dan selanjutnya menarik kesimpulan-
kesimpulan dan mengambil keputusan-
keputusan yang logik dari pengolahan data-
datanya..

JENIS PENELITIAN SOSIAL

SUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN SOSIAL SECARA SEDERHANA

A. PENDAHULUAN
1) Judul penelitian
2) Latar Belakang
3) Identifikasi Masalah
4) Pembatasan Masalah
5) Perumusan Masalah
6) Tujuan Penelitian
7) Manfaat Penelitian

B. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR


1) Kajian Teori
2) Penelitian yang Relevan
3) Kerangka Pikir

C. METODOLOGI PENELITIAN
1) Lokasi Penelitian
2) Waktu Penelitian
3) Bentuk Penelitian
4) Sumber Data
5) Teknik Pengumpulan Data
6) Teknik Cuplikan/Sampling
Menjelaskan cara pengambilan sampel, misalnya dengan purposive sampling dan snowball sampling.
7) Validitas Data
8) Teknik Analisis

D. KEPUSTAKAAN

MELAKSANAKAN PENELITIAN SOSIAL SECARA SEDERHANA DI MASYARAKAT

1. Pengumpulan Data Penelitian


Dalam rancangan penelitian harus sudah dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan rencana
pengumpulan data, yaitu:
a. Jenis data yang akan dikumpulkan seperti apa.
b. Tempat data-data penelitian tersebut bisa dikumpulkan.
c. Cara atau metode pengumpulan data menggunakan cara /metode apa: wawancara, pengamatan, atau
angket.

2. Metode Pengumpulan Data


Berdasarkan macamnya, maka data dapat dibedakan:
Jenis Data Berdasarkan PENJELASAN

Sifatnya 1) Data Kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata-kata.


2) Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka.

Cara Memperolehnya 1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama atau
informan yang pertama kali.
2) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui informan-informan
lain, bukan informan yang pertama kali.

3. Teknik Pengumpulan Data


Ada beberapa metode yang dipakai untuk pengumpulan data, antara lain:
a. Wawancara
Menurut sifatnya, maka wawancara dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1) Wawancara Terpimpin,
yaitu wawancara dimana peneliti sudah mempunyai pedoman wawancara yang telah disiapkan
sebelumnya dan pertanyaan memiliki arah yang jelas.
2) Wawancara Tidak Terpimpin,
yaitu kegiatan wawancara dimana peneliti/pewawancara tidak mempunyai pedoman wawancara yang
jelas.
3) Wawancara Bebas Terpimpin,
yaitu wawancara dimana pewawancara disamping mempunyai pedoman wawancara yang telah
dipersiapkan, juga mempunyai peluang untuk mengembangkan pertanyaan tersebut sehingga dapat
diperoleh data yang lebih mendalam.
4) Wawancara Mendalam (In-Depth Interviewing)
wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tetapi dengan pertanyaan yang
semakin terfokus dan mengarah pada kedalaman informasi.

Jenis-jenis wawancara:
1) Wawancara Berstruktur
Wawancara berstruktur adalah kgiatan wawancara yang dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan sebelumnya.Tujuannya adalah suapaya wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari
tujuan yang sudah ditetapkan.
2) Wawancara Tidak Berstruktur
Wawancara tidak berstruktur adalah kegiatan wawancara yang tidak berpedoman kepada daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.Wawancara ini juga disebut wawancara bebas.

b. Kuesioner atau Angket


Kuesioner atau angket adalah daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada subjek
penelitian.Perbedaan antara kuesioner atau angket terletak pada teknik pemberiannya. Jika daftar
pertanyaan itu diberikan kepada responden untuk diberi respon seperlunya, maka hal itu disebut
kuesioner, sebaliknya jika peneliti menunggu proses pengisiannya, maka hal itu disebut angket.
KELEBIHAN ANGKET: KELEMAHAN ANGKET:

1) Dapat dibagikan secara serentak kepada 1) Biasanya validitasnya kurang.


responden. 2) Waktu pengembalian angket tidak serentak.
2) Dapat dijawab dalam waktu senggang. 3) Kadang-kadang responden memberikan jawaban
3) Responden dapat bebas menjawab, jujur, dan yang tidak benar.
tidak malu dalam memberikan jawabannya. 4) Responden sering tidak teliti dalam menjawab
4) Pertanyaan yang dibagikan ke responden pertanyaannya.
sama. 5) Jika dikirim lewat pos sering tidak kembali.
5) Peneliti tidak harus berada di tengah-tengah
responden.

c. Teknik Observasi atau Pengamatan Langsung di Lapangan


Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan. Mengamati tidak
hanya melihat, melainkan merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian yang ada di lapangan.
Teknik ini ada dua macam, yaitu
1. Observasi Langsung (Observasi Partisipasi)
yaitu apabila pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala pada objek yang
dilakukan secara langsung di tempat kejadian.
2. Observasi Tidak Langsung (Observasi Non-Partisipasi)
yaitu pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala pada objek tidak secara
langsung di lapangan.

d. Tes
Tes adalah daftar pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
kecerdasan/pengetahuan, keterampilan, kemampuan, intelegensi, bakat, atau minat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.

e . Analisis Isi (Content Analysis)


Teknik ini sering disebut sebagai analisis isi (content analysis) yang cenderung mencatat apa yang
tersirat dan yang tersurat.

4. Pengolahan Data
a. Pengolahan Data Kualitatif
Pengolahan data kualitatif dalam penelitian akan melalui tiga kegiatan analisis yakni sebagai berikut.
1) Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan.
2) Penyajian Data
Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yangtersusun sehingga
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.Penyajian
yang sering digunakan adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.
3) Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang
segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadisuatu konfigurasi tertentu.

b. Pengolahan Data Kuantitatif


1) Mengelompokkan Data
Ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif tidak memerlukan perhitungan matematis.Sebaliknya, data kuantitatif memerlukan
adanya perhitungan secara matematis. Oleh sebab itu, data kuantitatif perlu diolah dan dianalisis
antara lain dengan statistik. Untuk mengolah dan menganalisis data, ada dua macam statistik,
yaitu
statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian melalui
pengukuran.Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dan membuat generalisasi.

2) Kegiatan Awal dalam Mengelompokkan Data


Agar data dapat dikelompokkan secara baik, perlu dilakukan kegiatan awal sebagai berikut :
a) Editing,
b) Coding,
c) Tabulating,

3) Pengolahan Statistik Sederhana


a) Sebaran Frekuensi (Distribusi Frekuensi)
Data hasil penelitian perlu disusun dan dihitung jumlahnya agar dapat dilukiskan dalam tabel
frekuensi.
b) Ukuran Pemusatan (Tendensi Sentral)
(1) Rerata (Mean)
adalah bilangan yang berasal dari jumlah seluruh skor dibagi dengan banyak subjek.
(2) Modus
adalah adalah skor paling banyak yang diperoleh subjek atau ukuran pemusatan yang
menunjukkan frekuensi terbesar pada suatu perangkat data.
(3)Median
adalah titik tengah yang membagi seluruhbilangan (data) menjadi dua bagian sama besar.
Hal ini berartiterdapat 50% bilangan (data) berada di atas median dan50% bilangan (data)
di bawah median.

Anda mungkin juga menyukai