PENDER
Beberapa konsep dari tujuan pengarahan perilaku, termasuk teori kognitif sosial didasarkan
pada model nilai pengharapan motivasi manusia yang diuraikan oleh Feather. Menurut teori nilai
pengharapan, perilaku sehat adalah rasional dan ekonomis. Secara spesifik seseorang akan
bertindak dan akan tetap mempertahankan dengan cara; 1) Meningkatkan hasil yang ingin dicapai
yang disebut sebagai nilai personal yg positif, 2) Peningkatkan berdasarkan informasi yang
tersedia untuk mencapai hasil yang diinginkan. Individu tidak akan melakukan sesuatu tindakan
yang tidak berguna dan tidak bernilai bagi dirinya. Individu tidak akan melakukan kegiatan
walaupun kegiatan tersebut menarik bagi dirinya jika dirasakan tidak mungkin kegiatan tersebut
dicapainya.
Setiap manusia mempunyai karakteristik yang unik dan pengalaman yang dapat
mempengaruhi tindakannya. Karakteristik individu atau aspek pengalaman dahulu lebih fleksibel
sebagai variable karena lebih relevan pada perilaku kesehatan utama atau sasran populasi utama
1. Perilaku sebelumnya
2. Faktor personal
1) Biologi- usia, body mass indeks, status pubertas, status menopause, kapasitas aerobik,
kekuatan, ketangkasan atau kesimbangan
2) Psikologi- self esteem, motivasi diri dan status kesehatan
3) Sosiokultural- suku, etnis, akulturasi, pendidikan dan status sosio ekonomi
b. Kognitif behaviour spesifik dan sikap
1. Manfaat tindakan
Manfaat tindakan secara langsung memotivasi perilaku dan tidak langsung mendetermin
rencana kegitanan untuk mencapai manfaat sebagai hasil. Manfaat tadi menjadi gambaran mental
positif atau reinforcement positif bagi perilaku. Menurut teori nilai ekspentansi motivasi penting
untuk mewujudkan hasil seseorang dari pengalaman dahulu melaui pelajaran observasi dari orang
lain dalam perilaku. Individu cenderung untuk menghabiskan waktu dan hartanya dalam
beraktifitas untuk mendapat hasil yang potsitif. Keuntungan dari penampilan perilaku bisa
intrinsik atau ekstrinsik.
2. Hambatan tindakan
Misalnya: ketidaksediaan, tidak cukup, mahal, sukar atau waktu yang terpakai dari suatu
kegiatan utama. Rintangan sering dipandang sebagai blok rintangan dan biaya yang dipakai.
Hilangnya kepuasan dari perilaku tidak sehat seperti merokok, makan tinggi lemak juga disebut
rintangan. Biasanya muncul motif-motif yang dihindari/dibatasi dalam hubungan dengan perilaku
yang diambil. Kesiapan melakukan rendah dan rintangan tinggi, tindakan tidak terjadi. Rintangan
adalah sikap yang langsung menghalangi kegiatan melalui pengurangan komitmen rencana
kegiatan.
Self efficacy
Pengaruh interpersonal adalah kognisi tentang perilaku, kepercayaan atau sikap orang lain.
Sumber utama interpersonal adalah keluarga 9familiy at sibling0 peer/kelompok dan pemberi
pengaruh pelayanan kesehatan. Pengaruh interpersonal terdiri dari norma (harapan orang lain),
social support (instrumental dan dorongan emosional) dan model (belajar dari pengalaman orang
lain.
e. Pengaruh situasional
Persepsi personal dan kognisi dari situasi dapat memfasilitasi atau menghalangi perilaku
misalnya pilihan yang tersedia, karakteristik deman dan ciri-ciri lingkungan estetik seperti
situasi/lingkungan yang cocok, aman, tentram dari pada yang tidak aman dan terancam. Situasi
dapat mempengaruhi perilaku dengan mengubah lingkungan misalnya ‘no smoking”. Pengaruh
situasional dapat menjadi kunci untuk pengembangan strategi efektif yang baru untuk
memfasilitasi dan mempertahankan perilaku promosi kesehatan dalam populasi.
2. Komitmen rencana tindakan
Proses kognitif yang mendasari
1. Komitmen untuk melaksanakan tindakan spesifik sesuai waktu dan tempat dengan orang-
orang tertentu atau sendiri dengan mengabaikan persaingan
Rencana kegiatan dikembangkan oleh perawat dan klien dengan pelaksanaan yang sukses.
Misalnya strategi dengan kontrak yang disetujui bersama-sama di mana satu kelompok komit
dengan pengertian bahwa kelompok lain memberi nyata reward atau penguatan jika komitmen itu
didukung. Komitmen sendiri tanpa strategi yang berhubungan sering menghasilkan tujuan baik
tetapi gagal dalam membentuk suatu nilai perilaku kesehatan.
Perilaku promosi kesehatan adalah tindakan akhir atau hasil tindakan. Perilaku ini akhirnya
secara langsung ditujukan pada pencapaian hasil kesehatan positif untuk klien. Perilaku promosi
kesehatan terutama sekali terintegrasi dalam gaya hidup sehat yang menyerap pada semua aspek
kehidupan seharusnya mengakibatkan peningkatan kesehatan, peningkatan kemampuan
fungsional dan kualitas hidup yang lebih baik pada semua tingkat perkembangan.
Analisis Teori Health Promotion Models
Pada tahun 1975, Dr. Pender mempublikasikan model konsepsual kesehatan preventif. Dasar
studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatan kesehatan mereka
sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut mengidentifikasi faktor-faktor yang
ditemukan dalam pengambilan keputusan dan tindakan-tindakan yang diperlukan individu dalam
pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi pertama promosi kesehatan dalam praktek
keperawatan dipublikasikan dengan konsep promosi optimal tentang kesehatan mendesak
perlunya pencegahan penyakit. Model promosi kesehatan pertama kali dimuat tahun 1975 dan
mengalami revisi pada tahun 1987 di edisi buku edisi kedua. Edisi III tahun 1996 memuat revisi
terakhir tentang model promosi kesehatan dan di presentasikan.
1. Kemampuan teori menghubungkan konsep dalam melihat fenomena
Teori dan model yang dikemukan oleh Pender adalah berfokus pada upaya promosi kesehatan
dan prevensi penyakit. Sehingga teori bersifat spesifik dan sederhana, namun demikian teori ini
dapat didemontrasikan dan diaplikasikan sehingga dapat diberikan justifikasi dan pembenaran
bagaimana konsep-konsep yang dikemukakan saling berhubungan. Teori ini dikemukakan
dengan menampilkan contoh-contoh yang berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil penelitian,
sehingga dapat digeneralisasi dan konsep-konsep yang dikemukakan dalam teori dapat
diaplikasikan.
3. Tingkat Kelogisan Teori
Teori ini cukup logis untuk dipahami karena memberi pemahaman yang luas dan
komprehensif tentang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada klien. Pandangan tentang
aspek promotif adalah lebih murah daripada aspek kuratif dan rehabilitatif sangat logis dan telah
diterima masyarakat.
4. Testabilitas teori
Teori Health Promotion Model dikembangkan berdasarkan atas riset kualitatif dan
kuantitatif, baik di Amerika maupun negara lain. Bahkan teori ini saat ini terlibat dalam prakarsa
kesehatan global dan telah diuji oleh para sarjana dari Jepang, China dan Taiwan untuk
mempromosikan gaya hidup secara kultural sesuai dengan negara mereka. Selama perkembangan
teori banyak studi yang behubungan dengan pengaplikasian teori yang dapat dijadikan sebagai
dasar riset.
5. Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan Body Of Knowledge
Riset yang berhubungan dengan Helath Promotion Model memberikan kontribusi secara
umum bagi pengembangan body of knowledge dari ilmu keperawatan. Pergeseran paradigma dari
kuratif – rehabilitatif kea rah promotif dan preventif. Pender meyakini bahwa dengan mutu
kepedulian terhadap promosi kesehatan akan memperbaiki system kesehatan secara integral.
6. Kemanfaatan Teori pada Pengembangan Praktek Keperawatan
Peluang untuk melakukan praktek keperawatan dalam fokus promosi kesehatan akan sangat
terbuka. Bagi Pender adalah sesuatu yang sangat menggairahkan untuk membawa praktek
keperawatan untuk mengubah perilaku kuratif dan rehabilitatif ke arah perilaku promotif dan
rehabilitatif. Pender menekankan practical nurse dapat memainkan suatu peran yang sangat
penting dalam partnership antar ilmuan dan konsumen serta praktisi untuk mengembangkan
strategi kepedulian sesuai dengan spesifikasi populasi
7. Konsistensi Teori
Teori Pender consisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit adalah sesuatu yang logis dan ekonomis. Teori ini telah mengalami 3
kali revisi namun focus teori ini tetap pada aspek promotif.