Disusun Oleh :
Halimah Itsna Wardany 3.34.15.0.10
ii
JURUSAN
SURAT PERMOHONAN TUGAS
T. ELEKTRO FORM - 1
AKHIR
POLINES
Pemohon,
iii
JURUSAN
SURAT KESANGGUPAN SEBAGAI
T. ELEKTRO FORM – 2
PEMBIMBING TUGAS AKHIR
POLINES
iv
JURUSAN
SURAT KESANGGUPAN SEBAGAI
T. ELEKTRO FORM – 3
PEMBIMBING TUGAS AKHIR
POLINES
v
JURUSAN SURAT PERNYATAAN
T. ELEKTRO PENJAMINAN KARYA TUGAS FORM – 4
POLINES AKHIR
vi
Kepada Yth.
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang
Di Semarang
Dengan hormat,
Sehubungan dengan adanya Tugas Akhir untuk memenuhi syarat kelulusan
Diploma III Politeknik Negeri Semarang pada Jurusan Teknik Elektro Program
Studi Teknik Informatika, maka :
Nama / NIM / Kelas :
Halimah Itsna Wardany / 3.34.15.0.10 / IK-3A
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
vii
1. Latar Belakang
Konsumsi daging sapi per kapita di Indonesia adalah 2,64 kg pertahun dikali
250 juta jumlah penduduk di Indonesia (Sarman Simanjorang, 2016). Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah merencanakan swasembada daging sapi
dalam jangka waktu 9 tahun kedepan (Amran,2016). Salah satu langkah untuk
mewujudkan swasembada daging sapi adalah perbaikan manajemen peternakan
sapi dengan cara pencatatatan data riwayat ternak yang terdiri dari dua faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal meliputi jenis ternak, umur, jenis
kelamin, indukan, riwayat penyakit, bobot dan bunting atau tidaknya ternak,
sedangkan faktor eksternal meliputi pakan dan kandang. Pendataan ternak sapi
terdiri dari dua tahap yaitu pencatatan informasi tiap sapi pada Kartu Pendataan
(Cattle Passport) dan pengumpulan Cattle Passport di Cattle Passport Center
(CPC). Sebagian besar peternakan melakukan pendataan tersebut masih dilakukan
secara manual. Agar lebih efisien, proses pendataan dapat dilakukan secara
elektronik dengan memanfaatkan teknologi RFID dan Android.
Sapi yang lahir atau masuk ke peternakan diberikan RFID sebagai identitas.
Pendataan dilakukan dengan cara mendekatkan RFID Reader ke sapi yang
dipasangi RFID. Selanjutnya petugas pencatat dapat memasukkan data secara
online terkait berbagai informasi ternak. Informasi tersebut disimpan didalam
database sehingga pengelola dapat memantau, mendapatkan informasi dan
dokumentasi berkaitan dengan hewan ternak dengan cepat dan mudah tanpa datang
langsung ke peternakan. Sistem tersebut juga memungkinkan pengelola untuk
mensortir bibit unggul dengan tepat sesuai pendataan yang telah dilakukan
semenjak kelahiran. Bibit unggul yang didapat dari peternakan akan dijadikan
indukan untuk memproduksi sperma sapi unggul (Jokowi,2016). Kondisi yang
harus diperhatikan agar tercipta bibit unggul diantaranya adalah suhu dan
kelembapan kandang sapi. Kondisi ternak di daerah tropis dipengaruhi oleh iklim
(Widi et al.,2008). Temperatur ideal untuk kandang sapi adalah 17ᵒC sampai 27ᵒC
dan kelembapan ideal adalah 60% sampai 70%. Kelembapan yang terlalu tinggi
akan menyebabkan tumbuh berkembangnya jamur sedangkan kelembapan terlalu
yang rendah menyebabkan udara berdebu yang menimbulkan penyakit menular
(Ngadiyono,2012).
1
Selama ini suhu dan kelembapan kandang diukur dengan alat
thermohygrometer. Alat ini dinilai kurang efektif karena masih memerlukan
campurtangan manusia setiap kali dilakukan pengukuran dan belum ada aplikasi
yang mendukung alat ini. Maka dari itu diperlukan alat untuk memantau dan
mengontrol suhu dan kelembapan secara otomatis menggunakan sensor DHT 11
dan sprayer yg dikendalikan dengan aplikasi smartphone.
Dari permasalahan tersebut, Aplikasi KTP Sapi (Kartu Teknologi Peternakan
Sapi) diharapkan menjadi solusi manajemen pendataan dan pengendali suhu serta
kelembapan kandang secara online dan otomatis.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan, perumusan masalah
yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana cara melakukan manajemen pendataan riwayat sapi secara elektronik
menggunakan smartphone?
2. Bagaimana cara membaca dan mengendalikan suhu, kelembapan dan gas
amonia kandang sapi melalui smartphone?
3. Tujuan
Pembuatan Tugas Akhir ini bertujuan untuk membuat aplikasi yang berfungsi
sebagai alat manajemen pendataan riwayat sapi dan pengendali suhu, kelembaban
dan gas amonia kandang sapi.
2
5. Manfaat
Manfaat pembuatan aplikasi ini ini adalah :
1. Terciptanya aplikasi yang dapat digunakan secara masal untuk mempermudah
peternak sapi melakukan pendataan ternak dan pegendalian suhu, kelembapan
dan gas amonia kandang secara otomatis.
2. Mempermudah peternak untuk menjual dan mendistribusikan ternak sapi
dengan dukungan pendataan ternak dan dokumentasi yang lengkap.
3. Mendukung target pemerintah mewujudkan swasembada daging sapi ditahun
2025 dengan menajemen pendataan ternak yang baik.
6. Metode Pelaksanaan
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan Metode Waterfall.
Metode Waterfall adalah suatu proses pengembangan perangkat lunak berurutan,
dimana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke bawah (seperti air terjun).
Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari analisis,
desain, penulisan kode program, pengujian program dan pemeliharaan. Adapun
langkah-langkah pada Metode Waterfall dalam penelitian ini seperti pada Gambar
1.
6.1 Analisis
Metode ini bertujuan untuk mengumpulkan kebutuhan apa saja yang
diperlukan dalam perancangan sistem, mencakup kebutuhan perangkat lunak,
3
perangkat keras, serta data yang dibutuhkan. Untuk memperoleh informasi,
kita akan melakukan wawancara dengan mahasiswa jurusan peternakan dan
peternak sapi. Diharapkan dengan cara tersebut, akan mendapatkan hasil
analisa kebutuhan yang diperlukan guna proses pembuatan aplikasi ini.
6.2 Desain
Pada tahap desain, dilakukan penyusunan proses, data, aliran proses dan
hubungan data yang paling optimal untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan hasil analisis kebutuhan. Desain antarmuka akan dirancang se-
menarik mungkin agar pengguna lebih tertarik untuk memainkannya. Desain
yang akan digunakan adalah desain yang user friendly dan mudah untuk
diakses dan dimengerti oleh pengguna, khususnya peternak sapi.
6.3 Penulisan Kode
Pada tahap penulisan kode program, desain antarmuka yang telah dirancang
akan diterjemahkan ke dalam bahasa yang dapat dikenali oleh komputer agar
dapat bekerja sesuai dengan fungsi yang telah dirancang.
6.4 Pengujian Aplikasi
Setelah tahap penulisan kode selesai maka akan dilakukan pengujian terhadap
system aplikasi yang telah dibuat. Tujuan pengujian ini adalah untuk
memastikan bahwa program yang dibangun telah sesuai dengan rancangan
dan semua fungsi dapat digunakan dengan baik. Selain itu tahap ini juga
berfungsi untuk menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut
dan kemudian dapat diperbaiki.
6.5 Pemeliharaan
Tahap terakhir adalah pemeliharaan, perangkat lunak yang telah
diimplementasikan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa
karena mengalami kesalahan perangkat lunak yang harus menyesuaikan
dengan lingkunan baru atau karena pengguna membutuhkan perkembangan
fungsional.
7. Tinjauan Pustaka
Berikut ini merupakan beberapa penelitian yang sebelumnya telah dibuat dan
berhubungan dengan topik pembahasan, kemudian dijadikan bahan untuk
melakukan pengembangan ini adalah sebagai berikut:
4
a. Sonty Lena dan Imam Suryaman, Program Studi Teknik Informatika STMIK
LPKIA. Dalam jurnal yang berjudul “Aplikasi Sistem Pakar Penanganan Dini
Pada Penyakit Sapi Dengan Metode Certainty Factor Berbasis Android”
membahas tentang penerapan metode Certainty Factor merupakan metode di
dalam sistem pakar yang tepat dalam pemakaian aplikasi ini sebagai pengukur
kepastian dari penyakit yang sedang diderita. Dari hal ini dibuat sebuah
pembangunan aplikasi sistem pakar penanganan dini pada penyakit sapi
berbasis android yaitu untuk mempermudah menganalisa dan melihat
informasi dari gejal penyakit yang diderita oleh hewan ternak sapi.
b. Mutiah Azzahrah (2017), Jurusan Sistem Komputer Fakultas Teknologi
Informasi Universitas Andalas. Dalam laporan tugas akhir yang berjudul
“Rancang Bangun Sistem Pemberi Pakan Sapi Secara Otomatis Melalui
Aplikasi Mobile“ membahas tentang membuat sebuah sistem yang dapat
melakukan pemantauan dan pengontrolan terhadap alat pemberi pakan sapi
secara otomatis melalui aplikasi mobile. Peternak melalui smartphone
androidnya dapat mengatur jadwal pemberian pakan sapi. Berat pakan yang
akan diberikan pun akan disesuaikan dengan kebutuhan sapi sesuai dengan
berat badannya. Ketika jadwal pemberian pakan sapi telah sesuai maka aplikasi
akan otomatis mengirimkan perintah pemberian pakan beserta dengan berat
pakan yang akan diberikan ke alat pemberi pakan yang ada di kandang sapi.
Sistem ini diimplementasikan pada sebuah kotak berukuran 50 cm x 30 cm x
30 cm, untuk penampungan pakan (rumput) digunakan kotak 17 cm x 17 cm x
30 cm, Arduino Uno, motor servo, load cell dan ESP8266. Dari hasil pengujian
diadapatkan bahwa sensor loadcell dapat mengukur berat makanan sapi dengan
error rata-rata 5.28 %. Sistem dapat memberikan perintah pemberian pakan
sapi secara otomatis sesuai dengan jadwal yang telah diatur pada aplikasi.
c. Wahyu Ardianto, Wiwik Anggraeni, Ahmad Mukhlason (2012), dalam jurnal
yang berjudul “Pembuatan Sistem Pakar Untuk Pendeteksian dan Penanganan
Dini Pada Penyakit Sapi Berbasis Mobile Android Dengan Kajian Kinerja
Teknik Knowledge Representation” yang membahas tentang memanfaatkan
keahlian seorang pakar dalam bentuk sebuah aplikasi. Penggunaan aplikasi
tersebut akan lebih praktis dan efisien ketika diimplementasikan ke dalam
5
aplikasi berbasis mobile, selain perangkat mobile yang sudah banyak dimiliki
oleh sebagian besar masyarakat, pengguna aplikasi tersebut bisa
mengggunakan aplikasi tersebut dimana saja. Namun, dengan sumber daya
komputasi yang terbatas pada perangkat mobile, diperlukan knowledge
representation yang tepat sehingga dapat mengoptimalkan kinerja aplikasi pada
perangkat mobile.
Berikut merupakan beberapa aplikasi dan alat yang digunakan untuk merancang
“APLIKASI KTP SAPI (KARTU TEKNOLOGI PETERNAKAN SAPI)
BERBASIS ANDROID DENGAN RFID UNTUK MANAJEMEN PENDATAAN
PETERNAKAN DAN PENGENDALI SUHU, KELEMBAPAN DAN GAS
AMONIA KANDANG SAPI” yaitu:
a. Android Studio
6
Ketika awal saya berkenalan dengan Android, saya menggunakan Eclipse sebagai
IDE untuk membuat aplikasi Android. Jika dibandingkan dengan Android Studio
memang dari sisi build lebih baik dibandingkan Eclipse, karena Android Studio
menggunakan Gradle. Ditambah lagi berbeda dengan Eclipse, kita tidak perlu lagi
dipusingkan dengan dependencies package pada Android Studio. Satu hal
tambahan lagi yang membuat Android Studio unggul adalah dukungan layout xml
editor secara visual yang jauh lebih baik daripada Eclipse. Walaupun begitu,
Android Studio saat ini masih dalam tahap beta dan belum mempunyai dukungan
untuk NDK/Native Development Kit.
7
8. Gambaran Umum
Aplikasi KTP Sapi merupakan aplikasi yang dibuat menggunakan bahasa java, xml
dan php. Aplikasi ini digunakan untuk manajemen pendataan riwayat sapi dan
pengendali suhu serta kelembapan kandang sapi. Gambaran umum seperti pada
gambar 2.
NodeMcu +
Lampu + Kipas
1
2
Pada gambar 2 merupakan gambaran umum dari Aplikasi KTP Sapi, dimana
gambaran umum tersebut dibagi menjadi 2 bagian yang akan dikerjakan dengan
Tugas Akhir yang berbeda yaitu :
1. Tugas Akhir yang berjudul “KTP SAPI (KARTU TEKNOLOGI
PETERNAKAN SAPI) UNTUK MANAJEMEN PENDATAAN
PETERNAKAN DENGAN RFID SERTA SISTEM MONITORING SUHU,
KELEMBAPAN DAN GAS AMONIA PADA KANDANG BERBASIS
WEB” yang dikerjakan oleh mahasiswa Prodi D3 Telekomunikasi Politeknik
Negeri Semarang. Pada gambaran umum bagian 1 terdapat alat yang digunakan
untuk pendataan sapi dan monitoring suhu, kelembapan dan gas amoniak
kandang sapi berbasis web.
8
2. Bagian kedua, yaitu gambaran umum bagian 2 yang akan dibahas pada Tugas
Akhir yang berjudul “APLIKASI KTP SAPI (KARTU TEKNOLOGI
PETERNAKAN SAPI) BERBASIS ANDROID DENGAN RFID UNTUK
MANAJEMEN PENDATAAN PETERNAKAN DAN PENGENDALI
SUHU, KELEMBAPAN DAN GAS AMONIA KANDANG SAPI” yang
dikerjakan oleh mahasiswa Prodi D3 Teknik Informatika Politeknik Negeri
Semarang. Tujuan dari Tugas Akhir aplikasi KTP Sapi yaitu membuat aplikasi
pendukung Alat KTP Sapi yang telah dikerjakan oleh mahasiswa Prodi D3
Telekomunikasi. Aplikasi ini merupakan pendukung manajemen pendataan
sapi ini digunakan untuk mempermudah peternakan sapi dalam pendataan sapi
yang dimilki, menghindari terjadinya kehilangan, kerusakan data yang
biasanya dituliskan secara manual pada kertas/buku, dalam manajemen
pendataan sapi dilakukan bersamaan dengan alat KTP Sapi. Dimana aplikasi
ini berisi semua data riwayat sapi yang meliputi id_sapi, foto, jenis, indukan,
riwayat penyakit indukan, bobot lahir, bobot hidup yang disebut faktor internal
dan juga terdapat faktor eksternal yang digambarkan dalam bentuk Entity
Relations Diagrams gambar 3. Id sapi berasal dari RFID Card yang terpasang
pada setiap sapi dan dibaca oleh RFID reader yang terpasang dikandang lalu
disimpan dalam server online, aplikasi harus online ketika akan mengambil
data-data tersebut sehingga lebih mudah dan efisien dalam manajemen sapi.
Pengguna juga dapat melakukan operasi CRUD (Create, Read, Update,
Delete) terhadap data-data tersebut. Aplikasi dilengkapi dengan jadwal
pemberian pakan dimana aplikasi akan memberikan notifikasi sesuai jadwal
tersebut. Selain itu, aplikasi ini juga dilengkapi dengan laporan yang dapat
dalam bentuk grafik maupun tabel.
Aplikasi sebagai pengendali suhu, kelembapan dan gas amonia, dimana aplikasi
dapat menampilkan status suhu dan kelembapan secara realtime dari sensor suhu
dan kelembaban DHT22 yang terpasang pada kandang serta mengendalikan suhu
dan kelembapan kandang dengan mengendalikan kipas dan lampu secara otomatis
yang terpasang di kandang sapi. Sebelum mengendalikan suhu, ammonia dan
kelembapan, pengguna akan mendapatkan notifikasi jika suhu, kelembapan dan
9
amonia tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut ini
gambar 4 Flowchart Aplikasi KTP Sapi.
10
Mulai
RFID Card Id
Membaca Jadwal Jika Jadwal Tidak ada
Laporan Sapi, data, suhu, Tidak
Pemberian Pakan Pakan? Notifikasi
kelembapan
Ya
Ya Tidak
Jika suhu,
kelembapan dan Tidak Ada
Simpan Perubahan di Tidak
Input Data Sapi gas amonia tidak Notifikasi
Server sesuai?
Ya
Tidak
Notifikasi dan
Simpan Data ke server
pengendalian
Aplikasi menampilkan
data sapi, suhu
kelembapan dan gas
amonia
Selesai
11
Gambar 5. Use Case Aplikasi KTP Sapi
12
3. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan berlangsung lebih kurang selama 8 bulan yakni dari bulan Januari
2018 s.d. Agustus 2018, dalam tahapan sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Kegiatan
Waktu Pelaksanan (bulan)
Deskripsi Kegiatan
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Analisa Kebutuhan
Tahap pembuatan
desain
Tahap penulisan
kode
Pengujian Aplikasi
Penyusunan
Laporan
Persiapan Ujian
Ujian Pendadaran
13
4. Anggaran
Uraian perencanaan pengeluaran anggaran untuk pembuatan sistem ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. Anggaran Dana
1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Toolset Support 1 set
- -
Elektronika Device meminjam
Pembelian Support
2 tahun Rp. 60.000 Rp. 60.000
Domain Device
Support
Sewa Hosting 2 tahun Rp. 200.000 Rp. 200.000
Device
SUB TOTAL Rp. 260.000
14
Casing Acrylic
Main Device 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000
Transparan Box
SUB TOTAL Rp. 1.617.000
TOTAL Rp. 1.877.000
15
DAFTAR PUSTAKA
Ariff, M. H., Ismarani, I., & Shamsuddin, N. (2014, December). RFID based
systematic livestock health management system. In Systems, Process and
Control (ICSPC), 2014 IEEE Conference on (pp. 111-116). IEEE.
Jones GM, Stallings CC.1999. Reducingheat stress for dairy cattle. Virginia
Cooperative Extension Publication Number 404-200.
Sonty Lena, Imam Suryaman. - . Aplikasi Sistem Pakar Penanganan Dini Pada
Penyakit Sapi Dengan Metode Certainty Factor Berbasis Android. STMIK
LPKIA
16