Anda di halaman 1dari 13

“APLIKASI KTP SAPI (KARTU TEKNOLOGI PETERNAKAN

SAPI) DENGAN RFID UNTUK MANAJEMEN PENDATAAN


PETERNAKAN DAN PENGENDALI SUHU SERTA KELEMBAPAN
KANDANG BERBASIS ANDROID”

Proposal tugas akhir ini disusun untuk melengkapi sebagian


persyaratan menjadi Ahli Madya

Disusun Oleh :
Halimah Itsna Wardany 3.34.15.0.10

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................ i
Halaman Pengesahan.............................................................................................. ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
Daftar Tabel dan Gambar....................................................................................... iv
Bab 1 Pendahuluan .................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.4 Luaran yang diharapkan............................................................................ 2
1.5 Kegunaan .................................................................................................2
Bab 2 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 3
Bab 3 Metode Pelaksanaan .................................................................................... 4
3.1 Tempat dan Waktu.................................................................................... 4
3.2 Observasi...................................................................................................4
3.3 Studi Literatur............................................................................................ 4
3.4 Proses Pembuatan...................................................................................... 4
3.5 Pengujian Alat........................................................................................... 5
Bab 4 Biaya dan Jadwal Kegiatan.......................................................................... 6
4.1 Anggaran Biaya ........................................................................................ 6
4.2 Jadwal Kegiatan........................................................................................ 6
Daftar Pustaka........................................................................................................ 7
Lampiran – Lampiran ............................................................................................. 5
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Pembimbing ................................ 8
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ................................................... 14
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas ....... 16
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana............................................. 17
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkembangkan ............... 18

4
DAFTAR TAB EL

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-KC


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-KC

DAFTAR GAMB AR

Gambar 1 Sistem Kerja KTP Sapi

5
1

BAB 1. PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Konsumsi daging sapi per kapita di Indonesia adalah 2,64 kg pertahun dikali
250 juta jumlah penduduk di Indonesia.(Sarman Simanjorang, 2016). Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah merencanakan swasembada daging sapi
dalam jangka waktu 9 tahun kedepan.(Amran,2016). Salahsatu langkah untuk
mewujudkan swasembada daging sapi adalah perbaikan manajemen peternakan sapi
dengan cara pencatatatan data ternak yang meliputi jenis ternak, umur, jenis
kelamin, dan bunting atau tidaknya ternak. Pendataan ternak sapi terdiri dari dua
tahap yaitu pencatatan informasi tiap sapi pada Kartu Pendataan (Cattle Pastport)
dan pengumpulan Cattle Pastport di Cattle Pastport Center (CPC). Cattle Pastport
mencatat kelahiran, kematian, kedatangan, pengiriman ternak, dan catatan kematian.
(Hakim et al.,2010). Pendataan tersebut masih dilakukan secara manual. Agar lebih
efisien, proses pendataan dapat dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan
teknologi RFID dan Android.
Sapi yang lahir atau masuk ke peternakan diberikan RFID sebagai identitas.
Pendataan dilakukan dengan cara mendekatkan RFID Reader ke sapi yang dipasangi
RFID. Selanjutnya petugas pencatat dapat memasukkan data secara online
terkait berbagai informasi ternak. Informasi tersebut disimpan didalam database
sehingga pengelola dapat memantau, mendapatkan informasi dan dokumentasi
berkaitan dengan hewan ternak dengan cepat dan mudah tanpa datang langsung
ke peternakan. Sistem tersebut juga memungkinkan pengelola untuk mensortir bibit
unggul dengan tepat sesuai pendataan yang telah dilakukan semenjak kelahiran.
Bibit unggul yang didapat dari peternakan akan dijadikan indukan untuk
memproduksi sperma sapi unggul. (Jokowi,2016).
Kondisi yang harus diperhatikan agar tercipta bibit unggul diantaranya adalah
suhu dan kelembapan kandang sapi. Kondisi ternak di daerah tropis dipengaruhi
oleh iklim (Widi et al.,2008). Temperatur ideal untuk kandang sapi adalah 17ᵒC
sampai 27ᵒC dan kelembapan ideal adalah 60% sampai 70%. Kelembapan yang
terlalu tinggi akan menyebabkan tumbuh berkembangnya jamur sedangkan
kelembapan terlalu yang rendah menyebabkan udara berdebu yang menimbulkan
penyakit menular.(Ngadiyono,2012).
Selama ini suhu dan kelembapan kandang diukur dengan alat
thermohygrometer. Alat ini dinilai kurang efektif karena masih memerlukan
campurtangan manusia setiap kali dilakukan pengukuran. Maka dari itu
diperlukan alat untuk memantau dan mengontrol suhu dan kelembapan secara
otomatis menggunakan sensor DHT 11.
Dari permasalahan tersebut, KTP Sapi (Kartu Teknologi Peternakan Sapi)
diharapkan menjadi solusi untuk manajemen pendataan dan pengendali suhu
serta kelembapan kandang secara online dan otomatis.
2

2.2 Tujuan
Pembuatan rumusan proposal PKM ini bertujuan untuk membuat sistem
kontrol dan monitorig E-KTP Sapi.

2.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan, perumusan
masalah yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana cara monitoring sapi menggunakan RFID?
2. Bagaimana cara mengatur suhu dan kelembapan kandang sapi secara
elektronik?
3. Bagaimana cara melakukan pengaturan manajemen ternak secara
elektronik?

2.4 Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dengan adanya Program Kreativitas Mahasiswa
adalah:
1. Menghasilkan rancang bangun alat yang mampu membantu peternak sapi
melakukan manajemen pendataan ternak secara elektronik dan pengendali
suhu serta kelembapan kandang otomatis untuk mendukung tercapainya
swasembada ternak pada tahun 2025.
2. Dapat menjadi acuan dalam pembuatan Tugas Akhir (TA).

2.5 Manfaat
Manfaat pembuatan alat ini adalah :
1. Terciptanya prototipe alat yang dapat digunakan secara masal untuk
mempermudah peternak sapi melakukan pendataan ternak dan pegendalian
suhu serta kelembapan kandang secara otomatis.
2. Mempermudah peternak untuk menjual dan mendistribusikan ternak sapi
dengan dukungan pendataan ternak dan dokumentasi yang lengkap.
3. Mendukung target pemerintah mewujudkan swasembada daging sapi
ditahun 2025 dengan menajemen pendataan ternak yang baik.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian yang dilakukan Wibowo pada tahun 2013 mengenai penerapan


RFID pada kambing boerka (persilangan kambing pejantan boer dan betina kacang)
menyimpulkan bahwa informasi tentang data garis keturunan dan registrasi
ternak yang disimpan dalam database diperlukan untuk mengoptimalkan proses
persilangan kambing tersebut.
Penelitian pemanfaatan sensor DHT11 untuk mengukur suhu dan kelembapan
pada rumah. yang dilakukan oleh Muhammad Yan Eka Adiptya dan Hari
Wibawanta pada tahun 2013 menyimpulkan bahwa DHT11 memiliki output
digital yang sudah terkalibrasi, terdiri dari komponen pengukuran kelembapan
tipe resistive dan pengukuran suhu melalui NTC serta terhubung dengan 8 biit uC
sehingga memberikan kecepatan respon dan memiliki ketahanan yang baik terhadap
interferensi. Interface yang digunakan adalah single write serial interface yang
cukup cepat dan mudah. Ukuran sensor yang kecil, konsumsi daya yang rendah dan
mampu menntransmisikan outputnya dalam jarak 20 meter. Kelemahan dari
sensor ini adalah akurasi yang kurang dan range pengukuran suhu
0 sampai 50 ᵒC. Namun dengan harga yang murah sensor ini dapat menjadi
alternatif untuk pengukuran suhu dan kelembapan yang tidak terlalu memerlukan
akurasi yang bagus dalam hal ini pengukuran suhu kamar.
Dalam rangka mendukung proogram swaasembada pangan tahun 2026,
dibangun sistem menggunakan RFID yang berperan dalam sistem recording data
sapi serta sensor DHT11 yang dapat mengukur suhu dan kelembapan kandang
sapi guna menciptakan bibit unggul. RFID akan berisi data sapi yang terdiri dari
jenis sapi, umur, jenis kelamin, dan foto sapi. Sedangkan sensor DHT11 akan
memantau suhu dan kelembapan kandang sapi. Sistem akan berjalan secara
otomatis. Persoalan yang akan timbul setelah sistem otomatis dijalankan adalah
ruang penyimpanan. Data yang dihasilkan dari sistem yang akan dibuat
mempunyai kapasitas yang besar. Data ini akan menjadi masalah apabila
menggunakan ruang penyimpanan berbentuk hardware. Untuk itulah digunakan
penyimpanan menggunakan komputasi awan. Sebagai hasil dari menggunakan
komputasi awan, jumlah data yang hilang sebelumnya pada tahap sangat awal
sebagai akibat dari kurangnya penyimpanan dan karena bearing prioritas rendah
dalam inferensi semantik, sekarang dapat dipertahankan dan diproses pada cloud
untuk menarik lebih banyak kesimpulan intens. Selain itu, memotivasi efisiensi
pemanfaatan sumber daya yang ada daripada menuntut perlu untuk menggabungkan
infrastruktur dan layanan baru. Selain dari data ini sedang diproses sesuai dengan
kebutuhan spesifik. Bagian backend arsitektur yang diusulkan juga menyediakan
cara untuk memperpanjang kemungkinan lebih lanjut memperluas kerangka
infrastruktur dan kemampuan komputasi untuk sistem RFID.
4

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Metodologi pelaksanaan dalam pembuatan KTP Sapi adalah sebagai


berikut:
3.1 Tempat dan Waktu
Proses pembuatan E-KTP Sapi dilakukan selama 5 bulan setelah
pengumuman PKM 2016 dimulai dengan melakukan percobaan di
Laboratorium Telelekomunikasi Polines dan implementasi setelahnya di
Peternakan Sapi Undip.
3.2 Observasi
Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam
pembuatan alat ini. Metode ini dilakukan dengan cara melihat, mencari tahu
dan mengumpulkan data mengenai kondisi lingkungan ternak dan
kebutuhan alat yang digunakan.
3.3 Studi Literatur
Pada tahapan ini dilakukan pencarian data dan panduan sebagai acuan untuk
mengerjakan pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak pada sistem alat
yang akan dibuat. Literatur diperoleh dari internet serta buku, jurnal dan tugas
akhir berkaitan RFID yang tersedia di perpustakaan.
3.4 Proses Pembuatan
Proses pembuatan dilakukan dengan perancangan alat dan uji coba.
Perancangan alat dengan menggunakan alat-alat yang berada pada lab.
Perancangan ini bertujuan untuk merancang sistem E-KTP sapi yang akan
diuji pada peternakan. Setelah alat selesai di rancang, alat akan diuji.
Pengujian alat pertama kali dillakukan di lab terlebih dahulu. Sistem pada e-
KTP dari diuji untuk mengetahui bahwa sistem dapat berjalan dengan baik
atau tidak. Jida sistem sudah dapat berjalan dengan baik, alat akan diuji
coba ke peternakan untuk diterapkan secara langsung pada sapi.

Gambar 1 Sistem Kerja KTP Sapi


5

3.5 Pengujian Alat


Pengujian alat bertujuan untuk memastikan bahwa perangkat keras dan
perangkat lunak pada sistem alat ini dapat bekerja dengan baik dan
berfungsi sebagaimana fungsinya. Apabila masih terdapat kekurangan maka
akan dilakukan evaluasi dan penyempurnaan alat
6

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1.Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-KC
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang 832.000
2. Bahan Habis Pakai 10.205.000
3. Perjalanan 250.000
4. Lain-lain 1.210.000
Jumlah 12.497.000

4.2.Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-KC

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5


Jenis Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Survey Alat dan
Bahan
Pengadaan Alat
dan Bahan
Pembuatan
Skema
Rangkaian
Pembuatan Alat
Pembuatan
Program
Mikrokontroler
Uji Coba dan
Evaluasi Alat
Penyusunan
Laporan dan
Dokumentasi
Penyusunan
Laporan
Pertanggungjaw
aban
7

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2015. Pusat data dan informasi pertanian. Direktorat Jendral


Peternakan.http://ditjennak.pertanian.go.id/. Tanggal akses 26 Oktober 2016
Suwarti, Shanti Asri.2015.Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Rumah Tangga
Terhadap Konsumsi Produk Peternakan di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul.
Tesis. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Ariff, M. H., Ismarani, I., & Shamsuddin, N. (2014, December). RFID based
systematic livestock health management system. In Systems, Process and Control
(ICSPC), 2014 IEEE Conference on (pp. 111-116). IEEE.
Jones GM, Stallings CC.1999. Reducingheat stress for dairy cattle. Virginia
Cooperative Extension Publication Number 404-200.
Neil, B.2008.Tips for keeping dairy cows cool.Regional Extension Educator
Dairy - University of Minnesota Extension Service.
West J. W. 2003. Effects of heat-stress on production in dairy cattle. J. Dairy
Sci. 86:2131-2144
Wibowo, Madha C, dkk.2013.Sistem Informasi Dan Registrasi Ternak Pada
Kelompok Peternak Kambing Di Malang.Surabaya:STMIK Surabaya.
Zaki, M.2015.PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP RESPON
TERMOREGULASI DAN PRODUKTIVITAS SAPI FRIESIEN HOLSTEIN
(FH)DI KAMPAR DAN DUMAI.Tesis.Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Ilie-Zudor, E., dkk.,2006, The RFID Technology and Its Current Applications,
Proceeding of The Modern Information Technology in the Innovation Processes
of the Industrial Enterprises-MITIP 2006.
Foulkes, J., Tucker, P., Caronan, M., Curtis, R., Parker, L. G., Farnell, C., ... &
Wu, J. (2013, January). Livestock Management System. In Proceedings of the
International Conference on Embedded Systems and Applications (ESA) (p. 1). The
Steering Committee of The World Congress in Computer Science, Computer
Engineering and Applied Computing (WorldComp).
Xu, X. (2012). From cloud computing to cloud manufacturing. Robotics and
computer-integrated manufacturing, 28(1), 75-86.
Füzesi, I., & Herdon, M. (2010). IT applications in the quality management of
Hungarian meat product chains. AGRÁRINFORMATIKA/JOURNAL OF
AGRICULTURAL INFORMATICS, 1(1), 19-29.
14

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Toolset Support
1 set 500.000 Rp. 500.000
Elektronika Device
Pembelian Support
- 132.000 Rp. 132.000
Domain Device
Support
Sewa Hosting - 200.000 Rp. 200.000
Device
SUB TOTAL Rp. 832.000

2. Bahan Habis Pakai


Justifikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Paket
Raspberry pi 3 Main Device
Model B 3 830.000 Rp. 2.490.000
RFID Readeer
Main Device
Medium Range 1 3.500.000 Rp. 3.500.000
Tag RFID Main Device 10 3.500 Rp. 35.000
Mifi Huawei 4G Main Device 1 680.000 Rp. 680.000
Paket Kuota 4G
Main Device
Telkomsel 2 100.000 Rp. 200.000
Sensor DHT 11 Main Device 1 50.000 Rp. 50.000
Relay 2 Channel Main Device 1 50.000 Rp. 500.000
Paket Misting
Nozzle Embun Main Device
Spryer 1 2.500.000 Rp. 2.500.000
Kabel Jumper
Main Device
1x40 1 40.000 Rp. 40.000
Breadboard Trial Device 1 60.000 Rp. 60.000
Cassing Main Device 1 50.000 Rp. 50.000
Kabel Main Device 1 roll 100.000 Rp. 100.000
SUB TOTAL Rp. 10.205.000
15

3. Perjalanan
Justifikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Perjalanan ke
toko elektronik - 5 20.000 Rp. 100.000
kota Semarang
Perjalanan ke
Kota Malang - 2 75.000 Rp. 150.000
untuk Seminar
SUB TOTAL Rp. 250.000

4. Lain – Lain

Justifikasi Harga Satuan


Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Print Laporan
Administrasi
Kemajuan + Jilid 4 buah 15.000 Rp. 60.000
Print Laporan
Administrasi
Akhir + Jilid 4 buah 15.000 Rp. 60.000
Print Logbook +
Administrasi
Jilid 4 buah 10.000 Rp. 40.000
Pendaftaran Hak
Publikasi
Paten - 250.000 Rp. 250.000
Seminar Publikasi - 800.000 Rp. 800.000
SUB TOTAL Rp. 1.210.000
TOTAL ( Keseluruhan ) Rp. 12.497.000
18

Lampiran 2. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan.

Gambaran secara umum, alat yang akan dibuat menggunakan teknologi


IoT ( Internet of Things ) yang terdiri dari paket kit kontrol dan monitoring serta
sistem informasi. Paket kit kontrol dan monitoring terdiri dari mikrokomputer,
RFID reader dan humidity sensor ( DHT 11 ). RFID reader digunakan untuk
membaca tag RFID yang terpasang pada setiap sapi. Tag RFID berisi informasi
tentang data kelahiran sapi, indukan sapi, berat badan sapi, dll. Informasi tersebut
disimpan didalam database agar pengelola dapat melakukan manajemen hewan
ternak dengan cepat dan mudah tanpa datang ke peternakan. Dengan sistem tersebut
memungkinkan pengelola untuk mensortir bibit unggul dengan tepat sesuai
pendataan yang telah dilakukan semenjak kelahiran. Bibit unggul yang didapat
dari peternakan akan dijadikan indukan untuk memproduksi sperma sapi unggul.
Untuk mendukung produksi bibit unggul sapi, maka diperlukan pengendalian suhu
kandang agar sapi tidak stress kemudian mati. Sensor akan dipasang pada beberapa
titik, kemudian sensor akan membaca suhu dan kelembapan kandang sapi secara
realtime. Data hasil pembacaan sensor akan dikirim ke mikrokomputer untuk
diproses. Apabila suhu dan kelembapan kandang diluar standar nyaman untuk sapi,
maka mikrokomputer akan memberi perintah pada sprayer untuk menyemprotkan
air dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi suhu dan kelembapan yang sesuai
standar nyaman untuk sapi.

Sistem informasi pada alat yang kami rancang berbasis website dengan
memanfaatkan cloud computing yang dapat dipantau melalui perangkat komputer
maupun melalui aplikasi android. Melalui sistem informasi ini, pengelola dapat
memantau suhu dan kelembapan kandang secara realtime baik di sekitar area
peternakan maupun di luar area peternakan.

Anda mungkin juga menyukai