Anda di halaman 1dari 262

Serial Cinta 1

Kutipan Pasa 72:


Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta
(UU No. 19 Tahun 2002).

1. Barangsiaap dengan sengaja dan tanpa hak melakukan


perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/
atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah),
atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar ru-
piah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,


mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan
atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak RP. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

©Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

2 Serial Cinta
Serial Cinta

ANIS MATTA

Serial Cinta 3
Serial Cinta
Bagaimana Kekuatan Cinta
mengubah Kualitas Hidup dan
Cita Rasa Peradaban

Penulis:
Anis Matta

Lay Out & Design Cover:


Amukti Anzuki

Cetakan Pertama, Juli 2008


Cetakan Kedua, Nopember 2008
Cetakan Ketiga, Agustus 2009
Cetakan Keempat, Maret 2010

Penerbit:
Tarbawi Press

Alamat:
Jl. Pramuka Jati No. 430 A
Jakarta. Telp. 021-3153003

4 Serial Cinta
Pengantar Penerbit

Setiap kita perlu cinta. Tapi tidak semua kita bisa


mendefinisikan dengan utuh bagaimana cinta harus
dihidupkan, lalu difungsikan. Buku Serial Cinta ini
merupakan penjabaran seri demi seri, tema demi tema
tentang tiga kerangka besar cinta: dari mana sumber
energinya, bagaimana proses pengelolaannya, dan seperti
apa hasilnya dalam berbagai obyek. Ya, tiga kerangka besar
itulah yang akan kita temukan dalam uraian tentang cinta
dalam buku ini.
Buku ini merupakan kumpulan dari Serial Cinta karya
Anis Matta yang ada di Majalah Tarbawi, yang ditulis dalam
kurun waktu tiga tahun. Melanjutkan Serial sebelumnya yang
juga telah dibukukan, Serial Kepahlawanan.
Dengan pendalaman filosofis yang kuat, buku ini
menghadirkan tema cinta dengan perspektif yang lebih utuh,
terhormat, dan kuat berdayaguna. Begitu juga pembahasan
prosesnya yang komprehensif. Ia menyentuh banyak

Serial Cinta 5
dimensi. Dari mulai cinta kepada Allah yang mengalahkan
segala cinta, cinta kepada Rasulullah, cinta pasangan, serasa
dan serasi, hingga bagaimana menimbang kisah tentang orang-
orang yang putus cinta dan membawa cinta mereka sampai
mati.
Begitu pun, semua dikupas dalam argumentasi yang kuat
dan landasan historis yang dapat dipercaya. Maka buku
Serial Cinta ini tidak berbicara tentang cinta dalam tataran
artifisial, yang seringkali menjebak kebanyakan orang ketika
harus bicara tentang cinta. Ini yang disebut dengan
“kedalaman cinta yang mengubah kualitas hidup dan cita
rasa peradaban.” Bila pun ada hal-hal artifisial dalam ruang
lingkup cinta, ia tetap dapat diposisikan dalam satu
rangkaian besar cinta yang punya visi dan misi luhur. Begitu
juga ketika berbicara tentang bagaimana cinta menghadapi
tabiat konfliknya. Semua ada penjelasannya.
Lebih dari semua itu, buku ini menjelaskan dengan baik
bagaimana memahami cinta sebagai karunia yang luar biasa.
Dari karunia itu hidup bisa terus tersambung, cita-cita terus
terkejar, dan masa depan selalu dapat dilihat dengan
kacamata optimisme dan pandangan penuh harap.
Cinta, yang membuat segalanya punya makna.

6 Serial Cinta
Daftar Isi
1. Cinta Tanpa Definisi - 1
2. Cermin Kebenaran - 5
3. Puncak Iman - 8
4. Mata Air Keluhuran - 12
5. Rahasia Keajaiban - 15
6. Kekuatan Perubahan - 18
7. Perang dan Cinta - 21
8. Sepenggal Firdaus – 25
9. Negeri Cinta - 28
10. Doa Cinta Sang Imam 31
11. Di Rumahku Ada Cinta 34
12. Panggilan Belahan Jiwa – 37
13. Sayap yang tak Pernah Patah – 41
14. Pesona Sang Nabi – 44
15. Kuasa dan Cinta – 47
16. Pekerjaan Orang Kuat – 50
17. Indahnya Memberi – 54
18. Seni Memperhatikan – 58
19. Semangat Penumbuhan – 61
20. Merawat dengan Kebajikan – 64
21. Melindungi dengan Keberanian – 67
22. Mencintai itu Keputusan – 70
23. Cinta dan Kimia Jiwa – 74

Serial Cinta 7
24. Pesona Kematangan – 78
25. Membangun Kemampuan Mencintai – 82
26. Pelajaran Cinta – 86
27. Cinta Misi – 90
28. Kelezatan Ruhani - 93
29. Cinta dari Darah dan Ruh – 96
30. Kelezatan Akal Batin – 99
31. Di Sini Cinta Punya Hirarki – 102
32. Bersatu di Tengah Badai – 106
33. Perseteruan Dua Cinta – 109
34. Karena Jiwa Punya Hajat – 112
35. Indahnya Cinta Jiwa – 115
36. Akhir Sejarah Cinta Kita - 118
37. Cinta Terkembang jadi Kata – 120
38. Penyair dan Lembah itu - 123
39. Biar Dramatisasi jadi Manis -126
40. Bias Penghambaan – 129
41. Kata Terurai Jadi Laku – 132
42. Kasihanilah Para Pencinta – 136
43. Temu Jiwa Sentuh Fisik – 140
44. Cinta Bersemi di Pelaminan – 144
45. Pesona Jiwa Raga – 147
46. Mengelola Ketidaksempurnaan – 151
47. Pembelajaran dan Keindahan – 155
48. Pesona Ketiga – 159

8 Serial Cinta
49. Cinta adalah Sebuah Gagasan – 163
50. Aura Kehidupan – 167
51. Serasa dan Serasi – 171
52. Gejolak di Balik Bilik – 175
53. Tim Kehidupan – 178
54. Energi Penciptaan – 181
55. Ego Transendental – 184
56. Mengorganisasi Jiwa-jiwa – 188
57. Produktifitas Kolektif – 192
58. Pembiaran – 196
59. Pilihan Bagi yang Punya Pilihan – 199
60. Kebanggaan yang Bukan Kebanggaan – 203
61. Romantika Pasangan Jiwa – 207
62. Orang-orang Romantis – 211
63. Mengikat Jiwa dengan Misi – 214
64. Di Ujung Pengalaman Pahit – 218
65. Cinta dan Maslahat Pribadi – 221
66. Cinta dari Ilham Akal Sehat – 225
67. Mari Belajar Mencintai – 228
68. Semangat Penanggungan – 232
69. Naluri Keulungan – 236
70. Karena Cinta Perlu Nyali – 239
71. Keuletan Jiwa – 243
72. Jalan Sunyi Sang Pencinta – 246
73. Respek dan Apresiasi - 249

Serial Cinta 9
10 Serial Cinta
1

Cinta Tanpa Definisi

Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau


merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan
gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk
gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakkan bangunan-
bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah
cinta. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat.
Hanya terasa. Tapi dahsyat.
Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa mencegahnya.
Kau hanya bisa ternganga ketika ia meluapi sungai-sungai,

Serial Cinta 11
menjamah seluruh permukaan bumi, menyeret semua benda
angkuh yang bertahan di hadapannya. Dalam sekejap ia
menguasai bumi dan merengkuhnya dalam kelembutannya.
Setelah itu ia kembali tenang: seperti seekor harimau
kenyang yang terlelap tenang. Demikianlah cinta. Ia
ditakdirkan jadi makna paling santun yang menyimpan
kekuasaan besar.
Seperti api menyala-nyala. Kau tak kuat melawannya.
Kau hanya bisa menari di sekitarnya saat ia mengunggun.
Atau berteduh saat matahari membakar kulit bumi. Atau
meraung saat lidahnya melahap rumah-rumah, kota-kota,
hutan-hutan. Dan seketika semua jadi abu. Semua jadi
tiada. Seperti itulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kekuatan
angkara murka yang mengawal dan melindungi kebaikan.
Cinta adalah kata tanpa benda, nama untuk beragam
perasaan, muara bagi ribuan makna, wakil dari sebuah
kekuatan tak terkira. Ia jelas, sejelas matahari. Mungkin
sebab itu Eric Fromm -dalam The Art of Loving- tidak
tertarik -atau juga tidak sanggup- mendefinisikannya. Atau
memang cinta sendiri tidak perlu definisi bagi dirinya.
Tapi juga terlalu rumit untuk disederhanakan. Tidak
ada definisi memang. Dalam agama, atau filsafat atau sastra
atau psikologi. Tapi inilah obrolan manusia sepanjang masa.
Inilah legenda yang tak pernah selesai. Maka abadilah

12 Serial Cinta
Rabiah Al-Adawiyah, Rumi, Iqbal, Tagore atau Gibran
karena puisi atau prosa cinta mereka. Abadilah legenda
Romeo dan Juliet, Laela Majnun, Siti Nurbaya atau
Cinderella. Abadilah Taj Mahal karena kisah cinta di balik
kemegahannya.
Cinta adalah lukisan abadi dalam kanvas kesadaran
manusia. Lukisan. Bukan definisi. Ia disentuh sebagai sebuah
situasi manusiawi, dengan detil-detil nuansa yang begitu
rumit. Tapi dengan pengaruh yang terlalu dahsyat. Cinta
merajut semua emosi manusia dalam berbagai peristiwa
kehidupannya menjadi sublim: begitu agung tapi juga terlalu
rumit. Perang berubah jadi panorama kemanusiaan begitu
cinta menyentuh para pelakunya. Revolusi tidak dikenang
karena geloranya tapi karena cinta yang melahirkannya.
Kekuasaan tampak lembut saat cinta memasuki wilayah-
wilayahnya. Bahkan penderitaan akibat kekecewaan
kadang terasa manis karena cinta yang melatarinya: seperti
Gibran yang kadang terasa menikmati Sayag-sayap Patahnya.
Kerumitan terletak pada antagoni-antagoninya. Tapi di
situ pula daya tariknya tersembunyi. Kerumitan tersebar
pada detil-detil nuansa emosinya, berpadu atau berbeda.
Tapi pesonanya menyebar pada kerja dan pengaruhnya yang
teramat dahsyat dalam kehidupan manusia.
Seperti ketika kita menyaksikan gemuruh badai, luapan

Serial Cinta 13
banjir atau nyala api, seperti itulah cinta bekerja dalam
kehidupan kita. Semua sifat dan cara kerja udara, api dan
air juga terdapat dalam sifat dan cara kerja cinta. Kuat.
Dahsyat. Lembut. Tak terlihat. Penuh haru biru. Padat
makna. Sarat gairah. Dan, antagonis.
Barangkali kita memang tidak perlu definisi. Toh kita
juga tidak butuh penjelasan untuk dapat merasakan terik
matahari. Kita hanya perlu tahu cara kerjanya. Cara
kerjanya itulah definisinya: karena -kemudian- semua
keajaiban terjawab di sana.

14 Serial Cinta
2

Cermin Kebenaran

Begitulah susunan kejadiannya. Di awal hanya ada Allah


sendiri. Lalu Ia menciptakan arsy-Nya di atas air. Setelah
itu Ia menciptakan pena. Kemudian dengan pena itulah Ia
menitahkan penulisan semua makhluk yang akan Ia
ciptakan di alam raya ini: langit, bumi, malaikat, manusia,
jin hingga surga dan neraka. Dengan pena itu juga Ia
menitahkan penulisan semua kejadian -dengan urutan-
urutan dan kaitan-kaitannya pada dimensi ruang dan
waktu yang akan dialami makhluk-makhluk-Nya.

Serial Cinta 15
Tampaknya dengan sengaja Ibnu Katsir mengawali
bahasan sejarahnya dalam Awal Dan Akhir dengan cerita
tadi. Tiba-tiba saja sejarah terbentang sebagai sebuah cerita
penciptaan tanpa henti. Dari Allah awalnya, dan kelak ke
sana akhirnya. Tapi jika Allah tidak mendapatkan manfaat
dari ciptaan-ciptaan-Nya, maka tidak ada yang dapat
menjelaskan motif di balik cerita kehidupan itu kecuali
hanya satu kata: cinta!
"Maka", kata Ibnu Qayyim dalam Taman Para Pencinta,
"semua gerak di alam raya ini, di langit dan bumi, adalah
gerak yang lahir dari kehendak dan cinta." Dengan dan
untuk itulah alam ini bergerak. Kehendak dan cintalah
alasan pergerakan dan perhentiannya. Bahkan dengan dan
untuk kehendak dan cinta jugalah alam ini diciptakan.
Maka tak satupun makhluk di alam ini yang bergerak
kecuali bahwa kehendak dan cintalah motif dan tujuannya.
Sesungguhnya hakikat cinta adalah gerak jiwa sang
pencinta kepada yang dicintainya. Maka cinta adalah gerak
tanpa henti. Dan inilah makna kebenaran ketika Allah
mengatakan: "Dan tiadalah Kami menciptakan langit dan
bumi serta semua yang ada di antaranya kecuali dengan
kebenaran." (QS. Al Hijr: 85)
Jadi cinta adalah makna kebenaran dalam penciptaan.
Itu sebabnya, hati yang dipenuhi dengan cinta lebih mudah

16 Serial Cinta
dan cepat menangkap kebenaran. Cinta tidak tumbuh
dalam hati yang dipenuhi keangkuhan, angkara murka dan
dendam. Cinta melahirkan pengakuan dan kerendahan
hati. Cinta adalah cahaya yang memberikan kekuatan
penglihatan pada mata hati kita. Begitulah cinta akhirnya
membimbing tangan Abu Bakar, Al Najasyi, atau Cat Steven
kepada Islam. Begitu juga akhirnya keangkuhan
menyesatkan Abu Jahal, Heraklius, atau Saddam Husein.
Cinta dalam jiwa, kata Iqbal, serupa penglihatan pada mata.
Pengetahuan bahkan bisa menyesatkan kalau ia tidak
dibimbing oleh kelembutan tangan cinta. Itu kebutaan, kata
Enstein. Sebab ia tidak melahirkan pengakuan dan
kerendahan hati. Itu juga yang menjelaskan mengapa ilmu
pengetahuan modern justru menjauhkan Barat dari Tuhan.
Di sana cinta tidak membimbing pengetahuan. Maka
dengan penuh keyakinan Iqbal kemudian berkata dalam
Javid Namah:

Pengetahuan bersemayam dalam pikiran,


Tempat cinta ialah hati yang sadar-jaga;
Selama pengetahuan yang tak sedikit juga mengandung cinta,
Adalah itu hanya permainan sulap si Samiri;
Pengetahuan tanpa Ruh Kudus hanya penyihiran

Serial Cinta 17
3

Puncak Iman

Kamu takkan pernah sanggup mendaki sampai ke


puncak gunung iman, kecuali dengan satu kata: cinta.
Imanmu hanyalah kumpulan keyakinan semu dan beku,
tanpa nyawa tanpa gerak, tanpa daya hidup tanpa daya
cipta. Kecuali ketika ruh cinta menyentuhnya. Seketika ia
hidup, bergeliat, bergerak tanpa henti, penuh vitalitas,
penuh daya cipta, bertarung dan mengalahkan diri sendiri,
angkara murka atau syahwat.

18 Serial Cinta
Iman itu laut, cintalah ombaknya.
Iman itu api, cintalah panasnya.
Iman itu angin, cintalah badainya.
Iman itu salju, cintalah dinginnya.
Iman itu sungai, cintalah arusnya.

Seperti itulah cinta bekerja ketika kamu harus


memenangkan Allah atas dirimu sendiri, atau
memenangkan Iman atas syahwat. Seperti itu pula cinta
bekerja dalam diri pemuda ahli ibadah itu. Kejadiannya
diriwayatkan Al Mubarrid dari Abu Kamil, dari Ishak bin
Ibrahim dari Raja' bin Amr Al Nakha'i. Seorang pemuda
Kufah yang dikenal ahli ibadah suatu saat jatuh cinta dan
tergila-gila pada seorang gadis. Cintanya berbalas. Gadis
itu sama gilanya. Bahkan ketika lamaran sang pemuda
ditolak karena sang gadis telah dijodohkan dengan saudara
sepupunya, mereka tetap nekat, ternyata. Gadis itu bahkan
menggoda kekasihnya, "Aku datang padamu, atau kuatur
cara supaya kamu bisa menyelinap ke rumahku". Itu jelas
jalan syahwat.
"Tidak! Aku menolak kedua pilihan itu. Aku takut pada
neraka yang nyalanya tak pernah padam!" Itu jawaban sang
pemuda yang menghentak sang gadis. Pemuda itu
memenangkan iman atas syahwatnya dengan kekuatan

Serial Cinta 19
cinta. "Jadi dia masih takut pada Allah?" Gumam sang
gadis. Seketika ia tersadar, dan dunia tiba-tiba jadi kerdil
di matanya. Ia pun bertaubat dan kemudian mewakafkan
dirinya untuk ibadah. Tapi cintanya pada sang pemuda tidak
mati. Cintanya berubah jadi rindu yang mengelana dalam
jiwa dan do'a-do'anya. Tubuhnya luluh lantak didera rindu.
Ia mati, akhirnya.
Sang pemuda terhenyak. Itu mimpi buruk. Gadisnya
telah pergi membawa semua cintanya. Maka kuburan sang
gadislah tempat ia mencurahkan rindu dan do'a-do'anya.
Sampai suatu saat ia tertidur di atas kuburan gadisnya.
Tiba-tiba sang gadis hadir dalam tidurnya. Cantik. Sangat
cantik. "Apa kabar? Bagaimana keadaanmu setelah
kepergianku," tanya sang gadis. "Baik-baik saja. Kamu
sendiri disana bagaimana," jawabnya sambil balik bertanya.
"Aku di sini, dalam surga abadi, dalam nikmat dan hidup
tanpa akhir," jawab gadisnya. "Do'akan aku. Jangan pernah
lupa padaku. Aku selalu ingat padamu. Kapan aku bisa
bertemu denganmu," tanya sang pemuda lagi. "Aku juga
tidak pernah lupa padamu. Aku selalu berdo'a agar Allah
menyatukan kita di surga. Teruslah beribadah. Sebentar
lagi kamu akan menyusulku," jawab sang gadis. Hanya tujuh
malam setelah mimpi itu, sang pemuda pun menemui
ajalnya.

20 Serial Cinta
Atas nama cinta ia memenangkan Allah atas dirinya
sendiri, memenangkan Iman atas syahwatnya sendiri. Atas
nama cinta pula Allah mempertemukan mereka. Cinta
selalu bekerja dengan cara itu.

Serial Cinta 21
4

Mata Air Keluhuran

Galau benar hati sang raja. Putera mahkotanya ternyata


seorang pemuda pemalas. Apatis. Talenta raja-raja tidak
terlihat dalam pribadinya. Suatu saat sang raja menemukan
cara mengubah pribadi puteranya: the power of love.
Sang raja mendatangkan gadis-gadis cantik ke
istananya. Istana pun seketika berubah jadi taman: semua
bunga mekar di sana. Dan terjadilah itu. Sesuatu yang
memang ia harapkan: puteranya jatuh cinta pada salah
seorang di antara mereka. Tapi kepada gadis itu sang raja

22 Serial Cinta
berpesan, "Kalau puteraku menyatakan cinta padamu,
bilang padanya, "Aku tidak cocok untukmu. Aku hanya
cocok untuk seorang raja atau seseorang yang berbakat jadi
raja."
Benar saja. Putera mahkota itu seketika tertantang.
Maka ia pun belajar. Ia mempelajari segala hal yang harus
diketahui seorang raja. Ia melatih dirinya untuk menjadi
raja. Dan seketika talenta raja-raja meledak dalam dirinya.
Ia bisa, ternyata! Tapi karena cinta!
Cinta telah bekerja dalam jiwa anak muda itu secara
sempurna. Selalu begitu: menggali tanah jiwa manusia,
sampai dalam, dan terus ke dalam, sampai bertemu mata
air keluhurannya. Maka meledaklah potensi kebaikan dan
keluhuran dalam dirinya. Dan mengalirlah dari mata air
keluhuran itu sungai-sungai kebaikan kepada semua yang
ada di sekelilingnya. Deras. Sederas arus sungai yang
membanjir, desak mendesak menuju muara. Cinta
menciptakan perbaikan watak dan penghalusan jiwa. Cinta
memanusiakan manusia dan mendorong kita
memperlakukan manusia dengan etika kemanusiaan yang
tinggi.
Jatuh cinta adalah peristiwa paling penting dalam sejarah
kepribadian kita. Cinta, kata Quddamah, mengubah
seorang pengecut menjadi pemberani, yang pelit jadi

Serial Cinta 23
dermawan, yang malas jadi rajin, yang pesimis jadi optimis,
yang kasar jadi lembut. Kalau cinta kepada Allah membuat
kita mampu memenangkan Allah dalam segala hal, maka
cinta kepada manusia atau hewan atau tumbuhan atau
apa saja, mendorong kita mempersembahkan semua
kebaikan yang diperlukan orang atau binatang atau
tanaman yang kita cintai. Jatuh cinta membuat kita mau
merendah, tapi sekaligus bertekad penuh untuk menjadi
lebih terhormat.
Cobalah simak cerita cinta Letnan Jenderal
Purnawirawan Yunus Yosfiah, yang suatu saat ia tuturkan
pada saya dan beberapa kawan lain. Ketika calon istrinya
menyatakan bersedia hijrah dari Katolik menuju Islam, ia
tergetar hebat. "Kalau cinta telah mengantar hidayah pada
calon istrinya," katanya membatin, "Seharusnya atas nama
cinta ia mempersembahkan sesuatu yang istimewa padanya."
Ia sedang bertugas di Timor Timur saat itu. Maka ia berjanji,
"Besok aku akan berangkat untuk sebuah operasi. Aku
berharap bisa mempersembahkan kepala dedengkot Fretilin
untukmu." Tiga hari kemudian, janji itu ia bayar lunas!
Gampang saja memahaminya. Keluhuran selalu lahir dari
mata air cinta. Sebab, "cinta adalah gerak jiwa sang
pencinta kepada yang dicintainya," kata Ibnu Qayyim.

24 Serial Cinta
5

Rahasia Keajaiban

Lelaki tua itu akhirnya merenggut takdirnya. Roket-


roket Yahudi mungkin telah meluluhlantakkan tubuh
lumpuhnya. Tapi mereka keliru. Sebab nafas cintanya telah
memekarkan bunga-bunga jihad di Palestina. Sebuah
generasi baru tiba-tiba muncul ke permukaan sejarah dan
hanya tahu satu kata: jihad. Dan darahnya yang tumpah
setelah fajar itu, adalah siraman Allah yang akan
menyuburkan taman jihad di bumi nabi-nabi itu. Dan tulang
belulangnya hanya akan menjadi sumbu yang menyalakan

Serial Cinta 25
api perlawanan dalam jiwa anak-anak Palestina.
Syeikh Ahmad Yasin, lelai tua dan lumpuh itu, adalah
keajaiban cinta. Ia hanya seorang guru mengaji. Tapi dialah
sesungguhnya bapak spiritual yang menyalakan api jihad
di Palestina. Ia tahu, perjuangan Palestina telah dinodai
para oportunis yang menjual bangsanya. Tapi ia tetap harus
melawan. Dan lumpuhnya bukan halangan. Maka ia pun
meniupkan nafas cintanya pada bocah-bocah Palestina yang
ia ajar mengaji. Dari tadarus Qur'an yang hening dan
khusyu' itulah lahir generasi baru di bawah bendera Hamas.
Palestina memang belum merdeka. Tapi ia telah
merampungkan tugasnya: perang telah dimulai. Ketika
akhirnya ia syahid juga, itu hanya jawaban Allah atas do'a-
do'anya. Lelaki tua itu mengingatkan aku pada syair Iqbal:
Tak berwaktu cinta itu, kemarin dan esok terlepas
daripadanya
Tak bertempat ia, atas dan bawah terlepas daripadanya
Bila ia mohon pada Tuhan akan keteguhan dirinya
Seluruh dunia pun menjadi gunung, dan ia sendiri penunggang
kuda

Sejarah adalah catatan keajaiban. Tapi cinta adalah


rahasianya. Cinta adalah saat kegilaan jiwa. Begitu cinta
merasuki jiwamu, kamu jadi gila. Begitu kamu gila,

26 Serial Cinta
energimu berlipat-lipat, lalu membulat, mendidih bagai
kawah yang siap meledak dan membakar semua yang ada
di sekelilingnya. Begitu energimu meledak, keajaiban
tercipta. Begitulah naturanya: keajaiban-keajaiban yang
kita temukan dalam sejarah tercipta dalam saat-saat jiwa
itu.
Legenda keadilan Umar bin Khattab adalah keajaiban.
Tafsirnya adalah cintanya pada Allah dan rakyatnya telah
menjadi roh kepemimpinannya. Legenda perang Khalid bin
Walid adalah keajaiban. Tafsirnya juga begitu: karena ia
lebih mencintai jihad ketimbang tidur bersama seorang gadis
cantik di malam pengantin. Hasan Al Banna adalah legenda
dakwah yang melahirkan kebangkitan Islam mo-dern.
Tafsirnya juga begitu: ia lebih mencintai da'wahnya di atas
segalanya.
Saat cinta adalah saat gila. Saat gila adalah saat
keajaiban. Bumi bergetar saat sejarah mencatat keajaiban
itu. Iqbal menyebut saat cinta itu sebagai saat jiwa jadi
sadar-jaga.
Apabila jiwa yang sadar-jaga terlahir dalam raga,
Maka persinggahan lama ini, ialah dunia, gemetar hingga ke
dasar-dasarnya.

Serial Cinta 27
6

Kekuatan Perubahan

Kakinya berdarah-darah. Orang-orang Thaif bukan saja


menolak dakwahnya. Tapi juga menggunakan kekerasan
untuk menolak dakwahnya. Setelah Quraisy menolak habis
dakwahnya, dan orang-orang mulia seperti Khadijah yang
menjadi tulang punggungnya wafat, kini anak-anak Thaif
melemparinya batu. Sampai ia berlumuran darah. Di saat
seperti itulah Jibril datang menawarkan bantuan: biar
kuhancurkan mereka semua!

28 Serial Cinta
Menggoda betul tawaran Jibril itu. Tapi, "Tidak!" jawab
Rasulullah SAW kepada Jibril. "Aku bahkan memohon
penangguhan untuk mereka. Sungguh aku berharap bahwa
Allah akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka anak-
anak yang akan menyembah Allah dan tidak
mempersekutukan-Nya." (Bukhari dan Muslim)
Seandainya ia seorang pendendam, ia pasti menerima
tawaran Jibril itu. Tapi tidak! Ia seorang pencinta. Dan ia
sadar bahwa ia bisa mengubah komunitas penggembala
kambing yang angkuh di jazirah Arab menjadi pemimpin-
pemimpin peradaban dunia yang rendah hati. Hanya dengan
kekuatan cinta. Dan itulah yang kemudian terjadi: hanya
dalam waktu 22 tahun 2 bulan dan 22 hari, beliau
merampungkan tugas kenabiannya dengan membawa
seluruh jazirah kedalam cahaya Islam.
Cinta adalah kekuatan perubahan yang dahsyat. Lima
belas abad kemudian, Erich Fromm menjelaskan kekuatan
cinta dalam proses perubahan:
"Pendekatan cinta adalah kebalikan dari pendekatan
dengan kekerasan. Cinta berusaha memahami, menguatkan
dan menghidupkan. Dengan cinta, seorang individu akan
selalu mentransformasikan dirinya. Dia menjadi lebih peka,
lebih menghargai, lebih produktif, lebih menjadi dirinya
sendiri. Cinta tidak sentimental dan tidak melemahkan.

Serial Cinta 29
Cinta adalah cara untuk mempengaruhi dan merubah
sesuatu tanpa menimbulkan 'efek samping' sebagaimana
kekerasan. Tidak seperti kekerasan, cinta membutuhkan
kesabaran, usaha dari dalam. Lebih dari semua itu, cinta
membutuhkan keteguhan hati. Menyelesaikan masalah
dengan membutuhkan keteguhan hati untuk terhindar dari
frustasi, untuk tetap sabar meskipun menemui banyak
hambatan. Cinta lebih membutuhkan kekuatan dari dalam,
kepercayaan daripada sekadar kekuatan fisik." (Cinta,
Seksualitas, Matriarki, Gender; 291; 2002).
Kalau Erich Fromm menjelaskan kekuatan cinta dalam
merubah individu dan masyarakat dengan bahasa
psikososial, maka Iqbal menjelaskannya dalam bait-bait
puisinya:
Kekuatan cinta bukan dari tanah, air dan udara,
kekuatannya bukan keliatan urat asalnya;
cinta menundukkan Khaibar tanpa kesulitan,
cinta membelah badan bulan,
cinta memecahkan tengkorak Nimrod tanpa pukulan,
menghancurkan tentara Fir’aun tanpa pertempuran.

30 Serial Cinta
7

Perang dan Cinta

John Lenon adalah sebuah trauma. Lahir di tengah puing


perang dunia pertama, kedua, dan perang Vietnam,
Legenda pop tahun 60-an itu tiba-tiba menemukan bumi
ini seperti sepenggal neraka. Maka lahirlah Flower Gene-
ration dengan semangat anti perang dan fenomena hyppies.
Bahkan ketika Tuhan disebut dalam perang, Bob Dylan
justru mengatakan: "If God on our side, He’ll stop the next
war."

Serial Cinta 31
Sejarah perang moderen adalah mimpi buruk terpanjang
umat manusia. Api. Debu. Darah. Air mata. Terlalu
mengerikan. Perang moderen jadi tragedi kemanusiaan
karena ia lahir dari dendam, keserakahan, megalomania
dan kesunyian. Imperialisme Eropa ke timur adalah riwayat
dendam dan keserakahan. Perang dunia pertama dan kedua
adalah kisah keserakahan dan megalomania. Napoleon,
Hitler, dan Mussolini adalah legenda megalomania dan
kesunyian: perang adalah cara mereka menyebar
kemeranaan mereka. Sebab itu perang moderen adalah
brutalisme, sadisme, kanibalisme: saat-saat panjang tanpa
kasih, dari orang-orang yang menemukan kepuasan pada
tetes-tetes darah dan air mata.
Tapi perang tidak hanya punya satu wajah. Perang punya
wajah lain yang lebih agung, etis dan manusiawi. Perang
adalah takdir manusia. Kamu suka atau tidak suka. Perang
itu niscaya. Bedanya hanya pada dua hal: siapa musuhmu,
dan dengan cara apa kamu melawannya. Siapa musuhmu
menentukan atas nama apa kamu berperang. Caramu
melawan menggambarkan watak perang yang kamu lakoni.
Di dasar batinmu yang terdalam sebenarnya kamu tahu atas
nama siapa kamu berperang: kebenaran atau kebatilan.
Angkara murka yang lahir dari kebatilan niscaya melahirkan
dendam, keserakahan, megalomania, sadisme, brutalisme

32 Serial Cinta
dan kanibalisme. Habis itu kesunyian yang panjang: dan
darah yang terus mengalir tanpa kasih.
Maka begitu Hitler menyadari kekalahannya, ia bunuh
diri. Darahnya dan darah korban-korbannya sama saja:
merah! Tapi Khalid justru menangis karena mati di atas
kasur: bukan di medan laga! Tapi mengapa revolusi Chili
jadi nyanyian Pablo Nerudo? Mengapa Khalid Bin Walid
mengatakan: "Berjaga pada sebuah malam dingin, di tengah
deru peperangan, lebih aku suka daripada berada di sisi
seorang gadis di malam pengantin?" Mengapa Abu Bakar
mengatakan: "Carilah kematian agar kamu menemukan
kehidupan?"
Jika kamu berperang di bawah bendera kebenaran, cinta
mengendalikan motifmu dan caramu berperang. Tetap ada
kekerasan. Darah. Tapi cinta membuatnya jadi agung. Etis.
Manusiawi. Perang atau revolusi adalah drama
kemanusiaan. Di sana kita menyabung nyawa, karena ada
yang kita cintai di sini: Tuhan, hidup, tanah air, bangsa,
keluarga, diri sendiri. Perang bukan kebencian. Maka
mereka yang tidak terlibat dalam perang tidak boleh
dijadikan korban: anak-anak, orang tua, wanita, tumbuhan,
hewan dan lingkungan hidup. Jika kebutuhan biologismu
tersumbat selama perang, kamu bisa jadi sadis. Atau bahkan
kanibalis. Maka prajurit perang -dalam Islam- harus

Serial Cinta 33
kembali ke keluarganya setiap empat bulan: biar jihad jadi
lebih dekat kepada cinta, tidak berubah jadi benci.
Perang semacam ini menciptakan kehidupan dari
kematian. Hanya perang semacam ini yang dapat
menghentikan perang dengan perang.

34 Serial Cinta
8

Sepenggal Firdaus

Bumi tidak cukup untuk dibagi bersama. Manusia sudah


terlalu banyak untuk sumberdaya yang terlalu sedikit. Itu
doktrin Robert Malthus kepada Barat. Maka dunia pun
berubah jadi rimba raya: mari kita adu kuat untuk merebut
sumberdaya bumi.
Sejak itu kompetisi lantas jadi bahasa sosial, ekonomi
dan politik kita. Watak kita adalah keserakahan. Tidak

Serial Cinta 35
ada cinta yang memungkinkan kita saling berbagi. Dua
puluh lima persen penghuni bumi yang bermukim di belahan
utara menguasai tujuh puluh lima persen kekayaan bumi.
Sementara tujuh puluh lima persen penduduk bumi yang
ada di pojok selatan dunia harus berbagi atas dua puluh
lima persen kekayaan yang tersisa. Padahal sebagian besar
sumber daya alam justru dititip Tuhan di belahan selatan.
Inilah imperialisme: mereka menciptakan kesejahteraan di
atas penderitaan bangsa lain.
Itu yang terjadi ketika cinta lenyap dari kehidupan kita.
Tidak ada kedermawanan kolektif yang membuat kita mau
berbagi. Inilah penyakit eksistensial Barat saat ini, kata Erich
Fromm. Cinta sudah habis pupus dari jiwa Barat. Mereka
tak lagi punya cinta. Mereka tak lagi sanggup mencintai.
Bumi pun jadi sempit dan sumpek. Bahkan terasa seperti
neraka: setiap jengkal tanahnya, setiap jenak suasananya
adalah panas. Tak ada ruang yang membuat kita merasa
nyaman menghuninya.
Cintalah yang memungkinkan kita mengubah dunia kita
jadi sepenggal firdaus. Bumi akan terasa nyaman dihuni
kalau kita saling mencintai. Bumi tidak pernah kekurangan
sumber kehidupan, kalau kita mau berbagi atas nama cinta.
Keserakahanlah yang membuat bumi jadi sempit. Kalau
sedekah tidak mengurangi kekayaan, seperti sabda

36 Serial Cinta
Rasulullah SAW, maka berbagi tidak akan membuat kita
kekurangan. Apalagi miskin.
Serakah mendorong orang jadi pelit dan angkuh. Sebab
serakah adalah cara merebut kekayaan, sementara pelit dan
angkuh adalah cara mempertahankannya. Maka
kemiskinan pun mengubah orang jadi pendendam. Sebab
ketidakberdayaan mendorong mereka mencari kambing
hitam. Mereka itulah kambing hitamnya: orang-orang kaya
yang telah mengalahkan mereka dalam pergulatan sosial
ekonomi.
Konflik sosial kita sesesungguhnya selalu tercipta di garis
batas itu: antara orang kaya yang pelit dan angkuh dengan
orang miskin yang apatis dan pendendam. Bukan
kesenjangan menciptakan konflik. Tapi serakah dan pelitlah
yang membuat orang-orang miskin merasakan pahitnya
kesenjangan itu. Maka mereka bereaksi: jarah, hancurkan
kekayaan mereka! Mereka tidak menjadi kaya dengan
menjarah. Tapi mereka puas. Dendam mereka lepas tuntas.
Hanya cinta yang dapat merekatkan mereka. Sebab
hakikat cinta adalah memberi dan berbagi. Bersedakahlah,
kata Rasulullah saw, sebab itu akan menghilangkan dendam
orang-orang miskin.

Serial Cinta 37
9

Negeri Cinta

Arafah. Padang luas tempat kita menghampar jiwa.


Semua lebur jadi satu tanpa sekat. Semua sekat: etnis,
warna kulit, postur, latar budaya dan sejarah. Ihram putih
yang membalut tubuh-tubuh kita menyimbolkan kesatuan.
Semua kesatuan: asal usul, tujuan hidup, jalan hidup yang
kita tempuh untuk mencapai tujuan itu.
Arafah itu seperti lukisan jiwa-jiwa yang digantung di
dinding sejarah. Seluruh jiwa menyatu dalam lukisan yang
rumit; disatukan oleh kekuatan yang lahir kekuatan;

38 Serial Cinta
kekuatan cinta yang lahir kekuatan iman. Tiba-tiba kita
semua merasakan kerendahan hati yang tulus. Lalu jiwa
kita hampar bagai permadani; silakan semua orang duduk
di sana. Perbedaan-perbedaan ini -etnis, warna kulit, postur,
latar budaya dan sejarah- seketika berubah menjadi sumber
keindahan yang menghiasi langit kehidupan kita.
Cintalah rahasianya. Maka ekspansi Islam dari jazirah
Arab ke kawasan Asia Tengah, Selatan, Tenggara dan
Cina, atau kawasan Afrika Selatan dan Utara sampai ke
Eropa Barat dan Timur, bukanlah suatu catatan tentang
pedang terhunus yang tak pernah berhenti berdarah. Itu
justru serangan pasukan cinta yang datang membebaskan
jiwa-jiwa manusia dari belenggu yang membatasi hidupnya
dengan sekat tanah dan etnis: maka menyatulah mereka
dalam cinta yang melapangkan dunia. "Akan kami perangi
mereka dengan cinta," kata Hasan Al Banna.
Dalam celupan cinta jiwa-jiwa itu muncul kembali
dengan kesamaan-kesamaan baru: keramahan yang tulus,
kerendahan hati yang natural, kedermawanan dan
kebiasaan menolong orang lain. Pergilah ke negara-negara
Islam dan temuilah masyarakatnya, kamu pasti menemukan
sifat-sifat itu merata di antara mereka. Itulah sifat-sifat yang
lahir dari cinta.
Dan itulah yang terjadi kemudian. Bangsa-bangsa

Serial Cinta 39
Islam adalah rumpun ideologi yang tidak pernah bisa punah,
bahkan ketika khilafah mereka runtuh dan negara-negara
mereka porak-poranda. Bandingkanlah dengan imperium
Romawi, atau Persia atau Uni Soviet. Bangsa-bangsa
mereka pecah begitu institusi negara mereka runtuh. Nasib
seperti ini rasanya juga akan dialami oleh negara-negara
kosmo saat ini. Materialisme telah membangun sebuah
dunia kosmo yang disatukan dan dipisahkan oleh uang. Di
dunia kita saat ini, krisis ekonomi bisa dengan mudah
menghancurkan sebuah bangsa, menutup riwayat sebuah
negara. Seperti Uni Soviet. Walaupun tidak dapat
meramalkan waktu kejadiannya, tapi saya memiliki
kepercayaan yang kuat, bahwa Amerika Serikat juga akan
mengalami masa depan yang sama.
Batasan negeri kita, dan negeri mana pun, adalah ruang
hati kita. Seluas apa ruang hati kita dapat menampung
orang lain, seluas itulah negeri yang mungkin kita huni.
Selama apa cinta dapat bertahan dalam hati kita, selama
itulah umur negeri kita. Dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara yang rumit sebenarnya tersimpan sebuah rahasia
yang sederhana: keutuhan kita sebagai bangsa seumur
dengan umur cinta kita.

40 Serial Cinta
10

Doa Cinta Sang Imam

Ya Allah Engkau tahu


Hati-hati ini telah
Berkumpul dalam cintaMu
Bertemu dalam taatMu
Menyatu menolong dakwahMu
Berjanji perjuangkan syariatMu

Maka eratkan ikatannya


Dan abadikan cintanya

Serial Cinta 41
Tidak ada penjelasan historis tentang suasana yang
melatari Imam Syahid Hasan Al Banna saat menulis
potongan doa itu. Ia menyebutnya Wirid Pengikat. Pengikat
hati. Hati yang sedang dibangunkan untuk memikul beban
kebangkitan umat. Beban mereka berat. Jumlah mereka
sedikit. Musuh mereka banyak. Jadi mereka butuh landasan
yang kokoh dan pengikat yang kuat. Landasannya adalah
Iman. Pengikatnya adalah cinta.
Cinta menjalin jiwa-jiwa mereka dalam kelembutan yang
menyamankan: maka setiap mereka adalah permadani
sutera yang empuk, setiap orang dengan segala tipenya
bisa duduk santai di situ. Cinta mereka selalu mampu
menampung semua bentuk perbedaan: ada kebebasan
berpendapat tapi tidak ada sikap yang melukai, ada
keterbukaan tapi objektivitas tetap di atas segalanya. Cinta
melahirkan pertanggungjawaban: setiap mereka selalu
bertanya tentang sejauh mana mereka mampu
mempertanggungjawabkan sikap mereka di depan Allah?
Tapi cinta juga melahirkan kelembutan: maka
perbedaan-perbedaan mereka terkelola dalam etika yang
menyamankan jiwa. Karena setiap pembicaraan mereka
selalu berujung amal. Beban. Perbedaan di antara mereka
tidak akan mengubah situasi mereka, seperti kata Iqbal,
sebagai sapu lidi yang diikat cinta untuk membersihkan

42 Serial Cinta
kehidupan.
Tapi cinta juga memberi mereka energi. Para pemikul
beban kebangkitan itu pastilah akan menempuh jalan
perjuangan penuh liku dan pendakian. Pada setiap satu
jarak waktu dan tempat beban mereka bertambah. Mereka
pasti mengalami penuaan dini, seperti kata Rasulullah SAW:
"Surat Hud dan saudara-saudaranya telah mengubankan
rambutku." Kalau bukan dengan energi yang dahsyat,
siapakah yang sanggup mendaki gunung sembari memikul
beban? Dan cintalah sumbernya.
Energi cinta memicu mereka untuk bergerak dan
bertumbuh dalam tempo yang cepat. Tapi ikatan cinta
mengatur irama mereka dalam keserasian yang indah. Itu
sebabnya mereka kuat. Nyaman. Dan abadi. Jadi biarkan
Sang Imam menggumamkan kembali doa cintanya:
Maka eratkan ikatannya
Dan abadikan cintanya.

Serial Cinta 43
11

Di Rumahku Ada Cinta

Taman punya kita berdua


Tak lebar luas, kecil saja
Satu tak kehilangan lain dalamnya
Bagi kau dan aku cukuplah

Itu penggalan puisi Chairil Anwar, 1943, tentang


rumahnya yang disebutnya taman. Taman hati. Taman
hidup. Sempit ruangnya. Tapi cinta membuatnya jadi

44 Serial Cinta
terasa cukup lapang dalam dada. Cinta membuatnya
nyaman dihuni:

Kecil, penuh surya taman kita


Tempat merenggut dari dunia dan manusia

Kenyamanan. Itu rahasia jiwa yang diciptakan cinta:


maka kita mampu bertahan memikul beban hidup, melintasi
aral kehidupan, melampaui gelombang peristiwa, sambil
tetap merasa nyaman dan teduh. Cinta menciptakan
kenyamanan yang bekerja menyerap semua emosi negatif,
masuk ke dalam serat-serat jiwa melalui himpitan peristiwa
kehidupan. Luka-luka emosi yang kita alami di sepanjang
jalan kehidupan ini hanya mungkin dirawat di sana: dalam
rumah cinta.
Dalam rumah cinta itu kita menemukan sistim
perlindungan emosi yang ampuh. Mary Carolyn Davies
mengungkapkannya dengan manis :

Ada sebuah tembok yang kuat


Di sekelilingku yang melindungiku:
Dibangun dari kata-kata yang kau ucapkan padaku

Jiwa yang terlindungi akan cepat bertumbuh dan

Serial Cinta 45
berbuah. Sederhana saja. Karena hakikat cinta selamanya
hanya satu: memberi. Memberi semua kebaikan yang
tersimpan dalam jiwa. Melalui tatapan mata, kata atau
tindakan. Jika kita terus menerus memberi maka kita akan
terus menerus menerima. Pemberian jiwa itu menghidupkan
kekuatan kebajikan yang sering tertidur dalam jiwa manusia.
Seperti pohon: pada mulanya ia menyerap matahari dan
air, untuk kemudian mengeluarkan semua kebajikan yang
ada dalam dirinya: buahnya, keindahannya.
Dalam rumah yang penuh cinta itu kita menemukan
rasa aman, kenyamanan dan kekuatan untuk terus
bertumbuh. Itu sebabnya rumah yang begitu seperti
menghadirkan surga dalam kehidupan kita. Rumah itu
pasti utuh. Dan abadi. Adakah doa cinta yang lebih agung
daripada apa yang diajarkan sang Rasul kepada kita di
malam pertama saat kita meletakkan dasar dari bangunan
hubungan jiwa yang abadi? Letakkan tangan kananmu di
atas ubun-ubun istrimu, lalu ucapkan do'a ini dengan lembut
:
Ya Allah, aku mohon pada-Mu kebaikan perempuan ini
dan semua kebaikan yang tercipta
bersama penciptaannya.

46 Serial Cinta
12

Panggilan Belahan Jiwa

Kebijaksanaan Ilahi adalah takdir dan suratan nasib yang


membuat kita saling mencintai satu sama lain
Karena takdir itulah setiap bagian dari dunia ini bertemu
dengan pasangannya
Dalam pandangan orang-orang bijak langit adalah laki-laki
dan bumi adalah perempuann; bumi memupuk apa yang
telah dijatuhkan oleh langit

Serial Cinta 47
Jika bumi kekurangan panas maka langit mengirimkan panas
kepadanya, jika bumi kehilangan kesegaran dan kelembaban,
langit segera memulihkannya
Langit memayungi bumi layaknya seorang suami yang
menafkahi istrinya; dan bumi pun sibuk dengan urusan rumah
tangga; ia melahirkan dan menyusui segala yang telah ia
lahirkan

Erich Fromm mengutip syair Jalaluddin Rumi itu dalam


bukunya, The Art of Loving. Cinta, kata Fromm, adalah
kebutuhan eksistensial manusia untuk mengatasi masalah
"keterpisahannya" sekaligus kerinduannya akan kesatuan.
Tapi dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan, cinta
bukan hanya kebutuhan eksistensial, tapi juga berbaur
dengan kebutuhan biologis: hasrat kesatuan dari kutub-
kutub maskulin dan feminim. Karena dalam diri laki-laki
dan perempuan terkandung prinsip menerima dan penetrasi,
baik atas hal material maupun spiritual, maka mereka
menemukan kesatuan dalam dirinya hanya dalam kesatuan
atas polaritas kelelakian dan keperempuanan. Polaritas
inilah, kata Fromm, yang menjadi dasar dari segala
kreativitas.
Tapi saat hubungan murni ini terganggu oleh tirani sosial
yang melahirkan ketidaksetaraan laki-laki dan perempuan

48 Serial Cinta
dalam kehidupan sosial, tiba-tiba kaum Feminis membawa
bias ini: harus ada perlawanan untuk merebut kesetaraan
itu. Itu tafsir paling sentimentil atas fenomena kezhaliman
dalam masyarakat. Kesetaraan itu mungkin saja tercapai.
Tapi korbannya juga sadis: lubang keterpisahan itu makin
menganga lebar, dan hidup berujung dalam kesendirian dan
kesunyian yang menyiksa.
Cinta mengajarkan kita untuk memperoleh hak-hak kita
dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban kita kepada
orang lain. Itulah yang mempertemukan dua kutub jiwa.
Pertemuan itulah yang membuat kita genap menggenapi,
dan saling menyempurnakan karya kehidupan. Dan
persoalan kesetaraan menjadi tidak relevan di tengah hidup
yang bergerak kreatif begitu menuju kesatuan dan
kesempurnaan. Simaklah senandung Rumi kembali:

Tak ubahnya langit dan bumi dikaruniai kecerdasan; karena


mereka melaksanakan pekerjaan makhluk yang memiliki
kecerdasan.
Andaikan pasangan ini tidak mengecap kenikmatan;
mengapa mereka bersanding seperti sepasang kekasih?
Sebagaimana Tuhan memberikan hasrat kepada laki-laki dan
perempuan sehingga menjadi terpelihara oleh kesatuan
mereka,

Serial Cinta 49
Tuhan juga menanamkan ke semua eksistensi, hasrat untuk
mencari belahannya.
Masing-masing saling mencintai untuk menyem-
purnakan karya bersama mereka.

50 Serial Cinta
13

Sayap
yang tak Pernah Patah

Mari kita bicara tentang orang-orang patah hati. Atau


kasihnya tak sampai. Atau cintanya tertolak. Seperti sayap-
sayap Gibran yang patah. Atau kisah kasih Zainuddin dan
Hayati yang kandas ketika kapal Vanderwicjk tenggelam.
Atau cinta Qais dan Laila yang membuat mereka 'majnun',
lalu mati. Atau, jangan-jangan ini juga cerita tentang
cintamu sendiri, yang kandas dihempas takdir, atau layu
tak berbalas.

Serial Cinta 51
Itu cerita cinta yang digali dari mata air air mata. Dunia
tidak merah jambu di sana. Hanya ada Qais yang telah
majnun dan meratap di tengah gurun kenestapaan sembari
memanggil burung-burung:

O burung, adakah yang mau meminjamkan sayap


Aku ingin terbang menjemput sang kekasih hati

Mari kita ikut berbelasungkawa untuk mereka. Mereka


orang-orang baik yang perlu dikasihani. Atau jika mereka
adalah kamu sendiri, maka terimalah ucapan
belasungkawaku, dan belajarlah mengasihani dirimu
sendiri.
Di alam jiwa, sayap cinta itu sesungguhnya tak pernah
patah. Kasih selalu sampai di sana. "Apabila ada cinta di
hati yang satu, pastilah ada cinta di hati yang lain," kata
Rumi. "Sebab tangan yang satu takkan bisa bertepuk tanpa
tangan yang lain." Mungkin Rumi bercerita tentang apa
yang seharusnya. Sementara kita menyaksikan fakta lain.
Kalau cinta berawal dan berakhir pada Allah, maka
cinta pada yang lain hanya upaya menunjukkan cinta pada-
Nya, pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki:
selamanya memberi yang bisa kita berikan, selamanya
membahagiakan orang-orang yang kita cintai. Dalam makna

52 Serial Cinta
memberi itu posisi kita sangat kuat: kita tak perlu kecewa
atau terhina dengan penolakan, atau lemah dan melankolik
saat kasih kandas karena takdir-Nya. Sebab di sini kita
justru sedang melakukan sebuah "pekerjaan jiwa" yang besar
dan agung: mencintai.
Ketika kasih tak sampai, atau uluran tangan cinta
tertolak, yang sesungguhnya terjadi hanyalah "kesempatan
memberi" yang lewat. Hanya itu. Setiap saat kesempatan
semacam itu dapat terulang. Selama kita memiliki cinta,
memiliki "sesuatu" yang dapat kita berikan, maka persoalan
penolakan atau ketidaksampaian jadi tidak relevan. Ini
hanya murni masalah waktu. Para pencinta sejati selamanya
hanya bertanya: "Apakah yang akan kuberikan?" Tentang
kepada "siapa" sesuatu itu diberikan, itu menjadi sekunder.
Jadi kita hanya patah atau hancur karena kita lemah.
Kita lemah karena posisi jiwa kita salah. Seperti ini: kita
mencintai seseorang, lalu kita menggantungkan harapan
kebahagiaan hidup dengan hidup bersamanya! Maka ketika
dia menolak untuk hidup bersama, itu lantas menjadi
sumber kesengsaraan. Kita menderita bukan karena kita
mencintai. Tapi karena kita menggantungkan sumber
kebahagiaan kita pada kenyataan bahwa orang lain tidak
mencintai kita

Serial Cinta 53
14

Pesona Sang Nabi

"Kalau saja aku adalah Muhammad," kata Iqbal, "Aku


takkan turun kembali ke bumi setelah sampai di Sidratul
Muntaha."
Iqbal barangkali mewakili perasaan kita semua: pesona
keteduhan di haribaan Allah, di puncak langit ketujuh, di
Sidratul Muntaha, terlalu menggoda untuk ditinggalkan,
apalagi untuk sebuah kehidupan penuh darah dan air mata
di muka bumi. Dua kehidupan yang tidak dapat

54 Serial Cinta
diperbandingkan. Sebab perjalanan ke Sidratul Muntaha
itu memang terjadi setelah sepuluh tahun masa kenabian
yang penuh tekanan, disusul kematian orang-orang tercinta
yang menjadi penyangga, Khadijah dan Abu Thalib.
Perjalanan itu perlu untuk menghibur Sang Nabi dengan
panorama kebesaran Allah SWT.
Tapi Sidratul Muntaha bukan penghentian. Maka Sang
Nabi turun ke bumi juga akhirnya. Menembus kegelapan
hati kemanusiaan dan menyalakannya kembali dengan api
cinta. Cintalah yang menggerakkan langkah kakinya turun
ke bumi. Cinta juga yang mengilhami batinnya dengan
kearifan saat ia berdoa setelah anak-anak Thaif
melemparinya dengan batu sampai kakinya berdarah: "Ya
Allah, beri petunjuk pada umatku, sesungguhnya mereka
tidak mengetahui." Seperti juga cinta menghaluskan
jiwanya sebelas tahun kemudian, saat ia membebaskan
penduduk Makkah yang ia taklukkan setelah pertarungan
berdarah-darah selama dua puluh tahun: "Pergilah kalian
semua, kalian sudah kumaafkan," katanya ksatria.
Dengan kekuatan cintalah Sang Nabi menaklukkan
jiwa-jiwa manusia dan meretas jalan cepat ke dalamnya.
Maka wahyu mengalir bagai air membersihkan kerat-kerat
hati yang kotor dan sakit, kemudian menyatukannya
kembali dalam jalinan persaudaraan abadi, lalu

Serial Cinta 55
menggerakkannya untuk menyalakan dunia dengan api
cinta mereka. Seketika kota Madinah menyala dengan
cinta. Lalu Jazirah Arab. Lalu Persi. Lalu Romawi. Lalu
dunia. Dan Rumi pun bersenandung riang:

Jalan para nabi kita adalah jalan cinta


Kita adalah anak-anak cinta
Dan cinta adalah ibu kita

Jalan cinta selalu melahirkan perubahan besar dengan


cara yang sangat sederhana. Karena ia menjangkau pangkal
hati secara langsung darimana segala perubahan dalam diri
seseorang bermula. Bahkan ketika ia menggunakan
kekerasan, cinta selalu mengubah efeknya, dan seketika
ia berujung haru.
Begitulah sebuah pertanyaan sederhana mengantar
Khalid menuju Islam. Sang Nabi bertanya kepada saudara
laki-laki Khalid yang sudah lebih dulu masuk Islam:
"Kemana Khalid? Sesungguhnya aku menyaksikan ada akal
besar dalam dirinya." Khalid yang pernah membantai
pasukan panah Sang Nabi dalam perang Uhud seketika
tergetar. Padahal saat itu ia sedang merencanakan serangan
kepada Sang Nabi menjelang perjanjian Hudaibiyah. Ia pun
mencapai kepasrahannya.

56 Serial Cinta
15

Kuasa dan Cinta

Tirani selalu bermula dari sana: saat seseorang atau


sekelompok orang atau sebuah rezim kehilangan respek dan
penghargaan kepada orang lain atau kelompok lain atau
rezim lain. Ketika respek dan penghargaan hilang, persepsi
kita beralih ke dalam, ke dalamnya diri, sang Aku. Lalu
kita mulai memandang dari perspektif sang Aku wilayah
luar orang atau kelompok lain sebagai sesuatu yang terpisah
dan asing, tidak berarti, tidak layak ada atau bahkan
mengancam.

Serial Cinta 57
Saat itu hanya satu lagi yang ditunggu oleh tirani untuk
muncul jadi kenyataan: kekuasaan yang melegitimasi. Itu
sebabnya tirani selau terkait dengan kekuasaan, sekecil apa
pun skalanya. Misalnya tirani dalam rumah tangga, atau
sekolah, atau organisasi, atau perusahaan, atau negara.
Kekuasaan adalah otoritas netral yang bisa digunakan
untuk melegitimasi apa saja. Godaannya justru terletak di
situ: pada netralitasnya. Maka begitu respek dan
penghargaan lenyap dan berganti dengan kebencian,
kekuasaan segera memberi jalan mulus bagi tirani.
Begitulah pada mulanya Fir'aun merasakan sang Aku
jadi tuhan. Ketika respek dan penghargaannya hilang
kepada kerumunan besar manusia bernama rakyat, ia mulai
"meremehkan" mereka. Setelah itu ia memobilisasi mereka
lalu mendeklarasikan ketuhanannya. Dan serial tirani
terbesar dalam sejarah manusia pun dimulai.
Tirani. Momok besar dalam sejarah manusia ini selalu
berkoalisi dengan kekuasaan. Tapi momok ini tetap bisa
dilawan. Dan kekuatan yang bisa melawannya hanya cinta.
Cinta adalah kutub jiwa yang berlawanan dengan tirani: ia
lahir dari respek dan penghargaan kepada manusia. Begitu
kekuasaan mendapatkan sentuhan cinta, wajahnya segera
berubah: gurat-gurat kekejaman segera berganti jadi garis-garis
kerentaan dari seorang penguasa yang lelah melayani rakyatnya.

58 Serial Cinta
Jika cinta adalah tindakan memberi, maka dari sanalah
datangnya semua kebajikan dalam diri seorang penguasa:
mendengar, melayani, membagi, melindungi, adil dan
menyejahterakan. Jadi hanya dalam genggaman cinta
kekuasaan berubah jadi alat untuk melindungi, melayani
dan menyejahterakan. Di sana sang Aku bukan lagi kuda
liar yang setiap saat bisa melompat dari kandang dengan
energi kekuasaan. Sang Aku dalam genggaman cinta
adalah mata air kebajikan yang pada suatu saat bertemu
dengan hujan deras kekuasaan, maka jadilah ia banjir:
kebajikan melimpah ruah dalam muara masyarakat manusia.
Dari tradisi kepemimpinan Amerika Serikat kita bertemu
dengan ungkapan ini: "Jangan bertanya apa yang diberikan
negara padamu, tapi bertanyalah apa yang kamu berikan
untuk negara?" Tapi dari tradisi nubuwwah kita mewarisi
sabda yang diriwayatkan Muslim ini: "Sebaik-baik pemimpin
kalian adalah yang kalian cintai dan mereka mencintai
kalian, kalian mendo'akan mereka dan mereka mendoakan
kalian. Seburuk-buruk pemimpin kalian adalah yang kalian
benci dan mereka membenci kalian, yang kalian laknat
dan mereka melaknat kalian."

Serial Cinta 59
16

Pekerjaan Orang Kuat

Cinta adalah kata yang mewakili seperangkat


kepribadian yang utuh: gagasan, emosi, dan tindakan.
Gagasannya adalah tentang bagaimana membuat orang yang
kita cintai tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik,
dan berbahagia karenanya. Ia juga emosi yang penuh
kehangatan dan gelora karena seluruh isinya adalah semata-
mata keinginan baik. Tapi ia harus mengejawantah dalam
tindakan nyata. Sebab gagasan dan emosi tidak merubah

60 Serial Cinta
apa pun dalam kehidupan kita kecuali setelah ia menjelma
jadi aksi.
Orang-orang seringkali hanya mengambil bagian tengah
dari cinta: emosi. Dalam kehidupan mereka cinta adalah
gumpalan perasaan yang romantis dan penuh keindahan.
Mereka bahkan mungkin bisa memutuskan untuk
mempertahankan suatu penderitaan seringkali karena
mereka menikmati romantikanya: hidup di gubuk derita,
makan sepering berdua. Mereka melankolik. Karenanya
kehidupan mereka tidak berkembang.
Cinta dalam pengertian yang luas inilah yang menjamin
bahwa suatu hubungan dapat dipertahankan dalam jangka
panjang. Tidak ada hubungan yang dapat dipertahankan
-dalam jangka panjang- jika kita tidak mempunyai suatu
gagasan tentang bagaimana membuatnya menjadi lebih baik
dari waktu ke waktu. Kebosanan dalam hubungan suami
istri, misalnya, sering terjadi karena keduanya secara per-
sonal sama-sama tidak berkembang. Mereka sama-sama
mengalami "penyusutan" kualitas kepribadian bersama
perjalanan umur. Karenanya mereka sama-sama
membosankan.
Jadi cinta adalah sebuah totalitas. Di sana gagasan, emosi
dan tindakan bergabung jadi satu kesatuan yang utuh dan
bekerja secara bersama-sama bagi kebahagiaan dan

Serial Cinta 61
kebaikan orang-orang yang kita cintai. Orang-orang dengan
kepribadian yang lemah dan lembek tidak dapat mencintai
dengan kuat. Para pencinta sejati selalu datang dari or-
ang-orang dengan kepribadian yang kuat dan tangguh.
Mencintai -dengan begitu- adalah pekerjaan yang
membutuhkan kemampuan kepribadian. Maka para
pencinta sejati selalu mengembangkan kepribadian mereka
secara terus menerus. Sebab hanya dengan begitu mereka
dapat mengembangkan kemampuan mereka mencintai.
Cinta dan kepribadian adalah dua kata yang tumbuh
bersama dan sejajar. Makin kuat kepribadian kita makin
mampu kita mencintai dengan kuat. Mengandalkan
perasaan saja dalam mencintai hanya akan melahirkan para
pembual yang menguasai hanya satu keterampilan: menebar
janji.
Mereka yang ingin menjadi pencinta sejati harus terlebih
dahulu membenahi dan mengembangkan kepribadiannya.
Menggagas bagaimana membuat orang yang kita cintai
tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik,
mempertahankan "keinginan baik" kepada orang yang kita
cintai secara konstan, dan terus menerus melakukan
pekerjaan-pekerjaan untuk membahagiakan mereka, hanya
mempunyai satu makna: itu pekerjaan orang kuat. Cinta
adalah pekerjaan orang kuat. Kalau Rasulullah SAW dapat

62 Serial Cinta
menampung sembilan orang istri dalam jiwanya, itu karena
ia dapat menampung sembilan kepribadian dalam
kepribadiannya.

Serial Cinta 63
17

Indahnya Memberi

Cinta itu indah. Karena ia bekerja dalam ruang


kehidupan yang luas. Dan inti pekerjaannya adalah
memberi. Memberi apa saja yang diperlukan oleh orang-
orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik
dan berbahagia karenanya.
Para pencinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar
dalam hidup mereka: memberi. Terus menerus memberi.
Dan selamanya begitu. Menerima? Mungkin, atau bisa juga

64 Serial Cinta
jadi pasti! Tapi itu efek. Hanya efek. Efek dari apa yang
mereka berikan. Seperti cermin kebajikan yang
memantulkan kebajikan yang sama. Sebab, adalah hakikat
di alam kebajikan bahwa setiap satu kebajikan yang kita
lakukan selalu mengajak saudara-saudara kebajikan yang
lain untuk dilakukan juga.
Itu juga yang membedakan para pecinta sejati dengan
para pencinta palsu. Kalau kamu mencintai seseorang
dengan tulus, ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu
adalah apa yang kamu berikan padanya untuk membuat
kehidupannya menjadi lebih baik. Maka kamu adalah air.
Maka kamu adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang
dari siraman airmu. Ia besar dan berbuah dari sinar
cahayamu.
Para pencinta sejati tidak suka berjanji. Tapi begitu
mereka memutuskan mencintai seseorang, mereka segera
membuat rencana memberi. Setelah itu mereka bekerja
dalam diam dan sunyi untuk mewujudkan rencana-rencana
mereka. Setiap satu rencana memberi terealisasi, setiap itu
satu bibit cinta muncul bersemi dalam hati orang yang
dicintai. Janji menerbitkan harapan. Tapi pemberian
melahirkan kepercayaan.
Bukan hanya itu. Rencana memberi yang terus terealisasi
menciptakan ketergantungan. Seperti pohon tergantung

Serial Cinta 65
dari siraman air dan cahaya matahari. Itu ketergantungan
produktif. Ketergantungan yang menghidupkan. Di garis
hakikat ini, cinta adalah cerita tentang seni menghidupkan
hidup. Mereka menciptakan kehidupan bagi orang-orang
hidup. Karena itu kehidupan yang mereka bangun
seringkali tidak disadari oleh orang- orang yang
menikmatinya. Tapi begitu sang pemberi pergi, mereka
segera merasakan kehilangan yang menyayat hati. Tiba-
tiba ada ruang besar yang kosong tak berpenghuni. Tiba-
tiba ada kehidupan yang hilang tak berpenghuni. Tiba-tiba
ada kehidupan yang hilang.
Barangkali suatu saat kamu tergoda untuk menguji
dirimu sendiri. Apakah kamu seorang pencinta sejati atau
pencinta palsu. Caranya sederhana. Simak dulu pesan Umar
bin Khattab ini: hanya ada satu dari dua perasaan yang
mungkin dirasakan oleh setiap orang pada saat pasangan
hidupnya wafat: merasa bebas dari beban hidup atau merasa
kehilangan tempat bergantung.
Sekarang bertanyalah pada pasangan hidup Anda tanpa
dia ketahui: jika aku mati sekarang, apakah kamu akan
merasa bebas dari sebuah beban atau akan merasa
kehilangan tempat bergantung? Kalau dia merasa
kehilangan, maka di langit hatinya akan ada mendung
pekat yang mungkin menurunkan hujan air mata yang amat

66 Serial Cinta
deras. Jika tidak, mungkin senyumnya merekah sambil
berharap bahwa kepergianmu akan memberinya kesempatan
baru untuk membangun kehidupan yang lebih baik.

Serial Cinta 67
18

Seni Memperhatikan

Kalau intinya cinta adalah memberi, maka pemberian


pertama seorang pencinta sejati adalah perhatian. Kalau
kamu mencintai seseorang kamu harus memberi perhatian
penuh kepada orang itu. Perhatian yang lahir dari lubuk
hati paling dalam, dari keinginan yang tulus untuk
memberikan apa saja yang diperlukan orang yang kamu
cintai untuk menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya.

68 Serial Cinta
Perhatian adalah pemberian jiwa: semacam penampakan
emosi yang kuat dari keinginan baik kepada orang yang
kita cintai. Tidak semua orang memiliki kesiapan mental
untuk memperhatikan. Tidak juga semua orang yang
memiliki kesiapan mental memiliki kemampuan untuk terus
memperhatikan.
Memperhatikan adalah kondisi di mana kamu keluar
dari dalam dirimu menuju orang lain yang ada di luar
dirimu. Hati dan pikiranmu sepenuhnya tertuju kepada
orang yang kamu cintai. Itu tidak sesederhana yang kita
bayangkan. Mereka yang bisa keluar dari dalam dirinya
adalah orang-orang yang sudah terbebas secara psikologis.
Yaitu bebas dari kebutuhan untuk diperhatikan. Mereka
independen secara emosional: kenyaman psikologis tidak
bersumber dari perhatian orang lain terhadap dirinya. Dan
itulah musykilnya. Sebab sebagian orang besar lebih banyak
terkungkung dalam dirinya sendiri. Mereka tidak bebas
secara mental. Mereka lebih suka diperhatikan daripada
memperhatikan. Itu sebabnya mereka selalu gagal
mencintai.
Itulah kekuatan para pencinta sejati: bahwa mereka
adalah pemerhati yang serius. Mereka memperhatikan
orang-orang yang mereka cintai secara intens dan
menyeluruh. Mereka berusaha secara terus-menerus untuk

Serial Cinta 69
memahami latar belakang kehidupan sang kekasih,
menyelidiki seluk beluk persoalan hatinya, mencoba
menemukan karakter jiwanya, mendefinisikan harapan-
harapan dan mimpi-mimpinya, dan mengetahui kebutuhan-
kebutuhannya untuk sampai kepada harapan-harapannya
itu.
Para pemerhati yang serius biasanya lebih suka
mendengar daripada didengarkan. Mereka memiliki
kesabaran yang cukup untuk mendengar dalam waktu yang
lama. Kesabaran itulah yang membuat orang betah dan
nyaman menumpahkan isi hatinya kepada mereka. Tapi
kesabaran itu pula yang memberi mereka peluang untuk
menyerap lebih banyak informasi tentang sang kekasih yang
mereka cintai.
Tapi di sini juga disimpan sesuatu yang teramat agung
dari rahasia cinta. Rahasia tentang pesona jiwa para
pencinta. Kalau kamu terbiasa memperhatikan kekasih
hatimu, secara perlahan-lahan dan tanpa ia sadari ia akan
tergantung dengan perhatianmu. Secara psikologis ia akan
sangat menikmati saat-saat diperhatikan itu. Bila suatu saat
pehatian itu hilang, ia akan merasakan kehilangan yang
sangat. Perhatian itu niscaya akan menyiksa jiwanya dengan
rindu saat kamu tidak berada di sisinya. Mungkin ia tidak
mengatakannya. Tapi ia pasti merasakannya.

70 Serial Cinta
19

Semangat Penumbuhan

Pekerjaan kedua bagi seorang pencinta sejati, setelah


memperhatikan, adalah penumbuhan. Inilah cintanya cinta.
Inilah rahasia besar yang menjelaskan bagaimana cinta
bekerja mengubah kehidupan kita dan membuatnya
menjadi lebih baik, lebih bermakna.
Cinta adalah gagasan dan komitmen jiwa tentang
bagaimana membuat kehidupan orang yang kita cintai
menjadi lebih baik. Jika perhatian memberikan pemahaman
mendalam tentang sang kekasih, maka penumbuhan berarti

Serial Cinta 71
melakukan tindakan-tindakan nyata untuk membantu sang
kekasih bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.
Kita tidak boleh berhenti diujung perhatian sembari
mengatakan kepada sang kekasih: "Aku mencintaimu
sebagaimana kamu adanya." Atau: "Aku menerima dirimu
apa adanya." Memahami dan mengerti sang kekasih
tidaklah cukup. Seorang pencinta sejati harus mampu
mengimajinasikan sebuah plot akhir dari kehidupan yang
dijalani sang kekasih. Itu tidak berarti bahwa kita
mengintervensi kehidupan pribadinya dan mengatur
kehidupannya secara rigid atas nama cinta. Tidak! Yang
dilakukan seorang pencinta sejati adalah menginspirasi sang
kekasih untuk meraih kehidupan paling bermutu yang
mungkin ia raih berdasarkan keseluruhan potensi yang ia
miliki.
Kalau bukan karena kerja-kerja penumbuhan, seorang
pencinta sejati tidak akan sanggup bertahan hidup di
samping seorang kekasih yang ilmu, pengalaman,
keterampilan, dan kepribadiannya, tidak bertumbuh dalam
10 tahun perkawinannya, misalnya. Kamu pasti bosan
mengobrol dengan seseorang yang hidupnya stagnan, dingin
dan tidak dinamis. Para pencinta sejati menemukan gairah
kehidupan dari perubahan-perubahan dinamis dalam
kehidupan kekasih mereka. Seperti gairah kehidupan yang

72 Serial Cinta
dirasakan seorang ibu ketika ia menyaksikan bayinya
tumbuh dan berkembang menjadi anak remaja lalu dewasa.
Atau gairah yang dirasakan seorang guru saat menyaksikan
muridnya tumbuh menjadi ilmuwan dan intelektual.
Penumbuhanlah yang membedakan cinta yang matang
dengan cinta seorang melankolik. Penumbuhan adalah sisi
paling rasional dan realistis dari cinta. Penumbuhan
memberikan sentuhan edukasi pada hubungan cinta. Sebab
di sini cinta bukan sekadar gumpalan emosi di langit jiwa:
yang mungkin meledak bagai halilintar, atau membanjiri
bumi dengan hujan air mata. Di sini cinta adalah sebuah
pekerjaan. Pekerjaan jiwa, pikiran dan fisik sekaligus. Itu
yang membuatnya nyata. Dan efektif.
Di tangan Rasulullah SAW Aisyah bukan hanya seorang
istri. Rasulullah SAW telah menumbuhkannya menjadi
bintang di langit sejarah. Suatu saat Ali Tanthawi
mengatakan: "Istriku yang hanya tamatan SD ternyata lebih
intelek daripada mahasiswi-mahasiswiku yang sudah hampir
sarjana." Beliau mengatakan itu setelah melewati 10 tahun
masa perkawinan. Ketika Iqbal menemukan dirinya telah
menjadi filosof dunia, ia menyadari itu kerja sang guru.
Maka ia berkata tentang gurunya itu: "Dan nafas cintanya
meniup kuncupku jadi bunga."

Serial Cinta 73
20

Merawat dengan Kebajikan

Hubungan cinta yang mendalam dan mampu menembus


lorong waktu yang panjang hanya mungkin terjadi jika
orang-orang yang saling mencintai mengalami perbaikan
berkesinambungan. Mereka terus bertumbuh. Itu dinamika
kehidupan yang niscaya diperlukan untuk memberikan
sentuhan gairah pada cinta.
Tapi pertumbuhan tidak akan tejadi permanen tanpa
perawatan yang permanen pula. Kalau pertumbuhan

74 Serial Cinta
dilakukan dengan memfasilitasi proses pembelajaran orang
yang kita cintai, maka perawatan dilakukan dengan
memberikan sentuhan lembut kebajikan pada sang kekasih.
Sang kekasih yang sedang bertumbuh itu harus dipuaskan
dengan kebajikan harian yang membuatnya nyaman. Kalau
penumbuhan mendinamisasi kehidupan sang kekasih, maka
perawatan memberinya kekuatan psikologis dalam
menjalani dinamika pertumbuhan itu.
Senyum yang lembut, kata-kata yang baik, belaian kasih,
saat-saat melayani, hadiah-hadah kecil, hubungan fisik yang
intim dan intensif, perjalanan bersama yang direncanakan
adalah contoh kecil dari kebajikan harian yang harus
dilakukan para pencinta kepada kekasihnya untuk satu
tujuan: merawat jiwanya. Itulah air. Itulah matahari.
Di taman kebajikan itu cinta bersemi. Hanya di taman
itu. Kamu tidak bisa mencintai hanya dengan kata-kata.
Sentuhan romantika dari kata-kata hanya sebagian dari
kebajikan hati para pencinta sejati. Sebab kata-kata, sama
seperti senyuman atau sorotan mata, jika ia tidak terbit
dari hati yang bajik, maka ia kehilangan elannya. Ia tidak
akan pernah menggetarkan. Adakah yang lebih mempesona
dari seorang kekasih selain semua yang menggetarkan itu?
Kalau perilaku sehari-harimu tidak lagi menggetarkan
jiwa kekasihmu, kemungkinan besar karena ia terpisah dari

Serial Cinta 75
jiwamu. Atau di sana cinta tidak lagi sanggup menerbitkan
kebajikan baru dalam dirimu.
Ini juga menjelaskan mengapa keshalihan selalu
bersaudara dengan cinta. Keshalihan adalah kekuatan yang
memotivasi dan menginspirasi kita untuk melakukan
kebajikan secara terus menerus. Orang shalih selalu berada
di garis bekajikan maksimum dan minimum: jika ia
mencintai seseorang ia menghormati dan melayani orang
itu. Tapi jika ia tidak mencintainya ia tidak akan sampai
menzalimi orang itu.
Tantangan cinta yang paling rumit adalah waktu. Dalam
perjalanan waktu, kesejatian cinta teruji. Dan, ujiannya
adalah menjawab pertanyaan sederhana ini: seberapa besar
kadar kebajikan yang terkandung dalam cinta itu? Dalam
tamsil ini cinta adalah kereta: ia hanya berjalan di atas rel
kebajikan. Begitu kebajikanmu habis, kereta cinta juga
berhenti berjalan. Hanya ketika kamu menjadi orang baik,
kamu dapat mencintai dengan kuat. Kalau ujian cinta
adalah waktu, maka jawabnya adalah kepribadian.

76 Serial Cinta
21

Melindungi dengan
Keberanian

Kamu haruslah seorang pemberani kalau kamu mau jadi


pencinta sejati. Orang-orang yang kamu cintai harus merasa
aman saat berada di dekatmu. Rasa aman adalah aroma
kepribadian para pencinta pemberani.
Kalau kita sudah memberi perhatian mendalam,
melakukan kerja-kerja penumbuhan, merawat cinta kasih
dengan siraman kebajikan harian, hal terakhir yang harus

Serial Cinta 77
kita persembahkan kepada orang yang kita cintai adalah
melindunginya: melindungi jiwanya, raganya, masa
depannya serta proses pertumbuhannya.
Tapi perlindungan bukan penjara bagi sang kekasih.
Orang yang kita cintai tidak boleh merasa bahwa
perlindungan adalah cara kita untuk mempertahankan
'kekuasaan' dan 'kepemilikan' atas dirinya. Perlindungan
adalah langkah-langkah proteksi yang bersifat antisipatif
untuk memastikan bahwa orang yang kita cintai menjalani
kehidupannya secara aman, baik fisik maupun psikis, dan
bahwa proses pertumbuhannya berjalan baik tanpa
gangguan berarti yang bisa menggagalkannya. Yang terakhir
ini, misalnya, gangguan lingkungan pergaulan dan kultur
yang bisa merusak nilai-nilai yang kita tanamkan untuk
menumbuhkan orang-orang yang kita cintai. Jadi
perlindungannya bersifat menyeluruh: fisik, psikis dan moral
bahkan finansial.
Semua bentuk perlindungan itu hanya mungkin
dilakukan para pencinta pemberani. Keberanian mereka
juga menyeluruh: keberanian moral dan keberanian fisik.
Orang-orang yang kita cintai harus menikmati sebuah
perasaan yang kuat saat berada di sekitar kita bahwa mereka
bebas dari rasa takut, sekaligus gembira karena kepercayaan
yang kuat bahwa jauh di luar dirinya ada kekuatan cinta

78 Serial Cinta
yang bekerja secara diam-diam dan penuh keberanian
untuk melindungi proses pertumbuhannya.
Dalam banyak situasi, proses perlindungan itu
mengharuskan kita berkorban apa saja, termasuk jiwa.
Dalam makna pengorbanan yang tulus itulah cinta
menemukan kesejatiannya. Dan keindahannya, sekaligus.
Apakah ada riwayat percintaan dalam sejarah manusia yang
menggugah nurani kita selain karena ia dipenuhi tetesan
keringat, air mata dan darah, tanpa akhir? Pengorbanan
dalam sejarah cinta seperti pelangi yang menghiasi langit
kehidupan. Atau seperti tetesan darah yang akan menjadi
saksi bagi para syuhada di hadapan Allah: saksi atas cinta
dan rindu yang tak pernah selesai.
Itu sebabnya cinta sejati selalu melahirkan sifat-sifat
ksatria, keterhormatan, kedermawanan, kesetiaan dan
pengorbanan. Karena sifat-sifat itulah yang memberi
kekuatan pada cinta, dan membuatnya penuh daya gugah.
Sifat-sifat itu semua mengalir dari satu mata air:
kecemburuan. Kecemburuan adalah semangat pembelaan
yang lahir dari cinta sejati. Ia hanya menjadi negatif ketika
ia lahir dari semangat menguasai dan memiliki.
Dalam makna pembelaan itulah Rasulullah SAW
bersabda, "Siapa yang mati karena membela harta dan
keluarganya maka ia mati syahid."

Serial Cinta 79
22

Mencintai itu Keputusan

Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya. Lekat-


lekat. Nanar. Gadis itu masih terlalu belia. Baru saja mekar.
Ini bukan persekutuan yang mudah. Tapi ia sudah
memutuskan untuk mencintainya. Sebentar kemudian ia
pun berkata, "Kamu kaget melihat semua ubanku?
Percayalah! Hanya kebaikan yang akan kamu temui di sini."
Itulah kalimat pertama Utsman bin Affan ketika
menyambut istri terakhirnya dari Syam, Naila. Selanjutnya
adalah bukti.

80 Serial Cinta
Sebab cinta adalah kata lain dari memberi... sebab
memberi adalah pekerjaan.... sebab pekerjaan cinta dalam
siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan
melindungi itu berat... sebab pekerjaan itu harus ditunaikan
dalam waktu lama... sebab pekerjaan berat dalam waktu
begitu lama hanya mugkin dilakukan oleh mereka yang
memiliki kepribadian kuat dan tangguh... maka setiap
orang hendaklah berhati-hati saat ia akan mengatakan,
"Aku mencintaimu." Kepada siapa pun!
Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan
kepribadian di situ. "Aku mencintaimu," adalah ungkapan
lain dari, "Aku ingin memberimu sesuatu." Yang terakhir
ini juga adalah ungkapan lain dari, "Aku akan
memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk
mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh
menjadi lebih baik dan bahagia... aku akan bekerja keras
untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal
mungkin... aku akan merawat dengan segenap kasih
sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan
harian yang kulakukan padamu... aku juga akan melindungi
dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu dan
proses pertumbuhan itu..." Taruhannya adalah kepercayaan
orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita.
Sekali kamu mengatakan kepada seseorang, "Aku

Serial Cinta 81
mencintaimua," kamu harus membuktikan ucapan itu. Itu
deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan
ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan
kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan
berkorban, kesiapan dan kemampuan melakukan
pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuh-
kan, merawat dan melindungi.
Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang
lenyap. Tidak ada cinta tanpa kepercayaan. Begitulah
bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan
kepada pasangannya. Atau anak kehilangan kepercayaan
kepada orang tuanya. Atau sahabat kehilangan kepercayaan
kepada kawannya. Atau rakyat kehilangan kepercayaan
kepada pemimpinnya. Semua dalam satu situasi: cinta yang
tidak terbukti. Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang
terasa begitu panas membara di awal hubungan lantas jadi
redup dan padam pada tahun kedua, ketiga, keempat dan
seterusnya. Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar,
persahabatan berakhir, keluarga berantakan, atau
pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyatnya.
Jalan hidup kita biasanya tidak linier. Tidak juga
seterusnya pendakian. Atau penurunan. Karena itu konteks
di mana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu
kondusif secara emosional. Tapi di situlah tantangannya:

82 Serial Cinta
membuktikan ketulusan di tengah situasi-siuasi yang sulit.
Di situ konsistensi diuji. Di situ juga integritas terbukti.
Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tengah
situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam
situasi yang longgar.
Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya
merasakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh. Bahagia
sebahagia-bahagianya. Puas sepuas-puasnya. Sampai tak
ada tempat lagi yang lain. Bahkan setelah sang pencinta
mati. Begitulah Naila. Utsman telah memenuhi seluruh
jiwanya dengan cinta. Maka ia memutuskan untuk tidak
menikah lagi setelah suaminya terbunuh. Ia bahkan
merusak wajahnya untuk menolak semua pelamarnya. Tak
ada yang dapat mencintai sehebat lelaki tua itu.

Serial Cinta 83
23

Cinta dan Kimia Jiwa

Lelaki parlente itu tidak hanya dikenal sangat tampan


yang ketampanannya bahkan mengalahkan kecantikan
wanita paling cantik. Ia juga lekaki paling berkuasa dan
paling disegani di muka bumi ketika itu. Lelaki itu adalah
khalifah pertama sekaligus pendiri khilafah Bani Umayyah.
Di ibu kota khilafahnya, Damaskus, ia membangun sebuah
istana megah. Ia punya selera. Semua yang ia miliki adalah
mimpi-mimpi wanita. Namun itu lantas jadi ironi: kali ini
cinta tersedak. Ia tergila-gila pada seorang gadis badui yang
cantik dan innocent. Ia menikahinya. Lalu memboyongnya

84 Serial Cinta
tinggal di istananya. Tapi ia gagal menerbitkan bahkan
sebersit pun cinta dalam hati sang istri. Ketampanan,
kemewahan dan kekuasaan Muawiyah tidak cukup
memadai untuk mambangkitkan cinta dalam jiwanya. Ia
bahkan tidak mengerti bagaimana menikmati kemewahan
dalam istana sang suami. Setiap kali langkah kakinya
menderap di sudut-sudut istana ingatannya malah kembali
ke dusunnya. Sebab di sana ada seorang pemuda badui yang
terus merindukannya.
Pada suatu malam yang sunyi, ketika purnama menghias
langit malam, kesabarannya berakhir. Rindunya meledak
dalam bait-bait syair yang ia senandungkan. Sayup-sayup
Muawiyah mendengarnya. Ia terhenyak. Ia tahu bait-bait
itu adalah sebuah deklarasi: aku tidak mencintaimu, aku
tidak bisa mencintaimu, aku ingin pulang, aku ingin
menikah dengan kekasihku! Muawiyah tersadar. Kekuasaan
memungkinkan ia menikahi gadis badui itu dengan mudah.
Tapi kekuasaan tidak dapat membantunya merebut
cintanya. Gadis innocent itu adalah seorang perempuan
merdeka. Ia memilih untuk meninggalkan istana Muawiyah
yang megah hanya untuk hidup bersama seorang pemuda
dusun yang teramat sederhana. Dengan berat hati akhirnya
Muawiyah menceraikan sang istri, seorang gadis lugu yang
telah membuatnya tergila-gila.

Serial Cinta 85
Cinta secara umum adalah emosi kebajikan yang
meledakkan semangat memberi dalam jiwa kita. Itu
sebabnya kita selalu menjadi lebih baik ketika kita sedang
jatuh cinta. Tapi ketika cinta dihadapkan pada objeknya,
khususnya cinta antara laki-laki dan wanita, emosi
kebajikan itu tetaplah emosi kebajikan, tapi dengan
chamistry yang sangat unik. Dua emosi kebajikan belum
tentu bisa bertaut secara kimiawi dengan mudah. Jauh
sebelum cinta menjelma menjadi pertemuan dua fisik, ia
terlebih dahulu bertaut di alam jiwa. Jika ada pertemuan
fisik yang tidak didahului oleh pertemuan jiwa itu bukanlah
cinta. Maka sepasang laki-laki dan wanita bisa melakukan
hubungan seks tanpa cinta. Atau, pernikahan bisa
berlangsung tanpa cinta. Sebagai manusia jiwa kita
memiliki tabiat kimiawi yang sangat unik. Dan tidak bisa
ditebak. Seorang perempuan lembut bisa jadi mencintai
seorang laki-laki kasar, karena kelembutan dan kekasaran
adalah dua kutub jiwa yang bisa bertemu seperti air dan
api: saling tergantung dan saling menggenapkan.
Tapi keunikan jiwa itu sama sekali tidak mengurangi
kadar kebenaran dari fakta bahwa cinta sebagai emosi
kebajikan tetaplah harus mengejawantah pada semangat
memberi, dan bahwa nilai kita di mata orang yang kita cintai
tetaplah terletak pada kadar manfaat yang kita berikan

86 Serial Cinta
padanya. Dan jika pada suatu hubungan cinta kita tidak
memberi sesuatu pada orang yang kita cintai, sementara
hubungan cinta itu tetap berlanjut, bahkan langgeng,
percayalah, itu semata-mata karena kesabaran sang kekasih
menyaksikan pencintanya mengkonsumsi kebajikannya
setiap saat, atas nama cinta. Yang satu memberi atas nama
cinta, yang lainnya menerima atas nama cinta. Ironis
memang. Tapi faktanya ada. Bahkan mungkin banyak
beredar di sekitar kita.

Serial Cinta 87
24

Pesona Kematangan

Chemistry yang biasanya mempengaruhi hubungan cinta


antara laki-laki dan wanita sebenarnya hanya menegaskan
satu fakta: ketika cinta yang genuine bertemu dengan motif
lain dalam diri manusia, dalam hal ini hasrat atau syahwat
biologis, hubungan cinta antara laki-laki dan wanita
memasuki wilayah yang sangat rumit dan kompleks. Banyak
fakta yang tidak bisa dipahami dalam perspektif norma cinta
yang lazim. Lebih banyak lagi kejutan yang lahir di ruang

88 Serial Cinta
ketidakterdugaan. Namun itu tidak menghalangi kita
menemukan fakta yang lebih besar: bahwa dengan
memandang itu sebagai pengecualian-pengecualian, seperti
dalam kasus Muawiyah bin Abi Sufyan dengan gadis badui
yang tidak dapat mencintainya, kekuatan cinta
sesungguhnya tetap dan selalu mengejawantah pada
kematangan kepribadian kita. Misalnya cinta antara
Utsman bin Affan dan istrinya, Naila.
Para pencinta sejati tidak memancarkan pesonanya dari
ketampanan atau kecantikannya, atau kekuasaan dan
kekayaannya, atau popularitas dan pengaruhnya. Pesona
mereka memancar dari kematangan mereka. Mereka
mencintai maka mereka memberi. Mereka kuat. Tapi
kekuatan mereka menjadi sumber keteduhan jiwa orang-
orang yang dicintainya. Mereka berisi, dan sangat
independen. Tapi mereka tetap merasa membutuhkan
orang lain, dan percaya bahwa hanya melalui mereka ia
bisa bertumbuh dan bahwa pada orang-orang itulah
pemberian mereka menemukan konteksnya. Kebutuhan
mereka pada orang lain bukan sebentuk ketergantungan.
Tapi lahir dari kesadaran mendalam tentang keterbatasan
manusia dan keniscayaan interdependensi manusia.
Pesona inilah yang dipancarkan Khadijah pada
Muhammad. Maka selisih umur tidak sanggup menghalangi

Serial Cinta 89
pesona Khadijah menembus jiwa Muhammad. Pesona
kematangan itu pula yang membuat beliau enggan menikah
lagi bahkan setelah Khadijah wafat. "Siapa lagi yang bisa
menggantikan Khadijah?" tanya Rasulullah SAW. Tapi
bisakah kita membayangkan pertemuan dua pesona? Pesona
kematangan dan pesona kecantikan serta pesona
kecerdasan? Pesona itulah yang dimiliki Aisyah: muda,
cantik, innocent, cerdas dan matang dini. Dahsyat, pasti!
Pesonanya pesona. Di sini semua pesona menyatu padu:
seperti goresan pelangi di langit kehidupan Sang Nabi. Dua
perempuan terhormat dari suku Quraisy itu mengisi
kehidupan pribadi Sang Nabi pada dua babak yang
berbeda. Khadijah hadir pada periode paling sulit di
Mekkah. Aisyah hadir pada periode pertumbuhan yang
rumit di Madinah. Khadijah mengawali kehidupan
kenabiannya. Tapi di pangkuan Aisyahlah ia
menghembuskan nafas terakhirnya setelah menyelesaikan
misi kenabiannya.
Dalam jiwa Sang Nabi ada dua cinta yang berbeda pada
kedua perempuan terhormat itu. Ketika beliau ditanya
tentang orang yang paling ia cintai, ia menjawab: Aisyah!
Tapi ketika beliau ditanya tentang cintanya pada Khadijah,
ia menjawab: "cinta itu dikaruniakan Allah padaku."
Cintanya pada Aisyah adalah bauran dari pesona

90 Serial Cinta
kematangan dan kecantikan yang melahirkan syahwat.
Maka Ummu Salamah berkata, "Rasulullah SAW tidak bisa
"menahan" diri kalau bertemu Aisyah." Tapi cintanya pada
Khadijah adalah jawaban jiwa atas pesona kematangan
Khadijah: cinta itu dikirim Allah melalui kematangan
Khadijah.

Serial Cinta 91
25

Membangun Kemampuan
Mencintai

Pada mulanya cinta adalah gagasan tentang bagaimana


membahagiakan dan menumbuhkan orang lain. Selanjutnya
cinta adalah kemauan baik yang menjembatani gagasan
itu menuju alam kenyataan. Sisanya adalah kemampuan.
Cinta yang hanya berkembang di batas gagasan dan

92 Serial Cinta
kemauan baik akan tampak seperti pohon rindang yang
tidak berbuah.
Bagian cinta yang pertama dan kedua, gagasan dan
kemauan baik, biasanya terbentuk dari serangkaian
penghayatan akan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan
keagamaan tentang kehidupan dan hubungan antar
manusia di dalamnya, hubungan manusia dengan Tuhan
dan hubungan manusia dengan alam. Sedalam apa
penghayatan itu dalam diri seorang pencinta sedalam itu
pula sumber energi cinta yang ada dalam dirinya.
Tapi bagian ketiga dari cinta, kemampuan, memerlukan
latihan dan proses pembelajaran. Kalau kita mau memberi,
kita harus belajar dan berlatih bagaimana memiliki. Kalau
kita mau memperhatikan orang yang kita cintai, kita harus
belajar dan berlatih untuk tidak membutuhkan perhatian
orang lain. Kalau kita mau menumbuhkan sang kekasih,
kita harus belajar dan berlatih bagaimana bertumbuh sendiri
terlebih dahulu. Begitu seterusnya: memberi,
memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi
mengharuskan kita memiliki kemampuan pribadi untuk
melakukan tindakan-tindakan produktif.
Membangun kemampuan mencintai berarti membangun
kemampuan produktif dalam diri kita. Menjadi seorang
pencinta sejati berarti menjadi seorang produktif yang selalu

Serial Cinta 93
berorientasi bukan saja pada proses, tapi juga terutama hasil
akhir. Produktivitas adalah indikator kematangan seorang
pencinta. Seorang pencinta yang tidak produktif adalah
pohon rindang yang tidak berbuah.
Ini sisi cinta yang paling rasional dan paling berat: belajar
dan berlatih untuk menjadi produktif. Ini bukan pelajaran
tentang bagaimana menguntai kata-kata cinta. Atau
tentang teknik-teknik merawat cinta kasih. Ini pelajaran
tentang bagaimana kita mengembangkan diri, mengubah
semua potensi dalam diri kita menjadi kemampuan-
kemampuan baru, mengarahkan semua kemampuan baru
itu menjadi sumber produktivitas.
Mencintai dengan semua siklusnya adalah kerja dari
dalam ke luar. Seorang pencinta sejati adalah seseorang
yang mampu keluar dari dirinya sendiri menuju orang lain.
Tapi jauh sebelum seseorang mampu keluar dari dirinya
sendiri, ia harus masuk kedalam dirinya sendiri. Sedalam
mungkin. Karena dari kedalaman itulah ia bisa keluar
sejauh mungkin. Pelajaran cinta adalah pelajaran tentang
bagaimana kita masuk kedalam diri sendiri untuk kemudian
keluar dengan cara yang lain. Ini latihan untuk menjadi
lebih baik untuk kemudian menjadikan orang lain lebih
baik. Dan akhirnya, ini adalah pelajaran tentang bagaimana
mengubah kehidupan kita menjadi taman yang lebih indah

94 Serial Cinta
dipandang dan lebih nyaman dihuni. Karena disana kita
bertumbuh. Karena dalam pertumbuhan itu kita berbahagia.

Serial Cinta 95
26

Pelajaran Cinta

Memang tidak mudah. Sebab tidak karena kamu


mencintai, lalu hendak memberi, atau kamu menebar
pesona kematanganmu melalui itu, maka cintamu berbalas.
Fakta ini mungkin pahit. Tapi begitulah adanya: kadang-
kadang kamu harus belajar menepuk angin, bukan tangan
lain yang melahirkan suara cinta.

96 Serial Cinta
Sebabnya sederhana saja. Cinta itu banyak macamnya.
Ada cinta misi: cinta yang memang kita rencanakan sejak
awal. Cinta ini lahir dari misi yang suci, didorong oleh emosi
kebajikan dan didukung dengan kemampuan memberi.
Misalnya cinta para Nabi kepada umatnya, atau guru kepada
muridnya, atau pemimpin kepada rakyatnya, atau ibu
kepada anaknya. Jiwamu dan jiwa orang yang kamu cintai
tidak mesti bersatu. Cinta ini sering tidak berbalas. Bahkan
sering berkembang jadi permusuhan. Lihatlah bagaimana
Nabi-nabi itu dimusuhi umatnya, atau para ibu yang
ditelantarkan anak-anaknya di usia tua, atau pemimpin yang
baik dibunuh rakyatnya, atau guru yang dilupakan murid-
muridnya.
Inilah cinta yang paling luhur. Paling suci. Sebagian besar
kebaikan yang kita saksikan dalam kehidupan kita, bahkan
dalam sejarah umat manusia, sebenarnya merupakan buah
dari cinta yang lain. Ambillah contoh: 1,3 milyar umat Is-
lam saat ini adalah hasil perjuangan berdarah-darah sang
Nabi beserta para sahabat-sahabatnya. Itu cinta misi.
Tapi ada jenis cinta yang lain. Cinta jiwa. Cinta ini lahir
dari kesamaan atau kegenapan watak jiwa. Jiwa yang sama
atau berbeda tapi saling menggenapi biasanya akan saling
mencintai. Cinta ini yang lazim ada dalam hubungan
persahabatan dan perkawinan atau keluarga. Cinta ini

Serial Cinta 97
mengharuskan adanya respon yang sama: cinta tidak boleh
bertepuk sebelah tangan di sini.
Inilah cinta yang paling rumit. Serumit kimia jiwa
manusia. Suatu saat, misalnya, Umar bin Khattab hendak
melamar Ummu Kultsum binti Abu Bakar, adik Aisyah ra.
Gadis itu sangat belia dan tumbuh di antara jiwa-jiwa
lembut nan penyayang. Aisyah jadi gusar. Wataknya tidak
bertemu dengan watak Umar. Tapi siapa berani menolak
lamaran manusia paling shalih di muka bumi ketika itu?
Namun dengan diplomasi yang sangat halus, melalui
kepiawaian Amr bin Ash, Aisyah menolak lamaran itu
sembari menawarkan kepada sang Khalifah menikahi
Ummu Kultsum binti Ali bin Thalib, adik Hasan bin
Husain. Kali ini lamarannya diterima: Ali dan Umar
memiliki watak yang sama. "Tidak ada alasan menolak
lamaran manusia terbaik di muka bumi," kata Ali ra.
Ada cinta ketiga. Cinta maslahat. Cinta ini
dipertemukan oleh kesamaan kepentingan. Mereka bisa
berbeda watak atau misi. Tapi kepentingan mereka sama
maka mereka saling mencintai. Misalnya hubungan baik
yang lazim berkembang di dunia bisnis. Suara ramah dari
penjawab telepon, atau senyum manis seorang pramugari,
atau layanan sempurna seorang resepsionis hotel: semua
berkembang dari kepentingan tapi efektif menciptakan

98 Serial Cinta
kenyamanan jiwa (confortability). Anda adalah bagian dari
pekerjaannya. Bukan jiwanya. Anda adalah kepen-
tingannya. Bukan jiwanya.

Serial Cinta 99
27

Cinta Misi

Sang Khalifah termenung gundah. Sedih. Tampaknya


belum ada tanda-tanda kalau kelaparan yang melanda kota
Madinah akan segera berakhir. Puluhan orang meninggal
sudah. Di tingkat teknis operasional rasanya semua upaya
sudah ia lakukan. Tapi masih adakah upaya lain yang
mungkin ia lakukan?
Tidak jelas betul hubungannya. Tapi Sang Khalifah
kemudian merasa kalau ia membutuhkan tekad lebih besar.
Cinta pada rakyat harus diekspresikan lebih nyata. Perasaan

100 Serial Cinta


itulah yang mengantarnya pada keputusan kecilnya: selama
kelaparan ini masih berlangsung, Umar bin Khattab tidak
akan membiarkan seorang pun dari anggota keluarganya
untuk makan daging, dan tidak boleh menggauli satu dari
ketiga istrinya. Tidak ada korelasi teknis. Tapi sebagai
pemimpin Umar telah menyatakan tanggung jawab dan
kepedulian pada rakyatnya. Karena ia terlibat. Sangat
terlibat.
Itu sebagian penampakan dari cinta misi. Ini buah
keluhuran jiwa dan keyakinan yang kuat terhadap sebuah
misi. Cinta pada sebuah misi mendorong kita mencintai
semua orang dan pekerjaan yang ada di sepanjang jalan
menuju misi itu. Semua orang. Semua pekerjaan. Di sini
cinta bekerja seperti mesin kendaraan. Tidak penting betul
siapa penumpangnya, dan jalan mana yang harus dilalui.
Keluhuran misi menguasai jiwa sang pencinta dan
membuat perasaan pada orang yang kita cintai jadi beda.
Kita tidak sedang mencintai sebuah "bentuk" di sini. Yang
kita cintai adalah "gerak" yang lahir dari bentuk itu: gerak
dari "manusia" sebagai sebuah "entity" di alam raya. Karena
itu beda warna adalah variasi yang indah. Beda karakter
juga kekayaan hidup. Semua niscaya. Karena kita
memerlukannya untuk melukis misi di atas kanvas
kehidupan kita.

Serial Cinta 101


Hubungan yang terbentuk dari cinta ini adalah
penyatuan pada orbit pikiran. Perasaan kita bergerak
mengitari orbit itu. Perasaan adalah fungsi pikiran. Ia lahir,
bergerak dan meliuk seperti seorang penari mengikuti alur
lagu. Orang yang kita cintai tidak harus memiliki perasaan
yang sama. Para pencinta hanya berpikir bagaimana
mencintai. Mereka tidak terganggu jika kemudian mereka
tidak dicintai. Sebab mereka tidak mencintai "orangnya".
Mereka mencintai "entity"-nya. Sebab entity itu merupakan
fungsi pencapaian misi.
Cinta inilah yang ada dan harus ada misalnya di
kalangan para duat, ulama, mujahidin, guru, pekerja sosial,
pemimpin politik, seniman, wartawan dan lainnya. Karena
cinta ini tertuju pada gerak, bukan bentuk, maka semua
pekerjaan yang terkait dengan pencapaian misi, juga jadi
niscaya.
Misalnya Khalid bin Walid. Ia mencintai "jihad". Ia
bukan menikmati "saat-saat membunuh orang". Ia
mencintai "pekerjaannya". Karena itu niscaya untuk
mencapai misi dakwah. Maka ia menikmati kesulitan-
kesulitan di jalan itu. Lebih dari apapun juga. "Berada pada
suatu malam yang dingin membeku, dalam sebuah
pertempuran, lebih aku sukai daripada tidur bersama
seorang gadis, di malam pengantin," katanya.

102 Serial Cinta


28

Kelezatan Ruhani

Cinta misi hanya bersemi dari nurani yang hidup. Tapi


dari manakah nurani kita menemukan kehidupan? Dari
cinta Allah dan cinta kebenaran. Inilah cintanya cinta.
Denyut kehidupan nurani adalah tanda-tandanya. Cinta
misi adalah buahnya.
Cerita-cerita keagungan yang kita warisi dari sejarah
sesungguhnya merupakan penampakan cinta misi dari
waktu ke waktu. Ia mengejawantah pada karya-karya ilmiah
para ulama, pada darah dan air mata syuhada, pada keadilan

Serial Cinta 103


para pemimpin, pada kasih sayang para duat, pada
kelembutan para guru. Tidak ada karya besar tanpa cinta
misi. Itu yang membuat cinta ini jadi teramat agung.
Sekaligus rumit. Karena seluruh isinya adalah karya. Adalah
kerja. Adalah memberi. Tanpa pernah terpengaruh oleh
penerimaan dan penolakan. Penerimaan mungkin
menguatkannya. Tapi penolakan tidak mengendurkannya.
Pertanyaannya kemudian muncul di sini. Dari mana
mereka menemukan energi itu? Apa yang membuat mereka
sanggup berkarya dan memberi terus menerus, sementara
kadang -atau bahkan sering sekali- mereka tidak dipahami
atau terabaikan oleh orang-orang yang justru mereka cintai?
Pasti ada rahasia hati yang mereka simpan dengan rapi.
Tapi apakah rahasia hati itu?
Kelezatan ruhani. Itu rahasianya. Yang mereka cinta
sesungguhnya adalah Allah, adalah kebenaran, adalah misi
hidup mereka. Bukan orang, atau benda atau bentuk
apapun. Yang mereka rindukan adalah surga yang abadi,
adalah bidadari-bidadari yang kelak akan mengitari mereka,
adalah pandangan mata pada cahaya wajah Allah. Bukan
pujian dan penerimaan manusia. Manusia hanya medan
karya tempat cinta mengejawantah. Kelelahan-kelelahan
itu melahirkan kegembiraan ruhani, kelezatan yang
melahirkan energi baru untuk terus mengejawantahkan

104 Serial Cinta


cinta. Seperti orgasme yang kita rasakan pada setiap
keintiman fisik, dan mengajak kita untuk mengulangi dan
mengulangi, seperti itulah Allah memberi kelezatan ruhani
setiap kali cinta pada-Nya mengejawantah pada cinta misi,
setiap kali cinta yang vertikal itu mengejawantah pada
horizon kehidupan manusia. Kelezatan ruhani itulah sumber
energinya. Di sana makna-makna penerimaan, keberartian,
keterhormatan, keberanian hati, merasuk ke serat-serat
jiwa dan melapangkan serta meluaskannya sampai ia tampak
bagai karpet merah nan empuk di tengah gurun luas yang
tersambung dengan kaki langit.
Itulah kelezatan ruhani yang dirasakan Khalid dari
kecamuk perang, atau Utsman saat berinfak, atau Umar
saat mengantar gandum di tengah malam pada rakyat
miskin, atau Sayyid Quthub menjelang digantung.
Kelezatan ruhani itu adalah ledakan kegembiraan yang
mendengung di cakrawala kesadaran batin kita. Orang-
orang tidak menyaksikannya. Tapi mereka merasakan
penampakannya. Maka seorang ahli ibadah mengatakan:
"Seandainya para raja mengetahui kelezatan yang kita
rasakan dalam ibadah ini mereka pasti akan menyiksa kita
untuk merampas kelezatan itu."

Serial Cinta 105


29

Cinta dari Darah dan Ruh

Lelaki itu sudah mengabdi pada ibunya sampai tuntas.


Ia menggendong ibunya yang lumpuh. Memandikan dan
mensucikannya dari semua hadatsnya. Ikhlas penuh ia
melakukannya. Itu balas budi dari seorang anak yang
menyadari bahwa perintah berbuat baik kepada orang tua
diturunkan Allah persis setelah perintah tauhid.
Tapi entah karena dorongan apa ia kemudian bertanya
pada Umar bin Khattab: "Apakah pengabdianku sudah
cukup untuk membalas budi ibuku?" Lalu Umar pun

106 Serial Cinta


menjawab: "Tidak! Tidak cukup! Karena kamu
melakukannya sembari menunggu kematiannya, sementara
ibumu merawatmu sembari mengharap kehidupanmu".
Tidak! Tidak! Tidak!
Tidak ada budi yang dapat membalas cinta seorang ibu.
Apalagi mengimbanginya. Sebab cinta ibu mengalir dari
darah dan ruh. Anak adalah buah cinta dua hati. Tapi ia
tidak dititip dalam dua rahim. Ia dititip dalam rahim sang
ibu selama sembilan bulan: di sana sang hidup bergeliat
dalam sunyi sembari menyedot saripati kehidupan sang ibu.
Ia lalu keluar di antara darah: inilah ruh baru yang dititip
dari ruh yang lain.
Itu sebabnya cinta ibu merupakan cinta misi. Tapi
dengan ciri lain yang membedakannya dari jenis cinta misi
lainnya, darah! Ya, darah! Anak adalah metamorfosis dari
darah dan daging sang ibu, yang lahir dari sebuah
kesepakatan. Cinta ini adalah campuran darah dan ruh.
Ketika seorang ibu menatap anaknya yang sedang tertidur
lelap, ia akan berkata di akar hatinya: itu darahnya, itu
ruhnya! Tapi ketika ia memandang anaknya sedang
merangkak dan belajar berjalan, ia akan berkata di dasar
jiwanya: itu hidupnya, itu harapannya, itu masa depannya!
Itu silsilah yang menyambung kehadirannya sebagai peserta
alam raya.

Serial Cinta 107


Itu kelezatan jiwa yang tercipta dari hubungan darah.
Tapi di atas kelezatan jiwa itu ada kelezatan ruhani. Itu
karena kesadarannya bahwa anak adalah amanat langit
yang harus dipertanggungjawabkan di akhirat. Kalau anak
merupakan isyarat kehadirannya di muka bumi, maka ia
juga penentu masa depannya di akhirat. Dari situ ia
menemukan semangat penumbuhan tanpa batas: anak
memberinya kebanggaan eksistensial, juga sebuah
pertanggungjawaban dan sepucuk harapan tentang tempat
yang lebih terhormat di surga berkat doa-doa sang anak.
Dalam semua perasaan itu sang ibu tidak sendiri. Sang
ayah juga berserikat bersamanya. Sebab anak itu bukti
kesepakatan jiwa mereka. Mungkin karena kesadaran
tentang sisi dalam jiwa orang tua itu, DR.Mustafa Sibai
menulis persembahan kecil di halaman depan buku
monumentalnya "Kedudukan Sunnah Dalam Syariat Islam".
Buku ini, kata Sibai, kupersembahkan kepada ruh
ayahandaku yang senantiasa melantunkan doa-doanya: "Ya
Allah, jadikanlah anakku ini sebagai sumber kebaikanku
di akhirat kelak".
Doa sang ibu dan sang ayah selamanya merupakan
potongan-potongan jiwanya! Karena itu ia selamanya
terkabul!

108 Serial Cinta


30

Kelezatan Akal Batin

Bukan hanya kelezatan ruhani. Cinta misi juga


memberikan kita kelezatan lain. Kelezatan akal batin. Akal
adalah kekuatan yang memberi kita kemampuan memahami.
Akal memproses semua informasi yang masuk ke dalam otak
kita melalui pancaindra dan penalaran. Hasil pemrosesan
itulah yang kemudian melahirkan sikap dan tindakan. Buah
dari akal itulah yang selanjutnya kita sebut pikiran. Tapi
dalam diri manusia ada kemampuan akal yang lebih tinggi.
Yaitu kemampuan untuk memikirkan pikiran-pikiran yang

Serial Cinta 109


merupakan buah proses akal. Ini adalah pikiran di atas
pikiran. Atau akal kedua. Atau akal batin.
Seperti ketika kita memandang awan dari bumi, ia akan
tampak satu lapis gugus awan. Tapi ketika kita naik pesawat,
kita akan menemukan bahwa awan itu ternyata adalah
gugus berlapis. Kemampuan untuk memikirkan pikiran, baik
pikiran kita sendiri atau pikiran orang, akan memberi kita
kelezatan yang luar biasa. Bayangkanlah Anda memandang
sesosok tubuh dengan pakaian lengkap. Tapi sorot mata
Anda mampu menembus ke dalam tubuhnya dan
menyaksikan semua yang ada di sana. Seperti isi bagasi yang
terlihat jelas dalam X-Ray. Itu kelezatan: karena
pengetahuan ini memberi kita kesadaran yang berbeda.
Dan kelezatan itulah yang kita rasakan dalam cinta misi.
Ini sedikit berbeda dengan kelezatan ruhani. Kelezatan
ruhani bersifat vertikal dan terkait dengan perasaan
diterima di sisi Allah serta janji surga di akhirat. Sedang
kelezatan akal batin bersifat horizontal dan terkait dengan
kesadaran serta pemahaman yang mendalam tentang dunia
batin anak manusia, tentang pergolakan jiwanya dalam
mewadahi pertarungan antara sisi baik dan sisi buruknya,
tentang peristiwa menang kalah dalam pertarungan itu.
Memahami itu semua ibarat menyerap air kehidupan melalui
pori-pori akal kita. Kelezatan akal batin terkait dengan

110 Serial Cinta


perasaan kebermaknaan... perasaan bahwa kita
menyelamatkan orang lain... perasaan bahwa sebagai peserta
kehidupan di alam raya kita telah ikut berpartisipasi
menciptakan kehidupan manusia yang lebih baik... perasaan
bahwa kita bermanfaat bagi orang banyak... perasaan bahwa
di laut kehidupan yang luas ini kita telah ikut
menyumbangkan beberapa tetes air...
Kesadaran itu menyatukan diri kita dengan orang lain
di sekeliling kita dan dengan alam yang mengitari kita.
Sebab cinta misi lahir untuk menciptakan kehidupan yang
lebih baik bagi manusia. Sebab cinta misi tumbuh untuk
membuat bumi jadi sepotong surga yang nyaman dihuni.
Kita menyatu sebagai manusia: pada asal usul, pada jalan
hidup, pada tujuan akhir. Ini kesatuan kemanusiaan yang
membuat space of human entity kita terbentang begitu luas
di jagat raya dan di alam batin.
Perasaan itu mengalirkan kelezatan dalam akal batin
kita. Seperti kelezatan raga yang kita rasakan saat kita
menghirup udara bersih musim semi. Atau angin sepoi di
penghujung senja. Kelezatan akal batin itulah yang
terangkum dalam sabda sang Rasul: "Bahwa Allah memberi
hidayah kepada seorang manusia melalui usahamu adalah
lebih baik bagimu dari seluruh dunia ini dan isinya."

Serial Cinta 111


31

Di Sini Cinta Punya Hirarki

"Aku mencintaimu wahai Rasulullah melebihi cintaku


pada semua yang lain, kecuali diriku sendiri." Begitu Umar
bin Khattab berkata pada Rasulullah SAW. Ia hendak
menyatakan cintanya pada sang Rasul. Dengan caranya
sendiri. Tapi ia tidak menduga kalau jawaban sang Rasul

112 Serial Cinta


justru berbeda sama sekali. Tidak! Wahai Umar! Sampai
aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri, jawab
Rasulullah SAW.
Itu ciri utamanya. Hirarki. Cinta misi berawal dan
berujung pada satu dan hanya satu nama: Allah Subhanahu
Wata’ala. Tapi Allah yang menjadi awal dan akhir dari
semua cinta berkata kepada Nabi dan kekasih-Nya,
Muhammad SAW: "Katakanlah pada mereka, jika kamu
mencintai Allah, maka ikutilah aku." Maka cinta pada
Allah harus turun pada cinta kepada Rasul-Nya,
Muhammad SAW. Tapi cinta pada Muhammad SAW
mengharuskan kita mencintai semua manusia yang telah
beriman kepadanya, khususnya para anggota keluarga yang
luhur dan sahabat-sahabatnya yang mulia, dan kepada
semua generasi yang datang sesudah mereka dari para tabiin
dan pengikut para tabiin, serta siapa pun yang mengikuti
jalan hidup (manhaj) mereka dari kaum salaf bersama
seluruh generasi Mukmin hingga hari kiamat.
Cukup? Belum! Masih ada lagi. Cinta pada orang-
orang beriman mengharuskan kita mencintai semua
'pekerjaan' yang mendekatkan kita pada Allah, Rasul-
Nya dan orang-orang beriman. Jadi cinta pada Allah
harus turun pada orang dan pekerjaan. Orang-orang itu
terdiri dari Nabi dan semua orang beriman. Pekerjaan

Serial Cinta 113


itu terdiri dari semua amal saleh.
Begitu hirarkinya. Semua cinta kita yang lain hanya akan
menjadi lurus kalau ia menyesuaikan diri dengan hirarki
ini. Cinta pada istri-istri dan anak-anak dan sanak saudara
dan handai taulan dan sahabat karib dan rumah-rumah
dan mobil-mobil dan harta-harta dan semua dan semua
hanya akan menjadi lurus jika ia berada dalam ruang besar
yang bernama cinta pada Allah SWT. Perasaan kita harus
ditata dalam struktur cinta seperti itu.
Cinta misi adalah sebuah ruang besar tanpa batas. Semua
cinta yang lain harus disusun secara proporsional dalam
ruang besar itu. Tidak mudah, memang. Tapi inilah sumber
keharmonisan jiwa manusia. Hanya ketika emosi tertata
secara apik dalam hirarki cinta misi, kita menemukan
pemaknaan yang hakiki terhadap semua aliran emosi kita
yang lain. Persis seperti anak-anak sungai yang mengalir
sendiri-sendiri: pada mulanya menyatu di hulu, lalu tampak
berpencar di tengah, tapi kemudian bertemu lagi di muara.
Dengan cara itu Al Banna memaknai cintanya pada
Allah dan dakwah. Suatu saat anaknya terbaring sakit.
Panasnya meninggi. Istrinya panik. Beliau sendiri sedang
menjalankan sebuah aktivitas dakwah. Tapi sang istri
memanggilnya pulang. Ia tidak kuat sendiri menghadapinya.
Ia khawatir terjadi sesuatu pada anak mereka. Tapi sang

114 Serial Cinta


dai menjawab enteng: "Ajalnya ada di tangan Allah.
Kedatanganku tidak akan menambah atau menguranginya."

Serial Cinta 115


32

Bersatu di Tengah Badai

Satu persatu prajurit itu gugur. Mereka berempat. Semua


syahid. Tapi semua hidup. Sebab memang semua syuhada
tidak mati di mata Allah. Mereka ada di sana, di sisi Allah
menikmati limpahan karunia-Nya. Sebab mereka syahid
justru karena mereka ingin memberi kesempatan kepada
saudaranya untuk hidup.
Itu cerita tentang empat sahabat Rasulullah SAW yang
sama-sama kehausan dalam suatu pertempuran. Tapi air
yang tersedia tidak cukup untuk mereka berempat. Maka
masing-masing mereka mendahulukan saudaranya. Sampai

116 Serial Cinta


gelas itu berkeliling tanpa satu pun yang minum. Begitu ia
sampai pada prajurit pertama, ternyata ia sudah syahid.
Begitu juga yang kedua, ketiga dan keempat. Itu "itsar"
dalam bahasa agama kita. Semua gugur jadi syuhada. Semua
tegak jadi saksi cinta.
Bisa. Bisa. Kita bisa menunjukkan keluhuran tertinggi
semacam itu di saat yang paling sulit. Itu bukan sekadar
cerita cinta yang hanya bisa diriwayatkan dalam kehidupan
sahabat-sahabat Rasulullah SAW. Kita bisa meriwayat-
kannya juga dalam kehidupan kita. Seperti pada badai tsu-
nami lalu. Kita bisa bersatu atas nama cinta: maka ketika
badai meluluhlantakkan Serambi Makkah, cinta mengalir
ke sana lebih dahsyat. Kita bahkan tidak pernah punya
sejarah cinta sebagai sebuah bangsa seperti pada peristiwa
tsunami itu.
Sebab ketika Allah mempersaudarakan orang-orang
beriman, Ia hanya ingin mengatakan bahwa komunitas sosial
kita harus diikat dengan cinta yang lahir dari Iman. Hanya
dengan begitu kita bisa menemukan kekuatan perekat yang
abadi, tembus masa dan ruang, dan bebas dari berbagai
perubahan situasi. Di saat persatuan bangsa dipertaruhkan
di tengah badai alam atau politik atau ekonomi atau sosial
atau keamanan, cinta adalah satu-satunya jawaban.
Cinta yang besarlah yang memungkinkan Rasulullah

Serial Cinta 117


SAW menyatukan para penghuni jazirah Arab yang no-
mad, badui dan buta huruf serta tumbuh dalam struktur
sosial berbasis kabilah yang kompleks. Seperti ketika
Rasulullah SAW menyatukan suku Aus dan Khazraj yang
terseparasi dalam perang selama 40 tahun, serta menjadikan
mereka semua sebagai kaum Anshar, yang kelak menyatu
dengan Muhajirin dari suku Quraisy. Bahkan ketika
"kearifan politik" menuntut beliau memberikan semua harta
rampasan perang kepada kaum Quraisy yang baru saja
masuk Islam, yang terkesan "tidak adil" di hati kaum
Anshar, Rasulullah SAW hanya memberikan jawaan
cintanya: "Bisakah kalian rela bahwa jatah kalian adalah
Rasulullah SAW?" Fathu Makkah bahkan tidak lagi
menggoda beliau untuk kembali ke Makkah. Raganya ada
di Madinah. Hatinya ada dalam hati kaum Anshar. Kaum
Anshar menangis. Cinta menghadirkan makna lain dalam
kehidupan sosial politik kita. Dan mengangkat kita ke
ketinggian ruh yang mungkin sulit dijangkau oleh
kepentingan sesaat.
Masih mungkin! Masih mungkin kita menyatukan
bangsa yang terdiri dari lebih 300 suku dan bahasa. Bahkan
juga bangsa-bangsa dunia Islam. Dengan cinta. Cinta misi.
Dan hanya itu.

118 Serial Cinta


33

Perseteruan Dua Cinta

“Wahai orang-orang beriman, sesungguhnya di antara istri-


istri dan anak-anak kamu ada yang menjadi musuh bagi kamu.."
Bisakah Anda membayangkan bahwa suatu saat, istri
dan anak-anak yang Anda cintai, justru jadi musuh bagi
Anda? Mungkin. Mungkin sekali itu terjadi. Pada siapa
saja. Karena cintanya pada istri dan anak-anaknya tidak
"turun" dari cinta misi, dari cintanya pada Allah. Atau
sebaliknya. Jika cinta pada istri dan anak-anak tidak berhasil
membawa mereka ke dalam lingkaran cinta misi.

Serial Cinta 119


Itulah tragedi dua orang nabi dan seorang perempuan
shalihah. Dengan segenap cinta dan harapan jiwanya, Nabi
Nuh masih terus berusaha mempertahankan istri dan anak-
anaknya ketika tsunami itu datang. Tapi tidak!
Cinta misinya tidak tersambung dengan nasabnya.
Begitu juga Nabi Luth. Istrinya ada dalam daftar umatnya
yang dibinasakan Allah. Dan perempuan shalihah itu
bernama Asia, istri seorang thagut terbesar sepanjang
sejarah, Fir'aun. Ketika cinta harus memilih, ia memilih
Tuhannya. Ia memilih cinta misinya. Meskipun ia harus
mengorbankan nyawanya sendiri.
Itu saat yang getir. Ketika kita harus memilih dua cinta
yang bertarung dalam jiwa. Dan Allah mengabadikan cerita
pertarungan dua cinta itu dalam jiwa Nuh, Luth dan Asia.
Agar kita mengerti bahwa permisalan itu adalah takdir
kehidupan, bahwa siapapun mungkin mengalami itu: saat-
saat dimana kita harus memutuskan pilihan dari dua cinta
yang tidak dapat dipertemukan.
Tidak harus selalu begitu, memang. Sebab juga ada cerita
lain. Cerita tentang dua cinta yang bertemu. Seperti cinta
Muhammad dan Khadijah, atau Yusuf dan Zulaikha, atau
Adam dan Hawa. Cerita tentang Adam yang memakan
buah khuldi yang terlarang adalah manifestasi cinta jiwa
yang tidak terangkai dalam cinta misi. Tapi mereka segera

120 Serial Cinta


bertaubat dan meluruskan arah cinta mereka. Tapi
ketegaran Yusuf menghadapi godaan istri sang raja adalah
pesona yang mengantarkan hidayah ke dalam jiwa Zulaikha.
Adapun Muhammad dan Khadijah: itu kisah cinta yang
sejak awal tumbuh dan berkembang dalam bingkai cinta
misi.
Secara manusiawi perseteruan dua cinta ini lahir dari
kecenderungan jiwa yang tidak terbingkai dengan nilai-
nilai cinta misi. Itu cobaan hati yang paling banyak
menimpa orang shalih. Ketika "bentuk" mengalahkan
"makna", ketika "rupa" mendahului "jiwa", itu pertanda awal
dari datangnya cobaan. Mereka yang memenangkan bentuk
dan rupa, biasanya harus membayar harga kenikmatan
duniawi dengan ongkos makna dan jiwa yang seringkali
terlalu mahal. Itu sebabnya Rasulullah SAW menganjurkan
kita mendahulukan agama dalam memilih pasangan hidup.
Itu kalau harus memilih. Tapi masalah ini tentu selesai
dengan sendirinya kalau bentuk berpadu dengan makna,
rupa bertemu jiwa. Dan itu, kata Ibnu Qayyim, adalah
puncak karunia dan kenikmatan dunia akhirat: menikahi
seorang perempuan shalihah, cerdas dan cantik sekaligus.
Seperti Muhammad kepada Aisyah. Tidak mudah memang.
Tapi tetap saja mungkin.

Serial Cinta 121


34

Karena Jiwa Punya Hajat

Keagungan. Keluruhan. Ketinggian. Hanya itu yang ada


pada cinta misi. Romantika juga ada. Tapi tetap dalam
bingkai itu. Kita sebut romantika perjuangan. Seperti ketika
kita memandang indahnya pelangi yang menggores langit.
Mengagumkan. Mempesona. Tapi ada jarak. Itu keindahan
yang dilukis oleh nilai: kekuatan yang memvisualisasi sisi
malaikat dari dalam diri kita ke atas kanvas kenyataan,
lalu melegenda dalam riwayat sejarah.

122 Serial Cinta


Tapi manusia tercipta dari tanah. Dan tanah punya
tabiatnya sendiri. Juga punya rasa, punya mau, punya
hajatnya sendiri. Juga punya permintaannya sendiri. Dari
asal usul ini kehidupan manusia tersublimasi menjadi
riwayat yang rumit dan kompleks. Begitu juga cinta jiwa
yang lahir dari sini. Kalau dalam cinta misi perasaan
bergerak mengikuti pikiran dan nilai, dalam cinta jiwa
perasaan bergerak memenuhi kebutuhannya sendiri.
Kebutuhan akan kegenapan. Kebutuhan akan kesatuan.
Sendiri. Sepi. Itu musuh jiwa manusia. Sebab alam ini -
termasuk kita -tercipta berpasangan. Begitu juga kita semua
punya pasangan hidup dalam perkawinan dan pasangan
sosial dalam bermasyarakat. Perjalanan menemukan
pasangan jiwa adalah kebutuhan eksistensial. Sampai kita
menembus ruang dan waktu yang panjang: sebab
keterpisahan ini, kata Rumi, hanya tipu daya waktu.
Sebab ia lahir dari kebutuhan akan kegenapan dan
kesatuan, maka cinta jiwa masyarakatnya adalah
penerimaan. Tidak ada pertemuan tanpa penerimaan.
Syarat ini tidak selalu ada dalam cinta misi. Tapi syarat ini
pula yang membuat cinta jiwa jadi rumit. Sebab dasar
penerimaan jiwa di sini juga beragam. Ada faktor kesamaan.
Ada faktor kegenapan. Ada faktor keseimbangan. Seperti
dua sungai besar yang bertemu dalam samudera yang sama

Serial Cinta 123


lalu menciptakan gelombang cinta yang dahsyat. Itu cinta
yang lahir dari kesamaan.
Atau lidah api yang menyala-nyala namun dipadamkan
oleh air yang sejuk. Cinta yang ini lahir dari kebutuhan
dan keseimbangan. Atau seperti air bening yang mengaliri
lahan tanah yag subur lalu melahirkan taman kehidupan
yang indah. Ini kegenapan jiwa yang melahirkan cinta.
Kerumitannya terletak pada pencarian "meeting point"
dari dua jiwa. Itu ada pada kesamaan atau kegenapan atau
keseimbangan antara dua karakter. Hampir tidak ada
pertemuan jiwa di luar ketiga meeting point itu.
Bayangkanlah bila yang terjadi sebaliknya. Api bertemu
angin menciptakan kebakaran yang ganas. Air bertemu
angin melahirkan gelombang tsunami.
Baik dalam perkawinan atau perkawanan kita
menemukan kerumitan itu. Itu masalah kecocokan. Sebab
harus ada dua tangan untuk bisa bertepuk. Dua jiwa hanya
mungkin bertemu dan menyatu kalau hajat mereka sama.
Hikmah itulah yang disampaikan Rasulullah SAW, "Jiwa-
jiwa itu ibarat prajurit-prajurit yang dibaris-bariskan. Yang
saling mengenal di antara mereka pasti akan saling
melembut dan menyatu. Yang tidak saling mengenal di
antara mereka pasti akan saling berbeda dan berpisah."

124 Serial Cinta


35

Indahnya Cinta Jiwa

Tidak ada yang lebih indah dalam sejarah perasaan


manusia seperti saat-saat ketika ia sedang jatuh cinta.
Bukan karena dunia di sekeliling kita berubah pada
kenyataannya. Tapi saat-saat jatuh cintalah yang seketika
mengubah persepsi kita tentang dunia di sekeliling kita.
Tidak selalu karena wanita yang kita cintai itu memang
cantik pada kenyataannya. Tapi cinta kita padanya yang
membuatnya cantik di mata kita.

Serial Cinta 125


Saat jatuh cinta adalah saat di mana persepsi kita
mengalami shifting pada semua realitas yang ada di sekeliling
kita. Kadang kita mungkin mengelabuhi diri sendiri. Tapi
itu puncak subjektivitas yang justru mengubah kita menjadi
lebih positif dalam cara kita memandang segala sesuatnya.
Dan di situlah letak keindahannya. Seperti indahnya
subjektivitas pada dunia anak-anak. Bagi mereka realitas
yang sesungguhnya adalah realitas yang mereka persepsikan.
Bukan realitas yang ada di luar sana seperti yang dilihat
oleh orang dewasa. Bangku bisa dipersepsi sebagai rumah.
Tongkat bisa dipersepsi sebagai senjata. Dunia menjadi
sangat ringan dan fleksibel di mata mereka. Karena itu
dunia anak selalu indah, selalu penuh kenangan. Begitu
juga saat kita jatuh cinta. Shifting pada persepsi kita
membuat dunia serasa jadi realitas lain yang begitu indah.
Dan itu membawa kenyamanan pada rongga dada kita.
Karena perasaan kita seketika berbunga-bunga. Karena,
seperti kata Ibnu Hazem, ruh kita seketika jadi ringan dan
lembut, badan kita seketika jadi wangi, senyum kita sektika
mengembang lebar, benci dan dendam dan angkara murka
seketika lenyap dari ruang hati kita, dan tiba-tiba saja yang
bukan penyair jadi penyair, yang tidak biasa bernyanyi jadi
penyanyi.
Suatu saat seorang raja bingung menyaksikan putera

126 Serial Cinta


mahkotanya begitu pemalas, apatis, tidak bergairah, tidak
berminat pada ilmu pengetahuan, tidak bisa pidato. Ia
gundah, karena putera mahkotanya sama sekali tidak layak
jadi raja. Maka sang raja memerintahkan seorang dayang
cantik istana untuk menggoda sang putera mahkota. “Bilang
padanya,” pesan sang raja ada pada dayang cantik, “Aku
sangat mencintaimu dan bersedia jadi permaisurinya.” Nanti
kalau hatinya sudah berbunga-bunga, bilang lagi padanya
-lanjut sang raja- “tapi ada syaratnya, kamu harus lebih
bersemangat, lebih rajin dan mau menyiapkan diri jadi raja,
dan aku percaya kamu bisa.”
Firasat sang raja ternyata benar. Putera mahkotanya
seketika bangkit berubah: ia mengubah penampilannya jadi
keren dan wangi, ia mempelajari berbagai macam ilmu, ia
juga tampil berpidato, ia juga menulis. Saat jatuh cinta telah
mengubah persepsinya tentang dirinya dan dunianya,
seketika membangkitkan semangat hidupnya, dan
meledakkan semua potensinya.
Shifting pada persepsi mengembalikan sisi kekanakan kita
saat kita jatuh cinta. Itu keindahan yang mempertemukan
kita dengan sisi dalam kemanusiaan kita; subjektif,
melankolik, kekanakan, tapi positif. Dan indah.

Serial Cinta 127


36

Akhir Sejarah Cinta Kita

Suatu saat dalam sejarah cinta kita


kita tidur saling memunggungi
tapi jiwa berpeluk-peluk
senyum mendekap senyum

suatu saat dalam sejarah cinta kita


raga tak lagi saling membutuhkan
hanya jiwa kita sudah lekat menyatu
rindu mengelus rindu

128 Serial Cinta


suatu saat dalam sejarah cinta kita
kita hanya mengisi waktu dengan cerita
mengenang dan hanya itu
yang kita punya

suatu saat dalam sejarah cinta kita


kita mengenang masa depan kebersamaan
kemana cinta kan berakhir
di saat tak ada akhir

Serial Cinta 129


37

Cinta Terkembang Jadi Kata

Selalu begitu. Cinta selalu membutuhkan kata. Tidak


seperti perasaan-perasaan lain, cinta lebih membutuhkan
kata lebih dari apapun. Maka ketika cinta terkembang
dalam jiwa tiba-tiba kita merasakan sebuah dorongan yang
tak terbendung untuk menyatakannya. Sorot mata takkan
sanggup menyatakan semuanya.
Tidak mungkin memang. Dua bola mata kita terlalu kecil
untuk mewakili semua makna yang membuncah di laut jiwa

130 Serial Cinta


saat badai cinta datang. Mata hanya sanggup menyampaikan
sinyal pesan bahwa ada badai di laut jiwa. Hanya itu. Sebab
cinta adalah gelombang makna-makna yang menggores
langit hati, maka jadilah pelangi; goresannya kuat,
warnanya terang, paduannya rumit, tapi semuanya nyata.
Indah.
Itu sebabnya ada surat cinta. Ada cerinta cinta. Ada
puisi cinta. Ada lagu cinta. Semuanya adalah kata. Walau
pun tidak semua kata mampu mewakili gelombang makna-
makna cinta, tapi badai itu harus diberi kanal; biar dia
mengalir sampai jauh. Cinta membuat makna-makna itu
jadi jauh lebih nyata dalam rekaman jiwa kita. Bukan hanya
itu. Cinta bahkan menyadarkan kita pada wujud-wujud
lain di sekitar kita; langit, laut, gunung, padang rumput,
tepi pantai, gelombang, purnama, matahari, senja, gelap
malam, cerah pagi, taman bunga, burung-burung... tiba-
tiba semua wujud itu punya arti... tiba-tiba semua wujud
itu masuk ke dalam kesadaran kita... tiba-tiba semua wujud
itu menjadi bagian dari kehidupan kita... tiba-tiba semua
wujud menjadi kata yang setia menjelaskan perasaan-
perasaan kita... tiba-tiba semua wujud itu berubah menjadi
metafora-metafora yang memvisualkan makna-makna
cinta. Itu sebabnya para pencinta selalu berubah menjadi
sastrawan atau penyair atau penyanyi... atau setidak-

Serial Cinta 131


tidaknya menyukai karya-karya para sastrawan, menyukai
puisi, atau mau belajar melantunkan lagu. Bukan karena
ia percaya bahwa ia akan benar-benar menjadi sastrawan
atau penyair atau penyanyi yang berbakat... tapi semata-
mata ia tidak kuat menahan gelombang makna-makna
cinta.
Cinta membuat jiwa kita jadi halus dan lembut... maka
semua yang lahir dari kehalusan dan kelembutan itu adalah
juga makna-makna yang halus dan lembut... hanya katalah
yang dapat mengurainya, menjamahnya perlahan-lahan
sampai ia tampak terang dalam imaji kita. Puisi "Aku Ingin"
nya Sapardi Djoko Damono mungkin bisa jadi sebuah
contoh bagaimana kata mengurai dan menjamah makna-
makna itu... Apakah Sapardi sedang jatuh cinta itu atau
sedang ingin memaknai kembali cintanya? Saya tidak tahu!
Tapi begini katanya:

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:


dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:


dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

132 Serial Cinta


38

Penyair dan Lembah itu

Pasangan yang sedang berasyik masyuk itu sejak awal


menyita perhatian hampir semua penumpang. Mengelilingi
selat Bosphorus yang membelah sayap Asia dan Eropa, kota
Istambul menjelang senja, memang sebuah sensasi romansa.
Mereka terus berpelukan. Dan berciuman. Yang ada hanya
kata indah. Senyum. Dan ribuan kebahagiaan. Dunia jadi
milik mereka berdua. Dan semua penumpang, termasuk
rombongan, adalah penonton setia yang semakin
mendorong ekshibisi mereka. Ibarat cawan-cawan anggur
yang terus memabukkan orang-orang kasmaran.

Serial Cinta 133


Tapi kami semua tiba-tiba terhentak. Begitu wisata
bahari sore itu selesai, pasangan itu turun dari boat sambil
bertengkar hebat. Tidak ada yang mengerti di antara kami;
apa asal usul kemesraannya, atau apa pula sebab musabab
pertengkarannya.
Tapi yang ada hanya sebuah kaedah sederhana yang bisa
disimpulkan: tidak semua kata cinta lahir dari cinta, sebab
tidak semua yang terkata selalu datang dari jiwa. Boleh
jadi itu sekadar lintasan pikiran yang tak berakar dalam
hati. Atau respon sesaat terhadap suasana yang mengharu
biru. Kata yang tak berakar di hati selalu mengandung vi-
rus: berlebihan, basa basi, tidak realistis, tidak punya daya
gugah, atau punya daya gugah tapi mengandung
kebohongan.
Ini dia penyakit penyair yang disebut Qur'an; "Dan para
penyair itu, diikuti orang-orang pendusta... tidakkah kamu
melihat bagaimana mereka mengembara tanpa arah di
setiap lembah... dan bahwa mereka mengatakan apa yang
tidak mereka kerjakan." (QS. Al-Syu’aro: 224-226).
Yahimun: mengembara tanpa arah. Itu ungkapan ajaib
dan sangat akurat. Lalu diperkuat dengan pernyataan bahwa
mereka mengatakan apa yang tidak mereka lakukan. Itu
membuatnya lebih dalam lagi. Karena akhirnya, ini adalah
cerita tentang watak yang terbelah, antara kata dan laku,

134 Serial Cinta


tentang kata tanpa makna dan arah, tentang kata yang
hanya sekadar kata.
Penyair dan lembah itu, metafora tentang ketidak-
jujuran, tentang jiwa yang sakit, tentang karakter yang
lemah. Cinta memang harus terkembang jadi kata. Sebab
itu membuatnya nyata. Dan meyakinkan. Tapi kata itu
harus benar-benar merupakan anak-anak manis yang lahir
dari rahim cinta. Hanya itu yang membuatnya kuat dan
berkarakter. Hanya itu yang membuat kata menyatu dengan
laku. Serta bebas dari keterbelahan jiwa. Jika tidak cinta
akan terkena virus yang menimpa para penyair.
Seringkali kata-katanya terlalu sederhana. Tapi kadar
jiwa dan makna yang dikandungnya mungkin lebih dahsyat
dari puisi-puisi yang pernah memenangkan nobel. Seperti
ketika Rasulullah SAW menyanjung Khadijah: "Adakah
perempuan yang bisa menggantikan Khadijah?" Ketika
akhirnya rasa penasaran mendorong Aisyah menanyakan
itu, Rasulullah SAW menjawab: "Dia beriman ketika semua
orang kafir, dia mengorbankan harta ketika semua orang
menahannya, ia memberiku anak-anak."
Pengakuan jujur yang abadi. Cinta yang terkembang jadi
kata tapi tak sempat disampaikan kepada sang kekasih.
Sederhana. Apa adanya. Tapi dalam. Karena ia memang
lahir dari rahim cinta sejati.

Serial Cinta 135


39

Biar Dramatisasi Jadi Manis

Puisi yang terlalu seadanya memang tidak memberi rasa


apa-apa. Puisi perlu greget. Perlu hentakan. Perlu
dramatisasi. Begitu juga ungkapan cinta. Cinta hanya
bekerja kalau ia membara. Dan baranya meletup-letup
lewat kata.
Qur'an tidak mengingkari itu. Virus penyair yang disebut
Qur'an sebenarnya terletak pada kadar kebohongan yang
sering menyertai dramatisasi itu. Begitu juga ungkapan rasa
cinta yang terlalu berlebihan sering mengandung
kebohongan. Bisa karena tidak berakar di hati. Bisa juga

136 Serial Cinta


karena memang tidak mengandung kebenaran. Mungkin
juga berakar di hati, tapi tidak mengandung kebenaran.
Atau mengandung kebenaran, tapi tidak berakar di hati.
Yang benar tapi tidak ada di hati adalah kebohongan. Yang
tidak benar tapi ada di hati adalah kesalahan. Yang terakhir
ini misalnya lagu berikut ini:

semua yang ada padamu


oh membuat diriku tiada berdaya
hanyalah untukmu
hanyalah bagimu
seluruh hidup dan cintaku

Ungkapan itu mungkin memang berakar di hati. Tapi


mengandung makna pengabdian dan penyerahan diri yang
total kepada sang kekasih. Dan itu tidak boleh terjadi
dalam cinta jiwa atau cinta sesama manusia. Itu hanya
untuk Allah SWT.
Di sinilah letak tantangan bagi para pecinta; bagaimana
menemukan ungkapan yang benar dan tepat bagi bara cinta
yang meletup-letup dalam jiwa? Yang pertama tentu saja
memastikan persoalan dasarnya; apakah memang ada bara
dalam jiwa? Ini jelas sangat mendasar untuk memastikan
bahwa "tidak ada dusta di antara kita".

Serial Cinta 137


Yang kedua adalah menemukan kata yang benar dan
tepat. Benar pada maknanya, tapi tepat melukiskan suasana
jiwa. Ini membutuhkan penghayatan jiwa yang dalam,
keakraban dengan diri sendiri yang kental, cita rasa
keindahan dan kekayaan bahasa.
Melukis bara cinta dalam jiwa memang membutuhkan
kata yang kuat agar baranya nyata dalam pandangan sang
kekasih. Tapi kita harus menakar dengan objektif, seberapa
panas bara yang hendak kita lukis. Ini untuk memastikan
bahwa kata tidak melampaui panasnya bara, atau kata tidak
melukis semua panas bara secara utuh.
Akhirnya memang, kejujuran dan kebenaran adalah
kata kunci di balik semua dramatisasi cinta yang manis.
Hanya itu. Jika tidak, pasti akan ada kesalahan dalam
bahasa cinta kita. Tidak mudah memang, tapi begitulah
cinta; selalu punya syaratnya sendiri.

138 Serial Cinta


40

Bias Penghambaan

Di antara kejujuran rasa dan kebenaran kata ada bias


yang perlu kita renungi. Ini semacam tabir tipis yang
membedakan dua jenis cinta: cinta misi dan cinta jiwa.
Sebegitu tipisnya sampai hanya sedikit orang yang bisa
melihatnya.
Bias itu ada di sini: bahwa karena cinta adalah sumber
energi maka ia selalu berujung tindakan, dan setiap
tindakan selalu harus punya motif. Bias itu ada di motif:

Serial Cinta 139


antara motif memberi dan motif mengabdi. Secara
keseluruhan ubudiyah harus menjadi motif pada cinta misi
dan cinta jiwa. Sementara memberi adalah penampakan-
nya. Tapi penampakan dalam bentuk memberi lebih merata
dalam varian-varian cinta jiwa ketimbah cinta misi. Pada
sebagian varian cinta misi penampakannya bahkan juga
berbentuk penghambaan.
Sampai di sini biasnya mungkin belum terlalu jelas.
Sebab bias terjadi ketika muncul penyimpangan di mana
motif ubudiyah kepada Allah berubah menjadi ubudiyah
kepada objek-objek cinta jiwa dan sebagian objek cinta
misi. Yang terakhir ini misalnya terlihat pada lagu-lagu cinta
tanah air. Misalnya, lagu Padamu Negeri.
Contoh itu pada cinta jiwa lebih banyak lagi. Misalnya
pada lagu-lagu pemujaan pada sang kekasih. Atau pada
ratapan atas kematian atau kepergian sang kekasih. "Tiada
guna aku hidup begini, tanpa dirimu kekasih yang aku
sayangi," kata Tommy J Pisa dulu.
Bias begini biasanya terjadi di puncak gelora cinta yang
mulai tidak terkendali. Semacam orgasme emosional yang
meledak seketika di mana realitas untuk sesaat lenyap. Tapi
begitu kita sadar dan kembali menatap realitas, seketika
kita sadar kalau kita baru saja mabuk.
Ada cinta yang bisa membunuh, kata pepatah Arab. Tapi

140 Serial Cinta


di sini ada cinta yang bikin kita jadi syirik. Ini tidak selalu
karena kita kehilangan kendali akal sehat. Tapi terutama
karena kita kehilangan kendali prinsip dan nilai.
Di saat begitu hanya ada kenikmatan imajiner. Tidak
ada pemaknaan spiritual. Selalu ada pemisahan yang miris
antara imaji dan realita; setiap satu teguk air di sini hanya
menimbulkan satu dahaga baru. Inilah sejatinya derita para
pecinta yang menelan bias ini. Tegukan khamar pertama
adalah kenikmatan. Tapi tegukan kedua dan ketiga adalah
obat, kata penyair Arab. Tidak ada lagi kenikmatan. Yang
ada hanya obat. Ya, hanya obat. Karena tegukan-tegukan
itu telah berubah menjadi ketergantungan. Lalu
penghambaan.
Maka menarilah mereka di atas luka. Bukan karena
tariannya indah. Tapi itu jeritan dari luka yang membuat
mereka melompat dan menari. Lalu melompat dan menari
lagi. Menyanyikan lagu tentang jiwa yang lelah dan harus
mengakhiri riwayat cintanya dengan kesia-siaan. Miris.
Menyakitkan. Dan selalu begitu; mulanya hanya bias kecil,
tapi di ujung sana ada luka besar yang sudah menganga
lebar dalam kehidupan para pencinta.
Miris. Semiris ratapan Ebiet; "Adakah angin gunung
mendengar keluhanku."

Serial Cinta 141


41

Kata Terurai Jadi Laku

Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua. Waktu


pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia
percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan
tampan iu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani
keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia
sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai
perempuan itu. Apapun resikonya.

142 Serial Cinta


Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-
emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk
mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan sta-
tus bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri."
Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan
untuk mencintaimu. Aku takkan menikah lagi."
Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh
sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka kemudian
dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan
yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang
menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab
enteng, "Aku memutuskan untuk mencintainya. Aku
berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu
melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku.
Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan
wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah
kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."
Begitulah cinta ketika ia terurai jadi laku. Ukuran
integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati...
terkembang dalam kata...terurai dalam laku... Kalau hanya
berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai
kepalsuan dan tidak nyata... Kalau cinta sudah terurai jadi
laku, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhunjam

Serial Cinta 143


dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya
menjumbai dalam laku. Persis seperti Iman, terpatri dalam
hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.
Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin
kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika
ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta
hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas.
Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita
cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang
kebersamaan.
Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan
dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus.
Yang dilakukan para pencinta sejati di sini adalah memberi
tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena
perasaan cinta yang bersemi dalam hati, tapi karena
kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta
itu. Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya,
begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya,
yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa
henti. Cinta yang tidak terurai jadi laku adalah jawaban
atas angka-angka perceraian yang semakin menganga lebar
dalam masyarakat kita.
Tidak mudah memang menemukan cinta yang ini. Tapi
harus begitulah cinta, seperti kata Imam Syafi’i:

144 Serial Cinta


Kalau sudah pasti ada cinta di sisimu
Semua kan jadi enteng
Dan semua yang ada di atas tanah
Hanyalah tanah jua.

Serial Cinta 145


42

Kasihanilah Para Pencinta

Sepasang aktivis itu datang menemui saya dengan mata


berbinar. Binar cinta yang bersemi di mushalla kampus dan
di bangku kuliah dan di arak-arakan jalanan demonstrasi
untuk reformasi. Di tengah badai politik itu cinta mereka
bersemi.
Tapi cinta gadis keturunan Arab dengan pemuda Jawa
itu kandas. Kasih mereka tak sampai ke pelaminan. Restu

146 Serial Cinta


orang tua sang gadis tak berkenan meneruskan riwayat
asmara putih mereka. Tragis. Tragis sekali. Karena di hati
siapapun cinta yang suci dan tulus seperti itu singgah, kita
seharusnya mengasihi pemilik hati itu. Sebab itu perasaan
yang luhur. Sebab perasaan yang luhur begitu adalah gejolak
kemanusiaan yang direstui di sisi Allah. Sebab karena
direstui itulah Rasulullah SAW lantas bersabda, "Tidak ada
yang lebih baik bagi mereka yang sudah saling jatuh cinta
kecuali pernikahan."
Islam memang begitu. Sebab ia agama kemanusiaan.
Sebab itu pula nilai-nilainya selalu ramah dan apresiatif
terhadap semua gejolak jiwa manusia. Dan sebab cinta
adalah perasaan kemanusiaan yang paling luhur,
mengertilah kita mengapa ia mendapat ruang sangat luas
dalam tata nilai Islam.
Itu karena Islam memahami betapa dahsyatnya
goncangan jiwa yang dirasakan orang-orang yang sedang
jatuh cinta. Tak ada tidur. Tak ada lelah. Tak ada takut.
Tak ada jarak. Tak ada aral. Yang ada hanya hasrat hanya
tekad hanya rindu hanya puisi hanya keindahan. Puisi
adalah busur yang mengirimkan panah-panah asmara ke
jantung hati sang kekasih. Rembulan adalah utusan hati
yang membawa pesan kerinduan yang tak pernah lelah
melawan waktu.

Serial Cinta 147


Dua jiwa yang sudah terpaut cinta akan tampak menyatu
bagaikan api dengan panasnya, salju dengan dinginnya, laut
dengan pantainya, rembulan dengan cahaya. Mungkin
berlebihan atau mungkin memang begitu, tapi siapa pun
yang melantunkan bait ini agaknya ia memang mewakili
perasaan banyak arjuna yang sedang jatuh cinta: separoh
nafasku terbang/bersama dirimu.
Bisakah kita membayangkan betapa sakitnya sepasang
jiwa yang dipautkan cinta lantas dipisah tradisi atau apa
saja? Tragedi Zaenuddin dan Hayati dalam Tenggelamnya
Kapal Vanderwijck, atau Qais dan Laila dalam Majnunu
Laila, terlalu miris. Sakit. Terlalu sakit. Karena di alam
jiwa seharusnya itu tidak mustahil. Tragedi cinta selamanya
merupakan tragedi kemanusiaan. Sebab itu memisahkan
pasangan suami istri yang saling mencintai adalah misi
terbesar syetan. Sebab itu menjodohkan sepasang kekasih
yang saling mencintai adalah tradisi kenabian.
Suatu saat, khalifah Al Mahdi singgah beristirahat dalam
perjalanan haji ke Makkah. Tiba-tiba seorang pemuda
berteriak, "Aku sedang jatuh cinta." Maka Al Mahdi pun
memanggilnya, "Apa masalahmu?" "Aku mencintai puteri
pamanku dan ingin menikahinya. Tapi ia menolak karena
ibuku bukan Arab. Sebab itu aib dalam tradisi kami."
Al Mahdi pun memanggil pamannya dan berkata

148 Serial Cinta


padanya, "Kamu lihat putera-puteri Bani Abbasiyah? Ibu-
ibu mereka juga banyak yang bukan Arab. Lantas apa salah
mereka? Sekarang nikahkanlah lelaki ini dengan puterimu
dan terimalah 20 ribu dirham ini; 10 ribu untuk aib dan 10
ribu untuk mahar."

Serial Cinta 149


43

Temu Jiwa Sentuh Fisik

Shalatnya panjang dan khusyuk. Keluh dan resah


mengalir dalam doa-doa. Hasrat dan rindu merangkak
bersama malam yang kian kelam. Usai shalat perempuan
itu akhirnya rebah di pembaringan. Cemasnya belum lunas.
Lama sudah suaminya pergi. Untuk jihad, memang. Tapi
cinta tetaplah cinta. Walau pun untuk jihad, perpisahan
selalu membakar jiwa dengan rindu. Maka ia pun rebah

150 Serial Cinta


dengan doa-doa; "Ya Allah, Yang memperjalankan unta-
unta, menurunkan kitab-kitab, memberi para pemohon, aku
memohon pada-Mu agar Engkau mengembalikan suamiku
yang telah pergi lama, agar dengan itu Engkau lepaskan
resahku. Engkau gembirakan mataku. Ya Allah, tetapkanlah
hukum-Mu di antara aku dan khalifah Abdul Malik bin
Marwan yang telah memisahkan kami."
Untungnya malam itu Khalifah Abdul Malik bin Marwan
memang sedang menyamar di tengah pemukiman warga.
Tujuannya, ya, itu tadi; mencari tahu opini warga soal
pengiriman mujahidin ke medan jihad, khususnya istri-istri
mereka. Dan suara perempuan itulah yang ia dengar.
Ini tabiat yang membedakan cinta jiwa dari cinta misi;
pertemuan jiwa dalam cinta jiwa hanya akan menjadi
semacam penyakit jika tidak berujung dengan sentuhan
fisik. Di sini rumus bahwa cinta tidak harus memiliki tidak
berlaku.
Cinta jiwa bukan sekadar kecenderungan spiritual
seperti yang ada dalam cinta misi. Cinta jiwa mengandung
kadar syahwat yang besar. Dari situ akar tuntutan sentuhan
fisik berasal. Mereka menyebutnya passionate love. Tanpa
itu, cinta jiwa akan menjelma menjadi kerinduan yang
membawa semua penyakit. Sebagiannya hanya akan
berujung kegilaan. Seperti yang dialami Qais dan Laila.

Serial Cinta 151


Ini mengapa kita diperintahkan mengasihi para pencinta;
supaya mereka terhindar dari cinta yang seharusnya menjadi
energi lantas berubah jadi sumber penyakit. Maka sentuhan
fisik dalam semua bentuknya adalah obat paling mujarab
bagi rindu yang tak pernah selesai. Ini juga penjelasan
mengapa hubungan badan antara suami istri merupakan
ibadah besar, tradisi kenabian dan kegemaran orang shalih.
Sebab, kata Ibnu Qayyim dan Imam Ghazali, ia mewariskan
kesehatan jiwa dan raga, mencerahkan pikiran,
meremajakan perasaan, menghilangkan pikiran dan
perasaan buruk, membuat kita lebih awet muda dan
memperkuat hubungan cinta kasih. Makna sakinah dan
mawaddah adalah ketenangan jiwa yang tercipta setelah
gelora hasrat terpenuhi.
Makna itu yang dipahami Abdul Malik bin Marwan.
Maka ia pun bertanya, "Berapa lama wanita bisa bertahan
sabar?" "Enam bulan," jawab mereka. Kisah ini sebenarnya
mengikut pada temuan yang sama di masa Umar bin Khattab.
Dan di kedua kisah itu, kedua perempuan itu sama-sama
melantunkan syair rindu dan hasrat. Dan Abdul Malik bin
Marwan mendengar bait ini;
air mata mengalir bersama larut malam
sedih mengiris hati dan merampas tidur
bergulat aku lawan malam

152 Serial Cinta


terawangi bintang
hasrat rindu mendera-dera
melukai jiwa

Memang hanya puisi tempat jiwanya berlari. Melepas


hasrat yang tak mau lepas. Sebab rindu tetap saja rindu.
Puisi tak kan pernah sanggup menyelesaikannya. Sebab
memang begitulah hukumnya; hanya sentuhan fisik yang
bisa mengobati hasrat jiwa.

Serial Cinta 153


44

Cinta Bersemi di Pelaminan

Lupakan! Lupakan semua cinta jiwa yang tidak akan


sampai di pelaminan. Tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan
fisik. Semua cinta dari jenis yang ini yang tidak berujung
dengan penyatuan fisik hanya akan mewariskan penderitaan
bagi jiwa. Misalnya yang dialami Nashr bin Hajjaj di masa
Umar bin Khattab.
Ia pemuda paling ganteng yang ada di Madinah. Shalih
dan kalem. Secara diam-diam gadis-gadis Madinah

154 Serial Cinta


mengidolakannya. Sampai suatu saat Umar mendengar
seorang perempuan menyebut namanya dalam bait-bait puisi
yang dilantunkan di malam hari. Umar pun mencari Nashr.
Begitu melihatnya, Umar terpana dan mengatakan,
ketampanannya telah menjadi fitnah bagi gadis-gadis
Madinah. Akhirnya Umar pun memutuskan untuk
megirimnya ke Basra.
Di sini ia bermukim pada sebuah keluarga yang hidup
bahagia. Celakanya, Nashr justru cinta pada istri tuan
rumah. Wanita itu juga membalas cintanya. Suatu saat
mereka duduk bertiga bersama sang suami. Nashr menulis
sesuatu dengan tangannyadi atas tanah yang lalu dijawab
oleh sang istri. Karena buta huruf, suami yang sudah curiga
itu pun memanggil sahabatnya untuk membaca tulisan itu.
Hasilnya: Aku cinta padamu! Nashr tentu saja malu karena
ketahuan. Akhirnya ia meninggalkan keluarga itu dan
hidup sendiri. Tapi cintanya tak hilang. Dia menderita
karenanya. Sampai ia jatuh sakit dan badannya kurus
kering. Suami perempuan itu pun kasihan dan menyuruh
istrinya untuk mengobati Nashr. Betapa gembiranya Nashr
ketika perempuan itu datang. Tapi cinta tak mungkin
tersambung ke pelaminan. Mereka tidak melakukan dosa,
memang. Tapi mereka menderita. Dan Nashr meninggal
setelah itu.

Serial Cinta 155


Itu derita panjang dari sebuh cinta yang tumbuh di lahan
yang salah. Tragis memang. Tapi ia tak kuasa menahan
cintanya. Dan ia membayarnya dengan penderitaan hingga
akhir hayat. Pastilah cinta yang begitu akan menjadi
penyakit. Sebab cinta yang ini justru menemukan
kekuatannya dengan sentuhan fisik. Makin intens sentuhan
fisiknya, makin kuat dua jiwa saling tersambung. Maka
ketika sentuhan fisik jadi mustahil, cinta yang ini hanya
akan berkembang jadi penyakit.
Itu sebabnya Islam memudahkan seluruh jalan menuju
pelaminan. Semua ditata sesederhana mungkin. Mulai dari
proses perkenalan, pelamaran, hingga mahar dan pesta
pernikahan. Jangan ada tradisi yang menghalangi cinta dari
jenis yang ini untuk sampai ke pelaminan. Tapi mungkin
halangannya bukan tradisi. Juga mungkin tidak selalu sama
dengan kasus Nashr. Kadang-kadang misalnya, karena cinta
tertolak atau tidak cukup memiliki alasan yang kuat untuk
dilanjutkan dalam sebuah hubungan jangka panjang yang
kokoh.
Apapun situasinya, begitu peluang menuju pelaminan
tertutup, semua cinta yang ini harus diakhiri. Hanya di
sana cinta yang ini absah untuk tumbuh bersemi: di
singgasana pelaminan.

156 Serial Cinta


45

Pesona Jiwa Raga

Pada mulanya adalah fisik. Seterusnya adalah budi. Raga


menarik pandanganmu. Jiwa membangun simpatimu. Badan
mengeluarkan gelombang magnetiknya. Jiwa meniupkan
kebajikannya.
Begitulah cinta tersurat di langit kebenaran. Bahwa
karena cinta jiwa harus selalu berujung dengan sentuhan
fisik, maka ia berdiri dalam tarikan dua pesona itu: jiwa
dan raga.

Serial Cinta 157


Tapi selalu ada bias di sini. Ketika ketertarikan fisik
disebut cinta tapi kemudian kandas di tengah jalan. Atau
ketika cinta tulus pada kebajikan jiwa tak tumbuh
berkembang sampai waktu yang lama. Bias dalam cinta jiwa
ini terjadi karena ia selalu merupakan senyawa spiritualitas
dan libido. Kebajikan jiwa merupakan udara yang memberi
kita nafas kehidupan yang panjang. Tapi pesona fisik adalah
sumbu yang senantiasa menyalakan hasrat asmara.
Biasnya adalah ketidakjujuran yang selalu mendorong
kita memenangkan salah satunya: jiwa atau raga. Jangan
pernah pakai "atau" di sini. Pakailah "dan": kata sambung
yang menghubungkan dua pesona itu. Sebab kita diciptakan
dengan fitrah yang menyenangi keindahan fisik. Tapi juga
dengan fakta bahwa daya tahan pesona fisik kita ternyata
sangat sementara. Lalu apakah yang akan dilakukan
sepasang pencinta jika mereka burumur 70 tahun? Bicara.
Hanya itu. Dan dua tubuh yang tidur berdampingan di atas
ranjang yang sama hanya bisa saling memunggungi. Tanpa
selera. Sebab tinggal bicara saja yang bisa mereka lakukan.
Begitulah pesona jiwa perlahan menyeruak di antara lapisan-
lapisan gelombang magnetik fisik: lalu menyatakan fakta
yang tidak terbantahkan bahwa apa yang membuat dua
manusia bisa tetap membangun sebuah hubungan jangka
panjang sesungguhnya adalah kebajikan jiwa mereka

158 Serial Cinta


bersama.
Seperempat abad lamanya Rasulullah SAW hidup
bersama Khadijah. Perempuan agung yang pernah
mendapatkan titipan salam dari Allah lewat malaikat Jibril
ini menyimpan keagungannya begitu apik pada gabungan
yang sempurna antara pesona jiwa dan raganya. Dua kali
menjanda dengan tiga anak sama sekali tidak mengurangi
keindahan fisiknya. Tapi apa yang menarik dari
kehidupannya mungkin bukan ketika akhirnya pemuda
terhormat, Muhammad bin Abdullah, menerima uluran
cintanya. Yang lebih menarik dari itu semua adalah fakta
bahwa Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah berpikir
memadu Khadijah dengan perempuan lain. Bahkan ketika
Khadijah wafat, Rasulullah SAW hampir memutuskan
untuk tidak akan pernah menikah lagi.
Bukan cuma itu. Bahkan ketika akhirnya menikah
setelah wafatnya Khadijah, dengan janda dan gadis, beliau
tetap berkeyakinan bahwa Khadijah tetap tidak tergantikan.
"Allah tetap tidak menggantikan Khadijah dengan
seseorang yang lebih baik darinya," kata Rasulullah SAW.
Terlalu agung mungkin. Tapi memang begitu ia
ditakdirkan: menjadi cahaya keagungan yang menerangi
jalan para pencinta sepanjang hidup. Pengalaman di sekitar
kita barangkali justru selalu tidak sempurna. Karena

Serial Cinta 159


biasanya selalu hanya ada "atau", bukan "dan" dalam pesona
kita. Atau bahkan tidak ada "dan" apalagi "atau". Ketika
pesona terbelah seperti itu, cinta pasti berada di
persimpangan jalan, selamanya diterpa cobaan, seperti vi-
rus yang menggerogoti tubuh kita. Dalam keadaan begitu
penderitaan kadang tampak seperti buaya yang menanti
mangsa dalam diam.

160 Serial Cinta


46

Mengelola
Ketidaksempurnaan

Apa lagi yang tersisa dari ketampanan setelah ia dibagi


habis oleh Nabi Yusuf dan Muhammad. Apa lagi yang tersisa
dari kecantikan setelah ia terbagi habis oleh Sarah, istri
Nabi Ibrahim, dan Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW?
Apa lagi yang tersisa dari kebajikan hati setelah ia direbut
Utsman bin Affan? Apa lagi yang tersisa dari kehalusan
setelah ia direbut habis oleh Aisyah?

Serial Cinta 161


Kita hanya berbagi dari sedikit yang tersisa dari pesona
jiwa raga yang telah direguk habis oleh para Nabi dan
orang shalih terdahulu. Karena itu persoalan cinta kita
selalu permanen begitu: jarang sekali pesona jiwa raga
menyatu secara utuh dan sempurna dalam diri kita. Pilihan-
pilihan kita, dengan begitu, selalu sulit. Ada lelaki ganteng
atau perempuan cantik yang kurang berbudi. Sebaliknya,
ada lelaki shalih yang tidak menawan atau perempuan
shalihah yang tidak cantik. Pesona kita selalu tunggal.
Padahal cinta membutuhkan dua kaki untuk bisa berdiri
dan berjalan dalam waktu yang lama. Maka tentang pesona
fisik itu Imam Ghazali mengatakan: "Pilihlah istri yang
cantik agar kamu tidak bosan." Tapi tentang pesona jiwa
itu Rasulullah SAW besabda, "Tapi pilihlah calon istri yang
taat beragama niscaya kamu pasti beruntung."
Persoalan kita adalah ketidaksempurnaan. Seperti ketika
dunia menyaksikan tragedi cinta Puteri Diana dan Pangeran
Charles. Dua setengah milyar manusia menyaksikan
pemakamannya di televisi. Semua sedih. Semua menangis.
Puteri yang pernah menjadi trendsetter kecantikan dunia
dekade 80-an itu rasanya terlalu cantik untuk disia-siakan
oleh sang pangeran. Apalagi Camila Parker yang menjadi
kekasih gelap sang pangeran saat itu, secara fisik sangat
tidak sebanding dengan Diana. Tapi tidak ada yang secara

162 Serial Cinta


objektif mau bertanya ketika itu. Kenapa akhirnya Charles
lebih memilih Camila, perempuan sederhana, tidak bisa
dibilang cantik, dan lebih tua, ketimbang Diana, gadis
cantik berwajah boneka itu? Jawaban Charles mungkin
memang terlalu sederhana. Tapi itu fakta, "Karena saya lebih
bisa berbicara dengan Camila."
Kekuatan budi memang bertahan lebih lama. Tapi pesona
fisik justru terkembang di tahun-tahun awal pernikahan.
Karena itu ia menentukan. Begitu masa uji cinta selesai,
biasanya lima sampai sepuluh tahun, kekuatan budi akhirnya
yang menentukan sukses tidaknya sebuah hubungan jangka
panjang. Dampak gelombang magnetik fisik berkurang atau
hilang bersama waktu. Bukan karena kecantikan atau
ketampanan berkurang. Yang berkurang adalah
pengaruhnya. Itu akibatnya sentuhan terus menerus yang
mengurangi kesadaran emosi tentang gelombang magnetik
tersebut.
Apa yang harus kita lakukan adalah mengelola
ketidaksempurnaan melalui proses pembelajaran. Belajar
adalah proses berubah secara konstan untuk menjadi lebih
baik dan sempurna dari waktu ke waktu. Fisik mungkin
tidak bisa diubah. Tapi pesona fisik bukan hanya tampang.
Ia lebih ditentukan oleh aura yang dibentuk dari gabungan
antara kepribadian bawaan, pengetahuan dan pengalaman

Serial Cinta 163


hidup. Ketiga hal itu biasanya termanifestasi pada garis-
garis wajah, senyuman dan tatapan mata serta gerak refleks
tubuh kita. Itu yang menjelaskan mengapa sering ada lelaki
yang tidak terlalu tampan tapi mempesona banyak wanita.
Begitu juga sebaliknya.
Itu jalan tengah yang bisa ditempuh semua orang sebagai
pencinta pembelajar. Karenapengetahuan dan pengalaman
adalah perolehan hidup yang membuat kita tampak matang.
Dan kematangan itulah pesonanya. Sebab, setiap kali
pengetahuan kita bertambah, kata Malik bin Nabi, wajah
kita akan tampak lebih baik dan bercahaya.

164 Serial Cinta


47

Pembelajaran dan Keindahan

Buta huruf. Jelek. Itu gambaran wajah mereka, buruh-


buruh kasar yang didatangkan dari Aljazair ke Perancis.
Tentu oleh Perancis, tuan besar yang menjajah negeri Mus-
lim itu lebih dari seratus tahun.
Bertahun-tahun kemudian wajah-wajah mereka berubah
menjadi lebih baik. Lebih indah, tepatnya. Sentuhan
peradaban telah meninggalkan goresan keindahannya pada
sorot mata dan garis-garis wajah mereka. Waktu tersenyum
wajah mereka tampak lebih renyah, lebih terbuka dan lebih

Serial Cinta 165


mampu menyatakan isi dalam jiwa mereka.
Sisa-sisa kekasaran gurun pasir memang tidak lenyap
semua. Setidaknya pada tulang-tulang pipi mereka yang
menampakkan kekerasan sekaligus ketidakmengertian.
Tapi penampilan mereka kini jauh lebih bagus. Malik bin
Nabi bertutur: "Setiap kali pengetahuan dan kemampuan
membaca mereka bertambah, kami selalu memotret wajah
mereka. Kemudian kami menemukan fakta bahwa wajah
mereka berubah menjadi lebih indah dari waktu ke waktu.
Pengetahuan membuat mereka tampak lebih indah".
Itu merupakan hasil dari sebuah riset kecil di Perancis.
Malik bin Nabi, pemikir Muslim terkenal asal Aljazair,
mengajar buruh-buruh kasar dan buta huruf itu membaca.
Dari situ ia menemukan bagaimana pengetahuan dan
keindahan memiliki korelasi yang positif. Menjadi indah
adalah efek pengetahuan. Pengetahuan membuka ruang
kemungkinan lebih luas dan menambah kemahiran. Itu
membuat manusia merasa lebih berdaya. Keberdayaan
meningkatkan harapan dan kepercayaan diri. Dan itu yang
mewariskan kegembiraan jiwa. Yang terakhir inilah yang
membuat senyum mereka merekah lebih renyah. Karena
harapan mereka permanen. Karena kepercayaan diri mereka
beralasan.
Ini salah satu penjelasan mengapa orang-orang yang

166 Serial Cinta


berasal dari peradaban maju secara umum lebih menarik
ketimbang mereka yang berasal dari peradaban yang tidak
maju. Ada fenomena lain lagi. Misalnya, perempuan atau
laki-laki kota berpendidikan secara umum jauh lebih
menarik daripada perempuan atau laki-laki desa yang
mungkin secara alami berparas lebih tampan atau cantik
tapi tidak berpendidikan. Kota punya sentuhannya sendiri.
Pendidikan punya sentuhannya sendiri.
Jika pengaruh gelombang magnetik keindahan fisik
berkurang bersama waktu, maka pesona pengetahun justru
tumbuh berkembang dalam rentang waktu yang lama. Jika
sepasang pencinta hidup selama 40 tahun perkawinan,
bisakah Anda membayangkan bagaimana mereka merawat
kebersamaan yang panjang itu? Sebagian besar waktu
mereka akan habis dalam obrolan. Khususnya setelah
mereka berusia diatas 50 tahun. Itu yang dimaksud pangeran
Charles. Dia butuh seseorang untuk diajak bicara. Bukan
seseorang untuk sekadar dipajang ke pesta. Pesta mungkin
selalu ada. Tapi tidak pernah lama. Begitu pesta selesai,
kita kembali kepada kehidupan sehari-hari yang natural
dimana kita hanya bicara dan bicara lagi.
Dalam sebuah hubungan jangka panjang kita tidak
membutuhkan sebuah boneka cantik yang gagu. Kita
memerlukan seseorang yang bisa mengerti dan mudah

Serial Cinta 167


dimengerti, seseorang yang bisa memahami riak dan
gelombang perasaan kita dan mampu menyatakan isi hatinya
secara jelas dan sempurna, seseorang yang mampu
memetakan pikiran-pikiran kita dan juga punya pikiran yang
terus berkembang dan bisa dipetakan. Hidup menjadi
"bernas" ketika ia tampak seperti lautan teduh yang
menyembunyikan gelombangnya yang dahsyat dan
tamannya yang indah. Tapi jika kita ingin menyelami dan
menyaksikannya, kita perlu kacamata renang atau selam.
Kita juga butuh alat bantu pernafasan. Pengetahuanlah itu
yang memberi makna pada cinta ketika ia hendak
menembus ruang dan waktu. Pengetahuanlah itu yang
memberi umur lebih panjang pada cinta yang hendak
bertahta di singgasana keabadian.

168 Serial Cinta


48

Pesona Ketiga

Di hadapannya istrinya terduduk. Diam. Hening. Hanya


tatapan mata yang saling bicara. Tekad memancar tegas
setegas pekat hitam kedua bola matanya. "Kini tiba
giliranmu, istriku," Umar bin Abdul Aziz membuka
pembicaraan. "Perbaikan dan reformasi dinasti Bani
Umayyah sudah kumulai dari diriku sendiri. Selanjutnya
adalah giliranmu. Kemudian anak-anak. Kemudian
keluarga besar istana. Sekarang kembalikan seluruh harta
dan perhiasanmu ke kas negara."

Serial Cinta 169


Istrinya langsung angkat kepala. "Tidak, Umar! Ini
semua adalah pemberian ayahku, Abdul Malik Bin
Marwan." Umar terdiam, sejenak. Lalu menjawab, "Tapi
uang untuk membeli itu semua berasal dari kas negara,
Fatimah!" Dialog itu terus berlangsung, mendatar dan
meninggi, antara setuju dan tidak setuju.
Beberapa saat Umar tertunduk. Terpekur. Tantangan itu
ternyata ada di hadapannya kini. Dari orang terdekat dan
paling ia cintai. Bisakah ia melanjutkan perjuangannya
kalau hambatannya justru datang dari cinta? Tidak! Tidak
boleh! Ia harus terus melangkah maju di jalan terjal
perbaikan pemerintahan. Tiba-tiba Umar bangkit dan
berkata, "Fatimah, sekarang aku sudah bertekad untuk
tidak mundur. Dan kamu punya dua pilihan: kembalikan
seluruh harta itu, atau jika tidak, hubungan kita berakhir
di sini." Fatimah terhenyak. Kesadarannya seperti ditampar
tangan kebenaran. Hanya sesaat kemudian Fatimah
mendengarkan panggilan nuraninya. Ia memilih untuk terus
bersama Umar.
Pada suatu masa dalam hidup kita, fisik kita berhenti
menuntut hak-haknya, akal kita berhenti meminta
penjelasan-penjelasan. Karena ada kebutuhan baru yang
muncul begitu kita makin menua: kebutuhan akan
transendensi spiritual karena tuntutan "tanah" tak lagi

170 Serial Cinta


punya gravitasi yang kuat dalam tubuh kita. Saat itu kesa-
daran akan fisik lenyap dan kehebatan akal menjadi terlalu
sederhana untuk menjelaskan temuan-temuan ruh dalam
kehidupan. Saat itu mata ruh kita mulai menembus tembok-
tembok ruang dan waktu, melewati kesementaraan pada
panggilan raga dan jiwa, dan memasuki gerbang keabadian
ruh yang telah terbebaskan. Karena itu godaan raga dan
jiwa pada Umar lenyap ketika ia harus memilih jalan ruhnya:
tapi justru disitulah pesona keabadiannya menampakkan
diri, dan seperti angin sepoi yang masuk lewat jendela
bersama cahaya matahari, kebenaran itu merengkuh seluruh
dirinya. Ada keagungan transendensi yang datang bersama
kebenaran cinta. Itu mencerahkan. Itu menghidupkan.
Dalam transendensi itu tidak ada cantik atau jelek.
Tidak ada seksi atau tidak seksi. Yang ada hanya kebenaran
dan keabadian. Itu yang memberinya aura keagungan.
Setiap kali kamu melihat mereka yang memiliki pesona itu
ingatanmu langsung kembali ke masa depan, melampaui
semua yang kini dan di sini, masa dimana waktu tak lagi
punya ujung. Maka pesona mereka membebaskanmu seperti
Buraq membawa Muhammad melewati atmosfir bumi dan
menembus langit demi langit menuju singgasana Zat Yang
Abadi. Dan begitu jugalah Muhammad SAW mengakhiri
konflik dengan istri-istrinya sembari mengatakan, "Hai

Serial Cinta 171


Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, ‘Jika kamu sekalian
mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka
marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku
ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu
sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya
serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya
Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di
antaramu pahala yang besar."

172 Serial Cinta


49

Cinta adalah Sebuah


Gagasan

Pada sebagian dari tabiatnya yang paling murni, cinta


menyerupai air. Air adalah sumber kehidupan. Semua
makhluk hidup tercipta dari air. Air mempunyai mata dan
selalu bergerak dari hulu ke hilir. Ia mengalir tak henti-
henti. Ia bergerak tak selesai-selesai. Setiap sungai dan kali
mengalir dan bergerak pada jalur-jalurnya. Tapi mereka
semua kemudian bertemu pada satu titik, pada sebuah

Serial Cinta 173


muara besar. Mata air. Mengalir. Begerak. Tak henti-henti.
Tak lelah. Tak selesai-selesai. Menuju muara. Muara besar.
Hampir tak terbatas. Jauh sejauh mata memandang. Jauh
seperti memandang. Jauh seperti menyentuh kaki langit.
Itu sebabnya bumi kita diisi lebih banyak oleh air. Karena
Tuhan ingin menyemai kehidupan di sini.
Di antara mata air yang kecil kepada muara yang besar
ada aliran. Ada gerak. Ada riak. Ada gelombang. Ada
gemuruh. Ada debur. Ada percikan. Ada gelora. Ada gairah.
Ada dinamika. Selalu begitu. Senantiasa seperti begitu.
Senantiasa seperti itu. Taka ada penghentian. Tak ada
stagnasi. Tak ada diam. Ia membludak jika ditahan. Ia
membuncah jika dibendung. Ia membanjir pada puncak
dinamikanya. Tapi ia selalu membersihkan semua kotoran
yang dilaluinya. Seperti hujan mengusir mendung yang
mengotori biru langit.
Begitulah cinta. Ia adalah sebuah gagasan yang murni
tentang kehidupan yang lapang. Mata airnya adalah niat
baik dari hati yang murni. Muaranya adalah kehidupan
yang lebih baik. Alirannya adalah gerakan amal dan kerja
memberi yang tak henti-henti. Cinta adalah gagasan
tentang penciptaan kehidupan setelah kehidupan tercipta.
Maka kata Iqbal; "Engkau menciptakan hutan belantara.
Dan Aku menciptakan taman."

174 Serial Cinta


Begitu ada niat baik, dan ada muara kehidupan yang
lapang yang hendak kita ciptakan, maka cinta terciptakan,
maka cinta menjadi nyata saat ia mengalir. Saat ia bergerak.
Aliran dan gerakan itulah yang melahirkan debur, gemuruh,
riak dan ombak. Gairah dan dinamika yang membuatnya
ada, nyata dan hidup.
Seperti air yang berhenti mengalir, kehidupan juga berhenti
bergerak jika ia tidak mengarah pada sebuah muara besar. Air
yang tergenang selalu mengalami pembusukan. Begitu juga
kehidupan yang tidak bergerak kehilangan dinamika dan serta
merta jadi rusak. Bukan. Bukan cuma rusak. Tapi bahkan
merusak lingkungan di sekitarnya.
Begitu juga cinta ketika ia hanya sebuah perasaan.
Bukan sebuah gagasan. Sebab perasaan adalah bagian dari
aliran. Bukan aliran. Bukan muara. Begitu juga cinta ketika
ia hanya sebuah ruh. Bukan sebuah gagasan. Sebab ruh
adalah mata air. Bukan muara. Begitu juga cinta ketika ia
hanya sebuah raga. Bukan sebuah raga. Bukan sebuah
gagasan. Sebab apalagi raga; ia hanya riak hanya gelombang
hanya debur hanya gemuruh. Ia ada karena aliran. Ada
gerakan. Perasaanlah yang memberinya rasa dan nuansa;
keindahan. Tapi keindahan ini tak pernah berdiri sendiri.
Gagasan. Gagasanlah yang mengubah cinta menjadi
sebuah keseluruhan, sesuatu yang utuh, semacam

Serial Cinta 175


kumpulan kata-kata yang membentuk kalimat dan
melahirkan makna. Yaitu gagasan tentang bagaimana
menciptakan kehidupan yang lebih baik, tentang berapa
besar energi yang kita perlukan untuk menyelesaikannya,
tentang rincian tindakan yang harus dilakukan dari awal
hingga akhir. Dalam gagasan itu jiwa, raga dan ruh
menyatu; membuncahkan mata air kebajikan, mengaliri
setiap sudut kehidupan menuju muara kebahagiaan yang
lapang. Di sini, jiwa, raga dan ruh menuaikan fungsi-
fungsinya. Dan pada penuaian fungsi itu ada pesona yang
memercikkan keindahan.

176 Serial Cinta


50

Aura Kehidupan

Jika cinta menyerupai air pada beberapa tabiat dasarnya,


maka sifat utama air yang melekat padanya adalah fakta
bahwa air adalah sumber kehidupan. Jika cinta adalah
gagasan tentang bagaimana menciptakan kehidupan yang
lebih baik, dan tindakan utamanya adalah memberi untuk
menumbuhkan, maka kekuatan pesona utama seorang
pencinta adalah aura kehidupan yang memancar dari dalam
dirinya.

Serial Cinta 177


Aura kehidupan. Ya, aura kehidupan. Ia membuat orang-
orang di sekelilingnya merasakan denyut nadi kehidupan,
merasakan hamparan keindahan hidup, merasakan alasan
tentang mengapa mereka hidup dan harus melanjutkan
hidup, merasakan alasan untuk bertumbuh demi merakit
pemaknaan tiada henti terhadap kehidupan. Ia, intinya,
membuat orang-orang di sekeliling merasa hidup. Sebab ia
menebar benih kehidupan di ladang hati mereka.
Aura kehidupan. Ya, aura kehidupan. Sebab ia hidup.
Dan hidup itu nyata pada setiap jengkal tubuhnya, pada
setiap detak jantungnya, pada setiap hembusan nafasnya,
pada setiap langkah kakinya, pada setiap uluran tangannya,
pada setiap kedipan matanya, pada setiap kata dan suaranya.
Gagasannya seluruhnya adalah tentang kehidupan yang
lebih baik. Niatnya seluruhnya adalah penumbuhan yang
membuat hidup lebih baik.
Aura kehidupan. Ya, aura kehidupan. Sebab ia memiliki
dan menggabung tiga pesona utama para pencinta: pesona
raga, pesona jiwa, pesona ruh. Ketiga pesona itu terbingkai
rapih pada sebuah "akal besar" yang menerangi
kehidupannya dan kehidupan orang-orang di sekitarnya.
Maka mendekat-dekatlah padanya, niscaya engkau kan
merasakan betapa air kehidupan serasa mengalir pada setiap
sudut jiwa dan ragamu. Maka tataplah matanya, niscaya

178 Serial Cinta


engkau kan merasakan gairah kehidupan yang memberimu
semangat baru untuk terus hidup, terus melanjutkan hidup.
Maka dengarkanlah kata-katanya, maka engkau kan
merasakan betapa engkau layak dan pantas mendapat
kehidupan yang berkualitas, kehidupan yang lebih baik.
Dan jika Tuhan mengijinkan engkau merasakan
sentuhannya, niscaya engkau kan merasakan betapa air
kehidupan mendidih dalam tubuhnya. Dan jika Tuhan
memperkenankanmu hidup berlama-lama dengannya,
niscaya engkau kan merasakan betapa perlindungan dan
penumbuhannya membuatmu terengkuh dalam rasa aman
dan nyaman.
Engkau bahkan tidak pernah begitu yakin tentang
pesona apa yang pertama kali menawanmu. Apakah kulit
hitam yang tidak dapat menyembunyikan cahaya matanya?
Atau ketegasan sikap yang tidak dapat merahasiakan
kebajikan hatinya? Atau kelembutan bawaan yang tidak
sanggup menutup-nutupi keberaniannya? Atau diam
panjang yang tidak mampu menghalangi ilmu dan
wawasannya? Atau badan kurus yang dijelaskan oleh puasa
dan pengendalian dirinya? Atau? Tidak! Semua tampak
menyatu dalam dirinya: ruhnya yang halus, jiwanya yang
lembut, terbungkus dalam raganya yang kokoh, terangkai
dalam perilaku yang terbimbing akal besarnya. Tapi itu

Serial Cinta 179


semua ada dalam dirinya. Dan ketika ia keluar, ia hanya
memancarkan satu hal: aura kehidupan. Dan itulah yang
engkau rasakan dan yang mungkin sekali tidak engkau
ketahui asal muasal dan akarnya dalam dirinya. Dia bukan
sebuah profil yang sempurna. Dia hanya sebuah kehendak
yang lebih nyata. Dia bukan Nabi yang tak mungkin salah.
Dia hanya sebuah tekad perbaikan berkesinambungan yang
tak henti-henti. Dan itulah aura kehidupan: gairah yang
tidak pernah selesai.

180 Serial Cinta


51

Serasa dan Serasi

Tidak karena kamu memiliki semua pesona itu sekaligus,


maka kamu bisa mencintai dan mengawini semua
perempuan. Begitu juga sebaliknya. Pesona fisik, jiwa, akal
dan ruh, diperlukan untuk menciptakan daya tarik dan
daya rekat yang permanen bila kita ingin membangun
sebuah hubungan jangka panjang. Tapi seperti berlian, tidak
semua orang mengenalnya dengan baik, maka mereka tidak
menghargainya. Atau mungkin mereka mengenalnya, tapi

Serial Cinta 181


terasa terlalu jauh untuk dijangkau, seperti mimpi memetik
bintang atau mimpi memeluk gunung. Atau mungkin ia
mengenalnya, tapi terasa terlalu mewah untuk sebuah kelas
sosial, atau kurang serasi untuk sebuah suasana.
Kira-kira itulah yang membuat Aisyah -radhiyallahu 'anha-
sekali ini benar-benar gundah. Orang terbaik di muka bumi
ketika itu, Amirul Mu'minin, Khalifah Kedua,Umar bin
Khattab, hendak melamar adiknya, Ummu Kaltsum. Tidak
ada alasan untuk menolak lamaran beliau kecuali bahwa
Abu Bakar, sang Ayah, yang juga Khalifah Pertama, telah
mendidik puteri-puterinya dengan penuh kasih sayang dan
kemanjaan. Aisyah, karena itu, percaya bahwa adiknya
tidak akan kuat beradaptasi dengan pembawaan Umar yang
kuat dan kasar. Bahkan ketika Abu Bakar meminta
pendapat Abdurrahman Bin Auf tentang kemungkinan
penunjukan Umar Bin Khattab sebagai khalifah, beliau
menjawab: "Dia yang paling layak, kecuali bahwa dia kasar".
Dengan sedikit bersiasat, Aisyah meminta bantuan Amru
bin 'Ash untuk "menggiring" Umar agar menikahi Ummu
Kaltsum yang lain, yaitu Ummu Kaltsum Binti Ali bin Abi
Thalib yang ketika itu berumur 11 tahun. Karena garis jiwa,
akal dan ruh mereka lebih setara dan karena itu mereka
akan tampak lebih serasi karena bisa serasa. Berbekal
pengalaman sebagai diplomat ulung, pesan itu memang

182 Serial Cinta


sampai kepada Umar. Akhirnya Umar menikahi Ummu
Kaltsum bin Ali bin Abi Thalib.
Kesetaraan dan keserasian. Itu yang lebih menentukan
daripada sekedar pesona an sich. Ibnu Hazem menjelaskan,
kalau ada lelaki tampan menikahi perempuan jelek, atau
sebaliknya, itu bukan sebuah keajaiban. Yang ajaib adalah
kalau seorang lelaki meninggalkan kekasih yang cantik dan
memilih kekasih baru yang jelek. "Saya tidak bisa
memahaminya. Tapi memang tidak harus dijelaskan".
Ibnu Hazem, imam terbesar pada mazhab Zhahiriyah,
yang menulis puluhan buku legendaris dalam fiqhi, hadits,
sejarah, sastra, puisi dan lainnya, lelaki tampan yang lembut
dan seorang pencinta sejati, putera seorang menteri di
Cordova, suatu ketika harus menelan luka: cintanya ditolak
oleh seorang perempuan yang justru bekerja di rumahnya.
Ibnu Hazem bahkan mengejar-ngejarnya dan melakukan
semua yang bisa ia lakukan untuk mendapatkan cintanya.
Tapi tetap saja ditolak; "Saya teringat, kadang-kadang saya
masuk melalui pintu rumahku dimana gadis itu ada di sana,
untuk berdekat-dekat dengannya. Tapi begitu ia tahu aku
mendekat ia segera menjauh dengan sopan dan tenang.
Jika ia memilih pintu lain, maka aku akan ke sana juga
tapi dia akan pindah lagi ke tempat lain. Dia tahu aku
sangat mencintainya walaupun perempuan-perempuan tidak

Serial Cinta 183


tahu hal itu karena jumlah mereka yang sangat banyak di
istanaku".
Begitulah lelaki yang memiliki semua pesona itu ditolak.
Bahkan ketika suatu saat Ibnu Hazem menyaksikan gadis
itu menyanyi di istananya, Ibnu Hazem benar-benar
terpesona dan makin mencintainya. Tapi ia hanya berkata
dengan lirih: "Oh, nyanyian itu seakan turun ke hatiku,
dan hari itu tidak akan pernah kulupakan sampai hari ketika
berpisah dengan dunia".
Oh, lelaki baik yang terluka oleh hukum keserasaan
dan keserasian.

184 Serial Cinta


52

Gejolak di Balik Bilik

Bahkan ketika kamu memiliki semua pesona fisik, jiwa,


akal dan ruh, cintamu bukan saja mungkin tertolak dan
kamu terluka di bawah hukum keserasaan dan keserasian.
Lebih dari itu, kamu juga tidak bebas dari problematika
kehidupan cinta dan asmara seperti yang dialami orang-
orang biasa.
Dalam terminologi batin kehidupan, sebenarnya kita
semua hanya orang-orang biasa, memiliki rasa orang-

Serial Cinta 185


orang biasa, dan menghadapi persoalan cinta yang juga
dialami orang-orang biasa.
Bahkan ketika sang kekasih setara dengan kamu pada
pesona fisik, jiwa, akal dan ruhnya, itu juga bukan sebuah
sertifikat bebas perkara kehidupan, yang dapat kamu tempel
pada dinding kesadaranmu. Tidak!!! Persoalan hidup
adalah jatah setiap manusia, tidak peduli apakah ia orang
baik atau bukan. Bahkan sumber persoalan hidup kita
seringkali datang dari kebaikan hati kita. Seperti unta yang
sabar; orang-orang hanya tahu memikulkan beban ke
punggungnya tanpa pernah mendengar keluhannya.
Kesabarannya adalah sumber masalahnya.
Yang membedakan mereka adalah bahwa mereka selalu
"berada di atas" masalah-masalah mereka. Karena itu
mereka selalu mampu "mengatasi" masalah-masalah mereka.
Mereka selalu sanggup melampaui lorong gelap pada suatu
potongan waktu kehidupan mereka. Mereka selalu menang.
Cerita mereka selalu berakhir bagus; tidak selalu karena
endingnya penuh bunga dan senyum, kadang-kadang justru
karena keputusan pahit yang mengharu biru sebab ia lahir
dari cinta yang ksatria.
Seperti ketika istri-istri Rasulullah SAW meminta
tambahan perhiasan dunia. Apa yang salah dengan tuntutan
itu? Itu datang dari istri-istri yang shalihah kepada seorang

186 Serial Cinta


suami yang shalih. Itu bukan barang haram. Tapi tuntutan
itu berat bagi sang Rasul; bagaimana mungkin ia kembali
kepada persoalan kecil seperti ini ketika ia sedang dalam
perjalanan untuk melakukan sentuhan akhir dalam
penyelesaian misi kenabiannya? Itu mengganggu dan
menyedot perhatiannya justru ketika ia sedang
membutuhkan konsentrasi penuh untuk menyelesaikan
tugas akhirnya. Itu menyebabkan beliau "mendiamkan"
mereka selama sebulan. Bahkan beliau menyendiri dan
tidak ingin ditemui oleh sahabat-sahabat beliau.
Contoh itu mungkin terasa terlalu sophisticated. Mari kita
ambil contoh lain. Suatu saat beliau berada di rumah Aisyah.
Kemudian Saudah datang menemui beliau. Aisyah pun
menawarkan kue yang baru saja dibuatnya. Tapi Saudah
mengatakan, kue itu tidak enak. Aisyah tentu saja
tersinggung. Ia pun menimpuk Saudah dengan kue itu. Dan
Saudah membalasnya. Timpuk menimpuk itu berlangsung
sementara sang suami menyaksikannya sembari tertawa
terbahak-bahak.
Oh, persoalan memang datang. Tapi selalu berlalu. Di
balik bilik sederhana itu ada banyak gejolak. Tapi
keteduhan selalu mengakhirinya.

Serial Cinta 187


53

Tim Kehidupan

Perempuan-perempuan mulia itu hadir satu satu dalam


kehidupannya. Satu satu. Semua pada waktunya. Tepat pada
waktuya. Untuk mengisi peran sejarah yang telah disiapkan
takdir di sepanjang jalan kehidupannya. Harus begitu
memang. Sebab setiap potong umurnya adalah sebuah
fragmen dari sebuah skenario panjang kehidupan yang
hendak ditulisnya di atas bumi di bawah bimbingan langit.
Perempuan-perempuan mulia itu hadir satu satu dalam
kehidupannya. Satu-satu. Semua pada waktunya. Tepat
pada waktunya. Mereka semua masuk ke dalam wilayah

188 Serial Cinta


kehidupannya yang telah diformat oleh misi kenabian. Tapi
mereka semua masuk dari pintu yang sama: cinta jiwa.
Mereka mencintai kepribadiannya. Mereka mencintai
misinya. Maka mereka lebur menjadi sebuah tim kehidupan
yang kompak: menjadi pendukung utama bagi seorang
lelaki akhirat, sang Nabi, Muhammad SAW.
Tim kehidupan. Itu lukisan yang agaknya lebih tepat
bagi sembilan perempuan yang mengelilingi Nabi terakhir
itu. Walaupun Khadijah dan Aisyah yang mungkin
memainkan peran-peran pendukung utama, tapi setiap
perempuan mulia itu, yang kini tersurat sebagai ibunda
orang-orang beriman, datang dengan sebuah sebab, sebuah
alasan, sebuah misi, sebuah peran, sebuah solusi, sebuah
kontribusi. Khadijah hadir selama 25 tahun untuk
menyelesaikan misi pembangunan basis sosial Muhammad
dan basis pergerakan dakwah di Makkah, sementara Aisyah
hadir selama 10 tahun untuk menunaikan misi
pengembangan konstitusi negara di Madinah. Sementara
yang lainnya datang untuk mengisi peran-peran lain di
sepanjang dua poros peran pendukung utama itu.
Tim kehidupan itu bukan sebuah cerita tentang berbagi
suami. Di sana tidak ada cerita tentang suami yang harus
dibagi. Di sana mereka hanya bercerita tentang peran,
tentang misi, tentang daftar pekerjaan. Dan romantika

Serial Cinta 189


tercipta di tengah-tengah kelelahan itu. Cerita itu
menegaskan sebuah fakta sejarah bahwa sebuah peran besar
yang diemban semur hidup, seperti misi kenabian. Tim teknis
terkadang jauh lebih mudah diperoleh. Tapi yang jauh lebih
penting adalah tim yang memberikan kita dukungan emosi:
keamanan dan kenyamanan yang kita perlukan untuk terus
bertumbuh dan berkarya.
Dalam kesadaran batin seperti itulah sang Nabi
menghadapi tuntutan istri-istrinya untuk mendapatkan
lebih banyak perhiasan dunia. Tapi itu mungkin akan
mengganggu konsentrasinya terhadap pencapaian misinya.
Dan bukan untuk itu tim ini dibentuk. Tim ini dibentuk
untuk membawa solusi, bukan untuk menciptakan masalah.
Maka dengarlah jawabannya: "Hai Nabi, katakanlah
kepada isteri-isterimu, "Jika kamu sekalian mengingini
kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya
kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu
dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian
menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta
(kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah
menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antaramu
pahala yang besar." (QS. Al Ahzab : 28-29)

190 Serial Cinta


54

Energi Penciptaan

"Dan orang-orang berkata: ‘Ya Tuhan kami,


anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan
kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami
imam bagi orang-orang yang bertakwa." (Al Furqan: 74)
Setiap habis shalat kita membaca do'a itu. Sebab kita
mau melibatkan langit untuk mengubah segenap penghuni
inti rumah kita, istri-istri dan anak-anak, sebagai sumber
kesenangan hati. Sebab keluarga adalah pelabuhan jiwa

Serial Cinta 191


kita, dan lautan adalah medan karya kita. Di lautan luas
itu kita berkarya dan berkreasi. Tapi ke pelabuhan itu jua
kita menambat perahu jiwa, pada akhirnya.
Begitu cara naluri menggerakkan roda kehidupan kita
sebagai laki-laki. Sekali waktu ia mendorong kita keluar
rumah untuk berkarya. Setelah itu ia mengajak kita untuk
kembali ke rumah. Bukan di rumah itu benar jiwa kita
menetap. Tapi di tengah aura keperempuanan yang
melingkupi rumah itu. Perempuan, kata Hamka, adalah
per-empu-an: tempat bersandar jiwa kita. Pada makna
menetap dan bersandar itu kata sakinah dimaknai dalam
ayat ini: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah
Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri
supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya,
dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang..."
(QS.Ar Rum: 21)
Makna-makna itulah yang menjadi konteks dari do'a di
atas. Do'a itu menghubungkan dua makna: keluarga sebagai
sumber kesenangan hati dan harapan untuk menjadi
pemimpin bagi orang-orang bertakwa. Istri-istri dan anak-
anak, dengan begitu, adalah sumber energi penciptaan bagi
para pemimpin. Jadi di dalam sebuah ruang yang kita sebut
rumah perempuan-perempuan itu, istri-istri itu, menjadi
sebuah tim kehidupan, dan merajut jalinan cinta kasih yang

192 Serial Cinta


melahirkan anak-anak, suasana dan lingkungan jiwa, yang
membuat kita betah untuk menetap dan menyandarkan
jiwa dan raga kita. Pada saat menyandarkan punggung jiwa
itu kita melepas penat, membuang lelah, lalu menyerap
energi baru, untuk terus bertumbuh, untuk terus mencipta.
Penciptaan membutuhkan emotional support yang besar dan
karena itu perlu ada tim kehidupan yang solid.
Sepanjang kita bicara tentang sumber energi penciptaan,
di dalam dan melalui sebuah tim kehidupan, kita selamanya
akan berbicara tentang sumber energi yang harus terus
bertambah, atau setidaknya tidak berkurang. Disini kita
hanya bicara "penjumlahan" yang menyebabkan terjadinya
"pertambahan", bukan bicara "pembagian" yang
menyebabkan terjadinya "pengurangan".
Dalam konteks tim kehidupan itu tidaklah penting
untuk menanyakan berapa jumlah anggota tim. Yang penting
adalah apakah setiap anggota tim itu berfungsi atau tidak?
Efektif atau tidak? Jadi setiap pertambahan anggota tim
harus merupakan jawaban atas sebuah kebutuhan dalam
keseluruhan tim itu. Dengan kata lain, harus ada sebuah
fungsi, sebuah kerja, sebuah peran tertentu yang
memerlukan "orang baru" dalam tim itu.

Serial Cinta 193


55

Ego Transendental

Itu bukan amanah yang ringan. Istri-istri ayahnya


berkumpul dan memintanya menyampaikan keberatan
kolektif itu. Kepada ayahnya tercinta. Sang Nabi,
Muhammad SAW. Terlepas dari fakta bahwa beliau adalah
Nabi, kenyataannya beliau lebih mencintai Aisyah
radhiyallahu ‘anha daripada istri-istrinya yang lain. Mereka
keberatan. ltu tidak adil. Mereka mau Rasulullah SAW

194 Serial Cinta


tahu keberatan mereka. Tapi mereka tidak cukup berani
bicara langsung. Jadi mereka sepakat meminta bantuan
puteri beliau, Fatimah radhiyallahu ‘anha.
Dan ketika Fatimah datang, ia memang bicara langsung.
Terbuka dan tuntas. Tidak ada hambatan penting untuk
itu. Tapi hasilnya: tidak ada penjelasan! Seperti tidak
penting bagi Rasulullah SAW untuk menjelaskan apakah
itu benar atau tidak. Beliau malah balik bertanya kepada
puteri kesayangannya: "Fatimah, tidak bisakah kamu
mencintai perempuan yang dicintai ayahmu itu?"
Seketika Fatimah terhenyak. Mungkin sekali ia tidak
menduga pertanyaan itu. Ketika sesaat kemudian ia
menjawab bahwa ia mencintai perempuan yang dicintai
ayahnya, persoalan itu seperti selesai begitu saja. Tak ada
lagi keberatan. Tak ada lagi protes. Bahkan Umar bin
Khattab kemudian berkata begini kepada puterinya yang
dinikahi Rasulullah SAW: "Hafsah, jangan pernah cemburu
pada perempuan itu (Aisyah)".
Menjadi bagian dari sebuah tim kehidupan yang bekerja
untuk kejayaan di negeri akhirat merupakan sebuah proses
jiwa yang teramat rumit. Ini hanya mungkin ketika ia
merupakan paduan yang setimbang antara cinta misi dan
cinta jiwa. Disini jiwa terpaut dengan misi dan cita-cita
hidup, seperti ia terpaut dengan diri dan kepribadian

Serial Cinta 195


orang yang dicintai. Semua rasa yang tumbuh kepada diri
dan kepribadian sang kekasih adalah manifestasi dari cinta
kepada misi dan cita-cita hidup bersama. Suka dan duka,
marah dan gembira adalah riak-riak emosi yang selalu
terpaut dengan misi dan cita-cita hidup. la marah dan
gembira, merasakan suka dan duka, selalu karena dan untuk
misi dan cita-cita keabadian itu. Disini ego terpaut dengan
misi langit, tapi menemukan pemaknaan pada cinta kepada
sang kekasih.
Jadi pertanyaan Rasulullah SAW kepada puterinya,
Fatimah, datang dari sebuah mindset yang berbeda.
Sementara mereka protes dari perspektif keadilan rasa,
Rasulullah SAW datang dengan perspektif cinta
transendental. Ini bukan tentang benar salah. Ini tentang
level of problem: mereka yang bergabung dengan tim
kehidupan ini adalah kafilah keabadian yang telah
melampaui kebutuhan emosi sejenis itu... mereka sekarang
ada disana... di mana segala sesuatu bisa terintegrasi secara
harmonis dalam hati dan jiwa yang lapang... di mana mereka
menyadari bahwa nilai setiap orang tidak terletak pada
berapa banyak mereka dapat tapi terletak pada berapa
banyak mereka memberi... dimana mereka menyadari bahwa
pada akhirnya hidup mereka akan berujung disana... di
negeri akhirat. . . di negeri keabadian... dan apa yang biasa

196 Serial Cinta


mereka pertengkarkan disini sebenarnya bisa mereka
lupakan untuk sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih
agung... ya, itu tadi... gagasan tentang keabadian ini... itu
sebabnya menjadi lebih mudah bagi Fatimah dan istri-istri
ayahnya untuk mencintai kekasih ayahnya.

Serial Cinta 197


56

Mengorganisasi Jiwa-jiwa

Kita semua belajar tentang kerendahan hati ketika


Rasulullah SAW mengangkat perkara kecemburuan ini ke
langit. Tidak adakah solusi di bumi manusia? Boleh jadi
memang. Tapi pesan pentingnya adalah bahwa sepanjang
hati manusia ada dalam genggaman Allah, dimana Ia dapat
membolak-baliknya sebagaimana yang Ia kehendaki, maka
kita semua berdiri di tapal batas kemanusiaan kita: bahwa
pada akhirnya urusan hati adalah urusan Allah SWT, dan

198 Serial Cinta


bahwa kamu wahai para laki-laki, "tidak akan pernah bisa
berbuat adil di antara istri-istri(mu), walaupun kamu sangat
ingin berbuat demikian." (Al Nisa': 129)
Apa yang kita sebut dengan keadilan sebenarnya tidak
lebih dari sekadar konsep sederhana tentang hak dan
kewajiban, tentang pembagian nafkah dan giliran hari. Itu
batas minimum dari keadilan yang dapat diukur ketika
secara manusiawi kita mencoba "mematematikannya" dalam
konteks hubungan kemanusiaan dalam keluarga. Tapi
selesaikah persoalannya sampai di situ? Ternyata tidak. Sebab
itu tidak menyentuh kadar cinta yang terkandung pada
emosi kita. Dan tidak mungkin akan sampai ke sana. Sebab
jika sang Rasul sendiri menyerah pasrah pada Allah, bahwa
semua yang bisa ia tunaikan hanya keadilan kuantitatif itu,
dan bahwa ia tidak akan pernah sanggup menyamakan rasa
cintanya pada semua istrinya; sebab jika hanya itu yang
bisa dilakukan sang Rasul, kita semua harus berdiri khusyu'
di sini, di tapal batas kemanusiaan kita, bahwa keadilan
rasa ini selamanya akan relatif dalam bumi manusia, dan
selamanya hanya Allah yang bisa menyelesaikannya, dan
semua yang bisa kita lakukan hanya satu: istighfar tiada
henti sembari mengingat pesan Allah: "Karena itu janganlah
kamu terlalu cenderung (kepada istri yang kamu cintai,
sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan

Serial Cinta 199


jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari
kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang." (QS.An- Nisa: 129)
Begitu kita mengangkat perkara ini ke langit, kita segera
bertemu dengan sebuah kaidah besar: bahwa semua jiwa
yang ada di sekitar kita hanya cermin besar yang selalu
memantulkan isi jiwa kita sendiri. Maka berkatalah seorang
ulama, "Aku dapat melihat dampak dari setiap maksiat
yang kulakukan pada perilaku istriku dan binatang
tungganganku." Masalah intinya, dengan begitu,
sesungguhnya terletak pada kadar spiritualitas kita yang
secara terus menerus melahirkan kebajikan permanen dan
mengangkat jiwa-jiwa yang ada di sekelilingnya untuk naik
secara bersama ke ketinggian cita dan cinta kepada Allah
serta menyamakan frekuensi emosi kita dalam nada cinta
abadi itu. Masalah komunikasi di sini menjadi jauh lebih
teknis: sebab kita tidak lagi sekedar bicara hak-hak kita,
sebab kita sudah melampaui tema itu, sebab kita sudah
melewati bahasa tuntutan kepada bahasa pengertian,
meninggalkan kebiasaan menerima kepada kebiasaan
memberi, sebab jalan untuk memperoleh hak-hak kita
adalah dengan menunaikan kewajiban kita secara tuntas,
sebab tema besar kita adalah tentang pengembangan
kualitas hidup kolektif kita.

200 Serial Cinta


Agaknya dalam kesadaran seperti itu kemudian Saudah,
istri yang dinikahi Rasulullah SAW setelah Khadijah dan
sebelum Aisyah dan tertua di antara semua istrinya, suatu
saat mengharu biru suaminya, Rasulullah SAW dengan
mengatakan, "Ya Rasulullah, berikanlah giliran hariku pada
Aisyah."

Serial Cinta 201


57

Produktifitas Kolektif

Enteng benar Ummu Salamah menjawab pertanyaan


Anas Bin Malik. Khadam Rasulullah SAW ini diam-diam
mengamati sebuah kebiasaan sang Rasul yang rada berbeda
ketika beliau menemui Ummu Salamah dan ketika beliau
menemui Aisyah. Rasulullah SAW selalu secara langsung
dan refleks mencium Aisyah setiap kali menemuinya,
termasuk di bulan Ramadhan. Tapi tidak begitu kebiasaan
beliau saat bertemu Ummu Salamah. Nah, kebiasaan itulah

202 Serial Cinta


yang ditanyakan Anas bin Malik kepada Ummu Salamah,
yang kemudian dijawab begini: "Rasulullah SAW tidak
dapat menahan diri ketika melihat Aisyah".
Jawabannya cuma begitu. Penjelasannya sesederhana itu.
Datar. Ya, datar saja. Seperti hendak menyatakan sebuah
fakta tanpa pretensi. Sebuah fakta yang diterima sebagai
suatu kewajaran tanpa syarat. Tanpa penjelasan. Sudah
begitu keadaannya. Dan mungkin memang harus begitu
keadaannya. Dan jika harus begitu keadaannya, kenapa
tidak? Atau apa yang salah dengan fakta itu? Apa yang
harus dicomplain dari kebiasaan itu? Itu sama sekali tidak
berhubungan dengan harga diri yang harus membuat ia
marah. Atau menjadi keberatan yang melahirkan cemburu.
Mati rasakah ia? Hah?? Tapi siapa berani bilang begitu?
Terlalu banyak masalah kecil yang menyedot energi kita.
Termasuk banyak pertengkaran dalam keluarga. Sebab kita
tidak punya agenda-agenda besar dalam hidup. Atau punya
tapi fokus kita tidak kesitu. Jadi kaidahnya sederhana: kalau
energi kita tidak digunakan untuk kerja-kerja besar, maka
perhatian kita segera tercurah kepada masalah-masalah
kecil. Karena mereka punya agenda besar dalam hidup,
maka mereka tidak membiarkan energi mereka terkuras
oleh pertengkaran-pertengkaran kecil, kecuali untuk
semacam "pelepasan emosi" yang wajar dan berguna untuk

Serial Cinta 203


kesehatan mental. Kehidupan mereka berpusat pada
penuntasan misi kenabian dimana mereka menjadi bagian
dari tim kehidupan sang Nabi. Jadi masalah kecil begini
lewat begitu saja. Tanpa punya bekas yang mengganggu
jiwa mereka. Fokus mereka pada misi besar itu telah
memberi mereka toleransi yang teramat luas untuk
membiarkan masalah-masalah kecil berlalu dengan santai.
Fokus pada misi besar itu dimungkinkan oleh karena
sejak awal akad kebersamaan mereka adalah sebuah janji
amal. Sebuah komitmen kerja. Bukan sebuah romansa
kosong dan rapuh. Mereka selalu mengukur keberhasilan
mereka pada kinerja dan pertumbuhan kolektif mereka yang
berkesinambungan sebagai sebuah tim. Persoalan-persoalan
mereka tidak terletak di dalam, tapi di luar. Mereka
bergerak bersama dari dalam keluar. Seperti sebuah sungai
yang mengalir menuju muara besar: masyarakat. Mereka
adalah sekumpulan riak yang menyatu membentuk
gelombang, lalu misi kenabian datang bagai angin yang
meniup gelombang itu: maka jadilah mereka badai
kebajikan dalam sejarah kemanusiaan. Cinta memenuhi
rongga dada mereka. Dan semua kesederhanaan, bahkan
kadang kepapaan, dalam hidup mereka tidak pernah
sanggup mengganggu laju aliran sungai mereka menuju
muara masyarakat. Mereka bergerak. Terus bergerak. Dan

204 Serial Cinta


terus bergerak. Dan romansa cinta mereka tumbuh
kembang di sepanjang jalan perjuangan itu. Dari keluarga
kepada masyarakat: muara mereka adalah masyarakat,
keluarga adalah sungai yang mengalir kesana.

Serial Cinta 205


58

Pembiaran

Seperti ketika Rasulullah SAW tertawa-tawa


menyaksikan Aisyah dan Saudah saling bertengkar dan
saling menimpuk wajah mereka dengan kue, atau seperti
ketika Ummu Salamah menjawab enteng pertanyaan Anas
bin Malik tentang Rasulullah SAW yang selalu refleks
mencium Aisyah tapi tidak begitu dengan beliau, kita
semua belajar tentang sebuah fakta bahwa ternyata cinta
memang punya mekanismenya sendiri dalam menyelesaikan
masalah-masalahnya.

206 Serial Cinta


Pembiaran. Ya, pembiaran. Mereka dengan sengaja
membiarkan sebagian masalah itu terjadi. Dan tidak
memikirkannya. Apalagi menyelesaikannya. Karena tidak
semua masalah memang harus dipikirkan. Karena tidak
semua masalah memang harus diselesaikan. Karena memang
ada banyak masalah yang selesai karena tidak dipikirkan
dan tidak diselesaikan. Persis seperti ketika kita membiarkan
seorang bocah kecil menangis dan tidak menghiraukannya,
ia akan berhenti dengan sendirinya. Sebab yang ada "ruang
pelepasan jiwa" yang mengharuskan kita "tega" menyaksikan
untuk lepas bebas, sembari menanti dengan cukup "yakin"
bahwa ia akan kembali tenang dengan sendirinya. Bahkan
misalnya ketika Ibnu Qayyim mengatakan bahwa menangis
itu bagus untuk kesehatan jantung anak-anak, sebenarnya
menangis juga bagus untuk perempuan, khususnya untuk
kehalusan kulit mereka.
Jadi mekanisme pembiaran menuntut adanya keyakinan
dan sedikit ketegaan.
Pada tamsil yang lain kita bisa belajar dari mekanisme
kerja tubuh yang sehat. Badan sehat menyembuhkan
penyakitnya sendiri, khususnya penyakit-penyakit kecil.
Selain memiliki imunitas sebagai sistim perlindungan tubuh,
badan sehat juga menyelesaikan penyakit-penyakit kecil
seperti flu, pilek dan demam melalui istirahat dan tidur

Serial Cinta 207


yang cukup. Jadi tidak semua penyakit harus dibawa ke
dokter. Walau itu tidak harus berarti bahwa bukan karena
merasa sehat maka kita merasa tidak memerlukan dokter.
Begitu juga cinta, punya mekanisme pembiaran.
Semacam toleransi bahwa masalah-masalah yang mucul ini
bukan suatu bahaya yang mengancam hubungan jangka
panjang. Tapi hanya riak-riak yang menghiasi keteduhan
laut. Bahkan seringkali masalah-masalah itu justru
menyimpan berkah terselubung. Misalnya, cemburu.
Seringkali keluar ia dibahasakan dengan tudingan dan
tuntutan. Tapi sebenarnya kedalam ia membangun
kesadaran introspeksi diri yang lebih baik. Kenapa bisa
begitu? Karena cemburu berbaur secara manusiawi dengan
bahan dasar cinta, dicampur rasa malu, digabung egoisme.
Yang keluar cinta juga akhirnya. Walaupun mungkin sudah
"babak belur" dalam pembahasaan.
Jadi semua yang tumbuh dari bibit cinta pada akhirnya
akan berbuah cinta juga.
Ujian paling berat bagi pencinta sejati adalah pada
keyakinannya terhadap kesejatian cintanya sendiri, dan
keyakinannya pada kekuatan cinta untuk terus menerus
melahirkan kebajikan-kebajikan. Pembiaran adalah tampak
manajerial dari keyakinan itu.

208 Serial Cinta


59

Pilihan bagi yang Punya


Pilihan

Semua usaha untuk menjelaskan pemaknaan kerja cinta


dalam poligami, misalnya melalui konsep tim kehidupan,
dengan cara bagaimana pun, tetap akan lebih mudah
dimasukkan ke dalam akal ketimbang membuatnya
diterima perasaan. Bagi semua perempuan, inilah
perjuangan maha berat di alam perasaan.
Yang membuatnya berat di alam perasaan adalah fakta

Serial Cinta 209


bahwa kebanyakan perempuan menemukan rasa percaya
dirinya dari persepsi lingkungan terhadap dirinya, termasuk
dari sang suami. Maka di alam perasaan mereka, para
perempuan yang menjadi bagian dari sebuah keluarga
poligami lebih sering dipersepsi sebagai korban cinta yang
perlu dikasihani. Sebab mereka hanyalah perempuan-
perempuan lemah yang tidak punya pilihan lain. Misalnya
karena mereka janda, anak yatim atau sudah relatif
berumur.
Rasanya tidak ada yang perlu diingkari dari fakta-fakta
tentang persepsi itu. Sama seperti tidak ada yang perlu
diingkari bahwa fakta-fakta tentang kebanyakan
perempuan yang menjadi bagian dari keluarga poligami
umumnya tidak punya pilihan lain memang merupakan
fakta yang nyata. Tidak ada yang salah pada fakta-fakta
itu. Mengakuinya juga bukan sebuah kehinaan. Tapi untuk
sebagiannya itu merupakan penjelasan tentang mengapa
banyak keluarga poligami tidak berhasil menjadi sebuah
tim kehidupan yang solid dan efektif. Dan untuk sebagian
yang lain menjelaskan mengapa kebanyakan perempuan
tidak bersedia menjadi bagian dari keluarga poligami,
bahkan ketika pilihan itu jauh lebih baik dari pilihan yang
lain.
Sebuah tim kehidupan tidak akan dapat dibentuk dan

210 Serial Cinta


menjadi solid serta efektif kecuali apabila semua anggota
tim itu menyadari secara mendalam mengapa ia bergabung
dalam tim tersebut. Maka menjadi istri kedua, ketiga atau
keempat misalnya, ketika kita tidak lagi punya pilihan lain,
karena berbagai alasan, bisa menjadi faktor yang
menyulitkan proses team building. Mungkin bukan karena
kita kekurangan cinta. Tapi lebih karena secara mental kita
sering merasa tidak sepadan. Menikah dari rasa kasihan
bukan tidak mungkin bertahan lama dan abadi. Tapi sering
tidak cukup untuk membangun fondasi yang kokoh bagi
sebuah hubungan jangka panjang yang sehat dan produktif.
Maka menjadi istri pertama, kedua dan seterusnya harus
merupakan sebuah pilihan yang diambil secara sadar dan
proaktif. Persis seperti ketika Aisyah menyadari bahwa
walaupun perawan, muda, cantik, cerdas dan kaya, ia bukan
yang pertama bagi Rasulullah SAW. Ia adalah yang ketiga
setelah Khadijah dan Saudah. Persis ketika ia juga
menyadari bahwa walaupun berkali-kali Rasulullah SAW
mendeklarasikannya sebagai istri yang paling dicintai,
Rasulullah SAW tetap saja menikah lagi sesudahnya.
Kemudaan, kecantikan, kecerdasan dan kekayaan adalah
gabungan dari semua faktor yang membuat perempuan
mempunyai banyak pilihan. Tapi Aisyah telah memilih
secara sadar. Persis ketika Rasulullah SAW dengan sadar

Serial Cinta 211


menikahi Khadijah yang janda dan lebih tua dari beliau.
Mereka semua punya pilihan lain selain itu. Tapi mereka
memilih pilihan ini. Sebagai pilihan terbaik mereka. Secara
sadar. Sadar penuh. Maka mereka berkembang menjadi tim
kehidupan yang solid, efektif dan produktif.

212 Serial Cinta


60

Kebanggaan yang Bukan


Kebanggaan

Lelaki pemegang tampuk kekuasaan tertinggi itu


menebar dinar-dinar emasnya di ruang tengah istananya.
Dan perempuan-perempuannya bertebaran keluar dari
kamar-kamar mereka: berebut buah kemurahan sang suami.
Tapi seseorang di antara mereka hanya berdiri di depan
kamarnya. Diam. Tersenyum sesekali. Tidak tampak tertarik
untuk ikut berebut. Sesungguhnya ia bukan juga yang

Serial Cinta 213


tercantik di antara mereka. Maka bukan karena
keangkuhan ia hanya berdiri di situ. Tapi itu tampak seperti
sebuah keangkuhan yang seksi bagi lelakinya. Maka sang
khalifah pun memanggil. "Apa yang membuatmu tidak ikut
berbuat seperti mereka?" tanyanya. Perempuan itu
tersenyum sembari menjawab enteng: "Aku tidak tertarik
dengan dinar-dinar itu. Aku hanya tertarik dengan penebar
dinar-dinar itu." Cerdas. Cerdas benar jawabannya. Dan
cerdas itu seksi. Maka sang khalifah pun mengangkatnya
menjadi permaisuri.
Itu hanya sebuah cerita kecil dari riwayat panjang cerita-
cerita hedonisme di istana-istana Abbasiyah dan kerajaan-
kerajaan Islam sesudahnya. Pada suatu masa ketika umat
Islam sedang menuju kehancurannya, hedonisme
merupakan gaya hidup. Dan poligami merupakan simbol
hedonisme. Setiap laki-laki berbangga dengan jumlah istri
dan selirnya. Beberapa orang khalifah di masa Abbasiyah
misalnya bahkan memiliki 200 sampai 300 istri dan selir:
ekspresi megalomania kaum laki-laki ketika maskulinitas
direduksi menjadi sekadar kemampuan menikmati
sebanyak mungkin perempuan. Bias gender dalam poligami
akhirnya sulit dihindari: dunia ini tampak seperti hanya
milik laki-laki, dan perempuan hanyalah objek kenikmatan,
bukan peserta kehidupan yang sadar dan sanggup memberi

214 Serial Cinta


yang terbaik bagi kehidupan. Dan bias itu terwariskan
sedemikian rupa dan betapa sering tanpa sadar ia menjadi
kesadaran yang lumrah dalam benak sebagian besar laki-
laki: bahwa kita adalah penikmat kehidupan, bukan
pencinta sejati yang hidup untuk sebuah misi luhur.
Tapi zaman hedonisme itu dicatat sebagai pengantar
menuju kehancuran umat Islam dan sejarahnya. Dan
alangkah mudahnya memahami logika sejarah peradaban
itu: bisakah pemimpin yang benaknya hanya dipenuhi oleh
urusan perempuan membangun peradaban dan
menghadapi musuh? Itu sebabnya dengan mudah kaum
Tartar menyembelih lebih dari 80 ribu umat Islam di Bagdad
dalam satu hari. Bahkan seorang perempuan Tartar, dalam
catatan Ibnul Atsir, sempat menyembelih 100 laki-laki Mus-
lim dengan tangannya sendiri.
Sebuah keluarga poligami tidak dibentuk dengan
kesadaran hedonisme seperti itu. Keluarga adalah tim
kehidupan yang dibentuk untuk misi yang luhur. Dan
sebuah tim kehidupan yang besar bukanlah jaminan bagi
sebuah hidup yang produktif. Bisa jadi malah merupakan
sumber masalah dan menjadi kontraproduktif. Nilai setiap
pencinta sejati tidak terletak pada berapa "besar" tim
kehidupannya. Tapi pada seberapa "produktif" ia bersama
tim kehidupannya. Ukurannya adalah produktivitas. Bukan

Serial Cinta 215


besaran tim kehidupannya. Jadi apa yang dapat
dibanggakan dari sebuh tim kehidupan yang besar kalau ia
tidak memicu produktivitas kolektif kita? Tim besar adalah
beban besar, bukan kebanggaan besar. Ini kebanggaan yang
sesungguhnya bukan kebanggaan.

216 Serial Cinta


61

Romantika Pasangan Jiwa

Orang- orang di negerinya, di Mesir sana,


menganggapnya pahlawan cinta. Mereka menyebutnya
sebagai kampiun asmara. Dody Al Fayed dan Lady Diana
adalah sebuah roman yang tragis. Dua jiwa bertemu. Tapi
tanpa raga. Mereka tidak ditakdirkan bersatu. Tapi Lady
Diana dan pangeran Charles adalah juga roman yang tragis.
Dua raga bertemu. Tapi tanpa jiwa. Mereka pernah
ditakdirkan bersatu. Tapi tidak ditakdirkan untuk saling

Serial Cinta 217


mencintai. Tragis. Terlalu tragis. Dua setengah milyar umat
manusia yang ikut menyaksikan proses pemakaman Lady
Diana dan Dody hanya mampu menangis. Menyatakan
haru entah kepada siapa: sebab di alam jiwa mereka semua
nestapa.
Tapi cerita Charles dengan Camilla Parker yang entah
menjadi pemicu keretakan rumah tangganya atau tidak,
menyelipkan sebuah pertanyaan besar: mengapa sang
pangeran lebih tertarik dengan perempuan tua itu
ketimbang Diana yang cantik dan anggun, Diana? Bahkan
ketika Camila menjadi musuh bersama rakyat Inggris,
Charles tetap menikahinya beberapa tahun kemudian?
Seperti sebuah kehendak yang dipaksakan walaupun harus
melawan arus. Tidak berartikah kecantikan Diana baginya?
Dan apakah pesona perempuan tua yang membuatnya
nekat itu?
Charles adalah sebuah cerita tentang kesepian. Punya
ibu seorang ratu hampir sama dengan menjadi yatim. Maka
Charles tumbuh dengan sebuah kebutuhan jiwa yang akut:
seseorang yang bisa diajak bicara, mau mendengarnya dan
mampu memahaminya, seseorang yang bisa membuatnya
merasa sebagai orang normal yang bersikap wajar dalam
kehidupannya. Camilla hadir dan bisa memenuhi
kebutuhan jiwa itu. Sementara Diana tumbuh sebagai gadis

218 Serial Cinta


cantik yang terlalu lugu untuk kerumitan-kerumitan besar
yang dihadapi Cahrles. Ia bagus sebagai icon kerajaan yang
cantik. Tapi tidak bagi Charles yang rumit. Jiwa mereka
tidak bertemu ketika raga mereka justru seranjang.
Tim kehidupan pada intinya adalah ide tentang
pasangan jiwa dalam katagori cinta jiwa. Bukan terutama
tentang poligami. Ini ide tentang pertemuan jiwa yang
disebabkan oleh kesamaan, atau kesepadanan, atau
keseimbangan, atau kelengkapan. Jiwa-jiwa yang saling
bertemu itu bisa dua atau tiga atau empat dan seterusnya.
Sama persis dalam semua bentuk tim dalam sebuah
organisasi. Tim itu juga bisa besar pada mulanya lalu
menciut pada akhirnya. Umar bin Khattab, misalnya,
menceraikan dua istrinya yang sangat cantik, Jamilah dan
Qaribah. Tapi bisa bertahan hidup bersama Ummu Kaltsum
binti Ali atau cucu Rasulullah SAW yang usianya terpaut
lebih 40 tahun.
Itu sebabnya cinta jiwa merupakan sumber semua cerita
roman percintaan dalam sejarah umat manusia. Baik yang
berujung tragis maupun yang berakhir bahagia. Jiwa
mempunyai hajatnya sendiri. Maka ia lebih bisa mengenal
pasangannya sendiri. Juga bergerak dengan caranya sendiri
menuju pasangannya. Di alam jiwa terlalu banyak kaidah
dan kebiasaan alam raga yang tidak berlaku. Itu

Serial Cinta 219


membuatnya rumit. Tapi agung. Rumit jalan ceritanya. Tapi
agung suasananya. Rumit untuk dicerna. Tapi agung untuk
dirasakan. Maka romantika cinta pasangan jiwa selalu
begitu: bauran yang kompleks antara kerumitan dan
keagungan.

220 Serial Cinta


62

Orang-orang Romantis

Qais sebenarnya tidak harus bunuh diri. Hidup tetap


bisa dilanjutkan tanpa Layla. Tapi itulah masalahnya. Ia
tidak sanggup. Ia menyerah. Hidup tidak lagi berarti baginya
tanpa Layla. Ia memang tidak minum racun. Atau gantung
diri. Atau memutus urat nadinya. Tapi ia membiarkan
dirinya tenggelam dalam duka sampai nafas terakhir. Tidak
bunuh diri. Tapi jalannya seperti itu.

Serial Cinta 221


Orang-orang romantis selalu begitu: rapuh. Bukan
karena romantisme mengharuskan mereka rapuh. Tapi di
dalam jiwa mereka ada bias besar. Mereka punya jiwa yang
halus. Tapi kehalusan itu berbaur dengan kelemahan. Dan
itu bukan kombinasi yang bagus. Sebab batasnya jadi kabur:
kehalusan dan kelemahan jadi tampak sama. Qais lelaki
yang halus. Sekaligus lemah.
Kombinasi begini membuat banyak orang-orang
romantis jadi sangat rapuh. Apalagi saat-saat menghadapi
badai kehidupan. Misalnya ketika mereka harus berpisah
untuk sebuah pertempuran. Maka cinta dan perang selalu
hadir sebagai momen paling melankolik bagi orang-orang
romantis. Mengerikan. Tapi tak terhindarkan. Berdarah-
darah. Tapi tak terelakkan. Itu dunia orang-orang jahat.
Dan orang-orang romantis hanya datang kesana sebagai
korban.
Begitu ruang kehidupan direduksi hanya ke dalam
kehidupan mereka berdua dunia tampak sangat buruk
dengan perang. Tapi kehidupan punya jalannya sendiri. Ada
kaidah yang mengaturnya. Dan perang adalah niscaya
dalam aturan itu. Maka terbentanglah medan konflik
yang rumit dalam batin mereka. Dan orang-orang
romantis yang rapuh itu selalu kalah. Itu sebabnya Allah
mengancam orang-orang beriman: kalau mereka mencintai

222 Serial Cinta


istri-istri mereka lebih dari cinta mereka pada jihad, maka
Allah pasti punya urusan dengan mereka.
Tapi inilah persoalan inti dalam ruang cinta jiwa. Jika
cinta jiwa ini berdiri sendiri, dilepas sama sekali dari misi
yang lebih besar, maka jalannya memang biasanya ke sana:
romantisme biasanya mengharuskan mereka mereduksi
kehidupan hanya ke dalam ruang kehidupan mereka berdua
saja, karena disana dunia seluruhnya hanya damai, di sana
mereka bisa menyembunyikan kerapuhan atas nama
kehalusan dan kelembutan jiwa. Itu sebabnya cinta jiwa
selalu membutuhkan pelurusan dan pemaknaan dengan
menyatukannya bersama cinta misi. Dari situ cinta jiwa
menemukan keterarahan dan juga sumber energi. Dan
hanya itu yang memungkinkan romantisme dikombinasi
dengan kekuatan jiwa. Maka orang-orang romantis itu tetap
dalam kehalusan jiwanya sebagai pencinta, tapi dengan
kekuatan jiwa yang tidak memungkinkan mereka jadi
korban karena rapuh.
Ketika kabar syahidnya Syekh Abdullah Azzam
disampaikan kepada istri beliau, janda itu hanya menjawab
enteng, "Alhamdulillah, sekarang dia mungkin sudah
bersenang-senang dengan para bidadari."

Serial Cinta 223


63

Mengikat Jiwa dengan Misi

Genap tiga hari sudah ia menghilang. Genap juga tiga


kali sang guru bertanya tentang keberadaan muridnya.
Tidak hadir di halaqah ilmu bukan kebiasaannya. Apalagi
tanpa pemberitahuan. Ia salah satu yang paling rajin di
antara semua muridnya. Tapi pada hari keempat akhirnya
sang murid muncul juga. Tapi dengan wajah yang
menyimpan banyak sedih. Dan pilu.

224 Serial Cinta


"Kemana saja kamu selama tiga hari ini?" tanya sang
guru. "Aku sedang berduka, ya syaekhana. Istriku baru saja
wafat tiga hari lalu," jawabnya sedih. "Oh, kalau begitu aku
turut berduka. Semoga Allah memasukkannya ke dalam
surga-Nya dan memberimu ketabahan." Tapi kemudian
sang guru tiba-tiba bertanya lagi: "Apakah kamu sudah
menikah lagi?". Tentu saja ia kaget. Tapi ia menjawab juga:
"Tentu saja belum, ya syaekhana". "Apakah kamu ingin
menikah lagi?" tanya sang guru lagi. "Tentu saja mau, ya
syaekhana," jawabnya pasti. "Bagaimana kalau kunikahkan
kamu dengan puteriku?" Pertanyaan ini membuat sang
murid berpikir bahwa gurunya hanya sedang menghiburnya.
Maka ia menjawab sekenanya: "Tentu saja aku terima nikah
puterimu, ya syaekhana."
Sang murid kembali ke biliknya tanpa beban. Tanpa
ingatan apa-apa atas dialog tadi. Tapi di malam hari tiba-
tiba pintunya diketuk. Ketika ia membukanya ia mendapati
sang guru berdiri di depan pintu. "Ini istrimu kuantar
padamu, karena kamu tidak datang menjemputnya sore
tadi," kata sang guru enteng. Sang murid tergagap. Ini nyata
atau mimpi? Sekelebat saja dan sang guru telah menghilang.
Dan hadirlah di hadapannya seorang gadis berwajah cantik
bagai rembulan. Matanya bersinar terang. Lugu dan tanpa
dosa. Ia pasti tidak tahu siasat laki-laki. Tapi jidatnya

Serial Cinta 225


memancarkan kecerdasan yang menyala-nyala. Dan sang
murid masih saja tergagap di antara percaya dan tidak
percaya. Ia makin malu ketika ia menyadari bahwa di
rumahnya hanya ada sepotong roti dan secangkir air putih.
Bukan. Ia malah sedikit minder. Makanya ia segera
menyatakan permohonan maaf kepada puteri gurunya yang
sekarang telah menjadi istrinya. Tapi gadis itu seketika
marah dan berkata: "Celakahlah ayahku, Said Ibnul
Musayyab, mengapa ia menikahkan aku dengan seorang
laki-laki yang Imannya lemah begini? Dia masih punya
sepotong roti dan segelas air tapi merasa tidak punya apa-
apa!"
Begitulah kejutan cinta datang mengisi potongan kedua
hidupnya. Tapi riwayatnya belum berakhir di situ. Malam
pertama itu berlangsung indah. Seindah semua malam
pertama para pengantin. Keesokan harinya sang murid
membenahi buku catatan untuk berangkat belajar. Tapi ia
dicegat sang istri: "Bukankah kamu belajar dalam fiqh
bahwa hak seorang perawan adalah tujuh hari tidak boleh
ditinggal?" Sang murid termangu. "Kamu benar," hanya itu
yang bisa dikatakannya. Maka ia pun menghilang tujuh
hari dari halaqah ilmu sang guru untuk memenuhi hak sang
perawan. Pada hari kedelapan ia berkemas lagi untuk pergi
ke halaqah ilmu sang guru. Tapi ia dicegat lagi sang istri

226 Serial Cinta


dengan sebuah pertanyaan: "Kamu belajar apa sama ayahku,
Said Ibnul Musayyab?" Sang murid tidak mengerti arah
pertanyaan ini. Ia pun menjawab: "Aku belajar semua ilmu.
Ada tafsir, hadits, fiqh, sejarah dan semua ilmu tentang
agama ini." Lalu sang gadis menjawab penuh percaya diri:
"Duduklah di sini. Belajarlah padaku. Karena semua yang
ada di kepala Said juga ada di kepalaku".
Perempuan itu agaknya mewakili kezuhudan kakeknya,
Abu Hurairah, dan ilmu ayahnya, Said Ibnul Musayyab.
Tapi kepada para pencinta sejati ia menyampaikan pesan
ini: bahwa orang-orang romantis hanya menjadi mungkin
kuat ketika romantika mereka diikat oleh misi kehidupan
yang luhur.

Serial Cinta 227


64

Di Ujung Pengalaman Pahit

"Kenapa kamu takut bunuh diri?" tanya lelaki itu


gamang.
"Dan kamu, kenapa kamu tidak mau melanjutkan
hidup?" kawannya gamang juga, namun tetap berusaha
optimis.
Dua orang dekat Hitler itu saling menatap dalam
ketakutan pada menit-menit terakhir menjelang kejatuhan
Berlin ke tangan Soviet, dan yang pasti akan mengakhiri

228 Serial Cinta


riwayat petualangan Hitler. Di medan tempur mereka kalah,
dan di medan hati semua rasa berkecamuk: antara
ketakutan, kesetiaan, keberanian, kehormatan dan kesia-
siaan. Ketika akhirnya Soviet merebut Berlin, lelaki yang
pertama akhirnya menembak kepalanya sendiri: "Karena
saya sudah berjanji pada Hitler, bahwa saya akan mengikuti
jejaknya: bunuh diri begitu Soviet merebut Berlin." Tapi
lelaki yang kedua akhirnya menyerah dan memilih bersama
dengan Soviet, namun terus hidup: "Karena saya tidak ingin
mati sia-sia."
Kematian selalu mengajar manusia menghargai
kehidupan. Seperti perang memaksa manusia mengharapkan
perdamaian. Setiap kali kegilaan angkara murka
membinasakan hidup manusia, saat itu akal sehat hadir
dengan tawaran yang sederhana: tinggalkan kesia-siaan ini
dan hargailah hidup. Maka di ujung keberanian yang
sebenarnya adalah kegilaan, selalu muncul ketakutan yang
malu-malu; tapi itu sebenarnya adalah harapan yang tulus
untuk tetap bertahan hidup dan terbebas dari kesia-siaan.
Dialog yang terekam dengan baik dalam film Dawn Fall itu
sebenarnya merupakan dialog antara kegilaan dan akal
sehat, antara kematian dan kehidupan, antara kehormatan
dan kesia-siaan.
Begitulah selalu kejadiannya: cinta manusia pada

Serial Cinta 229


perdamaian selalu lahir sesudah perang panjang yang sia-
sia. Cinta damai itu adalah ikrar akal sehat yang lahir di
ujung pengalaman pahit yang memilukan. Perang Dunia
Kedua yang telah membinasakan puluhan juta nyawa
manusia akhirnya melahirkan PBB dengan cita-cita yang
sederhana: menciptakan perdamaian dunia.
Perdamaian adalah maslahat kemanusiaan yang agung.
Tapi manusia tidak selalu mencintainya sejak awal. Mereka
perlu melampaui kegilaan angkara murka untuk merasakan
kebutuhan yang sangat pada perdamaian itu. Itu sebabnya
cinta maslahat yang lahir dari akal sehat ini selalu
merupakan temuan dari pengalaman pahit.
Dan itu tabiat manusia pada dasarnya: mereka
membutuhkan benturan untuk menjadi lebih baik. Seperti
cinta maslahat itu. Seperti cinta damai itu.

230 Serial Cinta


65

Cinta dan Maslahat Pribadi

Memang gagah laki-laki itu. Tinggi, besar, ganteng dan


seorang pemberani. Ia senang berburu. Dan ia memanjakan
kegemaran pribadinya itu sejauh yang bisa ia lakukan. Maka
ia pun berburu ke seluruh tempat perburuan di manca
negara: Afrika, Amerika, Kanada, Asia Tengah, Eropa
Timur, dan lainnya. Meskipun untuk setiap kali berburu ia

Serial Cinta 231


harus mengeluarkan uang ratusan juta atau bahkan
milyaran rupiah.
Bukan cuma itu. Ia juga mengoleksi hasil buruannya
dalam sebuah galeri besar: bangunan berlantai tiga. Walau
pun galeri ini terletak di Medan, tapi mungkin bahkan yang
terbesar di Asia. Maka tidak heran kalau untuk semua itu
ia tercatat sebagai salah seorang the great hunter di jagad
ini.
Orang-orang melakukan kerja-kerja besar bahkan
raksasa, mengerahkan semua pikiran, energi, waktu dan
sumber daya lainnya untuk sesuatu yang ia gemari, sesuatu
yang ia senangi, sesuatu yang ia cintai. Kita sebut ini hobi.
Tapi sumber energinya adalah cinta. Itu yang menjelaskan
mengapa hasilnya selalu besar, selalu spektakuler, selalu luar
biasa, selalu menakjubkan.
Jadi hobi adalah kegemaran, kesenangan dan cinta yang
bermuara pada hajat dan maslahat pribadi seseorang.
Maslahat pribadi itu biasanya benar-benar pribadi. Misalnya
dalam kasus perburuan ini adalah kepuasan batin, eksplorasi
perasaan kejantanan dan maskulinitas, kebanggaan dan
keberanian, semangat petualangan dan seterusnya.
Biasanya juga tidak merusak orang lain atau kepentingan
publik. Karena orientasinya adalah pemuasan pribadi.
Tapi kadang-kadang maslahat pribadi itu bisa juga terkait

232 Serial Cinta


dengan maslahat umum yang lebih besar. Misalnya jika
kegemaran berburu itu dilakukan dalam kerangka
konservasi alam dan hasilnya untuk kepentingan
pendidikan bagi publik. Atau perburuan barang-barang
antik dari para kolektornya untuk kemudian disimpan
dalam sebuah museum pribadi tapi bisa dinikmati publik.
Kadang juga tidak bisa dikaitkan sama sekali dengan
maslahat publik. Tapi sumber energinya bisa dialihkan pada
pekerjaan lain yang lebih bermanfaat bagi publik. Sebab
hobi adalah sumber energi yang sangat dahsyat dalam diri
seseorang. Misalnya jika kita bisa mengalihkan hobi para
pencinta binatang kepada pencinta manusia. Maka
kegemaran merawat, melindungi, dan memelihara binatang
dialihkan menjadi perawatan, perlindungan dan
pemeliharaan manusia. Hasilnya bisa sama dahsyatnya.
Misalnya dalam bidang aktivitas sosial atau pendidikan.
Cerita itulah yang mengawali perubahan hidup dari
seorang da’i besar abad lalu: Umar Tilmsani. Mursyid ‘Am
ketiga Ikhwanul Muslimin ini pada mulanya adalah seorang
pencinta binatang. Areal rumah pribadinya yang hampir
satu hektar dipenuhi dengan binatang peliharaannya. Dan
ia sedang bermain dengan binatang-binatang itu ketika
sekelompok pemuda dakwah mendantanginya dalam
kerangka rekrutmen dakwah. Mereka tidak banyak bicara

Serial Cinta 233


soal dakwah. Mereka justru ikut bicara soal binatang. Tapi
di ujung pertemuan itu mereka mengeluarkan sebuah
komentar yang kemudian mengubah seluruh hidup Umar
Tilmsani. Mereka berkata pada beliau: "Seandainya
kegemaran memelihara binatang ini dialihkan kepada
memelihara manusia, mungkin itu akan jauh lebih
bermanfaat. Sebab manusia Muslim yang memerlukan
pendidikan jauh lebih banyak dan lebih penting dari
binatang-binatang ini."

234 Serial Cinta


66

Cinta dari Ilham Akal Sehat

Dua puluh lima tahun Ken Blanchard menulis dan


memberi konsultasi tentang leadership untuk berbagai
kalangan. Saripati pengalaman panjang itu kemudian
mengantarnya pada kesimpulan bahwa pemimpin terbesar
yang pernah ada selalu merupakan pemimpin pelayan.
Orientasi pelayanan pada pelanggan dalam bisnis juga
merupakan ilham dari akal sehat kapitalisme. Begitu juga

Serial Cinta 235


ketika orang-orang politik mendefenisikan fungsi
pemerintah sebagai pelayan rakyat, dan bahwa kepuasan
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi merupakan
ukuran sukses sebuah pemerintahan. Itu juga ilham dari
akal sehat demokrasi.
Tapi pada kedua-duanya, bisnis dan pemerintahan, akal
sehat mengilhami kita tentang arti manfaat dimana
pelanggan dan rakyat sebagai penerima terakhir. Tapi ketika
orang-orang bisnis memberikan layanan terbaik pada
pelanggan mereka, atau orang-orang pemerintahan
memberikan layanan terbaik kepada rakyat mereka, mereka
sebenarnya mendapatkan manfaat lebih banyak dari pada
yang mereka berikan. Orang-orang bisnis menuai untung
besar dari kesetiaan pelanggan mereka karena layanan
terbaik yang mereka terima. Para politisi memperpanjang
usia pemerintahan mereka dari dukungan rakyat mereka
yang puas dengan layanan birokrat pengelola
pemerintahan.
Jadi mereka hanya mencintai diri mereka. Maka mereka
juga harus mencintai orang lain karena alasan cinta itu.
Dan inilah derajat cinta yang paling rasional seperti yang
disabdakan Rasulullah SAW, bahwa: hendaklah kamu
mencintai segala sesuatu bagi orang lain yang juga kamu
cintai untuk dirimu sendiri.

236 Serial Cinta


Cinta yang tampak pada orang lain ini sebenarnya
merupakan manifestasi cinta pada diri sendiri. Tapi ia harus
ditujukan bagi orang lain karena disanalah manfaat bagi
diri sendiri berada. Tapi akal sehat selalu menguntungkan
semua pihak. Jadi walaupun cinta ini adalah untuk diri
sendiri, akhirnya orang lain juga ikut merasakan manfaatnya.
Begitulah pelanggan mendapat manfaat layanan terbaik dari
orang-orang bisnis yang bekerja dengan akal sehat
kapitalisme. Begitu juga rakyat mendapatkan manfaat dari
layanan terbaik pemerintah yang bekerja dengan akal sehat
demokrasi.
Manfaat. Itulah kata kuncinya. Akal sehat dan cinta
bertemu disitu. Penjelasan ini bukan tentang sisi benar salah
dari cinta. Kita hanya perlu memahami bahwa cinta dari
jenis ini ada dalam kehidupan kita. Jadi jangan pernah
berpikir bahwa seorang resepsionis hotel yang ramah dan
melayani Anda sepenuh hati mencintai Anda. Ia hanya
melaksanakan tugasnya: mendapatkan gaji terbaik dari
kinerja terbaik, dan memberi untung besar pada
majikannya. Tapi itulah cinta: selalu lebih baik dan mampu
mengalahkan keangkuhan manusia ketika ia bertemu akal
sehat.

Serial Cinta 237


67

Mari Belajar Mencintai

Jika cinta, pada semua jenisnya, adalah kesadaran,


adalah perasaan, adalah tindakan, maka cinta pada
akhirnya adalah kemampuan yang terintegrasi dalam
seluruh aspek kepribadian kita. Kemampuan seseorang
untuk mencintai adalah gambaran paling utuh dari seluruh
kapasitas kepribadiannya. Hanya orang-orang dengan
kepribadian kuat dan kapasitas besar yang mampu
mencintai. Orang-orang lemah, yang setiap saat bisa kita

238 Serial Cinta


saksikan di sekitar kita, tidak akan pernah mencintai.
Bahkan untuk mencintai diri mereka sekalipun. Takdir
mereka adalah menantikan cinta dan kasih sayang orang-
orang kuat.
Orang-orang kuat mencintai dengan segenap kesadaran-
nya. Maka mereka terus menerus memproduksi kebajikan
demi kebajikan. Sementara orang-orang lemah bahkan
tidak memiliki kesadaran untuk mencintai. Maka mereka
terus menerus mengkonsumsi kebajikan orang-orang kuat.
Itu sebabnya orang-orang kuat dalam masyarakat selalu
merupakan faktor kohesi yang merekatkan masyarakat.
Mereka merekatkan masyarakat dengan cinta dan
kebajikan mereka. Makna inilah yang ditebarkan oleh
Rasulullah SAW begitu beliau tiba di Madinah dan memulai
kerja membangun Negara baru itu: "Wahai sekalian
manusia, tebarkan salam, berikan makan, bangun shalat
malam saat orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk
surga dengan penuh damai."
Ini merupakan penjelasan bagi keterangan selanjutnya.
Bahwa untuk bisa mencintai, bahwa untuk menjadi
pencinta sejati, kita harus mengembangkan kapasitas dan
kepribadian kita. Cinta adalah pelajaran tentang bagaimana
mengubah kepribadian kita untuk menjadi lebih baik secara
berkesinambungan, pelajaran tentang bagaimana menjadi

Serial Cinta 239


manusia yang produktif untuk bisa memberi, pelajaran
tentang bagaimana menjadi orang kuat yang penyayang,
pelajaran tentang bagaimana melimpahruahkan kebajikan
abadi bagi penumbuhan kehidupan orang-orang di sekitar
kita yang kadang berujung tanpa sedikitpun rasa terima
kasih, atau bahkan penolakan.
Ini bukan pelajaran tentang teknik atau keterampilan
mencintai seperti ketika belajar tentang tehnik
berkomunikasi dengan orang lain, atau bagaimana merebut
hati seseorang untuk suatu hubungan cinta asmara. Bukan.
Sama sekali bukan tentang itu. Ini adalah pelajaran tentang
bagaimana membangun kembali dasar-dasar kepribadian
yang kokoh dan tangguh, yang memungkinkan kita
mencintai secara sadar, bertanggungjawab dan bertindak
produktif untuk membuktikan cinta itu dalam kenyataan.
Dan dengan begitu cinta bukan saja berefek pada perbaikan
berkesinambungan terhadap hubungan-hubungan
kemanusiaan kita, tapi juga terutama pada perbaikan
kehidupan kita seluruhnya secara berkesinambungan.
Dan ini mungkin dan terbuka. Semua kita bisa
mempelajarinya. Alasannya sangat sederhana. Rasulullah
SAW bersabda: "Ilmu diperoleh dengan belajar. Kesabaran
diperoleh dengan belajar menjadi sabar. Kesantunan
diperoleh dengan belajar menjadi santun." Ini menjelaskan

240 Serial Cinta


bahwa di samping karakter-karakter bawaan yang melekat
dalam diri kita sebagai warisan genetic, semua karakter lain
bisa kita peroleh dengan mempelajari dan mengimplemen-
tasikannya dalam kehidupan kita.
Begitu juga cinta. Begitu juga cinta. Semua kita bisa
mencintai. Semua kita mungkin menjadi pencinta sejati.
Asal kita kita mau belajar. Asal kita mau belajar bagaimana
mencintai.

Serial Cinta 241


68

Semangat Penanggungan

Cinta tidak akan pernah berkembang menjadi rencana


aksi kecuali ketika ia lahir dari semangat
pertanggungjawaban. Cinta yang kuat adalah manifestasi
dari sense of responsibility yang terus menerus bergelora dalam
jiwa sang pencinta. Sebab cinta adalah tindakan. Bukan
sekadar kata-kata. Atau janji-janji. Sebagian dari tindakan

242 Serial Cinta


cinta itu adalah mengambil alih masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh orang yang kita cintai. Sebagiannya lagi
adalah mengembangkan diri orang yang kita cintai secara
terus menerus. Tindakan cinta adalah keterlibatan terus
menerus pada masalah dan penumbuhan orang-orang yang
kita cintai.
Tantangan beratnya adalah bahwa orang-orang yang kita
cintai terlalu sering tidak menyadari kebajikan yang kita
suplai secara berkesinambungan kepada mereka. Bahkan
sering tanpa sadar menjadi tergantung kepada kebajikan
itu. Tapi seperti kepada matahari, udara dan air, sikap kita
juga begitu: kita menjadi terlalu terbiasa dengan kebajikan
Ilahiyah itu dan karenanya lupa untuk bersyukur dan
menyatakan terima kasih yang tulus.
Jadi mencintai adalah sebuah keputusan besar yang kita
buat dalam hidup kita. Dan seperti semua keputusan
lainnya, keputusan untuk mencintai juga mengandung
beban dan resiko. Maka semua pekerjaan yang harus
dilakukan atas nama cinta selalu mengandung makna
sebuah amanat, sebuah tugas, sebuah janji. Misalnya
menjadi pemimpin rakyat. Itu pekerjaan yang harus
dilakukan atas nama cinta. Dan karenanya merupakan
sebuah amanat, sebuah tugas, sebuah janji. Cinta dari
semangat penanggungan itulah yang mengganggu tidur

Serial Cinta 243


mereka senantiasa. Lihatlah Umar bin Khattab yang tidak
bisa tidur siang dan malam. "Bagaimana mungkin aku bisa
tidur? Kalau aku tidur di siang hari lantas siapa yang
mengurus rakyatku? Kalau aku tidur di malam hari lantas
kapan aku bisa memenuhi hak diriku untuk bermunajat
dengan Allah?"
Begitu juga perkawinan. Akad nikah adalah sebuah
perjanjian yang keras. Seorang laki-laki yang mengambil
alih hak perwalian dari ayah perempuan yang menjadi
istrinya harus menandatangani sebuah 'aqad, sebuah
kontrak, sebuah janji. Laki-laki itu mengambil
perempuannya dari perlidungan sang ayah dengan amanat
Allah. Dalam kontrak itu ada sebuah komitmen sekaligus
daftar kewajiban yang harus ditunaikan. Amanat itu yang
selalu memastikan bahwa seorang suami yang bertanggung
jawab "akan menghormati istrinya kalau ia mencintainya,
tapi tidak akan pernah menzaliminya kalau kemudian ia
tidak lagi mencintainya".
Entah karena merasa sudah tua atau alasan lain suatu
saat Saudah menawarkan kepada Rasulullah SAW untuk
memberikan giliran harinya kepada Aisyah yang lebih muda
dan lebih dicintai Rasulullah SAW. Tapi Rasulullah SAW
mengatakan tidak! "Kamu harus mendapatkan apa yang
menjadi hakmu."

244 Serial Cinta


Semangat pertanggungjawaban selalu begitu:
melahirkan cinta yang tulus dan agung, karena ia membuat
pandangan mata hatimu mampu menembus batas
kebenaran yang tampak sekilas kepada hakikat abadi yang
ada di sana: di haribaan Allah di hari keabadian.

Serial Cinta 245


69

Naluri Keulungan

Semangat penanggungan adalah akar moral bagi cinta


sejati. Tapi kita hanya bisa mengukir karya cinta yang abadi
kalau kita mengetahui sumber energi dari tindakan
memberi yang tak boleh berhenti. Dari sini kita
mendapatkan stamina untuk memberi secara terus
menerus, relatif tanpa henti; seperti pada sebuah
pendakian, kita akan terus menerus kekurangan oksigen
pada setiap satu ketinggian yang kita capai. Itu sebabnya

246 Serial Cinta


tidak banyak orang yang bisa menancapkan benderanya di
puncak gunung.
Maka semangat penanggungan saja tidak cukup. Kita
membutuhkan kekuatan emosi yang lebih dahsyat seperti
angin laut yang menghadirkan gelombang. Kita
membutuhkan tekad untuk menuntaskan misi pendakian:
menancapkan bendera cinta di puncak gunung. Itulah
naluri keulungan. Kita musti punya itu. Itu adalah insting
yang bekerja secara natural mengatur mindset kita untuk
selalu berani menaklukkan rintangan, selalu mau
melakukan semua yang mungkin secara maksimal, selalu
penuh kemurahan memberi yang terbaik.
Jika dorongan naluri untuk menjadi ulung itu bertemu
dengan semangat penanggungan maka cinta menemukan
sumber energinya yang teramat dahsyat. Naluri keulungan
membebaskan kita dari kebiasaan menipu diri sendiri atau
berdamai dengan godaan kelemahan pada watak kita;
bahwa apa yang penting adalah menyelesaikan tanggung
jawab, habis itu semua selesai! Tidak! Pencinta yang datang
membawa sekuntum bunga pada sang kekasih dengan
semangat keulungan tidak berhenti pada tanggung jawab
yang sudah selesai. Dia berjalan terus. Dia terus menerus
mengejar kesempurnaan yang mengantarnya menuju
puncak.

Serial Cinta 247


Tidak akan pernah ada karya besar yang kita tuntaskan
dalam kehidupan kita kecuali apabila kita memiliki naluri
keulungan. Sedang cinta adalah tindakan. Sedang cinta
adalah karya. Sedang cinta adalah tekad kebajikan yang
mengejawantah di sepanjang jalan kehidupan sang
pencinta: memberi dan terus memberi. Menjadi ulung
adalah tekad yang tak terlawan oleh rintangan dan
membadai jadi semangat yang solid untuk satu cita-cita:
menaklukkan semua yang tampak tidak mungkin.
Itu sebabnya cinta jadi sesuatu yang teramat agung. Itu
sebabnya cinta mengubah orang lemah menjadi kuat. Itu
sebabnya kelembutan dan kehalusan jiwa para pencinta
adalah manifestasi dari kekuatan jiwanya. Tapi ini semua
membutuhkan latihan yang panjang. Naluri keulungan itu
harus kita latih dan asah agar ia menajam seperti tajamnya
mata harimau saat hendak menerkam sang kijang.
Itu karena cinta adalah karya kemanusiaan. Dan tidak
ada kekuatan materi yang mampu mendorong kita
melakukan semua kebajikan yang harus dilakukan sang
pencinta. Maka naluri keulungan harus diasah agar
kebajikan menemukan tumpangan besar dalam kendaraan
jiwa kita. Lalu mengejawantah.

248 Serial Cinta


70

Karena Cinta Perlu Nyali

Mereka memboyong istri-istri dan anak-anak mereka


ke sebuah tempat persembunyian yang unik. Itu bukan
sebuah ruangan bawah tanah. Juga bukan sebuah gudang
persembunyian. Itu adalah menara yang tinggi. Di sanalah
perempuan-perempuan mereka disembunyikan. Dan
kepada perempuan-perempuan itu suami-suami mereka
atau saudara-saudara laki-laki mereka atau ayah-ayah

Serial Cinta 249


mereka berpesan: "Kalau nanti kami semua gugur jangan
biarkan musuh-musuh kami menyentuh kalian. Terjunlah
dari menara ini ke tanah. Dan kalian pasti mati. Tapi itu
jauh lebih terhormat bagi kalian daripada menjadi tawanan
perang."
Itu sekelumit cerita tentang kehormatan dan
pembelaan: dua manifestasi cinta dari sebuah akar karakter
keberanian. Cinta dibangun dari respek kepada sesuatu yang
kita cintai: cita-cita atau jiwa. Kita menghargai semua itu
sebagai wujud yang memiliki makna-makna agung yang
membuat kita merasakan penghargaan tertinggi ketika
memberi sesuatu padanya atau menerima sesuatu darinya.
Dari sanalah kita menemukan kehormatan. Dari sanalah
kita terdorong untuk membela. Dari sana kita menyadari
bahwa untuk bisa mencintai kita mesti memiliki keberanian.
Mencintai adalah sebuah keputusan besar. Begitu kita
memutuskan untuk mencintai seseorang atau sebuah cita-
cita, maka segera kita akan menumpahkan, perhatian
pikiran, waktu dan tenaga kepada objek yang kita cintai
itu, sekaligus menanggung semua resiko dari keputusan itu.
Resiko adalah kata yang melekat pada semua keputusan.
Termasuk keputusan untuk mencintai. Tidak ada cinta yang
akan menjadi legenda keagungan kalau ia tidak datang dari
nyali besar.

250 Serial Cinta


Mengapa para sahabat begitu mencintai Rasulullah
SAW sebagai Nabi dan pemimpin mereka? Salah satunya,
seperti yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, karena
mereka menemukan fakta bahwa begitu pertempuran mulai
memasuki puncak kesengitannya, mereka semua
berlindung di balik punggung Rasulullah SAW. Kasih sayang
dan cinta yang tampak lembut dan halus di permukaan
ternyata mengandungkan makna ketangguhan dan
keberanian di kedalaman hakikatnya.
Itu sebabnya mengapa legenda cinta selalu menyatu
dengan legenda kepahlawanan. Itu sebabnya mengapa
belajar menjadi pemberani adalah keniscayaan bagi mereka
yang ingin menjadi pencinta sejati. Keberanian bukanlah
suasana tanpa rasa takut. Keberanian adalah kebulatan
tekad untuk menanggung semua resiko dari keputusan
mencintai yang kita ambil. Maka akarnya adalah jiwa dan
tidak selalu harus mengejawantah secara fisik. Karena
sebagian besar makna-maknanya justru termanifestasi pada
keberanian moral; semacam keberanian moral untuk
membuktikan kehormatan dan penghargaan dengan
berbagai cara kepada sesuatu yang kita cintai. Itulah yang
ingin dikatakan para syuhada di medan perang; cerita
tentang cinta mereka kepada Allah. Itulah yang ingin
dikatakan Abu Bakar atau Umar ketika memikul gandum

Serial Cinta 251


untuk rakyatnya yang kelaparan di malam hari; cerita
tentang cinta mereka pada rakyat. Itulah yang ingin
dikenang Rasulullah SAW dari Khadijah; cerita tentang
pembelaan pada suami dan dakwahnya melalui
pengorbanan hingga akhir hayat. Dan apakah yang ingin
kita katakan kepada orang-orang yang kita cintai di sekitar
kita? Cerita tentang apa?

252 Serial Cinta


71

Keuletan Jiwa

Semangat penanggungan dan naluri keulungan adalah


gelora moral dan jiwa sekaligus yang hanya mungkin
melahirkan bunyi cinta yang nyaring kalau ia menggaung
dalam ruang kepribadian yang ulet. Ulet. Pribadi yang ulet.
Itu semua tentang daya tahan untuk terus memberi dan
kemampuan untuk terus bertumbuh.

Serial Cinta 253


Keuletan adalah ciri pribadi yang kuat dan kokoh. Kerja-
kerja batin dalam suatu tindakan cinta seperti
memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi
hanya mungkin dilakukan oleh jiwa-jiwa yang ulet: jiwa-
jiwa yang selalu mampu menembus ketidakmungkinan,
jiwa-jiwa yang selalu sanggup melawan kebosanan, jiwa-
jiwa yang selalu bisa memecahkan kebekuan dan
kemalasan, jiwa-jiwa yang selalu dapat mengalahkan
kelelahannya sendiri.
Menjadi ulet adalah karakter utama yang diperlukan
untuk menjadi pencinta sejati. Menumbuhkan dan
merawat suatu hubungan jangka panjang, katakanlah
sampai dua puluh lima atau lima puluh tahun, tentu saja
membutuhkan daya tahan mental dan kemampuan untuk
mempertahankan produktivitas hidup yang tinggi. Lihatlah
berapa lama waktu yang diperlukan para Nabi untuk
menyampaikan dakwahnya dengan hasil yang tidak dapat
dipastikan? Lihatlah berapa lama waktu yang diperlukan
para pemimpin bangsa untuk membangun bangsanya?
Dalam kehidupan keluarga yang berlangsung hingga
seperempat atau setengah abad, bagaimanakah kita
mempertahankan kehangatan emosi melalui perhatian,
penumbuhan, perawatan dan perlindungan terus menerus?
Keuletan adalah kesabaran pada maknanya yang

254 Serial Cinta


progresif. Di sini bertahan tidak berarti berhenti. Di sini
menanti tidak berarti melamun. Di sini mengalah tidak
berarti mundur. Ulet adalah kata tentang geliat tanpa henti.
Ulet adalah kata tentang pergerakan jiwa dalam dunia
kebajikan yang tak selesai.
Jika ada latihan paling berat untuk menjadi pencinta
sejati, maka inilah dia latihan itu: melatih jiwa menjadi
ulet, melatih jiwa untuk tetap dan terus bergerak di tengah
semua kesulitan, melatih jiwa melawan kebosanan dan
kemalasan serta kelelahan, melatih jiwa melawan kesedihan
dan keputusasaan serta ketakutan, melatih jiwa untuk
mempertahankan kegembiraan dan keriangan serta
kesenangan dalam semua situasi, melatih jiwa untuk tetap
produktif dalam semua rintangan, melatih jiwa untuk tetap
optimis dan progresif menghadapi waktu.
Tidak mudah memang. Tapi jalan cinta selalu begitu;
itu adalah cerita panjang tentang kebajikan yang tak dapat
dikalahkan oleh waktu. Para pencinta sejati selalu mampu
menembus dinding waktu itu ketika mereka menjelma
menjadi pribadi-pribadi yang ulet, yang selalu bergeliat dan
bergerak dalam kebajikan tanpa henti. Tidak mudah
memang.
Tapi jalan cinta selalu begitu.

Serial Cinta 255


72

Jalan Sunyi Sang Pencinta

Tenang dan hening. Sunyi dan senyap. Semua sudut


kota Makkah yang berada di sekitar enam mil dari
ketinggian gua itu terlihat jelas. Sejelas purnama di malam
hari. Atau matahari di siang hari. Lelaki berusia 37 tahun
menjalani hari-hari yang panjang selama 3 tahun dalam
kesunyian di gua itu. Ketika usianya genap 40 tahun
malaikat Jibril datang padanya membawa wahyu dan
seketika resmilah ia menjadi Nabi terakhir yang menutup

256 Serial Cinta


rangkaian panjang sekitar 350 ribu Nabi dan Rasul. Ketika
kembali ke rumah ia berkata kepada sang istri, "Sekarang
tidak ada waktu tidur Khadijah."
Para pencinta sejati membutuhkan saat-saat hening dan
sunyi seperti itu. Karena cinta adalah tindakan memberi
tanpa henti, maka para pencinta sejati membutuhkan
energi besar untuk menjaga kesinambungan kontribusinya.
Dalam keheningan dan kesunyian seperti itulah ia menyerap
energi kehidupan ke dalam dirinya.
Itu adalah jenak-jenak di mana ia kembali ke dalam
dirinya sendiri. Menemui ruhnya, menyapa jiwanya,
berdialog dengan akalnya. Di sana ia menyatukan kembali
bagian-bagian dirinya yang mungkin berserakan dalam lelah
atau tercabik di jalan kehidupan yang panjang. Di sana ia
menyegarkan kembali pada cita-cita luhur dari cinta yang
agung. Di sana ia menguatkan kembali komitmennya pada
cita-cita luhur cintanya. Di sana ia menyerap semua energi
kehidupan yang ia perlukan untuk melanjutkan perjalanan
cintanya. Di sana ia meneguhkan kembali tekadnya untuk
terus mencinta dan mencinta.
Itu juga adalah jenak-jenak di mana ia kembali ke dalam
dirinya lalu keluar membawa ruh, akal dan jiwanya
menemui langit. Di sana ia menemukan kembali
keyakinannya pada kebenaran jalan cintanya. Di sana ia

Serial Cinta 257


menyerap bantuan langit yang tak terbatas. Di sana ia
menemukan kembali ketenangannya yang terganggu di
sepanjang jalan cintanya.
Ketenangan adalah syarat utama untuk menjadi
manusia yang produktif. Cinta mengharuskan kita memiliki
orientasi pada performansi yang kuat. Dan itu hanya
mungkin dicapai ketika kita mengalami titik keseimbangan
tertinggi pada proses penerimaan dan pengeluaran energi.
Ketenangan adalah cara menghemat energi. Tapi
perenungan adalah cara menyerap energi. Dan memberi
adalah cara menyalurkan energi.

258 Serial Cinta


73

Respek dan Apresiasi

Cintanya tidak hilang ketika Yusuf akhirnya benar-benar


dijebloskan ke penjara. Ia bahkan mekar sejadi-jadinya.
Maka ketika ia membuat pengakuan tulus atas
perbuatannya menggoda Yusuf, setelah Yusuf keluar dari
penjara, ia hanya punya satu maksud: "...agar ia tahu bahwa
aku tidak pernah mengkhianatinya ketika ia tidak ada
(karena berada dalam penjara)..."

Serial Cinta 259


Cinta Zulaikha kepada Yusuf berkembang dari sekadar
cinta syahwat menjadi cinta misi yang lebih spiritualis. Yang
menjelaskan perubahan itu adalah respek. Penolakan Yusuf
justru menimbulkan respek Zulaikha. Apa yang membuat
anak muda yang dipungut dan dibesarkan oleh istana itu
bisa begitu gagah menolak godaan sang permaisuri? Itu
membingungkan. Itu juga mengagumkan. Anak muda itu
pasti punya sesuatu dalam dirinya. Dari situlah lahirnya
respek Zulaikha pada Yusuf.
Kita selalu respek dan menghargai orang-orang yang
memiliki prinsip dan berkarakter. Orang-orang seperti itu
merupakan entitas sosial yang berdiri sendiri, independen,
berjarak tapi justru seperti magnet; selalu menarik. Respek
selanjutnya mendorong kita mengapresiasi kehidupan,
kepribadian dan langkah apapun yang diambil oleh orang
yang kepadanya kita respek.
Respek dan apresiasi adalah pekerjaan jiwa para
pencinta. Setiap hubungan jangka panjang hanya bisa
bertahan kalau ia dibangun dari respek dan apresiasi. Dan
inilah keterampilan yang harus kita pelajari. Memahami,
mengerti dan menghargai orang yang kita cintai hanya
mungkin kita lakukan jika kita bisa memahami, mengerti
dan menghargai diri kita sendiri. Respek dan apresiasi
kepada diri sendiri membuat kita mampu menghargai dan

260 Serial Cinta


mengapresiasi orang lain. Tapi respek dan apresiasi itu lahir
dari fakta bahwa memang ada "sesuatu" yang berharga yang
kita miliki yang patut dan harus kita dan orang lain hargai.
Fakta itu harus nyata. Karena respek dan apresiasi itu
adalah respon jiwa yang natural terhadap sesuatu yang juga
natural. Ini sesuatu yang tidak bisa dan tidak bagus untuk
dipaksakan melalui apa yang kita sebut sebagai tradisi basa
basi.
Dengan begitu menjadi jelas bagi kita bahwa cara pa-
ling efektif membangun respek dan apresiasi terhadap diri
kita sendiri adalah berusaha memiliki sesuatu yang berharga
di dalam diri kita agar kita punya harga di mata kita dan di
mata orang lain. Ketika kita punya harga yang pantas maka
orang lain secara natural akan menghargai dan
mengapresiasi kita.
Jadi respek dan apresiasi dibangun sebagai faktor kohesi
dari sebuah hubungan jangka panjang. Tapi itu harus
bersifat mutual; sebab hanya ketika dua orang yang sama-
sama punya harga bertemu mereka bisa saling respek dan
saling mengapresiasi. Respek dan apresiasi yang bersifat
mutual itulah yang menjadi salah satu fondasi yang kokoh
dari hubungan Muhammad SAW dengan Khadijah: dua
nilai bertemu, dua harga bertemu, dua pencinta bertemu,
dan bravo; mereka jadi legenda cinta yang abadi.

Serial Cinta 261

Anda mungkin juga menyukai