Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMBUATAN BIOETANOL DARI SAMPAH BUAH OLEH


SACCHAROMYECES CEREVISIEAE

Diajukan sebagai tugas matakuliah TKA-205 Pengantar Mikrobiologi Industri

Dosen:

Nadya Farah. PhD.

Disusun Oleh :

Dea Winsy Puti 14 2015 009


Dwi Azizah Saffanah 14 2015 010
Alwan Taufiqurrohman 14 2015 070
Ersa Bintang Amping 14 2015 104

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini kami susun sebagai syarat tugas matakuliah Pengantar Mikrobiologi Industri
(TKA 205) dengan judul dari makalah adalah “Pembuatan Bioetanol Dari Sampah Buah Oleh
Saccharomyeces cerevisieae.”.

Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi syarat
tugas matakuliah Pengantar Mikrobiologi Industri (TKA 205) dan kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan khususnya untuk pembaca. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dan membangun sangat kami
harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan
pada waktu mendatang.

Bandung, November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan....................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Etanol ............................................................................................................................................ 3
2.2 Kegunaan Etanol ........................................................................................................................... 4
2.3 Fermentasi Alkohol ....................................................................................................................... 4
2.4 Mikroorganisme yang Berperan dalam Proses Fermentasi ........................................................... 5
2.5 Pabrik-Pabrik yang Memproduksi Bioetanol di Indonesia ........................................................... 7
2.6 Proses Pembuatan Bioetanol ......................................................................................................... 8
2.7 Negara-Negara Yang Menggunakan Bietanol Sebagai Bahan Bakar ......................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 12
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etanol merupakan produk fermentasi yang sangat penting pada masa kini dan masa
depan. Etanol dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil
karena sumber energi hasil bumi ini mulai menipis dan juga tingkat polusinya yang tinggi bila
dibandingkan dengan bahan bakar etanol yang mudah di produksi, biaya produksi rendah,
tingkat polusi rendah dan tidak terbatas. (Becker, 2003).

Etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif karena memiliki bilangan oktan
yang tinggi yakni 99 sedangkan untuk bahan bakar fosil rata-rata bernilai 88. Bila di
bandingkan dengan bahan bakar fosil, etanol bisa di produksi secara terus menerus dengan
waktu yang lebih singkat.Dengan melihat kondisi bahan bakar fosil yang terus menipis dan
bersifat tidak dapat diperbaharui maka etanol dapat menjadi bahan alternatif yang cocok
digunakan. Etanol sendiri dapat di peroleh dari berbagai bahan yang murah dan mudah di dapat
seperti tanaman-tanaman yang umum, misalnya tebu, kentang, singkong, buah-buahan, jagung
serta bahan-bahan yang berkarbohidrat tinggi lainnya.

Indonesia dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya, contohnya dalam sektor
perkebunan seperti buah-buahan. Buah-buahan yang mengandung kadar gula tinggi merupakan
bahan yang potensial untuk bahan baku etanol. Buah yang di gunakan bukan buah yang masih
bagus dan segar, tetapi buah-buahan yang sudah tidak layak di jual atau hampir busuk. Di
bandingkan buah-buahan dibuang tanpa harga, maka akan lebih baik jika diolah menjadi bahan
bakar alternative seperti etanol.

Dengan kebutuhan etanol yang begitu besar serta melihat potensi yang ada, maka
dibutuhkan teknologi atau metoda yang bisa meningkatkan kualitas serta kuantitas. Hingga saat
ini, teknologi yang umum dan banyak digunakan adalah teknik fermentasi karena prosesnya
yang lebih mudah dan ekonomis.

1
1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan akan nilai jual sampah buah yang selama ini banyak belum
dimanfaatkan secara optimal yaitu untuk dijadikan etanol dengan cara fermentasi batch
dengan menggunakan Saccharomyeces cerevisieae.

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dibuat makalah ini adalah:

1. Memanfaatkan sampah buah sebagai penghasil etanol dengan dengan cara fermentasi.
2. Sebagai syarat tugas matakuliah Pengantar Mikrobiologi Industri (TKA 205)

1.4 Manfaat

Diharapkan dari makalah ini dapat menambah informasi terkait produksi etanol dari
sampah buah secara fermentasi oleh Saccharomyeces cerevisieae yang berhubungan dengan
produksi etanol baik pada industri dengan skala kecil hingga skala besar sehingga dapat
diperoleh produksi etanol yang tinggi baik dari segi kuantitas maupun kualitas bagi
mahasiswa jurusan teknik kimia Itenas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Etanol

Alkohol adalah senyawa hidrokarbon berupa gugus hydroksil (-OH) dengan 2 atom
karbon (C). Spesies alkohol yang banyak digunakan adalah C2H5OH atau yang disebut
etilalkohol (etanol). Etanol memiliki sifat tidak berwarna, volatile dan dapat bercampur dengan
air dengan air dengan titik didihnya 78,40C.

Mengingat pemanfaatan etanol beraneka ragam, sehingga grade etanol yang


dimanfaatkan harus berbeda sesuai dengan pengunaannya. Untuk etanol yang mempunyai
grade 90-96,5% dapat digunakan pada industri, sedangkan etanol yang mempunyai grade 96-
99,5% dapat digunakan sebagai campuran untuk bahan dasar industri farmasi. Besarnya grade
etanol yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaran sebesar 99,5-100%.
Perbedaan besarnya grade akan berpengaruh terhadap proses konversi karbohidrat menjadi
gula (glukosa) larut air. Secara detail, sifat-sifat fisik etanol dapat dilihat pada Tabel 2.1,
sebagai berikut :

Tabel 2.1 Sifat Fisik Etanol

Keterangan Nilai
Titik didih normal,0C, 1 atm +78,32
Suhu kritis,0C 243,1
Tekanan kritis,Kpa 6383,48
Volume kritis,L/mol 0,167
Densitas,g/mL 0,7893
Viskositas pada 200C,mPa.s 1,17
Kelarutan dalam air pada 20 0C Saling larut
Titik nyala,0C 14

3
2.2 Kegunaan Etanol

Etanol mempunyai empat karakteristik yang sesuai sebagai bahan bakar yaitu
bentuknya cairan sehingga mudah bergerak, nilai kalor 2/3 nilai kalor gasoline, dan dapat
meningkatkan angka oktan bensin tanpa timbal. Oleh karena itu, di beberapa Negara, etanol
digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak impor.

Selain sebagai bahan bakar, etanol banyak digunakan pada kosmetik,


kesehatan, solvent, serta sebagai bahan baku industri. Di bidang kesehatan, etanol banyak
dimanfaatkan sebagai zat antiseptik, dan di bidang kecantikan etanol banyak digunakan dalam
pembuatan parfumes. Kebanyakan parfume menggunakan pelarut etanol karena aromanya
yang sedap. Selain itu, etanol juga banyak digunakan sebagai solvent. Nama-nama ethanolic
solvent yang dikenal diantaranya synasol, quakersol,tecsol, jaysol, solox, dan sebagainya.
Etanol juga merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku reaksi kimia. Produk
yang dihasilkan misalnya asetaldehide dan vinegar.

2.3 Fermentasi Alkohol

Fermentasi etanol juga disebut sebagai fermentasi alcohol, adalah proses biologi
dimana gula seperti glukosa, fruktosa dan sukrosa diubah menjadi energoi seluler dan
menghasilkan etanol dan karbo sebagai produk sampingan. Karena proses ini tidak
membutuhkan oksigen, melainkan khamir yang melakukannya, maka fermentasi etanol
digolongkan sebagai fermentasi anaerob. Reaksi yang terjadi pada fermentasi etanol adalah
sebagai berikut :

(C6H12O6)n 2C2H5OH + 2CO2


( Glukosa ) (Ragi) (Etanol)

Kadar etanol yang dihasilkan dari proses fermentasi, biasanya hanya mencapai 8-10% saja,
sehingga untuk memperoleh etanol yang berkadar alcohol 95% diperlukan proses lainnya,
yaitu proses distilasi.

4
2.4 Mikroorganisme yang Berperan dalam Proses Fermentasi

Fermentasi adalah sebagai hasil kegiatan beberapa jenis mikroorganisme baik


bakteri,khamir dan kapang. Mikroorganisme yang mengfermentasi bahan pangan dapat
menghasilkan perubahan yang menguntungkan (produk-produk fermentasi yang diinginkan)
dan perubahan yang merugikan (kerusakan bahan pangan). Mikroorganisme merupakan
makhluk hidup yang sangat kecil tetapi sangat penting dalam kelangsungan daur hidup dari
biota lain dalam biosfir. Mikroorganisme mampu melaksanakan semua kegiatan atau reaksi-
reaksi biokimia yang sangat kompleks untuk melangsungkan pengembangan generative
dengan kecepatan yang relative cepat.

Mikroorganisme tidak dapat digolongkan ke dalam dunia hewan atau tumbuhan tetapi
masuk kedalam suatu golongan tersendiri yaitu Protista. Mikroorganisme yang termasuk
golongan Protista adalah bakteri, fungi, protozoa dan algae. ( Agustian,2005). Mikroorganisme
yang dapat digunakan dalam proses pembuatan etanol adalah bakteri dan ragi. Mikroorganisme
yang sering digunakan untuk fermentasi etanol dalam industri adalah ragi.

Ragi secara umum disusun dari komponen air (65-80)%, senyawa nitrogen (±15%),
protein, asam amino, senyawa-senyawa karbohidrat, vitamin, dan beberapa macam mineral.
Senyawa nitrogen yang terkandung dalam ragi pada umumnya berbentuk asam amino
(misalnya sistin dan glutamate), basa purin dan pirimidin atau nukleotida, dan bentuk-bentuk
lainnya seperti enzim (Margiono, 1989).

Ragi memproduksi etanol dengan selektivitas yang tinggi (produk samping yang
dihasilkan sangat kecil) dan penanganannya mudah bila dibandingkan dengan jenis bakteri.
Ragi dapat merubah glukosa menjadi alkohol dan gas CO2, dengan reaksi sebagai berikut :

(C6H12)6 (l) 2CO2 (g) + 2C2H5OH (l)

Ragi merupakan golongan fungi ascomycetes yang berbentuk jasad bersel tunggul,
tidak berklorofil, tidak berflagella, tidak dapat membentuk myselium, bersifat saprofit dan ada
juga yang bersifat parasite (Margiono, 1989). Ragi berkembang biak secara seksual dan

5
aseksual. Perkembangbiakan ragi secara seksual dilakukan melalui fusi dua inti haploidnya,
menghasilkan inti diploid, sedangkan perkembangbiakan ragi secara aseksual mencakup :
1. Pembentukan tunas (budding),
2. Pembentukan myselium semu,
3. Pembelahan diri sederhana (fission), dan
4. Pembentukan rantai.

Sifat-sifat ragi yang perlu diperhatikan agar menghasilkan produkivitas etanol yang
tinggi (Maiorella, 1985), adalah :
1. pH optimum fermentasi yang rendah,
2. Temperature optimum yang tinggi,
3. Laju pertumbuhan dan laju fermentasi yang cepat,
4. Perolehan etanol yang tinggi,
5. Sifat-sifat fisik misalnya kemudahan mengendap, mengapung,
6. Toleransi terhadap etanol dan glukosa, dan
7. Asmotolerance (sifat toleran terhadap tekanan osmotic yang tinggi).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kehidupan ragi antara lain :


1. Nutrisi
Ragi memerlukan penambahan nutrisi antara lain unsur C, N, P, mineral-mineral dan
vitamin.
2. Keasaman (pH)
Pada umumnya pH optimum untuk ragi antara 4-6 dan dibawah pH 2 pat bertahan tanpa
ada kerusakan pada selnya. Pengaturan pH dilakukan dengan penambatan asam sulfat
natrium bikarbonat.
3. Temperature
Temperature yang optimum untuk perkembangbiakan ragi adalah 28-35◦C.
4. Udara
Udara diperlukan pada proses pembibitan sebelum fermentasi untuk pengembangbiakan
ragi sel.

6
Ragi yang sering digunakan untuk produksi etanol dalam skala industri adalah:

1. Schizosaccharomyces pombe,
2. Saccharomyces cerevisiae,
3. Saccharomyces ellypsoidens, dan
4. Saccharomyces carlbegensis

Spesies Schizosaccharomyces dan Saccharomyces memiliki sifat tahan terhadap


konsentrasi glukosa 23-35% b/v dan konsentrasi etanol 10-20% b/v (Moo Young, 1985).
Kehadiran ion Mg, pada fermentasi etanol oleh Schizosaccharomyces pombe dan
Saccharomyces cerevisiae, dapat meningkatkan perolehan etanol (walker, 1982).

Gambar 2.1 Saccharomyces cerevisiae

2.5 Pabrik-Pabrik yang Memproduksi Bioetanol di Indonesia

Sebagian besar pabrik biofuel saat ini masih dalam skala yang relatif kecil, karena
kebanyakan adalah milik beberapa lembaga penelitian sebagai pilot project. Terdapat 9 pabrik
etanol dengan total kapasitas produksi mencapai 133.632 kilo liter, dan beberapa diantaranya
telah mulai produksi pada tahun 2007. Pemerintah melalui Tim Nasional Pengembangan Bahan
Bakar Nabati memperkirakan biaya investasi yang harus dikeluarkan untuk pengembangan
Biofuel di Indonesia sampai tahun 2010, dengan target tercapainya penggunaan 10% biodiesel

7
dan 5% bioetanol adalah sebesar Rp 200 triliun. Beberapa pabrik yang berkecimpung dalam
industri bioetanol antara lain:

 PT Molindo Raya

PT Molindo Raya Surabaya adalah produsen utama bioetanol di Indonesia. Dengan kapasitas
terpasang sebesar 40.000 Kl/hari(330 hari kerja pertahun), operating capacity nya saat
ini(tahun 2008) adalah ± 35.000 Kl/tahun. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi
bioetanol adalah molases yang disuplai dari pabrik-pabrik sekitar. Pabrik ini dapat
memproduksi etanol untuk bahan bakar kendaraan bermotor sebanyak 10.000 kiloliter per
tahun.

 PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X

Pabrik bioetanol ini terletak di Mojokerto, Jawa Timur berkapasitas 30 juta liter per tahun
dengan investasi Rp 461,21 miliar. Bioetanol yang diproses dari bahan baku tetes tebu
(molasses) dari Pabrik Gula (PG) Gempolkrep Mojokerto ini akan diserap oleh Pertamina
sebagai campuran bahan bakar premium. PTPN X mempunyai 11 pabrik gula yang tersebar di
berbagai kota di Jawa Timur. Menurut Sudibyo, Direktur Utama PTPN X, pabrik bioetanol
yang terintegrasi dengan pabrik gula ini diharapkan bisa berkontribusi dalam upaya
meningkatkan penggunaan energi terbarukan di Indonesia. Selain itu, pabrik ini juga sekaligus
menjadi model bagi pengembangan industri gula yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Kebutuhan
bahan baku pabrik bioetanol ini sebesar 120.000 ton tetes tebu.

2.6 Proses Pembuatan Bioetanol

1. Persiapan Bahan Baku


Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman,
baik yang secara langsung menghasilkan gula sederhana semisal Tebu
(sugarcane),gandum manis (sweet sorghum) atau yang menghasilkan tepung seperti
jagung (corn), singkong (cassava) dan gandum (grain sorghum) disamping bahan
lainnya.

8
2. Liquifikasi dan Sakarifikasi
Kandungan karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan baku dikonversi
menjadi gula komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui proses hidrolisis.
Proses liquifikasi selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses
berubah menjadi lebih cair seperti sup. Sedangkan proses sakarifikasi pemecahan
gulakompleks menjadi gula sederhana.

3. Fermentasi
Pada tahap ini, tepung telah telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan
sebagian fruktosa). Tahapan selanjutnya adalah mencampurkan ragi (yeast) pada cairan
bahan baku tersebut dan mendiamkannya dalam wadah tertutup (fermentor) pada
kisaran suhuoptimum 27 s/d 32 derajat celcius selama kurun waktu 5 hingga 7 hari
(fermentasi secara anaerob).

4. Dehidrasi
Hasil penyulingan berupa ethanol berkadar 95% belum dapat larut dalam bahan
bakar bensin. Untuk substitusi BBM diperlukan ethanol berkadar 99,6-99,8% atau
disebut ethanol kering. Dalam proses pemurnian ethanol 95% akan melalui proses
dehidrasi (distilasi absorbent) menggunakan beberapa cara antara lain.

Gambar 2.2 Skema Sederhana Proses Produksi Ethanol

9
Gambar 2.3 Pembuatan Bioethanol

2.7 Negara-Negara Yang Menggunakan Bietanol Sebagai Bahan Bakar

Biofuel telah dikembangkan di banyak negara sebagai salah satu sumber energi untuk
subsitusi energi yang berasal dari fosil seperti minyak bumi. Negara-negara seperti Amerika
Serikat, Brazil, Korea Selatan, India dan Jepang telah melakukan penelitian yang intensif untuk
mengembangkan biofuel (Kementerian ESDM 2014).

Industri biofuel dunia saat ini masih didominasi oleh produksi bioetanol, yang
mencapai sekitar 700.000 barel per hari, sementara itu biodiesel produksinya hanya sekitar
75.000 barel per hari pada tahun 2006. Amerika serikat dan Brazil adalah negara utama
produsen dan konsumen bioetanol, dengan produksi 80% dari total produksi dunia. Dan
konsumsi bioethanol oleh Amerika Serikat dan Brazil mencapai 75% dari total konsumsi dunia.
Bioetanol juga berkembang pesat di negara-negara Uni Eropa seperti Jerman, Spanyol
dan Swedia. Sementara itu Honggaria, Lithuania dan republik Czech adalah negara baru
produsen bioetanol. Di Asia, bioetanol mulai berkembang di beberapa negara antara lain India,
Thailand, China, Malaysia dan Indonesia (Indonesian Commercial Newsletter 2008).

10
 Amerika Serikat
Sejak tahun 1979, pemerintah Amerika Serikat telah menerapkan insentif pajak
terhadap pengguna biofuel dalam bentuk Federal Excise Tax Exemption, dan saat ini sedang
meningkatkan penggunaan Fuel Flexible Vechicles, dan memberikan insentif terhadap
pembangunan SPBU. Beberapa negara bagian seperti Minnesota, Hawaii, Montana, dan
Oregon saat ini telah menerapkan E10 (bioetanol yang dicampur dengan bensin dengan
perbandingan 10:90), dengan bahan baku jagung.

 Brazil
Menurut data dari kementerian ESDM, Brazil telah mengembangkan bioetanol yang
bersumber dari tebu dengan melakukan ujicoba pada kendaraan sejak tahun 1925, dan
dikembangkan dalam periode cukup lama dengan dukungan penuh dari pemerintah dalam
bentuk regulasi dan insentif, dan saat ini pengembangan biofuel di Brazil telah menggunakan
mekanisme pasar. Dari seluruh produksi tebu, perbandingan untuk pemanfaatan sebagai gula
dan bioetanol adalah sekitar 50:50.

 India
Kebijakan pengembangan bioetanol diarahkan pada pemanfaatan Molasses yang
berasal dari komoditas tebu, sehingga tidak mengganggu penyediaan gula. Saat ini telah
ditetapkan kebijakan E5 dan secara bertahap dikembangkan ke E10 pada 2012. Serangkaian
percobaan terhadap industri otomotif untuk penerapan E5 dan telah dinyatakan layak, namun
saat ini masih belum dapat ditingkatkan kearah yang lebih tinggi karena masih dianggap dapat
mengganggu mesin kendaraan. Indian Oil telah menerapkan E5 di beberapa negara bagian
India sejak 2003, dan pemanfaatannya akan lebih baik apabila menerapkan catalityc converter
kit.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sampah buah yang jarang dimanfaatkan
oleh masyarakat dapat dijadikan sebagai bahan baku bioetanol. Bioetanol adalah etanol yang
diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan bahan baku nabati. Etanol atau etil alkohol
C2H5OH, merupakan cairan yang tidak berwarna, larut dalam air, eter, aseton, benzena, dan
semua pelarut organik, serta memiliki bau khas alkohol. Bioetanol dapat diperoleh dengan
cara memfermentasi singkong. Manfaat bioetanol dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
bahan bakar yang ramah lingkungan.

3.2 Saran

Dari penjelasan diatas didapatkan beberapa saran mengenai bioetanol yaitu perlu
ditingkatkan lagi perkembanagan dan penggunaan bioetanol mengingat bahwa bioetanol
merupakan bahan bakar ramah lingkungan dengan bahan baku yang dapat diperbarui dan
mudah didapat.

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai