Anda di halaman 1dari 5

AIR LIMBAH

 Definisi: adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan manusia yang menyebabkan kualitas air menurun.
 Sumber air limbah:
1. Domestic (permukiman, perkantoran, restaurant, perniagaan, apartemen, asrama)
 Bahan pencemar: NH3, NO3, TSS, Deterjen, minyak, lemak, total e. coli
 Parameter kunci: TSS, BOD5, Oil and grease, pH.
2. Industry manufaktur dan laboratorium kimia
 Jenis limbah: bervariasi tergantung jenis industrinya,
3. Perkebunan
4. Pertanian
 Macam-macam pencemaran air
1. Bahan kimia organic: pestisida, minyak, oli, detergen (hasil buangan dari pabrik, minyak bor, dan dari
aliran lading dan sawa
2. Bahan kimia anorganik: butira-butiran, garam-garam, logam berat (mercuri, timbal, arsen), asam,
basah (buangan industry, pembangkit listrik)
3. Bahan pathogen: kolera, disentri, tifus, dll.
4. Kekurangan oksigen, penyebabnya dari nitrat, nitrit, dan ammonia dari limbah peternakan,
perkantoran, dan pertanian (pupu)
5. Endapan
6. Polusi panas
 Jenis kontaminasi dalam limbah cair
1. Parameter organic: TOC, BOD, COD, Minyak dan lemak
2. Parameter fisik: TSS, pH, Temperatur, warna, bau
3. Parameter kontaminan spesifik: NH3/NO3, Fosfat, logam berat, surfaktan, sulfida, fenil, sianida.
 Efek samping dari air limbah terhadap lingkungan;
1. Terhadap kehidupan biota airr
2. Kualitas air tanah
3. Kesehatan, dan
4. Estetika lingkungan
BAKU MUTU AIR LIMBAH

 Yang dimaksud dengan “baku mutu air limbah” adalah ukuran batas atau kadar polutan yang ditenggang
untuk dimasukkan ke media air.
 Klasifikasi air baku (PP82/2001)
1. Air kelas satu: air minum dan/atau untuk peruntukan lainnya
2. Air kelas dua: untuk prasarana dan sarana rekreasi air, ikan air tawar, peternakan, pe
 Baku mutu limbah cair domestic menurut keputusan Menteri negara lingkungan hidup nomor 112 thn 2003

Parameter Satuan Kadar


pH - 6–9
BOD mg/l 100
TSS Mg/l 100
Minyak dan lemak Mg/l 10
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

 Defenisi: proses penghilangan kontaminan dari air, baik itu limbah domestic, industry, pertanian, dll.
 Tujuan: untuk mengurangi kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organic, padatan
tersuspensi, mikroba pathogen, dan senyawa organic yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang
terdapat di alam.
 Pengolahan limbah cair terpadu melalui penerapan produksi bersih:
o Source reduction, 3R (waste treatment, waste dispol)
 Perancangan IPAL
o Hal-hal yang harus diperhatikan:
 Kandungan dan jenis zat pencemar dalam air limbah: TSS, BOD, COD, Minyak dan lemak, logam
berat, senyawa P, N, Sulfat, Sianida, dll.
 Jumlah air limbah (debit) yang harus diolah per hari.
 Fluktuasi jjumlah air limbah (per hari/per minggu/ per bulan)
 Karakteristik kimia dan fisik dari setiap zat pencemar: sifat toksinitasnya, kemudahan menguap,
densitas, dll.
 Factor-faktor pemilihan metode pengolahan
o Efektifitas dalam menghilangkan/menurunkan bahan pencemar yang terkandung dalam air limbah
o Ketersediaan lahan
o Kemudahan pengoperasian
o Pertimbangan biaya investasi dan biaya operasi
o Produk samping yang dihasilkan, misalnya lumpur, gas-gas, dll, serta cara pengolahannya.
 Teknologi pengolahan limbah cair
o Terbagi atas lima tahap pengolahan:
 Pengolahan awal (pretreatment): menyeragamkan aliran, dan memisahakan padatan
berukuran besar, dan oil & grease.
 Pengolahan tahap pertama (primary treatment): memisahkan padatan tersuspensi Flokulasi
dan koagulasi
 Pengolahan tahap kedua (secondary treatment): memisahkan kandungan organic terlarut
 Pengolahan tahap ketiga (tertiary treatment): menghilangkan N & P berlebih atau bahan-bahan
pencemar spesifik yang tidak dapat dipisahkan pada pengolahan sebelumnya.
 Pengolahan lumpur (sludge treatment): mengolah lumpur yang dihasilkan dalam proses
sebelumnya sehingga siap dibuang ke lingkungan.
o Pretreatment: menghilangkan padatan berukuran besar dan minyak dalam aliran air limbah.
 Tahapan pengolahan: screen and grit removal equalization and storage oil separation
 Alat:
 Cara kerja:
o Primary treatment: menghilangkan padatan tersuspensi, dengan menggunakan proses kimia
(penambahan zat kmia tidak boleh mengakibatkan masalah pada akhir pembuangan)
 Tahapan pengolahan: neutralization chemical addition and coagulation flotation
sedimentation.
 Jenis bahan kimia
 Alat
 Cara kerja.
o Secondary treatment: menghilangkan senyawa organic terlarut dari air limbah yang tidak dapat
dihilangkan dengan proses fisik biasa, namun melibatkan proses biologis.
 Alat yang umum digunakan: activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon,
stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.
 Cara kerja:
 Bahan kimia dan bakteri yang digunakan:
o Tertiary treatment: proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga yaitu:
coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsoption, ion exchange, membrane separation,
serta thickening gravity of flotation.
 Bahan kimia yang digunakan:
 Cara kerja:
o Sludge treatment: lumppur yang terbentuk diolah Kembali melalui proses
 Disgestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning
or drying bed, incineration, atau landfill.
 Pengolahan air limbah secara biologi
o Menghilangkan atau mengurangi kandungan senyawa organic karbon dan atau organic nitrogen dalam
air limbah dengan bantuan aktivitas mikrooganisme gabungan. Bakteri akan memakan habis polutan
tersebut dan menghasilkan lumpur biologis sebagai endapan. Bakteri harus pada kondisi tertentu
untuk proses yang lebih efisien.
o Untuk air buangan yang biodegradable (polutan)
o Pengolahan secara biologi, dibedakan menjadi 2
 Reactor pertumbuhan tersuspensi
 Reactor pertumbuhan lekat
o Pengolahan aerobic: mikroorganisme harus butuh udara dalam proses pengolahan air limbah, udara
dimasukkan melalui proses aerasi
 Proses aerobic diperuntukan untuk pengolahan air limbah dengan beban organic yang tidak
terlalu besar.
 Unit pengolahan aerobic yang umum digunankan: aerobic pond, activated sludge, aerated
lagoon, oxidation ditch, dan rotating biological contactor.
 Jenis bakteri yang digunakan: zoogleal ramigera, E. Coli, alcaligenes, bacillus.
 Hasil dari proses aerobic: CO2, NH3, dan H2O
o Pengolahan anaerobic: tidak memerlukan udara dalam proses pengolahan air limbah.
 Untuk pengolahan air limbah dengan beban organic yang tinggi
 Bakteri yang digunakan yaitu bakteri hidrolisa, acetogenic, metanogenik.
 Unit pengolahan yang umum digunakan: septik tank, anerobic biological reactor, inhoff tank,
kolam anaerobic, upflow anaerobic sludge blanket, anaerobic filter.
 Komposisi air limbah yang dapat didekomposisi: karbohidrta, protein, lipida, benzoate, asam
glitarat
 Hasil prosesnya: CH4, CO2, NH3
PARAMETER UMUM INDIKATOR KUALITAS AIR LIMBAH BOD, COD, TSS, dan Ph
 BOD: parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk mengurai semua zat organic
yang terlarut dan tersuspensi dalam air buangan, dinyatakan dengan BOD5 hari pda suhu 20 OC dalam mg/liter
atau ppm.
PRODUK PT. CAHAYA PUTRA CHEMINDO
 WATER TREATMENT
o CHEMICAL:
 Koagulant anorganik: mengandung logam seperti Al dan Fe, umum digunakan sebagai coagulant
para proses pengolahan air
 Al2(SO4)3.xH2O (tawas): coagulant ini banyak digunakan pada proses penjernihan air (WTP)
PDAM, karena cukup ekonomis, mudah didapat dan efektif dalam menjernihkan air sungai
dengan kekeruahan 10-50 FTU. Kekurangan keasaman bahan yang terlalu tinggi, sehingga
dapat menurunkan pH air pada dosis tinggi. Floc yang dihasilkan cukup ringan, tetapi ikan
floct kurang kuat, sehingga akan menjadi masalah pada unit IPAL yang memiliki design rapid
flow.
 Poly Aluminium Chloride (PAC): lebih mahal dari tawas, tetapi dosis relative lebih kecil pada
penggunaannya. Menjernihkan air sungai dengan kekeruhan 50-1000 FTU. Dapat digunakan
pada air limbah. Semakin gelap atau coklat warna PAC, maka umumnya memiliki
pengotor/impurities yang lebih banyak.
 Flocculant Flocculant ataupun Polyacrylamide merupakan bahan yang ditambahkan setelah
coagulant, untuk memperbesar floc, menambah kekuatan floc/ floc strength, mempercepat
waktu endap floc/ settling time, sehingga dapat mencegah terjadinya carry over atau
terbawanya floc halus dan ringan ke unit filtrasi (jika terjadi, unit sand filter akan cepat
backwash, pemborosan air).

 Flocculant anion/ Anionic flocculant, memiliki muatan negatif, umum digunakan pada proses
pengolahan air limbah.  Dosis penggunaan adalah 0.5-5 ppm.
 Flocculant nonionic/ Non-ionic flocculant, tidak bermuatan-sedikit bermuatan negatif, umum
digunakan pada proses penjernihan air sungai. Dosis pada 0.5-2 ppm.
 Flocculant kationic/ cationic flocculant/ Cationic polymer, digunakan selain pada proses
flokulasi juga digunakan pada proses sludge dewatering atau proses mengeringkan lumpur
(menggunakan alat filter press ataupun belt press), Dosis penggunaan bahan ini adalah
0.05% hingga 0.5%.
 Chlorine: memiliki sifat bakterisidal dan germisidal, dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan
hydrogen sulfide, Dapat membantu proses koagulasi, dapat mengontrol alga dan organisme
pembentuk lumut.
o Media Filter:
 Carbon active: cara kerjanya yaitu sebagai adsorben. Digunakan untuk menghilangkan zat
organic dan anorganik (logam berat, merkuri, tannis, dll) dan agen yang menyebabkan warna
atau rasa yang tidak diinginkan.

 Pasir silika:
 Manganese removal:
 Resin softener:

Anda mungkin juga menyukai