FC
FAL FAH
FT
C2H2Cl 2F2
Tank
LI FE
TK-101 .
PC
PAL PAH
PT
PE
15 16
15
FC
FAH FAL
FT
FC FE
FAL FAH
18
FT
TI
FE
PI
13
14
Kolom absorpsi digunakan untuk mengkontakkan uap campuran HCl dan vinylidene fluoride
dengan pelarutnya adalah air. Pengendalian dilakukan pada laju aliran masuk uap campuran dan air
pelarut untuk mengatur rasio massa yang sesuai dengan set point. Pada aliran masuk, Flow element
(FE) akan membaca laju aliran dan kemudian diteruskan ke Flow Transmitter (FT). Setelah itu sinyal
akan di kirim ke Flow Alarm Low (FAL) dan Flow Alarm High (FAH) digunakan untuk menjaga laju alir
pada batas terendah dan batas tertinggi. Apabila telah mencapai batas yang ditentukan, maka alarm
akan berbunyi. Sinyal kemudian diteruskan ke Flow Control (FC) untuk mengatur bukaan valve
sehingga dapat mengatur flow yang harus ditambah ataupun dikurangi sesuai perintah dari Flow
Control (FC).
4. Pump (P-101) Process Control
FT FRC PRC
PT
Pengendalian pada pompa J-101 untuk mengalirkan larutan NaCl dari mixer dengan tekanan
keluar pompa yang telah diatur sebagai set point. Pressure transmitter (PT) sebagai pembacaan
tekanan keluar pompa. Hasil pembacaan ini akan langsung diubah ke bentuk sinyal listrik dan
dikirimkan ke Pressure Recorder Controller (PRC). PRC akan mengkalkulasi dekat dengan set point.
Hasil kalkulasi ini di ubah berupa sinyal listrik dan dikirim ke (Flow Recorder Controller) FRC untuk
menentukan laju by-pass. Sehingga hasilnya akan dikirim ke Flow Transmitter sebagai pengatur laju
alir by-pass untuk menyesuaikan tekanan keluar pompa.
MSC MST
MSL
22 21
FC
FAL FAH
FT
SC
FE
20 22
FE
FC
LI
FAH FAL FT
FT FAH FAL
FC
FE
23
FC
FAH FAL
FT
FE
SC
FE
FC FT
FY
FE FE FRC
FC
...
FAL FAH
FT
FE
...
LI
FC
FAH FAL
FT
FE
...
MSL
MST SC
MSH
FC TT TE
TAH
FC
FA H FAL
FT
FE
SC
Steam
Steam
LI
M T-1 01
FY
FIC FE
FRC
T AH
T RC TT TE
T AL
...
PVDF melter ML-101 digunakan untuk mencairkan PVDF bubuk menjadi PVDF cair.
Pengendalian pada PVDF Melter ML-101 dilakukan pada laju steam yang digunakan dan kecepatan
motor pengaduk. Untuk mengatur laju steam, Temperature Element (TE) membaca temperatur aliran
kemudian diteruskan oleh Temperature Transmitter (TT). Temperature Alarm Low (TAL) dan
Temperature Alarm High (TAH) digunakan untuk membatasi temperatur terendah dan temperatur
tertinggi. Apabila temperatur melewati batas yang ditentukan, maka alarm akan berbunyi. Sinyal
kemudian diteruskan ke Temperatur Record Controller (TRC) dan ke Flow Ratio Controller (FRC) untuk
memperhitungkan laju steam yang perlu diatur. Flow Relay (FY) kemudian akan melakukan aksi
terhadap keputusan FRC untuk mengatur valve steam. Flow Element (FE) digunakan untuk membaca
laju aliran, dan diteruskan oleh Flow Indicator Controller (FIC) untuk memperhitungkan kecepatan
motor pengaduk yang perlu diatur oleh Speed Controller (SC). Level indicator (LI) digunakan untuk
mengetahui ketinggian air di dalam tangki melter.
13. Condensor Process Control
FAH
FRC
FT FAL
FY
FE
TT
TE
Kondensat
Mix
Vapor
PC
FR
C PC
FT FRC
FE FT
PC FRC FT FE FE
TPH
FT FRC TRC TT TE
FE FT FRC PC
TPH
FY
HWR
HWS
PC
FRC
FT
FE
Reactor Tank Stirerr digunakan untuk proses polimerisasi polyvinilidne fluoride dari vinylidene
fluoride. Pengendalian dilakukan terhadap laju alir uap vinylidene fluoride, larutan Hypromellose, t-
butyl peroxypivalate, laju air dan hot water supply. Laju uap vinylidene fluoride, larutan
Hypromellose, t-butyl peroxypivalate dan hot water supply (HWS) dibaca lauya menggunakan flow
element dan diteruskan oleh Flow Transmitter (FT). Sinyal kemudian diteruskan ke Flow Controller
(FC) untuk mengatur bukaan valve. Untuk air pendingin, temperatur keluaran reaktor dibaca oleh
Temperature Element (TE) dan kemudian diteruskan ke Temperature Transmitter (TT). Temperature
Alarm Low (TPl) dan Temperature Alarm High (TPH) berfungsi untuk menjaga proses tetap berada
pada batas temperatur yang telah dibuat. Apabila temperatur melewati batas yang telah ditentukan,
maka alarm akan berbunyi. Kemudian sinyal diteruskan ke Flow Ratio Controller (FRC) untuk
diperhitungkan laju alir air pendingin yang harus ditambah atau dikurangi. Flow Relay (FY) kemudian
akan menerjemahkan perhitungan FRC untuk melakukan tindakan terhadap bukaan valve.
15. Fire Heater Process Control
7
FC
FAL FAH
FT
FE
TI TT
6 TRC FRC FY
LI
TAH TAL
TT
TE
Fire Heater FH-101 digunakan untuk reaksikan antara dichlorodifluoroethane dengan hidrogen
menjadi vinylidene fluoride dan HCl. Pada unit ini, pengendalian dilakukan pada laju aliran masuk
campuran dichlorodifluoroethane dan gas hidrogen dan juga pengendalian laju panas di dalam tube
yang sesuai dengan set point. Laju alir umpan dibaca oleh Flow Element (FE) kemudian diteruskan ke
Flow Transmitter (FT). Flow Alarm Low (FAL) dan Flow Alarm High (FAH) digunakan untuk menjaga
laju alir pada batas terendah dan batas tertinggi. Apabila telah mencapai batas yang ditentukan,
maka alarm akan berbunyi. Sinyal kemudian diteruskan ke Flow Control (FC) untuk mengatur bukaan
valve sehingga dapat mengatur flow yang harus ditambah ataupun dikurangi sesuai perintah dari
Flow Control (FC). Temperatur di dalam reaktor akan diketahui besarnnya melalui temperatur
indicator (TI), sinyal akan di teruskan sebagai temperatur transmitter (TT) ke temperatur record
control untuk menghitung jumlah panas yang harus diberikan. Panas yang diberikan ditentukan oleh
laju gas pembakaran, panas api dalam tube di baca oleh temperatur element (TE) kemudian di
teruskan sebagai temperatur transmitter (TT) dan didistribusikan ke Temperature Alarm Low (TAL )
dan Temperature Alarm High (TAH). Jika temperatur keluar kurang atau lebih dari set point yang
ditentukan maka alarm akan berbuny kemudian sinyal di teruskan ke temperatur record control
untuk memperhitungakan panas yang akan diberikan kemudian sinyal di teruskan ke flow record
control untuk menghitung laju gas pembakaran yang diperlukan untuk membalikkan temperatur ke
setpoint, kemudian sinyal di kirim ke flow relay (FY) untuk menerjemakan sinyal dari FRC kemudian
akan mengambil tindakan terhadap bukaan valve.
16. Vessel Process Control
FE
H2
FT
FAL FAH
FC
FC
TA
TAL
H
TT
FE
Heat Exchanger merupakaan alat penukar panas yang dapat di peruntukan sebagai cooler
maupun heater. Pengendalian pada Heat Exchanger didasarkan pada pengukuran temperatur keluar
oleh Temperature Element (TE). Sinyal dari pembacaan TE akan dikirimkan ke Temperature
transmitter (TT) dan didistribusikan ke Temperature Alarm Low (TAL ) dan Temperature Alarm High
(TAH). Jika temperatur keluar HE kurang atau lebih dari set point yang ditentukan maka alarm akan
berbunyi. Sinyal kemudian diteruskan ke Temperature Control (TC) yang akan dibaca sebagai tekanan
yang harus ditambah atau dikurangi lalu Temperatur Control (TC) akan memerintahkan mengatur
bukaan valve untuk mendapatkan temperatur yang dibutuhkan.
FC LI
FAH FAL
FT
FE
H-101
Hopper (H-101) digunakan untuk menampung feedstock Hypromellose dengan Level Indicator
(LI) digunakan untuk mengetahui jumlah Hypromellose dalam tangki. Pengendalian dilakukan
terhadap laju alir berdasarkan bukaan valve. Laju alir umpan dibaca oleh Flow Element (FE) kemudian
diteruskan ke Flow Transmitter (FT). Flow Alarm Low (FAL) dan Flow Alarm High (FAH) digunakan
untuk menjaga laju alir pada batas terendah dan batas tertinggi. Apabila telah mencapai batas yang
ditentukan, maka alarm akan berbunyi. Sinyal kemudian diteruskan ke Flow Control (FC) untuk
mengatur bukaan valve sehingga dapat mengatur flow yang harus ditambah ataupun dikurangi
sesuai perintah dari Flow Control (FC).
Piping Specification
Tabel 4 Instrumen Pipa
Stream 1 2 3 4 5 6
Laju massa total (kg/h) 1463,38 1463,38 1508,64 21,68 1530,32 1530,32
Densitas campuran (kg/m3) 1416 1416 1416 0,0899 1396,211 1396,221
Q (ft3/s) 0,0101 0,0101 0,0105 2,3656 0,0108 0,0108
OD hitungan (in) 1,1185 1,1185 1,1346 2,7890 1,1498 0,4620
OD pasaran (in) 1,32 1,32 1,32 2,88 1,32 0,54
ID pasaran (in) 1,049 1,049 1,049 2,469 1,049 0,364
Schedule number 40 40 40 40 40 40
Nominal size pipe 1 1 1 2,5 1 1/4