Memo #4
PT. POLIENDA CHEMICAL
Chapter 4
Energy Efficiency
Heat exchanger merupakan alat penukar panas yang dapat digunakan untuk memanfaatkan
atau mengambil panas dari suatu fluida. Proses perpindahan panas ini biasanya terjadi pada
fase cair ke fase cair atau fasa gas ke fasa cair. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan
energi pada industri, biasanya dilakukan proses heat recovery. Heat recovery adalah
pengambilan atau penggunaan kembali panas dari produk atau material yang akan dibuang
untuk memanaskan bahan baku. Heat recovery sangat berguna bagi industri karena akan
mengurangi energi yang digunakan untuk memanaskan bahan baku sebelum masuk ke
proses selanjutnya. Pada PT. Polienda Chemical dilakukan heat recovery, yaitu panas dari
material yang keluar dari furnace (FH-101) digunakan sebagai fluida pemanas untuk
memanaskan material sebelum masuk ke dalam furnace (FH-101). Proses perpindahan
panas ini terjadi pada HE-101. Setelah terjadi perpindahan panas pada HE-101, masih
terdapat energi oanas yang cukup banyak sehingga panas tersebut juga digunakan kembali
sebagai fluida pemanas pada melter (ML-101). Dengan metode ini energi dapat terpakai
dengan lebih efisien dan mengurangi beban kerja pada CD-101 untuk menurukan
temperatur material sebelum ke proses selanjutnya.
Air Aerator
intake Baku
Penampungan awal
Udara Sedimentasi
Evaporator
Slurry
Ion Exchanger
Tangki air
olahan Air sanitasi
Recirculation water
Evaporation lost
Cooling water
network
Cooling tower
Cooling water
Blowdown
Condensate return
Vent
Blowdown
Boiler Steam
system
1. Air sungai yang akan diolah masuk kedalam bak pengumpul untuk ditampung
terlebih dahulu (intake). Tujuan pengumpulan air baku dari sungai bertujuan untuk
menjaga kuantitas debit air yang dibutuhkan oleh instalasi, menyaring benda-benda
kasar dengan menggunakan bar screen, dan mengambil air baku yang sesuai
dengan debit yang diperlukan oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk
menjaga kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber.
2. Lalu air sungai dari dalam bak pengumpul tersebut masuk ke dalam aerator
melalui pipa transmisi untuk menambahkan konsentrasi oksigen terlarut (dissolved
oksigen) yang akan mempertinggi tingkat oksidasi besi, mangan, dan logam lain di
dalam air sehingga logam-logam tersebut ada dalam bentuk yang tidak terlarut.
3. Kemudian pada air baku dilakukan proses koagulasi. Air baku yang sudah di aerasi
kemudian dimasukan ke dalam bak yang ditambahkan koagulan dengan tujuan
mengubah partikel-partikel kecil seperti warna dan kekeruhan menjadi flok untuk
disisihkan pada proses selanjutnya.
4. Setelah penambahan koagulan selanjutnya dilakukan proses flokulasi dimana flok-
flok yang telah terbentuk dilakukan pengadukan dengan tujuan agar flok yang
sudah terbentuk pada proses koagulasi dapat bergabung membentuk makroflok
yang secara teknis dapat diendapkan. Pengadukan dilakukan secara pelan untuk
menjaga agar flok tidak hancur.
5. Setelah proses flokulasi dilakukan proses sedimentasi. Proses sedimentasi
dilakukan untuk menghilangkan sebagian besar padatan yang dapat mengendap
dengan pengendapan secara gravitasi. Hasil yang tersisa adalah berupa cairan
jernih dan suspensi yang lebih pekat.
6. Untuk air proses, dilakukan pengolahan selanjutnya dengan menggunakan ion
exchanger. Sehingga ion-ion yang dapat menyebabkan kesadahan akan
dipertukarkan dalam ion exchanger agar air terbebas dari kesadahan.
Kebutuhan air di PT. Polienda chemical diantaranya adalah air pendingin, air
sanitasi,air proses, boiler feed water dan fire water. Untuk air sanitasi dan fire water tidak
diperlukan tahapan pengolahan dengan ion exchanger seperti pengolahan air yang
dilakukan sebelum digunakan sebagai air proses. Berikut ini merupakan kebutuhan air di
PT. Polienda Chemical
1. Coling water
Cooling water akan digunakan sebagai media pendingin. Setelah dilakukan
pengolahan, air kemudian didistribusikan untuk digunakan pada alat kondensor.
Air yang mengalami kenaikan temperature setelah digunakan untuk proses
kondensasi, akan didinginkan kembali dengan mengalirkannya menuju cooling
tower. Pada cooling tower terjadi perpindahan panas antara cooling water dengan
udara. Air dijatuhkan dari cooling tower dengan menggunakan sprayer untuk
memperluas kontak dengan udara. Jumlah cooling water dapat berkurang karena
adanya penguapan, wind drift lost, dan blowdown. Sehingga dibutuhkan make-up
water ditambahkan sebagai pengganti jumlah air yang hilang di dalam cooling
water.
2. Boiler feed water
Boiler feed water adalah air umpan boiler yang digunakan dengan tujuan untuk
menghasilkan steam. Setelah dilakukan pengolahan, steam didistribusikan ke unit
reaktor dan rotary dryer sebagai pemanas. Steam yang telah mengalami penurunan
temperature, dipanaskan kembali dalam boiler. Make up water ditambahkan
sebagai pengganti jumlah air yang hilang dalam boiler karena vent, blowdown, dan
penguapan.
3. Air proses
Air proses merupakan salah satu bahan baku yang digunakan oleh industri
sebagai pelarut, pencampur, pengencer, media pembawa pencuci dan lainnya.
Untuk air proses sebelum digunakan, diolah terlebih dahulu dengan cara ion exchange
untuk menghilangkan kesadahan yang terkandung pada air proses tersebut.
Make up
boiler feed water Condensate Return
1280,238 kg/h 2211,32 kg/h
Deaerator
Evaporation
3159,029 kg/h
E-104
Boiler Feed Water Boiler
3316,98 kg/h
Evaporation lost
Water Tank
Softening Softening Deionisasi Deionisasi 947,7086 kg/h
Blowdown
174,1414 kg/h
Air yang telah diolah ditampung di tangki air olahan kemudian di demineralisasi
dengan ion exchange untuk menghilangkan kesadahan. Hal ini bertujuan untuk
menghilangkan kesadahan pada air yang akan digunakan sebagai boiler feed water.
Kesadahan pada air umpan boiler perlu dihilangkan karena dapat menyebabkan
adanya kerak yang akan menghambat proses perpindahan panas saat air dijadikan
steam. Penguapan terjadi di boiler dan uap yang dihasilkan diumpankan ke sistem steam.
Padatan yang masih terbawa akan terbuang dari boiler dengan adanya laju blowdown dari
boiler.
Berdasarkan perhitungan, besar laju alir total umpan kebutuhan steam sebesar
2000,15 kg/jam. Kebutuhan make-up boiler feed water yaitu 771,9875 kg/jam. Laju
vent diasumsikan 5% dari total treated water dan condensate return yaitu 105,2710
kg/jam.
Kebutuhan Listrik
Kebutuhan Listrik PT. Polienda Chemical digunakan untuk menunjang unit dari
pabrik seperti unit proses, unit utulitas, penerangan, serta perlengkapan elektronik proses
dan kantor. Kebutuhan listrik proses dari PT. Polienda Chemical adalah sebagai berikut:
Daya
Alat Daya (Kw) Waktu
(Kwh)
P-101 0,099 24 2,376
TOTAL 4450,279
Kebutuhan listrik untuk kantor 20 kWh dengan asumsi untuk menghidupkan
peralatan elektronik yang digunakan dalam kantor selama 12 jam. Sedangkan
kebutuhan listrik untuk penerangan adalah sebagai berikut :
FC
FAL FAH
FT
C2H2Cl 2F2
Tank
LI FE
TK-101 .
PC
PAL PAH
PT
PE
15 16
Kompresor digunakan untuk menaikkan tekanan gasdari tekanan 1 atm menjadi 136
atm. Kompresor dikendalikan berdasarkan tekanan keluaran dari kompresor tersebut.
Tekanan gas yang keluar dari kompresor akan dibaca oleh Pressure Element (PE) dan akan
diteruskan sebagai sinyal listrik ke Pressure Transmitter (PT). Setelah itu, sinyal akan dikirim ke
Pressure Alarm Low (PAL) dan Pressure Alarm High (PAH). PAL akan bekerja apabila tekanan
gas yang keluar dari alat terlalu rendah dari tekanan keluaran yang dibaca oleh PE dan
sebaliknya PAH akan bekerja apabila tekanan keluaran dari alat terlalu tinggi dari tekanan
keluaran yang dibaca oleh PE. Setelah itu, sinyal akan ditransfer ke Pressure Control (PC) yang
akan dibaca sebagai tekanan yang harrus ditambah atau dikurangi, lalu PC akan
memerintahkan untuk mengatur rpm kompresor untuk mendapatkan tekanan yang sesuai
dengan yang dibutuhkan.
3. Kolom Absorpsi (TA-101) Process Control
15
FC
FAH FAL
FT
FC FE
FAL FAH
18
FT
FE
13
14
Kolom absorpsi digunakan untuk mengkontakkan uap campuran HCl dan vinylidene
fluoride dengan pelarutnya adalah air. Pengendalian dilakukan pada laju aliran masuk uap
campuran dan air pelarut untuk mengatur rasio massa yang sesuai dengan set point. Pada
aliran masuk, Flow element (FE) akan membaca laju aliran dan kemudian diteruskan ke Flow
Transmitter (FT). Setelah itu sinyal akan di kirim ke Flow Alarm Low (FAL) dan Flow Alarm High
(FAH) digunakan untuk menjaga laju alir pada batas terendah dan batas tertinggi. Apabila telah
mencapai batas yang ditentukan, maka alarm akan berbunyi. Sinyal kemudian diteruskan ke
Flow Control (FC) untuk mengatur bukaan valve sehingga dapat mengatur flow yang harus
ditambah ataupun dikurangi sesuai perintah dari Flow Control (FC).
FT FRC PRC
PT
Pengendalian pada pompa J-101 untuk mengalirkan larutan NaCl dari mixer dengan
tekanan keluar pompa yang telah diatur sebagai set point. Pressure transmitter (PT) sebagai
pembacaan tekanan keluar pompa. Hasil pembacaan ini akan langsung diubah ke bentuk sinyal
listrik dan dikirimkan ke Pressure Recorder Controller (PRC). PRC akan mengkalkulasi dekat
dengan set point. Hasil kalkulasi ini di ubah berupa sinyal listrik dan dikirim ke (Flow Recorder
Controller) FRC untuk menentukan laju by-pass. Sehingga hasilnya akan dikirim ke Flow
Transmitter sebagai pengatur laju alir by-pass untuk menyesuaikan tekanan keluar pompa.
5. Belt Conveyor (CR-101) Process Control
MSH
MSC MST
MSL
22 21
FC
FAL FAH
FT
SC
FE
20 22
FE
FC
LI
FAH FAL FT
FT FAH FAL
FC
FE
23
FC
FAH FAL
FT
FE
SC
FE
FC FT
FY
FE FE FRC
FC
...
FAL FAH
FT
FE
...
LI
FC
FAH FAL
FT
FE
...
MSL
MST SC
MSH
FC TT TE
TAH
FC
FA H FAL
FT
FE
SC
Steam
Steam
LI
M T-1 01
FY
FIC FE
FRC
T AH
T RC TT TE
T AL
...
PVDF melter ML-101 digunakan untuk mencairkan PVDF bubuk menjadi PVDF cair.
Pengendalian pada PVDF Melter ML-101 dilakukan pada laju steam yang digunakan dan
kecepatan motor pengaduk. Untuk mengatur laju steam, Temperature Element (TE) membaca
temperatur aliran kemudian diteruskan oleh Temperature Transmitter (TT). Temperature
Alarm Low (TAL) dan Temperature Alarm High (TAH) digunakan untuk membatasi temperatur
terendah dan temperatur tertinggi. Apabila temperatur melewati batas yang ditentukan, maka
alarm akan berbunyi. Sinyal kemudian diteruskan ke Temperatur Record Controller (TRC) dan
ke Flow Ratio Controller (FRC) untuk memperhitungkan laju steam yang perlu diatur. Flow
Relay (FY) kemudian akan melakukan aksi terhadap keputusan FRC untuk mengatur valve
steam. Flow Element (FE) digunakan untuk membaca laju aliran, dan diteruskan oleh Flow
Indicator Controller (FIC) untuk memperhitungkan kecepatan motor pengaduk yang perlu
diatur oleh Speed Controller (SC). Level indicator (LI) digunakan untuk mengetahui ketinggian
air di dalam tangki melter.
13. Condensor Process Control
FAH
FRC
FT FAL
FY
FE
TT
TE
Kondensat
Mix
Vapor
PC
FR
C PC
FT FRC
FE FT
PC FRC FT FE FE
TPH
FT FRC TRC TT TE
FE FT FRC PC
TPH
FY
HWR
HWS
PC
FRC
FT
FE
Reactor Tank Stirerr digunakan untuk proses polimerisasi polyvinilidne fluoride dari
vinylidene fluoride. Pengendalian dilakukan terhadap laju alir uap vinylidene fluoride, larutan
Hypromellose, t-butyl peroxypivalate, laju air dan hot water supply. Laju uap vinylidene
fluoride, larutan Hypromellose, t-butyl peroxypivalate dan hot water supply (HWS) dibaca
lauya menggunakan flow element dan diteruskan oleh Flow Transmitter (FT). Sinyal kemudian
diteruskan ke Flow Controller (FC) untuk mengatur bukaan valve. Untuk air pendingin,
temperatur keluaran reaktor dibaca oleh Temperature Element (TE) dan kemudian diteruskan
ke Temperature Transmitter (TT). Temperature Alarm Low (TPl) dan Temperature Alarm High
(TPH) berfungsi untuk menjaga proses tetap berada pada batas temperatur yang telah dibuat.
Apabila temperatur melewati batas yang telah ditentukan, maka alarm akan berbunyi.
Kemudian sinyal diteruskan ke Flow Ratio Controller (FRC) untuk diperhitungkan laju alir air
pendingin yang harus ditambah atau dikurangi. Flow Relay (FY) kemudian akan
menerjemahkan perhitungan FRC untuk melakukan tindakan terhadap bukaan valve.
15. Fire Heater Process Control
7
FC
FAL FAH
FT
FE
TI TT
6 TRC FRC FY
LI
TAH TAL
TT
TE
FE
H2
FT
FAL FAH
FC
FC
TA
TAL
H
TT
FE
Heat Exchanger merupakaan alat penukar panas yang dapat di peruntukan sebagai
cooler maupun heater. Pengendalian pada Heat Exchanger didasarkan pada pengukuran
temperatur keluar oleh Temperature Element (TE). Sinyal dari pembacaan TE akan dikirimkan
ke Temperature transmitter (TT) dan didistribusikan ke Temperature Alarm Low (TAL ) dan
Temperature Alarm High (TAH). Jika temperatur keluar HE kurang atau lebih dari set point
yang ditentukan maka alarm akan berbunyi. Sinyal kemudian diteruskan ke Temperature
Control (TC) yang akan dibaca sebagai tekanan yang harus ditambah atau dikurangi lalu
Temperatur Control (TC) akan memerintahkan mengatur bukaan valve untuk mendapatkan
temperatur yang dibutuhkan.
FC LI
FAH FAL
FT
FE
H-101
Piping Specification
Tabel 4 Instrumen Pipa
Stream 1 2 3 4 5 6
Laju massa total (kg/h) 1463,38 1463,38 1508,64 21,68 1530,32 1530,32
Densitas campuran (kg/m3) 1416 1416 1416 0,0899 1396,211 1396,221
Q (ft3/s) 0,0101 0,0101 0,0105 2,3656 0,0108 0,0108
OD hitungan (in) 1,1185 1,1185 1,1346 2,7890 1,1498 0,4620
OD pasaran (in) 1,32 1,32 1,32 2,88 1,32 0,54
ID pasaran (in) 1,049 1,049 1,049 2,469 1,049 0,364
Schedule number 40 40 40 40 40 40
Nominal size pipe 1 1 1 2,5 1 1/4
Waste Treatment
Pengolahan limbah dirancang untuk mengolah berbagai limbah dari proses produksi karena
limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat membahayakan lingkungan
sekitar. Berdasarkan UU RI No.32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, maka setiap industri maupun instansi/badan usaha harus bertanggung jawab terhadap
pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatannya sehingga tidak mencemari lingkungan.
Secara umum kegiatan yang berpotensi menimbulkan limbah berasal dari kegiatan:
Proses produksi
Kegiatan domestik
Kegiatan laboratorium
Dari kegiatan di atas, perkiraan dampak yang terjadi terhadap lingkungan adalah berupa
limbah/pencemaran sebagai berikut :
1. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan pada pabrik PT. POLIENDA CHEMICAL PRAKARSA ini
sendiri dapat berupa limbah hasil dari proses pencucian di centrifuge jika dari
analisis lab limbah cair ini mengandung B3 maka limbah cair tersebut akan
disimpan di penampungan limbah yang ada di pabrik yang kemudian akan dikirim
ke pengumpul limbah B3.
2. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan pada pabrik PT. POLIENDA CHEMICAL PRAKARSA ini
sendiri dapat berupa sampah, dimana sampah yang didapat langsung dibuang ke
TPA untuk diangkut oleh Dinas Kesehatan.
Selain limbah yang didapat dari hasil proses produksi, limbah industri lainnya yaitu berupa limbah
domestik dan limbah kegiatan laboratorium. Limbah domestik merupakan limbah yang
mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar mandi di kawasan pabrik,
serta limbah dari kantin berupa limbah cair. Air tersebut dikumpulkan dan diolah di dalam unit
stabilisasi dengan menggunakan lumpur aktif, aerasi, dan injeksi chlorine. Chlorine berfungsi
sebagai desinfektan, yaitu membunuh mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit. Lalu,
limbah dari pencucian alat pabrik juga merupakan limbah domestik dimana air tersebut bisa saja
sudah tercemar akibat kerak dan kotoran yang berada pada peralatan yang dihasilkan dari proses.
Sedangkan limbah kegiatan laboratorium merupakan limbah yang dihasilkan dari pengujian mutu
terhadap bahan baku yang digunakan dan produk yang dihasilkan dengan menggunakan bahan
kimia tertentu. Selain itu terdapat pula limbah laboratorium lainnya yang menggunakan bahan
kimia tertentu untuk penelitian dalam pengembangan proses.
Chapter 5
5.1. Plant Layout (10%)
Plant Layout
Susunan peralatan dan fasilitas dalam suatu perancangan pabrik merupakan syarat penting
dalam memperkirakan biaya sebelum mendirikan pabrik atau rancangan secara terperinci,
meliputi rancangan fasilitas bangunan, tata letak peralatan, dan lainnya. Dilihat dari tata letak 2D
dari seluruh area perusahaan dan peralatan proses layout. Pabrik pembuatan Poly vinylidene
Fluoride yang akan didirikan ini direncanakan sebagai berikut:
Dengan adanya susunan tata letak yang optimal diharapkan pelaksanaan proses produksi
dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Perencanaan tata letak pabrik mencakup proses area,
storage area, control area, fasilitas umum dan perluasan area di masa mendatang. Hal yang harus
dipertimbangkan dalam menyusun tata letak pabrik:
a. Urutan proses produksi dan kemudahan/aksebilitas operasi, jika suatu produk perlu
disusun berurutan sehingga sistem perpipaan dan penyusunan komponen produksi
lebih sederhana.
b. Pertimbangan keamanan dan keselamatan apabila terjadi kecelakaan atau kebakaran.
c. Distirbusi bahan baku, produk dan utilitas dengan baik.
d. Area perluasan pabrik di masa yang akan dating.
e. Kemudahan untuk pekerja dalam mengakses fasilitas perusahaan seperti tempat
ibadah,klinik dan lainnya.
Pos
Parking Area
Satpam
Pos
Satpam
Taman Kantor
Unit Lab
Packaging Industri
Utility
Plant Production
Product Storage
Storage Raw Material
Area Perluasan
Komisaris
Direktur Utama
Manajer Manajer
Produksi Teknik
Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag
Proses Bahan Utilitas TC PE HSE QC dan HRD Humas Keuangan Purchasing Marketing
Baku Lab
dan
Produk
Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf
2. Komisaris
Komisaris bertanggung jawab atas pemegang saham sebagai pengawas kinerja jajaran direksi
perusahaan. Komisaris bisa memeriksa pembukuan, menegur direksi, memberi petunjuk, bahkan bila
perlu dapat memberhentikan direksi. Direksi tersebut terdiri dari direktur utama, wakil direktur dan
direktur bagian. Tugas seorang komisaris antara lain :
- Mengawasi berbagai tugas yang dilaksanakan oleh direksi.
- Menilai dan memastikan segala rencana perusahaan yang diajukan oleh direksi.
3. Direktur Utama
PT. Polienda Chemical Indonesia dipimpin oleh seorang direktur utama. Direktur utama
bertanggung jawab penuh terhadap kemajuan perusahaan dan bertanggung jawab kepada komisaris.
Tugas seorang direktur utama antara lain :
- Memimpin serta menentukan kebijakan perusahaan.
- Mempertanggungjawabkan segala sesuatu baik keuntungan dan kerugian perusahaan.
- Mengatur dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan.
- Merencanakan pengembangan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan
perusahaan.
- Memimpin rapat umum untuk memastikan pelaksanaan tata tertib, mengarahkan diskusi,
menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.
- Menentukan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi biasanya bekerja sama dengan MD atau CEO.
- Merencanakan dan mengawasi tugas-tugas setiap karyawan.
4. Direktur
a. Direktur Produksi dan Teknik
Tugas dari seorang direktur produksi dan teknik antara lain :
- Mengatur, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pekerja yang dibawahinya.
- Bertanggung jawab kepada direktur dalam bidang produksi dan teknik.
- Bertanggung jawab atas kelangsungan proses produksi baik kualitas maupun
kuantitasnya.
- Bertanggung jawab terhadap kebijakan perusahaan dalam bidang teknologi yang
mendukung proses produksi dan kelangsungan operasi perusahaan.
- Menetapkan tujuan serta prosedur kegiatan kepada setiap manajer untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan perusahaan.
- Memberikan laporan kepada direktur utama secara berkala.
b. Manajer Teknik
Tugas dari seorang manajer teknik antara lain :
- Bertanggung jawab dalam pengendalian, perencanaan serta pengembangan produk.
- Bertanggung jawab dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan.
- Mengawasi, memeriksa dan menilai pembangunan pekerjaan baru dan perbaikan yang
perlu dilakukan.
k. Kabag Purchasing
Tugas dari seorang kepala bagian purchasing antara lain :
- Mengatur dan mengawasi pembelian barang dan peralatan yang diperlukan oleh
perusahaan baik untuk proses produk maupun keperluan lainnya.
- Mengetahui harga pasar dan kualitas barang yang perlu dibeli.
l. Kabag Marketing
Tugas dari seorang kepala bagian marketing antara lain :
- Merencanakan strategi pemasaran untuk menarik konsumen.
- Mengatur distribusi produk.
- Mengawasi kelancaran dalam memasarkan produk.
5.2.4. Karyawan
Karyawan merupakan pekerja yang terjun langsung menangani unit-unit dalam perusahaan tersebut.
3. Karyawan bertanggung jawab atas kelancaran kerja masing masing kepala-kepala seksi.
Penggolongan Jabatan
Jumlah karyawan harus sesuai dengan bidangnya agar pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan
dengan baik. Perusahaan juga harus menempatkan jabatan sesuai dengan kualifikasinya agar
karyawan yang ditempatkan dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.
No Jabatan Kualifikasi
1. Direktur Utama Min. S1
2. Direktur Produksi dan Teknik Min. S1
3. Direktur Umum dan SDM Min. S1
4. Direktur Keuangan dan Administrasi Min. S1
5. Manajer Produksi Min. S1
6. Manajer Teknik Min. S1
7. Manajer Umum Min. S1
8. Manajer Keuangan Min. S1
9. Kepala Bagian Proses Min. S1
10. Kepala Bagian Bahan Baku dan Produk Min. S1
11. Kepala Bagian Utilitas Min. S1
12. Kepala Bagian TC Min. S1
13. Kepala Bagian PE Min. S1
14. Kepala Bagian HSE Min. S1
15. Kepala Bagian QC dan Lab Min. S1
16. Kepala Bagian HRD Min. S1
17. Kepala Bagian Humas Min. S1
18. Kepala Bagian Keuangan Min. S1
19. Kepala Bagian Purchasing Min. S1
20. Kepala Bagian Marketing Min. S1
21. Staf Proses Min. S1
22. Staf Bahan Baku dan Produk Min. S1
23. Staf Utilitas Min. S1
24. Staf TC Min. S1
25. Staf PE Min. S1
26. Staf HSE Min. S1
28. Staf QC dan Lab S1 - D3
29. Staf HRD S1 - D3
30. Staf Humas S1 - D3
31. Staf Keuangan S1 - D3
32. Staf Purchasing S1 - D3
33. Staf Marketing S1 - D3
34. Dokter S1 - D3
35. Satpam SMA atau Sederajat
36. Sopir SMA atau Sederajat
37. Office Boy SMA atau Sederajat
24 Staf TC 10 7.000.000
25 Staf PE 10 7.000.000
33 Dokter 1 6.500.000
34 Satpam 10 3.000.000
35 Sopir 5 2.500.000
Total 240
Kesehatan dan keselematan kerja membahas mengenai upaya-upaya perlindungan agar tenaga
kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja serta bagi
orang lain yang memasuki tempat kerja maupun sumber dan proses produksi secara aman dan efisien
dalam pemakaiannya. Aturan mengenai keselamatan ditetapkan oleh pemerintah beberapa aturan
pemerintah berisi pentingnya penerapan konsep keselamatan dan kesehatan kerja. Aturan tersebut
bersifat memaksa sehingga setiap perusahaan berlomba untuk meningkatkan standar kesehatan dan
keselamatan kerja di lingkungan perusahaan.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan modal utamadi dalam usaha untuk melakukan
peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja. Upaya perbaikan kesehatan kerja perlu diarahkan kepada
faktor yang menghambat peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja seperti faktor fisik, faktor kimia
dan faktor biologi. Ada pun faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan karena sangat berpengaruh pada
lingkungan kerja.
Langkah-langkah yang dapat diambil untuk meminimalisir jumlah kecelakaan kerja yang terjadi
diantara :
Menerapkan peraturan Perundang-undangan
Dengan melakukan mekanisme pembentukan peraturan perundangan yang mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan, teknik, dan teknologi yang berkaitan dengan K3 dapat menggurangi terjadinya
kecelakaan kerja.
Didalam industri kimia ada beberapa kemungkinan bahaya yang dapat terjadi, setiap bahaya
memiliki penanganan dan pencegahana yang berbeda pula, berikut adalah beberapa kemungkinan
bahaya yang dapat terjadi :
Hal-hal yang diperlukan untuk menghindari bahaya bahan kimia antara lain :
1. Memberikan pelatihan kepada pekerja mengenai bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh bahan
kimia yang digunakan.
2. Memberi label secara jelas pada setiap bahan kimia yang digunakan.
3. Melengkapi pekerja dengan alat pelindung diri (APD), seperti safety google, masker, sarung
tangan, helm, ear plug, dan boot.
4. Melakukan medical check up secara berkala untuk mengetahui kondisi kesehatan pekerja.
Hal-hal yang perlu dilakukan bila terjadi bahan kimia antara lain:
1. Penataan pipa-pipa dan peralatan didesign sedemikian rupa untuk mencegah kebocoran
termasuk posisi masing-masing alat agar mudah untuk ditanggulangi jika ada kebocoran.
2. Membedakan warna sistem perpipaan seperti perpiaan saluran air, udara, bahan baku, steam,
dan produk.
3. Pengecekan rutin terhadap tangki penyimpan, alat proses dan pipa-pipa.
4. Pembangunan tangul-tanggul dan alat safety lainnya pada alat seperti alarm, dan lainnya.
Kebakaran
Kebakaran terjadi jika adanya tiga unsur penting dari the fire triangle terpenuhi, yaitu udara, bahan
bakar dan api.
1. Mematikan peralatan, aliran bahan kimia dan sumber listrik untuk menghindari terjadinya
kebakaran lebih lanjut.
2. Mengevakuasi seluruh pekerja ke zona aman.
3. Memadamkan kebakaran.
Ledakan
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menghindari ledakan antara lain:
1. Memberi label pada unit-unit yang berpotensi meledak
2. Melengkapi unit-unit yang berpotensi meledak dengan alat-alat safety dan kontrol seperti
pressure dan temperature indicator control alarm.
3. Memberikan pelatihan pada operator
Hal-hal yang perlu dilakukan jika terjadi ledakan antara lain:
1. Mematikan aliran bahan kimia dan panas disekitar unit yang meledak.
2. Mengevakuasi pekerja ke zona aman
Dibawah ini merupakan HAZOP yang telah dilakukan oleh PT. TRIPITA CHEMICAL
Tabel 5.3.1 Hazard and Operability Study
Hazard Parameter Deviasi Penyebab Akibat Pencegahan
Hydrogen Tekanan Tinggi Bukaan valve Tekanan akan 1. Atur bukaan valve
Vessel (V- terlalu besar membesar 2. Pastikan valve dalam
101) keadaan baik
Water pump Tekanan Tinggi Daya pompa Laju bahan 1. Mengontrol dan
(P-103) terlalu besar memasuki Tank membersihkan pompa
absorpsi akan secara berkala
2. Memasang flow
besar
indikator
Rendah Terjadi Laju bahan
penyumbatan memasuki Tank
pada pompa absorpsi terlalu
kecil
Water pump Tekanan Tinggi Daya pompa Laju bahan 1. Mengontrol dan
(P-104) terlalu besar memasuki membersihkan pompa
Mixer akan secara berkala
2. Memasang flow
besar
indikator
Rendah Terjadi Laju bahan
penyumbatan memasuki mixer
pada pompa terlalu kecil
Water pump Tekanan Tinggi Daya pompa Laju dan 1. Mengontrol dan
(P-107) terlalu besar tekanan bahan membersihkan pompa
memasuki secara berkala
2. Memasang flow
reaktor akan
indikator
besar
Water pump Tekanan Tinggi Daya pompa Laju dan 1. Mengontrol dan
(P-107) terlalu besar tekanan bahan membersihkan pompa
memasuki secara berkala
2. Memasang flow
reaktor akan
besar indikator
Waste water Tekanan Tinggi Daya pompa Laju bahan 1. Mengontrol dan
pump (P- terlalu besar memasuki membersihkan pompa
110) centrifuge akan secara berkala
2. Memasang flow
besar
indikator
Rendah Terjadi Laju bahan
penyumbatan memasuki
pada pompa centrifuge
terlalu kecil
Fire heater Temperatu Tinggi Laju bahan bakan Suhu terlalu 1. Memasang temperatur
(FH-101) r terlalu banyak tinggi sehingga kontoller
merusak bahan
dan reaksi tidak
berlangsung.
Condensor Laju Tinggi Laju bahan terlalu Tidak semua 1. Mengatur laju air
(C-101) cepat uap akan pendingin
terkondensasi 2. Mengatur bukaan valve
masuk kondensor.
Rendah Laju bahan terlalu Proses
lambat kondensasi akan
lama
Tank Waktu cepat Laju bahan terlalu Gas yang masih 1. Mengatur waktu
separation tinggal cepat larut belum tinggal.
(ST-101) sempat terlepas 2. Mengatur laju alir
kondensat yang masuk.
lama Laju bahan terlalu Kondensat yang
lama terbentuk
kemungkinan
akan menguap.
Kolom Laju Tinggi Laju bahan terlalu Tidak semua HCl 1. Mengatur bukaan valve
absorpsi cepat akan larut masuk ke dalam tangki.
(TA-101) dalam air. 2. Memasang flow
element.
rendah Laju bahan terlalu Proses absorpsi
lambat HCl oleh air
akan lama.
Hypromellos Laju Tinggi Bahan yang Proses distribusi 1. Mengatur laju distribusi
e conveyor didistribusikan bahan akan sulit alat
(CR-101) sedikit dan daya di kontrol 2. Mengatur banyaknya
bahan yang kaan
terlalu besar
didistribusikan
Rendah Bahan yang Proses distribusi
didistribusikan memakan
banyak, daya waktu yang
yang tersedia lama
rendah
Spray dryer Laju udara Tinggi Laju udara masuk Banyak material 1. Mengatur udara yang
(SD-101) tinggi yang akan masuk.
terbawa udara
ke arah outlet
Rotary dryer Laju Tinggi Putaran rotary Material akan 1. Mengatur putaran
material terlalu cepat. cepat keluar rotary
dari rotary. 2. Memasang flow
indikator
Rendah Putaran rotary waktu tinggal
terlalu lama material dalam
alat terlalu
lama.
Screw Laju Tinggi Daya motor Material yang 1. Mengontrol daya motor
conveyor penggerak yang masuk ke rotary penggerak
(SC-101) terlalu besar. dryer akan 2. Memasang flow
indikator
besar.
Reactor tank Temperatu Tinggi Laju aliran Hasil tidak Memasang temperatur
stirrer (RTS- r pemanas tidak mengarah ke controller
101) berlangsung arah produk.
Pembagian karyawan pada PT. POLIENDA CHEMICAL PRAKARSA ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu karyawan shift dengan karyawan non shift. Pada perusahaan PT. POLIENDA CHEMICAL PRAKARSA
direncanakan beroperasi dalam 330 hari dan berlangsung selama 24 jam per hari.
1. Karyawan Shift
Karyawan shift adalah karyawan yang menangani proses produksi secara langsung. Yang
termasuk karyawan shift adalah operator produksi, bagian Teknik, bagian keamanan. Karyawan
shift ini bekerja berganti sepanjang malam atau selama 24 jam. Karyawan shift sendiri terbagi
menjadi 4 kelompok yaitu kelompok A,B,C, dan D. Karyawan shift dibagi dalam tiga shift yaitu
sebagai berikut :
Hari Jumat
Dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan kesejahteraan karyawan yang berfungsi untuk menjaga
karyawan, meningkatkan loyalitas kerja, serta melindungi keamanan setiap karyawan. Pelayanan
kesejahteraan karyawan meliputi gaji, tunjangan, cuti, asuransi, seragam kerja dan APD, pemberian
fasilitas, pensiun dan program rekreasi.
a. Gaji tetap yang diberikan setiap bulan, besarnya bergantung pada jabatan karyawan tersebut.
b. Tunjangan
- Tunjangan lembur apabila karyawan bekerja melebihi jam kerja yang sudah ditentukan.
- Tunjangan suka cita seperti pernikahan atau kelahiran.
- Tunjangan duka cita seperti ada anggota keluarga baik orang tua ataupun mertua yang
meninggal dunia.
- Tunjangan apabila karyawan tersebut meninggal dunia.
- Tunjangan perawatan kesehatan.
- Tunjangan hari raya
- Bonus dan intensif
c. Seragam kerja akan dibagikan kepada seluruh karyawan yang bekerja di PT. Rerotifika Carblack,
sedangkan APD belrupa safety helm, masker, jas laboratorium dan lain-lain diberikan bagi
karyawan yang memerlukan.
d. Cuti
- Cuti tahunan sebanyak 12 hari kerja dalam setahun.
- Cuti sakit berdasarkan surat keterangan dari dokter.
- Cuti kehamilan bagi karyawan wanita sebelum persalinan dan setelah persalinan dengan
total cuti 90 hari kerja.
- Cuti keguguran bagi karyawan wanita yang mengalami keguguran ketika masa kehamilan
dengan total cuti 45 hari kerja.
- Cuti khusus lainnya.
e. Asuransi atau jaminan kesehatan ditujukan untuk melindungi setiap karyawan dari hal yang
tidak diinginkan. Asuransi yang diberikan berupa asuransi jiwa, kesehatan dan kecelakaan.
f. Fasilitas
- Kantin
- Mushola
- Klinik
g. Pensiun diberikan kepada karyawan yang telah mencapai usia pensiun dan dianjurkan untuk
berhenti bekerja, ketika karyawan tersebut pensiun akan diberikan jamnan pensiun sesuai
dengan ketentuan.
h. Program rekreasi bertujuan agar karyawan tidak jenuh dalam bekerja dan mempererat
hubungan antar karyawan. Program rekreasi yang akan dilaksanakan yaitu melakukan senam
pagi setiap hari Jumat.
Reference
- Mas'ud, Fuad.1999.40 Mitos Manajemen Sumber Daya Manusia : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
- Perry, H, Robert. 2007. Chemical Engineering Handbook. United States of America. Mc Graw hill.
- A. Musselman, Vernin dan Jhon H. Jackson. 1992. Introduction to Modern Business.
- Yusika,Puriyanti.2018. Boiler feed water treatment
- Yusika,Puriyanti.2018. Cooling water
- Yusika,Puriyanti.2018. Instalasi pengolahan air bersih
LAMPIRAN
Nilai ΔT min tergantung dari fasa yang terlibat dalam aliran tersebut, dalam hal ini fasa
dalam aliran berupa cair, yaitu nilainya sebesar 20 oC
Untuk aliran dingin nilai Ts* dan Tt* dihitung berdasarkan persamaan di bawah ini:
∆𝑇𝑚𝑖𝑛
𝑇𝑆 ∗ = 𝑇𝑆 +
2
∆𝑇𝑚𝑖𝑛
𝑇𝑡 ∗ = 𝑇𝑡 +
2
Sedangkanuntuk aliran panas nilai Ts* dan Tt* dihitung berdasarkan persamaan di bawah ini:
∆𝑇𝑚𝑖𝑛
𝑇𝑆 ∗ = 𝑇𝑆 −
2
∆𝑇𝑚𝑖𝑛
𝑇𝑡 ∗ = 𝑇𝑡 −
2
Aliran 5 to 6
Aliran 5 to 6 diidentifikasikan sebagai jenis aliran panas, berikut merupakan perhitungan
nilai Ts* dan Tt* pada aliran 6 to 7:
20°𝐶
𝑇𝑆 ∗ = 30°𝐶 + = 40°𝐶
2
20°𝐶
𝑇𝑡 ∗ = 150°𝐶 + = 160°𝐶
2
Aliran 7 to 8
Aliran 7 to 8 diidentifikasikan sebagai jenis aliran panas, berikut merupakan perhitungan
nilai Ts* dan Tt* pada aliran 7 to 8:
20°𝐶
𝑇𝑆 ∗ = 600°𝐶 − = 590°𝐶
2
20°𝐶
𝑇𝑡 ∗ = 450 °𝐶 − = 440°𝐶
2
Aliran 8 to 9
Aliran 8 to 9 diidentifikasikan sebagai jenis aliran panas, berikut merupakan perhitungan
nilai Ts* dan Tt* pada aliran 8 to 9:
20°𝐶
𝑇𝑆 ∗ = 450°𝐶 − = 440°𝐶
2
20°𝐶
𝑇𝑡 ∗ = 200 °𝐶 − = 190°𝐶
2
Aliran 9 to 10
Aliran 9 to 10 diidentifikasikan sebagai jenis aliran panas, berikut merupakan
perhitungan nilai Ts* dan Tt* pada aliran 9 to 10:
20°𝐶
𝑇𝑆 ∗ = 200°𝐶 − = 190°𝐶
2
20°𝐶
𝑇𝑡 ∗ = 30 °𝐶 − = 20°𝐶
2
Aliran 49 to 50
Aliran 49 to 50 diidentifikasikan sebagai jenis aliran panas, berikut merupakan
perhitungan nilai Ts* dan Tt* pada aliran 49 to 50:
20°𝐶
𝑇𝑆 ∗ = 90°𝐶 + = 100°𝐶
2
20°𝐶
𝑇𝑡 ∗ = 180°𝐶 + = 190°𝐶
2
a. Perhitungan ∆H dan Cp Setiap Aliran
Aliran 6 to 7
Diketahui : ∆H= 9,3926 KW & ∆T= 120 K
Aliran 7 to 8
Interval ∑ 𝐶𝑃𝐶 −
∆𝑇𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑙 Deficit/
Temperature Stream Population ∑ 𝐶𝑃𝐻 ΔHinterval (kW)
(℃) Surplus
(℃) (kW/K)
590
7
∆𝐻 = 109,8614 ∆𝐻 = 109,8614
∆𝐻 = 687,6325 ∆𝐻 = 687,6325
190 190
-797,4939 79,7684
-809,9164 67,3459
∆𝐻 = 29,5412 ∆𝐻 = 29,5412
100 100
-839,4576 37,8047
∆𝐻 = 29,5276 ∆𝐻 = 29,5276
40 40
-868,9852 8,2771
∆𝐻 = 8,2771 ∆𝐻 = 8,2771
20 20
-877,2623 0
450°C
200°C
8
200°C
30°C
9
150°C 30°C
49
180°C 90°C
- Evaporation lost
Evaporation lost berdasarkan wallas yakni 1% cooling water total dari setiap 10 oF temperatur
drop cooling water di cooling tower
𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 𝑑𝑟𝑜𝑝 𝑐𝑜𝑜𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
𝐸𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑡 = 𝑚 (0.01 )
10℉
45℃ − 30℃
𝐸𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑡 = 4020,302 𝑘𝑔/ℎ (0.01 )
10℉
59℉
𝐸𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑡 = 4020,302 𝑘𝑔/ℎ (0.01 )
10℉
𝐸𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑡 = 237,1978 𝑘𝑔/ ℎ
- Blowdown
Blowdown cooling water dihitung berdasarkan referensi Robin Smith dengan konsep cycle of
concentration (CC). Cycle of concentration adalah 5 untuk operasi cooling tower pada umumnya
𝐸𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑡
𝐵𝑙𝑜𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛 =
𝐶𝐶 − 1
237,1978 𝑘𝑔/ℎ
𝐵𝑙𝑜𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛 =
5−1
𝐵𝑙𝑜𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛 = 59,2995 𝑘𝑔/ℎ
19,45 m3/hari
Total Air Sanitasi
810,42 kg/h
Air Proses
Air proses yang digunakan :
Untuk absorpsi: 5809,51 kg/h
Untuk reaktor = 1917,0836 kg/h
Untuk pengenceran methyl hydroxypropyl celullose = 21,7492 kg/h
Untuk pencucian = 651,2397 kg/h
Total air proses = 8399,5825 kg/h
Perhitungan Pipa
Q = 0,010137 ft3/s
Q =AxV
𝜋
Q = 𝑥 𝑑𝑜 2 𝑥 𝑣
4
𝑑𝑜
𝑣 = 1,3 +
6
𝜋 𝑑𝑜
𝑄= 𝑥 𝑑𝑜 2 𝑥 (1,3 + )
4 6
𝜋 𝑑𝑜
0,010137 = 𝑥 𝑑𝑜 2 𝑥 (1,3 + )
4 6
𝑑𝑜 = 1,1184 𝑖𝑛
untunk nilai do, di, schedule number, dan thickness di dapat dari “Properties of steel pipe,
Perry’s”