Anda di halaman 1dari 20

RESUME

KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LIPID


Dosen Pengampu Fina Ratih Wiraputri Fitriyani, S.Farm,M.Sc,Apt

YAYANG SAVITA
(PO.62.20.15.1.145)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA
PRODI DIV KEPERAWATAN REGULER II
2016
KARBOHIDRAT

Karbohidrat adalah polihiroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau senyawa yang dihidrolisis dari
keduanya. Unsur utama penyusun karbohidrat adalah karbon, hidrogen dan oksigen. Monosakarida
mempunyai rumus kimia (C𝐻2 𝑂)𝑛 dimana n=3 atau lebih. Fungsi karbohidrat adalah :

Sumber energi utama seperti gula dan pati

Penyangga di dalam dinding sel bakteri dan tanaman serta pada jaringan pengikat dan dinding sel
organisme hewan.

Pelumas sendi kerangka, perekat diantara sel.

Karbohidrat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis ke bentuk yang lebih sederhana
lagi terdiri dari 3 sampai 6 atom karbon C. Bentuk sederhana ini dapat dibagi lebih lanjut menjadi –
triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, heptosa, atau oktosa menurut jumlah atom karbon yang dimiliki.

1. Aldosa (mengandung gugus fungsi


aldehid)
Karbohidrat sederhana dibagi menjadi dua kelas yaitu :

1. Ketosa (mengandung gugus fungsi


(keton)

Aldosa Ketosa
Triosa 𝐶3 𝐻6 𝑂3 Gliserosa ( Dihidroksiaseton
Tetrosa 𝐶4 𝐻8 𝑂4 Eritrosa Eritrulosa
Pentosa 𝐶5 𝐻10 𝑂5 Ribolusa Ribolusa
Heksosa 𝐶6 𝐻12 𝑂6 Glukosa Fruktosa

Monosakarida Memiliki Makna Penting secara Fisiologis

Zat Gula Tempat Ditemukan Peran penting Kemaknaan Klinis


Biokimia
D-Ribosa Asam nukleat Unsur-unsur struktural
asama nukleat dan
koenzim, misalnya
ATP , NAD, NADP,
flavoprotein. Fosfat
ribosa merupakan
intermediat dalam
lintasan pentosa
fosfat.
D-Ribulosa Terbentuk dalam Fosfat ribulosa
berbagai proses merupakan
metabolisme intermediat dalam
lintasan pentosa
fosfat.
D-Arabinosa Gum arabikum, Gum Unsur pembangun
buah prem (plum) dan glikoprotein.
buah ceri.
D-Xilosa Gum kayu, Unsur pembangun
proteoglikan, glikoprotein.
glikosaminoglikan.
D-Liksosa Otot jantung Unsur pembentuk
liksoflavin yang
diisolasi dari otot
jantung manusia.
L-Xilulosa Intermediat dalam lintas asam uronat Ditemukan dalam
urine pada pentosuria
esensial.

Berbagai bentuk heksosa yang memiliki fisiologi penting.

Gula Sumber Peran Penting Makna Klinis


D-glukosa Sari buah, hidrolisis “gula” tubuh. Gula Terdapat dalam urine
pati, gula tebu, yang dibawa oleh (glikosuria) pada
maltosa dan laktosa. darah, dan bentuk diabetes melitus
utama yang digunakan akibat kenaikan kadar
oleh jaringan. glukosa darah
(hiperglikemia).
D-fruktosa Sari buah, madu, Dapat diubah menjadi Intoleransi fruktosa
hidrolisis gula tebu glukosa dalam hati herediter
dan inulin dan dengan demikian menimbulkan
digunakan dalam akumulasi fruktosa
tubuh dan hipoglikemia.
D-galaktosa Hidrrolisis laktosa Dapat diubah menjadi Kegagalan
glukosa di dalam hati memetabolisasi
dan dimetabolisme. menyebabkan
Disintesis dalam galaktosemia dan
kelenjar mammae katarak.
untuk membentuk
laktosa susu. Unsur
pembentuk glikolipid
dan glikoprotein.
D-Manosa Hidrolisis manan dan Unsur pembentuk
gum tanaman banyak senyawa
glikoprotein.

1. Struktrur Monosakarida

Proyeksi Fisher adalah cara penggambaran molekul monosakarida dalam bentuk rantai terbuka dan
diposisikan tegak/vertikal. Menurut metode proyeksi ruang Fischer tersebut, maka tangan-tangan
atau ikatan-ikatan yang mendatar/horisontal berarti diposisikan mendekati pengamat, sedangkan
tangan-tangan atau ikatan-ikatan yang tegak atau vertikal, terutama yang terletak pada ujung-ujung
molekul, diposisikan menjauhi pengamat. Jadi sebagai contoh, penggambaran proyeksi ruang dari
aldotriosa/C-3, monosakarida tipe aldehida (D-gliseraldehida), dan ketoheksosa/C-6, monosakarida
tipe keton (D-fruktosa), dapat dilihat pada gambar berikut:
Memiliki sistem konfigurasi relatif D/L. Dikatakan konfigurasi relatif karena , penentuannya dengan
cara membandingkan dengan senyawa pembanding, yaitu D-gliseraldehida (OH pada C*2 berada di
sebelah kanan) dan L-gliseraldehida (OH pada C*2 berada disebelah kiri). Untuk senyawa
monosakarida lainnya, maka yang dibandingkan adalah posisi dari gugus OH yang terletak pada atom
C* yang terjauh dari atom C-1. Jadi, intinya apabila posisi OH dari atom C* terjauh tersebut berada
disebelah kanan, berarti berkesuaian dengan D-gliseraldehida, maka konfigurasi relatif dari
monosakarida tersebut juga D(Dextrorotatory). Demikian juga konfigurasi relatif L (Leuvorotatory).

2. Struktur lingkaran atau struktur haworth

Monosakarida yang digambarkan dengan bentuk cinci/ rantai tertutup ( cincin 5 = furanosa dan
cincin 6 = piranosa). Pada struktur haworth, jika posisi –OH pada atom C nomor 1 mengarah ke
bawah,disebut bentuk α (alfa). Jika posisi –OH pada atom C nomor 1 mengarah ke atas, disebut
bentuk β (beta).

2. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau berbeda kalau dihidrolisis.
Maltosa menghasilkan dua molekul glukosa, sukrosa menghasilakn sa

3. Oligosakarida menhasilkan dua samapai sepuluh monosakarida saat dihidrolisis. Contoh :


maltotriosa

4. Polisakarida menghasilkan lebih dari sepuluh monosakarida saat dihidrolisis. Contoh:


polisakarida, yang dapat linear atau bercabang, adalah pati dan dekstrin.

Gula Memperlihatkan Berbagai Bentuk Isomerisme

Senyawa dengan rumus bangun sama tetapi konfigurasi spasial berbeda disebut stereoisomer.
Adanya atom karbon asimetris (atom karbon yang melekat pada 4 atom atau gugus yang berbeda)
memungkinkan pembentukan isomer. Jenis isomer yang sering ditemukan pada glukosa adalah :

1. isomer –D dan –L

Orientasi gugus –H dan –OH disekeliling atom karbon yang berdekatan dengan atom karbon terminal
alkohol primer (misal, atom karbon 5 dalam glukosa) menentukan apakah gula tersebut termasuk
dalam seri –D atau –L.. Jika disebelah kanan merupakan anggota D dan sebaliknya. Keberadaan atom
karbon asimetris juga memberikan aktivitas optis pada senyawa tersebut. Kalau berkas cahaya yang
terpolarisasi bidang dilewatkan pada larutan isomer optis, berkas cahaya tersebut akan berotasi ke
kanan, dekstrorotatorik (+), atau ke kiri, levorotatorik (-). Sebuah senyawa dapat disebut D(-), D(+),
L(-), L(+) untuk menunjukkan hubungan struktural dengan D atau L gliserosa, tetapi tanpa harus
memperlihatkan rotasi optis yang sama. Sebagai contoh, bentuk fruktosa yang terdapat di alam
adalah isomer D(-) .

Bila isomer D dan L dalam jumlah yang sama, campurannya tidak akan memiliki aktivitas optis
karena aktivitas tiap isomer saling meniadakan satu sama lain (disebut campuran rasemik atau
campuran DL). Contoh L L-glutamat dehidrogenase.
2. struktur cincin piranosa dan furanosa

Struktur cincin yang labil dapat menyerupai cincin piran atau cincin furan. Ketosa juga dapat
memperlihatkan formasi cincin, misal D-fruktofuranosa atau D-fruktopiranosa.

3. Anomer α dan β

4. Epimer

Isomer yang terjadi akibat variasi pada konfigurasi –OH dan –H pada atom karbon 2,3, serta 4
glukosa disebut epimer. Secara biologis epimer glukosa yang paling penting adalah manosa dan
galaktosa, yang masing-masing dibentuk melalui epimerisasi karbon 2 dan 4.

5. Isomer aldosa-ketosa

Fruktosa memiliki rumus molekul yang sama seperti glukosa, tetapi dengan rumus bangunan yang
berbeda karena terdapat gugud keto potensial pada posisi 2, karbon anomerik fruktosa, sementara
pada posisi satu, terdapat gugus aldehid potensial karbon anomerik glukosa.

2. Disakarida

Terdiri dari dua monosakarida yang digabungkan oleh tautan glikosidik (ikatan glikosida), ikatan
kovalen yang terbentuk antar dua monosakarida melalui reaksi dehidrasi. Disakarida yang dikenal
diantaranya adalah sukrosa (gula tebu), maltosa (gula gandum), laktosa (gula susu). Ketiga disakarida
ini mempunyai rumus molekul C12H22O11 sama tetapi struktur molekul berbeda.

Maltosa terbentuk melalui ikatan glikosida α antara atom karbon nomor 1 dari glukosa satu dengan
atom karbon nomor 4 dari glukosa yang lain. Sumbernya oleh amilase atau hidrolisis pati, sereal dan
malt yang sedang bertunas.

Sukrosa terbentuk dari ikatan glikosida antara karbon nomor 1 pada glukosa dengan karbon nomor 2
pada fruktosa. Sukrosa paling banyak ditemukan pada tanaman seperti tebu, sirup. Makna klinisnya
sukrase, malaabsorpsi menyebabkan diare dan kembung.

Laktosa terbentuk dari ikatan glikosida antara karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom nomor 4
pada glukosa. Latosa merupakan hidrat utama dalam air susu hewan. Makna klinisnya, malaabsorpsi
menyebabkan diare dan kembung.

3. Oligosakarida

4. Polisakarida

Kebanyakan karbohidrat dialam beberbentuk polisakarida. Ada dua golongan polisakarida yaitu
homopolisakarida dan heteropolisakarida. Homosakarida menganndung satu jenis monomer yaitu
pati, glikogen dan selulosa. Sementara heteropolisakarida mengandung dua jenis atau lebih
monomer, contoh kitin,heparin.

a. Pati (Zat tepung atau Amilum)

dibentuk oleh rantai α-D glikosidat. Senyawa tersebut, yang ada pada hidrolisis hanya menghasilkan
glukosa, merupakan homopolimer yang dinamakan glukosan atau glukan. Pati merupakan cadangan
karbohidrat bagi tanaman. Sumber utamanya adalah beras,singkong, gandum, jagung, ketela, umbi
dan lain-lain. Dua unsur utama pati adalah amilosa (15-20%) yang mempunyai struktur heliks tanpa-
cabang dan amilopektin (80-85%), yang terdiri atas rantai bercabang dan tersusun atas 24-30 residu
glukosa yang disatukan oleh ikatan 1 4 di dalam rantai tersebut serta ikatan 1 6 pada titik
percabangan.

b. Glikogen

merupakan polisakarida cadangan tubuh hewan. Glikogen merupakan struktur yang jauh lebih
bercabang dibandingkan amilopektin, dan memiliki sejumlah rantai yang terdiri atas 12-14 residu α-D
glukopiranosa (dalam rangkaian α (1 4)-glukosidat) dengan percabangan melalui ikatan α (1 6)-
glukosidat. Inulin adalah pati yang ditemukan dalam umbi dan akar tanaman dahlia, artichoke serta
dandelion. Bentuk ini mudah terhidrolisis menjadi fruktosa, dan dengan demikian merupakan
fruktosan. Pati ini, berbeda dengan pati kentang, sangat mudah larut di dalam air hangat dan
dipakaian untuk menentukan kecepatan glomerus ginjal. Dekstrin adalah substansi yang terbentuk
dalam proses pemecahan hidrolisis pati.

c. Selulosa

unsur utama kerangka tumbuhan. Selulosa bersifat tak larut dan terdiri atas unit-unit β-D- piranosa
yang dihubungkan lewat ikatan β (1 4) untuk membentuk rantai lurus dan panjang yang diperkuat
oleh ikatan hidrogen berikat-silang. Seluosa tidak dapat dicerna oleh mamalia, termasuk manusia
karena tidak adanya enzim hidrolase yang menyerap ikatan β. Di dalam usus binatang herbivora,
terdapat mikroganisme yang dapat menyerang ikatan β sehingga selulosa dapat digunakan sebagai
sumber kalori. Proses ini juga dapat terjadi dalam derajat terbatas pada kolon manusia.

Kitin

Polisakarida struktur penting pada intervertebrata. Bentuk ini ditemukan dalam eksokeleton
krustasea dan insekta. Dilihat dari strukturnya, kitin terdiri dari sejumlah unit N-asetil-D-glukosmin
yang disatukan oleh ikatan β (1 4)-glikosidat.

Glikosaminoglikan (mukopolisakarida)

Terdiri dari sejumlah karbohidrat kompleks yang dicirikan oleh kandungan gula amino dan asam-asam
uronatnya. Kalau rantai-rantai ini melekat pada molekul protein, senyawa disebut sebagai suatu
proteoglikan. Sebagai bahan dasar atau pengikat, glikosaminoglikan bergabung dengan unsur-unsur
pembentuk struktut jaringan seperti tulang, elastin dan kolagen. Sifat yang dapat menahan air dalam
jumlah besar dan mengisi ruang sehingga menjadi bantalan atau pelumas struktur lain dibantu oleh
sejumlah besar gugus –OH dan muatan negatif pada molekul, yang melalui gaya penolakan,
mempertahankan agar rantai karbohidrat saling terpisah. Contohnya : asam hialuronat, konroitin slfat
dan heparin.

Glikoprotein

Ditemukan dalam berbagai situasi yang berbeda di dalam cairan dan jaringan, termasuk membran sel.
Zat ini merupakan karbohidrat yang mengandung protein dalam jumlah beragam dan melekat sebagai
rantai tidak bercabang atau bercabang pendek atau panjang (hingga 15 unit). Rantai seperti ini biasa
dinamakan olisakarida (kendati panjang rantai kadang-kadang dapat melebihi 10 unit. Karbohidrat
yang menjadi unsur pembentuk protein yaitu :
Heksosa Menosa (Man)

Galaktosa (Gal)

Asetil heksosamin N-Asetilglukosamin (GicNAc)

N-Asetilgalaktosamin (GalNAc)

Pentosa Arabinosa (Ara)

Xilosa (Xy)

Metil pentosa L-Fruktosa

Asam sialat Derivat N-asli dari asam neuraminat, misal, asam


N-asetilneuraminat

Glukosa tidak ditemukan pada glikoprotein matur di luar kolagen, dan berbeda dengan
glikosaminoglikan serta proteoglikan, tidak memiliki asam uronat.

Asam sialat merupakan derivat N- atau O-asli dari dari asam neuraminat. Asam neuraminat adalah
gula sembilan karbon yang berasal dari manosamin (epimer glukosamin) dan piruvat. Asam sialat
merupakan unsur pembentuk glikoprotein dan gangliosida. Gangliosida juga merupakan glikolipid.
PROTEIN

Protein berasal dari kata Yunani proteios, yang berarti “tempat pertama”. Protein merupakan polimer
dari asam amino (polipeptida) yang memiliki gugus karboksil dan gugus amino. Ditengah asam amino
terdapat atom karbon asimetrik disebut karbon alfa. Molekul-molekul asam amino ini dapat disusun
dalam jumlah rangkaian yang tidak terbatas, untuk membuat berbagai peptida atau protein dalam
jumlah yang hampir tidak terbatas. Peptida adalah jenis ikatan kovalen yang menghubungkan suatu
karboksil satu asam amino dengan gugus amino lainnya sehingga terbentuk suatu polimer asam
amino. Asam amino yang berikatan ada yang memiliki ujung N dengan amino nomor 1 dan asam amino
lain mempunyai ujung C dengan gugus karboksil bebas sebagai asam amino nomor terakhir.

Bila peptida tersusun dari 2 asam amino disebut dipeptida. Bila jumlah asam amino penyusunnya
adalah 3,4,5 dan seterusnya, maka polimer asam amino tersebut dinamakan tripeptida, tetrapeptida,
pentapeptida, dan seterusnya. Golongan peptida dengan monomer asam amino kurang dari 10
diklasifikasikan oligopeptida, jika lebih digolongkan polipeptida. Protein mempunyai bermacam-
macam fungsi, antara lain :

1. sebagai katalisator reaksi-reaksi biokimia dalam sel

Peran ini diperankan oleh protein khusus yaitu enzim. Reaksi-reaksi yang dikatalis oleh enzim berkisar
dari reaksi-reaksi sederhana, misalnya hidrasi karbon dioksida, sampai reaksi kompleks, misalnya
replikasi kromosom. Reaksi yang dikatalis enzim akan berlangsung lebih cepat daripada tanpa enzim.

2. sebagai pengangkut molekul-molekul kecil dan ion.

Molekul-molekul yang berukuran kecil, misalnya oksigen, diangkut dalam jaringan tubuh jasad
multiseluler oleh protein hemoglobin atau oleh myoglobin. Sistem pengangkutan nutrien ke dalam sel
jasad renik juga melibatkan protein pengangkut tertentu yang dikenal sebagai enzim permease, baik
melalui mekanisme difusi berbantuan atau transpor aktif. Contoh : molekul karbon laktosa diangkut
ke dalam sel bakteri E.coli menggunakan protein pengangkut tertentu yaitu enzim permease laktosa,
yaitu suatu enzim yang sintesisnya dikode oleh gen lac.

3. berperan di dalam sistem pergerakan yang terkoordinasi

Misalnya dalam konstraksi otot, pergerakan kromosom menuju kutub-kutub sel selama mitosis,
maupun pergerakan fragela bakteri.

4. sebagai komponen sistem kekebalan tubuh

Sistem kekebalan tubuh ditentukan oleh adanya antibodi yang merupakan protein dengan fungsi yang
sangat spesifik. Antibodi akan disintesis jika ada senyawa atau benda-benda asing masuk dalam tubuh.
Antibodi berfungsi untuk mengenali benda-benda asing (antigen), misalnya sel bakteri, virus, atau sel-
sel jasad hidup lain.

5. sebagai feromon
Jasad eukariotik tingkat rendah, misalnya khamir Saccharomyces Cerevisiae, menghasilkan molekul
yang berukuran kecil yang disekresikan ke luar sel. Khamir haploid S. Cerevisiae terdiri atas dua macam
tipe mating yaitu tipe a dan tipe α. Kedua macam tipe khamir tersebut menghasilkan feronom berbeda
yang digunakan untuk “menarik” sel dengan tipe mating yang berbeda sehingga akan terjadi
kongjugasi. Feronom yang berfungsi didalam proses “perkewinan” antara dua sel khamir yang
berbeda tipenya tersebut tidak lagi juga berupa molekul protein.

6. sebagai pengatur ekspresi genetik.

Proses replikasi DNA, transkripsi, dan translasi yang berlangsung dalam sel merupakan proses selular
yang sangat kompleks dan diatur oleh bermacam-macam protein, baik berupa protein sebagai
katalisator reaksi (enzim) maupun protein regulator. Ekspresi genetik menetukan semua aktivitas
biologi jasad hidup. Pada jasad renik, menentukan apakah suatu substrat dapat dimetabolisme, pada
jasad tingkat tinggi, akan menentukan proses diferensasi.

7. sebagai penerus implus saraf

Protein reseptor, misalnya rhodopsin merupakan contoh protein yang berperan meneruskan stimulus
tertentu ke sel saraf.

8. sebagai komponen pendukung kekuatan-regang (tensile strength) pada kulit dan tulang, misalnya
kolagen.

Tipe Protein Fungsi Contoh

Protein enzimatik Percepatan selektif pada Enzim-enzim pencernaan yang mengkatalisis


reaksi kimia hidrolisis dalam makanan. (ribonulease, tripsin)

Protein struktural Penyokong Serangga menggunakan serat sutra untuk


membuat kepompong, sedangkan laba-laba
menggunakan untuk membuat jaring. Kolagen dan
elastin memberikan rangka bersserat dalam
jaringan ikat hewan. Keratin adalah protein pada
rambut, tanduk, bulu, dan embelan-embelan kulit
lainnya.

Protein simpanan Simpanan asam amino Ovalbumin adalah protein putih telur, digunakan
sebagai sumber asam amino bagi embrio yang
sedang berkembang.kasein, protein susu, adalah
sumber utama asam amino untuk bayi mamalia.
Tumbuhan memiliki simpanan protein dalam
bijinya. (gliadin = gandum, kasein = susu, feritin)

Protein transpor Transpor zat-zat lain Hemoglobin, protein mengandung besi dalam
darah vertebrata, mentrasnpot oksigen dari paru-
paru ke seluruh tubuh. Protein lain mentranspor
molekul melintasi membran sel. (albumin, serum,
mioglobin, lipoprotein)
Protein hormonal Koordinasi aktivitas Insulin, hormon yang disekresikan pankreas,
organisme membantu meregulasi konsentrasi gula dala darah
vertebrata. (hormon tubuh, insulin, kortikotropin,
reprsor).

Protein reseptor Respon sel terhadap Reseptor yang tertanam dalam membran sel
rangsangan kimia sraraf mendeteksi sinyal kimawi yang dilepaskan
oleh saraf-saraf lainnya.

Protein kontraktil Pergerakan Aktin dan miosin menyebabkan konstraksi otot.


dan motorik Protei lain berperan dalam undulasi organel yang
disebut silia dan flagela. (tubulin,dynein)

Protein pertahanan Perlindungan dari Antibodi memerangi bakteri dan virus.


penyakit (fibrinogen,trombin,toksin botuluni, toksin difteri,
bisa ular, risin)

Protein tresusun atas satuan yang berupa asam amino. Jumlah asam amino yang umum terdapat pada
jasad makhluk hidup ada 20 unit. Struktur dasar amino yaitu :

Gambar

Satu asam amino terdiri atas satu amino, satu gugus karboksil, satu atom hidrogen, dan satu rantai
samping yang terikat pada atom karbon dengan gugus bervariasi dilambangkan dengan R. Susunan
tetrahedral keempat gugus tersebut menetukan aktivitas optik asam amino sehingga ada dua bentuk
isomer yaitu L-isomer dan D-isomer. Hanya bentuk L-isomer yang menyusun isomer. Perbedaan
utama antara satu asam amino dengan yang lainnya terletak pada gugus sampingnya. Asam amino
yang paling sederhana strukturnya adalah glisin yang hanya mempunyai satu atom hidrogen pada
gugus sampingnya. Prolin adalah asam amino yang struktru dasarnya berbeda dari asam amino yang
lain karena atom N-nya ada dalam struktur cincin, sehingga prolin lebih sesuai dinamakan asam amino.
Struktur prolin yang demikian, menyebabkan terjadinya bengkokan pada struktur protein sehingga
mempengaruhi arsitektur protein.

Rantai asam amino dapat dibedakan atas :

1. polar (hidrofilik), dengan gugus R (C-O, C-N dan O-H), bermuatan negatif (aspartat, asam glutamat)

2. polar (hidrofilik), bermuatan positif (arginin, histidin, lisin)

3. polar (hidrofilik), tidak bermuatan (asparagin, glutamin, serin, dan treonin)

4. nonpolar/hidrorofobik dengan gugus R (C-C,C-H) , (alanin, sistein, isoleusin, metionin, fenilalanin,


prolin, tritofan, tirosin, dan valin).

5. netral (glisin)

Sifat-sifat fisik dan kimia rantai samping menentukan ciri unik sautu asam amino tertentu, sehingga
mempengaruhi peran fungsional dalam polipeptida. Asam amino yang bersifat asam adalah amino
dengan rantai samping yang umumnya bermuatan negatif akibat keberadaan gugus karboksil, yang
biasanya terdisosiasi (terionisasi) pada pH seluler. Asam amino bersifat basa memiliki gugus amino
pada rantai sampingnya umumnya bermuatan positif. Karena bermuatan, rantai samping yang
bersifat asam dan basa juga bersifat hidrofilik.

Kedua puluh macam asam amino besserta singkatannya sebagai berikut :

Asam amino Simbol satu-huruf Simbol tiga-huruf

Alanin A Ala

Arginin R Arg

Asparagin N Asn

Asam aspartat D Asp

Sistein C Cys

Glutamin Q Gln

Asam glutamat E Glu

Glisin G Gly

Histidin H His

Isoleusin I Ile

Leusin L Leu

Lisin K Lys

Metionin M Met

Fenilalanin F Phe

Prolin P Pro

Serin S Ser

Treonin T Thr

Tritofan W Trp

Tirosin Y Tyr

Valin V Val

Struktur
Struktur protein dapat dibedakan dalam empat aras (level) :

1. struktur primer

Menyatakan susunan linear asam-asam amino sepanjang rantai polipeptida. Ikatan peptida dalam
rantai polipeptida tersebut adalah ikatan amida antara gugus karbonil satu asam amino dengan yang
lain. Struktur kovalen ini berbentuk linier disesuaikan dengan 20 jenis asam amino yang menyusun
protein. Urutan,macam dan jumlah asam amino yang membentuk rantai polipeptida adalah struktur
primer protein. Struktur primer bagaikan urutan huruf dalam suatu kata yang sangat panjang.

2. struktur sekunder

Menggambarkan pola pelipatan (folding) atau terkumpar bagian-bagian polipeptida ke dalam struktur
yang teratur. Hal ini disebabkan oleh ikatan hidrogen (H) antara atom O dari gugus karbonil (C=O)
dengan atom H dari gugus amino (N-H), diantara bagian-bagian berulang pada tulang punggung
peptida (bukan rantai samping asam amino). Atom oksigen dan nitrogen pada tulang punggung
bersifat elektronegatif, dengan muatan negatif parsial. Atom hidrogen positif lemah yang melekat ke
atom nitrogen memiliki afinitas terhadap atom hodrogen bersifat lemah, namun karena berulang
berkali-kali hidrogen dapat menyokong bentuk tertentu untuk bagian protein ini. Tiga jenis struktur
sukender adalah α-heliks, β-pleated sheets pararel dan β-pleated sheers anti-pararel. Bila ikatan H-
nya terjadi dalam satu rantai polipeptida, maka struktur sekundernya disebut struktur α-heliks. Dan
bila ikatan H terjadi antara rantai polipeptida yang berbeda, maka struktur sekundernya adalah
konfirmasi beta yang dihubungkan oleh ikatan H yang bersilangan sehingga membentuk struktur
pararel dan sebaliknya antipararel.

Contoh struktur sukender semacam itu adalah heliks α, kumparan halus yang dipetahankan oleh
ikatan hidrogen di antara setiap asam amino keempat. Walaupun transtiretin hanya memiliki satu
wilayah heliks α, protein globular lain memiliki banyak rentangan heliks α yang dipisahkan oleh
wilayah-wilayah nonheliks. Beberapa protein fibrosa, misalnya α-keratin, protein struktural rambut,
memiliki formasi heliks α hampir di sepanjang rantainya.

Tipe utama struktur sukender lainnya adalah lembar-berlipat β (β pleated sheet). Seperti ditunjukkan
diatas, dua atau lebih wilayah pada rantai polipeptida dua atau lebih wilayah pada rantai polipeptida
yang bersisian dihubungan oleh ikatan hidrogen di antara bagian-bagian kedua tulang punggung
polipeptida yang paralel. Lembar-berlipat menjadi inti banyak protein grobular, seperti pada
transtiretin, dan mendominasi beberapa protein fibrosa, termasukan protein sutra pada jaring laba-
laba. Kerjasama dari sedemikian banyak ikatan hidrogen menjadikan serat sutra aba-laba lebih kuat
daripada benang baja dengan bobot yang sama.

3. struktur tersier

Menggambarkan pelipatan bagian-bagian antara heliks-α dan lembaran-β serta semua interaksi
nonkovalen yang menyababkan terjadinya pelipatan yang sesuai pada sautu rantai polipeptida.
Interaksi nonkovalen tersebut antara lain ikatan hidrogen, ikatan hidrofobik, dan interaksi var der
waals. Struktur tersier berhubungan dengan struktur tiga dimensi dari molekul protein, termasuk
orientasi gugus prostetiknya. Struktur ini terbentuk karena pelipatan antara rantai alfa heliks,
konformasi beta maupun gulungan polipeptida, membentuk protein globular. Kemantapan struktur
tersier protein ditentukan oleh ikatan kovalen peptida dan disulfida, juga ikatan non kovalen antara
gugus rantai samping polipeptida. Ada beberapa jenis ikatan dan interaksi yang bekerja
mempertahankan struktur ini, yaitu : ikatan ionik (A), ikatan hidrogen (B), interaksi hidrofobik (C), dan
ikatan disulfida (D). Jenis ikatan dan interaksi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

GAMBAR

Struktur tersier merupakan bentuk keseluruhan polipeptida sebagai hasil dari interaksi antara ranta-
rantai samping (gugus R) yang berupa berbagai macam asam amino. Salah satu tipe interaksi yang
berkontribusi bagi struktur tersier adalah yang disebut interaksi hidrofofobik. Ketika polipeptida
melipat menjadi bentuk fungsuonalnya, asam-asam amino dengan rantai samping hidrofobik
(nonpolar) biasanya menjadi terkelompok-kelompok di inti protein, tidak bersentuhan dengan air.
Dengan demikian, yang kita sebut interaksi hidrofobik sebenarnya disebabkan oleh kerja molekul air,
yang menjauhkan zat-zat non polar ketika molekul-molekul air membentuk ikatan hidrogen satu sama
lain dan degan bagian hidrofilik protein. Begitu rantai-rantai samping asam amino nonpolar
berdekatan, interaksi van Der Waals membantu mempertahankan kedekatan itu. Sementara itu,
ikatan hidrogen di antara rantai-rantai samping polar serta ikatan ionik antar rantai samping
bermuatan positif dan negatif juga membantu menstabilkan struktur tersier. Kesemuanya merupakan
interaksi lemah , namun efek kumulatif yang dihasilkan membantu menjadikan protein berbentuk
unik.

Bentuk protein dapat diperkuat lebih lanjut dengan ikatan kovalen yang disebut jembatan disulfida
(dilsfida brigde). Jembatan disulfida terbentuk di tempat dua monomer sistein, yaitu asam amino
bergugus sulfhidril (-SH) pada rantai sampingnya, dirapatkan oleh pelipatan protein. Sulfur pada salah
satu sistein berikatan dengan sulfur pada sistein kedua, dan jembatan disulfida (-S-S-)
menyambungkan bagian-bagian protein tersebut. Semua jenis ikatan yang berbeda bisa terbentuk
dalam satu protein, seperti yang ditunjukkan pada bagian kecil protein hipotetis.

4. struktur kuaterner

Menunjukan interaksi nonkovalen yang mengikat beberapa rantai polipeptida ke dalam satu molekul
tunggal protein. Struktur kuartener berkaitan dengan molekul yang tersusun dari 2 atau lebih rantai
polipeptida (dimer,trimer,tetra dan sebagainya) dipegang bersama oleh berbagai interaksi gaya non
kovalen antara rantai-rantai tunggal menjadi suatu makromolekul fungsional. Struktur kuartener
menunjukkan derajat persekutuan unit-unit protein. Sebagian besar protein globular memiliki
beberapa rantai poliptida terpisah. Rantai polipeptida ini saling berinteraksi membentuk persekutuan.

Misalnya gambar dibawah inimenunjukkan protein transtiretin globular lengkap, tersusun atas empat
polipeptida.

Gamabr

Contoh lainnya adalah kolagen, merupakan protein fibrosa yang memiliki subunit-subunit berbentuk
heliks yang teranyam menjadi heliks tripel yang lebih besar, menjadikan serat-serat yang panjang
tersebut menjadi kuat. Hal ini menjadikan serat kolagen cocok dengan fungsinya sebagai penyangga
jaringan ikat pada kulit, tulang, tendon, ligamen, dan bagian-baggian tubuh lainnya (40% protein
dalam tubuh adalah kolagen)
Hemoglobin protein pengikat oksigen dalam sel darah merah adalah contoh protein globular dengan
struktur kuartener. Hemoglobin terdiri dari empat subunit polipeptida, dua dari jenis “rantai α”
sedangkan dua lagi dari jenis “rantai β”. Subunit α dan β terutama terdiri dari struktur sekunder heliks
α. Setiap sbunit memiliki komponen nonpolipeptida, yang disebut hem (geme), dengan satu atom besi
yang mengikat oksigen.

Asam amino penyusun protein dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimia gugus R, asam amino
dapat digolongkan menjadi asam amino alifatik (glisi,alanin,valin,isoleusin), asam amino hidroksil
(serin,treonin), asam amino sulfur (sistein,metionin), asam amino sulfur (sistein,metionin), asam
amino aromatik (fenilalanin, tirosin,tritofan), asam amino asam (asidik=amida netral, asam
aspartat,asparagin, asam glutamat,glutamin). Asam amino basa (argini,histidin,lisin) dan asam amino
imino (prolin).

Asam amino penyusun protein dapat digolongkan berdasarkan kemampuan sintesis tubuh manusia
dan hewan (tumbuhan mampu mensintesis semua asam amino) yaitu asam amino non-esensial
(alanin, prolin, glisin, serin, sistein, tirosin, asparagin, glutamin, asam aspartat, dan asam glutamat)
dan asam amino esensial (arginin, untuk anak-anak, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin,
fenilalanin, treonin, tritofan, dan valin).

Beberapa ciri-ciri fisik dan kimia protein adalah :

1. protein merupakan ion dipolar amfoterik (zwitterions) dan mengandung gugus asam dan basa
seperti asam amino. Protein akan membentuk larutan positif dalam larutan asam dan akan
membentuk ion negatif pada suasana basa.

2. kebanyakan protein labil dan mudah dimodifikasi akibat perubahan lingkungan, perubahan pH,
radiasi ultraviolet, pemanasan. Akibat perubahan lingkungan ini, protein mengalami konformasi
alamiah yang tidak menentu (denaturasi).

Natajukopen : Yuwono, Triwibowo.2005. Biologi Molekular.Jakarta:Erlangga


LIPID

Kata lipid berasal dari Yunani = Greeck; lipos yang berarti “lemak”. Secara umum lipid merupakan
senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi dapat diekstraksi dengan pelarut non polar seperti
kloroform, eter dan benzena. Beberapa fungsi lipid dalam sistem makhluk hidup adalah :

1. Komponen struktur membran; semua membran sel termasuk mielin, mengandung lipid lapisan
ganda. Fungsi membran diantaranya adalah sebagai barier permeabel.

2. Bentuk cadangan energi; sebagai fungsi utama triasilgliserol yang ditemukan dalam jaringan
adiposa.

3. Kofaktor/prekuraor enzim; untuk aktivitas enzim seperti fosfolipid dalam darah, koenzim A, dan
sebagainya.

4. Hormon dan vitamin; prostaglandin; asam arakidonat adalah prekursor untuk biosintesis
prostaglandin, hormon steroid, dan lain-lain..

5. lapisan pelindung, fungsi membran yang sebagian besar mengandung lipid, diantaranya adalah
barier permeabel untuk mencegah infeksi dan kehilangan atau penambahaan air berlebihan.

6. insulasi barier, untuk menghindari panas, tekanan listrik dan fisik.

Lipid berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi 2 kelompok utama, yaitu lipid yang dapat
disaponifikasi dan lipid yangtidak dapat disaponifikasi. Golongan lipid pertama yang dapat dihidrolisis
dengan alkali dan panas sehingga terbentuk garam asam-asam lemak dan komponen molekul lainnya.
Contohnya adalah lemak netral (trisilgliserol), fosfolipid, glikolipid dan sulfolipid serta senyawa dengan
asam karboksilat rantai panjang (asam lemak). Kelompok kedua disintesis dari unit isopren kolesterol
dan lain-lain sterol serta steroid, dolikol, ubiquinon dan vitamin A,D,E,K.

Penggolongan lipid yang lain berdasarkan strukturnya, yaitu lipid sederhana, lipid majemuk, dan
kelompok lipid turunan. Lipid sederhana atau homolipid merupakan lipid bentuk ester yang
mengandung C,H, dan O. Beberapa contoh lipid sederhana adalah : lemak, gliserol, ester lemak, dan
lain-lain. Lipid majemuk adalah senyawa yang mengandung bahan-bahan lain selain alkohol dan asam
lemak. Beberapa senyawa yang tergolong lipid majemuk adalah : fosfoasilgiserol : terdiri atas gliserol,
asam lemak, HPO4 2-, dan kolin atau etanolamin. Sfingomielin : tersusun atas sfingosin, asalm lemak,
HPO4 2-, dan kolin. Gangliosida terdiri atas sfingosin, asam lemak, dan 2-6 gula sederhana (termasuk
asam sialat). Dan serebrosida : tersusun atas sfingosin, asam lemak dan gula sederhana.

Lipid turunan merupakan senyawa-senyawa lipid yang tidak dimasukkan kedalam dua kelompok
diatas. Atau kelompok lipid yang berasal dari hidrolisis lipid sederhana dan atau lipid majemuk. Contoh
lipid turunan adalah steroid, karoteoid, dan vitamin larut lipid.

Penggolongan lipid berdasarkan hubungan struktural ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Penggolongan lipid menurut Page


Golongan

I Asam lemak : asam karboksilat alifatik berantai


panjang

II Alkohol lemak : alkohol alifatik berantai panjang

III Netral

A. momo-gliserol, di- dn triasil (ester dalam


gliserol)

B. eter gliserol

C. malam : ester dari asam lemak dengan


sebarang alkohol selain gliserol.

IV Fosfogliserida : turunan asam fosfatida


(berhubungan dengan membran)

V Sfingolipid : umumnya berhubungan dengan


jaringan sistem saraf.

VI Terpen : termasuk senyawa taka jenuh seperti


minyak-minyak esensial dan zat aroma, vitamin
A, pigmen visual retins, dsn klorofil.

VII Steroida : senyawa alisiklik berlingkar campuran


termasuk kolesterol dan hormon steroida.

VIII Lipid terkinyugasikan :

A. Lipoprotein (larut dalam air)

B. Proteolipid (tak larut dalam air, larut dalam


pelarut lemak)

C. Lipopolisakarida

IX Prostalandin : lipid dari asam polilemak tak


jenuh yang beraktivita biologi tinggi.

X Hirokarbon : jenuh dan tak jenuh di alam

Lemak

Merupakan molekul besar yang tersusun dari sejumlah molekul yang lebih kecil melalui reaksi
dehidrasi. Lemak (fat) terbuat dari dua jenis molekul kecil : glisero dan asam lemak. Gliserol
merupakan alkohol dengan tiga karbon, yang masing-masing berikatan dengan suatu gugus hidroksil.
Asam lemak (fatty acid/ memiliki rangka karbon panjang, biasanya sepanjang 16 sampai 18 atom
karbon. Karbon pada salah satu ujung asam lemak merupakan bagian gugus hidroksil, gugus
fungsional yang menjadi sumber nama asam lemak. Pada gugus karboksil melekat rantai hidrokarbon
yang panjang . Ikatan C-H yang relatif non polar dalam rantai hidrokarbon asam lemak merupakan
penyebab lemak bersifat hidrofobik. Lemak terpisah dari air karena molekul-molekul air saling
membentuk ikatan-ikatan hidrogen dan tidak mengikutkan lemak.

Pada pembuatan lemak, tiga molekul asam lemak masing-masing menggabungkan diri dengan gliserol
melalui tautan ester, ikatan antara gugus hidroksil dan gugus karboksil. Dengan demikian, lemak yang
dihasilkan disebut trisilgliserol, terdiri dari 3 asam lemak yang bertaut pada satu molekul gliserol. Asam
lemak yang terkandung dalam lemak bisa saja sama atau mungkin berasal dari dua atau tiga jenis yang
berbeda.

Istilah lemak jenuh dan takjenuh mengacu pada struktur rantai hidrokarbon asam lemak. Jika tidak
ada ikatan rangkap diantara atom-atom karbon yang menyusun rantai, maka atom hidrogen dapat
terikat sebanyak mungkin pada rangka karbon, kondisi semacam ini disebut struktur jenuh dengaan
hidrogen sehingga asam lemak yang dihasilakn asam lemak jenuh.

Asam lemak tak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan rangkap, terbentuk dari penyingkiran atom-
atom hidrogen dari rangka karbon. Asam-asam lemak akan memiliki tekukan pada rantai hidrokarbon
ditempat terdapatnya ikatan rangkap cis. Lemak yang terbuar dari asam lemak jenuh disebut lemak
jenuh. Sebagian besar lemak hewan bersifat jenuh. Rantai hidrokarbon pada lemaknya-”ekor” molekul
lemak-tidak memiliki ikatan rangkap, dan fleksibilitas rantai hidrokarbon memungkinkan molekul-
molekul lemak terkemas rapat. Lemak hewan jenuh misalnya susu dan mentega (biasanya berwujud
padat pada suhu ruangan). Sebaliknya lemak tumbuhan dan ikan umumnya tak jenuh, yang berarti
tersusunan dari satu atau lebih jenis asam lemak tak jenuh. Tekukan-tekukan di lokasi ikatan rangkap
cis mencegah molekul-molekul terkemas cukup rapat, sehingga tidak dapat memadat pada suhu
ruangan. Menu makan yang kaya lemak jenuh adalah salah satu dari beberapa faktor yang bisa
berkontribusi pada munculnya penyakit kardiovaskular (aterosklerosis). Dalam kelainan ini, deposit
yang disebut plak terbentuk dalam dinding pembuluh darah, menyebabkan penonjolan ke dalam yang
menghambat aliran darah dan mengurangi kelenturan pembuluh tersebut. Manusia dan mamalia lain
menimbun cadangan makanan jangka panjang pada sel-sel adiposa, yang akan mengembung atau
mengkerut jika lemak dideposit atau diatrik dari simpanan tersebut.

Asam Lemak

Asam lemak tersusun dari komponen hidrofobik berupa rantai hidrokarbon dan komponen
hidrofilik berupa gugus karboksil. Molekul ini disebut juga molekul amphipatik karena mengandung
kedua komponen tersebut.di alam molekul ini dapat membentuk misel, dengan bagian hidrofobik
berada di dalam struktur dan bagian hidrofilik berinteraksi dengan lingkungan air.

Asam lemak disebut juga asam karboksilat, diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau minyak. Jenis
lipid ini terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Umumnya asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh dengan satu ikatan rangkap seperti asam oleat dapat disintesis oleh
organisme tingkat tinggi dari dari karbohidrat. Golongan asam lemak ini disebut asam lemak non
esensial. Sedangkan asam lemak tak jenuh yang mempunyai lebih dari dua ikatan rangkap seperti
linoleat, linolenat dan lainnya tidak dapat disentis oleh orgenisme tingkat tinggi. Golongan asam
lemak ini disebut asam lemak esensial.

Asam lemak jenuh Asam lemak tidak jenuh

Asam asetat Asam oleat


Asam propional Asam linoet

Asam butirat Asam linolenat

Asam kaproat Asam arakidonat

Asam dekanoat -

Asam laurat -

Asam miristat -

Asam palmitat -

Asam stearat -

Organisme tingkat tinggi seperti mamalia tidak dapat hidup tansa asam lemak tak jenuh. Sumber
asam lemak esensial ini banyak terdapat dalam sayur-sayuran dan ikam. Sedangkan asam lemak
jenuh banyak terdapat lemak mentega, minyak kelapa, biji sayuran, minyak hewan dan lain-lain.

Struktur asam lemak hewan cukup sederhana. Terdiri dari rantai lurus dengan 16 hingga 22 karbon
serta memiliki 0-6 ikatan ganda. Pada bakteri asam lemaknya bervariasi antara jenuh, rantai
bercabang, ikatan ganda satu atau mengandung rantai siklopropana (asam lektobasilik). Asam
lemak tumbuhan strukturnya sangat bervariasi, dapat mempunyai ikatan asetilen, epoksi, hidroksi,
dan gugus keto atau cincin siklopropena dan siklopentena. Secara struktural rantai hidrokarbon
asam lemak jenuh mempunyai konfigurasi zigzag dengan ikatan karbon-karbon 109 derajat.

Sedangkan asam lemak tak jenuh, strukturnya membentuk sudut 120 derajat pada setiap ikatan
ganda, tergantung jumlah dan kedudukan ikatan ganda tersebut. Pada asam oleat, terdapat satu
ikatan ganda pada 9,10 cis. Kombinasi konfigurasi cis dan ikatan sigma serta pi dari ikatan ganda
tersebut membentuk struktur seperti gambar di bawah ini :

Gamabr

Di alam asam-asam lemak pada umumnya mempunyai konfigurasi ikatan rangkap cis seperti pada
asam oleat dan asam linoleeat. Asam lemak linoleat, linolenat, dan asam lemak tak jenuh lainnya
(memiliki ikatan rangkap dua lebih dari 4) merupakan asam lemak essensial bagi tubuh. Golongan
asam lemak ini tidak mampu disintesis oleh tubuh. Sebalinya asam lemak tak jenuh oleat dan semua
asam lemak jenuh merupakan asam lemak non-esensial. Asam lemak terakhir ini dapat disintesis
oleh tubuh.

Asil Gliserol

Asil gliserol erupakan komponen utama lemak cadangan pada sel hewan dan tumbuhan. Golongan
lipid ini terdiri dari monoasil gliserol, diasil gliserol dan triasil gliserol. Struktur umum ketiga
golongan ini adalah :

Gambar
Asil gliserol yang paling banyak adalah triasil gliserol yang biasa disebut trigliserida atau lipid netral.
Triasilgliserol atau trigliserida adalah 2 istilah yang berarti triester dari gliserol. Sedangkan diasil dan
monoasil gliserol adalah intermedit penting dalam sejumlah reaksi biosisntesistriasil gliserol. Triasil
gliserol berada dalam bentuk cair atau padat, bergantung pada asam lemak pokoknya.

Umumnya truasil gliserol tumbuhan mempunyai titik leleh rendah dan berbentuk cair pada suhu
kamar. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah asam lemak tak jenuh. Asam lemaknya seperti
asam oleat, asam linoleat, asam linolenat. Sebaliknya triaasil gliserol hewan mempunyai asam
lemak jenuh tinggi seperti asam palmitat dan stearat sehingga titik leleh lebih tinggi, dan suhu
kamar berbentuk semipadat atau padat.

Fosfolipid

Fosfolid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat. Golongan ini bersifat polar tinggi,
sehingga sering disebut lipid polar. Fosfilipid berfungsi terutama sebagai unsur struktur membran.
Fosfolipid utama pada membran adalah fosfogliserida. Struktur fosfogliserida adalah sebagai
berikut :

Gamabr

Senyawa induk fosfogliserida adalah asam fosfatida yang tidak memiliki kepala alkohol. Seperti
gambar diatas, fosfogliserida mempunyai gugus gidrofilik pada bagian kepala dan gugus hidrofobik
pada bagian ekor. Bagian kepala bersifat polar dan bagian ekor bersifat nonpolar. Karena hal
tersebut senyawa fosfogliserida bersifat ampifik. Penamaan fosfogliserida dilakukan menurut
alkohol pada bagian yang bersifat polar. Ekor hidrokarbpon bersifar hidrofobik dan dijauhkan dari
air. Akan tetapi, gugus fosfat dan molekul yang melekat pada gugus ini membentuk kepala hidrofilik
yang memiliki afinitas terhadap air. Ketika ditambahkan keair, fosfolipid menyusun diri membentuk
agregat berlapis dua-lapisan ganda atau bilayer- yang melindungi bagian hidrofobiknya dari air.
Berdasarkan perbedaan jenis alkohol tersebut dikenal berbagai jenis fosfogliserida yaitu fosfatidil
etanolamin, fosfatidilkolin, fosfatidiliositol dan fosfotidil serin. Semuanya termasuk golongan
fosfogliserida sebagai fosfolipid utama pada membran. Keempat jenis fosfogliserida ini tersusun
dari : asam lemak, gliserol, asam fosfat dan alkohol.

Struktur lengkap fosfatatidiletanolamin dan fosfatidilkolin dapat dilihat sebagai berikut :

Fosfatidiletanolamin juga dikenal sebagai sepalin, mengandung alkohol etanolamin pada bagian
kepala polar dan dapat mengandung kombinasi asam lemak yang berbeda. Sedangkan fosfatidikolin
(lesitin) mengandung alkohol kolin pada bagian kepala polar. Seperti halnya fosfatidiletanolamin,
fosfatidilmolin dapat juga mengandung kombinasi asam lemak yang berbeda.

Fosdatidilserin mengandung gugus asam hidroksiamin serin pada bagian polar senyawa fosfatida.
Sedangkan fosfatidilinositol mengandung gugus alkohol siklik inositol. Struktur fosfatidilserin dan
fosfatidilinositol dapat dilihat pada gambar berikut :

Struktur bagian polar kedua jenis fosfogliserida dapat dilihat sebagai berikut :
Steroid

Banyak hormon, juga kolesterol merupakan steroid yaitu lipid yang dicirikan oleh rangka karbon
yang tersusun atas empat cincin yang menyatu. Steroid-steroid yang berbeda memiliki gugus kimia
yang bervariasi pada rangkaian cincin ini. Kolesterol adalah komponen utama membran sel hewan
dan prekursor untuk sintesis steroid-steroid lain. Pada vertebrata, kolesterol disintesis dalam hati.
Banyak hormon, termasuk hormon seks vertebrata, merupakan steroid yang diproduksi dari
kolesterol. Dengan demikian, kolesterol merupakan molekul krusial dalam tubuh hewan, walaupun
kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat berkontribusi bagi munculnya aterosklerosis. Lemak
jenuh maupun lemak trans memberikan dampak negatif pada kesehatan dengan cara
mempengaruhi kadar kolesterol.

Anda mungkin juga menyukai