Anda di halaman 1dari 15

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI DESA DENGAN

MENGGUNAKAN INTEGRASI WORDPRESS DAN OPEN-SID BERBASIS


WEBSITE
DESIGN OF VILLAGE INFORMATION SYSTEM USING WORDPRESS AND OPEN-SID
INTEGRATION BASED ON WEBSITE
Brian A. A. Wiryandito1, Misbahuddin2, Lalu A. Syamsul Irfan Akbar3
1
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas mataram, NTB
Email: 1brianabby7@gmail.com, 2misbahuddin@unram.ac.id, 3irfan@unram.ac.id

ABSTRAK

Sistem Informasi Desa (SID) sangat membantu aparatur desa dalam mengelola
kependudukan desa dan mengalokasikan bantuan Dana Desa (DD) yang diatur pada Undang–
Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2014 oleh Pemerintah. Open-SID yang merupakan Sistem
Informasi Desa (SID) sumber terbuka terlengkap yang sudah sangat membantu lebih dari 2600
desa di Indonesia, namun dalam hal konten Open-SID masih memiliki tema yang monoton karena
tidak memiliki fitur pengganti tampilan dinamis. WordPress memiliki pengaruh yang sangat tinggi
terhadap pengembangan perangkat lunak untuk menunjang kebutuhan dinamis dari suatu sistem
seperti sistem konten manajemen pada Open-SID. Sehingga penelitian ini dilakukan dengan
melakukan integrasi Open-SID dan WordPress untuk meningkatkan potensi dari Open-SID demi
menunjang kebutuhan dinamis dari Open-SID yang dimiliki oleh WordPress. Sampel dari
penelitian ini adalah plugin yang terdapat di dalam WordPress, plugin dari WordPress untuk
beberapa kasus dapat menerapkan metode web scrapping untuk mengambil data yang diolah
oleh suatu sistem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa plugin yang terpasang pada
WordPress mempengaruhi dalam otomatisasi proses pengeluaran data tanpa mengubah data
dari Open-SID yang sudah tersedia. Basis data dari Open-SID terhubung dengan adanya plugin
yang terpasang pada WordPress tersebut, sehingga pengembang dari Open-SID dapat
memanfaatkan kebutuhan dinamis dengan fitur – fitur yang sudah lengkap dari WordPress
dengan penambahan fitur sistem pendataan desa Open-SID tentang kependudukan yang sudah
tersedia sebelumnya.

Kata kunci: WordPress, Open-SID, Integrasi, Plugin

ABSTRACT

The Village Information System (VIS) greatly helps the apparatus in managing village
population data and allocates village fund assistance which is regulated by Law No. 6 of 2014 by
the Government of Indonesia. Open-SID which is the most comprehensive open source Village
Information System (VIS) that has helped more than 2600 villages in Indonesia, but in the case
of Open-SID content it still has a monotonous theme because it does not have a dynamic display
replacement feature. WordPress has a very high influence on the development of software to
support the dynamic needs of a system such as the content management system in Open-SID.
So this research was conducted by integrating Open-SID and WordPress to increase the potential
of Open-SID to support the dynamic needs of Open-SID owned by WordPress. The sample from
this research is a plugin contained in WordPress, the plugin from WordPress in some cases can
apply the web scrapping method to retrieve data processed by a system. The results of this
research indicate that the plugins installed on WordPress affect the automation of the data release
process without changing the data from Open-SID that is already available. The database of
Open-SID is connected with the plugin installed on WordPress, so that developers of Open-SID
can take advantage of dynamic needs with features that are complete from WordPress with the
addition of features of the Open-SID village data collection system that was previously available.

Keywords: WordPress, Open-SID, Integration, Plugin


PENDAHULUAN Administrasi Pemerintahan Desa
Sistem Informasi Desa (SID) merupakan Menurut Nurcholis (2011) Administrasi desa
isu penting dalam tata kelola pelayanan publik adalah keseluruhan proses pencatatan
dan pembangunan di tingkat desa. Undang- kegiatan data dan informasi mengenai
Undang(UU) Nomor 6 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan pemerintahan desa.
desa mengatur perlunya sistem informasi di Administrasi desa sangat penting bagi
tingkat desa pada pasal 86. Sistem informasi kegiatan penyelenggaraan desa, agar
dinilai sebagai sebuah perangkat yang pemerintahan desa berjalan lancar maka harus
mempermudah akses informasi atas didukung oleh sistem tata usaha/administrasi
pelayanan dan pembangunan yang yang benar, rapi dan tertib. Sistem administrasi
dilaksanakan oleh pemerintah di tingkat yang benar, rapi dan tertib dapat memberikan
terkecil tersebut. Alokasi Dana Desa (ADD) di informasi yang mudah sangat berguna untuk
Indonesia pada tahun 2018 adalah 60 Triliun mengambil keputusan, perencanaan kontrol,
Rupiah sehingga rata-rata setiap desa dan evaluasi.
menerima ADD sebesar 700 Juta - 1 Milyar Sistem Informasi Desa
Rupiah per tahun. Dalam hal ini berdasarkan Menurut Ibad., (2016) Sistem Informasi
UU Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 86 tersebut, Desa adalah bagian tak terpisahkan dalam
desa mendapatkan hak oleh pemerintah pusat implementasi Undang-Undang Desa. Dalam
untuk memiliki dan menggunakan Sistem Bagian Ketiga UU Desa Pasal 86 tentang
Informasi Desa (SID) dengan dana desa yang Sistem Informasi Pembangunan Desa dan
sudah dialokasikan. Pembangunan Kawasan Perdesaan jelas
Open-SID adalah Sistem Informasi Desa disebutkan bahwa desa berhak mendapatkan
(SID) yang banyak digunakan saat ini. Open- akses informasi melalui sistem informasi yang
SID merupakan Content Management System dikembangkan oleh Pemerintah Daerah
(CMS) yang dibuat secara terbuka untuk Kabupaten atau Kota.
dikembangkan bersama-sama oleh komunitas Aplikasi Teknologi Sistem Informasi Desa
peduli SID. Open-SID memiliki fitur yang tentunya berhubungan dengan data-data yang
lengkap untuk skala sistem informasi desa ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
yang telah digunakan oleh lebih dari 2600 desa yang berisi tentang data Nomor Induk
di Indonesia. Namun Open-SID berbeda Kependudukan - NIK dan Nomor Kepala
dengan CMS seperti WordPress, Joomla, Keluarga. Jadi Sistem Informasi untuk Desa
Drupal, dan sebagainya. Open-SID memiliki adalah sistem yang mengawal banyak hal
kelemahan antara lain memiliki tema yang dalam pelayanan kependudukan salah satu
monoton, tata letak bilah menu yang tidak bisa aspeknya adalah keakuratan dan kecepatan
diatur, penampilan data statistik yang kurang dalam pelayanan publik di Desa.
menarik, dan tidak memiliki fitur pengganti Aplikasi Sistem Informasi Desa pada
tampilan dinamis. perkembangannya bukan hanya alat untuk
Kekurangan dari Open-SID dalam memantau pembangunan desa sebagaimana
beberapa hal tersebut dapat dilengkapi oleh namanya di UU Desa yaitu Informasi
CMS lain seperti WordPress, Joomla, Drupal, Pembangunan Desa dan Pembangunan
dan sebagainya. Dalam hal pengguna, Kawasan Perdesaan, namun juga sebagai
WordPress adalah CMS yang paling banyak pustaka desa yang berisi data untuk
digunakan di dunia. Kemudahan WordPress merencanakan pembangunan desa, dan
dalam hal dikonfigurasikan oleh pengguna dan kawasan perdesaan tentunya
memiliki fitur berlimpah serta memiliki banyak
sumber penelitian ilmiah di Indonesia menjadi WordPress
CMS yang tepat sebagai tempat integrasi WordPress adalah sebuah aplikasi sumber
untuk Open-SID. terbuka (open source) yang sangat populer
Oleh karena itu, penelitian ini akan digunakan sebagai mesin blog. WordPress
melakukan integrasi antara Open-SID dan dibangun dengan bahasa pemrograman PHP
WordPress untuk meningkatkan potensi dari dan basis data (database) MySQL. PHP dan
Open-SID agar lebih menarik pengunjung dan MySQL, keduanya merupakan perangkat
menunjang kebutuhan dinamis WordPress lunak sumber terbuka (open source software).
agar dapat digunakan pada Open-SID.
Dengan berjalannya penelitian ini, diharapkan Open SID
kebutuhan dari komunitas peduli SID menjadi Menurut Ridwan (2017) Open-SID adalah
lebih meningkat dan memberikan dampak Sistem Informasi Desa (SID) yang dibuat
positif kedepannya.
terbuka dan dikembangkan bersama-sama kebutuhan isi plugin. Sehingga akan memuat
oleh komunitas peduli SID. perancangan sistem dari diagram beserta
desain yang menghasilkan aplikasi untuk
The Constructive Cost Model (COCOMO) integrasi Open-SID.
Menurut Khairani (2015) The
Constructive Cost Model (COCOMO) adalah Pengumpulan Data
sebuah model yang didesain oleh Barry Pengumpulan data dari penelitian ini
Boehm untuk memperoleh perkiraan dari adalah dengan studi lapangan sesuai dengan
jumlah orang-bulan yang diperlukan untuk sumber data dan tujuan penyusunan dari
mengembangkan suatu produk perangkat penelitian ini, maka dalam pengumpulan data
lunak. Satu hasil observasi yang paling penting secara langsung ini peneliti menggunakan
dalam model ini adalah bahwa motivasi dari beberapa teknik pengumpulan data antara lain:
tiap orang yang terlibat ditempatkan sebagai A. Wawancara (Interview)
titik berat. Hal ini menunjukkan bahwa Wawancara merupakan teknik
kepemimpinan dan kerja sama tim merupakan pengumpulan data melalui tanya jawab
sesuatu yang penting, namun demikian poin mengenai hal-hal yang berhubungan langsung
pada bagian ini sering diabaikan. dengan masalah yang sedang diteliti. Dalam
Model COCOMO dapat diaplikasikan hal ini peneliti adalah sebagai pewawancara
dalam tiga tingkatan kelas: dan pihak-pihak yang diwawancarai oleh
1. Proyek organik adalah proyek dengan peneliti diantaranya, yaitu:
ukuran relatif kecil, dengan anggota tim 1. Pihak pengembang Open-SID.
yang sudah berpengalaman, dan mampu 2. Beberapa operator pemerintahan desa
bekerja pada permintaan yang relatif yang menggunakan Open-SID.
fleksibel.
2. Proyek sedang (semi-dettached) adalah Hal-hal yang didapatkan dari wawancara
proyek yang memiliki ukuran dan tingkat dengan pihak pengembang Open-SID ialah
kerumitan yang sedang, dan tiap anggota alur dalam mengembangkan tampilan dinamis
tim memiliki tingkat keahlian yang lebih baik mengintegrasikan Open-SID dengan
berbeda. WordPress. Hasil dari perkembangan Open-
3. Proyek terintegrasi (Embedded) adalah SID menjadi lebih meyakinkan dibanding
proyek yang dibangun dengan spesifikasi membuat fitur tampilan dinamis sendiri pada
dan operasi yang ketat. Open-SID.
Sedangkan hasil wawancara dengan
Tabel 1. COCOMO operator pemerintahan desa ialah dalam
Type Effort Schedule mengembangkan Open-SID, peneliti harus
Organic PM=2.4 TD=2.4 mempermudah pengguna dalam hal
memprogramkan aplikasi. Mayoritas
(KDSI)1.05 (PM)0.38 pengguna Open-SID masih awam dalam hal
Semi- PM=3.0 TD=2.4 pemrograman sehingga dibutuhkan fitur yang
detached (KDSI)1.12 (PM)0.35 mempermudah integrasi antara WordPress
Embedded PM=3.6 TD=2.4 dan Open-SID nantinya.
(KDSI)1.20 (PM)0.32 B. Pengamatan Langsung (Observation)
Dimana: Merupakan metode pengumpulan data
PM = person-month (man-month) melalui pengamatan secara langsung
KDSI = delivered source instructions, dalam terhadap objek penelitian, yaitu mengamati
ribuan kegiatan tentang prosedur sistem yang sedang
TD = number of months estimated for berjalan sehingga didapatkan bahwa pada
software development sistem dibutuhkan mulai dari mengembangkan
plugin, mengintegrasikan data Open-SID, dan
METODE PENELITIAN membutuhkan kode khusus pada plugin.
Metode penelitian mencakup pembahasan C. Dokumentasi (Documentations)
tentang teknik pengumpulan data berdasarkan Merupakan teknik pengumpulan data
wawancara, observasi, dan dokumentasi. dengan melihat statistik-statistik yang
Dalam metode penelitian juga akan membahas diperlukan oleh Open-SID untuk ditempatkan
Analisa Masalah yang mencakup problematika pada plugin sehingga integrasi antara Open-
Open-SID beserta solusi, yang akan SID dan WordPress dapat terjalin.
memunculkan analisis kebutuhan sistem
tentang kebutuhan perangkat lunak beserta
Kebutuhan Fungsional tambahan dan memungkinkan pengguna
Di dalam sistem dari Open-SID untuk menyematkan/embed konten ke
terdapat banyak fitur yang menunjang halaman, pos, dan sidebar. Dengan
kebutuhan penduduk, sehingga fitur-fitur yang menggunakan do_shortcode WordPress
telah ada pada Open-SID dapat tampil pada fungsi harus terlihat seperti ini:
WordPress dengan sistem integrasi dan <?php echo do_shortcode( '[your
menjadikan Open-SID menjadi plugin di dalam shortcode goes here]' ); ?>
WordPress. Sistem Plugin
Perancangan dan pengembangan
plugin Open-SID untuk WordPress
menggunakan Flowchart (diagram alir) dan
State Diagram, sebagai berikut:

Gambar 1 Use Case Diagram Integrasi

Pada use case diagram di Gambar 1


dapat dilihat bahwa administrator dapat
memilih menu integrasi, melakukan integrasi,
dan menggunakan hasil plugin dari Gambar 2 Bagan alir pembuatan plugin
WordPress. Hasil dari plugin yang dibuat oleh
admin dapat dilihat oleh pengguna yaitu data
desa dan layanan mandiri sehingga
didapatkan bahwa kebutuhan plugin
WordPress dan Open-SID terdapat pada tabel
2 di bawah ini:
Tabel 2. Kebutuhan plugin
Data Layanan
Data Statistik
Wilayah Mandiri
Data
Data Profil Gambar 3 State diagram proses integrasi
Dusun golongan
pendidikan Data Diri
darah
Proses pengolahan integrasi
Nama Data Data Cetak
Kadus pekerjaan menahun KK
WordPress dan Open-SID yang ditampilkan
pada Gambar 3 state diagram tersebut
Jumlah Data Data ditujukan ketika admin menginstall Open-SID
Lapor
RT perkawinan umur diperlukan adanya impor basis data untuk
membuat terinstallnya basis data. Untuk
Data
Jumlah Data menuju ke sistem admin, diperlukan login
akta Layanan
KK agama dengan memasukkan username dan password
kelahiran
Data jenis dari admin. Di dalam sistem admin terdapat
Jumlah kelamin Data fitur menu integrasi yang apabila diklik akan
warga Bantuan menampilkan fitur integrasi untuk
Warga Data status negara memasukkan nama basis data yang
penduduk
digunakan. Setelah Open-SID menjadi plugin
dari WordPress, ketika ingin mencoba
pengeposan dengan shortcode maka sistem
Pembuatan shortcode
akan mencocokkan shortcode dengan tabel
Shortcode WordPress Berdasarkan
sehingga WordPress dapat mengambil data
Christiy (2017) menghadirkan fungsionalitas integrasi dari Open-SID.
Pengujian Versi Tabel 3. Pedoman perhitungan FP
Perencanaan pengujian versi Level Kompleksitas Tot
al
terhadap aplikasi sistem integrasi WPSID Tipe Sederha Menenga Komplek
CF
Komponen na h s
dilakukan dengan melihat kedua aplikasi yang P
J B P J B P J B P
ingin diintegrasikan yaitu Open-SID dan Tipe Input X 3 ? X 4 ? X 6 ? ?
WordPress. Versi Open-SID termutakhir saat Tipe Output X 4 ? X 5 ? X 7 ? ?
penelitian ini diterapkan yaitu versi 18.09, Tipe
Query/Searc X 3 ? X 4 ? X 6 ? ?
sehingga kebutuhan untuk melakukan h/View
pengujian versi pada Open-SID tidak dilakukan Tipe
1 1
karena komponen yang diteliti adalah Open- File/Table/Da X 7 ? X ? X ? ?
0 5
tabase
SID. Sehingga, penelitian ini melakukan Tipe Inteface 1
X 6 ? X 7 ? X ? ?
pengujian versi pada WordPress untuk melihat External 0
seberapa baik komponen yang dikembangkan TOTAL ?

dalam integrasi. Versi WordPress terbaru saat


ini adalah versi 4.9.8, dalam hal ini Crude Function Point (CFP)
perencanaan terhadap pengujian dilakukan Crude Function points (CFP) adalah
dengan melihat versi lawas dari WordPress untuk menghitung bobot nilai dari komponen-
hingga versi 10 tahun yang lalu atau sekitar komponen Function point yang dikaitkan
versi 3.0. dengan software yang akan dibuat. Tabel 3
merupakan contoh formulir kosong yang dapat
Function Point (FP) digunakan untuk menghitung bobot masing-
Function Point (FP) menghilangkan masing poin yang ada dalam sistem informasi.
beberapa kelemahan dari Line of Code (LOC)
untuk menurunkan ukuran program tidak lagi Relative Complexity Adjustment Factor
dari banyaknya baris kode, melainkan (RCAF)
ditentukan oleh fungsionalitas yang dirasakan RCAF digunakan untuk menghitung
oleh pengguna. Hal ini menyebabkan metrik ini bobot kompleksitas dari software berdasarkan
dapat dikategorikan sebagai metrik yang 14 karakteristik.
independen dari bahasa pemrograman dan Penilaian Komplesitas memiliki skala
teknologi yang digunakan. Dengan demikian, antara 0 dan 5
FP dapat digunakan untuk menormalkan hasil  0 = Tidak Pengaruh
dari aplikasi sistem integrasi Open-SID dan  1 = Insidental
WordPress.  2 = Moderat
Function point terdiri dari 5 tipe yaitu:  3 = Rata-rata
 Tipe Input, merupakan interface yang  4 = Signifikan
melakukan pemasukan data ke aplikasi.  5 = Esensial
 Tipe Output, merupakan output yang Berikut merupakan tabel yang dapat
dihasilkan aplikasi untuk pengguna yang dijadikan pedoman dalam menghitung RCAF:
dapat berupa laporan dicetak atau yang Tabel 4. Contoh tabel perhitungan function
ditampilkan pada layar. point
 Tipe Query/Search/View, merupakan NO KARAKTERISTIK BOBOT
fungsi yang berkaitan dengan menindahan 1 Tingkat kompleksitas 4
terhadap data yang tersimpan. Komunikasi Data
2 Tingkat kompleksitas 2
 Tipe File/Tabel/Database, merupakan
Pemrosesan Terdistribusi
fungsi yang berkaitan dengan logika 3 Tingkat kompleksitas 3
penyimpan data yang dapat berupa file Performance
atau semacam database relational. 4 Tingkat kompleksitas 3
 Tipe Interface Eksternal, merupakan Konfigurasi
fungsi yang berkaitan dengan komunikasi 5 Tingkat Frekuensi Penggunaan 1
data pada perangkat/mesin yang lain. Software
Dalam perhitungan komponen pada 6 Tingkat Frekuensi Input Data 3
function point, setiap tipe komponen tersebut 7 Tingkat Kemudaaan 3
diberikan bobot berdasarkan kompleksitasnya. Pengunaan Bagi User
Contoh pembobotan yang tertera disesuaikan 8 Tingkat Frekuensi Update Data 2
dengan Function Point International User 9 Tingkat Kompleksitas Proses 3
Data
Group (FPIUG).
10 Tingkat Kemungkinan 4 Tabel 6. Mean Opinion Score (MOS)
Penggunaan Kembali/Reusable MOS
Kode Program Quality Imperment
Score
11 Tingkat Kemudahaan Dalam 4 5 Excellent Imperceptible
Instalasikk Perceptible but not
12 Tingkat Kemudahaan 3 4 Good
annoying
operasional software (backup,
3 Fair Slingtly annoying
recovery, dsbnya)
2 Poor Annoying
13 Tingkat Software dibuat untuk 3
multi 1 Bad Very Annoying
organisasi/perusahaan/client (Elmansyah, 2013)
14 Tingkat kompleksitas dalam 3 Semua data pada Tabel 6 dapat
mengikuti perubahaan/fleksibel ditentukan dengan besarnya nilai range data
TOTAL 41 dikalikan permasing – masing sampel ∑𝑛𝑖=0 𝑥(𝑖)
Perhitungan Function Point (FP) selanjutnya dibagi dengan jumlah pengamatan
Dalam perhitungan FP, maka N. Selanjutnya hasil dari perhitungan akan
digunakan rumus, sebagai berikut: dimasukkan kedalam tabel yang akan menjadi
FP = CFP x (0.65 + 0.01 x RCAF) (1) sumber dalam penganalisaan Mean Opinion
Angka 0.65 dan 0.01 adalah ketetapan atau Score (MOS).
konstanta yang dibuat oleh Function Point Rumus untuk menghitung MOS
Internasional User Group (IFPUG) adalah:
Eksponensial Jones ∑𝑛 𝑋(𝑖)
MOS = 𝑖=0 (4)
Setelah nilai function point diketahui, 𝑁
langkah selanjutnya adalah menghitung usaha Dimana:
yang optimal months, Untuk mengetahui usaha X(i) = Nilai Sampel ke i
tersebut digunakan fungsi estimasi K = Jumlah Bobot
eksponensial yang diajukan oleh jones N = Jumlah Pengamatan
menggunakan persamaan di bawah ini:
f = function point HASIL DAN PEMBAHASAN
m = man-months of effort Hasil dan pembahasan membahas
j = jones’s first-order estimate exponent tentang analisis alur kerja program, pengujian
Tabel 5. Eksponensial Jones versi WordPress, Estimasi Biaya, dan
Kind of Best Average Worst pengujian dengan Mean Opinion Score (MOS).
software in in
class class Alur Kerja Proses Integrasi
Systems 0,43 0,45 0,48 Aplikasi situs web Open-SID yang
Business 0,41 0,43 0,48 dibuat oleh komunitas peduli SID ini dibuat
Shrink – 0,39 0,42 0,45 menggunakan bahasa pemrograman
wrap kompleks seperti Code Igniter, Bootstrap, dan
(Jones, 2007) Java Script. Saat pengguna pertama membuka
m = f3*j/27 (2) situs web maka akan muncul halaman awal
Sedangkan untuk mendapatkan lama situs web Open-SID.
durasi proyek, maka perhitungannya
menggunakan rumus di bawah ini:
s = schedule months for optimal schedule
𝑠 = 𝑓𝑗 (3)

Mean Opinion Score (MOS)


Mean Opinion Score (MOS) adalah
pengujian yang dilakukan dengan cara mengisi
formulir kuisioner yang berisi beberapa
pertanyaan terkait dengan aplikasi yang dibuat
dan mencari nilai rata-rata dari setiap poin
pertanyaan, kemudian didapatkan hasil berupa
persentase manfaat aplikasi yang dibuat Gambar 4 Halaman awal Open-SID
(Wicaksono, Winarno, Sunyoto, & Raya, Halaman awal situs web adalah
2015). halaman yang dilihat pertama kali oleh
pengguna ketika membuka situs web. Pada
situs web, halaman awal ini biasa disebut
dengan halaman index atau home. Home
biasanya menampilkan data-data dari hasil
proses yang telah diinputkan oleh
administrator terhadap situs web. Home
terdapat menu-menu berupa halaman data
desa, artikel berita, gambar, dan widget.
Dengan adanya Home, diharapkan pengguna
akan mendapatkan kesan menarik saat
membuka aplikasi ini. Seperti yang telah
dibahas pada bab sebelumnya bahwa tampilan
awal Open SID tidak dapat diganti, sehingga
ketika membuka tampilan awal Open SID
menjadi monoton dan secara desain kurang
menarik.

Gambar 5 Penambahan tautan integrasi


Open-SID

Pada Gambar 5. merupakan footer


dari dashboard Open-SID untuk melakukan Gambar 7 Verifikasi keberhasilan integrasi
pilihan integrasi, peneliti bermaksud
menambahkan fitur tersebut pada Open-SID Ketika proses integrasi yang dilakukan
agar admin website yang ingin melakukan berhasil, maka akan muncul menu yang
integrasi menjadi lebih mudah. memperlihatkan bahwa integrasi WordPress
dan Open-SID telah berhasil seperti pada
Gambar 4.7. Halaman ini hanya sebagai
notifikasi keberhasilan, sehingga halaman
akan dialihkan menuju proses instalasi
WordPress.

Gambar 6 Menu integrasi WPSID


Apabila admin website telah mengklik
Gambar 8 Koneksi basis data dan lokasi
menu integrasi seperti Gambar 4.5 maka akan
Open-SID dan WordPress
muncul menu integrasi WordPress dan Open-
Setelah berhasil melakukan instalasi
SID seperti yang terlihat pada Gambar 4.6.
WordPress maka plugin akan otomatis
Disana terdapat tombol “Choose File”, admin
terpasang dan dibutuhkan konektivitas antara
membutuhkan WordPress dengan ekstensi
basis data dari Open-SID, user dan password
“.zip”, setelah itu apabila admin menekan
dari basis data yang dipunyai mesin MySQL,
tombol “Integrasi” maka akan membuat sistem
database host dari MySQL, SID Full Path atau
akan otomatis melakukan integrasi antara
WordPress dan Open-SID.
Gambar 9 Diagram cross functional

Gambar 10 Pohon konstruksi dari file dan fungsi pada plugin WPSID
lokasi berkas, SID Home Url, dan letak dari Diagram cross functional pada
Mandiri Page. Plugin yang berhasil terpasang Gambar 9 tersebut dapat didefinisikan dengan
dan terkoneksi akan terlihat seperti Gambar 8 melihat tabel penduduk Open-SID yang
yang tertulis bahwa Database and Path status: kemudian tabel penduduk tersebut
Ready. dinormalisasi, tujuan dari normalisasi pada
Open-SID adalah untuk mengetahui kategori
Pengambilan Data Open-SID menjadi plugin dari suatu data penduduk sehingga
WordPress membentuk bagian – bagian tabel lain seperti
Setelah mengetahui cara status penduduk, agama, dll. Setelah itu,
menghubungkan Open-SID dengan seluruh tabel normalisasi tersebut dihitung
WordPress pada control admin, diperlukan jumlah datanya oleh suatu query penghitung
pemahaman tentang query tentang cara total data yang sudah disediakan oleh Open-
pengambilan data dari Open-SID sehingga SID.
menjadi plugin. Pengambilan data dari Open- Pada Gambar 10 terdapat pohon
SID sebelum menjadi plugin WordPress dapat kontruksi dari file dan fungsi pada plugin
diketahui dengan melihat contoh pada Gambar WPSID, didapatkan bahwa hasil query pada
9. plugin memiliki shortcode beserta klon
terhadap query – query yang terdapat pada [wpsid_data_agama[
data dari Open-SID. Ketika admin sudah type="tabel|grafik|pie"]]
melakukan pengeposan halaman/berita [wpsid_data_jenis_kelamin[
dengan menggunakan shortcode type="tabel|grafik|pie"]]
maka hasil tersebut akan muncul berdasarkan [wpsid_data_warga_negara[
front end dari fitur plugin yang sudah ada. type="tabel|grafik|pie"]]
Contoh dari klon Open-SID dan shortcode [wpsid_data_status_penduduk[
plugin WPSID tersedia pada lampiran, terlihat type="tabel|grafik|pie"]]
bahwa data wilayah di Open-SID memiliki [wpsid_data_golongan_darah[
variabel yang sama dengan data wilayah dari type="tabel|grafik|pie"]]
plugin WPSID. [wpsid_data_cacat[ type="tabel|grafik|pie"]]
Ketika plugin WPSID telah terpasang [wpsid_data_menahun[
dengan status dari plugin tersebut siap type="tabel|grafik|pie"]]
digunakan berdasarkan Gambar 8 maka admin [wpsid_data_umur[ type="tabel|grafik|pie"]]
dapat mengakses daftar kode dari shortcode [wpsid_data_pendidikan_sedang_ditempuh[
yang terpasang di lokasi plugin WPSID seperti type="tabel|grafik|pie"]]
yang terlihat pada Gambar 11. [wpsid_data_cara_kb[
type="tabel|grafik|pie"]]
[wpsid_data_akta_kelahiran[
type="tabel|grafik|pie"]]

Dengan melihat daftar shortcode pada


Tabel 6 didapatkan bahwa shortcode data
statistik kependudukan merupakan data yang
paling banyak ditampilkan pada Open-SID,
sehingga integrasi dengan WordPress
membutuhkan konektivitas basis data dari
Gambar 11 Daftar shortcode Open-SID agar terhubung dan membuat
WordPress dapat mengambil data dari Open-
Pada Gambar 11 terdapat daftar SID.
shortcode, seluruh daftar tersebut dapat
digunakan oleh admin sesuai dengan
keinginan tentang daftar mana yang ingin
dipasang pada website. Pada daftar shortcode
terbagi atas 3 komponen pokok, yaitu:
a) Data Statistik

Pada data statistik mencakup


komponen seperti data kependudukan yang
mencakup data – data desa yang diperlukan
apabila ingin ditampilkan. Hasil plugin WPSID
tersebut memiliki shortcode untuk memanggil
data – data dari Open-SID tersebut. Berikut Gambar 12 Contoh penggunaan shortcode
adalah hasil dari shortcode dari data-data Pada halaman editor WordPress
statistik kependudukan tersebut: seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.15,
Tabel 6 Daftar shortcode berdasarkan jenis dicontohkanlah penggunaan shortcode data
data statistik umur dengan grafik dan pie chart. Pada
Gambar 12 difungsikan penggunaan
Shortcode shortcode yaitu [wpsid_data_umur [
type="tabel|grafik|pie"]] di halaman editor dari
[wpsid_data_pendidikan[ WordPress sehingga menghasilkan Gambar
type="tabel|grafik|pie"]] 13 yaitu pie dan grafik chart dengan tabel dari
data umur.
[wpsid_data_pekerjaan[
type="tabel|grafik|pie"]]

[wpsid_data_perkawinan[
type="tabel|grafik|pie"]]
Banyaknya fitur WordPress
menjadikan suatu data dapat ditampilkan
dengan fitur yang lebih menarik seperti pie
chart pada plugin dari WordPress, dapat dilihat
pada Gambar 15 dan Gambar 16 terdapat
shortcode [wpsid_data_wilayah] yang
merupakan hasil tabel dari Data Wilayah dan
terdapat [visualizer id=”101”] yang merupakan
Pie Chart dari plugin visualizer yang terpasang
pada WordPress.

Gambar 16 Tabel data wilayah dan pie chart


visualizer
c) Layanan Mandiri
Komponen seperti Profil, Layanan,
Lapor, Bantuan yang berada pada Open-SID
dapat membantu pengguna dalam
Gambar 13 Hasil penggunaan shortcode data menghubungi operator desa sehingga
statistik di WordPress dibutuhkan dalam proses integrasi ini.
b) Data Wilayah
Beberapa komponen yang mencakup
data wilayah seperti: Dusun, Nama Dusun,
Jumlah RT, Jumlah KK, Jumlah Warga,
Jumlah Warga Laki-Laki, dan Jumlah Warga
Perempuan.

Gambar 17 Contoh penggunaan shortcode


layanan mandiri
Pada Gambar 17 merupakan contoh
Gambar 14 Contoh penggunaan data wilayah penggunaan shortcode pada widget dari Open-
dengan tambahan visualizer SID, tertulis [layanan_mandiri_widget] yang
berfungsi untuk menampilkan Layanan Mandiri
seperti pada Gambar 18 dengan desain WordPress versi 3.0.6 hingga versi 4.9.8 yaitu
berada pada sidebar sebelah kiri. versi yang termutakhir saat ini.
Tabel 8 Keterangan pengujian WordPress
Konektivitas
WordPress DB dan Path Fitur Plugin
Tidak
Versi 3.0.6 Berhasil -
Versi 3.5.3 Berhasil Kurang Baik
Versi 4.0.24 Berhasil Baik
Versi 4.5.18 Berhasil Baik
Versi 4.9.8 Berhasil Baik

Berdasarkan hasil pengujian yang


Gambar 18 Hasil widget penggunaan didapatkan, secara fungsional dapat
shortcode disimpulkan bahwa plugin WordPress yang
. dibuat dengan shortcode dapat diterapkan dari
Apabila pengguna masuk dengan WordPress versi 4.0.24 hingga versi 4.9.8
memasukkan NIK dan PIN yang sudah yang termutakhir sehingga apabila peneliti lain
terdaftar pada sistem desa pada layanan ingin mengembangkan integrasi suatu sistem
mandiri tersebut maka akan dialihkan ke dengan WordPress maka peneliti lain tidak
halaman layanan mandiri seperti yang terlihat akan mendapatkan kesulitan apabila
pada Gambar 19 di bawah ini. WordPress merilis versi terbaru.
Estimasi Biaya
Penelitian ini menggunakan model
The Constructive Cost Model (COCOMO)
dengan perhitungan function point dalam
menghitung estimasi biaya yang digunakan
seperti yang digunakan oleh Khairani (2015).
. Level komplekitas berdasarkan Horowitz
(2000) ditentukan melalui prosedur COCOMO
II untuk menentukan tingkat kerumitan. Hasil
klasifikasi setiap hitungan fungsi akan
mengarah ke tingkat kerumitan Sederhana,
Gambar 19 Menengah dan Kompleks tergantung pada
jumlah tipe elemen data yang terkandung dan
Pengujian Versi jumlah jenis file yang direferensikan.
Pada proses integrasi Open-SID dan
WordPress terdapat 2 cara untuk melakukan Tabel 9 Level kompleksitas untuk tipe
integrasi yaitu seperti tahapan alur kerja yaitu File/Tabel/Database atau Tampilan Eksternal
apabila Open-SID sudah terpasang terlebih Record Elemen Data
Elements 1-19 20-50 51+
dahulu atau menggunakan cara kedua yaitu
1 Sederhana Sederhana Menengah
apabila WordPress terpasang terlebih dahulu. 2-5 Sederhana Menengah Kompleks
Ketika WordPress terpasang terlebih dahulu 6+ Menengah Kompleks Kompleks
maka dibutuhkan aplikasi Open-SID yang
terpasang pada folder yang berbeda dari Tabel 10 Level kompleksitas untuk tipe
WordPress. Ketika Open-SID sudah memiliki Query/Search/View atau tipe Output
perbedaan lokasi folder dengan WordPress File Elemen Data
maka dibutuhkan plugin WPSID yang Type 1-5 6-19 20+
terpasang seperti pada Gambar 20. 1 Sederhana Sederhana Menengah
2-3 Sederhana Menengah Kompleks
4+ Menengah Kompleks Kompleks

Tabel 11 Level kompleksitas untuk tipe Input


Sehingga dengan menggunakan File Elemen Data
pengujian sistem plugin WPSID pada berbagai Type 1-4 5-15 16+
versi WordPress, penguji menggunakan 1 Sederhana Sederhana Menengah
2-3 Sederhana Menengah Kompleks
4+ Menengah Kompleks Kompleks
Level kompleksitas dapat ditentukan Melihat View 4 20+ Kompleks
halaman (php,sql,
dengan melihat parameter – parameter yang layanan css,js)
ditunjukkan pada Tabel 9, Tabel 10, dan 11. mandiri
Pada Tabel 9 terdapat Record Elements yang Melihat View 2 17 Menenga
halaman (php,sql h
merupakan total dari rekaman elemen data data )
yang terdapat pada basis data atau tampilan wilayah
eksternal, terdapat pula Tipe File pada Tabel Melihat View 3 20+ Kompleks
halaman (php,sql,
10 dan Tabel 11 yang merupakan tanda data js)
pengenal dari sebuah sistem seperti php, css, pendidikan
html, javascript, sql, dll yang digunakan pada Melihat View 3 20+ Kompleks
suatu fungsionalitas. Ketika sudah mengetahui halaman (php,sql,
data js)
jumlah Record Elements dan Tipe File dari pekerjaan
suatu fungsionalitas maka ditentukanlah Melihat View 3 20+ Kompleks
jumlah elemen data yang digunakan pada satu halaman (php,sql,
data js)
fungsionalitas tersebut, maka hasil akhir akan perkawinan
didapatkan level kompleksitas dari suatu Melihat View 3 20+ Kompleks
fungsionalitas. halaman (php,sql,
data js)
agama
Tabel 12 Tabel pengklasifikasian FP Melihat View 3 20+ Kompleks
halaman (php,sql,
Fungsiona Tipe Record Eleme Level
data jenis js)
litas Elemen n Data Komplek
kelamin
ts / Tipe sitas
Melihat View 3 20+ Kompleks
Files
halaman (php,sql,
Melihat fitur Output 2 4 Sederhan
data warga js)
integrasi (php,css a
negara
pada )
Melihat View 3 20+ Kompleks
dashboard
halaman (php,sql,
Melihat Output 3 8 Menenga
data status js)
halaman (php,css h
penduduk
menu ,js)
Melihat View 3 20+ Kompleks
integrasi
halaman (php,sql,
Memasukk Input 1 (php) 5 Sederhan
data cacat js)
an file a
Melihat View 3 20+ Kompleks
WordPress
halaman (php,sql,
yang akan
data js)
diunduh
menahun
Memasang Query 2 20+ Kompleks
Melihat View 3 20+ Kompleks
shortcode (php,sql
halaman (php,sql,
layanan )
data umur js)
mandiri
Melihat View 3 20+ Kompleks
Memasang Query 2 20+ Kompleks
halaman (php,sql,
shortcode (php,sql
data js)
data )
pendidikan
statistik
sedang
kependudu
ditempuh
kan
Melihat View 3 20+ Kompleks
Memasang Query 2 10 Menenga
halaman (php,sql,
shortcode (php,sql h
data cara js)
data )
KB
wilayah
Melihat
Menghubu Databa 6+ 45 Kompleks
halaman View 3 20+ Kompleks
ngkan se/File Records
data akta (php,sql,
basis data
kelahiran js)
dan folder
WPSID
Memasukk Input 2 16+ Kompleks
an nama (php,sql
Selanjutnya, dari hasil pemetaan yang
basis data ) dilakukan, peneliti akan memasukkan hasilnya
dan ke dalam tabel perhitungan Function point
berkas/pat
h
berdasarkan penelitian Khairani (2015). Dapat
Melakukan Query 1 (php) 20+ Menenga dilihat dari penurunan tabel 2.1 didapat
Integrasi h perumusan berikut yang menghasilkan nilai
sistem
Crude Function point.
Melihat Output 1 (php) 3 Sederhan
daftar a
shortcode
Melihat Output 1 (php) 3 Sederhan
daftar a
about
Tabel 13 Tabel perhitungan CFP Open-SID dan WordPress berbasis website ini
Level Kompleksitas adalah 165.
Tota
Tipe Sederhan Menenga
Komponen a h
Kompleks l Setelah nilai Function Point (FP)
CFP
J B P J B P J B P diketahui, langkah selanjutnya adalah
Tipe Input 1 3 3 0 4 0 1 6 6 9 menghitung durasi waktu yang dibutuhkan
1
Tipe Output 3 4
2
1 5 5 0 7 0 17 berdasarkan metode dari Jones (2007). Maka,
Tipe
1 1
1 hasil yang diperoleh sebagai berikut:
Query/Searc 1 3 3 3 4 6 0 109
h/View
2 7
2 𝑠 = 𝑓𝑗 = 1650.45 = 9,95 Bulan
Tipe
1 1 1
Di dalam rumus tersebut nilai j=0,45
File/Table/Da 0 7 0 0 0 1 15
tabase
0 5 5 didapatkan dari Tabel 3.4 dengan mengetahui
Tipe Inteface 1 bahwa penelitian ini merupakan suatu sistem
0 6 0 0 7 0 0 0 0
External 0 dan diambil nilai rata – rata sistem. Setelah
TOTAL 150 mengetahui durasi waktu untuk pengerjaan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penelitian ini, estimasi biaya sistem integrasi
oleh Khairani (2015) penilaian bobot untuk Open-SID dan WordPress ditentukan
Relative Complexity Adjustment Factor (RCAF) berdasarkan Upah Minimum Provinsi (UMP)
didapatkan dengan melihat 14 karakteristik NTB pada saat penelitian ini dilaksanakan
penilaian relatif terhadap sistem integrasi Open-SID yaitu sebesar Rp. 1.800.000,00/bulan.
dengan WordPress, seperti berikut: Sehingga hasil estimasi biaya yang dapat
diperoleh yaitu:
Tabel 14 Perhitungan RCAF Estimasi Biaya = 9,95 * Rp. 1.800.000,00
NO KARAKTERISTIK BOBOT = Rp. 17.911.000,00
1 Tingkat kompleksitas komunikasi 3 Pengujian Mean Opinion Score (MOS)
data
2 Tingkat kompleksitas pemrosesan 4
Pengujian dengan metode Mean Opinion
terdistribusi Score (MOS) adalah pengujian yang dilakukan
3 Tingkat kompleksitas performa 3 dengan cara mengisi formulir kuisioner yang
4 Tingkat kompleksitas konfigurasi 4 berisi beberapa pertanyaan terkait dengan
5 Tingkat frekuensi penggunaan 2 aplikasi yang dibuat dan mencari nilai rata-rata
software
6 Tingkat frekuensi input data 1 dari setiap poin pertanyaan, kemudian
7 Tingkat kemudahan pengunaan 4 didapatkan hasil berupa persentase manfaat
bagi user aplikasi yang dibuat (Wicaksono et al., 2015).
8 Tingkat frekuensi update data 3 Aplikasi sistem integrasi WordPress
9 Tingkat kompleksitas proses data 4
dan Open-SID setelah mendapatkan hasil
10 Tingkat kemungkinan penggunaan 4
kembali/reusable kode Program akhir, terdapatlah poin yang diteliti untuk
11 Tingkat kemudahaan dalam 2 kuisioner kepada pengguna dengan melihat
instalasi front end dari hasil yang telah penelitian ini
12 Tingkat kemudahaan operasional 1 lakukan.
software (backup, recovery,
dsbnya)
13 Tingkat software dibuat untuk 5 Tabel 15 Rencana pengujian MOS
multi organisasi/perusahaan/client Formula
14 Tingkat kompleksitas dalam 5 No. Poin yang diteliti persentase yang
mengikuti perubahan/fleksibel digunakan
TOTAL 45 Apakah tampilan Open-SID
1. setelah integrasi lebih
menarik?
Selanjutnya, setelah mendapatkan Apakah aplikasi mudah
2. 𝐵
CFP, kita dapat memasukkan nilai tersebut digunakan? 𝐴 = × 100%
𝐶
dalam menghitung Function point, peneliti Apakah aplikasi yang (4-1)
dibangun memudahkan
menggunakan pedoman penilaian oleh 3.
dalam layanan administrasi Keterangan:
Function point Internasional User Group desa? A = Nilai
(IFPUG), yaitu: Apakah tata letak bilah persentase
4.
FP = CFP x (0.65 + 0.01 x RCAF) menu aplikasi sudah baik? B = Skor yang
= 150 x (0.65 + (0.01 x 45)) Apakah aplikasi yang didapat
5.
dibangun bermanfaat? C = Skor
= 150 x (0.65 + 0.45) Apakah aplikasi yang maksimal
= 150 x (1.1) 6. dibangun memiliki tampilan
= 165 data statistik yang menarik?
Sehingga, nilai Function point yang Apakah aplikasi yang
7.
ditampilkan sudah lengkap?
didapat dari hasil perhitungan pada integrasi
Tabel 16 Keterangan pengujian MOS  Aplikasi yang dibangun memudahkan
MOS Keterangan Bobot Nilai dalam layanan administrasi desa
SS Sangat Setuju 5 (1 × 0) + (2 × 0) + (3 × 2) + (4 × 10) + (5 × 18)
MOS = = 4.53
S Setuju 4 30
KS Kurang Setuju 3  Tata letak bilah menu
(1 × 1) + (2 × 0) + (3 × 3) + (4 × 8) + (5 × 18)
TS Tidak Setuju 2 MOS = = 4.4
30
TT Tidak Tahu 1
 Aplikasi bermanfaat
(1 × 0) + (2 × 1) + (3 × 0) + (4 × 5) + (5 × 24)
MOS = = 4.73
Setelah melakukan survei terhadap 30 30
orang responden pada kuisioner yang telah  Tampilan data statistik menarik
(1 × 0) + (2 × 0) + (3 × 2) + (4 × 11) + (5 × 17)
didapatkan seperti pada Tabel 17 berikut ini: MOS = = 4.5
30
 Aplikasi sudah lengkap
Tabel 17 Hasil kuisioner pengujian MOS (1 × 0) + (2 × 0) + (3 × 9) + (4 × 14) + (5 × 7)
MOS = = 3.93
30
No Poin yang diteliti SS S KS TS TT Tabel 18 Hasil Pengujian MOS
Poin yang Skor Skor
Apakah tampilan No
diteliti MOS Maksimal
Open-SID setelah
1. 12 16 2 0 0 Tampilan Open-
integrasi lebih
menarik? SID setelah
1 4.3 5
integrasi lebih
Apakah aplikasi menarik
2. 15 13 2 0 0 Kemudahan
mudah digunakan?
2 menggunakan 4.43 5
Apakah aplikasi aplikasi
yang dibangun Aplikasi yang
3. memudahkan 18 10 2 0 0 dibangun
dalam layanan
3 memudahkan 4.53 5
administrasi desa?
dalam layanan
Apakah tata letak administrasi desa
4. bilah menu aplikasi 18 8 3 0 1
Tata letak bilah
sudah baik? 4 4.4 5
menu
Apakah aplikasi Aplikasi
5 4.73 5
5. yang dibangun 24 5 0 1 0 bermanfaat
bermanfaat? Tampilan data
6 4.5 5
Apakah aplikasi statistik menarik
yang dibangun Aplikasi sudah
6. memiliki tampilan 17 11 2 0 0 7 3.93 5
lengkap
data statistik yang Total Skor 30.82 35
menarik? 𝐵
Apakah aplikasi 𝐴 = × 100%
7. yang ditampilkan 7 14 9 0 0 Persentase pengujian 𝐶
30.82
sudah lengkap? MOS = × 100%
35
Jumlah responden 30 = 88.05%

Hasil kuisioner dari 30 orang Dari Tabel 18 hasil pengujian MOS


responden yang diperoleh dari kuisioner atau kuisioner pada aplikasi mengambil
terhadap beberapa operator desa yang sudah sampel 30 orang. Beberapa poin yang diteliti
memiliki Open-SID, penulis blog website, dengan skor maksimal dari beberapa
warga desa, dan beberapa responden lainnya. pertanyaan.
Hasil dari kuisioner tersebut akan Adapun untuk mendapatkan nilai
mendapatkan rata-rata skor maksimal dari persentase dari poin yang diteliti dapat
𝐵
sebuah aplikasi dan akan dihitung skor hasil dilakukan dengan dengan rumus 𝐴 = 𝐶 ×
kuisioner yang didapatkan. 100% , sehingga nilai persentase
Perhitungan MOS dengan skor yang keberhasilan yang didapat 88.05% .
didapat:
 Tampilan Open-SID setelah integrasi lebih
KESIMPULAN
menarik
(1 × 0) + (2 × 0) + (3 × 2) + (4 × 16) + (5 × 12)
Berdasarkan hasil yang sudah di
MOS = = 4.33 peroleh dapat disimpulkan beberapa poin
30
 Kemudahan menggunakan aplikasi kesimpulan sebagai berikut:
(1 × 0) + (2 × 0) + (3 × 2) + (4 × 13) + (5 × 15)
MOS = = 4.43
30
1. Berdasarkan alur kerja cara penggunaan Computing. Fakultas Teknik Universitas
shortcode plugin dari integrasi Open-SID Indonesia.
dan WordPress, sistem yang dibuat oleh [3] Horowitz, E. (2000). COCOMO II Model
peneliti dapat menunjang kebutuhan Definition Manual. Center for Software
dinamis WordPress yang dapat digunakan Engineering, USC, 2.1.
oleh Open-SID. [4] Ibad., M. I. (2016). Memahami Sistem
2. Hasil integrasi antara Open-SID dan Informasi dalam Konteks UU Desa.
WordPress membuat tampilan dari Retrieved May 20, 2018, from
website untuk desa dapat berubah-ubah https://sekolahdesa.or.id/tag/sistem-
sehingga pengembang dapat membuat informasi-desa/
tampilan website desa yang diintegrasikan [5] Jones, C. (2007). Estimating Software
dengan Open-SID menjadi lebih bervariasi Costs: Bringing Realism to Estimating
sesuai dengan kreativitas masing-masing. (2nd ed.). New York, NY: McGraw-Hill.
3. Berdasarkan hasil pengujian yang [6] Khairani, D. (2015). Studi Kasus
didapatkan, secara fungsional dapat Pengukuran Sistem Informasi
disimpulkan bahwa plugin WordPress Menggunakan Function Point ( FP). UIN
yang dibuat dengan shortcode dapat Syarif Hidayatullah Jakarta, 8(2), 1–7.
diterapkan dari WordPress versi 4.0.24 [7] Nurcholis, H. (2011). Pertumbuhan dan
hingga versi 4.9.8 yang termutakhir Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
sehingga apabila peneliti lain ingin Jakarta: Penerbit Airlangga.
mengembangkan integrasi suatu sistem [8] Ridwan, E. (2017). Peran dan Manfaat
dengan WordPress maka peneliti lain tidak Sistem Informasi Desa.
akan mendapatkan kesulitan apabila Retrieved April 6, 2018, from
WordPress merilis versi terbaru. https://github.com/OpenSID/OpenSID/wi
4. Sistem integrasi Open-SID dan WordPress ki/Peran-dan-Manfaat-Sistem-Informasi-
mendapatkan Function Point (FP) sebesar Desa
165 dan diperoleh hasil estimasi biaya dari [9] Wicaksono, A. R., Winarno, W. W.,
perangkat lunak berdasarkan Upah Sunyoto, A., & Raya, J. S. (2015).
Minimum Provinsi (UMP) NTB yaitu Rp. Perancangan Dan Implementasi E-
17.911.000,00. Learning Pendukung Project Based
5. Pengujian Mean Opinion Score (MOS) Learning, 2015(Sentika).
untuk aplikasi sistem integrasi Open-SID
dan WordPress mendapatkan nilai
persentase sebesar 88.05%.

SARAN
1. Memperbaiki sumber dari shortcode
WPSID agar beberapa kondisi plugin
menjadi tanpa celah.
2. Mengembangkan sumber algoritma dari
WPSID agar lebih mudah dalam
mengkoneksikan basis data dan lokasi dari
folder/path.
3. Pengembangan dengan metode yang
sama di plugin dari WordPress pada
sistem lain yang selaras seperti Open-SID.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Christiy, A. (2017). Cara Membuat
Shortcode WordPress Theme. Retrieved
November 14, 2018, from
https://www.hostinger.co.id/tutorial/cara-
membuat-shortcode-wordpress-theme/
[2] Elmansyah. (2013). Pengembangan Dan
Analisa Sistem Kelas Pengajaran Bring
Your Own Device (BYOD) Berbasis Cloud

Anda mungkin juga menyukai