Anda di halaman 1dari 18

Perkembangan Sistem Periodik Unsur

Tabel periodik unsur-unsur kimia adalah tampilan unsur-unsur kimia dalam


bentuk tabel. Unsur-unsur tersebut diatur berdasarkan struktur elektronnya
sehingga sifat kimia unsur-unsur tersebut berubah-ubah secara teratur
sepanjang tabel. Setiap unsur didaftarkan berdasarkan nomor atom dan lambang
unsurnya.
Tabel periodik standar memberikan informasi dasar mengenai suatu unsur. Ada
juga cara lain untuk menampilkan unsur-unsur kimia dengan memuat keterangan
lebih atau dari persepektif yang berbeda.

I. SISTEM PEREODE KLASIK


a. Hukum Triade
Unsur-unsur yang mempunyai sifat yang sama disusun berdasarkan massa
atomnya dalam suatu triade yaitu setiap kelompok terdiri dari tiga unsur.
Unsur yang ditengah mempunyai massa atom rata-rata dari jumlah massa
atom kedua unsur yang mengapitnya dan sifatnya diantara keduanya
Contoh:
Kelemahannya: banyak unsur yang mempunyai sifat mirip tetapi jumlahnya
lebih dari tiga.

1. TRIADE DOBEREINER DAN HUKUM OKTAF NEWLANDS TRIADE DOBEREINER

Dobereiner menemukan adanya beberapa kelompok tiga unsur yang memiliki


kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom.
Contoh kelompok-kelompok triade:
- Cl, Br dan I

- Ca, Sr dan Ba

- S, Se dan Te

Kelemahannya: banyak unsur yang mempunyai sifat mirip tetapi jumlahnya lebih
dari tiga.

Ilmuwan pertama yang mengembangkan sistem periodik unsur adalah Johan W.


Dobereiner. Sistem periodik unsur-unsur yang dikelompokkan didasarkan
pada massa atom. Menurut Dobereiner, jika massa atom unsur A ditambah
massa atom unsur B, kemudian dirata-ratakan maka akan dihasilkan massa atom
unsur C. Ketiga unsur ini akan memiliki sifat yang mirip. Kelompok unsur tersebut
oleh Dobereiner dinamakan triade.
Contoh:
Massa atom Cl = 35
Massa atom I = 127
Massa atom Br = 35 + 127 /2 = 81
Jadi, sifat unsur bromin akan mirip dengan unsur klorin dan iodin.
Kelemahan sistem triade. ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk dalam
satu triad, tetapi mempunyai sifat-sifat mirip dengan triad tersebut

b. Pengelompokan Logam dan Non Logam


Ketika ilmu kimia lahir, para ilmuwan Arab dan Persia membagi unsur-unsur
menjadi dua kelompok, yaitu lugham (logam) dan laysa lugham (bukan logam)
Pengelompokan unsur-unsur menjadi logam dan bukan logam berlangsung
sampai abad ke-19.

2. Hukum Oktaf

Pengelompokkan unsur-unsur berdasarkan massa atom.Unsur-unsur disusun


dalam kelompok berisi tujuh unsur. Sifat-sifat unsur akan berulang pada unsur
kedelapan (oktaf). Dengan demikian, unsur ke-8 akan mempunyai sifat yang
sama dengan unsur ke-1.

Contoh:

Kelemahan: tidak berlaku untuk unsur-unsur bernomor massa relative besar,


misalnya Cr tidak mirip dengan Al; Mn tidak mirip dengan P; Fe tidak mirip
dengan S.

Apabila unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom, maka unsur


kesembilan mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan unsur pertama, unsur
kesepuluh mirip dengan unsur kedua dan seterusnya. Karena setelah unsur
kedelapan sifat-sifatnya selalu terulang, maka dinamakan hukum Oktaf.

Contoh: Li (nomor atom 3) akan mirip sifatnya dengan Na (nomor atom 11) 3
ı 11
. John Newland
Newlands menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya.
Jika unsur-unsur dideretkan menurut kenaikan massa atom relatifnya maka
unsur kedelapan memiliki sifat mirip dengan unsur pertama. ternyata unsur yang
berselisih 1 oktaf (unsur ke-1 dan ke-8, unsur ke-2 dan unsur ke-9),
menunjukkan kemiripan sifat. Pola ini dinamakan Hukum Oktaf.
Kelemahan hukum Oktef karena hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika
diteruskan, ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai
sifat yang cukup berbeda dengan Be, Mg, dan Ca.
Pengelompokkan unsur-unsur berdasarkan massa atom.Unsur-unsur disusun
dalam kelompok berisi tujuh unsur. Sifat-sifat unsur akan berulang pada unsur
kedelapan (oktaf). Dengan demikian, unsur ke-8 akan mempunyai sifat yang
sama dengan unsur ke-1.

Contoh:

Kelemahan: tidak berlaku untuk unsur-unsur bernomor massa relative besar,


misalnya Cr tidak mirip dengan Al; Mn tidak mirip dengan P; Fe tidak mirip
dengan S.

3. Susunan Berkala Mendeleev dan Meyer

Unsur-unsur disusun dalam suatu tabel berdasarkan sifat-sifatnya yang


merupakan fungsi dari massa atom relative.

Unsur dengan sifat-sifat yang sama diletakkan dalam satu kolom dari atas ke
bawah (Meyer berdasarkan sifat fisika sedangkan Mendeleev berdasarkan sifat
kimia dan fisika).

Terdapat 8 golongan (kolom vertical) dan 7 perioda ( baris horizontal)


Mendeleev dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan yang akan
mengisi tempat yang kosong dalam tabel

Kelemahan susunan berkala Mendeleev: beberapa urutan unsur terbalik jika


ditinjau dari bertambahnya massa atom.

- Disusun berdasarkan massa atomnya dengan tidak mengabaikan sifat-sifat


unsurnya.

- Lahirlah hukum periodik unsur yang menyatakan bahwa apabila unsur disusun
menurut massa atomnya, maka unsur itu akan menunjukkan sifatsifat yang
berulang secara periodik.

- Beberapa keunggulan sistem periodik Mendeleyev, antara lain:

- Ada tempat bagi unsur transisi.

- Terdapat tempat-tempat kosong yang diramalkan akan diisi dengan


unsur yang belum ditemukan pada waktu itu.

- Kekurangan sistem periodik ini:

- Adanya empat pasal anomali, yaitu penyimpangan terhadap hukum


perioditas yang disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya.
Keempat anomali itu adalah: Ar dengan K, Te dengan I, Co dengan Ni
dan Th dengan Pa.

Unsur-unsur disusun dalam suatu tabel berdasarkan sifat-sifatnya yang


merupakan fungsi dari massa atom relative.

Unsur dengan sifat-sifat yang sama diletakkan dalam satu kolom dari atas ke
bawah (Meyer berdasarkan sifat fisika sedangkan Mendeleev berdasarkan sifat
kimia dan fisika).

Terdapat 8 golongan (kolom vertical) dan 7 perioda ( baris horizontal)

Mendeleev dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan yang akan
mengisi tempat yang kosong dalam tabel
Kelemahan susunan berkala Mendeleev: beberapa urutan unsur terbalik jika
ditinjau dari bertambahnya massa atom.

4. Sistem Periodik Modern


Tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan bahwa urutan unsur dalam
tabel periodik sesuai kenaikan nomor atom. Tabel periodik modern yang
disebut juga tabel periodik bentuk panjang, disusun menurut kenaikan nomor
atom dan kemiripan sifat. Tabel periodik modern ini dapat dikatakan sebagai
penyempurnaan Tabel Periodik Mendeleyev.
Tabel periodik bentuk panjang terdiri atas lajur vertikal (golongan) yang disusun
menurut kemiripan sifat dan lajur horizontal (periode) yang disusun berdasarkan
kenaikan nomor atomnya.

a. Lajur vertikal (golongan)


ditulis dengan angka Romawi terdiri atas 18 golongan.

1) Golongan A (Golongan Utama)


IA : Alkali Gol. VA : Nitrogen
IIA : Alkali Tanah VIA : Kalkogen
IIIA : Aluminium VIIA : Halogen
IVA: Karbon VIIIA (0): Gas Mulia

2) Golongan Transisi/Golongan Tambahan (Golongan B), terbagi


atas:
a) Golongan Transisi (Gol. B), yaitu : IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB
(VIII), IB, dan IIB.
b) Golongan Transisi Dalam, ada dua deret yaitu :
Deret Lantanida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat
dengan 57La).
Deret Aktinida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat
dengan 89Ac).

Golongan B terletak di antara Golongan IIA dan IIIA.


Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai persamaan sifat
karena mempunyai elektron valensi (elektron di kulit terluar) yang sama.

b. Lajur Horizontal (Periode) ditulis dengan angka Arab terdiri


atas 7 periode.
Periode 1 berisi 2 unsur. Periode 5 berisi 18 unsur.
Periode 2 berisi 8 unsur. Periode 6 berisi 32 unsur.
Periode 3 berisi 8 unsur. Periode 7 berisi 23 unsur (belum lengkap).
Periode 4 berisi 18 unsur.

5. Sistem Periodik Modern

Disusun berdasarkan konfigurasi electron dari atom unsur-unsur. Sistem periodic


modern disusun menjadi suatu baris-baris (dari kiri ke kanan) dan kolom-kolom
(dari atas kebawah). Baris disebut perioda, sedangkan kolom disebut golongan.

Setiap perioda memiliki nomor masing-masing dimulai dari 1-7. Golongan


memiliki nomor 1-8 dengan ditambahkan A dan B.
Disusun berdasarkan konfigurasi electron dari atom unsur-unsur. Sistem periodic
modern disusun menjadi suatu baris-baris (dari kiri ke kanan) dan kolom-kolom
(dari atas kebawah). Baris disebut perioda, sedangkan kolom disebut golongan.

Setiap perioda memiliki nomor masing-masing dimulai dari 1-7. Golongan


memiliki nomor 1-8 dengan ditambahkan A dan B.

Tips Menghafal golongan IA, IIA, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA:

Golongan IA : Li-Na-K-Rb-Cs-Fr

Tips menghafal : LiNa Kawin Rubi Cs Frustasi

Golongan IIA : Be-Mg-Ca-Sr-Ba-Ra

Tips menghafal : Beli Mangga Cari Sirsak Bawa Rambutan


Golongan IIIA : B-Al-Ga-In-Tl

Tips menghafal : Bang Ali Gandeng Iin di Televisi

Golongan IVA : C-Si-Ge-Sn-Pb

Tips menghafal : CeSi Genit Senang Plembungan

Golongan VA : N-P-As-Sb-Bi

Tips menghafal : Nining Punya Asisten Serba Bisa

Golongan VIA : O-S-Se-Te-Po

Tips menghafal : Orang Sekarang Senang TelePon

Golongan VIIA : F-Cl-Br-I-At

Tips menghafal : Festival Celana Baru Itu Antik

Golongan VIIIA : He-Ne-Ar-Kr-Xe-Rn

Tips menghafal : Heboh Negara Arab Karena Xerangan Radon

Beberapa Sifat Unsur

Cakupan sifat-sifat yang diperlihatkan. oleh unsur sangat mengagumkan. Pada


temperatur kamar, sebagian bersifat gas, sebagian bersifat cair dan lainnya
padat. Sebagian lagi bersifat logam (metal), sebagian bukan logam, sebagian
lainnya ada pula yang mempunyai sifat di antara keduanya, sebagian unsur
keras, sebagian lagi lunak, sebagian sangat padat (very dense) dan yang lainnya
sangat ringan (low density). Karena sangat beragarnnya sifat-sifat unsur, dicari
jalan atau cara untuk membagi sifat-sifat unsur, sehingga dapat memudahkan
pengertiannya..
Salah satu metoda yang paling sederhana untuk mengklasifikasi unsur ini adalah
membaginya menjadi tiga kategori: logam (metal), non-logam (non-metal)
dan metaloid. Unsur-unsur yang ada dalam setiap kategori mempunyai
beberapa sifat yang berbeda-beda.

Logam (Metal)

Setiap orang pernah melihat logam, misalnya besi pada telapak kuda, kertas
pembungkus dari aluminium (Al-foil), kawat tembaga atau bumper mobil yang
dilapisi krom (chrom-plated). Dan Anda juga tidak akan raga-raga dengan
beberapa sifat logam, meskipun Anda tidak begitu mengetahui tentang sifat-
sifatnya. Salah satu contoh, misalnya adalah bentuk yang menarik dari logam.
Cahaya dari logam sangat spesifik, sehingga disebut cahaya metal (metallic
luster)

Logam juga mempunyai sifat yang sama dalam kemampuannya mengubah


bentuk tanpa pecah, jika ditempa dengan pemukul (hammer) atau ditarik untuk
meluruskannya. Semua, logam mempunyai kemampuan seperti ini sampai
derajat tertentu. Kemampuan mengubah bentuk jika dipukul disebut
malleabilitas (malleability) dan beberapa logam, misalnya emas dapat ditempa
atau diperas sampai sangat tipis. Daun emas, misalnya terdiri dari emas dan
sedikit perak dan tembaga yang didorong masuk ke dalam lapisan yang sangat
tipis (kira-kira 1/280.000 inci) yang menyebabkan campuran logam ini
transparan, sehingga sebagian sinar dapat melewatinya. Sifat mudah ditempa
(lentur) dari logam juga merupakan sifat yang dapat digunakan oleh pandai besi
untuk membuat sepatu kuda dan pandai perak dalam membuat kerajinan dari
perak.
Kemampuan logam yang dapat diluruskan jika ditarik dari arah yang berlawanan
disebut mempunyai sifat lentur (ductility). Sifat ini digunakan pada pembuatan
kawat. Logam yang akan dijadikan kawat dapat berupa baja, tembaga atau bras
(campuran logam yang terdiri dari tembaga dan seng), dibuat dulu menjadi
batang. Salah satu batang diperkecil melalui suatu alat yang berputar yang dapat
mengubah batang kawat menjadi lebih kecil lagi dan kawat yang terbentuk
dikumpulkan pada "pulling divice" pada sisi lainnya. Dengan deinikian logam
tersebut dibawa melalui alat penipis batang (die) dimana ukuran garis tengahnya
menjadi berkurang dan panjangnya bertambah.

Non Logam

Kebanyakan unsur non logam jarang dijumpai dalam bentuk unsurnya yang
murni dalam kehidupan sehari hari, yang sering dijumpai adalah dalam bentuk
senyawa kimia (compound). Salah satu benda non logam yang banyak diketahui
adalah karbon, yang terjadi di alam dalam dua bentuk yang berbeda. Salah satu
bentuk karbon yang cukup dikenal adalah grafit. Bentuk ini banyak dijumpai pada
arang bakar dan isi pencil. Bentuk karbon vane kurang dikenal tetapi sangat
berharga adalah berlian (diamond ). Grafit dan berlian adalah dua sifat yang
sangat berbeda jika dikaitkan sebagai logam. Kedua bentuk karbon tersebut tidak
mempunyai sifat sebagai logam yang mudah ditenpa atau bersifat lentur
(ductile).

Non logam lainnya yang sangat banyak dijumpai adalah oksigen dan nitrogen,
yaitu komponen yang penting dari atmosfir. Biasanya kita tidak sadar akan
kehadirannya, karena kedua nonlogam ini adalah gas yang tidak dapat dilihat.
Scperti telah dipelajari sebelumnya , oksigen dan nitrogen terdiri dari molekul
yang mempunyai dua atom (molekul diatom), molekul yang mengandung dua
atom dalain setiap molekulnya. Unsur nonlogam lainnya yang bentuk molekulnya
juga sama dengan oksigen dan nitrogen kebanyakan juga berbentuk gas adalah
hidrogen (H2), fluor (F), klor (Cl), Brom (Br) clan Yodium (Y), unsur ini juga
mengandung dua atom dalam setiap molekulnya, tetapi brom berbentuk cair dan
Yodium berbentuk padat pada temperatur kamar.

Sama seperti sifit-sifat logam yang, batasnya sangat luas, demikian juga sifat-
sifat unsur non-logam. Seperti yang telah disarnpaikan se belumnva, beberapa
unsur berbentuk gas dan ada satu (brom) berbentuk cair. Ada yang berbentuk
padat, karbon adalah salah satu con tohnya. Disamping perbedaan dalam sifat-
sifat fisika, unsur nonlogam juga berbeda dalam sifat-sifat kimianya. Fluor
misalnya sangat reaktif, tetapi helium inert (tidak reaktif sama sekali).

Metaloid

Metaloid adalah unsur yang mempunyai sifat antara logam dan non logam.
Perbedaan ini. yang merupakan hal yang sangat penting akan diuraikan lebih
terinci pada pembahasan selanjutnya. Antara logam (metal) dan nonlogam
(nonmetal). Contoh yang paling terkenal adalah elemen silikon. Yang lainnya
misalnya arson (As) dan antimon (Sb). Jika dilihat dari bentuk luarnya, unsur ini
agak berbentuk logam, tetapi warna gelapnya agak berbeda. Bentuknya agak
berbeda jika dibandingkan dengan logam yang spesifik misalnya besi atau perak.

Metalloid adalah semikonduktor yang spesifik, unsur ini dapat mengantar arus
listrik, tetapi tidak tepat sama seperti logam. Sifat semikonduktor ini sangat
berguna dalam industri elektronik, karena unsur ini dapat memungkinkan alat-
alat milcroelektronik diperoleh dalam bentuk ukuran kecil (dapat digenggam
dalam Langan) misalnya dijumpai dalam kalkulator dan mikrokomputer.

ISOTOP

Isotop yang khusus dari suatu unsur ditentukan dengan cara menetapkan nomor
atomnya, yaitu dengan lambang Z dan nomor massanya A

Nomor massa merupakan penjumlahan banyaknya proton dan neutron dari suatu
atom. Dengan demikian nomor neutron dapat-diperoleh dari perbedaan A Z.

Kita gambarkan isotop secara simbolik dengan menuliskan nomor massa atom di
atas dan nomor atom di bawah, keduanya menunjukkan lambang suatu atom.

A
XZ

Sebagai contoh, atom karbon (Z = 6), yang mengandung enam neutron


12
mempunya lambang C6. Ini adalah karbon yang mempunyai 12 isotop, yang
merupakan dasar dari Skala massa atom.

B. Hubungan Sistem Konfigurasi Elektron dengan Letak Unsur dalam


Tabel Periodik Unsur
Berdasarkan konfigurasi elektron unsur-unsur terdapat hubungan antara
konfigurasi elektron dengan letak unsur (nomor golongan dan periode) dalam
tabel periodik sebagai berikut.

1. Jumlah elektron valensi menyatakan nomor golongan


2. Jumlah kulit elektron menyatakan nomor periode
Pengecualian terjadi pada helium, elektron valensinya 2 tetapi terletak pada
golongan gas mulia (VIIIA)

C. SIFAT SIFAT UNSUR


Sifat unsur dibedakan menjadi dua, yaitu unsur logam dan nonlogam. Unsur-
unsur logam terdapat di sebelah kiri sedangkan unsur-unsur nonlogam terdapat
di sebelah kanan tabel periodik. Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur logam
cenderung melepaskan elektron (energi ionisasi kecil), sedangkan unsur
nonlogam menangkap elektron (keelektronegatifan besar). Pada tabel periodik,
sifat-sifat logam semakin ke bawah semakin bertambah sedangkan semakin ke
kanan semakin berkurang.
Unsur bagian kiri tabel periodik (IA dan IIA) memiliki sifat logam paling kuat,
sedangkan unsur-unsur paling kanan (VIIA) mempunyai sifat nonlogam paling
kuat. Antara unsur logam dan nonlogam terdapat unsur peralihan yang
mempunyai sifat logam dan nonlogam sekaligus.

D. Sifat Periodik Unsur


Unsur-unsur dalam golongan yang sama memiliki elektron valensi yang sama.
Demikian pula unsur-unsur pada periode yang sama, elektron valensinya
menghuni orbit yang sama. Oleh karena sifat-sifat unsur ada hubungannya
dengan konfigurasi elektron maka unsur-unsur dalam golongan yang sama akan
memiliki sifat yang mirip dan dalam periode yang sama akan menunjukkan sifat
yang khas secara berkala (periodik) dari logam ke nonlogam. Beberapa sifat
periodik unsur di antaranya adalah jari-jari atom, afinitas elektron, energi
ionisasi, dan keelektronegatifan.
1. JARI-JARI ATOM
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar. unsur-unsur
yang segolongan, jari-jari atom makin ke bawah makin besar sebab jumlah
kulit yang dimiliki atom makin banyak, sehingga kulit terluar makin jauh dari
inti atom.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin
besar sebab jumlah kulit yang dimiliki atom makin banyak (ingat jumlah
kulit=nomor periode), sehingga kulit terluar makin jauh dari inti atom.
sehingga jari-jari atom juga bertambah besar.

b. unsur-unsur yang seperiode, jari-jari atom makin ke kanan


makin kecil. Dari kiri ke kanan, jumlah kulit tetap tetapi muatan inti
(nomor atom) dan jumlah elektron pada kulit bertambah. Hal
tersebut mengakibatkan gaya tarik-menarik antara inti dengan kulit
elektron semakin besar sehingga jari-jari atom makin kecil.

2. AFINITAS ELEKTRON

Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom


netral dalam wujud gas pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk
ion negatif. Atau energi yang menyertai proses penambahan 1elektron pada
satu atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan –1a.

a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah afinitas elektron


semakin kecil.

b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin


besar.

Penjelasan:
Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dinyatakan
dengan tanda negatif (-). Apabila ion negatif yang terbentuk tidak stabil,
energi diperlukan/diserap dinyatakan dengan tanda positif (+).
Kecenderungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingkan
dengan energi ionisasi.

3. ENERGI IONISASI

Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron


terluar suatu atom.

a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin


berkurang.

b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan energi ionisasi cenderung


bertambah.
Kecenderungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1). Dari atas ke bawah dalam satu golongan jari-jari atom bertambah
sehingga daya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Elektron
semakin mudah dilepas dan energi yang diperlukan untuk
melepaskannya makin kecil.
2). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, daya tarik inti terhadap
elektron semakin besar sehingga elektron semakin sukar dilepas. Energi
yang diperlukan untuk melepaskan elektron tentunya semakin besar.

4. KEELEKTRONEGATIFAN

Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk


menangkap atau menarik elektron dari atom lain yang digunakan pada ikatan ke
arah atom bersangkutan. Misalnya, fluorin memiliki kecenderungan menarik
elektron lebih kuat daripada hidrogen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
keelektronegatifan fluorin lebih besar daripada hidrogen.

a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah keelektronegatifan semakin


berkurang.

b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan keelektronegatifan semakin


bertambah.

Energi ionisasi dan afinitas elektron berkaitan dengan besarnya daya


tarik elektron. Semakin besar daya tarik elektron semakin besar energi ionisasi,
juga semakin besar (semakin negatif) afinitas elektron. Jadi, suatu unsur
(misalnya fluor) yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar
akan mempunyai keelektronegatifan yang besar. Akan tetapi perlu diingat bahwa
golongan VIIIA tidak mempunyai keelektronegatifan. Hal ini karena sudah
memiliki 8 elektron di kulit terluar. Jadi keelektronegatifan terbesar berada pada
golongan VIIA
Semakin besar keelektronegatifan, unsur cenderung makin mudah
membentuk ion negatif. Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cenderung
makin sulit membentuk ion negatif, dan cenderung semakin mudah membentuk
ion positif

5. Sifat Logam

Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu


kecenderungan melepas elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam
tergantung pada energi ionisasi. Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur unsur
logam cenderung melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil),
sedangkan unsur-unsur bukan logam cenderung menangkap elektron (memiliki
keelektronegatifan yang besar).

Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka


sifat logam-nonlogam dalam periodik unsur adalah:

1) Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan
sifat nonlogam bertambah.

2) Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah,


sedangkan sifat nonlogam berkurang.
Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem periodik
unsur, sedangkan unsur-unsur nonlogam terletak pada bagian kanan-atas.
Batas logam dan nonlogam pada sistem periodik sering digambarkan dengan
tangga diagonal bergaris tebal, sehingga unsur unsur di sekitar daerah
perbatasan antara logam dan nonlogam itu mempunyai sifat logam sekaligus
sifat nonlogam. Unsur-unsur itu disebut unsur metaloid. Contohnya adalah
boron dan silikon.

Selain itu, sifat logam juga berhubungan dengan kereaktifan suatu unsur. Reaktif
artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik unsur makin ke
bawah semakin reaktif (makin mudah bereaksi) karena semakin mudah
melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik
makin ke bawah makin kurang reaktif (makin sukar bereaksi) karena semakin
sukar menangkap elektron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah
golongan IA (logam alkali) dan unsur nonlogam yang paling reaktif adalah
golongan VIIA (halogen)

6. Titik Leleh dan Titik Didih

Berdasarkan titik leleh dan titik didih dapat disimpulkan sebagai berikut.

1) Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan
sampai golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih
terendah dimiliki oleh unsur golongan VIIIA.

2) Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan: unsur-


unsur golongan IA – IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke
bawah; unsur-unsur golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai