Perencanaan Pondasi Bored Pile Pada Menara Plama-10304029 PDF
Perencanaan Pondasi Bored Pile Pada Menara Plama-10304029 PDF
PALMA
Galeh A.Putro
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Tekik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma
Proyek Pembangunan Gedung Menara Palma terdiri dari 27 lantai dan 3 lantai
basemant. Pada perencanaan perhitungan pondasi proyek ini menggunakan pondasi
bore pile, dan dimensi yang digunakan pada perencanaan perhitungan ini menggunakan
dimensi 80 cm dan 100 cm pada kedalaman 14 m dan 16 m . Tujuan perencanaan ini
adalah untuk mendapatkan pondasi tiang bor yang memiliki daya dukung yang aman
dan mendapatkan penurunan pondasi yang masih ditoleransikan. Pada perhitungan
perencanaan pondasi tiang bor ini untuk perhitungan daya dukung ujung tiang dan
selimut tiang digunakan metode LCPC (Laboratoire Central des Ponts et Chaussees)
yang berdasarkan data lapangan yaitu sondir. Perhitungan penurunan tiang tunggal
digunakan metode semi empiris dan penurunan kelompok tiang menggunakan metode
Vesic dan NSPT. Dari hasil perhitungan perencanaan pondasi tiang bor ini dapat dipilih
tiang Bor dengan diameter 100 cm dan panjang pondasi 16 m. Hal ini dilihat
berdasarkan hasil perhitungan dengan cara manual yaitu penurunanya tanahnya sebesar
0.025 m untuk pondasi diameter 100 cm. sedangkan penurunan pondasi berdasarkan
analisis program FB-PIER didapat penurunan sebesar 0.001 m pada pondasi dengan
diameter 100 cm.
PENDAHULUAN
Proyek pembangunan Gedung Menara Palma terletak di Jln.HR.Rasuna Said, Kuningan,
Jakarta Selatan dan terdiri dari 27 lantai dan 3 lantai basemant. Dalam pembangunan
Gedung Perkantoran Menara Palma tersebut maka diperlukan perencanaan struktur atas
(up structure) dan struktur bawah (sub structure). Pada penulisan ini dibahas tentang
perencanaan struktur bawah (sub structure) dengan menggunakan pondasi tiang bor
dalam beberapa diameter dan panjang tiang yang berbeda.
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk merencanakan dan mendesain pondasi
pada proyek pembangunan gedung perkantoran Menara Palma.
Dalam penulisan ini, penulis membatasi masalah tentang menghitung Perhitungan daya
dukung ujung dan selimut tiang dengan metode LCPC (Laboratoire Central des Ponts
et Chaussees), perhitungan dan analisa daya dukung aksial (tunggal maupun kelompok)
dan lateral pondasi, perhitungan penurunan pondasi berdasarkan rumus Vesic dan N-
SPT, mendesain dan menentukan dimensi pondasi, menghitung penulangan pondasi
yang akan digunakan, Menghitung dan menentukan dimensi pile cap berdasarkan
SKSNI T15-1991-03.
LANDASAN TEORI
gaya pemancangan
Momen lentur
gaya horizontal
Penurunan
Penurunan Pondasi Tiang Tunggal
karena penurunan dipengaruhi mekanisme pengalihan beban, maka penyelesaian untuk
perhitungan penurunan hanya bersifat pendekatan. Metode yang digunakan dalam
perhitungan penurunan tiang tunggal ini adalah dengan menngunakan metode semi-
empiris.
S S s S p S ps
Dimana :
S = penurunan total pondasi tiang tunggal (m)
Ss = penurunan akibat deformasi axial tiang tunggal (m)
Sp = penurunan dari ujung tiang (m)
Sps = penurunan tiang akibat beban yang dialihkan sepanjang tiang (m)
(Q p .Qs ) L
Ss
Ap E p
C p Qp
Sp
D.q p
Q D 2
S sp ws (1 v s ) I ws
p.L Es
Dimana :
Qp = beban yang didukung ujung tiang (kN)
Qs = beban yang didukung selimut tiang (kN)
Qws
= gesekan rata-rata yang bekerja sepanjang tiang.
p .L
qp = daya dukung batas diujung tiang (kN/m2)
Ap = luas penampang tiang (m)
L = panjang tiang (m)
D = diameter tiang (m)
P = keliling tiang (m)
= koefisien yang bergantung pada distribusi gesekan selimut sepanjang pondasi
Es = modulus elastisitas tanah (kN/m2)
vs = poisson’s ratio tanah
Iws = factor pengaruh
L
= 2 0,35
D
Penurunan Pondasi Tiang Kelompok
Penurunan kelompok tiang umumnya lebih besar daripada pondasi tiang tunggal karena
pengaruh tegangan pada daerah yang lebih luas dan lebih dalam. Ada beberapa metode
yang dapat digunakan untuk menghitung penurunan kelompok tiang, diantarnya yaitu :
a) Metode Vesic (1977)
Beberapa penyelidikan tentang penurunan tiang kelompok yang telah dilaporkan dalam
literatur memiliki hasil yang sangat beragam. Hubungan yang paling sederhana untuk
menentukan penurunan tiang kelompok diberikan Vesic sebagai berikut :
Bg
Sg S
D
Dimana :
Sg = penurunan kelompok tiang (m)
S = penurunan pondasi tiang tunggal (m)
Bg = lebar kelompok tiang (m)
D = diameter tiang (m)
b) Metode Berdasarkan Hasil N – SPT
Mayerhof’s mengembang beberapa metode empiris untuk menentukan penurunan pada
kelompok tiang yaitu dengan berdasarkan nilai SPT dan CPT. Menurut Meyerhof’s
hasil yang ditemukan berdasarkan observasi yang dilakukan dari kedua metode diatas
penurunan yang didapat tidak lebih dari 0,3 in (8 mm)[2]. Berikut adalah formula untuk
menentukan penurunan tiang kelompok dnerdasarkan nilai SPT :
0,17.Br.q e .I Bg / Br
Sg
r.N
zi
I 1 0 .5
8 Bg
Dimana :
Sg = penurunan kelompok tiang (m)
Br = lebar yang disyaratkan = 1 ft = 0,3 m
qe = tekanan pada dasar pondasi = P/Lg.Bg (kg/m2 )
r = tegangan tanah = 2000lb/ft2 = 100 kPa = 10000 kg/m2
Bg = lebar kelompok tiang (m)
N = N – SPT pada kedalaman zi sampai zi + Bg
Zi = kedalaman 2/3 L dibawah pile
Memilih tegangan tanah terbesar yang terjadi akibat Vu dan Mu, yaitu :
V M
grmaks u u
Ap w
Vu M u
gr min
Ap w
Menentukan momen pondasi :
1
Mu = .wu .l 2
2
Menentukan rasio tulangan balance dan rasio tulangan maksimum sesuai dengan, yaitu :
f ' 600
ρb = 0,85. 1 . c .
f 600 f
y y
ρmaks = 0,75. ρb
Menentukan rasio tulangan minimum, yaitu
1,4
ρmin =
fy
Menentukan luas tulangan :
As = ρ.b.d
Dimana :
Vu = Gaya geser terfaktor pada penampang (kN)
Vc = Tegangan geser ijin beton (kN)
βc = Rasio sisi panjang terhadap sisi pendek penampang kolom
f’c = Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa)
bo = Perimeter, yaitu keliling penampang yang terdapat tegangan geser sedemikian
d
hingga penampang dianggap terletak pada jarak terhadap sisi kolom.
2
d = Tebal efektif pile cap
METODE PERENCANAAN
Tahapan perencanaan pondasi tiang pancang merupakan tahapan perhitungan secara
manual dengan menggunakan beberapa metode sesuai dengan peraturan-peraturan yang
telah ditetapkan. Tahapan perhitungan dimulai dengan perhitungan pembebanan,
penentuan dimensi tiang, perhitungan daya dukung tiang, perhitungan jumlah tiang
pondasi, penentuan dimensi dan penulangan pile cap. Berikut ini diagram alir
perencanaan pondasi tiang pancang dan perencanaan pile cap :
Perencanaan Pondasi
Berikut ini adalah diagram alir dari perencanaan desain pondasi:
Mulai
Data :
1. Penyelidikan tanah
2. Pembebanan struktur
A
A
Perhitungan Penurunan
1. Penurunan tiang tunggal
2. Penurunan kelompok tiang
Selesai
Berikut ini adalah diagram alir dari daya dukung aksial tiang tunggal :
Mulai
A
A
Selesai
Berikut ini adalah diagram alir perhitungan daya dukung aksial kelompok tiang :
Mulai
Selesai
Mulai
0,17.Br.qe .I Bg / Br
Sg
r .N
Selesai
ai
Mulai
Hitung K N
E p .I p
KN
Nh.L5
Selesai
Mulai
tidak
Vu < Vc
ya
Periksa Tebal Akibat Luas Geser Pons
Pondasi
A B
A B
tidak
Vc > Vu Tebal pilecap
diperbesar
ya
Hitung max 0,75 0,85 f 'c 1 600 dan min 1,4
f 600 f
y y
fy
Hitung 1 1 1 2 m Rn
m fy
Selesai
Mulai
Hitung e
Mu
e
Pu
Asumsi Ø tulangan
Ast 1
4 .D 2
A
A
Hitung e Balance
eb 600.d 600 f y
Hitung a Balance
ab 0,85.eb
Hitung f s '
f s ' 600.eb d ' eb
Hitung e balance
M ub
eb
Pub
tidak
Keruntuhan Tekan
e eb
ya
Keruntuhan Tarik
B A
B A
Hitung Nilai Pn
Hitung Nilai Pn
Selesai
Mulai
Menentukan :
1. Jumlah Pondasi Arah X dan Y
2. Jarak Antar Pondasi X dan Y
3. Panjang Pondasi
4. Penentuan Satuan Perhitungan
A
A
Program dijalankan
Output Program :
1. Momen maksimum akibat beban aksial
2. Deformasi akibat beban horisontal
3. Penurunan Pondasi akibat beban aksial
Selesai
Lempung
cu = 16 kpa
= 1,54 t/m3
Lempung
cu = 18 kPa
= 1,46 t/m3
Lempung
cu = 20 kPa
= 1,50 t/m3
Lanau kepasiran
tanah keras
= 1,50 t/m3
1. Hasil perhitungan daya dukung ujung tiang dengan menggunakan metode LCPC
yaitu :
Tabel 2. Daya Dukung Ujung Tiang Dengan Metode LCPC
Dimeter (m) Panjang Pondasi (m) Daya Dukung Ujung Tiang (ton)
14 169,560
0.8
16 452,160
14 264,937
1
16 706,500
Tabel 3. Daya dukung selimut tiang untuk pondasi dengan diameter 0.8 m kedalaman
pondasi 14 m
2 2 2
Dept (m) Jenis Tanah qc (Kg/cm ) fs (kg/cm ) As (cm ) Qs (kg)
(0-5) clay 30.4 23 1256 28888
(5-10) clay 26.83 21 1256 26376
(10-14) clay 82.25 37.5 1004.8 37680
92944
Tabel 4. Daya dukung selimut tiang untuk pondasi dengan diameter 1 m dan kedalaman
pondasi 16 m
2 2 2
Dept (m) Jenis Tanah qc (Kg/cm ) fs (kg/cm ) As (cm ) Qs (kg)
(0-5) clay 30.4 23 1570 36110
(5-10) clay 26.83 21 1570 32970
(10-13) clay 82.25 38 942 35325
(13-16) clay 240 40 942 37680
142085
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan perencanaan pondasi bore pile secara manual dengan
menggunakan diameter 80 dan 100 cm serta panjang pondasi 14 dan 16 m maka
direkomendasikan atau dipilih pondasi bore pile dengan diameter 100 cm dan panjang
pondasi 16 m. Hal ini dapat dilihat berdasarkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung izin tiang tunggal yang dihasilkan untuk
bore pile dengan diameter 100 cm dan kedalaman pondasi 16 m, tiang ini
menghasilkan daya dukung izin terbesar sehingga dapat mendukung beban yang
bekerja.
2. Hasil penurunan yang dihasilkan oleh pondasi tiang bor diameter 100 cm dan
kedalaman 16 m sebesar 2,5 cm.masih dalam batas toleransi.
3. Jumlah pondasi tiang bor yang dihasilkan lebih sedikit yaitu 148 buah. Hal ini
dipertimbangkan karena luas lahan yang tersedia pada proyek ini tidak terlalu luas
tetapi juga harus dapat menopang beban struktur atas yang besar.
4. Momen yang dihasilkan untuk pondasi tiang tunggal diameter 100 cm dan panjang
16 m lebih kecil dibandingkan dengan tiang bor diameter 80 cm yaitu sebesar 335
kNm. Hal ini mempengaruhi defleksi yang terjadi akibat beban yang bekerja masih
dalam batas-batas toleransi.
5. Perbandingan analisis secara manual dengan analisis menggunakan program FB-
Pier menghasilkan analisa perilaku dan defleksi yang berbeda hal ini dimungkinkan
karena perbedaan metode yang digunakan melalui perhitungan secara manual dan
perhitungan dengan menggunakan program.
SARAN
Perencanaan analysis pondasi disarankan tidak hanya menggunakan analysis
berdasarkan data lapangan saja namun juga perlu ditambahkan analysis berdasarkan
data laboratorium, hal ini diperlukan sebagai perbandingan untuk mendapatkan
keakuratan hasil analysis
DAFTAR PUSTAKA