Anda di halaman 1dari 7

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Aspal AC-

Base, AC-BC dan AC-WC


harsa tete September 12, 2018

Di Indonesia Aspal beton (Asphalt Concrete atau AC) yang disebut juga dengan
Laston (Lapisan Aspal Beton) merupakan lapis permukaan struktural atau lapis
pondasi atas. Aspal beton ini terdiri dari tiga macam lapisan, yaitu: AC-
Base,AC-BC dan AC-WC.

Ilustrasi Proses Pengamparan dan Pemadatan Aspal

Laston Lapis Aus ( Asphalt Concrete-Wearing Course atau AC-WC),


sphalt Concrete -Wearing Course (AC-WC) merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling
atas dan berfungsi sebagai lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural, AC-WC dapat
menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan
menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan. AC-WC mempunyai tekstur yang paling
halus dibandingkan dengan jenis laston lainnya.

Laston Lapis Permukaan Antara (Asphalt Concrete - Binder Course atau AC-BC)
Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah lapisan aus (wearing course)
dan di atas lapisan pondasi (base course). Lapisan ini tidak berhubungan langsung dengan cuaca,
tetapi harus mempunyai ketebalan dan kekauan yang cukup untuk mengurangi
tegangan/regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan ke lapisan di bawahnya yaitu
base dan sub grade (tanah dasar). Karakteristik yang terpenting pada campuran ini adalah
stabilitas.

Laston Lapis Pondasi (Asphalt Concrete- Base atau AC-Base)


Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1983) Laston Atas atau lapisan pondasi atas (AC- Base)
merupakan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan
perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. Lapisan ini terletak di
bawah lapis pengikat (AC- BC), perkerasan tersebut tidak berhubungan langsung dengan cuaca,
tetapi perlu memiliki stabilitas untuk menahan beban lalu lintas yang disebarkan melalui roda
kendaraan. Lapis Pondasi (AC- Base) berfungsi untuk memberi dukungan lapis permukaan,
mengurangi regangan dan tegangan, menyebarkan dan meneruskan beban konstruksi jalan di
bawahnya (sub grade).

Berikut metode pelaksanaan pekerjaan Aspal tersebut :


Persiapan dan Proses Produksi Hot mix:

Ilustrasi Proses Produksi Hot Mix

1. Pastikan Request Pekerjaan Aspal telah tersedia, berikut hasil pengecekan formula disain
(DMF) dan formula rumusan kerja (JMF)
2. Cek stock Asmin cukup untuk produksi, dan di panaskan pada suhu yang memadai.
3. Cek Stock Additif cukup untuk produksi (2a).
4. Additif ditakar sesuai kebutuhan produksi (JMF) (2b).
5. Jika menggunakan modifikasi asbuton Stock Asbuton harus pada kemasan, dengan
jumlah yang mencukupi untuk produksi saat itu
6. Suplai Asbuton ke Filler Bin dengan jumlah kg / Menit sesuai kebutuhan, dan hindari
over suplai Rujuk hasil kalibrasi. (3a)
7. Jumlah Asbuton butir harus sesuai kebutuhan berdasarkan RCK (JMF) (3b).
8. Suplai aggregate pada masing-masing Cold Bin harus sesuai dengan kalibrasi Cold Bin,
untuk mencegah penyimpangan gradasi dan overflow (4)
9. Filler ditakar sesuai kebutuhan prosuksi (JMF). (4a)
10. Pemanasan aggregate pada Drier harus memenuhi, untuk mendapatkan suhu campuran
yang di syaratkan. (5)
11. Jumlah berat aggregate masing masing Hot Bin sesuai dengan RCK (JMF) yang telah
disetujui. (6)
12. Pencampuran aggregate dengan waktu yang cukup untuk mendapatkan homogenitas yang
baik. (7)
13. Timbang Asmin sesuai jumlah kebutuhan, rujuk RCK (JMF). (8)
14. Tuang Asbuton pada campuran aggregate (campuran kering). (9)
15. Catat waktu pencampuran Asmin+Additif pada aggregate. (10)
16. Loading ke DT, gunakan DT yg telah ditimbang(12) ambil sample untuk Marshal tes (15)
17. Timbang DT Kosong. (12)
18. Pastikan campuran homogen, terselimuti bitumen dan suhu sesuai persyaratan, jika tidak
memenuhi, maka lakukan rekomendasi penolakan dan buang produk ). (13)
19. Hanya produk yang memenuhi kriteria pada pengecekan (13), yang direkomendasikan
untuk Diangkut kelokasi penghamparan. (14)
20. Ambil Sampel (Marshal Tes). (15)
21. Hanya produk yang memenuhi kriteria pada pengecekan (16)
22. Rekomendasi Pembayaran (17)
23. Pastikan campuran homogen, terselimuti bitumen dan suhu sesuai persyaratan, jika tidak
memenuhi, maka lakukan Rekomendasi penolakan dan buang produk (18)
24. Ketidaksesuaian dari hasil pengecekan visual pada verifikasi maupun, hasil Marshal
test harus ditindak lanjuti dgn pengendalian Produk Tidak Sesuai sebagaimana yang
diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai. (19)
25. Harus ada bukti telah dilakukan tindakan perbaikan atas produk tidak sesuai, dengan
meng- gunakan tatacara yang diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan HPTS Daftar Simak
Laporan Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai (HPTS). (20)

Prose Penghamparan Hot Mix :


Ilustrasi Proses Penghamparan Hot Mix
Persiapan

 Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilakukan pd saat cuaca cerah.


 Cek kesiapan lapangan pada Daftar Simak Kesiapan Lapangan

Pengangkutan

 Pastikan alat pengangkut (D. Truck) menggunakan penutup terpal.


 Menerima tiket pengiriman.

Cek Kesesuaian

 Cocokkan data no kendaraan, catat waktu penerimaan (amati selisih waktu)


 Cek suhu diatas Dump Truck (suhu pasokan ke Finisher)130OC-150OC Aspal Pen, dan
135OC-155OC bitumen asbuton murni atau modifikasi.
 Amati visual tampilan campuran, apakah rata?
 Jika tidak memenuhi ketentuan suhu diatas, campuran ditolak dan buang (4)

Pengendalian Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai

 Catat HPTS
 Lakukan pencatatan setiap ada kejadian yang serupa.

Cek Berulang
 Amati apakah kejadian berulang, baik saat itu maupun pada pelak sanaan pekerjaan
dihari yang lain.
 Jika berulang, evaluasi penyebab dan lakukan tindakan perbaik an.

Loading dan dumping ke Asphalt Finisher (AF)

 Pastikan dumping Asphalt Finisher tidak dalam posisi mendorong D.Truck.


 Dumping dilakukan tahap demi tahap, pada kondisi D.Truck dan Asfhalt Finisher
bergerak searah dengan kecepatan sama

Penghamparan

 Pastikan screed dipanaskan sebelum menghampar.


 Vibrasi pada tamper dipastikan berjalan baik.
 Pemasangan balok kayu atau material lain yg disetujui pada sisi hamparan.
 Lakukan penghamparan dengan mendahulukan sisi terendah.
 Amati apakah tekstur merata, secara visual memuaskan.
 Lakukan pengamatan pada pengukuran suhu campuran yang dihampar (minimal 1x
pada jarak 100 meter).
 Pastikan kecepatan penghamparan konstan, harus sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, untuk menghindari timbulnya koyakan pada penghamparan.
 Jika terjadi segregasi, koyakan maka hentikan penghamparan dan sampai ditemukan
penyebabnya hamparan dilanjutkan.
 Amati mekanisme kerja Asphalt Finisher (Paver), jalan sempurna/ baik, penebaran
merata.
 Tidak diperbolehkan adanya penaburan butiran kasar pada permukaan yang telah
dihampar rapi.
 Cek hamparan dengan straight edge (mistar lurus), pada jarak 3,0 meter toleransi masing-
masing 4 mm untuk lapisan aus, 5 mm utk lapisan binder dan 6 mm untuk
lapisanPondasi.

Pemadatan awal (Breakdown Rolling)

 Suhu pemadatan awal antara 125OC-145OC (Aspal Pen), dan 130OC-150OC (Asbuton
Murni atau Modifikasi)
 Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller).
 Roda penggerak saat pemadatan berada didepan.
 Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
 Sambungan melintang dikerjakan terlebih dahulu dengan membuat sambungan
memanjang sebagai media sepanjang (60-100) cm lebar gilasan 15 cm pada campuran yg
belum dipadatkan, lalu padatkan sambungan melintang dengan lebar area 15 cm yg dipa
datkan.
 Jumlah Pemadatan sesuai jumlah passing hasil percobaan.

Prosedur Pemadatan ;
Jika lajur berdampingan dengan lajur lain yg telah dihampar padat.
 Pemadatan sambungan melintang.
 Pemadatan sambungan memanjang.
 Pemadatan tepi luar.
 Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang lebih
tinggi.
 Pemadatan kedua sesuai prosedur (4).
 Pemadatan akhir Break Down Rolling.

Jika lajur tidak berdampingan dengan lajur lain.

 Pemadatan sambungan melintang.


 Pemadatan tepi luar.
 Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang lebih
tinggi.
 Pemadatan kedua sesuai prosedur (3).
 Pemadatan akhir Break Down Rolling.

Pemadatan antara (Intermediate Rolling)

 Suhu pemadatan antara 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen
asbuton murni atau modifikasi atau sesuai dengan instruksi direksi.
 Peralatan pemadatan Penggilas Roda Karet Pneumatic Tire Roller (PTR)
 Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.
 Selama proses pemadatan roda alat pemadat dibasahi dengan air yang dicampur sedikit
deterjen, hindari penyiraman yg berlebihan.
 Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 10 km/jam.
 Proses pemadatan, harus menerus tidak boleh terputus.

Pemadatan akhir

 Suhu pemadatan 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen asbuton
murni atau modifikasi.Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel
roller/Tandem Roller). atau sesuai dengan instruksi direksi
 Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
 Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.

Peralatan yang digunakan :

 Aspalt Mixing Plant + Laboratorium


 Generator set
 Whell Loader
 Dump Truck
 Aspal Sprayer
 Compressor
 Tandem Roller
 Asphalt Finisher
 Pneumatic Tire Roller
 Alat pendukung lainnya

Materal:

 Semen
 Agregat
 Bahan Anti Pengelupasan

Personil :

 Pelaksana
 Operator
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

Sasaran Mutu:

 Permukaan yang rata sesuai spesifikasi


 elevasi sesuai dengan yang direncanakan
 Ketebalan sesuai spesifikasi dan gambar serta toleransi yang diijinkan.

Demikian Metode Pelaksanaan Pekerjaan Aspal ini saya buat, semoga bermanfaat buat teman-
teman semua, kurang lebihnya saya mohon maaf. Trima kasih

Anda mungkin juga menyukai