Jurnal Penelitian Eksperimen PDF
Jurnal Penelitian Eksperimen PDF
METODOLOGI PENELITIAN
Penulis:
Supported by:
Government of Indonesia (GoI) and Islamic Development Bank (IDB)
Merujuk pada PP 55 tahun 2007 dan Kepmendiknas No 16
tahun 2007, Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa; Kepmendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti
Pendidikan Tinggi; dan KMA No. 353 Tahun 2004 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, IAIN Sunan Ampel akan
menerbitkan buku perkuliahan sebagai upaya pengembangan
kurikulum dan peningkatan profesionalitas dosen.
Untuk mewujudkan penerbitan buku perkuliahan yang
berkualitas, IAIN Sunan Ampel bekerjasama dengan Government of
Indonesia (GoI) dan Islamic Development Bank (IDB) telah
menyelenggarakan Training on Textbooks Development dan Workshop
on Textbooks bagi Dosen IAIN Sunan Ampel. Training dan workshop
tersebut telah menghasilkan 350 buku perkuliahan yang
menggambarkan komponen matakuliah utama pada masing‐masing
jurusan/prodi di 5 fakultas.
Buku perkuliahan yang berjudul Metodologi Penelitian
merupakan salah satu di antara 350 buku tersebut yang disusun oleh
tim dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian program S‐1
Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Sunan Ampel sebagai panduan pelaksanaan perkuliahan
selama satu semester. Dengan terbitnya buku ini diharapkan
perkuliahan dapat berjalan secara aktif, efektif, kontekstual dan
menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan kualitas lulusan IAIN
Sunan Ampel.
Terima Kasih.
Penulis
PENDAHULU
Halaman Judul................................................................................... i
Prakata ............................................................................................. iv
ISI PAKET
vi
PENUTUP
vii
Abjad Yunani
No. URUTAN HURUF HURUF YUNANI INGGRIS
1. Huruf Pertama Αα Alfa
2. Huruf Ke-2 Ββ Beta
3. Huruf ke-3 Γγ Gamma
4. Huruf ke-4 Δδ Delta
5. Huruf ke-5 Εε Epsilon
6. Huruf ke-6 Ζζ Zeta
7. Huruf ke-7 Ηη Eta
8. Huruf ke-8 Θθ Theta
9. Huruf ke-9 Ιι Iota
10. Huruf ke-10 Κκ Kappa
11. Huruf ke-11 Λλ Lamda
12. Huruf ke-12 Μμ Mu
13. Huruf ke-13 Νν Nu
14. Huruf ke-14 Ξξ Xi
15. Huruf ke-15 Οο Omikron
16. Huruf ke-16 Ππ Pi
17. Huruf ke-17 Ρρ Ro
18. Huruf ke-18 Σσ Sigma
19. Huruf ke-19 Ττ Tau
20. Huruf ke-20 Υυ Upsilon
21. Huruf ke-21 Φφ Phi/Phi
22. Huruf ke-22 Χχ Khi
23. Huruf ke-23 Ψψ Psi
24. Huruf ke-24 Ωω Omega
v
2. Deskripsi
Matakuliah Metodologi Penelitian merupakan matakuliah pokok
yang wajib ditempuh oleh mahasiswa pendidikan matematika. Pada
matakuliah ini akan dipelajari teknik perhitungan yang terdiri dari: 1)
Pengantar Penelitian Pendidikan; 2) Paradigma Penelitian Pendidikan; 3)
Masalah Penelitian; 4) Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian; 5)
Pentingnya Teori Dalam Penelitian; 6) Penelitian Korelasional; 7)
Penelitian Eksperimen; 8) Penelitian Kausal Komparatif (Ex Post
Facto); 9) Penelitian Tindakan; 10) Penelitian Dan Pengembangan; 11)
Analisis Data Penelitian Kualitatif; 12) Prosedur Penelitian Kualitatif.
3. Urgensi
Matakuliah Metodologi Penelitian merupakan matakuliah dasar
yang sangat penting untuk dipelajari mahasiswa. Diharapkan mahasiswa
memiliki wawasan dan pengetahuan yang memadahi tentang prosedur-
prosedur penelitian pendidikan matematika sehingga dapat menjadi
bekal ketika mereka melakukan penelitian untuk skripsinya.
4. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi
No KD Indikator Materi
1 Mahasiswa 1. Mengidentifikasi hakikat 1. Hakikat penelitian
mendeskrips penelitian 2. Orientasi penelitian
ikan hakikat 2. Mengidentifikasi 3. Penelitian pendidikan
penelitian, orientasi penelitian 4. Tinjauan filosofis
3. Mengidentifikasi penelitian pendidikan
orientasi
penelitian pendidikan
penelitian, 4. Mengidentifikasi
viii
ix
xi
xii
xiii
xiv
PAKET 1
PENGANTAR PENELITIAN PENDIDIKAN
Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada pengantar penelitian
pendidikan. Kajian dalam paket ini meliputi hakikat penelitian, orientasi
penelitian, penelitian pendidikan, dan tinjauan filosofis penelitian
pendidikan. Paket ini sebagai pengantar paket-paket sesudahnya, sehingga
paket ini merupakan paket yang paling dasar.
Dalam paket 1 ini, mahasiswa akan mengkaji hakikat penelitian, orientasi
penelitian, penelitian pendidikan, dan tinjauan filosofis penelitian
pendidikan. Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen menampilkan slide dan
bertanya tentang penelitian pendidikan, sehingga mahasiswa dapat
mengetahui apa yang dimaksud dengan penelitian pendidikan guna
mempermudah mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian
pendidikan secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi tugas untuk
membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar
kegiatan. Dengan dikuasainya materi dari paket 1 diharapkan dapat menjadi
modal bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan.
Selain itu diperlukan kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur
kreativitas hasil perkualiahan.
1
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi hakikat penelitian
2. Mengidentifikasi orientasi penelitian
3. Mengidentifikasi penelitian pendidikan
4. Mengidentifikasi tinjauan filosofis penelitian pendidikan
Waktu
2 x 50 menit
Materi Pokok
1. Hakikat penelitian
2. Orientasi penelitian
3. Penelitian pendidikan
4. Tinjauan filosofis penelitian pendidikan
Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide yang ditampilkan oleh dosen,
tentang pengantar penelitian pendidikan
2. Penjelasan pentingnya mempelajari paket 1
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 4 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan sub tema:
Kelompok 1: hakikat penelitian
Kelompok 2: orientasi penelitian
Kelompok 3: penelitian pendidikan
Kelompok 4: tinjauan filosofis penelitian pendidikan
3. Presentasi hasil diskusi dari masing-masing kelompok
2
Lembar Kegiatan
Membuat peta konsep (Mind Map) hakikat penelitian, orientasi
penelitian, penelitian pendidikan, dan tinjauan filosofis penelitian
pendidikan.
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep pengantar penelitian pendidikan
melalui kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang dituangkan
dalam bentuk Mind Map.
3
Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang ketua kelompok dan penulis konsep hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi!
4. Tempelkan hasil kerja kelompok di papan tulis/dinding kelas!
5. Pilihlah beberapa kelompok untuk presentasi!
6. Presentasikan hasil kerja kelompok secara bergiliran, denga waktu
masing-masing 15 menit!
7. Berikan tanggapan atau klarifikasi dari presentasi!
Uraian Materi
A. Hakikat Penelitian
Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia.
Sifat tersebut mendorong manusia senantiasa mencari dan bertanya.
Manusia terus ingin tahu segala sesuatu yang ada di sekitar dan di dalam
dirinya sendiri. Dengan kata lain, manusia selalu ingin tahu hal-hal yang
dipikirkan dan dirasakan, yang ada dan yang mungkin ada.1
Jadi, aktivitas manusia secara alamiah memiliki ciri adanya hasrat ingin
tahu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Hal ini merupakan naluri
manusia. Bila manusia belum mengetahui, ia terus mencari jalan untuk tahu.
Untuk memenuhi keinginan tersebut, manusia terus mencari dan mencari
kembali sampai ia tahu benar (search and research). Yang terus dicari
adalah pengetahuan tentang segala sesuatu yang benar. Pengertian inilah
Depdiknas. Pendekatan, Jenis dan Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta:
1
4
2
Thomas Rosalind, Oral Tradition and Written Record in Classical Athens,
(Cambridge: Cambridge University Press, 1989)15
3
Masdar Hilmy, Urgensi Karya Ilmiah dalam membangun budaya akademik
kampus. (Makalah disampaikan pada Workshop Penyusunan Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah IAIN Sunan Ampel yang diselenggarakan oleh Pusat Penjaminan
Mutu Pendidikan (PPMP) tanggal 2 Nopember 2012)2
4
Sunarto, Dasar dan konsep penelitian. (Surabaya: Program Pascasarjana IKIP
Surabaya, 1997)6
5
mengetahui bahwa bumi itu bulat karena membaca atau diberi tahu orang
lain. Mengetahui dengan cara semacam ini pada dasarnya ditempuh melalui
proses menyetujui dan percaya terhadap pernyataan yang disampaikan
secara tertulis atau dituturkan secara lisan oleh seseorang. Hal ini berarti
bahwa di dalamnya terdapat unsur otoritas, yaitu otoritas penulis atau
penutur.
Kedua, pengalaman. Cara ini ditempuh melalui proses penghayatan dan
pengamatan langsung. Sebagai contoh, cara yang dilakukan Columbus untuk
mengetahui dan menyimpulkan bahwa bumi itu bulat adalah dengan
melakukan perjalanan mengelilingi bumi. Ia berjalan ke satu arah dan
akhirnya sampai pada tempat semula, tempat ia berangkat. Pengalaman
Columbus tentang bumi yang bulat selanjutnya diinformasikan kepada orang
lain melalui tulisan ataupun lisan. Orang lain (termasuk kita) percaya dan
membenarkan informasi tersebut. Kini diyakini umum dan menjadi
pengetahuan bahwa bentuk bumi itu bulat.
Ketiga, intuisi. Cara ini merupakan cara khusus. Pengetahuan yang
diterima secara intuisi merupakan pengetahuan yang bulat dan utuh. Cara ini
sering disebut wahyu. Ditinjau dari segi ilmu, cara intuisi dianggap sebagai
cara yang kurang sistematis. Oleh karenanya, tidak mudah dikembangkan
lebih lanjut. Dalam konteks metode ilmiah, cara ini jarang bahkan hampir
tidak pernah diikutkan.
Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah “ilmu.” Ilmu
adalah bagian pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat
dikatakan ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang didasari oleh dua teori
kebenaran yaitu koherensi dan korespondensi. Koherensi menyatakan bahwa
sesuatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut konsisten
dengan pernyataan sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh
melalui pendekatan logis atau berpikir secara rasional. Korespondensi
menyatakan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan
tersebut didasarkan atas fakta atau realita. Koherensi dalam pengetahuan
diperoleh melalui pendekatan empirik atau bertolak dari fakta. Dengan
demikian, kebenaran ilmu harus dapat dideskripsikan secara rasional dan
dibuktikan secara empirik.
Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh. Hal
ini telah melahirkan cara mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk
6
mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara
berpikir yang rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan
fakta. Salah satu cara melalui penelitian.
Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang mengandung dua hal
pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan
secara empiris. Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis
mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data
sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris jika
sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau
rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang
didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh
fakta/realita.
Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat
dalam memaknai penelitian, seperti kasus berikut ini. Pertama, penelitian
bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi. Misalnya,
seorang kepala sekolah bermaksud mengadakan penelitian tentang latar
belakang pendidikan orang tua siswa di sekolahnya. Kepala sekolah tersebut
belum dapat dikatakan melakukan penelitian bila hanya sekedar
mengumpulkan data atau informasi saja. Pengumpulan data hanya
merupakan salah satu bagian kegiatan dari rangkaian proses penelitian.
Langkah berikutnya yang harus dilakukan kepala sekolah agar kegiatan
tersebut menjadi penelitian adalah menganalisis data. Data yang telah
diperolehnya dapat digunakan seperti untuk meneliti pengaruh latar belakang
pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
Kedua, penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu
tempat ke tempat lain. Misalnya seorang pengawas telah berhasil
mengumpulkan banyak data/informasi tentang implementasi manajemen
berbasis sekolah (MBS) di sekolah binaan dan menyusunnya dalam sebuah
laporan. Kegiatan yang dilakukan pengawas tersebut bukanlah suatu
penelitian. Laporan yang dihasilkannya juga bukan laporan penelitian.
Kegiatan tersebut akan menjadi suatu penelitian ketika pengawas yang
bersangkutan melakukan analisis data lebih lanjut sehingga diperoleh suatu
kesimpulan. Misalnya: (a) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
implementasi MBS; atau (b) faktor-faktor penghambat implementasi MBS
serta upaya mengatasinya.
7
B. Orientasi Penelitian
Ditilik dari uraian sebelumnya, penelitian dilakukan karena orang
memliki rasa ingin tahu. Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki
kebutuhan (need) tertentu yang harus dipenuhi. Kebutuhan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan, merupakan salah satu contoh yang
mendasarinya. Jadi, hal yang mendorong diadakanya penelitian adalah
kebutuhan.
8
Adanya Kebutuhan
Problem
Kesimpulan
Pola di atas tidak dimaksudkan harus diikuti secara ketat oleh para
peneliti. Namun, peneliti masih memiliki keleluasaan untuk
mengembangkan pola pikir maupun kreativitasnya dalam hal menentukan
langkah-langkah untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesis yang
diajukan. Khusus untuk peneliti pemula, ada baiknya mengikuti pola
pemikiran tersebut dengan sebaik-baiknya.
Seandainya kegiatan tersebut merupakan kegiatan pendidikan di sekolah,
maka kepala sekolah dan guru akan senantiasa berusaha meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran yang dilakukannya. Untuk memenuhi
kebutuhanya dapat dilakukan berbagai kegiatan percobaan. Misalnya
seorang guru menghadapi gejala problematik seperti nilai rata-rata yang
rendah pada mata pelajaran A, sedangkan di pihak lain guru itu mengamati
gejala banyaknya anak yang tidak disiplin dalam mengikuti pelajaran A.
5
Sunarto, Op. Cit.,15
9
10
C. Penelitian Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, kegiatan penelitian telah lama digunakan untuk
membantu meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui penelitian, para
pendidik berharap agar mendapat informasi yang akurat dan reliabel tentang
isu dan problem penting yang dihadapi dunia pendidikan. Penelitian
diaplikasikan dalam dunia pendidikan dengan maksud menerapkan metode
dan teknik yang sistematis sehingga dapat membantu peneliti dan pendidik
memahami dan meningkatkan proses belajar mengajar.
Seperti halnya penelitian dalam bidang lain, penelitian pendidikan juga
menggunakan dua jenis penalaran, yakni penalaran induktif dan penalaran
11
12
membandingkan hasil belajar anak pada kelas yang siswanya kurang dari 15
dan kelas dengan siswa lebih dari 25.
Penalaran induktif lebih dekat dengan penelitian kualitatif, yang
pengumpulan data dan penyusunan kesimpulan dengan menggunakan
metode verbal seperti observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Para
peneliti kualitatif merumuskan dugaan setelah mereka melakukan observasi,
wawancara pada orang dan analisis dokumen. Dugaan itu diuji melalui
pengumpulan data lebih lanjut, bukan diterima atau ditolak. Para peneliti
kualitatif yakin bahwa pemahaman yang penuh tentang suatu fenomena
tergantung pada konteks. Mereka menggunakan teori secara rinci dan
kompleks setelah data terkumpul untuk membantunya menginterpretasi data
hasil observasi. Akhirnya, para peneliti kualitatif mencoba membuat
penegasan tentang kebenaran dari sekumpulan dugaan, walaupun mereka
mungkin mengkonfirmasikan dugaan itu pada konteks yang lain.
Sementara itu, penelitian deduktif lebih tepat dan bersesuaian dengan
penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini, kesimpulan didapatkan dari data
berupa angka. Dugaan dan metode pengumpulan data dibuat sebelum
penelitian dimulai. Dugaan atau teori, selanjutnya diuji dengan dukungan
tambahan bukti berupa angka-angka. Para peneliti kuantitatif mungkin juga
menggunakan penalaran induktif karena mereka mencari pengalaman yang
mirip untuk membentuk ide, konsep atau teori yang baru.
13
14
15
dapat melihat fenomena secara utuh. Pendekatan ini memaksa peneliti agar
menggunakan metode pengumpulan data sehingga dapat membawanya lebih
dekat dengan subjek yang diteliti melalui berbagai cara seperti pengamatan
mendalam, wawancara, video, gambar bahkan sejarah hidup subjek yang
diteliti tersebut.
3. Aliran Pragmatis (Pragmatism)
Aliran ini banyak dikembangkan oleh filosof Amerika. Tidak seperti
aliran lain, aliran pragmatis berupaya mengonstruk realitas sosial secara
lebih sederhana. Bagi pragmatis, penelitian bertujuan membantu
menyederhanakan apa yang diteliti. Dari penelitian, akan diperoleh ilmu
pengetahuan yang muncul dari pengujian masalah.
Aliran pragmatis mendesak bahwa teori yang bagus merupakan salah satu
cara membantu menjawab pertanyaan penelitianya dan juga dapat
mengurangi keraguan atas perlakuan yang telah diberikan. Sebagian besar
peneliti pragmatis menggunakan pendekatan gabungan (mixed-methods)
dalam penelitianya. Misalnya, menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif. Aliran ini menganjurkan bahwa pada kajian yang sama, metode
kuantitatif dan kualitatif dapat dikombinasikan guna mendapatkan jawaban
penelitian yang lebih rinci dan kompleks.
4. Aliran Pendukung Kebebasan (Advocacy-liberatory)
Peneliti yang mengikuti paham ini, memiliki asumsi bahwa terdapat
berbagai cara/kemungkinan mendeskripsikan fenomena atau realitas yang
diteliti, disesuaikan dengan konteks sosial, politik dan ekonomi. Namun
demikian, paham ini selanjutnya mengikuti klaim paham konstruktivis yakni
nilai-nilai yang diyakini peneliti dapat mempengaruhi penelitian. Penelitian
seharusnya dapat membantu mencari cara meningkatkan kualitas hidup
seseorang yang terpinggirkan di masyarakat. Jadi, tujuan yang ingin dicapai
oleh paham ini adalah kebebasan melalui sekumpulan pengetahuan.
16
Rangkuman
Pada umumnya, penelitian dilakukan paling tidak untuk mencapai tiga,
yaitu tujuan eksploratif, tujuan verifikatif, dan tujuan pengembangan.
Selanjutnya McMillan & Schumacher, mengidentifikasi 5 (lima)
karakteristik penelitian, yaitu penelitian harus memiliki objektivitas
(objectivity) baik dalam karakteristik maupun prosedurnya, ketepatan,
verifikasi, empiris, dan penalaran logis.
Dalam dunia pendidikan, kegiatan penelitian telah lama digunakan untuk
membantu meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui penelitian, para
pendidik berharap agar mendapat informasi yang akurat dan reliabel tentang
isu dan problem penting yang dihadapi dunia pendidikan. Penelitian
diaplikasikan dalam dunia pendidikan dengan maksud menerapkan metode
dan teknik yang sistematis sehingga dapat membantu peneliti dan pendidik
memahami dan meningkatkan proses belajar mengajar.
Adapun beberapa tinjauan filosofis penelitian pendidikan, yaitu Aliran
Realisme Ilmiah (Scientific Realism), Aliran Konstruktivisme Sosial (Social
Constructism), Aliran Pragmatis (Pragmatism), Aliran Pendukung
Kebebasan (Advocacy-liberatory).
17
Latihan
Setelah Saudara mengkaji materi yang dipaparkan dalam paket ini,
selanjutnya untuk memantapkan pemahaman Saudara, kerjakan latihan
berikut!
1. Mengapa sebagai seorang calon pendidik penting untuk memiliki
pengetahuan terkait penelitian?
2. Carilah 2 hingga 3 artikel hasil penelitian di jurnal. Cermatilah
informasi apa saja yang dikomunikasikan oleh peneliti untuk setiap
bagian dari sebuah artikel penelitian?
3. Bacalah sejumlah opini yang ada pada surat kabar. Identifikasilah
sumber-sumber yang digunakan penulis untuk mendukung pendapat
dan kesimpulanya. Apakah penulis menggunakan intuisi, rujukan pada
otoritas, bukti ilmiah atau kombinasi dari semua itu? Jelaskan!
4. Penelitian dalam bidang pendidikan banyak yang lebih diarahkan pada
aplikasi dari konsep dan teori, sehingga penelitian pendidikan
dikelompokkan sebagai penelitian terapan (applied research). Coba
observasi hasil dari penelitian terapan yang mengaplikasikan teori
belajar ketika Saudara melaksanakan tugas di sekolah/di kelas.
5. Dilihat dari lingkungan dan kelompok usia, pendidikan di Taman
Kanak-kanak (TK) disebut pendidikan prasekolah. Akan tetapi masih
ditemukan penyelenggaraan program pendidikannya tidak berbeda
dengan sistem pendidikan persekolahan. Coba Saudara identifikasi
beberapa fenomena yang menunjukkan kesamaan perlakuan terhadap
peserta didik di TK.
18
Referensi
19
PAKET 2
PARADIGMA PENELITIAN PENDIDIKAN
Pendahuluan
Pada Paket 1 telah dipaparkan dua macam pendekatan penelitian yaitu
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Kedua pendekatan tersebut memiliki
asumsi, tujuan, karakteristik, dan prosedur yang berbeda. Namun demikian,
permasalahannya tidak terletak pada keunggulan atau kelemahan setiap
pendekatan, tetapi sejauh mana peneliti mampu bersikap responsif dengan
mengembangkan desain yang tepat untuk penelitiannya.
Pembahasan berikut ini tidak bermaksud mempermasalahkan kebenaran
atau kekurangan kedua pendekatan penelitian tersebut melainkan untuk
menguraikan perbedaan-perbedaan mendasar antara penelitian-penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta kemungkinan
untuk menggabungkan kedua pendekatan penelitian tersebut.
Prinsip-prinsip teoretis penelitian kuantitatif yang salah satunya adalah
mengkonstruksikan pengetahuan pada prosedur eksplisit, eksak, formal
dalam mendefinisikan konsep serta mengukur konsep-konsep dan variabel.
Namun, terdapat beberapa peneliti sosial yang melakukan penelitian
kualitatif berpendapat bahwa fenomena-fenomena sosial sangat unik
sehingga sulit dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu bahkan dapat
menghilangkan makna yang sesungguhnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan,
serta kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur kreativitas hasil
perkualiahan dengan membuat pertanyaan beserta jawabannya dan
menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain.
20
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi pendekatan penelitian kuantitatif
2. Mengidentifikasi pendekatan penelitian kualitatif
3. Mengidentifikasi perbedaan pendekatan penelitian kuantitatif dan
kualitatif
4. Mengidentifikasi memadukan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
dalam penelitian
Waktu
2 x 50 menit
Materi Pokok
1. Pendekatan penelitian kuantitatif
2. Pendekatan penelitian kualitatif
3. Perbedaan pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif
4. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian
Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide yang ditampilkan oleh dosen,
tentang paradigma penelitian pendidikan
2. Penjelasan pentingnya mempelajari paket 2
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 6 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan semua tema yang ada pada
paket 2
3. Membuat pertanyaan beserta jawabannya mengenai tema pada paket 2
21
Lembar Kegiatan
Membuat pertanyaan beserta jawabannya tentang paradigma penelitian
pendidikan
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep paradigma penelitian pendidikan
melalui kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang dituangkan
dalam bentuk membuat pertanyaan beserta jawabannya dan menjawab
pertanyaan dari kelompok lain.
Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang ketua kelompok dan penulis konsep hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi dalam bentuk pertanyaan beserta jawabannya!
4. Tukarlah pertanyaanmu kepada kelompok lain!
5. Tanyakan apa yang belum dipahami kepada dosen!
6. Berikan tanggapan atau klarifikasi dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut!
22
Uraian Materi
23
ada dengan mendasarkan pada data ilmiah dalam bentuk angka atau
numerik, dengan demikian penelitian kuantitatif diidentikkan dengan
penelitian numerik. Sementara itu, deduktif terkait proses penarikan
kesimpulan. Artinya, proses penarikan kesimpulan dari suatu yang
bersifat umum ke suatu yang bersifat khusus. Hal ini terjadi karena
berawal dari teori – teori yang membangunya.
Terdapat sejumlah situasi yang menunjukkan kapan sebaiknya
penelitian kuantitatif dipilih sebagai pendekatan antara lain:
1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
Masalah adalah penyimpangan yang terjadi antara harapan dengan
kenyataan, aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan
praktek, antara rencana dengan impelementasi atau tantangan
dengan kemampuan. Masalah ini harus ditunjukkan dengan data,
baik hasil pangamatan sendiri maupun pencermatan dokumen.
Misalnya penelitian kuantitatif untuk menguji efektivitas
pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, maka data
prestasi belajar siswa sebagai masalah harus ditunjukkan.
2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu
populasi. Penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan
infomasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu
luas, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Misalnya penelitian tentang disiplin kerja guru di
Kabupaten Sidoarjo. Peneliti dapat mengambil sampel yang
representatif, tidak berarti harus semua guru di kabupaten Sidoarjo
menjadi sumber data penelitian.
3. Bila ingin diketahui sejauh mana pengaruh perlakuan/ treatment
terhadap subyek tertentu. Untuk kepentingan ini metode eksperimen
paling cocok digunakan. Misalnya penelitian untuk mengetahui
pengaruh penggunaan media pembelajaran audio-visual terhadap
prestasi belajar siswa.
4. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis
penelitian dapat berbentuk dugaan mengenai hubungan antar
variabel (hipotesis asosiatif) ataupun perbedaan skor variabel antar
kelompok (hipotesis komparatif). Misalnya peneliti ingin mengetahui
perbedaan antara disiplin kerja guru laki-laki dengan guru
24
25
26
27
28
29
30
31
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Penerbit Alfabeta, 2007)
32
33
34
35
3
Sukardi, Metodologi Penenlitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)
36
37
38
39
40
41
Rangkuman
Pendekatan kuantitatif menggunakan sejumlah teknik – teknik kuantitatif.
Penelitian dengan pendekatan ini dalam pengelolaan datanya menggunakan
teknik analisis. Analisis data dilakukan menggunakan teknik statistik untuk
mereduksi dan mengelompokkan data, menentukan hubungan serta
mengidentifikasikan perbedaan antar kelompok data.
Langkah-langkah penelitian kuantitatif adalah operasionalisasi metode
ilmiah dengan memperhatikan unsur-unsur keilmuan. Penelitian
kuantitatif berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber
empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas penelitian pendahuluan
(prariset).
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh
seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis
dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak
dituangkan dalam bentuk angka-angka. Peneliti segera melakukan
analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan,
membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak
ditransformasi dalam bentuk angka).
42
Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Coba jelaskan beberapa karakteristik dasar dari penelitian
kualitatif!
2. Jelaskan beberapa perbedaan utama antara penelitian kualitatif
dengan kuantitatif!
3. Kemukakan beberapa spesifikasi desain penelitian kualitatif!
43
Referensi
44
PAKET 3
MASALAH PENELITIAN
Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada masalah penelitian. Kajian
dalam paket ini meliputi sumber ide penelitian, masalah penelitian, masalah
penelitian dan pertanyaan penelitian, dan perumusan masalah penelitian.
Paket ini sebagai lanjutan dari paket kedua, dan akan berkaitan dengan paket
selanjutnya.
Dalam paket 3 ini, mahasiswa akan mengkaji masalah penelitian. Kajian
dalam paket ini meliputi sumber ide penelitian, masalah penelitian, masalah
penelitian dan pertanyaan penelitian, dan perumusan masalah penelitian.
Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen menampilkan slide berbagai
masalah-masalah yang ada dalam penelitia, sehingga mahasiswa dapat
mengetahui apa yang dimaksud dengan penelitian pendidikan guna
mempermudah mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian
pendidikan secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi tugas untuk
membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar
kegiatan. Dengan dikuasainya materi dari paket 3 diharapkan dapat menjadi
modal bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan.
Selain itu diperlukan kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur
kreativitas hasil perkualiahan untuk ditempelkan di kelas.
45
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi sumber ide penelitian
2. Mengidentifikasi masalah penelitian
3. Mengidentifikasi masalah penelitian dan pertanyaan penelitian
4. Mengidentifikasi perumusan masalah penelitian
Waktu
2 x 50 menit
Materi Pokok
1. Sumber ide penelitian
2. Masalah penelitian
3. Masalah penelitian dan pertanyaan penelitian
4. Perumusan masalah penelitian
Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide masalah-masalah penelitian
pendidikan
2. Penjelasan pentingnya mempelajari paket 3
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 4 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan sub tema:
Kelompok 1: sumber ide penelitian
Kelompok 2: masalah penelitian
Kelompok 3: masaalh penelitian dan pertanyaan penelitian
Kelompok 4: perumusan masalah penelitian
46
Lembar Kegiatan
Membuat peta konsep (Mind Map) sumber ide penelitian, masalah
penelitian, masalah penelitian dan pertanyaan penelitian, dan perumusan
masalah penelitian
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep masalah pendidikan melalui
kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang dituangkan dalam
bentuk Mind Map.
47
Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang ketua kelompok dan penulis konsep hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi dalam bentuk peta konsep!
4. Tempelkan hasil kerja kelompok di papan tulis/dinding kelas!
5. Pilihlah beberapa dari anggota kelompok untuk presentasi!
6. Presentasikan hasil kerja kelompok secara bergiliran, dengan waktu
masing-masing ± 5 menit!
7. Berikan tanggapan atau klarifikasi dari presentasi!
Uraian Materi
MASALAH PENELITIAN
48
49
50
yang ada akan memunculkan permasalahan baru yang cukup menarik untuk
dikembangkan menjadi permasalahan penelitian yang baru.
Kedua, bacalah bagian saran (kalau ada) dari artikel tersebut. Saran dapat
digunakan sebagai titik tolak dalam melakukan penelitian lanjutan.
Misalnya, penelitian dalam artikel tersebut dilakukan dengan sampel hanya 1
kelas pada sekolah pinggiran dan hasilnya kurang bagus. Penulis
menganjurkan untuk dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar
yang melibatkan sekolah pedesaan dan perkotaan. Berdasarkan keterangan
ini, dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan mengambil sampel di sekolah
pedesaan, pinggiran dan perkotaan.
Dengan membaca dan mencermati hasil penelitian terdahulu, peneliti
akan dapat menemukan sudut-sudut yang belum digarap. Dapat pula
dijumpai berbagai kelemahan peneliti terdahulu.
4. Pengalaman
Pengalaman pribadi dapat dijadikan sebagai sumber ide penelitian.
Bahkan pengalaman pribadi merupakan permasalahan yang tidak pernah ada
habisnya. Berdasarkan pengalaman pribadi, memungkinkan peneliti dapat
melihat dan mengungkap masalah. Seringkali orang tidak puas dengan
kondisi pengalaman tertentu, kemudian muncul pertanyaan tentang hal-hal
berada di balik pengalaman tersebut.
Sebagai contoh, ketika guru mengajar menggunakan pendekatan student
center, banyak siswa yang aktif. Dampaknya juga kreativitasnya terlihat.
Dengan pengalaman yang ada, maka guru dapat tertarik lebih jauh
melakukan penelitian tindakan kelas tentang efektivitas pendekatan student
center. Tidak hanya memperhatikan variabel kreativitas, akan tetapi juga
variabel-variabel lain seperti kerja sama atau kemampuan komunikasi.
5. Teori
Teori memiliki dua fungsi utama dalam meningkatkan pemahaman
seseorang. Pertama, teori mengorganisasi dan menjelaskan berbagai fakta
atau deskripsi tertentu. Fakta dan deskripsi semacam itu tidak bermakna
dengan sendirinya. Begitu pula teori diperlukan untuk meletakkan suatu
kerangka pada fakta dan deskripsi tersebut. Kerangka ini membuat dunia
dapat lebih mudah dipahami dengan memberikan beberapa konsep abstrak
yang membantu mengorganisasi dan menjelaskan sejumlah fenomena.
Misalnya, teori ingatan mengatakan bahwa ada sistem-sistem terpisah berupa
51
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Teori ini menjelaskan
sejumlah pengamatan tertentu tentang belajar dan ingatan, termasuk
fenomena seperti beragam bentuk berkurangnya ingatan yang diakibatkan
oleh pukulan pada kepala dan seringnya seseorang lupa akan hal-hal yang
baru dibacanya.
Kedua, teori memandu pengamatan terhadap dunia. Teori melahirkan
hipotesis, dan peneliti melakukan kajian atau riset untuk mengetahui
kebenaran hipotesis. Jika studi itu menegaskan kebenaran hipotesis tersebut,
maka teori itu kuat. Ketika semakin banyak bukti terkumpul yang sejalan
dengan teori, maka semakin yakin bahwa teori itu benar.
Sebaliknya, bila sebuah hipotesis yang dimunculkan oleh teori itu tidak
kuat maka penelitian dapat dilakukan untuk mengungkapkan kelemahan
teori itu. Peneliti dapat memodifikasi teori itu dengan dukungan data baru.
Terkadang, di sini muncul teori baru yang berguna untuk data baru maupun
keseluruhan pengetahuan yang ada.
B. Masalah Penelitian
Untuk mengawali kegiatan penelitian, seorang peneliti hendaknya secara
cermat mengidentifikasi berbagai masalah dan menyeleksinya. Dari kegiatan
ini dapat ditemukan suatu permasalahan yang baik, permasalahan yang
benar-benar memerlukan pemecahan. Identifikasi dan seleksi masalah
penelitian merupakan titik awal dalam pelaksanaan penelitian. Kegiatan ini
dimaksudkan sebagai upaya untuk mendapatkan masalah yang urgen untuk
diteliti.
Kegiatan untuk menemukan masalah yang urgen merupakan bagian
kegiatan penelitian yang cukup sulit. Tidak sedikit para peneliti menghadapi
kesulitan mendapatkan masalah yang layak diteliti. Guna mendapatkan
masalah penelitian yang layak dan baik, tidak sedikit pula para peneliti
menghabiskan waktunya untuk membaca berbagai buku, jurnal dan referensi
lainya. Bahkan sangat mungkin mereka berkonsultasi dan mengadakan
diskusi dengan para ahli.
Banyak terjadi suatu penelitian mengajukan permasalahan kurang
mengena. Hal itu disebabkan karena peneliti mengajukan masalah penelitian
yang kurang berbobot atau hanyalah duplikasi dari masalah yang pernah ada.
Masalah yang dirumuskan dalam waktu yang relatif singkat, biasanya yang
52
menonjol berupa masalah teknis yang sering kali tidak terkait dengan
subtansi atau kepentingan yang bermakna, umumnya menjadi tidak jelas dan
tidak mudah ditetapkan kemanfaatanya.
Seseorang yang akan meneliti tentang bidang yang ditekuninya dan ia
merasa tertarik terhadap masalah tersebut, maka ia akan mempelajari banyak
teori dan hasil penelitian yang berhubungan dengan hal yang ditekuninya.
Pada bidang yang ditekuni dan sesuai dengan minat dan perhatianya,
seseorang akan lebih banyak mendapatkan gambaran dan informasi yang
penting dari pengalamanya. Mereka akan lebih cermat dan tajam dalam
mengamati gejala yang muncul dalam kehidupan sesuai dengan garapan
hidupnya. Mereka juga akan aktif mengejar dan memburu informasi yang
berkaitan.
Yang perlu ditemukan terlebih dahulu adalah masalah yang berkaitan
dengan subtansi atau bidang yang dikaji. Masalah semacam itu merupakan
masalah nyata (real problem). Makna subtansi atau bidang yang
dimaksudkan untuk menunjukkan pokok sasaran yang menjadi perhatian
peneliti. Dengan kata lain, untuk mendapatkan masalah penelitian yang baik,
hendaknya tidak diawali dari pemikiran metodologis atau segi teknik
penelitian.2
Dampaknya, permasalahan yang diajukan kurang mengena. Hal itu
disebabkan karena peneliti berpikir langsung dari segi metode penelitian,
bukan dari subtansinya. Sebuah contoh sederhana terkait hal itu seperti:
“Adakah korelasi antara penggunaan media pembelajaran dan prestasi
belajar siswa...?
Masalah seperti itu diajukan dengan penekanan pada konsep ‘korelasi’,
sedangkan korelasi itu dalam contoh di atas bukanlah suatu masalah.
Terhadap contoh masalah penelitian semacam itu, setiap orang dapat
mengajukan pertanyaan untuk memperjelas pokok permasalahan yang
sebenarnya. Permasalahan terletak pada prestasi belajar siswa atau pada
penggunaan media pembelajaran? Ternyata “Prestasi belajar siswa yang
dipermasalahkan, karena faktanya prestasi belajar siswa rendah, tidak sesuai
2
John. W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012) 29
53
54
55
56
57
58
59
Rangkuman
Sumber ide penelitian adalah akal sehat, realitas atau kenyataan, riset
terdahulu, pengalaman, dan teori. Secara umum, masalah yang diteliti
hendaknya memenuhi kriteria: (a) menarik dan sedang hangat menjadi fokus
perhatian masyarakat dapat dipecahkan dengan penelitian empirik, (b)
memiliki nilai teoritik dan praktis, (c) memberikan manfaat, (d) memuat
aspek kreativitas dan keaslian, dan (e) memungkinkan untuk diteliti.
Masalah penelitian memiliki ciri berikut: (a) menunjukkan hubungan dua
variabel atau lebih, (b) dapat dipecahkan secara empirik. Artinya,
dimungkinkan tersedia data yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah penelitian itu, dan (c) memiliki lebih dari satu alternatif cara
pemecahan, sehingga dimungkinkan disusun hipotesis penelitian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah
penelitian diuraikan sebagai berikut: masalah sebaiknya dirumuskan dalam
kalimat Tanya, pertanyaan problematis, masalah penelitian menggambarkan
adanya hubungan antara dua variabel atau lebih, masalah harus dirumuskan
secara spesifik dan dapat dipecahkan secara empiric, dan hindarkan
pengajuan masalah yang bersifat filosofis dan menyangkut etik atau moral.
60
Latihan
Setelah Saudara mengkaji materi yang dipaparkan dalam paket ini,
selanjutnya untuk memantapkan pemahaman Saudara, kerjakan latihan
berikut!
1. Mengapa seorang peneliti dapat meneliti masalah yang sudah ada?
2. Masalah penelitian pendidikan dapat digali dari berbagai sumber. Selain
sumber-sumber yang telah diuraikan pada paket ini, coba Saudara
ajukan beberapa sumber masalah lainnya.
3. Suatu sumber masalah dapat memunculkan beberapa masalah yang
berbeda. Berikan contoh beberapa masalah yang dapat muncul dari
sumber yang sama.
4. Suatu persoalan dapat menjadi masalah bagi seseorang tetapi bukan
masalah bagi orang lain. Coba berikan contoh persoalan seperti itu
dalam dunia pendidikan.
5. Suatu masalah tidak selalu diajukan melalui pertanyaan. Berikan
beberapa contoh masalah yang diajukan dalam bentuk pernyataan.
61
Referensi
62
PAKET 4
PENTINGNYA KAJIAN PUSTAKA
DALAM PENELITIAN
Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada pentingnya kajian pustaka
dalam penelitian. Kajian dalam paket ini meliputi tujuan kajian pustaka,
pemanfaatan pustaka atau literatur, langkah-langkah melakukan tinjauan
pustaka, prioritas dalam memilih sumber pustaka, tinjauan pustaka untuk
penelitian kualitatif, tinjauan pustaka untuk penelitian kuantitatif, tinjauan
pustaka untuk penelitian campuran, dan tinjauan pustaka kuantitatif atau
kuatitatif atau metode campuran. Paket ini sebagai lanjutan dari paket ketiga,
dan akan berkaitan dengan paket selanjutnya.
Dalam paket 4 ini, mahasiswa akan mengkaji pentingnya kajian pustaka
dalam penelitian. Kajian dalam paket ini meliputi tujuan kajian pustaka,
pemanfaatan pustaka atau literatur, langkah-langkah melakukan tinjauan
pustaka, prioritas dalam memilih sumber pustaka, tinjauan pustaka untuk
penelitian kualitatif, tinjauan pustaka untuk penelitian kuantitatif, tinjauan
pustaka untuk penelitian campuran, dan tinjauan pustaka kuantitatif atau
kuatitatif atau metode campuran. Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen
menampilkan slide kajian pustaka dalam penelitian, sehingga mahasiswa
dapat mengetahui apa saja kajian pustaka dalam penelitian pendidikan guna
mempermudah mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian
pendidikan secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi tugas untuk
membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar
kegiatan. Dengan dikuasainya materi dari paket 4 diharapkan dapat menjadi
modal bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan.
Selain itu diperlukan kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur
kreativitas hasil perkualiahan untuk ditempelkan di kelas.
63
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi tujuan kajian pustaka
2. Mengidentifikasi pemanfaatan pustaka atau literatur
3. Mengidentifikasi langkah-langkah melakukan tinjauan pustaka
4. Mengidentifikasi prioritas dalam memilih sumber pustaka
5. Mengidentifikasi tinjauan pustaka untuk penelitian kualitatif
6. Mengidentifikasi tinjauan pustaka untuk penelitian campuran
7. Mengidentifikasi tinjauan pustaka kualitatif atau kuatitatif atau
metode campuran
Waktu
2 x 50 menit
Materi Pokok
1. Tujuan kajian pustaka
2. Pemanfaatan pustaka atau literatur
3. Langkah-langkah melakukan tinjauan pustaka
4. Prioritas dalam memilih sumber pustaka
5. Tinjauan pustaka untuk penelitian kualitatif
6. Tinjauan pustaka untuk penelitian campuran
7. Tinjauan pustaka kualitatif atau kuatitatif atau metode campuran
Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
64
Lembar Kegiatan
Membuat peta konsep (Mind Map) tujuan kajian pustaka, pemanfaatan
pustaka atau literatur, langkah-langkah melakukan tinjauan pustaka, prioritas
dalam memilih sumber pustaka, tinjauan pustaka untuk penelitian kualitatif,
tinjauan pustaka untuk penelitian kuantitatif, tinjauan pustaka untuk
penelitian campuran, dan tinjauan pustaka kuantitatif atau kuatitatif atau
metode campuran
65
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep pentingnya kajian pustaka dalam
penelitian melalui kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang
dituangkan dalam bentuk Mind Map.
Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang ketua kelompok dan penulis konsep hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi dalam bentuk peta konsep!
4. Tempelkan hasil kerja kelompok di papan tulis/dinding kelas!
5. Pilihlah beberapa dari anggota kelompok untuk presentasi!
66
Uraian Materi
Dalam bab ini akan dibahas Pentingnya Kajian Teori dalam Penelitian.
Didalamnya akan diuraikan secara rinci tujuan kajian pustaka, Manfaat
kajian pustaka,langkah – langkah kajian pustaka, kajian pustaka dalam
penelitian kuantitatif, kualitatif, dan campuran
A. Tujuan Kajian Pustaka
Setelah mengidentifikasi satu topik yang dapat dan perlu diteliti, barulah
peneliti bisa melakukan tinjauan pustaka atau topik tersebut. Tinjauan
pustaka memiliki beberapa tujuan utama: menginformasikan kepada
pembaca hasil- hasil penelitian lain yaang berkaitan erat dengan penelitian
yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur- literatur
yang ada, Dan mengisi celah- celah dalam penelitian- penelitian sebelumnya.
Tinjauan pustaka juga dapat menyediakan kerangka kerja dan tolok ukur
untuk mempertegas pentingnya penelitian tersebut, seraya membandingkan
hasil- hasilnya dengan penemuan- penemuan lain. Semua atau beberapa
alasan ini bisa menjadi dasar bagi peneliti untuk menuliskan literatur-
literatur yang relevan ke dalam penelitiannya untuk pembahasan lebih jelas
mengenai tujuan- tujuan menggunakan literatur dalam penelitian.
Diantara tujuan kajian pustaka adalah :
1. Menentukan batas- batas masalah penelitian
Masalah penelitian dalam banyak hal dipengaruhi oleh perkembangan
ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan itu dapat dilacak dari
kajian pustaka sebab kajian pustaka akan memberikan gambaran tentang
ilmu- ilmu yang relevan untuk dikaji. Penelitian tentang pemerolehan
bahasa kedua, misalnya, akan banyak sekali dibicarakan dalam berbagai
pustaka, baik yang berupa sumber primer maupun sumber skunder.
Bahasan tentang pemerolehan bahasa kedua, akan banyak dikaji dalam
67
68
69
70
71
Bacon,2003)
72
exchange, (f) abstrak penelitian berbagai disiplin ilmu, (g) abstrak skripsi,
tesis, dan desertasi, (h) majalah dan koran.
3. Membaca dan membuat catatan acuan yang terpilih
Selama mencari sumber- sumber awal, peneliti selayaknya
mempersiapkan kartu bibliografi untuk setiap buku atau artikel yang
diyakininya berisi materi yang relevan untuk kajian pustaka. Meskipun
informasi yang termasuk dalam data bibliografi untuk kutipan yang ada
selalu tentang hal yang sama, data itu dapat direkam dalam format yang
berbeda- beda. Sebelum mulai dengan kajian pustakanya, peneliti
sebaiknya mengecek aturan yang diguanakan untuk menuliskan buku
pustaka.
Jika langkah di atas telah dikerjakan peneliti dapat mulai mengecek
acuan yang ada di perpustakaan. Mayoritas acuan peneliti selayaknya
jurnal profesional, karena jurnal semacam itu mencerminkan hasil
penelitian yang mutakhir. Sekarang ini banyak jurnal profesional yang
berbentuk mikrofilm.
Dalam artikel penelitian, penulis lazimnya menyajikan materi yang
esensial dalam bentuk yang sesingkat- singkatnya. Lazimnya format
artikel itu adalah sebagai berikut : (1) pengantar singkat, (2) hipotesis
yang diuji, (3) prosedur penelitian, pengukuran yang digunakan, dan
rancangan penelitian, (4) temuan, (5) ringkasan dan simpulan. Dlam
mencatat artikel, peneliti selayaknya menggunakan bentuk yang singkat,
tetapi tetap dapat meliput unsur- unsur penting tersebut.
Tinjauan pustaka berarti menempatkan dan menyimpulkan kajian-
kajian tentang suatu topik tertentu. Kajian- kajian tersebut sering kali
berupa studi- studi penelitian (karena anda memang tengah menggarap
suatu penelitian), tetapi kajian- kajian ini bisa juga meliputi artikel-
artikel atau pemikiran- pemikiran yang memberikan kerangka kerja
dalam menjelaskan suatu topik. Ada banyak cara dalam menggarap
tinjauan pustaka, tetapi sebagian besar sarjana melakukannnya dengan
cara yang sistematis untuk menangkap, mengevaluasi, dan,
menyimpulkan pustaka/ literatur yang ada. Di bawah ini adalah beberapa
cara dalam melakukan tinjauan pustaka :
1. Mulaialah dengan mengidentifikasi beberapa kata kunci (key words)
penelitian. Langkah ini utamanya penting ketika ingin mencari materi-
73
74
75
76
letakkan dalam ketiga lokasi ini. Model pertama, peneliti bisa saja
memasukkan tinjauan pustaka dalam pendahuluan. Artinya, dengan posisi
ini, pustaka/ literatur berfungsi untuk menjelaskan latar belakang “teoritis”
atas masalah penelitian, seperti siapa saja yang telah menulis mengenai
masalah ini, siapa saja yang telah menelitinya, dan siapa saja yang telah
menunjukkan upaya- upaya penelitian ke arah itu. Penyajian latar belakang
teoritis ini, tentu saja, sangat bergantung pada literatur- literatur atau
penelitian- penelitian yang tersedia. Peneliti dapat mencari model seperti ini
di berbagai penelitian kualitatif yang menerapkan jenis strategi penelitian
yang berbeda- beda.
Model kedua adalah dengan menempatkan tinjauan pustaka di bagian
terpisah. Model ini biasanya diterapkan dalam penelitian kuantitatif atau
dalam jurnal- jurnal yang berorientasi kuantitatif. Meski demikian, dalam
penelitian kualitatif yang berorientasi pada teori, seperti etnografi, teori
kritis, dan advokasi atau emansipatoris, peneliti juga dapat menempatkan
tinjauan pustaka di bagaian terpisah.
Model ketiga, peneliti menyertakan bagian khusus, seperti “bacaan/
litertaur terkait, “ di akhir penelitian. Penempatan ini dimaksudkan untuk
membandingkan dan membedakan hasil- hasil atau kategori- kategori yang
muncul dalam penelitian dengan hasil- hasil atau kategori- kategori yang
terdapat dalam literatur. Model ini banyak dijumpai dalam penelitian
grouded theory, dan saya merekomendasikan model ketiga ini karena
penelitian grounded theory pada umumnya menggunakan literatur secara
induktif.
77
untuk dikaji. Pada akhir penelitian, peneliti meninjau kembali literatur yang
ada dan membuat perbandingan antara hasil penelitian dengan penemuan-
penemuan yang terdapat dalam literatur. Dalam hal ini, peneliti kuantitaif
menggunakan literatur secara deduktif sebagai kerangka kerja untuk
merancang rumusan masalah dan hipotesis- hipotesis penelitian.
Tinjauan pustaka yang bersifat integratif: peneliti menyimpulkan tema-
tema umum yang terdapat dalam literatur. Model ini sering digunakan dalam
proposal disertasi dan dalam disertasi itu sendiri. Model kedua yang
direkomendasikan cooper adalah tinjauan pustaka yang bersifat teoritis :
peneliti fokus pada teori- teori dalam berbagai literatur yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti. Model ini biasanya banyak muncul dalam
artikel- artikel jurnal, yang di dalamnya penulis sering kali menjelaskan teori
di bagian pendahuluan. Model terakhir yang disarankan cooper adalah
tinjauan pustaka yang bersifat metodologis : peneliti fokus pada metode-
metode dan definisi- definisi. Tinjauan semacam ini biasanya menyajikan
ringkasan atas penelitian- penelitian sebelumnya, dan kritik atas kekuatan
dan kelemahan metodologis dalam penelitian- penelitian tersebut. Model
yang takhir ini kini sudah jarang ditemukan dalam tesis dan disertasi.
Perhatikan contoh berikut :
Contoh tinjauan pustaka dalam penelitian kuantitatif
Berikut ini, ringkasan satu- paragraf atas komponen- komponen utama
dalam penelitian kuantitatif, sangat mirip dengan paragraf yang muncul
dalam tinjauan pustaka yang biasanya terdapat dalam disertasi atau artikel
jurnal. Dalam kutipan ini, saya telah memilih komponen- komponen kunci
untuk diabstraksikan.
Creswell,Seagen, dan Henry menguji model Biglan, model tiga- dimensi
yang mengelompokkan 36 bidang akademik ke dalam bidang- bidang yang
“sulit atau mudah,” “murni atau aplikasi,” dan “kehidupan atau non-
kehidupan,” sebagai prediktor atas kebutuhan pengembangan profesional
seorang pemimpin. Delapan ketua jurusan yang bertugas di empat perguruan
tinggi dan satu universitas negeri Midwestern menjadi partisipan dalam
penelitian ini. Hasilnya menunjukkan bahwa para ketua juruasan dalam
bidang akademik yang berbeda memiliki kebutuhan pengembangan
profesional yang berbeda- beda pula. Berdasarkan penemuan ini, Creswell
78
79
80
81
Rangkuman
Tinjauan pustaka memiliki beberapa tujuan utama: menginformasikan
kepada pembaca hasil- hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan
penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan
literatur-literatur yang ada, Dan mengisi celah-celah dalam penelitian-
penelitian sebelumnya.
Untuk pendekatan kualitatif yang didasarkan pada opini partisipan, ada
beberapa model tinjauan pustaka yang bisa anda pertimbangkan. Saya
menawarkan tiga model penempatan, yang berati tinjauan pustaka bisa anda
letakkan dalam ketiga lokasi ini, yaitu peneliti bisa saja memasukkan
tinjauan pustaka dalam pendahuluan, menempatkan tinjauan pustaka di
bagian terpisah, peneliti menyertakan bagian khusus. Penelitian kuantitatif,
di sisi lain, menyertakan sejumlah besar literatur utama di awal penelitian
untuk memberikan arahan petunjuk atas pertanyaan-pertanyaan dan
hipotesis-hipotesis penelitian.
82
Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Buatlah tinjauan pustaka untuk penelitian kuantitatif dan perhatikan
langkah-langkah yang sudah dijelaskan sebelumnya agar variabel-
variabel penelitian Anda dapat terlihat dengan jelas!
2. Apa saja fungsi dari kajian pustaka. Sebutkan dan jelaskan!
83
Referensi
84
PAKET 5
PENTINGNYA TEORI DALAM PENELITIAN
Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada pentingnya teori dalam
penelitian. Kajian dalam paket ini meliputi hakikat teori, teori dalam
penelitian kuantitatif, teori dalam penelitian kualitatif, dan teori dalam
penelitian metode campuran. Paket ini sebagai lanjutan dari paket keempat,
dan akan berkaitan dengan paket selanjutnya.
Dalam paket 5 ini, mahasiswa akan mengkaji pentingnya teori dalam
penelitian. Kajian dalam paket ini meliputi hakikat teori, teori dalam
penelitian kuantitatif, teori dalam penelitian kualitatif, dan teori dalam
penelitian metode campuran. Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen
menampilkan slide teori dalam penelitian, sehingga mahasiswa dapat
mengetahui saja teori dalam penelitian pendidikan guna mempermudah
mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian pendidikan secara
efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi tugas untuk membaca uraian
materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar kegiatan. Dengan
dikuasainya materi dari paket 5 diharapkan dapat menjadi modal bagi
mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan,
serta kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur kreativitas hasil
perkualiahan dengan membuat pertanyaan beserta jawabannya dan
menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain.
85
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi hakikat teori
2. Mengidentifikasi teori dalam penelitian kuantitatif
3. Mengidentifikasi teori dalam penelitian kualitatif
4. Mengidentifikasi teori dalam penelitian metode campuran
Waktu
2 x 50 menit
Materi Pokok
1. Hakikat teori
2. Teori dalam penelitian kuantitatif
3. Teori dalam penelitian kualitatif
4. Teori dalam penelitian metode campuran
Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide yang ditampilkan oleh dosen,
tentang teori penelitian pendidikan
2. Penjelasan pentingnya mempelajari paket 5
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 6 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan semua tema yang ada pada
paket 5
3. Membuat pertanyaan beserta jawabannya mengenai tema pada paket 5
4. Selesai membuat pertanyaan, pertanyaan ditukar dengan kelompok
lain. Kelompok tersebut harus menjawab pertanyaan tersebut pada
lembar yang berbeda
86
Lembar Kegiatan
Membuat pertanyaan beserta jawabannya tentang pentingnya teori
penelitian pendidikan
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep teori dalam penelitian pendidikan
melalui kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang dituangkan
dalam bentuk membuat pertanyaan beserta jawabannya dan menjawab
pertanyaan dari kelompok lain.
Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang ketua kelompok dan penulis konsep hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi dalam bentuk pertanyaan beserta jawabannya!
4. Tukarlah pertanyaanmu kepada kelompok lain!
5. Tanyakan apa yang belum dipahami kepada dosen!
6. Berikan tanggapan atau klarifikasi dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut!
87
Uraian Materi
A. Hakikat Teori
Penelitian berawal dari ide atau gagasan dan konsep yang saling
berhubungan atau yang diharapkan berhubungan. Dalam batas - batas
tertentu teori muncul dari benak peneliti, tetapi sebagian besar gagasan
semacam itu muncul dari kumpulan karya- karya terdahulu yang disebut
kepustakaan. Misalnya, teori terhadap penelitian yang relevan dapat
membantu meliput gagasan tentang variabel yang dianggap tidak penting
dalam penelitian. teori memberikan informasi tentang penelitian apa saja
yang sudah dikerjakan dan penelitian yang mana yang dapat diperluas atau
diterapkan. teori dapat menempatkan status penelitian di lapangan dalam
hubungannya dengan konklusi dan aplikasi. teori juga dapat memberikan
makna serta menunjukkan hubungan antara variabel yang dipilih untuk
dikaji.
Teori merupakan mata rantai yang sangat penting dalam proses
penelitian. Teori merupakan bahan untuk memberikan argumentasi tentang
penting dan urgensinya suatu masalah. Masalah perlu dikaji melalui teori
dan konsep -konsep yang relevan serta temuan-temuan dalam penelitian
yang relevan. Untuk itu, teori memegang peranan yang sangat penting.
Penelitian harus dikerjakan dengan tidak meninggalkan teori untuk dapat
dilaksanakan secara baik. teori juga mendukung lahirnya hipotesis. Dengan
berpikir deduktif atas teori dan konsep yang relevan serta berpikir induktif
atas temuan yang relevan, hipotesis dapat dimunculkan.
Teori merupakan dasar yang kuat bagi penelitian berikutnya. Teori akan
memberikan banyak gagasan atau pemikiran bagi penelitian selanjutnya,
baik yang direkomendasikan oleh peneliti terdahulu ataupun yang terlahir
dari celah- celah penelitian yang belum tergarap dengan sempurna. Teori
88
juga merupakan bagian penting dari pendekatan ilmiah dan disajikan dalam
semua kawasan penelitian ilmiah, baik dalam bidang fisika, ilmu
pengetahuan alam, ataupun dalam ilmu- ilmu sosial. Teori semacam itu juga
merupakan basis penelitian pada umumnya dalam ilmu kemanusiaan. Dalam
bidang seperti sejarah, teori tidak hanya memberikan pemahaman tentang
karya- karya penelitian yang terdahulu yang telah dikerjakan, tetapi hasil
teori itu memberikan data yang digunakan dalam penelitian. Penelitian
sejarah dalam pendidikan hampir semuanya didasarkan pada sumber-
sumber tertulis dalam bidang itu.
Teori dalam penelitian pendidikan memberikan gambaran tentang
perkembangan ilmu mutakhir dalam bidang yang akan dikaji. Dengan
mempelajari apa yang telah dikerjakan dan sedang dikerjakan dalam suatu
bidang studi, peneliti dapat mengembangkan penelitian yang akan
memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Jadi, teori
dalam bidang apapun membentuk fondasi bagi karya masa datang yang akan
dibangun. Jika gagal membangun fondasi yang disumbangkan oleh teori itu,
hasil penelitian akan tampak dangkal, naif, dan sering merupakan duplikasi
atas apa yang pernah dikerjakan oleh peneliti terdahulu. Meskipun arti
penting teori itu sangat jelas, tetapi terkadang bagian itu sering dianggap
mudah atau diremehkan kehadirannya. Banyak yang melakukan secara
sekilas dan terkesan tergesa – gesa agar dapat segera melaksanakan
penelitiannya. teori akan dapat dikerjakan dengan baik manakala peneliti
rajin membaca berbagai sumber pustaka. Teori yang baik akan memandu
untuk membuat desain penelitian yang lebih baik dan memperoleh hasil
penelitian yang memuaskan dan bermakna. Wawasan yang diperoleh dari
teori akan sangat membantu peneliti dalam mengerjakan proyek
penelitiannya.
Kesalahan yang sering Dilakukan dalam penggunaan teori adalah :
(1)Teori dilakukan dengan cara tergesa- gesa untuk segera mulai dengan
proyek penelitian, (2)Terlalu mengandalkan atau bergantung pada sumber
sekunder, (3) Terlalu memfokuskan hanya pada temuan penelitian ketika
mengkaji pustaka dan kurang memperhatikan metode, pengukuran, analisis
data ataupun diskusi hasil penelitiannya, (4) Terlalau banyak memenafaatkan
sumber selain jurnal, seperti koran, majalah populer yang kadang- kadang
memang memuat artikel tentang topik yang diteliti, (5) Menyalin data
89
bibliografis secara tidak benar dan tidak dapat menempatkan acuan yang
diperlukan secara tepat, (6) Terlalu banyak menyalin bahan pustaka dalam
kartu. Ini merupakan indikator bahwa peneliti tidak memiliki pemahaman
yang jernih tentang penelitiannya. Ia tidak bisa membedakan antara
informasi yang penting dan yang tidak penting.
Fungsi Teori secara umum diantaranya :
1. Teori berfungsi sebagai klasifikasi
Maksudnya teori memberikan pedoman dan strategi untuk melakukan
pengklasifikasian atau penggolongan data, menetapkan kategori- kategori
yang dipandang memiliki maksud dan tujuan. Dengan adanya teori dalam
mengumpulkan data akan didapatkan data yang teratur dan jelas, sebab
dengan teori memberi arah dan petunjuk bagi peneliti. Terutama data apa
yang perlu dikumpulkan, bagaimana menyusun klasifikasi berdasarkan
atas tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Teori berfungsi sebagai eksplanasi
Teori mempunyai banyak informasi di balik rangkaian fenomena-
fenomena. Dalam fenomena- fenomena ini teori memberikan jawaban
mengenai sebab musabab terjadinya suatu fenomena. Dengan adanya
teori bisa menemukan kesimpulan yang sebenarnya an bersifat kongkre.
Kerangka abstraksi yang menghubungkan antara fakta menjadi rangkaian
yang saling berkesinambungan yang berkaitan dengan makna. Dengan
adanya teori maka hubungan antara fakta menjadi jelas dan masuk akal.
3. Teori berfungsi sebagai prediktif
Fungsi ini berkaitan dengan eksplanasi. Eksplanasi yaitu menjelaskan
sebab akibat kejadian tertentu. Dengan mengetahui kejadian maka tahu
penyebab terjadinya yang lain, sehingga jika kejadian itu terjadi berulang
kali, dengan pola yang sama, maka peneliti yakin akan ketepatan
hubungan sebab- akibat dari kejadian tersebut. Selanjutnya peneliti
diharapkan mampu untuk meramalkan apa yang akan terjadi. Jika pada
situasi yang berbeda, peneliti menjumpai timbulnya faktor penyebab yang
sama, maka dapat dipastikan adanya akibat tertentu yang akan terjadi.
90
91
92
93
Guilford, 1998)
94
95
96
97
98
99
100
101
2
Lather, P, Research as Praxis. Harvard Educational Revuew 56, 257-277
102
103
Rangkuman
Teori merupakan mata rantai yang sangat penting dalam proses
penelitian. Teori merupakan bahan untuk memberikan argumentasi tentang
penting dan urgensinya suatu masalah. Masalah perlu dikaji melalui teori
dan konsep -konsep yang relevan serta temuan-temuan dalam penelitian
yang relevan.
Fungsi Teori secara umum adalah teori berfungsi sebagai klasifikasi,
maksudnya teori memberikan pedoman dan strategi untuk melakukan
pengklasifikasian atau penggolongan data, menetapkan kategori- kategori
yang dipandang memiliki maksud dan tujuan, sebagai eksplanasi, teori
mempunyai banyak informasi di balik rangkaian fenomena- fenomena, teori
berfungsi sebagai prediktif, fungsi ini berkaitan dengan eksplanasi.
Eksplanasi yaitu menjelaskan sebab akibat kejadian tertentu.
104
Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang membedakan teori dalam penelitian kuantitatif, penelitian
kualitiatif dan penelitian metode campuran?
2. Carilah artikel-artikel jurnal yang: (a) memodifikasi suatu teori yang
muncul sebelumnya; (b) berusaha mengembangkan suatu teori di
akhir penelitian; dan (c) menyajikan penjelasan deskriptif tanpa
menggunakan teori yang eksplisit.
105
Referensi
106
PAKET 6
PENELITIAN KORELASIONAL
Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada penelitian korelasional.
Kajian dalam paket ini meliputi hakikat penelitian korelasional, jenis - jenis
penelitian korelasional, koefisien korelasi, langkah-langkah penelitian
korelasional, dan kelebihan dan kelemahan penelitian korelasional. Paket ini
sebagai lanjutan dari paket kelima, dan akan berkaitan dengan paket
selanjutnya.
Dalam paket 6 ini, mahasiswa akan mengkaji hakikat penelitian
korelasional, jenis - jenis penelitian korelasional, koefisien korelasi, langkah-
langkah penelitian korelasional, dan kelebihan dan kelemahan penelitian
korelasional. Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen menampilkan slide
macam-macam penelitian korelasional, sehingga mahasiswa dapat
mengetahui macam-macam penelitian korelasional guna mempermudah
mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian pendidikan
berbentuk korelasional secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi
tugas untuk membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan
lembar kegiatan. Dengan dikuasainya materi dari paket 6 diharapkan dapat
menjadi modal bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan,
serta kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur kreativitas hasil
perkualiahan.
107
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:
1. Menjelaskan hakikat penelitian korelasional
2. Menjelaskan jenis - jenis penelitian korelasional
3. Menjelaskan koefisien korelasi
4. Menguraikan langkah-langkah penelitian korelasional
5. Menjelaskan kelebihan dan kelemahan penelitian korelasional.
Waktu
3x50 menit
Materi Pokok
Konsep Dasar Penelitian Korelasional
1. Hakikat penelitian korelasional
2. Macam – macam penelitian korelasional
3. Menjelaskan koefisien korelasi
4. Langkah-langkah penelitian korelasional
5. Kelebihan dan kelemahan penelitian korelasional.
Langkah-langkah Perkuliahan
Kegiatan Awal (25 menit)
1. Memotivasi mahasiswa dengan penguatan-penguatan mengenai
perlunya variasi-variasi dalam perkuliahan.
2. Menjelaskan indikator perkuliahan
3. Menjelaskan langkah kegiatan perkuliahan (menggunakan model
kooperatif tipe Jigsaw)
Kegiatan Inti (100 menit)
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
beranggotakan 6 orang. Kelompok ini disebut sebagai kelompok asal.
108
109
Tujuan
Mahasiswa dapat menerapkan penelitian korelasional bidang pendidikan.
Langkah-langkah kegiatan
1. Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok ahli secara berkelompok
menganalisis penelitian korelasional.
Kelompok ahli 1 : Hakikat penelitian korelasional
Kelompok ahli 2 : Jenis – jenis penelitian korelasional
Kelompok ahli 3 : Koefisien korelasi
Kelompok ahli 4 : Langkah- Langkah penelitian korelasional
Kelompok ahli 5 :Kelebihan dan kelemahan penelitian korelasional
2. Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan
materi yang telah didiskusikan kepada anggota kelompok asal yang
lain.
3. Mahasiswa membuat penelitian korelasioanl.
4. Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusinya.
Uraian Materi
PENELITIAN KORELASIONAL
110
111
1
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.
(Surabaya: Bumi Aksara.2005)166
112
113
D. Koefisien Korelasi
Untuk mengetahui besarnya konstribusi variabel bebas terhadap variabel
terikatnya diperlukan perhitungan koefisien korelasi.
Ada beberapa macam koefisien korelasi. Ketepatan penggunaan koefisien ini
tergantung dari jenis data yang akan dicari hubungannya. Misalnya,
koefisien korelasi buatan, yaitu statistik yang dapat digunakan untuk
menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel.
1. Korelasi Product-Moment
Analisis korelasi product-moment lebih tepat digunakan untuk
menganalisis hubungan antara dua gejala interval (data dengan skala
interval).Korelasi product moment dikemukakan oleh Kar Pearson tahun
1990.Kegunannya untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi
variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Berikut
ini akan disajikan dua macam rumus product moment.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi apabila kita
menggunakan rumus korelasi product momen :a) Pengambilan sampel
dari populasi harus random (acak). b) Data yang dicari korelasinya harus
berskala interval atau ratio. c) Variasi skor kedua variabel yang akan
dicari korelasinya harus sama. d) Distribusi skor variabel yang dicari
korelasinya hendaknya merupakan distribusi unimodal. e) Hubungan
antara variabel X dan Y hendaknya linier.
114
Rumus 1:
Keterangan :
X2 = x- x
Y2 = y – y
X = skor rata-rata dari x
Y = skor rata-rata dari y
Rumus 2:
115
Hal – hal yang bisa diketahui berdasarkan pada soal maupun tabel di
atas adalah:
N = 10 = 549
= 155 = 35.2
= 2513 = 125.9
116
` = =
= 0.22893
= 0.23
117
Keterangan:
rpbis : Koefisien korelasi point biserial
Mp : Mean skor dari subjek – subjek yang menjawab betul item
yang dicari korelasinya dengan tes.
Mt : Mean skor total
St : Standar deviasi skor total
p : Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut
q :1–p
118
meneliti hubungan antara rasa percaya diri dan prestasi belajar, misalnya,
peneliti harus memilih subyek yang relative mempunyai tingkat
kecerdasan yang homogeny. Bila tingkat kecerdasan subyek heterogen,
hubungan yang mungkin ada antara kedua variabel menjadi tidak jelas
karena snagat besar kemungkinannya hubungan tersebut sebagai efek dari
kecerdasan terhdaap variabel.
Subyek yang dipilih zern, misalnya, terdiri dari 635 mahasiswa
program S1 sebuah universitas kecil yang tidak berorientasi keagamaan
di wilayah Norteast,Amerika Serikat. Jumlah tersebut mrupakan 90% dari
mereka yang diminta untuk ikut dalam penelitian sebagai subyek .Dalam
artikelnya , Zern melaporkan bagaiman ia memilih subyek tersebut.
3) Pengumpulan Data
Berbagai jenis instrument dapat digunakan untuk mengukur dan
mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes,
pedoman interview, dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan
kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan instrument-instrumen
tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian relasional,
pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama.
Untuk mengukur prestasi belajar dan percaya diri, misalnya, dapat
dilakukan dnegan memberikan tes hasil belajar dan skala percaya diri
pada akhir semester.Sedang dalam penelitian prediktif , variabel predictor
harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteria terjadi. Jika
tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada
artinya.Untuk menguji kemampuan prediktif prestasi belajar matakuliah
pra-syarat (yang harus ditempuh sebelum menempuh mata kuliah ini)
terhadap mata kuliah ko-syarat (yang hanya boleh ditempuh setelah
setelah lulus mata kuliah lain/prasyarat), pengukuran terhadap predictor
(pra-syarat) harus dilakukan sebelum mahasiswa belajar dan diukur
dalam prestasi kriteria (ko-syarat).
Sebagai contoh, instrument yang digunakan oleh Zern dalam
pengumpulan data tentang keberagaman, kemampuan kognitif, dan
prestasi belajar adalah kuesioner. Kuesioner tersebut berisi Sembilan
butir pertanyaan untuk mengukur keberagaman dan pertanyaan tentang
informasi demografik.Disamping itu, kuesioner tersebut juga berisi
119
120
121
Rangkuman
1. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan
tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan
dan tingkat hubungan antar dua variabel atau lebih
2. Karakteristik penelitian korelasional adalah 1) penelitian korelasi tepat
jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan
manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian
eksperimen.2) Memungkinkan pengukuran secara simultan beberapa
variabel dan saling hubungannya dalam keaadaan yang realistis. 3)
memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan
3. Macam – macam penelitian korelasional adalah penelitian hubungan
dan penelitian prediktif
4. Langkah – langkah penelitian korelasional adalah sebagai berikut :1)
penentuan masalah 2) penentuan subyek 3) pengumpulan data
4)analisis data
5. Penelitian korelasi mempunyai kelebihan yang dapat diterangkan
seperti berikut: 1) Berguna dalam masalah yang berkaitan dengan
bidang pendidikan, ekonomi dan social karena dengan penelitian ini
peneliti dimungkinkan untuk mengukur beberapa variabel dan
hubungan secara simultan.2) Dengan penelitian korelasi,
dimungkinkan beberapa variabel yang mempunyai kontribusi pada
suatu variabel tertentu dapat diselidiki secara intensif. 3) Peneliti
korelasi pada umumnya melakukan studi tingkah laku dengan setting
yang realistis. 4) Peneliti dapat melakukan analisis prediksi tanpa
memerlukan sampel yang besar.
122
Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Buatlah contoh penelitian korelasional di bidang pendidikan
matematika!
2. Berikut ini data motivasi mahasiswa dengan prestasi
mahasiswa.Sampel diambil 10 orang mahasiswa
Kode Responden X Y
1 38 60
2 45 50
3 46 79
4 53 89
5 52 59
6 51 40
7 61 62
8 30 69
9 46 65
10 69 70
Pertanyaan!
a.Berapa koefisien korelasinya?
b. Berapa besar sumbangan antar variabel?
c.Buktikan apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi
mahasiswa dengan prestasi mahasiswa.Jika dan diuji dua
pihak?
123
Referensi
124
Paket 7
PENELITIAN EKSPERIMEN
Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada penelitian eksperimen.
Kajian dalam paket ini meliputi hakikat penelitian eksperimen, karakteristik
penelitian eksperimen, langkah-langkah penelitian eksperimen, rancangan
eksperimen, dan validitas penelitian eksperimen. Paket ini sebagai lanjutan
dari paket keenam, dan akan berkaitan dengan paket selanjutnya.
Dalam paket 7 ini, mahasiswa akan mengkaji hakikat penelitian
eksperimen, karakteristik penelitian eksperimen, langkah-langkah penelitian
eksperimen, rancangan eksperimen, dan validitas penelitian eksperimen.
Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen menampilkan slide macam-macam
penelitian eksperimen, sehingga mahasiswa dapat mengetahui macam-
macam penelitian eksperimen guna mempermudah mahasiswa untuk
memahami dan melakukan penelitian pendidikan berbentuk eksperimen
secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi tugas untuk membaca
uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar kegiatan.
Dengan dikuasainya materi dari paket 7 diharapkan dapat menjadi modal
bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan,
serta kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur kreativitas hasil
perkualiahan.
125
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:
1. Menjelaskan hakikat penelitian eksperimen
2. Menjelaskan karakteristik penelitian eksperimen
3. Menjelaskan langkah-langkah penelitian eksperimen
4. Menjelaskan rancangan eksperimen
5. Menjelaskan validitas penelitian eksperimen
Waktu
3x50 menit
Materi Pokok
Konsep Dasar Penelitian Eksperimen
1. Hakikat penelitian eksperimen
2. Karakteristik penelitian eksperimen
3. Langkah-langkah penelitian eksperimen
4. Rancangan eksperimen
5. Validitas penelitian eksperimen
Langkah-langkah Perkuliahan
Kegiatan Awal (25 menit)
1. Memotivasi mahasiswa dengan penguatan-penguatan mengenai
perlunya variasi-variasi dalam perkuliahan.
2. Menjelaskan indikator perkuliahan
3. Menjelaskan langkah kegiatan perkuliahan (menggunakan model
kooperatif tipe Jigsaw)
Kegiatan Inti (100 menit)
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
beranggotakan 5 orang. Kelompok ini disebut sebagai kelompok asal.
126
127
Tujuan
Mahasiswa dapat menerapkan penelitian eksperimen bidang pendidikan.
Langkah-langkah kegiatan
1. Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok ahli secara berkelompok
membahas tentang penelitian eksperimen
Kelompok ahli 1 : Hakikat penelitian eksperimen
Kelompok ahli 2 : Karakteristik penelitian eksperimen
Kelompok ahli 3 : Langkah-langkah penelitian eksperimen
Kelompok ahli 4 : Rancangan eksperimen
Kelompok ahli 5 :Validitas penelitian eksperimen
2. Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan
materi yang telah didiskusikan kepada anggota kelompok asal yang
lain.
3. Mahasiswa membuat penelitian berbentuk eksperimen.
4. Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusinya.
Uraian Materi
PENELITIAN EKSPERIMEN
128
kepada satu atau lebih kelompok eksperimen satu atau lebih kondisi
perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok
kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menetapkan hukum sebab
akibat dengan mengisolasi variabel kausal.Dalam penelitian eksperimen,
peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain
yang relevan,dan mengobservasi efek atau pengaruhnya terhadap satu atau
lebih variabel terikat.Dalam penelitian pendidikan variabel yang biasa
dimanipulasi termasuk metode pengajaran, jenis penguatan (reinforcement),
pengaturan lingkungan belajar, jenis materi belajar, dan ukuran kelompok
belajar.1
Penelitian eksperimen khususnya bidang pendidikan, desain eksperimen
yang digunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan hasil yang akurat,
karena banyak variabel luar yang berpengaruh dan sulit
mengontrolnya.Misalnya: “Mencari pengaruh metode mengajar kontekstual
terhadap kecepatan pemahaman murid dalam pelajaran matematika”. Untuk
mencari besar pengaruh metode mengajar kontekstual terhadap kecepatan
pemahaman murid, maka harus membandingkan pemahaman murid sebelum
menggunakan metode kontekstual , dan sesudah menggunakan metode
kontekstual atau dengan cara membandingkan kelas yang diajar dengan
metode kontekstual dan kelas yang diajar metode lain.Kecepatan
pemahaman murid terhadap pelajaran matematika seseorang tidak hanya
dipengaruhi oleh metode mengajar saja, tetpi oleh variabel lain, misalnya IQ,
pengalaman, peran guru, gaya belajar dan lain – lain, sehingga mengukur
seberapa jauh pengaruh metode mengajar kontekstual terhadap kecepatan
pemahaman murid sulit dilakukan.
Contoh-Contoh penelitian penelitian eksperimen 1) Menyelidiki
pengaruh dua jenis metode mangajar terhadap hasil belajar mata pelajaran
tertentu, berdasarkan ukuran kelas (kelas besar dan kecil) dan taraf
intelegensi siswa (tinggi, sedang dan rendah) dengan cara menempatkan
guru secara random berdasarkan intelegensia, ukuran kelas, dan metode
1
Prof.Dr.Emzir. Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
2007)hal. 63
129
130
131
X 0
3
Prof.Dr.Sunarto. Dasar dan Konsep Penelitian (Surabaya: Institut Keguruan dan
Ilmu pendidikan Surabaya Press. 1997)hal.155
4
Prof.Dr.Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:
Alfabeta.2012)hal.110
132
O2
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengatahui pengaruh metode demostrasi
terhadap prestasi belajar murid dalam pelajaran praktek memasak pada
SMK. Terdapat empat kelas yang praktek memasak.Dari empat kelas
tersebut , dua kelas diberi pelajaran dengan metode demostrasi (O1) dan dua
kelas dengan metode ceramah (O2). Setelah 3 bulan, prestasi belajar diukur.
Bila prestasi / kompetensi murid yang diajar dengan metode demostrasi lebih
tinggi dari pada murid yang diajar dengan metode ceramah, maka metode
demostrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran praktek memasak. (O1 –
O2).
2. Eksperimen Sungguhan (True Eksperimental Design)
Rancangan eksperimen ini dikatan eksperimen sungguhan dikarenakan di
dalam rancangan ini , peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen.Terdapat tiga model atau rancangan
eksperimen sungguhan (True Eksperimental Design) yang dapat digunakan
pada bidang ilmu sosial dan pendidikan.Ketiga rancangan itu adalah: 1)
133
134
135
136
137
138
Rangkuman
Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang dapat di gunakan
untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara
mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen satu atau lebih
kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih
kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Contoh penelitian penelitian eksperimen “ Menyelidiki pengaruh dua
jenis metode mangajar terhadap hasil belajar mata pelajaran tertentu,
berdasarkan ukuran kelas (kelas besar dan kecil) dan taraf intelegensi siswa
(tinggi, sedang dan rendah) dengan cara menempatkan guru secara random
berdasarkan intelegensia, ukuran kelas, dan metode mengajar”.
Karakteristik penelitian eksperimen adalah 1)Memerlukan pengaturan
secara ketat terhadap variabel-variabel dan kondisi-kondisi ekperimental
baik secara langsung/manipulasi atau melalui randomisasi (pengaturan
secara acak) 2) Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis
dasar untuk dibandingkan dengan kelompok-kelompok yang menerima
perlakuan eksperimen. 3) Terkonsentrasi pada pengontrolan varians.
Terdapat tiga kelompok besar jenis penelitian eksperimen: 1)Pra
Eksperimen 2)Eksperimen Sungguhan (True Eksperimental Design) 3)
Eksperimen Semu (Quasi Eksperimental design).
139
Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Buatlah contoh penelitian eksperimen di bidang pendidikan
matematika!
2. Jelaskan implementasi pra eksperimen, eksperimen sungguhan dan
eksperimen semu dalam penelitian pendidikan matematika !
140
Referensi
141
PAKET 8
PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF
(EX POST FACTO)
Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada penelitian kausal komparatif
(ex post facto). Kajian dalam paket ini meliputi pengertian , kelebihan dan
kekurangan, prosedur, desain penelitian kausal komparatif (ex post facto),
prosedur kontrol, dan analisis dan interpretasi data. Paket ini sebagai
lanjutan dari paket ketujuh, dan akan berkaitan dengan paket selanjutnya.
Dalam paket 8 ini, mahasiswa akan mengkaji pengertian , kelebihan dan
kekurangan, prosedur, desain penelitian kausal komparatif (ex post facto),
prosedur kontrol, dan analisis dan interpretasi data. Sebelum perkuliahan
berlangsung, dosen menampilkan slide macam-macam penelitian kausal
komparatif (ex post facto), sehingga mahasiswa dapat mengetahui macam-
macam penelitian kausal komparatif (ex post facto) guna mempermudah
mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian pendidikan
berbentuk kausal komparatif (ex post facto) secara efektif dan efisien.
Mahasiswa juga diberi tugas untuk membaca uraian materi dan
mendiskusikannya dengan panduan lembar kegiatan. Dengan dikuasainya
materi dari paket 8 diharapkan dapat menjadi modal bagi mahasiswa untuk
mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan,
serta kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur kreativitas hasil
perkualiahan.
142
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian penelitian kausal komparatif (ex post facto)
2. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan pengertian kausal komparatif
(ex post facto)
3. Menjelaskan prosedur penelitian kausal komparatif (ex post facto)
4. Menjelaskan desain penelitian kausal komparatif (ex post facto)
5. Menjelaskan prosedur kontrol
6. Menjelaskan analisis dan interpretasi data
Waktu
3x50 menit
Materi Pokok
Konsep Dasar Penelitiam Kausal Komparatif (ex post facto)
1. Pengertian penelitian kausal komparatif (ex post facto)
2. Kelebihan dan kekurangan pengertian kausal komparatif (ex post
facto)
3. Prosedur penelitian kausal komparatif (ex post facto)
4. Desain penelitian kausal komparatif (ex post facto)
5. Prosedur kontrol
6. Analisis dan interpretasi data
Langkah-langkah Perkuliahan
Kegiatan Awal (25 menit)
1. Memotivasi mahasiswa dengan penguatan-penguatan mengenai
perlunya variasi-variasi dalam perkuliahan.
2. Menjelaskan indikator perkuliahan
3. Menjelaskan langkah kegiatan perkuliahan (menggunakan model
kooperatif tipe Jigsaw)
143
144
Tujuan
Mahasiswa dapat menerapkan penelitian kausal komparatif (ex post
facto) bidang pendidikan.
Langkah-langkah kegiatan
1. Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok ahli secara berkelompok
membahas tentang penelitian kausal komparatif (ex post facto).
Kelompok ahli 1 : Pengertian penelitian kausal komparatif (ex post
facto)
Kelompok ahli 2 : Kelebihan dan kekurangan pengertian kausal
komparatif (ex post facto)
Kelompok ahli 3 : Prosedur penelitian kausal komparatif (ex post
facto)
Kelompok ahli 4 : Desain penelitian kausal komparatif (ex post facto)
Kelompok ahli 5 : Prosedur kontrol
Kelompok ahli 6 : Analisis dan interpretasi data
2. Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan
materi yang telah didiskusikan kepada anggota kelompok asal yang
lain.
3. Mahasiswa membuat penelitian kausal komparatif (ex post facto).
4. Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusinya.
145
Uraian Materi
A. Pengertian
Menurut Kerlinger (1973) penelitian kausal komparatif (causal
comparative research) yang disebut juga sebagai penelitian ex post facto
adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari
variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarkan
tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan tentang adanya hubungan di antara
variabel tersebut dibuat berdasarkan perbedaan yang mengiringi variabel
bebas dan variabel terikat, tanpa intervensi lansung.1 Sementara itu, menurut
Gay penelitian kausal komparatif (causal comparative research) atau ex post
facto adalah penelitian di mana peneliti berusaha menentukan penyebab atau
alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam
kelompok individu. Dengan kata lain, telah diamati bahwa kelompok
berbeda pada beberapa variabel dan peneliti berusaha mengidentifikasi
faktor utama yang menyebabkan perbedaan tersebut.2
Penelitian semacam ini dirujuk sebagai penelitian ex post facto (bahasa
Latin ‘setelah fakta’) karena pengaruh dan yang mempengaruhi telah terjadi
dan diteliti oleh peneliti dalam tinjauan ke belakang (restrospect). Gay
memberi contoh, sebagai suatu penjelasan yang mungkin tentang bukti
perbedaan dalam penyesuaian di kalangan siswa kelas 1 SD, seorang peneliti
dapat membuat hipotesis bahwa partisipasi dalam pendidikan prasekolah
merupakan faktor utama yang memberikan kontribusi. Peneliti kemudian
memilih satu kelompok peringkat pertama yang ikut serta dalam pendidikan
prasekolah dan satu kelompok yang tidak ikut. Kemudian peneliti
membandingkan tingkat penyesuaian sosial kedua kelompok tersebut. Jika
kelompok yang ikut pendidikan prasekolah memperlihatkan tingkat
penyesuaian sosial tinggi, hipotesis peneliti akan didukung.
1
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2013)119
2
LR. Gay, Educational Research: Competencies for Analysis & Aplication
(Columbus: Charless E. Merrill Publishing Company, 1981) 197
146
3
J.M. Ritz, Research Methods in Occupational and Technical Studies.
(http://web.odu.edu/webroot/instr/ed/jritz.nsf/pages/635asgn02. 1999)18-20
147
3. Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil,
tetapi merupakan kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang
berkaitan di bawah kondisi tertentu untuk menghasilkan hasil yang
ditentukan.
4. Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi
juga dari satu penyebab dalam satu kejadian dan dari penyebab yang lain
dalam kejadian yang lain.
5. Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap, penentuan mana
penyebab dan mana akibat mungkin sulit.
6. Terhadap fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak
harus mempunyai implikasi hubungan sebab-akibat. Semuanya secara
sederhana mungkin berhubungan dengan suatu faktor tambahan yang
belum/tidak dikenalatau tidak teramati.
7. Pengklasifikasian subjek ke dalam kelompok dikotomi (seperti kelompok
berprestasi dan kelompok tidak berprestasi) untuk tujuan perbandingan,
penuh dengan masalah, karena kategori seperti ini adalah samar, berubah-
ubah, dan bersifat sementara. Dengan demikian, penelitian tidak akan
menghasilkan temuan yang bermanfaat.
8. Studi perbandingan dalam situasi yang alamiah tidak memungkinkan
pemilihan subjek penelitian yang terkontrol. Penempatan kelompok
subjek yang ada yang samadalam semua hal yang diharapkan untuk
penampilan mereka pada suatu variabel adalah sangat sulit.
148
149
150
151
E. Prosedur Kontrol
Menurut Gay kekurangan randomisasi, manipulasi, dan kontrol yang
menjadi karakteristik dari studi eksperimental merupakan kelemahan dalam
penelitian kausal komparatif. Randomisasi subjek untuk kelompok, sebagai
contoh, mungkin cara satu-satunya untuk mencoba menjamin kesamaan
kelompok. Ini tidak dimungkinkan dalam penelitian kausal komparatif
karena kelompok telah ada sebelumnya, dan selanjutnya ‘perlakuan’, atau
variabel bebas telah diterima/terjadi. Masalah yang telah didiskusikan adalah
kemungkinan bahwa kelompok-kelompok berbeda pada beberapa variabel
bebas yang telah teridentifikasi merupakan penyebab nyata dari perbedaan
antara kelompok yang teramati. Sebagai contoh, jika seorang peneliti secara
sederhana membandingkan satu kelompok siswa yang mendapatkan
pendidikan prasekolah dengan satu kelompok lain yang tidak
mendapatkannya, kesimpulan dapat digambarkan bahwa pendidikan
prasekolah menghasilkan prestasi belajar membaca lebih baik dari pada
siswa kelas 1 SD. Walaupun demikian, bagaimana kalau peneliti menyadari
situasi tersebut, dia dapat mengontrol variabel ini dengan hanya mempelajari
siswa dari orang tua kaya. Dengan demikian, kedua kelompok dapat
dibandingkan, satu yang mendapatkan program pendidikan prasekolah, dapat
disamakan dengan tingkat pendapatan orang tua, suatu variabel ekstra.
Contoh di atas hanyalah satu ilustrasi dari sejumlah metode statistik dan
nonstatistik yang dapat digunakan dalam upaya mengontrol variabel ekstra
(extraneous variable).
1. Pemadanan (Matching)
Pemadanan merupakan salah satu teknik yangkadang-kadang juga
digunakan dalam penelitian eksperimental. Jika seseorang peneliti telah
mengidentifikasi suatu variabel yang dipercaya akan berhubungan dengan
performansi pada variabel terikat, maka dia dapat mengontrol variabel
tersebut dengan cara pemadanan pasangan dari subjek. Dengan kata lain,
untuk setiap subjek dalam satu kelompok, peneliti harus menemukan satu
subjek dalam kelompok kedua dengan skor yang sama pada variabel kontrol.
152
Jika seseorang subjek dalam suatu kelompok tidak memiliki pasangan yang
sepadan dalam kelompok yang lain, subjek tersebut dieliminasi dari
penelitian. Dengan demikian, hasil kelompok yang dipadankan adalah
identik atau sangat sama dengan variabel ekstra yang sudah diidentifikasi.
Sebagai contoh, jika peneliti memadankan pada IQ, kemudian seseorang
subjek dalam satu kelompok dengan IQ 140 akan memiliki pasangan dalam
kelompok lain, seseorang subjek dengan IQ pada atau mendekati 140.
Sebagaimana dapat dideduksi (jika memiliki IQ 140), masalah utama dengan
cara pemadanan pasangan adalah bahwa ada subjek yang tetap/tak berubah
yang tidak memiliki pasangandan harus dieliminasi dari penelitian. Masalah
akan menjadi lebih serius bila peneliti berusaha terus memadankan pada dua
atau lebih variabel.
2. Perbandingan Kelompok Homogena atau Subkelompok
Cara lain mengontrol variabel ekstra, yang juga digunakan dalam
penelitian eksperimental, adalah membandingkan kelompok yang homogen
mengenai variabel tersebut. Selain contoh, jika IQ telah diidentifikasi
sebagai variabel ekstra, peneliti membatasi kelompok yang hanya berisi
subjek dengan IQ antara 85 dan 115 (IQ rata-rata). Tentu saja prosedur ini
juga lebih menurunkan jumlah subjek dalam penelitian di samping
menghambat penggeneralisasian temuan.
Suatu pendekatan yang sama, tetapi lebih memuaskan adalah membentuk
subkelompok di dalam setiap kelompok yang mewakili semua tingkatandari
variabel kontrol. Sebagai contoh, setiap kelompook dapat dipecah ke dalam
subkelompok IQ, tinggi (di atas 116), rata-rata (85 sampai 115), dan rendah
(84 ke bawah). Sub kelompok perbandingan dalam setiap kelompok dapat di
bandingkan, sebagai contoh, IQ tinggi dengan IQ tinggi. Untuk menambah
pengontrolan terhadap variabel, teknik ini telah mengalami kemajuan yang
memungkinkan peneliti melihat jika variabel bebas memengaruhi variabel
terikat secara berbeda pada tingkatan yang berbeda dari variabel kontrol.
Jika pertanyaan ini menarik, pendekatan yang paling baik bukanlah
melakukan analisis secara terpisah, tetapi membangun variabel kontrol yang
tepat de dalam desain dan analisis hasil dengan teknik statistik yang disebut
analisis faktorial dari varian. Analisis faktorial varian memungkinkan
peneliti menentukan efek atau pengaruh variabel bebas dan variabel kontrol
baik secara terpisah maupun secara gabungan. Dengan kata lain, teknik ini
153
5
Gay, Op. Cit., 203
154
suatu perbedaan yang signifikan antara rata-rata dari dua kelompok; analisis
varian (ANOVA) yang digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata-rata dari tiga atau lebih kelompok; uji chi-kuadrat
yang digunakan untuk membandingkan frekuensi-frekuensi kelompok, yaitu
untuk melihat apakah suatu kejadian sering muncul dalam satu kelompok
daripada kelompok yang lain.
Interpretasi dari temuan dalam suatu penelitian kausal komparatif
memerlukan kehati-hatian yang lebih besar.hal yang harus dibayar terhadap
kekurangan mengenai randomisasi dan manipulasi dan kontrol jenis lain dari
karakteristik penelitian eksperimental,adalah kesulitan untuk menetapkan
hubungan sebab-akibat dengan tingkat kepercayaan yang besar. Hubungan
sebab-akibat mungkin dalam kenyataan/fakta menjadi kebalikan dari suatu
yang dihipotesiskan (dikatakan sebab mungkin akibat atau sebaliknya), atau
mungkin terdapat faktor ketiga yang merupakan penyebab ‘nyata’ dari kedua
sebab (variabel bebas) dan akibat (variabel terikat). Dalam banyak kasus,
kausalitas terbalik bukanlah alternatif yang layak dan tidak perlu
diperhatikan. Sebagai contoh, pelatihan prasekolah dapat menyebabkan
peningkatan prestasi belajar membaca pada siswa kelas 1 SD, tetapi prestasi
belajar membaca pada siswa kelas 1 Sd tidak dapat memengaruhi pelatihan
prasekolah. Dalam kasus lain, kausalitas terbalik lebih dapat dipercaya dan
harus diselidiki. Sebagai contoh, dapat dipercaya bahwa prestasi belajar
dapat memengaruhi konsep diri dan bahwa konsep diri dapat memengaruhi
prestasi belajar. Cara untuk menentukan urutan yang benar tentang
kausalitas, variabel mana dipengaruhi variabel mana, adalah mana yang
muncul terlebih dahulu.
Kemungkinan yang ketiga, penyebab umum dipercaya dalam banyak
situasi. Sikap orang tua, sebagai contoh, dapat memengaruhi kedua konsep
diri dan prestasi belajar. Satu cara untuk mengontrol penyebab umum yang
potensial adalah menyamakan kelompok pada variabel yang
diragukan/dicurigai. Dalam contoh di atas, siswa-siswa baik dalam
kelompok konsep diri tinggi maupun dalam kelompok konsep diri rendah
dapat dipilih dari orang tuanya yang memiliki sikap yang sama. Jelas bahwa
agar penyelidikan atau kontrol terhadap hipotesis alternatif, peneliti harus
menyadarinya bila mereka dapat dipercaya dan harus menghadirkan bukti
155
156
Rangkuman
Penelitian kausal komparatif (causal comparative research) yang disebut
juga sebagai penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang
sistematis di mana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara
langsung karena eksistensi dari variabel tersebut telah terjadi, atau karena
variabel tersebut pada dasarkan tidak dapat dimanipulasi.
Penelitian kausal komparatif, sebagaimana penelitian lainnya dilakukan
dalam lima tahap: (1) penentuan masalah penelitian, (2) penentuan
kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti, (3) pemilihan
kelompok pembanding, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.
Dalam pengontrolan variabel dalam penelitian kausal komparatif (ex post
facto) ada 3, yaitu: pemadanan (matching), perbandingan kelompok
homogen atau sub kelompok, dan analisis kovarian.
157
Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan perbedaan antara penelitian kausal komparatif (ex post facto)
dan penelitian korelasional!
2. Jelaskan perbedaan antara penelitian kausal komparatif (ex post facto)
dan penelitian eksperimen!
3. Kapan penelitian kausal komparatif (ex post facto) dilakukan?
Jelaskan!
4. Berikan beberapa contoh masalah penelitian kausal komparatif (ex
post facto)!
5. Jelaskan kelebihan dan kelemahan penelitian kausal komparatif (ex
post facto)!
158
Referensi
159
Paket 9
PENELITIAN TINDAKAN
Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada penelitian tindakan. Kajian
dalam paket ini meliputi pengertian, prinsip-prinsip, tipologi, skope
penelitian tindakan, karakteristik penelitian tindakan, tujuan penelitian
tindakan, dan manfaat penelitian tindakan. Paket ini sebagai lanjutan dari
paket kedelapan, dan akan berkaitan dengan paket selanjutnya.
Dalam paket 9 ini, mahasiswa akan mengkaji pengertian, prinsip-prinsip,
tipologi, skope penelitian tindakan, karakteristik penelitian tindakan, tujuan
penelitian tindakan, dan manfaat penelitian tindakan. Sebelum perkuliahan
berlangsung, dosen menampilkan slide dan bertanya tentang pengertian
penelitian tindakan, sehingga mahasiswa dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan penelitian tindakan guna mempermudah mahasiswa untuk
memahami dan melakukan penelitian tindakan yang dikhususkan pada
penelitian tindakan kelas secara efektif dan efisien dikarenakan bidang yang
mahasiswa ambil adalah pendidikan. Mahasiswa juga diberi tugas untuk
membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar
kegiatan. Dengan dikuasainya materi paket 9 diharapkan dapat menjadi
modal bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan.
Selain itu diperlukan kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur
kreativitas hasil perkualiahan dengan membuat pertanyaan beserta
jawabannya dan menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain.
160
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi pengertian penelitian tindakan
2. Mengidentifikasi prinsip-prinsip penelitian tindakan
3. Mengidentifikasi tipologi penelitian tindakan
4. Mengidentifikasi skope penelitian tindakan
5. Mengidentifikasi karakteristik penelitian tindakan
6. Mengidentifikasi tujuan penelitian tindakan
7. Mengidentifikasi manfaat penelitian tindakan
Waktu
2 x 50 menit
Materi Pokok
1. Pengertian penelitian tindakan
2. Prinsip-prinsip penelitian tindakan
3. Tipologi penelitian tindakan
4. Skope penelitian tindakan
5. Karakteristik penelitian tindakan
6. Tujuan penelitian tindakan
7. Manfaat penelitian tindakan
Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide yang ditampilkan oleh dosen,
tentang prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas
2. Penjelasan pentingnya mempelajari Paket 9
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 6 kelompok
161
Lembar Kegiatan
Membuat pertanyaan berserta jawabannya tentang hakikat dan
karakteristik penelitian tindakan.
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep tentang penelitian tindakan melalui
kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang dituangkan dalam
bentuk membuat pertanyaan beserta jawabannya dan menjawab pertanyaan
dari kelompok lain.
Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang pemandu kerja kelompok dan penulis hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi dalam bentuk pertanyaan berserta jawabannya!
162
Uraian Materi
PENELITIAN TINDAKAN
1 J. McNiff, Action Research: Principles and Practice (London: Macmillan, 1991) 2
163
bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri; (2)
penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang
diteliti, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah; (3) penelitian tindakan
dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan; dan (4) tujuan
penelitian tindakan adalah memperbaiki: dasar pemikiran dan kepantasan
dari praktik-praktik, pemahaman terhadap praktik tersebut, serta situasi atau
lembaga tempat praktik tersebut dilaksanakan.
Dari keempat ide pokok tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan
refleksi diri sebagai metode utama. Dilakukan oleh orang yang terlibat di
dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek.
Tidak berbeda dengan penelitian tersebut, Mills2 mendefinisikan penelitian
tindakan sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala
sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang
berbagai praktik yang dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk
meningkatkan persepsi serta mengembangkan “reflective practice” yang
berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk
memperbaiki hasil belajar siswa. Dengan berbekalkan pengertian ini, maka
dapat dikaji pengertian penelitian tindakan kelas.3
Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian
tindakan kelas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama, penelitian
adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis,
empiris, dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai proses yang runtut
sesuai dengan aturan tertentu. Artinya proses penelitian harus dilakukan
secara bertahap dari mulai menyadari adanya masalah sampai proses
pemecahannya melalui teknik analisis tertentu untuk ditarik kesimpulan. Hal
ini berarti suatu kerja penelitian tidak dilakukan secara acak, akan tetapi
dikerjakan melalui rangkaian proses yang ajek sesuai dengan kaidah-kaidah
berpikir ilmiah. Empiris mengandung arti bahwa kerja penelitian harus
didasarkan kepada data-data tertentu. Proses pengambilan kesimpulan tidak
didasarkan kepada khayalan imajinatif peneliti, akan tetapi harus didukung
dan didasarkan oleh adanya temuan data dan fakta, baik berupa data primer
2 G.E Mills, Action Research: A Guide for The Teacher Researcher (Columbus: Merrill, An
Imprint of Prentice Hall, 2000)
3 IGAK Wardani, Penelitian tindakan kelas (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010) 1.4
164
maupun data sekunder. Data inilah yang menjadi ciri khas dari suatu kerja
penelitian. Terkontrol artinya suatu kerja penelitian harus didasarkan pada
prosedur kerja yang jelas, sehingga orang lain dapat membuktikan hasil
temuan penelitian yang diperoleh.
Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang
dilakukan oleh peneliti yakni guru.Tindakan diarahkan untuk memperbaiki
kinerja yang dilakukan guru. Dengan demikian, dalam penelitian tindakan
kelas bukan didorong hanya sekadar ingin tau sesuatu, akan tetapi
disemangati oleh adanya keinginan untuk memperbaiki kinerja untuk
mencapai hasil belajar yang maksimal. Inilah yang menjadi ciri khas
penelitian tindakan kelas yang tidak akan ditemukan dalam jenis penelitian
yang lain.
Ketiga, kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran
berlangsung. Ini berarti penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas
yang tidak di-setting untuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi
penelitian tindakan kelas berlangsung dalam keadaan situasi dan kondisi
yang real tanpa direkayasa. Oleh sebab itu, kewajaran kelas dalam proses
penelitian merupakan kekhasan dalam penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas dilakukan oleh dan melibatkan secara penuh guru yang
bertanggung jawab terhadap kelasnya.
Dari penjelasan di atas, maka penelitian tindakan kelas dapat diartikan
sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas, caranya
melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut
dengan melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata
serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research)
yamg dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian tindakan pada
hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-
tindakan...dst.” yang dilakukan secara siklik dalam rangka memcahkan
masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Agar lebih memahami penelitian
tindakan kelas, berikut dikemukakan beberapa definisi:4
Menurut Hopkins penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif.
4
Ekawarna, Penelitian tindakan kelas Edisi Revisi (Jakarta: GP Press Group, 2013) 5
165
Suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha
seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat
dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Rapoport berpendapat penelitian tindakan kelas adalah penelitian
untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan
yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan
ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati
bersama.
Kemmis berpendapat penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk
inquiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi
sosial tertentu (termasuk pendidikan).
Menurut Ebbut penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari
upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok
guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,
berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan
tersebut.
Elliot berpendapat penelitian tindakan kelas adalah kajian dari sebuah
situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki
kualitas situasi sosial tersebut.
Arikunto berpendapat penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan.
Menurut Kunandar penelitian tindakan kelas merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang
lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.
Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif walaupun data
yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Penelitian tindakan kelas
berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis
dan membangun teori yang bersifat umm (general). Penelitian tindakan
kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan
hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil penelitian
tindakan kelas dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar
yang mirip dengan yang dimiliki peneliti.
166
167
6 Suyanto, Pedoman Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas Bagian kesatu (Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta, 1997) 3-4
168
7 Depdikbud, Penelitian Tindakan (Jakarta: Depdikbud, Ditjen Dikdasmen, 1999) 2
169
170
seperti halnya contoh pada butir 1 di atas. Hanya saja, di sini peneliti
dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal
sampai berakhir penelitian.
3. Penelitian tindakan kelas empiris. Yang dimaksud dengan penelitian
tindakan kelas empiris apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu
tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang
terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitiannya
berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman
peneliti dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam penelitian tindakan kelas
jenis ini pula kegiatan perencanaan, pencatatan pelaksanaan dan evaluasi
pelaksanaan dilakukan dari luar arena kelas. Dalam arti, bahwa dalam
penelitian jenis ini peneliti harus berkolaborasi dengan guru yang
melaksanakan tindakan di kelas.
4. Penelitian tindakan kelas eksperimental. Yang dikategorikan sebagai
penelitian tindakan kelas eksperimental apabila penelitian tindakan kelas
diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai metode, teknik
atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar
mengajar. Di dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar,
dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang
ditetapkannya. Diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang
paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.
171
172
173
ada yang tidak beres dalam PBM di kelas dan ia merasa perlu untuk
memperbaiki secara profesional.
3. Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu). Penelitian
tindakan kelas dilaksanakan dalam kerangka untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu PBM yang dilakukan oleh guru di kelasnya. Dengan
peningkatan mutu PBM, pada akhirnya dapat meningkatkan mutu
pendidikan secara makro. Penelitian tindakan kelas bertujuan
memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran dengan asumsi
bahwa semakin baik kualitas proses pembelajaran maka semakin baik
pula hasil belajar yang dicapai siswa.
4. Ciclic (siklus) dan sikuensial. Siklus, artinya pelaksanaan penelitian
tindakan kelas sifatnya berulang-ulang, yaitu dari tujuan; ke-perencanaan;
ke-pemberian tindakan; pengamatan (observation); ke-refleksi, kemudian
ke-perencanaan lagi (revisi perencanaan) dan seterusnya. Pengulangan
sifatnya mencari jalan keluar yang lebih baik dari masalah yang muncul
untuk mencapai tujuan. Sedangkan sikuensial, artinya pelaksanaan
penelitian tindakan kelas dilakukan tahap demi tahap secara berurutan.11
Konsep tindakan (action) dalam penelitian tindakan kelas diterapkan
melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical).
Siklus dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahapan, yakni
perencanaan tindakan, melakukan tindakan, pengamatan atau observasi
dan analisis atau refleksi.
5. Action oriented. Dalam penelitian tindakan kelas selalu didasarkan pada
adanya tindakan (treatment) tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas.
Jadi, tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai alat atau
cara untuk memperbaiki masalah dalam PBM yang dihadapi guru di
kelas. Perbedaan yang menonjol antara penelitian tindakan kelas dengan
penelitian-penelitian lainnya adalah harus ada perbaikan tindakan yang
dirancang untuk mengatasi masalah yang dihadapi saat itu dalam konteks
dan situasi saat itu pula. Tindakan (action) itu benar-benar dimaksudkan
untuk mengatasi masalah yang dihadapi, bukan untuk mengembangkan
atau menguji sebuah teori, dan juga tidak dimaksudkan untuk mencari
solusi yang berlaku umum di setiap situasi dan kondisi. Jadi, tidak perlu
11 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian tindakan kelas (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011)
21
174
175
secara langsung. Jadi, setiap masalah yang muncul harus segera dicarikan
solusinya untuk saat dan kondisi dan konteks saat itu pula. Tidak harus
menunggu suatu cara penyelesaian yang dapat berlaku umum di setiap
situasi, kondisi, dan konteks. Namun demikian, tidak berarti bahwa
penelitian tindakan kelas tidak dapat menemukan solusi yang bersifat
general. Dari kegiatan penelitian tindakan kelas yang berkesinambungan
dan terorganisasi dengan baik, pola situasi umum untuk beberapa
masalah akan muncul sehingga generalisasi hasil suatu kegiatan
penelitian tindakan kelas mungkin juga dicapai tetapi setelah melalui
beberapa kegiatan penelitian tindakan kelas.
8. Participatory (collaborative). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan
secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat.
Jadi, dalam penelitian tindakan kelas perlu ada partisipasi dari pihak lain
yang berperan sebagai pengamat. Hal ini diperlukan untuk mendukung
objektivitas dari hasil penelitian tindakan kelas. Kolaborasi dalam
pelaksanaannya, seperti antara guru dengan rekan sejawat, guru dengan
kepala sekolah, guru dengan widyaiswara, guru dengan dosen dan guru
dengan pengawas.
9. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi. Kegiatan
penting lainnya dalam penelitian tindakan kelas adalah adanya refleksi.
Dalam refleksi ini banyak hal yang harus dilakukan, yaitu mulai dari
mengevaluasi tindakan sampai dengan memutuskan apakah masalah itu
tuntas atau perlu tindakan lain dalam siklus berikutnya. Refleksi adalah
merenungkan apa yang sudah kita kerjakan baik di dalam kelas maupun
di luar kelas. Sebenarnya kegiatan refleksi ini sering dilakukan guru tanpa
guru itu menyadarinya. Sebagai contoh refleksi yang sering dilakukan
oleh seorang guru adalah pada saat seorang guru mengeluhkan tingkah
laku negatif seorang siswa atau sekelompok siswa di dalam kelas ketika
proses belajar mengajar sedang berlangsung. Keluhan tersebut bisa
disampaikan kepada teman guru lain atau kepala sekolah bahkan kepada
dirinya sendiri. Guru tersebut mungkin mendapat tanggapan langsung
atau sama sekali tidak mendapatkan tanggapan. Muncul tidaknya
tanggapan itu mungkin disebabkan oleh beberapa hal. Bagi guru yang
memberikan tanggapan mungkin keluhan itu juga dirasakannya, sehingga
muncul diskusi tentang keluhan negatif itu. Akan tetapi, kemungkinan
176
lain untuk guru yang memberikan tanggapan itu adalah justru keluhan
tersebut tidak pernah dialaminya, sehingga hal ini memunculkan rasa
penasaran pada guru yang memiliki keluhan tadi. Dengan melakukan
kegiatan refleksi menyebabkan munculnya berbagai pertanyaan pada diri
seorang guru, seperti: jangan-jangan ia mengajar kurang baik, atau
jangan-jangan ia penampilannya kurang disukai siswa, atau jangan-
jangan siswa merasa bosan dengan pelajaran yang ia ajarkan, atau jangan-
jangan siswa kurang tertarik kepada pelajaran itu, dan seterusnya. Jadi
sebenarnya guru sering kali melakukan kegiatan refleksi.
Permasalahannya apakah ketika guru melakukan refleksi terhadap apa
yang terjadi dalam PBM di kelasnya itu guru tersebut tertarik mencari
solusinya dengan melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas atau
keluhan-keluhan tersebut berlalu begitu saja.
10. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus di mana
dalam satu siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan
(action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) dan
selanjutnya diulang kembali dalam beberapa siklus.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai dengan program
pembelajaran yang sedang berjalan. Artinya, pelaksanaan penelitian tindakan
kelas tidak di-setting secara khusus untuk kepentingan peneitian semata.
177
para praktisi dengan berbagai alasan, sehingga hasil penelitian hanya banyak
menghiasi perpustakaan perguruan tinggi yang sulit untuk dijangkau dan
tidak bisa diterapkan.
Hal ini berbeda dengan penelitian tindakan kelas. Masalah yang dikaji
oleh peneliti adalah masalah yang dirasakan oleh para praktisi. Misalnya,
oleh guru ketika melakukan proses pembelajaran di dalam kelas; dan tujuan
yang ingin dicapai oleh penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan
kualitas praktik di lapangan. Dengan demikian, dalam pelaksanaannya guru
terlibat secara langsung dari mulai merancang sampai melaksanakan
penelitian tindakan kelas itu sendiri, terlepas dari siapa yang melaksanakan
penelitian tindakan kelas itu.
2. Pengembangan Profesional
Salah satu sifat dari seorang profesional adalah keinginannya untuk
meningkatkan kualitas kinerja agar lebih baik untuk mencapai hasil yang
lebih optimal. Seorang profesional tidak akan cepat puas dengan hasil yang
diperolehnya. Ia akan selalu mencari dan menggali informasi dari berbagai
sumber, kemudian mencoba dan mencoba sesuatu yang baru hingga hasil
yang diperoleh akan semakin sempurna. Seorang profesional akan selalu
tanggap terhadap setiap perubahan baik perubahan sosial maupun perubahan
dan perkembangan bidang ilmu yang digelutinya. Kesemuanya itu akan
mempengaruhi bagaimana seharusnya ia melaksanakan tugasnya.
Penelitian tindakan kelas adalah salah satu sarana yang dapat
mengembangkan sikap profesional guru. Melalui penelitian tindakan kelas
guru akan selalu berupaya meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan
proses pembelajaran. Guru akan selalu dituntut untuk mencoba hal-hal yang
dianggap baru dengan mempertimbangkan pengaruh perubahan dan
perkembangan sosial.
3. Peningkatan Situasi Tempat Praktik Berlangsung
Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat,
yang memungkinkan setiap orang dapat dengan mudah mendapatkan
informasi. Perkembangan piranti komputer misalnya, bukan hanya secara
kuantitas dapat menyajikan ilmu pengetahuan baru, akan tetapi juga dapat
mempengaruhi gaya belajar seseorang. Guru yang profesional dalam
mengerjakan tugas mengajarnya, akan selalu memanfaatkan perkembangan
ilmu pengetahuan baru untuk meningkatkan kinerjanya. Penelitian tindakan
178
kelas adalah salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk menguji dan
sekaligus memanfaatkan berbagai rekayasa teknologi untuk meningkatkan
kualitas mengajarnya.
Dari penjelasan di atas, maka yang sangat berkepentingan terkait dengan
pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah guru itu sendiri, sebab memang
penelitian tindakan kelas didesain untuk guru. Borg menyebutkan bahwa
tugas pertama dalam penelitian tindakan kelas adalah pengembangan
keterampilan guru yang berangkat dari adanya kebutuhan untuk
menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran yang bersifat actual di
dalam kelasnya atau di sekolahnya sendiri dengan atau tanpa adanya
program latihan secara khusus. Pendapat di atas mengisyaratkan bahwa
penelitian tindakan kelas tumbuh dari keinginan guru, bukan karena paksaan
atau tugas dari atasannya, yaitu untuk menyelesaikan masalah praktis yang
dihadapi dalam proses pembelajaran.14
Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas adalah:
1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang
dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang
belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya
akademik di kalangan para guru. Mutu pembelajaran dapat dilihat dari
meningkatnya hasil belajar siswa, baik yang bersifat akademis yang
tertuang dalam nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester
(sub-sumatif) dan ulangan akhir semester (sumatif) maupun yang bersifat
nonakademis, seperti motivasi, perhatian, aktivitas, minat dan lain
sebagainya.
2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus menerus
mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
3. Peningkatan relevansi pendidikan. Hal ini dicapai melalui peningkatan
proses pembelajaran.
4. Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi guru dengan skill
dan metode baru, mempertajan kekuatan analitisnya dan mempertinggi
kesadaran dirinya.
5. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif
terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya
menghambat inovasi dan perubahan.
14 Wina Sanjaya, Loc. Cit., 30-33
179
180
181
182
183
Rangkuman
Penelitian tindakan merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang
menggunakan refleksi diri sebagai metode utama. Dilakukan oleh orang
yang terlibat di dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam
berbagai aspek. Penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai proses
pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam
upaya untuk memecahkan masalah tersebut. Caranya adalah melakukan
berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis
setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik sebagai berikut: (i)
masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia
kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab
peneliti; (ii) berorientasi pada pemecahan masalah; (iii) berorientasi pada
peningkatan mutu; (iv) bersifat siklus dan sikuensial; (v) dalam penelitian
tindakan kelas selalu didasarkan pada adanya tindakan (treatment) tertentu
untuk memperbaiki PBM di kelas; (vi) Pengkajian terhadap dampak
tindakan; (vii) aktivitas penelitian tindakan kelas dipicu oleh permasalahan
praktis yang dihadapi oleh guru dalam PBM di kelas; (viii) penelitian
tindakan kelas dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak
lain; (ix) Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi; dan (x)
dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus di mana
dalam satu siklus terdiri dari tahapan perencanaan. Selain karakteristik,
penelitian tindakan kelas juga memiliki tujuan, meliputi tiga hal, yaitu
peningkatan praktik, pengembangan profesional, dan peningkatan situasi
tempat praktik berlangsung. Sesuai dengan tujuan dan karakteristik, maka
penelitian tindakan kelas memiliki manfaat untuk beberapa aspek, yaitu
guru, siswa, sekolah, dan perkembangan teori pendidikan.
184
Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan pengertian penelitian tindakan dengan kata-katamu sendiri!
2. Apabila melakukan penelitian tindakan kelas, maka ada tujuh prinsip
yang harus dipenuhi. Salah satu prinsip tersebut adalah penelitian
tindakan kelas dilakukan secara sistemik. Uraikan apa yang dimaksud
dengan penelitian tindakan kelas dilakukan secara sistemik!
3. Dibandingkan dengan jenis penelitian formal, penelitian tindakan kelas
memiliki tujuan dan karakteristik yang khusus. Coba jelaskan apa tujuan
dan karakteristik penelitian tindakan kelas!
4. Sebutkan perbedaan antara penelitian formal dengan Classroom Action
Research!
5. Dari uraian karakteristik penelitian tindakan kelas, dapat ditarik beberapa
urgensi (pentingnya) penelitian tindakan kelas bagi pengembangan
kualitas proses belajar mengajar. Sebutkan urgensi penelitian tindakan
kelas bagi pengembangan kualitas proses belajar mengajar!
185
Referensi
186
PAKET 10
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada penelitian dan
pengembangan. Kajian dalam paket ini meliputi konsep dan pentingnya
penelitian dan pengembangan, langkah-langkah penelitian dan
pengembangan, dan penelitian dan pengembangan data. Paket ini sebagai
lanjutan dari paket keselembilan, dan akan berkaitan dengan paket
selanjutnya.
Dalam paket 10 ini, mahasiswa akan mengkaji konsep dan pentingnya
penelitian dan pengembangan, langkah-langkah penelitian dan
pengembangan, dan penelitian dan pengembangan data. Sebelum
perkuliahan berlangsung, dosen menampilkan slide dan bertanya tentang
penelitian pendidikan, sehingga mahasiswa dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan penelitian pendidikan guna mempermudah mahasiswa
untuk memahami dan melakukan penelitian pendidikan secara efektif dan
efisien. Mahasiswa juga diberi tugas untuk membaca uraian materi dan
mendiskusikannya dengan panduan lembar kegiatan. Dengan dikuasainya
materi dari paket 10 diharapkan dapat menjadi modal bagi mahasiswa untuk
mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan.
Selain itu diperlukan kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur
kreativitas hasil perkualiahan.
187
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi konsep dan pentingnya penelitian dan
pengembangan
2. Mengidentifikasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan
3. Mengidentifikasi penelitian dan pengembangan data
Waktu
2 x 50 menit
Materi Pokok
1. Konsep dan pentingnya penelitian dan pengembangan
2. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan
3. Penelitian dan pengembangan data
Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide yang ditampilkan oleh dosen,
tentang penelitian pendidikan
2. Penjelasan pentingnya mempelajari paket 10
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 3 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan sub tema:
Kelompok 1: konsep dan pentingnya penelitian dan pengembangan
Kelompok 2: langkah-langkah penelitian dan pengembangan
Kelompok 3: penelitian dan pengembangan data
3. Presentasi hasil diskusi dari masing-masing kelompok
4. Selesai presentasi setiap kelompok, kelompok lain memberikan
klarifikasi
188
Lembar Kegiatan
Membuat peta konsep (Mind Map) konsep dan pentingnya penelitian dan
pengembangan, langkah-langkah penelitian dan pengembangan, dan
penelitian dan pengembangan data
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep penelitian dan pengembangan
melalui kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang dituangkan
dalam bentuk Mind Map.
189
Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang ketua kelompok dan penulis konsep hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi!
4. Tempelkan hasil kerja kelompok di papan tulis/dinding kelas!
5. Pilihlah beberapa kelompok untuk presentasi!
6. Presentasikan hasil kerja kelompok secara bergiliran, denga waktu
masing-masing 15 menit!
7. Berikan tanggapan atau klarifikasi dari presentasi!
Uraian Materi
190
1
Surya Dharma. Pendekatan, Jenis dan Metode Penelitian Pendidikan.( Jakarta : depdiknas,
2008), hal 49
191
192
193
Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan.(Bandung: PT. Remaja
2
Roesdakary, 2013),hal170
194
195
uji coba draf yang sudah disempurnakan, pengujian produk akhir , sampai
dengan distribusi dan diseminasi produk yang dihasilkan.
Kegiatan selanjutnya adalah merencanakan subjek uji coba dan lokasi uji
coba, baik untuk uji coba awal, uji coba lebih luas maupun pengujian
produk akhir. Karena produk yang akan dihasilkan merupakan produk
standar, maka jumlah subjek yang terlibat dan lingkup lokasi penelitian dan
pengembangan harus representatif untuk populasi nasional, propinsi atau
kota/kabupaten.
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam perencanaan pengembangan
adalah perhitungan biaya, orang- orang yang akan membantu dan
berpartisipasi dalam pelaksanaan pengembangan, alatdan bahan yang
diperlukan serta perkiraan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
semua kegiatan penelitian dan pengembangan.
4. Pengembangan Produk Awal
Hasil-hasil studi literatur memberikan masukan tentang beberapa
karakteristik penting dari produk yang akan dikembangkan, serta bentuk-
bentuk produk yang telah dikembangkan ditempat lain. Hasil-hasil penelitian
dalam lingkup terbatas memberikan gambaran tentang produk-produk
sejenis yang telah digunakan, pelaksanaan produk yang ada, dan
kemungkinan faktor-faktor yang akan mendukung dan menghambat
penggunaan produk yang dikembangkan.
Draf atau produk awal dikembangkan oleh para pengembang bekerja
sama atau dengan bantuan para ahli atau orang- orang yang punya
keterampilan yang dibutuhkan. Untuk penulisan buku- buku paket latihan
diperlukan orang-orang yang memiliki keahlian dalam penulisan paket atau
modul latihan.
Uji coba atau evaluasi ini semata-mata bersifat perkiraan atau judgement,
berdasarkan analisis dan pertimbangan logika dari para pengembangan dan
ahli. Dalam penulisan tesis atau disertasi, judgement ini bisa dilakukan oleh
tim pembimbing atau promotor. Evaluasi atau judgement dari para ahli
sangat penting, terutama untuk menilai kelayakan dasar-dasar konsep atau
teori yang digunakan. Uji coba atau evaluasi oleh para ahli juga diperlukan
untuk melihat kelayakan produk secara lebih makro. Uji coba lapangan akan
mendapatkan kelayakan secara mikro, kasus demi kasus untuk kemudian
ditarik kesimpulan secara umum atau digeneralisasikan.
196
197
198
199
tahap ketiga ini memang ditujukan untuk menguji dampak dari penggunaan
keterampilan mengajar terhadap pengetahuan dan keterampilan siswa.
Pengujian dilaksanakan dalam bentuk desain eksperimen. Model desain
yang digunakan adalah “The Randomized Pretest-Posttest Control Group
Design” atau minimal “The Matching Only Pretest-Posttest Control Group
Design” . Desain pertama merupakan desain eksperimen murni, karena
kedua kelompok eksperimen dirandom atau disamakan.
Dalam pelaksanaannya kedua kelompok baik menggunakan desain
pertama ataupun desain kedua , diberi pretes, kemudian kelompok
eksperimen belajar dengan menggunakan pendekatan keterampilan mengajar
,sedang kelompok kontrol menggunakan pendekatan biasa. Setelah selesai
mempelajari semua topik atau pokok bahasan yang dirancang diberikan post
tes. Hasilnya dibandingkan: antara hasil pretes dan post tes pada kelompok
eksperimen, pretes dan post tes kelompok kontrol. Pretes kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol serta post tes kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol.
Perbedaan signifikan antara pretes dan pos tes menunjukkan keberartian
hasil belajar , perbedaan signifikan antara hasil post tes kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh penggunaan
keterampilan mengajar. Bila skor rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi
dan perbedaannya signifikan berarti penggunaan keterampilan mengajar
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Bila lebih kecil atau
perbedannya tidak berarti (tidak signifikan), berari tidak ada pengaruh atau
dampak dari penggunaan keterampilan mengajar terhadap hasil belajar
siswa. Hasil dari pengujian atau eksperimen dari penggunaan paket
pelatihan, dapat dijadikan pegangan tentang keunggulan dari pendekatan
ketermapilan mengajar dibandingkan dengan pendekatan yang biasa.
8. Diseminasi, Implementasi dan Institusionalisasi
Setelah dihasilkan suatu produk final yang sudah teruji keampuhannya,
langkah selanjutnya adalah diseminasi, implementasi dan institusionalisasi.
Diseminasi merupakan langkah untuk mensosialisasikan dan menyebarkan
hasil. Diseminasi dari produk-produk yang dikembangkan oleh lembaga-
lembaga di bawah Departemen Pendidikan Nasional, sangat mudah. Dengan
legalisasi dan instruksi dari Menteri, Dirjen atau minimal Direktur, maka
200
201
Rangkuman
Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan, mengacu pada
penelitian Far West Laboratory, Secara lengkap menurut Borg dan Gall
(1989) terdapat sepuluh langkah pelaksanaan dalam strategi penelitian dan
pengembangan : (1) Penelitian dan pengumpulan data (research and
information colleting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian
dalam skala kecil, dan pertimbangan – pertimbangan dalam segi nilai.(2)
Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi
kemampuan- kemampuan yang di perlukan dalam pelaksanaan penelitian,
rumusan tujuan yang hendak dicapai penelitian tersebut, desain atau
langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
(3) Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product).
Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen
evaluasi. (4) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba di
lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji
coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan
pengedaran angket. (5) Merevisi hasil uji coba (main product revision).
Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. (6) Uji coba lapangan
(main field tasting). Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai
dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba.
Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model
yang dicobakan dikumpulkan. Hasil – hasil pengumpulan data dievaluasi
dan jika mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding. (7)
Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision).
Menyempurnakan produk hasil uji lapangan. (8) Uji pelaksanaan lapangan
(operasional field tasting). Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah
melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui
angket, wawancara, dan observasi dan analisis hasilnya. (9) Penyempurnaan
produk akhir (final produk revision). Penyempurnaan didasarkan masukan
dari uji pelaksanaan lapangan. (10) Dimensi dan Implementasi
(Dissemination and Implementation). Melaporkan hasil dalam pertemuan
profesional dan dalam jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk
penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.
202
Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan langkah- langkah pelaksanaan penelitian pengembangan
menurut Gall dan Borg!
2. Jelaskan fungsi dan kelebihan penelitian dan pengembangan di
bandingkan dengan penelitian lain!
3. Jelaskan pentingnya studi literatur dalam penelitian pengembangan!
4. Buat desain eksperimen bagi pengujian akhir produk !
5. Susun sebuah rancangan lengkap penelitian pengembangan untuk
mengembangkan salah satu produk dalam bidang kurikulum atau
pembelajaran!
203
Referensi
204
PAKET 11
ANALISIS DATA PENELITIAN KUALITATIF
Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada analisis data penelitian
kualitatif. Kajian dalam paket ini teknik-teknik analisis, langkah-langkah
analisis, dan membangun kepercayaan dalam analisis. Paket ini sebagai
lanjutan dari paket kesepuluh, dan akan berkaitan dengan paket selanjutnya.
Dalam paket 11 ini, mahasiswa akan mengkaji teknik-teknik analisis,
langkah-langkah analisis, dan membangun kepercayaan dalam analisis.
Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen menampilkan slide dan bertanya
tentang penelitian kualitatif, sehingga mahasiswa dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan penelitian kualitatif guna mempermudah mahasiswa untuk
memahami dan melakukan penelitian pendidikan yang berbentuk penelitian
kualitatif secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi tugas untuk
membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar
kegiatan. Dengan dikuasainya materi dari paket 11 diharapkan dapat menjadi
modal bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan.
Selain itu diperlukan kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur
kreativitas hasil perkualiahan.
205
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi teknik-teknik analisis
2. Mengidentifikasi langkah-langkah analisis
3. Mengidentifikasi membangun kepercayaan dalam analisis
Waktu
2 x 50 menit
Materi Pokok
1. Pendekatan penelitian kuantitatif
2. Pendekatan penelitian kualitatif
3. Perbedaan pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif
4. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian
Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide yang ditampilkan oleh dosen,
tentang paradigma penelitian kualitatif
2. Penjelasan pentingnya mempelajari paket 11
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 6 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan semua tema yang ada pada
paket 11
3. Membuat pertanyaan beserta jawabannya mengenai tema pada paket
11
4. Selesai membuat pertanyaan, pertanyaan ditukar dengan kelompok
lain. Kelompok tersebut harus menjawab pertanyaan tersebut pada
lembar yang berbeda
206
Lembar Kegiatan
Membuat pertanyaan beserta jawabannya tentang teknik-teknik analisis,
langkah-langkah analisis, dan membangun kepercayaan dalam analisis
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep teknik-teknik analisis, langkah-
langkah analisis, dan membangun kepercayaan dalam analisis melalui
kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang dituangkan dalam
bentuk membuat pertanyaan beserta jawabannya dan menjawab pertanyaan
dari kelompok lain.
Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang ketua kelompok dan penulis konsep hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi dalam bentuk pertanyaan beserta jawabannya!
4. Tukarlah pertanyaanmu kepada kelompok lain!
5. Tanyakan apa yang belum dipahami kepada dosen!
6. Berikan tanggapan atau klarifikasi dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut!
207
Uraian Materi
Data kualitatif berupa kata, kalimat, gambar, serta bentuk lain yang
memiliki variasi cukup banyak dibandingkan data kuantitatif. Analisis data
kualitatif tentu lebih sulit dibandingkan analisis data kuantitatif. Hal ini
dikarenakan perangkat analisis data kualitatif masih sangat terbatas.
Peneliti haris bekerja keras untuk melakukan analisis dengan
menggunakan sumber daya yang dimiliki. Dalam penelitian kualitatif
peneliti sebagai instrumen penelitian, termasuk dalam analisis data
penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, dimana peneliti dibantu
rumus statistik serta perangkat software yang telah tersedia untuk melakukan
analisis data.
Analisis data kualitatif tidak menggunakan rumus statistik. Analisis
menggunakan otak dan kemampuan pikir peneliti, karena peneliti sebagai
alat analisis (human as instrumen). Kemampuan peneliti untuk
menghubungkan secara sistematis antara data satu dengan data lainnya
sangat menentukan proses analisis data kualitatif.
Analisis kualitatif merupakan analisis yang mendasarkan pada adanya
hubungan semantik antarmasalah penelitian. Analisis kualitatif dilaksanakan
dengan tujuan agar peneliti mendapatkan makna data untuk menjawab
masalah penelitian. Oleh karena itu, dalam analisis kualitatif data-data yang
terkumpul perlu disistematisasikan, distrukturkan, disemantikkan, dan
disintesiskan agar memiliki makna yang utuh.
Prosedur analisis penelitian kualitatif berbeda dengan analisis data
kuantitatif. Ada beberapa langkah analisis data kualitatif yang perlu
diperhatikan oleh peneliti yaitu:
1. Mengorganisasi data
2. Membuat kategori
3. Mereduksi data
4. Menyajikan data terfokus
5. Menganalisis data
6. Memaknai temuan penelitian
208
TEMUAN
SEMENTARA
Kata, kalimat Pemaknaan
Gambar, Reduksi Pertanyaan
suasana Kategorisasi problematik
Analisis Data
SIMPULAN
DATA SEMENTARA
209
210
211
Tujuan Sekolah
212
4
Bungin, Op. Cit., 96
213
214
215
216
B. Langkah-Langkah Analisis
Langkah-langkah analisis kualitatif berbeda dengan analisis kualitatif.
Setelah data terkumpul peneliti dapat melakukan langkah-langkah analisis,
sebagai berikut:
a. Editing
Tahapan analisis ini merupakan kegiatan awal dalam analisis data
kualitatif. Dalam tahapan ini juga dilakukan reduksi data dan pemilahan data
sesuai fokus penelitian. Dalam kegiatan editing data ini juga dilakukan
transliting data atau konversi data. Selanjutnya, data yang belum bisa dibaca
dilakukan penerjemahan agar mudah dibaca dan dipahami.
b. Kategorisasi/Coding
Pada tahapan ini peneliti melakukan kategorisasi data sesuai dengan
fokus masalah penelitian. Kategorisasi ini dapat dilakukan secara domain,
yaitu ketegorisasi data sesuai domain-domain yang akan dianalisis. Selain
itu, kategorisasi data juga mempertimbangkan aspek kesamaan dan
217
C. Membangun Keterpercayaan
Hasil penelitian kualitatif tidak untuk digeneralisasikan, apalagi pada
kancah dan subjek yang berbeda. Penelitian kualitatif tidak berorientasi pada
generalisasi hasil, karena penelitian ini berbasis kasuistik. Maka hasil
penelitian hanya diberlakukan pada subjek penelitian itu sendiri.
Sebagian pakar penelitian kualitatif mengatakan, hasil penelitian
kualitatif juga dapat diterapkan untuk subjek dan kancah berbeda jika
memiliki karakteristik yang sama dengan kancah penelitian. Namun, hasil
penelitian kualitatif perlu diuji tingkat keterpercayaan terlebih dahulu
dengan menggunakan berbagai pendekatan, metode dan teknik. Di antara uji
tingkat keterpercayaan hasil penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui uji:
1. Keandalan (credibility)
Kredibilitas data dan hasil penelitian kualitatif diukur dari beberapa
aspek, mulai dari lamanya waktu penelitian, pengecekan temuan, dan
proses interpretasi data. Peneliti perlu melakukan uji kredibilitas untuk
meningkatkan keterpercayaan hasil penelitian. Ada lima teknik dalam uji
kredibilitas ini, yaitu (1) meningkatkan kepercayaan temuan penelitian,
(2) pengecekan secara eksternal data penelitian, (3) pengujian hipotesis
kerja, (4) pengecekan data mentah yang digunakan dalam analisis, dan
(5) pengecekan temuan dan interpretasi dengan sumber data.
2. Keteralihan (transferability)
Uji transferabilitas ini dilakukan agar hasil penelitian ini dapat
diadopsi dan dijadikan landasan penerapan pada kancah dan subjek
218
219
Rangkuman
Analisis kualitatif merupakan analisis yang mendasarkan pada adanya
hubungan semantik antarmasalah penelitian. Analisis kualitatif dilaksanakan
dengan tujuan agar peneliti mendapatkan makna data untuk menjawab
masalah penelitian.
Teknik-teknik analisis kualitatif adalah teknik analisis domain, teknik
analisis taksonomi, teknik analisis komponensial, teknik analisis isi (content
analysis), teknik analisis tema kultural.
Langkah-langkah dalam menganalisis penelitian kualitatif adalah editing,
kategorisasi/coding, dan meaning. Uji tingkat keterpercayaan dilakukan uji
keandalan, keteralihan, keberuntungan, ketegasan, dan triangulasi.
220
Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Pada penelitian kuantitatif dan kualitatif terdapat perbedaan dalam
menganalisis data yang terkumpul jelaskan apa perbedaan langkah-
langkah dalam menganalisis data kuantitatif dan data kualitatif!
2. Penelitian kualitatif memiliki teknik-teknik dalam menganalisis data.
Sebutkan beberapa teknik dalam analisis penelitian kualitatif dan
sebutkan masing-masing perbedaan dalam setiap teknik!
221
Referensi
222
PAKET 12
PROSEDUR PENELITIAN KUALITATIF
Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada prosedur penelitian kualitatif.
Kajian dalam paket ini meliputi karakteristik-karekteristik penelitian
kualitatif, prosedur-prosedur pengumpulan data, dan prosedur-prosedur
perekaman data. Paket ini sebagai lanjutan dari paket keenam, dan akan
berkaitan dengan paket selanjutnya.
Dalam paket 12 ini, mahasiswa akan mengkaji karakteristik-karekteristik
penelitian kualitatif, prosedur-prosedur pengumpulan data, dan prosedur-
prosedur perekaman data. Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen
menampilkan slide tentang prosedur penelitian kualitatif sehingga
mahasiswa dapat mengetahui prosedur penelitian kualitatif mempermudah
mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian pendidikan
berbentuk kualitatitf secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi tugas
untuk membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan
lembar kegiatan. Dengan dikuasainya materi dari paket 12 diharapkan dapat
menjadi modal bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan,
serta kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur kreativitas hasil
perkualiahan.
223
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:
1. Menjelaskan karakteristik-karekteristik penelitian kualitatif
2. Menjelaskan prosedur-prosedur pengumpulan data
3. Menjelaskan prosedur-prosedur perekaman data
Waktu
3x50 menit
Materi Pokok
Konsep Dasar Prosedur Penelitian Kualitatif
1. Karakteristik-karekteristik penelitian kualitatif
2. Prosedur-prosedur pengumpulan data
3. Prosedur-prosedur perekaman data
Langkah-langkah Perkuliahan
Kegiatan Awal (25 menit)
1. Memotivasi mahasiswa dengan penguatan-penguatan mengenai
perlunya variasi-variasi dalam perkuliahan.
2. Menjelaskan indikator perkuliahan
3. Menjelaskan langkah kegiatan perkuliahan (menggunakan model
kooperatif tipe Jigsaw)
Kegiatan Inti (100 menit)
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
beranggotakan 3 orang. Kelompok ini disebut sebagai kelompok asal.
2. Selanjutnya dibentuk kelompok baru lagi yang disebut kelompok ahli.
Kelompok ini beranggotakan masing-masing perwakilan dari
kelompok asal.
224
Tujuan
Mahasiswa dapat menerapkan penelitian kualitatif bidang pendidikan.
225
Langkah-langkah kegiatan
1. Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok ahli secara berkelompok
menganalisis prosedur penelitian kualitatif
Kelompok ahli 1 : Karakteristik-karekteristik penelitian kualitatif
Kelompok ahli 2 : Prosedur-prosedur pengumpulan data
Kelompok ahli 3 : Prosedur-prosedur perekaman data
2. Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan
materi yang telah didiskusikan kepada anggota kelompok asal yang
lain.
3. Mahasiswa merancang pembelajaran matematika dengan
menggunakan berbagai tipe model pembelajaran kooperatif.
4. Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusinya.
Uraian Materi
John W. Cresswell, Research DesignPendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixwd
1
227
229
230
231
Kelemahan-
Jenis-jenis Opsi-opsi Kelebihan-kelebihan
kelemahan
Observasi Partisipan utuh– Peneliti mendapatkan Peneliti bisa saja
peneliti pengalaman lansung tampak sebagai
menyembunyikan dari partisipan. penggangu.
perannya sebagai Peneliti dapat Peneliti sangat
observer. melakukan mungkin tidak dapat
Peneliti sebagai perekaman ketika ada melaporkan hasil
partisipan–peneliti informasi yang observasi yang
menampakkan muncul. bersifat privat.
perannya sebagai Aspek-aspek yang Peneliti dianggap
232
Observasi
Mengumpulkan data lapangan dengan berperan sebagai partisipan
Mengumpulkan data lapangan dengan berperan sebagai observer
235
3
Bogdan R.C & Biklen S.K, Qualitative Research for Education: An Introduction to
Theory and Methods, (Boston: Allyn & Bacon, 1992)121
237
4
John W Cressell, Loc. Cit.
238
239
Rangkuman
Beberapa karakteristik penelitian kualitatif antara lain: berada dalam
setting yang alamiah; berpijak pada dasar bahwa peneliti adalah instrumen
utama pengumpulan data; melibatkan beberapa metode pengumpulan data;
bersifat induktif; didasarkan pada makna partisipan; seringkali menyertakan
perspektif-perspektif teoretis; bersifat interpretif dan holistik.
240
Latihan
Tulislah satu rancangan prosedur penelitian kualitatif. Setelah menulis
rancangan ini, perhatikan tabel 12.1 untuk mengecek apakah rancangan yang
dibuat tersebut sudah lengkap atau tidak.
241
Referensi
Bogdan R.C & Biklen S.K, 1992, Qualitative Research for Education: An
Introduction to Theory and Methods, Boston: Allyn & Bacon
John W. Cresswell, 2012, Research DesignPendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixwd Campuran Edisi Ketiga, Jogjakarta: Pustaka
Pelajar
Miles M.B & Huberman A.M, 1994, Qualitative Data Analysis: A
Sourcebook of New Methods, Thousand Oaks, CA: Sage
242
225
226