Anda di halaman 1dari 258

 

METODOLOGI PENELITIAN 

Buku Perkuliahan Program S-1 Jurusan Pendidikan MIPA


Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya

Penulis:

Dr. Kusaeri, M.Pd

Supported by:
Government of Indonesia (GoI) and Islamic Development Bank (IDB)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


PENDAHULU
 
KATA PENGANTAR 
REKTOR IAIN SUNAN AMPEL 
 
 

Merujuk  pada  PP  55  tahun  2007  dan  Kepmendiknas  No  16 
tahun  2007,  Kepmendiknas  No.  232/U/2000  tentang  Penyusunan 
Kurikulum  Pendidikan  Tinggi  dan  Penilaian  Hasil  Belajar 
Mahasiswa;  Kepmendiknas  No.  045/U/2002  tentang  Kurikulum  Inti 
Pendidikan Tinggi; dan KMA No. 353 Tahun 2004 tentang Pedoman 
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, IAIN Sunan Ampel akan 
menerbitkan  buku  perkuliahan  sebagai  upaya  pengembangan 
kurikulum dan peningkatan profesionalitas dosen. 
Untuk  mewujudkan  penerbitan  buku  perkuliahan  yang 
berkualitas,  IAIN  Sunan  Ampel  bekerjasama  dengan  Government  of 
Indonesia  (GoI)  dan  Islamic  Development  Bank  (IDB)  telah 
menyelenggarakan  Training  on  Textbooks  Development  dan  Workshop 
on Textbooks bagi Dosen IAIN Sunan Ampel. Training dan workshop 
tersebut  telah  menghasilkan  350  buku  perkuliahan  yang 
menggambarkan  komponen  matakuliah  utama  pada  masing‐masing 
jurusan/prodi di 5 fakultas.  
Buku  perkuliahan  yang  berjudul  Metodologi  Penelitian 
merupakan salah satu di antara 350 buku tersebut yang disusun oleh 
tim dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian program S‐1 
Jurusan  Pendidikan  MIPA  Fakultas  Ilmu  Tarbiyah  dan  Keguruan 
IAIN  Sunan  Ampel  sebagai  panduan  pelaksanaan  perkuliahan 
selama  satu  semester.  Dengan  terbitnya  buku  ini  diharapkan 
perkuliahan  dapat  berjalan  secara  aktif,  efektif,  kontekstual  dan 
menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan kualitas lulusan IAIN 
Sunan Ampel. 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


 Kepada  Government  of  Indonesia  (GoI)  dan  Islamic  Development 
Bank  (IDB)  yang  telah  memberi  support  atas  terbitnya  buku  ini,  tim 
fasilitator  dan  tim  penulis  yang  telah  berupaya  keras  dalam 
mewujudkan  penerbitan  buku  ini,  kami  sampaikan  terima  kasih. 
Semoga  buku  perkuliahan  ini  bermanfaat  bagi  perkembangan 
pembudayaan akademik di IAIN Sunan Ampel Surabaya.  
 
 
Rektor 
                                                                       IAIN Sunan Ampel Surabaya 
 
 
 
                                                                      Prof. Dr. H. Abd. A’la, M.Ag. 
                                                                          NIP. 195709051988031002 
 
 
 
 
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


PRAKATA 

Puji  syukur  kita  panjatkan  kepada  Allah  SWT.  Berkat 


karunia‐Nya, buku perkuliahan Metodologi Penelitian ini bisa 
hadir  sebagai  salah  satu  supporting  system  penyelenggaraan 
program S‐1 Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Ilmu Tarbiyah 
dan Kegururan IAIN Sunan Ampel Surabaya. 
Buku perkuliahan Metodologi Penelitian memiliki fungsi 
sebagai  salah  satu  sarana  pembelajaran  pada  mata  kuliah 
Metodologi  Penelitian.  Secara  rinci  buku  ini  memuat  beberapa 
paket penting yang meliputi; 1) Pengantar Penelitian Pendidikan; 
2)  Paradigma  Penelitian  Pendidikan;  3)  Masalah  Penelitian;  4) 
Pentingnya  Kajian  Pustaka  Dalam  Penelitian;  5)  Pentingnya  Teori 
Dalam  Penelitian;  6)  Penelitian  Korelasional;  7)  Penelitian 
Eksperimen;  8)  Penelitian  Kausal  Komparatif  (ex  post  facto);  9) 
Penelitian Tindakan; 10) Penelitian Dan Pengembangan; 11) Analisis 
Data Penelitian Kualitatif; 12) Prosedur Penelitian Kualitatif.  
 Akhirnya,  kami  mengucapkan  terima  kasih  sebesar‐
besarnya  kepada  Government  of  Indonesia  (GoI)  dan  Islamic 
Development  Bank  (IDB)  yang  telah  memberi  support 
penyusunan  buku  ini,  kepada  semua  pihak  yang  telah  turut 
membantu  dan  berpartisipasi  demi  tersusunnya  buku 
perkuliahan  Metodologi  Penelitian  ini.  Kritik  dan  saran  dari 
para  pengguna  dan  pembaca  kami  tunggu  guna 
penyempurnaan buku ini.  

Terima Kasih.      
 Penulis 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


DAFTAR ISI

PENDAHULU

Halaman Judul................................................................................... i

Kata Pengantar .................................................................................. ii

Prakata ............................................................................................. iv

Pedoman Transliterasi ....................................................................... v

Daftar Isi ........................................................................................... vi

Satuan Acara Perkuliahan ................................................................. viii

ISI PAKET

Paket 1: Pengantar Penelitian Pendidikan ......................................... 1

Paket 2: Paradigma Penelitian Pendidikan ........................................ 20

Paket 3: Masalah Penelitian .............................................................. 45

Paket 4: Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian ..................... 63

Paket 5: Pentingnya Teori Dalam Penelitian .................................... 85

Paket 6: Penelitian Korelasional ....................................................... 107

Paket 7: Penelitian Eksperimen ......................................................... 127

vi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paket 8: Penelitian Kausal Komparatif (Ex Post Facto) ................... 142

Paket 9: Penelitian Tindakan............................................................. 160

Paket 10: Penelitian Dan Pengembangan .......................................... 187

Paket 11: Analisis Data Penelitian Kualitatif .................................... 205

Paket 12: Prosedur Penelitian Kualitatif ........................................... 223

PENUTUP

Sistem Evaluasi dan Penilaian .......................................................... 224

Daftar Pustaka ................................................................................... 225

CV Tim Penulis................................................................................ 228

vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


PEDOMAN TRANSLITERASI 
 
Transliterasi  Tulisan  Abjad‐abjad  Yunani  Penulisan  Buku 
Perkuliahan “Metodologi Penelitian” adalah sebagai berikut. 

Abjad Yunani
No. URUTAN HURUF HURUF YUNANI INGGRIS
1. Huruf Pertama Αα Alfa
2. Huruf Ke-2 Ββ Beta
3. Huruf ke-3 Γγ Gamma
4. Huruf ke-4 Δδ Delta
5. Huruf ke-5 Εε Epsilon
6. Huruf ke-6 Ζζ Zeta
7. Huruf ke-7 Ηη Eta
8. Huruf ke-8 Θθ Theta
9. Huruf ke-9 Ιι Iota
10. Huruf ke-10 Κκ Kappa
11. Huruf ke-11 Λλ Lamda
12. Huruf ke-12 Μμ Mu
13. Huruf ke-13 Νν Nu
14. Huruf ke-14 Ξξ Xi
15. Huruf ke-15 Οο Omikron
16. Huruf ke-16 Ππ Pi
17. Huruf ke-17 Ρρ Ro
18. Huruf ke-18 Σσ Sigma
19. Huruf ke-19 Ττ Tau
20. Huruf ke-20 Υυ Upsilon
21. Huruf ke-21 Φφ Phi/Phi
22. Huruf ke-22 Χχ Khi
23. Huruf ke-23 Ψψ Psi
24. Huruf ke-24 Ωω Omega
 


 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


SATUAN ACARA PERKULIAHAN 
 
1. Identitas

Nama Mata kuliah : Metodologi Penelitian


Jurusan/Program Studi : Pendidikan Matematika
Bobot : 3 sks
Waktu : 3 x 50 menit/ Pertemuan
Kelompok Matakuliah : Kompetensi Utama

2. Deskripsi
Matakuliah Metodologi Penelitian merupakan matakuliah pokok
yang wajib ditempuh oleh mahasiswa pendidikan matematika. Pada
matakuliah ini akan dipelajari teknik perhitungan yang terdiri dari: 1)
Pengantar Penelitian Pendidikan; 2) Paradigma Penelitian Pendidikan; 3)
Masalah Penelitian; 4) Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian; 5)
Pentingnya Teori Dalam Penelitian; 6) Penelitian Korelasional; 7)
Penelitian Eksperimen; 8) Penelitian Kausal Komparatif (Ex Post
Facto); 9) Penelitian Tindakan; 10) Penelitian Dan Pengembangan; 11)
Analisis Data Penelitian Kualitatif; 12) Prosedur Penelitian Kualitatif.
3. Urgensi
Matakuliah Metodologi Penelitian merupakan matakuliah dasar
yang sangat penting untuk dipelajari mahasiswa. Diharapkan mahasiswa
memiliki wawasan dan pengetahuan yang memadahi tentang prosedur-
prosedur penelitian pendidikan matematika sehingga dapat menjadi
bekal ketika mereka melakukan penelitian untuk skripsinya.
4. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi

No KD Indikator Materi
1 Mahasiswa 1. Mengidentifikasi hakikat 1. Hakikat penelitian
mendeskrips penelitian 2. Orientasi penelitian
ikan hakikat 2. Mengidentifikasi 3. Penelitian pendidikan
penelitian, orientasi penelitian 4. Tinjauan filosofis
3. Mengidentifikasi penelitian pendidikan
orientasi
penelitian pendidikan
penelitian, 4. Mengidentifikasi

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


penelitian tinjauan filosofis
pendidikan, penelitian pendidikan
dan tinjauan
filosofis
penelitian
pendidikan
2 Mahasiswa 1. Mengidentifikasi 1. Pendekatan
mendeskrips pendekatan penelitian penelitian kuantitatif
ikan kuantitatif 2. Pendekatan
pendekatan 2. Mengidentifikasi penelitian kualitatif
pendekatan penelitian 3. Perbedaan
penelitian
kualitatif pendekatan
kuantitatif, 3. Mengidentifikasi penelitian kuantitatif
pendekatan perbedaan pendekatan dan kualitatif
penelitian penelitian kuantitatif dan 4. Pendekatan
kualitatif, kualitatif kuantitatif dan
perbedaan 4. Mengidentifikasi kualitatif dalam
pendekatan memadukan pendekatan penelitian
penelitian kuantitatif dan kualitatif
kuantitatif dalam penelitian
dan
kualitatif,
dan
memadukan
pendekatan
kuantitatif
dan
kualitatif
dalam
penelitian
3 Mahasiswa 1. Mengidentifikasi sumber 1. Sumber ide
mendeskrips ide penelitian penelitian
ikan sumber 2. Mengidentifikasi 2. Masalah penelitian
ide masalah penelitian 3. Masalah penelitian
penelitian, 3. Mengidentifikasi dan pertanyaan
masalah penelitian
masalah penelitian dan
penelitian, 4. Perumusan
pertanyaan penelitian
masalah masalah penelitian
penelitian 4. Mengidentifikasi

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


dan perumusan masalah
pertanyaan penelitian
penelitian,
dan
perumusan
masalah
penelitian
4 Mahasiswa 1. Mengidentifikasi tujuan 1. Tujuan kajian pustaka
mendeskripsi kajian pustaka 2. Pemanfaatan pustaka
kan tujuan 2. Mengidentifikasi atau literatur
kajian
pustaka, pemanfaatan pustaka 3. Langkah-langkah
pemanfaatan atau literatur melakukan tinjauan
pustaka atau 3. Mengidentifikasi pustaka
literatur, langkah-langkah 4. Prioritas dalam
langkah- melakukan tinjauan memilih sumber
langkah
melakukan pustaka pustaka
tinjauan 4. Mengidentifikasi 5. Tinjauan pustaka
pustaka, prioritas dalam memilih untuk penelitian
prioritas sumber pustaka kualitatif
dalam 5. Mengidentifikasi 6. Tinjauan pustaka
memilih
sumber tinjauan pustaka untuk untuk penelitian
pustaka, penelitian kualitatif campuran
tinjauan 6. Mengidentifikasi 7. Tinjauan pustaka
pustaka tinjauan pustaka untuk kualitatif atau
untuk penelitian campuran kuatitatif atau metode
penelitian
kualitatif, 7. Mengidentifikasi campuran
tinjauan tinjauan pustaka
pustaka kualitatif atau kuatitatif
untuk atau metode campuran
penelitian
kuantitatif,
tinjauan
pustaka
untuk
penelitian
campuran,
dan tinjauan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


pustaka
kualitatif atau
kuatitatif atau
metode
campuran
5 Mahasiswa 1. Mengidentifikasi hakikat 1. Hakikat teori
mendeskripsi teori 2. Teori dalam
kan hakikat 2. Mengidentifikasi teori penelitian kuantitatif
teori, teori dalam penelitian 3. Teori dalam
dalam kuantitatif penelitian kualitatif
penelitian 3. Mengidentifikasi teori
kuantitatif, dalam penelitian
4. Teori dalam
teori dalam kualitatif penelitian metode
penelitian 4. Mengidentifikasi teori campuran
kualitatif, dalam penelitian metode
dan teori campuran
dalam
penelitian
metode
campuran
6 Memahami 1. Menjelaskan hakikat 1. Hakikat penelitian
konsep dasar penelitian korelasional korelasional
penelitian 2. Menjelaskan jenis - 2. Macam – macam
korelasional jenis penelitian
serta penelitian korelasional
korelasional 3. Menjelaskan koefisien
penggunaann
ya dalam
3. Menjelaskan koefisien
korelasi
penelitian korelasi
4. Langkah-langkah
pendidikan 4. Menguraikan langkah-
langkah penelitian penelitian korelasional
korelasional 5. Kelebihan dan
5. Menjelaskan kelebihan kelemahan penelitian
dan kelemahan korelasional.
penelitian korelasional
7 Memahami 1. Menjelaskan hakikat 1. Hakikat penelitian
konsep dasar penelitian eksperimen eksperimen
penelitian 2. Menjelaskan 2. Karakteristik
eksperimen karakteristik penelitian
serta penelitian eksperimen
eksperimen 3. Langkah-langkah
penggunaann
ya
3. Menjelaskan langkah-
penelitian eksperimen
dalam langkah penelitian

xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


penelitian eksperimen 4. Rancangan
pendidikan 4. Menjelaskan eksperimen
rancangan eksperimen 5. Validitas penelitian
5. Menjelaskan validitas eksperimen
penelitian eksperimen
8 Memahami 1. Menjelaskan 1. Pengertian penelitian
konsep dasar pengertian penelitian kausal komparatif (ex
penelitian kausal komparatif (ex post facto)
kausal post facto)
komporatif 2. Kelebihan dan
2. Menjelaskan kelebihan kekurangan pengertian
(ex post
facto) serta
dan kekurangan
kausal komparatif (ex
penggunaann pengertian kausal
post facto)
ya dalam komparatif (ex post
facto) 3. Prosedur penelitian
penelitian
pendidikan 3. Menjelaskan prosedur kausal komparatif (ex
penelitian kausal post facto)
komparatif (ex post 4. Desain penelitian
facto) kausal komparatif (ex
4. Menjelaskan desain post facto)
penelitian kausal 5. Prosedur kontrol
komparatif (ex post 6. Analisis dan
facto)
interpretasi data
5. Menjelaskan prosedur
kontrol
6. Menjelaskan analisis
dan interpretasi data
9 Mahasiswa 1. Mengidentifikasi 1. Pengertian penelitian
mendeskripsi pengertian penelitian tindakan
kan tindakan 2. Prinsip-prinsip
pengertian, 2. Mengidentifikasi
prinsip- penelitian tindakan
prinsip-prinsip 3. Tipologi penelitian
prinsip,
tipologi,
penelitian tindakan
tindakan
skope 3. Mengidentifikasi
4. Skope penelitian
penelitian tipologi penelitian
tindakan tindakan
tindakan,
karakteristik 4. Mengidentifikasi 5. Karakteristik
penelitian skope penelitian penelitian tindakan
tindakan, tindakan 6. Tujuan penelitian
tujuan

xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


penelitian 5. Mengidentifikasi tindakan
tindakan, dan karakteristik penelitian 7. Manfaat penelitian
manfaat tindakan tindakan
penelitian 6. Mengidentifikasi
tindakan
tujuan penelitian
tindakan
7. Mengidentifikasi
manfaat penelitian
tindakan
10 Mahasiswa 1. Mengidentifikasi 1. Konsep dan
mendeskripsi konsep dan pentingnya pentingnya penelitian
kan konsep penelitian dan dan pengembangan
dan pengembangan
pentingnya 2. Langkah-langkah
2. Mengidentifikasi penelitian dan
penelitian
dan
langkah-langkah
pengembangan
pengembang penelitian dan
3. Penelitian dan
an, langkah- pengembangan
3. Mengidentifikasi pengembangan data
langkah
penelitian penelitian dan
dan pengembangan data
pengembang
an, dan
penelitian
dan
pengembang
an data
11 Mahasiswa 1. Mengidentifikasi teknik- 1. Pendekatan penelitian
mendeskripsi teknik analisis kuantitatif
kan teknik- 2. Mengidentifikasi 2. Pendekatan penelitian
teknik langkah-langkah analisis kualitatif
analisis, 3. Mengidentifikasi 3. Perbedaan pendekatan
langkah- membangun kepercayaan penelitian kuantitatif
langkah dalam analisis dan kualitatif
analisis, dan 4. Pendekatan kuantitatif
membangun dan kualitatif dalam
kepercayaan penelitian
dalam
analisis
12 Mahasiswa 1. Menjelaskan 1. Karakteristik-
mendeskripsi karakteristik- karekteristik

xiii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


kan karekteristik penelitian penelitian kualitatif
karakteristik- kualitatif 2. Prosedur-prosedur
karekteristik 2. Menjelaskan prosedur- pengumpulan data
penelitian prosedur pengumpulan
kualitatif, data 3. Prosedur-prosedur
prosedur- 3. Menjelaskan prosedur- perekaman data
prosedur prosedur perekaman data
pengumpulan
data, dan
prosedur-
prosedur
perekaman
data

xiv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

PAKET 1
PENGANTAR PENELITIAN PENDIDIKAN

Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada pengantar penelitian
pendidikan. Kajian dalam paket ini meliputi hakikat penelitian, orientasi
penelitian, penelitian pendidikan, dan tinjauan filosofis penelitian
pendidikan. Paket ini sebagai pengantar paket-paket sesudahnya, sehingga
paket ini merupakan paket yang paling dasar.
Dalam paket 1 ini, mahasiswa akan mengkaji hakikat penelitian, orientasi
penelitian, penelitian pendidikan, dan tinjauan filosofis penelitian
pendidikan. Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen menampilkan slide dan
bertanya tentang penelitian pendidikan, sehingga mahasiswa dapat
mengetahui apa yang dimaksud dengan penelitian pendidikan guna
mempermudah mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian
pendidikan secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi tugas untuk
membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar
kegiatan. Dengan dikuasainya materi dari paket 1 diharapkan dapat menjadi
modal bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan.
Selain itu diperlukan kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur
kreativitas hasil perkualiahan.

1
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan


Kompetensi Dasar
Mahasiswa mendeskripsikan hakikat penelitian, orientasi penelitian,
penelitian pendidikan, dan tinjauan filosofis penelitian pendidikan

Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi hakikat penelitian
2. Mengidentifikasi orientasi penelitian
3. Mengidentifikasi penelitian pendidikan
4. Mengidentifikasi tinjauan filosofis penelitian pendidikan

Waktu
2 x 50 menit

Materi Pokok
1. Hakikat penelitian
2. Orientasi penelitian
3. Penelitian pendidikan
4. Tinjauan filosofis penelitian pendidikan

Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide yang ditampilkan oleh dosen,
tentang pengantar penelitian pendidikan
2. Penjelasan pentingnya mempelajari paket 1
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 4 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan sub tema:
Kelompok 1: hakikat penelitian
Kelompok 2: orientasi penelitian
Kelompok 3: penelitian pendidikan
Kelompok 4: tinjauan filosofis penelitian pendidikan
3. Presentasi hasil diskusi dari masing-masing kelompok

2
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

4. Selesai presentasi setiap kelompok, kelompok lain memberikan


klarifikasi
5. Penguatan hasil diskusi dari dosen
6. Dosen memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menanyakan
sesuatu yang belum paham atau menyampaikan konfirmasi
Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Menyimpulkan hasil perkuliahan
2. Memberi dorongan psikologis/saran/nasehat
3. Refleksi hasil perkuliahan oleh mahasiswa
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya

Lembar Kegiatan
Membuat peta konsep (Mind Map) hakikat penelitian, orientasi
penelitian, penelitian pendidikan, dan tinjauan filosofis penelitian
pendidikan.

Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep pengantar penelitian pendidikan
melalui kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang dituangkan
dalam bentuk Mind Map.

Gambar 1.1. Contoh Peta Konsep (Mind Map)

3
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

Bahan dan Alat


Kertas plano, spidol berwarna, dan solasi

Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang ketua kelompok dan penulis konsep hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi!
4. Tempelkan hasil kerja kelompok di papan tulis/dinding kelas!
5. Pilihlah beberapa kelompok untuk presentasi!
6. Presentasikan hasil kerja kelompok secara bergiliran, denga waktu
masing-masing 15 menit!
7. Berikan tanggapan atau klarifikasi dari presentasi!

Uraian Materi

PENGANTAR PENELITIAN PENDIDIKAN

A. Hakikat Penelitian
Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia.
Sifat tersebut mendorong manusia senantiasa mencari dan bertanya.
Manusia terus ingin tahu segala sesuatu yang ada di sekitar dan di dalam
dirinya sendiri. Dengan kata lain, manusia selalu ingin tahu hal-hal yang
dipikirkan dan dirasakan, yang ada dan yang mungkin ada.1
Jadi, aktivitas manusia secara alamiah memiliki ciri adanya hasrat ingin
tahu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Hal ini merupakan naluri
manusia. Bila manusia belum mengetahui, ia terus mencari jalan untuk tahu.
Untuk memenuhi keinginan tersebut, manusia terus mencari dan mencari
kembali sampai ia tahu benar (search and research). Yang terus dicari
adalah pengetahuan tentang segala sesuatu yang benar. Pengertian inilah

                                                            
 Depdiknas. Pendekatan, Jenis dan Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta:
1

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Departemen Pendidikan Nasional. 2008) 4 

4
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

yang disebut scientific inquiry (penyelidikan ilmiah). Aktivitas semacam ini


terus dilakukan dan berkembang, sehingga pada akhirnya manusia akan
memiliki banyak pengetahuan.
Dalam sejarah peradaban manusia, masyarakat Yunani Kuno-lah yang
dikenal memiliki tradisi dan semangat scientific inquiry kuat dalam
menjawab berbagai persoalan kehidupan.2 Berbagai peradaban besar yang
lahir setelahnya, dalam derajat tertentu juga diinspirasi oleh tradisi yang
muncul di kalangan masyarakat Yunani Kuno. Kejayaan peradaban umat
manusia yang muncul sekarang ini, secara genealogis juga bisa dirunut dari
masyarakat Yunani Kuno.
Peradaban Islam yang gemilang pada masa the Golden Age of Islam juga
tidak lepas dari intervensi tradisi masyarakat Yunani Kuno melalui
penerjemahan karya-karya filsafat oleh lembaga penerjemahan Bayt al-
Hikmah pada masa Harun al-Rasyid, seorang khalifah termasyhur Bani
Abbasiyah. Setelah peradaban Islam mengalami kemunduran, estafet
peradaban manusia diambil alih oleh masyarakat Barat yang pada titik
kulminasinya berhasil melahiran abad pencerahan.3 Dengan demikian,
peradaban Barat yang kini maju, tidak bisa dilepaskan dari tradisi scientific
inquiry yang kuat seperti yang diwarisi dari masa Yunani Kuno. Tradisi
scientific inquiry inilah yang melahirkan budaya penelitian dan merupakan
sumber kemajuan ilmu pengetahuan.
Untuk mendapatkan pengetahuan, dapat dilakukan dengan beragam cara.
Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga.4 Pertama, persetujuan
dan percaya. Amat banyak pengetahuan manusia yang diperoleh dengan
proses menyetujui dan percaya terhadap informasi yang didapat dari pihak
lain yang disampaikan secara tertulis maupun lisan. Misalnya, seorang anak

                                                            
2
Thomas Rosalind, Oral Tradition and Written Record in Classical Athens,
(Cambridge: Cambridge University Press, 1989)15
3
  Masdar Hilmy, Urgensi Karya Ilmiah dalam membangun budaya akademik
kampus. (Makalah disampaikan pada Workshop Penyusunan Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah IAIN Sunan Ampel yang diselenggarakan oleh Pusat Penjaminan
Mutu Pendidikan (PPMP) tanggal 2 Nopember 2012)2
4
 Sunarto, Dasar dan konsep penelitian. (Surabaya: Program Pascasarjana IKIP
Surabaya, 1997)6 

5
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

mengetahui bahwa bumi itu bulat karena membaca atau diberi tahu orang
lain. Mengetahui dengan cara semacam ini pada dasarnya ditempuh melalui
proses menyetujui dan percaya terhadap pernyataan yang disampaikan
secara tertulis atau dituturkan secara lisan oleh seseorang. Hal ini berarti
bahwa di dalamnya terdapat unsur otoritas, yaitu otoritas penulis atau
penutur.
Kedua, pengalaman. Cara ini ditempuh melalui proses penghayatan dan
pengamatan langsung. Sebagai contoh, cara yang dilakukan Columbus untuk
mengetahui dan menyimpulkan bahwa bumi itu bulat adalah dengan
melakukan perjalanan mengelilingi bumi. Ia berjalan ke satu arah dan
akhirnya sampai pada tempat semula, tempat ia berangkat. Pengalaman
Columbus tentang bumi yang bulat selanjutnya diinformasikan kepada orang
lain melalui tulisan ataupun lisan. Orang lain (termasuk kita) percaya dan
membenarkan informasi tersebut. Kini diyakini umum dan menjadi
pengetahuan bahwa bentuk bumi itu bulat.
Ketiga, intuisi. Cara ini merupakan cara khusus. Pengetahuan yang
diterima secara intuisi merupakan pengetahuan yang bulat dan utuh. Cara ini
sering disebut wahyu. Ditinjau dari segi ilmu, cara intuisi dianggap sebagai
cara yang kurang sistematis. Oleh karenanya, tidak mudah dikembangkan
lebih lanjut. Dalam konteks metode ilmiah, cara ini jarang bahkan hampir
tidak pernah diikutkan.
Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah “ilmu.” Ilmu
adalah bagian pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat
dikatakan ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang didasari oleh dua teori
kebenaran yaitu koherensi dan korespondensi. Koherensi menyatakan bahwa
sesuatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut konsisten
dengan pernyataan sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh
melalui pendekatan logis atau berpikir secara rasional. Korespondensi
menyatakan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan
tersebut didasarkan atas fakta atau realita. Koherensi dalam pengetahuan
diperoleh melalui pendekatan empirik atau bertolak dari fakta. Dengan
demikian, kebenaran ilmu harus dapat dideskripsikan secara rasional dan
dibuktikan secara empirik.
Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh. Hal
ini telah melahirkan cara mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk

6
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara
berpikir yang rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan
fakta. Salah satu cara melalui penelitian.
Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang mengandung dua hal
pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan
secara empiris. Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis
mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data
sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris jika
sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau
rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang
didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh
fakta/realita.
Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat
dalam memaknai penelitian, seperti kasus berikut ini. Pertama, penelitian
bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi. Misalnya,
seorang kepala sekolah bermaksud mengadakan penelitian tentang latar
belakang pendidikan orang tua siswa di sekolahnya. Kepala sekolah tersebut
belum dapat dikatakan melakukan penelitian bila hanya sekedar
mengumpulkan data atau informasi saja. Pengumpulan data hanya
merupakan salah satu bagian kegiatan dari rangkaian proses penelitian.
Langkah berikutnya yang harus dilakukan kepala sekolah agar kegiatan
tersebut menjadi penelitian adalah menganalisis data. Data yang telah
diperolehnya dapat digunakan seperti untuk meneliti pengaruh latar belakang
pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
Kedua, penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu
tempat ke tempat lain. Misalnya seorang pengawas telah berhasil
mengumpulkan banyak data/informasi tentang implementasi manajemen
berbasis sekolah (MBS) di sekolah binaan dan menyusunnya dalam sebuah
laporan. Kegiatan yang dilakukan pengawas tersebut bukanlah suatu
penelitian. Laporan yang dihasilkannya juga bukan laporan penelitian.
Kegiatan tersebut akan menjadi suatu penelitian ketika pengawas yang
bersangkutan melakukan analisis data lebih lanjut sehingga diperoleh suatu
kesimpulan. Misalnya: (a) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
implementasi MBS; atau (b) faktor-faktor penghambat implementasi MBS
serta upaya mengatasinya.

7
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

Pada umumnya, penelitian dilakukan paling tidak untuk mencapai tiga


tujuan berikut.
(a) Tujuan eksploratif, yakni penelitian dilaksanakan guna menemukan
sesuatu (ilmu pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu
yang diperoleh melalui penelitian betul-betul baru, belum pernah
diketahui sebelumnya. Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan
kriteria kepemimpian efektif dalam MBS. Contoh lainnya adalah
penelitian yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran
matematika yang menyenangkan siswa.
(b) Tujuan verifikatif, yakni penelitian dilaksanakan untuk menguji
kebenaran dari sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Data
penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya
keraguan terhadap informasi atau ilmu pengetahuan tertentu.
Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktian adanya
pengaruh kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan.
Contoh lainnya adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji
efektivitas metode pembelajaran yang telah dikembangkan di luar
negeri jika diterapkan di Indonesia.
(c) Tujuan pengembangan, yakni penelitian dilaksanakan untuk
mengembangkan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada.
Penelitian jenis ini dilakukan untuk mengembangkan atau
memperdalam ilmu pegetahuan yang telah ada. Misalnya penelitian
tentang implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang
sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA. Contoh
lainnya adalah penelitian tentang pengembangan perangkat
pembelajaran untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran pada
kurikulum 2013.

B. Orientasi Penelitian
Ditilik dari uraian sebelumnya, penelitian dilakukan karena orang
memliki rasa ingin tahu. Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki
kebutuhan (need) tertentu yang harus dipenuhi. Kebutuhan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan, merupakan salah satu contoh yang
mendasarinya. Jadi, hal yang mendorong diadakanya penelitian adalah
kebutuhan.

8
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

Setiap orang pada dasarnya berusaha memenuhi kebutuhannya (berarti


ada tujuan). Karena adanya suatu kebutuhan, seseorang menghadapi suatu
masalah. Hal itu disebabkan, dalam menghadapi dan memenuhi
kebutuhanya, setiap orang tidak selalu mendapat jalan yang mudah. Ini
berarti untuk mencapai kebutuhan tersebut selalu dihadapkan kepada
problematik tertentu. Jadi, kegiatan penelitian dapat berorientasi kepada
tujuan (goal oriented) dan dapat pula berorientasi pada usaha pemecahan
masalah.5 Dari uraian di atas secara visual dapat digambarkan sebagai
berikut:

Adanya Kebutuhan

Hipotesis Data Hasil

Problem
Kesimpulan

Gambar 1.1. Langkah Pokok Kerja Ilmiah

Pola di atas tidak dimaksudkan harus diikuti secara ketat oleh para
peneliti. Namun, peneliti masih memiliki keleluasaan untuk
mengembangkan pola pikir maupun kreativitasnya dalam hal menentukan
langkah-langkah untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesis yang
diajukan. Khusus untuk peneliti pemula, ada baiknya mengikuti pola
pemikiran tersebut dengan sebaik-baiknya.
Seandainya kegiatan tersebut merupakan kegiatan pendidikan di sekolah,
maka kepala sekolah dan guru akan senantiasa berusaha meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran yang dilakukannya. Untuk memenuhi
kebutuhanya dapat dilakukan berbagai kegiatan percobaan. Misalnya
seorang guru menghadapi gejala problematik seperti nilai rata-rata yang
rendah pada mata pelajaran A, sedangkan di pihak lain guru itu mengamati
gejala banyaknya anak yang tidak disiplin dalam mengikuti pelajaran A.
                                                            
5
 Sunarto, Op. Cit.,15

9
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

Selanjutnya pemikiran guru itu tertuju pada persoalan hubungan antara


rendahnya nilai A dan banyaknya anak yang tidak disiplin. Dengan
menggunakan paradigma kausalitas, guru mengajukan problematik
penelitian berbentuk pertanyaan: “Apakah disiplin memiliki sumbangan
terhadap prestasi anak dalam pelajaran A?”
Kebutuhan pokok penelitian ini adalah meningkatkan kualitas pelajaran
A dengan penyelesaian dilakukan dengan penelitian korelasional. Jika benar
bahwa antara disiplin dan prestasi belajar A terdapat korelasi yang kuat,
maka dapat dilakukan identifikasi lebih lanjut apakah prestasi A tersebut
dipengaruhi oleh disiplin siswa.
Problem : Nilai pelajaran A yang rendah
Kebutuhan : Nilai pelajaran A yang baik
Tujuan : Meningkatkan nilai pelajaran A menjadi lebih baik
Hipotesis : Nilai pelajaran A dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Salah satu faktor adalah disiplin siswa.
Selanjutnya McMillan & Schumacher6, mengidentifikasi 5 (lima)
karakteristik penelitian. Pertama, penelitian harus memiliki objektivitas
(objectivity) baik dalam karakteristik maupun prosedurnya. Objektivitas
dicapai melalui keterbukaan, terhindar dari bias dan subjektivitas. Dalam
prosedurnya, penelitian menggunakan teknik pengumpulan dan analisis data
yang memungkinkan dibuat interpretasi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Objektivitas juga menunjukkan kualitas data yang dihasilkan dari prosedur
yang digunakan yang dikontrol dari bias dan subjektivitas.
Kedua, ketepatan. Penelitian juga harus memiliki tingkat ketepatan
(precision). Secara teknis instrumen pengumpulan datanya harus memiliki
validitas dan reliabilitas yang memadai, desain penelitian, pengambilan
sampel dan teknik analisisnya tepat. Dalam penelitian kuantitatif hasilnya
dapat diulang dan diperluas, sedangkan dalam penelitian kualitatif memiliki
sifat reflektif dan tingkat komparasi yang konstan.
Ketiga, verifikasi. Penelitian dapat diverifikasi, dalam arti
dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.
Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif. Penelitian
                                                            
6
J.H. McMillan, & Sally Schumacher, Research in Education (New York:
Longman, 2011)11-13

10
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

kualitatif memberikan interpretasi deskriptif, verifikasi berupa perluasan,


pengembangan tetapi bukan pengulangan. Verifikasi juga bermakna
memberikan sumbangan kepada ilmu atau studi lain.
Keempat, empiris. Hal itu ditandai oleh sikap dan pendekatan empiris
yang kuat. Empiris berarti berdasarkan pengalaman praktis. Dalam
penelitian empiris kesimpulan didasarkan atas kenyataan-kenyataan yang
diperoleh dengan menggunakan metode penelitian yang sistematik, bukan
berdasarkan pendapat atau kekuasaan. Sikap empiris umumnya menuntut
penghilangan pengalaman dan sikap pribadi. Kritis dalam penelitian berarti
membuat interpretasi berdasarkan pada kenyataan dan nalar yang didasarkan
atas kenyataan-kenyataan (evidensi). Evidensi adalah data yang diperoleh
dari penelitian, berdasarkan hasil analisis data tersebut interpretasi dibuat.
Angka, print out, catatan lapangan, rekaman wawancara artefak dan
dokumen sejarah adalah data dalam penelitian
Kelima, penalaran logis. Semua kegiatan penelitian menuntut penalaran
logis. Penalaran merupakan proses berpikir, menggunakan prinsip-prinsip
logika deduktif dan induktif. Penalaran deduktif, penarik kesimpulan dari
umum ke khusus. Dalam penalaran deduktif, bila premisnya benar, maka
kesimpulan otomatis benar. Logika deduktif dapat mengidentifikasi
hubungan-hubungan baru dalam pengetahuan (prinsip, kaidah) yang ada.
Dalam penalaran induktif, peneliti menarik kesimpulan berdasarkan hasil
sejumlah pengamatan kasus-kasus (individual, situasi, peristiwa), kemudian
peneliti membuat kesimpulan yang bersifat umum. Kesimpulan dibatasi oleh
jumlah dan karakteristik dari kasus yang diamati.

C. Penelitian Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, kegiatan penelitian telah lama digunakan untuk
membantu meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui penelitian, para
pendidik berharap agar mendapat informasi yang akurat dan reliabel tentang
isu dan problem penting yang dihadapi dunia pendidikan. Penelitian
diaplikasikan dalam dunia pendidikan dengan maksud menerapkan metode
dan teknik yang sistematis sehingga dapat membantu peneliti dan pendidik
memahami dan meningkatkan proses belajar mengajar.
Seperti halnya penelitian dalam bidang lain, penelitian pendidikan juga
menggunakan dua jenis penalaran, yakni penalaran induktif dan penalaran

11
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

deduktif .7 Penalaran induktif sering merujuk pada pendekatan bottom-up.


Pada penalaran ini, peneliti melakukan observasi untuk membangun suatu
abstraksi atau mendeskripsikan gambaran suatu fenomena yang dikaji.
Penalaran induktif biasanya memungkinkan menggunakan metode induktif
dalam pengumpulan data di mana peneliti: (a) secara sistematis mengamati
kejadian atau fenomena yang dikaji, (b) menyelidiki pola atau tema yang
diobservasi, dan (c) membuat suatu generalisasi berdasarkan analisis
masalah tersebut. Peneliti melakukannya dengan cara observasi yang
spesifik sehingga menjadi pernyataan umum.
Sebagai contoh, seorang peneliti tertarik ingin mencari pola interaksi
yang terjadi dalam pembelajaran pada sejumlah anak antara anak yang cacat
dan normal. Peneliti ini menghabiskan waktunya dua hari dalam seminggu
selama enam bulan untuk mengamati dan mewawancarai anak masing-
masing kategori. Peneliti fokus pada jenis-jenis aktivitas dua kelompok anak
tersebut. Kedua kelompok melakukan aktivitas secara bersama-sama selama
sehari di sekolah. Peneliti mengumpulkan catatan hasil observasi dan
wawancaranya, dan menyimpulkan bahwa anak yang cacat dan normal
ternyata mampu bermain bersama, makan siang bersama, dan menunjukkan
sikap positif antara yang satu dengan lainya. Kesimpulan umum itu
didapatkan dari hasil pengamatan pada sejumlah anak.
Sebaliknya, penalaran deduktif menggunakan pendekatan top-down.
Peneliti menggunakan satu aspek dari penalaran deduktif dengan jalan
membuat pernyataan umum atau prediksi dan selanjutnya mencari bukti
yang dapat mendukung pernyataan tersebut. Penelitian jenis ini
menggunakan metode deduktif hipotetik (hypothetic-deductive method),
yang dimulai dengan membuat hipotesis (dugaan) yakni suatu pernyataan
sementara yang dapat diuji melalui data. Sebagai contoh, seorang guru
memiliki dugaan bahwa kelas kecil lebih efektif dibandingkan kelas besar.
Dugaan semacam itu mungkin didasarkan pada suatu teori atau pengetahuan
yang telah disusun berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan. Langkah
selanjutnya, peneliti mengumpulkan data guna mengecek kebenaran dugaan
tersebut. Peneliti selanjutnya melakukan pengecekan dengan
                                                            
7
 Lodico, M.G., Spaulding, D.T. & Voegtle, K.H., Methods in educational research:
From theory to practice. (San Fransisco: Josses-Bass, 2010)10

12
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

membandingkan hasil belajar anak pada kelas yang siswanya kurang dari 15
dan kelas dengan siswa lebih dari 25.
Penalaran induktif lebih dekat dengan penelitian kualitatif, yang
pengumpulan data dan penyusunan kesimpulan dengan menggunakan
metode verbal seperti observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Para
peneliti kualitatif merumuskan dugaan setelah mereka melakukan observasi,
wawancara pada orang dan analisis dokumen. Dugaan itu diuji melalui
pengumpulan data lebih lanjut, bukan diterima atau ditolak. Para peneliti
kualitatif yakin bahwa pemahaman yang penuh tentang suatu fenomena
tergantung pada konteks. Mereka menggunakan teori secara rinci dan
kompleks setelah data terkumpul untuk membantunya menginterpretasi data
hasil observasi. Akhirnya, para peneliti kualitatif mencoba membuat
penegasan tentang kebenaran dari sekumpulan dugaan, walaupun mereka
mungkin mengkonfirmasikan dugaan itu pada konteks yang lain.
Sementara itu, penelitian deduktif lebih tepat dan bersesuaian dengan
penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini, kesimpulan didapatkan dari data
berupa angka. Dugaan dan metode pengumpulan data dibuat sebelum
penelitian dimulai. Dugaan atau teori, selanjutnya diuji dengan dukungan
tambahan bukti berupa angka-angka. Para peneliti kuantitatif mungkin juga
menggunakan penalaran induktif karena mereka mencari pengalaman yang
mirip untuk membentuk ide, konsep atau teori yang baru.

D. Tinjauan Filosofis Penelitian Pendidikan


Penelitian pendidikan, dewasa ini mulai menyingkirkan perbedaan yang
ada antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Bahkan, banyak peneliti
berupaya mengkombinasikan kedua metode itu agar mendapatkan data yang
lengkap sehingga hasil penelitianya lebih valid. Bagi peneliti yang masih
memisahkan kedua metode tersebut, tentunya memiliki dasar filosofis
tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik dari realitas yang diteliti.
Setiap kerangka filosofis memiliki asumsi tersendiri. Oleh karenanya,
muncul pertanyaan: “Apakah metode kualitatif atau kuantitatif yang paling
tepat dengan masalah yang diteliti?” Untuk itu, bagian ini menguraikan
berbagai paham atau aliran filsafat sehingga dapat memberikan wawasan
pembaca ketika nantinya memilih salah satu metode atau gabungan
keduanya.

13
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

1. Aliran Realisme Ilmiah (Scientific Realism)


Aliran ini banyak digunakan oleh para peneliti yang mengambil
pendekatan kuantitatif murni. Penelitian kuantitatif dicirikan dengan adanya
keinginan untuk menjawab masalah penelitian yang lebih menekankan pada
informasi kuantitatif. Artinya, kualitas sesuatu dinyatakan dalam bentuk
angka atau bilangan numerik, seperti nilai atau angka perbandingan dan
sebagainya. Sebagai contoh, dalam mengukur mutu pendidikan sering kali
dilihat dari data kuantitatif, seperti perbandingan jumlah siswa yang masuk
dan lulusanya, angka pratisipasi kasar (APK), Nilai Ujian Nasional (NUN),
dan semacamnya.
Angka atau bilangan numerik yang disebutkan di atas mewakili suatu
konstruk (construct) dan variabel tertentu. Konstruk merupakan sebuah
konsep tertentu yang biasanya dikembangkan dari suatu kerangka teoritik.
Walaupun konstruk merupakan nama untuk sesuatu, namun konstruk tidak
dapat dilihat (sebagai contoh intelegensi, motivasi, harga diri). Intelegensi,
motivasi dan harga diri diasumsikan ada dan mempengaruhi kualitas
pendidikan. Ketika konstruk diukur di dalam penelitian pendidikan, mereka
dikenal dengan variabel (Ludico, dkk, 2010:13). Seperti halnya konstruk
yang mereka wakili, variabel didefinisikan sebagai kualitas, atribut dan
karakteristik dari orang, masyarakat, status sosial ekonomi, kecakapan
sosial, atau prestasi.
Aliran realis berupaya menetapkan hubungan sebab akibat antar variabel,
melalui penggunaan berbagai metode pengumpulan data seperti tes,
kuesioner dan chek list pengamatan untuk memperoleh data kuantitatif.
Terdapat beberapa asumsi yang digunakan aliran ini. Pertama, terdapat suatu
kenyataan sosial dan psikologis yang dapat ditangkap secara akurat melalui
penelitian. Dengan kata lain, terdapat suatu realitas yang obyektif yang dapat
dideskripsikan melalui penelitian. Kedua, kenyataan sosial dan psikologis
dapat dikaji (seperti fenomena dan masalah nyata), dengan mereduksi
fenomena dan masalah yang kompleks tersebut menjadi bagian-bagian yang
kecil. Tugas utama peneliti adalah mengidentifikasi pentingnya bagian atau
variabel tersebut, dan mendeskripsikan secara akurat keterkaitan masing-
masing bagian satu sama lain dalam konteks dunia nyata.
Mengingat manusia sebagai peneliti tidak semuanya sempurna dan
peneliti sosial mempelajari karakteristik manusia, maka mendeskripsikan

14
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

manusia harus dilakukan dengan mempertimbangkan segala kemungkinan


(dalam bahasa statistik diistilahkan dengan probabilitas). Semua dugaan
harus diuji dengan menggunakan statistik sebagai landasan dan keyakinan
hasil yang didapat. Mengingat guru mengkaji karakteristik dan perilaku
anak, maka aliran ini berpandangan bahwa hasil penelitian sangat
dipengaruhi oleh peneliti. Dengan demikian, seorang peneliti perlu berupaya
menghilangkan sebarang bias diri yang mempengaruhi temuan penelitian.
Walaupun mereka menggunakan teknik ilmiah yang ketat, namun dalam
dunia pendidikan, penelitian eksperimen murni tidak selalu dapat digunakan.
Aliran ini mengakui bahwa orang yang berbeda akan memiliki persepsi yang
berbeda tentang objek yang diteliti. Namun, mereka memiliki asumsi bahwa
peneliti yang baik dapat meminimalisir perbedaan persepsi sehingga dapat
memberikan penjelasan yang baik tentang objek yang diteliti.
2. Aliran Konstruktivisme Sosial (Social Constructism)
Aliran ini kurang sependapat dengan asumsi yang dibangun aliran realis
yang menyatakan realitas atau feneomena dapat direduksi menjadi bagian-
bagian tertentu. Menurut aliran ini, realitas atau fenomena harus dipahami
sebagai keseluruhan yang kompleks, tak bisa terlepas dari konteks sosial,
ekonomi, sejarah dan budaya setempat. Oleh karenanya, aliran ini berupaya
memahami fenomena sosial dari berbagai sudut pandang dengan
memperhatikan aspek yang disebutkan sebelumnya.
Aliran konstruktivis berpandangan bahwa penelitian tidak bebas nilai.
Artinya, proses penelitian dipengaruhi oleh peneliti sendiri dan konteks yang
dikaji. Realitas secara sosial dibentuk oleh seseorang dan konstruksi sosial,
sehingga sangat memungkinkan memiliki beragam makna. Orang berbeda
akan membawa persepsi yang berbeda pula dalam memahami suatu
fenomena yang dikaji, dipengaruhi pengalamanya. Hal ini akan
mempengaruhi pemahaman tentang fenomena tersebut. Dengan kata lain,
tidak ada kebenaran tunggal mengenai realitas. Orang mengonstruk realitas
sesuai dengan konsep yang sesuai dengan pengalaman pribadinya.
Fakta tersebut menandakan bahwa peneliti harus mencoba memahami
realitas yang kompleks. Oleh karenanya, pertanyaan awal perlu dibangun
terlebih dahulu guna mengubah atau memodifikasi realitas yang komplek.
Selanjutnya, peneliti perlu terlibat dengan objek yang diteliti. Kondisi ini
memberi kesempatan agar terjadi hubungan timbal balik, sehingga peneliti

15
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

dapat melihat fenomena secara utuh. Pendekatan ini memaksa peneliti agar
menggunakan metode pengumpulan data sehingga dapat membawanya lebih
dekat dengan subjek yang diteliti melalui berbagai cara seperti pengamatan
mendalam, wawancara, video, gambar bahkan sejarah hidup subjek yang
diteliti tersebut.
3. Aliran Pragmatis (Pragmatism)
Aliran ini banyak dikembangkan oleh filosof Amerika. Tidak seperti
aliran lain, aliran pragmatis berupaya mengonstruk realitas sosial secara
lebih sederhana. Bagi pragmatis, penelitian bertujuan membantu
menyederhanakan apa yang diteliti. Dari penelitian, akan diperoleh ilmu
pengetahuan yang muncul dari pengujian masalah.
Aliran pragmatis mendesak bahwa teori yang bagus merupakan salah satu
cara membantu menjawab pertanyaan penelitianya dan juga dapat
mengurangi keraguan atas perlakuan yang telah diberikan. Sebagian besar
peneliti pragmatis menggunakan pendekatan gabungan (mixed-methods)
dalam penelitianya. Misalnya, menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif. Aliran ini menganjurkan bahwa pada kajian yang sama, metode
kuantitatif dan kualitatif dapat dikombinasikan guna mendapatkan jawaban
penelitian yang lebih rinci dan kompleks.
4. Aliran Pendukung Kebebasan (Advocacy-liberatory)
Peneliti yang mengikuti paham ini, memiliki asumsi bahwa terdapat
berbagai cara/kemungkinan mendeskripsikan fenomena atau realitas yang
diteliti, disesuaikan dengan konteks sosial, politik dan ekonomi. Namun
demikian, paham ini selanjutnya mengikuti klaim paham konstruktivis yakni
nilai-nilai yang diyakini peneliti dapat mempengaruhi penelitian. Penelitian
seharusnya dapat membantu mencari cara meningkatkan kualitas hidup
seseorang yang terpinggirkan di masyarakat. Jadi, tujuan yang ingin dicapai
oleh paham ini adalah kebebasan melalui sekumpulan pengetahuan.

16
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

Rangkuman
Pada umumnya, penelitian dilakukan paling tidak untuk mencapai tiga,
yaitu tujuan eksploratif, tujuan verifikatif, dan tujuan pengembangan.
Selanjutnya McMillan & Schumacher, mengidentifikasi 5 (lima)
karakteristik penelitian, yaitu penelitian harus memiliki objektivitas
(objectivity) baik dalam karakteristik maupun prosedurnya, ketepatan,
verifikasi, empiris, dan penalaran logis.
Dalam dunia pendidikan, kegiatan penelitian telah lama digunakan untuk
membantu meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui penelitian, para
pendidik berharap agar mendapat informasi yang akurat dan reliabel tentang
isu dan problem penting yang dihadapi dunia pendidikan. Penelitian
diaplikasikan dalam dunia pendidikan dengan maksud menerapkan metode
dan teknik yang sistematis sehingga dapat membantu peneliti dan pendidik
memahami dan meningkatkan proses belajar mengajar.
Adapun beberapa tinjauan filosofis penelitian pendidikan, yaitu Aliran
Realisme Ilmiah (Scientific Realism), Aliran Konstruktivisme Sosial (Social
Constructism), Aliran Pragmatis (Pragmatism), Aliran Pendukung
Kebebasan (Advocacy-liberatory).

17
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

Latihan
Setelah Saudara mengkaji materi yang dipaparkan dalam paket ini,
selanjutnya untuk memantapkan pemahaman Saudara, kerjakan latihan
berikut!
1. Mengapa sebagai seorang calon pendidik penting untuk memiliki
pengetahuan terkait penelitian?
2. Carilah 2 hingga 3 artikel hasil penelitian di jurnal. Cermatilah
informasi apa saja yang dikomunikasikan oleh peneliti untuk setiap
bagian dari sebuah artikel penelitian?
3. Bacalah sejumlah opini yang ada pada surat kabar. Identifikasilah
sumber-sumber yang digunakan penulis untuk mendukung pendapat
dan kesimpulanya. Apakah penulis menggunakan intuisi, rujukan pada
otoritas, bukti ilmiah atau kombinasi dari semua itu? Jelaskan!
4. Penelitian dalam bidang pendidikan banyak yang lebih diarahkan pada
aplikasi dari konsep dan teori, sehingga penelitian pendidikan
dikelompokkan sebagai penelitian terapan (applied research). Coba
observasi hasil dari penelitian terapan yang mengaplikasikan teori
belajar ketika Saudara melaksanakan tugas di sekolah/di kelas.
5. Dilihat dari lingkungan dan kelompok usia, pendidikan di Taman
Kanak-kanak (TK) disebut pendidikan prasekolah. Akan tetapi masih
ditemukan penyelenggaraan program pendidikannya tidak berbeda
dengan sistem pendidikan persekolahan. Coba Saudara identifikasi
beberapa fenomena yang menunjukkan kesamaan perlakuan terhadap
peserta didik di TK.

18
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pengantar Penelitian Pendidikan

Referensi

Depdiknas, 2008. Pendekatan, Jenis dan Metode Penelitian


Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional.
Lodico, M.G., Spaulding, D.T. & Voegtle, K.H., 2010. Methods in
educational research: From theory to practice. San Fransisco:
Josses-Bass.
Masdar Hilmy, 2012. Urgensi Karya Ilmiah dalam membangun
budaya akademik kampus. Makalah disampaikan pada
Workshop Penyusunan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN
Sunan Ampel yang diselenggarakan oleh Pusat Penjaminan
Mutu Pendidikan (PPMP) tanggal 2 Nopember 2012.
McMillan, J.H. & Schumacher, Sally. 2011. Research in
Education. New York: Longman
Sunarto, 1997. Dasar dan konsep penelitian. Surabaya: Program
Pascasarjana IKIP Surabaya.
Thomas Rosalind, 1989. Oral Tradition and Written Record in
Classical Athens. Cambridge: Cambridge University Press.

19
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

PAKET 2
PARADIGMA PENELITIAN PENDIDIKAN

Pendahuluan
Pada Paket 1 telah dipaparkan dua macam pendekatan penelitian yaitu
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Kedua pendekatan tersebut memiliki
asumsi, tujuan, karakteristik, dan prosedur yang berbeda. Namun demikian,
permasalahannya tidak terletak pada keunggulan atau kelemahan setiap
pendekatan, tetapi sejauh mana peneliti mampu bersikap responsif dengan
mengembangkan desain yang tepat untuk penelitiannya.
Pembahasan berikut ini tidak bermaksud mempermasalahkan kebenaran
atau kekurangan kedua pendekatan penelitian tersebut melainkan untuk
menguraikan perbedaan-perbedaan mendasar antara penelitian-penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta kemungkinan
untuk menggabungkan kedua pendekatan penelitian tersebut.
Prinsip-prinsip teoretis penelitian kuantitatif yang salah satunya adalah
mengkonstruksikan pengetahuan pada prosedur eksplisit, eksak, formal
dalam mendefinisikan konsep serta mengukur konsep-konsep dan variabel.
Namun, terdapat beberapa peneliti sosial yang melakukan penelitian
kualitatif berpendapat bahwa fenomena-fenomena sosial sangat unik
sehingga sulit dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu bahkan dapat
menghilangkan makna yang sesungguhnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan,
serta kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur kreativitas hasil
perkualiahan dengan membuat pertanyaan beserta jawabannya dan
menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain.

20
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan


Kompetensi Dasar
Mahasiswa mendeskripsikan pendekatan penelitian kuantitatif,
pendekatan penelitian kualitatif, perbedaan pendekatan penelitian kuantitatif
dan kualitatif, dan memadukan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam
penelitian

Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi pendekatan penelitian kuantitatif
2. Mengidentifikasi pendekatan penelitian kualitatif
3. Mengidentifikasi perbedaan pendekatan penelitian kuantitatif dan
kualitatif
4. Mengidentifikasi memadukan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
dalam penelitian

Waktu
2 x 50 menit

Materi Pokok
1. Pendekatan penelitian kuantitatif
2. Pendekatan penelitian kualitatif
3. Perbedaan pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif
4. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian

Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide yang ditampilkan oleh dosen,
tentang paradigma penelitian pendidikan
2. Penjelasan pentingnya mempelajari paket 2
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 6 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan semua tema yang ada pada
paket 2
3. Membuat pertanyaan beserta jawabannya mengenai tema pada paket 2

21
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

4. Selesai membuat pertanyaan, pertanyaan ditukar dengan kelompok


lain. Kelompok tersebut harus menjawab pertanyaan tersebut pada
lembar yang berbeda
5. Penguatan hasil diskusi dari dosen
6. Dosen memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menanyakan
sesuatu yang belum paham atau menyampaikan konfirmasi
Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Menyimpulkan hasil perkuliahan
2. Memberi dorongan psikologis/saran/nasehat
3. Refleksi hasil perkuliahan oleh mahasiswa
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya

Lembar Kegiatan
Membuat pertanyaan beserta jawabannya tentang paradigma penelitian
pendidikan

Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep paradigma penelitian pendidikan
melalui kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang dituangkan
dalam bentuk membuat pertanyaan beserta jawabannya dan menjawab
pertanyaan dari kelompok lain.

Bahan dan Alat


Kertas plano, spidol berwarna, dan solasi

Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang ketua kelompok dan penulis konsep hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi dalam bentuk pertanyaan beserta jawabannya!
4. Tukarlah pertanyaanmu kepada kelompok lain!
5. Tanyakan apa yang belum dipahami kepada dosen!
6. Berikan tanggapan atau klarifikasi dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut!

22
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

Uraian Materi

PARADIGMA PENELITIAN PENDIDIKAN

A. Pendekatan Penelitian Kuantitatif


1. Hakikat Penelitian Kuantitatif
Proses penelitian secara umum harus memenuhi tahapan-tahapan:
perumusan masalah, telaah teoretis, verifikasi data, dan kesimpulan.
Tahap-tahap tersebut juga berlaku untuk pendekatan kuantitatif. Fokus
penelitian kuantitatif diidentifikasi sebagai proses kerja yang berlangsung
secara ringkas, terbatas dan memilah-milah permasalahan menjadi bagian
yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka-angka. Penelitian ini
dilaksanakan untuk menjelaskan, menguji hubungan antar variabel,
menentukan kausalitas dari variabel, menguji teori dan mencari
generalisasi yang mempunyai nilai prediktif (untuk meramalkan suatu
gejala).
Pendekatan kuantitatif menggunakan sejumlah teknik – teknik
kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan ini dalam pengelolaan datanya
menggunakan teknik analisis. Analisis data dilakukan menggunakan
teknik statistik untuk mereduksi dan mengelompokkan data, menentukan
hubungan serta mengidentifikasikan perbedaan antar kelompok data.
Kontrol, instrumen, dan analisis statistik digunakan untuk menghasilkan
temuan-temuan penelitian secara akurat. Untuk menentukan sampelnya
lebih menekankan pada penggunaan teknik – teknik probabilitas. Dengan
demikian kesimpulan hasil uji hipotesis yang diperoleh melalui penelitian
kuantitatif dapat diberlakukan secara umum.
Penelitian kuantitatif di pandang sebagai sesuatu yang bersifat
konfirmasi dan deduktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena
pendekatan penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu
teori yang telah ada dan pengujiannya akan menentukan tahapan-tahapan
berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang
digunakan. Pendekatan kuantitatif memerlukan adanya variabel- variabel
sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus
didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing.
Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang

23
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

ada dengan mendasarkan pada data ilmiah dalam bentuk angka atau
numerik, dengan demikian penelitian kuantitatif diidentikkan dengan
penelitian numerik. Sementara itu, deduktif terkait proses penarikan
kesimpulan. Artinya, proses penarikan kesimpulan dari suatu yang
bersifat umum ke suatu yang bersifat khusus. Hal ini terjadi karena
berawal dari teori – teori yang membangunya.
Terdapat sejumlah situasi yang menunjukkan kapan sebaiknya
penelitian kuantitatif dipilih sebagai pendekatan antara lain:
1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
Masalah adalah penyimpangan yang terjadi antara harapan dengan
kenyataan, aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan
praktek, antara rencana dengan impelementasi atau tantangan
dengan kemampuan. Masalah ini harus ditunjukkan dengan data,
baik hasil pangamatan sendiri maupun pencermatan dokumen.
Misalnya penelitian kuantitatif untuk menguji efektivitas
pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, maka data
prestasi belajar siswa sebagai masalah harus ditunjukkan.
2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu
populasi. Penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan
infomasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu
luas, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Misalnya penelitian tentang disiplin kerja guru di
Kabupaten Sidoarjo. Peneliti dapat mengambil sampel yang
representatif, tidak berarti harus semua guru di kabupaten Sidoarjo
menjadi sumber data penelitian.
3. Bila ingin diketahui sejauh mana pengaruh perlakuan/ treatment
terhadap subyek tertentu. Untuk kepentingan ini metode eksperimen
paling cocok digunakan. Misalnya penelitian untuk mengetahui
pengaruh penggunaan media pembelajaran audio-visual terhadap
prestasi belajar siswa.
4. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis
penelitian dapat berbentuk dugaan mengenai hubungan antar
variabel (hipotesis asosiatif) ataupun perbedaan skor variabel antar
kelompok (hipotesis komparatif). Misalnya peneliti ingin mengetahui
perbedaan antara disiplin kerja guru laki-laki dengan guru

24
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

perempuan. Hipotesis komparatif yang diuji adalah: “Terdapat


perbedaan disiplin kerja guru laki-laki dengan guru perempuan”.
Contoh lain misalnya peneliti ingin mengetahui hubungan antara
motivasi kerja dengan kinerja guru. Hipotesis asosiatif yang diuji
dalam penelitian ini adalah: “Terdapat hubungan antara motivasi
kerja dengan kinerja guru”.
5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan
fenomena yang empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui
IQ guru pada sekolah tertentu, maka dilakukan pengukuran melalui
tes IQ terhadap guru-guru pada sekolah yang bersangkutan.
6. Bila peneliti ingin menguji terhadap adanya suatu keraguan
tentang kebenaran pengetahuan, teori, dan produk atau kegiatan
tertentu. Misalnya peneliti ingin mengetahun variabel yang lebih
efektif apakah pembelajaran menggunakan metode diskusi atau
penugasan. Dalam hal ini, peneliti harus mengukur hasil belajar
siswa yang menggunakan metode diskusi dan hasil belajar siswa
yang menggunakan metode penugasan. Pada tahap selanjutnya
hasil pengukuran tersebut dibandingkan.
2. Prosedur Penelitian Kuantitatif
Langkah-langkah penelitian kuantitatif adalah operasionalisasi metode
ilmiah dengan memperhatikan unsur-unsur keilmuan. Penelitian
kuantitatif berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari
sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas penelitian
pendahuluan (prariset). Agar masalah ditemukan dengan baik
memerlukan fakta-fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan teori
yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur relevan. Penelitian
dilakukan secara sistematis, empiris, dan kritis mengenai fenomena-
fenomena yang dipandu oleh teori serta hipotesis sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 2.1.

25
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

Gambar 2. 1 Proses (Siklus) Kegiatan Penelitian

Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasikan


permasalahan atau isu-isu yang penting, aktual dan menarik. Dan yang
paling penting adalah manfaat yang dihasilkan bila masalah itu diteliti.
Pada tahap selanjutnya, penelitian melihat tujuan sebagai suatu
permasalahan. Masalah yang telah ditemukan diformulasikan dalam
sebuah rumusan masalah. Pada umumnya rumusan masalah penelitian
kuantitatif disusun dalam bentuk pertanyaan. Rumusan masalah

26
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

merupakan penentuan faktor-faktor atau aspek-aspek yang terkait dengan


lingkup kajian penelitian.
Dalam praktiknya faktor-faktor serta aspek-aspek yang berkaitan
dengan kajian permasalahan sangat banyak dan kompleks. Oleh
karena itu diperlukan pembatasan pada faktor atau aspek yang dominan
saja. Penelitian membagi permasalahan menjadi sub-sub permasalahan
yang dapat dikelola dalam arti layak dan terjangkau untuk diteliti. Setiap
sub permasalahan dicari kemungkinan jawabannya secara spesifik dalam
bentuk hipotesis yang sesuai. Dalam hal inilah diperlukan studi
kepustakaan yaitu kegiatan untuk mengkaji teori-teori yang mendasari
penelitian. Dalam kegiatan ini juga dikaji hal-hal empiris yang
bersumber dari penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian menahan
sementara hipotesis atau pertanyaan sampai semua data terkumpul dan
diinterpretasikan. Pada tahap selanjutnya, penelitian diarahkan untuk
mencari data didasari oleh rumusan masalah dan hipotesis yang
dikemukakan sebelumnya. Dalam hal ini diperlukan desain penelitian
yang berisi tahapan penelitian, metode penelitian, teknik
pengumpulan data, sumber data (populasi dan sampel), serta alasan
mengapa menggunakan metode tersebut. Sebelum kegiatan
pengumpulan data dilakukan, terlebih dahulu harus ditetapkan teknik
penyusunan dan pengujian instrumen yang akan digunakan untuk
pengumpulan data. Data yang diperoleh kemudian di analisis
menggunakan teknik statistik. Hasil analisis data merupakan temuan
yang belum diberi makna.
Pemaknaan hasil analisis data dilakukan melalui interpretasi yang
mengarah pada upaya mengatasi masalah atau menjawab pertanyaan
penelitian. Dalam tahapan ini dikemukakan tentang penerimaan atau
penolakan hipotesis. Interpretasi dibuat dengan melihat hubungan
antara temuan yang satu dengan temuan lainnya. Kesimpulan
merupakan generalisasi hasil interpretasi.

B. Pendekatan Penelitian Kualitatif


1. Hakikat Penelitian Kualitatif
Penelitian pendidikan akhir-akhir ini sudah mulai memusatkan
perhatian kepada konsep-konsep yang timbul dari data. Dengan

27
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

demikian perhatian bukan kepada angka-angka yang diperoleh melalui


pengukuran empiris, namun pada konsep-konsep yang terdapat di
dalamnya. Suatu peristiwa empiris dapat menghasilkan suatu konsep.
Konsep-konsep yang timbul dari data empiris dicari hubungannya
untuk membentuk teori.
Atas dasar uraian di atas, dapat dikemukakan lima ciri pokok
sebagai karakteristik penelitian kualitatif yaitu: (1) Menggunakan
lingkungan alamiah sebagai sumber data, (2) Memiliki sifat deskriptif
analitik, (3) Tekanan pada proses, bukan hasil, (4) Bersifat induktif, dan
(5) Mengutamakan makna.
Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai
sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi
sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke
lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan
pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti
mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat
hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang
diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati
pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah
laku berlangsung. Misalnya peneliti ingin mengetahui peran kepala
sekolah dalam pembinaan guru. Peneliti harus mendatangi suatu
sekolah kemudian menggali informasi yang terkait dengan peran kepala
sekolah dalam pembinaan guru baik itu dari kepala sekolah, guru,
maupun dokumen sekolah.
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang
diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil
pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di
lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk angka-angka. Peneliti
segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi,
mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data
aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data
berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam
bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya
menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu
fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan

28
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan


justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.
Misalnya ketika peneliti ingin mengetahui peran kepala sekolah dalam
pembinaan guru, berdasarkan data/informasi yang ada peneliti harus
mampu menguraikan tujuan kepala sekolah dalam pembinaan guru,
langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam pembinaan
guru, serta bagaimana respon guru terhadap pembinaan yang
dilakukan oleh kepala sekolah.
Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data
dan informasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil suatu
kegiatan. Apa yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana
cara melakukannya memerlukan pemaparan suatu proses mengenai
fenomena tidak dapat dilakukan dengan ukuran frekuensinya saja.
Pertanyaan di atas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan,
prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam konteks
lingkungan di mana dan pada saat mana proses itu berlangsung.
Proses alamiah dibiarkan terjadi tanpa intervensi peneliti, sebab proses
yang terkontrol tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Makna suatu proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat
prinsip bahkan teori sebagai suatu temuan atau hasil penelitian tersebut.
Misalnya ketika meneliti peran kepala sekolah dalam pembinaan guru,
peneliti tidak mengukur frekuensi pembinaan yang dilakukan akan
tetapi mengamati untuk apa pembinaan dilakukan serta bagaimana
cara pembinaan dilaksanakan.
Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak
dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta
empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau
penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis,
menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan
dari proses tersebut. Prosesnya induktif yaitu dari data yang terpisah
namun saling berkaitan. Misalnya ketika meneliti peran kepala
sekolah dalam membina guru, peneliti harus berusaha menemukan
prinsip dan konsep-konsep atas dasar fakta. Peneliti tidak berupaya

29
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

menerapkan teori/konsep yang terkait dengan pembinaan, akan tetapi


berusaha menemukan konsep berdasarkan fakta dari lapangan.
Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang diungkap
berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya
penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru,
peneliti memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang
guru yang dibinanya. Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah
dan pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina
guru. Apa yang dialami dalam membina guru, mengapa guru gagal
dibina, dan bagaimana hal itu terjadi. Sebagai bahan pembanding
peneliti mencari informasi dari guru agar dapat diperoleh titik-titik
temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan
kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan (kepala sekolah dan
guru) diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil
penelitian secara sahih dan tepat.
Berdasarkan ciri di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tetapi
dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi
lapangan ditarik maknanya dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif
analitik, tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan
proses terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami.
Generalisasi tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi
terjadi dalam konteks dan situasi tertentu. Realitas yang kompleks dan
selalu berubah menuntut peneliti cukup lama berada di lapangan.
Pendekatan kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila
dibandingkan dengan pendekatan kuantitatif. Berikut ini dikemukakan
kapan sebaiknya pendekatan kualitatif digunakan, antara lain:
1. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau
mungkin malah masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti
dengan pendekatan kualitatif, karena peneliti kualitatif akan
langsung masuk pada situasi, melakukan eksplorasi, sehingga
masalah ditemukan dengan jelas.
2. Bila peneliti ingin memahami makna di balik data yang tampak.
Gejala sosial sering tidak dapat dipahami berdasarkan apa yang
diucapkan dan dilakukan orang. Misalnya persepsi guru tentang

30
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

kepemimpinan kepala sekolah akan berbeda dengan persepsi kepala


sekolah. Data untuk mencari makna kepemimpinan kepala sekolah
tersebut hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif misalnya
melalui wawancara mendalam, observasi, dan juga pencermatan
dokumen.
3. Bila peneliti ingin memahami interaksi sosial. Interaksi sosial
yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan
penelitian kualitatif dengan cara berperan serta, wawancara
mendalam terhadap interaksi sosial tersebut. Misalnya pemahaman
terhadap kepemimpinan kepala sekolah hanya dapat dilakukan
melalui kajian mendalam bukan hanya pengukuran sepintas.
Dengan demikian dapat ditemukan pola hubungan yang jelas
sehingga dapat ditemukan hipotesis yang berupa hubungan antar
gejala. Bila hipotesis terbukti, maka akan menjadi tesis atau
menjadi teori.
4. Bila peneliti ingin memastikan kebenaran data. Data sosial sering
sulit dipastikan kebenarannya. Melalui berbagai teknik
pengumpulan data kualitatif, kepastian data akan lebih terjamin.
Melalui pendekatan kualitatif data yang diperoleh diuji
kredibilitasnya, penelitian berakhir setelah data itu jenuh sehingga
kepastian data dapat diperoleh. Misalnya untuk mencari gaya
kepemimpinan seperti apa yang sebaiknya diterapkan kepala
sekolah dalam membina guru, sebelum ditemukan gaya yang tepat
maka penelitian belum dinyatakan selesai.
5. Bila ingin meneliti tentang sejarah atau perkembangan. Sejarah
atau perkembangan kehidupan seseorang atau kelompok orang
dapat dilacak melalui pendekatan kualitatif. Misalnya sejarah
perkembangan sekolah sehingga sekolah tersebut menjadi sekolah
favorit dalam padangan masyarakat dan orang tua siswa.
Atas dasar penggunaanya, dapat dikemukakan bahwa penelitian
kualitatif dalam bidang pendidikan bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa
yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk
menemukenali kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga
dapat ditentukan upaya penyempurnaannya.

31
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

2. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa


pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam
konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara
alami.
3. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip
pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan
(induktif) untuk kepentingan pengujian lebih lanjut melalui
pendekatan kuantitatif.
Bidang kajian penelitian kualitatif dalam pendidikan antara lain
berkaitan dengan proses pengajaran, bimbingan,
pengelolaan/manajemen kelas, kepemimpinan dan pengawasan
pendidikan, penilaian pendidikan, hubungan sekolah dan masyarakat,
upaya pengembangan tugas profesi guru, dan lain-lain.
2. Prosedur Penelitian kualitatif
Prosedur penelitian kualitatif memiliki perbedaan dengan
penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif biasanya didesain secara
longgar, tidak ketat, sehingga dalam pelaksanaan penelitian berpeluang
mengalami perubahan dari apa yang telah direncanakan. Hal itu dapat
terjadi bila perencanaan ternyata tidak sesuai dengan apa yang
dijumpai di lapangan. Meski demikian, kerja penelitian mestilah
merancang langkah-langkah kegiatan penelitian. Paling tidak terdapat
tiga tahap utama dalam penelitian kualitatif yaitu :1 (1)Tahap
deskripsi atau tahap orientasi. Pada tahap ini, peneliti mendeskripsikan
apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Peneliti baru mendata
sepintas tentang informasi yang diperolehnya, (2) Tahap reduksi. Pada
tahap ini, peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh pada
tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu. (3) Tahap
seleksi. Pada tahap ini, peneliti menguraikan fokus yang telah
ditetapkan menjadi lebih rinci kemudian melakukan analisis secara
mendalam tentang fokus masalah. Hasilnya adalah tema yang
dikonstruksi berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu pengetahuan,
hipotesis, bahkan teori baru.

                                                            
1
 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Penerbit Alfabeta, 2007)

32
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

Secara spesifik, ketiga tahap di atas dapat djabarkan dalam tujuh


langkah penelitian kualitatif yaitu: identifikasi masalah, pembatasan
masalah, penetapan fokus masalah, pelaksanaan penelitian, pengolahan
dan pemaknaan data, pemunculan teori, dan pelaporan hasil
penelitian.2 Keterkaitan antara tiga tahapan proses dan tujuh langkah
penelitian kualitatif ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2. 2 Tahapan dan Langkah-langkah Penelitian Kualitatif

Langkah pertama: mengidentifikasi masalah. Suatu masalah


merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang bertanya-
tanya, berpikir, dan berupaya menemukan kebenaran yang ada.
Fenomena masalah tersebut terjadi karena adanya sesuatu yang
diharapkan, dipikirkan, dirasakan tidak sama dengan kenyataan,
sehingga timbul “pertanyaan” yang menantang untuk ditemukan
“jawabannya”. Atas dasar prinsip masalah tersebut, dalam
                                                            
2
 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Transito, 2000)

33
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

mengidentifikasi masalah dapat muncul pertanyaan yang terkait


dengan apakah, mengapa, dan bagaimana. Di dalam penelitian
sebaiknya seorang peneliti melakukan identifikasi masalah dengan
mengungkapkan semua permasalahan yang terkait dengan bidang yang
akan ditelitinya.
Langkah kedua pembatasan masalah. Dalam penelitian kualitatif
sering disebut fokus penelitian. Sejumlah masalah yang diidentifikasi
dikaji dan dipertimbangkan apakah perlu direduksi atau tidak.
Pertimbangannya antara lain atas dasar keluasan lingkup kajian.
Pembatasan masalah merupakan langkah penting dalam menentukan
kegiatan penelitian. Meski demikian, pembatasan masalah penelitian
kualitatif tidaklah bersifat kaku/ketat. Pembatasan masalah dapat
dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan antara lain: (1)
Dapatkah masalah tersebut dikembangkan untuk diteliti?, (2) Adakah
data atau informasi yang dapat dikumpulkan untuk menemukan
jawaban atas masalah yang dipilih? (3) Apakah masalah dan
pemecahannya cukup bermanfaat?, (4) Apakah masalah tersebut baru dan
aktual?, (5) Sudah adakah orang yang melakukan pemecahan masalah
tersebut? dan (5) Apakah masalah tersebut layak diteliti dengan
melihat kemampuan peneliti, akses memperoleh informasi, serta
ketersediaan dana dan waktu?
Langkah ketiga penetapan fokus penelitian. Penetapan fokus
berarti membatasi kajian. Dengan menetapkan fokus masalah berarti
peneliti telah melakukan pembatasan bidang kajian, yang berarti pula
membatasi bidang temuan. Menetapkan fokus berarti menetapkan
kriteria data penelitian. Peneliti dapat mereduksi data yang tidak
relevan dengan fokus penelitian. Sebagai catatan bahwa dalam
penelitian kualitatif dapat terjadi penetapan fokus penelitian baru
dilakukan dan dipastikan pada saat peneliti berada di lapangan. Hal
itu dapat terjadi bila fokus masalah yang telah dirumuskan secara
baik, namun setelah di lapangan tidak mungkin dilakukan penelitian
sehingga diubah, diganti, disempurnakan atau dialihkan. Peneliti
memiliki peluang untuk menyempurnakan, mengubah, atau
menambah fokus penelitian.

34
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

Langkah keempat pengumpulan data. Pada tahap ini yang perlu


dipenuhi antara lain rancangan atau skenario penelitian, memilih dan
menetapkan setting (latar) penelitian, mengurus perijinan, memilih
dan menetapkan informan (sumber data), menetapkan strategi dan
teknik pengumpulan data, serta menyiapkan sarana dan prasarana
penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menemui sumber data.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pengumpulan data
adalah menciptakan hubungan yang baik antara peneliti dengan
sumber data. Hal ini terkait dengan teknik pengumpulan data yang
akan digunakan, misalnya observasi, wawancara atau pengamatan.
Langkah kelima pengolahan dan pemaknaan data. Analisis data
kualitatif yang meliputi pengolahan dan pemaknaan data dimulai
sejak peneliti memasuki lapangan. Selanjutnya, hal yang sama
dilakukan secara kontinyu pada saat pengumpulan sampai akhir
kegiatan pengumpulan data secara berulang sampai data jenuh (tidak
diperoleh lagi informasi baru). Dalam hal ini, hasil analisis dan
pemaknaan data akan berkembang, berubah, dan bergeser sesuai
perkembangan dan perubahan data yang ditemukan di lapangan.
Langkah keenam pemunculan teori. Peran teori dalam penelitian
kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Dalam penelitian
kualitatif, teori tidak dimanfaatkan untuk membangun kerangka pikir
dalam menyusun hipotesis. Penelitian kualitatif bekerja secara induktif
dalam rangka menemukan hipotesis. Teori berfungsi sebagai alat dan
berfungsi sebagai fungsi tujuan. Teori sebagai alat dimaksudkan bahwa
dengan teori yang ada peneliti dapat melengkapi dan menyediakan
keterangan terhadap fenomena yang ditemui. Teori sebagai tujuan
mengandung makna bahwa temuan penelitian dapat dijadikan suatu
teori baru.
Langkah ketujuh pelaporan hasil penelitian. Laporan hasil penelitian
merupakan bentuk pertanggungjawaban peneliti setelah melakukan
kegiatan pengumpulan data penelitian dinyatakan selesai. Dalam konteks
yang seperti ini, pelaporan hasil penelitian secara tertulis memiliki nilai
guna setidaknya dalam empat hal, yaitu: (1) Sebagai kelengkapan
proses penelitian yang harus dipenuhi oleh para peneliti dalam setiap
kegiatan penelitian, (2) Sebagai hasil nyata peneliti dalam merealisasi

35
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

kajian ilmiah, (3) Sebagai dokumen autentik suatu kegiatan ilmiah


yang dapat dikomunikasikan kepada masyarakat ataupun sesama
peneliti, dan (4) Sebagai hasil karya nyata yang dapat digunakan untuk
berbagai keperluan bergantung pada kepentingan peneliti.3
Berdasarkan uraian tentang hakikat dan prosedur penelitian kualitatif,
penelitian kualitatif mempunyai makna tersendiri untuk kepentingan
bidang pendidikan. Pentingnya penelitian kualitatif dalam bidang
pendidikan antara lain: (1) Pendidikan sebagai proses sosialisasi
hakikatnya adalah interaksi manusia dengan lingkungan yang
membentuknya melalui proses belajar dalam konteks lingkungan yang
berubah-ubah, (2) Pendidikan senantiasa melibatkan komponen manusia
yakni pendidik dan tenaga kependidikan, siswa, kurikulum,
lingkungan, waktu, serta sarana dan prasarana pendidikan. Setiap
komponen saling berinteraksi dalam satu proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan, (3) Pendidikan sebagai suatu sistem tidak
hanya berorientasi pada hasil tetapi juga berorientasi pada proses agar
memperoleh hasil optimal, (4) Pendidikan dalam arti luas, terjadi pada
setiap manusia dan berlangsung sepanjang hayat, dalam lingkungan
keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat, secara alami, (5)
Tekanan utama pendidikan adalah pembinaan dan pengembangan
manusia mencakup aspek intelektual, moral, sosial dalam satu
kesatuan utuh, serasi, selaras dan seimbang. Pembinaan dan
pengembangan tersebut melalui proses belajar agar diperoleh
perubahan-perubahan perilaku menyangkut pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
Proses dan hasil pendidikan tidak saja diukur secara
numerik/angka dan bilangan dalam bentuk indeks-indeks prestasi atau
indeks-indeks lainnya secara kuantitatif dan statistik. Lebih dari itu
perlu pengkajian mendalam berkenaan dengan kualitas proses,
efisiensi dan efektivitas, serta daya guna terhadap perubahan perilaku
individu khususnya anak didik dan tenaga kependidikan. Data
kualitatif dalam bidang pendidikan sangat bermanfaat untuk

                                                            
3
 Sukardi, Metodologi Penenlitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)

36
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

menemukan hakikat dan makna yang terkandung dalam proses


pendidikan.
Bagaimana proses pendidikan itu berlangsung, bagaimana perubahan
terjadi dalam proses tersebut, bagaimana interaksi guru-siswa dan
siswa-siswa dalam pembelajaran, bagaimana sumber belajar
dioptimalkan penggunaannya, bagaimana guru menangani kesulitan
belajar siswa, dan pertanyaan lainnya memerlukan data kualitatif
dalam menjelaskannya. Pengukuran secara kuantitatif tersebut seringkali
menghilangkan makna yang sebenarnya, lebih dari data yang
diperoleh secara kuantitatif berdimensi tunggal, padahal dalam
kenyataannya suatu proses yang terjadi berkaitan erat dengan berbagai
dimensi yang muncul dalam kondisi alamiahnya.

C. Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


Pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode
ataupun teknik untuk melakukan penelitian merupakan hal penting agar
dapat dicapai hasil yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian yang
sudah ditentukan. Pendekatan yang mana sebaiknya digunakan, apakah
pendekatan kualitatif atau kuantitatif? Pembahasan berikut memberikan
ulasan singkat mengenai perbedaan kedua pendekatan tersebut sebagai
kesimpulan uraian yang dikemukakan sebelumnya.
Pertama, pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran,
definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak
meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Pendekatan kualitatif lebih mementing-kan proses dibandingkan hasil.
Oleh karena itu, urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung kondisi
dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis. Pendekatan kuantitatif
mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian.
Penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang
akan menentukan tahapan berikutnya seperti teknik analisa dan teknik
statistik yang akan digunakan. Pendekatan kuantitatif lebih memberikan
makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik.
Kedua, jika menggunakan pendekatan kualitatif, dasar teori sebagai
pijakan ialah adanya interaksi dari suatu gejala dengan gejala lain yang

37
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

ditafsirkan berdasarkan sudut pandang yang bersangkutan dengan cara


mencari makna dari gejala yang sedang diteliti. Lain halnya dengan
pendekatan kuantitatif, pendekatan ini berpijak pada hal-hal yang
bersifat kongkret, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata atau terukur.
Ketiga, tujuan utama penelitian kualitatif adalah mengembangkan
pengertian, konsep-konsep yang pada akhirnya menjadi teori. Tahap ini
dikenal sebagai “grounded theory research.” Sebaliknya pendekatan
kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, mengungkap fakta,
menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik,
serta menaksir dan meramalkan hasilnya.
Keempat, melihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya bersifat
umum, dan berubah-ubah/berkembang sesuai dengan situasi lapangan.
Desain hanya digunakan sebagai asumsi dalam melakukan penelitan. Oleh
karena itu, desain harus fleksibel dan terbuka. Dalam penelitian
kuantitatif, desainnya terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang
mungkin. Desain penelitian kuantitatif bersifat spesifik dan detil karena
merupakan suatu rancangan yang akan dilaksanakan sebenarnya. Jika
desainnya salah, hasilnya menyesatkan.
Kelima, pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif.
Maksudnya data dapat berupa gejala-gejala yang dikategorikan ataupun
dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, dan catatan-catatan
lapangan saat penelitian dilakukan. Sebaliknya penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif datanya bersifat kuantitatif/angka-
angka.
Keenam, sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena
pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sampel didasarkan pada
kualitasnya bukan jumlah. Ketepatan dalam memilih sampel merupakan
salah satu kunci keberhasilan penelitian kualitatif. Sampel dipandang
sebagai sampel teoretis dan tidak representatif. Pada pendekatan
kuantitatif, jumlah sampel besar karena aturan statistik mengatakan bahwa
semakin besar sampel akan merepresentasikan kondisi riil. Karena pada
umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sampel yang besar maka
stratifikasi sampel sangat di perlukan.
Ketujuh, jika peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka yang
bersangkutan menggunakan teknik observasi terlibat langsung, seperti

38
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

dilakukan oleh peneliti bidang antropologi dimana peneliti terlibat


langsung dengan yang diteliti. Jika pendekatan kuantitatif diterapkan maka
teknik yang digunakan berbentuk observasi terstruktur, survei
menggunakan kuesioner, dan eksperimen. Dalam melakukan interview
biasanya diberlakukan interview terstruktur untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan. Teknik mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data
yang diperlukan untuk menguji hipotesis.
Kedelapan, dalam kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak dengan
yang diteliti. Hubungan yang dibangun antara peneliti dengan sumber
data didasarkan pada saling kepercayaan. Dalam praktiknya, peneliti
melakukan hubungan dengan yang diteliti secara intensif. Apabila
sampelnya itu manusia, maka yang menjadi responden diperlakukan
sebagai partner bukan obyek penelitian. Dalam penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti mengambil jarak dengan
yang diteliti. Hubungan tersebut seperti hubungan antara subyek dan
obyek. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat obyektivitas yang
tinggi. Pada umumnya penelitiannya berjangka waktu pendek.
Kesembilan, analisa data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan
berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian,
konsep-konsep untuk membangunan teori baru. Analisa data penelitian
kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris terhadap teori yang dipakai dan
dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan
menggunakan sarana statistik.
Berdasarkan uraian di atas, kedua pendekatan tersebut masing-masing
mempunyai keunggulan dan kelemahan. Pendekatan kualitatif banyak
memakan waktu, reliabilitasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku,
desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian
yang berskala besar dan pada akhirnya hasil penelitian terkontaminasi
oleh subyektifitas peneliti. Pendekatan kualitatif memunculkan kesulitan
dalam mengontrol variabel yang berpengaruh terhadap proses penelitian
baik langsung ataupun tidak langsung. Untuk menciptakan validitas yang
tinggi diperlukan kecermatan dalam proses penentuan sampel,
pengambilan data dan juga penentuan alat analisisnya.

39
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

D. Memadukan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian


Penelitian yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
belum banyak dilakukan. Namun, perkembangan ilmu-ilmu sosial khususnya
pendidikan telah membuka kesempatan untuk memunculkan perrpaduan
antara keduanya. Strauss & Corbin (1990) menyatakan bahwa suatu
penelitian dapat saja memakai metodologi yang menggabungkan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif. Salah satu jenis penelitian yang memerlukan
penggabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif adalah penelitian-
penelitian kebijakan.4
Brannen (1997) mencetuskan tiga acuan pokok dalam memadukan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Ketiga acuan itu adalah:
1. Penelitian kuantitatif sebagai fasilisator penelitian kualitatif. Maksud dari
acuan ini adalah: (a) Penelitian kuantitatif memberikan data latar
belakang yang terukur untuk mengaitkannya dengan studi-studi skala
kecil. Ini seringkali diambil dari data-data statistik atau sensus. (b)
Survei kuantitatif dapat memberikan landasan bagi data kasus dari
kelompok-kelompok tertentu yang akan melandasi studi intensif
dalam penelitian kualitatif.
2. Penelitian kualitatif sebagai fasilitator penelitian kuantitatif; berarti
penelitian kualitatif berperan sebagai penunjang. Penelitian kualitatif
mempunyai fungsi tertentu yaitu: sebagai sumber hipotesis yang akan
diuji secara kuantitatif; sebagai pengembang dan pemandu instrumen-
instrumen penelitian kuantitatif seperti kuesioner, skala dan indeks
pengukuran; serta sebagai pembanding temuan-temuan kuantitatif.
3. Penelitian yang mempergunakan kedua pendekatan dengan bobot
sama; kedua pendekatan dilakukan untuk saling mengisi kesenjangan
yang muncul pada saat survei lapangan, analisis, atau pelaporan.
Gabungan antara keduanya dapat berakhir dengan pemisahan
penelitian kualitatif dan kuantitatif tetapi tetap berhubungan.
Dalam penelitian pendidikan sering dijumpai dua pendekatan digunakan
bersama-sama terhadap masalah yang sama. Terkait dengan hal
tersebut, Sudjana (2001) berpendapat bahwa pendekatan tersebut
sebenarnya bertolak dari asumsi yang berbeda, sehingga untuk persoalan
                                                            
4
 Strauss, A. & Corbin, J, Basics of Qualitive Research: Grounded Theory
Procedures and Techniques (1st ed). (Thousand Oaks, CA: Sage, 1990)

40
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

yang sama sulit menggunakan metode dengan asumsi yang berbeda.


Namun pemecahan masalah melalui studi yang berbeda cukup
bermanfaat dalam memperkaya alternatif pemecahan masalahnya,
sehingga lebih komprehensif sifatnya. Sering ditemukan pemaparan data
kualitatif menggunakan statistik deskriptif serta temuan kualitatif dan
kuantitatif disajikan bersama-sama. Beberapa peneliti kadang-kadang
berusaha menggunakan kedua pendekatan tersebut untuk masalah yang
sama, namun seringkali mengalami kerancuan dalam penarikan
kesimpulannya.

41
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

Rangkuman
Pendekatan kuantitatif menggunakan sejumlah teknik – teknik kuantitatif.
Penelitian dengan pendekatan ini dalam pengelolaan datanya menggunakan
teknik analisis. Analisis data dilakukan menggunakan teknik statistik untuk
mereduksi dan mengelompokkan data, menentukan hubungan serta
mengidentifikasikan perbedaan antar kelompok data.
Langkah-langkah penelitian kuantitatif adalah operasionalisasi metode
ilmiah dengan memperhatikan unsur-unsur keilmuan. Penelitian
kuantitatif berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber
empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas penelitian pendahuluan
(prariset).
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh
seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis
dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak
dituangkan dalam bentuk angka-angka. Peneliti segera melakukan
analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan,
membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak
ditransformasi dalam bentuk angka).

42
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Coba jelaskan beberapa karakteristik dasar dari penelitian
kualitatif!
2. Jelaskan beberapa perbedaan utama antara penelitian kualitatif
dengan kuantitatif!
3. Kemukakan beberapa spesifikasi desain penelitian kualitatif!

43
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Paradigma Penelitian Pendidikan

Referensi

Sudjana, 2000, Metode Statistika, Bandung: Transito


Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D, Bandung: Penerbit Alfabeta
Sukardi, 2010, Metodologi Penenlitian Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara
Strauss, A. & Corbin, J, 1990, Basics of Qualitive Research:
Grounded Theory Procedures and Techniques (1st ed).
Thousand Oaks, CA: Sage

44
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

PAKET 3
MASALAH PENELITIAN

Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada masalah penelitian. Kajian
dalam paket ini meliputi sumber ide penelitian, masalah penelitian, masalah
penelitian dan pertanyaan penelitian, dan perumusan masalah penelitian.
Paket ini sebagai lanjutan dari paket kedua, dan akan berkaitan dengan paket
selanjutnya.
Dalam paket 3 ini, mahasiswa akan mengkaji masalah penelitian. Kajian
dalam paket ini meliputi sumber ide penelitian, masalah penelitian, masalah
penelitian dan pertanyaan penelitian, dan perumusan masalah penelitian.
Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen menampilkan slide berbagai
masalah-masalah yang ada dalam penelitia, sehingga mahasiswa dapat
mengetahui apa yang dimaksud dengan penelitian pendidikan guna
mempermudah mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian
pendidikan secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi tugas untuk
membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar
kegiatan. Dengan dikuasainya materi dari paket 3 diharapkan dapat menjadi
modal bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan.
Selain itu diperlukan kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur
kreativitas hasil perkualiahan untuk ditempelkan di kelas.

45
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan


Kompetensi Dasar
Mahasiswa mendeskripsikan sumber ide penelitian, masalah penelitian,
masalah penelitian dan pertanyaan penelitian, dan perumusan masalah
penelitian

Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi sumber ide penelitian
2. Mengidentifikasi masalah penelitian
3. Mengidentifikasi masalah penelitian dan pertanyaan penelitian
4. Mengidentifikasi perumusan masalah penelitian

Waktu
2 x 50 menit

Materi Pokok
1. Sumber ide penelitian
2. Masalah penelitian
3. Masalah penelitian dan pertanyaan penelitian
4. Perumusan masalah penelitian

Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide masalah-masalah penelitian
pendidikan
2. Penjelasan pentingnya mempelajari paket 3
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 4 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan sub tema:
Kelompok 1: sumber ide penelitian
Kelompok 2: masalah penelitian
Kelompok 3: masaalh penelitian dan pertanyaan penelitian
Kelompok 4: perumusan masalah penelitian

46
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

3. Selesai presentasi setiap kelompok, kelompok lain memberikan


klarifikasi
4. Penguatan hasil diskusi dari dosen
5. Dosen memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menanyakan
sesuatu yang belum paham atau menyampaikan konfirmasi
Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Menyimpulkan hasil perkuliahan
2. Memberi dorongan psikologis/saran/nasehat
3. Refleksi hasil perkuliahan oleh mahasiswa
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya

Lembar Kegiatan
Membuat peta konsep (Mind Map) sumber ide penelitian, masalah
penelitian, masalah penelitian dan pertanyaan penelitian, dan perumusan
masalah penelitian

Gambar 3.1 Contoh Peta Konsep (Mind Map)

Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep masalah pendidikan melalui
kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang dituangkan dalam
bentuk Mind Map.

Bahan dan Alat


Kertas plano, spidol berwarna, dan solasi

47
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang ketua kelompok dan penulis konsep hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi dalam bentuk peta konsep!
4. Tempelkan hasil kerja kelompok di papan tulis/dinding kelas!
5. Pilihlah beberapa dari anggota kelompok untuk presentasi!
6. Presentasikan hasil kerja kelompok secara bergiliran, dengan waktu
masing-masing ± 5 menit!
7. Berikan tanggapan atau klarifikasi dari presentasi!

Uraian Materi

MASALAH PENELITIAN

Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui seseorang ketika melakukan


penelitian. Diawali dengan menentukan ide, topik atau gagasan penelitian.
Ide, topik atau gagasan itu selanjutnya harus dikonversi menjadi sebuah
pertanyaan penelitian.
Dari berbagai tahapan di atas, langkah pertamalah yang dianggap paling
sulit. Menurut Craig Loehle, menemukan ide penelitian memang merupakan
langkah tersulit. Seorang peneliti yang sukses, biasanya ditentukan oleh
ketepatanya menuangkan ide ke dalam masalah penelitian, baik dari aspek
kebermanfaatan maupun ketersediaan metode untuk memecahkanya.
A. Sumber Ide Penelitian
Sulit mengatakan di mana ide-ide bagus untuk penelitian berada. Banyak
orang memiliki ide bagus, namun sulit menuangkan dan mengangkatnya
menjadi masalah penelitian. Oleh karena itu, berikut diuraikan berbagai
sumber ide yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan ide penelitian.1
1. Akal Sehat
Salah satu sumber ide yang bisa diuji adalah bagian pengetahuan yang
disebut pendapat umum (common sense), yang diyakini benar. Misalnya:
“Jika guru tidak memberi tugas rumah, apakah murid cenderung tidak
                                                            
1
 Alimuddin Tuwu, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Indonesia,
1993) 3

48
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

belajar di rumah?” atau “Apakah siswa laki-laki lebih baik penalaran


matematikanya di-bandingkan siswa perempuan?” Mengajukan pertanyaan
yang demikian, bisa melahirkan permasalahan penelitian yang memiliki daya
tarik, dampak pekerjaan rumah dan perbedaan jenis kelamin terhadap
prestasi anak.
Menguji sebuah ide logis bisa sangat berharga karena gagasan semacam
itu tidak serta merta terbukti benar, atau penelitian mungkin memperlihatkan
bahwa dunia nyata jauh lebih rumit dibandingkan dengan ide-ide logis yang
diterima secara umum. Melakukan penelitian untuk menguji ide-ide logis
sering kali memaksa untuk keluar dari batasan teori.
2. Realitas atau Kenyataan
Pengamatan terhadap kejadian-kejadian personal anak dan lingkungan
sekolah bisa memunculkan banyak ide untuk penelitian. Keingintahuan yang
dipicu oleh pengamatan dan pengalaman, akan membawa seseorang
menanyakan segala macam fenomena. Lingkungan sekolah mencakup di
dalamnya anak, kelas dan lingkungan belajar sangat kaya dengan sumber
bahan penelitian.
Kejelian dalam melakukan pengamatan, dipengaruhi oleh pengalaman
tentunya merupakan hal yang sangat dibutuhkan. Bagi para guru,
pengalaman masa lalu dalam hal tertentu selama mengajar dapat membawa
minatnya menelusuri sebuah topik tertentu (Lodico, 2010:385). Pengalaman
masa lalu dapat memotivasi seorang guru, sehingga menyebabkan mereka
mencurahkan seluruh aktivitas keseharianya dalam mengajar untuk mengejar
area yang dikaji.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatanya, seorang guru seringkali
dapat muncul pertanyaan-pertanyaan berikut: (a) Jika saya mengajar dengan
menggunakan aktivitas pertama, diikuti dengan penjelasan isinya, apa dapat
menyebabkan pemahaman yang berbeda dan meningkat hasil belajar anak
pada materi berikutnya?; (b) Perlakukan (treatment) apa yang terbaik bagi
seorang siswa yang kesulitan konsentrasi?; (c) Guru kelas lima yang
memiliki gaya mengajar seperti apakah yang mampu menarik perhatian
siswanya selama proses pembelajaran?; dan (d) Apakah kalau siswa saya
ajar dengan metode A lebih mudah memahami materi dibandingkan dengan
metode B?

49
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

Keseluruhan pertanyaan di atas merupakan prinsip dasar untuk


mengembangkan topik penelitian yang komprehensif. Ingat bahwa peneliti
tidak mesti mendapatkan topik penelitian yang menarik berdasarkan suatu
pengalaman positif di masa lalu. Banyak guru/peneliti mendapatkan topik
penelitian karena pengalaman masa lalunya yang pahit terkait masalah yang
diangkat.
Bagaimana kalau sudah mengamati anak setiap hari di sekolah masih
juga belum menemukan adanya masalah yang layak diangkat? Misalnya,
guru/peneliti tidak menjumpai anak yang mengalami permasalahan yang
berarti ketika di kelas. Padahal, dalam teori dijelaskan bermacam-macam
masalah yang menggelayuti anak. Nah, justru itulah sebuah masalah besar
yang sangat menarik untuk diteliti. Kalau menurut teori dan di tempat lain
masalah tersebut sering ditemukan sedangkan di tempat guru tadi mengajar
tidak ada, maka akan sangat menarik jika dilakukan penelitian mengapa dan
apa sebabnya hal kontradiktif itu terjadi. Itulah kejelian yang harus dimiliki
oleh seorang peneliti.
3. Riset Terdahulu
Sumber ketiga dari ide adalah riset sebelumnya. Mengkaji banyak riset
yang terkait dengan suatu topik merupakan cara terbaik untuk melahirkan
ide untuk riset baru. Umumnya temuan-temuan riset dipublikasikan. Oleh
karena itu, para peneliti bisa menggunakan sekumpulan literatur terdahulu
tentang sebuah topik untuk terus menerus memperdalam dan
mengembangkan pengetahuanya.
Publikasi hasil penelitian biasanya juga ditulis dalam artikel yang dimuat
di jurnal. Agar dapat menemukan ide dari membaca artikel di jurnal, maka
dapat dilatihkan keterampilan-keterampilan berikut. Pertama, kajilah apakah
topik artikel tersebut relevan jika diterapkan di tempat kita? Mengapa? Suatu
penelitian yang cukup menarik dan dilakukan di tempat lain merupakan
modal dasar untuk melakukan penelitian serupa. Sebagai contoh, penelitian-
penelitian pendidikan yang dilakukan di negara-negara maju dapat
dilakukan di Indonesia. Kondisi kelas, latar belakang ekonomi, pendidikan
orang tua dan faktor-faktor lain yang berbeda merupakan variabel menarik.
Bukankah sangat menarik jika melakukan penelitian yang serupa namun
dengan memperhatikan konteks anak Indonesia? Dengan mengambil sudut-
sudut atau bidang-bidang yang belum tergarap, serta kelemahan penelitian

50
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

yang ada akan memunculkan permasalahan baru yang cukup menarik untuk
dikembangkan menjadi permasalahan penelitian yang baru.
Kedua, bacalah bagian saran (kalau ada) dari artikel tersebut. Saran dapat
digunakan sebagai titik tolak dalam melakukan penelitian lanjutan.
Misalnya, penelitian dalam artikel tersebut dilakukan dengan sampel hanya 1
kelas pada sekolah pinggiran dan hasilnya kurang bagus. Penulis
menganjurkan untuk dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar
yang melibatkan sekolah pedesaan dan perkotaan. Berdasarkan keterangan
ini, dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan mengambil sampel di sekolah
pedesaan, pinggiran dan perkotaan.
Dengan membaca dan mencermati hasil penelitian terdahulu, peneliti
akan dapat menemukan sudut-sudut yang belum digarap. Dapat pula
dijumpai berbagai kelemahan peneliti terdahulu.
4. Pengalaman
Pengalaman pribadi dapat dijadikan sebagai sumber ide penelitian.
Bahkan pengalaman pribadi merupakan permasalahan yang tidak pernah ada
habisnya. Berdasarkan pengalaman pribadi, memungkinkan peneliti dapat
melihat dan mengungkap masalah. Seringkali orang tidak puas dengan
kondisi pengalaman tertentu, kemudian muncul pertanyaan tentang hal-hal
berada di balik pengalaman tersebut.
Sebagai contoh, ketika guru mengajar menggunakan pendekatan student
center, banyak siswa yang aktif. Dampaknya juga kreativitasnya terlihat.
Dengan pengalaman yang ada, maka guru dapat tertarik lebih jauh
melakukan penelitian tindakan kelas tentang efektivitas pendekatan student
center. Tidak hanya memperhatikan variabel kreativitas, akan tetapi juga
variabel-variabel lain seperti kerja sama atau kemampuan komunikasi.
5. Teori
Teori memiliki dua fungsi utama dalam meningkatkan pemahaman
seseorang. Pertama, teori mengorganisasi dan menjelaskan berbagai fakta
atau deskripsi tertentu. Fakta dan deskripsi semacam itu tidak bermakna
dengan sendirinya. Begitu pula teori diperlukan untuk meletakkan suatu
kerangka pada fakta dan deskripsi tersebut. Kerangka ini membuat dunia
dapat lebih mudah dipahami dengan memberikan beberapa konsep abstrak
yang membantu mengorganisasi dan menjelaskan sejumlah fenomena.
Misalnya, teori ingatan mengatakan bahwa ada sistem-sistem terpisah berupa

51
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Teori ini menjelaskan
sejumlah pengamatan tertentu tentang belajar dan ingatan, termasuk
fenomena seperti beragam bentuk berkurangnya ingatan yang diakibatkan
oleh pukulan pada kepala dan seringnya seseorang lupa akan hal-hal yang
baru dibacanya.
Kedua, teori memandu pengamatan terhadap dunia. Teori melahirkan
hipotesis, dan peneliti melakukan kajian atau riset untuk mengetahui
kebenaran hipotesis. Jika studi itu menegaskan kebenaran hipotesis tersebut,
maka teori itu kuat. Ketika semakin banyak bukti terkumpul yang sejalan
dengan teori, maka semakin yakin bahwa teori itu benar.
Sebaliknya, bila sebuah hipotesis yang dimunculkan oleh teori itu tidak
kuat maka penelitian dapat dilakukan untuk mengungkapkan kelemahan
teori itu. Peneliti dapat memodifikasi teori itu dengan dukungan data baru.
Terkadang, di sini muncul teori baru yang berguna untuk data baru maupun
keseluruhan pengetahuan yang ada.

B. Masalah Penelitian
Untuk mengawali kegiatan penelitian, seorang peneliti hendaknya secara
cermat mengidentifikasi berbagai masalah dan menyeleksinya. Dari kegiatan
ini dapat ditemukan suatu permasalahan yang baik, permasalahan yang
benar-benar memerlukan pemecahan. Identifikasi dan seleksi masalah
penelitian merupakan titik awal dalam pelaksanaan penelitian. Kegiatan ini
dimaksudkan sebagai upaya untuk mendapatkan masalah yang urgen untuk
diteliti.
Kegiatan untuk menemukan masalah yang urgen merupakan bagian
kegiatan penelitian yang cukup sulit. Tidak sedikit para peneliti menghadapi
kesulitan mendapatkan masalah yang layak diteliti. Guna mendapatkan
masalah penelitian yang layak dan baik, tidak sedikit pula para peneliti
menghabiskan waktunya untuk membaca berbagai buku, jurnal dan referensi
lainya. Bahkan sangat mungkin mereka berkonsultasi dan mengadakan
diskusi dengan para ahli.
Banyak terjadi suatu penelitian mengajukan permasalahan kurang
mengena. Hal itu disebabkan karena peneliti mengajukan masalah penelitian
yang kurang berbobot atau hanyalah duplikasi dari masalah yang pernah ada.
Masalah yang dirumuskan dalam waktu yang relatif singkat, biasanya yang

52
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

menonjol berupa masalah teknis yang sering kali tidak terkait dengan
subtansi atau kepentingan yang bermakna, umumnya menjadi tidak jelas dan
tidak mudah ditetapkan kemanfaatanya.
Seseorang yang akan meneliti tentang bidang yang ditekuninya dan ia
merasa tertarik terhadap masalah tersebut, maka ia akan mempelajari banyak
teori dan hasil penelitian yang berhubungan dengan hal yang ditekuninya.
Pada bidang yang ditekuni dan sesuai dengan minat dan perhatianya,
seseorang akan lebih banyak mendapatkan gambaran dan informasi yang
penting dari pengalamanya. Mereka akan lebih cermat dan tajam dalam
mengamati gejala yang muncul dalam kehidupan sesuai dengan garapan
hidupnya. Mereka juga akan aktif mengejar dan memburu informasi yang
berkaitan.
Yang perlu ditemukan terlebih dahulu adalah masalah yang berkaitan
dengan subtansi atau bidang yang dikaji. Masalah semacam itu merupakan
masalah nyata (real problem). Makna subtansi atau bidang yang
dimaksudkan untuk menunjukkan pokok sasaran yang menjadi perhatian
peneliti. Dengan kata lain, untuk mendapatkan masalah penelitian yang baik,
hendaknya tidak diawali dari pemikiran metodologis atau segi teknik
penelitian.2
Dampaknya, permasalahan yang diajukan kurang mengena. Hal itu
disebabkan karena peneliti berpikir langsung dari segi metode penelitian,
bukan dari subtansinya. Sebuah contoh sederhana terkait hal itu seperti:
“Adakah korelasi antara penggunaan media pembelajaran dan prestasi
belajar siswa...?
Masalah seperti itu diajukan dengan penekanan pada konsep ‘korelasi’,
sedangkan korelasi itu dalam contoh di atas bukanlah suatu masalah.
Terhadap contoh masalah penelitian semacam itu, setiap orang dapat
mengajukan pertanyaan untuk memperjelas pokok permasalahan yang
sebenarnya. Permasalahan terletak pada prestasi belajar siswa atau pada
penggunaan media pembelajaran? Ternyata “Prestasi belajar siswa yang
dipermasalahkan, karena faktanya prestasi belajar siswa rendah, tidak sesuai

                                                            
2
 John. W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012) 29

53
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

dengan harapan.” Idealnya prestasi belajar dapat mencapai rata-rata di atas 6,


tetapi kenyataanya hanya mencapai 3,3.
Mengapa peneliti berupaya mengkorelasikan dengan penggunaan media
pembelajaran? Dalam hal ini peneliti telah berpikir ke arah teknik mengatasi
masalah itu, yaitu dengan melihat faktor penyebab rendahnya prestasi
belajar, demikian seterusnya. Dengan cara seperti ini akhirnya dapat
ditetapkan apa yang sebenarnya yang menjadi masalah pokok yang akan
diteliti. Setelah jelas dan secara rasional masalah itu dapat diterima dan
penting untuk diteliti, tugas peneliti selanjutnya adalah menerjemahkannya
ke dalam rumusan masalah penelitian sesuai dengan aturan metodologi.
Jelaslah bahwa masalah penelitian merupakan penegasan yang dicapai
dengan cara penjabaran masalah subtansi ke dalam bentuk rumusan teknik
metodologis dari masalah pokok yang bersumber dari suatu kepentingan
kehidupan masyarakat, sistem atau kepentingan ilmu pengetahuan. Jika
dalam keadaan tertentu seseorang terdesak atau tidak memiliki waktu yang
cukup untuk mengajukan masalah penelitian, maka hasil yang didapatkan
bisanya berupa masalah yang kurang berbobot dan seringkali yang terjadi
adalah pengajuan duplikasi masalah yang pernah ada.
Masalah yang dirumuskan dalam waktu relatif singkat yang menonjol
adalah masalah teknis yang sering terkait dengan subtansi bidang. Umumnya
masalah seperti itu tidak jelas dan tidak mudah ditetapkan kemanfaatanya
dan berkisar pada persoalan yang sama dengan masalah-masalah
sebelumnya. Jadi, pengajuan masalah seperti itu tidak diharapkan.
Secara umum, masalah yang diteliti hendaknya memenuhi kriteria: (a)
menarik dan sedang hangat menjadi fokus perhatian masyarakat dapat
dipecahkan dengan penelitian empirik, (b) memiliki nilai teoritik dan praktis,
(c) memberikan manfaat, (d) memuat aspek kreativitas dan keaslian, dan (e)
memungkinkan untuk diteliti. Masing-masing kriteria di atas diuraikan
sebagai berikut.
Masalah harus menarik. Untuk kebanyakan peneliti, aspek ketertarikan
terhadap masalah adalah hal yang utama. Ketertarikan memberikan motivasi
tersendiri dalam mengerjakannya. Tetapi ketertarikan terhadap masalah
bukanlah aspek cukup, bila aspek lainnya tidak memungkinkan. Dampaknya
penelitian yang dilakukan kemungkinan besar kurang berjalan sebagaimana
mestinya. Sebagai contoh, seorang mahasiswa S1 tertarik terhadap masalah

54
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

bagaimana menguji kreativitas anak berbakat. Aspek ketertarikan di sini


tidak cukup kuat untuk segera meneliti masalah tersebut, sebab aspek lain
yang sangat penting di antaranya apakah ia mampu melakukannya, atau
apakah pengetahuannya cukup sesuai untuk memecahkan masalah tersebut.
Kriteri kedua, masalah harus dapat memberi manfaat. Selain harus
menarik, suatu masalah adalah baik jika benar-benar akan memberikan
manfaat setelah diteliti. Apakah jika ditemukan sesuatu, penemuan itu cukup
berarti? Adakah sesuatu yang penting dalam masalah tersebut? Dapatkah
temuannya menyumbangkan sesuatu kepada praktek di dunia pendidikan
atau teori baru. Jika tidak cukup bermanfaat, maka lebih baik memilih
masalah yang lain saja.
Selanjutnya, masalah harus sesuai dengan teori. Meneliti kemampuan
belajar anak sekolah dasar dalam mempelajari matematika tingkat SMA
tampaknya tidak akan berhasil baik. Sebab, secara teoritik kemampuan anak
SD belum mencapai kematangan yang cukup untuk mempelajari materi
matematika tingkat tinggi, baik menurut teori belajar, maupun teori
perkembangan mental. Tetapi jika yang diteliti adalah anak-anak yang
jenius, maka persoalan tersebut menjadi lebih tepat untuk dipecahkan.
Kriteria selanjutnya, masalah harus memuat aspek kreativitas dan
keaslian. Masalah yang baik merefleksikan beberapa indikator kreativitas
dan originalitas dari pencetusnya. Tetapi bukan hal yang mudah untuk
mecetuskan kreativitas baru tersebut. Para mahasiswa sering terpengaruh
oleh profesornya yang berpengalaman. Mereka kadang-kadang merasa
tersemangati untuk menemukan masalah yang benar-benar baru (original).
Semangat berkompetisi merupakan dorongan yang berguna, tetapi seringkali
dapat menghilangkan rasa ketergantungan pada pihak lain. Untuk
memperoleh masalah yang baru atau menunjukkan adanya unsur kreativitas
dalam suatu masalah, peneliti cukup menambahkan dari yang mereka
pikirkan pada masalah lain sebagai modal untuk menelitinya. Misalnya,
pemberian tugas dalam bentuk pekerjaan rumah telah diketahui dapat
meningkatkan kemampuan siswa memahami materi pelajaran. Jenis tugas
yang bagaimana yang dapat memotivasi siswa untuk terus belajar dan
meningkatkan kemampuan berpikir logisnya? Masalah seperti di atas sangat
memungkinkan untuk memunculkan ide kreatif dalam merancang suatu
tugas kepada siswa.

55
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

Masalah juga harus memungkinkan untuk diteliti. Suatu masalah


memungkinkan untuk diteliti, jika: (a) sesuaikan dengan kemampuan orang
yang akan menelitinya, baik pengalaman atau keterampilan menelitinya, (b)
instrumennya dapat disediakan (dibuat) atau sudah tersedia, dan (c) dapat
diselesaikan baik secara etika, sosial, institusional dan sumber-sumber
terbatas lain. Aspek kemungkinan untuk diteliti ini cukup krusial karena para
peneliti baru seringkali meyakini bahwa hanya dengan cara itu untuk
mendapatkan manfaatnya yang diharapkan dari topik yang dipilihnya. Tanpa
memperhitungkan kapasitas mereka dalam hal ukuran pendukung (waktu,
biaya, tenaga), kompleksitas masalah, atau persyaratan keterampilan
menelitinya.

C. Masalah Penelitian dan Pertanyaan Penelitian


Dalam perkembangnya, terdapat masalah penelitian (research problem)
dan pertanyaan penelitian (research question). Masalah penelitian harus
dibedakan dengan pertanyaan penelitian. Masalah penelitian memiliki ciri
berikut: (a) menunjukkan hubungan dua variabel atau lebih, (b) dapat
dipecahkan secara empirik. Artinya, dimungkinkan tersedia data yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah penelitian itu, dan (c) memiliki lebih
dari satu alternatif cara pemecahan, sehingga dimungkinkan disusun
hipotesis penelitian.
Sementara itu, pertanyaan penelitian muncul karena ketiadaan informasi
atau belum adanya informasi yang dapat dijadikan dasar mendeskripsikan
situasi yang dimaksud. Pertanyaan penelitian hanya mungkin dijawab jika
tersedia data empirik. Dengan kata lain, untuk menjawab pertanyaan
penelitian harus dilakukan pengumpulan data atau kegiatan penelitian.
Pertanyaan penelitian merupakan rumusan teknis dari usaha untuk
menjawab masalah yang telah ditetapkan dalam masalah penelitian. Melalui
pertanyaan penelitian, seorang peneliti akan dipandu untuk merealisasikan
apa yang ingin diketahuinya dari proses penelitian. Pertanyaan penelitian
menjadi instrumen atau alat untuk mencari jawaban, sehingga hal yang
dipermasalahkan dalam masalah penelitian menjadi jelas duduk perkaranya.
Munculnya masalah penelitian dari situasi problematis. Situasi
problematis merupakan situasi yang menggambarkan suatu keadaan yang
kurang cocok dengan keadaan yang semestinya. Bila seorang peneliti

56
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

melihat situasi problematis, biasanya ingin mengetahui lebih dalam dan


ingin mengatasinya.
Untuk menjelaskan perbedaan antara masalah penelitian dan pertanyaan
penelitian, perhatikan ilustrasi berikut. Akhir-akhir ini, terjadi gejala yang
menggelisahkan yakni banyaknya siswa yang terlibat tawuran. Gejala ini
merupakan masalah di dunia pendidikan yang harus segera diatasi. Masalah
penelitian yang dapat diangkat adalah: “Faktor apa yang menyebabkan siswa
terlibat tawuran?” Untuk menjawab atau memecahkan masalah tersebut,
peneliti dapat memprediksi berbagai kemungkinan yang menjadi faktor
penyebab siswa tawuran. Faktor-faktor yang diajukan sifatnya masih
hipotesis. Untuk meyakinkan kebenaran jawaban yang diajukan, perlu
dikumpulkan data pendukung sebagai bukti.
Sementara itu, pertanyaan penelitian yang dapat diajukan adalah: “Berapa
persen jumlah siswa yang terlibat tawuran?” Untuk mendapatkan jawaban
berapa persen jumlah siswa yang telibat tawuran, peneliti perlu
mengumpulkan data di lapangan dan menghitungnya. Jadi, jawaban yang
diberikan didapat dari hasil perhitungan sesuai dengan kenyataan yang ada
di lapangan. Pertanyaan penelitian di atas, tidak dapat dijawab tanpa
tersedianya bukti atau data dari lapangan. Sekali lagi perlu dipertegas bahwa
munculnya pertanyaan penelitian didasari oleh ketiadaan informasi atau
ketidaktahuan peneliti tentang informasi yang diperlukan.

D. Perumusan Masalah Penelitian


Setelah masalah berhasil ditemukan, langkah berikutnya adalah
merumuskan masalah tersebut sejelas mungkin. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian diuraikan sebagai
berikut.
1. Masalah sebaiknya dirumuskan dalam kalimat tanya.
Pernyataan ini mengandung makna bahwa masalah penelitian dapat
juga disajikan dalam bentuk kalimat berita. Misalnya, “Jumlah
pengangguran dari kelompok lulusan sarjana mencapai 20 persen.”
Pernyataan tersebut merupakan pernyataan problematik. Maksudnya,
pengangguran dari kelompok lulusan sarjana sudah cukup tinggi dan hal
itu bila dibiarkan dapat mengganggu stabilitas. Angka 20% merupakan
angka kritis yang perlu segera diatasi. Jika hal tersebut tidak segera

57
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

diatasi, besar kemungkinanya dapat menimbulkan masalah baru yang


mengganggu.
Pernyataan problematis seperti contoh di atas, merupakan
pengungkapan keadaan nyata, keadaan yang problematis bukan keadaan
yang dibayangkan atau diperkirakan. Berangkat dari pernyataan ini,
peneliti dapat bergerak ke arah mencari penyebabnya atau memprediksi
berbagai akibat yang ditimbulkanya. Apabila peneliti bermaksud mencari
penyebabnya, maka peneliti dapat memperkirakan sebab-sebab utama
yang relevan dengan terjadinya pengangguran kelompok sarjana.
Pengertian relevan yang dimaksud adalah perkiraan yang diajukan
peneliti telah dipikirkan secara masak berdasarkan pengalaman, kajian
pustaka atau berbagai informasi yang telah diterima.
Peneliti yang memiliki keinginan mencari penyebab terjadinya
pengangguran kelompok sarjana, dapat mengajukan masalah penelitian
yang rumusanya: “Faktor apa yang dominan menyebabkan terjadinya
pengangguran kelompok sarjana?” Apabila penyebab terjadinya
pengangguran kelompok sarjana menurut dugaan peneliti yang paling
dominan adalah out put perguruan tinggi yang kurang berkualitas, maka
secara teoritik peneliti dapat menyatakan bahwa terdapat kaitan antara out
put perguruan tinggi dengan banyaknya pengangguran kelompok sarjana.
Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian di atas dapat dimodifikasi
menjadi: “Apakah kualitas out put perguruan tinggi memberikan
sumbangan penting terhadap banyaknya pengangguran kelompok
sarjana?”
2. Masalah penelitian menggambarkan adanya hubungan antara dua variabel
atau lebih.
Artinya, fenomena yang satu terkait dengan fenoma yang lain.
Sebagai contoh, fenomena banyaknya out put pendidikan tinggi yang
tidak berkualitas (mutunya rendah) memiliki dampak banyak
pengangguran dari kelompok sarjana. Istilah ‘memiliki dampak’ dalam
pernyataan di atas, menunjukkan bahwa di antara variabel yang satu
dengan yang lainya secara konseptual memiliki keterkaitan.
3. Masalah harus dirumuskan secara spesifik dan dapat dipecahkan secara
empirik.

58
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

Perumusan masalah yang kurang spesifik akan sulit dilakukan


pemecahanya. Oleh karena itu, masalah yang belum spesifik perlu
dipecah lagi sehingga masalahnya bermakna tunggal dan spesifik.
Pemecahan secara empirik dimaksudkan bahwa bukti atau data penelitian
dapat diperoleh dari kegiatan penelitian lapangan.
Perhatikan contoh rumusan masalah berikut: “Bagaimanakah
keefektifan hasil pengembangan pembelajaran matematika yang
mengintegrasikan pendidikan karakter?” Bila dicermati, rumusan masalah
ini masih bersifat umum. Sulit untuk mengukur keefektifan yang
dimaksud. Perlu dirinci lebih lanjut kriteria-kriteria keefektifan, seperti
aktivitas siswa, keterlaksanaan sintaks, respon siswa dan hasil belajar
siswa.
Dengan demikian, rumusan masalah tersebut bila dipecah akan
menjadi: “(1) Bagaimana aktivitas siswa selama matematika yang
mengintegrasikan pendidikan karakter?, (2) Bagaimana keterlaksanaan
sintaks pembelajaran selama berlangsungnya pembelajaran matematika
yang mengintegrasikan pendidikan karakter?, (3) Bagaimana respon
siswa terhadap pembelajaran matematika yang mengintegrasikan
pendidikan karakter? dan (4) bagaimana hasil belajar siswa selama proses
pembelajaran matematika yang mengintegrasikan pendidikan karakter?”
Tampak bahwa keempat rumusan terakhir mudah pemecahanya.
4. Hindarkan pengajuan masalah yang bersifat filosofis dan menyangkut
etik atau moral.
Pemecahan masalah yang bersifat filosofis dan etik secara operasional
akan sukar dilakukan. Namun dalam bidang tertentu, seperti dalam
bidang bimbingan dan konseling penelitian untuk masalah seperti ini
mungkin perlu dilakukan. Dalam bidang ini, merupakan bidang yang
berurusan dengan pembinaan pribadi seseorang. Sebagai contoh:
“Apakah anak yang berasal dari keluarga kurang mampu memiliki
prestasi akademik yang kurang dibandingkan dengan anak yang berasal
dari keluarga lebih mampu?”

59
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

Rangkuman
Sumber ide penelitian adalah akal sehat, realitas atau kenyataan, riset
terdahulu, pengalaman, dan teori. Secara umum, masalah yang diteliti
hendaknya memenuhi kriteria: (a) menarik dan sedang hangat menjadi fokus
perhatian masyarakat dapat dipecahkan dengan penelitian empirik, (b)
memiliki nilai teoritik dan praktis, (c) memberikan manfaat, (d) memuat
aspek kreativitas dan keaslian, dan (e) memungkinkan untuk diteliti.
Masalah penelitian memiliki ciri berikut: (a) menunjukkan hubungan dua
variabel atau lebih, (b) dapat dipecahkan secara empirik. Artinya,
dimungkinkan tersedia data yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah penelitian itu, dan (c) memiliki lebih dari satu alternatif cara
pemecahan, sehingga dimungkinkan disusun hipotesis penelitian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah
penelitian diuraikan sebagai berikut: masalah sebaiknya dirumuskan dalam
kalimat Tanya, pertanyaan problematis, masalah penelitian menggambarkan
adanya hubungan antara dua variabel atau lebih, masalah harus dirumuskan
secara spesifik dan dapat dipecahkan secara empiric, dan hindarkan
pengajuan masalah yang bersifat filosofis dan menyangkut etik atau moral.

60
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

Latihan
Setelah Saudara mengkaji materi yang dipaparkan dalam paket ini,
selanjutnya untuk memantapkan pemahaman Saudara, kerjakan latihan
berikut!
1. Mengapa seorang peneliti dapat meneliti masalah yang sudah ada?
2. Masalah penelitian pendidikan dapat digali dari berbagai sumber. Selain
sumber-sumber yang telah diuraikan pada paket ini, coba Saudara
ajukan beberapa sumber masalah lainnya.
3. Suatu sumber masalah dapat memunculkan beberapa masalah yang
berbeda. Berikan contoh beberapa masalah yang dapat muncul dari
sumber yang sama.
4. Suatu persoalan dapat menjadi masalah bagi seseorang tetapi bukan
masalah bagi orang lain. Coba berikan contoh persoalan seperti itu
dalam dunia pendidikan.
5. Suatu masalah tidak selalu diajukan melalui pertanyaan. Berikan
beberapa contoh masalah yang diajukan dalam bentuk pernyataan.

61
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masalah Penelitian

Referensi

Creswell, John. W., 2012, Research Design Pendekatan Kualitatif,


Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tuwu, Alimuddin, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta:
Universitas Indonesia

62
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

PAKET 4
PENTINGNYA KAJIAN PUSTAKA
DALAM PENELITIAN

Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada pentingnya kajian pustaka
dalam penelitian. Kajian dalam paket ini meliputi tujuan kajian pustaka,
pemanfaatan pustaka atau literatur, langkah-langkah melakukan tinjauan
pustaka, prioritas dalam memilih sumber pustaka, tinjauan pustaka untuk
penelitian kualitatif, tinjauan pustaka untuk penelitian kuantitatif, tinjauan
pustaka untuk penelitian campuran, dan tinjauan pustaka kuantitatif atau
kuatitatif atau metode campuran. Paket ini sebagai lanjutan dari paket ketiga,
dan akan berkaitan dengan paket selanjutnya.
Dalam paket 4 ini, mahasiswa akan mengkaji pentingnya kajian pustaka
dalam penelitian. Kajian dalam paket ini meliputi tujuan kajian pustaka,
pemanfaatan pustaka atau literatur, langkah-langkah melakukan tinjauan
pustaka, prioritas dalam memilih sumber pustaka, tinjauan pustaka untuk
penelitian kualitatif, tinjauan pustaka untuk penelitian kuantitatif, tinjauan
pustaka untuk penelitian campuran, dan tinjauan pustaka kuantitatif atau
kuatitatif atau metode campuran. Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen
menampilkan slide kajian pustaka dalam penelitian, sehingga mahasiswa
dapat mengetahui apa saja kajian pustaka dalam penelitian pendidikan guna
mempermudah mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian
pendidikan secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi tugas untuk
membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar
kegiatan. Dengan dikuasainya materi dari paket 4 diharapkan dapat menjadi
modal bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan.
Selain itu diperlukan kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur
kreativitas hasil perkualiahan untuk ditempelkan di kelas.

63
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan


Kompetensi Dasar
Mahasiswa mendeskripsikan tujuan kajian pustaka, pemanfaatan pustaka
atau literatur, langkah-langkah melakukan tinjauan pustaka, prioritas dalam
memilih sumber pustaka, tinjauan pustaka untuk penelitian kualitatif,
tinjauan pustaka untuk penelitian kuantitatif, tinjauan pustaka untuk
penelitian campuran, dan tinjauan pustaka kualitatif atau kuatitatif atau
metode campuran

Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi tujuan kajian pustaka
2. Mengidentifikasi pemanfaatan pustaka atau literatur
3. Mengidentifikasi langkah-langkah melakukan tinjauan pustaka
4. Mengidentifikasi prioritas dalam memilih sumber pustaka
5. Mengidentifikasi tinjauan pustaka untuk penelitian kualitatif
6. Mengidentifikasi tinjauan pustaka untuk penelitian campuran
7. Mengidentifikasi tinjauan pustaka kualitatif atau kuatitatif atau
metode campuran

Waktu
2 x 50 menit

Materi Pokok
1. Tujuan kajian pustaka
2. Pemanfaatan pustaka atau literatur
3. Langkah-langkah melakukan tinjauan pustaka
4. Prioritas dalam memilih sumber pustaka
5. Tinjauan pustaka untuk penelitian kualitatif
6. Tinjauan pustaka untuk penelitian campuran
7. Tinjauan pustaka kualitatif atau kuatitatif atau metode campuran

Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)

64
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

1. Brainstorming dengan mencermati slide kajian pustaka penelitian


pendidikan
2. Penjelasan pentingnya mempelajari paket 3
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 7 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan sub tema:
Kelompok 1: tujuan kajian pustaka
Kelompok 2: pemanfaatan pustaka atau literatur
Kelompok 3: langkah-langkah melakukan tinjauan pustaka
Kelompok 4: prioritas dalam memilih sumber pustaka
Kelompok 5: tinjauan pustaka untuk penelitian kualitatif
Kelompok 6: tinjauan pustaka untuk penelitian campuran
Kelompok 7: tinjauan pustaka kualitatif atau kuatitatif atau metode
campuran
3. Selesai presentasi setiap kelompok, kelompok lain memberikan
klarifikasi
4. Penguatan hasil diskusi dari dosen
5. Dosen memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menanyakan
sesuatu yang belum paham atau menyampaikan konfirmasi
Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Menyimpulkan hasil perkuliahan
2. Memberi dorongan psikologis/saran/nasehat
3. Refleksi hasil perkuliahan oleh mahasiswa
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya

Lembar Kegiatan
Membuat peta konsep (Mind Map) tujuan kajian pustaka, pemanfaatan
pustaka atau literatur, langkah-langkah melakukan tinjauan pustaka, prioritas
dalam memilih sumber pustaka, tinjauan pustaka untuk penelitian kualitatif,
tinjauan pustaka untuk penelitian kuantitatif, tinjauan pustaka untuk
penelitian campuran, dan tinjauan pustaka kuantitatif atau kuatitatif atau
metode campuran

65
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

Gambar 4.1 Contoh Peta Konsep (Mind Map)

Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep pentingnya kajian pustaka dalam
penelitian melalui kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang
dituangkan dalam bentuk Mind Map.

Bahan dan Alat


Kertas plano, spidol berwarna, dan solasi

Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang ketua kelompok dan penulis konsep hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi dalam bentuk peta konsep!
4. Tempelkan hasil kerja kelompok di papan tulis/dinding kelas!
5. Pilihlah beberapa dari anggota kelompok untuk presentasi!

66
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

6. Presentasikan hasil kerja kelompok secara bergiliran, dengan waktu


masing-masing ± 5 menit!
7. Berikan tanggapan atau klarifikasi dari presentasi!

Uraian Materi

PENTINGNYA KAJIAN PUSTAKA


DALAM PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas Pentingnya Kajian Teori dalam Penelitian.
Didalamnya akan diuraikan secara rinci tujuan kajian pustaka, Manfaat
kajian pustaka,langkah – langkah kajian pustaka, kajian pustaka dalam
penelitian kuantitatif, kualitatif, dan campuran
A. Tujuan Kajian Pustaka
Setelah mengidentifikasi satu topik yang dapat dan perlu diteliti, barulah
peneliti bisa melakukan tinjauan pustaka atau topik tersebut. Tinjauan
pustaka memiliki beberapa tujuan utama: menginformasikan kepada
pembaca hasil- hasil penelitian lain yaang berkaitan erat dengan penelitian
yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur- literatur
yang ada, Dan mengisi celah- celah dalam penelitian- penelitian sebelumnya.
Tinjauan pustaka juga dapat menyediakan kerangka kerja dan tolok ukur
untuk mempertegas pentingnya penelitian tersebut, seraya membandingkan
hasil- hasilnya dengan penemuan- penemuan lain. Semua atau beberapa
alasan ini bisa menjadi dasar bagi peneliti untuk menuliskan literatur-
literatur yang relevan ke dalam penelitiannya untuk pembahasan lebih jelas
mengenai tujuan- tujuan menggunakan literatur dalam penelitian.
Diantara tujuan kajian pustaka adalah :
1. Menentukan batas- batas masalah penelitian
Masalah penelitian dalam banyak hal dipengaruhi oleh perkembangan
ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan itu dapat dilacak dari
kajian pustaka sebab kajian pustaka akan memberikan gambaran tentang
ilmu- ilmu yang relevan untuk dikaji. Penelitian tentang pemerolehan
bahasa kedua, misalnya, akan banyak sekali dibicarakan dalam berbagai
pustaka, baik yang berupa sumber primer maupun sumber skunder.
Bahasan tentang pemerolehan bahasa kedua, akan banyak dikaji dalam

67
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

berbagai buku teks tentang pemerolehan bahasa kedua, penelitian bahasa


kedua dalam bentuk tesis atau disertasi, serta artikel- artikel dalam
berbagai jurnaal penelitian. Dengan mengkaji bahasa pustaka itu penelliti
akan lebih mudah untuk membatasi masalah penelitiannya. Ia dapat
memeriksa masalah apa yang selayaknya digarap dalam penelitiannya.
Hal itu diketahui dari berbagai kajian pustaka yang memungkinkan
peneliti mencermati sudut- sudut penelitian yang masih perlu disorotinya
setelah mengkaji bahan pustaka. Mungkin, misalnya, masalah berakar
sudut pemerolehan morfem inti pembelajar bahasa indonesia yang
berusia prasekolah, mungkin juga pemerolehan morfem terikat siswa
kelas awal sekolah dasar, dan sebagainya. Hal itu semua bergantung pada
hasil kajian pustaka yang meungkinkan seorang peneliti itu memilih topik
untuk dipermasalahkan dan membatasi ruang permasalahannya.
2. Mencari pendekatan baru
Dari kajian pustaka, peneliti dapat membandingkan berbagai
pendekatan yang digunakan peneliti dalam berbagai penelitian yang
relevan. Evaluasi peneliti terhadap berbagai macam pendekatan itu akan
menuntun dia menentukan pilihan, pendekatan mana yang dipilhnya atau
mungkin ia akan mencari pendekatan baru. Pendekatan baru itu dapat
berupa gabungan dari berbagai pendekatan atau benar- benra merupakan
pendekatan yang baru dalam penelitian.
3. Menghindari pendekatan yang steril
Pada waktu membuat kajian pustaka, kita juga harus dapat
menemukan pendekatan yang sekiranya steril dalam bidang penelitian.
Tidaklah lazim dalam kajian pustaka kita selalu mempermasalahkan
penelitian yang sama atau mirip dalam jangka waktu yang cukup lama
yang menggunakan pendekatan yang samayang gagal menghasilkan hasil
penelitian yang signifikan. Pendekatan penelitian yang berulang- ulang
dikerjakan secara terus- menerus dapat dikatakan pendekatan itu steril.
Misalnya, dalam bidang kajian pengajaran bahasa ialah penelitian tentang
interferensi. Penelitian itu dikaji terus- menerus dengan pola yang sama.
Ada penelitian interfernsi bahasa sunda ke dalam bahasa indonesia. Ada
penelitian yang serupa dengan menggunakan pendekatan yang sama,
yakni interferensi bahasa jawa ke dalam bahasa indonesia, interferensi
bahasa bugis ke dalam bahasa indonesia, interferensi bahasa maddura ke

68
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

dalam bahasa indonesia, dsb. Pendekatan yang digunakan terus- menerus


dan berulang- ulang dapat dikatakan steril. Kajian yang sama itu
menunjukkan bahwa peneliti kurang mendalami kajian pustaka. Jika ia
menggeluti kajian pustaka dengan sungguh- sungguh, pastilah ia akan
tahu bahwa bidang itu atau topik masalah itu sudah dikaji dengan
pendekatan yang sama secara berulang- ulang tanpa hasil yang signifikan.
Pendekatnnya susdah steril.
4. Mencari wawasan metode
Kajian pustaka yang baik tidak hanya memusatkan perhatiannya pada
hasil penelitian terdahulu, tetapi juga harus mengkaji metode,
pengukuran, pendekatan, dan rancangan penelitian yang digunakannya.
Sering terjadi bahwa penelitian yang hasilnya kurang baik dapat
membantu kita untuk memberikan saran metode dan pendekatan yang
digunaknnya. Misalnya, diskusi tentang ragm pengukuran yang
digunakan akan membantu kita untuk dapat memilih jenis pengukuran
yang mungkin cocok dengan penelitian. Masalah sampling yang
didiskusikan atau yang menimbulkan kesulitan penelitian terdahulu akan
membantu peneliti lain menghindari gejala yang sama apabila ia akan
melaksanakan penelitian.
5. Rekomendasi untuk penelitian lanjutan
Dari berbagai penelitian yang dikaji akan tampak berbagai
rekomendasi untuk penelitian lanjutan. Peneliti dapat memanfaatkan
rekomendasi tersebut untuk penelitian yang dibuatnya. Mungkin akan
menggunakan rekomendasi itu seluruhnya atau sebagian. Atau mungkin
akan menggabungkan berbagai ragam rekomendasi dari berbagai
penelitian yang relevan. Bahkan, mungkin peneliti mengkaji ulang
apakah rekomendasi itu sebenarnya dapat diterima atau tidak.
6. Sampling untuk pendapat yang sedang beredar
Selain mengkaji hasil- hasil penelitian maupun buku- buku teks,
selayaknya peneliti juga banyak membaaca topik yang relevan dengan
penelitian dari surat kabar, majalah, artikel nonteknis, dan artikel
pendapat atau tajuk rencana, dan sebagainya. Sumber- sumber tersebut
kadang- kadangmengandung informasi yang unik, gagasan yang unik
yang kadang- kadang dapat diuji melalui penelitian dan juga dapat

69
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

membantu peneliti memperoleh wawasan ke dalam aspek kawasan


masalah penelitian yang dianggap kritis atau kontroversial.

B. Pemanfaatan Pustaka atau Literatur


Persoalan lain yang juga penting dipertimbangkan dalam menulis
tinjauan pustaka adalah bagaimana menggunakan pustaka/ literatur tersebut
dalam proposal penelitian. Terkait hal ini, adanyak cara yang bisa
diterapkan. Saya menyarankan anda agar meminta pendapat dari
pembimbing atau pihak fakultas tentang keinginan mereka terkait dengan
penyajian tinjauan pustaka ini. Menurut saya, tinjauan pustaka sebaiknya
disajikan secara jelas dan dapat meringkas berbagai literatur yang relevan
dengan masalah penelitian; namun, tinjauan pustaka ini jangan sampai
terlalu rumit dan komprehensif karena pihak fakultas sangat mungkin akan
meminta perubahan- perubahan besar ketika proposal penelitian diajukan.
Selain itu, tinjauan pustaka juga jangan terlalu panjang- katakanlah
maksimal 20 halaman- namun mampu menunjukkan kepada pembaca bahwa
anda benar- benar memahami literatur- literatur yang berkaitan dengan topik
penelitian. Pendekatan lain dalam menulis tinjauan pustaka adalah dengan
membuat ringkasan detail tentang topik penelitian dan referensi- referensi
yang terkait dengan topik ini untuk nantinya dikembangkan kembali dalam
bab khusus, biasanya dalam bab dua, “tinjauan pustaka”, yang mungkin saja
membutuhkan 20 hingga 60 halaman lebih.
Tidak seperti dalam disertasi dan tesis, tinjauan pustaka dalam artikel
jurnal pada umumnya ditulis secara ringkas. Tinjauan ini biasanya disajikan
dalam bagian khusus bertajuk “bacaan terkait” setelah pendahuluan. Ini
sudah menjadi pola umum untuk artikel- artikel penelitian kuantitatif dalam
jurnal- jurnal ilmiah. Akan tetapi, untuk artikel penelitian kualitatif, tinjauan
pustaka bisa jadi ditulis secara terpisah, namun tetap berada dalam bagian
pendahuluan, atau justru disajikan secara intrinsik di sepanjang penelitian.
Singkatnya, bagaimanapun tinjauan pustaka ini ditulis, yang jelas hal ini
akan sangat bergantung pada jenis penelitian yang hendak dilakukan, apakah
kuantitatif, kualitatif, atau metode campuran.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan literatur secara
konsisten berdasarkan asumsi- asumsi yang berasal dari para partisipan,
tidak memberi ruang bagi pandangan pribadi peneliti. Penelitian kualitatif

70
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

pada umumnya dilakukan dengan pertimbangkan bahwa penelitian tersebut


haruslah eksploratif. Hal ini berarti bahwa peneliti tidak boleh banyak
menulis tentang topik atau populasi yang tengah diteliti. Sebaliknya, peneliti
harus berusaha mendengarkan opini partisipan dan membangun pemahaman
berdasarkan pada apa yang didengar.
Telah direkomendasikan beberapa langkah dalam menulis atau
menggunakan pustaka untuk penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode
campuran.
1. Dalam penelitian kualitatif, gunakanlah literatur secara hemat di awal
penelitian agar nantinya bisa terbentuk rancangan yang induktif,
kecuali jika jenis rancangan yang diinginkan benar- benar
membutuhkan orientasi atau petunjuk literatur yang detail di awal
penelitian.
2. Masih dalam penelitian kualitatif, pertimbangkan pula segmen/ tempat
yang benar- benar sesuai untuk tinjauan pustaka, dan jadikan pembaca
sebagai dasar keputusan untuk pertimbangan ini. Ingatlah opsi- opsi
berikut : meletakkan tinjauan pustaka di awal tulisan untuk membantu
membangun kerangka masalah penelitian; meletakkan tinjauan
pustaka di bagian terpisah; atau meletakkan tinjauan pustaka di akhir
penelitian untuk membandingkan dan membedakannya dengan hasil
penelitian
3. Dalam penelitian kuantitatif, gunakanlah literatur secara deduktif,
sebagai dasar untuk merancang rumusan masalah dan hipotesis
penelitian
4. Masih dalam proposal penelitian kuantitatif, gunakanlah literatur
untuk memperkenalkan penelitian, dan sajikanlah literatur tersebut
(tinjauan pustaka) dalam bagian terpisah untuk membandingkan hasil
penelitian dengan konsep- konsep yang terdapat dalam literatur.
5. Jika tinjauan pustaka diletakkan dalam bagian terpisah, pertimbangkan
apakah tinjauan tersebut akan di tulis secara integratif teoritis, atau
metodologis. Praktik yang biasa diterapkan dalam penulisan disertasi
pada umumnya adalah tinjauan pustaka secara integratif
6. Dalam penelitian ,metode campuran, gunakanlah literatur dalam satu
pola yang konsisten dengan jenis strategi yang dipilih dan sesuai

71
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

dengan bobot yang diberikan pada pendekatan kualitatif atau


kuantitatif.
C. Langkah- Langkah melakukan Tinjauan Pustaka
Menurut Borg dan Gall memberikan saran bahwa untuk kegiatan kajian
pustaka, peneliti dapat menempuh langkah- langkah sebagai berikut:1
1. Mendaftar kata kunci
Dalam kebanyakan ilmu pengetahuan, buku acuan dasar itu banyak
tersedia, yakni yang meliputi materi yang diterbitkan oleh ilmu tersebut.
Dalam dunia pendidikan, misalnya, sumber- sumber yang sangat
bermanfaat ialah reseorces in education, current index to journal in
education, psychologgical abstracts, dan education index. Sumber-
sumber itu diorganisasikan berdasarkan subjeknya. Oleh sebab itu,
peneliti perlu sekali mengidentifikasi kata kunci yang relevan dengan
topik penelitiannya. Dengan demikian, ia dapat melihat kata- kata kunci
itu dalam indeks tersebut di atas. Misalnya, seorang peneliti akan meneliti
tentang sikap rasialis yang terjadi di sekolah. Langkah pertama peneliti
dalam kajian pustaka ialah membuat daftar kata kunci yang relevan
dengan topik sikap rasialis tersebut. Daftar kata kunci peneliti itu
mungkin sebagai berikut : sikap, perubahan sikap, perasngka rsaial,
segregasi, hak sipil, dan tenggang rasa. Daftar kata kunci awal itu
mungkin belum lengkap. Dan akan berubah apabila peneliti terus
melacak kata- kata kunci dari berbagai indeks buku atau laporan
penelitian.
2. Mengecek sumber awal
Sumber awal itu adalah acuan seperti indeks dan abstrak yang
dimaksudkan untuk digunakan peneliti sebagai alat bantu untuk
mengidentifikasi dan menempatkan artikel sebagai alat bantu untuk
mengidentifikasi dan menempatkan artikel penelitian dan sumber
informasi primer yang lain. Sumber awal yang dapat membantu peneliti
untuk menuntun kajian pustakanya itu diantaranya ialah : (a) education
index, (b) psychological abstract, (c) educational resources information
center, (d) science citation index, (e) smithsonian science information
                                                            
 Borg and Gall, Educational Research: An Indroction, (Boston: Allyn and
1

Bacon,2003)

72
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

exchange, (f) abstrak penelitian berbagai disiplin ilmu, (g) abstrak skripsi,
tesis, dan desertasi, (h) majalah dan koran.
3. Membaca dan membuat catatan acuan yang terpilih
Selama mencari sumber- sumber awal, peneliti selayaknya
mempersiapkan kartu bibliografi untuk setiap buku atau artikel yang
diyakininya berisi materi yang relevan untuk kajian pustaka. Meskipun
informasi yang termasuk dalam data bibliografi untuk kutipan yang ada
selalu tentang hal yang sama, data itu dapat direkam dalam format yang
berbeda- beda. Sebelum mulai dengan kajian pustakanya, peneliti
sebaiknya mengecek aturan yang diguanakan untuk menuliskan buku
pustaka.
Jika langkah di atas telah dikerjakan peneliti dapat mulai mengecek
acuan yang ada di perpustakaan. Mayoritas acuan peneliti selayaknya
jurnal profesional, karena jurnal semacam itu mencerminkan hasil
penelitian yang mutakhir. Sekarang ini banyak jurnal profesional yang
berbentuk mikrofilm.
Dalam artikel penelitian, penulis lazimnya menyajikan materi yang
esensial dalam bentuk yang sesingkat- singkatnya. Lazimnya format
artikel itu adalah sebagai berikut : (1) pengantar singkat, (2) hipotesis
yang diuji, (3) prosedur penelitian, pengukuran yang digunakan, dan
rancangan penelitian, (4) temuan, (5) ringkasan dan simpulan. Dlam
mencatat artikel, peneliti selayaknya menggunakan bentuk yang singkat,
tetapi tetap dapat meliput unsur- unsur penting tersebut.
Tinjauan pustaka berarti menempatkan dan menyimpulkan kajian-
kajian tentang suatu topik tertentu. Kajian- kajian tersebut sering kali
berupa studi- studi penelitian (karena anda memang tengah menggarap
suatu penelitian), tetapi kajian- kajian ini bisa juga meliputi artikel-
artikel atau pemikiran- pemikiran yang memberikan kerangka kerja
dalam menjelaskan suatu topik. Ada banyak cara dalam menggarap
tinjauan pustaka, tetapi sebagian besar sarjana melakukannnya dengan
cara yang sistematis untuk menangkap, mengevaluasi, dan,
menyimpulkan pustaka/ literatur yang ada. Di bawah ini adalah beberapa
cara dalam melakukan tinjauan pustaka :
1. Mulaialah dengan mengidentifikasi beberapa kata kunci (key words)
penelitian. Langkah ini utamanya penting ketika ingin mencari materi-

73
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

materi, referensi- referensi, dan bahan- bahan pustaka di perpustakaan


universitas. Kata kunci ini bisa saja diperoleh ketika tengah
mengidentifikasi topik penelitian atau bisa jadi berasal dari hassil
pembacaan beberapa buku
2. Setelah kata kunci diperoleh, selanjutnya kunjungi perpustakaan dan
mulailah mencari katalog untuk materi- materi referensi (seperti,
jurnal- jurnal dan buku- buku). Namun, kebanyakan perpustakaan saat
ini sudah memiliki database terkomputerisasi, dan disarankan ih
dahulu pada jurnal- jurnal dan buku- buku yang relevan dengan topik
penelitian. Selain itu, cobalah untuk mencari database- database
terkomputerisasi yang telah direview dan direkomendasikan oleh para
peneliti ilmu sosial, seperti ERIC, PsycINFO, Sociofile, Social
Science Citation Index, Google Schoolar, ProQuest, dan sebagainya.
Database- database ini sudah bisa diakses secara online, bahkan
beberapa di antaranya sudah tersedia dalam bentuk CD- ROM
3. Pertama- tama, cobalah menemukan sedikitnya 50 laporan penelitian,
seperti artikel- artikel atau buku- buku, yang berhubungan dengan
topik penelitian anda. Prioritaskan pencarian pada artikel- artikel
jurnal dan buku- buku karena sumber- sumber seperti ini sangat
mudah diperoleh. Pastikan apakah artikel- artikel dan buku- buku
tersebut tersedia diperpustakaan akademik, atau apakah anda perlu
meminta bantuan dari pustakawan untuk mengirimkannya, atau
apakah aharus membelinya di toko buku.
4. Bacalah sepintas sekumpulan artikel atau bab- bab dalam buku, lalu
salinlah/ gandakanlah bab- bab atau artikel- artikel yang memang
relevan dengan topik anda. Dalam proses ini, pastikan apakah artikel
atau bab tersebut akan cukup memberi kontribusi yang memadai
untuk tinjauan pustaka
5. Ketika mengidentifikasi beberapa literatur, mulailah merancang peta
literatur (yang akan dibahas lebih detail pada subbab khusus). Peta
literatur merupakan sejenis gambar visual yang menampilkan
pengelompokan literatur berdasarkan topik penelitian. Peta inilah yang
nantinya akan menggambarkan bagaimana penelitian memberikan
kontribusi pada literatur- literatur yang ada.

74
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

6. Setelah membuat peta literatur, buatlah ringkasan dari beberapa artikel


yang paling relevan. Ringkasan- ringkasan inilah yang nantinya akan
dimasukkan ke dalam tinjauan pustaka. Masukkanlah referensi-
referensi relevan dalam tinjauan pustaka dengan menggunakan
petunjuk penulisan yang sesuai, seperti petunjuk American
Psychological Association (APA) agar mempunyai referensi yang
lengkap untuk digunakan di akhir proposal penelitian.
7. Setelah membuat ringkasan dari beberapa literatur yang diperoleh,
kemudian membuat tinjauan pustaka, dengan menyusunnya secara
sistematis atau berdasarkan konsep- konsep penting. Di akhir tinjauan
pustaka, utarakan pandangan umum tentang tema keseluruhan yang
diperoleh dari literatur- litertaur yang ada, kemudian jelaskan
mengenai penelitian tersebut benar- benar memiliki kebaruan
tersendiri dibandingkan literatur- literatur yang sudah ada.

D. Prioritas dalam Memilih Sumber Pustaka


Direkomendasikan pada peneliti agar membuat satu prioritas ketika
mencari literatur. Jenis- jenis literatur apa saja yang akan dimasukkan dalam
tinjauan pustaka. Dengan pertimbangan beberapa hal berikut ini :
1. Jika ingin meneliti topik tertentu, namun belum tahu bagaimana harus
melakukannya, mencoba memulai dengan mempelajari sintesis-
sintesis umum dari literatur yang ada. Misalnya, mencari ringkasan-
ringkasan literatur yang terkait dengan topik di beberapa ensiklopedia,
dalam artikel- artikel jurnal atau abstraksi- abstraksi ilmiah.
2. Selanjutnya, beralih pada artikel- artikel ilmiah yang diterbitkan oleh
jurnal- jurnal nasional / internasional kenamaan, khususnya jurnal-
jurnal yang menampilkan laporan penelitian. Karena para penulis di
jrnal- jurnal tersebut biasanya mengekspos rumusan masalah atau
hipotesis penelitiannya. Kemudian cobalah untuk menjawab rumusan
masalah dan hipotesis tersebut.
3. Setelah artikel, kemudian mencari buku- buku yang berkaitan dengan
topik penelitian. Mulailah dengan naskah- naskah penelitian yang
merujuk pada berbagai literatur penting. Kemudian, pertimbangkan
beberapa buku yang berhubungan dengan satu topik yang ditulis oleh

75
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

seorang pengarang atau sekelompok pengarang, atau buku- buku yang


berisi bab- bab yang ditulis oleh pengarang yang berbeda- beda
4. Langkah selanjutnya melacak makalah- makalah seminar terkini.
Hadirilah seminar- seminar nasional, dan dapatkan makalah –
makalah yang diampaikan oleh penyaji.
5. Jika memungkinkan, priksalah entri- entri dalam Dissertation
Abstracts. Akan tetapi, perlu nberhati- hati karena setiap disertasi
memiliki kualitas yang berbeda- beda, dan perlu selektif dalam
memilih disertasi- disertasi tersebut untuk disertakan dalam tinjauan
pustaka.
6. Website juga menyediakan bahan- bahan yang berguna untuk tinjauan
pustaka. Kemudahan mengakses dan kemampuannya untuk
memposting beragam artikel membuatnya lebih atraktif. Namun, perlu
dipelajari terlebih dahulu artikel- artikel tersebut dengan hati- hati
agar memperoleh artikel yang benar- benar berkualitas.

E. Tinjauan Pustaka untuk Penelitian Kualitatif


Dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan literatur secara
konsisten berdasarkan asumsi- asumsi yang berasal dari para partisipan,
tidak memberi ruang bagi pandangan pribadi peneliti. Penelitian kualitatif
pada umumnya dilakukan dengan pertimbangkan bahwa penelitian tersebut
haruslah eksploratif. Hal ini berarti bahwa peneliti tidak boleh terlalu banyak
menulis tentang topik atau populasi yang tengah diteliti. Sebaliknya, peneliti
harus berusaha mendengarkan opini partisipan dan membangun pemahaman
berdasarkan pada apa yang ia dengar.
Namun demikian, penggunaan literatur dalam penelitian kualitatif dapat
dilakukan dengan beragam cara. Untuk penelitian yang berorientasi teoritis,
seperti etnografi kritis, literatur- literatur tentang konsep kebudayaan atau
teori kritis diperkenalkan terlebih dahulu dalam laporan atau proposal
sebagai kerangka kerja orientasi. Namun, untuk penelitian grounded theory,
study kasus, dan fenomonologi, literatur- literatur jarang sekali digunakan
untuk membangun tahap- tahap penelitian secara keseluruhan.
Untuk pendekatan kualitatif yang didasarkan pada opini partisipan, ada
beberapa model tinjauan pustaka yang bisa anda pertimbangkan. Saya
menawarkan tiga model penempatan, yang berati tinjauan pustaka bisa anda

76
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

letakkan dalam ketiga lokasi ini. Model pertama, peneliti bisa saja
memasukkan tinjauan pustaka dalam pendahuluan. Artinya, dengan posisi
ini, pustaka/ literatur berfungsi untuk menjelaskan latar belakang “teoritis”
atas masalah penelitian, seperti siapa saja yang telah menulis mengenai
masalah ini, siapa saja yang telah menelitinya, dan siapa saja yang telah
menunjukkan upaya- upaya penelitian ke arah itu. Penyajian latar belakang
teoritis ini, tentu saja, sangat bergantung pada literatur- literatur atau
penelitian- penelitian yang tersedia. Peneliti dapat mencari model seperti ini
di berbagai penelitian kualitatif yang menerapkan jenis strategi penelitian
yang berbeda- beda.
Model kedua adalah dengan menempatkan tinjauan pustaka di bagian
terpisah. Model ini biasanya diterapkan dalam penelitian kuantitatif atau
dalam jurnal- jurnal yang berorientasi kuantitatif. Meski demikian, dalam
penelitian kualitatif yang berorientasi pada teori, seperti etnografi, teori
kritis, dan advokasi atau emansipatoris, peneliti juga dapat menempatkan
tinjauan pustaka di bagaian terpisah.
Model ketiga, peneliti menyertakan bagian khusus, seperti “bacaan/
litertaur terkait, “ di akhir penelitian. Penempatan ini dimaksudkan untuk
membandingkan dan membedakan hasil- hasil atau kategori- kategori yang
muncul dalam penelitian dengan hasil- hasil atau kategori- kategori yang
terdapat dalam literatur. Model ini banyak dijumpai dalam penelitian
grouded theory, dan saya merekomendasikan model ketiga ini karena
penelitian grounded theory pada umumnya menggunakan literatur secara
induktif.

F. Tinjauan Pustaka untuk Penelitian Kuantitatif


Penelitian kuantitatif, di sisi lain, menyertakan sejumlah besar literatur
utama di awal penelitian untuk memberikan arahan/ petunjuk atas
pertanyaan- pertanyaan dan hipotesis- hipotesis penelitian. Penelitian
kuantitatif juga menggunakan literatur untuk memperkenalkan masalah atau
menggambarkan secara detail literatur- literatur sebelumnya dalam bagian
khusus berjudul “ literatur terkait “ atau “tinjauan pustaka,” atau judul- judul
yang sejenis. Selain itu, tinjauan pustaka dalam penelitian kuantitatif dapat
ditulis untuk memperkenalkan suatu teori- suatu penjelasan atau hubungan-
hubungan yang diinginkan, dan menjelaskan mengapa teori tersebut penting

77
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

untuk dikaji. Pada akhir penelitian, peneliti meninjau kembali literatur yang
ada dan membuat perbandingan antara hasil penelitian dengan penemuan-
penemuan yang terdapat dalam literatur. Dalam hal ini, peneliti kuantitaif
menggunakan literatur secara deduktif sebagai kerangka kerja untuk
merancang rumusan masalah dan hipotesis- hipotesis penelitian.
Tinjauan pustaka yang bersifat integratif: peneliti menyimpulkan tema-
tema umum yang terdapat dalam literatur. Model ini sering digunakan dalam
proposal disertasi dan dalam disertasi itu sendiri. Model kedua yang
direkomendasikan cooper adalah tinjauan pustaka yang bersifat teoritis :
peneliti fokus pada teori- teori dalam berbagai literatur yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti. Model ini biasanya banyak muncul dalam
artikel- artikel jurnal, yang di dalamnya penulis sering kali menjelaskan teori
di bagian pendahuluan. Model terakhir yang disarankan cooper adalah
tinjauan pustaka yang bersifat metodologis : peneliti fokus pada metode-
metode dan definisi- definisi. Tinjauan semacam ini biasanya menyajikan
ringkasan atas penelitian- penelitian sebelumnya, dan kritik atas kekuatan
dan kelemahan metodologis dalam penelitian- penelitian tersebut. Model
yang takhir ini kini sudah jarang ditemukan dalam tesis dan disertasi.
Perhatikan contoh berikut :
Contoh tinjauan pustaka dalam penelitian kuantitatif
Berikut ini, ringkasan satu- paragraf atas komponen- komponen utama
dalam penelitian kuantitatif, sangat mirip dengan paragraf yang muncul
dalam tinjauan pustaka yang biasanya terdapat dalam disertasi atau artikel
jurnal. Dalam kutipan ini, saya telah memilih komponen- komponen kunci
untuk diabstraksikan.
Creswell,Seagen, dan Henry menguji model Biglan, model tiga- dimensi
yang mengelompokkan 36 bidang akademik ke dalam bidang- bidang yang
“sulit atau mudah,” “murni atau aplikasi,” dan “kehidupan atau non-
kehidupan,” sebagai prediktor atas kebutuhan pengembangan profesional
seorang pemimpin. Delapan ketua jurusan yang bertugas di empat perguruan
tinggi dan satu universitas negeri Midwestern menjadi partisipan dalam
penelitian ini. Hasilnya menunjukkan bahwa para ketua juruasan dalam
bidang akademik yang berbeda memiliki kebutuhan pengembangan
profesional yang berbeda- beda pula. Berdasarkan penemuan ini, Creswell

78
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

dkk.2 Merekomendasikan agar para ketua/ pemimpin yang mengembangkan


program- rogram inservice perlu mempertimbangkan perbedaan- perbedaan
antar bidang yang dipimpinnya.
Pada contoh di atas, abstraksi penelitian ditulis berdasrkan referensi in-
text dengan format APA (2001). Dalam abstraksi ini, diringkas tujuan inti
penelitian, yang diikuti dengan informasi tentang pengumpulan data dan
diakhiri dengan pernyataan tentang hasil- hasil utama dan impilkasi-
implikasi praktis dan hassil- hasil tersebut.
Lalu, bagaimana mengabstraksikan esai, opini, tipologi, dan sintesis dari
penelitian sebelumnya, padahal tulisan- tulisaan seperti ini tidak termasuk
dalam studi penelitian, untuk tulisan- tulisan yang berbasis penelitian non-
empiris seperti di atas, abstraksinya dapat dibuat dengan cara berikut :
a. Sebutkan masalah yang dibahas oleh tulisan tersebut
b. Identifikasilah tema utama tulisan tersebut
c. Nyatakan kesimpulan utama yang berhubungan dengan tema tersebut
d. Jika jenis tinjauan pustakanya bersifat metodologis, jelaskan
kekurangan- kekurangan tulisan tersebut dalam hal penalaran, logika,
kekuatan argumentasi, dan seterusnya.

G. Tinjauan Pustaka untuk Penelitian Campuran


Dalam penelitian metode campuran, peneliti menerapkan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif sebelumnya dalam menulis tinjauan pustaka,
bergantung pada jenis strategi yang digunakan. Untuk strategi sekuensial,
literatur disajikan pada setiap tahapan penelitian dengan tetap konsisten pada
metode yang digunakan. Misalnya, jika penelitian dimulai dengan tahap
kuantitatif, peneliti boleh jadi memasukkan tinjauan pustaka di awal
penelitian yang dapat membantunya membangun logika atau rumusan
masalah dan hipotesis penelitian. Jika penelitian dimulai dengan tahap
kualitatif , tinjauan pustaka tidak terlalu ditekankan, yang berarti si peneliti
bisa menyajikannya secara detail di akhir penelitian- jika pendekatannya
bersifat induktif. Jika peneliti menerapkan penelitian konkuren dengan bobot
dan prioritas yang seimbang antara data kualitatif dan kuantitatif, peneliti
                                                            
2
 John. W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012) 36 

79
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

bisa menyajikan literatur secara detail di setiap tahap kualitatif dan


kuantitatif. Singkatnya, penggunaan literatur dalam proyek metode
campuran sangat bergantung pada strategi dan bobot yang diberikan antara
penelitian kualitatif dan kuantitatif.

H. Tinjauan Pustaka Kuantitatif atau Metode Campuran


Saat menyusun tinjauan pustaka, biasanya peneliti akan sulit menentukan
seberapa banyak literatur yang harus direview. Agar masalah ini
terselesaikan, saya telah mengembangkan satu model yang menyajikan
parameter- parameter tertentu dalam menulis tinjauan pustaka, khususnya
untuk rancangan penelitian kuantitatif atau metode campuran yang hampir
selalu menyediakan bagian/ subbab khusus untuk tinjauan pustaka. Dalam
penelitian kualitatif, tinjauan pustaka bisa saja mengeksplorasi aspek- aspek
fenomena utama yang dibahas dan membaginya ke dalam topik- topik
khusus. Meski demikian, tinjauan pustaka dalam penelitian kualitatif ini,
seperti yang telah dibahas sebelumnya, dapat ditulis untuk tujuan yang
berbeda- beda (misalnya, sebagai alasan atau penjelasan logis atas masalah
penelitian, sebagai sesuatu yang dibahas sepanjang penelitian, sebagai
sesuatu yang dibandingkan dengan hasil penelitian, dan sebagainya).
Untuk penelitian kuantitatif atau metode campuran yang memprioritaskan
penelitian kuantitatif, tulislah tinjauan pustaka yang berisi materi- materi
penting dalam literatur yang berhubungan dengan variabel- variabel bebas,
variabel-variabel terikat, dan relasi antara variabel bebas dan variabel terikat.
Model penulisan ini tampaknya sesuai untuk disertasi atau untuk
mengkonseptualisasikan literatur dalam artikel/ karya ulis ilmiah. Perhatikan
rincian berikut ini :
1. Tulislah paragraf awal tinjauan pustaka dengan memerinci bagian-
bagian yang akan dibahas di dalamnya. Paragraf ini lebih berupa
penjelasan tentang susunan setiap bagian dalam tinjauan pustaka yang
anda tulis
2. Tinjaulah topik 1, yakni dengan meninjau literatur- literatur akadmik
tentang satu atau beberapa variabel bebas. Jika ada beberapa variabel
bebas yang dibahas dalam literatur tersebut, perhatikan subbagian-
subbagiannya atau fokuslah pada satu variabel yang paling penting

80
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

saja. Jangan lupa membahas penjelasan dalam literatur yang hanya


terkait dengan variabel bebas, bukan variabel terikat.
3. Tinjaulah topik 2, yakni dengan meninjau literatur- literatur akademik
tentang satu tau beberepa variabel terikat. Jika dalam literatur tersebut
dibahas bebereapa variabel terikat.
4. Tinjaulah topik 3, yakni dengan meninjau literatur- literatur akademik
yang membahas hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Pada bagian ini harus padat dan berisi literatur-literatur lain yang
memang sangat berkaitan dengan topik penelitian.
5. Pada bagian akhir tinjauaa pustaka, buatlah kesimpulan atau ringkasan
yang menonjolkan literatur-literatur yang dianggap paling penting dan
relevan.
Langkah-langkah di atas dapat diterapkan untuk menulis tinjauan pustaka
untuk jenis penelitian yang membahas variabel-variabel. Langkah- langkah
ini juga dapat mempersempit ruang lingkup penelitian yang diajukan
sehingga rumusan masalah dan metode penelitian yang nantinya disajikan
benar- benar dapat terjangkau dengan baik.

81
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

Rangkuman
Tinjauan pustaka memiliki beberapa tujuan utama: menginformasikan
kepada pembaca hasil- hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan
penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan
literatur-literatur yang ada, Dan mengisi celah-celah dalam penelitian-
penelitian sebelumnya.
Untuk pendekatan kualitatif yang didasarkan pada opini partisipan, ada
beberapa model tinjauan pustaka yang bisa anda pertimbangkan. Saya
menawarkan tiga model penempatan, yang berati tinjauan pustaka bisa anda
letakkan dalam ketiga lokasi ini, yaitu peneliti bisa saja memasukkan
tinjauan pustaka dalam pendahuluan, menempatkan tinjauan pustaka di
bagian terpisah, peneliti menyertakan bagian khusus. Penelitian kuantitatif,
di sisi lain, menyertakan sejumlah besar literatur utama di awal penelitian
untuk memberikan arahan petunjuk atas pertanyaan-pertanyaan dan
hipotesis-hipotesis penelitian.

82
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Buatlah tinjauan pustaka untuk penelitian kuantitatif dan perhatikan
langkah-langkah yang sudah dijelaskan sebelumnya agar variabel-
variabel penelitian Anda dapat terlihat dengan jelas!
2. Apa saja fungsi dari kajian pustaka. Sebutkan dan jelaskan!

83
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian
 

Referensi

Borg and Gall, 2003, Educational Research: An Indroction, Boston:


Allyn and Bacon
Creswell, John. W., 2012, Research Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

84
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

PAKET 5
PENTINGNYA TEORI DALAM PENELITIAN

Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada pentingnya teori dalam
penelitian. Kajian dalam paket ini meliputi hakikat teori, teori dalam
penelitian kuantitatif, teori dalam penelitian kualitatif, dan teori dalam
penelitian metode campuran. Paket ini sebagai lanjutan dari paket keempat,
dan akan berkaitan dengan paket selanjutnya.
Dalam paket 5 ini, mahasiswa akan mengkaji pentingnya teori dalam
penelitian. Kajian dalam paket ini meliputi hakikat teori, teori dalam
penelitian kuantitatif, teori dalam penelitian kualitatif, dan teori dalam
penelitian metode campuran. Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen
menampilkan slide teori dalam penelitian, sehingga mahasiswa dapat
mengetahui saja teori dalam penelitian pendidikan guna mempermudah
mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian pendidikan secara
efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi tugas untuk membaca uraian
materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar kegiatan. Dengan
dikuasainya materi dari paket 5 diharapkan dapat menjadi modal bagi
mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan,
serta kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur kreativitas hasil
perkualiahan dengan membuat pertanyaan beserta jawabannya dan
menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain.

85
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan


Kompetensi Dasar
Mahasiswa mendeskripsikan hakikat teori, teori dalam penelitian
kuantitatif, teori dalam penelitian kualitatif, dan teori dalam penelitian
metode campuran

Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi hakikat teori
2. Mengidentifikasi teori dalam penelitian kuantitatif
3. Mengidentifikasi teori dalam penelitian kualitatif
4. Mengidentifikasi teori dalam penelitian metode campuran

Waktu
2 x 50 menit

Materi Pokok
1. Hakikat teori
2. Teori dalam penelitian kuantitatif
3. Teori dalam penelitian kualitatif
4. Teori dalam penelitian metode campuran

Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide yang ditampilkan oleh dosen,
tentang teori penelitian pendidikan
2. Penjelasan pentingnya mempelajari paket 5
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 6 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan semua tema yang ada pada
paket 5
3. Membuat pertanyaan beserta jawabannya mengenai tema pada paket 5
4. Selesai membuat pertanyaan, pertanyaan ditukar dengan kelompok
lain. Kelompok tersebut harus menjawab pertanyaan tersebut pada
lembar yang berbeda

86
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

5. Penguatan hasil diskusi dari dosen


6. Dosen memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menanyakan
sesuatu yang belum paham atau menyampaikan konfirmasi
Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Menyimpulkan hasil perkuliahan
2. Memberi dorongan psikologis/saran/nasehat
3. Refleksi hasil perkuliahan oleh mahasiswa
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya

Lembar Kegiatan
Membuat pertanyaan beserta jawabannya tentang pentingnya teori
penelitian pendidikan

Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep teori dalam penelitian pendidikan
melalui kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang dituangkan
dalam bentuk membuat pertanyaan beserta jawabannya dan menjawab
pertanyaan dari kelompok lain.

Bahan dan Alat


Kertas plano, spidol berwarna, dan solasi

Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang ketua kelompok dan penulis konsep hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi dalam bentuk pertanyaan beserta jawabannya!
4. Tukarlah pertanyaanmu kepada kelompok lain!
5. Tanyakan apa yang belum dipahami kepada dosen!
6. Berikan tanggapan atau klarifikasi dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut!

87
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

Uraian Materi

PENTINGNYA TEORI DALAM PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas Pentingnya Teori dalam Penelitian.


Didalamnya akan diuraikan secara rinci hakikat Teori, Fungsi teori,bentuk-
bentuk teori, Teori dalam penelitian kuantitatif, Teori dalam penelitian
kualitatif, teori dalam penelitian campuran.

A. Hakikat Teori
Penelitian berawal dari ide atau gagasan dan konsep yang saling
berhubungan atau yang diharapkan berhubungan. Dalam batas - batas
tertentu teori muncul dari benak peneliti, tetapi sebagian besar gagasan
semacam itu muncul dari kumpulan karya- karya terdahulu yang disebut
kepustakaan. Misalnya, teori terhadap penelitian yang relevan dapat
membantu meliput gagasan tentang variabel yang dianggap tidak penting
dalam penelitian. teori memberikan informasi tentang penelitian apa saja
yang sudah dikerjakan dan penelitian yang mana yang dapat diperluas atau
diterapkan. teori dapat menempatkan status penelitian di lapangan dalam
hubungannya dengan konklusi dan aplikasi. teori juga dapat memberikan
makna serta menunjukkan hubungan antara variabel yang dipilih untuk
dikaji.
Teori merupakan mata rantai yang sangat penting dalam proses
penelitian. Teori merupakan bahan untuk memberikan argumentasi tentang
penting dan urgensinya suatu masalah. Masalah perlu dikaji melalui teori
dan konsep -konsep yang relevan serta temuan-temuan dalam penelitian
yang relevan. Untuk itu, teori memegang peranan yang sangat penting.
Penelitian harus dikerjakan dengan tidak meninggalkan teori untuk dapat
dilaksanakan secara baik. teori juga mendukung lahirnya hipotesis. Dengan
berpikir deduktif atas teori dan konsep yang relevan serta berpikir induktif
atas temuan yang relevan, hipotesis dapat dimunculkan.
Teori merupakan dasar yang kuat bagi penelitian berikutnya. Teori akan
memberikan banyak gagasan atau pemikiran bagi penelitian selanjutnya,
baik yang direkomendasikan oleh peneliti terdahulu ataupun yang terlahir
dari celah- celah penelitian yang belum tergarap dengan sempurna. Teori

88
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

juga merupakan bagian penting dari pendekatan ilmiah dan disajikan dalam
semua kawasan penelitian ilmiah, baik dalam bidang fisika, ilmu
pengetahuan alam, ataupun dalam ilmu- ilmu sosial. Teori semacam itu juga
merupakan basis penelitian pada umumnya dalam ilmu kemanusiaan. Dalam
bidang seperti sejarah, teori tidak hanya memberikan pemahaman tentang
karya- karya penelitian yang terdahulu yang telah dikerjakan, tetapi hasil
teori itu memberikan data yang digunakan dalam penelitian. Penelitian
sejarah dalam pendidikan hampir semuanya didasarkan pada sumber-
sumber tertulis dalam bidang itu.
Teori dalam penelitian pendidikan memberikan gambaran tentang
perkembangan ilmu mutakhir dalam bidang yang akan dikaji. Dengan
mempelajari apa yang telah dikerjakan dan sedang dikerjakan dalam suatu
bidang studi, peneliti dapat mengembangkan penelitian yang akan
memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Jadi, teori
dalam bidang apapun membentuk fondasi bagi karya masa datang yang akan
dibangun. Jika gagal membangun fondasi yang disumbangkan oleh teori itu,
hasil penelitian akan tampak dangkal, naif, dan sering merupakan duplikasi
atas apa yang pernah dikerjakan oleh peneliti terdahulu. Meskipun arti
penting teori itu sangat jelas, tetapi terkadang bagian itu sering dianggap
mudah atau diremehkan kehadirannya. Banyak yang melakukan secara
sekilas dan terkesan tergesa – gesa agar dapat segera melaksanakan
penelitiannya. teori akan dapat dikerjakan dengan baik manakala peneliti
rajin membaca berbagai sumber pustaka. Teori yang baik akan memandu
untuk membuat desain penelitian yang lebih baik dan memperoleh hasil
penelitian yang memuaskan dan bermakna. Wawasan yang diperoleh dari
teori akan sangat membantu peneliti dalam mengerjakan proyek
penelitiannya.
Kesalahan yang sering Dilakukan dalam penggunaan teori adalah :
(1)Teori dilakukan dengan cara tergesa- gesa untuk segera mulai dengan
proyek penelitian, (2)Terlalu mengandalkan atau bergantung pada sumber
sekunder, (3) Terlalu memfokuskan hanya pada temuan penelitian ketika
mengkaji pustaka dan kurang memperhatikan metode, pengukuran, analisis
data ataupun diskusi hasil penelitiannya, (4) Terlalau banyak memenafaatkan
sumber selain jurnal, seperti koran, majalah populer yang kadang- kadang
memang memuat artikel tentang topik yang diteliti, (5) Menyalin data

89
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

bibliografis secara tidak benar dan tidak dapat menempatkan acuan yang
diperlukan secara tepat, (6) Terlalu banyak menyalin bahan pustaka dalam
kartu. Ini merupakan indikator bahwa peneliti tidak memiliki pemahaman
yang jernih tentang penelitiannya. Ia tidak bisa membedakan antara
informasi yang penting dan yang tidak penting.
Fungsi Teori secara umum diantaranya :
1. Teori berfungsi sebagai klasifikasi
Maksudnya teori memberikan pedoman dan strategi untuk melakukan
pengklasifikasian atau penggolongan data, menetapkan kategori- kategori
yang dipandang memiliki maksud dan tujuan. Dengan adanya teori dalam
mengumpulkan data akan didapatkan data yang teratur dan jelas, sebab
dengan teori memberi arah dan petunjuk bagi peneliti. Terutama data apa
yang perlu dikumpulkan, bagaimana menyusun klasifikasi berdasarkan
atas tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Teori berfungsi sebagai eksplanasi
Teori mempunyai banyak informasi di balik rangkaian fenomena-
fenomena. Dalam fenomena- fenomena ini teori memberikan jawaban
mengenai sebab musabab terjadinya suatu fenomena. Dengan adanya
teori bisa menemukan kesimpulan yang sebenarnya an bersifat kongkre.
Kerangka abstraksi yang menghubungkan antara fakta menjadi rangkaian
yang saling berkesinambungan yang berkaitan dengan makna. Dengan
adanya teori maka hubungan antara fakta menjadi jelas dan masuk akal.
3. Teori berfungsi sebagai prediktif
Fungsi ini berkaitan dengan eksplanasi. Eksplanasi yaitu menjelaskan
sebab akibat kejadian tertentu. Dengan mengetahui kejadian maka tahu
penyebab terjadinya yang lain, sehingga jika kejadian itu terjadi berulang
kali, dengan pola yang sama, maka peneliti yakin akan ketepatan
hubungan sebab- akibat dari kejadian tersebut. Selanjutnya peneliti
diharapkan mampu untuk meramalkan apa yang akan terjadi. Jika pada
situasi yang berbeda, peneliti menjumpai timbulnya faktor penyebab yang
sama, maka dapat dipastikan adanya akibat tertentu yang akan terjadi.

90
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

B. Teori dalam penelitian kuantitatif


1. Variabel - variabel dalam penelitian kuantitatif
Sebelum membahas teori kuantitatif, peneliti perlu memahami variabel-
variabel dan jenis- jenisnya yang akan digunakan dalam membangun teori.
Variabel merujuk pada karakteristik atau atribut seorang individu atau suatu
organisasi yang dapat diukur atau dapat di observasi. Variabel biasanya
bervariasi dalam dua atau lebih kategori atau dalam kontinuum skor.
Variabel dapat diukur atau dinilai berdasarkan satu skala. Ahli psikologi
lebih suka menggunakan istilah konstruk (ketimbang variabel), yang
memiliki konotasi gagasan yang lebih abstrak ketimbang istilah yang
didefinisikan secara spesifik. Namun demikian, ilmuwan sosial biasanya
menggunakan istilah variabel, yang juga akan digunakan dalam buku ini
secara permanen. Variabel- variabel yang diukur dalam penelitian biasanya
meliputi gender, umur, status sosial – ekonomi (SSE), dan sikap- sikap atau
perilaku- perilaku tertentu, seperti rasisme, kontrol sosial, kekuatan politis,
atau kepemimpinan. Ada sejumlah buku yang menjelaskan secara rinci
tentang jenis- jenis variabel dan skala- skala pengukurannya. Variabel-
variabel dibedakan berdasarkan dua karakteristik : susunan temporal dan
pengukurannya (atau observasi).
Susunan temporal (temporal order) berarti bahwa satu variabel
mendahului variabel lain dalam satu waktu. Karena susunan waktu inilah
maka sering dikatakan bahwa satu variabel dapat berpengaruh pada variabel
lain meskipun pernyataan yang lebih akurat adalah satu variabel mungkin
saja memengaruhi variabel lain. Ketika melakukan penelitian dalam setting
dan terhadap manusia tertentu, peneliti tidak bisa secara mutlak
membuktikan adanya penyebab dan pengaruh, apalagi ilmuwan sosial saat
ini sering mengatakan bahwa ada penyebab yang mungkin (probable
causation). Temporal order berarti bahwa peneliti kuantitatif perpikir tentang
variabel- variabel dalam satu susunan (order) “dari kiri ke kanan”. Dan
menyusun variabel- variabel tersebut dalam rumusan masalah dan tujuan
penelitian, serta memvisualisasikan model- model variabel itu ke dalam
penyajian kiri – kanan atau penyebab dan pengaruh untuk itulah :
1. Variabel – variabel bebas (independent variables) merupakan variabel-
variabel yang (mungkin) menyebabkan, memengaruhi, atau berefek pada

91
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

outcome. Variabel – variabel ini juga dikenal dengan istilah variabel-


variabel treatment, manipulated, atecedent, atau predictor.
2. Variabel- variabel terikat (dependent variables) merupakan variabel –
variabel yang bergantung pada variabel- variabel bebas. Istilah lain untuk
variabel terikat adalah variabel criterion, outcome, dan effect.
3. Variabel intervening atau mediating berada di antara variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel ini memediasi pengaruh- pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Misalnya, jika siswa dapat melakukan test
metode penelitian dengan baik (variabel terikat), hal ini mungkin
disebabkan (a) persiapan mereka dalam penelitian (variabel bebas) dan
/atau (b) usaha mereka dalam menyusun gagasan penelitian ke dalam
kerangka kerja (variabel interving) yang juga turut memengaruhi
performa mereka dalam test tersebut. Seperti yang terlihat bahwa variabel
mediating ini, yakni usaha menyusun penelitian, berada di antara variabel
bebas dan variabel terikat.
4. Variabel moderating merupakan variabel baru yang dikonstruksi sendiri
oleh peneliti dengan cara mengambil satu variabel dan mengalikannya
dengan variabel lain untuk mengetahui dampak keduanya (seperti, umur
X sikap = kualitas hidup). Variabel – variabel ini biasanya terdapat dalam
penelitian eksperimen.
5. Dua jenis variabel lain adalah variabel control dan variabel confounding.
Variabel control memainkan peran penting dalam penelitian kuantitatif.
Variabel ini merupakan variabel bebas jenis khusus karena variabel ini
secara potensial juga dapat memengaruhi variabel terikat. Peneliti
menggunakan prosedur- prosedur statistik (seperti, umur atau gender)
yang memang perlu “ dikontrol” sehingga pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat benar- benar dapat diidentifikasi. Jenis variabel
lain, variabel confounding (atau spurious), sebenarnya tidak diukur atau
diobservasi dalam penelitian. Variabel ini memang ada, tetapi
pengaruhnya tidak dapat dilacak secara langsung. Peneliti memberikan
komentar tentang pengaruh variabel confounding setelah penelitiannya
selesai karena variabel- variabel ini dapat beroperasi untuk menjelaskan
relasi antara variabel bebas dan variabel terikat, tetapi variabel ini tidak
bisa dinilai (misalnya, sikap- sikap diskriminatif).

92
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, variabel- variabel saling dihubungkan untuk


menjawab rumusan masalah atau untuk membuat prediksi tentang hasil
apakah yang ingin diharapkan. Prediksi- prediksi sering kali dikenal dengan
istilah hipotesis.
2. Bentuk – Bentuk Teori
Dalam proposal penelitian, peneliti menegaskan teorinya dalam beberapa
bentuk, seperti hipotesis, pernyataan logika “jika - maka”, atau bentuk
visual. Pertama, peneliti menegaskan teori dalam bentuk hipotesis- hipotesis
yang saling berhubungan. Sebagian hipotesis ini dapat dilihat sebagai berikut
(hipotesis-hipotesis ini sudah dimodifikasi dengan menghilangkan
pronomina-pronomina yang merujuk pada gender tertentu):
1. Semakin tinggi pangkat seseorang, semakin kuat sentralitasnya
2. Semakin kuat sentralitas seseorang, semakin besar observabilitasnya
3. Semakin tinggi pangkat seseorang, semaikn besar konformitasnya
4. Semakin kuat sentralitas seseorang, semakin besar konformitasnya
5. Semakin tinggi pangkat seseorang, semakin besar konformitasnya
6. Semakin besar observabilitas seseorang, semakin besar
konformitasnya
7. Semakin besar konformitas seseorang, semakin besar
observabilitasnya.
Kedua, peneliti menyatakan teori dalam bentuk pernyataan “jika- maka”
yang menunjukkan mengapa seseorang harus berharap variabel bebas dapat
memengaruhi variabel terikat. Misalnya, Homans (1950) menjelaskan teori
tentang interaksi :
“Jika frekuensi interaksi antara dua atau lebih individu meningkat, tingkat
kesukaan antar keduanya juga akan meningkat, dan seterusnya. Individu-
individu yang sentimentil dalam berinteraksi dengan individu- individu lain
akan mengungkapkan perasaan sentimennya dalam aktivitas- aktivitas yang
sering kali melampaui aktivitas- aktivitas sistem eksternal, dan aktivitas-
aktivitas ini bisa saja semakin memperkuat perasaan sentimen tersebut.
Semakin sering individu berinteraksi dengan individu lain, aktivitas-
aktivitas dan sentimen- sentimen mereka, dalam beberapa keadaan, akan
semakin mirip. “
Ketiga, peneliti dapat menyajikan teori dalam bentuk visual bentuk ini
penting untuk menerjemahkan variabel- variabel ke dalam gambar visual.

93
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

Blalock (1969,1991) menampilkan causal modeling dengan membentuk


teori- teori verbal menjadi model- model kausal sehingga pembaca dapat
menvisualisasi hubungan antar variabel. Ada dua contoh sederhana yang
dapat disajikan di sini. tiga variabel bebas memengaruhi satu variabel
terikat, yang juga dimediasi oleh pengaruh dari dua variabel intervening.
Diagram semacam ini menunjukkan adanya rangkaian kausalitas antar
variabel yang menuntun modeling melewati suatu analisis dan analisis-
analisis lain yang lebih rumit dengan menggunakan sistem pengalian antar
variabel, seperti yang terdapat dalam model ekuasi struktural1. Pada level
preliminer, Duncang (1985) memberikan saran penting untuk membuat
diagram- diagram kausal seperti ini :
1. Posisikan variabel- variabel bebas di bagian kanan diagram dan
variabel- variabel terikat di bagian kiri
2. Gunakan anak panah satu arah yang menuntun setiap variabel utama
(variabel bebas) menuju variabel- variabel lain (variabel terikat dan
variabel intervening/ control) yang bergantung padanya
3. Tunjukkan kekuatan hubungan antar variabel dengan menyisipkan
simbol- simbol valensi dalam setiap anak panah. Gunakan valensi
positif atau negatif untuk mempostulasi atau menyimpulkan
hubungan- hubungan antar variabel
4. Gunakan anak panah two- headed yang terhubung satu sama lain
untuk menunjukkan hubungan yang tidak dianalisis diantara variabel-
variabel yang tidak terkait hubungan- hubungan lain.
Diagram kausal yang lebih rumit dapat dibuat dengan notasi – notasi
tambahan. Contoh di atas merupakan contoh dasar yang menggunakan
variabel- variabel yang terbatas, seperti yang sering terdapat dalam
penelitian metode survei.
Variasi atas model di atas bisa dilakukan dengan menambahkan
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebagai variabel – variabel
yang dikomparasikan berdasarkan pengaruhnya terhadap hasil akhir
(variabel terikat). Dua kelompok dalam variabel X dikomparasikan
berdasarkan pengaruhnya terhadap Y, variabel terikat. Rancangan seperti ini
sering diterapkan untuk penelitian eksperimen antar kelompok. Mengenai
                                                            
 Kline, R.B, Principles and Practice of Structural Equation Modeling (New York:
1

Guilford, 1998)

94
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

aturan – aturan notasi, sama seperti yang dijelaskan pada contoh


sebelumnya.
Ditunjukkan dua contoh ini hanya untuk memperkenalkan kemungkinan-
kemungkinan menghubungkan variabel bebas dan variabel terikat agar teori
yang akan dipakai dapat terbangun secara utuh. Ada juga model- model yang
lebih rumit, biasanya dengan menggunakan sistem pengalian antara variabel
bebas dan variabel terikat dalam bentuk model kausal yang sangat rinci.
3. Penempatan Teori dalam Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan teori secara deduktif
dan meletakkannya di awal proposal penelitian. Karena tujuannya adalah
untuk menguji atau memverivikasi suatu teori ketimbang
mengembangkannya maka peneliti kantitatif seyogiannya mengajukan teori,
mengumpulkan data untuk menguji teori tersebut, dan menyatakan
konfirmasi atau diskonfirmasi atas teori tersebut berdasarkan hasil yang
diperoleh. Teori menjadi kerangka kerja untuk keseluruhan penelitian yang
nantinya berfungsi mengorganisasi rumusan masalah dan hipotesis penelitian
serta prosedur pengumpulan data. Meodel berpikir deduktif yang diterapkan
dalam penelitian kuantitatif. Peneliti memverifikasi suatu teori dengan
menguji rumusan masalah atau hipotesis – hipotesis yang berasal dari teori
ini. Hipotesis atau rumusan tersebut berisi variabel- variabel (konstruk-
konstruk) yang perlu didefinisikan oleh peneliti atau perlu disesuaikan
dengan definisi- definisi yang terdapat dalam literatur. Dari sinilah, peneliti
menggunakan suatu instrumen penelitian untuk mengukur sikap- sikap atau
perilaku- perilaku para partisipan. Kemudian, peneliti mengumpulkan skor-
skor yang diperolehnya dari instrumen ini untuk mengonfirmasi atau
mendiskonfirmasi teori tersebut.
Pada hakikatnya, pendekatan deduktif yang bisa diterapkan dalam
penelitian kuantitatif juga turut memengaruhi peletakan teori di dalamnya.
Petunjuk umumnya adalah memperkenalkan teori di awal proposal
penelitian : dalam pendahuluan dalam tinjauan pustaka, setelah hipotesis
atau rumusan masalah (sebagai rasionalisasi atau hubungan antar variabel),
atau dalam bab/ subbab khusus. Masing- masing penempatan ini memiliki
kelebihan dan kekurangannya tersendiri.

95
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

4. Menulis Perspektif Teoritis Kuantitatif


Berdasarkan opsi- opsi yang sudah disajikan sebelumnya, berikut ini akan
ditunjukkan satu contoh penulisan perspektif teoritis dalam penelitian
kuantitatif. Mengidentifikasi suatu teori yang menjelaskan hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat.
1. Periksalah leteratur- literatur yang kemungkinan membahas teori ini.
Jika unit analisis untuk variabel- variabel penelitian adalah seorang
individu, perisalah dalam literatur psikologi. Jika unit analisisnya
adalah kelompok- kelompok atau organisasi, lihatlah dalam literatur
sosiologi. Jika penelitiannya hendak menguji individu- individu dan
kelompok- kelompok, pertimbangkanlah literatur sosial- psikologi.
Tentu saja, teori- teori dari disiplin lain bisa saja berguna (misalnya,
untuk meneliti isu ekonomi, teorinya dapat ditemukan dalam literatur-
literatur ekonomi)
2. Periksa pula penelitian- penelitian lain yang membahas topik atau
yang sangat berkaitan dengan topik yang digunakan yang digunakan.
Batasilah jumlah teori dan cobalah mengidentifikasi satu teori yang
dapat menjelaskan hipotesis inti atau rumusan masalah utama.
3. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, buatlah rumusan masalah
dengan metafor pelangi agar dapat menjembatani variabel- variabel
bebas dan variabel- variabel terikat.
4. Jelaskan teori yang digunakan dalam bagian khusus. Ikuti kalimat-
kalimat berikut “ teori yang akan digunakan adalah...(nama teori),
teori ini dikembangkan oleh...(sumber atau pengembang teori) dan
sudah banyak diterapkan dalam penelitian mengenai...(topik- topik
penelitian yang menerapkan teori ini sebagai landasannya). Teori ini
menegasskan bahwa...(proporsi- proporsi atau hipotesis- hipotesis
dalam teori tersebut). Diaplikasikan pada penelitian ini, teori tersebut
diharapkan dapat menjelaskan pengaruh variabel- variabel
bebas...(variabel- variabel bebas) terhadap variabel- variabel
terikat...(variabel terikat) karena ...(penjelasan yang didasarkan pada
logika dari teori tersebut).
Dengan demikian, topik- topik yang harus dimasukkan ke dalam
pembahasan mengenai teori kuantitatif ini mencakup antara lain : teori yang
digunakan, hipotesis- hipotesis atau proposisi- proposisi dari teori tersebut,

96
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

informasi tentang aplikasi teori tersebut dalam penelitian- penelitian


sebelumnya, dan pernyataan yang mencerminkan bagaimana teori tersebut
berhubungan dengan peneliti yang diajukan. Contoh penulisan teori
kuantitatif sebagai berikut :
1. Perspektif teoritis
Untuk merumuskan perspektif teoritis dalam meneliti produktivitas
akademik para guru, teori belajar sosial (social learning theory)
menyediakan prototipe penting. Konsep tentang perilaku ini berusaha
mencapai sintesis keseimbangan antara psikologi kognitif dan prinsip-
prinsip modifikasi perilaku. Selain itu, konsepsi ini juga berusaha “
mendekati perilaku manusia berdasarkan hubungan (timbal- balik)
berkelanjutan antara faktor- faktor kognitif, perilaku dan lingkungan”.
Meskipun teori ini menyarankan agar diterapkan reinforcement seperti
membentuk prinsip- prinsip, teori belajar sosial tetap melihat peran reward
sebagai sarana untuk mengidentifikasi respons- respons terbaik dan sebagai
motivasi insentif terhadap perilaku yang diharapkan. Selain itu, prinsip-
prinsip belajar dalam teori ini menekankan peran penting proses- proses lain.
Teori belajar sosial tidak hanya membahas belajar dan pembelajaran,
tetapi juga berusaha mendeskripsikan bagaimana kompetensi sosial dan
kompetensi personal (sehingga disebut personalitas) dapat mengembangkan
kondisi sosial yang kondusif untuk proses belajar. Teori ini juga
menjabarkan teknik- teknik penilaian personalitas, dan modifikasi perilaku
dalam setting klinis dan edukatif. Sejauh ini, prinsip- prinsip teori belajar
sosial telah banyak diterapkan pada perilaku –perilaku sosial seperti
kompetitivitas, agresivitas, peran seks, tantangan, dan perilaku patologis.
Dengan menjelaskan teori belajar sosial, Rotter (1954) menunjukkan bahwa
ada empat tingkatan variabel yang harus dipertimbangkan: perilaku,
ekspektasi, reinforcement, dan situasi psikologis. Formula umum tentang
perilaku dapat dinyatakan sebagai berikut: “potensi munculnya perilaku
dlam situasi psikologis tertentu merupakan pengaruh dari ekspektasi bahwa
perilaku tersebut nantinya akan menuntun pada reinforcement dan manfaat-
manfaatnya dalam situasi psikologis tersebut”.
Ekspektasi dalam formula ini merujuk pada kepastian (atau
kemungkinan) tertentu bahwa hubungan kausatif umumnya muncul antara
perilaku dan reward. Konstruk dari ekspektasi ini dapat didefinisikan sebagai

97
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

lokus kontrol internal ketika seorang individu percaya bahwa ada


reinforcement dalam diri pribadinya, atau sebagai lokus kontrol eksternal
ketika ia merasa bahwa dalam dirinya dipengaruhi oleh hal- hal, sperti
keberuntungan, nasib, atau kekuatan – kekuatan lain. Kesadaran akan
hubungan kausatif ini tentu saja bukanlah sikap yang mutlak dan selalu
muncul dalam setiap individu, melainkan lebih berupa sikap yang berbeda-
beda dalam satu kontinuum bergantung pada pengalaman- pengalaman
individu tersebut sebelumya dan kompleksitas- kompleksitas situasional.
Karena penelitian ini merupakan teori belajar sosial maka empat tingkatan
variabel yang diidentifikasi oleh Rotter (1954) di atas menjadi bahan utama
untuk memerinci poin- poin produktivitas akademik seperti berikut ini :
1. Produktivitas akademik merupakan perilaku atau aktivitas yang
diharapkan
2. Lokus kontrol merupakan ekspektasi umum bahwa reward dapat atau
tidak dapat bergantung pada perilaku- perilaku tertentu
3. Reinforcement merupakan reward dan penghargaan atas kerja
akademik
4. Institusi penddidikan merupakan situasi psikologis yang didalamnya
terdapat berbagai reward atas produktivitas akademik.
Dengan variabel- varaibel di atas maka konsep umum tentang perilaku
sebagaimana yang telah diformulasikan oleh Rotter(1975). Akan diadaptasi
sehingga menjadi seperti : potensi munculnya perilkau akademik dalam
institusi pendidikan merupakan pengaruh dari ekspektasi bahwa perilaku
tersebut nantinya akan menuntun pada reward- reward tertentu dan manfaat-
manfaatnya dalam institusi pendidikan, yakni produktivitas para guru
semakin meningkat karena adanya- reward- reward ini. Selain itu, hubungan
antara kepercayaan interpersonal dan lokus kontrol perlu dipertimbangkan
dalam kaitannya dengan ekspektasi atas pemberian reward melalui perilaku-
perilaku yang direkomendasikan. Selanjutnya, karakteristik-karakteristik
tertentu, seperti persiapan akademik, umur kronologis, beasiswa doktoral,
ikatan dinas, atau kerja full time, atau part time, diasosiasikan dengan
produktivitas akademik fakultas keperawatan dalam satu cara yang sama
dengan produktivitas dalam disiplin- disiplin ilmu lain.
Untuk lebih jelasnya, pernyataan berikut akan merepresentasikan logika
dasar penelitian ini. Jika para guru percaya bahwa: (a) usaha-usaha mereka

98
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

dalam melaksanakan kegiatan akademik akan menuntunnya pada reward


(lokus kontrol), (b) usaha- usaha mereka sangat bergantung pada
kesanggupan-kesanggupan mereka pribadi (kepercayaan interpersonal), (c)
reward atas aktivitas akademik sangat bermanfaat (manfaat reward), (d)
reward benar- benar ada dalam bidang atau institusi mereka ( setting
institusi) maka produktivitas akademik mereka akan semakin meningkat.
Dalam metode penelitian kuantitatif, teori berfungsi sebagai dasar
penelitian untuk diuji. Oleh karena itu, sebelum mulai kegiatan pengumpulan
data, peneliti menjelaskan teori secara komprehensif. Uraian mengenai teori
ini dipaparkan dengan jelas dan rinci pada desain penelitian. Teori menjadi
kerangka kerja (framework) untuk keseluruhan proses penelitian, mulai
bentuk dan rumusan pertanyaan atau hipotesis hingga prosedur pengumpulan
data. Peneliti menguji atau memverifikasi teori dengan cara menjawab
hipotesis atau pertanyaan penelitian yang diperoleh dari teori. Hipotesis atau
pertanyaan penelitian tersebut mengandung variabel untuk ditentukan
jawabannya. Karena itu, metode penelitian kuantitatif berangkat dari teori.

C. Teori dalam Penelitian Kualitatif


1. Variasi penggunaan Teori dalam Penelitian Kualitatif
Para peneliti kualitatif menggunakan teori dalam penelitian untuk tujuan-
tujuan yang berbeda. Pertama, dalam penelitian kualitatif, teori sering kali
digunakan sebagai penjelasan atas perilaku dan sikap- sikap tertentu. Teori
ini bisa jadi sempurna dengan adanya variabel- variabel, konstruk- konstruk,
dan hipotesis- hipotesis penelitian. Misalnya, para ahli etnografi
memanfaatkan tema- tema kultural atau “aspek- aspek kebudayaan” untuk
dikaji dalam proyek penelitian, seperti kontrol sosial, bahasa, stabilitas dan
perubahan, atau organisasi sosial. Tema- tema ini dapat memberikan
serangkaian hipotesis siap pakai untuk diuji dengan literatur- literatur yang
ada. Meskipun para peneliti kualitatif tidak merujuk pada tema- tema
tersebut sebagai teori, tema- tema ini umumnya menyediakan penjelasan
lengkap yang sering kali dimanfaatkan leh para antropolog untuk meneliti
perilaku culture- sharing dan tingkah laku manusia. Pendekatan ini sangat
populer dalam penelitian ilmu kesehatan kualitatif di mana peneliti biasanya
mengawali penelitiannya dengan model- model teoritis, seperti adopsi dalam

99
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

praktik- praktik kesehatan atau kualitas dalam orientasi kehidupan umat


manusia.
Kedua, para peneliti kualitatif sering kali menggunakan perspektif teoritis
sebagai panduan umum untuk meneliti gender, kelas, dan ras (atau isu- isu
lain mengenai kelompok- kelompok marginal). Perspektif ini biasanya
digunakan dalam penelitian advokasi/ partisipatoris kualitatif dan dapat
membantu peneliti untuk merancang rumusan masalah, mengumpulkan dan
menganalisis data, serta membentuk call for action and change (panggilan
untuk melakukan aksi dan perubahan). Penelitian kualitatif pada 1980-an
mengalami transformasi besar- besaran yang ditandai dengan munculnya
perspektif- perspektif teoritis seperti ini sehingga memperluas ruang lingkup
penelitian yang muncul sebelumnya. Perspektif- perspektif teoritis ini
menuntun peneliti pada isu- isu penting yang perlu diteliti (seperti,
perempuan, anak jalanan, dan kelompok- kelompok minoritas lain).
Perspektif- perspektif ini juga menunjukkan bagaimana peneliti harus
memosisikan diri mereka dalam penelitian kualitatif (seperti, berada diluar
atau tidak condong pada konteks pribadi, kultural, atau historis tertentu) dan
bagaimana menulis laporan akhir (seperti, dengan tidak memarjinalisasi
lebih jauh individu- individu yang diteliti, atau dengan cara berbaur
langsung).
Beberapa perspektif teoritis yang biasa digunakan dalam penelitian
kualitatif diantaranya:
1. Perspektif feminis menggugat kondisi kaum wanita saat ini yang
ditindas dengan sewenang- wenang dan institusi- institusi yang turut
membentuk kondisi tersebut. Topik- topik penelitian bisa mencakup
isu- isu kebijakan yang berhubungan dengan realisasi keadilan sosial
bagi kaum wanita dalam ranah- ranah tertentu atau pengetahuan
tentang kondisi- kondisi ketertindasan yang dialami
2. Wacana rasial memunculkan pertanyaan- pertanyaan penting tentang
konstruksi dan kontrol atas pengetahuan- pengetahuan yang berbau
ras, khususnya tentang orang- orang dan komunitas – momunitas kulit
berwarna
3. Perspektif teori kritis fokus pada pemberdayaan umat manusia agar
dapat bebas dari kungkungan rasial, kelas, dan gender yang dilekatkan

100
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

4. Teori queer- istilah yang digunakan dalam literatur berfokus pada


individu- individu yang menamakan dirinya sebagai kelompok
lesbian, gay, biseksual, atau transgender. Penelitian- penelitian yang
menerapkan perspektif teoritis ini bukan berarti menjadi individu-
individu di atas sebagai objek mentah yang dapat diperlakukan begitu
saja, melainkan lebih berusaha mencari sisi-sisi kultural dan politis
apa yang membuat terkucilkan dalam ranah sosial. Teori ini berusaha
menyuarakan kembali hak- hak dan pengalaman-pengalaman individu
yang tertindas.
5. Studi ketidakmampuan berfokus pada makna inklusi dalam sekolah
yang melibatkan para pengurus sekolah, guru, dan orang tua yang
memiliki anak-anak dengan ketidakmampuan-ketidakmampuan
tertentu.
Ketiga, dalam penelitian kualitatif, teori sering kali digunakan sebagai
poin akhir penelitian. Dengan menjadikan teori sebagai poin akhir penelitian,
berarti peneliti menerapkan proses penelitiannya secara induktif yang
berlangsung mulai dari data, lalu ke tema- tema umum, kemudian menuju
teori atau model tertentu.
Peneliti memulai penelitiannya dengan mengumpulkan informasi
sebanyak mungkindari para partisipan, lalu membentuk informasi ini
menjadi kategori-kategori atau tema-tema tertentu. Tema-tema ini kemudian
dikembangkan menjadi pola- pola, teori- teori, atau generalisasi- generalisasi
untuk nantinya diperbandingkan dengan pengalaman-pengalaman pribadi
atau dengan literatur-literatur yang ada. Usaha mengembangkan tema-tema
dan kategori-kategori menjadi pola-pola, teori-teori, atau generalisasi-
generalisasi ini menunjukkan bahwa penelitian kualitatif memiliki poin akhir
yang berbeda-beda.
Keempat, beberapa penelitian kualitatif tidak menggunakan teori yang
terlalu eksplisit. Kasus ini bisa saja terjadi disebabkan dua hal: (1) karena
tidak ada satupun penelitian kualitatif yang dilakukan dengan observasi yang
“benar-benar murni” dan (2) karena struktur konseptual sebelumnya yang
disusun dari teori dan metode tertentu telah memberikan starting point bagi
keseluruhan observasi. Bahkan, tidak sedikit orang memandang penelitian
kualitatif sebagai penelitian yang tidak memiliki orientasi teori yang
eksplisit.

101
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

Tips penelitian tentang penggunaan teori dalam penelitian kualitatif


diantaranya :
1. Pastikan apakah teori tersebut dapat diterapkan dalam penelitian
kualitatif atau tidak
2. Jika bisa diterapkan, identifikasilah bagimana teori tersebut akan
dijabarkan dan digunakan dalam penelitian; sebagai penjelasan up-
front, sebagai end point penelitian, atau sebagai perspektif advokasi
3. Tempatkan teori tersebut dalam naskah penelitian di bagian yang
tepat. Sesuai dengan tujuan digunakannya teori tersebut
Metode penelitian kualitatif berangkat dari lapangan dengan melihat
fenomena atau gejala yang terjadi untuk selanjutnya menghasilkan atau
mengembangkan teori. Jika dalam metode penelitian kuantitatif teori
berwujud dalam bentuk hipotesis atau definisi, maka dalam metode
penelitian kualitatif teori berbentuk pola (pattern) atau generalisasi
naturalistik (naturalistic generalization). Karena itu, pola dari suatu
fenomena bisa dianggap sebagai sebuah teori. Teori dipakai sebagai bahan
pisau analisis untuk memahami persoalan yang diteliti.
2. Menempatkan Teori dalam Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif yang menggunakan tema kultural atau
perspektif teoritis, teori muncul di awal penelitian. Sesuai dengan rancangan
penelitian kualitatif, teori bisa muncul di awal dan dapat dimodifikasi atau
disesuaikan sedemikian rupa berdasarkan pandangan dari para partisipan.
Akan tetapi, untuk sebagian besar rancangan kualitatif yang berorientasi
teori, seperti etnografi kritis, Lather mengualifikasi penggunaan teori sebagai
berikut:2
Melakukan penelitian grounded theory secara empiris membutuhkan
relasi timbal balik antara data dan teori. Data harus diolah secara dialetik
agar dapat menghasilkan proposisi- proposisi baru yang memungkinkan
munculnya kerangka teoritis, dengan tetap menjaga kerangka tersebut secara
ketat agar tidak bercampur- baur dengan data penelitian.

                                                            
2
 Lather, P, Research as Praxis. Harvard Educational Revuew 56, 257-277

102
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

D. Teori dalam Penelitian Metode Campuran


Teori dalam penelitian metode campuran dapat diterapkan secara
deduktif (seperti dengan pengujian atau verifikasi teori kuantitatif) atau
secara induktif (seperti dengan pemunculan teori atau pola kualitatif).
Penerapan teori dalam penelitian metode campuran adalah dengan
menjadikan teori sebagai perspektif teoritis untuk menuntun penelitian.
Dalam hal ini, penelitian metode campuran yang didasarkan pada teori
gender, ras, atau etnisitas, ketidakmampuan, orientasi seksual, atau isu- isu
lain maka penelitian tersebut sebaiknya menerapkan teori- teori ini di bagian
penelitian.
Prosedur- prosedur penelitian metode campuran. Pada penelitian metode
campuran menerapkan perspektif- perspektif teoritis yang beragam, seperti
Gender, feminis; kebudayaan/ ras/ etnik; gaya hidup; kritik; kelas dan status
sosial. Perspektif- perspektif inilah yang nantinya saling bertumpang tindih
dalam penelitian metode campuran. Yang kemudian membuat model- model
visual untuk mengilustrasikan bagaimana perspektif- perspekif ini dapat
menjadi panduan bagi penelitian metode campuran. Pentingnya perspektif
teoritis dalam penelitian metode campuran. Tidak hanya itu, paradigma
transformatif- partisipators dan prosedur- prosedur khusus metode
campuran.
Langkah – langkah dalam menggunakan teori dalam metode campuran
diantaranya :
1. Tentukan teori apa yang akan digunakan
2. Identifikasilah penerapan teori tersebut dlam hubungannya dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif
3. Jika teori digunakan sebagai strategi transformasional dalam
penelitian, dijelaskan strategi dan membahas poin- poin intinya dalam
penelitian yang diajukan, yang di dalamnya gagasan- gagasan
emansipatoris juga digunakan

103
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

Rangkuman
Teori merupakan mata rantai yang sangat penting dalam proses
penelitian. Teori merupakan bahan untuk memberikan argumentasi tentang
penting dan urgensinya suatu masalah. Masalah perlu dikaji melalui teori
dan konsep -konsep yang relevan serta temuan-temuan dalam penelitian
yang relevan.
Fungsi Teori secara umum adalah teori berfungsi sebagai klasifikasi,
maksudnya teori memberikan pedoman dan strategi untuk melakukan
pengklasifikasian atau penggolongan data, menetapkan kategori- kategori
yang dipandang memiliki maksud dan tujuan, sebagai eksplanasi, teori
mempunyai banyak informasi di balik rangkaian fenomena- fenomena, teori
berfungsi sebagai prediktif, fungsi ini berkaitan dengan eksplanasi.
Eksplanasi yaitu menjelaskan sebab akibat kejadian tertentu.

104
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang membedakan teori dalam penelitian kuantitatif, penelitian
kualitiatif dan penelitian metode campuran?
2. Carilah artikel-artikel jurnal yang: (a) memodifikasi suatu teori yang
muncul sebelumnya; (b) berusaha mengembangkan suatu teori di
akhir penelitian; dan (c) menyajikan penjelasan deskriptif tanpa
menggunakan teori yang eksplisit.

105
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Pentingnya Teori Dalam Penelitian

Referensi

H.M. Djunaidi Ghony, 2009, Metodologi Penelitian Pendidikan


Pendekatan Kuantitatif : UIN-Malang Press: Malang.
Kline, R.B, Principles and Practice of Structural Equation
Modeling (New York: Guilford, 1998)
Lather, P, Research as Praxis. Harvard Educational Revuew 56
Sugiyono, 2012, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Surabaya: Bandung.

106
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

PAKET 6
PENELITIAN KORELASIONAL

Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada penelitian korelasional.
Kajian dalam paket ini meliputi hakikat penelitian korelasional, jenis - jenis
penelitian korelasional, koefisien korelasi, langkah-langkah penelitian
korelasional, dan kelebihan dan kelemahan penelitian korelasional. Paket ini
sebagai lanjutan dari paket kelima, dan akan berkaitan dengan paket
selanjutnya.
Dalam paket 6 ini, mahasiswa akan mengkaji hakikat penelitian
korelasional, jenis - jenis penelitian korelasional, koefisien korelasi, langkah-
langkah penelitian korelasional, dan kelebihan dan kelemahan penelitian
korelasional. Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen menampilkan slide
macam-macam penelitian korelasional, sehingga mahasiswa dapat
mengetahui macam-macam penelitian korelasional guna mempermudah
mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian pendidikan
berbentuk korelasional secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi
tugas untuk membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan
lembar kegiatan. Dengan dikuasainya materi dari paket 6 diharapkan dapat
menjadi modal bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan,
serta kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur kreativitas hasil
perkualiahan.

107
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan


Kompetensi Dasar
Memahami konsep dasar penelitian korelasional serta penggunaannya dalam
penelitian pendidikan.

Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:
1. Menjelaskan hakikat penelitian korelasional
2. Menjelaskan jenis - jenis penelitian korelasional
3. Menjelaskan koefisien korelasi
4. Menguraikan langkah-langkah penelitian korelasional
5. Menjelaskan kelebihan dan kelemahan penelitian korelasional.

Waktu
3x50 menit

Materi Pokok
Konsep Dasar Penelitian Korelasional
1. Hakikat penelitian korelasional
2. Macam – macam penelitian korelasional
3. Menjelaskan koefisien korelasi
4. Langkah-langkah penelitian korelasional
5. Kelebihan dan kelemahan penelitian korelasional.

Langkah-langkah Perkuliahan
Kegiatan Awal (25 menit)
1. Memotivasi mahasiswa dengan penguatan-penguatan mengenai
perlunya variasi-variasi dalam perkuliahan.
2. Menjelaskan indikator perkuliahan
3. Menjelaskan langkah kegiatan perkuliahan (menggunakan model
kooperatif tipe Jigsaw)
Kegiatan Inti (100 menit)
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
beranggotakan 6 orang. Kelompok ini disebut sebagai kelompok asal.

108
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

2. Selanjutnya dibentuk kelompok baru lagi yang disebut kelompok ahli.


Kelompok ini beranggotakan masing-masing perwakilan dari
kelompok asal.
3. Masing-masing kelompok ahli membahas sebuah sub materi.
Kelompok ahli 1 : Hakikat penelitian korelasional
Kelompok ahli 2 : Jenis - jenis penelitian korelasional
Kelompok ahli 3 : Koefisien korelasi
Kelompok ahli 4 : Langkah- Langkah penelitian korelasional
Kelompok ahli 5 :Kelebihan dan kelemahan penelitian korelasional
Masing-masing kelompok ahli mendiskusikan penelitian korelasional
sesuai dengan tugas kelompoknya masing-masing.
4. Dosen sebagai fasilitator, membimbing serta memfasilitasi mahasiswa
yang sedang berdiskusi.
5. Setelah waktu berdiskusi kelompok ahli selesai, selanjutnya anggota
kelompok ahli diminta untuk kembali lagi ke kelompok asal kemudian
menjelaskan materi yang dipelajari dalam kelompok ahli kepada
anggota kelompok asal yang lain.
6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
7. Penguatan dan feedback hasil diskusi dari dosen
8. Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menanyakan
hal-hal yang belum dipahami atau menyampaikan konfirmasi
Kegiatan Penutup (20 menit)
1. Mahasiswa bersama dosen menyimpulkan materi pembelajaran hari
ini.
2. Memberikan penguatan-penguatan dan pesan moral
3. Merefleksi proses perkuliahan
4. Mengingatkan untuk mempelajari materi perkuliahan untuk minggu
depan.
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya.

Lembar Kegiatan Mahasiswa


Penelitian korelasional dan penggunaannya dalam penelitian pendidikan.

109
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

Tujuan
Mahasiswa dapat menerapkan penelitian korelasional bidang pendidikan.

Bahan dan alat


Lembar kegiatan, lembar penilaian, kertas plano, spidol dan isolatip.

Langkah-langkah kegiatan
1. Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok ahli secara berkelompok
menganalisis penelitian korelasional.
Kelompok ahli 1 : Hakikat penelitian korelasional
Kelompok ahli 2 : Jenis – jenis penelitian korelasional
Kelompok ahli 3 : Koefisien korelasi
Kelompok ahli 4 : Langkah- Langkah penelitian korelasional
Kelompok ahli 5 :Kelebihan dan kelemahan penelitian korelasional
2. Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan
materi yang telah didiskusikan kepada anggota kelompok asal yang
lain.
3. Mahasiswa membuat penelitian korelasioanl.
4. Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusinya.

Uraian Materi

PENELITIAN KORELASIONAL

Dalam bab ini akan dibahas penelitian korelasional.Didalamnya akan


diuraikan secara rinci hakikat penelitian korelasional, jenis – jenis penelitian
korelasional, kelebihan dan kekurangan penelitian korelasional, koefisien
Korelasi dan juga langkah-langkah penelitian korelasional.

A. Hakikat Penelitian Korelasional


Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat
hubungan antar dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat
hubungan antar variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat
hubungan yang ada, peneliti dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan

110
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

penelitian. Misalnya hubungan antara kecerdasan dengan kreativitas,


semangat dengan pencapaian, tinggi badan dengan umur, nilai bahasa
Inggris dengan nilai statistika, dan sebagainya.
Dalam penelitian korelasional, para peneliti biasanya hanya mendasarkan
pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi atau
memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya
mengetahui cukup banyak alasan yang kuat guna mempertahankan hasil
hubungan yang ditemukan.
Penelitian korelasional lebih tepat jika dalam penelitian peneliti
memfokuskan usahanya dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan
adanya fenomena yang kompleks melalui hubungan antar variabel.Dibidang
pendidikan, studi korelasi biasanya digunakan untuk melakukan penelitian
terhadap sejumlah variabel yang diperkirakan mempunyai peranan yang
signifikan dalam mencapai proses pembelajaran. Sebagai contoh, misalnya
tentang pencapaian hasil belajar dengan motivasi internal, belajar strategi,
intensitas kehadiran mengikuti kuliah, dan lain sebagainya.
Seorang peneliti tepat menggunakan penelitian korelasi ketika peneliti
mempunyai beberapa alasan penting berikut:
1) Ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antar variabel dimana
koefisien korelasi dapat mencapainya. 2)Penelitian korelasi perlu
diperhitungkan kegunaannya apabila variabel yang muncul itu
kompleks, dan peneliti tidak mungkin dapat melakukan kontrol dan
memanipulasi variabel-variabel tersebut, dan juga. 3) Dalam
penelitian memungkinkan dilakukan pengukuran beberapa variabel
dan hubungan yang ada dalam setting yang realistis. Alasan penting
lain adalah bahwa penelitian korelasi tepat dilakukan, jika salah satu
tujuan penelitian adalah mencapai formula prediksi, yaitu keadaan
yang menunjukkan adanya asumsi hubungan antarvariabel.
Contoh penelitian korelasional dalam pendidikan :
1) Studi yang menyelidiki hubungan antara motivasi dengan hasil belajar
siswa di Sekolah Menengah.
2) Studi analisis faktor pada beberapa tes kepribadian.
3) Studi untuk meramalkan keberhasilan belajar di sekolah berdasarkan
tes bakat.

111
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

B. Karakteristik Penelitian Korelasional


Penelitian korelasional mempunyai beberapa karakteristik yang sangat
penting untuk para peneliti yang akan menggunakan penelitian
korelasional.Karakteristik tersebut, adalah penelitian korelasi tepat jika
variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan
mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.2)Memungkinkan
pengukuran secara simultan beberapa variabel dan saling hubungannya
dalam keaadaan yang realistis. 3) memungkinkan peneliti mendapatkan
derajat asosiasi yang signifikan.1 4) Keterbatasan-keterbatasan penelitian
korelasional adalah sebagai berikut:
a. Hanya mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, penelitian ini tidak
perlu mengidentifikasi saling hubungan yang bersifat sebab akibat
b. Metode ini kurang tertib dan ketat apabila dibandingkan dengan
pendekatan eksperimental karena kurang melakukan kontrol terhadap
variabel-variabel bebasnya
c. Metode ini cenderung akan mengidentifikasi pola hubungan yang
semu yang kurang reliabel dan valid
d. Pola saling hubungan sering tidak menentu dan kabur
e. Metode ini dalam penelitian sering memberikan rangsangan
penggunaannya semacam pendekatan “shot gun”, yaitu memasukkan
data tanpa pandang bulu dari sumber yang beragam dan memberikan
interpretasi yang bermakna atau yang berguna.

C. Macam – Macam Penelitian Korelasional


1. Penelitian Hubungan
Penelitian hubungan, relasional atau korelasi sederhana (seringkali
hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan
antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu
yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau
derajat hubungan antara sepasang variabel (bivariat).
Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari
penelitian lain, yang dilakukan sebagai awal untuk proses penelitian lain

                                                            
1
  Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.
(Surabaya: Bumi Aksara.2005)166

112
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasional multivariat yang


meneliti hubungan beberapa variabel secara simultan pada umumnya
selalu diawali dengan penelitian hbungan sederhana untuk melihat
bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan satu sama lain
secara berpasangan.
Dalam penelitian korelasional sederhana ini, hubungan antar variabel
tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Nilai koefisien tersebut,
bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik
statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing variabel.
Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni
hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek
yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena
itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan
sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Pemilihan
kedua variabel tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil
penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat
mungkin berhubungan.
2. Penelitian Prediktif
Dalam bidang pendidikan, banyak situasi yang menghendaki
dilakukannya prediksi atau peramalan. Misalnya pada awal tahun ajaran
baru setiap sekolah seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang akan
diterima menjadi calon siswa baru.
Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada pengukuran terhadap
satu variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau
meramal kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain. Penelitian
ini sebagaimana penelitian relasional, melibatkan penghitungan korelasi
antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni variabel yang
menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan kejadiannya (disebut
kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan berhubungan dengan
kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk memprediksi (disebut
prediktor).
Perbedaan utama antara penelitian relasional dan penelitian jenis ini
terletak pada asumsi yang mendasari hubungan antar variabel yang
diteliti. Dalam penelitian relasional, peneliti berasumsi bahwa hubungan
antar kedua variabel terjadi secara dua arah. Dengan kata lain, peneliti

113
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

hanya ingin menyelidiki apakah kedua variabel mempunyai hubungan,


tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul lebih awal dari
yang lain. Oleh karena itu, kedua variabel biasanya diukur dalam waktu
yang bersamaan. Dalam penelitian prediktif, selain ingin menyelidiki
hubungan antara dua variabel, peneliti juga mempunyai anggapan bahwa
salah satu variabel muncul lebh dahulu dari yang lain, atau hubungan satu
arah. Oleh karena itu, tidak seperti penelitian relasional, kedua variabel
diukur dalam waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor diukur
sebelum variabel kriteria terjadi, dan tidak dapat sebaliknya.

D. Koefisien Korelasi
Untuk mengetahui besarnya konstribusi variabel bebas terhadap variabel
terikatnya diperlukan perhitungan koefisien korelasi.
Ada beberapa macam koefisien korelasi. Ketepatan penggunaan koefisien ini
tergantung dari jenis data yang akan dicari hubungannya. Misalnya,
koefisien korelasi buatan, yaitu statistik yang dapat digunakan untuk
menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel.
1. Korelasi Product-Moment
Analisis korelasi product-moment lebih tepat digunakan untuk
menganalisis hubungan antara dua gejala interval (data dengan skala
interval).Korelasi product moment dikemukakan oleh Kar Pearson tahun
1990.Kegunannya untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi
variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Berikut
ini akan disajikan dua macam rumus product moment.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi apabila kita
menggunakan rumus korelasi product momen :a) Pengambilan sampel
dari populasi harus random (acak). b) Data yang dicari korelasinya harus
berskala interval atau ratio. c) Variasi skor kedua variabel yang akan
dicari korelasinya harus sama. d) Distribusi skor variabel yang dicari
korelasinya hendaknya merupakan distribusi unimodal. e) Hubungan
antara variabel X dan Y hendaknya linier.

114
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

Rumus 1:

Keterangan :
X2 = x- x
Y2 = y – y
X = skor rata-rata dari x
Y = skor rata-rata dari y
Rumus 2:

X = skor variable pertama


Y = Skor variable kedua
N = banyaknya subjek
Contoh:
Suatu penelitian yang ingin melihat apakah ada hubungan antara
banyaknya kredit yang diambil dengan indeks prestasi yang dicapai
mahasiswa dalam satu semester. Setelah dilakukan pengumpulan data
dari 10 mahasiswa ternyata penyebaran kredit yang diambil dan indeks
prestasi yang dicapai sebagai berikut:
Mahasiswa ke Jumlah Kredit IP
diambil
1 20 3.1
2 18 4.0
3 15 2.8
4 20 4.0
5 10 3.0
6 12 3.6
7 16 4.0
8 14 3.2
9 18 3.5
10 12 4.0

115
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

Jika jumlah kredit yang diambil merupakan variabel X, maka indeks


prestasi merupakan variabel Y.Untuk keperluan perhitungan korelasi,
sebaiknya data diatas disusun dalam suatu table yang mengandung unsur-
unsur atau factor-faktor yang diperlukan dalam perhitungan korelasi.
Apabila korelasi product moment dihitung dengan rumus 2, maka table
yang dibutuhkan hendaknya mengandung unsur-unsur:
1. Kuadrat masing – masing skor / nilai variabel X (X2)
2. Kuadrat masing – masing skor / nilai variabel Y (Y2)
3. Hasil kali masing – masing skor / nilai variabel X dan Y (XY)
4. Jumlah skor / nilai variabel X( )
5. Jumlah skor / nilai variabel Y( )
6. Jumlah kuadrat skor / nilai variabel X ( )
7. Jumlah kuadrat skor / nilai variabel Y ( )
8. Jumlah hasil kali skor / nilai variabel X dan Y ( )
Dengan demikian tabelnya sebagai berikut:
X Y X2 Y2 XY
20 3.1 400 9.61 62
18 4.0 324 16 72
15 2.8 225 7.84 42
20 4.0 400 16 80
10 3.0 100 9 30
12 3.6 144 12.96 43.2
16 4.0 256 16 64
14 3.2 196 10.24 44.8
18 3.5 324 12.25 63
12 4.0 144 16 48
155 35.2 2513 125.90 549

Hal – hal yang bisa diketahui berdasarkan pada soal maupun tabel di
atas adalah:
N = 10 = 549
= 155 = 35.2
= 2513 = 125.9

116
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

Setelah data dianalisis seluruh factor yang diperlukan dalam rumus


korelasi product moment , maka angka – angka tersebut akan dimasukkan
dalam rumus 2.Dengan demikian maka hasil perhitungan korelasi product
moment sebagai berikut :

` = =
= 0.22893
= 0.23

Hasil perhitungan korelasi pada dasarnya dapat dikelompokkan


menjadi tiga kelompok besar :
a. Korelasi positif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati +1
atau sama dengan +1. Ini berarti bahwa setiap kenaikan skor / nilai
pada variabel X akan diikuti dengan kenaikan skor / nilai variabel Y.
Sebaliknya, jika variabel X mengalami penurunan, maka akan diikuti
dengan penurunan variabel Y
b. Korelasi negatif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati -
1 atau sama dengan -1.Ini berarti bahwa setiap kenaikan skor / nilai
pada variabel X akan diikuti dengan penurunan skor / nilai variabel Y.
Sebaliknya, apabila skor / nilai dari variabel X turun, maka skor / nilai
dari variabel Y akan naik
c. Tidak ada korelasi, apabila hasil perhitungan korelasi (mendekati 0
atau sama dengan 0). Hal ini berarti bahwa naik turunnya skor / nilai
satu variabel tidak mempunyai kaitan dengan naik turunnya skor /
nilai variabel yang lainnya. Apabila skor / nilai variabel X naik tidak
selalu diikuti dengan naik atau turunnya skor / nilai variabel Y,
demikian juga sebaliknya.
2. Korelasi Point Biserial
Apabila ingin mengetahui korelasi antar dua variabel, yang satu
berbentuk variabel kontinu sedangkan yang lain variabel diskrit murni,
maka peneliti dapat menggunakan korelasi poin biserial.
Contoh penelitian yang bisa dianalisis dengan teknik ini, misalnya
peneliti ingin mengetahui hubungan antara hobi dan prestasi belajar
siswa.

117
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

Hasil perhitungan dengan korelasi ponint biserial dapat


dikonsultasikan ke table r hasil korelasi product – momen.
Rumusnya adalah sebagai berikut

Keterangan:
rpbis : Koefisien korelasi point biserial
Mp : Mean skor dari subjek – subjek yang menjawab betul item
yang dicari korelasinya dengan tes.
Mt : Mean skor total
St : Standar deviasi skor total
p : Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut
q :1–p

E. Langkah-Langkah Penelitian Korelasional


1) Penentuan Masalah
Studi korelasional dapat dirancang untuk menentukan variabel mana
dari suatu daftar yang mungkin berhubungan maupun untuk menguji
hipotesis mengenai hubungan yang diharapkan.Variabel yang di libatkan
harus diseleksi berdasarkan penalaran induktif.Dengan kata lain,
hubungan yang akan diselidiki harus didukung oleh teori atau diturunkan
dari pengalaman.
Dalam penelitiannya, misalnya, Zern menguji hubungan antara
keberagaman, kemampuan kognitif, dan –restasi belajar mahasiswa.
Keberagaman didefinisikan secara operasional sebagai kegiatan ritual dan
kepercayaan (belief), sedangkan kemampuan kognitif didefinisikan
sebagai nilai yang diperoleh dalam tes kemampuan akademik, dan
prestasi belajar sebagai indeks prestasi.
2) Penentuan Subjek
Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam
variabel-varabel yang menjadi focus penelitian.Subyek tersebut harus
relative homogeny dalam factor-faktor diluar variabel yang diteliti yang
mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat. Bila subyek yang
dilibatkan mempunyai perbedaan yang berarti dalam factor-faktor
tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur.Untuk

118
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

meneliti hubungan antara rasa percaya diri dan prestasi belajar, misalnya,
peneliti harus memilih subyek yang relative mempunyai tingkat
kecerdasan yang homogeny. Bila tingkat kecerdasan subyek heterogen,
hubungan yang mungkin ada antara kedua variabel menjadi tidak jelas
karena snagat besar kemungkinannya hubungan tersebut sebagai efek dari
kecerdasan terhdaap variabel.
Subyek yang dipilih zern, misalnya, terdiri dari 635 mahasiswa
program S1 sebuah universitas kecil yang tidak berorientasi keagamaan
di wilayah Norteast,Amerika Serikat. Jumlah tersebut mrupakan 90% dari
mereka yang diminta untuk ikut dalam penelitian sebagai subyek .Dalam
artikelnya , Zern melaporkan bagaiman ia memilih subyek tersebut.
3) Pengumpulan Data
Berbagai jenis instrument dapat digunakan untuk mengukur dan
mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes,
pedoman interview, dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan
kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan instrument-instrumen
tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian relasional,
pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama.
Untuk mengukur prestasi belajar dan percaya diri, misalnya, dapat
dilakukan dnegan memberikan tes hasil belajar dan skala percaya diri
pada akhir semester.Sedang dalam penelitian prediktif , variabel predictor
harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteria terjadi. Jika
tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada
artinya.Untuk menguji kemampuan prediktif prestasi belajar matakuliah
pra-syarat (yang harus ditempuh sebelum menempuh mata kuliah ini)
terhadap mata kuliah ko-syarat (yang hanya boleh ditempuh setelah
setelah lulus mata kuliah lain/prasyarat), pengukuran terhadap predictor
(pra-syarat) harus dilakukan sebelum mahasiswa belajar dan diukur
dalam prestasi kriteria (ko-syarat).
Sebagai contoh, instrument yang digunakan oleh Zern dalam
pengumpulan data tentang keberagaman, kemampuan kognitif, dan
prestasi belajar adalah kuesioner. Kuesioner tersebut berisi Sembilan
butir pertanyaan untuk mengukur keberagaman dan pertanyaan tentang
informasi demografik.Disamping itu, kuesioner tersebut juga berisi

119
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

permintaan pada subyek untuk mencantumkan nilai tes kemampuan


akademik dan Indeks Prestasi Komulatif mereka.
4) Analisis Data dan Penyajian Hasil
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan
dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan
hasil pengukuran variabel yang lain. Dalam penelitian relasional, teknik
korelasi bivariate, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk
menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dan yang lain.
Sedang dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis
regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel predictor
terhadap variabel kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan
analisis korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila
melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah
dua variabel predictor atau lebih dapat digunakan untuk memprediksi
variabel kriteria lebih baik daripada bila digunakan secara sendiri-sendiri,
teknik analisis regresi ganda, multiple regression, atau analisis kanonik
dapat digunakan. Untuk menguji hubungan nilai variabel yang non-
parametric digunakan Chi-Kuadrat. Hasil analisis tersebut biasanya
dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien regresi
serta tingkat signifikansi, disamping proporsi variansi yang
disumbangkan oleh variabel bebas terhadp variansi-variansi terikat.
Dalam penelitiannya, misalnya, Zern menggunakan teknik analisis
Korelasi Product Moment untuk menguji hubungan antara tes
kemampuan akademik verbal, tes kemampuan akademik kuantitatif, dan
Indeks Prestasi Komulatif. Hasil uji menunjukkan bahwa ketiganya
mempunyai hubungan yang sangat signifikan (p < 0.001) , meskipun
hanya untuk menguji hubungan antara keberagaman dan tes kemampuan
akademik serta Indeks Prestasi Komulatif, Zern menggunakan Chi-
Kuadrat . Hasil analisis menunjukkan bahwa tes kemampuan akademik
(verbal dan kuantitatif) mempunyai hubungan yang negative dengan
keberagaman.Sedang Indeks Prestasi Komulatif tidak mempunyai
hubungan yang berarti dengan keberagaman mahasiswa.

120
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

F. Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Korelasional


Penelitian korelasi mempunyai kelebihan yang dapat diterangkan seperti
berikut: 1) Berguna dalam masalah yang berkaitan dengan bidang
pendidikan, ekonomi dan social karena dengan penelitian ini peneliti
dimungkinkan untuk mengukur beberapa variabel dan hubungan secara
simultan.2) Dengan penelitian korelasi, dimungkinkan beberapa variabel
yang mempunyai kontribusi pada suatu variabel tertentu dapat diselidiki
secara intensif. 3) Peneliti korelasi pada umumnya melakukan studi tingkah
laku dengan setting yang realistis. 4) Peneliti dapat melakukan analisis
prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan kelemahan penelitian korelasi, peneliti hanya
mengidentifikasi apa yang terjadi dengan tanpa melakukan manipulasi dan
mengontrol variabel.Disamping itu, dengan penelitian tersebut peneliti tidak
dapat membangun hubungan sebab akibat.

121
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

Rangkuman
1. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan
tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan
dan tingkat hubungan antar dua variabel atau lebih
2. Karakteristik penelitian korelasional adalah 1) penelitian korelasi tepat
jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan
manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian
eksperimen.2) Memungkinkan pengukuran secara simultan beberapa
variabel dan saling hubungannya dalam keaadaan yang realistis. 3)
memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan
3. Macam – macam penelitian korelasional adalah penelitian hubungan
dan penelitian prediktif
4. Langkah – langkah penelitian korelasional adalah sebagai berikut :1)
penentuan masalah 2) penentuan subyek 3) pengumpulan data
4)analisis data
5. Penelitian korelasi mempunyai kelebihan yang dapat diterangkan
seperti berikut: 1) Berguna dalam masalah yang berkaitan dengan
bidang pendidikan, ekonomi dan social karena dengan penelitian ini
peneliti dimungkinkan untuk mengukur beberapa variabel dan
hubungan secara simultan.2) Dengan penelitian korelasi,
dimungkinkan beberapa variabel yang mempunyai kontribusi pada
suatu variabel tertentu dapat diselidiki secara intensif. 3) Peneliti
korelasi pada umumnya melakukan studi tingkah laku dengan setting
yang realistis. 4) Peneliti dapat melakukan analisis prediksi tanpa
memerlukan sampel yang besar.

122
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Buatlah contoh penelitian korelasional di bidang pendidikan
matematika!
2. Berikut ini data motivasi mahasiswa dengan prestasi
mahasiswa.Sampel diambil 10 orang mahasiswa
Kode Responden X Y
1 38 60
2 45 50
3 46 79
4 53 89
5 52 59
6 51 40
7 61 62
8 30 69
9 46 65
10 69 70

Pertanyaan!
a.Berapa koefisien korelasinya?
b. Berapa besar sumbangan antar variabel?
c.Buktikan apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi
mahasiswa dengan prestasi mahasiswa.Jika dan diuji dua
pihak?

123
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Korelasional

Referensi

Zaenal Arifin, 2010, Metodologi Penelitian Pendidikan: Filosofi, Teori


dan Aplikasinya. Surabaya: Lentera Cendekia
Ibnu Hadjar, 1996, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitaif dalam
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sukardi, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan
Praktiknya. Surabaya: Bumi Aksara
Sugiyono, 2012, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Surabaya: Bandung
Emzir, 2012, Metodologi Penelitian Pendidikan:Kuantitatif, Kualitatif.
Jakarta: Rajawali Pers

124
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

Paket 7
PENELITIAN EKSPERIMEN

Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada penelitian eksperimen.
Kajian dalam paket ini meliputi hakikat penelitian eksperimen, karakteristik
penelitian eksperimen, langkah-langkah penelitian eksperimen, rancangan
eksperimen, dan validitas penelitian eksperimen. Paket ini sebagai lanjutan
dari paket keenam, dan akan berkaitan dengan paket selanjutnya.
Dalam paket 7 ini, mahasiswa akan mengkaji hakikat penelitian
eksperimen, karakteristik penelitian eksperimen, langkah-langkah penelitian
eksperimen, rancangan eksperimen, dan validitas penelitian eksperimen.
Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen menampilkan slide macam-macam
penelitian eksperimen, sehingga mahasiswa dapat mengetahui macam-
macam penelitian eksperimen guna mempermudah mahasiswa untuk
memahami dan melakukan penelitian pendidikan berbentuk eksperimen
secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi tugas untuk membaca
uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar kegiatan.
Dengan dikuasainya materi dari paket 7 diharapkan dapat menjadi modal
bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan,
serta kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur kreativitas hasil
perkualiahan.

125
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan


Kompetensi Dasar
Memahami konsep dasar penelitian eksperimen serta penggunaannya
dalam penelitian pendidikan.

Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:
1. Menjelaskan hakikat penelitian eksperimen
2. Menjelaskan karakteristik penelitian eksperimen
3. Menjelaskan langkah-langkah penelitian eksperimen
4. Menjelaskan rancangan eksperimen
5. Menjelaskan validitas penelitian eksperimen

Waktu
3x50 menit

Materi Pokok
Konsep Dasar Penelitian Eksperimen
1. Hakikat penelitian eksperimen
2. Karakteristik penelitian eksperimen
3. Langkah-langkah penelitian eksperimen
4. Rancangan eksperimen
5. Validitas penelitian eksperimen

Langkah-langkah Perkuliahan
Kegiatan Awal (25 menit)
1. Memotivasi mahasiswa dengan penguatan-penguatan mengenai
perlunya variasi-variasi dalam perkuliahan.
2. Menjelaskan indikator perkuliahan
3. Menjelaskan langkah kegiatan perkuliahan (menggunakan model
kooperatif tipe Jigsaw)
Kegiatan Inti (100 menit)
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
beranggotakan 5 orang. Kelompok ini disebut sebagai kelompok asal.

126
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

2. Selanjutnya dibentuk kelompok baru lagi yang disebut kelompok ahli.


Kelompok ini beranggotakan masing-masing perwakilan dari
kelompok asal.
3. Masing-masing kelompok ahli membahas sebuah sub materi.
Kelompok ahli 1 : Hakikat penelitian eksperimen
Kelompok ahli 2 : Karakteristik penelitian eksperimen
Kelompok ahli 3 : Langkah-langkah penelitian eksperimen
Kelompok ahli 4 : Rancangan eksperimen
Kelompok ahli 5 :Validitas penelitian eksperimen
Masing-masing kelompok ahli mendiskusikan mengenai penelitian
eksperimen dengan tugas kelompoknya masing-masing.
4. Dosen sebagai fasilitator, membimbing serta memfasilitasi mahasiswa
yang sedang berdiskusi.
5. Setelah waktu berdiskusi kelompok ahli selesai, selanjutnya anggota
kelompok ahli diminta untuk kembali lagi ke kelompok asal kemudian
menjelaskan materi yang dipelajari dalam kelompok ahli kepada
anggota kelompok asal yang lain.
6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
7. Penguatan dan feedback hasil diskusi dari dosen
8. Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menanyakan
hal-hal yang belum dipahami atau menyampaikan konfirmasi
Kegiatan Penutup (20 menit)
1. Mahasiswa bersama dosen menyimpulkan materi pembelajaran hari
ini.
2. Memberikan penguatan-penguatan dan pesan moral
3. Merefleksi proses perkuliahan
4. Mengingatkan untuk mempelajari materi perkuliahan untuk minggu
depan.
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya.

Lembar Kegiatan Mahasiswa


Penelitian eksperimen dan penggunaannya dalam penelitian pendidikan.

127
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

Tujuan
Mahasiswa dapat menerapkan penelitian eksperimen bidang pendidikan.

Bahan dan alat


Lembar kegiatan, lembar penilaian, kertas plano, spidol dan isolatip.

Langkah-langkah kegiatan
1. Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok ahli secara berkelompok
membahas tentang penelitian eksperimen
Kelompok ahli 1 : Hakikat penelitian eksperimen
Kelompok ahli 2 : Karakteristik penelitian eksperimen
Kelompok ahli 3 : Langkah-langkah penelitian eksperimen
Kelompok ahli 4 : Rancangan eksperimen
Kelompok ahli 5 :Validitas penelitian eksperimen
2. Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan
materi yang telah didiskusikan kepada anggota kelompok asal yang
lain.
3. Mahasiswa membuat penelitian berbentuk eksperimen.
4. Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusinya.

Uraian Materi

PENELITIAN EKSPERIMEN

Dalam bab ini akan dibahas penelitian korelasional.Didalamnya akan


diuraikan secara rinci hakikat penelitian eksperimen, karakteristik penelitian
eksperimen, langkah – langkah penelitian eksperimen , rancangan penelitian
eksperimen dan validitas penelitian eksperimen.

A. Hakikat Penelitian Eksperimen


Penelitian eksperimen merupakan salah satu metode dari berbagai macam
metode penelitian, baik penelitian bidang ilmu pengetahuan alam maupun
ilmu pengetahuan sosial khususnya di bidang pendidikan.Penelitian
eksperimen merupakan suatu penelitian yang dapat di gunakan untuk
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan

128
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

kepada satu atau lebih kelompok eksperimen satu atau lebih kondisi
perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok
kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menetapkan hukum sebab
akibat dengan mengisolasi variabel kausal.Dalam penelitian eksperimen,
peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain
yang relevan,dan mengobservasi efek atau pengaruhnya terhadap satu atau
lebih variabel terikat.Dalam penelitian pendidikan variabel yang biasa
dimanipulasi termasuk metode pengajaran, jenis penguatan (reinforcement),
pengaturan lingkungan belajar, jenis materi belajar, dan ukuran kelompok
belajar.1
Penelitian eksperimen khususnya bidang pendidikan, desain eksperimen
yang digunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan hasil yang akurat,
karena banyak variabel luar yang berpengaruh dan sulit
mengontrolnya.Misalnya: “Mencari pengaruh metode mengajar kontekstual
terhadap kecepatan pemahaman murid dalam pelajaran matematika”. Untuk
mencari besar pengaruh metode mengajar kontekstual terhadap kecepatan
pemahaman murid, maka harus membandingkan pemahaman murid sebelum
menggunakan metode kontekstual , dan sesudah menggunakan metode
kontekstual atau dengan cara membandingkan kelas yang diajar dengan
metode kontekstual dan kelas yang diajar metode lain.Kecepatan
pemahaman murid terhadap pelajaran matematika seseorang tidak hanya
dipengaruhi oleh metode mengajar saja, tetpi oleh variabel lain, misalnya IQ,
pengalaman, peran guru, gaya belajar dan lain – lain, sehingga mengukur
seberapa jauh pengaruh metode mengajar kontekstual terhadap kecepatan
pemahaman murid sulit dilakukan.
Contoh-Contoh penelitian penelitian eksperimen 1) Menyelidiki
pengaruh dua jenis metode mangajar terhadap hasil belajar mata pelajaran
tertentu, berdasarkan ukuran kelas (kelas besar dan kecil) dan taraf
intelegensi siswa (tinggi, sedang dan rendah) dengan cara menempatkan
guru secara random berdasarkan intelegensia, ukuran kelas, dan metode

                                                            
1
Prof.Dr.Emzir. Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
2007)hal. 63
 
 

129
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

mengajar 2) Penelitian untuk menyelidiki pengaruh program pencegahan


penyalahgunaan obat terhadap sikap para siswa Sekolah Menengah Pertama,
dengan menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu
kelompok yang diperkenalkan dan tidak diperkenalkan denga program
tersebut dengan menggunakan pretest-posttest design dimana hanya setengah
dari siswa-siswa tersebut diberikan pretest untuk menentukan seberapa
banyak perubahan sikap dapat dikatakan disebabkan oleh pretesting atau
oleh program pendidikan. 3) Studi untuk menyelidiki perbedaan pemahaman
sains di kelas satu Sekolah Dasar, antara siswa yang berasal dari Taman
Kanak-Kanak dan yang tidak melalui Taman Kanak- Kanak

B. Karakteristik Penelitian Eksperimen


1) Memerlukan pengaturan secara ketat terhadap variabel-variabel dan
kondisi-kondisi ekperimental baik secara langsung/manipulasi atau melalui
randomisasi (pengaturan secara acak). 2) Secara khas menggunakan
kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok-
kelompok yang menerima perlakuan eksperimen. 3) Terkonsentrasi pada
pengontrolan varians: a)Memaksimalkan varians variabel yang terkait
dengan hipotesis-hipotesis penelitian b) Meminimalkan varians variabel
luar atau “yang tidak diinginkan” yang mungkin. berpengaruh terhadap
hasil ekperimen, tetapi bukan merupakan tujuan penelitian c) Meminimalkan
varians kesalahan atau varians rambang, termasuk apa yang disebut
kesalahan pengukuran. 4) Validitas internal merupakan sine qua non dari
rancangan penelitian dan merupakan tujuan pertama dari metodologi
eksperimental. Validitas internal ini menanyakan: Apakah manipulasi
eksperimental dalam studi ini benar-benar menimbulkan perbedaan?. 5)
Validitas eksternal merupakan tujuan kedua dari metode eksperimen.
Validitas eksternal ini menanyakan: Seberapa representatifkah temuan-
temuan penelitian tersebut dan dapatkah hasil-hasil tersebut
digeneralisasikan terhadap keadaan-keadaan dan subyek- subyek yang
serupa. 6) Dalam rancangan eksperimen klasik, seluruh variabel yang
terkait diusahakan tetap kecuali satu variabel perlakuan yang disengaja
dimanipulasi atau divariasikan.Perluasan- perluasan dari metode
ekperimental seperti rancangan faktorial dan analisis varians
memungkinkan peneliti untuk memanipulasi lebih dari satu variabel atau

130
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

memvariasikan secara bersama-sam lebih dari satu kelompok


eksperimental. Hal yang demikian, memungkinkan secara simultan
menentukan: a) Pengaruh variabel utama (perlakuan). b) Variasi yang
bergabung dengan variabel-variabel kelompok (classificatory variable). c)
Interaksi dari kombinasi variabel bebas dan/atau classificatory variabel
yang dipilih/ditentukan. 7) Meskipun pendekatan eksperimental,
merupakan pendekatan yang laing kuat karena pengontrolannya
terhadap seluruh variabel-variabel yang relevan, akan tetapi pendekatan ini
juga paling bersifat membatasi (restrictive) dan dibuat-dibuat. Hal ini
merupakan kelemahan utama dalam pengaplikasiannya pada subyek
manusia, karena manusia sering bertingkahlaku lain jika tingkah-lakunya
dibatasi, dimanipulasi, atau diekspos dengan pengamatan dan evaluasi
secara sistematis.

C. Langkah-Langkah Penelitian Eksperimen


Proses penyusunan penelitian eksperimen pada prisnsipnya sama dengan
jenis penelitian lainnya. Secara eksplisit dapat dilihat sebagai berikut: 1)
Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan. 2) Mengidentifikasikan permasalahan. 3) Melakukan
studi litelatur yang relevan, mempormulasikan hipotesis penelitian,
menentukan definisi operasional dan variabel. 4) Membuat rencana
penelitian mencakup: identifikasi variabel yang tidak diperlukan,
menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih desain eksperimen
yang tepat, menentukan populasi dan memilih sampel penelitian, membagi
subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, membuat
instrumen yang sesuai, mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan
menentukan hipotesis. 5) Melakukan kegiatan eksperimen (memberi
perlakukan pada kelompok eksperimen. 6) Mengumpulkan data hasil
eksperimen. 7) Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap variabel.
8) Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai. 9) Membuat
laporan penelitian eksperimen.2
                                                            
2
 Departemen Pendidikan Nasional. Penelitian , Jenis dan metode Penelitian
Pendidikan. 2008.hal. 46
 
 

131
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

D. Rancangan Ekperimen (Experimental Design)


Ada tiga kelompok besar jenis penelitian eksperimen, yaitu:
1. Pra Eksperimen
Dikatakan pra eksperimen karena belum merupakan eksperimen
sungguhan dan masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel independen.Rancangan atau desain eksperimen yang
termasuk kelompok pra eksperimen ini yaitu: The one – shot case study, the
one group pretest – postest design,intact - group comparison.
The one – shot case study merupakan suatu rancangan eksperimen yang
digunakan satu kelompok yang diberi perlakuan dan kemudian setelah
perlakuan dianggap cukup, diadakan tes.Jika hasil tersebut baik maka dapat
dikatakan berhasil.3Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat
digambarkan seperti berikut:
X = Treatment yang diberikan (variabel independen )
0 = Observasi (variabel dependen) / hasil

X 0

Contoh :”Pengaruh Ruang Kelas ber AC (X) terhadap daya tahan


belajar murid (0)”. Terdapat kelompok murid yang menggunakan ruang
ber-AC kemudian setelah diukur daya tahan belajarnya.Pengaruh ruang kelas
ber-AC terhadap daya tahan belajar diukur dengan membandingkan daya
tahan sebelum menggunakan AC dengan daya tahan belajar setelah
menggunakan ruang kelas AC (misalnya sebelum menggunakan kelas ber –
AC daya tahan belajar setiap hari 4 jam,setelah menggunakan AC daya tahan
belajar menjadi 6 jam). Jadi pengaruh ruang kelas AC terhadap daya tahan
belajar murid 6 – 4 = 2 jam.4
The one group pretst – postest design merupakan suatu rancangan
eksperimen yang digunakan satu kelompok sampel yang terlebih dahulu
diberikan tes awal (pretest = T1).Kemudian kepada kelompok itu diberikan

                                                            
3
 Prof.Dr.Sunarto. Dasar dan Konsep Penelitian (Surabaya: Institut Keguruan dan
Ilmu pendidikan Surabaya Press. 1997)hal.155
4
 Prof.Dr.Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:
Alfabeta.2012)hal.110 

132
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

perlakuan dan setelah selesei pemberian perlakuan dilakukan tes akhir


(postest = T2).Untuk mendapatkan kesimpulan tentang keberhasilan
perlakuan itu dilakukan dengan membandingkan hasil tes awal dengan hasil
test akhir (T1:T2).Jika ternyata hasil tes akhir lebih baik dari pada hasil tes
awal (T2 > T1), maka perlakuan itu dinyatakan berhasil. Gambar atau bagan
untuk rancangan eksperimen ini adalah seperti ini: T1 - - - - - -X - - - - - - T2.
Intact – group comparison merupakan suatu rancangan eksperimen
yang terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian , tetapi dibagi
dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan
setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).Paradigma
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.
O1 = Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2 = Hasil pengukuran setengah kelompok yangbtidak diberi perlakuan
O1 – O2= Pengaruh perlakuan
X O1

O2

Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengatahui pengaruh metode demostrasi
terhadap prestasi belajar murid dalam pelajaran praktek memasak pada
SMK. Terdapat empat kelas yang praktek memasak.Dari empat kelas
tersebut , dua kelas diberi pelajaran dengan metode demostrasi (O1) dan dua
kelas dengan metode ceramah (O2). Setelah 3 bulan, prestasi belajar diukur.
Bila prestasi / kompetensi murid yang diajar dengan metode demostrasi lebih
tinggi dari pada murid yang diajar dengan metode ceramah, maka metode
demostrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran praktek memasak. (O1 –
O2).
2. Eksperimen Sungguhan (True Eksperimental Design)
Rancangan eksperimen ini dikatan eksperimen sungguhan dikarenakan di
dalam rancangan ini , peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen.Terdapat tiga model atau rancangan
eksperimen sungguhan (True Eksperimental Design) yang dapat digunakan
pada bidang ilmu sosial dan pendidikan.Ketiga rancangan itu adalah: 1)

133
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

randomized control – group pretest – postest design. 2) randomized solomon


four – group design. 3) factorial design.
Randomized control – group pretest – postest design merupakan suatu
rancanangan eksperimen yang di kembangkan dengan menggunakan dua
kelompok sampel yang anggota – anggotanya dipilih secara acak dari suatu
populasi.Penetapan hasil eksperimen menururt rancangan ini dilakukan
dengan membandingkan perbedaan hasil tes akhir dan tes awal dari kedua
kelompok tersebut.Dengan perkataan lain membandingkan:
( T2e - T1e ) dengan ( T2p - T1p )
Dengan membandingkan nilai rata – rata kedua selisih skor (gains) itu
akan dapat ditarik kesimpulan kelompok mana yang di nilai rata- ratanya
lebih baik.Rumus statistik yang digunakan adalah rumus uji – t.Rumus uji- t
yang digunakan adalah uji – t yang kelompoknya bebas (independent
group).Rancangan ini dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti berikut :
R : T1e - - - - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - T2e
R : T1p - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T2p
Beberapa teknik penarikan kesimpulan hasil eksperimen ini adalah: a)
Jika hasil T1e = T2e , hasil eksperimen di tarik dari hasil perbandingan antara
T2e dan T2p. Apabila rata – rata hasil T2e lebih besar dari pada rat – rata T2p
dapat di simpulkan bahwa pemberian perlakuan X dapat meningkatkan /
memperbaiki hasil. b) Jika hasil T1e tidak sama dengan T1p , hasil eksperimen
ditarik dari perbandingan selisih kenaikan skor (gains) antara
( T2e - T1e ) dan ( T2p - T1p )
Pemberian perlakuan dapat dikatakan berhasil apabila
( T2e - T1e ) > ( T2p - T1p )
Randomized solomon four – group design merupakan rancangan
eksperimen yang dapat menggunakan tiga kelompok atau empat
kelompok.Dalam buku ini di sajikan jenis yang menggunakan 4 kelompok
sampel yang di pilih secara acak.Keempat kelompok tersebut diberi fungsi
sebagai berikut :
1. R : T1e - - - - - - X - - - - - - T2e
2. R : T1p - - - - - - - - - - - - - T2p1
3. - - - - - - X - - - - - - -T2p2
4. - - - - - - - - - - - - - - T2p3

134
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

Model ini mempunyai beberapa tujuan sebagaimana diungkap pada


krakteristik keempat kelompok sampel tersebut.Penjelasan keempat model
tersebut adalah 1) Perbandingan antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2
(K2) bertujuan seperti pada rancangan randomized control group pretest –
postest design di atas, namun p[engaruh pretesting belum dikendalikan atu
belum dikontrol. 2) Perbandingan antara K1 dan K3 bertujuan untuk
mengetahui efek tes awal yang diberikan , begitu pula pada perbandingan K2
dan K4. 3) Jika hasil T1e = T1p , maka analisis dapat langsung dikenakan
pada hasil perbandingan T2e : T2p1 : T2p2 : T2p3. Untuk membandingkan
keempat kelompok itu digunakan analisis variansi satu arah. Akan tetapi jika
T1 tidak sama dengan T1p maka analisis yang digunakan adalah analisis
kovarinsi, dengan hasil T1e dan T1p berfungsi sebagai kovariabel. 4) Jika
perbedaan antara ( T2e - T2p1 ) dan ( T2p2 - T2p3 ) tidak signifikan, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat oengaruh tes awal (pretesting) pada proses
eksperimen tersebut. Selanjutnya analisis data untuk memperoleh
kesimpulan hasil eksperimen dapat digunakan analisis variansi satu arah
dengan 4 kelompok sampel.
Factorial Design merupakan rancangan eksperimen yang
memperhitungkan efek variabel perlakuan juga memperhitungkan efek
vriabel kedua atau ketiga yang juga mempengaruhi variabel respon.
Sehingga dalam rancangan faktorial ini sedikitnya diperhitungkan dua
variabel sebagai variabel perlakuan / moderator .Rancangan faktorial
sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
Variabel X
X1 X2
A1 Y11 Y12
Variabel A
Y21 Y22
A2
Variabel X dan variabel A adalah dua variabel yang akan dilihat
pengaruhnya (efeknya) terhadap variabel Y (variabel respon ).Dengan
analisis variamsi dua arah dapat dideteksi 3 macam efek yaitu : 1) Efek
utama adalah efek perlakuan X terhadap Y dan juga efek perlakuan A
terhadap Y 2) Efek ijiran adalah efek X1 terhadap Y, efek X2 terhadap Y
,efek A1 terhadap Y dan efek A2 terhadap Y 3) Efek gabungan atau atau

135
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

interaksi bertujuan mengamati efek gabungan XA secara bersama terhadap


Y.
3. Eksperimen Semu (Quasi Eksperimental Design)
Rancangan eksperimen ini merupakan pengembangan dari true
eksperimental design yang sulit dilaksanakan .Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
varioabel variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre –
eksperimental design.Eksperimen semu digunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk
penelitian
Ada dua bentuk desain Quasi Eksperimental Design / Eksperimen Semu
yaitu : 1) Time Series Design,dalam desain ini kelompok yang digunakan
untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi
perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi
perlakuanBila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda –
beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak
konsisten Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas,
maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu
kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. 2)
Nonequivalent Control Group Design, desain ini hampir sama dengan
pretest – postest control group design, hanya pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

E. Validitas Penelitian Eksperimen


Kata validitas berarti dapat diterima atau absah. Istilah ini mengandung
pengertian bahwa sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti telah
sesuai dengan kebenaran yang diharapkan sehingga dapat diterima dalam
suatu kriteria tertentu. Validitas dalam penelitian eksperimen mengandung
beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan, antara lain: (1) internal
validity, (2) eksternal validity, (3) statistical conclution validity, dan (4)
construct validity. Dalam setiap penelitian eksperimental yang berkaitan
dengan validitas internal mengandung beberapa kelemahan. Menurut
Cambell dan Stanley dalam Ross dan Morrison (2003 : 1024) ada beberapa

136
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

kelemahan dalam validitas internal, antara lain: history, maturation, testing,


instrumentation, selection, statistical regretion, experiment mortality,
diffusion of treatments. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a. History : Banyak kejadian di masa lampau yang dapat mempengaruhi
validitas penelitian eksperimental yang disebabkan oleh adanya
interaksi antar individu.
b. Maturation : Beberapa perubahan dapat terjadi pada dependent
variable yang berfungsi dalam kurun waktu dan bukannya kejadian
yang spesifik ataupun kondisi tertentu. Terutama berkaitan dnegan
jangka waktu pengamatan yang memakan waktu lama.
c. Testing : Proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan
mempengaruhi hasil-hasil eksperimen.
d. Instrumentation : Instrumen yang digunakan dalam penelitian
eksperimen kadang kala sudah tidak sesuai lagi dengan standar yang
berlaku.
e. Selection : Peneliti kadang masih menggunakan unsur subjektifitas
dalam memilih orang yang akan dijadikan objek eksperimen yang
baik.
f. Statistical regretion : Peneliti kadangkala dihadapkan pada kesulitan
apabila hasil yang diperoleh dalam penelitian menghasilkan skor yang
ekstrim.
g. Experiment mortality : Dalam penelitian eksperimen seringkali terjadi
perubahan komposisi kelompok yang diobservasi. Ada anggota
kelompok yang harus didrop karena tidak sesuai dengan situasi
pengetesan saat tertentu.
Selain dipengaruhi oleh validitas internal, eksperimen juga dipengaruhi
oleh validitas eksternal, antara lain:
a. Interaction of treatments and treatments : Kelemahan ini terjadi
apabila pengalaman responden lebih dari satu treatment. Seseorang
yang dipilih sebagai objek eksperimen mungkin pernah mengalami
eksperimen yang sama maka pengamatan kedua terhadap si responden
tersebut akan menjadi bias.

137
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

b. Interaction of testing and treatment :Dalam eksperimen pretest,


responden harus dipekekan agar mendorong eksperimen dengan
alternatif yang berbeda.
c. Interaction of selection and treatment :Hal ini menimbulkan
pertanyaan dalam membuat generalisasi antara beberapa kategori
manusia antar grup. Sebab diantara mereka telah terjadi hubungan
original yang telah terbentuk sebelumnya.
d. Interaction of setting and treatment :Antara setting penelitian dengan
treatment yang dilakukan akan terjadi interaksi diantara keduanya.
Dengan demikian interaksi keduanya akan mendukung jalannya
proses penelitian yang sedang dilakukan.
e. Interaction of history and treatment :Kadangkala terjadi hubungan
sebab akibat antara kejadian masa lalu dan masa sekarang yang
merupakan kejadian tak biasa dan berpotensi tidak dapat diukur dalam
penelitian.
Selanjutnya, untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, ada empat
strategi umum yang dapat digunakan untuk memperbaiki validitas eksternal,
antara lain:
(a) Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk memilih orang, setting,
atau waktu yang digunakan dari populasi yangada agar generalisasi menjadi
lebih baik. (b) Membuat agar grup individu, manusia ataupun settingnya
dibuat heterogen. Langkah ini ditempuh jika pendekatan random tidak dapat
digunakan. (c) Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan agar
memperoleh satu grup modal populasi. (d) Menggunakan terget populasi
yang spesifik (individu, seting, waktu) untuk memenuhi target yang ingin
dicapai. Dalam setiap penelitian eksperimen perlu diketahui persoalan-
persoalan tentang internal maupun eksternal validitas agar subjektifitas
dalam penelitian dapat dihindari.

138
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

Rangkuman
Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang dapat di gunakan
untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara
mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen satu atau lebih
kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih
kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Contoh penelitian penelitian eksperimen “ Menyelidiki pengaruh dua
jenis metode mangajar terhadap hasil belajar mata pelajaran tertentu,
berdasarkan ukuran kelas (kelas besar dan kecil) dan taraf intelegensi siswa
(tinggi, sedang dan rendah) dengan cara menempatkan guru secara random
berdasarkan intelegensia, ukuran kelas, dan metode mengajar”.
Karakteristik penelitian eksperimen adalah 1)Memerlukan pengaturan
secara ketat terhadap variabel-variabel dan kondisi-kondisi ekperimental
baik secara langsung/manipulasi atau melalui randomisasi (pengaturan
secara acak) 2) Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis
dasar untuk dibandingkan dengan kelompok-kelompok yang menerima
perlakuan eksperimen. 3) Terkonsentrasi pada pengontrolan varians.
Terdapat tiga kelompok besar jenis penelitian eksperimen: 1)Pra
Eksperimen 2)Eksperimen Sungguhan (True Eksperimental Design) 3)
Eksperimen Semu (Quasi Eksperimental design).

139
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Buatlah contoh penelitian eksperimen di bidang pendidikan
matematika!
2. Jelaskan implementasi pra eksperimen, eksperimen sungguhan dan
eksperimen semu dalam penelitian pendidikan matematika !

140
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Eksperimen

Referensi

Sunarto, Dasar dan Konsep Penelitian. Surabaya: Institut Keguruan dan


Ilmu Pendidikan Press.1997
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Surabaya: Bandung.2012
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan:Kuantitatif, Kualitatif.Jakarta
:Rajawali Pers.2012
Departemen Pendidikan Nasional, Penelitian, Jenis dan Metode
Penelitian Pendidikan.2008

141
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

PAKET 8
PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF
(EX POST FACTO)

Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada penelitian kausal komparatif
(ex post facto). Kajian dalam paket ini meliputi pengertian , kelebihan dan
kekurangan, prosedur, desain penelitian kausal komparatif (ex post facto),
prosedur kontrol, dan analisis dan interpretasi data. Paket ini sebagai
lanjutan dari paket ketujuh, dan akan berkaitan dengan paket selanjutnya.
Dalam paket 8 ini, mahasiswa akan mengkaji pengertian , kelebihan dan
kekurangan, prosedur, desain penelitian kausal komparatif (ex post facto),
prosedur kontrol, dan analisis dan interpretasi data. Sebelum perkuliahan
berlangsung, dosen menampilkan slide macam-macam penelitian kausal
komparatif (ex post facto), sehingga mahasiswa dapat mengetahui macam-
macam penelitian kausal komparatif (ex post facto) guna mempermudah
mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian pendidikan
berbentuk kausal komparatif (ex post facto) secara efektif dan efisien.
Mahasiswa juga diberi tugas untuk membaca uraian materi dan
mendiskusikannya dengan panduan lembar kegiatan. Dengan dikuasainya
materi dari paket 8 diharapkan dapat menjadi modal bagi mahasiswa untuk
mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan,
serta kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur kreativitas hasil
perkualiahan.

142
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan


Kompetensi Dasar
Memahami konsep dasar penelitian kausal komporatif (ex post facto)
serta penggunaannya dalam penelitian pendidikan.

Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian penelitian kausal komparatif (ex post facto)
2. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan pengertian kausal komparatif
(ex post facto)
3. Menjelaskan prosedur penelitian kausal komparatif (ex post facto)
4. Menjelaskan desain penelitian kausal komparatif (ex post facto)
5. Menjelaskan prosedur kontrol
6. Menjelaskan analisis dan interpretasi data

Waktu
3x50 menit

Materi Pokok
Konsep Dasar Penelitiam Kausal Komparatif (ex post facto)
1. Pengertian penelitian kausal komparatif (ex post facto)
2. Kelebihan dan kekurangan pengertian kausal komparatif (ex post
facto)
3. Prosedur penelitian kausal komparatif (ex post facto)
4. Desain penelitian kausal komparatif (ex post facto)
5. Prosedur kontrol
6. Analisis dan interpretasi data

Langkah-langkah Perkuliahan
Kegiatan Awal (25 menit)
1. Memotivasi mahasiswa dengan penguatan-penguatan mengenai
perlunya variasi-variasi dalam perkuliahan.
2. Menjelaskan indikator perkuliahan
3. Menjelaskan langkah kegiatan perkuliahan (menggunakan model
kooperatif tipe Jigsaw)

143
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

Kegiatan Inti (100 menit)


1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
beranggotakan 6 orang. Kelompok ini disebut sebagai kelompok asal.
2. Selanjutnya dibentuk kelompok baru lagi yang disebut kelompok ahli.
Kelompok ini beranggotakan masing-masing perwakilan dari
kelompok asal.
3. Masing-masing kelompok ahli membahas sebuah sub materi.
Kelompok ahli 1 : Pengertian penelitian kausal komparatif (ex post
facto)
Kelompok ahli 2 : Kelebihan dan kekurangan pengertian kausal
komparatif (ex post facto)
Kelompok ahli 3 : Prosedur penelitian kausal komparatif (ex post
facto)
Kelompok ahli 4 : Desain penelitian kausal komparatif (ex post facto)
Kelompok ahli 5 : Prosedur kontrol
Kelompok ahli 6 : Analisis dan interpretasi data
Masing-masing kelompok ahli mendiskusikan mengenai penelitian
kausal komparatif (ex post facto) dengan tugas kelompoknya masing-
masing.
4. Dosen sebagai fasilitator, membimbing serta memfasilitasi mahasiswa
yang sedang berdiskusi.
5. Setelah waktu berdiskusi kelompok ahli selesai, selanjutnya anggota
kelompok ahli diminta untuk kembali lagi ke kelompok asal kemudian
menjelaskan materi yang dipelajari dalam kelompok ahli kepada
anggota kelompok asal yang lain.
6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
7. Penguatan dan feedback hasil diskusi dari dosen
8. Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menanyakan
hal-hal yang belum dipahami atau menyampaikan konfirmasi
Kegiatan Penutup (20 menit)
1. Mahasiswa bersama dosen menyimpulkan materi pembelajaran hari
ini.
2. Memberikan penguatan-penguatan dan pesan moral
3. Merefleksi proses perkuliahan

144
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

4. Mengingatkan untuk mempelajari materi perkuliahan untuk minggu


depan.
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya.

Lembar Kegiatan Mahasiswa


Penelitian kausal komparatif (ex post facto) dan penggunaannya dalam
penelitian pendidikan.

Tujuan
Mahasiswa dapat menerapkan penelitian kausal komparatif (ex post
facto) bidang pendidikan.

Bahan dan alat


Lembar kegiatan, lembar penilaian, kertas plano, spidol dan isolatip.

Langkah-langkah kegiatan
1. Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok ahli secara berkelompok
membahas tentang penelitian kausal komparatif (ex post facto).
Kelompok ahli 1 : Pengertian penelitian kausal komparatif (ex post
facto)
Kelompok ahli 2 : Kelebihan dan kekurangan pengertian kausal
komparatif (ex post facto)
Kelompok ahli 3 : Prosedur penelitian kausal komparatif (ex post
facto)
Kelompok ahli 4 : Desain penelitian kausal komparatif (ex post facto)
Kelompok ahli 5 : Prosedur kontrol
Kelompok ahli 6 : Analisis dan interpretasi data
2. Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan
materi yang telah didiskusikan kepada anggota kelompok asal yang
lain.
3. Mahasiswa membuat penelitian kausal komparatif (ex post facto).
4. Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusinya.

145
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

Uraian Materi

PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF


(EX POST FACTO)

A. Pengertian
Menurut Kerlinger (1973) penelitian kausal komparatif (causal
comparative research) yang disebut juga sebagai penelitian ex post facto
adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari
variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarkan
tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan tentang adanya hubungan di antara
variabel tersebut dibuat berdasarkan perbedaan yang mengiringi variabel
bebas dan variabel terikat, tanpa intervensi lansung.1 Sementara itu, menurut
Gay penelitian kausal komparatif (causal comparative research) atau ex post
facto adalah penelitian di mana peneliti berusaha menentukan penyebab atau
alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam
kelompok individu. Dengan kata lain, telah diamati bahwa kelompok
berbeda pada beberapa variabel dan peneliti berusaha mengidentifikasi
faktor utama yang menyebabkan perbedaan tersebut.2
Penelitian semacam ini dirujuk sebagai penelitian ex post facto (bahasa
Latin ‘setelah fakta’) karena pengaruh dan yang mempengaruhi telah terjadi
dan diteliti oleh peneliti dalam tinjauan ke belakang (restrospect). Gay
memberi contoh, sebagai suatu penjelasan yang mungkin tentang bukti
perbedaan dalam penyesuaian di kalangan siswa kelas 1 SD, seorang peneliti
dapat membuat hipotesis bahwa partisipasi dalam pendidikan prasekolah
merupakan faktor utama yang memberikan kontribusi. Peneliti kemudian
memilih satu kelompok peringkat pertama yang ikut serta dalam pendidikan
prasekolah dan satu kelompok yang tidak ikut. Kemudian peneliti
membandingkan tingkat penyesuaian sosial kedua kelompok tersebut. Jika
kelompok yang ikut pendidikan prasekolah memperlihatkan tingkat
penyesuaian sosial tinggi, hipotesis peneliti akan didukung.
                                                            
1
 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2013)119
2
 LR. Gay, Educational Research: Competencies for Analysis & Aplication
(Columbus: Charless E. Merrill Publishing Company, 1981) 197

146
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

B. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kausal Komparatif


Ritz mengidentifikasi beberapa kelebihan dan kelemahan penelitian
kausal komparatif sebagai berikut.3
1. Metode kausal komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam
banyak hal bila eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan:
a. Apabila tidak memungkinkan memilih, mengontrol, dan
memanipulasi variabel untuk studi hubungan sebab-akibat (kausal)
secara lansung;
b. Apabila pengontrolan semua variasi kecuali satu variabel bebas
tunggal mungkin sangat tidak realistik dan artifisial,mencegah
interaksi yang normal dengan variabellain yang berpengaruh;
c. Apabila pengontrolan secara laboratorium untuk berbagai tujuan
penelitian tidak praktis, terlalumahal, atau secara etika dipertanyakan.
2. Penelitian kausal komparatif akan menghasilkan informasi yang
bermanfaat mengenai hakikat fenomena:apa sesuai dengan apa, di bawah
kondisi apa, dalam urutan dan pola apa, dan seterusnya.
3. Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan
fitur-fitur secara parsial, dalam beberapa tahun belakangan, studi ini lebih
banyak dipertahankan.
Di samping keahlian di atas, penelitian kausal kompatatif juga memiliki
beberapa kelemahan sebagai berikut.
1. Kelemahan utama suatu desain penelitian kausal komparatif adalah tidak
adanya kontrol terhadap variabel bebas. Di dalam keterbatasan pemilihan,
peneliti harus mengambil fakta sebagaimanaia temukan dengan tidak ada
kesempatan untuk mengatur kondisi atau memanipulasi variabel yang
mempengaruhi fakta di tempat pertama. Untuk memperkaya kesimpulan,
peneliti harus memerhatikan semua kemungkinan alasan yang lain atau
hipotesis tandingan yang dapat dipercaya yang dapat diperkirakan untuk
hasil yang diperoleh.
2. Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara
aktual termasuk di antara banyak faktor di bawah penelitian.

                                                            
3
 J.M. Ritz, Research Methods in Occupational and Technical Studies.
(http://web.odu.edu/webroot/instr/ed/jritz.nsf/pages/635asgn02. 1999)18-20

147
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

3. Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil,
tetapi merupakan kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang
berkaitan di bawah kondisi tertentu untuk menghasilkan hasil yang
ditentukan.
4. Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi
juga dari satu penyebab dalam satu kejadian dan dari penyebab yang lain
dalam kejadian yang lain.
5. Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap, penentuan mana
penyebab dan mana akibat mungkin sulit.
6. Terhadap fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak
harus mempunyai implikasi hubungan sebab-akibat. Semuanya secara
sederhana mungkin berhubungan dengan suatu faktor tambahan yang
belum/tidak dikenalatau tidak teramati.
7. Pengklasifikasian subjek ke dalam kelompok dikotomi (seperti kelompok
berprestasi dan kelompok tidak berprestasi) untuk tujuan perbandingan,
penuh dengan masalah, karena kategori seperti ini adalah samar, berubah-
ubah, dan bersifat sementara. Dengan demikian, penelitian tidak akan
menghasilkan temuan yang bermanfaat.
8. Studi perbandingan dalam situasi yang alamiah tidak memungkinkan
pemilihan subjek penelitian yang terkontrol. Penempatan kelompok
subjek yang ada yang samadalam semua hal yang diharapkan untuk
penampilan mereka pada suatu variabel adalah sangat sulit.

C. Prosedur Penelitian Kausal Komparatif


Penelitian kausal komparatif, sebagaimana penelitian lainnya dilakukan
dalam lima tahap: (1) penentuan masalah penelitian, (2) penentuan
kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti, (3) pemilihan
kelompok pembanding, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.
Dalam perumusan masalah penelitian atau pertanyaan penelitian, kita
berspekulasi tentang penyebab fenomena berdasarkan penelitian
sebelumnya, teori, atau pengamatan. Sebagai contoh, “Siswa yang sudah
menggunakan komputer di rumah sebelum mengikuti pelajaran di kelas 1
SD akan memiliki skor prestasi belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang
tidak memiliki komputer di rumah”.

148
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

Penentuan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti,


misalnya siswa yang sudah dapat menggunakan komputer sebelum masuk
SD, karena di rumahnya ada komputer, dapat dilakukan dengan melihat
kelompok homogen yang paling kecil yang memiliki variabel kritis tersebut.
Pemilihan kelompok pembanding, dengan mempertimbangkan
karakteristik atau pengalaman yang membedakan kelompok harus jelas dan
didefinisikan secara operasional (masing-masing kelompok mewakili
populasi yang berbeda). Mengontrol variabel ekstra untuk membantu
menjamin kesamaan kedua kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan:
1. Pemadanan pasangan yang adil pada anggota dari kedua kelompok;
2. Membandingkan sub-subkelompok yang sama (misalnya, tinggi,
menengah, dan rendah). Analisis faktor memungkinkan perbandingan
statistik dari variabel bebas dan variabel kontrol secara bersama-sama
dalam kombinasi;
3. Menyamakan kedua kelompok secarastatistik dengan covarying
variabel penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian
yang memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Analisis datadimulai
dengan analisis statistik deskriptif menghitung rata-rata dan simpanganbaku.
Selanjutnya dilakukan analisis yang lebih mendalam dengan statistik
inferensial.
1. Menggunakan t-test untuk melihat perbedaan rata-rata (mean) pada
kedua kelompok.
2. Menggunakan ANAVA untuk melihat perbedaan rata-rata untuk tiga
kelompok atau lebih.
3. Menggunakan square test atau chi-kuadrat untuk membandingkan
frekuensi kelompok (jika peristiwa muncul lebih sering dalam satu
kelompok).
Penelitian kausal komparatif mengidentifikasi hubungan yang mungkin
mengarah pada studi eksperimental. Hubungan sebab-akibat yang ditetapkan
melalui penelitian kausal komparatif sangat sedikit dan tentatif. Untuk
melihat hubungan sebab-akibat sebenarnya hanya ada satu cara, yaitu
dengan melakukan penelitian eksperimental. Penelitian kausal komparatif
sering dilakukan karena alasan-alasan berikut.
1. Data mungkin sudah ada atau sudah terjadi.

149
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

2. Penelitian kausal komparatif memungkinkan penyelidikan variabel


yang tidak dapat atau tidak boleh diteliti secara eksperimental.
3. Penelitian kausal komparatif melengkapi petunjuk awal untuk studi
eksperimental.
4. Penelitian kausal komparatif lebih murah daripada penelitian
eksperimental.

D. Desain Penelitian Kausal Komparatif


Menurut Gay desain dasar penelitian kausal komparatif adalah sangat
sederhana, dan walaupun variabel bebas tidak dimanipulasi, ada prosedur
kontrol yang dapat diterapkan. Studi kausal komparatif juga melibatkan
variasi teknik statistik yang luas.4
Kasu Kelomp Variabel Bebas Variabel Terikat
s ok
A (E) (X) 0
(K) 0
Atau
Ka Kelompo Variabel Bebas Variabel Terikat
sus k
B (E) (X1) 0
(K) (X2) 0
Keterangan:
(E) = kelompok eksperimental, () menunjukkan tidak ada manipulasi
(K) = kelompok kontrol
(X) = variabel bebas
0 = variabel terikat
Gambar 8.1 Desain Dasar Penelitian Kausal Komparatif

Desain dasar penelitian kausal komparatif melibatkan pemilihan dua


kelompok yang berbeda pada beberapa variabel bebas dan
membandingkannya pada beberapa variabel terikat (lihat gambar 9.1).
gambar 4.1 mengindikasikan peneliti memilih dua kelompok subjek, tanpa
mengacu pada kelompok eksperimental dan kelompok kontrol secara ketat,
                                                            
4
 Gay, Op. Cit., 200-201

150
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

walaupun mungkin mengacu lebih akurat sebagai kelompok-kelompok


perbandingan. Kedua kelompok mungkin berbeda, satu kelompok memiliki
karakteristik yang tidak dimiliki oleh kelompok yang lain atau satu
kelompok memiliki pengalaman yang tidak dimiliki oleh kelompok lain
(Kasus A). atau kedua kelompok mungkin berbeda dalam tingkatan; satu
kelompok memiliki lebih dari satu karakteristik daripada kelompok lain atau
kedua kelompok mungkin memiliki perbedaan jenis pengalaman (Kasus B).
Sebagai contoh kasus A, dua kelompok, satu kelompok di antaranya terdiri
atas anak-anak hiperaktif, atau dua kelompok, satu kelompok di antaranya
menerima pelatihan prasekolah. Dan contoh kasus B, dua kelompok, satu
kelompok terdiri atas individu dengan konsep diri tinggi dan kelompok yang
lain terdiri atas individu dengan konsep diri rendah atau dua kelompok, satu
kelompok memperoleh pelajaran matematika melalui pengajaran terprogram
dan kelompok yang lain memperoleh pelajaran matematika melalui
pengajaran dengan bantuan komputer. Dalam kedua kasus, kedua kelompok
dibandingkan pada beberapa variabel terikat. Peneliti dapat mengadakan
suatu tes tentang variabel terikat atau mengumpulkan data yang telah
tersedia, seperti sebagai hasil tes baku yang telah dilakukan oleh sekolah.
Pemilihan dan penentuan kelompok pembanding adalah bagian yang
sangat pentingdari prosedur kausal komparatif. Karakteristik atau
pengalaman yang berbeda dari kedua kelompok harus didefinisikan secara
jelas dan operasional, sebagaimana setiap kelompok mewakili suatu populasi
yang berbeda. Cara bagaimana kedua kelompok didefinisikan akan
mempengaruhi generalisasi hasil penelitian. Jika seseorang peneliti
membandingkan antara satu kelompok siswa yang kehidupan rumahnya
tidak stabil dengan satu kelompok siswa yang kehidupan rumahnya stabil,
istilah kehidupan rumah yang tidak stabil harus mengacu pada jumlah
sesuatu, seperti sebagai suatu rumah dengan seseorang ibu yang pemabuk
(peminum), atau seseorang bapak yang brutal, atau kombinasi dari berbagai
faktor. Jika sampel dipilih dari populasi yang telah didefinisikan, pemilihan
secara acak umumnya metode pemilihan yang disukai. Pertimbangan yang
penting dalam pemilihan sampel adalah keterwakilan (representatif) dari
masing-masing populasi dan sama mengenai variabel kritis yang lain dari
variabel bebas. Sebagaimana dengan studi eksperimental, tujuannya adalah
memiliki kelompok yang sedapat mungkin sama pada semua variabel yang

151
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

relevan, kecuali variabel bebas. Untuk meningkatkan kesamaan, atau untuk


memperbaiki ketidaksamaan yang teridentifikasi, terdapat sejumpah
prosedurkontrol bagi peneliti.

E. Prosedur Kontrol
Menurut Gay kekurangan randomisasi, manipulasi, dan kontrol yang
menjadi karakteristik dari studi eksperimental merupakan kelemahan dalam
penelitian kausal komparatif. Randomisasi subjek untuk kelompok, sebagai
contoh, mungkin cara satu-satunya untuk mencoba menjamin kesamaan
kelompok. Ini tidak dimungkinkan dalam penelitian kausal komparatif
karena kelompok telah ada sebelumnya, dan selanjutnya ‘perlakuan’, atau
variabel bebas telah diterima/terjadi. Masalah yang telah didiskusikan adalah
kemungkinan bahwa kelompok-kelompok berbeda pada beberapa variabel
bebas yang telah teridentifikasi merupakan penyebab nyata dari perbedaan
antara kelompok yang teramati. Sebagai contoh, jika seorang peneliti secara
sederhana membandingkan satu kelompok siswa yang mendapatkan
pendidikan prasekolah dengan satu kelompok lain yang tidak
mendapatkannya, kesimpulan dapat digambarkan bahwa pendidikan
prasekolah menghasilkan prestasi belajar membaca lebih baik dari pada
siswa kelas 1 SD. Walaupun demikian, bagaimana kalau peneliti menyadari
situasi tersebut, dia dapat mengontrol variabel ini dengan hanya mempelajari
siswa dari orang tua kaya. Dengan demikian, kedua kelompok dapat
dibandingkan, satu yang mendapatkan program pendidikan prasekolah, dapat
disamakan dengan tingkat pendapatan orang tua, suatu variabel ekstra.
Contoh di atas hanyalah satu ilustrasi dari sejumlah metode statistik dan
nonstatistik yang dapat digunakan dalam upaya mengontrol variabel ekstra
(extraneous variable).
1. Pemadanan (Matching)
Pemadanan merupakan salah satu teknik yangkadang-kadang juga
digunakan dalam penelitian eksperimental. Jika seseorang peneliti telah
mengidentifikasi suatu variabel yang dipercaya akan berhubungan dengan
performansi pada variabel terikat, maka dia dapat mengontrol variabel
tersebut dengan cara pemadanan pasangan dari subjek. Dengan kata lain,
untuk setiap subjek dalam satu kelompok, peneliti harus menemukan satu
subjek dalam kelompok kedua dengan skor yang sama pada variabel kontrol.

152
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

Jika seseorang subjek dalam suatu kelompok tidak memiliki pasangan yang
sepadan dalam kelompok yang lain, subjek tersebut dieliminasi dari
penelitian. Dengan demikian, hasil kelompok yang dipadankan adalah
identik atau sangat sama dengan variabel ekstra yang sudah diidentifikasi.
Sebagai contoh, jika peneliti memadankan pada IQ, kemudian seseorang
subjek dalam satu kelompok dengan IQ 140 akan memiliki pasangan dalam
kelompok lain, seseorang subjek dengan IQ pada atau mendekati 140.
Sebagaimana dapat dideduksi (jika memiliki IQ 140), masalah utama dengan
cara pemadanan pasangan adalah bahwa ada subjek yang tetap/tak berubah
yang tidak memiliki pasangandan harus dieliminasi dari penelitian. Masalah
akan menjadi lebih serius bila peneliti berusaha terus memadankan pada dua
atau lebih variabel.
2. Perbandingan Kelompok Homogena atau Subkelompok
Cara lain mengontrol variabel ekstra, yang juga digunakan dalam
penelitian eksperimental, adalah membandingkan kelompok yang homogen
mengenai variabel tersebut. Selain contoh, jika IQ telah diidentifikasi
sebagai variabel ekstra, peneliti membatasi kelompok yang hanya berisi
subjek dengan IQ antara 85 dan 115 (IQ rata-rata). Tentu saja prosedur ini
juga lebih menurunkan jumlah subjek dalam penelitian di samping
menghambat penggeneralisasian temuan.
Suatu pendekatan yang sama, tetapi lebih memuaskan adalah membentuk
subkelompok di dalam setiap kelompok yang mewakili semua tingkatandari
variabel kontrol. Sebagai contoh, setiap kelompook dapat dipecah ke dalam
subkelompok IQ, tinggi (di atas 116), rata-rata (85 sampai 115), dan rendah
(84 ke bawah). Sub kelompok perbandingan dalam setiap kelompok dapat di
bandingkan, sebagai contoh, IQ tinggi dengan IQ tinggi. Untuk menambah
pengontrolan terhadap variabel, teknik ini telah mengalami kemajuan yang
memungkinkan peneliti melihat jika variabel bebas memengaruhi variabel
terikat secara berbeda pada tingkatan yang berbeda dari variabel kontrol.
Jika pertanyaan ini menarik, pendekatan yang paling baik bukanlah
melakukan analisis secara terpisah, tetapi membangun variabel kontrol yang
tepat de dalam desain dan analisis hasil dengan teknik statistik yang disebut
analisis faktorial dari varian. Analisis faktorial varian memungkinkan
peneliti menentukan efek atau pengaruh variabel bebas dan variabel kontrol
baik secara terpisah maupun secara gabungan. Dengan kata lain, teknik ini

153
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

memungkinkan peneliti menentukan apakah terdapat interaksi antara


variabel bebas dan variabel kontrol sebagaimana halnya variabel bebas
bekerja/berlaku secara berbeda pada tingkat yang berbeda dari variabel
kontrol. Sebagai contoh, IQ dapat menjadi variabel kontrol dalam penelitian
kausal komparatif tentang pengaruh dua metode berbeda dari pembelajaran
pecahan. Mungkin ditemukan bahwasuatu metode yang melibatkan
manipulasi balok-balok lebih efektif untuk siswa dengan IQ rendah yang
mungkin memiliki kesulitan berfikir secara abstrak.5
3. Analisis Kovarian (Analysis of Covariance)
Analisis kovarian yang juga digunakan dalam penelitian eksperimental
merupakan metode statistik yang dapat digunakan untuk kelompok yang
sama pada satu atau lebih variabel. Dalam esensinya, analisis kovarian
mengatur skor pada suatu variabel terikat untuk perbedaan awal pada
variabel lain (dugaan bahwa performansi pada variabel lain berhubungan
dengan performansi pada variabel terikat). Sebagai contoh, dalam penelitian
perbandingan efektivitas dua metode pembelajaran pecahan, satu dapat
kovarian pada IQ, dengan demikian penyamaan skor pada suatu pengukuran
hasil belajar pecahan. Analisis kovarian mengakibatkan penerapan suatu
rumus yang agak jelek/sulit, tetapi beruntung ada program komputer yang
siap sedia dapat melakukan perhitungan untuk mengetahui penggunaannya
(atau mengetahuiseseorang yang dapat menggunakannya).

F. Analisis dan Interpretasi Data


Analisis data dalam penelitian kausal komparatif melibatkan suatu variasi
statistik deskriptif dan inferensial. Semua statistik yang dapat digunakan
dalam penelitian eksperimental dapat digunakan dalam penelitian kausal
komparatif. Statistik yang paling umum digunakan adalah rata-rata (mean),
yang mengindikasikan rata-rata performasi dari suatu kelompok pada suatu
pengukuran beberapa variabel dan simpangan baku (standard deviation),
yang mengindikasikan bagaimana pancaran diluar suatu set skor, yaitu
apakah skor tersebut secara relatif berada di sekitar rata-rataatau berpencar
di luar lingkup suatu rentangan luas di skor. Statistik inferensial yang paling
umum digunakan adalah uji t yang digunakan untuk melihat apakah terdapat

                                                            
5
 Gay, Op. Cit., 203

154
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

suatu perbedaan yang signifikan antara rata-rata dari dua kelompok; analisis
varian (ANOVA) yang digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata-rata dari tiga atau lebih kelompok; uji chi-kuadrat
yang digunakan untuk membandingkan frekuensi-frekuensi kelompok, yaitu
untuk melihat apakah suatu kejadian sering muncul dalam satu kelompok
daripada kelompok yang lain.
Interpretasi dari temuan dalam suatu penelitian kausal komparatif
memerlukan kehati-hatian yang lebih besar.hal yang harus dibayar terhadap
kekurangan mengenai randomisasi dan manipulasi dan kontrol jenis lain dari
karakteristik penelitian eksperimental,adalah kesulitan untuk menetapkan
hubungan sebab-akibat dengan tingkat kepercayaan yang besar. Hubungan
sebab-akibat mungkin dalam kenyataan/fakta menjadi kebalikan dari suatu
yang dihipotesiskan (dikatakan sebab mungkin akibat atau sebaliknya), atau
mungkin terdapat faktor ketiga yang merupakan penyebab ‘nyata’ dari kedua
sebab (variabel bebas) dan akibat (variabel terikat). Dalam banyak kasus,
kausalitas terbalik bukanlah alternatif yang layak dan tidak perlu
diperhatikan. Sebagai contoh, pelatihan prasekolah dapat menyebabkan
peningkatan prestasi belajar membaca pada siswa kelas 1 SD, tetapi prestasi
belajar membaca pada siswa kelas 1 Sd tidak dapat memengaruhi pelatihan
prasekolah. Dalam kasus lain, kausalitas terbalik lebih dapat dipercaya dan
harus diselidiki. Sebagai contoh, dapat dipercaya bahwa prestasi belajar
dapat memengaruhi konsep diri dan bahwa konsep diri dapat memengaruhi
prestasi belajar. Cara untuk menentukan urutan yang benar tentang
kausalitas, variabel mana dipengaruhi variabel mana, adalah mana yang
muncul terlebih dahulu.
Kemungkinan yang ketiga, penyebab umum dipercaya dalam banyak
situasi. Sikap orang tua, sebagai contoh, dapat memengaruhi kedua konsep
diri dan prestasi belajar. Satu cara untuk mengontrol penyebab umum yang
potensial adalah menyamakan kelompok pada variabel yang
diragukan/dicurigai. Dalam contoh di atas, siswa-siswa baik dalam
kelompok konsep diri tinggi maupun dalam kelompok konsep diri rendah
dapat dipilih dari orang tuanya yang memiliki sikap yang sama. Jelas bahwa
agar penyelidikan atau kontrol terhadap hipotesis alternatif, peneliti harus
menyadarinya bila mereka dapat dipercaya dan harus menghadirkan bukti

155
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

bahwa mereka bukan merupakan penjelasan yang benar untuk perbedaan


tingkah laku yang diselidiki.

156
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

Rangkuman
Penelitian kausal komparatif (causal comparative research) yang disebut
juga sebagai penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang
sistematis di mana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara
langsung karena eksistensi dari variabel tersebut telah terjadi, atau karena
variabel tersebut pada dasarkan tidak dapat dimanipulasi.
Penelitian kausal komparatif, sebagaimana penelitian lainnya dilakukan
dalam lima tahap: (1) penentuan masalah penelitian, (2) penentuan
kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti, (3) pemilihan
kelompok pembanding, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.
Dalam pengontrolan variabel dalam penelitian kausal komparatif (ex post
facto) ada 3, yaitu: pemadanan (matching), perbandingan kelompok
homogen atau sub kelompok, dan analisis kovarian.

157
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan perbedaan antara penelitian kausal komparatif (ex post facto)
dan penelitian korelasional!
2. Jelaskan perbedaan antara penelitian kausal komparatif (ex post facto)
dan penelitian eksperimen!
3. Kapan penelitian kausal komparatif (ex post facto) dilakukan?
Jelaskan!
4. Berikan beberapa contoh masalah penelitian kausal komparatif (ex
post facto)!
5. Jelaskan kelebihan dan kelemahan penelitian kausal komparatif (ex
post facto)!

158
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Kausal Komparatif

Referensi

Emzir, 2013, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers


Gay,L.R, 1981, Educational Research: Competencies for Analysis &
Aplication, Columbus: Charless E. Merrill Publishing Company
J.M. Ritz, 1999, Research Methods in Occupational and Technical
Studies.http://web.odu.edu/webroot/instr/ed/jritz.nsf/pages/635asgn02.

159
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

Paket 9
PENELITIAN TINDAKAN

Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada penelitian tindakan. Kajian
dalam paket ini meliputi pengertian, prinsip-prinsip, tipologi, skope
penelitian tindakan, karakteristik penelitian tindakan, tujuan penelitian
tindakan, dan manfaat penelitian tindakan. Paket ini sebagai lanjutan dari
paket kedelapan, dan akan berkaitan dengan paket selanjutnya.
Dalam paket 9 ini, mahasiswa akan mengkaji pengertian, prinsip-prinsip,
tipologi, skope penelitian tindakan, karakteristik penelitian tindakan, tujuan
penelitian tindakan, dan manfaat penelitian tindakan. Sebelum perkuliahan
berlangsung, dosen menampilkan slide dan bertanya tentang pengertian
penelitian tindakan, sehingga mahasiswa dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan penelitian tindakan guna mempermudah mahasiswa untuk
memahami dan melakukan penelitian tindakan yang dikhususkan pada
penelitian tindakan kelas secara efektif dan efisien dikarenakan bidang yang
mahasiswa ambil adalah pendidikan. Mahasiswa juga diberi tugas untuk
membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar
kegiatan. Dengan dikuasainya materi paket 9 diharapkan dapat menjadi
modal bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan.
Selain itu diperlukan kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur
kreativitas hasil perkualiahan dengan membuat pertanyaan beserta
jawabannya dan menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain.

160
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan


Kompetensi Dasar
Mahasiswa mendeskripsikan pengertian, prinsip-prinsip, tipologi, skope
penelitian tindakan, karakteristik penelitian tindakan, tujuan penelitian
tindakan, dan manfaat penelitian tindakan.

Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi pengertian penelitian tindakan
2. Mengidentifikasi prinsip-prinsip penelitian tindakan
3. Mengidentifikasi tipologi penelitian tindakan
4. Mengidentifikasi skope penelitian tindakan
5. Mengidentifikasi karakteristik penelitian tindakan
6. Mengidentifikasi tujuan penelitian tindakan
7. Mengidentifikasi manfaat penelitian tindakan

Waktu
2 x 50 menit

Materi Pokok
1. Pengertian penelitian tindakan
2. Prinsip-prinsip penelitian tindakan
3. Tipologi penelitian tindakan
4. Skope penelitian tindakan
5. Karakteristik penelitian tindakan
6. Tujuan penelitian tindakan
7. Manfaat penelitian tindakan

Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide yang ditampilkan oleh dosen,
tentang prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas
2. Penjelasan pentingnya mempelajari Paket 9
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 6 kelompok

161
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

2. Masing-masing kelompok mendiskusikan semua tema yang ada pada


paket 9.
3. Membuat pertanyaan beserta jawabannya mengenai tema pada paket
9.
4. Selesai membuat pertanyaan, pertanyaan ditukar dengan kelompok
lain. Kelompok tersebut harus menjawab pertanyaan tersebut pada
lembar yang berbeda.
5. Penguatan hasil diskusi dari dosen
6. Dosen memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menanyakan
sesuatu yang belum paham atau menyampaikan konfirmasi
Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Menyimpulkan hasil perkuliahan
2. Memberi dorongan psikologis/saran/nasehat
3. Refleksi hasil perkuliahan oleh mahasiswa
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya

Lembar Kegiatan
Membuat pertanyaan berserta jawabannya tentang hakikat dan
karakteristik penelitian tindakan.

Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep tentang penelitian tindakan melalui
kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang dituangkan dalam
bentuk membuat pertanyaan beserta jawabannya dan menjawab pertanyaan
dari kelompok lain.

Bahan dan Alat


Kertas plano, spidol berwarna, dan solasi

Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang pemandu kerja kelompok dan penulis hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi dalam bentuk pertanyaan berserta jawabannya!

162
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

4. Tukarlah pertanyaanmu kepada kelompok yang lain!


5. Tanyakan apa yang belum dipahami kepada dosen!
6. Berikan tanggapan atau klarifikasi dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut!

Uraian Materi

PENELITIAN TINDAKAN

A. Pengertian Penelitian Tindakan


Kata penelitian tentu sudah sering didengar, kata ini merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris: research. Bagi mahasiswa program sarjana,
penelitian merupakan kegiatan puncak dari studi. Para mahasiswa dituntut
untuk mengembangkan wawasannya dengan cara melakukan pencarian atau
eksplorasi untuk menemukan jawaban dari masalah yang menjadi bidang
kajiannya. Untuk melakukan pencarian atau eksplorasi tersebut ada
seperangkat aturan dan langkah yang harus diikutinya. Aturan dan langkah-
langkah tersebut dikemas dalam satu perangkat yang disebut metode
penelitian.
Bertitik tolak dari uraian di atas, penelitian tindakan kelas berkembang
dari penelitian tindakan. Oleh karena itu, untuk memahami pengertian
penelitian tindakan kelas perlu mengetahui pengertian tindakan. Penelitian
tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu
satu Action Research yang dilakukan di kelas. Action research, sesuai
dengan arti katanya, diterjemahkan menjadi penelitian tindakan; yang oleh
Carr & Kemmis1 didefinisikan sebagai berikut: action research is a form of
self-reflective enquiry undertaken by participants (teacher, students or
principals, for example) in social (including educational) situations in order
to improve the rationality and justice of (1) their own social or educational
practices, (2) their understanding of these practives, and (3) the situations
(and institutions) in which the practices are carried out.
Jika dicermati pengertian tersebut secara seksama, akan ditemukan
sejumlah ide pokok sebagai berikut: (1) penelitian tindakan adalah satu

                                                            
1 J. McNiff, Action Research: Principles and Practice (London: Macmillan, 1991) 2 

163
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri; (2)
penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang
diteliti, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah; (3) penelitian tindakan
dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan; dan (4) tujuan
penelitian tindakan adalah memperbaiki: dasar pemikiran dan kepantasan
dari praktik-praktik, pemahaman terhadap praktik tersebut, serta situasi atau
lembaga tempat praktik tersebut dilaksanakan.
Dari keempat ide pokok tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan
refleksi diri sebagai metode utama. Dilakukan oleh orang yang terlibat di
dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek.
Tidak berbeda dengan penelitian tersebut, Mills2 mendefinisikan penelitian
tindakan sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala
sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang
berbagai praktik yang dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk
meningkatkan persepsi serta mengembangkan “reflective practice” yang
berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk
memperbaiki hasil belajar siswa. Dengan berbekalkan pengertian ini, maka
dapat dikaji pengertian penelitian tindakan kelas.3
Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian
tindakan kelas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama, penelitian
adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis,
empiris, dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai proses yang runtut
sesuai dengan aturan tertentu. Artinya proses penelitian harus dilakukan
secara bertahap dari mulai menyadari adanya masalah sampai proses
pemecahannya melalui teknik analisis tertentu untuk ditarik kesimpulan. Hal
ini berarti suatu kerja penelitian tidak dilakukan secara acak, akan tetapi
dikerjakan melalui rangkaian proses yang ajek sesuai dengan kaidah-kaidah
berpikir ilmiah. Empiris mengandung arti bahwa kerja penelitian harus
didasarkan kepada data-data tertentu. Proses pengambilan kesimpulan tidak
didasarkan kepada khayalan imajinatif peneliti, akan tetapi harus didukung
dan didasarkan oleh adanya temuan data dan fakta, baik berupa data primer

                                                            
2 G.E Mills, Action Research: A Guide for The Teacher Researcher (Columbus: Merrill, An
Imprint of Prentice Hall, 2000) 
3 IGAK Wardani, Penelitian tindakan kelas (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010) 1.4 

164
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

maupun data sekunder. Data inilah yang menjadi ciri khas dari suatu kerja
penelitian. Terkontrol artinya suatu kerja penelitian harus didasarkan pada
prosedur kerja yang jelas, sehingga orang lain dapat membuktikan hasil
temuan penelitian yang diperoleh.
Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang
dilakukan oleh peneliti yakni guru.Tindakan diarahkan untuk memperbaiki
kinerja yang dilakukan guru. Dengan demikian, dalam penelitian tindakan
kelas bukan didorong hanya sekadar ingin tau sesuatu, akan tetapi
disemangati oleh adanya keinginan untuk memperbaiki kinerja untuk
mencapai hasil belajar yang maksimal. Inilah yang menjadi ciri khas
penelitian tindakan kelas yang tidak akan ditemukan dalam jenis penelitian
yang lain.
Ketiga, kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran
berlangsung. Ini berarti penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas
yang tidak di-setting untuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi
penelitian tindakan kelas berlangsung dalam keadaan situasi dan kondisi
yang real tanpa direkayasa. Oleh sebab itu, kewajaran kelas dalam proses
penelitian merupakan kekhasan dalam penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas dilakukan oleh dan melibatkan secara penuh guru yang
bertanggung jawab terhadap kelasnya.
Dari penjelasan di atas, maka penelitian tindakan kelas dapat diartikan
sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas, caranya
melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut
dengan melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata
serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research)
yamg dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian tindakan pada
hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-
tindakan...dst.” yang dilakukan secara siklik dalam rangka memcahkan
masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Agar lebih memahami penelitian
tindakan kelas, berikut dikemukakan beberapa definisi:4
 Menurut Hopkins penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif.

                                                            
4
 Ekawarna, Penelitian tindakan kelas Edisi Revisi (Jakarta: GP Press Group, 2013) 5 

165
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

Suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha
seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat
dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
 Rapoport berpendapat penelitian tindakan kelas adalah penelitian
untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan
yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan
ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati
bersama.
 Kemmis berpendapat penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk
inquiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi
sosial tertentu (termasuk pendidikan).
 Menurut Ebbut penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari
upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok
guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,
berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan
tersebut.
 Elliot berpendapat penelitian tindakan kelas adalah kajian dari sebuah
situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki
kualitas situasi sosial tersebut.
 Arikunto berpendapat penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan.
 Menurut Kunandar penelitian tindakan kelas merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang
lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.
Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif walaupun data
yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Penelitian tindakan kelas
berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis
dan membangun teori yang bersifat umm (general). Penelitian tindakan
kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan
hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil penelitian
tindakan kelas dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar
yang mirip dengan yang dimiliki peneliti.

166
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

B. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan


Agar memperoleh informasi yang jelas dan tidak menyalahi kaidah yang
ditentukan, peneliti perlu memahami dan memenuhi tujuh prinsip berikut
apabila sedang melakukan penelitian tindakan kelas.5
1. Penelitian tindakan kelas dilakukan tanpa mengubah situasi yang biasa
terjadi.
Jika penelitian dilakukan dalam situasi yang berbeda dari biasanya,
maka hasilnya mungkin berbeda jika dilaksanakan lagi dalam situasi
aslinya. Oleh karena itu, penelitian tindakan tidak perlu mengadakan
waktu khusus untuk diamati. Jadi harus dibiarkan apa adanya. Satu-
satunya yang berbeda adalah adanya tindakan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
2. Topik penelitian tindakan kelas yang dikaji berkaitan dengan tugas
peneliti sebagai guru atau kepala sekolah. Jadi tindakan yang dilakukan
merupakan tindakan nyata yang dilakukan dalam tugasnya sehari-hari
dan secara empirik memang terjadi di lapangan.
3. Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan
mutu sesuatu yang sudah ada dan biasa menjadi lebih baik; atau
merupakan sebuah upaya untuk memecahkan masalah yang terjadi di
kelas atau di sekolah.
4. Penelitian tindakan kelas dilakukan bukan karena ada paksaan atau
permintaan dari pihak lain, tetapi atas dasar sukarela, karena
mengharapkan hasil yang lebih baik.
5. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara sistemik (terencana, terarah,
dan teratur berdasarkan sebuah mekanisme tertentu).Jadi, jika peneliti
mengupayakan cara mengajar yang baru, dia juga harus memikirkan
tentang langkah-langkahnya, bahan ajarnya, sarana pendukung dan hal-
hal yang terkait dengan cara baru tersebut. Jika kepala sekolah akan
menerapkan manajemen yang baru maka prosedur, kebijakan pendukung
serta sosialisasi implementasinya harus dipersiapkan.
6. Penelitian tindakan kelas harus dapat menunjukkan bahwa tindakan yang
diberikan kepada siswa memang berbeda dari apa yang sudah biasa
dilakukan, karena yang biasa sudah jelas menunjukkan hasil yang kurang
                                                            
5 D. Hopkins, A Teacher’s Guide to Classroom Research (Buckingham: Open Univ,
1993)Ibid, 57-61 

167
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

memuaskan. Oleh karena itu guru melakukan tindakan yang diperkirakan


dapat memberikan hasil yang lebih baik.
7. Penelitian tindakan kelas berpusat pada proses, bukan hanya pada hasil.
penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru
atau peneliti untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil dengan
mengubah cara, metode, pendekatan atau strategi yang berbeda dari
biasanya.
8. Cara, metode, pendekatan atau strategi tersebut adalah proses yang harus
diamati secara cermat, dilihat kelancarannya, kesesuaian/
penyimpangannya dari rencana, kesulitan atau hambatan yang dijumpai.
Sejauh mana proses ini sudah memenuhi harapan, dan bagaimana
kaitannya dengan hasil setelah satu atau dua siklus. Jadi, dalam penelitian
tindakan kelas harus ada indikator proses dan indikator keberhasilan.
Sedangkan menurut Suyanto6 prinsip-prinsip yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas adalah:
a. Penelitian tindakan kelas tidak boleh menggangu tugas utama dari guru
yaitu mengajar. Jadi bila seorang guru sedang melakukan penelitian
tindakan kelas, maka ia sebenarnya sedang berusaha mengembangkan
perannya sebagai guru yang profesional, karena salah satu guru yang
profesional adalah dapat mengajar dengan efektif sambil melakukan
penelitian.
b. Pada saat kegiatan pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas,
tidak disarankan menggunakan waktu yang terlalu lama. Agar hal ini
terlaksana maka peneliti harus sudah merasa pasti dalam memilih teknik
yang tepat, termasuk pengumpulan data awal sebelum kegiatan penelitian
tindakan kelas dimulai.
c. Metodologi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas harus tepat
dan terpercaya. Bila metodologinya tepat agar memberi peluang bagi
guru untuk memformulasikan hipotesis tindakan dan mengembangkan
strategi yang dapat diterapkan di kelasnya. Hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap persoalan yang diajukan dalam penelitian tindakan
kelas.

                                                            
6 Suyanto, Pedoman Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas Bagian kesatu (Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta, 1997) 3-4 

168
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

d. Masalah yang diangkat dalam penelitian tindakan kelas harus merupakan


masalah yang ada, faktual, menarik, dan layak untuk diteliti. penelitian
tindakan kelas sebaiknya dimulai dari hal-hal sederhana dan nyata.
Dengan demikian siklus dimulai dengan yang kecil sehingga
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi menjadi
lebih jelas.
e. penelitian tindakan kelas berorientasi pada perbaikan pendidikan dengan
jalan melakukan perubahan-perubahan yang dilaksanakan dalam
tindakan-tindakan. Kesiapan guru untuk berubah merupakan syarat
penting bila akan melakukan perbaikan.
f. penelitian tindakan kelas merupakan proses sistematik yang memerlukan
kemampuan dan keterampilan intelektual. Pada saat proses penelitian
maka peneliti dituntut berpikir kritis yaitu mulai menentukan masalah,
perencanaan tindakan baik yang bersifat teoritik maupun praktis,
kemudian dijabarkan dalam tindakan-tindakan.
g. penelitian tindakan kelas menuntut guru untuk membuat catatan pribadi
tentang semua kemajuan atau perubahan siswa, permasalahan-
permasalahan yang dialami, dan refleksi tentang proses belajar siswa,
serta proses pelaksanaan tindakan-tindakan dalam penelitian.
h. Dalam penelitian tindakan kelas guru dapat melihat dan menilai diri
sendiri terhadap apa yang telah dilakukan di kelasnya. Dengan melihat
unjuk kerjanya, kemudian direfleksi dan diperbaiki, guru akan lebih
terampil dalam melaksanakan profesinya.

C. Tipologi Penelitian Tindakan


Menurut Henry & McTaggart, berdasarkan setting dan lokasinya terdapat
bermacam-macam penelitian tindakan yang masing-maisng mempunyai
penekanan berbeda.7
a. Participatory action research
Biasanya dilakukan sebagai strategi transformasi sosial yang menekankan
pada keterlibatan masyarakat, rasa ikut memiliki program dan analisis
problem sosial berbasis masyarakat.

                                                            
7 Depdikbud, Penelitian Tindakan (Jakarta: Depdikbud, Ditjen Dikdasmen, 1999) 2 

169
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

b. Critical action research


Biasanya dilakukan oleh kelompok yang secara kolektif mengkritis
masalah praktis dengan penekanan pada komitmen untuk bertindak
menyempurnakan situasi. Misalnya hal-hal yang terkait dengan ketimpangan
ras atau gender.
c. Classroom action research
Biasanya dilakukan oleh guru / calon guru di kelas atau sekolah tempat
ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan
proses dan praktik pembelajaran.
d. Institusional action research
Biasanya dilaksanakan oleh pihak manajemen atau organisasi untuk
meningkatkan kinerja, proses, dan produktivitas dalam suatu lembaga.
Intinya tindakan yang berupaya menyelesaikan masalah-masalah organisasi
atau manajemen melalui pertukaran pengalaman secara praktis.
Ditinjau dari luas kajian, penelitian tindakan kelas dikelompokkan
menjadi 4 (empat) jenis, yaitu: penelitian tindakan kelas diagnostik,
penelitian tindakan kelas partisipan, penelitian tindakan kelas empiris, dan
penelitian tindakan kelas eksperimental.8 Untuk lebih jelas, berikut
dikemukakan secara singkat keempat jenis penelitian tindakan kelas
tersebut:
1. Penelitian tindakan kelas diagnostik. Yang dimaksud dengan penelitian
tindakan kelas diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan
menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti
mendiagnosa dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar
penelitian. Sebagai contoh apabila penelitian dilakukan antar siswa yang
terdapat di suatu sekolah atau kelas.
2. Penelitian tindakan kelas partisipan. Suatu penelitian dikatakan sebagai
penelitian tindakan kelas partisipan apabila orang yang akan
melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam laporan. Dengan
demikian, sejak perencanaan penelitian, peneliti senantiasa terlibat,
selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu
menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya.
penelitian tindakan kelas partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah
                                                            
8 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) Teori &
Praktik (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher) 28-29 

170
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

seperti halnya contoh pada butir 1 di atas. Hanya saja, di sini peneliti
dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal
sampai berakhir penelitian.
3. Penelitian tindakan kelas empiris. Yang dimaksud dengan penelitian
tindakan kelas empiris apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu
tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang
terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitiannya
berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman
peneliti dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam penelitian tindakan kelas
jenis ini pula kegiatan perencanaan, pencatatan pelaksanaan dan evaluasi
pelaksanaan dilakukan dari luar arena kelas. Dalam arti, bahwa dalam
penelitian jenis ini peneliti harus berkolaborasi dengan guru yang
melaksanakan tindakan di kelas.
4. Penelitian tindakan kelas eksperimental. Yang dikategorikan sebagai
penelitian tindakan kelas eksperimental apabila penelitian tindakan kelas
diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai metode, teknik
atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar
mengajar. Di dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar,
dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang
ditetapkannya. Diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang
paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.

D. Skope Penelitian Tindakan


Departemen Pendidikan Nasional9 mengklasifikasi ruang lingkup bidang
kajian penelitian tindakan. Pertama, masalah belajar siswa di sekolah,
termasuk di dalam tema ini antara lain: masalah belajar di kelas, kesalahan-
kesalahan pembelajaran, dan miskonsepsi. Kedua, desain dan strategi
pembelajaran di kelas yang meliputi masalah pengelolaan dan prosedur
pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran,
interaksi di dalam kelas, partisipasi orang tua dalam proses belajar siswa.
Ketiga, alat bantu, media dan sumber belajar. Termasuk dalam tema ini
antara lain: masalah pengunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar di
dalam/luar kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat.
                                                            
9
 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research) (Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas, 2004) 3 

171
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

Keempat, sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran


(termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah evaluasi awal dan hasil
pembelajaran, pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensi).
Kelima, pengembangan pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga
kependidikan lainnya. Termasuk dalam tema ini, antara lain: peningkatan
kemandirian dan tanggung jawab peserta didik, peningkatan keefektifan
hubungan antara pendidik-peserta didik dan orang tua dalam PBM,
peningkatan konsep diri peserta didik. Keenam, masalah kurikulum.
Termasuk dalam tema ini antara lain: implementasi kurikulum misalnya
KBK, KTSP, dan kurikulum 2013, urutan penyajian materi pokok, interaksi
guru-siswa, siswa-materi ajar, dan siswa-lingkungan belajar.
Merujuk pada ruang lingkup kajian tersebut, maka luaran umum yang
diharapkan dihasilkan dari Penelitian tindakan kelas adalah sebuah
peningkatan atau perbaikan (improvement and therapy), antara lain:
a. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
b. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di
kelas.
c. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat
bantu belajar, dan sumber belajar lainnya.
d. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat
evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar
siswa.
e. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah-masalah pendidikan
anak di sekolah.
f. Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum
dan pengembangan kompetensi sisa di sekolah.
Ditinjau dari skop atau ruang lingkupnya, penelitian tindakan bisa
dilakukan di berbagai level, antara lain :
a. Penelitian tindakan skala makro, bertujuan: (1) meningkatkan
partisipasi dunia usaha dalam pembiayaan pendidikan; (2)
meningkatkan angka partisipasi siswa tingkat SLTA; dan (3)
menggalakkan penulisan karya ilmiah penelitian oleh guru
b. Penelitian tindakan level sekolah, bertujuan: (1) meningkatkan
kepedulian orang tua untuk mendorong belajar siswa; (2) mengurangi

172
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

jumlah kasus “school vandalism”/ tawuran; dan (3) menghidupkan


unit produksi di sekolah kejuruan.
c. Penelitian tindakan untuk guru (level kelas), bertujuan: (1)
meningkatkan “time on task“ siswa dalam pembelajaran; (2)
merangsang anak untuk berani bertanya dalam KBM; (3) mengatasi
kesulitan siswa dalam pokok bahasan fungsi komposit; dan (4)
menumbuhkan kebetahan siswa belajar sejarah diperpustakaan.

E. Karakteristik Penelitian Tindakan


Penelitian tindakan kelas (penelitian tindakan kelas) berbeda dengan
penelitian formal (konvensional) pada umumnya. penelitian tindakan kelas
memiliki beberapa karakteristik:
1. On-the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah riil
atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam
kewenangan atau tanggung jawab peneliti).10 Dengan kata lain, masalah
yang dikaji dalam penelitian tindakan kelas adalah masalah yang bersifat
praktis. Penelitian tindakan kelas berangkat dari keresahan yang dialami
guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Oleh karena itu, dari mulai
proses perencanaan, pelaksanaan tindakan sampai pada proses
penyimpulan guru merupakan pemeran utama. Karena alasan yang
demikian. Penelitian tindakan kelas juga sering dinamakan penelitian
praktis. Artinya penelitian yang berangkat dari hal-hal nyata yang
dirasakan oleh setiap guru.
2. Problem-solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah).
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru dilakukan sebagai
upaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru dalam PBM
di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu sebagai upaya
menyempurnakan proses pembelajaran di kelasnya. Penelitian tindakan
kelas akan dilaksanakan jika guru sejak awal menyadari ada
permasalahan dalam praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi
guru. Jika guru merasa bahwa apa yang dilakukannya di kelas dalam
PBM tidak bermasalah, penelitian tindakan kelas tidak perlu dilakukan.
Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas diperlukan jika guru merasa
                                                            
10 Kunandar, Langkah Mudah Peneltian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011) 58-63 

173
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

ada yang tidak beres dalam PBM di kelas dan ia merasa perlu untuk
memperbaiki secara profesional.
3. Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu). Penelitian
tindakan kelas dilaksanakan dalam kerangka untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu PBM yang dilakukan oleh guru di kelasnya. Dengan
peningkatan mutu PBM, pada akhirnya dapat meningkatkan mutu
pendidikan secara makro. Penelitian tindakan kelas bertujuan
memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran dengan asumsi
bahwa semakin baik kualitas proses pembelajaran maka semakin baik
pula hasil belajar yang dicapai siswa.
4. Ciclic (siklus) dan sikuensial. Siklus, artinya pelaksanaan penelitian
tindakan kelas sifatnya berulang-ulang, yaitu dari tujuan; ke-perencanaan;
ke-pemberian tindakan; pengamatan (observation); ke-refleksi, kemudian
ke-perencanaan lagi (revisi perencanaan) dan seterusnya. Pengulangan
sifatnya mencari jalan keluar yang lebih baik dari masalah yang muncul
untuk mencapai tujuan. Sedangkan sikuensial, artinya pelaksanaan
penelitian tindakan kelas dilakukan tahap demi tahap secara berurutan.11
Konsep tindakan (action) dalam penelitian tindakan kelas diterapkan
melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical).
Siklus dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahapan, yakni
perencanaan tindakan, melakukan tindakan, pengamatan atau observasi
dan analisis atau refleksi.
5. Action oriented. Dalam penelitian tindakan kelas selalu didasarkan pada
adanya tindakan (treatment) tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas.
Jadi, tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai alat atau
cara untuk memperbaiki masalah dalam PBM yang dihadapi guru di
kelas. Perbedaan yang menonjol antara penelitian tindakan kelas dengan
penelitian-penelitian lainnya adalah harus ada perbaikan tindakan yang
dirancang untuk mengatasi masalah yang dihadapi saat itu dalam konteks
dan situasi saat itu pula. Tindakan (action) itu benar-benar dimaksudkan
untuk mengatasi masalah yang dihadapi, bukan untuk mengembangkan
atau menguji sebuah teori, dan juga tidak dimaksudkan untuk mencari
solusi yang berlaku umum di setiap situasi dan kondisi. Jadi, tidak perlu
                                                            
11 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian tindakan kelas (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011)
21 

174
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

ada generalisasi hasil penelitian tindakan kelas. Di samping adanya


tindakan, dalam penelitian tindakan kelas tindakan yang dilakukan tadi
harus ditelaah, kelebihan dan kekurangannya, pelaksanaanya,
kesesuaiannya dengan tujuan semula, penyimpangan yang terjadi selama
pelaksanaan. Telaah terhadap tindakan ini dilakukan pada saat
pengamatan atau observasi. Fokus utama penelitian adalah proses
pembelajaran. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan untuk memperbaiki
proses pembelajaran dalam rangka pencapai tujuan pembelajaran yang
maksimal. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam
setting kelas yang sesungguhnya, bukan kelas yang direkayasa untuk
penelitian. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas sebaiknya tidak
mengubah program pembelajaran yang telah disusun.12
6. Pengkajian terhadap dampak tindakan. Dampak tindakan yang dilakukan
harus dikaji apakah sesuai dengan tujuan, apakah memberikan dampak
positif lain yang tidak diduga sebelumnya, atau bakan menimbulkan
dampak negatif yang merugikan peserta didik.
7. Specifics contextual. Aktivitas penelitian tindakan kelas dipicu oleh
permasalahan praktis yang dihadapi oleh guru dalam PBM di kelas.
Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas adalah permasalahan yang
sifatnya spesifik kontekstual dan situasional sesuai dengan karakteristik
siswa dalam kelas tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian tindakan
kelas berbeda dengan penelitian pada umumnya, misalnya penelitian
survei, eksperimen, deskripsi, dan beberapa jenis penelitian lainnya.
Dalam penelitian tindakan kelas analisis, populasi dan sampelnya tidak
terlalu canggih sebagaimana penelitian pada umumnya. Metodologi
dalam penelitian tindakan kelas bersifat longgar dan fleksibel. Tidak
terlalu mengedepankan pembakuan instrumen. Namun, sebagai kajian
ilmiah pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas tetap dilakukan
dengan menekan objektivitas. Tujuan penelitian tindakan kelas bukan
menemukan pengetahuan baru yang dapat digeneralisasikan, tetapi
bersifat pragmatis dan praktis, yakni memperbaiki atau meningkatkan
mutu PBM di kelas. Solusi terhadap masalah-masalah yang digarap di
dalam suatu kegiatan penelitian tindakan kelas tidak untuk digeneralisasi
                                                            
12 Wina Sanjaya, Penelitian tindakan kelas (Bandung: Kencana Predana Media Group, 2009)
34 

175
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

secara langsung. Jadi, setiap masalah yang muncul harus segera dicarikan
solusinya untuk saat dan kondisi dan konteks saat itu pula. Tidak harus
menunggu suatu cara penyelesaian yang dapat berlaku umum di setiap
situasi, kondisi, dan konteks. Namun demikian, tidak berarti bahwa
penelitian tindakan kelas tidak dapat menemukan solusi yang bersifat
general. Dari kegiatan penelitian tindakan kelas yang berkesinambungan
dan terorganisasi dengan baik, pola situasi umum untuk beberapa
masalah akan muncul sehingga generalisasi hasil suatu kegiatan
penelitian tindakan kelas mungkin juga dicapai tetapi setelah melalui
beberapa kegiatan penelitian tindakan kelas.
8. Participatory (collaborative). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan
secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat.
Jadi, dalam penelitian tindakan kelas perlu ada partisipasi dari pihak lain
yang berperan sebagai pengamat. Hal ini diperlukan untuk mendukung
objektivitas dari hasil penelitian tindakan kelas. Kolaborasi dalam
pelaksanaannya, seperti antara guru dengan rekan sejawat, guru dengan
kepala sekolah, guru dengan widyaiswara, guru dengan dosen dan guru
dengan pengawas.
9. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi. Kegiatan
penting lainnya dalam penelitian tindakan kelas adalah adanya refleksi.
Dalam refleksi ini banyak hal yang harus dilakukan, yaitu mulai dari
mengevaluasi tindakan sampai dengan memutuskan apakah masalah itu
tuntas atau perlu tindakan lain dalam siklus berikutnya. Refleksi adalah
merenungkan apa yang sudah kita kerjakan baik di dalam kelas maupun
di luar kelas. Sebenarnya kegiatan refleksi ini sering dilakukan guru tanpa
guru itu menyadarinya. Sebagai contoh refleksi yang sering dilakukan
oleh seorang guru adalah pada saat seorang guru mengeluhkan tingkah
laku negatif seorang siswa atau sekelompok siswa di dalam kelas ketika
proses belajar mengajar sedang berlangsung. Keluhan tersebut bisa
disampaikan kepada teman guru lain atau kepala sekolah bahkan kepada
dirinya sendiri. Guru tersebut mungkin mendapat tanggapan langsung
atau sama sekali tidak mendapatkan tanggapan. Muncul tidaknya
tanggapan itu mungkin disebabkan oleh beberapa hal. Bagi guru yang
memberikan tanggapan mungkin keluhan itu juga dirasakannya, sehingga
muncul diskusi tentang keluhan negatif itu. Akan tetapi, kemungkinan

176
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

lain untuk guru yang memberikan tanggapan itu adalah justru keluhan
tersebut tidak pernah dialaminya, sehingga hal ini memunculkan rasa
penasaran pada guru yang memiliki keluhan tadi. Dengan melakukan
kegiatan refleksi menyebabkan munculnya berbagai pertanyaan pada diri
seorang guru, seperti: jangan-jangan ia mengajar kurang baik, atau
jangan-jangan ia penampilannya kurang disukai siswa, atau jangan-
jangan siswa merasa bosan dengan pelajaran yang ia ajarkan, atau jangan-
jangan siswa kurang tertarik kepada pelajaran itu, dan seterusnya. Jadi
sebenarnya guru sering kali melakukan kegiatan refleksi.
Permasalahannya apakah ketika guru melakukan refleksi terhadap apa
yang terjadi dalam PBM di kelasnya itu guru tersebut tertarik mencari
solusinya dengan melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas atau
keluhan-keluhan tersebut berlalu begitu saja.
10. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus di mana
dalam satu siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan
(action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) dan
selanjutnya diulang kembali dalam beberapa siklus.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai dengan program
pembelajaran yang sedang berjalan. Artinya, pelaksanaan penelitian tindakan
kelas tidak di-setting secara khusus untuk kepentingan peneitian semata.

F. Tujuan Penelitian Tindakan


Menurut Gundy dan Kemmis tujuan penelitian tindakan meliputi tiga hal,
yakni peningkatan praktik, pengembangan profesional, dan peningkatan
situasi tempat praktik berlangsung.13
1. Peningkatan Praktik
Pada umumnya, tujuan penelitian adalah untuk menemukan atau untuk
menggeneralisasikan sesuatu terlepas dari kebutuhan dan tuntutan
masyarakat pada umumnya. Oleh karenanya, hasil sebuah penelitian kadang-
kadang sulit untuk bisa diterapkan oleh para praktisi di lapangan. Hal ini
mungkin disebabkan oleh dua hal. Pertama, penelitian pada umumnya lebih
banyak berangkat dari konsep-konsep yang hanya dipahami oleh kalangan
tertentu sehingga tidak menyentuh kebutuhan lapangan secara riil dan pasti.
Kedua, sulit memasyarakatkan atau menyebarkan hasil penelitian kepada
                                                            
13 S. Mc. Taggart Kemmis, The Action Research Planne (Victoria: Deaken University, 1992) 

177
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

para praktisi dengan berbagai alasan, sehingga hasil penelitian hanya banyak
menghiasi perpustakaan perguruan tinggi yang sulit untuk dijangkau dan
tidak bisa diterapkan.
Hal ini berbeda dengan penelitian tindakan kelas. Masalah yang dikaji
oleh peneliti adalah masalah yang dirasakan oleh para praktisi. Misalnya,
oleh guru ketika melakukan proses pembelajaran di dalam kelas; dan tujuan
yang ingin dicapai oleh penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan
kualitas praktik di lapangan. Dengan demikian, dalam pelaksanaannya guru
terlibat secara langsung dari mulai merancang sampai melaksanakan
penelitian tindakan kelas itu sendiri, terlepas dari siapa yang melaksanakan
penelitian tindakan kelas itu.
2. Pengembangan Profesional
Salah satu sifat dari seorang profesional adalah keinginannya untuk
meningkatkan kualitas kinerja agar lebih baik untuk mencapai hasil yang
lebih optimal. Seorang profesional tidak akan cepat puas dengan hasil yang
diperolehnya. Ia akan selalu mencari dan menggali informasi dari berbagai
sumber, kemudian mencoba dan mencoba sesuatu yang baru hingga hasil
yang diperoleh akan semakin sempurna. Seorang profesional akan selalu
tanggap terhadap setiap perubahan baik perubahan sosial maupun perubahan
dan perkembangan bidang ilmu yang digelutinya. Kesemuanya itu akan
mempengaruhi bagaimana seharusnya ia melaksanakan tugasnya.
Penelitian tindakan kelas adalah salah satu sarana yang dapat
mengembangkan sikap profesional guru. Melalui penelitian tindakan kelas
guru akan selalu berupaya meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan
proses pembelajaran. Guru akan selalu dituntut untuk mencoba hal-hal yang
dianggap baru dengan mempertimbangkan pengaruh perubahan dan
perkembangan sosial.
3. Peningkatan Situasi Tempat Praktik Berlangsung
Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat,
yang memungkinkan setiap orang dapat dengan mudah mendapatkan
informasi. Perkembangan piranti komputer misalnya, bukan hanya secara
kuantitas dapat menyajikan ilmu pengetahuan baru, akan tetapi juga dapat
mempengaruhi gaya belajar seseorang. Guru yang profesional dalam
mengerjakan tugas mengajarnya, akan selalu memanfaatkan perkembangan
ilmu pengetahuan baru untuk meningkatkan kinerjanya. Penelitian tindakan

178
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

kelas adalah salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk menguji dan
sekaligus memanfaatkan berbagai rekayasa teknologi untuk meningkatkan
kualitas mengajarnya.
Dari penjelasan di atas, maka yang sangat berkepentingan terkait dengan
pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah guru itu sendiri, sebab memang
penelitian tindakan kelas didesain untuk guru. Borg menyebutkan bahwa
tugas pertama dalam penelitian tindakan kelas adalah pengembangan
keterampilan guru yang berangkat dari adanya kebutuhan untuk
menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran yang bersifat actual di
dalam kelasnya atau di sekolahnya sendiri dengan atau tanpa adanya
program latihan secara khusus. Pendapat di atas mengisyaratkan bahwa
penelitian tindakan kelas tumbuh dari keinginan guru, bukan karena paksaan
atau tugas dari atasannya, yaitu untuk menyelesaikan masalah praktis yang
dihadapi dalam proses pembelajaran.14
Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas adalah:
1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang
dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang
belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya
akademik di kalangan para guru. Mutu pembelajaran dapat dilihat dari
meningkatnya hasil belajar siswa, baik yang bersifat akademis yang
tertuang dalam nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester
(sub-sumatif) dan ulangan akhir semester (sumatif) maupun yang bersifat
nonakademis, seperti motivasi, perhatian, aktivitas, minat dan lain
sebagainya.
2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus menerus
mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
3. Peningkatan relevansi pendidikan. Hal ini dicapai melalui peningkatan
proses pembelajaran.
4. Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi guru dengan skill
dan metode baru, mempertajan kekuatan analitisnya dan mempertinggi
kesadaran dirinya.
5. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif
terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya
menghambat inovasi dan perubahan.
                                                            
14 Wina Sanjaya, Loc. Cit., 30-33 

179
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

6. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik


pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis
keterampilan dan meningkatnya motivasi belajar siswa.
7. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
8. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah,
sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu
pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatkan atau
perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi
dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukkan untuk meningkatkan efisiensi
pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.15

G. Manfaat Penelitian Tindakan


Sesuai dengan tujuan dan karakteristik seperti yang telah dijelaskan di
muka, maka penelitian tindakan kelas memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Inovasi, dalam hal ini guru perlu selalu mencoba, mengubah,
mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu
merencanakan dan melaksanakan model pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan kelas dan jaman.
2. Pengembangan kurikulum, penelitian tindakan kelas dapat dimanfaatkan
secara efektif oleh guru untuk mengembangkan kurikulum di tingkat
kelas dan sekolah. Hasil-hasil penelitian tindakan kelas akan sangat
bermanfaat jika digunakan sebagai sumber masukan untuk
mengembangkan kurikulum baik di tingkat kelas atau sekolah.
3. Peningkatan profesionalisme guru, keterlibatan guru dalam penelitian
tindakan kelas akan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam
proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara
yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di
kelas dan cara pemecahannya yang dapat dilakukan.16
4. Manfaat untuk Guru, penelitian tindakan kelas memiliki manfaat yang
sangat besar untuk guru. Pertama, penelitian tindakan kelas dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Hal ini disebabkan penelitian tindakan kelas diarahkan untuk
                                                            
15 Kunandar, Loc. Cit., 63-64 
16
 Ekawarna, Penelitian tindakan kelas Edisi Revisi (Jakarta: GP Press Group, 2013) 14 

180
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

meningkatkan kinerja guru, melalui proses pemecahan masalah yang


dihadapi ketika guru melakukan proses belajar mengajar. Kedua¸ melalui
perbaikan dan peningkatan kerja, maka akan tumbuh kepuasan dan rasa
percaya diri yang dapat dijadikan sebagai modal untuk secara terus-
menerus meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. Ketiga, keberhasilan
penelitian tindakan kelas dapat berpengaruh kepada guru lain. Mereka
dapat mencoba hasil penelitian tindakan atau lebih dari itu mereka dapat
mencoba ide-ide baru seperti yang telah dilakukan oleh guru pelaksana
penelitian tindakan kelas. Keempat, penelitian tindakan kelas juga dapat
mendorong guru untuk memiliki sikap profesional. Ia akan dapat
mendeteksi kelemahan dalam mengajar, menemukan berbagai
permasalahan yang dapat menggaggu kualitas proses pembelajaran, serta
berusaha untuk mencari alternatif pemecahannya. Guru yang profesional
tidak akan merasa puas dengan hasil yang diperolehnya. Ia akan secara
terus-menerus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran untuk
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Kelima¸ guru akan selalu
mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui penelitian
tindakan kelas guru akan tanggap terhadap perubahan baik sosial maupun
psikologi yang dapat memberikan alternatif baru yang lebih baik dalam
pengelolaan pembelajaran.
5. Manfaat penelitian tindakan kelas untuk siswa, selain untuk guru,
penelitian tindakan kelas juga bermanfaat untuk siswa, diantaranya.
Pertama, melalui penelitian tindakan kelas dapat mengurangi bahkan
menghilangkan rasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Melalui
penelitian tindakan kelas guru mencoba hal-hal baru yang tidak seperti
biasanya. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dapat menciptakan
suasana baru yang dapat meningkatkan gairah belajar siswa. Kedua¸
penelitian tindakan kelas dapat berpengaruh positif terhadap pencapaian
hasil belajar siswa. Tujuan akhir dari pelaksanaan penelitian tindakan
kelas adalah hasil belajar yang optimal. Dengan demikian, kemampuan
siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik akan menjadi bidikan
akhir dari setiap guru yang melaksanakan penelitian tindakan kelas. Oleh
sebab itu, penelitian tindakan kelas juga akan bermanfaat bagi orang tua
yang mengharapkan keberhasilan putra putrinya dalam belajar.

181
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

6. Manfaat penelitian tindakan kelas untuk Sekolah, guru-guru yang kreatif


dan inovatif dengan selalu berupaya meningkatkan hasil belajar siswa,
secara langsung akan membantu sekolah yang bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pendidikan untuk mendidik siswanya. Dengan
demikian, tidak dapat dimungkiri lagi manfaat penelitian tindakan kelas
untuk sekolah, sebab keberadaan dan sikap guru memiliki hubungan yang
erat dengan kemajuan suatu sekolah. Sekolah yang dihuni oleh guru-guru
yang tidak kreatif akan sulit memajukan sekolah yang bersangkutan.
Sebaliknya, manakala guru-guru di suatu sekolah memiliki sikap
profesional yang tinggi, kreatif dan inovatif, maka terbuka kesempatan
bagi sekolah yang bersangkutan untuk maju dan berkembang.
7. Manfaat untuk Perkembangan Teori Pendidikan, penelitian tindakan
kelas dapat menjembatani antara teori dan praktik. Teori sebagai hasil
proses berpikir deduktif–induktif, penuh dengan pembahasan abstrak
yang tidak semua orang dapat memahaminya sehingga sulit untuk
dipraktikkan oleh para praktisi di lapangan. Dengan kata lain, teori
biasanya hanya dikonsumsi oleh para akademikus yang selalu berusaha
untuk menjelaskan keterkaitan antara dua atau lebih variabel. Penelitian
tindakan kelas yang bersifat kolaboratif antara setiap unsur yang
berkepentingan termasuk kolaborasi antara guru dan orang LPTK,
memiliki potensi untuk menerjemahkan teori yang bersifat konseptual ke
dalam hal-hal yang bersifat riil dan praktis.
Manfaat penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari dua aspek, yakni
aspek akademis dan aspek praktis.
1. Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan
pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk
memperbaiki mutu pembelajaran dalam jangka pendek.
2. Manfaat praktis dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas antara lain: (a)
merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. Peningkatan
mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru secara
rutin merupakan wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran. Oleh karena
itu, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan dan
meningkatkan pendekatan, metode, maupun gaya pembelajaran sehingga
dapat melahirkan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
dan karakteristik kelas; (b) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah.

182
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

Artinya, dengan guru melakukan penelitian tindakan kelas, maka guru


telah melakukan implementasi kurikulum dalam tataran praktis, yakni
bagaimana kurikulum itu dikembangkan dan disesuaikan situasi dan
kondisi, sehingga kurikulum dapat berjalan secara efektif melalui proses
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

183
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

Rangkuman
Penelitian tindakan merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang
menggunakan refleksi diri sebagai metode utama. Dilakukan oleh orang
yang terlibat di dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam
berbagai aspek. Penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai proses
pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam
upaya untuk memecahkan masalah tersebut. Caranya adalah melakukan
berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis
setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik sebagai berikut: (i)
masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia
kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab
peneliti; (ii) berorientasi pada pemecahan masalah; (iii) berorientasi pada
peningkatan mutu; (iv) bersifat siklus dan sikuensial; (v) dalam penelitian
tindakan kelas selalu didasarkan pada adanya tindakan (treatment) tertentu
untuk memperbaiki PBM di kelas; (vi) Pengkajian terhadap dampak
tindakan; (vii) aktivitas penelitian tindakan kelas dipicu oleh permasalahan
praktis yang dihadapi oleh guru dalam PBM di kelas; (viii) penelitian
tindakan kelas dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak
lain; (ix) Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi; dan (x)
dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus di mana
dalam satu siklus terdiri dari tahapan perencanaan. Selain karakteristik,
penelitian tindakan kelas juga memiliki tujuan, meliputi tiga hal, yaitu
peningkatan praktik, pengembangan profesional, dan peningkatan situasi
tempat praktik berlangsung. Sesuai dengan tujuan dan karakteristik, maka
penelitian tindakan kelas memiliki manfaat untuk beberapa aspek, yaitu
guru, siswa, sekolah, dan perkembangan teori pendidikan.

184
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan pengertian penelitian tindakan dengan kata-katamu sendiri!
2. Apabila melakukan penelitian tindakan kelas, maka ada tujuh prinsip
yang harus dipenuhi. Salah satu prinsip tersebut adalah penelitian
tindakan kelas dilakukan secara sistemik. Uraikan apa yang dimaksud
dengan penelitian tindakan kelas dilakukan secara sistemik!
3. Dibandingkan dengan jenis penelitian formal, penelitian tindakan kelas
memiliki tujuan dan karakteristik yang khusus. Coba jelaskan apa tujuan
dan karakteristik penelitian tindakan kelas!
4. Sebutkan perbedaan antara penelitian formal dengan Classroom Action
Research!
5. Dari uraian karakteristik penelitian tindakan kelas, dapat ditarik beberapa
urgensi (pentingnya) penelitian tindakan kelas bagi pengembangan
kualitas proses belajar mengajar. Sebutkan urgensi penelitian tindakan
kelas bagi pengembangan kualitas proses belajar mengajar!

185
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian Tindakan

Referensi

Depdikbud, Penelitian Tindakan, Jakarta: Depdikbud, Ditjen Dikdasmen,


1999.
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyusunan Usulan
Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), Jakarta:
Dirjen Dikti Depdiknas, 2004.

Ekawarna, Penelitian tindakan kelas Edisi Revisi, Jakarta: GP Press


Group, 2013.

Hopkins, D.A Teacher’s Guide to Classroom Research, Buckingham:


Open Univ, 1993.
Kemmis, S. Mc. Taggart, The Action Research Planne, Victoria: Deaken
University, 1992.
Kunandar, Langkah Mudah Peneltian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2011.
McNiff, J, Action Research: Principles and Practice,London: Macmillan,
1991.
Mills, G.E, Action Research: A Guide for The Teacher Researcher,
Columbus: Merrill, An Imprint of Prentice Hall, 2000.
Sanjaya, Wina, Penelitian tindakan kelas, Bandung: Kencana Predana
Media Group, 2009.
Suyanto, Pedoman Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas Bagian kesatu,
Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1997.
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian tindakan kelas, Jakarta: Prestasi
Pustakaraya, 2011.
Wardani, IGAK, Penelitian tindakan kelas, Jakarta: Universitas Terbuka,
2010.

186
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

PAKET 10
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada penelitian dan
pengembangan. Kajian dalam paket ini meliputi konsep dan pentingnya
penelitian dan pengembangan, langkah-langkah penelitian dan
pengembangan, dan penelitian dan pengembangan data. Paket ini sebagai
lanjutan dari paket keselembilan, dan akan berkaitan dengan paket
selanjutnya.
Dalam paket 10 ini, mahasiswa akan mengkaji konsep dan pentingnya
penelitian dan pengembangan, langkah-langkah penelitian dan
pengembangan, dan penelitian dan pengembangan data. Sebelum
perkuliahan berlangsung, dosen menampilkan slide dan bertanya tentang
penelitian pendidikan, sehingga mahasiswa dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan penelitian pendidikan guna mempermudah mahasiswa
untuk memahami dan melakukan penelitian pendidikan secara efektif dan
efisien. Mahasiswa juga diberi tugas untuk membaca uraian materi dan
mendiskusikannya dengan panduan lembar kegiatan. Dengan dikuasainya
materi dari paket 10 diharapkan dapat menjadi modal bagi mahasiswa untuk
mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan.
Selain itu diperlukan kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur
kreativitas hasil perkualiahan.

187
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan


Kompetensi Dasar
Mahasiswa mendeskripsikan konsep dan pentingnya penelitian dan
pengembangan, langkah-langkah penelitian dan pengembangan, dan
penelitian dan pengembangan data

Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi konsep dan pentingnya penelitian dan
pengembangan
2. Mengidentifikasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan
3. Mengidentifikasi penelitian dan pengembangan data

Waktu
2 x 50 menit

Materi Pokok
1. Konsep dan pentingnya penelitian dan pengembangan
2. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan
3. Penelitian dan pengembangan data

Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide yang ditampilkan oleh dosen,
tentang penelitian pendidikan
2. Penjelasan pentingnya mempelajari paket 10
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 3 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan sub tema:
Kelompok 1: konsep dan pentingnya penelitian dan pengembangan
Kelompok 2: langkah-langkah penelitian dan pengembangan
Kelompok 3: penelitian dan pengembangan data
3. Presentasi hasil diskusi dari masing-masing kelompok
4. Selesai presentasi setiap kelompok, kelompok lain memberikan
klarifikasi

188
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

5. Penguatan hasil diskusi dari dosen


6. Dosen memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menanyakan
sesuatu yang belum paham atau menyampaikan konfirmasi
Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Menyimpulkan hasil perkuliahan
2. Memberi dorongan psikologis/saran/nasehat
3. Refleksi hasil perkuliahan oleh mahasiswa
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya

Lembar Kegiatan
Membuat peta konsep (Mind Map) konsep dan pentingnya penelitian dan
pengembangan, langkah-langkah penelitian dan pengembangan, dan
penelitian dan pengembangan data

Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep penelitian dan pengembangan
melalui kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang dituangkan
dalam bentuk Mind Map.

Gambar 10.1 Contoh Peta Konsep (Mind Map)

Bahan dan Alat


Kertas plano, spidol berwarna, dan solasi

189
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang ketua kelompok dan penulis konsep hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi!
4. Tempelkan hasil kerja kelompok di papan tulis/dinding kelas!
5. Pilihlah beberapa kelompok untuk presentasi!
6. Presentasikan hasil kerja kelompok secara bergiliran, denga waktu
masing-masing 15 menit!
7. Berikan tanggapan atau klarifikasi dari presentasi!

Uraian Materi

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Konsep dan Pentingnya Penelitian dan Pengembangan


Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development
(R&D) adalah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk
memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan
atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau
langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung
jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat
keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas
atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti
program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas,
perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan,
pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-
lain.
Penelitian dalam bidang pendidikan pada umumnya jarang diarahkan
pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan
pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat
fundamental, serta praktek-praktek pendidikan. Penelitian dan
pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan
antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapi adanya

190
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoretis


dengan penelitian terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat
dihilangkan atau disambungkan dengan penelitian dan pengembangan.
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa
metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan
eksperimental.
Penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk
menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup:
(1) Kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan
atau bahan dasar (embrio) produk yang akan dikembangkan, (2)
Kondisi pihak pengguna (dalam bidang pendidikan misalnya sekolah, guru,
kepala sekolah, siswa, serta pengguna lainnya); (3) Kondisi faktor-faktor
pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk
yang akan dihasilkan, mencakup unsur pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan
pendidikan di mana produk tersebut akan diterapkan.
Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi produk dalam
proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk penelitian
dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan uji
coba diadakan evaluasi, baik itu evaluasi hasil maupun evaluasi proses.
Berdasarkan temuan-temuan pada hasil uji coba diadakan
penyempurnaan (revisi model).
Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk
yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi
(pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih dalam rangka
pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam
eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen
juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak atau
random. Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut
dapat menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang dihasilkan.1

                                                            
1
  Surya Dharma. Pendekatan, Jenis dan Metode Penelitian Pendidikan.( Jakarta : depdiknas,
2008), hal 49
 

191
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

Dalam pengembangan kurikulum, para pengembang jarang menggunakan


metode penelitian dan pengembangan. Mereka seringkali menggunakan
metode atau pendekatan filosofis dan akademik dan kurang memberikan
perhatian – perhatian pada temuan – temuan empiris. Pengembangan
kurikulum didasarkan atas landasan-landasan filosofis dan konseptual untuk
mencapai tujuan –tujuan yang sempurna. Di pihak lain, pengembangan
kurikulum lebih ditekankan pada penguasaan segi-segi akademis,
penguasaan bidang-bidang ilmu. Beberapa pengembang kurikulum lebih
diarahkan pada penguasaan pengetahuan, kemampuan dan kecakapan-
kecakapan yang dibutuhkan para pengguna. Penyusunan dan
penyempurnaan kurikulum didasarkan atas fakta – fakta di lapangan
menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan.
Strategi penelitian dan pengembangan banyak digunakan dalam teknologi
pembelajaran yang sekarang lebih difokuskan pada sistem instruksional atau
sistem pembelajaran. Strategi ini banyak digunakan untuk pengembangan
model-model: perencanaan pembelajaran, proses atau pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan model-model program
pembelajaran. Penelitian dan pengembangan juga banyak digunakan untuk
mengembangkan bahan ajaran, media pembelajaran serta manajemen
pembelajaran. Penggunaan strategi penelitian dan pengembangan dalam
teknologi instruksional banyak digunakan dalam pendidikan.
Dalam rangka penyusunan tesis dan disertasi banyak model dan metode
dalam teknologi instruksional yang dapat dikembangkan, baik model-model
software, maupun hardware. Borg dan Gall (1989: 783) memberikan
beberapa contoh model dan metode dalam teknologi instruksional yang
perlu penelitian pengembangan.

B. Langkah –langkah Penelitian dan Pengembangan


Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan
suatu siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, pemasalahan yang
membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu.
Misalkan untuk meningkatkan kemampuan guru- guru yang tersebar dalam
suatu daerah yang sangat luas membutuhkan bahan latihan atau penataran
yang disusun dalam bentuk modul. Langkah selanjutnya adalah menentukan
karakteristik atau spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan. Materi

192
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

latihan apa yang harus diberikan dan bagaimana proses pembelajarannya.


Materi dan proses pembelajaran tersebut harus disesuaikan dengan kondisi,
latar belakang dan kemampuan guru yang akan mempelajarinya, serta
sumber-sumber belajar yang ada di daerah mereka masing-masing.
Penjelasan langkah- langkah penelitian dan pengembangan dengan
contoh lain yaitu proyek penelitian dan pengembangan dalam bidang
teknologi instruksional yang dilakukan pada Far West Laboratory salah
satu dari sepuluh laboratorium sejenis pada Badan Pendidikan Amerika
Serikat. Produk yang di kembangkan adalah program pelatihan guru dalam
meningkatkan keterampilan- keterampilan khusus mereka dalam pengajar.
Mengacu pada penelitian Far West Laboratory, Secara lengkap menurut
Borg dan Gall (1989) terdapat sepuluh langkah pelaksanaan dalam strategi
penelitian dan pengembangan : (1) Penelitian dan pengumpulan data
(research and information colleting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur,
penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan – pertimbangan dalam segi
nilai.(2) Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi
kemampuan- kemampuan yang di perlukan dalam pelaksanaan penelitian,
rumusan tujuan yang hendak dicapai penelitian tersebut, desain atau
langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
(3) Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product).
Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen
evaluasi. (4) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba di
lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji
coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan
pengedaran angket. (5) Merevisi hasil uji coba (main product revision).
Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. (6) Uji coba lapangan
(main field tasting). Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai
dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba.
Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model
yang dicobakan dikumpulkan. Hasil – hasil pengumpulan data dievaluasi
dan jika mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding. (7)
Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision).
Menyempurnakan produk hasil uji lapangan. (8) Uji pelaksanaan lapangan
(operasional field tasting). Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah
melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui

193
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

angket, wawancara, dan observasi dan analisis hasilnya. (9) Penyempurnaan


produk akhir (final produk revision). Penyempurnaan didasarkan masukan
dari uji pelaksanaan lapangan. (10) Dimensi dan Implementasi
(Dissemination and Implementation). Melaporkan hasil dalam pertemuan
profesional dan dalam jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk
penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.2
Seandainya kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan ini
dilakukan dengan benar, tidaklah mustahil dapat menghasilkan sebuah
produk pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan, yang siap digunakan
di sekolah-sekolah.

C. Penelitian dan Pengembangan Data


1. Studi Literatur
Untuk mengembangkan suatu produk pendidikan diperlukan studi
literatu. Studi ini ditunjukkan untuk menemukan konsep- konsep atau
landasan – landasan teoritis yang memperkuat suatu produk. Produk
pendidikan, terutama produk yang berbentuk model, program, sistem,
pendekatan, software dan sejenisnya memiliki dasar- dasar konsep atau teori
tertentu. Untuk menggali konsep- konsep atau teori- teori yang mendukung
suatu produk perlu dilakukan kajian literatur secara intensif. Melalui studi
literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan,
kondisi- kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau
diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan keterbatansannya.
Studi literaratur juga diperlukan untuk mengetahui langkah- langkah yang
paling tepat dalam mengembangkan produk tersebut.
Suatu produk pendidikan kemungkinan bukan hal yang sama sekali baru.
Produk sejenis atau produk yang mirip telah dikembangkan oleh
pengembang lain di tempat lain. Hal- hal tersebut dikaji melalui studi
literatur berbentuk dokumen- dokumen hasil penelitian atau hasil evaluasi.
Berdasarkan hasil studi dokumenter ini, selain dapat diketahui prosedur dan
hasil- hasilnya, juga kesulitan dan hambatan yang dihadapi, pemecahan yang
dilakukan, serta keunikan- keunikan lain dari proses pengembangan.

                                                            
 Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan.(Bandung: PT. Remaja
2

Roesdakary, 2013),hal170 

194
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

2. Penelitian dalam skala kecil


Dari beberpa pengalaman penelitian dan pengembangan, hasil
pengukuran kebutuhan dan studi literatur , belum cukup memberikan dasar-
dasar kongkrit bagi pengembangan suatu produk. Kedua hasil studi tersebut
masih perlu dilengkapi dengan penelitian langsung ke lapangan , bagaimana
hal yang akan diproduksi itu dilaksanakan.
3. Perencanaan
Berpegang pada hasil- hasil dari studi literatur, pengukuran-
pengumpulan data kebutuhan dan penelitian dalam skala kecil, dapat disusun
rencana pengembangan produk. Perencanaan ini meliputi rancangan produk
yang akan dihasilkan, serta proses pengembangannya.
Rancangan produk yang akan dikembangkan minimal mencakup: 1)
tujuan dari penggunaan produk, 2) siapa pengguna dari produk tersebut, 3)
deskripsi dari komponen- komponen produk dan penggunaannya. Tujuan
penggunaan produk perlu dirumuskan sejelas mungkin. Dalam teknologi
instruksional tujuan dirumuskan dalam bentuk objektif yang
menggambarkan perilaku- perilaku yang bisa diamati atau diukur.
Contoh rumusan tujuan dalam salah satu paket pelatihan guru untuk
mengembangkan keterampilan mengajar, umpamanya: guru mampu
menyajikan pelajaran dalam langkah- langkah kecil secara sistematis, guru
mampu memberikan contoh dalam kehidupan, guru mampu membangkitkan
motivasi belajar siswa, dst. Berkenaaan dengan tujuan, bukan hanya
rumusan tujuan yang perlu mendapat perhatian tetapi juga kriteria
pencapaian atau penguasaannya. Dalam konteks belajar tuntas (mastery
learning) kriteria penguasaan ini biasanya antara 75% - 80%. Peserta
pelatihan dinilai sudah menguasai topikatau kemampuan jika telah
menguasai 75% atau 80% dari semua tujuan yang harus dikuasai.
Produk pendidikan yang berbentuk paket pelatihan mencakup rumusan
tentang: tujuan pelatihan, materi pelatihan, proses pembelajaran dan media-
alat bantu pembelajaran, tugas dan evaluasi hasil pembelajaran, serta
sumber- sumber belajar yang digunakan baik dalam bentuk buku, jurnal,
maupun sumber yang ada di masyarakat.
Dalam proses pengembangan produk yang akan dihasilkan, perlu
dirumuskan lebih rinci, mulai dari penentuan produk, penyusunan draf atau
produk awal, uji coba draf / produk awal di lapangan , penyempurnaan draf,

195
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

uji coba draf yang sudah disempurnakan, pengujian produk akhir , sampai
dengan distribusi dan diseminasi produk yang dihasilkan.
Kegiatan selanjutnya adalah merencanakan subjek uji coba dan lokasi uji
coba, baik untuk uji coba awal, uji coba lebih luas maupun pengujian
produk akhir. Karena produk yang akan dihasilkan merupakan produk
standar, maka jumlah subjek yang terlibat dan lingkup lokasi penelitian dan
pengembangan harus representatif untuk populasi nasional, propinsi atau
kota/kabupaten.
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam perencanaan pengembangan
adalah perhitungan biaya, orang- orang yang akan membantu dan
berpartisipasi dalam pelaksanaan pengembangan, alatdan bahan yang
diperlukan serta perkiraan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
semua kegiatan penelitian dan pengembangan.
4. Pengembangan Produk Awal
Hasil-hasil studi literatur memberikan masukan tentang beberapa
karakteristik penting dari produk yang akan dikembangkan, serta bentuk-
bentuk produk yang telah dikembangkan ditempat lain. Hasil-hasil penelitian
dalam lingkup terbatas memberikan gambaran tentang produk-produk
sejenis yang telah digunakan, pelaksanaan produk yang ada, dan
kemungkinan faktor-faktor yang akan mendukung dan menghambat
penggunaan produk yang dikembangkan.
Draf atau produk awal dikembangkan oleh para pengembang bekerja
sama atau dengan bantuan para ahli atau orang- orang yang punya
keterampilan yang dibutuhkan. Untuk penulisan buku- buku paket latihan
diperlukan orang-orang yang memiliki keahlian dalam penulisan paket atau
modul latihan.
Uji coba atau evaluasi ini semata-mata bersifat perkiraan atau judgement,
berdasarkan analisis dan pertimbangan logika dari para pengembangan dan
ahli. Dalam penulisan tesis atau disertasi, judgement ini bisa dilakukan oleh
tim pembimbing atau promotor. Evaluasi atau judgement dari para ahli
sangat penting, terutama untuk menilai kelayakan dasar-dasar konsep atau
teori yang digunakan. Uji coba atau evaluasi oleh para ahli juga diperlukan
untuk melihat kelayakan produk secara lebih makro. Uji coba lapangan akan
mendapatkan kelayakan secara mikro, kasus demi kasus untuk kemudian
ditarik kesimpulan secara umum atau digeneralisasikan.

196
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

5. Uji Coba dan Penyempurnaan Produk Awal


Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru
dapat langsung diuji coba, setelah divalidasi dan direvisi. Uji coba tahap
awal dilakukan dengan simulasi penggunaan metode mengajar tersebut.
Setelah disimulasikan , maka dapat diujicobakan pada kelompok yang
terbatas. Pengujian dilakukan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
apakah metode mengajar baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan
metode mengajar yang lama atau yang lain.
Untuk itu pengujian dapat dilakukan dengan eksperimen, yaitu
membandingkan efektivitas metode mengajar lama dengan yang baru.
Indikatornya efektivitas metode mengajar baru adalah kecepatan pemahaman
murid pada pelajaran lebih tinggi, murid bertambah kreatif dan hasil belajar
meningkat.
Untuk contoh produk Paket Latihan Keterampilan mengajar, kegiatan
pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan pertemuan, rapat atau
diskusi dengan guru-guru peserta latihan. Dalam pertemuan tersebut pertama
– tama pengembang menjelaskan tujuan umum pelatihan, langkah – langkah
umum yang akan dilakukan serta beberapa hal pokok yang perlu mendapat
perhatian.
Selama pelaksanaan mengajar (pembelajaran), para pengembang
mengadakan pengamatan secara intensif. Mereka memperhatikan dan
mencatat hal-hal penting yang dilakukan oleh guru. Pencatatan juga
dilakukan terhadap para siswa. Pengembang mencatat hal-hal penting yang
dilakukan oleh guru, aktivitas belajar yang mereka lakukan . Pengamatandan
pencatatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif
(pencatatan diskiriptif-naratif).
Setelah guru selesai mengajar dalam satu pertemuan atau beberapa
pertemuan suatu hari, di luar jam belajar pengembang mengadakan
pertemuan dengan guru. Dalam pertemuan tersebut didiskusikan beberapa
hal yang dilakukan guru (hasil pengamatan) yang perlu mendapatkan
klarifikasi dan penyempurnaan. Berdasarkan hasil diskusi tersebut guru
membuat atau menyempurnakan persiapan mengajar untuk pertemuan / hari
berikutnya. Selesai satu jenis keterampilan mengajar, guru membuat
persiapan dan melaksanakan pembelajaran (keterampilan mengajar) yang
lain dengan topik atau pokok bahasan yang lain lagi .

197
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

Demikian selanjutnya uji coba dilakukan secara berulang – ulang sampai


guru-guru selesai berlatih mencobakan semua keterampilan mengajar. Proses
pengamatan, diskusi dan penyempurnaan persiapan mengajar dilakukan
secara berangsur. Setiap selesai mencobakan satu keterampilan mengajar
(satu paket latihan) para pengembang bertemu, mendiskusikan hasil
pengamatan dan diskusi dengan guru (temuan lapangan) kemudian
mengadakan penyempurnaan untuk latihan keterampilan mengajar
berikutnya. Hal yang sama dilakukan untuk keterampilan mengajar
selanjutya, sampai semua produk pendidikan selesai disempurnakan.
6. Uji Coba dan Penyempurnaan Produk yang telah Disempurnakan
Meskipun sudah diperoleh produk yang lebih sempurna, tetapi uji coba
dan penyempurnaan produk masih harus dilakukan satu kali putaran lagi.
Hal itu dilakukan karena produk yang dikembangkan adalah produk standar,
yang berlaku secara nasional atau untuk lingkup propinsi, minimal lingkup
kota/kabupaten. Agar menghasilkan suatu produk yang memenuhi standar
kota / kabupaten . Demikian juga jika ingin mencapai standar propinsi atau
nasional, maka jumlah dan karakteristik sampelnya harus mewakili populasi
propinsi dan nasional.
Uji coba dan penyempurnaan pada tahap produk awal masih difokuskan
kepada pengembangan dan penyempurnaan materi produk, belum
memperhatikan kelayakan dalam konteks populasi. Kelayakan populasi
dilakukan dalam uji coba dan penyempurnaan produk yang telah
disempurnakan. Dalam tahap ini uji coba dan penyempurnaan dilakukan
dalam jumlah sampel yang lebih besar. Sampel yang digunakan dalam uji
coba tahap kedua ini lebih besar karena sampel harus mewakili populasi baik
dalam jumlah maupun dalam karakteristiknya.
Pelaksanaan uji coba produk yang telah disempurnakan (contoh Paket
latihan keterampilan mengajar) sama dengan pada tahap uji coba produk
awal, hanya dengan jumlah sampel yang lebih besar yang mewakili populasi.
Langkah-langkahnya persis sama denganuji coba pertama (uji coba produk
awal): guru-guru yang menjadi subjek uji coba membaca paket latihan
yangsudah disempurnakan pada uji coba tahap pertama, kemudian
memberikan masukan untuk penyempurnaan paket latihan. Berdasarkan
masukan dari guru-guru pengembang mengadakan penyempurnaan –
penyempurnaan pada paket latihan. Setelah digandakan sesuai kebutuhan,

198
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

kemudian paket latihan diberikan lagi pada guru-guru untuk dilaksanakan di


sekolah masing – masing.
Pelaksanaan uji coba tahap kedua sama dengan tahap pertama para guru
melaksanakan pembelajaran dengan tekanan pada latihan keterampilan
mengajar, paara pengembang melakukan pengamatan dan pencatatan
terhadap penampilan guru, selesai penampilan pengembang mengadakan
diskusi dengan guru membahas apa yang di tampilkan, mengapa
penampilannya demikian, kesulitan yang dihadapi serta masukan bagi
penyempurnaan pada penampilan berikutnya.
Masukan dari hasil pengamatan dan diskusi dengan guru-guru menjadi
bahan dalam rapat para pengembang bagi penyempurnaan paket latihan.
Demikian seterusnya pengamatan, diskusi dengan guru, serta rapat antar-tim
pengembang dilakukan secara berulang-ulang sampai semua paket selesai
diujicobakan dan disempurnakan , dan diperoleh paket pelatihan final.
7. Pengujian Produk Akhir
Untuk menguji apakah suatu produk pendidikan layak dan mewakili
keunggulan dalam praktik, maka dibutuhkan pengujian produk akhir. Dalam
pengujian ini tidak ada lagi penyempurnaan produk (paket latihan), sebab
produk sudah dipandang sempurna dalam uji coba putaran kedua. Borg dan
Gall masih mengadakan penyempurnaan pada tahap ini. Pengujian produk
dapat dilakukan pada sekolah-sekolah dengan guru-guru yang sama pada uji
coba kedua, bisa juga pada sekolah dan guru-guru lain dengan jumlah yang
sama. Kalau menggunakan sekolah dan guru yang lain itu lebih baik karena
betul-betul baru , mereka belum punya pengalaman menggunakan paket
tersebut. Dalam penelitian disebutnya tidak ada unsur kematangan . Jika
menggunakan sekolah dan guru-guru yang sama dengan uji coba putaran
kedua, maka topik atau pokok bahasannya harus berbeda.
Dalam pengujian ini juga sebaiknya digunakan kelompok kontrol, yaitu
sekolah-sekolah dan guru-guru yang memiliki karakteristik dan kemampuan
yang sama (random), minimal berpasangan dengan kelompok pengujian atau
kelompok eksperimen (matching). Laboratorium Far West Amerika Serikat
seperti yang dikemukakan Borg dan Gall tidak melakukan pengujian hasil
dengan menggunakan kelompok kontrol, karena tidak diadakan pengukuran
dampak dari penggunaan keterampilan mengajar. Kegiatan pada putaran atau

199
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

tahap ketiga ini memang ditujukan untuk menguji dampak dari penggunaan
keterampilan mengajar terhadap pengetahuan dan keterampilan siswa.
Pengujian dilaksanakan dalam bentuk desain eksperimen. Model desain
yang digunakan adalah “The Randomized Pretest-Posttest Control Group
Design” atau minimal “The Matching Only Pretest-Posttest Control Group
Design” . Desain pertama merupakan desain eksperimen murni, karena
kedua kelompok eksperimen dirandom atau disamakan.
Dalam pelaksanaannya kedua kelompok baik menggunakan desain
pertama ataupun desain kedua , diberi pretes, kemudian kelompok
eksperimen belajar dengan menggunakan pendekatan keterampilan mengajar
,sedang kelompok kontrol menggunakan pendekatan biasa. Setelah selesai
mempelajari semua topik atau pokok bahasan yang dirancang diberikan post
tes. Hasilnya dibandingkan: antara hasil pretes dan post tes pada kelompok
eksperimen, pretes dan post tes kelompok kontrol. Pretes kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol serta post tes kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol.
Perbedaan signifikan antara pretes dan pos tes menunjukkan keberartian
hasil belajar , perbedaan signifikan antara hasil post tes kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh penggunaan
keterampilan mengajar. Bila skor rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi
dan perbedaannya signifikan berarti penggunaan keterampilan mengajar
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Bila lebih kecil atau
perbedannya tidak berarti (tidak signifikan), berari tidak ada pengaruh atau
dampak dari penggunaan keterampilan mengajar terhadap hasil belajar
siswa. Hasil dari pengujian atau eksperimen dari penggunaan paket
pelatihan, dapat dijadikan pegangan tentang keunggulan dari pendekatan
ketermapilan mengajar dibandingkan dengan pendekatan yang biasa.
8. Diseminasi, Implementasi dan Institusionalisasi
Setelah dihasilkan suatu produk final yang sudah teruji keampuhannya,
langkah selanjutnya adalah diseminasi, implementasi dan institusionalisasi.
Diseminasi merupakan langkah untuk mensosialisasikan dan menyebarkan
hasil. Diseminasi dari produk-produk yang dikembangkan oleh lembaga-
lembaga di bawah Departemen Pendidikan Nasional, sangat mudah. Dengan
legalisasi dan instruksi dari Menteri, Dirjen atau minimal Direktur, maka

200
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

suatu produk dalam tempo singkat bisa didiseminasikan ke Dinas- Dinas


Pendidikan dan ke sekolah-sekolah untuk kemudian diimplementasikan.
Diseminasi dari produk yang dikembangkan oleh lembaga swasta atau
perorangan membutuhkan sosialisasi yang cukup panjang dan lama. Proses
diseminasi dan implementasinya akan berhadapan dengan masalah
kebijakan, legalitasdan pendanaan. Produk lembaga-lembaga di bawah
departemen memiliki ketiganya, sehingga implementasi dan
institusionalisasisuatu produk tinggal di instruksikan atau di -SK- kan.
Produk-produk nondepartemen (pemerintah) meskipun mutunya bagus,
relevan dan menunjang program pendidikan yang sedang digalakan, tetapi
masih membutuhkan berbagai bentuk sosialisasi untuk bisa didiseminasikan
dan diimplementasikan.

201
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

Rangkuman
Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan, mengacu pada
penelitian Far West Laboratory, Secara lengkap menurut Borg dan Gall
(1989) terdapat sepuluh langkah pelaksanaan dalam strategi penelitian dan
pengembangan : (1) Penelitian dan pengumpulan data (research and
information colleting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian
dalam skala kecil, dan pertimbangan – pertimbangan dalam segi nilai.(2)
Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi
kemampuan- kemampuan yang di perlukan dalam pelaksanaan penelitian,
rumusan tujuan yang hendak dicapai penelitian tersebut, desain atau
langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
(3) Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product).
Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen
evaluasi. (4) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba di
lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji
coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan
pengedaran angket. (5) Merevisi hasil uji coba (main product revision).
Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. (6) Uji coba lapangan
(main field tasting). Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai
dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba.
Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model
yang dicobakan dikumpulkan. Hasil – hasil pengumpulan data dievaluasi
dan jika mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding. (7)
Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision).
Menyempurnakan produk hasil uji lapangan. (8) Uji pelaksanaan lapangan
(operasional field tasting). Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah
melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui
angket, wawancara, dan observasi dan analisis hasilnya. (9) Penyempurnaan
produk akhir (final produk revision). Penyempurnaan didasarkan masukan
dari uji pelaksanaan lapangan. (10) Dimensi dan Implementasi
(Dissemination and Implementation). Melaporkan hasil dalam pertemuan
profesional dan dalam jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk
penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.

202
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan langkah- langkah pelaksanaan penelitian pengembangan
menurut Gall dan Borg!
2. Jelaskan fungsi dan kelebihan penelitian dan pengembangan di
bandingkan dengan penelitian lain!
3. Jelaskan pentingnya studi literatur dalam penelitian pengembangan!
4. Buat desain eksperimen bagi pengujian akhir produk !
5. Susun sebuah rancangan lengkap penelitian pengembangan untuk
mengembangkan salah satu produk dalam bidang kurikulum atau
pembelajaran!

203
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Penelitian dan Pengembangan

Referensi

Syaodih, Nana S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT.


Remaja Rosdakarya.
Dharma, Surya. 2008. Pendekatan, Jenis dan Metode Penelitian
Pendidikan.. Jakarta : depdiknas.

204
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

PAKET 11
ANALISIS DATA PENELITIAN KUALITATIF

Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada analisis data penelitian
kualitatif. Kajian dalam paket ini teknik-teknik analisis, langkah-langkah
analisis, dan membangun kepercayaan dalam analisis. Paket ini sebagai
lanjutan dari paket kesepuluh, dan akan berkaitan dengan paket selanjutnya.
Dalam paket 11 ini, mahasiswa akan mengkaji teknik-teknik analisis,
langkah-langkah analisis, dan membangun kepercayaan dalam analisis.
Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen menampilkan slide dan bertanya
tentang penelitian kualitatif, sehingga mahasiswa dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan penelitian kualitatif guna mempermudah mahasiswa untuk
memahami dan melakukan penelitian pendidikan yang berbentuk penelitian
kualitatif secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi tugas untuk
membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar
kegiatan. Dengan dikuasainya materi dari paket 11 diharapkan dapat menjadi
modal bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan.
Selain itu diperlukan kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur
kreativitas hasil perkualiahan.

205

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan


Kompetensi Dasar
Mahasiswa mendeskripsikan teknik-teknik analisis, langkah-langkah
analisis, dan membangun kepercayaan dalam analisis

Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi teknik-teknik analisis
2. Mengidentifikasi langkah-langkah analisis
3. Mengidentifikasi membangun kepercayaan dalam analisis

Waktu
2 x 50 menit

Materi Pokok
1. Pendekatan penelitian kuantitatif
2. Pendekatan penelitian kualitatif
3. Perbedaan pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif
4. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian

Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Brainstorming dengan mencermati slide yang ditampilkan oleh dosen,
tentang paradigma penelitian kualitatif
2. Penjelasan pentingnya mempelajari paket 11
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 6 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan semua tema yang ada pada
paket 11
3. Membuat pertanyaan beserta jawabannya mengenai tema pada paket
11
4. Selesai membuat pertanyaan, pertanyaan ditukar dengan kelompok
lain. Kelompok tersebut harus menjawab pertanyaan tersebut pada
lembar yang berbeda
206

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

5. Penguatan hasil diskusi dari dosen


6. Dosen memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menanyakan
sesuatu yang belum paham atau menyampaikan konfirmasi
Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Menyimpulkan hasil perkuliahan
2. Memberi dorongan psikologis/saran/nasehat
3. Refleksi hasil perkuliahan oleh mahasiswa
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya

Lembar Kegiatan
Membuat pertanyaan beserta jawabannya tentang teknik-teknik analisis,
langkah-langkah analisis, dan membangun kepercayaan dalam analisis

Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep teknik-teknik analisis, langkah-
langkah analisis, dan membangun kepercayaan dalam analisis melalui
kreativitas ungkapan ide dari anggota kelompok yang dituangkan dalam
bentuk membuat pertanyaan beserta jawabannya dan menjawab pertanyaan
dari kelompok lain.

Bahan dan Alat


Kertas plano, spidol berwarna, dan solasi

Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang ketua kelompok dan penulis konsep hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi dalam bentuk pertanyaan beserta jawabannya!
4. Tukarlah pertanyaanmu kepada kelompok lain!
5. Tanyakan apa yang belum dipahami kepada dosen!
6. Berikan tanggapan atau klarifikasi dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut!

207

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

Uraian Materi

ANALISIS DATA PENELITIAN KUALITATIF

Data kualitatif berupa kata, kalimat, gambar, serta bentuk lain yang
memiliki variasi cukup banyak dibandingkan data kuantitatif. Analisis data
kualitatif tentu lebih sulit dibandingkan analisis data kuantitatif. Hal ini
dikarenakan perangkat analisis data kualitatif masih sangat terbatas.
Peneliti haris bekerja keras untuk melakukan analisis dengan
menggunakan sumber daya yang dimiliki. Dalam penelitian kualitatif
peneliti sebagai instrumen penelitian, termasuk dalam analisis data
penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, dimana peneliti dibantu
rumus statistik serta perangkat software yang telah tersedia untuk melakukan
analisis data.
Analisis data kualitatif tidak menggunakan rumus statistik. Analisis
menggunakan otak dan kemampuan pikir peneliti, karena peneliti sebagai
alat analisis (human as instrumen). Kemampuan peneliti untuk
menghubungkan secara sistematis antara data satu dengan data lainnya
sangat menentukan proses analisis data kualitatif.
Analisis kualitatif merupakan analisis yang mendasarkan pada adanya
hubungan semantik antarmasalah penelitian. Analisis kualitatif dilaksanakan
dengan tujuan agar peneliti mendapatkan makna data untuk menjawab
masalah penelitian. Oleh karena itu, dalam analisis kualitatif data-data yang
terkumpul perlu disistematisasikan, distrukturkan, disemantikkan, dan
disintesiskan agar memiliki makna yang utuh.
Prosedur analisis penelitian kualitatif berbeda dengan analisis data
kuantitatif. Ada beberapa langkah analisis data kualitatif yang perlu
diperhatikan oleh peneliti yaitu:
1. Mengorganisasi data
2. Membuat kategori
3. Mereduksi data
4. Menyajikan data terfokus
5. Menganalisis data
6. Memaknai temuan penelitian
208

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

Dalam analisis kualitatif peneliti berusaha melihat fokus masalah secara


induktif berdasarkan kasus atau subkasus dengan mendeskripsikan,
menghubungkan, membandingkan, kemudian memberi makna dari data-
data yang dianalisis. Karena data-datanya berupa kata kalimat, dokumen,
serta gambar, maka kecermatan peneliti dalam kegiatan kategorisasi data
perlu ditingkatkan.
Pola berpikir dari khusus ke umum dapat dilihat dari proses kategorisasi
data yang kemudian akan dihubungkan antarkategori yang dikembangkan
atas dasar data ketika peneliti berada di kancah penelitian.1 Dalam konsep
inilah, analisis data kualitatif juga sudah dilaksanakan saat pengumpulan
data berlangsung. Bahkan dalam proses menggali data, peneliti sudah
memiliki temuan yang dianalisis kemudian merumuskan simpulan
sementara. Dari simpulan-simpulan inilah dilahirkan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mempertajam analisis kualitatif. Secara lebih jelas diskemakan
dalam gambar di bawah ini:

TEMUAN
SEMENTARA
 Kata, kalimat  Pemaknaan
 Gambar,  Reduksi  Pertanyaan
suasana  Kategorisasi problematik
 Analisis Data
SIMPULAN
DATA SEMENTARA

Gambar 11.1 Pengumpulan Data dan Analisis Kualitatif

Dalam gambar di atas menunjukkan bahwa antara pengumpulan data dan


kegiatan analisis data terjadi secara simultan. Keduanya dilakukan dalam
waktu yang hampir bersamaan dan peneliti menjadi alat pengumpul dan
analisis data. Dalam tahap ini peneliti menemukan temuan sementara yang
                                                            
1
 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafondo,
2003)69

209

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

kemudian diinterpretasi, dimaknai, dan kemudian menjadi simpulan


sementara atas temuan penelitian.
Dari simpulan sementara inilah peneliti dapat mengembangkan menjadi
pertanyaan problematik yang lebih mendalam, untuk dijadikan bahan
investigasi, eksplorasi, dan pencarian data berikutnya. Dalam proses analisis
ini seakan ada siklus atau lingkaran kegiatan yang dilalui peneliti sampai
pada titik kejenuhan data sehingga didapat simpulan penelitian.
Menurut Patilima, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal dalam
melakukan analisis kualitatif, yaitu:2
1. Transkrip wawancara
2. Transkrip diskusi kelompok
3. Catatan lapangan dan pengamatan
4. Catatan harian peneliti
5. Catatan kejadian penting dari lapangan
6. Anotasi-catatan berisikan istilah di lapangan yang tidak dikenal oleh
pembaca dan perlu dijelaskan
7. Memo dan refleksi peneliti
8. Rekaman video, kamera, gambar.
Semua data ini akan mempermudah peneliti untuk melakukan
kategorisasi dan reduksi data. Setelah data direduksi dan dikategorisasikan
maka analisis kualitatif akan lebih terarah dan terfokus sesuai dengan
masalah penelitian. Langkah-langkah inilah yang dapat mengurangi
subjektifitas peneliti dan data penelitian menjadi reliable dan subtantif.
Analisis data kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-
teknik analisis, yang penerapannya disesuaikan dengan tujuan dan fokus
penelitian. Menurut Sarwono, ada lima teknik analisis data kualitatif yang
dapat diterapkan dalam penelitian kualitatif, yaitu (1) analisis domain, (2)
analisis taksonomi, (3) analisis komponensial, (4) analisis tema kultural, dan
(5) analisis komparasi konstan.3 Kelima teknik ini juga dikembangkan oleh
Sanapiah Faisal, seorang pakar penelitian kualitatif.
                                                            
2
 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011) 91
3
 Jonatan Sarwano, Metode Penelitian: Kuantitatif dan kualitatif, (Jogjakarta: Graha
Ilmu,2006) 240

210

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

A. Teknik-Teknik Analisis Kualitatif


1. Teknik Analisis Domain
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, domain dapat diartikan wilayah, daerah,
dan ranah. Dalam konteks penelitian, domain merupakan kancah umum yang
mencerminkan kompleksitas masalah penelitian. Totalitas objek penelitian
yang belum dikategorisasikan dalam bagian atau subdomain tertentu. Oleh
karena itu, yeknik analisis domain adalah teknik analisis data kualitatif untuk
mencari makna umum atau gambaran umum masalah penelitian. Hasil
analisis menggunakan teknik domain lebih mengarah pada deskripsi gejala,
fenomena, atau fakta yang diteliti. Sedangkan pendekatan yang digunakan
menggunakan pendekatan semantik.
Penerapan pendekatan semantik digunakan untuk mengatasi variasi
domain yang bisa muncul dalam penelitian. Menurut Spreadly sebagaimana
dikutip Bungin, cara melakukan analisis domain dengan semantik
menyeluruh meliputi analisis; (1) jenis, (2) ruang, (3) sebab akibat, (4)
alasan atau rasional, (5) lokasi kegiatan, (6) cara mencapai tujuan, (7) fungsi,
(8) tahapan, dan (9) atribut.
Misalnya, penelitian tentang sistem kurikulum. Domain sistem kurikulum
meliputi: (1) tujuan kurikulum, (2) isi kurikulum, (3) strategi kurikulum, (4)
evaluasi kurikulum. Dalam analisis domain, peneliti hanya sebatas
mendeskripsikan secara umum tentang sistem kurikulum. Peneliti dapat
mendeskripsikan dari berbagai aspek sesuai tujuan penelitian. Dalam domain
tujuan kurikulum, ada tujuan nasional, regional, dan tujuan sekolah. Begitu
seterusnya, sampai peneliti menemukan makna yang utuh dari analisis
domain penelitian tersebut.
2. Teknik Analisis Taksonomi
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani “tassein” yang berarti untuk
mengelompokkan dan “nomos” yang berarti aturan. Taksonomi dapat
diartikan sebagai pengelompokkan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan)
tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan
taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik.
Dalam penelitian kualitatif, taksonomi dijadikan salah satu teknik analisis
data kkualitatif untuk mengetahui makna yang ebih terfokus, detail, dan
menyentuh pada sub-subdomain dari domain masalah yang diangkat dalam

211

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

penelitian. Dengan detail, peneliti melakukan kategorisasi dan merumuskan


sub-subdomain untuk dieksplorasi dan diidentifikasi kesamaan-kesamaan
yang ada kemudian diinterpretasikan menjadi makna dari segala dan
fenomena yang diteliti.
Cara kerja teknik taksonomi ini bersifat lebih detail dan eksploratif,
karena kategorisasi data dilakukan sampai sub-subdomain atau unit-unit
kecil dari fokus masalah penelitian. Tetapi, hasil analisis dengan teknik
taksonomi akan lebih spesifik dan terfokus pada masalah yang diteliti, tidak
hanya menghasilkan makna umum seperti target hasil dalam teknik analisis
domain.
Misalnya, dalam penelitian tentang sistem kurikulum. Peneliti hanya
mengambil domain tujuan kurikulum untuk dianalisis secara mendalam
dengan teknik analisis taksonomi. Maka peneliti harus merumuskan
subdomain dari tujuan kurikulum tersebut. Diantara subdomain yang bisa
diangkat adalah subdomain tujuan kurikulum nasional, tujuan kurikulum
regional, dan tujuan kurikulum sekolah. Lebih dalam lagi, peneliti
merumuskan sub-subdomain tujuan kurikulum, dan seterusnya. Alur analisis
taksonomi tentang sistem kurikulum ini dapat dipaparkan dalam bagan di
bawah ini: Jangka panjang

Tujuan Nasional Jangka sedang

Domain Jangka pendek


Tujuan Tujuan Regional

Tujuan Sekolah

Bagan 2.2 Alur Analisis Taksonomi

Subdomain dan sub-subdomain ini kemudian dianalisis dengan cara


mengidentifikasi kesamaan-kesamaan data, lalu direduksi, kemudian
dimaknai data tersebut sesuai kondisi kancah penelitian. Kerja peneliti
memang lebih berat dalam analisis taksonomi ini, tetapi kajian akan lebih

212

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

mendalam dan peneliti akan mendapatkan temuan penelitian yang lebih


eksploratif.
Karakteristik analisis taksonomi ini adalah sistematis dan berpola sistem.
Sebuah sistem adalah kumpulan sesuatu yang saling terikat. Oleh karena itu,
cara berfikir analisis taksonomi berbasis sistem tersebut. Setelah
mengidentifikasi komponen atau unit sistem peneliti melakukan kegiatan
interrelasi, yaitu mengkaitkan antara unit satu dengan unit lain secara
sistemik.
Dalam paparannya hasil analisis taksonomi dipaparkan dalam bentuk
diagram, yang mencerminkan interrelasi antar subdomain yang diidentifikasi
peneliti. Selain itu, peneliti juga membandingkan antara data dari subdomain
satu ke subdomain lain dengan berusaha mencari kesamaan makna dan jenis
data, untuk dianalisis secara lebih mendalam.
3. Teknik analisis komponensial
Analisis data terkadang tidak hanya difokuskan pada mencari kesamaan-
kesamaan data dan makna untuk disintesiskan. Tetapi makna data terkadang
dapat didekati dengan mengidentifikasi sesuatu yang berlawanan atau makna
yang kontras. Dengan mengetahui perbedaan fungsi, tujuan, jenis, dan aspek
lain, maka akan semakin dapat memaknai gejala dan fenomena yang diteliti.
Jika arah penelitian yang dilakukan seperti ilustrasi di atas, maka teknik
analisis yang tepat menggunakan teknik analisis komponensial. Sebab, arah
analisis ini adalah menemukan makna melalui identifikasi elemen kontras
dalam domain yang dijadikan fokus penelitian.
Melihat cara kerja teknik analisis ini, karakteristik data yang dibutuhkan
adalah data yangbersifat investigatif. Jika hasil wawancara dan observasi
tidak lengkap maka tidak dapt dilakukan analisisdengan menggunakan
teknik ini. mengapa? Karena peneliti tidak dapat mengidentifikasi elemen
kontras dalam data tersebut.
Menurut Burhan Bungin, tahap analisis komponensial terbagi dalam tiga
tahap, yaitu:4

                                                            
4
 Bungin, Op. Cit., 96

213

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

1. Penggelaran hasil observasi dan wawancara.


Peneliti memaparkan data hasil observasi dan wawancara dalam
lembaran yang mudah dibaca. Bisa dilakukan dengan membuat skema
atau tabel data kualitatif agar mudah dibaca dan diidentifikasi. Pada tahap
inipeneliti juga sekaligus melakukan reduksi dan displai data penelitian.
2. Pemilahan hasil observasi dan wawancara.
Langkah pemilaan data ini dilakukan untuk memasukkan jenis data
sesuai domain dan subdomain yang ditentukandalam penelitian. Peneliti
melakukan reduksi datasekaligus memilah mana data yang perlu
dimasukkan dan yang tidak perlu dimasukkan. Tahapan ini juga disebut
dengan istillah kategorisasi data dalam tahapan penelitian kualitatif.
3. Menemukan elemen-elemen kontras.
Setelah pemilaan data dilakukan, maka peneliti akanmudah
menemukan elemen kontras pada setiap subdomain, yang kemudian akan
dianalisis lebih lanjut. Karakteristik kontras inilah yang akan digunakan
untuk memberi makna pada gejala yang diteliti.
4. Teknik analisis isi (content analysis)
Teknik analisis ini lebih banyak berkembang dalam penelitian
komunikasi, yaitu untuk menganalisis isi atau pesan media yang
memerlukan pemaknaan secara utuh. Namun, akhir-akhir ini telah diadopsi
bidang keilmuan lain, termasuk dalam penelitian pendidikan dan agama.
Teknik ini dikembangkan dengan landasan bahwa studi tentang proses
dan isis komunikasi merupakan dasar studi ilmu sosial, termasuk pendidikan.
Oleh karena itu, analisis isiselalu menekankan tiga aspek, yaitu objektifitas,
sistematis, dan generalisasi konsep. Ketiga hal ini menjadi
karakteristik`content analysis dalam operasionalisasi analisisnya.
Operasionalisasi teknik analisis ini dilakukan dengan langkah memberi
lambang,simbol,kriteria, dan check pada data yangakan dianalisis. Kegiatan
ini dapatdilakukan pada tahapan kategorisasi data penelitian data penelitian.
Selanjutnya, peneliti mengklasifikasikan lambang-lambang sesuai kriteria
yang telah dirumuskan, baru dilakukan analisis untuk memberi prediksi-
prediksi data yang dianalisis. Peneliti melakukan penafsiran dengan
mengacu pada lambang dan kriteria yang telah dirumuskan.

214

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

Teknik ini dalam kajian teks agama dapat dikolaborasikan menggunakan


pendekatan hermeunetika.Dalam penelitian pendidikan, teknik analisis isi ini
dapat digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian tentang buku teks
pelajaran dan kajian sejarah pendidikan, terutamayang terkait dengan teks.
Penelitian tentang buku teks diarahkan untuk mengetahui kebenaran dan
kesesuaian materi dengan jenjang pendidikan siswa.
5. Teknik analisis tema kultural
Teknik analisis ini digunakan untuk melakukan analisis data yang tujuan
penelitiannya berorientasi pada budaya, etos budaya, simbol budaya, serta
interaksi budaya. Oelh karena itu, cara melakukan analisis tema kultural ini
adalah dengan mencari benang merah keterkaitan antar elemen yang
dikaitkan dengan nilai, etos, dan budaya. Peneliti melakukan analisis dengan
pendekatan holistik.
Teknik analisis tema kultural ini diarahkan untuk menentukan makna data
penelitian dengan menggunakan model berfikir universal dan menyeluruh.
Peneliti tidak hanya mencari kesamaan seperti dalam analisis taksonomi atau
hanya mencari elemen kontras seperti teknik komponensial, tetapi peneliti
mencari keduanya. Persamaan dan perbedaan tersebut kemudian dimaknai
secara holistik, sesuai tema-tema umum dalam masalah tersebut.
6. Teknik analisis komparasi konstan
Teknik analisis ini lebih cocok digunakan untuk analisis penelitian
grounded, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan atau
mengkonstruk konsep dan teori. Esensi teknik komparatif konstan adalah
digunakan untuk membandingkan kejadian-kejadian yang sama untuk
dianalisis pada waktu yang sama dan dilakukan secara terus-menerus dengan
batasan selama penelitian berlangsung.
Menurut G. Galaser dan Anselm L. Strous sebagaimana ditulis Burhan
Bungin dikatakan, ada empat tahap dalam analisis komparasi konstan, yaitu:
1. Tahap membandingkan kejadian yang dapat diterapkan pada tiap kategori
Pada tahap ini peneliti melakukan pencatatan (coding) dan memberi
komentar terhadap catatan tersebut. Setelah melakukan dua kegiatanini
baru dilakukan analisis untuk membangun konstruksi teoritis atas gejala
dan fenomena yang diteliti.

215

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

Konstruksi teoritis ini dilakukan dengan cara membandingkan antar


kejadian atau gejala yang dilihat melalui kategori-kategori serta kriteria
yang ditentukan peneliti. Struktur teoritis yang dihasilkan dalam analisis
proses ini digunakan untuk memunculkan pertanyaan-pertanyaan
problematik berikutnya, sehingga terjadi pencarian data kembali dan
dilakukan analisis kembali. Ketika proses ini telah terjadi secara
berulang-ulang, peneliti dapat membandingkan secara lebih mendalam
dari berbagai kategori dan kriteria terukur untuk membangun teori, pada
langkah berikutnya.
2. Tahap memadukan kategori dan ciri-cirinya
Sebelum konstruksi teori dilakukan, peneliti menyandingkan terlebih
dahulu kategori dan kriteria yang telah dihasilkan dalam tahapan
sebelumnya. Kesamaan dan perbedaan pada setiap gejala dan domain
dijadikan satu unit analisis untuk dibandingkan dan dianalisis. Pada tahap
ini peneliti mengelompokkan setiap kesamaan dalam lembar tertentu
yang formatnya bisa dikembangkan sesuai fokus masalah penelitian.
3. Tahap membatasi lingkup teori
Pada saat membandingkan dan memadukan ketegori dan ciri-ciri
maslah, teori-teori sederhana pasti sudah ditemukan oleh peneliti. Namun
mumlah teorinya masih cukup banyak dan bersifat asumtif. Oleh karena
itu, peneliti perlu membatasi lingkup teori sederhana ini untuk dijadikan
acuan membentuk teori mayor atau grand teori yang akan dikembangkan
melalui penelitian ini.
4. Tahap menulis teori
Tahap menulis teori ini dilakukan jika peneliti telah menemukan
konstruksi teori mayor yang dihasilkan dari analisis penelitian.
Konstruksi teori ini merupakan pernytaan ilmiah yang dihasilkan dari
proses membandingkan setiap kategori dan ciri-ciri gejala dalam
penelitian. Keberadaan pernyataan ilmiah ini sebagai proposisi tentatif
yang merupakan teori subtantif terkait dengan masalah penelitian. Setelah
teori ini didapatkan, peneliti tinggal menulis dan mempublikasikan teori
yang dikembangkan atau ditemukan dalam penelitian.
Dalam penerapannya, teknik analisis komparasi konstan ini dilakukan
dengan mengumpulkan data, melakukan kategorisasi, memodifikasi konsep,

216

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

kemudian mengembangkan teori baru. Peneliti melakukan perbandingan dan


sintesis dari temuan-temuan atau teori-teori sederhana untuk diakumulasikan
dalam sebuah pemikiran analitis sehingga memunculkan konstruksi teori
baru dari penelitian tersebut.
Pengembangan dan penemuan teori baru ini menjadi karakteristik
penelitian kualitatif berbasis grounded. Oleh karena itu, teknik analisis
komparasi konstan sangat cocok digunakan untuk analisis jenis penelitian
ini.
Dari paparan teknik analisis di atas, peneliti bisa menentukan teknik
analisis mana yang sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang akan
dilaksanakan. Ketepatan sebuah teknik analisis diukur dari kesesuaian tujuan
dan fokus maslah dalam penelitian.
Selain teknik analisis, peneliti juga perlu mempertimbangkan
pendekatan-pendekatan analisis dalam penelitian kualitatif. Ada pendekatan
induktif dan ada pendekatan deduktif. Namun, pendekatan induktif lebih
banyak digunakan dalam penelitian kualitatif, karena karakteristik penelitian
kualitatif lebih banyak bersifat kasuistik.

B. Langkah-Langkah Analisis
Langkah-langkah analisis kualitatif berbeda dengan analisis kualitatif.
Setelah data terkumpul peneliti dapat melakukan langkah-langkah analisis,
sebagai berikut:
a. Editing
Tahapan analisis ini merupakan kegiatan awal dalam analisis data
kualitatif. Dalam tahapan ini juga dilakukan reduksi data dan pemilahan data
sesuai fokus penelitian. Dalam kegiatan editing data ini juga dilakukan
transliting data atau konversi data. Selanjutnya, data yang belum bisa dibaca
dilakukan penerjemahan agar mudah dibaca dan dipahami.
b. Kategorisasi/Coding
Pada tahapan ini peneliti melakukan kategorisasi data sesuai dengan
fokus masalah penelitian. Kategorisasi ini dapat dilakukan secara domain,
yaitu ketegorisasi data sesuai domain-domain yang akan dianalisis. Selain
itu, kategorisasi data juga mempertimbangkan aspek kesamaan dan

217

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

perbedaan dalam masalah penelitian. Melalui kategorisasi ini akan lebih


memudahkan peneliti dalam tahapan analisis berikutnya.
c. Meaning
Setelah data dianalisis dengan menggunakan pendekatan dan teknik yang
sesuai, peneliti melakukan pemaknaan data atau temuan penelitian. Langkah
ini juga disebut langkah interpretasi data, yaitu melakukan kegiatan
menghubungkan, membandingkan, dan mendiskripsikan data sesuai fokus
masalah untuk diberi makna. Pemberian makna ini dilakukan juga
konseptualisasi pernyataan ilmiah yang akan menjadi bahan simpulan
penelitian.

C. Membangun Keterpercayaan
Hasil penelitian kualitatif tidak untuk digeneralisasikan, apalagi pada
kancah dan subjek yang berbeda. Penelitian kualitatif tidak berorientasi pada
generalisasi hasil, karena penelitian ini berbasis kasuistik. Maka hasil
penelitian hanya diberlakukan pada subjek penelitian itu sendiri.
Sebagian pakar penelitian kualitatif mengatakan, hasil penelitian
kualitatif juga dapat diterapkan untuk subjek dan kancah berbeda jika
memiliki karakteristik yang sama dengan kancah penelitian. Namun, hasil
penelitian kualitatif perlu diuji tingkat keterpercayaan terlebih dahulu
dengan menggunakan berbagai pendekatan, metode dan teknik. Di antara uji
tingkat keterpercayaan hasil penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui uji:
1. Keandalan (credibility)
Kredibilitas data dan hasil penelitian kualitatif diukur dari beberapa
aspek, mulai dari lamanya waktu penelitian, pengecekan temuan, dan
proses interpretasi data. Peneliti perlu melakukan uji kredibilitas untuk
meningkatkan keterpercayaan hasil penelitian. Ada lima teknik dalam uji
kredibilitas ini, yaitu (1) meningkatkan kepercayaan temuan penelitian,
(2) pengecekan secara eksternal data penelitian, (3) pengujian hipotesis
kerja, (4) pengecekan data mentah yang digunakan dalam analisis, dan
(5) pengecekan temuan dan interpretasi dengan sumber data.
2. Keteralihan (transferability)
Uji transferabilitas ini dilakukan agar hasil penelitian ini dapat
diadopsi dan dijadikan landasan penerapan pada kancah dan subjek

218

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

berbeda yang memiliki karakteristik sama dengan penelitian yang


dilakukan. Uji transferabilitas dapat dilakukan dengan melakukan analisis
kancah penelitian dengan melakukan pengecekan pada sumber data.
3. Kebergantungan (dependability)
Uji kebergantungan hasil penelitian kualitatif dimaksudkan untuk
mengetahui proses inkuiri dan meningkatkan daya akseptabilitas hasil
penelitian. Peneliti melakukan audit kembali pada semua data dan sumber
data. Data, temuan, interpretasi dan makna penelitian diaudit kembali
sampai batas tertentu, sehingga hasil penelitian bisa diterima.
4. Ketegasan (confirmability)
Uji konfirmabilitas ini merupakan lanjutan dari uji kebergantungan.
Pelaksanaan uji konfirmabilitas ini dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan temuan, jejak rekam dan catatan penelitian, serta aspek lain.
Ketika semua sudah diperiksa kembali dan tetap memiliki makna yang
sama, maka peneliti dapat mengakhiri penelitian.
5. Triangulasi
Teknik triangulasi juga digunakan untuk menguji tingkat kepercayaan
penelitian kualitatif. Teknik ini lebih mengutamakan efektifitas hasil
penelitian. Ada triangulasi metode, triangulasi sumber, triangulasi teori.
Triangulasi metode digunakan untuk mengecek efektifitas metode
yang digunakan dalam penelitian. Selain menggunakan wawancara,
peneliti juga menggunakan metode observasi dalam mengumpulkan data
yang sama.
Triangulasi sumber data dimaksudkan peneliti melakukan pencarian
data yang sama pada sumber data yang berbeda. Misalnya, selain
menanyakan kepada siswa, peneliti juga mengkonfirmasi masalah yang
sama pada guru, tenaga tata usaha, atau kepala sekolah.
Triangulasi teori digunakan untuk melakukan uji keterpercayaan dari
sisi teori. Apakah hasil yang didapatkan dalam penelitian telah sesuai
dengan teori yang ada atau belum. Langkah ini digunakan pada penelitian
nongrounded, yaitu penelitian terapan atau tindakan.

219

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

Rangkuman
Analisis kualitatif merupakan analisis yang mendasarkan pada adanya
hubungan semantik antarmasalah penelitian. Analisis kualitatif dilaksanakan
dengan tujuan agar peneliti mendapatkan makna data untuk menjawab
masalah penelitian.
Teknik-teknik analisis kualitatif adalah teknik analisis domain, teknik
analisis taksonomi, teknik analisis komponensial, teknik analisis isi (content
analysis), teknik analisis tema kultural.
Langkah-langkah dalam menganalisis penelitian kualitatif adalah editing,
kategorisasi/coding, dan meaning. Uji tingkat keterpercayaan dilakukan uji
keandalan, keteralihan, keberuntungan, ketegasan, dan triangulasi.

220

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Pada penelitian kuantitatif dan kualitatif terdapat perbedaan dalam
menganalisis data yang terkumpul jelaskan apa perbedaan langkah-
langkah dalam menganalisis data kuantitatif dan data kualitatif!
2. Penelitian kualitatif memiliki teknik-teknik dalam menganalisis data.
Sebutkan beberapa teknik dalam analisis penelitian kualitatif dan
sebutkan masing-masing perbedaan dalam setiap teknik!

221

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Analisis Dara penelitian Kualitatif

Referensi

Bungin, Burhan, 2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT.


Raja Grafondo
Patilima, Hamid, 2011, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta
Sarwano, Jonatan, 2006, Metode Penelitian: Kuantitatif dan kualitatif,
Jogjakarta: Graha Ilmu

222

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

PAKET 12
PROSEDUR PENELITIAN KUALITATIF

Pendahuluan
Perkuliahan pada paket ini difokuskan pada prosedur penelitian kualitatif.
Kajian dalam paket ini meliputi karakteristik-karekteristik penelitian
kualitatif, prosedur-prosedur pengumpulan data, dan prosedur-prosedur
perekaman data. Paket ini sebagai lanjutan dari paket keenam, dan akan
berkaitan dengan paket selanjutnya.
Dalam paket 12 ini, mahasiswa akan mengkaji karakteristik-karekteristik
penelitian kualitatif, prosedur-prosedur pengumpulan data, dan prosedur-
prosedur perekaman data. Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen
menampilkan slide tentang prosedur penelitian kualitatif sehingga
mahasiswa dapat mengetahui prosedur penelitian kualitatif mempermudah
mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian pendidikan
berbentuk kualitatitf secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga diberi tugas
untuk membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan
lembar kegiatan. Dengan dikuasainya materi dari paket 12 diharapkan dapat
menjadi modal bagi mahasiswa untuk mempelajari paket selanjutnya.
Penyiapan media pembelajaran dalam perkuliahan ini sangat penting.
Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran berupa LCD dan laptop
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu perkuliahan,
serta kertas plano, spidol, dan solasi sebagi alat ukur kreativitas hasil
perkualiahan.

223

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan


Kompetensi Dasar
Mahasiswa mendeskripsikan karakteristik-karekteristik penelitian
kualitatif, prosedur-prosedur pengumpulan data, dan prosedur-prosedur
perekaman data

Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:
1. Menjelaskan karakteristik-karekteristik penelitian kualitatif
2. Menjelaskan prosedur-prosedur pengumpulan data
3. Menjelaskan prosedur-prosedur perekaman data

Waktu
3x50 menit

Materi Pokok
Konsep Dasar Prosedur Penelitian Kualitatif
1. Karakteristik-karekteristik penelitian kualitatif
2. Prosedur-prosedur pengumpulan data
3. Prosedur-prosedur perekaman data

Langkah-langkah Perkuliahan
Kegiatan Awal (25 menit)
1. Memotivasi mahasiswa dengan penguatan-penguatan mengenai
perlunya variasi-variasi dalam perkuliahan.
2. Menjelaskan indikator perkuliahan
3. Menjelaskan langkah kegiatan perkuliahan (menggunakan model
kooperatif tipe Jigsaw)
Kegiatan Inti (100 menit)
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
beranggotakan 3 orang. Kelompok ini disebut sebagai kelompok asal.
2. Selanjutnya dibentuk kelompok baru lagi yang disebut kelompok ahli.
Kelompok ini beranggotakan masing-masing perwakilan dari
kelompok asal.

224

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

3. Masing-masing kelompok ahli membahas sebuah sub materi.


Kelompok ahli 1 : Karakteristik-karekteristik penelitian kualitatif
Kelompok ahli 2 : Prosedur-prosedur pengumpulan data
Kelompok ahli 3 : Prosedur-prosedur perekaman data
Masing-masing kelompok ahli mendiskusikan mengenai
prosedural penelitian kualitatif sesuai dengan tugas kelompoknya
masing-masing.
4. Dosen sebagai fasilitator, membimbing serta memfasilitasi mahasiswa
yang sedang berdiskusi.
5. Setelah waktu berdiskusi kelompok ahli selesai, selanjutnya anggota
kelompok ahli diminta untuk kembali lagi ke kelompok asal kemudian
menjelaskan materi yang dipelajari dalam kelompok ahli kepada
anggota kelompok asal yang lain.
6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
7. Penguatan dan feedback hasil diskusi dari dosen
8. Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menanyakan
hal-hal yang belum dipahami atau menyampaikan konfirmasi
Kegiatan Penutup (20 menit)
1. Mahasiswa bersama dosen menyimpulkan materi pembelajaran hari
ini.
2. Memberikan penguatan-penguatan dan pesan moral
3. Merefleksi proses perkuliahan
4. Mengingatkan untuk mempelajari materi perkuliahan untuk minggu
depan.
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya.

Lembar Kegiatan Mahasiswa


Prosedur Penelitian Kualitatif dan penggunaannya dalam penelitian
pendidikan.

Tujuan
Mahasiswa dapat menerapkan penelitian kualitatif bidang pendidikan.
225

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

Bahan dan alat


Lembar kegiatan, lembar penilaian, kertas plano, spidol dan isolatip.

Langkah-langkah kegiatan
1. Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok ahli secara berkelompok
menganalisis prosedur penelitian kualitatif
Kelompok ahli 1 : Karakteristik-karekteristik penelitian kualitatif
Kelompok ahli 2 : Prosedur-prosedur pengumpulan data
Kelompok ahli 3 : Prosedur-prosedur perekaman data
2. Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan
materi yang telah didiskusikan kepada anggota kelompok asal yang
lain.
3. Mahasiswa merancang pembelajaran matematika dengan
menggunakan berbagai tipe model pembelajaran kooperatif.
4. Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusinya.

Uraian Materi

PROSEDUR PENELITIAN KUALITATIF

A. Karakteristik Penelitian Kualitatif


Bertahun-tahun lamanya, para penulis proposal terus berusaha
membahasa karakteristik-karakteristik penelitian kualitatif untuk
memastikan legitimasi dari pihak fakultas dan pembacanya. Saat ini,
pembahasan-pembahasan semacam itu sudah jarang dijumpai dalam
literatur. Bahkan, sekarang ada beberapa konsensus yang telah mengatur
ketentuan-ketentuan dalam penelitian kualitatif. Ada beberapa saran bagi
para penulis proposal yang ingin merancang bagian karakteristik penelitian
ini antara lain:
 Amatilah apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh para pembaca
proposal. Identifikasilah apakah para pembaca sudah banyak mengetahui
karakteristik-karakteristik penelitian kualitatif sehingga bagian ini tidak
begitu penting bagi mereka.
226

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

 Jika ragu-ragu atas pengetahuan mereka, jelaskan karakteristik-


karakteristik dasar penelitian kualitatif dalam proposal dan jika
memungkinkan, bahaslah sebuah artikel jurnal (atau studi) kualitatif baru-
baru ini sebagai contoh untuk mengilustrasikan karakteristik-karakteristik
tersebut.
 Sejumlah karakteristik penelitian kualitatif bisa saja digunakan (seperti,
Bogdan & Biklen, 1992; Eisner, 1991; Hatch, 2002; LeCompte &
Schensul, 1999; Marshall & Rossman, 2006), tetapi lebih mengandalkan
pada analisis gabungan dari beberapa penulis ini telah disertakan secara
menyeluruh dalam buku saya tentang penelitian kualitatif.1 Tidak hanya
menyertakan perspektif-perspektif tradisional saja, tetapi juga perspektif-
perspektif baru dalam penelitian kualitatif, seperti advokasi,
partisipatoris, dan refleksi-diri. Berikut ini adalah beberapa karakteristik
penelitian kualitatif yang disajikan tidak dalam urutan prioritas tertentu.

Tabel 12.1 Checklist pertanyaan-pertanyaan untuk merancang


prosedur kualitatif

-------------- Apakah karakteristik-karakteristik dasar penelitian kualitatif


sudah di jelaskan?
-------------- Apakah jenis strategi kualitatif yang akan digunakan juga
sudah dijelaskan? Apakah sejarah, definisi, dan penerapan
dari strategi tersebut sudah dijelaskan pula?
-------------- Apakah pembaca dapat memahami peran peneliti dalam
penelitian tersebut (pengalaman historis, sosial, dan kultural
sebelumnya, hubungan personal dengan lokasi dan
partisipan, langkah-langkah dalam memperoleh entri, dan
masalah-masalah etis)?
-------------- Apakah strategi sampling dalam memilih lokasi dan
partisipan penelitian sudah diidentifikasi?

                                                            
 John W. Cresswell, Research DesignPendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixwd
1

Campuran Edisi Ketiga, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2012)

227

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

-------------- Apakah jenis strategi pengumpulan data dan rasionalisasi


penggunaannya juga sudah dijabarkan?
-------------- Apakah langkah-langkah analisis data juga sudah
dijabarkan?
-------------- Apakah ada bukti/petunjuk bahwa peneliti telah mengatur
data untuk dianalisis?
-------------- Apakah peneliti telah mereview data secara umum untuk
memperoleh maka informasi?
-------------- Apakah data sudah di-coding?
-------------- Apakah kode-kode sudah dirancang untuk membentuk
deskripsi atau mengidentifikasi tema-tema utama?
-------------- Apakah tema-tema tersebut saling terkait satu sama lain,
memperkuat analisis dan abstraksi?
-------------- Apakah cara-cara penyajian data sudah dijelaskan, misalnya
dalam bentuk tabel, grafik, atau gambar?
-------------- Apakah dasar-dasar dalam menginterpretasi data sudah
dijelaskan secara rinci (pengalaman-pengalaman personal,
literatur, pertanyaan-pertanyaan, agenda aksi)?
-------------- Apakah peneliti sudah menyebutkan outcome penelitian
(misalnya untuk mengembangkan/menciptakan suatu teori,
menyajikan gambaran kompleks tentang tema)?
-------------- Apakah ada strategi-strategi lain yang dikutip untuk
memvalidasi hasil atau penemuan penelitian?

 Lingkungan alamiah (natural setting); para peneliti kualitatif cenderung


mengumpulkan data lapangan di lokasi di mana para partisipan
mengalami isu atau masalah yang akan diteliti. Peneliti kualitatif tidak
membawa individu-individu ini ke dalam laboratorium (atau dalam
situasi yang telah di-setting sebelumnya); tidak pula membagikan
instrumen-instrumen kepada mereka. Informasi yang dikumpulkan
dengan berbicara langsung kepada orang-orang dan melihat mereka
bertingkah laku dalam konteks natural inilah yang menjadi karaketristik
utama penelitian kualitatif. Dalam setting yang alamiah, para peneliti
kualitatif melakukan interaksi face-to-face sepanjang penelitian.
228

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

 Peneliti sebagai instrumen kunci (researcher as key instrument); para


peneliti kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi,
observasi perilaku, atau wawancara dengan para partisipan. Mereka bisa
saja menggunakan protokol-sejenis instrumen untuk mengumpulkan data-
tetapi diri merekalah yang sebenarnya menjadi satu-satunya instrumen
dalam mengumpulkan informasi. Mereka, pada umumnya, tidak
menggunakan kuesioner atau instrumen yang dibuat oleh peneliti lain.
 Beragam sumber data (multiple sources of data); para peneliti kualitatif
biasanya memilih mengumpulkan data dari beragam sumber, seperti
wawancara, observasi, dan dokumentasi, ketimbang hanya bertumpu
pada satu sumber data saja. Kemudian, peneliti mereview semua data
tersebut, memberikan maknanya, dan mengolahnya ke dalam kategori-
kategori atau tema-tema yang melintasi semua sumber data.
 Analisis data induktif (inductive data analysis); para peneliti kualitatif
membangun pola-pola, kategori-kategori, dan tema-temanya dari bawah
ke atas (induktif), dengan mengolah data ke dalam unit-unit informasi
yang lebih abstrak. Proses induktif ini mengilustrasikan usaha peneliti
dalam mengolah secara berulang-ulang tema-tema dan database
penelitian hingga peneliti berhasil membangun serangkaian tema yang
untuh. Proses ini juga melibatkan peneliti untuk bekerja sama dengan
para partisipan secara inetraktif sehingga partisipan memiliki kesempatan
untuk membentuk sendiri tema-tema dan abstraksi-abstraksi yang muncul
dari proses ini.
 Makna dari para partisipan (participant’s meaning); dalam keseluruhan
proses penelitian kualitatif, peneliti terus fokus pada usaha mempelajari
makna yang disampaikan para partisipan tentang masalah atau isu
penelitian, bukan makna yang disampaikan oleh peneliti atau penulis lain
dalam literatur-literatur tertentu.
 Rancangan yang berkembang (emergent design); bagi para peneliti
kualitatif, proses penelitian selalu berkembang dinamis. Hal ini berarti
bahwa rencana awal penelitian tidak bisa secara ketat dipatuhi. Semua
tahap dalam proses ini bisa saja berubah setelah peneliti masuk ke
lapangan dan mulai mengumpulkan data. Misalnya, pertanyaan-
pertanyaan bisa saja berubah, strategi pengumpulan data juga bisa

229

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

berganti, dan individu-individu yang diteliti serta lokasi-lokasi yang


dikunjungi juga bisa berubah sewaktu-waktu. Gagasan utama di balik
penelitian kualitatif sebenarnya adalah mengkaji masalah atau isu dari
para partisipan dan melakukan penelitian untuk memperoleh informasi
mengenai masalah tersebut.
 Perspektif teoritis (theoretical lens); para peneliti kualitatif sering kali
menggunakan perspektif tertentu dalam penelitian mereka, seperti konsep
kebudayaan, etnografi, perbedaan-perbedaan gender, ras, atau kelas yang
muncul dari orientasi-orientasi teoritis. Terkadang pula penelitian dapat
diawali dengan mengidentifikasi terlebih dahulu konteks sosial, politis,
atau historis dari masalah yang akan diteliti.
 Bersifat penafsiran (interpretive); penelitian kualitatif merupakan salah
satu bentuk penelitian interpretif di mana di dalamnya para peneliti
kualitatif membuat suatu interpretasi atas apa yang mereka lihat, dengar
dan pahami. Interpretasi-interpretasi mereka bisa saja berbeda dengan
latar belakang, sejarah konteks, dan pemahaman-pemahaman mereka
sebelumnya. Setelah laporan penelitian diterbitkan, barulah para pembaca
dan para partisipan yang melakukan interpretasi, yang sering kali berbeda
dengan interpretasi peneliti. Karena pembaca, partisipan, dan peneliti
sama-sama terlibat dalam proses interpretif ini, tampaklah bahwa
penelitian kualitatif memang menawarkan pendangan-pandangan yang
beragam atas suatu masalah.
 Pandangan menyeluruh (holistic account); para peneliti kualitatif
berusaha membuat gambaran kompleks dari suatu masalah atau isu yang
diteliti. Hal ini melibatkan usaha pelaporan perspektif-perspektif,
pengidentifikasian faktor-faktor yang terkait dengan situasi tertentu, dan
secara umum usaha pensketsaan atas gambaran besar yang muncul.
Untuk itulah, para peneliti kualitatif diharapkan dapat membuat suatu
modal visual dari berbagai aspek mengenai proses atau fenomena utama
yang diteliti. Model inilah yang akan membantu mereka membangun
gambaran holistik.

230

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

B. PROSEDUR-PROSEDUR PENGUMPULAN DATA


Penjelasan tentang peran peneliti akan turut menentukan penjelasan
tentang masalah-masalah yang mungkin muncul dalam proses pengumpulan
data. Langkah-langkah pengumpulan data meliputi usaha membatasi
penelitian, mengumpulkan informasi melalui observasi dan wawancara, baik
yang terstruktur maupun tidak, dokumentasi, materi-materi visual, serta
usaha merancang protokol untuk merekam/mencatat informasi.
 Identifikasilah lokasi-lokasi atau individu-individu yang sengaja dipilih
dalam proposal penelitian. Gagasan dibalik penelitian kualitatif adalah
memilih dengan sengaja dan penuh perencanaan para partisipan dan
lokasi (dokumen-dokumen atau materi visual) penelitian yang dapat
membantu peneliti memahami masalah yang diteliti. Dalam penelitian
kualitatif, tidak terlalu dibutuhkan random sampling atau pemilihan
secara acak terhadap para partisipan dan lokasi penelitian, yang biasanya
dijumpai dalam penelitian kualitatif. Pembahasan mengenai para
partisipan dan lokasi penelitian daoat mencakup empat aspek (Miles dan
Huberman, 1994),2 yaitu: setting (lokasi penelitian), aktor (siapa yang
akan diobservasi atau diwawancarai), peristiwa (kejadian apa saja yang
dirasakan oleh aktor yang dijadikan topik wawancara dan observasi), dan
proses (sifat peristiwa yang dirasakan oleh aktor dalam setting
penelitian).
 Jelaskan jenis-jenis data yang akan dikumpulkan. Peneliti-dalam
kebanyakan penelitian kualitatif-mengumpulkan beragam jenis data dan
memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk mengumpulkan informasi
di lokasi penelitian. Prosedur-prosedur pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif melibatkan empat jenis strategi, seperti yang
ditunjukkan dalam Tabel 12.2.
1. Observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti
langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas
individu-individu di lokasi penelitian. Dalam pengamatan ini, peneliti
merekam/mencatat-baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur
                                                            
 Miles M.B & Huberman A.M, Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New
2

Methods, (Thousand Oaks, CA: Sage, 1994)

231

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

(misalnya, dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang memang ingin


diketahui oleh peneliti)-aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian. Para
peneliti kualitatifn juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam,
mulai dari sebagai non-partisipan hingga partisipan utuh.
2. Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-face
interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan,
mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group
interview (interview dalam kelompok tertentu) yang terdiri dari enam
sampai delapan pastisipan per kelompok. Wawancara-wawancara seperti
ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum
tidak terstruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (open-ended) yang
dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari para partisipan.
3. Selama proses penelitian, peneliti juga bisa mengumpulkan dokumen-
dokumen kualitatif. Dokumen ini bisa berupa dokumen publik (seperti,
koran, makalah, laporan kantor) ataupun dokumen privat (seperti, buku
harian, diary, surat, e-mail).
4. Kategori terakhir dari data kualitatif adalah materi audio dan visual.
Data ini bisa berupa foto, objek-objek seni, videotape, atau segala jenis
suara/bunyi.

Tabel 12.2 Jenis-jenis, Opsi-opsi, Kelebihan-kelebihan, dan


Kelemahan-kelemahan Pengumpulan Data Kualitatif

Kelemahan-
Jenis-jenis Opsi-opsi Kelebihan-kelebihan
kelemahan
Observasi  Partisipan utuh–  Peneliti mendapatkan  Peneliti bisa saja
peneliti pengalaman lansung tampak sebagai
menyembunyikan dari partisipan. penggangu.
perannya sebagai  Peneliti dapat  Peneliti sangat
observer. melakukan mungkin tidak dapat
 Peneliti sebagai perekaman ketika ada melaporkan hasil
partisipan–peneliti informasi yang observasi yang
menampakkan muncul. bersifat privat.
perannya sebagai  Aspek-aspek yang  Peneliti dianggap
232

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

observer. tidak biasa, ganjil, tidak memiliki skill


 Peneliti sebagai atau aneh bisa observasi yang baik.
observer–peran dideteksi selama  Sejumlah partisipan
observasi sekunder observasi. tertentu (seperti,
diserahkan kepada  Opsi terakhir penting siswa) sering kali
partisipan. jika peneliti tengah hanya mendatangkan
 Peneliti utuh– megeksplorasi topok- masalah selama
peneliti topik yang mungkin proses penelitian.
mengobservasi kurang
tanpa bantuan menyenangkan bagi
partisipan para partisipan untuk
dibahas.
Wawancara  Berhadap-hadapan  Opsi pertama penting  Informasi yang
–peneliti ketika peneliti tidak diperoleh bisa saja
melakukan bisa mengobservasi tidak murni karena
wawancara secara langsung masih disaring
perorangan. semua partisipan. kembali oleh
 Telepon–peneliti  Para partisipan bisa peneliti.
mewawancarai leluasa memberikan  Wawancara hanya
partisipan lewat informasi historis. akan memberikan
telepon.  Memungkinkan informasi di tempat
 Focus group– peneliti mengontrol yang sudah
peneliti alut tanya jawab ditentukan, dan
mewawancarai (questioning). bukan di tempat
partisipan dalam alamiah.
sebuah kelompok.  Kehadiran peneliti
 Wawancara bisa saja melahirkan
internet dengan respon-respon yang
email atau bias.
perangkat online  Tidak semua orang
lain. punya kemampuan
artikulasi dan
persepsi yang setara.
Dokumentas  Dokumen publik,  Memungkinkan  Tidak semua orang
233

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

i seperti makalah, peneliti memperoleh memiliki


atau koran. bahasa dan kata-kata kemampuan
 Dokumen privat, tekstual dari artikulasi dan
seperti diary, buku partisipan. persepsi yang setara.
harian, atau surat.  Dapat diakses kapan  Dokumen ini bisa
saja–sumber saja diproteksi dan
informasi yang tidak tidak memberikan
terlalu menonjol. akses privat maupun
 Menyajikan data publik.
yang berbobot. Data  Mengharuskan
ini biasanya sudah peneliti menggali
ditulis secara informasi dari
mendalam oleh tempat-tempat yang
partisipan. mungkin saja sulit
 Sebagai bukti ditemukan.
tertulis, data ini  Dokumen yang
benar-benar dapat terkomputerisasi
menghemat waktu masih mengharuskan
peneliti dalam peneliti untuk
mentranskrip. mentranskripsi
secara online atau
men-scanning-nya
terlebih dahulu.
 Materi-materinya
sangat mungkin tidak
lengkap.
 Dokumen tersebut
bisa saja tidak asli
atau tidak akurat.
Audio-  Foto  Bisa menjadi metode  Materi seperti ini
Visual  Videotape yang tidak terlalu bisa saja sangat rumit
 Objek-objek seni menonjol dalam untuk ditafsirkan.
 Software komputer proses pengumpulan  Beberapa materi
data. audio-visual
234

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

 Film  Memberikan diproteksi dan tidak


kesempatan bagi memberikan akses
pertisipan umtuk publik maupun
membagi privat.
pengalamannya  Kehadiran peneliti
secara langsung. (seperti fotografer)
 Materi audio-visual sangat
merupakan materi memungkinkan
kreatif yang dibuat mengganggu
dengan penuh (disruptif)
perhatian.

 Dalam membahas pengumpulan data, tentukanlah jenis-jenis strategi dan


argumentasi mengenai kekuatan dan kelemahan masing-masing strategi
tersebut, seperti yang sudah dibahas dalam Tabel 12.2.
 Sertakan pula strategi-strategi pengumpulan data lain di luar observasi
dan wawancara yang biasa. Strategi-strategi yang tidak biasa seperti ini
tidak hanya memungkinkan peneliti memperoleh informasi penting yang
mungkin luput dari observasi dan wawancara, tetapi juga akan membuat
pembaca tertarik pada proposal yang diajukan. Misalnya, amatilah
sejumlah pendekatan pengumpulan data dalam Tabel 12.3 yang mungkin
bisa untuk digunakan. Dari tabel ini, diharapkan mampu membuka
imajinasi lebih luas terhadap kemungkinan pendekatan-pendekatan lain,
misalnya dengan mengumpulkan bunyi atau rasa, atau dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang disukai partisipan untuk
membangkitkan komentar mereka selama wawancara.

Tabel 12.3 Beberapa Pendekatan Pengumpulan Data Kualitatif


Observasi

Observasi
 Mengumpulkan data lapangan dengan berperan sebagai partisipan
 Mengumpulkan data lapangan dengan berperan sebagai observer

235

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

 Mengumpulkan data lapangan dengan lebih banyak berperan sebagai


partisipan ketimbang observer
 Mengumpulkan data lapangan dengan lebih banyak berperan sebagai
observer ketimbang partisipan
 Mengumpulkan data lapangan dengan berperan sebagai outsider (orang
luar) terlebih dahulu, kemudian mulai masuk ke dalam setting penelitian
sebagai insider (orang dalam)
Wawancara
 Melaksanakan wawancara tidak-terstruktur dan terbuka, sambil
mencatat hal-hal penting
 Melaksanakan wawancara tidak-terstruktur dan terbuka, sambil
merekamnya dengan audiotape, lalu mentranskripnya
 Melaksanakan wawancara semi-struktur, sambil merekamnya dengan
audiotape, lalu mentranskripnya
 Melaksanakan wawancara focus group, sambil merekamnya dengan
audiotape, lalu mentranskripnya
 Melaksanakan jenis wawancara yang berbeda sekaligus: melalui email,
dengan berhadap-hadapan langsung, wawancara focus group,
wawancara focus group online, dan wawancara telepon
Dokumentasi
 Mendokumentasikan buku harian selama penelitian
 Meminta buku harian atau diary dari partisipan selama penelitian
 Mengumpulkan surat pribadi dari partisipan
 Menganalisis dokumen politik (seperti, memo resmi, catatan-catatan
resmi, atau arsip-arsip yang lainny)
 Menganalisis autobiografi atau biografi
 Meminta foto partisipan atau merekam suara mereka dengan videotape
 Audit-audit
 Rekaman medis
Materi Audio-Visual
 Menganalisis jejak-jejak fisik (seperti, jejak-jejak kaki di salju)
 Merekam atau menfilmkan situasi sosial atau seorang individu atau
kelompok tertentu
236

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

 Menganalisis foto dan rekaman video


 Mengumpulkan suara/bunyi (seperti, musik, teriakan anak, klakson
mobil)
 Mengumpulkan email
 Mengumpulkan text massage dari telepon seluler
 Menganalisis harta kepemilikan atau objek-objek ritual
 Mengumpulkan bunyi, aroma, rasa, atau stimuli-stimuli indra lainnya

C. PROSEDUR-PROSEDUR PEREKAMAN DATA


Sebelum terjun ke lapangan, peneliti kualitatif merencanakan pendekatan
untuk merekam data penelitian. Proposal seharusnya mengidentifikasi data
apa yang akan direkam dan prosedur-prosedur apa yang akan digunakan
untuk merekam data tersebut.
 Gunakanlah protokol untuk merekam data observasional. Peneliti sering
kali terlibat dalam banyak observasi selama penelitian dan selama
observasi ini; peneliti menggunakan protokol observasional untuk
merekam data. Protokol ini bisa berupa satu lembar kertas dengan garis
pemisah di tengah untuk membedakan catatan-catatan deskriptif
(deskripsi mengenai partisipan, rekosntruksi dialog, deskripsi mengenai
setting fisik, catatan tentang peristiwa dan aktivitas tertentu) dengan
catatan-catatan refleksif (pengetahuan pribadi peneliti, seperti “spekulasi,
perasaan, masalah, gagasan, dugaan, kesan, dan prasangka”).3 Dalam
protokol ini juga bisa disertakan informasi demografis, seperti jam,
tanggal, dan lokasi di mana peneliti saat itu berada.
 Gunakanlah protokol wawancara ketika mengajukan pertanyaan dan
merekam jawaban-jawaban selama wawancara kualitatif. Protokol ini
bisa mencakup komponen-komponen berikut ini:
1. Judul (tanggal, lokasi, pewawancara/peneliti, yang
diwawancarai/partisipan).

                                                            
3
 Bogdan R.C & Biklen S.K, Qualitative Research for Education: An Introduction to
Theory and Methods, (Boston: Allyn & Bacon, 1992)121

237

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

2. Instruksi-instruksi yang harus diikuti oleh partisipan agar prosedur-


prosedur wawancara dapat berjalan lancar.
3. Pertanyaan-pertanyaan (biasanya pertanyaan ice-breaker di awal
wawancara) yang kemudian dilanjutkan dengan 4-5 pertanyaaan yang
menjadi subpertanyaan-subpertanyaan dari rumusan masalah
penelitian; lalu diikuti oleh beberapa pernyataan lain atau pertanyaan
penutup, seperti: “Siapa yang harus harus saya kunjungi untuk
mempelajari lebih lanjut mengenai topik ini?”
4. Proses penjajakan/pemeriksaan dengan mangajukan 4-5 pertanyaan,
untuk meminta partisipan menjelaskan gagasan-gagasan mereka lebih
detail atau untuk menguraikan lebih rinci tentang apa yang mereka
katakan.
5. Waktu tunda selama wawancara untuk merekam/mencatat respons-
respons dari partisipan.
6. Ucapan terima kasih kepada orang yang diwawancarai atas waktu
yang diluangkan untuk wawancara4
 Peneliti merekam informasi dari partisipan dengan menggunakan catatan-
tangan, dengan audiotape, atau dengan videotape. Akan tetapi, meskipun
wawancara ini direkam menggunakan audiotape, ada baiknya agar
peneliti tetap mencatatnya karena banyak kejadian hasil rekaman menjadi
korup, rusak, atau gagal. Jika videotape yang digunakan, peneliti harus
tetap mengatur rencana selanjutnya untuk mentranskrip hasil rekaman
videotape ini.
 Untuk dokumen dan materi-materi visual, dapat direkam/dicatat sesuai
keinginan peneliti. Biasanya, rekaman/catatan haruslah merefleksikan
informasi mengenai dokumen tersebut atau materi lain serta gagasan-
gagasan inti dalam dokumen itu. Penting juga mencatat apakah materi ini
benar-benar mencerminkan materi primer (seperti, informasi yang secara
langsung berasal dari orang atau situasi yang tengah diteliti) atau materi
sekunder (seperti, catatan-catatan tangan-kedua/secound-hand tentang
orang atau situasi penelitian yang berasal dari sumber lain).

                                                            
4
 John W Cressell, Loc. Cit.

238

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

 Peneliti juga perlu memberikan komentar tentang nilai dan reliabilitas


sumber-sumber data ini.

239

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

Rangkuman
Beberapa karakteristik penelitian kualitatif antara lain: berada dalam
setting yang alamiah; berpijak pada dasar bahwa peneliti adalah instrumen
utama pengumpulan data; melibatkan beberapa metode pengumpulan data;
bersifat induktif; didasarkan pada makna partisipan; seringkali menyertakan
perspektif-perspektif teoretis; bersifat interpretif dan holistik.

240

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

Latihan
Tulislah satu rancangan prosedur penelitian kualitatif. Setelah menulis
rancangan ini, perhatikan tabel 12.1 untuk mengecek apakah rancangan yang
dibuat tersebut sudah lengkap atau tidak.

241

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Prosedur Penelitian Kualitatif

Referensi

Bogdan R.C & Biklen S.K, 1992, Qualitative Research for Education: An
Introduction to Theory and Methods, Boston: Allyn & Bacon
John W. Cresswell, 2012, Research DesignPendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixwd Campuran Edisi Ketiga, Jogjakarta: Pustaka
Pelajar
Miles M.B & Huberman A.M, 1994, Qualitative Data Analysis: A
Sourcebook of New Methods, Thousand Oaks, CA: Sage

242

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Daftar Pustaka
Bogdan R.C & Biklen S.K, 1992, Qualitative Research for Education: An Introduction to
Theory and Methods, Boston: Allyn & Bacon
Borg and Gall, 2003, Educational Research: An Indroction, Boston: Allyn and Bacon
Bungin, Burhan, 2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafondo
Creswell, John. W., 2012, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research), Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas, 2004.
Departemen Pendidikan Nasional, Penelitian, Jenis dan Metode Penelitian Pendidikan.2008
Depdikbud, Penelitian Tindakan, Jakarta: Depdikbud, Ditjen Dikdasmen, 1999.
Depdiknas, 2008. Pendekatan, Jenis dan Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional.
Dharma, Surya. 2008. Pendekatan, Jenis dan Metode Penelitian Pendidikan.. Jakarta :
depdiknas.
Emzir, 2012, Metodologi Penelitian Pendidikan:Kuantitatif, Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers
Emzir, 2013, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers
Ekawarna, Penelitian tindakan kelas Edisi Revisi, Jakarta: GP Press Group, 2013.
Gay,L.R, 1981, Educational Research: Competencies for Analysis & Aplication, Columbus:
Charless E. Merrill Publishing Company
H.M. Djunaidi Ghony, 2009, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif :
UIN-Malang Press: Malang.
Hopkins, D.A Teacher’s Guide to Classroom Research, Buckingham: Open Univ, 1993.
Ibnu Hadjar, 1996, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitaif dalam Pendidikan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
J.M. Ritz, 1999, Research Methods in Occupational and Technical
Studies.http://web.odu.edu/webroot/instr/ed/jritz.nsf/pages/635asgn02.
John W. Cresswell, 2012, Research DesignPendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixwd
Campuran Edisi Ketiga, Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Kemmis, S. Mc. Taggart, The Action Research Planne, Victoria: Deaken University, 1992.
Kline, R.B, Principles and Practice of Structural Equation Modeling (New York: Guilford,
1998)
Kunandar, Langkah Mudah Peneltian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011.
Lather, P, Research as Praxis. Harvard Educational Revuew 56
Lodico, M.G., Spaulding, D.T. & Voegtle, K.H., 2010. Methods in educational research:
From theory to practice. San Fransisco: Josses-Bass.

225
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Masdar Hilmy, 2012. Urgensi Karya Ilmiah dalam membangun budaya akademik kampus.
Makalah disampaikan pada Workshop Penyusunan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN
Sunan Ampel yang diselenggarakan oleh Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP)
tanggal 2 Nopember 2012.
McMillan, J.H. & Schumacher, Sally. 2011. Research in Education. New York: Longman
McNiff, J, Action Research: Principles and Practice,London: Macmillan, 1991.
Miles M.B & Huberman A.M, 1994, Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New
Methods, Thousand Oaks, CA: Sage
Mills, G.E, Action Research: A Guide for The Teacher Researcher, Columbus: Merrill, An
Imprint of Prentice Hall, 2000.
Patilima, Hamid, 2011, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta
Sanjaya, Wina, Penelitian tindakan kelas, Bandung: Kencana Predana Media Group, 2009.
Sarwano, Jonatan, 2006, Metode Penelitian: Kuantitatif dan kualitatif, Jogjakarta: Graha Ilmu
Sudjana, 2000, Metode Statistika, Bandung: Transito
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Penerbit
Alfabeta
Sugiyono, 2012, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Surabaya: Bandung.
Sukardi, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Surabaya:
Bumi Aksara
Sukardi, 2010, Metodologi Penenlitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
Sunarto, 1997. Dasar dan konsep penelitian. Surabaya: Program Pascasarjana IKIP Surabaya.
Suyanto, Pedoman Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas Bagian kesatu, Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta, 1997.
Strauss, A. & Corbin, J, 1990, Basics of Qualitive Research: Grounded Theory Procedures
and Techniques (1st ed). Thousand Oaks, CA: Sage
Syaodih, Nana S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Thomas Rosalind, 1989. Oral Tradition and Written Record in Classical Athens. Cambridge:
Cambridge University Press.
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian tindakan kelas, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011.
Tuwu, Alimuddin, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Universitas Indonesia
Wardani, IGAK, Penelitian tindakan kelas, Jakarta: Universitas Terbuka, 2010.
Zaenal Arifin, 2010, Metodologi Penelitian Pendidikan: Filosofi, Teori dan Aplikasinya.
Surabaya: Lentera Cendekia

226
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Anda mungkin juga menyukai