DISUSUN OLEH :
RENI ARIYANTI
P1337420116013
2018
Halaman Judul : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ganguuan Nutrisi
karena Hematemesis Melena di Ruang Cempaka RSUD Dr.H Soewondo
Kendal
A. DEFINISI
Melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam seperti
ter yang disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian atas. BAB
darah atau biasa disebut hematochezia ditandai dengan keluarnya darah
berwarna merah terang dari anus, dapat berbentuk gumpalan atau telah
bercampur dengan tinja. Sebagian besar BAB darah berasal dari luka di usus
besar, rektum, atau anus. Warna darah pada tinja tergantung dari lokasi
perdarahan. Umumnya, semakin dekat sumber perdarahan dengan anus,
semakin terang darah yang keluar. Oleh karena itu, perdarahan di anus, rektum
dan kolon sigmoid cenderung berwarna merah terang dibandingkan dengan
perdarahan di kolon transversa dan kolon kanan (lebih jauh dari anus) yang
berwarna merah gelap atau merah tua.
B. ETIOLOGI
Hematemesis Melena terjadi bila ada perdarahan di daerah proksimal
jejenum dan melena dapat terjadi tersendiri atau bersama-sama dengan
hematemesis. Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak 50-100 ml, baru
dijumpai keadaan melena. Banyaknya darah yang keluar selama hematemesis
atau melena sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga besar kecilnya
perdarahan saluran makan bagian atas. Hematemesis dan melena merupakan
suatu keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan segera di rumah sakit.
(Sjaifoellah Noer, dkk, 1996) Etiologi dari Hematemesis melena adalah :
Penyebab perdarahan saluran makan bagian atas :
1. Kelainan esofagus: varise, esofagitis, keganasan.
2. Kelainan lambung dan duodenum: tukak lambung dan duodenum,
keganasan dan lain-lain..
4. Penyakit sistemik lainnya: uremik, dan lain-lain.
5. Pemakaian obat-obatan yang ulserogenik: golongan salisilat,
kortikosteroid, alkohol, dan lai-lain.
6. Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran
makan bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan
setiap macam perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab
perdarahan saluran makan bagian atas yang terbanyak dijumpai di
Indonesia adalah pecahnya varises esofagus dengan rata-rata 45-50 % seluruh
perdarahan saluran makan bagian atas (Hilmy 2010)
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala yang ditimbulkan pada pasien melena adalah sebagai berikut:
1. Gejala- gejala intestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah
dan diare
2. Demam , berat badan turun dan lekas lelah
3. Ikterus, kadang kadang urin menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan
5. Gelisah
6. Suhu badan mungkin meningkat
7. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
8. Berak yang bercampur darah, lendir, lemak dan berbuih
9. Rasa sakit dan nyeri di perut
10. Rasa kembung
11. Tonus dan turgor kulit berkurang
12. Selaput lendir dan bibir kering
13. Mual , muntah
14. Feses warna hitam
15. Berat badan menurun
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk memproses (mencerna) makanan.
2. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
dilambung
3. Pola pernafasan tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
1. Fokus intervensi
Rencana Tindakan
- Timbang BB klien setiap hari.
R / Sebagai indikator / status nutrisi klien tercukupi atau belum.
- Berikan HE pada klien dan keluarga tentang pentingnya makanan
nutrisi bagi diri klien.
R / Klien dapat kooperatif dan mau makan.
- Motivasi klien agar mau makan.
R / Meningkatkan nafsu makan.
- Kolaborasi dengan tim ahli gizi dalam pemberian nutrisi.
R / Melaksanakan fungsi independent
2. Intervensi yang lain
H. M. Syaifoellah Noer. Prof. dr, dkk., Ilmu Penyakit Dalam,FKUI, Jakarta, 1996.
Marlyn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.
2000.
Lynda Juall Carpenito, Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta, 1999.
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing Klinik
PURBONANTI S.Kep,Ns
NIP.197802282007012006