Anda di halaman 1dari 17

CLONING MENURUT HUKUM ISLAM

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 3 :

1. REFI NOOR INDAH PUTRI


2. DWI MIFTA NUR JANAH
3. CHINDY FEBRIA RINNONI
4. OKTAVIA NURULIZZA
5. LANCAR NASTITI
Definisi Cloning

Kloning adalah tindakan menggandakan atau mendapatkan keturunan tanpa


fertilisasi, berasal dari induk yang sama, mempunyai susunan (jumlah dan gen)
yang sama dan kemungkinan besar mempunyai fenotip yang sama.
Jenis-jenis cloning
1. Kloning DNA Rekombinan
Kloning DNA adalah memasukkan DNA asing ke dalam plasmid suatu sel bakteri.
DNA yang dimasukkan ini akan bereplikasi (memperbanyak diri) dan diturunkan pada
sel anak pada waktu sel tersebut membelah.
2. Kloning Kesehatan (Terapeutic Cloning)
Kloning terapeutik bagian dari terapi sel puncak yang bertujuan untuk menghindari
adanya reaksi penolakan terhadap sistem imun pasien pada saat dilakukan terapi.
Kloning terapeutik dilakukan dengan sel induk, dimaksudkan untuk tujuan terapeutik
(penyembuhan) dan riset medis, bukan untuk menciptakan manusia baru.
3. Kloning Reproduksi (Reproductive Cloning)
Kloning reproduktif mengandung arti suatu teknologi yang digunakan
untuk menghasilkan individu baru atau teknologi yang digunakan untuk
menghasilkan hewan yang sama dengan menggunakan teknik SCNT. Genetika
individu klon tidak seluruhnya memiliki kesamaan dengan sang induk,
persamaan genetika individu klon dengan induknya hanya terletak pada inti
DNA donor yang berada di kromosom. Teknologi kloning reproduktif dapat
digunakan untuk mencegah terjadinya kepunahan hewan-hewan langka ataupun
hewan-hewan sulit dikembangbiakkan.
Contoh : Domba Dolly merupakan contoh kloning reproduktif yang satu-
satunya klon yang berhasil lahir setelah dilakukan 276 kali percobaan.
Kloning Dalam Perspektif Islam
 Hukum kloning dalam pandangan Islam sangat jelas, yang diambil dari dalil-dalil qiyas dan
itjihat. Karena belakangan ini telah berkembang satu teknologi baru yang mampu menduplikasi
makhluk hidup dengan sama persis, teknologi ini dikenal dengan nama teknologi kloning.
Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya
pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia. Kloning telah
berhasil dilakukan pada tanaman sebagaimana pada hewan belakangan ini, kendatipun belum
berhasil dilakukan pada manusia.
 Tujuan kloning pada tanaman dan hewan pada dasarnya adalah untuk memperbaiki kualitas
tanaman dan hewan, meningkatkan produktivitasnya, dan mencari obat alami bagi banyak
penyakit manusia, terutama penyakit-penyakit kronis guna menggantikan obat-obatan kimiawi
yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.
 Upaya memperbaiki kualitas tanaman dan hewan dan meningkatkan produktivitasnya
tersebut menurut syara’ tidak apa-apa untuk dilakukan dan termasuk aktivitas yang mubah
hukumnya.
Lanjutan..
Demikian pula memanfaatkan tanaman dan hewan dalam proses kloning guna
mencari obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit manusia, terutama
yang kronis adalah kegiatan yang dibolehkan Islam, bahkan hukumnya sunnah
(mandub), sebab berobat hukumnya sunnah. Begitu pula memproduksi
berbagai obat-obatan untuk kepentingan pengobatan hukumnya juga sunnah.
Oleh karena itu, dibolehkan memanfaatkan proses kloning untuk memperbaiki
kualitas tanaman dan mempertinggi produktivitasnya atau untuk memperbaiki
kualitas hewan seperti sapi, domba, unta, kuda, dan sebagainya.uga dibolehkan
memanfaatkan proses kloning untuk mempertinggi produktivitas hewan-
hewan tersebut dan mengembang biakannya, ataupun untuk mencari obat bagi
berbagai penyakit manusia, terutama penyakit-penyakit yang kronis..
 Adapun kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode
genetik yang sama dengan induknya yang berupa manusia. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengambil sel tubuh (sel somatik) dari tubuh manusia,
kemudian diambil inti selnya (nukleusnya), dan selanjutnya ditanamkan pada sel
telur (ovum) wanita yang telah dihilangkan inti selnya dengan suatu metode
yang mirip dengan proses pembuahan atau inseminasi buatan. Dengan metode
semacam itu, kloning manusia dilaksanakan dengan cara mengambil inti sel dari
tubuh seseorang, lalu dimasukkan ke dalam sel telur yang diambil dari seorang
perempuan. Lalu dengan bantuan cairan kimiawi khusus dan kejutan arus
listrik, inti sel digabungkan dengan sel telur. Setelah proses penggabungan ini
terjadi, sel telur yang telah bercampur dengan inti sel tersebut ditransfer ke
dalam rahim seorang perempuan, agar dapat memperbanyak diri, berkembang,
berdiferensiasi, dan berubah menjadi janin sempurna. Setelah itu keturunan
yang dihasilkan dapat dilahirkan secara alami. Keturunan ini akan berkode
genetik sama dengan induknya, yakni orang yang menjadi sumber inti sel tubuh
yang telah ditanamkan pada sel telur perempuan.
 Melihat fakta kloning manusia secara menyeluruh, syari’at Islam
mengharamkan kloning terhadap manusia, dengan argumentasi sebagai berikut:
Pertama, anak-anak produk proses kloning dihasilkan melalui cara yang tidak
alami (percampuran antara sel sperma dan sel telur). Padahal, cara alami inilah
yang telah ditetapkan oleh syariat sebagai sunatullah menghasilkan anak-anak
dan keturunannya. Allah SWT berfirman:

“Dan bahwasannya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan


perempuan dari air mani apabila dipancarkan.” (QS an-Najm, 53: 45-46)
Dalam ayat lain dinyatakan pula,
“Bukankah dia dahulu setetes mani yag ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal
darah, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang laki-
laki dan perempuan.” (QS al-Qiyâmah, 75: 37-38).
‫ (تحفة المحتاج بشرح‬.‫ش إب َهةٌ فِ إي ِه‬
ُ ‫ستِ إد َخا ِل بِأ َ إن يَك إُو َن لَ َها‬ ِ ‫اْل إن َزا ِل ث ُ َّم َحالَةَ إ‬
‫اْل إ‬ ِ ‫ستِ إد َخا َل كَا إل َو إط ِء بِش إَر ِط احإ تِ َرا َم ِه َحلَةَ إ‬ ِ ‫• َم َّر أ َ َّن إ‬
‫اْل إ‬
)٧/٣٠٣ ‫المنهاج‬
Sebagaiman telah di jelaskan bahwa memasukkan sperma (inseminasi buatan) hukumnya sama seperti
persetubuhan, dengan syarat dalam keadaan terhormat (halal) ketika mengeluarkan sperma dan ketika
memasukannya serupa dengan ketika bersetubuh.
.‫ف‬ َّ ‫ق ال‬
ِ ‫ط ِب إي ِعي ِ ا إل َم إعلُ إو‬ َّ ‫س ُل قَدإتاك إُو ُن َو َخ َر َج إِلَى ا إل َحيَا ِة ِبال‬
ِ ‫ط ِر إي‬ ‫َان َهذَا النَّ إ‬
َ ‫س َل إِ ََّل إِذَا ك‬ ‫ق ِبالنَّ إ‬ ُ َّ‫ق فِ إي َما يَتَعَل‬ُ َّ‫ف إاْلُبُ َّو ِة َو إاْل ُ ُم إو َم ِة ََل تَت َ َحق‬
َ ‫اط‬ ِ ‫• َوإِ إن ع ََو‬
(٢١٩/٢ ‫ (يسعلونك عن الدين والحياة‬.‫ف‬ ‫إ‬
ِ ‫َان ال ِعفَّ ِة َوالش ََّر‬ َ
ِ ‫اء ِل َوأ إرك‬ِ ‫ض‬ ‫إ‬
َ َ‫ص إو ِل الف‬ ُ
ُ ‫اف ِبأ‬ ِ َ‫ستِحإ ف‬ ِ ‫ َو إ‬...‫س َر ِة‬
‫اَل إ‬ ُ
‫ان إاْل إ‬ ِ َّ‫ِي إِلَى ِكي‬ ‫إ‬
‫َوالتَّل ِق إي ُح يُؤَد إ‬
Sesungguhnya perasaan kebapakan dan keibuan itu tidak akan terwujud dalam hal yang terkait dengan
keturunannya, kecuali jika keturunan tersebut telah ada dan hidup dengan cara yang alami. Perkawinan dapat
menyebabkan terbentuknya suatu keluarga dan mempermudah perolehan prinsip keutamaan, kehormatan, dan
kemuliaan
‫غ إي ِر ُم َخلَّ َق ٍة ِلنُ َب ِي َن َل ُك إم َونُ ِق ُّر ِفي اإْل َ إر َح ِام َما َنشَا ُء‬ َ ‫ب ث ُ َّم ِم إن نُ إط َف ٍة ث ُ َّم ِم إن‬
‫ع َل َق ٍة ث ُ َّم ِم إن ُم إ‬
َ ‫ض َغ ٍة ُم َخلَّ َق ٍة َو‬ ٍ ‫ … َف ِإنَّا َخ َل إق َنا ُك إم ِم إن ت ُ َرا‬.)5 :‫(الحج‬
“… Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan
kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki …” (QS. 22/al-Hajj: 5).
Ayat lain yang berkaitan dengan munculnya prestasi ilmiah atas kloning manusia, apakah
akan merusak keimanan kepada Allah SWT sebagai Pencipta? Abul Fadl menyatakan “tidak”,
berdasarkan pada pernyataan al-Qur’an bahwa Allah SWT telah menciptakan Nabi Adam As.
tanpa ayah dan ibu, dan Nabi ‘Isa As. tanpa ayah, sebagai berikut:

“Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan
Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia”
(QS. 3/Ali ‘Imran: 59).
Kedua, Anak-anak produk kloning dari perempuan tanpa adanya laki-laki-tidak akan
mempunyai ayah. Anak produk kloning tersebut jika dihasilkan dari proses pemindahan sel
telur yang telah digabungkan dengan inti sel tubuh ke dalam rahim perempuan yang bukan
pemilik sel telur, tidak pula akan mempunyai ibu sebab rahim perempuan yang menjadi tempat
pemindahan sel telur tersebut hanya menjadi penampung (mediator). Oleh karena itu, kondisi
ini sesungguhnya telah bertentangan dengan firman Allah SWT :

ْ‫طأْت ُْْم آب آه‬


َ ‫علَ ْي ُك ْْم ُجنَاحْ فآْي َما أَ ْخ‬ َْ ‫آين َو َم َوا آلي ُك ْْم ْۚ َولَي‬
َ ‫ْس‬ ْ‫ن لَ ْْم تَ ْعلَ ُموا آ َبا َء ُه ْْم فَإآ ْخ َواْنُ ُك ْْم فآي الد آ‬ ْ‫ط آع ْن َْد َآ‬
ْْ ‫ّللا ْۚ فَإآ‬ َ ‫عو ُه ْْم آِل َبائآ آه ْْم ُه َْو أَ ْق‬
ُْ ‫س‬ ُ ‫ا ْد‬
‫ورا َر آحي ًما‬ ً ُ ‫غف‬ َْ َْ‫ت قُلُوبُ ُك ْْم ْۚ َو َكان‬
َ ُ‫ّللا‬ ْْ ‫ن َما تَعَ َم َد‬ ْْ ‫َو َٰلَ آك‬
“Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; Itulah
yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka
(panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu [Maula-maula
ialah: seorang hamba sahaya yang sudah dimerdekakan atau seorang yang telah dijadikan anak
angkat, seperti Salim anak angkat Huzaifah, dipanggil maula Huzaifah] dan tidak ada dosa
atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja
oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS al-Ahzâb. 33: 5).
Ketiga, kloning manusia akan menghilangkan nasab (garis keturunan). Padahal Islam
telah mewajibkan pemeliharaan nasab. Ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari
Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, “Siapa saja
yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya, atau (seorang budak)
bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya, maka dia akan mendapat laknat dari Allah,
para malaikat dan seluruh manusia.” (H.R. Ibnu Majah). Diriwayatkan pula dari Abu
‘Utsman An Nahri r.a. yang berkata, “Aku mendengar Sa’ad dan Abu Bakrah masing-
masing berkata, ‘Kedua telingaku telah mendengar dan hatiku telah menghayati sabda
Muhammad s.a.w., “siapa saja yang mengaku-ngaku (sebagai anak) kepada orang yang
bukan bapaknya, padahal dia tahu bahwa orang itu bukan bapaknya, maka surga
baginya haram.” (H.R. Ibnu Majah). Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah r.a.
bahwasannya tatkala turun ayat li’an dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Siapa
saja perempuan yang memasukkan kepada suatu kaum nasab (seseorang) yang bukan
dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan mendapat apapun dari Allah dan Allah
tidak akan pernah memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa saja laki-laki yang
mengingkari anaknya sendiri padahal dia melihat (kemiripan)nya, maka Allah akan akan
tertutup darinya dan Allah akan membeberkan perbuatannya itu dihadapan orang-
orang yang terdahulu dan kemudian (pada Hari Kiamat)” (H.R. Ad-Darimi).
Keempat, memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah (baca:
mengacaukan) pelaksanaan banyak hukum-hukum syara’ seperti hukum tentang
perkawinan, nasab, nafkah, hak dan kewajiban antara bapak dan anak, waris, perawatan
anak, hubungan kemahraman, hubungan ‘ashabah, dan banyak lagi. Di samping itu,
kloning akan mencampur-adukkan dan menghilangkan nasab serta menyalahi fitrah
yang telah diciptakan Allah untuk manusia dalam masalah kelahiran anak. Konsekuensi
kloning ini akan menjungkir balikkan struktur kehidupan masyarakat

َ ‫ش ْي‬
ِ ‫طانَ َو ِليًّا ِم ْن د‬
‫ُون‬ ِ َّ َ‫ألضلَّنَّ ُه ْم َوأل َم ِنِّيَنَّ ُه ْم َوآل ُم َرنَّ ُه ْم فَلَيُبَ ِت ِّ ُك َّن آذَانَ األ ْنعَ ِام َوآل ُم َرنَّ ُه ْم فَلَيُغَ ِي ُِّر َّن خ َْلق‬
َّ ‫ّللا َو َم ْن يَت َّ ِخ ِذ ال‬ ِ ‫َو‬
)١١٩( ‫ّللا فَقَ ْد َخس َِر ُخ ْس َرانًا ُمبِينًا‬ ِ َّ

Berdasarkan dalil-dalil itulah proses kloning manusia diharamkan menurut hukum


islam dan tidak boleh dilahsanakan. ALLAH SWT berfirman mengenai perkataan iblis
terkutuk, yang mengatakan : ”...dan akan aku (iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan
ALLAH), lalu benar-benar mereka mengubahnya.” (QS.An Nisaa’ : 119).
Manfaat dan Efek Negatif kloning

Manfaat Cloning :

1. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan


2. Untuk mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul
3. Untuk tujuan diagnostik dan terapi
4. Menolong atau menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan
5. Melestarikan Spesies Langka
6. Meningkatkan pasokan makanan
Efek Negatif Cloning :
1. pada tanaman, menurunkan keanekaragaman tanaman baru yang dihasilkan.
2. Berumur pendek, tidak seperti induknya. domba Dolly hidup hanya 6 tahun (umur
domba biasanya mencapai 11-12 tahun).
3. Terjadi kekecauan kekerabatan dan identitas diri dari klon maupun induknya.
4. menghilangkan nasab anak hasil kloning yang berakibat hilangnya banyak hak anak
dan terabaikan-nya sejumlah hukum yang timbul dari nasab;
5. institusi perkawinan yang telah disyari’atkan sebagai media berketurunan secara
sah menjadi tidak diperlu-kan lagi, karena proses reproduksi dapat dilakukan tanpa
melakukan hubungan seksual;
6. lembaga keluarga (yang dibangun melalui perka-winan) akan menjadi hancur, dan
pada gilirannya akan terjadi pula kehancuran moral (akhlak), budaya, hukum, dan
syari’ah Islam lainnya;
7. tidak akan ada lagi rasa saling mencintai dan saling memerlukan antara laki-laki
dan perempuan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai