Dokumen :
No. Revisi :
Tgl.Terbit :
PANDUAN
AUDIT INTERNAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang MahaEsa, atas tersusunnya Panduan
Audit Internal Puskesmas Wanasari. Panduan Audit Internal Puskesmas ini disusun sebagai
panduan bagi Tim Audit Internal PuskesmasWanasari dalam pelaksanaan Audit Internal.
Panduan Audit Internal Puskesmas Wanasari ini berlaku untuk panduan pelaksanaan
Tim Audit Internal Puskesmas Wanasari sejak tanggal dikeluarkannya kata pengantar ini.
Panduan ini memua langkah–langkah pelaksanaan Audit Internal Puskesmas mulai dari
pendahuluan, latar belakang, tujuan, kegiatan pokok, pengertian, manfaat audit, jenis audit,
essensi audit, aktifitas audit, pelaporan, monitoring dan evaluasi serta penutup. Dengan
tersusunnya Panduan ni, diharapkan dapat mempermudah dan meningkatkan kualitas
pelaksanaan Audit Internal di PuskesmasWanasari.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada tim akreditasi Puskesmas Wanasari dan
tim audit internal yang telah mempersiapkan Panduan ini denganbaik. Sumbangsih kritik
dan saran yang membangun dari semua pegawai Puskesmas Wanasari dan pihak terkait
senantiasa kami harapkan demi perbaikan Panduan ini di masa mendatang.
Semoga Panduan ini dapat dilaksanakan dengan sebaik–baiknya demi peningkatan
kualitas manajemen dan pelayanan PuskesmasWanasari agar visi, misi, tujuan dan tatanilai
Puskesmas dapat terwujud.
Wanasari,
KepalaPuskesmasWanasari,
2
DAFTAR ISI
HalamanJudul .............................................................................................................. 1
DaftarIsi ....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Audit internal dilakukan oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala
Puskesmas dengan berdasarkan pada standar kinerja dan standar akreditasi yang
digunakan.
B. TUJUAN AUDIT
Pada dasarnya audit merupakan instrument bagi manajemen untuk membantu
mencapai visi, misi dan tujuan organisasi dengan cara mendapatkan data dan informasi
factual dan signifikan berupa data, hasil analisa, penilaian, rekomendasi auditor
sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan
perubahan.
C. PENGERTIAN AUDIT
D. MANFAAT AUDIT
Hasil audit dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan untuk perbaikan,
meningkatkan efisiensi dan efektifitas fungsi organisasi.
4
BAB II
AUDIT INTERNAL MANAJEMEN MUTU
Pada saat ini pengembangan dan pelaksanaan manajemen mutu kembali menjadi
prioritas utama para manajer dan regulator kesehatan. Hal ini didorong dengan
meningkatnya kesadaran dan tuntutan perlunya upaya untuk menjaga keselamatan pasien
dan provider.
A. JENIS AUDIT
Berdasarkan ruang lingkup maka audit dapat terdiri dari audit manajerial, audit
keuangan, audit program dan audit klinik. Sedangkan berdasarkan pelaksanaan audit
(auditor) maka audit dapatdibagimenjadi 2 jenis audit, yaitu :
1. Audit eksternal :dilakukan oleh auditor eksternal dari pihak eksternal atau
institusi independen. Audit eksternal Puskesmas dilakukan oleh Komisi
Akreditasi FKTP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2. Audit internal :dilakukan di dalam suatu organisasi oleh auditor internal yang
juga karyawan organisasi sendiri, untuk kepentingan internal organisasi
sendiri. Auditor internal tidak memiliki tanggung jawab hokum kepada public
atas apa yang dilakukan dan dilaporkannya sebagai temuan. Auditor internal
bias berbentuk unit, orang, atau panitia. Di Puskesmas audit internal telah
dilakukan berupa AMP (Audit Maternal Perinatal) terhadap kasus kebidanan
/KIA.
B. ESSENSI AUDIT
Untuk mencapai tujuan dan memperoleh manfaat tersebut, maka audit perlu
dilaksanakan dengan pendekatan sebagai berikut :
- Proses interaktif
- Kegiatan sistematis : direncanakan, dikoordinasikan, dilaksanakan dan
dikendalikan secara efisien
- Dilakukan dengan azas manfaat
- Dilakukan secara objektif
- Berpihak pada fakta dan kebenaran
- Melibatkan proses analisis/evaluasi/penilaian/pengujian
- Bermuara pada pengambilan keputusan
- Dilaksanakan berdasar azas/standar/criteria tertentu
- Merupakan kegiatan berulang
- Menghasilkan laporan
5
C. AKTIFITAS AUDIT
Proses pelaksanaan audit terdiri dari kegiatan untuk :
- Memastikan (konfirmasi dan verifikasi);
- Menilai (mengevaluasi dan mengukur); dan
- Merekomendasi (memberi saran/masukan)
Ketiga kegiatan diatas umumnya dilakukan oleh auditor dengan cara :
- Telaah dokumen
- Observasi
- Meminta penjelasan dari auditee (yang diaudit)
- Meminta peragaan dilakukan auditee
- Membandingkan kenyataan dengan standar/kriteria
- Meminta bukti atas suatu kegiatan/transaksi
- Pemeriksaan secara fisik terhadap fasilitas
- Pemeriksaan silang (cross-check)
- Mengakses catatan yang disimpan auditee
- Mewawancarai auditee
- Menyampaikan angket survei
- Menganalisa data
6
BAB III
INTERNAL AUDIT
1. Desain Study
Studi ini merupakan studi kuantitatif dengan jenis (metode pengambilan data) Cross
sectional. Adapun studi kualitatif dilakukan untuk menggali lebih dalam prioritas
masalah yang ada serta memperoleh informasi lainnya guna pemecahan masalah,
setelah studi kuantitatif dilakukan.
2. Populasi
Populasi adalah karyawan Puskesmas yang bekerja pada unit/kelompok kerjanya,
yang terpilih berdasarkan tingkat kepentingan manajemen Puskesmas.
3. Tahapan dan Alat Ukur /Instrumen
Tahap I : Penyusunan rencana audit
Menentukan unit-unit kerja yang akandiaudit, tujuan audit, penjadwalan
audit dan penyusunaninstrumen audit.
Tahap II : Tahap pengumpulan data
Pengumpulan data menggunakan instrument panduan audit yang disusun
berdasarkan standar tertentu (misalnya standar akreditasi,
standar/panduan program, standar pelayanan minimal, standar/ indicator
kinerja) untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap standar tersebut.
Tahap III: Tahap analisis data audit, perumusan masalah, prioritas masalah dan
rencana tindaklanjut audit.
TahapIV :Tahap pelaporan dan diseminasi hasil audit.
7
BAB IV
PELAPORAN
Pelaporan disampaikan sebaiknya segera atau paling lama satu minggu setelah pelaksanaan
audit internal selesai.
8
BAB V
Setelah auditor melaporkan hasil audit nya maka perlu ditindaklanjuti oleh Kepala
Puskesmas dan Penanggungjawab manajemen mutu antara lain :
9
BAB VI
PENUTUP
Panduan ini disusun untuk membantu pelaksanaan audit internal Puskesmas agar
pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien dan bermanfaat bagi
organisasi. Dalam penyusunan panduan ini masih banyak kekurangan, maka saran dan
masukan dibutuhkan untuk perbaikan panduan audit internal ini.
Pelaksanaan audit internal dapat terlaksana dengan baik bukan hanya karena adanya
panduan audit internal yang baik tetapi juga didukung dengan program kerja, instrumen,
pelaksanaan, analisa, dan rekomendasi serta tak kalah pentingnya adalah tindak lanjut hasil
audit internal untuk perbaikan atau pencegahan dalam penyelenggaraan kegiatan
Puskesmas guna meningkatkan mutu dan kinerja Puskesmas.
10