Anda di halaman 1dari 6

TUGAS K3 (KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA )

OLEH :

NAMA : I Made Adi Pramana


NIM : 1715061020

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2018
Metode Pemasangan Penangkal Petir
Pemasangan penangkal petir adalah memberikan saluran elektrik dari atas
bangunan ke tanah menggunakan kawat tembaga dengan tujuan bila ada sambaran
petir yang mengenai atas bangunan maka arus petir bisa mengalir ke bumi atau
ground dengan baik. Standart kabel yg di gunakan adalah minimal 50
mm” (SNI), untuk memilih kabel di bawah 50 mm” tidak di sarankan walau
kenyataan di lapangan banyak di gunakan dan dipastikan penangkal petir tersebut
tidak akan bekerja efektif dan efisien. Ingat cara pasang alat penangkal petir yang
bekerja sempurna harus mempunyai nilai hambatan jauh dibawah satu ohm atau
mendekati nilai nol ohm.

Dibawah ini akan saya bahas detil cara pemasangan penangkal petir
dengan baik dan benar sesuai dengan standart keamanan (SNI).
Pada dasarnya semua pekerjaan apabila di lakukan dengan mengikuti langkah –
langkah dan prosedur yang sesuai maka akan aman dan terhindar dari sesuatu
yang tidak kita harapkan.

Pertama – tama akan kami bahas meliputi besaran kawat penghantar,nilai


resistansi tanah (grounding) serta ketinggian ujung tombak penangkal petir.
Harus kita ketahui bahwa dalam pemasangan penangkal petir terdapat beberapa
bagian yang harus diprioritaskan terlebih dahulu,contohnya adalah pembuatan
grounding.
1.Pembuatan Grounding Penangkal Petir
Dalam pembuatan grounding ada baiknya memperhatikan tata letak serta
struktur tanah yang akan di pasang atau di tanam cooper rod dan kabel bc yang
akan menjadi titik akhir pelepasan arus listrik yang di akibatkan sambaran petir.
Struktur tanah yang baik serta tata letak yang benar akan membuat pemasangan
lebih maksimal dan optimal.

Adapun struktur dan tekstur tanah untuk grounding yang baik dapat kita
lihat dari beberapa faktor yaitu :

1. Tanah yang memiliki kandungan garam tinggi.


2. Tanah yang memiliki kandungan air yang tinggi.
3. Tanah yang memiliki keasaman yang tinggi.

Untuk menunjang hasil grounding yang maksimal dan keamanan yang


sesuai,baiknya kita menggunakan bahan – bahan Conductor seperti misalnya
Tembaga,Stainless atau Galvanise.

Setelah pengerjaan grounding selesai harapnya di lakukan pengecekan


standart grounding dengan menggunakan alat ukur resistansi tanah MEGA OHM
METER (megger), Nilai tahanan yang di izinkan yaitu maksmal 5 Ohm.
Untuk kedalaman grounding sendiri untuk setiap wilayah berbeda, ada wilayah
yang dengan kedalaman 6 meter sudah baik ( sudah memiliki nilai resistansi di
bawah 5 Ohm , Tetapi ada wilayah tertentu yang sudah dilakukan pengeboran 20
meter bahkan lebih tetapi belum memiliki nilai resistansi yang baik ( masih diatas
5 Ohm ). Faktor tekstur tanah di ataslah yang sangat berpengaruh terhadap hasil
pengeboran tersebut.
2.Pemasangan Kabel Penangkal Petir
Pemasangan kabel yang baik adalah ” Semakin Pendek Panjang Bentang
Penghantar maka Tahanan Bahan Akan semakin Kecil ”
Dalam pemasangan kabel baiknya hindari bila membentuk sudut runcing ( kurang
dari 90 ‘ ) dan bila terdapat jalur kabel yang berbelok pada bangunan maka
sebaiknya harus membentuk sudut radian ( lingkar ) agar tidak terjadi Side
Flashing yang bisa menimbulkan aliran liar petir di struktur bangunan .
Standart teknis kabel yang di gunakan ada beberapa macam pilihan baik dari
kabel tembaga (bc) 30mm,50mm dan kabel NYY” dan semua ( SNI ).
Jika penggunaan kabel lebih dari 50 mm sangat kami sarankan walau agak
mahal,namun hasilnya maksimal. bentuk Kabel penghantar bisa berbagai macam ,
Kawat Terpilin atau Batang Konduktor juga bisa menjadi pilihan dalam
pemasangannya.

3. Pemasangan Ujung Tombak Penangkal Petir


Ada beberapa teknis penyambungan yang terkadang berbeda satu dengan
yang lainnya,namun jangan khawatir karna itu semua adalah perbedaan dari
pabrikan sang pembuat,namun harus di perhatikan dalam penyambungan ujung
tombak penangkal petir haruslah terhubung dengan kuat antara kabel penghantar
dengan ujung tombak/splitzen.

Standarisasi Pemasangan Penangkal Petir

Standarisasi pemasangan penangkal petir adalah sebuah jalur rangkaian kabel


tembaga yang difungsikan sebagai jalan atau aliran bagi petir menuju ke
permukaan bumi atau ground, sehingga petir tidak akan merusak benda-benda
yang dilewatinya.

Ada 3 bagian utama pada

1. Batang penangkal petir ini dipasang pada bagian puncak sebuah bangunan
atau gedung.
2. Kabel konduktor atau kabel tembaga dibuat dari jalinan kawat tembaga.
Diameter jalinan kabel konduktor tembaga ini sekitar 1 cm hingga 2 cm .
Kabel konduktor tembaga berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari
batang penangkal petir yang bermuatan listrik ke tanah. Kabel konduktor
penangkal petir dengan dipasang pada dinding di bagian luar bangunan.
3. Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari
kabel konduktor penangkal petir dengan ke batang pembumian (ground
rod) yang ditanam di tanah. Batang pembumian terbuat dari bahan
tembaga berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 - 3
m

Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka
muatan listrik positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera
merambat naik melalui kabel konduktor penangkal petir dengan , menuju ke ujung
batang penangkal petir disertai . Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat
di atas atap, daya tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif
di ujung-ujung tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan
menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik yang melewati kabel tembaga
penangkal petir itu akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabel konduktor
penangkal petir dengan demikian sambaran petir tidak mengenai bangunan.
Tetapi sambaran petir dapat merambat ke dalam bangunan melalui kawat
jaringan listrik dan bahayanya dapat merusak alat-alat elektronik di bangunan
yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu juga dapat menyebabkan
kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan akibat jaringan listrik
tersambar petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat yang disebut penstabil
arus listrik (surge arrestor), yaitu semacam internal proteksi .

Sejak jaman dahulu kala, manusia selalu ingin mencoba untuk


menjinakkan keganasan alam atau gejala alam, salah satunya adalah bahaya
sambaran petir. Di zaman ini, terdapat beberapa metode untuk melindungi
bangunan dan lingkungan dari sambaran petir. Metode yang paling sederhana tapi
sangat efektif adalah metode Sangkar Faraday. Yaitu dengan melindungi area
yang hendak diamankan dengan melingkupinya memakai konduktor yang
dihubungkan dengan pembumian (grounding).

Pemasangan adalah memberikan saluran elektrik dari atas bangunan ke


tanah menggunakan kawat tembaga dengan tujuan bila ada sambaran petir yang
mengenai atas bangunan maka arus petir bisa mengalir ke bumi atau ground
dengan baik. Standart kabel yg di gunakan adalah minimal 50 mm” (SNI), untuk
memilih kabel di bawah 50 mm” tidak di sarankan walau kenyataan di lapangan
banyak di gunakan dan dipastikan penangkal petir tersebut tidak akan bekerja
efektif dan efisien. Ingat yang bekerja sempurna harus mempunyai nilai
hambatan jauh dibawah satu ohm atau mendekati nilai nol ohm.

Standar instalasi penangkal petir yang benar adalah sebagai beikut.


Langkah pertama yang harus di lakukan adalah memilih jalur penurunan kabel,
ada 2 hal penting dalam pemilihan jalur kabel ini. Pertama jalur kabel
tembaga yang paling pendek dengan pertimbangan lebih hemat dan hambatan
kabel tembaga yang paling kecil, hal kedua yang juga harus diperhatikan adalah
diusahakan sedikit mungkin belokan/tekukan agar tidak terjadi loncatan keluar
jalur kabel (Site Flasing) dan pekerjaan pemasangan dimulai dari bawah / ground.

Anda mungkin juga menyukai