Anda di halaman 1dari 7

BAB III

PEMASANGAN PENANGKAL PETIR

A. Pemasangan Penangkal Petir Konvensional

1. Instalasi Penangkal Petir

Untuk mengantisipasi resiko bilamana petir berada dekat rumah kita, perlu membuat sistim
penangkal petir (grounding system) di rumah kita. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi
resiko kita dari sambaran petir dan juga barang barang elektronik dari arus lebih yang
diakibatkan oleh petir yang mengenai sekeliling rumah Tetapi dengan pembuatan penangkal
petir berarti bukan 100% membuat kita aman dari resiko petir tersebut.

Berikut uraian bagaimana membuat sistim instalasi penangkal petir konvensional yang bisa
diterapkan di bangunan rumah tinggal.

Secara umum bagian dan sistim pemasagan penangkal petir adalah sebagai berikut :

 Batang Penangkal Petir, sering disebut Splitzen.


 Pengkabelan (Konduktor). Adalah merupakan penghantar aliran dari penangkal petir
ke pembumian (pentanahan). Kable yang digunakan untuk yang jauh dari
jangkauan biasanya jenis kabel BC ( kabel tembaga terbuka) dan untuk yang
mudah dalam jangkauan menggunakan kabel BCC atau NYY (kabel tembaga
terbungkus).
 Terminal,
 Pembumian/ Pentanahan. Adalah bagian yang meneruskan hantaran ke tanah.
Menggunakan sejenis pipa tembaga (cooper rod) diameter 1/2 inch panjang 3 -4 m.
Dari gambaran tersebut diatas , dapat dijelaskan fungsi pembumian adalah :

 Menghantar muatan dari petir ke bumi.


 Bilamana ada arus lebih yang masuk dari jaringan listrik, dengan menggunakan alat
bantu arester yang sudah di integarsikan ke sistim pembumian maka tegangan lebih
dapat dihantarkan ke bumi, hal ini akan mengurangi kerusakan sitim dan peralatan
elektronik didalam rumah.
 Bilamana ada tegangan lebih yang masuk kedalam sistim jaringan listrik didalam
rumah, alat-alat elektronik yang sudah diintegrasikan kedalam sistim pembumian
sehingga tegangan lebih akan dihantarkan ke bumi, hal ini akan mengurangi
kerusakan barang barang elektronik di dalam rumah. Kita dapat membuat sub –sub
terminal didalam rumah tapi harus memperhatikan faktor keamanan dan estetika.

2. Komponen Penangkal Petir

1. Splitzen/ Air Terminal

Dalam sistem proteksi petir konvensional di Indonesia Air Terminal juga disebut
sebagai splitzen dan untuk orang awam di Indonesia mengenalnya sebagai tombak penangkal
petir. Splitzen atau tombak ini di pasang vertikal diatas atap bangunan dengan posisi ujung
tombak yang runcing menghadap ke atas. Ada 2 bentuk Tombak atau Splitzen yang pada
umumnya dipasang dalam sistem proteksi petir konvensional di bangunan rumah atau
gedung, yang pertama berbentuk tombak lurus angunan gedung dan rumah, yang kedua
berbentuk trisula (dipercaya beberapa orang memiliki radius penangkapan sambaran petir
lebih luas dari yang berbentuk lurus).
2. Konduktor

Kabel Konduktor dalam sistem proteksi petir konvensional berfungsi


menghubungkan Air Terminal/tombak/splitzen ke komponen sistem proteksi petir lainnya
dan ke sistem grounding atau sistem pertanahan. Jika ada sambaran petir yang tertangkap
oleh air terminal/tombak/splitzen maka arus petir tersebut akan segera disalurkan melalui
kabel konduktor tersebut. Kabel Konduktor untuk sistem proteksi petir umumnya berbahan
tembaga tanpa bungkus atau dikenal dengan sebutan Kabel BC (Bare Cooper). Kabel BC ini
terdiri dari beberapa ukuran kabel yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, semakin besar
ukuran kabelnya semakin baik penyaluran arus petirnya.
B. Pemasangan Penangkal Petir Elektrostatis

1. Instalasi Penangkal Petir

Air Terminal Penangkal Petir Elektrostatis adalah alat penerima sambaran petir yang
berbasis kerja ESE (Early Streamer Emission Lightning Conductor). Dengan sistim kerja
mengumpulkan energi awan disaat ada awan energi melintas di area perlindungan, kemudian
menjemput kilatan petir dengan mengeluarkan lidah api penuntun keudara (streamer),
menangkap dan menyalurkan ke bumi. Meskipun seluruh terminal unit penangkal petir
elektrostatis berbasis kerja sama yaitu ESE (Early Streamer Emission Lightning Conductor),
akan tetapi anti petir atau penangkal petir Flash Vectron di rancang khusus untuk digunakan
didaerah yang beriklim tropis seperti di Indonesia. Proteksi eksternal adalah instalasi dan
alat-alat di luar suatu struktur bangunan untuk menangkap dan menghantarkan arus petir ke
sistem pembumian (grounding). Dengan kata lain, proteksi eksternal berfungsi sebagai ujung
tombak penangkap muatan listrik dan arus petir di areal yang telah dipasang sistem proteksi
petir.

Cara Kerja :
Pada saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik
positif di tanah (bumi) akan segera tertarik keatas. Muatan listrik itu kemudian segera
merambat naik melalui kabel konduktor penangkal petir, menuju ke ujung batang penangkal
petir konvensional atau batang penangkal petir radius. Pada saat muatan listrik negatif berada
cukup dekat di atas atap, daya tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan
positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua
muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah melalui
kbael konduktor / kabel bc penangkal petir, melalui kabel konduktor penangkal petir / kabel
bc penangkal petir, sehingga sambaran petir tidak mengenai bangunan / gedung. Tetapi
sambaran petir dapat merambat ke dalam bangunan melalui kawat jaringan listrik dan
bahayanya dapat merusak alat-alat elektronik di bangunan yang terhubung ke jaringan listrik
itu, selain itu juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan
akibat jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat penangkal
petir internal yang disebut penstabil arus listrik (surge arrestor) penangkal petir.
Secara umum bagian dan sistim pemasagan penangkal petir adalah sebagai berikut :

 Pada tahap awal pengerjaan di mulai dengan mengerjakan bagian grounding


system terlebih dahulu, dengan pertimbangan keamanan dan kemudahan. Kemudian
dilakukan pengukuran resistansi atau tahanan tanah menggunakan Earth Testermeter,
apabila hasil pengukuran tersebut menunjukan < 5 Ohm maka tahapan kerja
berikutnya dapat dilakukan. Seandainya hasil resistansi atau tahanan tanah
menunjukan > 5 Ohm maka di lakukan pembuatan atau penambahan grounding lagi
di sebelahnya dan di pararelkan dengan grounding pertama agar resistansi atau
tahanan tanahnya menurun sesuai dengan standarnya < 5 Ohm.

 Setelah selesai membuat grounding, langkah berikutnya adalah memasang kabel


penyalur (Down Conductor) dari titik grounding sampai keatas bangunan, tentunya
dengan mempertimbangkan jalur kabel yang terdekat dan hindari banyak belokan atau
tekukkan 90 derajat sehingga kebutuhan material dan kualitas instalasi dapat efektif
dan efisien. Kabel penyalur petir yang biasa di gunakan antara lain kabel BC (Bare
Copper), kabel NYY atau kabel Coaxial. Untuk tempat – tempat tertentu sebaiknya di
beri pipa pelindung (Conduite) dengan maksud kerapihan dan keamanan.
 Bila kabel penyalur petir telah terpasang dengan rapih, maka tahap selanjutnya
pemasangan head terminal petir tentunya harus terhubung dengan kabel
penyalur tersebut sampai ke grounding system.

2. Komponen Penangkal Petir

1. Splitzen/Air Terminal

Bagian-bagian dari splitzen penangkal petir elektrostatis :

 Head Copper.

Banyak kalangan instalatir penangkal petir menyebutnya split, tombak. Bentuk


komponen ini seperti silinder dan runcing di salah satu ujungnya. Memiliki fungsi
yang terutama sebagai penerima sambaran petir yang datang dari awan dan diteruskan
ke bumi, dengan melewati hantaran penurunan. Head copper langsung terhubung
dengan kabel penghantar penurunan dengan menggunakan join skoen yang berada
dalam body air terminal elektrostatis.
 Disch Vertical.
Untuk yang satu ini kami biasa menyebutnya dengan sirip, karena bentuknya yang
pipih. Fungsi komponen ini untuk membantu disch horizontal menyalurkan muatan
negatif untuk didistribusikan ke bumi melalui head copper. Disch vertical terpasang
pada body bagian atas dekat dengan head copper dengan cara sekrup (screw).

 Disch Horizontal.
Sesuai dengan modelnya, disebut juga tanduk. Bentuk silinder L dengan sudut
runcing di salah satu ujungnya. Memiliki kegunaan sebagai pengumpul muatan
negative di daerah yang terproteksi dan dialirkan ke disch vertical, kamudian
disalurkan ke head copper. Dipasang pada body terminal bagian tengah . Untuk
pemasangannya tanduk yang runcing menghadap atas.

 Body Terminal.
Berfungsi sebagai isolator untuk mengurangi adanya induksi. Terdapat perangkat
yang berfungsi mengaktifkan sistem elektrostatis. Bentuknya silinder dengan top
bertingkat untuk pemasangan head copper, disch vertical dan disch horizontal.
Terbuat dari material solid dan keras tapi bersifat isolator.

2. Konduktor

Kabel Konduktor dalam sistem proteksi petir konvensional berfungsi


menghubungkan Air Terminal/tombak/splitzen ke komponen sistem proteksi petir lainnya
dan ke sistem grounding atau sistem pertanahan. Jika ada sambaran petir yang tertangkap
oleh air terminal/tombak/splitzen maka arus petir tersebut akan segera disalurkan melalui
kabel konduktor tersebut. Kabel Konduktor untuk sistem proteksi petir umumnya berbahan
tembaga tanpa bungkus atau dikenal dengan sebutan Kabel BC (Bare Cooper). Kabel BC ini
terdiri dari beberapa ukuran kabel yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, semakin besar
ukuran kabelnya semakin baik penyaluran arus petirnya.

Anda mungkin juga menyukai