A. ASKEP DEWASA
1. GAGAL GINJAL AKUT
N DIAGNOSA
TUJUAN PERENCANAAN KEPERAWATAN EVALUASI
O KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume Setelah □ Awasi denyut jantung, TD, dan
cairan b.d dilakukan CVP.
mempengaruhi tindakan □ Catat pemasukan dan pengeluaran
mekanisme keperawatan akurat. Termasuk cairan
regulatori (gagal selama 3x 24 “tersembunyi” seperti aditif
ginjal) dengan jam, Kelebihan antibiotik. Ukur kehilangan GI dan
retensi air. volume cairan perkirakan kehilangan tak kasat
bisa teratasi mata, contoh berkeringat.
dengan kriteria □ Awasi berat jenis urine
hasil : Pasien □ Kaji kulit, wajah area tergantung
menunjukkan untuk edema. evaluasi derajat edema
haluaran urin (pada skala +1 sampai +4).
tepat dengan □ Kaji tingkat kesadaran , selidiki
berat jenis/hasil perubahan mental, adanya gelisah.
laboratorium □ Auskultasi paru dan bunyi jantung.
mendekati □ Timbang berat badan tiap hari
normal, berat dengan alat dan pakaian yang sama.
badan stabil, □ Rencanakan penggantian cairan
tanda vital pada pasien, dalam pembatasan
dalam batas multipel. Berikan minuman yang
normal, tak ada disukai sepanjang 24 jam. Berikan
edema bervariasi contoh panas, dingin,
beku.
2. Resiko tinggi Setelah □ Awasi TD dan frekuensi jantung.
terhadap penurunan dilakukan □ Observasi EKG untuk perubahan
curah jantung b.d tindakan irama.
kelebihan cairan keperawatan □ Auskultasi bunyi jantung.
(disfungsi/gagal selama 3x24 □ Kaji warna kulit, membran mukosa,
ginjal, kelebihan jam, resiko dan dasar kuku. Perhatikan waktu
pemberian cairan). tinggi terhadap pengisian kapiler.
penurunan curah □ Perhatikan terjadinya nadi lambat,
jantung bisa hipotensi, kemerahan, mual/muntah,
teratasi dengan dan penurunan tingkat kesadaran
kriteria hasil : (depresi SSP).
Mempertahanka □ Selidiki laporan kram otot
n curah jantung kebas/kesemutan pada jari, dengan
Page 1
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 2
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 3
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 4
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
2. THYPOID
NO DIAGNOSA
TUJUAN PERENCANAAN KEPERAWATAN EVALUASI
KEPERAWATAN
1 Peningkatan suhu Setelah □ Jelaskan kepada pasien
tubuh b.d infeksi dilakukan perlunya tirah baring atau
kuman tindakan mengurangi aktifitas fisik.
salmonellatyphi. keperawatan □ Anjurkan untuk minum banyak
selama 3x24 air putih (2-3 liter) sehari.
jam, □ Beri kompres hangat dikepala,
Peningkatan ketiak dan kedua lipat paha diganti
suhu tubuh bisa secara tiap15 menit.
teratasi dengan □ Ciptakan lingkungan yang
kriteria hasil tenang dan sejuk dengan sirkulasi
Suhu tubuh udara baik.
dapat □ Berikan pakaian yang
dipertahankan menyerap keringat danganti alat-alat
dalam batas tenun atau pakaian yang basah
normal setelah apabila perlu.
diberikan □ Catat hasil observasi vital sign
tindakan (suhu, nadi, pernafasan) setiap dua
keperawatan jam sampai suhu tubuh normal.
(suhu tubuh □ Catat hasil observasi
normal 36-37 pemasukan dan pengeluaran cairan.
derajat celcius).
Page 5
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 6
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
tanda malnutrisi,
Menunjukkan
berat badan
yang seimbang.
Page 7
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
NO DIAGNOSA
TUJUAN PERENCANAAN KEPERAWATAN EVALUASI
KEPERAWATAN
1. peningkatan suhu Setelah □ Kaji saat timbulnya demam.
tubuh b.d proses dilakukan □ Observasi tanda vital (suhu, nadi,
infeksi virus dangue tindakan tensi, pernafasan) setiap 2-3 jam.
keperawatan □ Anjurkan pasien untuk banyak
selama 3x24 minum (2,5 liter/24 jam).
jam, □ Berikan kompres air hangat
peningkatan dikepala, kedua ketiak atau lipat
suhu tubuh bisa paha.
teratasi dengan □ Observasi dan catat intake-out put
kriteria hasil setiap 24 jam.
Suhu tubuh □ Anjurkan untuk tidak memakai
normal 36-37 selimut dan pakaian yang tebal.
derajat celcius. □ Berikan terapi cairan intravena dan
Pasien obat-obatan sesuai indikasi dokter
mengatakan □ Ciptakan lingkungan yang nyaman.
tidak demam
lagi.
2. Gangguan rasa Setelah □ Kaji sejauh mana tingkat rasa nyeri.
nyaman nyeri dilakukan □ Observasi tanda-tanda vital 2-3 jam
epigastrik b.d tindakan □ Anjurkan dan ajarkan pasien untuk
peningkatan sekresi keperawatan melakukan teknik relaksasi.
lambung. selama 3x24 □ Laksanakan program medic sesuai
jam, Gangguan anjuran sesuai pemberian antasida.
rasa nyaman □ Beri makanan sesuai program diet
nyeri epigastrik dalam porsi kecil tapi sering.
bisa teratasi
dengan kriteria
hasil Nyeri
epigastrik
berkurang atau
hilang.
3. Potensial terjadi Setelah □ Kaji tanda dan gejala kurang
kurang pemasukan dilakukan volume cairan, selaput mukosa
cairan vaskuler b.d tindakan mulut kering haus dan produksi
keluarnya cairan keperawatan urine menurun.
intravaskuler ke selama 3x24 □ Observasi tanda-tanda vital.
ekstra vaskuler. jam, Potensial □ Laksanakan program medic.
terjadi kurang □ Infus RL atau cairan pengganti
pemasukan plasma
cairan vaskuler □ Kplaborasi dengan dokter untuk
bisa teratasi Pemeriksaan laboratorium H2TL
dengan kriteria tiap 4 jam pada hari pertama
hasil : Pasien selanjutnya setiap 24 jam atau
Page 8
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 9
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
diberikan
tindakan
keperawatan
3. Hematokrit
dalam batas
normal
4. Tidak gelisah
5. Produksi
urine 30
cc/jam
6 Potensial terjadi Setelah □ Sari makanan 6 kali sehari dalam
perubahan dilakukan porsi kecil
pemenuhan nutrisi tindakan □ Berikan makanan dalam keadaan
kurang dari keperawatan hangat dan mudah dicerna
kebutuhan tubuh selama 3x24 □ Bantu pasien / damping saat makan
b.d masukan yang jam, Potensial □ Anjurkan bernafas panjang pada
kurang akibat mual terjadi saat mual
muntah, sakit perubahan □ Kaji keluhan mual, sakit menelan
menelan dan tidak pemenuhan dan perkembangan nafsu makan
nafsu makan nutrisi kurang □ Catat makanan yang dihabiskan
dari kebutuhan □ Monitor hasil laboratorim HB, HT,
tubuh bisa Trombosit
teratasi dengan □ Beri terapi sesuai program dokter.
kriteria hasil
:Pasien tidak
kekurangan
nutrisi yang
ditandai dengan
pasien dapat
menghabiskan
porsi makanan
yang disajikan
Page 10
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
4. TUBERCULOSIS
NO DIAGNOSA
TUJUAN PERENCANAAN KEPERAWATAN EVALUASI
KEPERAWATAN
1 Resiko tinggi b.d Setelah □ Kaji patologi penyakit (aktif/fase tak
kerusakan dilakukan aktif, diseminasi infeksi melalui
jaringan/tambahan tindakan bronkus untuk membatasi jaringan
infeksi keperawatan atau melalui aliran darah/system
selama 3x24 limfatik) dan potensial penyebaran
jam, Resiko infeksi melalui udara selama batuk,
tinggi bisa bersin, meludah, bicara, tertawa,
teratasi dengan menyanyi.
kriteria hasil □ Identifikasi orang lain yang
Mengidentifika beresiko, contohnya anggota
si intervensi keluarga, sahabat karib/teman.
untuk □ Anjurkan pasien untuk batuk/bersin
mencegah/men dan mengeluarkan pada tisu dan
urunkan resiko menghindari meludah. Kaji
penyebaran pembuangan tisu sekali pakai dan
infeksi teknik mencuci tangan yang tepat.
Dorong untuk mengulangi
demonstrasi.
□ Kaji tindakan control infeksi
sementara, contohnya masker atau
isolasi pernafasan
□ Awasi suhu sesuai indikasi.
□ Identifikasi factor resiko terhadap
individu terhadap pengaktifan
berulang tuberculosis.
□ Tekankan pentingnya mengikuti dan
kultur ulang secara periodic terhadap
sputum untuk lamanya terapi.
□ Dorong memilih/mencerna makanan
seimbang, berikan makanan kecil
pada jumlah makanan besar yang
tepat
Page 11
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 12
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 13
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
5. DIABETES MELITUS
DIAGNOSA
NO TUJUAN PERENCANAAN KEPERAWATAN EVALUASI
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan Manajemen nyeri :
injuri fisik tindakan □ Kaji tingkat nyeri secara
keperawatan komprehensif termasuk lokasi,
selama 3x24 jam, karakteristik, durasi, frekuensi,
Nyeri akut bisa kualitas
teratasi dengan □ Observasi reaksi nonverbal dari
kriteria hasil : ketidaknyamanan.
Pasien □ Gunakan teknik komunikasi
mengatakan terapeutik untuk mengetahui
nyeri berkurang pengalaman nyeri pasien
(skala 2-3) sebelumnya.
ekspresi wajah □ Kontrol lingkungan yang
tenang mempengaruhi nyeri seperti suhu
v/s dbn (TD ruangan, pencahayaan, kebisingan.
120/80 mmHg, N: □ Pilih dan lakukan penanganan nyeri
60-100 x/mnt, RR: (farmakologis/non farmakologis)..
16-20x/mnt) □ Ajarkan teknik non farmakologis
Pasien dapat (relaksasi, distraksi dll) untuk
istirahat dan tidur mengatasi nyeri..
□ Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.\
□ \Evaluasi tindakan pengurang
nyeri/kontrol nyeri.
□ Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri.
Administrasi analgetik :.
□ Cek program pemberian analogetik;
jenis, dosis, dan frekuensi.
□ Cek riwayat alergi..
□ Tentukan analgetik pilihan, rute
pemberian dan dosis optimal.
□ Monitor TTV sebelum dan sesudah
pemberian analgetik.
□ Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri muncul.
□ Evaluasi efektifitas analgetik, tanda
dan gejala efek samping.
2 Potensial Setelah dilakukan □ Pantau tanda dan gejala infeksi
Komplikasi ( PK ) : tindakan primer & sekunder
Infeksi keperawatan □ Bersihkan lingkungan setelah
selama 3x24 jam, dipakai pasien lain.
Page 14
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 15
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
makan.
□ Monitor lingkungan selama makan.
□ Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak bersamaan dengan waktu pasien
makan.
□ Monitor adanya mual muntah.
□ Monitor intake nutrisi dan kalori.
4 Potensial Setelah dilakukan Managemen Hipoglikemia:
Komplikasi (PK): tindakan □ Monitor tingkat gula darah sesuai
Hipo / keperawatan indikasi
Hiperglikemi selama 3x24 jam, □ Monitor tanda dan gejala hipoglikemi
Potensial ; kadar gula darah < 70 mg/dl, kulit
Komplikasi (PK): dingin, lembab pucat, tachikardi,
Hipo / peka rangsang, gelisah, tidak sadar ,
Hiperglikemi bisa bingung, ngantuk.
teratasi dengan □ Jika pasien dapat menelan berikan jus
kriteria hasil : jeruk / sejenis jahe setiap 15 menit
diharapkan perawat sampai kadar gula darah > 69 mg/dl
akan menangani □ Berikan glukosa 5 % dalam IV sesuai
dan meminimalkan prosedur
episode hipo / Managemen Hiperglikemia
hiperglikemia. □ Monitor tanda dan gejala diabetik
ketoasidosis ; gula darah > 300
mg/dl, pernafasan bau aseton, sakit
kepala, pernafasan kusmaul,
anoreksia, mual dan muntah,
tachikardi, TD rendah, polyuria,
polidypsia,poliphagia, keletihan,
pandangan kabur atau kadar
Na,K,Po4 menurun.
□ Monitor v/s :TD dan nadi sesuai
indikasi
□ Berikan insulin sesuai order
□ Pertahankan akses IV
□ Berikan IV fluids sesuai kebutuhan
□ Dampingi/ Bantu ambulasi jika
terjadi hipotensi
□ Batasi latihan ketika gula darah >250
mg/dl khususnya adanya keton pada
urine
□ Anjurkan banyak minum
Page 16
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 17
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 18
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
6. HEPATITIS
N DIAGNOSA
TUJUAN PERENCANAAN KEPERAWATAN EVALUASI
O KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi: Setelah dilakukan □ Awasi pemasukan diet/jumlah kalori.
kurang dari tindakan Berikan makan sedikit dalam
kebutuhan b.d keperawatan frekuensi sering dan tawarkan makan
kegagalan masukan selama 3x24 jam, pagi paling besar.
untuk memenuhi Perubahan nutrisi: □ Berikan perawatan mulut sebelum
kebutuhan kurang dari makan.
metabolik: kebutuhan bisa □ Anjurkan makan pada posisi duduk
anoreksia, teratasi dengan tegak.
mual/muntah dan kriteria hasil : □ Dorong pemasukan sari jeruk,
gangguan absorbsi minuman karbonat dan permen berat
dan metabolisme □ Pasien akan sepanjang hari
pencernaan menunjukkan □ Berikan obat sesuai indikasi.
makanan: perilaku
penurunan perubahan pola Antasida (contoh mylanta).
peristaltik (refleks hidup untuk Vitamin (contoh Bcompleks).
viseral), empedu meningkatkan/m Terapi steroid (contoh prednison
tertahan empertahankan
berat badan □ Berikan tambahan makanan/nutrisi
yang sesuai. dukungan total bila dibutuhkan
□ Pasien akan
menunjukkan
peningkatan
berat badan
mencapai tujuan
dengan nilai
laboratorium
dan bebas tanda
malnutrisi.
Page 19
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
intensitas dan
lokasinya
3 Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan □ Pertahankan teknik aseptik
Faktor-faktor resiko tindakan □ Batasi pengunjung bila perlu
: keperawatan □ Cuci tangan setiap sebelum dan
□ Prosedur Invasif selama 3x24 jam, sesudah tindakan keperawatan
□ Kerusakan Resiko infeksi □ Gunakan baju, sarung tangan sebagai
jaringan dan bisa teratasi alat pelindung
peningkatan dengan kriteria □ Ganti posisi IV perifer dan dressing
paparan hasil tidak sesuai dengan petunjuk umum
lingkungan mengalami infeksi □ Gunakan kateter intermiten untuk
□ Malnutrisi dengan kriteria menurunkan infeksi kandung kemih
□ Peningkatan hasil: □ Tingkatkan intake nutrisi
paparan □ Pasien bebas □ Berikan terapi
lingkungan dari tanda dan antibiotik:.................................
patogen gejala infeksi □ Monitor tanda dan gejala infeksi
□ Imonusupresi □ Menunjukkan sistemik dan lokal
□ Tidak adekuat kemampuan □ Pertahankan teknik isolasi k/p
pertahanan untuk □ Inspeksi kulit dan membran mukosa
sekunder mencegah terhadap kemerahan, panas, drainase
(penurunan Hb, timbulnya □ Monitor adanya luka
Leukopenia, infeksi □ Dorong masukan cairan
penekanan respon □ Jumlah leukosit □ Dorong istirahat
inflamasi) dalam batas □ Ajarkan pasien dan keluarga tanda
□ Penyakit kronik normal dan gejala infeksi
□ Imunosupresi □ Menunjukkan □ Kaji suhu badan pada pasien
□ Malnutrisi perilaku hidup neutropenia setiap 4 jam
□ Pertahan primer sehat
tidak adekuat □ Status imun,
(kerusakan kulit, gastrointestinal,
trauma jaringan, genitourinaria
gangguan dalam batas
peristaltik) normal
Page 20
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 21
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
7. APENDIKSITIS
NO DIAGNOSA
TUJUAN PERENCANAAN KEPERAWATAN EVALUASI
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b.d agen Setelah Manajemen nyeri :
injuri fisik (insisi dilakukan □ Kaji tingkat nyeri secara komprehensif
pembedahan pada tindakan termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
apendiktomi) keperawatan frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
selama 3x24 □ Observasi reaksi nonverbal dari
jam, Nyeri ketidaknyamanan.
akut bisa □ Gunakan teknik komunikasi terapeutik
Tteratasi dengan untuk mengetahui pengalaman nyeri
kriteria hasil : pasien sebelumnya.
pasien □ Kontrol faktor lingkungan yang
melaporkan mempengaruhi nyeri seperti suhu
nyeri ruangan, pencahayaan, kebisingan.
berkurang, □ Kurangi faktor presipitasi nyeri.
skala nyeri 2-3 □ Pilih dan lakukan penanganan nyeri
ekspresi (farmakologis/non farmakologis).
wajah tenang □ Ajarkan teknik non farmakologis
dan pasien (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi
mampu nyeri.
istirahat □ Berikan analgetik untuk mengurangi
V/S dbn nyeri.
(TD 120/80
mmHg, N: 60- Administrasi analgetik :.
100 x/mnt, RR: □ Cek program pemberian analgetik; jenis,
16-20x/mnt) dosis, dan frekuensi.
□ Cek riwayat alergi.
□ Tentukan analgetik pilihan, rute
pemberian dan dosis optimal.
□ Monitor TTV sebelum dan sesudah
pemberian analgetik.
□ Berikan analgetik tepat waktu terutama
saat nyeri muncul.
□ Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan
gejala efek samping.
Page 22
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 23
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
makan.
□ Monitor adanya mual muntah.
□ Monitor adanya gangguan dalam
proses mastikasi/input makanan
misalnya perdarahan, bengkak dsb.
□ Monitor intake nutrisi dan kalori.
4 Resiko infeksi b.d Setelah Kontrol infeksi :
tindakan invasif, dilakukan □ Bersihkan lingkungan setelah dipakai
insisi post tindakan pasien lain.
pembedahan, keperawatan □ Batasi pengunjung bila perlu.
penurunan daya selama 3x24 □ Intruksikan kepada keluarga untuk
tahan tubuh primer jam, Resiko mencuci tangan saat kontak dan
infeksi bisa sesudahnya.
teratasi dengan □ Gunakan sabun anti microba untuk
kriteria hasil mencuci tangan.
:infeksi □ Lakukan cuci tangan sebelum dan
terkontrol dan sesudah tindakan keperawatan.
terdeteksi dg □ Pertahankan lingkungan yang aseptik
Kriteria Hasil: selama pemasangan alat.
Tidak ada □ Lakukan perawatan luka, drainage dan
tanda-tanda dresing infus, kateter setiap hari.
infeksi. □ Tingkatkan intake nutrisi dan cairan
TTV dbn □ berikan antibiotik sesuai program.
Proteksi infeksi
□ Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal.
□ Monitor kerentanan terhadap infeksi.
□ Pertahankan teknik aseptik untuk setiap
tindakan
□ Inspeksi kulit dan mebran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase.
□ Inspeksi kondisi luka, insisi bedah.
□ Ambil kultur jika perlu
□ Dorong masukan nutrisi dan cairan
yang adekuat.
□ Dorong istirahat yang cukup.
□ Monitor perubahan tingkat energi.
□ Dorong peningkatan mobilitas dan
latihan.
□ Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai program.
□ Ajarkan keluarga/pasien tentang tanda
dan gejala infeksi.
□ Laporkan kecurigaan infeksi.
□ Laporkan jika kultur positif.
5 Potensial Setelah □ Pantau tanda dan gejala perdarahan
Komplikasi: dilakukan post operasi.
Perdarahan tindakan □ kolaborasi untuk tranfusi bila terjadi
keperawatan perdarahan (hb < 10 gr%)
Page 24
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 25
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
8. ANEMIA
Page 26
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
kan
peningkata
n berat
badan atau
berat
badan
stabil
dengan
nilai
laboratoriu
m normal.
□ Tidak
mengalami
tanda
malnutrisi.
□ Menunjuk
kan
prilaku,
perubahan
pola hidup
untuk
meningkat
kan dan /
atau
mempertah
ankan
berat
badan
yang
sesuai.
3. Intoleransi Aktivitas Setelah □ Kaji kemampuan pasien untuk
b.d dilakukan melakukan tugas normal. Catat laporan
ketidakseimbangan tindakan kelelahan dan kesulitan menyelesaikan
antara suplai keperawatan tugas.
oksigen selama 3x24 □ Kaji kehilangan / gangguan
(pengiriman) dan jam, Intoleransi keseimbangan gaya jalan, kelemahan
kebutuhan. Aktivitas bisa otot.
teratasi dengan □ Berikan lingkungan tenang. Pertahankan
kriteria hasil : tirah baring bila diindikasikan. Pantau
Tujuan : dan batasi pengunjung, telephone dan
□ Melaporka gangguan berulang tindakan yang tidak
n direncanakan .
peningkata □ Ubah posisi pasien dengan perlahan dan
n toleransi pantau terhadap pusing.
aktivitas □ Prioritaskan jadwal asuhan keperawatan
□ Menunjuk untuk meningkatkan istirahat. Pilih
kan periode istirahat dengan periode aktivitas.
penurunan □ Gunakan teknik penghematan energi,
tanda misalnya, mandi dengan duduk, duduk
Page 27
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 28
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
pola hidup,
yang
diperlukan
sebagai
penyebab,
faktor
pemberat.
Page 29
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
N DIAGNOSA
TUJUAN PERENCANAAN KEPERAWATAN EVALUASI
O KEPERAWATAN
1.N Nyeri dan Setelah □ Pantau pengeluaran urine terhadap
ketidaknyamanan b.d dilakukan perubahan warna, bau dan pola
inflamasi dan infeksi tindakan berkemih, masukan dan pengeluaran
uretra, kandung keperawatan setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis
kemih dan struktur selama 3x24 ulang.
traktus urinarius lain. jam, □ Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-
Nyeri dan 10) penyebaran nyeri.
ketidak □ Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan
nyamanan bisa punggung, lingkungan istirahat;
teratasi dengan □ Bantu atau dorong penggunaan nafas
kriteria hasil dalam
Tujuan : □ Relaksasi: membantu mengarahkan
□ Tidak nyeri kembali perhatian dan untuk relaksasi
waktu otot.
berkemih, □ Berikan perawatan perineal
tidak nyeri
pada perkusi
panggul
2. Perubahan pola
Setelah □ Awasi pemasukan dan pengeluaran
eliminasi b.d
dilakukan karakteristik urin.
obstruksi mekanik tindakan □ Tentukan pola berkemih pasien
pada kandung kemih keperawatan □ Dorong meningkatkan pemasukan
ataupun struktur
selama 3x24 cairan.
traktus jam, □ Kaji keluhan kandung kemih penuh.
urinarius lain. Perubahan pola □ Observasi perubahan status mental:,
eliminasi bisa perilaku atau tingkat kesadaran
teratasi dengan □ Kecuali dikontraindikasikan: ubah
kriteria hasil posisi pasien setiap dua jam
Tujuan :
□ Pola
eliminasi
membaik,
tidak terjadi
tanda-tanda
gangguan
berkemih
(urgensi,
oliguri,
disuria).
3. Kurangnya Setelah □ Kaji ulang proses pemyakit dan harapan
pengetahuan tentang dilakukan yang akan datang.
Page 30
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 31
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
10. HIPERTENSI
N DIAGNOSA
TUJUAN PERENCANAAN KEPERAWATAN EVALUASI
O KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi Setelah dilakukan □ Pantau tekanan darah. Ukur pada kedua
terhadap tindakan keperawatan tangan atau paha untuk evaluasi awal.
penurunan curah selama 3x24 jam, Gunakan ukuran mansetyang tepat dan
jantung Resiko tinggi teknik yang akurat.
terhadap penurunan □ Catat keberadaan, kualitas denyutan
curah jantung sentral, dan perifer.
bisa □ Auskultasi (mendengarkan bunyi atau
teratasi dengan suara dari tubuh pasien) pada tonus
kriteria hasil : jantung dan bunyi napas.
□ Beban kerja □ Amati warna kulit, kelembaban, suhu,
jantung (after dan masa pengisian kapiler.
load) tidak □ Catat edema umum/ tertentu.
meningkat □ Berikan lingkungan yang tenang,
□ tidak terjadi nyaman, kurangi aktivitas/keributan
vasokontriksi lingkungan. Batasi jumlah pengunjung
□ tidak terjadi dan lama tinggal.
iskemia □ Pertahankan pembatasan aktivitas,
miokardia seperti istirahat di tempat tidur / kursi,
□ tidak terjadi membuat jadwal periode istirahat yang
hipertropi / tanpa gangguan, membantu pasien
rigiditas melakukan aktivitas perawatan diri
(kekakuan) sesuai kebutuhan.
ventrikuler. □ Lakukan tindakan-tindakan nyaman,
Kriteria hasil : seperti pijatan punggung dan leher atau
□ pasien meninggikan kepala tempat tidur.
berpartisipasi □ Anjurkan teknik relaksasi, panduan
dalam aktivitas imajinasi dan aktivitas pengalihan.
yang dapat □ Pantau respon terhadap obat untuk
menurunkan mengontrol tekanan darah.
tekanan darah.
□ Mempertahanka
n tekanan darah
dalam rentan
individu yang
dapat diterima.
□ Irama dan
denyut jantung
dalam batas
normal.
2. Intoleransi Setelah dilakukan □ Kaji respon pasien terhadap aktivitas,
aktivitas tindakan keperawatan perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20
selama 3x24 jam, kali permenit diatas frekuensi istirahat,
Page 32
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 33
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 34
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 35
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
11. GASTRITIS
N DIAGNOSA
TUJUAN PERENCANAAN KEPERAWATAN EVALUASI
O KEPERAWATAN
1 Gangguan Setelah dilakukan □ Kaji turgor kulit
keseimbangan tindakan □ Catat intake dan output cairan
cairan keperawatan selama □ Pertahankan intake oral dan tingkatkan
kurang dari 3x24 jam, sesuai toleransi
kebutuhan tubuh Gangguan □ Hindari cairan yang bersifat asam yang
b.d intake yang keseimbangan cairan dapat meningkatkan asam lambung
kurang dan kurang dari □ Observasi TTV
pengeluaran yang kebutuhan tubuh □ Kolaborasi dalam pemberian antiemetik
berlebih bisa teratasi dengan
Kriteria hasil :
□ Intake terpenuhi
□ TTV dalam batas
normal (TD:
120/80 mmHg,
N:60-80 x/mnt,
S:36-37°C)
□ Turgor kulit
elastis
2 Gangguan rasa Setelah dilakukan □ Catat lokasi, lama, intensitas nyeri
nyaman: nyeri tindakan □ Kompres hangat pada daerah nyeri
b.d mukosa keperawatan selama □ Observasi TTV
lambung yang 3x24 jam, □ Berikan posisi yang nyaman
teriritasi Gangguan rasa □ Ajarkan teknik manajemen nyeri
nyaman: nyeri □ Kolaborasi dalam pemberian analgesik
bisa teratasi dengan
Kriteria hasil :
□ Rasa nyeri
berkurang
□ Keadaan pasien
tampak rileks
□ Skala nyeri: 0
□ TTV dalam batas
normal (TD:
120/80 mmHg,
N: 60-80 x/mnt,
S: 36-37°C)
3 Gangguan Setelah dilakukan □ Kaji faktor penyebab pasien tidak nafsu
pemenuhan tindakan makan
kebutuhan keperawatan selama □ Berikan makanan yang hangat dalam porsi
nutrisi kurang dari 3x24 jam, sedikit tapi sering
kebutuhan tubuh Gangguan □ Hindari pemberian makanan yang dapat
b.d anoreksia pemenuhan merangsang peningkatan asam lambung
kebutuhan □ Hilangkan bau-bau yang menusuk dari
Page 36
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 37
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 38
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
N DIAGNOSA
TUJUAN PERENCANAAN KEPERAWATAN EVALUASI
O KEPERAWATAN
1 Penurunan curah Setelah dilakukan □ Kaji dan pantau vital sign setiap 4 jam
jantung tindakan sesuai indikasi
b.d faktor keperawatan selama □ Berikan dukungan emosional dengan
mekanik 3x24 jam, memberikan penjelasan secara sederhana
Penurunan curah □ Pantau intake dan output cairan
jantung □ Menurunkan beban kerja jantung (mis:
bisa teratasi dengan istirahat, menurunkan kecemasan, terapi
Kriteria hasil : vasodilator)
Page 39
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
3 Perubahan dalam Tujuan: Pasien □ Kaji dan pantau adanya peningkatan atau
volume cairan: memperlihatkan penurunan vena jugularis
berlebihan b.d tidak adanya tanda □ Lakukan pemeriksaan fisik system
gangguan kelebihan beban permafasan secara teratur atau bila
mekanisme cairan dibutuhkan
pengaturan Kriteria Hasil: □ Pertahankan cairan parenteral: hindari
□ Tidak adanya dehidrasi berlebihan dan cepat
odema □ Pantau intake dan output cairan
□ Penurunan berat □ Timbang berat badan pasien setiap hari
badan/ kembali dengan timbangan yang sama
pada berat badan □ Pantau hasil pemeriksaan laboratorium
dasar □ Pertahankan diet pembatasan natrium
□ Tidak ditemukan sesuai dengan indikasi
vena jugularis
4 Perubahan status Tujuan: Pasien □ Pantau adanya tanda-tanda malnutrisi,
nutrisi: kurang memperlihatkan seperti penurunan berat badan drastis,
dari status nutrisi yang stomatitis, anoreksia, dan kelemahan
kebutuhan tubuh adekuat □ Timbang berat badan pasien setiap hari
b.d Kriteria Hasil: □ Pertahankan diet sesuai indikasi dan
gangguan □ Berat badan support pasien untuk menghabiskan diet
absorpsi zat-zat membaik atau □ Berikan makanan sedikit dengan porsi
gizi sekunder normal sesuia kecil dan sering
terhadap usia dan bentuk □ Lakukan pemasangan selang makan atau
penurunan curah badan nutrisi parenteral sesuai indikasi
jantung □ Nafsu makan
membaik
□ Turgor kulit baik
13. CHOLELITIASIS
N DIAGNOSA
TUJUAN PERENCANAAN KEPERAWATAN EVALUASI
O KEPERAWATAN
1 Nyeri akut Tujuan: setelah □ Kaji tingkat nyeri secara komprehensif
berhubungan dilakukan asuhan termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
dengan injury fisik keperawatan frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
tingkat □ Observasi reaksi nonverbal dari
kenyamanan ketidaknyamanan
pasien meningkat □ Gunakan teknik komunikasi terapeutik
Kriteria Hasil: untuk mengetahui pengalaman nyeri
□ Pasien pasien sebelumnya
mengatakan □ Kontrol faktor lingkungan yang
nyeri mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
Page 40
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 41
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
4 Defisit perawatan diri Tujuan: setelah □ Bantu ADL pasien selagi pasien belum
berhubungan dilakukan asuhan mampu berdiri
dengan kelemahan keperawatan □ Pahami semua kebutuhan ADL pasien
ADLs terpenuhi □ Libatkan pasien dalam pemenuhan
Kriteria Hasil: ADLnya
□ Pasien bersih, □ Pahami bahasa-bahasa atau pengungkapan
tidak bau non verbal pasien akan kebutuhan ADL
□ Kebutuhan □ Gunakan sumber-sumber atau fasilitas
sehari-hari yang ada untuk mendukung self care
terpenuhi □ Ajarkan pasien untuk melakukan self care
secara bertahap
□ Ajarkan penggunaan modalitas terapi dan
bantuan mobilisasi secara aman (lakukan
supervise agar keamanannya terjamin)
evaluasi kemampuan pasien untuk
melakukan self care di RS
□ Beri reinforcement atas upaya dan
keberhasilan dalam melakukan self care
5 Kurang pengetahuan Tujuan: setelah □ Kaji pengetahuan keluarga tentang proses
keluarga berhubungan dilakukan asuhan penyakit
dengan kurang keperawatan □ Jelaskan patofisiologi penyakit dan tanda
paparan dan pengetahuan gejala penyakit
keterbatasan keluarga pasien □ Beri gambaran tentang tanda gejala
kognitif keluarga meningkat penyakit kalau memungkinkan
Kriteria Hasil: □ Identifikasi penyebab penyakit
□ Keluarga □ Berikan informasi pada keluarga tentang
menjelaskan keadaan pasien, komplikasi penyakit
tentang □ Diskusikan tentang pilihan terapi pada
penyakit, dan keluarga dan rasional terapi yang diberikan
memahami □ Berikan dukungan pada keluarga untuk
perawatan memilih atau mendapatkan pengobatan
□ Keluarga lain yang lebih baik
cooperative □ Jelaskan pada kelurga tentang
mau kerjasama persiapan/tindakan yang akan dilukan
saat dilakukan
tindakan
Page 42
Komite Keperawatan
RSIA HARAPAN MULIA
Page 43
Komite Keperawatan