Anda di halaman 1dari 49

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan


bangsa-bangsa (PBB) World Health Organization (WHO) adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang
memungkinkan perkembangan fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial
yang optimal dari seseorang. Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992
pasal 45 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa ”Kesehatan Sekolah”
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik
dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan
sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut Sumantri (2007), peserta didik
itu harus sehat dan orang tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan
makanan yang bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat
(SIS). Dalam proses belajar dan pembelajaran materi pembelajaran berorientasi
pada head, heart dan hand, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap/nilai dan
keterampilan. Namun masih diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga
peserta didik memiliki 4 H (head, heart, hand dan health).

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha untuk membina dan


mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta didik usia
sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu
(integrative) melalui program pendidikan dan penyuluhan kesehatan. UKS adalah
bagian dari usaha kesehatan pokok yang sesuia beban tugas puskesmas yang di
tujukan kepada sekolah-sekolah. Untuk optimalisasi program UKS perlu
ditingkatkan peran serta peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek.
Dengan UKS ini diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku hidup sehat
pada dirinya sendiri dan mampu menolong orang lain. Dari pengertian ini maka
UKS dikenal pula dengan child to child programe. Program dari anak, oleh anak,
dan untuk anak untuk menciptakan anak yang berkualitas.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan kegiatan sekolah yang tidak


dapat dipisahkan dalam kehidupan di sekolah, baik untuk siswa maupun
guru/karyawan di sekolah tersebut. Menurut Ahmad Selvia (2009:1) Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) juga merupakan upaya pendidikan kesehatan yang
dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah dan bertanggung jawab
dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing untuk
menghayati, menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan
peserta didik sehari-hari.

Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, maka


berbagai program pelaksanaan UKS di setiap daerah pada dasarnya diserahkan
sepenuhnya kepada Tim Pembina UKS di daerahnya masing-masing untuk
menentukan prioritas programnya. Program UKS dilaksanakan selama ini,
kegiatan pendidikan kesehatan lebih bersifat pengajaran, penambahan
pengetahuan dan kurang menekankan pada segi praktis yang dapat diaplikasikan
pada kehidupan sehari-hari. Pelayanan kesehatan pada anak sekolah sebagaimana
pada kelompok lainnya, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. sedangkan pembinaan lingkungan sekolah sehat lebih ditekankan
pada lingkungan fisik, mental dan social

Berdasarkan pengamatan Tim Pembina UKS pusat, ternyata pelaksanaan


UKS sampai dengan saat ini dirasakan masih kurang sesuai dengan yang
diharapkan. Oleh karena itu, dipandang perlu adanya pemberdayaan tatanan UKS
pada setiap jenjang dalam rangka memantapkan pelaksanaan program program
UKS. Seperti yang kita ketahui, UKS merupakan salah satu wahana untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini
mungkin.

Berdasarkan wawancara dengan guru SMP Al-Ihsan RW 04 kelurahan


Cimencrang Kecamatan Gedebage. Bahwa sekolah baru berdiri 3 tahun dan UKS
belum terbentuk, sarana prasarana UKS belum tersedia dan penjaringan kader
belum terbentuk

Berdasarkan latar belakang di atas maka penyusun merasa perlu mebentuk


struktur UKS di SMP Al-ihsan, melakukan penjaringan kader, pembinaan kader
dan mengkaji dan menemukan masalah UKS di SMP Al- Ihsan RW 04
Kelurahan Cimencrang Kecamatan Gedebage Kota Bandung guna menjalankan
program dari pemerintah tentang kualitas pelayanan kesehatan mengacu pada
tingkat strata UKS, yaitu Strata Minimal, Standar, Optimal dan paripuna.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan Umum:

Dengan dilakukannya kajian situasi di SMP Al-Ihsan kel cimencrang Kec.


Gedebage Kota Bandung diharapkan adanya peningkatkan derajat kesehatan
peserta didik secara optimal dalam mendukung proses belajar

Tujuan Khusus:

1. Terbentuknya sruktur organsasi UKS di SMP Al Ihsa


2. Terbentuknya kader UKS di SMP Al-Ihsan
3. Terbentuknya pembinaan lebih lanjut oleh instansiterkait
4. Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik di SMP Al Ihsa
RW04 kelurahan Cimencrang Kec. Gedebage Kota Bandung, sehingga bila
terdapat masalah dapat segera ditindaklanjuti
5. Tersedianya data atau informasi di SMP Al Ihsa RW04 kelurahan
Cimencrang Kec. Gedebage Kota Bandung untuk menilai perkembangan
kesehatan peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam
menyusun program pembinaan kesehatan sekolah.
6. Termamfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi program pembinaan peserta didik di SMP Al Ihsa RW04 kelurahan
Cimencrang Kec. Gedebage Kota Bandung

1.3 Manfaat

Manfaat dari hasil laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Puskesmas

Memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan pengelolaan program


UKS secara optimal.

2. Bagi Peserta Didik dan Sekolah

Membantu peserta didik mendapatkan derajat kesehatan yang optimal melalui


UKS yang memenuhi strata optimal melalui program- program dan sarana-
prasarana UKS yang sudah ada di SMP Al Ihsa RW04 kelurahan Cimencrang
Kec. Gedebage Kota Bandung

3. Bagi Mahasiswa

Mengetahui bagaimana proses serta program- program yang harus


dilaksanakan di UKS ditingkat sekolah menengah pertama, sehingga ketika
mahasiswa berada diruang lingkup puskesmas dapat menjalankan dan
mempraktekan secara langsung program- program UKS sesuai Undang
Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45.
BAB II

KONSEP USAHA KESEHATAN SEKOLAH

2.1 Pengertian UKS

Segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia


sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-
kanak sampai Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah. (Depdiknas, 2006).

Usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah,


yaitu: anak didik, guru dan karyawan sekolah lainnya. (Enjtang 2000).

Upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar,


berencana, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan,
mengembangkan dan membimbing untuk menghayati, menyenangi dan
melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari.(
Ananto 2006).

2.2 Sejarah UKS

Usia UKS boleh dikatakan tidak muda. Pertama kali dirintis tahun 1956
melalui pilot project UKS Perkotaan di Jakarta dan UKS Pedesaan di Bekasi
yang merupakan kerjasama antara Departemen Kesehatan, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan serta Departemen Dalam Negeri. Tahun 1980
dikeluarkan keputusan bersama antara Departemen Kesehatan dan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan tentang kelompok kerja UKS, puncaknya terbit
Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Kesehatan pada tanggal 3
September 1980 tentang Kebijaksanaan dan Pengembangan UKS, yang
kemudian disempurnakan pada tahun 1984 dan tahun 2003 seiring perubahan
sistem pemerintahan.

Landasan Hukum Berdirinya UKS

1. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 4

2. UU NO. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

3. UU NO. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Daerah

4. UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

5. Peraturan Pemerintah No. 27 tentang Prasekolah, 28 tentang Pendidikan


Dasar, 29 tentang Pendidikan menengah.

6. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah


dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.

7. Peraturan Pemerintah No. 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan


Pertanggung Jawaban Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas
Perbantuan

8. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2001 tentang Penyelanggaraan


Dekonsentrasi.

9. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 130-67 Tahun 2002 tentang Pengakuan
Kewenangan Kabupaten dan Kota.

10. Nomor 1/U/Surat Keputusan Bersama; Nomor 1067/ Menkes/ SKB/


VII/ 200; Nomor MA/230A/2003; Nomor 26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003
tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS.

11. Nomor 2/P/SKB/2003; Nomor 1068/Menkes/SKB/VII/2003; Nomor


MA/230B/2003; Nomor 4415-404 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang
Tim Pembina UKS
2.3. Tujuan UKS

Umum

Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik


sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan
optimal.

Khusus

1. Meningkatkan kemampuan anak untuk menolong dirinya sendri melalui:


penajaman masalah kesehatan pada dirinya sendiri, keluarga dan
lingkungannya dan mempunyai kemampuan untuk berperilaku hidup sehat.

2. Meningkatkan kemampuan anggota keluarga, khususnya orang tua/ibu


dalam melaksanakan pengasuhan anak yang mendorong terbentuknya
perilaku hidup sehat dari anak usia sekolah di keluarga tersebut.

3. Meningkatkan peran serta dari unsur di luar lingkungan keluarga yang


mempunyai nilai strategik dalam upaya pembinaan anak usia sekolah,
diantaranya guru, pembina anak usia sekolah, diantaranya guru, pembina
organisasi pemuda, tokoh masyarakat, kader bidang kesehatan.

2.4 Sasaran UKS

Sasaran UKS adalah pendidikan formal dan non-formal pada setiap jalur dan
jenis pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai Sekolah Menengah Atas
termasuk perguruan agama beserta lingkungannya.

Sasaran Pembinaan UKS: peserta didik, pembina teknis (guru dan petugas
kesehatan), pembina non teknis (pengelola pendidikan dan karyawan sekolah),
sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan,
lingkungan (lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat) Depdiknas 2006.

2.5. Tim pembina UKS

Untuk melaksanakan berbagai upaya pembinaan dan pengembangan UKS


secara terpadu dan terkoordinasi perlu disusun organisasi Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) secara berjenjang sebagai berikut:

1. Tim Pembina UKS Pusat dibentuk di tingkat Pusat ditetapkan oleh


Mendiknas, Menkes, Menag, dan Mendagri (SKB 4 menteri)

2. Tim Pembina UKS Provinsi, dibentuk di tingkat Provinsi ditetapkan oleh


Gubernur3.

Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota, dibentuk di tingkat Kabupaten/Kota


ditetapkan oleh Bupati/Walikota

4. Tim Pembina UKS Kecamatan, dibentuk di tingkat Kecamatan ditetapkan


oleh Camat

2.6 Tim Pelaksana UKS di Sekolah/Madrasah dan Perguruan Agama

a. Fungsi Tim Pelaksana UKS

Tim Pelaksana UKS di sekolah dan perguruan agama berfungsi sebagai


penanggungjawab dan pelaksana program UKS di sekolah dan perguruan agama
berdasarkan prioritas kebutuhan dan kebijakan yang ditetapkan oleh TP UKS
Kab/Kota.

b. Tugas Tim Pelaksana UKS

1) Melaksanakan Tiga Program Pokok UKS yang terdiri dari Pendidikan


Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
yang telah ditetapkan oleh Tim Pembina UKS

2) Menjalin kerjasama dengan orang tua/komite sekolah, instansi lain dan


masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKS
3) Menyusun program, melaksanakan penilaian/evaluasi dan menyampaikan
laporan kepada Tim Pembina UKS Kecamatan

4) Melaksanakan Ketatatusahaan Tim Pelaksana UKS di Sekolah.

2.7. Tim Pelaksana UKS di SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/SMK/MA dan


Perguruan Agama

a. Pembina : Lurah/Kepala Desa

b. Ketua : Kepala Sekolah/Kepala Madrasah/Pimpinan Perguruan Agama

c. Sekretaris I : Guru Pembina UKS/Pembina UKS

d. Sekretaris II : Ketua Komite Sekolah/Majelis Madrasah

e. Anggota :

1) Petugas UKS Puskesmas/Bidan Desa

2) Ketua OSIS

3) Unsur Guru

4) Lainnya

Catatan: • Anggota tim dapat ditambah sesuai kebutuhan • SKB tentang


Pembinaan dan Pengembangan UKS sedang dalam proses revisi dalam rangka
menyesuaikan dengan nomenklatur yang baru dan tantangan ke depan.

2.5 Kebijakan UKS

Kebijakan usaha kesehatan sekolah mengikuti kebijaksanaan umum


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pemerintah Daerah diberikan
wewenang untuk menjalankan usaha kesehatan sekolah yang disesuaikan
dengan keadaan dan kemampuan daerah setempat, sesuai dengan usaha
mewujutkan desentralisasi dan otonomi daerah dalam usaha-usaha di bidang
kesehatan (Depkes, 2001).
Usaha kesehatan sekolah dilakukan dengan kerjasama yang erat antara petugas
kesehatan, petugas sekolah, anak didik, pemerintah setempat, orang tua murid
dan golongan-golongan lain dalam masyarakat. Pada tanggal 23 Juli 2003,
usaha kesehatan sekolah telah dikukuhkan pelaksanaannya secara terpadu lintas
sektor dan lintas program dalam surat keputusan bersama Menteri Pendidikan,
Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor: 0408/U/1984, Nomor: 74/Tn/1984, Nomor: 60 Tahun 1984
tanggal 3 September 1984 tentang Pokok Kebijaksaan Usaha Kesehatan
Sekolah

2.6 Tiga Program Pokok UKS ( TRIAS UKS)

Menurut Depdiknas tahun 2006, tiga program pokok UKS (trias UKS) antara
lain pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat.

1. Pendidikan Kesehatan
Sekolah Menengah Pertama/Madrash Tsanawiyah Pelaksanaan pendidikan
kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada
jam pelajaran. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan sesuai dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya pada standard isi yang telah
diatur dalam Peraturan Mendiknas nomor 22 tahun 2006 pada mata
Pelajaran Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan, dimana untuk
pendidikan kesehatan pelaksanaanya dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan, keterampilan, penanaman kebiasaan hidup sehat, terutama
melalui pemahaman penafsiran konsep-konsep yang berkaitan dengan
prinsip hidup sehat. Materi pendidikan kesehatan mencakup:
(1) Memahami pola makanan sehat
(2) Memahami perlunya keseimbangan gizi
(3) Memahami berbagai penyakit menular seksual
(4) Mengenal bahaya seks bebas
(5) Memahami berbagai penyakit menular yang bersumber dari lingkungan
yang tidak sehat
(6) Memahami cara menghindari bahaya kebakaran
(7) Memahami cara menghadapi berbagai bencana alam.

Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang
sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial dan lingkungan
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan
bagi peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang.

Tujuan:

a. Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat


dan teratur.
b. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
c. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.
d. Memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat
kesehatan.
e. Memiliki kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.
f. Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat
badan yang seimbang.
g. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam
kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
h. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
i. Memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang optimal
serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.

Pelaksanaan

Dapat diberikan melalui kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler.


a. Kegiatan Kurikuler

Pelaksanaan adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan pada jam pelajaran


sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran sains dan
ilmu pengetahuan sosial.

Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, penanaman


nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan
keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan
pertolongan dan perawatan kesehatan.

Kegiatan kurikuler mencakup kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan


bergizi, pendidikan kesehatan reproduksi dan pengukuran tingkat kesegaran
jasmani.

b. Kegiatan Ekstrakurikuler

Adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu
libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan
antara lain memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta
melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.

Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara


lain: kemah, ceramah dan diskusi, apotek hidup, dan lain-lain. Kegiatan
ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan antara lain;
dokter kecil, Palang Merah Remaja (PMR), dan lain-lain. Kegiatan
ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah sehat antara lain: kerja bakti kebersihan, lomba sekolah sehat, dan
lain-lain.

Cara untuk melaksanakan Pendidikan Kesehatan

1) Penyajian/ceramah
Penyajian materi menggunakan metode ceramah, diskusi, demontrasi,
bimbingan, Permainan dan penugasan oleh guru dengan mengikutsertakan
peran aktif peserta pelatihan.

2) Menanamkan Kebiasaan

Menanamkan kebiasaan dilakukan dengan penugasan untuk melakukan cara


hidup sehari-hari dan diadakan pemeriksaan serta pengamatan yang terus
menerus dan berkelanjutan oleh guru dan kepala sekolah serta petugas
kesehatan.

2. Pelayanan Kesehatan

Upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan


(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu
terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya.
Dibawah koordinasi guru Pembina UKS dengan bimbingan teknis dan
pengawasan puskesmas setempat

Tujuan

Umum:

Meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluruh warga masyarakat


secara optimal.

Khusus:

a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup


sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat.

b. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan


mencegah terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat.
c. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit/kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan
peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal.

d. Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial maupun


lingkungan.

e. Kegiatan Peningkatan Kesehatan (Promotif)

f. Kegiatan promotif kesehatan tersebut berupa:

g. Latihan ketrampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan


pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran kesehatan,
antara lain:

1) Dokter Kecil

2) Kader Kesehatan Remaja

3) Palang Merah Remaja

4) Pembinaan warung sekolah sehat.

5) Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari Vektor


pembawa penyakit.

6) Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat.

a. Kegiatan Pencegahan (Preventif)

Merupakan kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai


penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini
sebelum timbul kelainan. Kegiatan preventif ini berupa:

1) Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus


untuk penyakit-penyakit tertentu.
2) Penjaringan kesehatan anak sekolah.

3) Memonitor/ memantau pertumbuhan peserta didik.

4) Imunisasi peserta didik.

5) Usaha pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas sumber


infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.

6) Konseling kesehatan di sekolah.

b. Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)

Berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit


atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat berfungsi
optimal. Kegiatan kuratif dan rehabilitatif ini adalah:

1) Diagnosa dini

2) Pengobatan ringan

3) Pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada penyakit

4) Rujukan medik

3. Pembinaan Lingkungan Sekolah

Pembinaan mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan mesyarakat sekitar.


Dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan
yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu
menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk
menjalankan prinsip hidup sehat, kegiatan ini meliputi:

a. Program pembinaan lingkungan sekolah

1) Lingkungan fisik sekolah meliputi:

- Penyediaan air bersih


- Pemeliharaan penampungan air bersih

- Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah

-Pengadaan dan pemeliharaan air limbah

- Pemeliharaan WC/kakus

- Pemeliharaan kamar mandi

- Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan,


laboratorium dan tempat ibadah

- Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah

- Pengadaan dan pemeliharaan warung/kantin sekolah.

2) Lingkungan mental dan sosial program pembinaan lingkungan mental


dan sosial ini dilakukan dalam bentuk kegiatan:

- Konseling kesehatan

- Bakti sosial masyarakat sekolah terhadap lingkungan

- PMR, dokter kecil, kader kesehatan remaja

b. Pembinaan lingkungan keluarga

Pembinaan lingkungan keluarga ini bertujuan:

1) Meningkatan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal – hal yang
berhubungan dengan kesehatan.

2) Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik dalam


pelaksanaan hidup sehat.

Pembinaan lingkungan keluarga dapat dilakukan dengan:

1) Kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS.


2) Ceramah kesehatan yang dilakukan di sekolah.

c. Pembinaan masyarakat sekitar

Pembinaan masyarakat sekitar Pembinaan masyarakat sekitar dengan cara:

1) Penyelenggaraan ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan


lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekolah yang sehat.

2) Penyuluhan baik melalui media cetak dan audio visual.

4. Strata Pelaksanaan UKS

Keberhasilan 3 program UKS yang mencakup pendidikan kesehatan, pelayanan


kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat ditunjukkan dalam suatu strata
UKS. Strata pelaksanaan UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata minimal,
strata standard, strata optimal dan strata paripurna. Setiap strata terdiri dari tiga
variabel utama yaitu 3 program pokok UKS yang terdiri dari Pendidikan
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
(Depdiknas, 2006).

a. Pendidikan Kesehatan

1) Strata Minimal

Pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler, pendidikan kesehatan


dilakukan secara kurikuler, guru membuat rencana pembelajaran
pendidikan kesehatan dan adanya buku pegangan guru dan bacaan
tentang pendidikan kesehatan.

2) Strata Standar

Dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru mata pelajaran jasmani.


3) Strata Optimal

Dipenuhinya strata standard, pendidikan kesehatan terintegrasi pada mata


pelajaran lain, pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ekstrakulikuler,
memiliki alat peraga pendidikan kesehatan, memiliki media pendidikan
kesehatan (poster dan lain-lain).

4) Strata Paripurna

Meliputi dilaksanakannya strata optimal, memiliki guru pembina UKS,


adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi terkait
seperti Puskesmas, Kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI), Petugas
Penyuluh Lapangan (PP) pertanian dan lain-lain.

b. Pelayanan Kesehatan

1) Strata Minimal

Meliputi dilaksanakannya penyuluhan kesehatan, dilaksanakannya


imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas
1, 2, 3 SD.

2) Strata Standar

Meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan kesehatan,


pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran tinggi
dan berat badan, pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku
Kartu Menuju Sehat (KMS), ada rujukan bila diperlukan, ada dokter
kecil, melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dan
pengawasan warung/kantin sekolah.

3) Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS, dan pelayanan
medik gigi dasar atas permintaan siswa.

4) Strata Paripurna

Meliputi memenuhi strata optimal, konseling Kesehatan Remaja bagi


siswa, pengukuran tingkat kesegaran jasmani.

c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

1) Strata Minimal

Meliputi ada air bersih, ada tempat cuci tangan , ada WC/jamban yang
berfungsi, ada tempat sampah, ada saluran pembuangan air kotor yang
berfungsi, ada halaman/pekarangan/lapangan, memiliki pojok UKS,
melakukan kegiatan mengubur, menguras dan membakar (3M) plus,
sekali seminggu.

2) Strata Standar

Meliputi memenuhi strata minimal, ada kantin/warung sekolah, memiliki


pagar, ada penghijauan/perindangan, ada air bersih di sekolah dengan
jumlah yang cukup, memiliki ruang UKS tersendiri, dengan peralatan
sederhana, memiliki tempat ibadah, lingkungan sekolah bebas jentik,
jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5 m, dan melaksanakan
pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras.

3) Strata Optimal

Meliputi memenuhi strata standar, ada tempat cuci tangan di beberapa


tempat dengan air mengalir/kran, ada tempat cuci peralatan masal/makan
di kantin/warung sekolah, ada petugas kantin yang bersih dan sehat, ada
tempat sampah di tiap kelas dan tempat penampungan sampah akhir di
sekolah, ada jamban/WC siswa dan guru yang memenuhi syarat
kesehatan dan kebersihan, ada halaman yang cukup luas untuk upacara
dan berolahraga, ada pagar yang aman , memilki ruang UKS tersendiri
dengan peralatan yang lengkap, dan terciptanya sekolah kawasan tanpa
rokok, bebas narkoba dan miras.

4) Strata Paripurna

Meliputi memenuhi strata optimal, ada tempat cuci tangan di setiap kelas
dengan air mengalir/kran dan dilengkapi sabun, ada kantin dengan menu
gizi seimbang dengan petugas kantin yang terlatih, ada air bersih yang
memenuhi syarat kesehatan, sampah langsung diangkut dan dibuang ke
tempat pembuangan sampah di luar sekolah/umum, ratio WC : siswa 1
:20, saluran pembuangan air tertutup ada pagar yang aman dan indah, ada
taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label (untuk sarana
belajar) dan pengolahan hasil kebun sekolah, ruang kelas memenuhi
syarat kesehatan (ventilasi dan pencahayaan cukup), ratio kepadatan
siswa 1 : 1,5-1,75 m2, dan memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.

5. Bentuk dan Kegiatan

a. Teknisi

1) Peningkatan (Promotif)

a) Penyuluhan dan pembinaan sarana dan keteladanan di sekolah:

• Sarana dan keteladanan gizi berupa: kantin (warung) sekolah yang


memenuhi persyaratan sanitasi, hygienis dan gizi.

• Sarana dan keteladanan kebersihan lingkungan berupa: pengelolaan


sampah, saluran air limbah, kebersihan jamban, kamar mandi dan
tidak adanya tempat pembiakan binatang penyebar penyakit.

b) Penyuluhan dan pembinaan kebersihan perorangan peserta didik


c) Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berperan serta aktif
dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan pelatihan kader kesehatan
sekolah dasar atau “Dokter kecil” dengan fokus palatihan pada:

• Keterampilan mengamati dan memelihara kebersihan perorangan.

• Keterampilan mengamati dan memelihara kebersihan lingkungan

• Keterampilan mengamati status kesehatan, seperti mengukur dan


mencatat TB dan BB, Visus.

• Keterampilan pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan


Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P)

• Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)

2) Pencegahan (Preventif)

a) Penjaringan kesehatan pada peserta didik baru masuk/ kelas1.

b) Pemeriksaan kesehatan periodik:

• Untuk peserta didik bukan dikelas 1, setiap semester: TB-BB,


Visus, HB, Imunisasi

• Untuk guru berupa pemeriksaan kesehatan secara sederhana, sekali


setahun.

• Pengawasan terhadap penyediaan air bersih, warung sekolah,


kesehatan lingkungan.

3) Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)

a) Pengobatan ringan dan pertolongan pertama di sekolah.


b) Rujukan medik untuk mengurangi derita sakit, kasus kecelakaan,
keracunan atau lain kondisi yang membahayakan nyawa dan
pengobatan penyakit- penyakit tertentu.

c) Penanganan kasus anemia giji

d) Koreksi terhadap kelainan penglihatan dan pendengaran.

b. Manajemen

Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan teknis perlu dukungan manajerial


sebagai berikut:

1) Adanya perencanaan yang disusun berdasarkan pencapaian tahun


sebelumnya, besaran masalah dan keterbatasan sumber daya.

2) Penggerakan pelaksanaan

Dalam pelaksanaan kegiatan melibatkan seluruh warga sekolah, komite


sekolah, orang tua peserta didik dan masyarakat

3) Monitoring dan evaluasi dilaksanakan mengacu pada perencanaan yang


telah disusun meliputi jenis kegiatan, volume jadwal dan biaya yang
dialokasikan.

Kegiatan material tersebut dapat diserasikan melalui forum komunikasi


terpadu:

Antar kegiatan pokok Puskesmas berupa:

• Pertemuan perencanaan dan penyusunan program kerja pelayanan


kesehatan dalam UKS

• Pertemuan periodik tiap triwulan untuk pemantauan dan evaluasi


pelaksanaan UKS antar Puskesmas dan Sekolah.
Bab III
KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS SEKOLAH SMP AL- IHSAN


KELURAHAN CIMENCRANG GEDEBAGE

1.1. PENGUMPULAN DATA


a. Profil SMP Al-Ihsan
I. Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah SMP AL-IHSAN
CIMENCRANG BANDUNG
2. NPSN 69974577
3. Jenjang Pendidikan SMP
4. Status Kesehatan SWASTA
5. Tahun Pendirian 2016
6. Tahun Beroperasi 2016 s.d sekarang
7. Alamat Sekolah Jl. Cimencrang No. 13, RT/RW
03/03, Cimincrang, Gedebage,
Kota Bandung
II. Data Kelengkapan
8. SK Pendirian Sekolah 0001/IPSPD/XI/2017/DPMTSP
9. Tanggal SK Pendirian 13 Nopember 2017
Sekolah
10. Status Kepemilikan Yayasan Al-Fajr
11. SK Izin Operasional 0001/IPSPD/XI/2017/DPMTSP
12. Luas Tanah Milik (m2) 2800 m2
13. Luas Bangunan 3200 m2
14. Nama Kepala Sekolah Drs. Supardi
1.2. Hasil Analisa Situasi UKS SMP Al-ihsan Cimencrang
a. Pelayanan kesehatan
1. Jenis pelayanan
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru piket SMP
Al-Ihsan belum memiliki pasilitas pelayanan UKS
2. Jumlah guru UKS
Menurut keterangan kepala sekolah di SMP Al-Ihsan belum memiliki
guru pembina UKS
3. Kader kesehatan sekolah
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP Al- Ihsan
belum memiliki kader kesehatan sekolah
4. Kondisi ruang UKS
Berdasarkan hasil pengamatan SMP Al- ihsan belum memiliki ruang
UKS sehingga tidak tersedia sarana dan prasarana UKS, obat – obatan
PPPK, kartu/buku rujukan dan kegiatan UKS
5. Jumlah siswa
Total siswa yang dilaksanakan pemeriksaan fisik yaitu berjumlah 61
orang, terdiri dari laki-laki 30 orang, perempuan 31 orang.

b. Data Kesehatan anak usia sekolah


1. Pendidikan kesehatan intrakulikuler
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru piket mengatakan
Pendidikan kesehatan di SMP Al-Ihsan diintegrasikan dalam mata
pelajaran pendidikan kesehatan jasmani
2. Pakaian dan sepatu siswa
Semua siswa mengenakan pakian dan sepatu lengkap, bersih , rapih
dan sopan. Dan aturan sekolah sepatu tidak dipakai ke dalam kelas
tempat sepatu tertata rapi di selasar sebelum masuk kelas
3. Data demografi
Jumlah Peserta didik Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
30 31 61
4. Kesehatan reproduksi

- 30 siswa laki-laki sudah mengalami mimpi basah


- 28 siswi perempuan sudah menstruasi

5. Kesehatan gigi
a).1 siswa perempuan karies
b). 2 siswa laki-laki karies

c. Kesehatan lingkungan sekolah


1. Jarak papan tulis dengan kursi terdepan
Berdasarkan hasil pengamatan ditiap kelas di SMP Al-Ihsan Jarak
papan tulis dengan kursi terdepan adalah kurang dari 2,5 meter
2. Kepadatan ruang kelas
Berdasarkan hasil pengamatan ditiap kelas rata-rata kepadatan kelas
di SMP Al-Ihsan 1,0 meter sampai 1,24 meter persegi per siswa
3. Kebersihan dan ventilasi ruangan
Berdasarkan hasil pengkajian ruangan kelas, guru selasar dan ruangan
lainnya tampak bersih dan tertata dengan rapih
Ventilasi di tiap rungan cukup lebih dari 10 % dengan pencahayaan
terang
4. Fasilitas sanitasi
a). kebersihan kamar mandi dan WC
berdasarkan hasil pengkajian tiap tiap sudut kelas terdapat dua
sampai tiga kamar mandi dan WC dengan kondisi bersih ventilasi
dan pencahayaan cukup, disertai satu buah wastapel tempat cuci
tangan dalam kondisi bersih dan air mengalir/ tersedia
b). bak air pada WC/kamar mandi
Berdasarkan hasil pengamatan pada tiap WC/ kamar mandi
sebagian terdapat bak berisi air, bersih, tidak ada lumut,tidak
kotor, tidak ada jentik nyamuk dan berisi air secukupnya
c). alat pengambil air/gayung
Berdasarkan hasil pengamatan tiap WC/kamar mandi terdapat
gayung dalam kondisi aman dan bersih
d). jumlah WC/kamar mandi
Berdasarkan hasil pengamatan jumlah WC/kamar mandi < 1:20
siswa
e). alat dan bahan pembersih
Berdasarkan hasil pengamatan ada, 4 macam atau lebih alat dan
bahan pembersih ( sapu, lap pel,pengki dan cairan pembersih)
5. Keadaan air
a). letak sumber air bersih dari septiktank
Berdasarkan hasil pengamatan di SMP Al-Ihsan letak sumber air
bersih dar septiktank lebih dari 10 meter
b). persyaratan kebersihan air
Berdasarkan hasil pengamatan di SMP Al-Ihsan sumber air keruh
c). kuantitas air bersih
berdasarkan hasil wawancara degan petugas piket sekolah persedian
air bersih cukup untuk seluruh keperluan sekolah
d) penampungan air
berdasarkan hasil pengamatan di SMP Al_Ihsan memiliki sentral
pemanpungan air dan filter air bersih dan tertutup
e). jarak kamar mandi,WC dengan warung sekolah
Berdasarkan hasil pengamatan jarak kamar mandi dengan warung
sekolah di SMP Al-Ihsan lebih dari 10 meter
f). sampah dan air limbah
- berdasarkan hasil pengamatan tempat sampah didalam ruangan
atau diluar ruangan ada,tersedia ditiap ruangan kondisi tertutup
- berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tempat
penmpungan sampah sementara, gerobak dingkut langsung
- berdasarkan hasil pengamatan jarak penampungan sampah
sementara dari warung sekolah lebih dari 10 meter
- berdasarkan hasil pengamatan jarak penampungan sampah
sementara dari ruang kelas lebih dari 10 meter
- berdasarkan hasil pengamatan saluran pembuangan air limbah
disemen ditutup mengalir lancar
- berdasarkan hasil pengamatan jaarak penampungan air limbah dari
sumber air bersih lebih dari 10 meter
- berdasarkan hasil pengamatan jarak penampungan air limbah dari
warung sekolah lebih dari 10 meter
- berdasarkan hasil pengamatan jarak penampungan sampah
sementara dari warung sekolah lebih dari 10 meter
- berdasarkan hasil pengamatan pembuangan air limbah dialirkan
dengan saluran air ke parirumum atau sungai
6. halaman, pekarangan,
a). berdasarkan hasil pengamatan kebersihan kerapian dan keindahan
halaman bersih tapi kurang ditata dengan rapih dan indah
b). tanaman perindang dan tanaman hias ada tanaman perindang dan
tanaman hias ditata dengan rapih
c). kebun sekolah /apotik hidup, tidak ada
d). halaman bermain, olah raga dan upacara memadai dan bersih
7. pagar
Pagar berfungsi, terawatt baik, bersih, serasi dan aman
8. penerapan kawasan bebas asap rokok di sekolah
Tidak ada guru /tamu merokok disekolah
9. Kegiatan PSN dengan 3m
Menurut keterangan guru piket dilakukan tiap hari

d. PHBS (Perilaku hidup bersih dan sehat)

1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan menggunakan


sabun:
a). 56 siswa mencuci tangan sebelum makan
b). 5 siswa tidak mencuci tangan sebelum makan
c). 20 siswa kadang cuci tangan tidak pakai sabun sebelum makan
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah:
a). 54siswa suka mengkonsumsi jajan
b). 7 siswa tidak biasa mengkonsumsi jajan
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat ketika BAK dan BAB:
a). 61 siswa menggunakan jamban yang bersih ketika BAK dan BAB
disekolah
4. Membuang sampah pada tempatnya:
a). 61 siswa membuang sampah pada tempatnya
5. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah secara teratur:
a). 61 siswa mengikuti kegiatan olah raga di sekolah secara teratur
6 prilaku merokok
a). 10 siswa laki- laki kelas 7 dan 8 pernah merokok
1.3.ANALISA DATA
No Data focus Korelasi dengan masalah Faktor yang berhubungan
1 DS : Kurang optimalnya pelayanan UKS Tidak adanya bantuan
1. Hasil wawancara dengan berhubungan dengan fasilitas sarana dan langsung dari Instansi
guru piket mengatakan prasarana yang tidak memadai terkait untuk memfasilitasi
SMP Al-Ihsan belum
memiliki pasilitas
pelayanan UKS
2. Jumlah guru UKS
Menurut keterangan kepala
sekolah di SMP Al-Ihsan
belum memiliki guru
pembina UKS
3. menurut kepala sekolah
SMP Al- Ihsan belum
memiliki kader kesehatan
sekolah
4. kepala sekolah mengatakan
ingin membentuk UKS
namun belum ada sarana
dan prsarananya
DO:
1. Berdasarkan hasil
pengamatan SMP Al- ihsan
belum memiliki ruang UKS
sehingga tidak tersedia
sarana dan prasarana UKS,
obat – obatan PPPK,
kartu/buku rujukan dan
kegiatan UKS
2 DS: Resiko terjadinya masalah kesehatan Kurangnya pengetahuan
1. Sebanyak 28 siswi kelas 7 reproduksi pada siswa siswi kelas 7 dan 8 siswa terhadap perubahan
dan 8 telah menstruasi yang SMP Al_Ihsan fisiologis system refroduksi
pertama dan perawatan kesehatan
2. Sebanyak 30 siswa laki-
laki kelas 7 dan 8 telah
mengalami mimpi basah
3. Hasil wawancara dengan
siswi yang telah menstruasi
mengatakan merasa
bingung dan aneh saat
menstruasi
4. Seluruh siswi yang telah
menstruasi tidak
mengetahui siklus
menstruasi
5. Hasil wawancara dengan
siswa yang telah mengalami
mimpi basah hampir
seluruhnya mengatakan
merasa malu dan bingung
DO:
1. Berdasarkan hasil
pengkajian seluruh siswi
dan siswa kelas 7 dan 8
mengalami petumbuhan sex
sekunder( anak laki adanya
rambut di bibir,jakun
perubahan suara, anak
perempuan payudara dan
menstruasi)
3 DS : Kurang optimalnya budaya hidup bersih dan Kurangnya pengetahuan
DO: sehat (PHBS) pada siswa kelas 7 dan 8 SMP mengenai PHBS (cuci
1. Berdasarkan hasil Al-Ihsan berhubungan dengan kurang tangan dengan air mengalir
wawancara 5orang siwa pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sabun) dan prilaku
kadang tidak cuci tangan dan sehat merokok
sebelum makan
2. Berdasarkan hasil
wawancara 26 siswa
kadang cuci tangan tanpa
menggunakan sabun
sebelum makan
3. 10 orang siswa laki- laki
kelas 7 dan 8 pernah
merokok
1.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS SEKOLAH
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN UKS
1 Kurang optimalnya pelayanan UKS berhubungan dengan fasilitas sarana dan prasarana yang tidak memadai
ditandai dengan
DS :
1. Hasil wawancara dengan guru piket mengatakan SMP Al-Ihsan belum memiliki pasilitas pelayanan
UKS
2. Menurut keterangan kepala sekolah di SMP Al-Ihsan belum memiliki guru pembina UKS
3. menurut kepala sekolah SMP Al- Ihsan belum memiliki kader kesehatan sekolah
4. kepala sekolah mengatakan ingin membentuk UKS namun belum ada sarana dan prsarananya
DO:
1. Berdasarkan hasil pengamatan SMP Al- ihsan belum memiliki ruang UKS sehingga tidak tersedia
sarana dan prasarana UKS, obat – obatan PPPK, kartu/buku rujukan dan kegiatan UKS
2 Resiko terjadinya masalah kesehatan reproduksi pada siswa siswi kelas 7 dan 8 SMP Al_Ihsan berhubung
dengan Kurangnya pengetahuan siswa terhadap perubahan fisiologis system refroduksi dan perawatan
kesehatan ditandai dengan
DS :
1. Sebanyak 28 siswi kelas 7 dan 8 mengatakan telah menstruasi yang pertama
2. Sebanyak 30 siswa laki- laki kelas 7 dan 8 mengatakan telah mengalami mimpi basah
3. Hasil wawancara dengan siswi yang telah menstruasi mengatakan merasa bingung dan aneh saat
menstruasi
4. Seluruh siswi yang telah menstruasi tidak mengetahui siklus menstruasi
5. Hasil wawancara dengan siswa yang telah mengalami mimpi basah hampir seluruhnya mengatakan merasa
malu dan bingung
DO:
1. Berdasarkan hasil pengkajian seluruh siswi dan siswa kelas 7 dan 8 mengalami petumbuhan sex sekunder(
anak laki adanya rambut di bibir,jakun perubahan suara, anak perempuan payudara dan menstruasi)
3 Kurang optimalnya budaya hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa kelas 7 dan 8 SMP Al-Ihsan
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat(cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun dan prilaku merokok) ditandai dengan
DS :
DO:
1. Berdasarkan hasil wawancara 5 orang siwa kadang tidak cuci tangan sebelum makan
2. Berdasarkan hasil wawancara 26 siswa kadang cuci tangan tanpa menggunakan sabun sebelum makan
3. 10 orang siswa laki- laki kelas 7 dan 8 pernah merokok
1.5.SKORING PRIORITASMASALAH (DEPKES,2003)
N Masalah keperawatan A B C D E F G H total
o
1 Kurang optimalnya pelayanan UKS berhubungan 5 4 4 3 3 4 4 3 30
dengan fasilitas sarana dan prasarana yang tidak
memadai
2 Resiko terjadinya masalah kesehatan reproduksi pada 5 4 4 4 2 2 3 3 27
siswa siswi kelas 7 dan 8 SMP Al_Ihsan berhubung
dengan Kurangnya pengetahuan siswa terhadap
perubahan fisiologis system refroduksi dan perawatan
kesehatan
3 Kurang optimalnya budaya hidup bersih dan sehat 4 4 4 2 2 2 3 3 24
(PHBS) pada siswa kelas 7 dan 8 SMP Al-Ihsan
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
perilaku hidup bersih dan sehat(cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun dan merokok)
Keterangan:
A. Risiko keparahan
B. Minat masyarakat
C. Kemungkinan diatasi
D. Waktu
E. Dana
F. Fasilitas
G. Sumber daya
H. Tempat
Pembobotan
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
1.6 DIAGNOSA KEPERWATAN KOMUNITAS, SEKOLAH
1. Kurang optimalnya pelayanan UKS berhubungan dengan fasilitas sarana dan prasarana yang tidak memadai
2. Resiko terjadinya masalah kesehatan reproduksi pada siswa siswi kelas 7 dan 8 SMP Al_Ihsan berhubung
dengan Kurangnya pengetahuan siswa terhadap perubahan fisiologis system refroduksi dan perawatan
kesehatan
3. Kurang optimalnya budaya hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa kelas 7 dan 8 SMP Al-Ihsan
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat(cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun dan merokok)
1.7. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Penangg
N Diagnosa Indikator
Tujuan Rencana Tindakan Tempat Waktu Metode ung
o keperawatan Pencapaian Hasil
jawab
1 Kurang Setelah 1. Kognitif 1. Berikan Ruang Selasa 05 Diskusi Dadan
optimalnya diberikan (pengetahuan) penjelasan kepala Maret Tanya ,irfan,
pelayanan penjelasan pihak sekolah kepada pihak sekolah/ 2019 jawab heni
UKS tentang kepala sekolah tentang guru
berhubungan pentingnya sekilah/guru a. Pengertian
dengan UKS menyebutkan b. Tujuan
fasilitas sarana diharapkan pentingnya c. Sasaran
dan prasarana pihak UKS d. Ruang
yang tidak sekolah 2. Afektif Lingkup
memadai memahami (sikap)kepala e. Landasan
pentingnya sekolah/guru Hukum
layanan merencanakan UKS
UKS pembentukan f. Struktur
struktur UKS UKS
3. Psikomotor g. Sarana
(tindakan) prasarana
kepala UKS
sekolah/ guru 2. Lakukan PUSKES Jum’at 8 Diskusi Dadan
mempersiapka koordinasi MAS Maret dan ,irfan,
n kader untuk dengan 2019 koordina heni
dibina puskesmas, si
kerjasama kelurahan dan
dengan pihak kecamatan
puskesmas pembentukan
struktur UKS di
SMP Al-Ihsan
3. Bentuk kader Ruang Selasa 12 Diskusi Dadan
UKS kelas maret Tanya ,irfan,
2019 jawab heni
dan
simulasi
4. Lakukan Ruang Kamis Diskusi Dadan
kerjasama Mushola 14, maret Tanya ,irfan,
lintas sektoral 2019 jawab heni
pembinaan dan
kader tentang simulasi
P3K
2 Resiko Setelah 1.Kognitif 1. berikan Ruang Kamis Diskusi Yana
terjadinya diberikan (pengetahuan) penyuluhan Mushola 14, maret dan aay
masalah penjelasan siswa dapat tentang kesehatan 2019 Tanya
kesehatan tentang menyebutkan reproduksi pada jawab
reproduksi kesehatan pengertian remaja
pada siswa reproduksi puberitas a. pengertian
siswi kelas 7 diharapkan 2.Afektif remaja/puberitas
dan 8 SMP klien dapat (sikap)siswi b.perubahan fisik
Al_Ihsan melakukan dapat dan psikologis
berhubung perawatan menghitung dan pada puberitas
dengan kesehatan memperkirakan
Kurangnya reproduksi waktu haid
pengetahuan 3.Psikomotor
siswa terhadap (tindakan)siswi
perubahan dapat
fisiologis mempersiapkan
system keperluan haid
refroduksi dan yang akan
perawatan datang
kesehatan
3 Kurang Setelah 1. Kognitif 1. Lakukan Ruang Kamis Diskusi Milda,
mengikuti pendidikan
optimalnya (pengetahuan) kelas/hal 14 Maret dan Farida
kegiatan kesehatan
budaya hidup penyuluhan Siswa dapat tentang 6 aman 2019 Tanya
cuci tangan langkah cara
bersih dan menjawab sekolah jawab
yang baik mencuci tangan
sehat (PHBS) dan benar pertanyaan yang benar dan
selama 45
pada siswa tentang cuci simulasi
menit,
kelas 7 dan 8 diharapkan tangan yang
siswa dapat
SMP Al-Ihsan baik dan benar
memahami
berhubungan materi 2. Affektif
penyuluhan
dengan kurang (sikap): Siswa
yang
pengetahuan diberikan dapat mengerti
tentang cuci
tentang kapan waktu
tangan.
perilaku hidup yang tepat
bersih dan harus mencuci
sehat(cuci tangan
tangan dengan 3. Psikomotor
air mengalir (tindakan) :
dan sabun) siswa dapat
ditandai melakukan
dengan tindakan cuci
tangan dengan
baik dan
benar.)
1.8 IMPLEMENTASI

N Diagnosa Wakt Sasaran Tempat Jumlah peserta Kegiatan Penanggu Metode


o u ng jawab
1 Kurang optimalnya Selasa Kepala Ruang 1 orang kepala 1. Memberikan Dadan, Diskusi,T
05
pelayanan UKS sekolah kepala sekolah dan 2 penjelasan tentang Irfan anya
Maret
berhubungan dengan 2019 dan sekolah orang guru UKS Suherni jawab
jam
fasilitas sarana dan Guru
14.00
prasarana yang tidak
memadai Jum’a Kepala Puskesm 1orang 2. Melakukan Dadan, Koordina
t8 sekolah as dan Puskesmas koordinasi dengan Irfan si dan
Maret , Guru ruang bidang UKS PUSKESMAS Suherni rujukan
2019 dan kepala 1 orang kepala pembentukan struktur
Jam bidang sekolah sekolah struktur organisasi UKS
09.00 UKS UKS
puskes
mas
Selasa Guru Ruang 30 siswa kelas 3. Melakukan Dadan, Diskusi
12 dan kelas 7 dan 8 penjaringan kader Irfan dan
maret siswa 1orang guru UKS Suherni simulasi
2019 piket
Kamis Siswa Ruang 61 siswa 4. Memberikan Dadan, Ceramah.
, 14 dan mushola 5 orang stap bimbingan P3K Irfan Tanyajaw
Maret guru guru Suherni ab.
2019 simulasi
jam
16.00
Kamis Siswa Ruang 61 siswa 5. Memberikan Dadan, Simulasi
14 dan mushola 5 orang stap suffort berupa Irfan
Maret guru guru perlengkapan P3K Suherni
2019
jam
16.00

2 Resiko terjadinya Kamis Siswa Ruang 61 siswa 1. Memberikan Yana Ceramah,


masalah kesehatan 14 dan mushola 5 orang stap pendidikan ,AAy diskusi
reproduksi pada siswa Maret guru guru kesehatan tentang dan
siswi kelas 7 dan 8 2019 puberitas dan Tanya
SMP Al_Ihsan jam kesehatan jawab
berhubung dengan 16.00 reproduksi
Kurangnya
pengetahuan siswa
terhadap perubahan
fisiologis system
refroduksi dan
perawatan kesehatan
3 Kurang optimalnya Kamis Siswa Ruang 61 siswa 1. Memberikan Milda Ceramah,
budaya hidup bersih 14 dan mushola 5 orang stap pendidikan diskusi
dan sehat (PHBS) pada Maret guru guru kesehatan dan
siswa kelas 7 dan 8 2019 tentang cuci Tanya
SMP Al-Ihsan jam tangan jawab
berhubungan dengan 16.00
kurang pengetahuan Kamis Siswa Ruang 61 siswa 2. Memberikan Farida Ceramah,
tentang perilaku hidup 14 dan mushola 5 orang stap pendidikan diskusi
bersih dan sehat(cuci Maret guru guru kesehtan dan
tangan dengan air 2019 tentang bahaya Tanya
mengalir dan sabun) jam merokok jawab
ditandai dengan 16.00
1.9. EVALUASI

NO DIAGNOSA EVALUASI TANGGAL PARAF


1 Kurang optimalnya pelayanan UKS S: Kamis 14,
berhubungan dengan fasilitas sarana dan 1.Kepala sekolah mengatakan perlu dan Maret 2019
prasarana yang tidak memadai brjanji untuk membentuk struktur UKS di
SMP Al-Ihsan
2. siswa peserta bimbingan menyebutkan
pengertian P3K
O:
1. Pihak sekolah menginvertarisir sarana dan
prasarana untuk UKS
2. Pihak puskesmas melakukan follow up dan
penjaringan kesehatan
3. Siswa peserta bimbingan mensimulasikan
cara membidai lika patah tulang
A : Masalah sebagian teratasi
P:
1. Pollow up Kerjasama lintas sektoral
terbentuknyaUKS, sarana prasarana dan
system rujukan
2. Follow up kerjasama lintas sektoral peminaan
UKS
2 Resiko terjadinya masalah kesehatan S: Kamis 14,
reproduksi pada siswa siswi kelas 7 dan 8 1. Hampir Seluh siswa dapat menyebutkan Maret 2019
SMP Al_Ihsan berhubung dengan tanda tanda perubahan fisik puberitas
Kurangnya pengetahuan siswa terhadap O:
perubahan fisiologis system refroduksi dan 1. Seluruh siswi dapat mensinulasikan dan
perawatan kesehatan menghitung prediksi siklus menstruasi
A : masalah teratasi
P:
1. Follow up puskesmas secara periodic/rutin
masalah kesehatan reproduksi remaja

3 Kurang optimalnya budaya hidup bersih dan S : Kamis 14,


sehat (PHBS) pada siswa kelas 7 dan 8 SMP 1. Hampir seluruh siswa dapat menyebutkan Maret 2019
Al-Ihsan berhubungan dengan kurang langkah langkah cuci tangan
pengetahuan tentang perilaku hidup bersih 2. Seluruh siswa dapat menyebutan bahaya
dan sehat(cuci tangan dengan air mengalir merokok
dan sabun) ditandai dengan O:
1. Seluruh siswa dapat memperagakan cara
cuci tangan 6 langkah dengan benar
A : masalah teratasi
P:
1. Sekolah mempasilitasi sarana cuci tangan
dengan sabun
2. Terpasangnya peringatan larangan
merokok dan bahaya merokok disetiap
ruangan
DAFTAR PUSTAKA

Ananto, P. 2006. Usaha KesehatanSekolah di SekolahDasardan Madrasah

Departemen Kesehatan. (2008). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah.


Jakarta: Departemen Kesehatan.

Depdiknas. 2006. PedomanPembinaandanPengembangan Usaha kesehatan Sekolah.


6-48

Ibtidaiyah.Bandung :YramaWidya. 11-88.

Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri


Agama dan Menteri Dalam Negeri. Nomor 26 Tahun 2003 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.

Sumantri, M. (2007). Pendidikan Wanita. Dalam Ali, M., Ibrahim, R., Sukmadinata,
N.S., dan Rasjidin, W. (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Handbook..
Bandung: Pedagogiana Press (Halaman 1175 – 1186)

http://drlukashermawan.blogspot.com/2011/01/program-usaha-kesehatan-sekolah-
uks.html, (diakses: Kamis, 20 Januari 2011).

Anda mungkin juga menyukai