Anda di halaman 1dari 10

AUDIT INTERNAL DAN SISTEM PENGENDALIAN

INTERN PADA EFEKTIFITAS PENJUALAN


Naufal Al Qassam Saifullah
Jurusan Akuntansi Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam TAZKIA

Abstrak
Era globalisasi yang semakin meningkat, membuat berbagai jenis usaha semakin
berkembang, salah satunya usaha yang bergerak dibidang pariwisata. Hotel merupakan salah
satu usaha yang bergantung pada pariwisata, karena turis yang semakin meningkat membuat
pendapatan hotel pun menjadi meningkat. Namun, seiring dengan pendapatan yang
meningkat, pengawasan akan operasional perusahaan semakin dibutuhkan, agar dapat
meminimalisir kemungkinan terjadinya fraud. Fraud dapat diminimalisir dengan pengawasan
yang konsisten oleh pimpinan perusahaan. Akan tetapi, pimpinan perusahaan tidak akan
mampu mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan mulai dari awal hingga akhir
jika perusahaan tersebut sudah menjadi perussahaan dengan skala besar. Oleh karena itu,
dibutuhkan pendelegasian wewenang kepada bidang terkait yang memfokuskan pada
pengawasan operasional perusahaan agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan
pada operasional perusahaan dapat dilakukan oleh audit internal dan sistem pengendalian
intern. Paper ini akan menjelaskan bagaimana pengaruh dari audit internal dan sistem
pengendalian intern pada efektifitas penjualan.
Kata Kunci: Audit Internal, Sistem Pengendalian Intern, Efektifitas Penjualan

Pendahuluan
Era globalisasi yang semakin terasa membuat banyak persaingan diantara dunia usaha yang
semakin berkembang, salah satunya dari sektor pariwisata. Sektor pariwisata sangat potensial
dalam dunia usahah, karena merupakan sektor andalan yang mampu meningkatkan kegiatan
ekonomi, termasuk kegiatan sektor lain yang terkait. Dengan demikian, lapangan kerja,
pendapatan masyarakat, maupun pendapatan pemerintah daerah, serta devisa negara dapat
ditingkatkan melalui upaya pengembangan dan pendayagunaan potensi kepariwisataan. Salah
satu potensi kepariwisataan tersebut adalah hotel.
Hotel merupakan usaha yang bergerak pada bidang jasa dengan tingkat kompleksitas yang
tinggi seperti penyediaan jasa kamar, penyediaan fasilitas hiburan dan olahraga, penyediaan
tempat makan, serta penyediaan jasa perawatan tubuh. Tingkat kompleksitas hotel yang
tinggi tersebut menuntut agar aktivitas hotel berjalan secara efektif dan efisien, seperti
terpenuhinya kebutuhan dan kepuasan konsumen.
Untuk dapat berkembang dalam persaingan yang ketat dalam mengakomodasi tiap kebutuhan
dan keinginan konsumen, pemilik harus melakukan penambahan fasilitas hotel sehingga hotel
saat ini tidak hanya menyediakan fasilitas penginapan saja, tetapi juga menyediakan fasilitas
lain seperti kolam renang, restoran, café, laundry, massage, spa, dan akses internet gratis.
Seperti halnya Hotel Horison Ultima yang berada di Buahbatu, Bandung. Hotel dapat
berkembang dan memperoleh laba besar dengan memperhatikan pelayanan yang baik, harga
yang dapat dijangkau oleh konsumen, serta penyampaian informasi yang akurat dan tepat.
Perusahaan ini dituntut untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk menciptakan
produk maupun jasa yang dapat dijual dengan harga dan kualitas yang bersaing dengan
perusahaan lain dalam industri yang sama. Selain itu, perusahaan juga dituntut untuk
meningkatkan efektivitas dalam berbagai aktivitas perusahaan melalui perancangan dan
penerapan strategi oleh manajemen, sehingga laba perusahaan dapat ditingkatkan. Karena,
perolehan laba menjadi alasan utama mengapa suatu perusahaan berdiri. Laba juga
menentukan kelangsungan hidup perusahaan agar berbagai aktivitas dapat dijalankan di
dalam suatu perusahaan.
Perolehan laba pada suatu perusahaan didasarkan pada pendapatan yang didapatkan melalui
aktivitas penjualan dikurangi dengan biaya-biaya operasional yang dikeluarkan. Karena
merupakan aktivitas yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan harus menjalankan
aktivitas penjualan yang baik. Aktivitas penjualan yang baik dapat dlihat dari seberapa cepat
respon perusaaan menanggapi keinginan konsumen. Karena, di zaman dengan teknologi
maju, konsumen cenderung menginginkan segala sesuatu yang serba cepat dan praktis.
Pengendalian penjualan pun memberikan umpan balik mengenai informasi mengenai kondisi
penjualan, sehingga manajemen dapat menilai kegiatan penjualan dan menetapkan tindakan
apa yang perlu dilakukan agar kegiatan penjualan berjalan seperti yang diharapkan.

Aktivitas penjualan sewa kamar menjadi hal yang sangat penting di Hotel Horison Ultima,
agar tujuan usaha perhotelan dapat tercapai. Penjualan sewa kamar perlu ditingkatkan secara
lebih baik dan teliti karena aktivitas penjualan sewa kamar tersebut merupakan salah satu
sumber utama penghasilan hotel disamping penjualan lain seperti penjualan makanan atau
minuman serta penjualan barang dan pelayanan-pelayanan lainnya. Penjualan sewa kamar
memberikan kontribusi atas total penjualan hotel dengan kisaran 60-70% (Sumber:
wawancara penulis). Agar aktivitas penjualan tersebut mendukung tercapainya tujuan
perusahaan, maka pengendalian yang efektif sangat diperlukan.
Dengan semakin berkembangnya perusahaan, pemimpin perusahaan harus dapat
menyesuaikan keadaan tersebut, karena dalam keadaan demikian seorang pemimpin tidak
akan lagi mampu mengawasi seluruh kegiatan perusahaan yang dipimpinnya secara langsung.
Hal tersebut disebabkan semakin luasnya pengawasan yang harus dilaksanakannya dan juga
karena adanya keterbatasan kemampuan seorang pemimpin perusahaan yang mengharuskan
seorang pemimpin perusahaan memiliki sistem dan prosedur kegiatan operasi yang tertata
dan terencana secara baik untuk mendelegasikan sebagian wewenang kepada bawahannya,
disertai batas-batas wewenang dan kewajiban yang ditanggungkan dengan catatan tanggung
jawab terakhir tetap berada di puncak pimpinan.
Adanya pelimpahan wewenang dan semakin kompleksnya permasalahan yang terjadi dalam
perusahaan, maka kemungkinan tindakan-tindakan yang dapat merugikan perusahaan akan
semakin besar. Untuk memberikan keyakinan bahwa apa yang dilaporkan bawahan tentang
perusahaan adalah benar, maka pimpinan perusahaan membutuhkan adanya audit internal
sebagai pengawas di dalam
perusahaan untuk menunjang efektivitas penjualan dan menilai kualitas kegiatan operasional
perusahaan.
Audit internal adalah pelaksana audit/audito yang menjalankan tugas di dalam perusaaan
untuk mengetahui sejau mana prosedur dan kebijakan yang telah dibentuk sebelumnya
dipatuhi, menetakan apakah pengelolaan akan aset organisasi/perusahaan suda dilaksanakan
dengan baik, menetapkan seberapa efektif dan efisien dari prosedur kegiatan
organisasi/perusahaan, serta menilai keefektivitasan informasi yang diproduksi oleh tiap unit
di dalam organisasi/perusahaan (Mulyadi : 2002). Audit internal atas penjualan sewa kamar
juga memberikan informasi, pendapat dan rekomendasi-rekomendasi yang dapat dijadikan
dasar dalam membantu pengambilan keputusan manajemen untuk meningkatkan pelayanan
hotel.
Dengan adanya audit internal, manajemen diharapkan dapat memperoleh informasi yang
benar untuk mendukung pengambilan keputusan dan dalam melakukan tindakan selanjutnya
terutama pengendalian atas operasi perusahaan. Selain itu dengan adanya audit internal juga
dapat dijadikan dasar untuk meyakinkan kebutuhan operasional yang tepat, khususnya untuk
membantu manajemen dalam mengamankan harta perusahaan, meyakinkan apakah catatan-
catatan keuangan terpelihara dengan akurat dan untuk mendeteksi adanya kecurangan.
Permasalahan Hotel Aston Tropicana dalam akuntansi timbul dari sifat usahanya (nature of
business) yang dijalankan. Dalam usaha perhotelan, setiap transaksi yang terjadi apakah itu
secara tunai maupun kredit berlangsung secara cepat. Tamu hotel dapat datang dan
menempati kamar, memesan makanan atau minuman, menggunakan telepon, hingga
menggunakan jasa cuci pakaian dalam waktu yang singkat. Dalam periode tersebut, tamu
hotel harus dicatat dalam register hotel dan namanya harus didaftar untuk keperluan lainnya.
Setiap departemen harus mencatat pembebanan atau jasa-jasanya dan melaporkan untuk
dibebankan ke dalam rekening tamu tersebut. Untuk itu diperlukan suatu pencatatan yang
akurat dalam register hotel dan setiap departemen dalam hotel tersebut dimana tamu meminta
jasa. Rekening tersebut senantiasa diperbaharui setiap saat sesuai dengan transaksi yang
dilakukan oleh tamu hotel, serta setiap departemen harus melaporkannya secara terus
menerus mengingat tamu dapat saja meminta rekeningnya dan meninggalkan hotel setiap
saat.
Semua hal diatas menunjukan pentingnya pengendalian terhadap kecermatan dan kecepatan
pencatatan setiap transaksi penjualan jasa atau produk. Pengendalian intern merupakan suatu
proses yang di desain untuk mendapatkan jaminan yang memadai dalam mencapai kebijakan
dan peraturan. Pengendalian intern yang memadai diperlukan dalam usaha perhotelan, namun
belum cukup apabila tidak ditetapkan sebagaimana mestinya sesuai dengan yang telah
ditetapkan oleh manajemen hotel itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan suatu staf audit
internal yang dapat membantu manajemen dalam mengawasi pelaksanaan pengendalian
intern atas aktivitas hotel tersebut untuk menunjang ke-efektivitasan yang bertugas untuk
menilai kelayakan dan kualitas kegiatan yang telah dijalankan perusahaan.
Pengendalian intern merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan khususnya
Hotel Horison Ultima. Seluruh kegiatan operasional yang ada pada perusahaan memiliki
standar atau prosedur yang ditetapkan agar dapat mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
Dengan demikian, manajemen perusahaan harus dapat membuat suatu sistem yang baik
dalam segala aktivitas kegiatan perusahaan yang dikendalikan oleh sebuah pengendalian
intern yang ada pada perusahaan tersebut.
Hotel Horison Ultima sendiri telah menggabungkan sistem komputerisasi dan sistem manual
dalam menjalankan aktivitas hotel sehingga resiko-resiko kesalahan atau kecurangan dapat
diminimalisir, seperti halnya tamu boleh membayar biaya menginap atau biaya lainnya di
akhir, sehingga memungkinkan adanya tamu yang tidak kembali ke hotel dan tidak
membayar sisa dari harga jual kamar yang tertunggak. Selain itu, pengamanan aset
diperlukan untuk mengatasi jika terdapat tamu yang yang tidak mengakui pembelian atau
kerusakan pada barang di dalam hotel, yang akan menyebabkan kerugian pada hotel dan
mengurangi pendapatan hotel.
Dengan dibantu audit internal dan sistem pengendalian intern, manajemen harus berhati-hati
dalam menangani masalah penjualan ini. Apabila terjadi penyimpangan, manajemen harus
bertindak cepat untuk mengarahkan kembali kepada tujuan yang telah ditetapkan agar dapat
mengamankan aktiva perusahaan. Berdasarkan masalah tersebut, paper ini memiliki tujuan
untuk mengetahui besar pengaruh audit internal dan sistem pengendalian intern pada
efektifitas penjualan.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
verifikatif dengan pendekatan survey. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum
atau generalisasi (Sugiyono, 2015). Serta penelitian verifikatif merupakan penelitian yang
menguji hipotesis dengan cara mengumpulkan data dari lapangan (Sugiyono, 2012).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif, karena ada variabel-
variabel yang akan ditelah hubungannya serta tujuannya untuk menyajikan gambaran yang
terstruktur, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang
penulis teliti.
Langkah-langkah menghitung data deskriptif yaitu sebagai berikut:
1. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklarifikasikan lima alternatif jawaban
yang menggambarkan peringkat jawaban. Langkah pertama yang harus diketahui
adalah mencari nilai maksimal yang dapat dihitung dengan rumus berikut Umi
Narimawati (2010):
Nilai Maks = Jumlah responden × jumlah soal × skor maks
Langkah kedua adalah mencari nilai minimal, yaitu melalui perhitungan :
Nilai Min = Jumlah responden ×jumlah soal × skor min
2. Menentukan jarak, yang dapat dihitung melalui perhitungan:
Jarak = Nilai Maks – Nilai Min
3. Untuk menjawab deskriptif tentang masing-masing variabel peneliti ini, digunakan
rentang kriteria penilaian sebagai berikut:
Skor actual × 100%
Skor ideal
Keterangan :
Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kusioner yang telah diajukan.
Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan
memilih jawaban skor tinggi.
Kemudian dapat dihitung besarnya jenjang jarak, dengan perhitungan :
Jenjang jarak / skor maksimal.
Penulis juga melakukan analisis terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan
metode kuantitatif. Adapun pengertian metode kuantitatif menurut Sugiyono (2012:7) adalah
metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama
digunakan sehingga sudah menjadi tradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini
disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program microsoft excel dan program
SPSS (Statistical Product and Service Solution). Kemudian hasil data yang telah dikonversi
tersebut selanjutnya diolah menggunakan analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi
linier ganda.
Untuk mendapatkan data, dilakukan dua instrumen dalam metode survey, yaitu kuisioner
(pertanyaan tertulis) dan wawancara (pertanyaan lisan). Kuisioner dapat langsung
dikomunikasikan kepada dan dikumpulkan dari responden (secara perseorangan) atau dapat
juga dikomunikasikan dan dikumpulkan melalui surat elektronik. Wawancara dapat
dilakukan dengan komunikasi tatap muka atau telepon.
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan jenis Non Probability Sampling.
Jenis sampel ini tidak dipilih secara acak, tidak semua unsur atau elemen populasi
mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Untuk menentukan sampel
yang dipilih, digunakan kriteria berdasarkan pendidikan, usia, dan jabatan dari sampel
tersebut.
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini untuk melihat kenyataan yang sebenarnyaa dari masalah yang ada, maka
diperlukan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer secara langsung dari
perusahaan. Adapun langkah-langkah dalam pengelompokan data primer dengan cara sebagai
berikut:
a. Wawancara (nterview)
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan pegawai yang berwenang dilingkungan
perusahaan untuk mengumpulkan data mengenai obyek yang diteliti.
b. Pengamatan Langsung (Observations)
Pengamatan langsung yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
langsung pada objek penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan.
c. Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara meenggunakan daftar pernyataan
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dengan menggunakan
rating scale pada jawabannya seperti tabel berikut:
Skore K a t e g o r i

5 Sangat setuju

4 S e t u j u

3 R a g u - r a g u

2 Tidak setuju

1 Sangat tidak setuju

d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik penelitian dimana peneliti mengumpulkan data-data yang
diperlukan sehubungan dengan peneliti berupa surat keputusan dan formulir yang digunakan
organisasi.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Dalam melaksanakan studi kepustakaan, dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder
dalam menunjang data primer yang telah didapat dari penelitian lapanagan. Dalam
melkukaan studi kepustakaan ini penulis mengumpulkan data dengan membaca literatur dan
buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
Data yang diperoleh kemudian diuji validitasnya. Uji validitas menyatakan bahwa instrument
yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian dapat digunakan atau tidak.
Menurut Sugiyono (2012) menyatakan bahwa valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Untuk mencari nilai validitas disebuah item mengkorelasikan skor item dengan total-total
item tersebut. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan
diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2012) yang harus dipenuhi yaittu
harus memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Jika r > 0,3 maka item-item tersebut dinyatakan valid.
b. Jika r < 0,3 maka item-item tersebut dinyatakan tidak valid.
Uji validitas instrumen dapat menggunakan rumus korelasi. Rumus korelasi berdasarkan
Pearson Product Moment adalah sebagai berikut:

Keterangan :
rXY = Koefisien Korelasi
N = Banyaknya Sampel
∑X = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel
X∑Y = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel Y
Menurut Sugiyono (2015) bila harga korelasi dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa
butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.
Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan dalam mengukur
variabelnya. Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dalam
penelitian ini adalah Pearson Product Moment. Apabila nilai koefisien yang dsedang diuji
lebih besar dari r tabel sebesar (0.3), maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut
valid.
Setelah dilakukan uji validitas, kemudian dilakukan uji reabilitas. Uji reliabilitas menyatakan
bahwa apabila instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama
akan menghasilkan data yang sama.
Pengujian reliabilitas kuisioner pada penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach (a)
menurut Sugiyono (2007) dengan rumus sebagai berikut:
( )
R=α = R= ( )

Keterangan :
a = Koefisien Realibilitas Alpha Cronbach
S2 = Varians skor keseluruhan
Si2 = Varians masing-masing item
Adapun kriteria untuk reliablitas instrumen penelitian ini yang merujuk kepada
pendapat (Nunnally, 1967 dalam Gozali, 2007) yang menyatakan bahwa uatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>0,70.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara menguji instrument sekali saja, kemudian
dianalisis dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Kuesioner dikatakan andal apabila
koefisien reliabilitas bernilai positif dan lebih besar dari pada 0.7.
Setelah dilakukan uji reabilitas dan data telah didapatkan, selanjutnya dilakukan uji
normalitas. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi variabel terikat untuk
setiap nilai variabel bebas tertentu berdistribusi normal atau tidak. Dalam model regresi
linier, asumsi ini ditunjukan oleh nilai error (ԑ) yang berdistribusi normal. Model regresi yang
baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga
layak dilakukan pengujian secara statistik. Pengujian normalitas data menggunakan Test of
Normality Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS.
Menurut Sigih Santoso (2012) dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan
probabilitas (Asymtotic Significance) yaitu:
• Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal
• Jika probabilitas > 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode grafik normal Probabilitu plots
dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan:
• Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar
jauh, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas
Lalu, dilakukan analisis regresi linier berganda dan analisis koefisien determinasi, Analisis
regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya)
variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini
digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara veriabel dependen (Y) dan
variabel independen (X1,X2 dan Xn).
Persamaan regresinya sebagai berikut:
Y = a+b1X1+ b2X2+ …+ bnXn

(Sumber: Sugiyono, 2013)


Keterangan :
Y = variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = variabel independen
a = bilangan konstanta
b = koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk menilai berapa besar pengaruh variabel X
terhadap Y maka digunakan koefisien determinasi (KD) yang merupakan koefisien korelasi
yang biasanya dinyatakan dengan persentase (%).
KD = (r × 100%

Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi
r^(2 ) = Koefisien Korelasi
Terakhir, dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode regresi berganda. Dalam hal
ini analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Hipotesis yang akan diuji dalam rangka penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis
sebagai berikut :
Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima, dan Ho ditolak
Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak
Pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu
uji pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan
keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut :
Ho : p = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara audit internal dan sistem
pengendalian intern terhadap efektivitas penjualan
Ha : p > 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara audit internal dan sistem
pengendalian intern terhadap efektivitas penjualan

Daftar Pustaka
Narimawati, Umi. 2010. Metodologi Penelitian: Dasar Penyusun penelitian Ekonomi. Jakata:
Genesis.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Agoes, Sukrisno. 2014. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik. Edisi 4 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Andrea Parera. 2015. Peranan Penting Auditor Internal Dalam Sebuah Organisasi.
<www.kompasiana.com>

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Aviana P.M.S. 2012. Penerapan Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi
Berbasis Komputer. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Volume 1 No. 4. 68.

Djanegara dan Haryadi, M.C. 2007. Studi tentang Efektifitas Pengendalian Intern Penjualan.
Jurnal Ilmiah Ranggagading. Volume 7 No 1, 1-7.

Hidayat M. 2011. Peranan Audit Intern Sebagai Strategic Businesse Partner. Jurnal Ekonomi
dan Informasi Akuntansi. Volume 1 No. 1 Januari 2011
Narimawati, Umi. 2010. Metodologi Penelitian: Dasar Penyusun penelitian Ekonomi. Jakata:
Genesis.

Nova dan Lintje. 2014. Evaluasi Pengendalian Intern Untuk Siklus Persediaan Barang
Dagangan. Jurnal EMBA. Volume 2. No 3. 022-049

Praditha, Y. 2016. Pengaruh Audit Internal Terhadap Efektifitas Pengendalian Internal


Penjualan dan Operasi Penjnualan. Bandung: Unikom

Rapina dan Christyantyo L. 2011. Peranan Sistem Pengendalian Intern Dalam Meningkatkan
Efektifitas dan Efisiensi Kegiatan Operasional Pada Siklus persediaan dan Perdagangan.
Jurnal Ilmiah Akuntansi. No/ 06 Tahun ke-2 September-Desember 2011.

Sa'adah. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Sistem Pengendalian Internal terhadap
Audit Delay. Jurnal Akuntansi. Volumsi 1 No2, 3.

Sawyer, L.B. Dittenhofer, M.A. dan Scheiner, J.H.2005. Internal Auditing: Audit Internal
Sawyer. Edisi 5 Buku 1. Altamonte Springs, Florida. Salemba Empat.

Situmeang E.G.S. Dwiatmanto dan Sulasmiati S. 2016. Peran Auditor Internal Dalam Menunjang
Pelaksanaan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol:33 No 1,
182.

Situmorang, Christina. V. 2015. Peranan Audit Internal Dalam Mengatasi Risiko penjualan Kredit.
Jurnal Ilmiah Research Sains. Volume 1 No 3, 25-27 .

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tarigan N.E. Saputra B.W. dan Ginting T. 2013. Peran Internal Auditor terhadap Efektifitas
Pengendalian Internal Process Credit Granting and Collection. Finance & Accounting Journal.
Volume 2 No 1, 69-72.

Wijaya W.A. Arifati R. Dan Suprijanto A. 2016. Analisis Pengaruh Indepedensi, Motivasi, Pengalaman
Kerja, Profesionalisme, dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Efektifitas Penerapan Sistem
Pengendalian Intern. Journal of Accounting. Volume 2 No 2.

Anda mungkin juga menyukai