Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN PENGUKURAN

I.TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin digapai adalah:

1.Memahami prinsip-prinsip dasar dari pengukuran.

2.menentukan panjang,massa,diameter dan ketebala suatu benda.

II.DASAR TEORI
A.Mengukur Besaran Panjang

Untuk mengukur panjang benda kita mengenal alat akur panjang seperti mistar,jangka sorong
dan micrometer sekrup.

1.Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat pengikur tebal suatu benda yang sangan kecil sekali,ketelitiannya mencapai
0,1 mm.

Cara menggunakan jangka sorong:

Sebelum menggunakan alat ukur ini hendaknya diteliti terlebih dahulu apakah alat tersebut sudah
mempunyai kesalahan titik nol. Jika mengukur garis tengah suatu tabung ,letakkan tabung diantara
rahang jangka sorong. Kita bisa anggap bahwa rahang atas adalah rahang A sedangkan rahang bawah
adalah rahang B. setelah itu bisa kita lihat bahwa tabung tersebut berada diantar rahang A dan B. Untuk
membaca jangka sorong sendiri yaitu dengan melihat skala utama,lihat nilai yang terukur yang lurus
dengan skala nol diskala nonius. Bisa menunjukkan posisi berhimpit dengan garis pada skala utama bisa
juga tidak. Jika tidak ambil nialai skala terdekat dikirinya. Pada tahap ini baru mendapatkan ketelitian 1
mm. Lihat skala nonius ,carilah angka pada skala nonius yang berimpit dengan garis di skala utama.
Pengukuruan ini punya ketelitian hingga 0,1 mm. jumlahkan. Selagi benar cara menggunakan jangka
sorong dan tau cara membacanya,kita akan mendapatkan pengukuran yang akurat.

2.Mikrometer Sekrup

Micrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur panjang benda sampai dengan 0,01 mm.

Cara menggunakan micrometer sekrup yaitu:

Sebelum digunakan untuk mengukur benda terlebih dahulu cari kesalahan titik nolnya. Buka rahang
dengan menggerakkan pemutar kearah kiri kemudian letakkan benda diantara poros lalu tutup kembali
rahang hingga menjepit benda . Misalkan kita mengukur sebuah koin dan nilai yang kita dapat yaitu
pada skala utama mendapat angka 0,3.. sementara pada skala nonius mendapat 0,01mm. Dari kedua
angka ini dijumlahkan maka akan mendapat ketebalan koin yaitu 0,31 mm.

B.Mengukur Massa

Pengukuran massa banyak digunakan dengan menggunakan neraca atau timbangan yang
bekerja atas dasar prinsip tuas. Dan jenis neraca yang umum digunakan di laboratorium adalah Neraca
Ohaus. Neraca ohaus ada yang memiliki 3 lengan ada pula yang memiliki 4 lengan. Pada neraca ohaus 3
lengan ,beban geser menunjukkan berturut-turut 100g,20g,dan 1g maka beban itu menjadi 121 g.

Cara menggunakan neraca ohaus yaitu pastikan anting dalam keadaan horizontal dan jarum
menunjukkan angka nol. Setelah itu letakkan beban di tempatnya dan geser anting dari yang terbesar
sampai keadaan setimbang pada titik nol. Hitung nilai yang didapat pada anting. Misal kita mendapat
pada anting terbesar tidak bergeser dan anting kedua pada angka 15g dan anting ketiga mendapat nilai
0,3g. maka nilai yang kita dapat yaitu 15,3 g.
III.Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Micrometer sekrup
2. Jangka sorong
3. Neraca ohaus
4. Plat
5. Kelereng besar dan kecil
6. Bandul
7. Kubus

IV.PROSEDUR KERJA

1. Siapkan peralatan yang akan digunakan.


2. Ukurlah panjang plan menggunakan Jangka Sorong dan tebalnya menggunakan
Micrometer Sekrup serta massanya menggunakan Neraca Ohaus.
3. Ukurlah diameter kelereng dengan Micrometer Sekrup dan massanya menggunakan
Neraca Ohaus.
4. Ukur massa bandul menggunakan NeracaOhaus dan diameternya menggunakan
Micrometer Sekrup.
5. Ukur panjang sisi kubus menggunakan Jangka Sorong dan massanya menggunakan
Neraca Ohaus.
6. Ulangi percobaan 2 sampai 5 sebanyak dua kali.
7. Catat data hasil pengamatan sebagai data laporan.
TABEL PERCOBAAN

1.PLAT

NO Panjang(cm) Tebal(mm) Massa(g)


1 7,85 0,19 6,54
2 7,53 0,22 6,46
3 7,33 0,23 6,55
4 7,47 0,24 6,42
5 7,54 0,22 6,35

2.KELERENG

KELERENG BESAR KELERENG KECIL


NO Diameter(cm) Massa(g) Diameter(cm) Massa(g)
1 2,52 20,95 1,57 5,48
2 2,51 19,20 1,53 5,19
3 2,52 22,1 1,55 5,72
4 2,52 22 1,55 5,69
5 2,53 21,12 1,51 5,79

3.BANDUL

NO Diameter(cm) Massa(g)
1 2,55 99,70
2 2,45 99,41
3 2,54 99,51
4 2,45 99,62
5 2,46 98,82

4.KUBUS

NO Panjang(cm) Massa(g)
1 2,25 21,87
2 2,1 21,82
3 2,1 21,75
4 2,2 21,84
5 2,25 21,78
HASIL AKHIR PERCOBAAN

1.PLAT
1
Kita anggap bahwa panajng palat adalah X,tebal plat adalah Y dan massanya adalah Z. Dan ∆𝑥 adalah 2i
skala terkecil dari alat ukur yang digunakan.

NO x y z
1 7,85 0,19 6,54
2 7,53 0,22 6,46
3 7,33 0,23 6,55
4 7,47 0,24 6,42
5 7,54 0,22 6,35
∑X ∑Y ∑Z
=37,72 =1,1 =32,32

Panjang:

∑𝑥 37,72
𝑥̅ = = = 7,544 𝑐𝑚
𝑁 5
1
̅ + ∆𝑥 = 7,544 + ( × 0,1) = 7,544 + 0,05 = 7,594 cm
𝑥 =×
2

∴maka nilai terbaiknya :


𝑥 = 7,594 cm

Tebal:

∑𝑦 1,1
𝑦̅ = = = 0,22 𝑐𝑚
𝑁 5
1
𝑦 = 𝑦̅ + ∆𝑦 = 0,22 + ( × 0,01) = 1,1 + 0,005 = 1,105 cm
2

∴maka nilai terbaiknya :

𝑦 = 1,105 cm
Massa:

∑𝑍 32,32
𝑍̅ = = = 6,464𝑐𝑚
𝑁 5
1
𝑍 = 𝑍̅ + ∆𝑍 = 6,464 + ( × 0,01) = 6,464 + 0,005 = 6,469 g
2

∴maka nilai terbaiknya :

𝑍 = 6,469 g

2.KELERENG
1
Kita anggap bahwa diameter kelereng adalah x dan massa kelereng adalah z. Dan ∆𝑥 adalah 2i
skala terkecil dari alat ukur yang digunakan.

KELERENG BESAR KELERENG KECIL


NO x Z x z
1 2,52 20,95 1,57 5,48
2 2,51 19,20 1,53 5,19
3 2,52 22,1 1,55 5,72
4 2,52 22 1,55 5,69
5 2,53 21,12 1,51 5,79
∑𝑥 ∑𝑥 ∑𝑥 ∑𝑥
=12,6 =105,37 =7,71 =27,87

KELERENG BESAR

Diameter:

∑𝑍 12,6
𝑥̅ = = = 2,52𝑐𝑚
𝑁 5
1
𝑥 = 𝑥̅ + ∆𝑥 = 2,52 + ( × 0,01) = 2,52 + 0,005 = 2,525 g
2

∴maka nilai terbaiknya :

𝑥 = 2,525 𝑐𝑚
Massa:

∑𝑧 105,37
𝑧̅ = = = 21,074 𝑔
𝑁 5
1
𝑧 = 𝑧̅ + ∆𝑧 = 21,07 + ( × 0,01) = 21,07 + 0,005 = 21,075 g
2

∴maka nilai terbaiknya :

𝑧 = 21,075 𝑔

KELERENG KECIL

Diameter:

∑𝑥 7,71
𝑥̅ = = = 1,542𝑐𝑚
𝑁 5
1
𝑥 = 𝑥̅ + ∆𝑥 = 1,542 + ( × 0,01) = 1,542 + 0,005 = 1,547 cm
2

∴maka nilai terbaiknya :

𝑥 = 1,547 𝑐𝑚

Massa:

∑𝑧 27,87
𝑧̅ = = = 5,574𝑐𝑚
𝑁 5
1
𝑧 = 𝑧̅ + ∆𝑧 = 5,574 + ( × 0,01) = 5,574 + 0,005 = 5,579 g
2

∴maka nilai terbaiknya :

𝑧 = 5,579𝑔
3.BANDUL

Kita anggap bahwa diameter bandul adalah x dan massa bandul adalah z

NO X Y
1 2,55 99,70
2 2,45 99,41
3 2,54 99,51
4 2,45 99,62
5 2,46 98,82
∑x ∑y
=12,45 =497,06

Diameter:

∑𝑥 12,45
𝑥̅ = = = 2,49𝑐𝑚
𝑁 5
1
𝑥 = 𝑥̅ + ∆𝑥 = 2,49 + ( × 0,01) = 2,49 + 0,005 = 2,495 cm
2

∴maka nilai terbaiknya :

𝑥 = 2,494 𝑐𝑚

Massa:

∑𝑧 497,06
𝑧̅ = = = 99,412𝑔
𝑁 5
1
𝑧 = 𝑧̅ + ∆𝑧 = 99,412 + ( × 0,01) = 99,412 + 0,005 = 99,417g
2

∴maka nilai terbaiknya :

𝑧 = 99,417𝑔
4.KUBUS
1
Kita anggap bahwa panjang kubus adalag x dan massanya y. Dan ∆𝑥 adalah 2i skala terkecil dari
alat ukur yang digunakan.

NO X Y
1 2,25 21,87
2 2,1 21,82
3 2,1 21,75
4 2,2 21,84
5 2,25 21,78
∑𝑥 ∑𝑥
=10,9 =90,06

Diameter:

∑𝑥 10,9
𝑥̅ = = = 2,18𝑐𝑚
𝑁 5
1
𝑥 = 𝑥̅ + ∆𝑥 = 2,18 + ( × 0,01) = 2,18 + 0,005 = 2,185 cm
2

∴maka nilai terbaiknya :

𝑥 = 2,185𝑐𝑚

Massa:

∑𝑧 90,06
𝑧̅ = = = 18,012𝑔
𝑁 5
1
𝑧 = 𝑧̅ + ∆𝑧 = 18,012 + ( × 0,01) = 18,012 + 0,005 = 18,017g
2

∴maka nilai terbaiknya :

𝑧 = 18,017𝑔 Diameter:

∑𝑥 12,45
𝑥̅ = = = 2,49𝑐𝑚
𝑁 5
1
𝑥 = 𝑥̅ + ∆𝑥 = 2,49 + ( × 0,01) = 2,49 + 0,005 = 2,495 cm
2

∴maka nilai terbaiknya :

𝑥 = 2,494 𝑐𝑚
Massa:

∑𝑧 497,06
𝑧̅ = = = 99,412𝑔
𝑁 5
1
𝑧 = 𝑧̅ + ∆𝑧 = 99,412 + ( × 0,01) = 99,412 + 0,005 = 99,417g
2

∴maka nilai terbaiknya :

𝑧 = 99,417𝑔
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA

DASAR PENGUKURAN

Disusun Oleh:

Levina Fidiya Putri(2018122004)

Noviyadi permanagoro(2018122005)

Dosen Pengasuh: Dwi Ratnaningdyah.M.pd

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

2018
LABORATORIUM FISIKA DASAR
KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DALAM PERCOBAAN

1. Pendahuluan
Pada percobaan fisika dasar,hasil yang diperoleh biasanya tidak dapat langsung diterima karena
harus dipertanggung jawabkan keberhasilan dan kebenarannya. Hal ini disebab kan oleh kemampuan
manusia yang terbatas dan ketelitian alat-alat yang digunakan mempunyai batas kemampuan tertentu.

Hasil percobaan baru dapat diterima apabila harga besaran yang diukur dilengkapi dengan
batas-batas penyimpangan dari hasil tersebut,yang disebut ketidak pastian.jika dari hasil tersebut
diketahui penyimpangan terlalu besar maka bila diperlukan.percobaan harus diulang kembali dengan
berbagai cara.

2.Ketidakpastian pada pengukuran

a.kesalahan bersistem (schematic error)


kesalahan yang bersumber pada alat pengukuran yang dipakai besaranya,kestabilan
biasanya konstan sehingga seringkali dinamakan sebagai kesalahan konstan (constan error).

b. Kesalahan Random
Karena pengurangan pengukuran selalu menghasilkan hasil yang berbeda,maka harga
tersebut juga akan berbeda dengan harga yang sebenarnya.

3.Perhitungan kesalahan

a.) ketidakpastian taksiran

Bila pengukuran dilakukan hanya satu kali biasanya besaran diambil stengah kali skala
terkecil dari pada alat ukur.
Contoh

Jika tebal plat yang diukur menggunakan mistar menghasilkan 50mm,maka hasilnya dapat dituliskan:

t = (50±0,5)

atau

t = (5,0±0,05)
∆𝑡 = 0,5 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘(𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒),sedangkan relatifnya dapat dinyatakan dalam :
∆𝑡 0,5
| 𝑡 | × 100% − | 50 | × 100% = 1%

b) menentukan harga rata-rata (nilai terbaik) danbesaranya.

Jika pengukuran dilakukan beberapa kali pengukuran yang hasilnya di tuliskan sebagai berikut:

×1 , ×2 , ×3 , … … … . . ,×𝑁

Untuk mendapatkan nilai terbaik (benar) dari pengukuran tersebut adalah dengan merata-rata

Hasil pengukuran yaitu:

×=×1 ,×2 ,×3 , … … … ×𝑁

Selisih atau penyimpangan antara nilai unsur kesatuan dengan nilai ukur rata-rata dinamakan
deviasi(𝛿),maka

̅ ………….(2)
𝛿 =×𝑖 -×

Sedangakan standar deviasinya didefinisikan sebagai akar rerata kuadrat deviasnya, yang dapat
dinyatakan dengan :

∑𝑁(𝛿× )²
𝑖 ∑𝑁 ̅)
1 (×𝑖 −×
∆𝑥 = √ 𝑁(𝑁−1)
𝑖
=√ 𝑁(𝑁−1)
………….(3)

Atau

̅ ²𝑁
∑×𝑖 ²−𝑁.×
∆𝑥 = 𝛿 ̅̅̅̅̅
×𝑁 = √ 𝑁(𝑁−1)
………(4)

Sedangkan standar deviasi relatifnya,dinyatakan dengan :


∆𝑥
̅ = | | × 100% … … … … . (5)
× 𝑥̅

Selanjutnya harga atau nilai dari pengukuran dapat dinilai dengan

𝑥 = 𝑥̅ ± ∆𝑥

Anda mungkin juga menyukai