Anda di halaman 1dari 10

Rencana Induk Pengembangan


Sistem Penyediaan Air Minum Kab. Nias Barat


B A B 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Berdasarkan Permen PU 18 tahun 2007, Pasal 5 : Rencana Induk
Pengembangan SPAM adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun)
yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air
minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat
komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya.
Pemenuhan kebutuhan air minum rumah tangga masyarakat daerah
kabupaten/kota yang terus semakin meningkat seiring dengan pertambahan
populasi penduduk, dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air
minum (SPAM). Kewajiban untuk mengembangkan SPAM tersebut pada
dasarnya adalah merupakan tanggungjawab pemerintah daerah
kabupaten/kota (pemkab/kota). Namun, mengingat masih sangat terbatasnya
sumber daya manusia yang ada di daerah tingkat dua (kabupaten/kota), maka
baik pemerintah pusat maupun pemerintah tingkat satu (provinsi) harus dapat
memberikan dukungan dan bantuan teknis pembinaan yang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan dari daerah tersebut dalam upayanya melaksanakan
penyelenggaraan SPAM secara optimal menyeluruh, berkelanjutan dan
dilakukan secara terpadu dengan prasarana dan sarana sanitasi pada setiap
tahapan penyelenggaraannya.
Regulasi terhadap pengembangan sistem penyediaan air minum pada
prinsipnya adalah bertujuan untuk terciptanya pengelolaan dan pelayanan air
minum yang berkualitas, berkuantitas dan berkontinuitas kepada publik
dengan harga yang terjangkau, tercapainya kepentingan yang seimbang antara

I-1
Rencana Induk Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum Kab. Nias Barat

masyarakat konsumen air minum dan tercapainya kepentingan yang seimbang
antara masyarakat konsumen air minum dan penyedia jasa pelayanan air
minum serta meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum
(sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan SPAM.
Perkembangan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh tersedianya
sistem prasarana dan sarana yang menunjang untuk segala aktifitasnya, baik
dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Apabila sistem prasarana dan sarana
yang ada tidak cukup memadai maka perkembangan wilayah tersebut akan
terhambat. Sistem prasarana dan sarana air bersih merupakan salah satu hal
yang paling penting diperlukan untuk menunjang perkembangan suatu
wilayah. Dari segi kuantitas, sistem penyediaan air bersih harus mampu
melayani seluruh penduduk yang ada di wilayah tersebut terutama pada saat
“jam puncak”, dan aliran air harus bisa melayani penduduk secara terus terus
menerus (kontinu). Sedangkan dari segi kualitas air yang di distribusikan
kepada penduduk harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh
pemerintah baik dari aspek fisik, kimia maupun mikrobiologi.
Unsur-unsur yang membentuk suatu sistem penyediaan air modern,
akan meliputi:
 Sumber-sumber penyediaan (sumber air baku).
 Sarana penampungan.
 Sarana penyaluran ke instalasi pengolahan.
 Sarana pengolahan.
 Sarana distribusi.
Dalam perencanaan sarana penyediaan air bagi masyarakat, jumlah dan
mutu air merupakan hal yang paling penting.

Kabupaten Nias Barat merupakan salah satu dari 33 Kabupaten/Kota di


Provinsi Sumatera Utara yang terletak di sebelah barat Provinsi Sumatera
Utara. Kabupaten Nias Barat memiliki arah kebijakan pembangunan daerah
merujuk pada agenda-agenda pembangunan nasional dan juga mengacu pada
kaidah kebijakan perencanaan pembangunan yang digariskan Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara, salah satunya misi pengelolaan infrastruktur

I-2
Rencana Induk Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum Kab. Nias Barat

wilayah. Arah kebijakan dalam rangka penyelenggaraan misi tersebut dengan
meningkatkan pembangunan jalan, jembatan, drainase, sarana dan prasarana
air bersih.
Untuk mencapai sasaran pemenuhan kebutuhan masyarakat akan akses
air minum yang sehat, diperlukan gambaran : kondisi penyediaan air minum
yang ada, kondisi sosial ekonomi, dll. Untuk memenuhi hal itu maka
diperlukan Penyusunan Dokumen Rencana Induk Pengembangan Sistem
Pengelolaan Air Minum Kabupaten Nias Barat yang juga sudah menjadi
kewajiban Pemerintah Daerah sebagaimana yang diamanatkan oleh Peraturan
Pemerintah No.16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum. Mengingat kerterbatasan anggaran dan banyaknya bidang yang
masih sangat membutuhkan pengembangan fasilitas, maka perlu dilakukan
skala prioritas pelaksanaan program yang disusun dan dituangkan dalam
Penyusunan Dokumen Rencana Induk Pengembangan Sistem Pengelolaan
Air Minum Kabupaten Nias Barat.
Program-program yang dipandang layak ini perlu disusun kedalam
bentuk prioritas program yang mencakup program jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Dengan menyiapkan prioritas program
tersebut, diharapkan tujuan pencapaian target sasaran akan dapat lebih terukur
dan termonitor setiap tahun.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi
sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk
memajukan kesejahteraan umum dan berperan juga sebagai faktor utama
pembangunan. Untuk itu air perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi
hidup dan kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya. Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa air memiliki peran yang sangat strategis dan harus tetap
tersedia dan lestari, sehingga mampu mendukung kehidupan dan pelaksanaan
pembangunan di masa kini maupun di masa mendatang.
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum
(RISPAM) di Kab. Nias Barat adalah dalam rangka untuk menunjang

I-3
Rencana Induk Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum Kab. Nias Barat

peningkatan pelayanan air minum sejalan dengan program MDG’S
(Millenium Development Goals) dimana setengah dari penduduk yang belum
memperoleh pelayanan air minum yang aman dapat memperoleh akses
pelayanan air minum. Pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum menetapkan target bahwa di tahun 2020 akses
masyarakat terhadap infrastuktur dasar permukiman menjadi 100 %, dengan
memanfaatkan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki oleh Kab. Nias
Barat serta sumber dana lainnya sesuai dengan PP 16/2005 bahwa Air Minum
menjadi tanggung jawab bersama.

1.2.1. MAKSUD
Penyusunan Dokumen Rencana Induk Pengembangan Sistem
Pengelolaan Air Minum Kabupaten Nias Barat dimaksudkan untuk
merencanakan pengembangan sistem pengelolaan air minum secara
umum dengan jangka waktu 15-20 tahun, baik sistem dengan
jaringan perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan serta menjadi
pedoman bagi penyelenggara dan Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam mengembangkan sistem pengelolaan air minum di daerah
masing-masing.
Maksud dari Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum di Kab. Nias Barat, adalah :
1. Mengidentifikasi kebutuhan air minum pada daerah studi
perencanaan.
2. Membantu Pemerintah Kab. Nias Barat dalam menyusun
rencana induk pengembangan SPAM di daerahnya.
3. Mengetahui program yang dibutuhkan untuk pencapaian target
pelayanan SPAM yang terukur pada setiap tahapan rencana
(per 5 tahun).
4. Memberikan masukan bagi pemerintah pusat, provinsi dan
kabupaten dalam upaya mengembangkan prasarana dan sarana
air minum di Kab. Nias Barat melalui program yang
berkelanjutan serta terpadu dengan prasarana dan sarana
sanitasi lingkungan.

I-4
Rencana Induk Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum Kab. Nias Barat

5. Mengevaluasi, updating data dan informasi terbaru mengenai
kebutuhan air masyarakat dan keberadaan sumber air di
Wilayah Kab. Nias Barat.
6. Mengevaluasi potensi sumber air baku bagi penyediaan air
bersih yang bersumber dari air permukaan, air tanah dangkal
dan air tanah dalam serta mata air di Kab. Nias Barat.
7. Mengevaluasi dan menyusun perencanaan dasar penyediaan
dan pemanfaatan air baku.
8. Menganalisa kebutuhan investasi dalam penyediaan sarana air
bersih.

1.2.2. TUJUAN
Tujuan dari Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem
Pengelolaan Air Minum adalah
1. Menghasilkan draft dokumen rencana induk pengembangan
SPAM, yang akan dapat menjadi pedoman penyelenggaraan
pengembangan SPAM di wilayah studi perencanaan,Kab. Nias
Barat hingga 20 tahun kedepan (2034) dan nantinya dilegalkan
dan ditetapkan oleh Surat Keputusan Bupati Kab. Nias Barat.
2. Tersedianya pedoman bagi pengambilan dan pemanfaatan
sumber air bersih.
3. Terpenuhinya kebutuhan air bersih dalam jumlah yang cukup
dengan kualitas yang memenuhi persyaratan air minum bagi
masyarakat sepanjang tahun.
4. Tesedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang
memenuhi persyaratan air minum.
5. Tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan.
6. Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat
atau pemakai.
7. Tersedianya pedoman operasi atau pemeliharaan dan evaluasi.

I-5
Rencana Induk Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum Kab. Nias Barat

1.3. SASARAN
Berdasarkan maksud dan tujuan tersebut diatas, maka sasaran kegiatan
ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang
Rencana Induk System Pengembangan Air Minum (RISPAM) di Kab. Nias
Barat, agar upaya pengelolaan sumberdaya air secara terpadu, efisien dan
berkelanjutan (suistanable) yang dapat memenuhi kebutuhan air untuk
kegiatan manusia, meliputi:
1. Mempunyai pemahaman yang jelas tentang sumber-sumber air baku saat
ini, data curah hujan, jejaring sungai (watershed), system akuifer serta
water balance antara pemakaian, penyimpanan dan pengisian kembali
(recharge flow) air tanah.
2. Pengembangan Evaluasi terperinci tentang ketersediaan air di Kabupaten
Nias Barat beserta daerah sekitarnya yang berkontribusi dalam
ketersediaan air tersebut baik untuk saat ini maupun prakiraan di masa
mendatang.
3. Pengembangan situasi kritis meliputi prakiraan musim kering terburuk
dalam kurun waktu tertentu (5 tahunan dan 25 tahunan) berupa analasis
jumlah hari berturut-turut tanpa hujan terpanjang dalam kurun waktu
tersebut dan selanjutnya mengembangkan solusi-solusi alternative untuk
mengantisipasi situasi kritis tersebut.
4. Mempunyai pemahaman tentang potensi gangguan baik internal maupun
eksternal yang dapat memberikan dampak terhadap kualitas dan kuantitas
air baku
5. Mengembangkan pemahaman tentang kerentanan sumber air baku
(Source water vurnerability) dan Rencana.
6. Meningkatkan jiwa pelayanan terhadap ketersediaan sumber air baku
(water stewardship) kepada masyarakat.

1.4. LINGKUP KEGIATAN


Ruang lingkup wilayah perencanaan pekerjaan penyusunan Rencana
Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) di Kab. Nias
Barat adalah wilayah administrasi Kabupaten Nias Barat yang mencakup
substansi sebagai berikut:

I-6
Rencana Induk Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum Kab. Nias Barat

1. Melakukan evaluasi kondisi kota/kawasan, untuk mengetahui karakter,
fungsi strategis dan konteks regional nasional, kemampuan pendanaan
daerah, kondisi fisik/geografis, kondisi social ekonomi kota/kawasan
yang bersangkutan.
2. Melakukan kerjasama dengan Bappeda kabupaten/kota lokasi studi
dalam menerjemahkan Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten/kota
menjadi Rencana Induk sistem pengelolaan air minum kabupaten/kota
tersebut.
3. Melakukan evaluasi kondisi eksisting sistem pengelolaan air minum,
dengan mengidentifikasi cakupan pelayanan, idle capacity, NRW,
peralatan dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting,
institusi pengelola untuk sistem pengelolaan air minum perpipaan dan
non perpipaan.
4. Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan,
perkiraan kebutuhan air dan identifkasi air baku.
5. Menentukan kriteria teknis dan standar pelayanan yang akan
diaplikasikan, yang meliputi tingkat pelayanan yang diinginkan,
cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan yang dapat ditawarkan ke
pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.
6. Menyusun rencana kebutuhan air minum.
7. Menentukan skala prioritas penggunaan sumber air baku, kebutuhan
kapasitas air baku (disesuaikan dengan rencana kebutuhan air minum),
dan menyusun rencana alokasi air baku yang dibutuhkan untuk sistem
pengelolaan air minum yang direncanakan.
8. Merencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi baik untuk
sistem pengelolaan air minum jaringan perpipaan maupun sistem
pengelolaan air minum bukan jaringan perpipaan.
9. Menyusun identifikasi potensi pencemar air baku, identifikasi area
perlindungan air baku, dan menentukan jenis proses pengelolaan
sanitasi (terutama air limbah dan persampahan) di sekitar sumber air
baku potensial.
10. Menyusun program dan investasi pengembangan sistem pengelolaan air
minum untuk jangka pendek (2 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan
jangka panjang (10-15 tahun) di wilayah studi baik untuk kawasan

I-7
Rencana Induk Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum Kab. Nias Barat

perkotaan maupun perdesaan berupa rencana tahapan pengembangan,
rencana pengembangan kelembagaan dan SDM, rekayasa awal sistem,
rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan sumber air
baku, serta rencana tindak lanjut studi kelayakan.
11. Menyusun rencana pembiayaan dan pola investasi, yang berupa indikasi
besar biaya tingkat awal, sumber pembiayaan dan pola pembiayaan bagi
pengembangan sistem pengelolaan air minum.
12. Menyusun rencana konsep pengembangan kelembagaan penyelenggara
sistem pengelolaan air minum dan rencana berjalannya penyelenggaraan
sistem pengelolaan air minum tersebut. Konsep ini mencakup tinjauan
terhadap struktur organisasi dan kebutuhan SDM termasuk latar belakang
keahliannya.
13. Melakukan workshop sosialisasi penyusunan rencana induk
pengembangan SPAM dengan mengundang instansi terkait, stakeholders
air minum, masyarakat, LSM, dan institusi pendidikan.

1.5. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah Dokumen Rencana Induk
Sistem Pengembangan Air Minum (RI-SPAM) yang nantinya ditindaklanjuti
menjadi Dokumen Legal Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum Kab.
Nias Barat dengan Peraturan Bupati. Dokumen Legal mengenai Rencana Induk
Pengembangan SPAM yang meliputi :
a. Rencana Jaringan Sistem Penyediaan Air Minum, yang meliputi jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan.
b. Rencana Program dan Pengembangan SPAM untuk Jangka Pendek (1-5 tahun),
Jangka Menengah (5-10 tahun), dan Jangka Panjang (10-20 tahun).
c. Rencana Sumber Air Baku dan Alokasi Air Baku.
d. Rencana Keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana Sanitasi.
e. Rencana Pembiayaan dan Pola Investasi Pengembangan SPAM.
f. Rencana Pengembangan Kelembagaan.

I-8
Rencana Induk Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum Kab. Nias Barat

1.6. SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN
Laporan RI-SPAM disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini dikemukakan mengenai, latar belakang, maksud dan tujuan,
sasaran, landasan hukum penyusunan Rencana Induk Penyusunan Sistem
Penyediaan Air Minum, ruang lingkup pekerjaan, keluaran pelaksanaan
pekerjaan dan sistematika penulisan.
BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN NIAS BARAT
Dalam bab ini dikemukakan mengenai: kondisi umum Kabupaten Nias
Barat, diantaranya meliputi: Kota dalam Perspektif Makro, Kondisi Fisik
Dasar, Ruang dan Lahan, Sarana dan Prasarana, Sosial-ekonomi-budaya,
Sarana Kesehatan Lingkungan, serta Kependudukan.
BAB III. KONDISI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
KABUPATEN NIAS BARAT
Bab ini menggambarkan kondisi eksisting sistem penyediaan air minum
yang ada di Kabupaten Nias Barat, diantaranya: Sistem penyediaan air
minum dengan jaringan perpipaan (wilayah pelayanan, cakupan pelayanan,
kinerja pelayanan, tingkat kebocoran, unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, unit pelayanan, unit pengelolaan, permasalahan) dan Sistem
penyediaan air minum non perpipaan serta aspek non teknis (keuangan,
institusional, dan kelembagaan)
BAB IV. STANDAR/KRITERIA PERENCANAAN
Bab ini menguraikan kriteria teknis, metoda dan standar pengembangan
SPAM yang meliputi periode perencanaan, standar pemakaian air,
kebutuhan air, kehilangan sistem serta metoda proyeksi penduduk.
BAB V. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Dalam bab ini dikemukakan mengenai arah perkembangan kota (rencana
pemanfaatan ruang), rencana daerah pelayanan, proyeksi jumlah penduduk,
dan proyeksi kebutuhan air minum.
BAB VI. POTENSI AIR BAKU
Bab ini menggambarkan potensi sumber air yang ada di Kabupaten Nias
Barat, baik air permukaan maupun air tanah dan alternatif sumber air baku

I-9
Rencana Induk Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum Kab. Nias Barat

yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi pengembangan
sistem penyediaan air minum.
BAB VII. RENCANA IDUK DAN PRA DISAIN PENGEMBANGAN SPAM
Bab ini membahas mengenai kebijakan struktur dan pola ruang, rencana
sistem pelayanan, rencana pengembangan SPAM, kapasitas system, rencana
penurunan kebocoran dan perkiraan kebutuhan biaya.
BAB VIII. ANALISIS KEUANGAN
Bab ini membahas menjelaskan biaya investasi serta pola investasi yang
dilakukan dengan pentahapan serta sumber pendanaan disesuaikan dengan
kondisi kinerja BUMD/UPTD. Selain itu juga menjelaskan gambaran
asumsi-asumsi yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung
terhadap hasil perhitungan proyeksi finansial. Bab ini juga mencakup hasil
perhitungan kelayakan finansial (termasuk analisisnya) dan besaran tarif.
BAB IX. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN AIR MINUM
Bab ini menjelaskan mengenai bentuk badan pengelola yang akan
menangani SPAM Kabupaten/Kota; sumber daya manusia, baik jumlah
maupun kualifikasinya; program pelatihan untuk mendukung pengelolaan
SPAM; perjanjian kerjasama yang mungkin untuk dilakukan.

I - 10

Anda mungkin juga menyukai