Anda di halaman 1dari 3

BILAS LAMBUNG(GASTRIC LAVAGE)

No. Kode : SPO/UKM/

Terbitan :01
No. Revisi :00
SPO Tanggal :
Mulai
Berlaku
Halaman 1/3
UPT. Puskesmas Dr.Dewi Suryani
Simpang Ulim NIP : 198101162009112001

1. Pengertian Bilas lambung (gastric lavage) adalah membersihkan lambung


dengan cara memasukan dan mengeluarkan air ke/dari lambung
dengan menggunakan NGT (Naso Gastric Tube). Menurut
Smelltzer dan Bare (2001:2487), Bilas lambung (gastric lavage)
adalah aspirasi isi lambung dan pencucian lambung dengan
menggunakan selang lambung.
2. Tujuan Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), tujuan lavase lambung
yaitu sebagai berikut:
a. untuk pembuangan urgen substansi dalam upaya
menurunkan absorpsi sistemik;
b. untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur
endoskopik;
c. untuk mendiagnosis hemoragi lambung dan
menghentikan hemoragi.
3. Referensi Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000. Rencana
Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
4. Indikasi Indikasi dilakukannya bilas lambung yaitu:
a. Pasien keracunan makanan atau obat;
b. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung;
c. Persiapan operasi lambung;
d. Pasien dalam keadaan sadar;
e. Keracunan bukan bahan korosif dan kurang dari enam
puluh menit;
f. Gagal dengan terapi emesis;
g. Overdosis obat/narkotik;
h. Terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada
saluran pencernaan atas;
i. Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih
lanjut;
j. Dekompresi lambung;
k. Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan
endoskopi.
Tindakan ini dapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk
mengambil contoh racun dari dalam tubuh, sampai dengan
menguras isi lambung sampai bersih. Untuk mengetes benar
tidaknya tube dimasukkan ke lambung, harus didengarkan
dengan menginjeksekan udara dan kemudian mendengarkannya.
Hal ini untuk memastikan bahwa tube tidak masuk ke paru-paru.
5. Kontra Indikasi Kontraindikasi dilakukannya bilas lambung yaitu:
a. keracunan oral lebih dari 1 jam;
b. pasien keracunan bahan toksik yang tajam dan terasa
membakar (resiko perforasi esophageal) serta keracunan
bahan korosif (misalnya: hidrokarbon, pestisida,
hidrokarbon aromatic, halogen);
c. pasien yang menelan benda asing yang tajam;
d. pasien tanpa gangguan reflex atau pasien dengan pingsan
(tidak sadar) membutuhkan intubasi sebelum bilas
lambung untuk mencegah inspirasi.
6. Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam prosedur bilas lambung
yaitu sebagai berikut:
a. selang nasogastrik/ diameter besar atau selang
Ewald diameter besar;
b. spuit pengirigasi besar dengan adapter;
c. saluran plastic besar dengan adapter;
d. pelumas larut air;
e. air biasa atau antidote yang tepat (susu, larutan
salin, larutan bikarbonat natrium, jus jeruk,
karbon teraktivasi);
f. wadah untuk aspirat;
g. gag mulut, selang nasotrakea atau endotrakea
dengan cuv yang dapat dikembungkan;
h. wadah untuk spesimen.
7. Persiapan Pasien Pada keadaan darurat, misalnya pada pasien yang keracunan,
tidak ada persiapan khusus yang dilakukan oleh perawat dalam
melaksanakan Bilas lambung (gastric lavage), akan tetapi pada
waktu tindakan dilakukan untuk mengambil specimen lambung
sebagai persiapan operasi, biasanya dokter akan menyarankan
akan pasien puasa terlebih dahulu atau berhenti dalam meminum
obat sementara.
8. Prosedur Kerja
a. Prosedur bilas lambung pada kasus keracunan
1) Bisa dilakukan pada klien yang tidak sadar / stupor atau jika induksi
muntah dengan sirup ipekak tidak berhasil.
2) Bila klien setengah sadar dan masih ada refleks muntah, maka posisikan
klien miring pada satu sisi untuk memudahkan irigasi dan mencegah
aspirasi.
3) Bila klien tidak sadar dan refleks muntah tidak ada, maka klien harus
dilakukan intubasi trachea sebelum dilakukan bilas lambung.
4) Gunakan pipa nasogastrik berdiameter besar (>28Fr) untuk memudahkan
aliran irigasi cairan.
5) Gunakan larutan garam fisiologis untuk pembilasan, suhu cairan yang
digunakan sebaiknya sesuai suhu tubuh.
6) Lakukan irigasi dan aspirasi cairan garam faal sebanyak +/- 200 ml
beberapa kali sampai terpakai 2-4 liter.
7) Lakukan pencatatan setelah tindakan yang meliputi jumlah, karakteristik,
bau cairan yang dilakukan irigasi serta reaksi klien.
b. Prosedur Bilas lambung (gastric lavage) pada kasus perdarahan lambung
1) Sebelumnya pasang NGT berukuran besar, jenis yang biasanya
digunakan adalah selang Ewald. Selang dengan diameter kecil tidak
cukup efektif untuk mengeluarkan bekuan darah dan dapat menyebabkan
kesalahan penegakan diagnosa karena bila ada bekuan darah yang
menyumbat selang, akan sulit mendeteksi masih terjadinya perdarahan.
2) Lakukan irigasi dengan menggunakan cairan garam faal dengan cara
memasukkan sejumlah cairan secara bertahap dan kemudian
mengeluarkannya dengan cara mengalirkan atau diaspirasi menggunakan
tekanan rendah.
3) Alirkan cairan yang dikeluarkan ke dalam kantong (collection bag) yang
diletakkan dengan posisi lebih rendah dari tubuh klien atau tempat tidur
klien.
4) Cairan irigasi yang digunakan bisa berjumlah +/- 500-700 ml
5) Pastikan bahwa aliran cairan lancar, begitu juga dengan system
drainasenya.
6) Waspada terhadap potensial terjadinya sumbatan bekuan darah pada
selang atau perubahan posisi selang.
7) Gunakan cairan dengan suhu ruangan, karena akan lebih efektif dalam
tindakan gastric lavage. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa penggunaan cairan dengan suhu rendah (dingin) akan menggeser
kurva disosiasi hemoglobin kearah kiri dan dapat berakibat langsung
seperti : penurunan aliran oksigen ke organ-organ vital serta
memperpanjang waktu perdarahan dan protrombin time.
9. Komplikasi
a. Perforasi esophagus
b. Aspirasi pulmonal
c. Ketidakseimbangan elektrolit (Hiponatremi, Hipokloremi)
d. Tensi pneumothorak
e. Hipotermia pada anak-anak bila menggunakan lavage yang dingin
f. Laringospasme
g. Hipoksia
h. Bradikardi
i. Epistaksis

Anda mungkin juga menyukai