Pendahuluan
Salah satu dari masalah yang paling sering ditemui pada perawatan bayi baru lahir
adalah manajemen dari kadar glukosa yang rendah pada 48 jam pertama kehidupan. Tingkat
yang digunakan untuk pengambilan keputusan lebih kepada pendapat ahli daripada
berdasarkan bukti.Data yang diperlukan untuk membangun kesepakatan tentang tingkat untuk
mengobati belum cukup definitif untuk mendapatkan konsensus. Dua organisasi pediatrik
telah menyediakan beberapa zat baru untuk debat dan menyarankan desain dari studi lebih
mengarah pada pendekatan dasar bukti untuk hipoglikemia pada neonatus berdasarkan
sejumlah studi maupun laporan tertulis baru-baru ini. Glukosa merupakan sumber utama
untuk metabolisme otak dan tergantung dari tingkat keparahan dan lamanya, hipoglikemia
dapat menghasilkan efek neurologis yang tidak diingikan dan cara untuk menghindarinya
adalah mengidentifikasi neonatus yang beresiko dikarenakan kondisi ini sulit untuk dideteksi
secara klinis.1,2
Tinjauan Pustaka
1. Ibu : ibu dengan diabetes (selama kehamilan ibu dengan diabetes dapat terjadi
episode-episode hiperglikemia yang menyebabkan fetal hiperglikemia. Fetal
hiperglikemia ini menginduksi hiperplasia sel beta pankreas yang menghasilkan
hiperinsulinism dan setelah kelahiran hiperinsulinism menetap dan menyebabkan
hipoglikemia), bayi dari ibu dengan obesitas, bayi yang lahir dari ibu dengan
preeklampsia/eklampsia atau hipertensi dan bayi yang lahir dengan pemberian infus
glukosa selama proses kelahiran.1,2,5,6
2. Bayi : prematuritas, intrauterine growth restriction (IUGR), small for gestational age
(SGA), large for gestational age (LGA), Bayi of Diabetic Mother (IDM), hipotermia,
hipoksia/asfiksia, post transfusi tukar, penyakit (resipratory distress, sepsis) dan
polisitemia.1,2,5,6
Neonatus dengan resiko lebih tinggi untuk mengalami hipoglikemia persisten yang perlu
dilakukan skreening glukosa adalah :
1. Tangisan abnormal
2. Apnoe atau terlihat sianotik
3. Kesulitan makan
4. Hipotermia
5. Hipotonus
6. Iritabel
7. Gelisah
8. Tremor
9. Lemah
10. Kejang
11. Berkeringat
12. Takikardia
13. Refleks moro yang berlebihan2,5
2.3 Diagnosis
Biasanya didefiniskan sebagai hipoglikemia yang berlangsung lebih dari 7 hari atau pada bayi
yang memerlukan jumlah glukosa yang lebih tinggi untuk memaintain tingkat glukosa normal
untuk lebih dari seminggu. Beberapa mendefinisikan hipoglikemia sebagai persisten apabila
menetap lebih dari 1 bulan. Karena beberapa tipe transien hipoglikemia dapat persisten lebih
dari 1 bulan maka, persisten hipoglikemia biasanya digunakan untuk mendeskripsikan
hipoglikemia yang lebih parah yang disebabkan penyebab yang lebih langka seperti
hiperinsulinemia kongenital, kelainan endokrin ataupun kelainan metabolik bawaan.2,5
2.3.1.1. Hiperinsulinism
a. Congenital hiperinsulinism (HI) adalah jumlah insulin yang disekresikan sel β pankreas
tidak tepat jumahnya atau berlebihan yang disebabkan oleh sekelompok kelainan genetik. Hal
ini merupakan penyebab tersering dari persistent hipoglikemia dimana terjadi mutasi dari
akun gen ABCC8 dan KCNJ11 yang terjadi pada 60-75 % kasus dan menjadi penyebab
tersering. Insidensnya 1 dari 2500 sampai 1 dari 50000
i. Penyebab genetik : kelainan genetik pada beberapa gen yang menyebabkan kongenital
hiperinsulinism
(b) Glutamate – dehydrogenase HI (GDH-HI) : tipe tersering kedua yang disebabkan dari
mutasi gen glutamat dehydrogenase 1. Muncul 6 bulan kemudian dan menyebabkan
hipoglikemia yang lebih ringan.
(c) Mutasi glucokinase (GCK) : dapat menyebabkan hiperinsulinism dari mudah sampai
sangat sulit ditangani.
(d) SCHAD-HI disebabkan oleh defek genetik rantai pendek 3-hydroxyacyl koenzim A
dehydrogenase (HADH) yang menyebabkan hipoglikemia ringan sampai berat.
iv. Cacat kongenital glikosilasi.Kecacatan terjadi pada protein glikosilasi.Terdapat dua jenis
(tipe Ia dan Ib) dengan banyak subset dapat menyebabkan hipoglikemia. CDG-Ia dapat hadir
dengan defek / malformasi jantung, atrofi cerebellar / hipoplasia, dan retinitis pigmentosa.
Mayoritas dari hipoglikemia pada bayi baru lahir adalah transien dan hanya
berlangsung beberapa hari. Sangat umum terjadi pada bayi yang pemberian makanannya
tertunda. Beberapa kasus dari transien hipoglikemia dapat berlangsung lebih lama yaitu
beberapa minggu sampai bulanan. Disebabkan oleh hyperinsulinemia dan didapatkan
pada stress perinatal dan bukan bawaan. Patofisiologinya masih belum jelas. Penyebab
penyebab tersering transien hipoglikemia antara lain :
1. Penghentian tiba - tiba infus glukosa hipertonik pada neonatus atau infiltrasi IV
adalah penyebab umum.
2. Kurangnya asupan kalori atau onset pemberian makan yang tertunda.
3. Masalah dosis insulin.
4. Kateter arteri umbilikalis di dekat pembuluh yang memasok pankreas (coeliac dan
arteri mesenterika superior) dan merangsang pelepasan insulin.
5. Pengaturan glukosa intrapartum ibu.
6. Terapi obat ibu. Insulin, obat antidiabetes oral (sulfonilurea,
glinides, gliptin), β-blocker (propranolol, labetalol), terbutalin, ritodrin,
klorotiazid, klorpropamida.
7. LGA, SGA, bayi IUGR.
8. Bayi ibu diabetes gestational atau insulin-dependent (IDM), bayi
seorang ibu gemuk tanpa intoleransi glukosa.
9. Postmatur, bayi prematur.
10. Infeksi, sepsis.
11. Syok.
12. Gangguan pernafasan.
13. Stress perinatal.
14. Asfiksia atau ensefalopati hipoksia-iskemik.
15. Hipotermia / hipertermia.
16. Polisitemia / hiperviskositas.
17. Erythroblastosis fetalis.
18. Post resusitasi atau transfusi tukar.
19. Penyakit jantung bawaan.
20. Infus indomethacin.
21. Idiopatik (tidak diketahui sebabnya).2,5
Berdasarkan guidelines AAP direkomedasikan treatmen untuk kadar gula darah yang rendah
bagi late preterm (LPT) (34-36/7 minggu), small for gestation age (SGA), bayi yang lahir
dari ibu dengan diabetes (IDM) dan large for gestation age ≥34 minggu (screen 0-12 jam)
sebagai berikut :
1. Bayi dengan simptom pada usia berapapun dengan kadar glukosa plasma < 40 mg/dL
2. Bayi asimptomatik usia lahir sampai 4 jam kehidupan dengan kadar glukosa plasma
< 40 mg/dL
3. Bayi asimptomatik usia 4-24 jam kehidupan dengan kadar glukosa plasma < 45
mg/dL1,2,7
Untuk pemberian makan secara rutin AAP menyarankan target kadar glukosa plasma ≥ 45
mg/dL.Pada bayi dengan gejala/simptom hipoglikemia dengan kadar glukosa < 40 mg/dL
langsung diberikan treatmen glukosa IV sesuai dosis.Pada bayi asimptomatik usia lahir
sampai dengan 4 jam pertama kehidupan dengan kadar glukosa plasma < 40 mg/dL maka
tatalaksananya adalah langsung diberikan makan pertama dalam waktu 1 jam lalu discreening
30 menit kemudian setelah pemberian makan pertama apabila kadar glukosa plasma pada
screening pertama < 25 mg/dL maka diberikan makan lagi dan dicek 1 jam apabila kadar
glukosa plasma masih < 25 mg/dL maka diberikan glukosa IV sesuai dosis, tetapi apabila
kadar glukosa plasma 25 – 40 mg/dL maka dapat dilanjutkan pemberian makanan atau
diberikan glukosa IV bila diperlukan.1,2,7
Untuk bayi asimptomatik usia 4 jam sampai 24 jam pertama kehidupan dengan kadar glukosa
plasma < 45 mg/dL maka tatalaksananya adalah diberikan makan setiap 2-3 jam lalu
discreening gula darah plasmanya setiap pemberian makan apabila kadar glukosa plasma
<35 mg/dL maka diberikan makan lagi dan discreening kadar glukosa plasma setelah 1 jam
dan apabila kadar glukosa plasma masih <35 mg/dL diberikan glukosa IV sesuai dosis, tetapi
apabila kadar glukosa 35-45 mg/dL maka dapat dilanjutkan pemberian makanan atau
pemberian glukosa IV bila diperlukan.
Dosis glukosa IV = 200 mg/kg (dextrose 10 % pada 2 mL/kg) atau pada infus IV 5-8 mg/kg
per menit (80-100 mL/kg per hari) dengan tujuan tercapai target kadar glukosa plasma 40-
50mg/dL.1,2,7
Gambar 2 screening dan manajemen postnatal glucose homeostasis pada LPT,SGA,IDM dan LGA1
A. Medika Mentosa
Operasi pankreas : dipertimbangkan apabila terapi obat tidak bekerja. Juga direkomendasikan
pada bayi dengan focal lesions (partial pancreatectomy) dan pada sebagian bayi dengan
diffuse lesions seperti sel ß hiperplasia (subtotal pancreatectomy). Pada sebagian infant
mungkin memerlukan total pancreatectomy untuk mengendalikan hiperinsulinemia
mereka.1,2,7
Kesimpulan
Salah satu masalah pada perawatan bayi baru lahir adalah manajemen dari kadar
glukosa plasma dimana sering terjadi hipoglikemia dan dua organisasi AAP dan FEP telah
membuat suatu guidelines untuk menangani hipoglikemia pada neonatus. Hipoglikemia
dibagi menjadi transien (mayoritas dari hipoglikemia pada neonatus) dan persisten.
Hipoglikemia persisten berlangsung lebih dari 7 hari atau pada bayi yang memerlukan jumlah
glukosa yang lebih tinggi untuk memaintain tingkat glukosa normal untuk lebih dari
seminggu atau hipoglikemia yang lebih parah yang disebabkan penyebab yang lebih langka
seperti hiperinsulinemia kongenital, kelainan endokrin ataupun kelainan metabolik bawaan.
Untuk penaganannya maka dapat diberikan terapi obat (diazoxide, octreotide), terapi operasi
apabila terapi obat tidak memberikan hasil (pancreatectomy), terapi khusus seperti pemberian
hormon pada defisiensi hormon atau diet pada galaktosemia ataupun intoleransi fruktosa
herediter.
Daftar Pustaka
1. Adamkin H. Neonatal Hypoglycemia. Seminars in Fetal and Neonatal Medicine. 2017; (1)
: 22 : p.36-41.
3.