)1r
LIF
ffi
ffi ytffi
3
$
JJ /
338 2.1 . Tidur Normal dan Cangguan Tidur
Terjaga
Tidur tahap
1 dan
iidur REM
I
Tidur
tahap 2
Tidur tahap 1 dan tidur REM (!
)digambar
pada tingkat yang sama karena
pola EEGnya sangat miriP
Tidur
delta
Waktu Jam
GAMBAR 21,-I-1
pola tidur yang khas pada der,vasa muda. (Direprodul<si dengan izin dari Hauri P The sleep disorders. Current Concepts, Kalamazoo
Ml: Upjohn; 1982:82.)
usia 4 bulan, pola bergeser sehingga persentase total tidur REM clefisiensi l-triptofan menycbabkan kutangnya rvaktu yang di-
berkurang hingga kurang 40 pcrsen dan.iatuh tertidur meniadi habiskan pada tidur I{EM. Neuron yatlg uengandung trorepine-
disertai periode ticlur REM arval. Saat der'vasa muda, distribusi frin clengan badan sel yang terletak di locus ceruleus uremainkan
tahap tidur sebagai berikut. peranan pcnting dalam tnengcttdalikan pola tidur normal. Obat
dan manipulasi yang rneningkatkan pencetusan neuron nora-
NREM (75 persen) drenergik ini rrenimbulkan pengurangan nyata tidur REM (neuron
'lahap l: 5 persen REM-off) dan peningkalan keadaan ter.iaga. Pada orang yang
Tahap 2: 45 persen mcnjalani implan elektroda (untuk kendali spastisitas), stimulasi
Tahap 3: l2 persen listrik pada locus ceruleus sangat mengganggLl selnua paran.leter
Tahap 4: 13 persen tidur. Asetilkolin otak .ir-rga terlibat cli dalanr tidur, temtarna
REM (25 persen) produksi tidur REM.
Gangguan aktivilas kolinergik pusat mcnyebabkan perubahan
Distribusi ini rclatif tetap konstan sampai usia tua, rvalaupun tidur 1'ang diamati pada gangguan depresif berat. Dibandingkan
pengurangan terjadi pada tidur gelonrbang pendek dan tidur REM dengan orang sehat dan lcontrol psikiatrilt tanpa deptesi, orang
pada orang yang berusia lebih tua. dengan depresi nremiliki ganggtlan nyata pada pola tidur REM.
Pemberian agonis muskarinik, seperti arecoline, untuk pasien
ciepresi selama periode I{E,M pertama atau kedua menghasilkan
PENCATURAN TIDUR onset tidur REM yang cepat. Depresi dapat disebabkan super-
Sebagian besar peneliti berpikir bahrva scbenarnya tidak ada satu sensitivitas lerhadap asetilkolin 1'ang mcndasari' Bahkan, kira-
pr,rsat pengendali tidur sederhana, melainkan terdapat seiumlah kira setengah pasien dengan gangguan depresif berat mengalarri
kecil sistem atau pusat yang tcrutama terletak di batang otak dan perbaikan sementara ketika ntercka kurang tidur atau iika tidur
saling mengaktitkan serta menghambat satu sama lain. Banyak dibatasi. Sebaliknya, reserpine (Scrpasil), salah salu dari se.iurrlah
studi iuga menyokong peran serotonin dalanl pengal'uran tidur' kccil obat ;'ar.rg meningkatkan tidur REM' juga nrenirlbulkan
Pencegahan sintesis serotonin atau penghancuran nukleus raf'e depresi.
clorsalis batang otak, yang terdiri atas hampir semua badan sel Pasien demensia tipe Alzheinlcr mengalami gangguan tidur
1,ang ditanclai dengan berkurangnya tidur REM dan tidur
gelom-
serotonergik otak, mengurangi tidur cukup larr-ra. Sintesis dan
pelepasan serotonin oleh neuron serotonergik dipengaruhi oleh bang penclck. Hilangnya neuron kolinergik di basal prosensefalon
ketersediaan prekursor asam amino neurotransmiter ini, seperti tclah dikaitkan sebagai penyebab masalal.r ini. Sekresi nrelatonin
l-lriptofan. Ingesti sejumlah besar l-triptofan ( I sampai 15 gram) dari kelenjar pir.real dihar.r.rbat olel.r cahayaterang. sehingga konsen-
mengurangi latensi tidur scrta bangun di malam hari. Sebaliknya, trasi scrum melatonin terendah lerdapat sepaniarrg siang hari'
21 .2. Cangguan Tidur 339
sleeper) dan hanya membutuhkan tidur kurang dari 6jam setiap setiap malam. Tidak ada alasan yang diberikan untuk menjelaskan
malam untuk dapat berfungsi dengan adekuat. Penidur panjang temuan statistik ini. Dikesankan bahwa penidur pendek memiliki
(long-sleeper) adalah orang yang tidur lebih dari 9 jam setiap keadaan kornorbid; tetapi penjelasannya tetap tidak diketahui.
malam untuk dapat berfungsi dengan adekuat. Penidur panjang Empat gejala utama menandai sebagian besar gangguan tidur;
memiliki periode REM yang lebih banyak serta lebih banyak insomnia, hipersomnia, parasomnia, dan gangguan iaclwal tidur-
REM di dalam setiap periode (dikenal sebagai densitas REM) bangun. Gejala ini sering beftumpang-tindih dan dijelaskan di
daripada penidur pendek. Pergerakan ini kadang-kadang dianggap bawah.
sebagai ukuran intensitas tidur REM dan terkait dengan kejelasan
mimpi. Penidur pendek umumnya efisien, ambisius, beradaptasi
sosial, dan menyenangkan. Penidur panjang cenderung mengalami
lnsomnia
depresi ringan, cemas, dan menarik diri secara sosial. Mening- Insontnia adalah kesulitan memulai atau mempertahankan tidur.
katnyakebutuhan tidurter.iadi pada kerja fisik, olah raga, penyakit, Gangguan ini merupakan keluhan tidur yang paling lazim ditemui
kehamilan, tekanan jiwa umum, dan meningkatnya aktivitas dan dapat bersifat sementara atau menetap.
mental. Periode REM meningkat setelah stimulus psikologis yang Suatu periode singkat insomnia paling sering disebabkan
kuat, seperti situasi belajar yang sulit serta stres, dan setelah ansietas, baik sebagai ge.jala sisa suatu pengalaman yang men-
penggunaan bahan kimia atau obat yang menurunkan katekolamin cemaskan atau antisipasi pengalaman yang mencetuskan
otak. ansietas (cth., ujian atau wawancara pekerjaan yang akan ber-
340 21. Tidur Normal dan Cangguan Tidur
atau tidur yang tidak dapat dihindari, tetapi lebih ditandai oleh minta menggunakan tempat tidurnya hanya untuk tidur dan bukan
kelelahan atau.iatuh tertidur lebih awal daripada biasanya dan untuk hal lain; jika mereka tidak tertidur setelah 5 menit berada di
kesulitan bangLrn di pagi hari. atas tempat tidur, mereka diminta segera bangun dan melakukan
21 .2. Cangguan Tidur 341
Sindrom Apnea Tidur Obstruktif.Banyak orang-lansia sekamar melaporkan adanya nrengorok dan tidur yang gelisah. Pasren
obesitas dengan gangguan ini dikatakan memiliki sindrom pichlickian.
dan penderita obesitas. bahkan yang tanpa ge.iala klinis-lebih
Pasien yang dicurigai nierniliki apnea tidur hiuus rtrenialani perekam-
kecil kemungkinannya mengalami periode apnea di dalam tidur, an di laboratorium. Perekaman tidur sepanjang malam yang Iazinr meliputi
dan umumnya, lebih banyak rnengalami masalah pernapasan di EEG, elektromiogram (EMG), elektrokardiogram (EKG), dan berbagai
dalam tidur daripada ketika bangun. Apnea tidur mengacu pada .jenis u.ji pernapasan juga berguna. Perekaman aliran udara dan upaya
penghentian aliaran udara pada hidung atau mulut. Berdasarkan pernapasan biasanya penting untuk menegakkan diagnosis. Keparahan
konvensi, periode apneik adalah periode yang berlangsung selalha episode apnea ditentukan dengan tnenggunakan oksimetri untuk mengukur
10 detik atau lebih. Apnea'tidur dapat memiliki beberapa tipe saturasi oksigen sepanjang nralam. Pengamatan EKG 24 .janr kadang-
yang berbeda. Pada apnea tidur sentral murni, upaya aliran udara kadang berguna untuk men gan'Iati perr"rbahan.i antung.
dan pernapasan (abdomen dan dada) berhenti saat episode apneik Nasal continuorts positive airway pressure (nCPAP) adalah
dan mulai kembali saat bangun. Pada apnea tidut obstruktif terapi pilihan untuk apneatidur obstruktif. Prosedur lain mencakup
murni, aliran udara berhenti tetapi upaya pernapasan meningkat penurunan berat badan, operasi hidung, trakeostomi, dan uvulo-
selama periode apnea; pola ini menuniukkan adanya suatu palatoplasti. Beberapa obat dapat menormalkan tidur pada pasien
obstruksi padajalan napas dan upaya yang bertarr.rbah oleh otot- dengan apnea. Antidepresan trisiklik dan SSRI kadang-kadang
otot abdomen dan toraks untuk mendorong udara melewati membantu dalam menerapi apnea tidur dengan menurunkan
obstruksi ini. Episode juga berhenti saat bangun. Tipe campuran jumlah rvaktu yang clihabiskan di dalam tidur REM, tahap di
meliputi unsur apnea tidur sentral dan obstruktifl dalam tidur saat episode apnea paling sering ter.iadi. Di samping
Apnea tidur biasanya dianggap patologis bila pasicn meng- itr-i, teofilin telah terlihat malnpu mengurzrngi .iumlah episode
alami sedikitnya lima episode apnea dalam satu .lam atau 30 apnea; meskipun clemikian, obat ini dapat menganggu keseluruhan
episode apnea sepanjang malarn. Pada kasus apnea tidur obstruk- kualitas tidur, sehingga membatasi kegunaan umumnya. Jika
tif yang berat, pasien dapat mengalami sebanyak 300 episode apnea tidur telah ditegakkan atau dicurigai. pasien harus meng-
apnea, masing-masing diikuti dengan terbangun. Dengan demi- hindari penggunaan obat-obat sedatif, tetmasuk alkohol, karena
kian, hampir tidak ada tidur normal ter.jadi. meskipun pasien telah dapat sangat memperburuk keadaan, yang kemudian dapat meng-
berada di atas tempat tidur dan sering menganggap bahwa mereka ancam kehidupan.
telah tidur sepanjang malam.
Apneatidur dapat menjacli keadaan yang berbafiaya. Keadaan
Hipoventilasi Alveolar Pusat. Hipoventilasi alveclor
ini dianggap menyebabkan se.iumlah kematian yang tidak dapat pusat mengacu pada beberapa keadaan yang ditandai dengan
dijelaskan serta kematian tiba-tiba pada bayi dan anak-anak. Ke- gangguan ventilasi berupa kelainan pernapasan yang tampak atau
adaan ini juga mungkin menyebabkan banyak kematian paru dan
sangat memburuk hanya saat tidur tanpa adanya episode apnea
jantung pada orang dewasa dan orang yang berusia lebih tua.
yang signifikan. Disfungsi ventilasi ditandai dengan tidak ade-
Episode apnea tidur dapat men imbulkan perubahan kardiovaskular
kuatnya volurne tidal atau liekuensi pernapasan selama tidur.
termasuk aritmia dan perubahan tekanan darah sementara untuk
Kematian dapat teriadi saat tidur (kutukan Ondine). Hipoventilasi
setiap episode apnea. Apnea tidur yang berlangsutrg lama menye-
alveolar pusat diterapi dengan beberapa bentuk ventilasi mekanis
babkan peningkatan tekanan darah pulmonar dan juga akhirnya
(cth., ventilasi nasal).
peningkatan tekanan darah sistemik. Perubahan kardiovaskular di
dalam apnea tidur dapat menyebabkan seiumlah besar kasus yang
diagnosisnya adalah hipertensi esensial.
Gangguan Tidur lrama Sirkadian. Gangguan tidur irama
Prevalensi apnea tidur di dalam populasi belum ditetapkan, sirkadian nrencakup suatu kisaran luas keadaan yang rnelibatkan
ketidakseja.iaran antara periode tidur yang sebenarnya dengan
tetapi peningkatan jumlah kasus ditemui seiring dengan tumbuh-
periode tidur yang diinginkan. DSM-lV-TR n.rendaftarkan empat
nya kewaspadaan akan keberadaannya. Di dalam sr:rvei terkini
jenis gangguan tidur irama sirltadian: tipe tase tidur tertunda, tipe
pada pasien dengan rasa mengantuk di siang hari yang gangguan-
jet lag, tipe kerja bergiliran, dan tidak tergolongkan (Tabel 2 1.2-5).
nya cukup serius bagi mereka untuk dievaluasi.secara poligrafik
di sentra gangguan tidur, 42 persen ditemukan menderita karena
salah satu varian apnea tidur. Ttpr Fnsr Ttoun TenruNon. GanggLran ticiur irama sirkacli-
an tipe fasetidur tertunda ditandai dengan rvaktu tidur dan r.vaktu
Diagnosis tentatif apnea tidur dapat dibuat bahkan tanpa perekaman
bangun yang lebih lambat dari yang diinginkan. rvaktu tidur
polisomnografik. Gambaran yang paling khas adalah laki-laki berusia
sebenarnya hampir padajam yang sama setiap harinya, tidak di-
pertengahan atau tua yang melaporkan kelelahan dan ketidakmampuan
untuk tetap terjaga di siang han, kadang-kadang dikaitkan dengan depresi, laporkan adanya kesulitan mempefiahankan tidur saat tidur sudah
perubahan mood, dan serangan trdur di siang hari. Mereka tnungkin mulai, dan ketidakmarrpuan mendahului fase tidur dengan rren-
mengeluhkan adanya halJral yang tidak biasa saat tidur, tetapi bisajuga dorong tidur serta rvaktu bangun seperti biasanya. Sering keluhan
tidak. Ketika anamnesis diperoleh dari pasangan atau temau tidur, mereka utama pasien adalah kesulitan jatuh tenidur pada rvaktu yang di-
melaporkan adanya mengorok yang keras, intermiten disertai ntegap- inginkan seperli biasa, dan gangguan prsien rnungkin tampak
megap pada saat tertentu. Orang yang mengamatinya kadang-kadang menyerupai onset tidur insomnia. Rasa rnengantuk di siang hari
mengingat periode apnea saat pasien tatnpak mencoba bernapas tetapi
sering terjadi akibat tidak tidur.
tidak bisa. Pasien seperti i1u hampir pasti memiliki apnea tidur obstruktif.
Tipe fase tidur terlunda dapat diterapi dengan menunda waktu
Dengan apnea sentral atau campuran, keluhannya adalah bangun berulang
di malam hari, disertai sakit kepala di pagi hari dan pertrbahan mood, tidur se lama periode r.vaktu beberapa hari secara berlahap sampai
tetapi tanpa kesulitan jatuh tertidur. Pada saat onset, pasien dapat sama waktu tidur yang diinginkan tercapai. Strategi ini berhasil .iika
sekali tidak merniliki keluhan, meskipun pasangan tidur atau teman dengan memajukan waktu tidur'tidak berhasil. Proses penl'e-
344 21. Tidur Normal dan Cangguarr Tidur
Tabel 21.2-5 remaja dan dervasa muclir tampak bertahan dengan baik terhadap
Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR Cangguan Tidur perubahan terseblrt dan menunjukkan beberapa gejala. tetapi
lrarna Sirkadian lansia clar-r orang-orang yang sensitif terhadap perr-rbahan jelas
terpengaruh.
A. Pola gangguan tidur berulang atau menetap yang Cejala r.rmumnya memburuk beberapa hari pertama setelah
rrlunylb.6krn rasa kantuk ying berlebihan atau insomnia berganti ke.jadrval barLr, tetapi pada bcberapa orang gangguan
akibat ketidaksesuaian antaia jadwal tidur-bangun yang pola tidur-bangun berlangsung untuk r.vaktu yang lama. Pen-
dibutuhkan oleh lingkungan seseorang dan pola tidur-bangun dorongan .jam tidur baru dan terapi cahaya dapat membantu
siikadiannya. pekerja menyesuaikan diri dengan jaclrval baru tnereka. Banyak
B. Cangguan tidur menyebabkan penderitaan yang secara klinis
orang tidak pernah benar-benar beradaptasi dengan jadr'val giliran
bermakna atau henday.a fungsi sosial, pekerjaan, atau area
fungsi penting Iain.
yang tidak biasa katena mereka mempertahankan perubahan pola
C. Calgguan ini tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan hanya 5 hari dalam seminggu dan kembali ke pola awal populasi
tidui lain atau gangguan jiwa lain. pada hari lepas ker.ia dan saat liburan.
D. Cangguan ini bukan disebabkan e{ek fisiologis langsung suatu Jadwal ker.ja giliran adalah area pe ntirrg yang belurrr sepenuh-
zar (iih., penyalahgunaan obrl, suatu obat) atau keadaan nya diteliti, terutama mengenai pembagian .iaclwal yang tidak
medis urnum. biasa dan berubahnya penggiliran.jaclrval yang clialami scbagian.
Tcnlukan lipcnya: yang besar peker.ia saat ini. Sensitivitas seseorang terhadap per-
, Tipe fase tidur tertunda (delayed): pola onset tidur dan waktu' gantianjadwal sangat beragam tetapi tubuh kebanyakan orang
. bangun tertunda yang menetap, dengan ketidakmampuan biasanya tidak dapat beradaptasi dengan kelja giliran; dengan
untrik;atuh tertidur din terbangun pada waktu lebih awal
dernikian. orang-orang ini sebaiknya tidak bekeria berdasarkan
yang diinginkan
giliran tersebut. Secara temperamental. beberapa orang disebut
Tipejet /ag: rasa mengantuk dan sadar yang terjadi pada saatl
"burr,rng hantu:. yang suka ter.laga di malam hari dan tidLrr di siang
yung tiau[t"pat dibandingkan dengan wakiu setempat, terjadi
seteiah pejalanan berulang melintasi lebih dari satu zona hari. dan yang lainnya disebut "burung perkutut" yang bar.rgun
waktu dan tidur lebih clini.
Tipe kerja giliran (shift work): insomnia selama periode tidur Masalah kl-ras biasanya terdapat pada dokter dalam trasa
utama atau rasa mengantuk yang berlebihan selama periode pendidikan, liang sering lrarus beker.ia 36 hingga 48.jani tanpa
bangun yang utanta karena pekerjaan dengan giliran malam tidur. Keadaan ini berbal'raya bagi dokter lraupull plsicnnya.
atau sering berubahnya jadwal bergilira Sudah selayaknya pengaiar kedokteran mengembangl(an lebili
Tipe tidak tergolongkan banyak pergiliran bagi dokter dalant masa pendidikan.
Dari American Psychiatric Association, Diagnostic and Statistical
Manuai of Mental Disorcler' 4'h ed. Text rev. Washington, DC: Tnr TrRcoroNCKAN
American Psychiatric Association; copyright 2000; dengan izirr. Sindrom Memajukan Fase Tidur. Sinclror.n uemajukan lase
tidur ditandai dengan onset tidur dan r'vaktu bangun yang lebih
awal dari yang diinginkan, .jumlah jam setiap hari seber.rarnya
suaian lase tidur dapat dibantu olch penggunaan singkat agen sama saja, tidak ada laporan mengenai kesulitarl untult uemper-
hipnolik dengan rvaktu paruh pendek, sepefti triazolam, untuk tahankan tidur begitu tidur dimulai, dan ketidakmampuan me-
mendorong tidur. Pendekatan lain untuk menerapi tipe fase tidur nunda fase tidur dengan mendorong waktu tidur dan bangurl
teftunda adalah penggunaan terapi cahaya, Terapi cahaya sore seperti biasanya. Tidak seperti tipe fase ticlur tertunda, keadaan
cenderung menunda tidur; pajanan cahaya pagi secara teratur ini tidak mengganggu pekerjaan atau hari-hari sekolah. I(eluhan
cenclerung memqiukan lvaklu tidur. utamanya adalah ketidakmampuan untuk tetap terjaga di sorc hari
dan tidur di pagi hari sampai ri,aktu biasa yang diinginkan.
Tter f rr Lnc. Bergantung pada lama per.lalanan dari Timur-
ke-Barat dan sensitivitas individu, lipe jel /ag biasanya hilarrg
Pola Tidur-Bangun Kacau. Pola ticlur-bangut lcacatt di<1efi-
spontan dalam 2 hingga 7 hari: tidak ada terapi spesifik yang di-
nisikan sebagai perilakLr tidur dan bangun yang tidak teratur dan
perlukarr. lleberapa orang merasa bahwa mereka dapat mencegah
beragam sefta yang nengganggLr pola tidur-bangun biasa. Ke-
ge.jala ini dengan mengubah rvaktu makan dan rvaklu tidur dengan
adaan ini dikaitkan dengan seringnya tidur siang pada waktu yang
arah yang tepat sebelum bepergian. Orang lain merasakan bahrva
tidak teratur dan istirahat di tempat tidur yang berlebihan. Ticlur'
gejalajet lag (lelah dan larn lain) sebenarnya berkaitan dengan
di malarn hari lan.ranya tidak adekuat dan keadaan ini dapat
kurangnya tidur dan bahrva dengan tidur yang cukup akan mem-
tampak sepefti insomnia. meskipun jumlah total tidur dalam 24
bantu. Melatonin yang dikonsumsi secara oral sesuai r'vaktu yang
.jam rrormal untuk usia pasicrt.
diresepkan berguna untuk beberapa orang"
Ttpr Krnlt CtrtnnN. Gangguan tidur irama sirkadian tipe Disomnia yang Tidak Tergolongkan. Menurut DSM-
ker.ja giliran terjadi pada orang yang berulang kali mengubah lV-TR, disornnia yang tidak tergolongkan mencakup insotrrria.
hipersomnia, dan gangguan irarr-ra sirkadian yang tidak mcmenuhi
.jadrval kerja mereka dengan cepat dan kadang-kadang pada orang
denganjadrval ticlur yang kacau yang dibuat sendiri. Gejala yang kriteria clisomnia apapun (Tabel 21.2-6).
paling sering adalah periode campuran insomnia clar-r somnolen,
tetapi ban,vak gejala dan masalah somatik lain, termasuk ulkus MtoxroNus NorrunNnr. Mioklonus noklurnrl tcrdiri atas
lambung, diakibatkan pola ini sctelah beberapa rvaktu. Beberapa kontraksi mendadak yang sangat stereotipik pada otorotot tungkai
21.2. Cangguan Tidr,rr 34s
Tabel 21.2-6
Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR Disomnia yang Tidak Tergolongkan
Kategori disomnia yang tidak lergolongkan adalah untuk insomnia, hipersomnia, atau gangguan..iranta sirkadian yang tidak r"n,"nrhi
kriteria disomnia spesifik apapun. Contoh-contohnya mencakup:. . . "" :
'.1 . Keluhan insomnia atau hipersomnia yang:secara klinis bernrakna dan disebabkan
oleh faktor lingkLrngan (cth., bising. cahaya, i
seringnya gangguan).
2;i Rasa mengantuk berlebihan yang disebabkan oleh kurang tidur yang terus menerus. ..
''.:13,
"(restless legs syndrome)". Sindrom irri ditandai dengan keingilan untuk menggerakkan tungkai atau iengan, akibat perasaan ticlak
.',- ni{qman yang secara khas digambarkan sebagai menjalar, merayap,,kesenrutan, atau gatal. Cerakan ekstiemiras yang sering terjadi
: sebagai upaya mereddkari perasaan ticlak nyanran tersebut. Cejala rnenrbuiuk jika orang tersebut beristirahat di ioreiari ,i"u ,i.,"ln*,
'1:dangejalaili dapqtdiredakansemenlarqdengangerakan.Perasaantidaknyamandanlerakanekstremitasdapatnrenundaonset.
' tidur, membangunkan orang tersebut dari tidur, dan.menyebabkan r4sa mengantuk'atau"kelelahan. di siang haii. penelitlan tidur .
:,': m:llliukken gelakqn ekstremitas periodik involunter saat.tidur pada sebagian besar individu dengan sinirom ini. Scbagian kec,il
:indivjdu mengdlami aneinia atau
berkuringnya simpanan besi serum. Stu<ii elektrofisiologia saraf ferifer:dan morfologi Xrakrosklpik
r
: otak biasanya normal. Sindrom ini dapat terjadi dalam bentuk idiopati( atau
dapa! cliseblbkan'keadaan medis atau #eurologis l'
:,. urhyp-r, termasuk keharnilair normal,'gagal ginjal,.artritis reumatoid, penyakit vaskularrperifer, ataurdisfungsi saraf perifer. SeJara
,,rfenomenologis,keduabentukini tidakdapatdibedakan.OnSetsindioniini secarakhasterjadi padaaetaietearaataukutig",
I meskipun sampai 20 persen individu dengan sindrom ini dapat rJremiliki gejaia sebelum uii"-tb t"hun. prevalensi resfhss /els
,
lyndrome antara2 daq l0persen di populasi umurn dan 30persen di popuiasi medis umum. Prevalensi meningkatseiringiengan'
'usia dan dan sebanding antai'a laki-laki dan perempuan. Perjalanan sindrom ini ditanclai cleng.rn stabilitas ataLr
' [erburukai gelaia
seiiing Lsia. Terdapat riwayat keluarga yang positif pada 5O hingga 90 perscn individu. Diagriosis banding utama mencakuiokatisia
:
I yang dicdtuskan obat, neuropati perifer; dan kram tLrngkai nokturnal. Perburuka.n di maiamlari drn g"r"fon ekstrenritas periodik
lebih lazim pada sindrom ini dibandingkan denSan akatisia yang dicetuskan obat atau neuropati periYer. Tidak seperti re,srt/ess
'' syndrome;kram.tungkai nokturnal tidak timbul dengan keinginan untuk menggerakkan ekstrenritas seita gerakan'ekstrernitas jufa
/egs
tidak scring.
4. Cerakan ekstremilas periodik: Cerakan ekstrentitas periodik adalah kedutan ekstrcmilas singkat berLrlang clengan amplitudo renclah,
terutanra pada ekstrernitas bawah. Cerakan ini dimuiai mcnjelang onset tidur dan berkuran! sclarna tahip 3 a'tau 4 tidur
nonrapid eye
' movement (NREM) dan rapid eye movement (REM), Cerakan.biasanya terjadl secara ritrnik-setiap 20-60 detik dan disertai baniun '
singkat dan berulang' Orang.ylng nrengalami sering tidak sadar dengan gerakan saat itu, tetapi dapat rnengeluhkan i"ror"ii,
:r'. b4ngun,,ataurasamengantukdi siang.hari jikajumiahgerakansangitbanyak.Orangini !"trg
dapatmemiliki cikupbanyakvariabiiitas'
jumlah gerakan ekstrentitas pcriodik dari nralam ke malam. Cerakair ekstrenritas perlodik terjacli pada scbagian tr*rj,
orong J"ngrn
restless legs syndrome, tetapi ger.rkan ini juga dapat terjadi tanpa aclanya gejala reslles.s /egs ,y,rjro.u l,tiniya.
"gangguan Orang denian "
':kehamilan hoimal atau dengan keadaan seperti gagal ginjal, gagal jantung tiongestif, dan stres paJcatraum!,1rgJJnp"t
rnengalami gerakan ekstrcmitas periodik. Meskipun usia onset khas dan pievalensinya parlTa p"o"pulasi umum tidak dikeiafiui, gcrakan
. 9\stremitas
p9riodik menin$kat sesuai dengan usia dan dapat terjadi pada lebih dari'seperriga individu berusia cli atas 6S tahL?n. Laki-
Iaki lebih lazim terkena dibandingkan perempuan.
5. Situasi saat klinisi telah menyimpulkan disomnia ada tetapi tidak dapat menentukan apakah primer, akibat l<eadaan medrs umum,
atau dicetuskan zat.
Dari American Psychiatric Associaiion. Dragnos tic and Sta.tktical Manual of Menta! Disoiicler,4,6
Associatio4;copiri8ht2000,denganizin...
ed. Text reV. w"ihington, oc, n,'''"ri.*JryJIil
saat tidur. Pasien secara sub.iektiftidak menyadari kedutan tungkai Tidak acla lerapi yang telah ditegakkan untLrk sincjrom ini.
tersebut. Keadaan ini dapat ter.jadi pada kira-kira 40 persen orang Gejalanya dapat diredakan dengan gerakan datr pemiiatan tungkai.
yang berusia di atas 65 tahun. Jika diperlukan fhrmakoterapi, benzodiazepinc. levoclopa, quinine,
Cerakan tungkai berulang ini terladi setiap 20 hingga 60 opioid, propranolol (lnderal). valproate (Depakene), dan carba-
detik, dengan ekstensi ibir.lari kaki dan fleksi mata kaki, Iutr-rt. dan mazepine (1'egrctol) dapat bermanlaat.
pinggul. Sering bangun, tidLrr yang tidak menyegarkan. dan rasa
mengantuk di siang hari adalah gejala utama. Tidak ada terapi StNonou KLETNE-[EVrN. Sindrom Kleine-Levin adalah ke-
unhrk mioklonus nokturnal yang secara universal ei'ektiL Terapi adaan yang relatifjarang dan terdiri atas episode berulang ticlur
yang mungkin berguna mencakup benzodiazepine, levodopa yang lamn (pasien dapat dibangunkan) dengan rrenl,elingi periocle
(Larodopa), quinine, dan pada kasus yangjarang, opioid. tidur normal dan bangun. Selama episode hiperson.rnia, periocle
bangun biasanya ditandai dengan penarikar.r diri dari kontak sosial
RtsTLEss Lrcs Svruonovr. Pada sindrom ini, penderita me- dan berusaha kembali ke tempat tidur secepat mungkin: pasien
rasakan sensasi dalam berupa adanya rasa merayap di dalam betis juga dapat menunjukkan apati, iritabilitas, kebingungan, makan
baik saat duduk atau tidur. Disestesia ini jarang rnenimbulkan dengan rakus, kehilangan inhibisi seksual, rvaham, halusinasi,
rasa nyeri tetapi merupakan penderitaan berat dan menyebabkan disorientasi yang,jelas, hendaya daya ingat, pembicaraan inko-
dorongan yang hampir tidak dapat ditahan untuk menggerakkan heren, eksitasi atau depresi, dan sikap galak. Demam yang tidak
tungkai; sehingga, sindrom ini mengganggu tidur dan.jatuh ter- dapat dijelaskan ter.jadi pada se,jumlah kecil pasien.
tidur. Sindrom ini memuncak pada usia pertengahan dan terdapat Sindrorn Kleine-Levin.jarang ditemukan. I(ira-kira I 00 kasus
pada 5 persen populasi. dengan ciri yang mengesankan diagrrosis ini telah dilaporkan.
346 2.1 . Tidur Normal dan Cangguan Tidur
Struono,vtyANc TERKAIT-Mrrusrnunst. Se.iumlah perempuan 'r aengan'Cepit m'em i I iki ori'entasi: dan kqsiqiiaan (bgrlawanan
: 'dengan kebin$ungan dan disorientasi yang ditemukan padg "
'
mengalami hipersomnia nyata yang intermiten, perr'rbahan pola
:, :,igahgguan telof dan l2eberapa,belrtuk epilepsi)' ' ,
perilaku, dan makan dengan rakus pada saat atau segera sebelun-r ,c,' FenEita*"n m1mpi'atau
'tidur gingguan tidur, terjadi:akibat bangun,.
onset menstruasi mereka. Kelainan EEG yang tidak spesifik serupa ,: merlyebabkin penderitaan yang (qcara klinis bermakna atau '
dengan kelainan yang berkaitan dengan sindrom Kleine-Levin ",
, . hendaya {ungsi sosial; pekerjaan, atau ar'ea {ungsi penting .
A, Episode berulang bangun tidur secara tiba-tiba, biasanya A. Episode bcrulang hangliL drri tcnrpal tidur saat scdang tidur
terjadi pada sepertiga pertamr episode tidrrr ulanra dan d.rn herjalan berkcliling, biasanya terjadi pada sepcrtig.r
dimulai dengan teriakan panik. perlamJ episorle tidur utama.
B. Rasa takut yang hebat serta tanda adanya bangkitan otonom, B. Selama berjalan di dalanr tidur, orang terscbut menriliki wajah
' seperti takikardia, pernapasan cepat, dan berkeringat selarna yang kosong, dan menatap, relatit tid.rk rcsporrsif tcrlradap
episode ini. upaya oranS lain untuk berbicara dengan mereka, dan sangaL
C. Relatif tidak responsif teihadap upaya orang lain untuk sulit dibangunkan.
menenangkan pasien selanra episode ini. C. Saal bangun (baik dari episode berjalan di dalam lidur atau
D. Tidak ingat mimpi dengan rinci dan terdapal amnesia untuk keesokan paginya), orang ini nrcngalrnri amnesia akan
episode ini. episodc tersebut.
E. Episode ini menyebabkan penderitaan yang sccara klinis D. Dalam beberapa rncnit sctclah bangun dari episode berjalan
bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan, alau areJ di dalam tidLrr, tidak ada aktivitas atau perilaku nrental yang
fungsi penting lain. terSanggu (meskipun awalnya bisa terdapat periode singkat
F. Cangguan ini tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu birrgrrng dan disorientasi).
zat (clh., penyatahgun,ran obal, sualu obal) atau keadaan E. t3erjalan di dalam tidur nrenyebabkan penderitaan yang
medis umum. secara klinis bermakna atau henclaya fungsi sosial, pekerjaan,
atru rreJ fungsi penling lain.
Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder. 4h ed. Text rev. \\'rslringlon, DC: F. Carrgguan ini tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu
American I'sychiatric Association; copyright 2OOO, dengan izirr. zat (cth., penyalahgunaan obat, su.rtr.r ob.rt) arau Lcadaan
mcdls unrum.
Dari Arnerican Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical
Mtnutl ol Menl,tl Di<orrlar. .l I' cd. lcxl rcv, Wdslrir)gtun, DC:
.jika teror malam dimulai pacla masa rerla.ja clan clcrvirsir muda, American I'sychiatric Asro.iation: colty rigltt 2000, dcngrn izirr.
tcror ini meniadi geiala pertama epilepsi lobus temporal. Nanrun.
pada kasus tcror malam yang khas. tidak teldapat tanda-tanda
epilepsi lobus temporal atau gang-suan bangkitan lain )'ane terlihat dapat dicetuskiur clengan rrembuat trereka bercliri sehingga rneng-
secara klinis lraupun pada pcrckaman EEG. hasilkan pcrrbangunan parsial se)arla tidur tahap 4.
Meskipun terkait erat dengan ber.lalan sambil tidur dan Berjalan sanrbil ticlur biasanya dimLrlai iintara usia 4 dan [J
kadang-kadang terkait enuresis, tcror malam berbeda dcngan kira-kila pada usia l 2 tahun. Cang-
tal'run. Prevalcnsi puncaknya
mimpi buruk. Teror malam hanya disebabkan bangun dalam ke- guan ini lebih lazim pada anak-laki-laki dibandingl<an iinak
adaan tcrteror. Pasien umumnya tidak dapat mengingat nriurpi perenpuan, dan kira-kira l5 perser-r anak kadang-kirdang meng-
tetapi kadang-kadang dapat mengingat kcrnbali salLr gambaran alami episode ini. (iangguirn ini cendcrung mcnurlln di dalanr
yang menakuLkan. keluarga. Kelainan ueurologis ringan n-rungktn menclasari kcacla-
Terapi spesifik untuk gang,euan teror malanr jarang diperlukan. an ini, episotle ini sebaiknya tidak murni dianggap psikogenik.
Pcmcriksaan situasi keluarga yang rrreninrbr.rlkan stres mungkin meskipun periodc yang menyebabkan slres dikaitkan dengarr
penting, dan terapi individual scrta kcluarga kaclang-kadang bcr- perringkatan episode bcr.jalan di dalam tidur pada orang )ang
guna. Pada kasus yang jarang, .jika dipcrlukan obat. diazepan mengalami. I(elelahan berat atau kurang tidur sebelumnya mem-
(Valium) dengan dosis kecil pada rvaktr-r tidur memperbaiki keacla- perburuk serangan. Ganggr-ran ini kadang-kadang berbahaya
an dan kadang-kadang bcnar-benar rrenghilangkan serangan. karena mungkin terjadi cedera kecelakaan. 'ferapi tcrdiri atas
upaya mencegah cedera dan obat yang menckarr tidLrr tahap 3
dan 4. Pclaku berjalan sambil tidur ini dapat dibangunkan selarna
Cangguan Berjalan Sambil Tidur. GanggLran ini, lang
episode tanpa acla pengaruh buruk.
iuga dikcnal sebagai semnantbttlisnre, terdiri atas rangkaitrn
perilaku kompleks yang cliawali pada sepertiga pertama malam
selama tidur NREM yang dalam (tahap 3 dan 4) dan sering.
meskipun tidak selalu, dilanjutkan tanpa kesadaran penuh alau
- Seorang anak perempuan berusia I I tahun meminta ibu-
nya untuk membarvanya ke psikiater karena takut "menjadi
in gatan mengenai epi sode tersebut-untuk mer-r in g-eal kan tempat
gila''. Bcbelrpa k:rli selanra 2 bularr temklrir ini ia bcngun
tidur dan be r.lalan berkelilin,e (Tabel 21.2-9).
dalam keadaan bingung ia bera,la di nrarra sampai ia sadu
Pasien duduk dan kadang-kadang melakukar.r tindakan
kalau ia berada di solu rrrang tamu atau bcrada di [empat lidur
motorik pervasif sepefti berjalan, berpakaian, pergi ke karnar
adik perernpuannya. meskipun ia sebelumlrya tidur di ternpat
mandi, bsrbicara. berteriak, dan bahkan menyetir. Perilaku ini
tidur di dalam kamarnl a sr'ndiri. Ketika ia baru-baru ini
kadang-kadang berakhir dengan terbangun disertai beberapa
barrgurr di kamar kakuk laki-lakinya, ia menjadi sangat
menit kebingungan: lebih sering lagi, mercka kembali tidLrr tanpa
kharvatir dan merrsa bersalah. Adik pcrcmpuannya berkata
mengingat peristiwa berjalan sarnbil tidur ini. Bangun i'ang di- bahwa ia mclihal kakaknya berjalan cli dalam ticlurnya di
induksikan dari tidur tahap 4 kadarig-kadang dapat merrimbulkan malam hari, lerlihat sepcni "zornbie". dan tidak meniawab
keadaan ini. Contohnya. pada anak, terutama yang memiliki
saat dipanggil, dan telah berlangsung beberapa kali, tetapi
rir.vayat berjalan sambil tidur, suatu serangan kadang-kaclang
348 21. Tidur Normal dan Cangguan Tidur
alami bruksisn-re yang cukul-r berat utltrtk menimbr:lkan kerusakan
biasanya kembali ke tempat tidurnya sendiri' Pasien takut ia yang jelas pada gigi. Keadaan ini sering tidak diperhatikan oleh
memiliki "amnesia' karena ia tidak memiliki daya ingat akan yang mengalami, keci-rali rasa sakit di rahang pada pagi hari,
apa yang telah terjadi di malam.hari tersebut.
. tetapi teman lidur atau teman sekamar terus-menerus lerbangun
Tidak ada riwayatrbangkitan atau episode serupa di siang akibat bunyi tersebut. 'l'erapi mencakup proscdr-rr pemasangan
hari. Pemerikaan fisik dan EEG terbukti normal, Slatus , dental bite plala dan orlodentik korektif.
mental pasien biasa'biasa saja kecuali untuk ansietas menge-
nai gejala serta kekhawatiran remaja awal yang biasa' Fungsi:, , CnNccuaN Prntrnxu Ttoun Rnpttr Evr MovrrutrNr.
kerqargadan's'0"'*t-:;::;lr, '' Gangguan perilaku tidur REM adalah keadaan kronis dan pro-
' : '' r'''''"' gresif yang terutama ditemukan pada laki-laki Gangguan ini di-
tandai dengan hilangnya atonia saat tidur REM dilaniutkan
Anak ini tidak sedang "menjadi gila", melainkan meng' munculnya perilaku kekerasan dan kompleks. Intinya, pasien de-
alami ciri khas gangguan berjalan sambil tidur; episode bangkit ngan gangguan ini melakukan apa yang ada di mimpinya Cedera
dari tidur clan berjalan ke sekitar, tampak tidak responsil'sc- berat pada pasien atau teman tidur adalah risiko utama. TimbLrlnya
perburukan gangguan dilaporkan pada pasien dengan narkolepsi
'
lama episode, mengalami amnesia untuk episodc saat bangun,
dan tidakmenunjukkan bukti adanya gangguan kesadaran bebe' yang telah diterapi dengan psikostimulan dan obat trisiklik dan
rapa menit setelah bangun, Bangkitan epileptik psikomotor pada pasien der-rgan depresi clan gangguan obsesi{'-kompuisil
telah disingkirkan dengan EEG yang normal dan tidak adanya. yangtelah diterapi denganffuoxetinc (Prozac) Gangguan perilakLr
perilallu mirip bangkitan selama keadaan terjaga. tidur REM diterapi dengan clonazepam (Klonopin), 0.5 sampai
Meskipun proses disosiasi terlibat di dalam gangguan 2,0 mg per hari. Carban.razepine, 100 mg tiga kali sehari,.juga
berjalan sambil tidur; gangguan ini digolongkan sebagai gang- cl'cktiIuntuk merrgcndalikan glnggtran ini.
guan tidur bukannya gangguan disosiatif karena gangguan di- '
mulai saat tidur, (Dari DSMII/ Casebook). Brnelcann SnNrslr Ttnun (SouNlLoQLJY). Berbicara sambil
tidur lazim pada anak dan dervasa. Gangguan ini telah dipela.iari
secara luas di laboralorium tidLlr clan ternyata teriadi pada sernua
Parasomnia yang Tidak Tergolongkan. Kriteria diag- tahap tidur. Isi pembicaraan biasanya meliputi beberapa kata yang
nosis untuk parasomnia yang tirlak tergolongkan diberikan pada sulit dibedakan. Episodc berbicara yang lama berisikan tnengenai
Tabel 21.2 10. kehidupan dan kekhawatiran orang yang mengalaminya. tclapi
orang ini tidak mengaitkan ruimpi mereka selama ticlur dan.iuga
Bnuxstsl,uTtnx,ltr-Tlllun. Bntksisme. atau rncnggeretak- tidak sering n-rengungkapkan rahasia tersembr-rnyi Episode ber-
kan gigi, tcr.iacli sepaniang malarn, paling mcnoniol pada tidur bicara sanibil tidur kadang-kirdang menyertai teror lralam dall
tahap 2. Menurut clokter gigi, 5 hingga l0 persen populasi meng- ber.ialan sambil ticlur. Berbicara sambil tidur saja lidak memerlukan
terap i.
dapat terjidi saat onset tidur (hipnagogik) 3tau saat bangun G,rNccuaN Troun Axtsar CANG(;uAN f rwa LarN' DSM-
thipnopompik). Episode ini biasanya disertai ansietas berat, IV-TR menclefinisikan gangguan tidur yang berkaitart clengati
dan pada'beberapa kasus, iasa takut akan kematian yang -
:mengancam. Paralisis tidur terjadi lebih lazim sebagai gejala gangguarr.j irva Iain scbagai keltthan gallgguan tidur yang disebab-
Tabel 21.2-11 ulang pada paruh kedua nralam dan bangun sangat dini cli pagi
Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR lnsomnia Akibat hari, biasanya dengan ntood ,vang tidak nyaman di pagi hari (pagi
Gangguan f iwa Lain hari merupakan'nvaktu terburuk pada sebagian besal prsien gang-
guan depresil'bcrat). Polisomnografi menLlnjukkan berkurangnya
A. Keluhan.yangdqminan adalah kesulitan memulai atau tidur tahap 3 dan 4, scring disertai latensi REM singkat, dan
.. .menipertahankan tidur, atau tidur yang tidak rnenyegarkan,
periode REM pertama yang lama. Penggunaan pengurangan tidirr
. untuk sedikitnya 1 bulan yang disertai kelelahah di siang hari
parsial atau total dapat memperccpat respous terhadap obat anti-
atau Bangguan fungsi di siang hari.
B. Cangguan tidur (atau gejala sisa di siang hari) menyebabkan depresan.
penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi
sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting Iain.
C. lnsomnia dianggap terkait dengan gangguan Aksis I atau ll Hipersomnia akibat Cangguan f iwa Lain
lain (cth.. gangguan depresif berat, gang8uan ansietas (Aksis I atau ll)
menyeluruh, BanBguan pcnyesuaian dengan ansietas) tetapi
cukup berat sehingga memerlukan perhatian klinis tersendlri. Hipersomnia yang ter.jadi untuk selama sedikilnya I bulan clan
D. Cangguan ini sebaiknya tidak disebabkan oleh gangguan terkait dengan gangguan.ji."va dilcntukan di dalam belbagai ke-
tidur lain (tth., narkolepsi, gangguan lidur terkait pernJpasan, adaan, termasuk gangguan ntood. Rasa nrergantuk di siang hari
parasomn ia). yang berlebihan mungkin dilaporkan pada tahap arval banyak
E. Cangguan ini tidak disebabLan efck fisiologis tangsung suatu gangguan depresifringan dan secara khas pada f'ase deprcsi gang-
zat (cth., penyalahgunaan ob.rt, suatu obat) atau keadaan guan bipolar 1. Untuk waktu 1,ang singkat. hipersornnia kaclang-
medis umum,
kadang disebabkan berkabLrng tanpa penyLrlit. Garrggrran .jirva
Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical lain seperti gangguan kepribadian, gangguan disosiatif, ganggu-
Manual of Mental'Disorder. 4'r ed. Text rev. Washington. DC:
an somatofbrrr,figae disosiatif, dan gangguan amnestik dapat
American Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izin.
rnenyebabkan hipersomnia ('l-abcl 21.2-12). Terapi ganqguilr
primer tersebut harus membcrikan perbaikan pada hipcrsontnil.
Dari American Psychiatric..Association. Dlagnostic and Stat)stical Sakit Kepala Cluster Tcrkait Tidur dan Hemikrania
. Manual of Mental Disorder.46 ed. Text rev,.Washington, DC: Paroksismal Kronik. Sakit kepala clttsrer terkait ridur ada-
American Psychialric Association; copyright 2000, dengan izin.
lah sakit kepala unilateral berat yang sering tintbr,il saat tidur dan
-lidr-rr
150 21. Tidur Normal darr Cangguan
A. Cangguan tidur menonjol yang cukup berat sehingga A. Cangguan tidLrr yang ntenonjol dan cukup berat schingga
,truilJilukon perhatian klinis tersendi ri rnemerluk.rtt pcrh.rt ian klinis tcrsendiri.
B. Terdapat bukti dari anamnesis, pemeriksaan fisi( atau ternuan B; Terdapat bukii dari anamnesis, pemeriksasn fisik, atau temuan
laboratorium bahwa gangguan tidur merupakan akibat laboiatorium baik (1) atau (2):
(1 ) gcjala pada Kriteria A lerjacli selanra, alau clalarn scbulan
fisiologis langsung suatu keadaan tnedis umum.
C, Cangg"uan 1ni sebiiknya tidak disebabkan oleh gangguan
jiwa ieirk, inloksiLasi alJu pulus zat
lain ictn., gangguan penyesuaian yang stresornya adalah ,
(2) penggunaan obat secara etiologis terkait dengan
penyaki t riediiseri us). gangguan tidur
D. bangguan ini tidak hanya terjadi selama onset delirium. C. Cangguan ini sebaiknya tidak disebabkan oleh garrgguan
E. Canlluarr ini tidak memenuhi kriteria 8an88uan tidur terkait tidur yang bukan dicetuskarr zat. Bukti bahwa gejala
pernapasan atau narkolePsi sebaiknya discbabkan oleh gangguan tidur yang bukan
F, bangguan tidui menyebabkan penderitaarr yang secara klinis . dicetuskan zat dapat nrencal<r:p hal berikut: gejala
bermakna atau lrendaya fungsi sosial, pekeriaan, atau are.r mendahului o'rsei penggunaan zat (atau penggunaan obat),
fungsi penling Iain. gejala berlangsung unti,"k suatu periode waktiitertentu (cth',
Tentukan tipenya: i"[ltor satu birlani'setelah penghentian dari putus zat akut
.atau intoksikaii berat atau sangat berlebihan jika nrengingat
Tipe insomnia: jika galgguan tidur yang dominatr adalah
insomnia. jenis atau jumlah zat yang digunal<arr atau durasi
Tipe hipersomnia: jika gangguan ticlur yang donrinan adalah . penggunaannya; atau terdapat bukti Iain yang nrengesankan
hipersomnia adanya gangguan tidur yang.dicetuskan oleh bukair zat
Tipe parasomnia: jika gangguan tidui yang dominan adalah tersendiri.(cih., rirvayat episode yang terkait dcngan bukan
parasomnla zat).
iip" .otput"n: jika terdapat lebih dari satu gangguan tidur D. Cangguan ini tidak hanya terjacJi selanra perialanan gangguan
darr tidak ada yang domin.rrt deliriunr.
Catatan kode: masukfan nama keaclaan ntedis umum pad.r ALsis E. Cangguan tidur rnenyebabk.rtr pendcritaan yang secara klinis
l, cth., gangguan medis akibat penyakit paru obstruktif kronis, bet'n.-Jknn alau lrenclayr fungsi sr-rsirl, pt'kcrjaan,.llatr areJ
tipe iniomiia; juga beri kode keadaan medis unrutn pad: Aksis fungsi penting lain.
il1. Catatan: diagnosis harus ditegakkan selain diagnosis intoksikasi
Dari American Psyihiatric Association. Diagnostic and Statistical atau putus zat hanya jika gejala tidur berlebilran.dengan gejala
Manual of Mental Disorder. 4ft ed. Text rev. Washington, DC: yang biasanyr dikaitL.rn clengan sindronl intoksikasi atau putus
Arrlerican Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izin' zat Jan lika gejala cukup berat sehingga membutuhkan perhatian
Llinis tersendiri
Kode gangguan tidur yang clicetuskan oleh zat-lsebutkan zatnya]
Alkohol, anrfetamin. kafein, kokain, opioid, sedarif, hipnotik,
ditandai dengan pola serangan on-ofi. Hemtkrania paroksismal atau ansiolitik, zat lainnya fatau tidak diketahui]
kronik adalah sakit kepala unilateral scjenis yang teriadi setiap Tentukan tipenya:
hnri clengan onset yang lebih sering tetapi hanya bcrlangsung Tipe insomnia: jika g.rnggu,rn tirlur ; ang donrinan ad;lah
singkat dan tanpa distribusi tidur yang lebih besar. Kedua tipe i ni.rm n ia
sakit kepala vaskuler tersebul merupakan contoh keadaan yang Tipe hipersomnia: jika gangguan tidur yang dominan aclalah
diperberat oleh tidur dan rnuncul sehubungan dengan periode h ipersomnia
tidur REM; hernikrania paroksismal sebenarnya adalah tidur REM . Tipe parasomnia: jika gangguan tidur yang donlinan adalah
yang terkunci. parasontnia
Tipe campuran: jika terdapat lebih dari satu gangguan tidur
dan tidak ada yang dorninan
Sindrom Menelan Abnormal Terkait Tidur. Sir.rdron.r
Tentukan jika:
rlenelan abnormal tnerupakan suatu keadaan saat tidur dengan . Dengan onset saat intoksikasi: jika kriteria terperruhi untuk
penelanan yang tidak adekuat sehingga rnengakibatkun aspirasi
intoisikasi dengan zat dan gejaia tirnbul selama sindrom
saliva. batuk, dan tersedak. Sindron.r ini disertai clcngan terbangun i ntoksi kasi
yang singkat dan silih berganti. Dengan onset saat putus zat: jika kriteria terpenuhi untuk
putui zat dan gejala timbr,tl selarrra, atau segera setelalr
Asma Tcrkait Tidur.
Asma yarrg diperbcrat olch ticlur pada sindrom putus zat
beberapa orang dapat menimbulkan gangguan tidur ,vang signili- Dari American Psychiatric. Asaoaiation. Diagnostic an./ Stat6tica/
krrr. . Manual of Mental .'Disorder. 4'h ed.. Text rev. Washington, DC:
. . Ameiican Psychiatric Association; copyriShr 2000, dengarr izin.
Cejala Kardiovaskular Terkait Tidur. Ge.lala kardiovas-
kular terkait tidur berasal dari gangguan irama jantung, inkom-
petensi miokarclial, insuflsiensi arteria koronaria, dan variabi litas
tekanan darah. yang dapat dicetuskan atau diperberat oleh fisiologi Rcfluks Gastroesofagus Terkait Tidur.
Refluks gastro-
kardiovaskular yang diubah oleh tidur atau )'irng dimodifikasi esofagus terkait tidr-rr merupakan suatu ganggllan bcrupr pasicll
oleh keadaan tidur. terbangun dari tidLrr dengan rasa nyeri terbakal di substernal atau
21 .2. Cangguan Tidur 351
rasa nyeri menyeluruh atau rasa sempit di dada atau rasa pahit di Penggunaan agen hipnotikjangka-panjang (lebih clari 30 hari)
mulut. Batuk, tersedak. dan rasa tidak nyaman pernapasan yang ditoleransi dengan baik oleh se.jumlah pasicn, tetapi yang lainnya
samarjuga dapat terjadi berulang. mulai mengeluhkan gangguan tidur, paling sering bangun singkat
nrultipel di malam hari. Perekaman menunjukkan gangguan
Hemolisis Terkait Tidur (Hemoglobinuria Nokturnal arsitektur tidur, berkurangnya tidur tahap 3 dan 4, meningkatnya
tidur tahap 1 dan 2, serta fiagmentasi tidur sepaniang malam.
Paroksismal). Hemoglobinurianokturnal paroksismalada-
lah anemja hemolitik kronis didapat yang.jarang, berupa adanya
Klinisi harus rvaspada akan stimulan SSp sebagai penyebab yang
mungkin untuk insomnia dan harus ingat bahwa berbagai obat
hemolisis intravaskular yang' menimbulkan hemoglobinentia dan
ut.rtuk menurunkan berat badan, minuman yang mengandung
hemoglobinuria. Hemolisis dan hemoglobinuria yang clitimbulkan
kafein, dan obat adrenergik yang digunakan sekali-sckali oleh
dipercepat saat tidur, dan urine pagi hari berwarna merah
pasien asmatik semuanya dapat nienimbulkan insomnia ini.
kecoklatan. Hemolisis berkaitan dengan periode tidur, bahkan
Aikohol dapt menrbanlu mencetuskan tidur tetapi sering menyc-
iika periode digeser.
babkan bangun di malam hari. per.rggunaan alkohol di sor.e hari
dapat menimbulkan kesulitan untuk.iatuh tertidur di rralarn hari.
Gangguan Tidur yang Dicetuskan Zat Untuk alasan yang tidak selalu.ielas. beragam obat kadang-
kadang menimbulkan masalah tidur sebagai efek samping. Obat
Setiap gangguan tidur (cth., insomnia, hipersomnia, parasomnia,
ini mencakup anlimetabolit dan agen kernoterapeutik kanker lain,
atau kombinasi) dapat disebabkan oleh suatu zat (Tabel Zl.2*14).
sediaan tiroid, agen antikonvulsan, obat antidepresan, obat mirip
Menurut DSM-IV-TR. klinisi .juga harus merinci apakah onset hormon adrenokortikotropik (ACTI{), kontrasepsi oral, cr-metil-
gangguan ter.ladi saat intoksikasi atau putus zat.
dopa, dan antagonis reseplor p-adrenergik.
Sonnolen yang berkaitan dengan toleransi atau putus zat Agen lain tidak menimbulkan ganggr-ran tidur saat digunakan,
akibat stjmulan sistem sarafpusat Iazim terjadi pada orang-orang tetapi memiliki efek ini sctelah putus zat. Hampir setiap obat cle-
dengan putus zat amfetamin, kokain. kafein. dan zat terkait. ngan ageu sedasi atau tranquilizer, termasuk saat ini benzodia-
Somnolen dapat dikaitkan dengan depresi berat, yang kadang- zepine, phenolhiazine, obat trisikl ik sedasi, dan berbagai narkotika,
kadang mencapai proporsi bunuh diri. Penggunaan depresan SSp termasuk marijuana dan opioid, dapat memiliki elck ini.
yang berlangsung lama, seperti alkoliol, dapat menyebabkan Alkohol adalah depresan SSP dan menimbulkan masalah
somnolen. Penggunaan alkohol berat di sore hari menimbr.rlkan serius depresan SSP lain, saat pen-rberian-ntungkin terkait de-
rasa mengantuk dan kesulitan bangun keesokan harinya. Reaksi ngan timbulnya tolerarrsi-dan setelah putus zat. Insomnia setelah
ini dapat memberikan masalah diagnostik ketika pasien tidak mengonsumsi alkohol.jangka panjang kadang-kadang berat clan
mengakui penyalahgunaan alkohol. berlangsung selama beberapa minggu atau lebih lama. Klinisi
Insomnia dikaitkan dengan toleransi atau putus obat sedatif- sebaiknya tidak memberikan obat yang berpotensi rnenirnbulkan
hipnotik, seperti benzodiazepin, barbiturat, clan kloral hidrat. ketergantungan pada pasien yang baru sa.ja pulih dari keter-
Dengan penggunaan agen tersebut dalam waktu lama-biasanya gantungan;.jika rrungltin, obat tidur harus dihindari.
dilakukan untuk menerapi insomnia akibat sumber-sumbcr yang Di antara para perokok, kombinasi ritual relaksasi clan ke-
berbedaFtoleransi meningkat, dan obat kehilangan efek men- cenderungan dosis rendah nikotin untuk menyebabkan sedasi
cetuskan tidur; pasien kernudian sering meningkatkan dosis. pada sebenarnya dapat men.rbantu tidur, tetapi dosis tinggi nikotin
penghentian obat secara tiba{iba, keadaan tidak dapat tidur yang dapat mengganggu tidur. terutama onset ticlur. perokok secara
parah mencuat, sering disertai ciri umum putus zat. Secara khas, khas tidur lebih sedikit daripacla orang yang tidak merokok. pr.rtus
pasen mengalami peningkatan sementara keparahan insomnia. zat nikotin dapat menyebabkan pusing alau terbangun clari tidr-rr.