Anda di halaman 1dari 72

BENTUK ORBITAL

Setiap orbital mempunyai ukuran, bentuk, dan arah orientasi ruang yang ditentukan oleh
bilangan kuantum n, l, dan m. Orbital-orbital tersebut bergabung membentuk suatu subkulit
dan subkulit bergabung membentuk kulit atau tingkat energi.

untuk melihat videonya silahkan kunjungi alamat berikut


ini http://www.youtube.com/watch?v=K-jNgq16jEY
Sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 3. Salah satu orbital d, yaitu orbital dz2 , mempunyai
bentuk yang berbeda dari 4 orbital d lainya. Meski bentuknya berbeda, kelima orbital d
tersebut mempunyai tingkat energi yang sama

subkulit dengan nilai l yang lebih besar, yaitu subkulit f, g, dan seterusnya, mempunyai
jumlah, bentuk serta orientasi orbital yang lebih rumit. Namun demikian, hal tersebut tidak
terlalu penting untuk dipahami, antara lain karena orbital-orbital tersebut jarang digunakan
dalam pembentukan ikatan kimia.
Jika anda telah memahami pengertian bilangan kuantum dan bentuk orbital silahkan pelajari
contoh soal dan cobalah mengerjakan latihan soal.

Semangaaaatttttttt :) jika anda mendapatkan nilai yang kurang memuaskan cobalah terus
sampai anda berhasil mendapatkan nilai yang baik, kegagalan adalah awal dari keberhasilan
:)

Jika anda telah berhasil mendapatkan nilai yang baik, silahkan lanjut ke materi selanjutnya
yaitu Konfigurasi Elektron pada Atom.

Jun

IKATAN KIMIA
Oleh : Nama : Baiq Deana Rahayuan
Kelas : Kimia IA
Nim : 10231046

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


INSTITUT ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN IKIP MATARAM 2011

A.URAIAN MATERI

Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik antara atom yang menyebabkan suatu senyawa kimia dapat
bersatu untuk mencapai kestabilan konfigurasi elektronnya.

A.Lambang Titik Lewis


Gilbert Lewis telah memperkenalkan suatu metode yang simpel namun informatif tentang cara
penyusunan elekron valensi dalam sebuah unsur. Metode ini menggunakan simbol titik (.) atau
silang (x) untuk menggambarkan jumlah elektrin valensi. Lambang Lewis suatu unsur terdiri atas
lambang kimia biasa yang dikelilingi leh sejumlah titik atau silang. Lambang kimia melambangkan
butir atom yang terdiri atas elektron pada inti dan kulit bagian dalam.Ketika atom berintraksi untuk
membentuk ikatan kimia, hanya bagian terluarnya yang bersinggungan dengan atom lain. Oleh
karena itu , untuk mempelajari ikatan kimia kita hanya perlu membahas terutama elektron valensi
dari atom-atom yang terlibat. Jika lambang unsur dimisalkan X , lambang Lewis untuk unsur
golongan utama adalah sebagai berikut :

Contoh : Golongan IA X. , Golongan IIA .X.

Lambang Lewis digunakan untuk menjelaskan ikatan kimia antara atom-atom. Meskipun rumus
Lewis berlaku terutama untuk ikatan kovalen, ia juga dapat digunakan untuk menggambarkan ikatan
ion.

Titik dan silang kadang-kadang digunakan untuk membedakan antara elektron-elektron dari dua
atom yang berikatan. Namun demikian , pada kenyataannya elektron-elektron adalah sama untuk
setiap atom.

Lewis mengembangkan simbol untuk ikatan elektronik untuk membentuk molekul (struktur Lewis
atau rumus Lewis) dengan cara sebagai berikut.

Aturan penulisan rumus Lewis

1) Semua elektron valensi ditunjukkan dengan titik di sekitar atomnya.

2) Satu ikatan (dalam hal ini, ikatan tunggal) antara dua atom dibentuk dengan penggunaan bersama
dua elektron (satu elektron dari masing-masing atom)

3) Satu garis sebagai ganti pasangan titik sering digunakan untuk menunjukkan pasangan elektron
ikatan.

4) Elektron yang tidak digunakan untuk ikatan tetap sebagai elektron bebas. Titik-titik tetap
digunakan untuk menyimbolkan pasangan elektron bebas.

5) Kecuali untuk atom hidrogen (yang akan memiliki dua elektron bila berikatan), atom umumnya
akan memiliki delapan elektron untuk memenuhi aturan oktet. Berikut adalah contoh-contoh
bagaimana cara menuliskan struktur Lewis.
B. Kecendrungan Suatu Unsur Untuk Mencapai
Kesetabilan
Kecendrungan suatu unsur untuk mencapai kesetabilan didasarkan pada :

1) Energi ionisasi

Energi ionisasi adalah energi yang digunakan saat pelepasan 1 elektron dalam bentuk gas sehingga
bermuatan (+).

2) Afinitas elektron

Afinitas elektron adalah energi yang digunakan untuk menyerap 1 elektron dalam keadaan gas
sehingga akan beruatan (-).

 Konfigurasi elektron gas mulia

Hampir semua atom membentuk ikatan dengan atom-atom

lain. Tetapi ada enam unsur lain yang tidak bersifat demikian, yaitu

unsur-unsur gas mulia yang terdiri dari: helium (2He), neon (10Ne),

argon (18Ar), krypton (36Kr), xenon (54Xe), dan radon (86Rn). Unsur-unsur

gas mulia hampir tidak membentuk ikatan dengan atom lain dan

karena tidak reaktifnya maka sering disebut gas inert. Gas mulia yang

paling dikenal adalah helium, neon, dan argon dengan struktur

elektron (disebut rumus titik elektron Lewis) sebagai berikut.

Gambar 1. Struktur Elektron Helium, Neon, dan Argon

Kecuali helium yang memiliki 2 elektron (duplet), semua gas

mulia memiliki 8 elektron (oktet) pada kulit terluarnya.


Tabel 1. Konfigurasi elektron gas mulia

Lambang Jumlah Elektron Pada Kulit Unsur Elektron valensi

K L M N O

2He 2 2

10Ne 2 8 8 2 8 8

18Ar 2 8 8 8

36Kr 2 8 18 8 8

54Xe 2 8 18 18 8 8

Untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil seperti gas mulia oleh suatu atom yakni dengan
cara :

1) Melepaskan elektron

Unsur-unsur yang cendrung melepaskan elektron adalah unsur yang terletak pada golongan IA,IIA,
dan IIIA. Contoh unsur Na(11) yang memiliki konfigurasi elektron 2 8 8 1 dimana Na kelebihan
memiliki elektron sehingga dia akan melepaskan 1 elektron pada kulit terluarnya. Sehingga
konfigurasi elektron Namenjadi stabil yakni 2 8 8 .

2) Menangkap elektron

Unsur-unsur yang cendrung menangkap elektron adalah unsur yang terletak pada golongan VA,VIA,
dan VIIA. Contoh unsur Cl(17) memiliki konfigurasi 2 8 7 dimana Cl kekurangan 1 elektron untuk
mencapai kestabilan, sehingga dia akan cendrung menangkap 1 elektron dari unsur lain. Sehingga
konfigurasi eektronnya menjadi 2 8 8.

3) Menggunakan elektron bersama


Cara yang ketiga ini digunakan pada ikatan kovalen dimana pada unsur-unsur yang berikatan saling
memberikan 1 atau beberapa elektronnya untuk digunakan bersama.

 Bedasarkan cara unsur berikatan dengan unsur lain,


ikatan kimia dibedakan menjadi ikatan ion dan ikatan
kovalen

A.IKATAN ION

 Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk karena adanya serah terima elektron. Hal itu dapat terjadi
karena adanya gaya elektrostatis antara ion positif dan ion negatif. Oleh karena itu, ikatan ion terjadi
antara atom logam (elektropositif) dengan atom bukan logam (elektronegtif).

1) Ion positif terjadi jika atom melepas elektron

Contoh : Na11 = 2 8 1→ Na+ = 2 8 + e

Mg12= 2 8 2→Mg2+ =2 8 +2e


Unsur-unsur yang melepas elektron pada umumnya bersifat logam dan merupakan unsur
elektropositif. Misalnya golongan IA dan IIA.

2) Ion negatif terjadi jika atom menangkap elektron

Contoh : Cl17 =2 8 7 + e →Cl- = 2 8 8

S16 =2 8 6 + 2e→ S2- =2 8 8

Unsur-unsur yang menangkap elektron merupakan unsur elektronegatif. Misalnya golongan VIA
dan VIIA.

3) Tarik menarik ion positif dan ion negatif melalui gaya elektrostatik membentuk senyawa yang
berikatan ion ( senyawa ion ). Ikatan ion juga disebut ikatan heteropolar atau ikatan elektrovalen.

Ciri –ciri ikatan ion adalah sebagai berikut :

1) Terjadi antara atom logam dan non logam

2) Terjadi antara golongan IA,IIA dengan VIA dan VIIA

3) Mempunyai perbedaan elektronegatifan besar.

Contoh ikatan ion adalah , ikatan yang ada dalam garam dapur (NaCl). Garam dapur dibentuk dari
atom natrium dan atom klorin. Natrium akan mempunyai konfigurasi seperti gas mulia jika
melepaskan satu elektron, sedangkan klorin akan mempunyai konfigurasi seperti gas mulia jika
menangkap satu elektron. Oleh kerena itu kedua atom membentuk ion positif dan ion negatif.
Secara sederhana pembentukan ikatan antara Na dan Cl dapat dijelaskan sebagai berikut.

Na (281)→Na+ (28)+e-

(konfigurasi elektron Na+ sama dengan konfigurasi elektron Ne)

Cl (287)+e-→Cl-(288)

(konfigurasi elektron Cl- sama dengan konfigurasi elektron Ar)

Struktur Lewisnya sebagai be rikut :

.. ..

Na• + •Cl : → Na+ [•Cl : ] - →NaCl


.. ..

Senyawa ion dapat diketahui bedasarkan sifatnya, antara lain :

a) Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi.

b) Rapuh , sehingga hancur jika dipukul.

c) Lelehanya menghantarkan listrik.

d) Larut dalam air

B.IKATAN KOVALEN

 Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron terluar (
elektron valensi ) oleh dua atom yang berikatan. Penggunaan elektron valensi tersebut terjadi antara
atom-atom yang mempunyai beda keelektronegatifan rendah. Ikatan kovalen dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu sebagai berikut :

1) Ikatan kovalen tunggal

Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang melibatkan penggunaan bersama pasangan elektron oleh
dua atom yang berikatan. Ikatan ini biasanya terjadi antara unsur non logam dengan unsur non
logam dalam golongan utama. Ikatan kovalen terjadi antara golongan IVA.VA,VIA,VIIA.

Contoh : Ikatan antara atom H dan atom Cl dalam HCl

Konfigurasi antara elektron H dan Cl adalah : H1 = 1 Cl17 = 2 8 7

Masing-masing atom H dan Cl memerlukan 1 elektron. Jadi , 1 atom H akan berpasangan dengan 1
atom Cl.

Pembentukan ikatan HCl


.. ..

H• + • Cl : → H–Cl : → HCl

.. ..

2) Ikatan kovalen rangkap dua dan Ikatan kovalen rangkap tiga

Ikatan kovalen rangkap melibatkan penggunaan bersama lebih dari satu pasang elektron oleh dua
atom yang berikatan. Contoh :

a) Ikatan rangkap dua dari molekul O2

Konfigurasi elektron O = 2 6, maka oksigen mempunyai 6 elekron valensi, sehingga dibutuhkan 2


elektron untuk memenuhi aturan oktet pembentukan ikatan O2.

.. ..

O : + : O → O=O → O2

.. ..

b) Ikatan rangkap tiga

Konfigurasi elektron N ( Ar = 7) adalah 2,5, sehingga nitrogen mempunyai 5 elektron valensi, jadi
harus memasangkan 3 elektron agar stabil.

Pembentukan ikatan N2.

:N •: + :• N : → N = N → N2

Momen Dipol ( µ )

Adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen.

Dirumuskan :

µ = Q x r ; 1 D = 3,33 x 10 -30 C.m

keterangan :
µ = momen dipol, satuannya debye (D)

Q = selisih muatan, satuannya coulomb (C)

r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif, satuannya meter (m)

Bedasarkan perbedaan keelektronegatifan dua atom yang membentuk molekul dwiatom


menimbulkan molekul polar.

1. Ikatan kovalen polar

Ikatan kovalen polar terjadi jika salah satu unsur yang berikatan memiliki daya tarik elektron lebih
besar ( keelektronegatifannya tidak sama ).

Contoh ikatan pada senyawa HCl, H2O, NH3, HF, HBr, HI

2. Ikatan kovalen non polar

Ikatan kovalen non polar terjadi jika unsur-unsur yang berikatan mempunyaidaya tarik elektron yang
sama ( keelektronegetifanya sama ).

Contohnya ikatam pada Cl2, H2,Br2,I2,N2,BeCl2,BCl2,O2

Perbedaan ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen non polar adalah sebagai berikut :

Ikatan kovalen polar Ikatan kovalen non polar

Titik berat muatan positif dan negatif Titik berat muatan positif dan negatif
tidak berimpit berimpit

Kebanyakan tidak larut dalam pelarut


Larut dalam pelarut polar, misalnya air
polar

Momen dipol = 1,03 Momen dipolnya = 0

Dipengaruhi bidang magnet tidak dipengaruhi bidang magnet

Bentuk molekulnya tidak simetris Bentuk molekulnya simetris

PENGECUALIAN DAN KEGAGALAN ATURAN OKTET


Aturan oktet hanya membantu dalam meramalkan rumus kimia senyawa biner sederhana.
senyawa dari unsur-unsur transisi dan postransisi.

1) Pengecualian aturan oktet

 Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet

Kelompok ini adalah senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4,
sehingga setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet. Contohnya
adalah BCl2, dan BCl3.

..

Cl :

..

.. B ..

:Cl Cl :

.. ..

 Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil

Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil tidak memenuhi aturan oktet. Contohnya NO2,
mempunyai elektron valensi (5+6+6) = 17. Kemungkinan rumus Lewis untuk NO2 adalah sebagai
berikut :

..

O:

•N . .

O:

 Senyawa yang melampaui aturan oktet

Unsur-unsur dari periode 3 atau lebih dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya ,
misalnya kulit M dapat menampung hingga18 elektron. Contohnya adalah PCl5 dan ClF3.
 Kegagalan aturan oktet

Aturan oktet ternyata gagal meramalkan rumus kmia senyawa dari unsur transisi maupun
postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi, misalnya Ga, Sn dan Bi. Sn
mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2. Demikian
juga Bi yang mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi
+1 dan +3. Umumnya unsur transisi maupun unsur postransisi tidak memenuhi aturan oktet.

C.IKATAN KOVALEN KOORDINASI

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi apabila pasangan elektron yang digunakan
berasal dari salah satu atom yang membentuknya. Jadi di sini terdapat satu atom pemberi
pasangan elektron bebas (elektron sunyi), sedangkan atom lain sebagai
penerimanya.
SYARAT PEMBENTUKANNYA
1. Atom yang satu memiliki pasangan elektron bebas
2. Atom lainnya memiliki orbital kosong

Ikatan kovalen koordinasi terjadi apabila pasangan electron yang dipakai bersama berasal

dari penyumbangan salah satu atom yang berikatan.Amonia (NH3) dapat bereaksi dengan boron

trifklorida (BF3) membentuk senyawa NH3.BF3.

Atom Nitrogen dalam NH3 telah memenuhi aturan oktet dengan sepasang elektron bebas.

Akan tetapi atom boron telah berpasangan dengan tiga atom Florin tetapi belum memenuhi aturan
oktet. Akibatnya, pasangan elektron bebas dari atom nitrogen dapat digunakan untuk berikatan

dengan atom boron. Dalam menggambarkan struktur molekul, ikatan kovalen koordinasi dinyatakan

dengan garis berpanah dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron bebas.

Contoh lain yaitu senyawa H2SO4, memiliki 2 ikatan kovalen koordinasi. Ikatan tersebut

dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Sifat senyawa kovalen :


1) Senyawa kovalen berukuran kecil cendrung memiliki titik didih rendah,sehingga larutannya bersifat
volatif ( mudah menguap).

2) Senyawanya ada yang berwujud pada, gas dan cair pada suhu kamar.

3) Tidak larut dalam pelarut seperti air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik.

4) Merupakan penghantar panas dan listrik yang jelek.

D.IKATAN LOGAM
Ikatan logam adalah gaya tarik menarik antara ion-ion positif dengan elektron-elektron pada kulit
valensi dan suatu atom unnsur logam (ikatan yang terjadi antara atm-atom logam dalam unsur
logam. Misalnya: besi , tembaga dan emas.

Unsur logam merupakan unsur yang bersifat khusus. Pada umumnya unsur logam berwujud padat
pada suhu kamar.

1. Interaksi atom-atom logam (ikatan metalik/ikatan logam).

Dalam interaksi antar atom logam, ikatan kimia dibentuk oleh gaya tarik menarik menarik elektron
oleh inti (nucleus) yang berbeda. Asalnya elektron milik satu atom yang ditarik oleh inti atom
tetangganya yang bermuatan +, dan elektron ini disharing dg gaya tarik yang sama oleh inti lain yang
mengitarinya. Akibat jumlah elektron valensi yang rendah dan terdapat jumlah ruang kososng yang
besar, maka e- memiliki banyak tempat untuk berpindah. Keadaan demikian menyebabkan e- dapat
berpindah secara bebas antar kation-kation tersebut. Elektron ini disebut “delocalized electron” dan
ikatannya juga disebut “delocalized bonding”.Elektron bebas dalam orbit ini bertindak sebagai
perekat atau lem. Kation yang tinggal berdekatan satu sama lain saling tarik menarik dengan
elektron sebagai semennya.
B.KAJIAN TEORI
 Lambang Titik Lewis sangat perlu kita pelajari untuk mempermudah kita menggambarkan elektron
valensi dari atom-atom yang terlibat dalam pembentukan ikatan kimia dan untuk menyakinkan kita
bahwa jumlah total elektron yang terlibat dalam pembentukan ikatan kimia tidak mengalami
perubahan. Pada sistem periodik unsur , unsur-unsur yang berada pada golongan yang sama
lambang titik Lewis nya sama ini dikarenakan konfigurasi ekektron terluarnya mirip dan elektron
valensinya sama. Contohnya adalah golongan IA, semua unsur yang terletak pada golongan IA
Lambang Titik Lewis nya sama yakni ( X• ) dimana juga nenggambarkan bahwa jumlah elektron
valensi unsur yang terletak pada golongan IA adalah satu. Dan begitupun seterusnya pada golongan
IIA, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, VIIIA. Namun pada golongan VIIIA ada pengecualian untuk unsur Helium
yang hanya memiliki 2 elektron valensi (duplet) sehingga lambng titik Lewisnya hanya ada 2 titik,
tidak seperti unsur-unsur yang lain yang terletak pada golongan VIIIA memiliki 8 elektron valensi
(oktet).

Tujuan secara umum suatu unsur malakukan ikatan kimia adalah untuk mencapai kesetabilan
dimana seperti yang kita sudah ketahui sebelumnya bahwa pada sistem periodik unsur hanya
golongan VIIIA (gas mulia) yang setabil karena jumlah elektron valensinya adalah 8 (oktet). Sehingga
gas mulia tidak pernah berikatan dengan unsur lainya.

Golongan VIIIA disebut gas mulia karena bersifat inert, maksudnya adalah sukar bereaksi dengan
unsur lain atau sangat setabil. Oleh karena itu, gas mulia ditemukan diudara sebagai monoatomik.

Mengapa gas mulia sangat stabil?

Pada tahun 1916, Gilbert Lewis, Langmuir, dan Kossel berusaha menjelaskan hal itu. Menurut
mereka, unsur gas mulia sangat stabil karena keunikan konfigurasi elektronnya. Selain helium, kulit
atom terluar gas mulia memiliki delapan elektron (oktet). Adapun helium memiliki dua elektron
(duplet) dikulit atomnya. Karena kesetabilannya , konfigurasi gas mulia menjadi rujukan semua atom
untuk mencapai kesetabilan. Bedasarkan penjelasan itu, Lewis mengemukakan gagasan, yaitu
konfigurasi elektron dari atom-atom yang berikatan berubah sedemikian rupa sehingga konfigurasi
elektronnya menyerupai konfigurasi gas mulia.

Bedasarkan besar energi ionisasi dan afinitas elektron yang dimiliknya , kesetabilan suatu unsur
dapat diketahui. Unsur yang memiliki energi ionisasi rendah mudah melepaskan elektron ,
sedangkan unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi mudah menangkap elekron . Dimana untuk
energi ionisasi dalam tabel periodik unsur dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil, ini
disebabkan karena dalam satu golongan makin kebawah jari-jari atom makin besar sehingga gaya
tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah. Dengan demikian, dalam satu golongan besar
energi ionisasi ditentukan oleh jumlah kulit atom. Dalam satu periode ,makin ke kanan energi
ionisasi makin besar. Ini disebabkan karena dalam satu periode makin ke kanan jumlah proton dan
elektron makin banyak. Padahal antara proton dan elektron ada gaya tarik menarik. adanya tarik
menarik inilah yang menyebabkan elektron terluar sulit untuk dilepaskan. Sehingga dalam satu
periode besar energi ionisasi ditentukan oleh jumlah proton dan elektron.Sedangkan untuk afinitas
elektron dalam satu golongan dari atas ke bawah afinitas elektron cendrung berkurang yaitu energi
yang diperlukan untuk mengikat sebuah elektron makin besar. Dalam satu periode dari kir i kekanan
afinitas elektron cendrung bertambah, yaitu energi yang dilepaskan ketika menangkap elektron.
pelepasan dan penangkapan elektron dilakukan oleh unsur karena ingin memiliki kofigurasi elektron
yang stabil. Konfigurasi elektron stabil dimiliki oleh golongan gas mulia yakni golongan VIIIA. Dengan
demikian , tiap unsur selalu berusaha untuk memiliki konfigurasi elektron seperti konfigurasi
elektron gas mulia.

 Ikatan ion terjadi antara ion positif ( kation ) dengan ion negatif ( anion ) karena adanya gaya
elektrostatik ( terbentukya ion positif dan negatif karena adanya transfer elektron ). Selain itu ikatan
ion terjadi antara unsur logam dengan unsur non logam dimana unsur logam memiliki
keelektronegatifan yang rendah sehingga unsur logam tersebut akan menjadi kation ( ion positif )
karena cendrung melepaskan elektronnya pada saat berikatan ( ikatan ion ). Sedangkan unsur non
logam memiliki keelektronegatifan yang tinggi sehingga akan menjadi anion ( ion negatif )karena
cendrung akan menangkap elektron pada saat berikatan ( ikatan ion ). Seperti yang kita ketahui
sebelumnya bahwa keelektronegatifan itu sendiri merupakan kemampuan suatu atom untuk
menarik elektron dalam ikatan kimia. Keelektronegatifan juga sangat berkaitan dengan afinitas
elektron dan energi ionisasi.

Misalnya pada ikatan yang terjadi antara unsur Mg dengan unsur Cl dimana

Mg dan Cl memiliki konfigurasi elektron sebagai berikut :

Sebelum berikatan :

Mg12 = 2 8 8 2

1s2 2s2 2p6 3s2

Cl17 = 2 8 7

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1

. . ..

x Mg x + • Cl : → Mg2+ •
x Cl : dimana x Mg x → Mg2+ + 2e x 1 rumus
.. .. empirisnya

.. .. • Cl : + 1e → Cl- x2 MgCl 2 =

• Cl : xCl : .. senyawa

.. ion

Sesudah berikatan :

Mg12 = 2 8 8

1s2 2s2 2p6

Cl17 = 2 8 8

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6

Pada contoh diatas unsur Mg merupakan unsur logam dimana dia akan cendrung melepaskan
elektronnya dan karena Mg kelebihan 2 elektron maka dia akan melepaskan 2 elektron yang berada
pada kulit terluarnya dimana pada unsur yang merupakan unsur logam elektron terluarnya bebas
bergerak sehingga mudah terlepas dan berpindah ke atom lain (delokalisasi). Sehingga Mg akan
membentuk kation yakni menjadi Mg2+.

Untuk unsur Cl merupakan unsur non logam dimana dia akan cendrung menangkap elektron karena
keelektronegatifannya yang tinggi, sehingga dia akan membentuk anion yakni Cl-.

Kemudian pada saat berikatan karena Mg kelebihan 2 elektron dan Cl hanya kekurangan 1 elektron
sehingga Mg akan mengikat 2 atom Cl dan memberikan masing-masing satu elektronya (terjadi
serah terima elektron ), Sehingga membentuk senyawa ion MgCl2.

Dalam ikatan ion jumlah elektron yang dilepas oleh logam sama dengan jumlah elektron yang
diterima non logam.

Setelah berikatan konfigurasi kedua unsur akan menjad stabil seperti gas mulia yakni memiliki
elektron valensi 8.

Semakin besar perbedaan elektronegatifitas antara atom-atom yang membentuk ikatan, maka
ikatan yang terbentuk makin bersifat ionik.

 Ikatan kovalen
Disekitar kita banyak kita temukan zat-zat yang berupa molekul-molekul gas,padat dan cair yang ter
susun atas otom-atom yang menggunakan ikatan kovalen. Atom-atom tersebut mempunyai
keelektronegetifan yang hampir sama,sehingga akan cendrung membentuk ikatan kovalen dengan
penggunaan pasangan elektron bersama. Hampir semua ikatan kovalen terbentuk oleh atom-atom
non logam. Dua atom non logam saling menyumbangkan elektron sehingga tersedia satu atau lebih
pasangan elektron elektron yang menjadi milik bersama. Ikatan kovalen merupakan hasil
persekutuan (sharing ) sepasang elektron antara atom dimana kekuatan ikatannya merupakan hasil
tarik menarik antara elektron yang bersekutu dan inti yang positif dari atom yang menbentuk ikatan.
Dalam keadaan ini elektron berfungsi sebagai perekat yang mengikat atom-atom itu menjadi satu.

Contohnya pada pembentukan Metana CH4.

Atom karbon dengan konfigurasi elektron 2. 4 memerlukan

4 elektron tambahan agar seperti gas mulia neon, sehingga karbon

membentuk 4 ikatan kovalen.

Gambar 11. Metana yang memiliki Empat Ikatan Kovalen

Dimana atom H dan C saling menyumbangkan masing-masing 1 elektron mereka dan digunakan
secara bersama-sama untuk mencapai kestabilan. Bila atom-atom tersebut mendekat ,1 elektron
yang tinggal pada setiap atom tersebut mulai merasa ada gaya tarik menarik diantara kedua inti.
Oleh sebab itu kepadatan inti mulai brgeser ke daerah di antara kedua inti. Sehingga bila atom
mendekat maka energi mulai berkurang. Ini disebabkan karena elektron yang mendekat ke inti atom
lain,dimana elektronnya juga ditarik.

Dalam ikatan kovalen jika dalam ikatannya terdapat dua pasang elektron yang digunakan secara
bersama-sama itu merupakan termasuk ikatan kovalen rankap 2, dimana masing-masing atom yang
berikatan menyumbangkan 2 elektronnya sehingga jumlah elektron yang digunakan bersama adala 4
elektron. Dan jika dalam ikatannya terdapat tiga pasang elektron yang digunakan secara bersama itu
merupakan termasuk ikatan kovalen rangkap tiga , dimana masing-masing atom yang berikatan
menyumbangkan 3 elektronnya untuk digunakan bersama sehingga jumlah elektron yang digunakan
bersama adalah 6 elektron. Ikatan kovalen rangkap terjadi jika unsur atau atom yang berikatan
tersebut membutuhkan lebih dari satu elektron untuk mencapai kestabilan. Contoh ikatan kovalen
rangkap dua terdapat dalam molekul karbon dioksida (CO2)
nbsp; Rangkap dua

.. .. .. ..

O : : C : : O atau O = C = O

.. .. .. ..

Satu garis mewakili dua elektron dengan perputaranya yang berpasangan.

Pada contoh diatas bisa kita lihat bahwa antara atom C dan O terjadi ikatan kovalen rankap dua
dimana karena atom C membutuhkan 4 elektron untuk menjadi stabil dan atom O membutuhkan 2
elektron untuk stabil O menyumbangkan 2elektronya untuk digunakan bersama, begitupun atom C
juga menyumbangkan 2 elektronnya. Sehingga terjadilah ikatan kovalen rangkap dua. Ikatan rangkap
lebih pendek dari pada ikatan tunggal karena berkaitan dengan Panjang ikatan, dimana panjang
ikatan adalah jarak antara inti dua atom yang dihubungkan oleh ikatan dalam sebuah molekul. Untuk
pasangan atom tertentu, seperti Karbon dan nitrogen, ikatan rangkap tiga lebih pendek dari ikatan
rangkap dua, ikatan rangkap dua lebih pendek dari ikatan tunggal. Dan juga ikatan yang lebuh
pendek lebih stabil dibandingkan ikatan yang panjang.

Energi ikatan adalah energi yang dibutuhkan untuk mendorong atom berpisah untuk menghasilkan
kepingan-kepingan yang netral. Satu faktor yang mempengaruhi panjang ikatan dan energi ikatan
adalah jumlah kepadatan elektron diantara inti. Cara yang paling tepat untuk memperlihatkan hal
ini adalah dengan membentuk orde ikatan (bond order), jumlah ikatan kovalen yang ada diantara
sepasang atom.

Sepanjang kita berhubungan dengan ikatan antara unsur yang sama kita dapat menghubungkan
panjang ikatan dan energi setiap ikatan dengan orde ikatan. Jika orde ikatan antara pasangan atom
menaik, kepadatan elektron bertambah diantara dua inti, yang menyebabkan atom tersebut saling
tarik menarik. Oleh sebab itu panjang ikatan menurun bila orde ikatan menaik. Menaiknya orde
ikatan menyebabkan bertambah sukarnya memisahkan ikatan atom tersebut. Oleh sebab itu energi
ikatan menaik bila orde ikatan menaik.

Pada ikatan kovalen juga terdapat ikatan kovalen polar dan non polar, dimana ikatan kovalen polar
terbentuk jika salah satu atom yang berikatan memiliki keelektronegatifan lebih besar dibanding
atom temenya berikatan. Sehingga elektron akan cendrung lebih ketarik ke atom yang memiliki
keelektronegatifan yang lebih besar. Sedangkan ikatan kovalen non polar terbentuk jika kedua atom
yang berikatan memiliki keelektronegatifan yang sama. Sehingga elektron akan ditarik sama kuat,
tidak ada yang lebih menarik elektron(daya tariknya sama). menunjukan suatu dipol. Oleh sebab itu
molekul yang intinya bermuatan positif dan negatif adalah proton dipol dan disebut polar. Setiap
molekul diatom ( molekul yang dibentuk 2 atom) terbentuk dari dua unsur yang
elektronegatifitasnya berbeda akan membentuk polar. Molekul yang sangat polar adalah molekul
dengan momen dipol yang besar dimana molekul non polar tidak memiliki momen dipol sama
sekali.

Ikatan kovalen polar menghasilkan senyawa polar, dimana Senyawa polar adalah senyawa yang
memiliki 2 kutub yakni kutub positif dan kutub negatif. Oleh karena itu senyawa polar dipengaruhi
oleh medan magnet dan medan listrik. Contohnya senyawa H2O yang jika dialiri didekat magnet
maka dia akan mendekati magnet itu menandakan bahwa H2O merupakan sebyawa polar.

Kegagalan aturan oktet

Molekul apapun yang mempunyai jumlah elektron ganjil tidak akan dapat memenuhi aturan oktet
(sering ditemukan dalam atom Nitrogen). Sebagai contoh Nitrogen Monoksida, memiliki 11 lektron
valensi ( N : 5 elektron valensi + O : 6 elektron valensi ).

•• ••

•N=O:

Nitrogen Monoksida merupakan molekul yang cukup stabil tetapi keberadaanya hanya sebentar
karena sangat reaktif. Nitrogen monoksida bisa ditemukan dialam. Jadi kestabilan NO2 bertentangan
dengan aturan oktet.

IKATAN KOORDINASI

Tidak semua ikatan kovalen yang terjadi, elektron-elektronnya


diperoleh dari sumbangan atom-atom yang membentuk ikatan.

Beberapa molekul ada yang pasangan elektronnya berasal dari salah

satu atom saja, sedang atom lainnya menggunakan pasangan elektron

itu untuk berikatan. Molekul NH3 mempunyai satu pasang elektron

yang belum digunakan bersama, sedang ion H+ dapat menerima satu

pasang elektron untuk menjadi lebih stabil karena mempunyai

konfigurasi elektron helium. Oleh karena itu pasangan elektron

tersebut dapat digunakan bersama oleh molekul NH3 dan ion H+

sehingga terbentuk ion amonium, NH4

+. Ikatan antara NH3 dengan ion

H+ ini juga merupakan ikatan kovalen yang diberi nama ikatan

kovalen koordinasi. Adanya ikatan kovalen koordinasi ditandai

dengan anak panah.

Gambar 13. Pembentukan Ikatan Kovalen Koordinasi pada

Ion Amonium, NH4

Pada contoh diatas atom N memiliki sepasang elektron bebas yang diberikan untuk ion H+ untuk
digunakan bersama. Dimana ion H+ sudah tidak memiliki elektron lagi.

Pada umumnya unsur logam berwujud padat pada suhu kamar. Hal ini disebabkan karena antar
logam terdapat aya yang dapat menyatukan logam. Unsur logam merupakan pengantar arus listrik
dan pengantar panas yang baik. Arus listrik merupakan elektron. Jika batang logam diberi beda
potensial, terjadilah arus listrik. Walaupun demikian atom dalam logam tidak ikut arus listrik. Sifat
lain dari logam adalah dap ditempa dan mulur. Sifat dapat ditempa dimanfaakan untuk membuat
senjata tajam. Dengan memenfaatkan itu logam dapat, logam dapat dibua tipis,dibengkokkan, dan
dibentuk sesuai keperluan. Bukti sipat mulur adlah logam dapat ditarik hingga menjadi kawat. Hal iu
menunjukan bahwa setiap atom saling berikatan.

Semua sifat logam dapat dipahami dengan cara melihat ikatan antar logam. Atom logam dapat
dibayangkan seperti kelereng yang terjal dalam sebuah kotak yang saling bersentuahn satu sama
lain. Karena tiap logam memilki kulit elektron yang belum terisi penuh, elekron valensi dapat bebas
bergerak dan dapat berpindah dari satu kulit atom ke kulit atom yang lain. Denagan kata lain,
elektron tersebar mebaur denagn awan elektron yang menylimuti semua logam. Oleh karena itu,
semua logam dapat dibayangkan sebagai ion-ion positif yang diselimuti awan elektron.

Sekian dan terima kasih....................................... !!!!!

Diposkan 8th June 2012 oleh dhena deana

Lihat komentar
1.

Kevin KJ19 Mei 2015 17.38

halaman anda menambah wawasan kami, tetapi anda tidak menyajikan gambar yang
cukup. Terima Kasih. Tuhan Memberkati.

Balas
2.

EXPO CPNS BUMN28 Juni 2015 00.14

Makasih bgt bro info nya, sangat bermanfaat buat saya. hehe
Jangan Lupa mampir ke blog EXPO Lowongan Kerja Terbaru ane ya Lowongan
Kerja BUMN

Balas

dhena_blog

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

1.

Jun

IKATAN KIMIA

Oleh : Nama : Baiq Deana Rahayuan

Kelas : Kimia IA
Nim : 10231046

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


INSTITUT ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN IKIP MATARAM 2011

A.URAIAN MATERI

Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik antara atom yang menyebabkan suatu senyawa kimia
dapat bersatu untuk mencapai kestabilan konfigurasi elektronnya.

A.Lambang Titik Lewis

Gilbert Lewis telah memperkenalkan suatu metode yang simpel namun informatif tentang
cara penyusunan elekron valensi dalam sebuah unsur. Metode ini menggunakan simbol titik
(.) atau silang (x) untuk menggambarkan jumlah elektrin valensi. Lambang Lewis suatu unsur
terdiri atas lambang kimia biasa yang dikelilingi leh sejumlah titik atau silang. Lambang kimia
melambangkan butir atom yang terdiri atas elektron pada inti dan kulit bagian dalam.Ketika
atom berintraksi untuk membentuk ikatan kimia, hanya bagian terluarnya yang
bersinggungan dengan atom lain. Oleh karena itu , untuk mempelajari ikatan kimia kita
hanya perlu membahas terutama elektron valensi dari atom-atom yang terlibat. Jika
lambang unsur dimisalkan X , lambang Lewis untuk unsur golongan utama adalah sebagai
berikut :

Contoh : Golongan IA X. , Golongan IIA .X.

Lambang Lewis digunakan untuk menjelaskan ikatan kimia antara atom-atom. Meskipun
rumus Lewis berlaku terutama untuk ikatan kovalen, ia juga dapat digunakan untuk
menggambarkan ikatan ion.

Titik dan silang kadang-kadang digunakan untuk membedakan antara elektron-elektron dari
dua atom yang berikatan. Namun demikian , pada kenyataannya elektron-elektron adalah
sama untuk setiap atom.

Lewis mengembangkan simbol untuk ikatan elektronik untuk membentuk molekul (struktur
Lewis atau rumus Lewis) dengan cara sebagai berikut.

Aturan penulisan rumus Lewis

1) Semua elektron valensi ditunjukkan dengan titik di sekitar atomnya.

2) Satu ikatan (dalam hal ini, ikatan tunggal) antara dua atom dibentuk dengan penggunaan
bersama dua elektron (satu elektron dari masing-masing atom)

3) Satu garis sebagai ganti pasangan titik sering digunakan untuk menunjukkan pasangan
elektron ikatan.

4) Elektron yang tidak digunakan untuk ikatan tetap sebagai elektron bebas. Titik-titik tetap
digunakan untuk menyimbolkan pasangan elektron bebas.

5) Kecuali untuk atom hidrogen (yang akan memiliki dua elektron bila berikatan), atom
umumnya akan memiliki delapan elektron untuk memenuhi aturan oktet. Berikut adalah
contoh-contoh bagaimana cara menuliskan struktur Lewis.

B. Kecendrungan Suatu Unsur Untuk Mencapai


Kesetabilan
Kecendrungan suatu unsur untuk mencapai kesetabilan didasarkan pada :

1) Energi ionisasi

Energi ionisasi adalah energi yang digunakan saat pelepasan 1 elektron dalam bentuk gas
sehingga bermuatan (+).

2) Afinitas elektron

Afinitas elektron adalah energi yang digunakan untuk menyerap 1 elektron dalam keadaan
gas sehingga akan beruatan (-).

 Konfigurasi elektron gas mulia

Hampir semua atom membentuk ikatan dengan atom-atom

lain. Tetapi ada enam unsur lain yang tidak bersifat demikian, yaitu

unsur-unsur gas mulia yang terdiri dari: helium (2He), neon (10Ne),

argon (18Ar), krypton (36Kr), xenon (54Xe), dan radon (86Rn). Unsur-unsur

gas mulia hampir tidak membentuk ikatan dengan atom lain dan

karena tidak reaktifnya maka sering disebut gas inert. Gas mulia yang

paling dikenal adalah helium, neon, dan argon dengan struktur

elektron (disebut rumus titik elektron Lewis) sebagai berikut.

Gambar 1. Struktur Elektron Helium, Neon, dan Argon

Kecuali helium yang memiliki 2 elektron (duplet), semua gas

mulia memiliki 8 elektron (oktet) pada kulit terluarnya.


Tabel 1. Konfigurasi elektron gas mulia

Lambang Jumlah Elektron Pada Kulit Unsur Elektron valensi

K L M N O

2He 2 2

10Ne 2 8 8 2 8 8

18Ar 2 8 8 8

36Kr 2 8 18 8 8

54Xe 2 8 18 18 8 8

Untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil seperti gas mulia oleh suatu atom yakni
dengan cara :

1) Melepaskan elektron

Unsur-unsur yang cendrung melepaskan elektron adalah unsur yang terletak pada golongan
IA,IIA, dan IIIA. Contoh unsur Na(11) yang memiliki konfigurasi elektron 2 8 8 1 dimana Na
kelebihan memiliki elektron sehingga dia akan melepaskan 1 elektron pada kulit terluarnya.
Sehingga konfigurasi elektron Namenjadi stabil yakni 2 8 8 .

2) Menangkap elektron

Unsur-unsur yang cendrung menangkap elektron adalah unsur yang terletak pada golongan
VA,VIA, dan VIIA. Contoh unsur Cl(17) memiliki konfigurasi 2 8 7 dimana Cl kekurangan 1
elektron untuk mencapai kestabilan, sehingga dia akan cendrung menangkap 1 elektron dari
unsur lain. Sehingga konfigurasi eektronnya menjadi 2 8 8.

3) Menggunakan elektron bersama

Cara yang ketiga ini digunakan pada ikatan kovalen dimana pada unsur-unsur yang
berikatan saling memberikan 1 atau beberapa elektronnya untuk digunakan bersama.

 Bedasarkan cara unsur berikatan dengan unsur


lain, ikatan kimia dibedakan menjadi ikatan ion
dan ikatan kovalen

A.IKATAN ION
 Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk karena adanya serah terima elektron. Hal itu dapat
terjadi karena adanya gaya elektrostatis antara ion positif dan ion negatif. Oleh karena itu,
ikatan ion terjadi antara atom logam (elektropositif) dengan atom bukan logam
(elektronegtif).

1) Ion positif terjadi jika atom melepas elektron

Contoh : Na11 = 2 8 1→ Na+ = 2 8 + e

Mg12= 2 8 2→Mg2+ =2 8 +2e

Unsur-unsur yang melepas elektron pada umumnya bersifat logam dan merupakan unsur
elektropositif. Misalnya golongan IA dan IIA.

2) Ion negatif terjadi jika atom menangkap elektron

Contoh : Cl17 =2 8 7 + e →Cl- = 2 8 8

S16 =2 8 6 + 2e→ S2- =2 8 8

Unsur-unsur yang menangkap elektron merupakan unsur elektronegatif. Misalnya golongan


VIA dan VIIA.

3) Tarik menarik ion positif dan ion negatif melalui gaya elektrostatik membentuk senyawa
yang berikatan ion ( senyawa ion ). Ikatan ion juga disebut ikatan heteropolar atau ikatan
elektrovalen.

Ciri –ciri ikatan ion adalah sebagai berikut :

1) Terjadi antara atom logam dan non logam

2) Terjadi antara golongan IA,IIA dengan VIA dan VIIA

3) Mempunyai perbedaan elektronegatifan besar.

Contoh ikatan ion adalah , ikatan yang ada dalam garam dapur (NaCl). Garam dapur
dibentuk dari atom natrium dan atom klorin. Natrium akan mempunyai konfigurasi seperti
gas mulia jika melepaskan satu elektron, sedangkan klorin akan mempunyai konfigurasi
seperti gas mulia jika menangkap satu elektron. Oleh kerena itu kedua atom membentuk
ion positif dan ion negatif. Secara sederhana pembentukan ikatan antara Na dan Cl dapat
dijelaskan sebagai berikut.

Na (281)→Na+ (28)+e-

(konfigurasi elektron Na+ sama dengan konfigurasi elektron Ne)

Cl (287)+e-→Cl-(288)

(konfigurasi elektron Cl- sama dengan konfigurasi elektron Ar)

Struktur Lewisnya sebagai be rikut :

.. ..

Na• + •Cl : → Na+ [•Cl : ] - →NaCl

.. ..

Senyawa ion dapat diketahui bedasarkan sifatnya, antara lain :

a) Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi.

b) Rapuh , sehingga hancur jika dipukul.

c) Lelehanya menghantarkan listrik.

d) Larut dalam air

B.IKATAN KOVALEN
 Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron
terluar ( elektron valensi ) oleh dua atom yang berikatan. Penggunaan elektron valensi
tersebut terjadi antara atom-atom yang mempunyai beda keelektronegatifan rendah. Ikatan
kovalen dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut :

1) Ikatan kovalen tunggal

Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang melibatkan penggunaan bersama pasangan
elektron oleh dua atom yang berikatan. Ikatan ini biasanya terjadi antara unsur non logam
dengan unsur non logam dalam golongan utama. Ikatan kovalen terjadi antara golongan
IVA.VA,VIA,VIIA.

Contoh : Ikatan antara atom H dan atom Cl dalam HCl

Konfigurasi antara elektron H dan Cl adalah : H1 = 1 Cl17 = 2 8 7

Masing-masing atom H dan Cl memerlukan 1 elektron. Jadi , 1 atom H akan berpasangan


dengan 1 atom Cl.

Pembentukan ikatan HCl

.. ..

H• + • Cl : → H–Cl : → HCl

.. ..

2) Ikatan kovalen rangkap dua dan Ikatan kovalen rangkap tiga

Ikatan kovalen rangkap melibatkan penggunaan bersama lebih dari satu pasang elektron
oleh dua atom yang berikatan. Contoh :

a) Ikatan rangkap dua dari molekul O2

Konfigurasi elektron O = 2 6, maka oksigen mempunyai 6 elekron valensi, sehingga


dibutuhkan 2 elektron untuk memenuhi aturan oktet pembentukan ikatan O2.
.. ..

O : + : O → O=O → O2

.. ..

b) Ikatan rangkap tiga

Konfigurasi elektron N ( Ar = 7) adalah 2,5, sehingga nitrogen mempunyai 5 elektron valensi,


jadi harus memasangkan 3 elektron agar stabil.

Pembentukan ikatan N2.

:N •: + :• N : → N = N → N2

Momen Dipol ( µ )

Adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen.

Dirumuskan :

µ = Q x r ; 1 D = 3,33 x 10 -30 C.m

keterangan :

µ = momen dipol, satuannya debye (D)

Q = selisih muatan, satuannya coulomb (C)

r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif, satuannya meter (m)

Bedasarkan perbedaan keelektronegatifan dua atom yang membentuk molekul dwiatom


menimbulkan molekul polar.

1. Ikatan kovalen polar


Ikatan kovalen polar terjadi jika salah satu unsur yang berikatan memiliki daya tarik elektron
lebih besar ( keelektronegatifannya tidak sama ).

Contoh ikatan pada senyawa HCl, H2O, NH3, HF, HBr, HI

2. Ikatan kovalen non polar

Ikatan kovalen non polar terjadi jika unsur-unsur yang berikatan mempunyaidaya tarik
elektron yang sama ( keelektronegetifanya sama ).

Contohnya ikatam pada Cl2, H2,Br2,I2,N2,BeCl2,BCl2,O2

Perbedaan ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen non polar adalah sebagai berikut :

Ikatan kovalen polar Ikatan kovalen non polar

Titik berat muatan positif dan negatif Titik berat muatan positif dan negatif
tidak berimpit berimpit

Kebanyakan tidak larut dalam pelarut


Larut dalam pelarut polar, misalnya air
polar

Momen dipol = 1,03 Momen dipolnya = 0

Dipengaruhi bidang magnet tidak dipengaruhi bidang magnet

Bentuk molekulnya tidak simetris Bentuk molekulnya simetris

PENGECUALIAN DAN KEGAGALAN ATURAN OKTET

Aturan oktet hanya membantu dalam meramalkan rumus kimia senyawa biner sederhana.
senyawa dari unsur-unsur transisi dan postransisi.

1) Pengecualian aturan oktet


 Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet

Kelompok ini adalah senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari
4, sehingga setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet.
Contohnya adalah BCl2, dan BCl3.

..

Cl :

..

.. B ..

:Cl Cl :

.. ..

 Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil

Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil tidak memenuhi aturan oktet. Contohnya
NO2, mempunyai elektron valensi (5+6+6) = 17. Kemungkinan rumus Lewis untuk NO2
adalah sebagai berikut :

..

O:

•N . .

O:

 Senyawa yang melampaui aturan oktet

Unsur-unsur dari periode 3 atau lebih dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit
terluarnya , misalnya kulit M dapat menampung hingga18 elektron. Contohnya adalah PCl5
dan ClF3.
 Kegagalan aturan oktet

Aturan oktet ternyata gagal meramalkan rumus kmia senyawa dari unsur transisi maupun
postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi, misalnya Ga, Sn
dan Bi. Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat
oksidasi +2. Demikian juga Bi yang mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya lebih
banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3. Umumnya unsur transisi maupun unsur
postransisi tidak memenuhi aturan oktet.

C.IKATAN KOVALEN KOORDINASI

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi apabila pasangan elektron yang
digunakan berasal dari salah satu atom yang membentuknya. Jadi di sini terdapat satu
atom pemberi pasangan elektron bebas (elektron sunyi), sedangkan atom lain
sebagai
penerimanya.
SYARAT PEMBENTUKANNYA
1. Atom yang satu memiliki pasangan elektron bebas
2. Atom lainnya memiliki orbital kosong

Ikatan kovalen koordinasi terjadi apabila pasangan electron yang dipakai bersama

berasal dari penyumbangan salah satu atom yang berikatan.Amonia (NH3) dapat bereaksi

dengan boron trifklorida (BF3) membentuk senyawa NH3.BF3.


Atom Nitrogen dalam NH3 telah memenuhi aturan oktet dengan sepasang elektron

bebas. Akan tetapi atom boron telah berpasangan dengan tiga atom Florin tetapi belum

memenuhi aturan oktet. Akibatnya, pasangan elektron bebas dari atom nitrogen dapat

digunakan untuk berikatan dengan atom boron. Dalam menggambarkan struktur molekul,

ikatan kovalen koordinasi dinyatakan dengan garis berpanah dari atom donor menuju

akseptor pasangan elektron bebas.

Contoh lain yaitu senyawa H2SO4, memiliki 2 ikatan kovalen koordinasi. Ikatan

tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Sifat senyawa kovalen :


1) Senyawa kovalen berukuran kecil cendrung memiliki titik didih rendah,sehingga larutannya
bersifat volatif ( mudah menguap).

2) Senyawanya ada yang berwujud pada, gas dan cair pada suhu kamar.

3) Tidak larut dalam pelarut seperti air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik.

4) Merupakan penghantar panas dan listrik yang jelek.

D.IKATAN LOGAM
Ikatan logam adalah gaya tarik menarik antara ion-ion positif dengan elektron-elektron pada
kulit valensi dan suatu atom unnsur logam (ikatan yang terjadi antara atm-atom logam
dalam unsur logam. Misalnya: besi , tembaga dan emas.

Unsur logam merupakan unsur yang bersifat khusus. Pada umumnya unsur logam berwujud
padat pada suhu kamar.

1. Interaksi atom-atom logam (ikatan metalik/ikatan logam).


Dalam interaksi antar atom logam, ikatan kimia dibentuk oleh gaya tarik menarik menarik
elektron oleh inti (nucleus) yang berbeda. Asalnya elektron milik satu atom yang ditarik oleh
inti atom tetangganya yang bermuatan +, dan elektron ini disharing dg gaya tarik yang sama
oleh inti lain yang mengitarinya. Akibat jumlah elektron valensi yang rendah dan terdapat
jumlah ruang kososng yang besar, maka e- memiliki banyak tempat untuk berpindah.
Keadaan demikian menyebabkan e- dapat berpindah secara bebas antar kation-kation
tersebut. Elektron ini disebut “delocalized electron” dan ikatannya juga disebut “delocalized
bonding”.Elektron bebas dalam orbit ini bertindak sebagai perekat atau lem. Kation yang
tinggal berdekatan satu sama lain saling tarik menarik dengan elektron sebagai semennya.
B.KAJIAN TEORI

 Lambang Titik Lewis sangat perlu kita pelajari untuk mempermudah kita menggambarkan
elektron valensi dari atom-atom yang terlibat dalam pembentukan ikatan kimia dan untuk
menyakinkan kita bahwa jumlah total elektron yang terlibat dalam pembentukan ikatan
kimia tidak mengalami perubahan. Pada sistem periodik unsur , unsur-unsur yang berada
pada golongan yang sama lambang titik Lewis nya sama ini dikarenakan konfigurasi ekektron
terluarnya mirip dan elektron valensinya sama. Contohnya adalah golongan IA, semua unsur
yang terletak pada golongan IA Lambang Titik Lewis nya sama yakni ( X• ) dimana juga
nenggambarkan bahwa jumlah elektron valensi unsur yang terletak pada golongan IA adalah
satu. Dan begitupun seterusnya pada golongan IIA, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, VIIIA. Namun
pada golongan VIIIA ada pengecualian untuk unsur Helium yang hanya memiliki 2 elektron
valensi (duplet) sehingga lambng titik Lewisnya hanya ada 2 titik, tidak seperti unsur-unsur
yang lain yang terletak pada golongan VIIIA memiliki 8 elektron valensi (oktet).

Tujuan secara umum suatu unsur malakukan ikatan kimia adalah untuk mencapai
kesetabilan dimana seperti yang kita sudah ketahui sebelumnya bahwa pada sistem periodik
unsur hanya golongan VIIIA (gas mulia) yang setabil karena jumlah elektron valensinya
adalah 8 (oktet). Sehingga gas mulia tidak pernah berikatan dengan unsur lainya.

Golongan VIIIA disebut gas mulia karena bersifat inert, maksudnya adalah sukar bereaksi
dengan unsur lain atau sangat setabil. Oleh karena itu, gas mulia ditemukan diudara sebagai
monoatomik.

Mengapa gas mulia sangat stabil?


Pada tahun 1916, Gilbert Lewis, Langmuir, dan Kossel berusaha menjelaskan hal itu.
Menurut mereka, unsur gas mulia sangat stabil karena keunikan konfigurasi elektronnya.
Selain helium, kulit atom terluar gas mulia memiliki delapan elektron (oktet). Adapun helium
memiliki dua elektron (duplet) dikulit atomnya. Karena kesetabilannya , konfigurasi gas
mulia menjadi rujukan semua atom untuk mencapai kesetabilan. Bedasarkan penjelasan itu,
Lewis mengemukakan gagasan, yaitu konfigurasi elektron dari atom-atom yang berikatan
berubah sedemikian rupa sehingga konfigurasi elektronnya menyerupai konfigurasi gas
mulia.

Bedasarkan besar energi ionisasi dan afinitas elektron yang dimiliknya , kesetabilan suatu
unsur dapat diketahui. Unsur yang memiliki energi ionisasi rendah mudah melepaskan
elektron , sedangkan unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi mudah menangkap elekron
. Dimana untuk energi ionisasi dalam tabel periodik unsur dalam satu golongan dari atas ke
bawah semakin kecil, ini disebabkan karena dalam satu golongan makin kebawah jari-jari
atom makin besar sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah. Dengan
demikian, dalam satu golongan besar energi ionisasi ditentukan oleh jumlah kulit atom.
Dalam satu periode ,makin ke kanan energi ionisasi makin besar. Ini disebabkan karena
dalam satu periode makin ke kanan jumlah proton dan elektron makin banyak. Padahal
antara proton dan elektron ada gaya tarik menarik. adanya tarik menarik inilah yang
menyebabkan elektron terluar sulit untuk dilepaskan. Sehingga dalam satu periode besar
energi ionisasi ditentukan oleh jumlah proton dan elektron.Sedangkan untuk afinitas
elektron dalam satu golongan dari atas ke bawah afinitas elektron cendrung berkurang yaitu
energi yang diperlukan untuk mengikat sebuah elektron makin besar. Dalam satu periode
dari kir i kekanan afinitas elektron cendrung bertambah, yaitu energi yang dilepaskan ketika
menangkap elektron. pelepasan dan penangkapan elektron dilakukan oleh unsur karena
ingin memiliki kofigurasi elektron yang stabil. Konfigurasi elektron stabil dimiliki oleh
golongan gas mulia yakni golongan VIIIA. Dengan demikian , tiap unsur selalu berusaha
untuk memiliki konfigurasi elektron seperti konfigurasi elektron gas mulia.

 Ikatan ion terjadi antara ion positif ( kation ) dengan ion negatif ( anion ) karena adanya gaya
elektrostatik ( terbentukya ion positif dan negatif karena adanya transfer elektron ). Selain
itu ikatan ion terjadi antara unsur logam dengan unsur non logam dimana unsur logam
memiliki keelektronegatifan yang rendah sehingga unsur logam tersebut akan menjadi
kation ( ion positif ) karena cendrung melepaskan elektronnya pada saat berikatan ( ikatan
ion ). Sedangkan unsur non logam memiliki keelektronegatifan yang tinggi sehingga akan
menjadi anion ( ion negatif )karena cendrung akan menangkap elektron pada saat berikatan
( ikatan ion ). Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa keelektronegatifan itu sendiri
merupakan kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dalam ikatan kimia.
Keelektronegatifan juga sangat berkaitan dengan afinitas elektron dan energi ionisasi.

Misalnya pada ikatan yang terjadi antara unsur Mg dengan unsur Cl dimana

Mg dan Cl memiliki konfigurasi elektron sebagai berikut :

Sebelum berikatan :

Mg12 = 2 8 8 2

1s2 2s2 2p6 3s2

Cl17 = 2 8 7

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1

. . ..

x Mg x + • Cl : → Mg2+ •
x Cl : dimana x Mg x → Mg2+ + 2e x 1 rumus

.. .. empirisnya

.. .. • Cl : + 1e → Cl- x2 MgCl 2 =


• Cl : xCl : .. senyawa

.. ion

Sesudah berikatan :

Mg12 = 2 8 8

1s2 2s2 2p6


Cl17 = 2 8 8

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6

Pada contoh diatas unsur Mg merupakan unsur logam dimana dia akan cendrung
melepaskan elektronnya dan karena Mg kelebihan 2 elektron maka dia akan melepaskan 2
elektron yang berada pada kulit terluarnya dimana pada unsur yang merupakan unsur
logam elektron terluarnya bebas bergerak sehingga mudah terlepas dan berpindah ke atom
lain (delokalisasi). Sehingga Mg akan membentuk kation yakni menjadi Mg2+.

Untuk unsur Cl merupakan unsur non logam dimana dia akan cendrung menangkap elektron
karena keelektronegatifannya yang tinggi, sehingga dia akan membentuk anion yakni Cl-.

Kemudian pada saat berikatan karena Mg kelebihan 2 elektron dan Cl hanya kekurangan 1
elektron sehingga Mg akan mengikat 2 atom Cl dan memberikan masing-masing satu
elektronya (terjadi serah terima elektron ), Sehingga membentuk senyawa ion MgCl2.

Dalam ikatan ion jumlah elektron yang dilepas oleh logam sama dengan jumlah elektron
yang diterima non logam.

Setelah berikatan konfigurasi kedua unsur akan menjad stabil seperti gas mulia yakni
memiliki elektron valensi 8.

Semakin besar perbedaan elektronegatifitas antara atom-atom yang membentuk ikatan,


maka ikatan yang terbentuk makin bersifat ionik.

 Ikatan kovalen

Disekitar kita banyak kita temukan zat-zat yang berupa molekul-molekul gas,padat dan cair
yang ter susun atas otom-atom yang menggunakan ikatan kovalen. Atom-atom tersebut
mempunyai keelektronegetifan yang hampir sama,sehingga akan cendrung membentuk
ikatan kovalen dengan penggunaan pasangan elektron bersama. Hampir semua ikatan
kovalen terbentuk oleh atom-atom non logam. Dua atom non logam saling menyumbangkan
elektron sehingga tersedia satu atau lebih pasangan elektron elektron yang menjadi milik
bersama. Ikatan kovalen merupakan hasil persekutuan (sharing ) sepasang elektron antara
atom dimana kekuatan ikatannya merupakan hasil tarik menarik antara elektron yang
bersekutu dan inti yang positif dari atom yang menbentuk ikatan. Dalam keadaan ini
elektron berfungsi sebagai perekat yang mengikat atom-atom itu menjadi satu.
Contohnya pada pembentukan Metana CH4.

Atom karbon dengan konfigurasi elektron 2. 4 memerlukan

4 elektron tambahan agar seperti gas mulia neon, sehingga karbon

membentuk 4 ikatan kovalen.

Gambar 11. Metana yang memiliki Empat Ikatan Kovalen

Dimana atom H dan C saling menyumbangkan masing-masing 1 elektron mereka dan


digunakan secara bersama-sama untuk mencapai kestabilan. Bila atom-atom tersebut
mendekat ,1 elektron yang tinggal pada setiap atom tersebut mulai merasa ada gaya tarik
menarik diantara kedua inti. Oleh sebab itu kepadatan inti mulai brgeser ke daerah di
antara kedua inti. Sehingga bila atom mendekat maka energi mulai berkurang. Ini
disebabkan karena elektron yang mendekat ke inti atom lain,dimana elektronnya juga
ditarik.

Dalam ikatan kovalen jika dalam ikatannya terdapat dua pasang elektron yang digunakan
secara bersama-sama itu merupakan termasuk ikatan kovalen rankap 2, dimana masing-
masing atom yang berikatan menyumbangkan 2 elektronnya sehingga jumlah elektron yang
digunakan bersama adala 4 elektron. Dan jika dalam ikatannya terdapat tiga pasang elektron
yang digunakan secara bersama itu merupakan termasuk ikatan kovalen rangkap tiga ,
dimana masing-masing atom yang berikatan menyumbangkan 3 elektronnya untuk
digunakan bersama sehingga jumlah elektron yang digunakan bersama adalah 6 elektron.
Ikatan kovalen rangkap terjadi jika unsur atau atom yang berikatan tersebut membutuhkan
lebih dari satu elektron untuk mencapai kestabilan. Contoh ikatan kovalen rangkap dua
terdapat dalam molekul karbon dioksida (CO2)
nbsp; Rangkap dua

.. .. .. ..

O : : C : : O atau O = C = O

.. .. .. ..

Satu garis mewakili dua elektron dengan perputaranya yang berpasangan.

Pada contoh diatas bisa kita lihat bahwa antara atom C dan O terjadi ikatan kovalen rankap
dua dimana karena atom C membutuhkan 4 elektron untuk menjadi stabil dan atom O
membutuhkan 2 elektron untuk stabil O menyumbangkan 2elektronya untuk digunakan
bersama, begitupun atom C juga menyumbangkan 2 elektronnya. Sehingga terjadilah ikatan
kovalen rangkap dua. Ikatan rangkap lebih pendek dari pada ikatan tunggal karena berkaitan
dengan Panjang ikatan, dimana panjang ikatan adalah jarak antara inti dua atom yang
dihubungkan oleh ikatan dalam sebuah molekul. Untuk pasangan atom tertentu, seperti
Karbon dan nitrogen, ikatan rangkap tiga lebih pendek dari ikatan rangkap dua, ikatan
rangkap dua lebih pendek dari ikatan tunggal. Dan juga ikatan yang lebuh pendek lebih stabil
dibandingkan ikatan yang panjang.

Energi ikatan adalah energi yang dibutuhkan untuk mendorong atom berpisah untuk
menghasilkan kepingan-kepingan yang netral. Satu faktor yang mempengaruhi panjang
ikatan dan energi ikatan adalah jumlah kepadatan elektron diantara inti. Cara yang paling
tepat untuk memperlihatkan hal ini adalah dengan membentuk orde ikatan (bond order),
jumlah ikatan kovalen yang ada diantara sepasang atom.

Sepanjang kita berhubungan dengan ikatan antara unsur yang sama kita dapat
menghubungkan panjang ikatan dan energi setiap ikatan dengan orde ikatan. Jika orde
ikatan antara pasangan atom menaik, kepadatan elektron bertambah diantara dua inti, yang
menyebabkan atom tersebut saling tarik menarik. Oleh sebab itu panjang ikatan menurun
bila orde ikatan menaik. Menaiknya orde ikatan menyebabkan bertambah sukarnya
memisahkan ikatan atom tersebut. Oleh sebab itu energi ikatan menaik bila orde ikatan
menaik.

Pada ikatan kovalen juga terdapat ikatan kovalen polar dan non polar, dimana ikatan
kovalen polar terbentuk jika salah satu atom yang berikatan memiliki keelektronegatifan
lebih besar dibanding atom temenya berikatan. Sehingga elektron akan cendrung lebih
ketarik ke atom yang memiliki keelektronegatifan yang lebih besar. Sedangkan ikatan
kovalen non polar terbentuk jika kedua atom yang berikatan memiliki keelektronegatifan
yang sama. Sehingga elektron akan ditarik sama kuat, tidak ada yang lebih menarik
elektron(daya tariknya sama). menunjukan suatu dipol. Oleh sebab itu molekul yang intinya
bermuatan positif dan negatif adalah proton dipol dan disebut polar. Setiap molekul diatom
( molekul yang dibentuk 2 atom) terbentuk dari dua unsur yang elektronegatifitasnya
berbeda akan membentuk polar. Molekul yang sangat polar adalah molekul dengan momen
dipol yang besar dimana molekul non polar tidak memiliki momen dipol sama sekali.

Ikatan kovalen polar menghasilkan senyawa polar, dimana Senyawa polar adalah senyawa
yang memiliki 2 kutub yakni kutub positif dan kutub negatif. Oleh karena itu senyawa polar
dipengaruhi oleh medan magnet dan medan listrik. Contohnya senyawa H2O yang jika dialiri
didekat magnet maka dia akan mendekati magnet itu menandakan bahwa H2O merupakan
sebyawa polar.

Kegagalan aturan oktet

Molekul apapun yang mempunyai jumlah elektron ganjil tidak akan dapat memenuhi aturan
oktet (sering ditemukan dalam atom Nitrogen). Sebagai contoh Nitrogen Monoksida,
memiliki 11 lektron valensi ( N : 5 elektron valensi + O : 6 elektron valensi ).

•• ••

•N=O:

Nitrogen Monoksida merupakan molekul yang cukup stabil tetapi keberadaanya hanya
sebentar karena sangat reaktif. Nitrogen monoksida bisa ditemukan dialam. Jadi kestabilan
NO2 bertentangan dengan aturan oktet.
IKATAN KOORDINASI

Tidak semua ikatan kovalen yang terjadi, elektron-elektronnya

diperoleh dari sumbangan atom-atom yang membentuk ikatan.

Beberapa molekul ada yang pasangan elektronnya berasal dari salah

satu atom saja, sedang atom lainnya menggunakan pasangan elektron

itu untuk berikatan. Molekul NH3 mempunyai satu pasang elektron

yang belum digunakan bersama, sedang ion H+ dapat menerima satu

pasang elektron untuk menjadi lebih stabil karena mempunyai

konfigurasi elektron helium. Oleh karena itu pasangan elektron

tersebut dapat digunakan bersama oleh molekul NH3 dan ion H+

sehingga terbentuk ion amonium, NH4

+. Ikatan antara NH3 dengan ion

H+ ini juga merupakan ikatan kovalen yang diberi nama ikatan

kovalen koordinasi. Adanya ikatan kovalen koordinasi ditandai

dengan anak panah.

Gambar 13. Pembentukan Ikatan Kovalen Koordinasi pada

Ion Amonium, NH4

Pada contoh diatas atom N memiliki sepasang elektron bebas yang diberikan untuk ion H+
untuk digunakan bersama. Dimana ion H+ sudah tidak memiliki elektron lagi.

Pada umumnya unsur logam berwujud padat pada suhu kamar. Hal ini disebabkan karena
antar logam terdapat aya yang dapat menyatukan logam. Unsur logam merupakan
pengantar arus listrik dan pengantar panas yang baik. Arus listrik merupakan elektron. Jika
batang logam diberi beda potensial, terjadilah arus listrik. Walaupun demikian atom dalam
logam tidak ikut arus listrik. Sifat lain dari logam adalah dap ditempa dan mulur. Sifat dapat
ditempa dimanfaakan untuk membuat senjata tajam. Dengan memenfaatkan itu logam
dapat, logam dapat dibua tipis,dibengkokkan, dan dibentuk sesuai keperluan. Bukti sipat
mulur adlah logam dapat ditarik hingga menjadi kawat. Hal iu menunjukan bahwa setiap
atom saling berikatan.

Semua sifat logam dapat dipahami dengan cara melihat ikatan antar logam. Atom logam
dapat dibayangkan seperti kelereng yang terjal dalam sebuah kotak yang saling bersentuahn
satu sama lain. Karena tiap logam memilki kulit elektron yang belum terisi penuh, elekron
valensi dapat bebas bergerak dan dapat berpindah dari satu kulit atom ke kulit atom yang
lain. Denagan kata lain, elektron tersebar mebaur denagn awan elektron yang menylimuti
semua logam. Oleh karena itu, semua logam dapat dibayangkan sebagai ion-ion positif yang
diselimuti awan elektron.

Skip to content

General Chemistry for Senior High School Students

viva de alchemystry

 Beranda

Ikatan Kimia, Interaksi Antarmolekul, Bentuk Molekul, dan Hibridisasi


Orbital Atom

Posted on 20 Agustus 2009 by Andy Adom

Dalam tulisan ini, kita akan mempelajari dua jenis utama ikatan kimia, interaksi yang terjadi
sesama molekul, proses pembentukan ikatan kimia melalui penggabungan orbital-orbitan
atom pusat (hibridisasi), serta meramalkan bentuk suatu molekul berdasarkan jumlah
pasangan elektron yang mengelilingi atom pusat molekul tersebut.

Penyusunan tabel periodik dan konsep konfigurasi elektron telah membantu para ahli kimia
menjelaskan proses pembentukan molekul dan ikatan yang terdapat dalam suatu molekul.
Gilbert Lewis, seorang kimiawan berkebangsaan Amerika, mengajukan teori bahwa atom
akan bergabung dengan sesama atom lainnya membentuk molekul dengan tujuan untuk
mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil. Kestabilan dicapai saat atom-atom memiliki
konfigurasi elektron seperti gas mulia (semua kulit dan subkulit terisi penuh oleh elektron
serta memiliki 8 elektron valensi).

Saat atom-atom berinteraksi, hanya elektron valensi yang terlibat dalam proses pembentukan
ikatan kimia. Untuk menunjukkan elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan ikatan,
para ahli kimia menggunakan simbol Lewis dot, yaitu simbol suatu unsur dan satu dot untuk
mewakili tiap elektron valensi unsur bersangkutan. Jumlah elektron valensi suatu unsur sama
dengan golongan unsur bersangkutan. Sebagai contoh, unsur Mg terletak pada golongan IIA,
sehingga memiliki 2 elektron valensi (2 dot). Sementara, unsur S yang terletak pada golongan
VIA, akan memiliki 6 elektron valensi (6 dot). Unsur yang terletak pada golongan yang sama
akan memiliki struktur Lewis dot yang serupa.

Natrium termasuk unsur logam yang cukup umum. Unsur ini berkilau, lunak, dan merupakan
konduktor yang baik, selain itu juga sangat reaktif. Umumnya, natrium disimpan di dalam
minyak untuk mencegahnya bereaksi dengan air yang berasal dari udara. Jika kita melelehkan
sepotong logam natrium dan meletakannya ke dalam beaker glass yang terisi penuh oleh gas
klorin yang berwarna kuning kehijauan, sesuatu yang sangat menakjubkan akan terjadi.
Natrium mulai memancarkan cahaya putih yang semakin terang dan gas klorin mulai
bercampur, yang disertai dengan hilangnya warna. Beberapa saat kemudian, reaksi selesai,
dan kita akan mendapatkan garam meja atau NaCl yang terendapkan di dasar beaker glass.

Natrium adalah logam alkali, golongan IA pada tabel periodik. Natrium memiliki 1 elektron
valensi. Sebaliknya, klorin adalah unsur nonlogam, unsur golongan halogen (VIIA) pada
tabel periodik. Unsur ini memiliki 7 elektron valensi. Unsur-unsur di golongan A pada tabel
periodik akan mendapatkan, kehilangan, atau berbagi elektron valensi untuk mengisi tingkat
energi valensinya dan menjadi sempurna (meniru konfigurasi gas mulia). Pada umumnya,
proses ini melibatkan pengisian orbital s dan p terluar yang disebut sebagai aturan oktet,
yaitu unsur akan mendapatkan atau kehilangan elektron untuk mencapai keadaan penuh
delapan elektron valensi (oktet).

Natrium memiliki satu elektron valensi. Menurut hukum oktet, unsur ini akan bersifat stabil
ketika memiliki 8 elektron valensi. Dengan demikian, natrium akan kehilangan elektron 3s-
nya. Dengan demikian, atom natrium akan berubah menjadi ion natrium dengan muatan
positif satu (Na+). Ion tersebut isoelektronik dengan neon (gas mulia) sehingga ion Na+
bersifat stabil.

Sementara, untuk memenuhi aturan oktet, unsur klorin membutuhkan satu elektron untuk
melengkapi pengisian elektron pada 3p. Setelah menerima satu elektron tambahan, unsur ini
berubah menjadi ion dengan muatan negatif satu (Cl–). Ion Cl– isoelektronik dengan argon
(gas mulia) sehingga bersifat stabil.

Jika natrium dicampurkan dengan klorin, jumlah elektron natrium yang hilang akan sama
dengan jumlah elektron yang diperoleh klorin. Satu elektron 3s pada natrium akan
dipindahkan ke orbital 3p pada klorin. Peristiwa serah-terima elektron terjadi dalam proses
pembentukan senyawa NaCl. Ini merupakan contoh dari ikatan ionik, yaitu ikatan kimia
(gaya tarik-menarik yang kuat yang tetap menyatukan dua unsur kimia) yang berasal dari
gaya tarik elektrostatik (gaya tarik-menarik dari muatan-muatan yang berlawanan) antara ion
positif (kation) dan ion negatif (anion). Ikatan ionik terbentuk saat unsur logam bereaksi
dengan unsur nonlogam.

Di sisi lain, tidak semua ikatan kimia terbentuk melalui mekanisme serah-terima elektron.
Atom-atom juga dapat mencapai kestabilan melalui mekanisme pemakaian bersama
pasangan elektron. Ikatan yang terbentuk dikenal dengan istilah ikatan kovelen. Senyawa
kovelen adalah senyawa yang hanya memiliki ikatan kovelen.

Sebagai contoh, atom hidrogen memiliki satu elektron valensi. Untuk mencapai kestabilan
(isoelektronik dengan helium), atom hidrogen membutuhkan satu elektron tambahan. Saat
dua atom hidrogen membentuk ikatan kimia, tidak terjadi peristiwa serah-terima elektron.
Yang akan terjadi adalah kedua atom akan menggunakan elektronnya secara bersama-sama.
Kedua elektron (satu dari masing-masing hidrogen) menjadi milik kedua atom tersebut.
Dengan demikian, molekul H2 terbentuk melalui pembentukan ikatan kovelen, yaitu ikatan
kimia yang berasal dari penggunaan bersama satu atau lebih pasangan elektron antara dua
atom. Ikatan ini terjadi di antara dua unsur nonlogam.

Ikatan kovalen dapat dinyatakan dalam bentuk Struktur Lewis, yaitu representasi ikatan
kovelen, dimana elektron yang digunakan bersama digambarkan sebagai garis atau sepasang
dot antara dua atom; sementara pasangan elektron yang tidak digunakan bersama (lone pair)
digambarkan sebagai pasangan dot pada atom bersangkutan. Pada umumnya, proses ini
melibatkan pengisian orbital s dan p (bahkan orbital d) terluar yang disebut sebagai aturan
oktet, yaitu unsur akan berbagi elektron untuk mencapai keadaan penuh delapan elektron
valensi (oktet), kecuali hidrogen dengan dua elektron valensi (duplet).

Atom-atom dapat membentuk berbagai jenis ikatan kovelen. Ikatan tunggal terjadi saat dua
atom menggunakan sepasang elektron bersama. Ikatan rangkap dua (ganda) terjadi saat
dua atom menggunakan menggunakan dua pasangan elektron bersama. Sementara, ikatan
rangkap tiga terjadi saat dua atom menggunakan tiga pasangan elektron bersama.

Senyawa ionik memiliki sifat yang berbeda dari senyawa kovalen. Senyawa ionik, pada suhu
kamar, umumnya berbentuk padat, dengan titik didih dan titik leleh tinggi, serta bersifat
elektrolit. Sebaliknya, senyawa kovelen, pada suhu kamar, dapat berbentuk padat, cair,
maupun gas. Selain itu, senyawa kovalen memiliki titik didih dan titik leleh yang relatif
rendah bila dibandingkan dengan senyawa ionik serta cenderung bersifat nonelektrolit.

Ketika atom klorin berikatan secara kovalen dengan atom klorin lainnya, pasangan elektron
akan digunakan bersama secara seimbang. Kerapatan elektron yang mengandung ikatan
kovalen terletak di tengah-tengah di antara kedua atom. Setiap atom menarik kedua elektron
yang berikatan secara sama. Ikatan seperti ini dikenal dengan istilah ikatan kovalen
nonpolar.

Sementara, apa yang akan terjadi bila kedua atom yang terlibat dalam ikatan kimia tidak
sama? Kedua inti yang bermuatan positif yang mempunyai gaya tarik berbeda akan menarik
pasangan elektron dengan derajat (kekuatan) yang berbeda. Hasilnya adalah pasangan
elektron cenderung ditarik dan bergeser ke salah satu atom yang lebih elektronegatif. Ikatan
semacam ini dikenal dengan istilah ikatan kovalen polar.

Sifat yang digunakan untuk membedakan ikatan kovalen polar dengan ikatan kovalen
nonpolar adalah elektronegativitas (keelektronegatifan), yaitu kekuatan (kemampuan)
suatu atom untuk menarik pasangan elektron yang berikatan. Semakin besar nilai
elektronegativitas, semakin besar pula kekuatan atom untuk menarik pasangan elektron pada
ikatan. Dalam tabel periodik, pada satu periode, elektronegativitas akan naik dari kiri ke
kanan. Sebaliknya, dalam satu golongan, akan turun dari atas ke bawah.

Ikatan kovelen nonpolar terbentuk bila dua atom yang terlibat dalam ikatan adalah sama
atau bila beda elektronegativitas dari atom-atom yang terlibat pada ikatan sangat kecil.
Sementara, pada ikatan kovelen polar, atom yang menarik pasangan elektron pengikat
dengan lebih kuat akan sedikit lebih bermuatan negatif; sedangkan atom lainnya akan
menjadi sedikit lebih bermuatan positif. Ikatan ini terbentuk bila atom-atom yang terlibat
dalam ikatan adalah berbeda. Semakin besar beda elektronegativitas, semakin polar pula
ikatan yang bersangkutan. Sebagai tambahan, apabila beda elektronegativitas atom-atom
sangat besar, maka yang akan terbentuk justru adalah ikatan ionik. Dengan demikian, beda
elektronegativitas merupakan salah satu cara untuk meramalkan jenis ikatan yang akan
terbentuk di antara dua unsur yang berikatan.

Perbedaan Elektronegativitas Jenis Ikatan yang Terbentuk


0,0 sampai 0,2 Kovalen nonpolar
0,3 sampai 1,4 Kovalen polar
> 1,5 Ionik

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, aturan oktet berlaku pada unsur-unsur periode 2
dalam tabel periodik. Akan tetapi, terdapat pula sejumlah penyimpangan aturan oktet yang
terjadi dalam proses pembentukan ikatan. Ada tiga tipe penyimpangan aturan oktet, antara
lain:

1. The incomplete octet

Contoh : BeH2, BeCl2, BF3, dan BCl3 (catatan: BF3maupun BCl3 dapat berikatan dengan
molekul lain yang memiliki lone pair (seperti NH3) membentuk ikatan kovalen koordinasi
(datif) untuk mencapai konfigurasi oktet)

2. Odd electron molecules

Contoh : NO dan NO2 (disebut sebagai radikal karena memiliki sebuah elektron yang tidak
berpasangan)

3. The expanded octet

Contoh : PCl5 dan SF6 (atom pusat dikelilingi oleh lebih dari 8 elektron valensi dengan
memanfaatkan orbital d yang kosong)

Molekul-molekul umumnya berinteraksi satu sama lainnya. Gaya tarik-menarik antarmolekul


ini terjadi dan merupakan jenis interaksi antarmolekul (gaya antar molekul-molekul yang
berbeda). Interaksi ini bertanggung jawab terhadap sifat fisik suatu zat, seperti titik didih, titik
leleh, serta fasa (wujud) zat. Berbeda dengan interaksi antarmolekul, interaksi
intramolekul (ikatan kimia) merupakan ikatan yang terbentuk saat atom-atom bergabung
membentuk molekul. Ikatan kimia berperan dalam menjaga kestabilan molekul sekaligus
dapat digunakan dalam meramalkan bentuk suatu molekul. Interaksi antarmolekul lebih
lemah dibandingkan ikatan kimia.

Terdapat lima jenis interaksi antarmolekul, yang disusun berdasarkan kekuatan, dari yang
terlemah hingga yang terkuat, yaitu:

1. Gaya London atau Gaya Dispersi

Jenis gaya tarik yang sangat lemah ini umumnya terjadi di antara molekul-molekul kovalen
nonpolar, seperti N2, H2, atau CH4. Ini dihasilkan oleh menyurut dan mengalirnya orbital-
orbital elektron, sehingga memberikan pemisahan muatan yang sangat lemah dan sangat
singkat di sekitar ikatan. Gaya London meningkat seiiring bertambahnya jumlah elektron.
Gaya London juga meningkat seiiring bertambahnya massa molar zat, sebab molekul yang
memiliki massa molar besar cenderung memiliki lebih banyak elektron. Adanya percabangan
pada molekul akan menurunkan kekuatan Gaya London, sebab adanya percabangan akan
memperkecil area kontak antarmolekul. Titik didih senyawa sebanding sekaligus
mencerminkan kekuatan Gaya London.

2. Interaksi Dipol Terimbas (Dipol Terinduksi)

Gaya antarmolekul ini terjadi saat molekul polar mengimbas (menginduksi) molekul
nonpolar. Sebagai contoh, molekul air (H2O) yang bersifat polar dapat menginduksi molekul
oksigen (O2) yang bersifat nonpolar. Dipol terimbas inilah yang menyebabkan gas oksigen
larut dalam air.

3. Interaksi Dipol-Dipol

Gaya antarmolekul ini terjadi bila ujung positif dari salah satu molekul dipol ditarik ke ujung
negatif dari dipol molekul lainnya. Gaya ini lebih kuat dari Gaya London, namun tetap saja
sangat lemah. Interaksi ini terjadi pada senyawa kovelen polar, seperti HCl dan HBr.

4. Interaksi Ion-Dipol

Gaya antarmolekul ini terjadi saat ion (kation maupun anion) berinteraksi dengan molekul
polar. Kekuatan interaksi ini bergantung pada muatan dan ukuran ion serta kepolaran dan
ukuran molekul polar. Kation memiliki interaksi yang lebih kuat dengan molekul polar
dibandingkan anion. Salah satu contoh interaksi ini adalah hidrasi senyawa NaCl dalam air
(proses ion-ion dikelilingi oleh molekul air).

5. Ikatan Hidrogen

Interaksi dipol-dipol yang sangat kuat, yang terjadi bila atom hidrogen terikat pada salah satu
dari ketiga unsur yang sangat elektronegatif, yaitu F, O, dan N. Ketiga unsur ini memiliki
tarikan yang sangat kuat pada pasangan elektron yang berikatan sehingga atom yang terlibat
pada ikatan mendapatkan muatan parsial yang sangat besar. Ikatan ini sangat polar, sehingga
interaksi antarmolekul menjadi sangat kuat. Akibatnya, titik didih senyawa yang memiliki
ikatan hidrogen relatif tinggi (walapun massa molarnya paling rendah) bila dibandingkan
senyawa lain pada golongan yang sama.

Bentuk molekul (geometri molekul) dari suatu molekul adalah cara atom-atom tersusun
dalam ruang tiga dimensi. Hal ini penting untuk diketahui oleh para ahli kimia, sebab hal ini
sering menjelaskan mengapa reaksi-reaksi tertentu dapat terjadi, sedangkan yang lain tidak.
Sebagai contoh, dalam ilmu farmasi, geometri molekul dari suatu obat dapat mengakibatkan
reaksi-reaksi samping. Selain itu, geometri molekul juga menjelaskan mengapa air
mempunyai dwikutub (ujung positif pada atom H dan ujung negatif pada atom O), sementara
karbondioksida tidak.

Teori VSEPR (Valence Shell Electron-Pair Repulsion) atau Tolakan Pasangan Elektron Kulit
Valensi memungkinkan para ahli kimia untuk meramalkan geometri molekul dari molekul-
molekul. Teori ini mengasumsikan bahwa pasangan elektron di sekitar atom, baik itu bonding
pair maupun lone pair (nonbonding pair), akan berada dalam jarak sejauh mungkin untuk
meminimalkan gaya tolakan di antara elektron tersebut. Geometri pasangan elektron
(domain elektron) adalah susunan pasangan elektron, baik bonding pair maupun lone pair di
sekitar atom pusat. Berdasarkan jumlah domain elektron, kita dapat meramalkan bentuk
molekul.

Untuk menentukan geometri molekul atau bentuk molekul dengan menggunakan teori
VSEPR, kita dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tentukan struktur Lewis molekul tersebut


2. Tentukan jumlah keseluruhan pasangan elektron total (domain elektron) yang berada di
sekitar atom pusat (ikatan rangkap dua dan rangkap tiga masing-masing dianggap satu
domain)
3. Dengan menggunakan tabel di bawah ini, tentukanlah geometri pasangan elektron (domain
elektron)

Dengan menggunakan tabel di bawah ini, tentukan pula bentuk molekulnya.

Class of Number of Arrangement Molecular Shape Examples


Molecule Electron Pairs (Geometry) of
Electron Pairs
AB2 2 Linear Linear BeCl2
AB3 3 Trigonal Planar Trigonal Planar BF3
AB4 4 Tetrahedral Tetrahedral CH4
AB5 5 Trigonal Trigonal PCl5
Bipyramidal Bipyramidal
AB6 6 Octahedral Octahedral SF6
Class of Number Number Number of Arrangement Molecular Examples
Molecule of of Lone Electron (Geometry) of Shape
Bonding Pairs Pairs Electron Pairs
Pairs
AB2E 2 1 3 Trigonal Bent SO2
Planar
AB3E 3 1 4 Tetrahedral Trigonal NH3
Pyramidal
AB2E2 2 2 4 Tetrahedral Bent H2 O
AB4E 4 1 5 Trigonal Seesaw SF4
Bipyramidal
AB3E2 3 2 5 Trigonal T-shaped ClF3
Bipyramidal
AB2E3 2 3 5 Trigonal Linear I3–
Bipyramidal
AB5E 5 1 6 Octahedral Square BrF5
Pyramidal
AB4E2 4 2 6 Octahedral Square XeF4
Planar

Selain menggunakan teori VSEPR, bentuk molekul juga dapat diramalkan melalui
pembentukan orbital hibrida, yaitu orbital-orbital suatu atom yang diperoleh saat dua atau
lebih orbital atom bersangkutan yang memiliki tingkat energi yang berbeda, bergabung
membentuk orbital-orbital baru dengan tingkat energi sama (terjadi pada proses pembentukan
ikatan kovalen). Hibridisasi adalah proses penggabungan orbital-orbital atom (biasanya
pada atom pusat) untuk mendapatkan orbital hibrida.

Hubungan antara jumlah dan jenis orbital atom pusat yang digunakan pada proses hibridisasi
terhadap geometri molekul senyawa bersangkutan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Pure Hybridization Number Shape of Hybrid Examples


Atomic of the Central of Hybrid Orbitals
Orbitals of Atom Orbitals (Geometry
the Arrangement)
Central
Atom
s,p sp 2 Linear BeCl2

s, p, p sp2 3 Trigonal Planar BF3

s, p, p, p sp3 4 Tetrahedral CH4

s, p, p, p, d sp3d 5 Trigonal PCl5


Bipyramidal
s, p, p, p, d, sp3d2 6 Octahedral SF6
d

Dengan mengetahui jenis dan jumlah orbital atom pusat yang terlibat dalam proses
pembentukan ikatan, kita hanya dapat menentukan bentuk geometri (domain elektron)
molekul bersangkutan. Sementara untuk menentukan bentuk molekul, kita dapat
menggunakan teori VSEPR. Dengan demikian, teori hibridisasi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari teori VSEPR. Melalui kombinasi kedua teori tersebut, kita dapat
mempelajari jenis dan jumlah orbital yang terlibat dalam pembentukan ikatan sekaligus
meramalkan bentuk molekulnya.

Referensi:

Andy. 2009. Pre-College Chemistry.

Chang, Raymond. 2007. Chemistry Ninth Edition. New York: Mc Graw Hill.

Moore, John T. 2003. Kimia For Dummies. Indonesia:Pakar Raya.

Tentang iklan-iklan ini

Terkait

Ikatan Kimia dan Tata Nama Senyawa Kimiadalam "Materi Pembelajaran Kimia SMU"

Teori Kuantum dan Konfigurasi Elektron Atomdalam "Materi Pembelajaran Kimia SMU"
Perkembangan Teori Atom dan Konfigurasi Elektrondalam "Materi Pembelajaran Kimia
SMU"

Posted in Materi Pembelajaran Kimia SMUTagged Aturan Oktet, Bentuk Molekul, Chemistry for
Grade XI Students, Gaya London, Hibridisasi, Ikatan Hidrogen, Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen,
Keelektronegatifan, Simbol Lewis Dot, Van Der Waals, VSEPR

Navigasi pos
Massa Atom Relatif, Massa Molekul Relatif, dan Mol

Tabel Periodik

20 thoughts on “Ikatan Kimia, Interaksi Antarmolekul, Bentuk Molekul, dan


Hibridisasi Orbital Atom”

1. iza

30 Agustus 2009 pada 13:32

kok gax ada gambar molekulnya??

Balas

1. Andy Adom

30 Agustus 2009 pada 19:32

halooo…
saya hanya menampilkan tulisan di blog ini
bila Anda tertarik dengan versi materi yang dilengkapi gambar-gambar
pendukung, silahkan akses ke situs http://www.andykimia03.wordpress.com
Terima kasih…

Balas

2. Andy Adom

30 Agustus 2009 pada 19:33


Maaf..
situs yang benar adalah : http://www.andykimia03.blogspot.com
Terima kasih…

Balas

2. Andy Adom

30 Agustus 2009 pada 19:32

Maaf..
situs yang benar adalah : http://www.andykimia03.blogspot.com
Terima kasih…

Balas

3. Sen Sen

2 November 2009 pada 16:56

huhuhuhu msh g ngerti T,T

Balas

1. Andy Adom

3 November 2009 pada 08:14

Hai, Sen Sen


bagian mana yang belum Anda pahami??

Balas

4. iin

4 November 2009 pada 20:04

khu”khu”..apaand tuu ??
Balas

1. Andy Adom

5 November 2009 pada 12:29

apanya yang apaan tuh??


This is Chemistry….

Balas

5. prima

10 Januari 2010 pada 19:15

ko, kimia karbon belum ada ya? benzeana juga, ama makromolekul lum ada ya?aku
mau ulangan dan masih bingung. koko kalo di BTA biasa na ngajar di kelas apa?

Balas

1. Andy Adom

11 Januari 2010 pada 12:51

Hai, Prima

Iya, materi Kimia Karbon, Benzena dan Turunannya, serta Makromolekul,


belum sempat saya posting. Kamu mungkin bisa belajar melalui web berikut :

1. http://www.chemguide.co.uk
2. http://www.chemistry.about.com

Dua situs ini menyediakan informasi yang melimpah seputar senyawa karbon.
Saya rasa itu cukup membantu kok.

Saya mengajar di BTA 45 Tebet Barat dari hari Senin sampai Jumat. Sabtu,
kadang-kadang di BTA Labschool atau BTA SMA 8. Kelas yang saya pegang
selalu bergantian dengan pengajar lain (alias tidak tetap di kelas tertentu).

Semoga membantu. Terima kasih.


Salam,
Andy, S.Si.

Balas

6. Rizal

4 Agustus 2010 pada 22:23

terima kasih mas atas informasinya..


sangat membantu dlm mengerjakan tgs..

Balas

1. Andy Adom

11 Agustus 2010 pada 15:35

Terima kasih sudah membaca tulisan saya


Semoga membantu….

Balas

7. Rizal

4 Agustus 2010 pada 22:28

yang blogspotnya sudah tidak aktif ya mas..??


saya ingin berlangganan blog anda untuk membantu tugas2 saya, gmn ya..??
mohon jawabannya..

Balas

1. Andy Adom

11 Agustus 2010 pada 15:34

halo Mas Rizal


Iya, saya sekarang hanya aktif di wordpress saja
Silahkan untuk mengutip tulisan saya
Semoga membantu
Terima kasih sudah membaca tulisan saya

Andy, S.Si.

Balas

8. zizi

24 September 2010 pada 12:11

hi mr. Andy
boleh nanya gk,,,,,,,
apa yang menyebabkan titik didih senyawa ion relatif tinggi sedangkan senyawa
kovalen relatif rendah,,,,,, tolong d jelaskan ya mr ……….
terima kasih…..

Balas

1. Andy Adom

24 September 2010 pada 14:12

Hai Zizi,

Senyawa ionik terbentuk akibat gaya tarik-menarik antara ion positif dengan
ion negatif. Gaya Coulomb yang kuat menyebabkan untuk memutuskan ikatan
ionik dibutuhkan energi besar. Konsekuensinya, titik didih senyawa ionik
umumnya sangat tinggi. Sebaliknya, ikatan kovalen terjadi karena pemakaian
pasangan elektron bersamaan. Ikatannya relatif lebih lemah dibandingkan
Gaya Coulomb. Tentunya, titik didih senyawa kovalen lebih rendah
dibandingkan ionik.

Mudah-mudahan cukup jelas. Terima kasih sudah membaca tulisan saya.


Terima kasih.

Andy, S.Si.

Balas

9. Ping-balik: VSEPR Theories | Alchemist never die


10. vera

29 April 2013 pada 22:17

trmksh bung admin tulisannya sangat membantu :)

Balas

11. Andy Adom

28 Juli 2015 pada 11:52

Ikatan Sigma adalah ikatan tunggal. Ikatan phi adalah ikatan rangkap dua maupun
tiga.

Balas

12. Andy Adom

28 Juli 2015 pada 11:55

a. CN. b. NO.

Balas

Berikan Balasan

Blog di WordPress.com. | The Gateway Theme.

Ikuti

Ikuti “General Chemistry for Senior High School Students”

Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.

Bergabunglah dengan 487 pengikut lainnya.


SENYAWA ORGANIK (KIMIA KARBON)
HIDROKARBON DAN PENGGOLONGANNYA
Senyawa organic terutama mengandung atom karbon dan atom hydrogen, ditambah nitrogen,
oksigen, belerang, dan atom unsure lainnya. Senyawa induk utama semua senyawa organic
adalah hidrokarbon – alkana (hanya mengandung ikatan tunggal), alkena (mengandung ikatan
rangkap dua), alkuna (mengandung ikatan rangkap tiga), dan hidrokarbon aromatic
(mengandung cincin benzene).
Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa dibandingkan unsure lain sebab atom
karbon tidak hanya dapat membentuk ikatan karbon-karbon tunggal, rangkap dua dan
rangkap tiga, tetapi juga bisa terkait satu sama lain membentuk struktur rantai dan cincin.
Pembentukan senyawa karbon ini didasarkan atas ciri khas atom karbon, yaitu:
• memiliki konfigurasi electron 2, 4
• memiliki electron valensi sebanyak 4, sehingga harus menggabungkan 4 elektronnya
dengan electron dari unsure lain untuk berikatan secara kovalen dan mencapai kestabilan
menyerupai Neon.
• dapat membentuk ikatan sesama atom karbon dan membentuk rantai yang panjang yang
lurus atau bercabang
• dapat membentuk ikatan siklik dan membentuk cincin benzene.
Semua senyawa arganik merupakan turunan dari golongan senyawea yang dikenal sebagai
hidrokarbon sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari hydrogen dan karbon. Berdasarkan
strukturnya, hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan utama yaitu alifatik dan aromatic.
Hidrokarbon alifatik tidak mengandung gugus benzene atau cincin benzene, sedangkan
hidrokarbon aromatic mengandung satu atau lebih cincin benzene.
Hidrokarbon alifatik dibagi menjadi alkana, alkena, dan alkuna.
ALKANA
Alkana mempunyai rumus umum CnH2n+2 dengan n = 1, 2, ….. Ciri terpenting dari molekul
hidrokarbon alkana adalah hanya terdapat ikatan kovalen tunggal. Alkana dikenal sebagai
hidrokarbon jenuh karena mengandung jumlah maksimum atom hydrogen yang dapat
berikatan dengan sejumlah atom karbon yang ada. Alkana yang paling sederhana (yaitu
dengan n = 1) adalah metana CH4, yang merupakan hasil alami penguraian bakteri anaerob
dari tanaman-tanaman dalam air.
Alkana biasanya tidak dianggap sebagai senyawa yang sangat reaktif. Tetapi, pada kondisi
yang sesuai alkana akan bereaksi. Misalnya, gas alam, bensin, dan minyak tanah adalah
alkana yang mengalami reaksi pembakaran yang sangat eksotermik. Reaksi ini sudah lama
digunakan dalam proses industry dan untuk pemanas rumah dan memasak.
Disamping pembakaran, alkana mengalami reaksi substitusi di mana satu atau lebih atom
lain, biasanya halogen. Sebagai contoh, bila campuran metana dan klorin dipanaskan di atas
1000C atau diradiasi dengan sinar pada panjang gelombang yang cocok, akan dihasilkan
metil klorida.
CH4 (g) + Cl2 (g) → CH3Cl (g) + HCl (g)
Bila terdapar kelebihan gas klorin, maka reaksi dapat berlangsung lebih lanjut:
CH3Cl (g) + Cl2 (g) → CH2Cl2 (l) + HCl (g)
CH2Cl2 (g) + Cl2 (g) → CHCl3 (l) + HCl (g)
CHCl3 (g) + Cl2 (g) → CCl4 (l) + HCl (g)
Alkana yang salah satu atom hidrogennya telah tergantikan oleh atom hydrogen disebut alkil
halide.
Rantai alkana selain rantai lurus dan bercabang dapat juga berupa rantai siklik yang disebut
sikloalkana. Sikloalkana yang paling sederhana adalah siklopropana C3H6. Banyak zat yang
penting secara biologis seperti zat pembunuh kuman, gula, kolesterol, dan hormone
mengandung satu atau lebih system cincin yang dimaksud. Analisis teoritis menunjukkan
bahwa sikloheksana mempunyai dua dua konformasi berbeda yang disebut konfformasi
perahu dan kursi yang relative bebas tegangan. Yang dimaksud dengan tegangan adalah
ikatan yang termampatkan, teregangkan, atau terputar sehingga menyimpang dari geometri
normal yang diramalkan oleh hibridisasi sp3.
ALKENA
Alkena disebut juga olefin, mengandung sedikitnya satu ikatan rangkap dua karbon-karbon.
Alkena mempunyai rumus umum CnH2n, dengan n = 2, 3, …. Alkena yang paling sederhana
adalah C2H4, etilena, dimana kedua atom karbonnya terhibridisasi sp2 dan ikatan rangkap
duanya terdiri dari satu ikatan sigma dab satu ikatan pi.
Alkena digolongkan dalam hidrokarbon tak jenuh, senyawa dengan ikatan rangkap dua atau
ikatan rangkap tiga karbon-karbon. Hidrokarbon tidak jenuh umummnya mengalami reaksi
adisi dimana satu molekul ditambahkan pada molekul yang lain untuk membentuk produk
tunggal. Salah satu contoh reaksi adisi adalah hidrogenasi, yaitu penambahan molekul
hydrogen ke senyawa yang mengandung ikatan C = C dan C ≡ C.

Hidrogenasi merupakan proses penting dalam industry makanan. Minyak nabati mempunyai
nilai gizi yang dapat dipertimbangkan, tetapi kebanyakan minyak harus dihidrogenasi untuk
menghilangkan beberapa ikatan C = C sebelum dapat digunakan untuk membuat makanan.
Dalam keadaan terbuka, molekul dengan ketidakjenuhan banyak-molekul dengan banyak
ikatan C = C mengalami oksidasi yang menghasilkan produk dengan bau tidak enak (minyak
nabati yang telah teroksidasi disebut tengik).
Reaksi adisi terhadap ikatan C = C alkena melibatkan hydrogen halide dan halogen.
H2C = CH2 + X2 → CH2X – CH2X ( X mewakili atom Halogen )
H2C = CH2 + HX → CH3 – CH2X
Alkena dapat diadisi dengan menggunakan molekul selain hydrogen, yang menghasilkan
senyawa lain seperti haloalkana yang menghasilkan senyawa karbon yang lebih bervariasi
lagi.
ALKUNA
Alkuna mengandung sedikitnya satu ikatan rangkap tiga karbon-karbon. Alkuna mempunyai
rumus umum CnH2n-2 dengan n = 2, 3, …..Alkuna yang paling sederhana adalah etuna, yang
lebih dikenal sebagai asetilena C2H2 berupa gas tidak berwarna yang dibuat melalui reaksi
antara kalsium karbida dengan air.
CaC2 (s) + 2 H2O (l) → C2H2 (g) + Ca(OH)2 (aq)
Asetilena mempunyai banyak kegunaan penting dalam industry, karena kalor pembakarannya
yang tinggi. Asetilena yang dibakar dalam obor oksisetilena memberikan nyala api yang
sangat panas (sekitar 3000oC). Karena itu obor oksiasetilena digunaka untuk mengelas
logam-logam. Asetilena tidak stabil dan mempunyai kecenderungan untuk mengurai:
C2H2 (g) → 2 C(s) + H2 (g)
Dengan adanya katalis yang sesuai atau bila gas berada dibawah tekanan, reaksi ini dapat
terjadi dengan ledakan yang hebat. Karena asetilena termasuk hidrokarbon tidak jenuh,
asetilena dapat dihidrogenasi menghasilkan etilena.
C2H2 (g) + H2 (g) → C2H4 (g)
Asetilena mengalami reaksi adisi dengan hydrogen halide dan halogen:
C2H2 (g) + HX (g) → CH2 = CHX (g)
C2H2 (g) + X2 (g) → CHX = CHX (g)
C2H2 (g) + 2 X2 (g) → CH2X – CHX2 (g)

KIMIA GUGUS FUNGSI


Senyawa organik sebagian besar mempunyai gugus fungsi yang berbeda-beda, yang
bertanggung jawab untuk sebagian besar reaksi senyawa-senyawa induknya. Setiap senyawa
dengan gugus fungsi berbeda dapat mengalami reaksi yang berbeda-beda. Seperti:
ALKOHOL
Alcohol memiliki gugus hidroksil (-OH), yang dapat memiliki rantai pendek atau panjang,
yang lurus atau bercabang, satu gugus –OH atau lebih, yang dapat juga digabungkan gugus
yang lain pada rantai karbonnya. Contoh alcohol yang paling umum adalah etanol, yang
dihasilkan secara biologis melalui fermentasi gula atau pati. Dengan tanpa oksigen, enzim
yang ada dalam ragi atau kultur bakteri mengkatalis reaksi itu.
C6H12O6 (aq) 2 CH3CH2OH(aq) + 2 CO2 (g)
etanol
Proses ini menghasilkan energy, dimana organisme pada gilirannya, menggunakannya untuk
pertumbuhan dan manfaat-manfaat lainnya. Secara komersial etanol dibuat dibuat melalui
reaksi adisi dimana air digabungkan dengan etilena pada sekitar 280oC dan 300 atm:
CH2 = CH2 (g) + H2O (g) CH3CH2OH(g)
Etanol juga merupakan bagian dari minuman beralcohol. Etanol adalah satu-satunya jenis
alcohol rantai yang tidak beracun (lebih tepatnya, paling sedikit beracun); badan kita
menghasilkan suatu enzim, yang disebut alcohol dehidrogenase. yang membantu metabolism
etanol dengan mengoksidasinya menjadi asetaldehida:
CH3CH2OH CH3CHO + H2
asetaldehida
Persamaan ini merupakan penyederhanaan dari apa yang sebenarnya berlangsung; atom H
diambil oleh molekul lainnya, sehingga tidak ada gas H2 yang dilepaskan. Etanol dapat juga
dioksidasi oleh zat pengoksidasi anorganik, seperti kalium dikromat yang diasamkan,
menjadi asam asetat:
3 CH3CH2OH + 2 K2Cr2O7 + 8 H2SO4 → 3 CH3COOH + 2 Cr2(SO4)3 + 2 K2SO4 + 11
H2O
kuning-jingga
Reaksi ini dipakai oleh lembaga penegak hokum untuk menguji pengemudi yang dicurigai
mabuk. Sampel napas pengemudi disedot ke dalam suatu alat penganalisis napas, dimana
sampel itu bereaksi dengan larutan kalium dikromat yang diasamkan. Dari perubahan
warnanya (kuning-jingga ke hijau) dapat ditentukan kandungan alcohol dalam darah
pengemudi.
Etanol disebut juga alifatik karena diturunkan dari alkana (etana). Alkohol alifatik yang
paling sederhana adalah methanol, CH3OH. Disebut alcohol kayu, karena suatu waktu dibuat
melalui penyulingan kering dari kayu. Sekarang methanol disintesis secara industry melalui
reaksi karbon monoksida dan hydrogen molekul pada suhu dan tekanan tinggi:
CO(g) + 2 H2 (g) CH3OH(l)
metanol
Contoh lain senyawa alcohol adalah methanol; yang sangat beracun, etanol yang digunakan
untuk industry sering dicampur dengan methanol untuk mencegah orang meminumnya.
Etanol yang mengandung methanol atau zat beracun lainnya disebut alcohol denaturasi.
Alkohol merupakan asam yang sangat lemah; alcohol tidak bereaksi dengan basa kuat, seperti
NaOH, tetapi logam alkali bereaksi dengan alcohol menghasilkan hydrogen.
2 CH3OH + 2 Na → 2 CH3ONa + H2
natrium metoksida
Tetapi, reaksinya jauh kurang hebat dibanding denagn reaksi antara Na dan air:
2 H2O + 2 Na → 2 NaOH + H2
Dua alcohol alifatik lainnya yang sudah dikenal adalah 2 – propanol (isopropanol), yang
biasa dikenal sebagai alcohol gosok, dan etilena glikol, yang biasa digunakan sebagai bahan
anti beku. Kebanyakan alcohol-khususnya yang mempunyai massa molar rendah-sangat
mudah terbakar.
Sifat Fisik Alkohol
Alkohol dapat diidentifikasi melalui sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik alcohol dapat diketahui
berdasarkan titik didih dan kelarutannya dalam air.
a. Titik didih
Karena alcohol dapat membentuk ikatan hydrogen antar molekul-molekulnya, maka titik
didih alcohol lebih tinggi daripada titik didih alkilhalida atau eter, yang berat molekulnya
sebanding.
b. Kelarutan dalam air
Alkoho dengan berat molekul rendah larut dengan baik dalam air (methanol s/d propanol),
sedangkan alkil halide padanannya tidak larut. Kelarutan dalam air ini disebabkan oleh
adanya ikatan hydrogen yang terbentuk antara air dan alcohol.
Pengelompokan Alkohol
Alkohol dikelompokkan menjadi metil alcohol, alcohol primer, sekunder dan tersier.
a. Metil Alkohol adalah alcohol yang terdiri dari satu atom C yang mengikat gugus OH.
Contoh: methanol ( CH3OH ).
b. Alkohol primer (1o), yaitu alcohol yang gugus OH terikat pada atom C yang mengikat satu
atom C yang lain. Contoh: etanol ( CH3CH2 – OH ).
c. Alkohol sekunder (2o), yaitu alcohol yang gugus OH terikat pada atom C yang mengikat
dua atom C yang lain. Contoh: isopropyl alcohol ( (CH3)2CH – OH ).
d. Alkohol tersier (3o), yaitu alcohol yang gugus OH terikat pada atom C yang mengikat tiga
atom C yang lain. Contoh: 1,1-dimetil etanol ( (CH3)3C – OH ).
ETER
Eter adalah senyawa organic yang berisomer fungsional dengan alcohol. Eter mengandung
ikatan R – O – R’ dan R’ adalah gugus hidrokarbon (aromatic atau alifatik). Eter dihasilkan
dari reaksi antara dua alcohol,
CH3OH + HOCH3 CH3OCH3 + H2O
dimetil eter
Reaksi ini adalah suatu contoh reaksi kondensasi, yang ditandai dengan penggabungan dua
molekul dan pelepasan molekul kecil, biasanya air. Seperti alcohol, eter mudah terbakar. Bila
dibiarkan di udara, zat ini mempunyai kecenderungan membentuk secara perlahan-lahan
peroksida yang mudah meledak.
C2H5OC2H5 + O2 → C2H5O – CH (CH3) – O – O – H
dietil eter 1 – etoksietil hidroperoksida
Dietileter biasa dikenal sebagai “eter”, digunakan sebagai zat anestesi selama bertahun-tahun.
Zat tersebut menyebabkan tidak sadar dengan menakan kegiatan system syaraf pusat.
Kelamahan utama dietil eter adalah efek iritasinya pada system pernapasan dan terjadinya
rasa mual dan muntah setelah pembiusan. “Neotil”, atau metil propel eter, CH3-
OCH2CH2CH3, sekarang lebih disukai sebagai zat anestesi karena relative bebas dari efek
samping.
Sifat Fisika Eter
Eter-eter sederhana memiliki titik didih yang sangat rendah karena antara molekulnya tidak
dapat mengalami ikatan hydrogen. Oleh sebab itu, titik didih eter jauh dibawah alkoho
padanannya (massa molekulnya sama).
ALDEHID DAN KETON
Aldehid dan Keton lazim terdapat dalam system mahluk hidup. Gula ribose dan hormone
betina progesterone merupakan dua contoh aldehid dan keton yang penting secara biologis.
Pada kondisi oksidasi yang lemah, alcohol mungkin diubah menjadi aldehida dan keton:
CH3OH + ½ O2 → CH2 = O + H2O
formaldehid
+ ½ O2 → + H2O
asetaldehida
C2H5OH + ½ O2 → + H2O
aseton
Gugus fungsi dalam senyawa ini adalah gugus karbonil – C = O. Pada aldehida sedikitnya
satu atom hydrogen terikat pada karbon dalam gugus karbonil. Pada keton, atom karbon pada
gugus karbonil terikat pada dua gugus hidrokarbon. Aldehida yang paling sederhana,
formaldehyde (H2C = O) mempunyai kecenderungan untuk berpolimerisasi, yaitu setiap
molekul bergabung satu sama lain untuk membentuk senyawa dengan massa molar tinggi.
Yang lebih menarik, aldehid yang massa molarnya lebih tinggi, seperti aldehida sinamat
mempunyai abu yang menyenangkan dan digunakan dalam pembuatan parfum.

Keton biasanya kurang reaktif dibandingkan aldehida. Keton yang paling sederhana adalah
aseton, suatu cairan berbau sedap yang digunakan terutama sebagai pelarut untuk senyawa
organik dan pembersih cat kuku.
ASAM KARBOKSILAT
Pada kondisi-kondisi yang sesuai baik alcohol maupun aldehida dapat dioksidasi menjadi
asam karboksilat, asam yang mengandung gugus karboksil – COOH:
CH3CH2OH + O2 → CH3COOH + H2O
CH3CHO + ½ O2 → CH3COOH
Reaksi ini mudah terjadi, faktanya anggur harus dilindungi dari oksigen atmosfer selama
penyimpanan, jika tidak anggur akan segera berubah menjadi cuka akibat pembentukan asam
asetat.
Asam karboksilat tersebar luas di alam, asam ini ditemukan baik dalam tumbuhan maupun
binatang. Semua protein terbuta dari asam amino, jenis khusus asam karboksilat yang
mengandung gugus amino (NH2) dan gugus karboksilat (COOH).
Tidak seperti asam anorganik HCl, HNO3, dan H2SO4, asam karboksilat pada umumnya
merupakan asam lemah. Asam karboksilat bereaksi dengan alcohol untuk membentuk ester
yang baunya sedap:
CH3COOH + HOCH2CH3 → + H2O
asam asetat etanol etil asetat
Reaksi umum yang lain dari asam karboksilat adalah penetralan
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
dan pembentukan halide asam, seperti asetil klorida
CH3COOH + PCl5 → CH3COCl + HCl + POCl3
asetil klorida fosforil klorida
Halida asam merupakan senyawa reaktif yang digunakan sebagai zat antara dalam pembuatan
banyak senyawa oragik lainnya.
Asam karboksilat meiliki titik didih yang lebih dibandingkan dengan ester karena
mengandung ikatan hydrogen antar molekulnya, sementara ester tidak memiliki ikatan
hydrogen.
ESTER
Ester adalah satu golongan senyawa organic yang sangat berguna, dapat diubah menjadi
aneka ragam senyawa yang lain. Ester mempunyai rumus umum R’COOR, dimana R’ dapat
berupa H, suatu gugus alkil, atau suatu gugus hidrokarbon aromatic dan R adalah gugus alkil
atau gugus hidrokarbon aromatik. Ester digunakan dalam pembuatan parfum dan pemberi
rasa dalam industry gula-gula dan minuman ringan. Bau khas dan rasa dari banyak buah-
buahan ditentukan oleh keberadaan ester-ester ini. Sebagai contoh, pisang mengandung
isopentil asetat CH3COOCH2CH2CH(CH3)2, mengandung oktil asetat CH3COOC8H17,
dan apel mengandung metil butirat CH3CH2CH2COOCH3.
Gugus fungsi pada ester adalah – COOR. Dengan katalis asam, seperti HCl, ester bereaksi
dengan air (reaksi hidrolisis) untuk menghasilkan asam karboksilat dan alcohol. Sebagai
contoh, dalam larutan asam, etil asetat akan diubah menjadi asam asetat:
CH3COOC2H5 + H2O ↔ CH3COOH + C2H5OH
etil asetat asam asetat etanol
Tetapi reaksi ini tidak berkesudahan sebab terjadi reaksi bolak-balik, yaitu pembentukan ester
dari alcohol adan asam, juga akan terjadi hingga tingkat yang cukup tinggi. Disisi lain, jika
reaksi hidrolisis berlangsung dalam larutan NaOH dalam air, etil asetat diubah menjadi
natrium asetat, yang tidak bereaksi dengan ethanol, sehingga reaksi ini berkesudahan dari kiri
ke kanan:
CH3COOC2H5 + NaOH → CH3COONa + C2H5OH
etil asetat natrium asetat etanol
Penyabunan kini telah menjadi istilah umum untuk hidrolisis basa dari semua jenis
ester.Molekul sabun dicirikan oleh rantai hidrokarbon nonpolar yang panjang dan kepala
polar (gugus – COO-) tetap diluar permukaan nonpolar minyak.
AMINA
Amina adalah basa organic. Amina mempunyai rumus umum R3N dengan R adalah gugus-
gugus alkil atau gugus hidrokarbon aromatic. seperti, ammonia, amina adalah basa Bronsted
yang bereaksi dengan air sebagai berikut:
RNH2 + H2O → RNH3+ + OH-
Seperti semua basa, amina membentuk garam bila bereaksi dengan asam:
CH3NH2 + HCl → CH3NH3+Cl-
metil amina metil ammonium klorida
Garam ini biasanya berupa padatan tidak berwarna, tidak berbau yang larut dalam air.
Kebanyakan amina aromatic bersifat karsinogenik.

SENYAWA AROMATIK DAN TURUNANNYA


Benzena (C6H6) adalah senyawa induk dari golongan besar zat organic ini.

Benzena berupa molekul segi enam datar dengan atom-atom karbon yang terletak pada
keenam sudutnya. Semua ikatan karbon-karbon sama panjang dan kuatnya, sama halnya
dengan semua ikatan karbon-hidrogen, dan semua sudut CCC dan HCC adalah 1200. Jadi,
setiap atom karbon terhibridisasi sp2, setiap atom itu membentuk tiga ikatan sigma dengan
dua atom karbon disebelahnya dan dengan atom hydrogen. Susunan ini menyisakan satu
orbital 2pz yang tidak terhibridisasi pada setiap atom karbon, tegak lurus terhadap bidang
molekul benzene atau cincin benzene. Dalam melekul etilena, tumpang tindih dua orbital 2pz
menghasilkan satu orbital molekul ikatan dan satu orbital molekul antiikatan, yang
terlokalisasi pada kedua atom C. tetapi, interaksi orbital 2pz dalam benzene mengarah pada
pembentukan orbital molekul terdelokalisasi, yang tidak terbatas diantara kedua atom
bersebelahan yang saling berikatan saja, tetapi juga meluas hingga tiga atom atau lebih.
Molekul benzene dapat mengalami reaksi substitusi. Jika benzene dengan satu atom H
digantikan oleh atom satu gugus atom yang lain disebut dengan monosubstituen. Contohnya:
etilenbenzena, klorobenzena, aminobenzena, nitrobenzene, hidroksibenzena, dan masih
banyak lagi dengan gugus yang berbeda-beda.

etilbenzena klorobenzena aminobenzena hidroksibenzena


( aniline ) ( fenol )
Jika benzene dengan dua atom H digantikan oleh atom atau gugus lain disebut disubstituen
dan menghasilkan tiga macam isomer berdasarkan letak kedua gugus. Jika kedua gugus
berdekatan dinamakan orto; jika kedua gugus dipisahkan satu atom C dinamakan meta; dan
jika kedua gugus dipisahkan dua atom C dinamakan para. Gugus yang menggantikan atom H
pada benzene bisa sama ataupun berbeda yang memungkinkan dihasilkannya senyawa
turunan benzene yang lebih banyak sebagai bagian dari senyawa karbon.

orto-dibromobenzena meta-dibromobenzena para-dibromobenzena


Sejumlah besar senyawa dapat dibuat dari zat-zat dengan cincin benzene yang digabungkan.
Yang paling terkenal dari senyawa semacam ini adalah naftalena, yang digunakan dalam
kamper. Senyawa ini dan banyak senyawa serupa lainnya terdapat dalam aspal cair. Beberapa
senyawa dengan beberapa cincin merupakan karsinogen yang kuat-senyawa tersebut dapat
menyebabkan kanker pada manusia dan binatang.

Sumber:
Chang. R. 2001. Kimia Dasar “Konsep-Konsep Inti”. Jilid I dan II (Terjemahan oleh
Suminar). Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.
Keenan, Kleinfelter. A. Hadyana (Alih Bahasa). 1986. Kimia Untuk Universitas. Jakarta.
Erlangga.
Diposkan oleh zul72garblogspot.com di 07.38

Tingkat Energi Elektron


Standard

Perhatikan! Petir sangat berbahaya. Sebuah


sambaran tunggal petir bisa membawa miliar volt listrik. Itu energi yang cukup untuk
menyalakan bola lampu 100 watt -selama tiga bulan! Mengesankan seperti itu, petir tidak
lebih dari aliran tiba-tiba partikel yang sangat kecil. Apa partikel yang mengalir pada petir?
Jawabannya adalah elektron.

Apa itu Elektron?

Elektron adalah salah satu dari tiga jenis utama dari partikel yang membentuk atom. Dua
jenis lainnya adalah proton dan neutron. Tidak seperti proton dan neutron, yang terdiri atas
partikel sederhana yang lebih kecil, elektron merupakan partikel dasar yang tidak terdiri dari
partikel yang lebih kecil. Mereka adalah jenis partikel fundamental yang disebut lepton.
Semua lepton memiliki muatan listrik -1 atau 0.
Sifat Elektron

Elektron sangat kecil. Massa elektron hanya sekitar 1/2000 massa proton atau neutron,
sehingga elektron hampir tidak memberikan kontribusi pada massa total atom. Elektron
memiliki muatan listrik yakni -1, yang sama tetapi berlawanan dengan muatan proton, yaitu
+1. Semua atom memiliki jumlah elektron yang sama dengan proton, sehingga muatan positif
dan negatif “meniadakan,” membuat atom netral.

Dimanakah Elektron?

Tidak seperti proton dan neutron, yang terletak di dalam inti di pusat atom, elektron
ditemukan di luar inti. Karena muatan listrik berlawanan akan saling tarik, elektron yang
negatif tertarik ke inti yang positif. Ini gaya tarik-menarik membuat elektron terus bergerak
melalui ruang yang kosong di sekitar inti. Gambar di bawah ini adalah cara yang umum untuk
mewakili struktur atom. Ini menunjukkan elektron sebagai partikel yang mengorbit inti, mirip
dengan cara kalau planet-planet mengorbit matahari.

Gambar 2. Model Struktur Atom

Orbital

Model atom di atas berguna untuk beberapa tujuan, tapi itu terlalu sederhana ketika masuk ke
lokasi elektron. Pada kenyataannya, tidak mungkin untuk mengatakan bagaimana jalur
elektron yang akan diikutinya. Sebaliknya, itu hanya mungkin untuk menggambarkan
kemungkinan menemukan elektron di daerah tertentu di sekitar inti. Wilayah di mana
elektron paling mungkin disebut orbital. Setiap orbital dapat memiliki paling banyak dua
elektron. Beberapa orbital, yang disebut orbital S, berbentuk seperti bola, dengan inti di
tengah. Orbital S digambarkan pada Gambar di bawah ini. Dimana titik-titik yang padat,
yaitu peluang untuk menemukan elektron lebih besar. Juga digambarkan pada Gambar di
bawah ini adalah orbital P. Orbital P berbentuk seperti lonceng, dengan inti di bagian yang
terjepit tali.
(Gambar 3. Orbital)

Q: Berapa banyak elektron bisa ada pada setiap jenis orbital yang ditunjukkan di atas?

A: Ada dapat maksimal dua elektron dalam setiap orbital, terlepas dari bentuknya.

Q: Dimana inti di setiap orbital?

A: Inti berada di pusat masing-masing orbital. Itu adalah di tengah-tengah bola pada orbital S
dan di bagian terjepit dari P orbital.

Bagaimana Tingkat Energi nya?

Elektron berada pada jarak tetap dari inti, disebut tingkat energi. Anda dapat melihat tiga
tingkat energi pada Gambar di bawah. Diagram juga menunjukkan jumlah elektron pada
setiap tingkat energi maksimum yang mungkin.

Elektron pada tingkat energi yang lebih rendah, yang lebih dekat dengan inti, memiliki energi
yang lebih sedikit. Pada tingkat energi terendah, yang memiliki paling sedikit energi, hanya
ada satu orbital, sehingga tingkat energi ini memiliki maksimal dua elektron.

Hanya ketika tingkat energi yang lebih rendah penuh elektron akan ditambahkan ke tingkat
energi yang lebih tinggi berikutnya. Elektron pada tingkat energi yang lebih tinggi, yang
lebih jauh dari inti, memiliki lebih banyak energi. Mereka juga memiliki lebih banyak orbital
dan mungkin jumlah yang lebih besar dari elektron.

Elektron pada tingkat energi terluar dari suatu atom disebut elektron valensi. Mereka
menentukan banyak sifat dari suatu unsur. Itu karena elektron yang terlibat dalam reaksi
kimia dengan atom lain. Atom dapat berbagi atau transfer elektron valensi. Elektron bersama
mengikat atom bersama untuk membentuk senyawa kimia.
(Gambar 4. Tingkat Energi Elektron)

Q: Jika atom memiliki 12 elektron, bagaimana mereka akan didistribusikan dalam tingkat
energi?

A: atom akan memiliki dua elektron pada tingkat energi pertama, delapan di tingkat energi
kedua, dan dua sisanya pada tingkat energi ketiga.

Q: Kadang-kadang, sebuah elektron melompat dari satu tingkat energi yang lain. Bagaimana
Anda pikir hal ini dapat terjadi?

A: Untuk mengubah tingkat energi, elektron harus baik mendapatkan atau kehilangan energi.
Itu karena elektron pada tingkat energi yang lebih tinggi memiliki lebih banyak energi
daripada elektron pada tingkat energi yang lebih rendah.

Ringkasan

 Elektron adalah salah satu dari tiga jenis utama dari partikel yang membentuk atom. Mereka
sangat kecil dan memiliki muatan listrik yakni -1.
 Semua atom memiliki jumlah elektron yang sama dengan proton.
 Elektron bermuatan negatif tertarik ke inti yang positif. Ini gaya tarik-menarik membuat
elektron terus bergerak di sekitar inti. Wilayah di mana elektron paling mungkin ditemukan
disebut orbital.
 Elektron berada pada jarak tetap dari inti, disebut tingkat energi. Elektron pada tingkat
energi yang lebih rendah memiliki energi kurang dari elektron pada tingkat energi yang lebih
tinggi

Kosa kata

Elektron: partikel atom bermuatan negatif yang bergerak di sekitar inti atom.

Sumber: http://www.ck12.org

Anda mungkin juga menyukai