Anda di halaman 1dari 13

PRESENTASI KASUS

Seorang Anak Laki-Laki Berusia 3 Tahun dengan Kejang Demam Kompleks

Disusun Oleh:
Akmalia Fatimah G99172029
Astarina Indah H G99172050
Zahra Afifah H G99172162

Pembimbing:
dr. Argadia Yuniriyadi, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK / PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus Ilmu Kesehatan Anak dengan judul :

Seorang Anak Laki-Laki Berusia 3 Tahun dengan Kejang Demam Kompleks

Oleh :
Akmalia Fatimah G99172029
Astarina Indah H G99172050
Zahra Afifah H G99172162

Telah disetujui untuk dipresentasikan pada tanggal:


8 Maret 2019

dr. Argadia Yuniriyadi, Sp.A


BAB I
STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. VFA
Usia : 3 tahun
Tanggal Lahir : 17 Februari 2016
Berat Badan : 19 kg
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Brangkal RT/RW 002/014
Tanggal Pemeriksaan : 5 Maret 2019
Nomor Rekam Medis : 01 98 xx xx

B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan terhadap orang tua pasien (alloanamnesis) saat
pasien di rawat di bangsal Dadas Serep Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Pandan Arang
1. Keluhan Utama
Demam
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 hari SMRS. Demam
tinggi muncul tiba-tiba di malam hari. Pasien kemudian diberi obat
penurun panas yang dibeli di warung sehingga panas turun hingga pagi. Di
pagi hari, panas pasien naik lagi. Pasien kemudian di bawa ke Puskesmas.
Saat menunggu antrian di Puskesmas, pasien kejang. Kejang terjadi
seluruh tubuh, badan kaku, mata melirik ke atas, berlangsung 2 menit.
Pasien kemudian diberi obat kejang per rektal dan kemudian pasien
tertidur. Selang beberapa menit pasien kembali kejang seluruh tubuh,
badan kaku dan berlangsung 5 menit. Pasien diberi obat via rektal lagi.
Setelah itu, pasien kejang lagi 2 kali selama di Puskesmas dengan bentuk
yang sama dengan sebelumnya namun kurang dari 1 menit. Menurut ibu
pasien, pasien sudah diinfus dan dimasukkan obat lewat infus saat di
Puskesmas. Pasien kemudian dirujuk ke RS Pandan Arang.
Keluhan demam disertai batuk dan pilek. Riwayat keluar cairan dari
telinga disangkal. Tidak ada mual dan muntah. Namun, makan dan minum
namun pasien lebih sedikit dari biasanya. BAK dalam batas normal. Hari
masuk rumah sakit, BAB pasien 3x dengan konsistensi cair, berwarna
kuning tanpa lendir dan darah.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat keluhan serupa di keluarga : disangkal
Riwayat mondok di RS : positif, karena diare, saat pasien berusia 1,5
tahun selama 3 hari.

4. Riwayat Penyakit Keluarga dan Faktor Lingkungan


Riwayat keluarga :
 Riwayat kejang demam : disangkal
 Riwayat epilepsi : disangkal
 Riwayat diare : disangkal

5. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal serumah dengan Ayah, Ibu dan Adik perempuannya.
Ayah pasien bekerja sebagai karyawan swasta, ibu pasien adalah ibu
rumah tangga. Pasien menggunakan fasilitas BPJS.

6. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Status ibu P2A0, usia ibu saat hamil adalah 22 tahun. Ibu rutin
kontrol selama masa kehamilan di bidan sebanyak satu kali setiap
bulannya dan menerima vitamin dan suplemen. Riwayat penyakit saat
kehamilan disangkal. Kesan kehamilan normal.
Pasien lahir spontan, cukup bulan, dan berat lahir 3200 gram,
panjang badan 49 cm, langsung menangis kuat, tidak biru, gerak aktif,
tidak kuning. Kesan kelahiran normal.
7. Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi pasien : lengkap
0 bulan : Hep B
1 bulan : BCG, Polio 1 `
2 bulan : DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan : DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan : DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan : campak
8 bulan : pentabio
24 bulan : campak
Kesan imunisasi lengkap sesuai jadwal Kemenkes 2014.
8. Riwayat Nutrisi
Sebelum sakit, pasien makan tiga kali sehari dengan menu makan
nasi disertai lauk pauk beraneka ragam, seperti ikan, tahu, tempe dan
sayuran. Namun semenjak sakit, pasien sulit makan karena tidak nafsu
tetapi pasien tidak memuntahkan makanan ataupun minumannya. Dari
hasil anamnesis didapatkan kesan kualitas dan kuantitas nutrisi masih
cukup baik.
9. Status Gizi
a. Berat Badan/Usia : 3 tahun 11 bulan, 19 kg
0 SD< BB/U< 2 SD
Interpretasi BB/U : Normal
b. Tinggi Badan/Usia : 3 tahun 11 bulan, 107 cm
0 SD< TB/U< 1 SD
Interpretasi TB/U : Perawakan pendek
c. BB/TB :
0 SD< TB/U< 1 SD
Interpretasi BB/TB : Gizi normal
Kesimpulan: Gizi normal dengan tinggi dan berat badan normal menurut
kurva WHO 2006.

10. Pohon Keluarga

II

III

An. VAF usia 3 tahun

Keterangan:
Laki-laki Pasien
Perempuan

PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Tampak sakit sedang, kesadaran composmentis (E4V5M6)
2. Tanda vital
Suhu : 37,6oC
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Denyut nadi : 135 x/menit
Saturasi O2 : 99%
Frekuensi pernapasan : 22 x/menit
3. Kepala
Mesocephal
4. Mata
Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), refleks cahaya (+/+) , mata
cekung (-/-)
5. Telinga
Sekret (-), tidak ada nyeri tekan telinga
6. Hidung
NCH (-/-), sekret (-)
7. Mulut
uvula di tengah, tonsil T2 –T2, tonsil tidak hiperemis, kripte tidak melebar,
detritus (-), faring hiperemis (-), pseudomembran (-), post nasal drip (-).
8. Leher
Pembesaran KGB (-)
9. Thorax
Simetris, retraksi (-), normochest (+)
10. Cor
Inspeksi : iktus cordis tak tampak
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi Jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-)
11. Pulmo
Inspeksi : pengembangan dinding dada kanan < kiri
Palpasi : fremitus raba sde
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : SDV (+/+), suara tambahan (-/-)
12. Abdomen
Inspeksi : dinding dada sejajar dinding perut
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak alih (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba, turgor
kembali cepat.
13. Ekstremitas
Akral dingin (-/ -), ADP teraba kuat, CRT < 2 detik, petekie (- / -)

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hematologi (5/3/2019)
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hematologi
rutin
Hemoglobin 10.3 g/dl 9,4-13,0
Hematokrit 30 % 31-43
Leukosit 15.34 ribu/ul 5,0-19,5
Trombosit 288 ribu/ul 150-450
Eritrosit 3.88 juta/ul 4.0-5,20
Index eritrosit
MCV 77.3 /um 80,0-96,0
MCH 26,5 Pg 28,0-33,0
MCHC 34,3 g/dl 33,0-36,0
RDW 13,1 % 11,6-14,6
Hitung jenis
Eosinofil 0,10 % 0,00-4,00
Basofil 0,10 % 0,00-1,00
Netrofil 79,00 % 18,00-74,00
Limfosit 14,50 % 60,00-66,00
Monosit 6,30 % 2,00-8,00

Kimia Klinik (5/3/2019)


Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Elektrolit
Natrium darah 135 mmol/L 129-147
Kalium darah 3,5 mmol/L 3.5-6.1
Chlorida darah 107 mmol/L 98-107
Glukosa darah 68 mg/dL 70-125
DAFTAR MASALAH
Anak laki-laki berusia 3 tahun, berat badan 19 kg dengan :
- Demam mendadak tinggi sejak 1 hari SMRS, turun setelah diberikan obat
penurun demam lalu naik kembali.
- Pasien mengalami kejang berulang (4x) dalam 1 hari
- Pasien tampak lemas, nafsu makan menurun.
- Perawakan pasien pendek
DIAGNOSIS BANDING
Kejang demam kompleks
Kejang demam simpleks
Epilepsi
DIAGNOSIS KERJA
- Kejang demam kompleks
PENATALAKSANAAN
1. Rawat bangsal anak
2. Infus asering 20 tpm
3. Paracetamol (15mg/kgBB/8 jam) ~ 200 mg/8jam po
PLANNING
- Cek lab darah rutin
- Cek GDS
- Cek Elektrolit
MONITORING
- KUVS/8 jam
- Balance cairan/8 jam
PROGNOSIS
- Ad vitam : dubia
- Ad sanationam : dubia
- Ad fungsionam : dubia
FOLLOW UP PASIEN
1. 6/7/19
Subjektif
Demam (-), kejang (-), mual (-), muntah (-), makan minum (+)
Obyektif
a. Keadaan umum: tampak sakit sedang, composmentis
b. VS
1) HR : 120x/ menit
2) RR : 20x/ menit
3) T : 36,7
c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Mesocephal
2) Mata : Anemis (-/-), ikterik (-/-)
3) Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), Sekret (-/-), Epistaksis
(-/-)
4) Mulut : Mukosa basah (+), Tonsil T2-T2 tidak hiperemis,
detritus (-)
5) Leher : Pembesaran KGB (-)
6) Thorax : simetris, retraksi (-)
Pulmo : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Cor : Bunyi jantung I & II reguler, Bising (-)
7) Abdomen : Bising usus (+) supel, hepar lien tidak teraba
8) Ekstremitas : akral dingin (-/-), ADP kuat, CRT < 2 detik
Assesment
Kejang demam kompleks
Terapi
1) Infus asering 20 tpm
2) Paracetamol (15mg/kg/8jam) ~ 200 mg/ 8 jam
Monitoring
KUVS/ 8 jam
2. 7/3/19
Subjektif
Demam (-), kejang (-), mual muntah (-), makan minum (+)
Obyektif
Keadaan umum: tampak sakit sedang, composmentis
1) VS
HR : 122x/ menit
RR : 22x/ menit
T : 36,5
Usia/BB: 3 tahun/ 19kg
2) Pemeriksaan fisik
Kepala : Mesocephal
Mata : Anemis (-/-), ikterik (-/-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), Sekret (-/-)
Mulut : Mukosa basah (+), Tonsil T2-T2 tidak hiperemis,
detritus (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : simetris, retraksi (-)
Pulmo : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Cor : Bunyi jantung I & II reguler, Bising (-)
Abdomen : Bising usus (+) supel, hepar lien tidak teraba
Ekstremitas : akral dingin (-/-), ADP kuat, CRT < 2 detik
Assesment
Kejang demam kompleks
Terapi
1) Infus asering 20 tpm
2) Paracetamol (15mg/kg/8jam) ~ 200 mg/ 8 jam
Monitoring
KUVS/8 jam
BAB II
ANALISIS KASUS

Dari hasil anamnesis didapatkan pasien demam tinggi sejak 1 hari SMRS.
Demam tinggi muncul tiba-tiba di malam hari. Pasien kemudian diberi obat
penurun panas yang dibeli di warung sehingga panas turun hingga pagi. Di pagi
hari, pasien kembali mengalami demam. Pasien kemudian dibawa ke Puskesmas.
Saat sedang menunggu antrian di Puskesmas, pasien tiba-tiba mengalami
kejang. Kejang terjadi seluruh tubuh, badan kaku, mata melirik ke atas,
berlangsung 2 menit. Pasien kemudian diberi obat kejang per rektal dan kemudian
pasien tertidur. Selang beberapa menit pasien kembali kejang seluruh tubuh,
badan kaku dan berlangsung 5 menit. Pasien diberi obat via rektal untuk kedua
kalinya. Setelah itu, pasien kejang lagi 2 kali selama di Puskesmas dengan bentuk
yang sama dengan sebelumnya namun kurang dari 1 menit. Menurut ibu pasien,
pasien sudah diinfus dan dimasukkan obat lewat infus saat di Puskesmas. Pasien
kemudian dirujuk ke RS Pandan Arang.
Di IGD RS Pandan Arang, pasien masih demam dan tidak nafsu makan.
Pasien juga sudah tidak lagi mengalami kejang. Pasien akhirnya dimasukan ke
bangsal anak untuk observasi lebih lanjut.
Pasien sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin dan elektrolit
untuk mengetahui apakah terdapat tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit dan
infeksi. Dari hasil pemeriksaan elektrolit tidak didapatkan ketidakseimbangan
elektrolit dan kadar elektrolit pada pasien normal.
Pasien tidak memiliki riwayat kejang sebelumnya pun tidak memiliki
riwayat keluarga epilepsi. Usia pasien yang masih 3 tahun serta suhu pasien yang
mendadak tinggi dipertimbangkan menjadi faktor penyebab pasien mengalami
kejang. Kejang yang dialami pasien merupakan kejang umum yang berlangsung
sekitar 5 menit dan berulang dalam 24 jam, sehingga dapat dilakukan diagnosis
kejang demam kompleks.
Pasien kemudian diterapi menggunakan infus asering 20 tpm. Selain itu,
pasien juga diberikan paracetamol 15 mg/kgBB/8 jam setara 200mg/8jam sebagai
terapi simptomatik untuk demam pasien.

Anda mungkin juga menyukai