Anda di halaman 1dari 4

A.

GLOSSITIS DAN DIABETES MILITUS


Diabetes mellitus (DM) adalah sekumpulan penyakit metabolik yang
dikarakteristikkan dengan hiperglikemiaa yang disebabkan oleh defek sekresi insulin,
resistensi penggunaan insulin atau keduanya. World Health Organization (WHO)
membagi DM secara umum menjadi 2 bentuk utama yaitu DM tipe dependan-insulin
(DM Tipe 1) dan DM tipe non dependan insulin (DM Tipe 2). (Ali, 2013)
DM mempunyai banyak komplikasi. DM disebutkan sebagai penyebab utama
dari kebutaan, gagal ginjal, amputasi anggota gerak bawah dan kematian akibat
penyakit kardiovaskular. Hiperglikemia kronis juga menyebabkan perubahan struktur
jaringan dan dihubungkan dengan kerusakan dari proses penyembuhan luka,
kerentanan terhadap infeksi serta disfungsi mikrovaskular dan makrovaskular. (Ali,
2013)

Serupa dengan hal tersebut, terdapat komplikasi kesehatan ulut yang


mempunyai hubungan dengan DM. Yang termasuk di dalamnya antara lain
berbagai macam penyakit inflamasi, berkurangnya sekresi air liur, dan keadaan
oral-mukosa yangpatologis. Lebih lanjut, penyakit inflamasi seperti gingivitis,
periodontitis, candidiasis, stomatitis, benign migratory glossitis, median
rhomboid glossitis dan angular cheilitis telah dilaporkan oleh berbagai studi yang
ada.
Gambar 2. Manifestasi oral pada DM dan mekanisme terjadinya.
(Ghabanchi, 2011)

Setelah jaringan periodontal, tempat di ronga mulut yang seringkali


dihubungkan dengan Dm adalah mukosa lidah. Secara normal, permukaan dorsal
dari teringan mempuyai distribusi filiform dan fungiform yang merata, sehinga
memberikan warna merah muda terang.permukaan ventral dan lateral halus,
tanpa papilla dan mempunyai warna merahmuda yang lebih gelap karena terdapat
vena yang prominen. (Ghabanchi, 2011)
Adapun pada fissured tongue, permukaan dorsal yang halus terganggu oleh
satu atau lebih fisura yang ada sepanjang telinga. Fisura ini dimungkinakan oleh
karena laju air liru yang rendah yang kemudian merubah linkungan pada rongga
mulut sehingga lidah penderita DM lebih mudah terkena trauma dan lebih sukar
untuk sembuh dibanding non penderita DM (Ghabanchi, 2011)

.
Gambar 3. Fisura pada lidah dan bald tongue (Ghabanchi, 2011)

Atrofi dari papilla lidah baik berupa patch maupun total menjadikan adanya
gambaran “bald tounge” (Gambar 3) yang sering ditemukan pada pasien DM.
Atrofi generalisata sering dihubungkan dengan defisiensi nutrisi, terutama jika
terdapat kemerahan yang sangat. Atrofi fokalis dapat mengidikasikan adanya
infeksi candida (Ghabanchi, 2011)
Terdapat kondisi unik yang dinamakan median rhomboid glossitis dimana
atrofi berada ditengah dari midline, pada permukaan posterior telinga, anterior
dari bentukan-V pada papila circumvallate (Gambar 4). Kondisi ini umumnya
halus dan datar. Kondisi ini merupakan manivestasi dari candidiasis kronis.
Sebuah studi menyebutkan 26.9% pasien dari 176 pasien DM mempunyai
gambaran ini. Di studi lain median rhomboid glossitis lebih banyak ditemukan
pada pasien DM dibandingkan dengan non-DM dan dihubungkan dengan
peningkatan jumlah Candida psudohypae pada usapan mulu, nefropati dan
retinopati (Ghabanchi, 2011)

Gambar 4. Median Rhomboid Glossitis (Ghabanchi, 2011)

Kondisi lain yang kerap diderita oleh penderita Dm adalah geographic tonge
atau bingn migratory glosstis (Gambar 5). Kondisi ini memperlihatlkan atrofi
fokal pada papilla lidah dengan pola geografik illegular dengan karakteristik
penonjolan keputihan atau kekuningan yang berpindah dari waktu ke waktu.
Kondisi ini tidak disebabkan oleh infeksi kandida. Kondisi ini dikarakteristikkan
sebagai inflamasi dan juga terdapat gejala berupa nyeri, gatal dan sensasi terbakal
pada mukosa lidah (Ghabanchi, 2011)
Gambar 5. Geographic tongue (Ghabanchi, 2011)

Anda mungkin juga menyukai